BAB I
PENDAHULUAN
D.Batasan Operasional
1. Kewaspadaan universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh
seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi dan didasarkan
pada prinsip bahwa darah dancairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik
berasal daripasien maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007).
2. Semua sarana kesehatan adalah termasuk rumah sakit,puskesmas dan praktek dokter
dan dokter gigi, tindakan yang dapat mengakibatkan luka atau tumpahan cairan tubuh,
atau penggunaan alat medis yang tidak steril, dapat menjadi sumber infeksi penyakit
tersebut pada petugas layanan kesehatan dan pasien lain. Jadi seharusnya ada pedoman untuk
mencegah kemungkinan penularan terjadi. Pedoman ini disebut sebagai kewaspadaan universal.
Harus ditekankan bahwa pedoman tersebut dibutuhkan tidak hanya untuk melindungi terhadap
penularan HIV, tetapi yang tidak kalah penting terhadap infeksi lain yang dapat berat dan sebetulnya
lebih mudah menular.
E. Landasan Hukum
1. Undang Undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Peraturan menteri Kesehatan no. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
masyarakat
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. DENAH RUANG
R. Tindakan R. Konsultasi R. KIA - KB Gudang Obat
Poli Umum R. PI
R. Kamar Obat R. Tunggu Dapur
R. Pendaftaran Poli Gigi K. Mandi / WC
B. STANDART FASILITAS
1. F a s i l i t a s d a n S a r a n a
P usk es m a s m en ye di a k an ru an g PI s eb a ga i t em p at u nt u k
pel a ks an a an sterilisasi peralatan medis. Bak pencucian dilengkapi dengan fasilitas
perendamankimia pembersih untuk tujuan dekontaminasi sebelum dilakukan sterilisasi kering
atau basah. Peralatan yang telah disteril ditempatkan dalam bak container dan disimpan didalam
lemari alat di setiap unit pelayanan yang terkait.
Setiap ruang pelayanan di Puskesmas memiliki wastafel sebagai sarana cuci
tangan bagi petugas dengan dilengkapi sanitizer dan pengering tangan.
Ruang laboratorium dilengkapi dengan APD yang sesuai seperti sepatu
keselamatan, masker, kacamata google, Jas lab dan celemek serta fasilitas pembersihan
tangan dan peralatan.
2. Peralatan
Ruang Alat
Watafel
Sterilisator
Rak Alat
Alat Pelindung Diri
Ruang PI Sepatu Keselamatan
Sarung Tangan
Kacamata
Jas Laboratium
Bak instrumen
Celemek
BAB IV
TATA PELAKSANAAN
A. KE WAS PA D AA N UN IVE RS AL
1. Petugas Penanggung Jawab
Koordinator Pelayanan
2. Perangkat Kerja
Wastafel
Sterilisator basah9 kering
Rak alat
alat pelindung diri
Sepatu keselamatan
Sarung tangan
Kaca mata
Jas laboratorium
Bak instrument
Celemek
3. T a t a l a k s a n a
Pasien terinfeksi atau tidak, setiap petugas layanan kesehatan harusmenerapkan kewaspadaan
universal secara penuh dalamhubungan dengan semua pasien (8enurut pusat informasi
penyakitinfeksi nosocomial tahun 2009).
Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Cuci tangan selama 10 - 15 detik (pastikan sela-sela Jari, punggung tangan, ujung jari dan ibu jari
digosok menyeluruh) dengan sabun di air mengalir setelah berhubungan dengan pasien.
Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah atau terkontaminasi dengan cairan
tubuh.
Pakai masker dan kacamata pelindung bila mungkin ada percikan cairan tubuh.
Tangani dan buang Jarum suntik dan alat kesehatan tajam sekali pakai.
Bersihkan dan disinfeksikan tumpahan cairan tubuh pasien dengan disinfektan.
Penanganan alat medis harus sesuai dengan standar disinfeksi dan sterilisasi.
Tangani semua bahan yang telah tercemar cairan tubuh pasien dengan cara sterilisasi atau
disinfeksi.
Pembuangan limbah sesuai dengan prosedur pembuangan limbah Puskesmas
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Perlindungan barier harus sudah bersedia bagi tenaga kesehatan yangmemasuki kamar proteksi,
penggunaan gown, sarung tangan, masker dan kacamata pelindung. Tenaga kesehatan mengenakan
sarung tangan bila risiko terpapar materi infeksius,khususnya sarung tangan direkomendasikan saat tenaga
kesehatan ada goresan atau luka pada kulit,saat melakukan fungsi vena,karena merek berisiko terkena
tumpahan darah atau cairan tubuh lainnya pada tangan,dan bila merekakurang pengalaman. Centre of
Diases Control lebih lanJut merekomendasikan bahwa sarung tangan hanya digunakan sekali pakai.
Menurut blais et al 2006, dikutip dalam bertha, 2010 Konsep pencegahan infeksi nosokomial di
rumah sakit tidak dapat dilakukan secara individual, oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus mengacu
kepada tenaga kesehatan, bahwa tenaga kesehatan adalah pemberian asuhan yang dipimpin oleh tenaga
kesehatan yang professional. Tenaga kesehatan menekankan nilai humanistik dan berespon terhadap
kebutuhan pasien dan tenaga kesehatan. Dengan menekankan pada nilai humanistik dan berespon,maka
upaya pencegahan infeksi nosokomial dirumah sakit dapat dilakukan secara optimal.
Dalam Undang - Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal 165
“Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja.” Berdasarkan pasal
di atas maka pengelola tempat kerja di puskesmas mempunyai kewajiban untuk
menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satunya adalah melalui upaya kesehatan kerja
disamping keselamatan kerja. Puskesmas harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik
terhadap pasien,penyedia layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari
berbagai potensi bahaya di puskesmas.
P ro gr am ke s el am at an k e r j a di pu sk e sm a s m er up ak a n s al ah s at u
up a ya u nt u k m eni n gk at k an m ut u p el a yan an pu sk esm as , k h usu sn ya da l a m
hal k e s e h at an d an keselamatan bagi SDM puskesmas, pasien, pengunjung/pengantar
pasien,masyarakatsekitar.
Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM
puskesmas,aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan
lingkungans ekitar sehingga proses pelayanan puskesmas berjalan baik dan lancar.
Tujuan khusus
a. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan
KAK (Kecelakaan Akibat Kerja).
b. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Kewaspadaan Universal .
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
Pakailah jas (dokter, dokter gigi, analis) saat bekerja
Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran,eye
shower, respirator,dan alat keselamatan kerja yang lainnya.
Buanglah sampah pada tempatnya.
Melakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.
Dilarang merokok
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu (Duality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu sistem
kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan menilai mutu produk
atau Jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian mutu pada pelayanan klinis
diperlukan agar produk layanan klinis terjaga kualitasnya sehingga
memuaskanmasyarakat sebagai pelanggan.
Monitoring kepatuhan terhadap kewaspadaan universal dilakukan oleh
Koordinator Pelayanan secara berkala dengan memanfaat daftar tilik yang sesuai. Langkah-
langkahyang dapat ditempuh untuk meningkatkan efektifitasnya antara lain :
Peningkatan lingkungan kerja yang aman merupakan dasar pencegahan dan pengendalian
penularan patogen pada pelayanan kesehatan.
Kewaspadaan Standar harus diterapkan saat merawat semua pasien.
Penilaian tingkat risiko sangatlah penting dalam pemilihan APD yang akan dipakai saat
melakukan tindakan.
BAB IX
PENUTUP