Perkembangan Konsep Tektonik (Resume)
Perkembangan Konsep Tektonik (Resume)
Dibuat Oleh:
TG-C
(072001400052)
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2016
Pendahuluan
Paham Fixist
Pada model ini, penyusutan Bumi telah membawa kepada bentuk kerut pada
permukaan. Dari Eropa, ahli geologi Austri, Edward Suess (1831-1914)
mempopulerkan gambar Bumi sebagai buah apel yang kering; teorinya dibahas
secara luas dan diterima di Eropa, tetapi di Amerika Utara, ahli geologi James
Dwight Dana (1813-1895) telah mengembangkan versi contraction yang berbeda.
Dana berpendapat bahwa benua telah terbentuk pada tahap awal sejarah Bumi, saat
mineral temperatur rendah seperti kuarsa feldspar dipadatkan. Kemudian Bumi terus
mendingin dan mengkerut sampai mineral-mineral temperatur tinggi seperti olivin
dan piroksen akhirnya dipadatkan. Saat pengkerutan Bumi berlanjut (setelah
sebelumnya padat) permukaannya mulai berubah bentuk (deformasi). Batasbatas
antara benua dan lautan adalah yang mengalami tekanan paling besar, dilihat dari
konsentrasi pegunungan disepanjang tepi benua (teori permanence).
Teori Geosinklin
[http://www.whoi.edu/cms/images/lstokey/2005/1/v41n1-macdonald1en_5766.jpg]
Sejak Perang Dunia II, Amerika Serikat Office of Naval Research telah
mendukung penelitian dasar laut untuk tujuan militer, dan volume besar data
magnetik telah dikumpulkan. Ilmuwan Amerika dan Inggris meneliti data, dan sejak
1966, hipotesis Vine dan Matthews telah dikonfirmasi. Pada 1967-1968, bukti benua
melayang (drifting continents) dan penyebaran dasar laut (spreding sea floor)
disatukan ke dalam kerangka kerja global. Bekerja secara independen, Daniel P.
McKenzie dan Robert L. Parker di Scripps Institution of Oceanography, dan Jason
Morgan di Princeton University, menunjukkan bahwa data yang ada dapat digunakan
untuk menganalisis gerakan kerak sebagai rotasi benda tegar pada bola. Hasilnya
dikenal sebagai Lempeng Tektonik.
Sejak awal 1970-an atau akhir 1960-an pertentangan yang keras antara faham
Fixist dan Mobilist akhirnya reda. Kata Global Tektonik Lempeng selanjutnya lebih
dikenal dengan istilah Tektonik Lempeng (Plate Tectonics). Teori ini bukan hanya
merevisi total faham Fixist seperti Geosinklin dan Undasi, tetapi juga sebagai
pengembangan dari faham Mobilist, tampak jelas merupakan kolaborasi setidaknya
antara hipotesis Continental Drift dengan Sea Floor Spreading. Oleh karena itu
lahirnya konsep ini sebenarnya telah dimulai sebelum 1970, setidaknya setelah R.S.
Dietz (1961) dan Hari Hess (1962) mengemukakan mengenai mekarnya lantai
samudera.
[https://geograph88.blogspot.co.id/2014/02/teori-pergerakan-benua.html]
Dengan teori yang bersifat umum maka akan mampu menjelaskan tatanan
Bumi secara utuh sebagai satu kesatuan sistem, sehingga dapat diketahui bahwa pada
“hakekatnya” semua yang ada di Bumi ini bersifat dinamis dan saling bertautan.
Dengan demikian proses yang terjadi pada setiap elemen / bagian dari Bumi
memberikan akibat pada elemen / bagian Bumi yang lainnya, baik secara sederhana
maupun rumit. Teori ini dikenal dengan nama Global Tektonik Lempeng (Global
Plate Tectonics), merupakan salah satu dari dua revolusi ilmiah dalam bidang
geologi yang telah menyegarkan semua ilmu tentang Bumi, dan menjebol sekat-sekat
lama yang memisahkan antar berbagai disiplin ilmu.
DAFTAR PUSTAKA