Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
1
colon inloop adalah pemeriksaan secara radiologi yang menggunakan bahan
kontras positif yaitu Barium Sulfat dan bahan kontras negatif yaitu udara dengan
tujuan untuk mengvisualisasikan keadaan colon atau usus besar yang dimasukkan
ke dalam tubuh melalui anus.
2
Dengan hasil laporan kasus ini dapat memberi masukan dan saran
yang berguna bagi rumah sakit, dalam hal ini instalasi radiologi pada
umumnya dan radiografer pada kasusnya mengenai teknik pemeriksaan
colon in loop pediatrik pada kasus invaginasi.
3. Bagi Institusi
Hasil laporan ini dapat menambah kepustakaan dan pertimbangan
referensi tentang teknik pemeriksaan colon in loop pediatric pada kasus
invaginasi.
4. Bagi Pembaca
Memberikan gambaran yang jelas tentang teknik-teknik pemeriksaan
colon in loop pediatrik pada kasus invaginasi.
3
BAB II
DASAR TEORI
Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, yejunum dan ileum. Panjang
duodenum 26 cm, sedangkan yejunum + ileum : 6 m Dimana 2/5 bagian adalah
yejunum (Snel, 89). Sedangkan menurut schrock 1988 panjang usus halus
manusia dewasa adalah 5-6 m. Batas antara duodenum dan yejunum adalah
ligamentum treits.
Yejunum dan ileum dapat dibedakan dari :
1. Lekukan –lekukan yejunum terletak pada bagian atas rongga atas peritoneum
di bawah sisi kiri mesocolon transversum ; ileum terletak pada bagian bawah
rongga peritoneum dan dalam pelvis.
2. Jejunum lebih besar, berdinding lebih tebal dan lebih merah daripada ileum
Dinding jejunum terasa lebih tebal karena lipatan mukosa yang lebih
permanen yaitu plica circularis, lebih besar, lebih banyak dan pada yejunum
lebih berdekatan ; sedangkan pada bagian atas ileum lebar, dan pada bagian
bawah lipatan ini tidak ada.
3. Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen diatas dan
kiri aorta, sedangkan mesenterium ileum melekat dibawah dan kanan aorta.
4
4. Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya menmbentuk satu atau dua
aarkade dengan cabang-cabang yang panjang dan jarang yang berjalan ke
dinding usus halus. Ileum menerima banyak pembuluh darah yang pendek,
yang beraal dari 3 atau 4 atau malahan lebih arkade.
5. Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat pangkalan dan
lemak jarang ditemukan didekat dinding usus halus. Pada ujung mesenterium
ileum lemak disimpan di seluruh bagian , sehingga lemak ditemukan dari
pangkal sampai dinding usus halus.
6. Kelompokan jaringan limfoid (Agmen Feyer) terdapat pada mukosa ileum
bagian bawah sepanjang pinggir anti mesentrik.
5
Daerah yang secara anatomis paling mudah mengalami invaginasi adalah
ileo coecal, dimana ileum yang lebih kecil dapat masuk dengan mudah ke dalam
coecum yang longgar. Invaginasi dapat menyebabkan obstruksi usus baik partil
maupun total.
Invaginasi atau intususepsi merupakan keadaan gawat darurat, dimana
bila tidak ditangani segera dan tepat akan menimbulkan komplikasi lebih lanjut.
Hampir 70% kasus invaginasi terjadi pada anak-anak umur kurang dari 1 tahun,
paling sering dijumpai pada ileosekal. (Tumen 1964; kume GA et al, 1985; Ellis
1990)
6
ideopatik adalah bahwa hal itu terjadi karena peyer patch yang
membesar , hipotensi ini berasal dari 3 pengamatan:
1) Penyakit ini ini sering di dahului oleh infeksi saluran pernafasan atas.
2) Wilayah ileokolika memiliki konsentrasi tertinggi dari kelenjar getah
bening di mesenterium.
3) Pembesaran kelenjar getah bening sering dijumpai pada pasien yang
memerlukan operasi.
Dari penjelasan diatas apakah peyer patch yang membesar
adalah reaksi terhadap invaginasi atau sebagai penyebab invaginasi,
masih tidak jelas
2. Kausal
Pada penderita invaginasi yang lebih besar (lebih dari 2 tahun),
adanya kelainan usus dapat menjadi penyebab invaginasi atau “lead
point” seperti: inverted meckel’s diverticulum, polip usus,
leiomioma, leiosarkoma, hemangioma, blue rubber blep nevi, dan
duplikasi usus. Diverticulum meckel adalah penyebab utama, diikuti
dengan polip seperti putz-jeghers syndrome. Lead point lain
diantaranya lymphangiectasias pendarahan submukosa
Lymphosarcoma sering dijumpai sebagai penyebab invaginasi
pada anak yang berusia diatas 6 tahun. Invaginasi dapat juga terjadi
setelah laparotomi yang biasanya timbul setelah dua minggu pasca
bedah, hal ini terjadi akibat gangguan peristaltic usus, disebabkan
manipulasi usus yang kasar dan lama. ((Kartono, 1986; Cohn 1976;
Chairul Ismail !988).
2.3.2 Patofisiologi Invaginasi
7
Ketidak seimbangan ini dapat disebabkan oleh adanya massa yang
bertindak sebagai “lead point” atau pola yang tidak teratur dari peristalsis
(contohnya, ileus pascaoperasi). ((Tumen 1964).
8
Katakana dengan bahasa dan tehnik yang dimengerti anak
kecl, agar tidak takut bahwa nanti akan disentuh pada bagian
genitalnya. Orang tua pasien mendampingi selama pemeriksaan
9
dapat mengakibatkan perforasi pada rectum.(Text Book of
Radiographic Positioning and Related Anatomy, Edisi-5).
10
b. Posisi Objek : Objek diatur dengan menentukan batas atas
processus xypoideus dan batas bawah simpisis pubis.
c. Central Ray (CR) : Vertikal tegak lurus dengan kaset
d. Central Point (CP) : Pertengahan kedua crista illiaca.
e. FFD : 100 cm
f. Eksposi dilakukan pada waktu pasien ekspirasi penuh dan tahan
nafas.
g. Kriteria Gambar:
Seluruh kolon termasuk fleksura hepatica, fleksura lienalis dan
rectum
11
c. Central Ray (CR) : Vertikal tegak lurus dengan kaset
d. Central Point (CP) : Pertengahan kedua crista illiaca.
e. FFD : 100 cm
f. Eksposi delakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas.
Jika pasien menangis lakukan eksposi pada waktu jeda
tangisannya.
g. Kriteria Gambar:
Untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica (Miller)
12
d. Central Point (CP) : Setinggi spina illiaca antero superior (SIAS)
e. FFD : 100cm
f. Eksposi dilakukan saat pasien diam.
g. Kriteria Gambar:
Daerah rectum dan sigmoid tampak jelas, rekto sigmoid pada
pertengahan radiograf.
13
Gambar 2.4 Proyeksi AP Post Evaluasi dengan (Hooker et al.2008)
g. Kriteria Gambar:
Sisa kontras sudah tidak terlihat pada colon.
14
BAB III
PROFIL KASUS
15
Gambar 3.2 Pesawat Rontgen
Jenis : General X-Ray
Merek : Thosiba
Model : E7239X
No Seri : 08F1026
16
Merk : Fujifilm
Jenis : IP cassete
Ukuran : 35cm x 43 cm
3.3.3 Film
Merk : Fujifilm
Ukuran : 26x36 cm
17
Gambar 3.5 Image Reader
Merk : Fujifilm
Type : FCR Capsula XL II
Nomor seri : 02.08.01.01.68
3.3.5 Printer
18
Jenis : Dry Pix Plus
Merk : Fujifilm
19
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Untuk bayi samapai 2 tahun: tidak ada persiapan khusus yang diperlukan.
2. Untuk anak 2 tahun sampai 10 tahun :
a) Pada malam hari sebelum pemeriksaan hanya makan makanan yang
rendah serat.
b) Malam sebelum periksaan dilakukan pemberian microlax. Jika setelah
diberi microlax tidak menunjukkan pengeluaran yang cukup, maka
dilakukan enema pedi fleet (urus-urus) atas petunjuk dokter.
20
Gambar 4.1 Alat dan Bahan Media Kontras
1) Kateter.
2) Marker R dan L
3) Handscoon
4) Spoit
5) Jelly
6) Media Kontras (Iopamiro dan Air Steril)
7) Tissue atau Kasa.
8) Bengkok
21
5. Untuk melihat organ-organ apakah ada pembesaran hepar, ginjal, dan
lain-lain.
22
Hasil radiograf yang tampak:
23
i. Posisi Objek : Objek diatur dengan menentukan batas atas
processus xypoideus dan batas bawah simpisis pubis.
j. Central Ray (CR) : Vertikal tegak lurus dengan kaset
k. Central Point (CP) : Pertengahan kedua crista illiaca.
l. FFD : 100 cm
m. Faktor Eksposi : 40 kV dan 16 mAs.
n. Eksposi delakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas.
Jika pasien menangis lakukan eksposi pada waktu jeda
tangisannya.
Hasil radiograf yang tampak: media kontras sudah masuk sampai rectum dan
sigmoid.
24
h. Posisi Pasien : Pasien diposisikan lateral atau tidur miring
diatas meja pemeriksaan. Mid Coronal Plan (MCP) diatur pada
pertengahan kaset dan vertical terhadap garis tengah kaset, genu
sedikit fleksi kedua ujung kaki dan tangan dipegang oleh orang
tuanya yang terlebih dahulu diberi apron, hal ini dikarenakan
pasien selalu bergerak dan menangis
i. Posisi Objek : Objek diatur dengan menentukan batas atas
processus xypoideus dan batas bawah simpisis pubis.
j. Central Ray (CR) : Tegak lurus terhadap kaset
k. Central Point (CP) : Setinggi spina illiaca antero superior (SIAS)
l. FFD : 100cm
m. Faktor Eksposi : 40 kV dan 16 mAs
n. Eksposi dilakukan saat pasien diam.
Hasil radiograf yang tampak: media kontras sudah mengisi colon descenden.
Untuk proyeksi lanjutan yaitu post evakuasi 24 jam tidak dilakukan karena
pasien saat itu memerlukan tindakan medis selanjutnya.
25
4.3.5 Hasil Bacaan Dokter
Contras Study:
Kesimpulan
26
Gambar 4.5 hasil bacaan dokter
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada pemeriksaan radiografi di RSUD Jombang. Setelah membahas uraian-
uraian di atas dapat diambil dari beberapa kesimpulan :
Invaginasi atau disebut juga intususepsi yaitu proses dimana suatu
segmen usus bagian proksimal masuk kedalam lumen usus bagian distal sehingga
menyebabkan obstruksi usus dan dapat berakhir dengan strangulasi usus.
5.2 Saran
Saran dari penulis untuk pemeriksaan radiologi di RSUD Jombang agar selalu
memperhatikan alat-alat yang ada di instalasi radiologi. Dan untuk pemeriksaan
sejenis contras sebaiknya menggunakan pesawat fluoroscopy.
28
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
hlm.45.
Sloane. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Kedokteran EGC
INTERNET
http://documents.tips/documents/invaginasi-newww.html
http://documents.tips/documents/intususepsi.html
29
LAMPIRAN
30
Surat Hasil Bacaan Dokter
31