Kosmetik Krim
Kosmetik Krim
Di susun oleh :
FAKULTAS FARMASI
PENDAHULUAN
Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian
kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan.
Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-
20. Kosmetik menjadi salah satu bagian dunia usaha. Bahkan sekarang teknologi kosmetik begitu
maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan obat (pharmaceutical) atau yang disebut
kosmetik medik (cosmeceuticals) (Tranggono dan Latifah, 2007).
Kulit merupakan organ pertama yang terkena pengaruh yang tidak menguntungkan dari
lingkungan. Berbagai faktor baik dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh dapat mempengaruhi
struktur dan fungsi kulit, misalnya: udara kering, kelembaban udara yang rendah, sinar matahari,
usia, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh. Faktor-faktor tersebut dapat
menyebabkan penguapan yang berlebihan pada epidermis kulit sehingga kadar air dalam stratum
korneum berkurang dan menyebabkan kulit kering. Secara alamiah kulit berusaha untuk
melindungi diri dari kemungkinan tersebut, yaitu dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang
diperoleh dari kelenjar lemak dan sedikit kelenjar keringat serta adanya lapisan kulit luar yang
berfungsi sebagai sawar kulit. Namun, dalam kondisi tertentu faktor perlindungan kulit alamiah
(natural moisturizing factor) tidak mencukupi sehingga diperlukan perlindungan tambahan non
alamiah (Wasitaatmadja, 1997).
Kondisi kulit yang kering dapat menyebabkan kulit menjadi kasar, sehingga diperlukan
sediaan kosmetik yang bersifat sebagai emolien (pelembut). Bentuk sediaan yang dapat
digunakan untuk membantu melembutkan kulit yaitu lotion dan krim.
Kosmetik emolient termasuk kosmetik perawatan yang bertujuan untuk mempertahankan
struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh seperti udara kering, sinar matahari terik, umur
lanjut, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air
sehingga kulit menjadi lebih kering (Wasitaatmadja, 1997).
Minyak zaitun adalah salah satu contoh bahan alam yang dapat digunakan sebagai bahan
pelembut kulit. Minyak zaitun mengandung zat-zat minyak, berbagai vitamin, dan sejumlah kecil
mineral. Minyak zaitun merupakan pelembut yang baik untuk melembutkan kulit wajah dan
tubuh. Minyak ini kaya akan anti-oksidan alami yang membantu mencegah penuaan kulit dengan
memerangi semua tanda-tanda penuaan seperti keriput, bintik-bintik gelap, dan jerawat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Lotion adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi, digunakan sebagai obat luar.
Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk sebuk halus dengan bahan pensuspensi yang
cocok atau emulsi tipe minyak dalam air (o/w atau m/a) dengan surfaktan yang cocok (FI
III,1979)
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang
dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (FI III,1979). Krim umumnya berupa sediaan
semisolid kental, umumnya berupa emulsi m/a (krim berair) atau emulsi a/m (krim berminyak)
(The Pharmaceutical Codex,1994).
Emolien adalah bahan-bahan yang digunakan untuk mencegah atau mengurangi
kekeringan, sebagai perlindungan bagi kulit.
Lotion yang bersifat emolient adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi yang
ditujukan penggunannya untuk mencegah atau mengurangi kekeringan pada kulit serta
perlindungan bagi kulit.
Krim emolien merupakan krim yang dibuat dengan tujuan untuk mempertahankan
struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh seperti udara kering, sinar matahari terik, usia
lanjut, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air
sehingga kulit menjadi lebih kering.
Semua krim tersebut dapat dikategorikan sebagai krim emolien dengan komposisi dan
karateristik basis yang digunakan berupa vanishing atau foundation cream.
Berdasarkan perbandingan formula lotion emolien yang kami rancang dan formula lotion
emolien yang beredar dipasaran. Formula yang kami rancang mengandung komponen bahan
yang lebih sedikit dibandingkan formula yang beredar di pasaran. Namun dengan formula yang
sedikit tersebut sudah memenuhi kriteria formula standar dari lotion emolien. Di mana dalam
formula emolien umumnya harus mengandung basis minyak/lemak , basis air , emulgator ,
pengawet, antioksidan, emolien, pelarut, parfum (jika perlu). Namun formula yang beredar di
pasaran memiliki banyak komponen bahan aktif. Untuk penggunaanya tidak hanya bisa sebagai
emolien saja tetapi bisa juga sebagai anti inflamasi dan bisa untuk pengobatan penyakit eksema.
Dan dikarenakan bahan aktif yang berasal dari alam sehingga dibutuhkan lebih banyak
emulgator, pengawet dan bahan tambahan lainnya untuk membuat sediaan lebih stabil dan bisa
bertahan dalam waktu cukup lama.
Pembahasan Krim
Melihat dari perbandingan formula krim emolien yang kami rancang dan formula krim
yang ada di pasaran. Formula yang kami rancang mengandung komponen yang lebih efisien
berdasarkan fungsinya. Di dalam formula krim yang kami rancang, kami menggunakan olive oil
sebagai emolien tunggal. Olive oil selain memiliki sifat emolien, juga mengandung vitamin C
yang dapat memproduksi kolagen yang bermanfaat untuk kulit dan vitamin E dan K yang
berfungsi sebagai nutrisi untuk kulit. Sedangkan formulasi krim yang beredar di pasaran
menggunakkan 2 zat pengemolien yaitu almond oil dan anhydrous hypoallergenic lanolin.
Almond oil digunakan karena mengandung vitamin E yang dapat melembutkan kulit.
Selain itu pada formula krim kami, ditambahkan pula nipagin dan nipasol sebagai
pengawet. Sedangkan pada formula yang ada di pasaran tidak ditambahkan pengawet.
Seharusnya pada formula krim ditambahkan pula pengawet untuk mencegah pertumbuhan
mikroorganisme. Adanya pertumbuhan mikroba dapat menyebabkan kerusakan pada sediaan
sehingga menurunkan efektivitasnya dan menurunkan daya simpan.
KESIMPULAN
1. Berdasarkan formulasi formula krim dan lotion emolien yang kami rancang lebih efisien
daripada formula krim dan lotion emolien yang ada di pasaran.
2. Berdasarkan HOPE ( Handbook of Pharmaceutical Excipient )formulasi formula krim dan
lotion emolien yang kami rancang memenuhi persyaratan.
DAFTAR PUSTAKA
2. Tranggono, R.I., Latifah, F., 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
4. Allen, L. V., and Luner, P.E., 2006, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 5th ed,
Pharmaceutical Press and American Assotiation, USA.
5. Lund, W. 1994, The Pharmaceutical Codex Principles and Practise of Phamacetices, 12th
ed, The Pharmaceutical Press, London.