Anda di halaman 1dari 3

MEKANISME EDEMA

 DEFENISI
Edema adalah adanya cairan dalam jumlah besar yang abnormal di ruang jaringan interseluler
tubuh, biasanya menunjukkan jumlah yang nyata dalam jaringan subkutis. Edema dapat
permeabilitas vaskular, atau bersifat sistemik akibat dekompensasio kordis atau penyakit
ginjal.

 ETIOLOGI
Edema terjadi pada keadaan dimana terjadinya peningkatan hidrostatik kapiler, peningkatan
tekanan osmotik plasma. Ginjal memiliki peran sentral dalam mempertahankan homeostasis
cairan tubuh dengan kontrol volume cairan ekstraseluler lewat pengaturan ekskresi natrium
dan air. Hormon antideurik disekresikan sebgai respon terhadap perubahan di dalam volume
darah, tonisitas dan tekanan darah untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.

 FAKTOR RESIKO
 Duduk atau tinggal dalam satu posisi terlalu lama
 Kehamilan
 Mengkonsumsi obat seperti obat diabetes (theiasolidinediones, ekstrogen, obat non
steroidal atau anti peradangan dan obat obat yang membuka pembulu darah)
Karena cairan dibutuhkan oleh janin dan plasenta, tubuh wanita hamil akan
mempertahankan natrium dan air lebih banyak dari biasanya dan meningkatkan
resiko edema.

 PATOFISIOLOGI
Edema terjadi pada kondisi di mana terjadi peningkatan tekanan hidrostatik kapiler,
peningkatan permeabilitas kapiler atau peningkatan tekanan osmotik interstisial, atau
penurunan tekanan osmotik plasma. Ginjal mempunyai peran sentral dalam mempertahankan
horneostatis cairan tubuh dengan kontrol volume cairan ekstraseluler melalui pengaturan
ekskresi natrium dan air. Horon antidiuretik diekskresikan sebagai respon terhadap perubahan
dalam volume darah. Tonisitas dan tekanan darah untuk mempertahankan keseimbangan
cairan tubuh.

 GEJALA KLINIS
 Bengkak atau penggembungan pada jaringan di bawah kulit
 Kulit meregang atau mengkilap
 Peningkatan ukuran perut
 Kulit yang tetap membentuk lesung pipi setelah ditekan beberapa detik

 TERAPI/PENANGANAN
Terapi edema harus mencakup penyebab yang mendasarinya yang reversibel (jika
memungkinkan), pengurangan asupan sodium harus dilakukan untuk meminimalisasi retensi
air. Tidak semua pasien edema memerlukan terapi farmakologis, pada beberapa pasien terapi
non farmakologis sangat efektif seperti pengurangan asupan natrium (yakni kurang dari
jumlah yang di ekskresikan oleh ginjal) dan menaikkan kaki di atas level dari atrium kiri.
Pada komdisi tertentu diuretik harus diberikan bersamaan dengan terapi non farmakologis.
Pemilihan obat, rute pemberian, dan dosis akan sangat tergantung pada penyakit yang
mendasarinya, berat ringannya penyakit dan urgensi penyakitnya. Efek diuretik berbeda
berdasarkan tempat kerjanya pada ginjal.

 DIFERENSIASI DIAGNOSE

Kaki Bengkak Batuk Demam Bengkak Daereh Lain

Sirosis hati   
Malnutrisi  
Gagal jantung    
kongestif

 KOMPLIKASI
Jika tidak diobati edema dapat menimbulkan :
 Pembengkakan yang akan semakin menyakitkan
 Kesulitan berjalan
 Kekakuan
 Peregangan kulit yang dapat terasa gatal
 Peningkatan resiko infeksi di daerah bengkak
 Jaringan parut antar lapisan jaringan
 Penurunan sikluasi darah
Daftar Pustaka

1. IPD. Edisi VI jilid II. Jakarta.2061


2. Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran dorlan. Edisi 29. Hartanto
Huriawati, dkk. Jakarta. Buku Kedok E6C.701
3. Edema patofisiologi & penanganan. Ian effendi, Restu pasaribu (ed). BAIPD.
Jilid I. Edisi IV. Jakarta : FKUI.
4. Guitten, Arthurd c. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi II. Jakarta.
5. Kumar Abbas Aster. Buku Ajar Patologi Robbins. Edisi 9.Cornaen Santoso.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai