Makalah Teknik Gempa
Makalah Teknik Gempa
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….i
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Fenomena Gempa Bumi……………………………………………….1
BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..14
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….iv
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Gempa bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi kita
semua, karena seringkali diberitakan adanya suatu wilayah dilanda gempa bumi,
baik yang ringan maupun yang sangat dahsyat, menelan banyak korban jiwa dan
harta, meruntuhkan bangunan2 dan fasilitas umum lainnya. Gempa bumi
disebabkan oleh adanya pelepasan energi regangan elastis batuan pada litosfir.
Semakin besar energi yang dilepas semakin kuat gempa yang terjadi. Terdapat dua
teori yang menyatakan proses terjadinya atau asal mula gempa yaitu pergeseran
sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak tiba2 sepanjang sesar merupakan
penyebab yang sering terjadi. Klasifikasi gempa bumi secara umum berdasarkan
sumber kejadian gempa (R.Hoernes, 1878). Setiap bencana alam selalu
mengakibatkan penderitaan bagi masyarakat, korban jiwa dan harta benda kerap
melanda masyarakat yang berada di sekitar lokasi bencana.
Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, yang terjadi
pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Getaran pada bumi terjadi
akibat dari adanya proses pergeseran secara tiba-tiba (sudden slip) pada kerak bumi.
Pergeseran secara tiba-tiba terjadi karena adanya sumber gaya (force) sebagai
penyebabnya, baik bersumber dari alam maupun dari bantuan manusia (artificial
earthquakes). Selain disebabkan oleh sudden slip, getaran pada bumi juga bisa
disebabkan oleh gejala lain yang sifatnya lebih halus atau berupa getaran kecil-kecil
yang sulit dirasakan manusia. Getaran tersebut misalnya yang disebabkan oleh lalu-
lintas, mobil, kereta api, tiupan angin pada pohon dan lain-lain. Getaran seperti ini
dikelompokan sebagai mikroseismisitas (getaran sangat kecil). Dimana tempat biasa
terjadinya gempa bumi alamiah yang cukup besar, berdasarkan hasil penelitian, para
peneliti kebumian menyimpulkan bahwa hampir 95 persen lebih gempa bumi
terjadi di daerah batas pertemuan antar lempeng yang menyusun kerak bumi dan di
daerah sesar atau fault.
1
Para peneliti kebumian berkesimpulan bahwa penyebab utama terjadinya
gempa bumi berawal dari adanya gaya pergerakan di dalam interior bumi (gaya
konveksi mantel) yang menekan kerak bumi (outer layer) yang bersifat rapuh,
sehingga ketika kerak bumi tidak lagi kuat dalam merespon gaya gerak dari dalam
bumi tersebut maka akan membuat sesar dan menghasilkan gempa bumi. Akibat
gaya gerak dari dalam bumi ini maka kerak bumi telah terbagi-bagi menjadi
beberapa fragmen yang di sebut lempeng (Plate). Gaya gerak penyebab gempa
bumi ini selanjutnya disebut gaya sumber tektonik (tectonic source).
Selain sumber tektonik yang menjadi faktor penyebab terjadinya gempa bumi,
terdapat beberapa sumber lainnya yang dikategorikan sebagai penyebab terjadinya
gempa bumi, yaitu sumber non-tektonik (non-tectonic source) dan gempa buatan
(artificial earthquake).
2
BAB 2
STUDI MENGENAI GEMPA BUMI
Berdasarkan penyebabnya :
Gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan oleh pergeseran lapisan
batuan pada daerah patahan.
Gempa vulkanik,yaitu gempa yang diakibatkan oleh aktivitas
vulkanisme.
Gempa guguran (gempa runtuhan), yaitu disebabkan oleh runtuhnya
bagian gua.
Gempa tumbukan, yaitu gempa yang disebabkan oleh meteor besar
yang jatuh ke bumi.
picture by wikipedia
Analisis geometri akifer (aquifer : lapisan yang dapat menyimpan dan
mengalirkan air dalam jumlah yang ekonomis. Contoh : pasir, kerikil,
batupasir, batugamping rekahan.) juga melibatkan analisis kedalaman dan
ketebalan.
Selain klasifikasi gempa di atas dikenal juga gempa laut, yaitu gempa
yang episentrumnya terdapat di bawah permukan laut. Gempa ini
menyebabkan terjadinya gelombang pasang yang dahsyat, disebut tsunami.
Seismograf adalah alat pencatat gempa, sedang seismogram adalah rekaman
atau hasil catatan seismograf.
4
2.2 Parameter - Parameter Gempa Bumi
c. Intensitas
Intensitas adalah besaran yang dipakai untuk mengukur suatu
gempa selain dengan magnitude. Intensitas dapat didefenisikan sebagai
suatu besarnya kerusakan disuatu tempat akibat gempa bumi yang diukur
berdasarkan kerusakan yang terjadi. Harga intensitas merupakan fungsi dari
magnitude.jarak ke episenter, lama getaran, kedalaman gempa, kondisi tanah
dan keadaan bangunan. Skala Intensitas Modifikasi Mercalli (MMI)
5
merupakan skala intensitas yang lebih umum dipakai. Dibawah ini akan
diuraikan pembagian intensitas serta efek yang diakibatkan oleh besarnya
intensitas tersebut dan nilai intensitas dalam satuan skala richter.
Analisis Post-Seismic
Post-seismic pada gempa Aceh 2004 dimulai tepat setelah berakhirnya
deformasi elastis pada tahapan co-seismic. Nilai deformasi bertambah sebesar
4 sentimeter dalam kurun waktu 15 hari di stasiun PHKT (Phuket Thailand).
Rekaman sinyal post-seismic menunjukan pola eksponensial sesuai dengan
hukum omori mengenai tahapan ini. Nilai deformasi di stasiun PHKT (Phuket
10
Thailand) setelah 50 hari dari waktu kejadian gempa mencapai 34 cm, dan
nilai ini cukup signifikan, mencapai 1.25 kali nilai deformasi yang diberikan
tahapan co-seismic. Sementara itu stasiun GPS yang dipasang kontinyu di
Universitas Syah Kuala Banda Aceh menunjukkan nilai deformasi post-
seismic sebesar 15 sentimeter setelah 90 hari pengamatan. Deformasi post-
seismic ini dapat terjadi bertahun-tahun lamanya.
Seperti telah disebutkan di atas bahwa studi mengenai tahapan mekanisme
gempa ini akan sangat berguna dalam melakukan evaluasi potensi Bencana
Alam gempa bumi, untuk memperbaiki upaya mitigasi di masa datang.
Setelah melihat mekanisme fase gempa bumi di Aceh 26 Desember 2004
ditambah dengan informasi penelitian siklus gempa bumi, dan penelitian
lainnya, maka kita dapat melakukan evaluasi potensi gempa bumi di masa
yang akan datang di sekitar zona subduksi Sumatera pasca terjadinya gempa
besar tersebut.
3.1 Kesimpulan
Gempa Bumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi,
tidak dapat dicegah dan ditentukan dimana lokasinya. Untuk melihat
mekanisme dari gempa bumi dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi
Global Positioning System ( GPS ). Data GPS dapat dengan baik melihat
deformasi yang mengiringi tahapan mekanisme terjadinya gempa bumi.
Studi mengenai tahapan mekanisme gempa bumi ini akan sangat
berguna dalam melakukan evaluasi potensi bencana alam gempa bumi, untuk
memperbaiki upaya mitigasi dimasa depan.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://http://www.pirba.ristek.go.id/det.php?id=4
http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1030986000&34
http://http://72.14.235.104/search?q=cache:B5UgCE2vrygJ:jurnalsipil
ukm.tripod.com/v2n2_2theo_ari.pdf+ketebalan+inner+core&hl=id&ct=clnk&cd=
1&gl=id
www.appliedgeology.itb.ac.id/static/lab/hg/modul1.pdf
15