Anda di halaman 1dari 14

INTERAKSI OBAT

Herni Suprapti
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Abstrak
Banyak pasien, terutama orang tua, diperlakukan terus menerus dengan satu atau lebih obat untuk
penyakit kronis seperti hipertensi, gagal jantung, osteoarthritis dan sebagainya. Kejadian akut (infeksi
misalnya, infark miokard) diperlakukan dengan obat tambahan. Potensi interaksi obat, oleh karena itu,
besar dan "polifarmasi" merupakan faktor penting untuk dipertimbangkan ketika meresepkan dalam
kelompok ini. Obat juga dapat berinteraksi dengan konstituen diet lainnya (misalnya jus jeruk bali,
yang downregulates ekspresi isoform spesifik P450, CYP3A4, di dinding usus) dan obat herbal
(seperti wort St John), yang terakhir menjadi lebih banyak digunakan meskipun tipis atau tidak ada
bukti keamanan atau keampuhan. Administrasi satu obat (A) dapat mengubah tindakan lain (B)
dengan salah satu dari dua mekanisme umum: 1. modifikasi efek farmakologi dari B tanpa mengubah
konsentrasi di cairan jaringan (interaksi farmakodinamik). 2. perubahan konsentrasi B yang mencapai
situs kerjanya (interaksi farmakokinetik).

DRUG INTERACTION
Herni Suprapti
Lecturer Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya
Abstract
Many patients, especially the elderly, are treated continuously with one or more drugs for chronic
diseases such as hypertension, heart failure, osteoarthritis and so on. Acute events (e.g. infections,
myocardial infarction) are treated with additional drugs. The potential for drug interactions is,
therefore, substantial and “polypharmacy” is an important factor to consider when prescribing in this
group. Drugs can also interact with other dietary constituents (e.g. grapefruit juice, which
downregulates expression of a specific isoform of P450, CYP3A4, in the gut wall) and herbal
remedies (such as St John’s wort), the latter becoming more widely used despite flimsy or absent
evidence of safety or efficacy. The administration of one drug (A) can alter the action of another (B)
by one of two general mechanisms: 1. modification of the pharmacological effect of B without
altering its concentration in the tissue fluid (pharmacodynamic interaction). 2. alteration of the
concentration of B that reaches its site of action (pharmacokinetic interaction).

Aditif: Efek 2 obat yang diberikan bersama-sama,


Efek 2 obat yang diberikan bersamaan, hasilnya lebih besar daripada jumlah efek
yang hasil akhirnya adalah jumlah kedua obat tersebut.
masing-masing obat tersebut.
Antagonis: Interaksi Obat adalah adanya pengaruh
Efek 2 obat yang diberikan bersamaan, suatu obat terhadap obat lain, di dalam
yang hasil akhirnya adalah kurang dari tubuh.
jumlah efek kedua obat tersebut. Interaksi obat dapat terjadi pada
Interaksi Farmakodinamik: farmakokinetik, atau farmakodinamik,
Perubahan farmakodinamik suatu obat atau gabungan keduanya. Interaksi obat in
karena berinteraksi dengan obat lain (mis, vitro (campuran pada larutan atau sediaan
interaksi aditif). injeksi) disebut dengan “drug
Interaksi Farmakokinetik: incompatibilities”, bukan interaksi obat.
Perubahan farmakokinetik suatu obat Salah satu atau kedua obat yang
karena berinteraksi dengan obat lain (mis, bercampur menjadi tidak aktif. Misalnya,
induksi enzim hepatik). campuran thiopental dengan
Sinergis: suxamethonium membentuk senyawa
kompleks. Heparin dapat menginaktifasi
obat lain.
Pasien-pasien yang harus diberi perhatian
Ada ratusan interaksi obat, tetapi yang terjadi interaksi obat adalah pasien lanjut
penting secara klinis hanya beberapa saja usia, yang biasanya menderita beberapa
(Tabel 1). Obat-obat ini kontraindikasi penyakit kronis, sehingga minum banyak
bila diberikan bersama-sama atau harus macam obat, selain tentunya perubahan
disesuaikan dosisnya. klirens obat karena usia.

Tabel 1. Interaksi Obat

Obat yang menyebabkan Obat yang dipengaruhi Keterangan


interaksi

Alcohol CNS depressants Additive CNS depression,


sedation, ataxia, increased
risk of accidents
Acetaminophen Increased formation of
hepatotoxic metabolites of
acetaminophen
Aminoglycosides Loop diuretics Enhanced ototoxicity
Antacids Digoxin, iron supplements, Decreased gut absorption
fluoroquinolones, due either to reaction with
ketoconazole, the drug affected or
tetracyclines, thyroxine reduced gut acidity
Antibiotics Estrogens, including oral Many antibiotics lower
contraceptives estrogen levels and reduce
contraceptive effectiveness
Antihistamines (H1- Anti muscarinics, sedatives Additive effects with the
blockers) drugs affected

Antimuscarinic drugs Drugs absorbed from the small Slowed onset of effect
intestine because stomach emptying
is delayed
Barbiturates, especially Azoles, calcium channel Increased clearance of the
phenobarbital blockers, cyclosporine, affected drugs due to
propranolol, protease enzyme induction, possibly
inhibitors, quinidine, steroids, leading to decreases in drug
warfarin, and many other effectiveness
drugs metabolized in the liver
Beta-blockers Insulin Masking of symptoms of
hypoglycemia
Prazosin Increased “first-dose”
syncope
Bile acid-binding resins Acetaminophen, digitalis, Reduced absorption of the
thiazides,thyroxine affected drug
Carbamazepine Cyclosporine, doxycydine, Reduced effect of other
estrogen, haloperidol, drugs because of
theophylline, warfarin induction of
metabolism
Cimetidine Benzodiazepines, lidocaine, Increased effect of other
phenytoin, propranolol, drugs due to inhibition of
quinidine, theophylline, hepatic metabolism
warfarin
Disulfiram metronidazole, Ethanol Increased hangover effect
certain cephalosporins of ethanol because
aldehyde dehydrogenase is
blocked
Erythromycin Carbamazepine, cisapride, Risk of toxicity due to
quinidine, sildenafil, inhibition of metabolism
theophylline these drugs
Furanocoumarins Aprazolam, Increased effect of other
(grapefruit juice) atorvastatin, cydosporine, drugs due to inhibition
midazolam, triazolam of hepatic metabolism
Ketoconazole and other Benzodiazepines, cisapride Risk of toxicity due to
azoles cyclosporine, fluoxetine, inhibition of metabolism of
lovastatin, omeprazole, these drugs
quinidine,tolbutamide,warfarin
MAO inhibitors Catecholamine releasers Increased NE in
(amphetamine, ephedrine) sympathetic nerve endings
released by the interacting
drugs
Tyramine-containing foods and Hypertensive crisis
beverages
Nonsteroidal anti- Anticoagulants Increased bleeding
inflammatory drugs tendency because of
reduced platelet
aggregation
ACE inhibitors Decreased anti
hypertensive efficacy of
ACE inhibitor
Loop diuretics, thiazides Reduced diuretic efficacy
Phenytoin Doxycycline, methadone, Increased metabolism of
quinidine, verapamil other drugs due to
induction; decreased
efficacy

Quinidine Digoxin Increased digoxin levels


due to decreased clearance;
displacement may play a
role
Rifampin Azole antifungal drugs, Decreased efficacy of these
corticosteroids, drugs due to hepatic P450
methadone, theophylline, isozymes
tolbutamide
Ritonavir Benzodiazepines, cyclosporine, Decreased metabolism of
diltiazem, dronabinol, HMG- other drugs; increased
CoA reductase inhibitors, effects may lead to toxicity
lidocaine, metaprolol, other
HIV protease inhibitors,
propoxyphene, selective
serotonin reuptake inhibitors
Salicylates Corticosteroids Additive toxicity of gastric
mucosa
Heparin, warfarin Increased bleeding
tendency
Methotrexate Decreased clearance,
causing greater
methotrexate toxicity
Sulfinpyrazone Decreased uricosuric effect
Selective serotonin reuptake MAO inhibitors, meperidine, Serotonin syndrome
inhibitors tricydic antidepressants, St. hypertension, tachycardia,
John's wort muscle rigidity,
hyperthermia, seizures
Thiazides Digitalis Increased risk of digitalis
toxicity because thiazides
diminish potassium stores
Lithium Increased plasma levels of
lithium due to
decreased total body water
Warfarin Amiodarone, cimetidine, Increased anticoagulant
disulfiram, erythromycin, effect via inhibition of
fluconazole, lovastatin, warfarin metabolism
metronidazole
Anabolic steroids, aspirin, Increased anticoagulant
NSAIDs, quinidine,thyroxine effects via
pharmacodynamic
mechanisms
Barbiturates, carbamazepine, Decreased anticoagulant
phenytoin, rifabutin, rifampin, effect due to increased
St. John's wort clearance of warfarin via
induction of hepatic P450
isozymes

Selain interaksi obat dengan obat, dapat antiepileptic, lithium, antineoplastic, dan
juga terjadi interaksi obat dengan senyawa immunosuppressant.
yang terkandung dalam makanan (mis, jus Interaksi obat bisa juga tidak
anggur / grapefruit juice, yang dapat men mempengaruhi klinis, misalnya perubahan
‘downregulates expression’ specific besar pada kadar plasma obat yang relatif
isoform P450, CYP3A4 di dinding usus), tidak toksik seperti penicillin, tidak
dan interaksi obat dengan obat herbal. menyebabkan masalah klinis karena
safety margin-nya besar, kadar plasma
Interaksi obat penting secara klinis, yang dihasilkan oleh dosis normal sangat
apabila therapeutic range obat B sempit jauh dengan kadar plasma hilangnya
(yaitu, apabila sedikit saja penurunan efikasi atau timbulnya toksisitas.
efek, akan menyebabkan hilangnya efikasi
dan / atau peningkatan sedikit efek akan INTERAKSI FARMAKODINAMIK
menyebabkan toksisitas). Interaksi
farmakokinetik menjadi penting apabila 1. Interaksi yang menyebabkan efek
kurva kadar-respons obat B curam yang berlawanan
(perubahan kecil pada kadar plasma 2. Interaksi yang menyebabkan efek
menyebabkan perubahan efek yang aditif
bermakna) dan margin terapetiknya
sempit, maka interaksi obat akan
menyebabkan masalah besar, misalnya A. INTERAKSI YANG
obat antithrombotic, antidysrhythmic, MENYEBABKAN EFEK YANG
BERLAWANAN (ANTAGONIS)
perdarahan dapat meningkat bila
 Beta-bloker menghilangkan warfarin yang diberikan bersama
(antagonis) efek bronkodilatasi dengan aspirin (via efek
aktivator β2-adrenoceptor (salbutamol antiplatelet, inhibisi biosintesis
atau terbutaline) yang digunakan platelet thromboxane A2 –
untuk asma. menyebabkan perdarahan
 Efek catecholamine pada denyut lambung), quinidine (aditif
jantung (via aktivasi β-adrenoceptor) hypoprothrombinemia),
diantagonis oleh inhibitor thrombolytic (via aktivasi
acetylcholinesterase yang bekerja plasminogen,), dan hormon
melalui ACh (via reseptor thyroid (via peningkatan
muscarinik). katabolisme clotting factor).
 Antagonis oleh obat agonis-antagonis Warfarin ber-kompetisi dengan
(mis, pentazocine) atau oleh partial vitamin K, mencegah sintesa
agonis (mis, pindolol), yang harus hepatik berbagai faktor koagulasi.
hati-hati bila digunakan dengan obat Bila produksi vitamin K di
agonis murni. intestine di-inhibisi (mis, oleh
 Beberapa obat antagonis tidak antibiotik), maka efek
mengalami interaksi reseptor. antikoagulan warfarin meningkat.
Misalnya, nonsteroidal anti-
inflammatory drug (NSAID) dapat Interaksi supra-aditif dan potensiasi lebih
menurunkan efek antihipertensi ACE jarang terjadi daripada antagonis dan
inhibitor dengan menurunkan interaksi aditif.
eliminasi sodium via renal.
Interaksi supra-aditif (sinergistik), yaitu
B. INTERAKSI YANG hasil interaksi lebih besar daripada jumlah
MENYEBABKAN EFEK ADITIF kedua obat.
 Kombinasi antibiotik sulfonamide
Interaksi Aditif adalah jumlah efek 2 obat. dengan dihydrofolic acid
Kedua obat tersebut bisa bekerja pada reductase inhibitor berupa
reseptor yang sama atau reseptor yang trimethoprim.
berbeda. Sulfonamide mencegah sintesa
 Penggunaan tricyclic folic acid oleh bakteri;
antidepressant dengan trimethoprim meng-inhibisi
diphenhydramine atau reduksi menjadi tetrahydrofolate.
promethazine menimbulkan Bila diberikan bersama, maka
atropine-like effect yang akan terjadi efek sinergis untuk
berlebihan karena semua obat ini terapi Pneumocystis carinii.
mempunyai efek mem-blok
reseptor muscarinik. Potensiasi, adalah efek obat yang
 Efek depresi SSP aditif ditingkatkan oleh obat kedua yang tidak
disebabkan karena pemberian mempunyai efek.
sedative, hypnotic, dan opioid,  Interaksi beta-lactamase inhibitor
bersama dengan konsumsi - clavulanic acid dengan beta-
ethanol. lactamasesusceptible penicillin.
 Obat-obat hipertensi yang
diberikan bersamaan, dapat Contoh lain:
menyebabkan penurunan tekanan  Diuretik yang menurunkan kadar
darah yang sangat rendah. plasma K+, dapat meningkatkan
 Efek aditif obat anticoagulant efek cardiac glycoside sehingga
menyebabkan komplikasi menyebabkan toksisitas glycoside
perdarahan. Efek samping dan toksisitas obat
antidysrhythmic tipe III yang INTERAKSI FARMAKOKINETIK
memperpanjang cardiac action
potential. Semua proses farmakokinetik, yaitu
 Sildenafil meng-inhibisi isoform absorpsi, distribusi, metabolisme, dan
phosphodiesterase (PDE type 5) ekskresi, dapat dipengaruhi oleh obat.
yang meng-inaktivasi cGMP; jadi
mem-potensiasi organic nitrate, Absorpsi
yang bekerja dengan cara meng- Absorpsi obat dari traktus
aktivasi guanylate cyclase, gastrointestinalis dipengaruhi oleh
sehingga menyebabkan hipotensi senyawa :
berat pada pasien yang minum  yang mengikat obat
obat ini. o antasida: menurunkan
 Monoamine oxidase inhibitor absorpsi GIT digoxin,
meningkatkan jumlah ketoconazole, antibiotik
noradrenaline yang disimpan di quinolone, dan
ujung saraf noradrenergik tetracycline.
sehingga berbahaya bila diberikan o erythromycin
bersama dengan ephedrine atau meningkatkan
tyramine, yang kerjanya rilis bioavailabilitas oral
noradrenaline. Hal ini juga dapat digoxin, dengan cara
terjadi pada makanan yang menurunkan flora usus
mengandung tyramine, terutama yang men-degradasi
yang di-fermentasi. digoxin.
 Non-steroidal anti-inflammatory o makanan yang tinggi
drug, seperti ibuprofen atau kalsium dengan
indometacin, meng-inhibisi tetracycline akan
biosintesa prostaglandin, membentuk senyawa
termasuk renal vasodilator / kompleks yang tidak bisa
natriuretic prostaglandins (PGE2, diabsorpsi
PGI2). Bila diberikan pada pasien o zat besi dengan teh
yang minum obat untuk o colestyramine (bile acid-
hipertensi, dapat meningkatkan binding resin - untuk
tekanan darah. Bila diberikan terapi
pada pasien yang minum diuretik hypercholesterolaemia)
untuk payah jantung kronis, dapat mengikat warfarin dan
menyebabkan retensi air dan digoxin sehingga tidak
garam dan meningkatkan di-absorpsi.
dekompensasi cordis. Interaksi  yang meningkatkan
dengan diuretik merupakan (metoclopramide) atau
interaksi farmakokinetik dan menurunkan (antimuskarinik
farmakodinamik, karena NSAID atropine, opiate) motilitas
dapat berkompetisi dengan asam gastrointestinal
lemah, termasuk diuretik, pada  Senyawa dalam jus anggur dan
sekresi tubulus. obat yang meng-inhibisi P-
 Histamine H1-receptor antagonis, glycoprotein transporter obat pada
seperti mepyramine, efek intestinal epithelium, dapat
sampingnya mengantuk. Efek ini meningkatkan absorpsi obat yang
bertambah berat bila diminum menjalani proses ini.
dengan alkohol, bisa Interaksi lain:
menyebabkan kecelakaan di jalan.  penambahan adrenaline
(epinephrine) pada injeksi
anestesi lokal: menyebabkan
vasokonstriksi yang pergerakan yang disebut dengan
memperlambat absorpsi anestesi, choreoathetosis, gejalanya adalah
jadi memperpanjang efek involuntary writhing dan twisting
lokalnya. movements pada anak-anak.

Distribusi Obat Dosis Phenytoin disesuaikan dengan


kadar dalam plasma, tetapi pengukuran ini
Pergeseran obat dari binding site di tidak membedakan antara phenytoin yang
plasma atau jaringan dapat meningkatkan terikat ataupun yang bebas, tapi
kadar obat bebas / tak terikat, tetapi hal ini merupakan kadar total obat. Pemberian
diikuti dengan peningkatan eliminasi obat penggeser pada pasien epilepsi yang
sehingga terjadi steady state baru, dimana menggunakan phenytoin akan
kadar obat total di plasma menurun tetapi menurunkan kadar phenytoin plasma total
kadar obat bebas sama dengan sebelum sehingga menyebabkan peningkatan
digeser oleh obat lain. eliminasi obat bebas, tetapi hal ini tidak
Ada beberapa keadaan klinis yang menyebabkan hilangnya efikasi, karena
penting: kadar phenytoin bebas (aktif) pada
 Dapat terjadi toksisitas apabila keadaan steady state yang baru, tidak
kadar obat bebas meningkat terpengaruh. Dalam hal ini, kadar plasma
sebelum steady state yang baru dalam index terapetik akan menurun,
tercapai. sehingga dosis ditingkatkan,
 Apabila merubah dosis untuk menyebabkan toksisitas.
memenuhi target kadar plasma
total, harus diingat bahwa kadar Obat yang mempengaruhi ikatan protein
terapetik target akan dipengaruhi dapat menurunkan eliminasi obat yang
oleh obat yang menggeser. tergeser, menyebabkan interaksi obat.
 Bila obat kedua yang menggeser, Phenylbutazone menggeser warfarin
menurunkan eliminasi obat dari ikatannya dengan albumin dan secara
pertama, maka kadar obat bebas selektif meng-inhibisi metabolisme
meningkat bukan hanya akut senyawa (S)-isomer yang aktif secara
tetapi juga kronis pada steady farmakologis, memperpanjang
state yang baru, dapat prothrombin time dan menyebabkan
menyebabkan toksisitas berat. peningkatan perdarahan. Salicylate
Distribusi obat dipengaruhi oleh obat lain menggeser methotrexate dari ikatannya
yang berkompetisi terhadap ikatan dengan dengan albumin dan menurunkan
protein plasma. Misalnya, antibiotik sekresinya ke dalam nephron oleh
sulfonamide dapat menggeser kompetisi dengan anion secretory carrier.
methotrexate, phenytoin, sulfonylurea, Quinidine dan beberapa obat
dan warfarin dari ikatannya dengan antidysrhythmic lainnya seperti
albumin. Sulfonamide, chloral hydrate, verapamil dan amiodarone menggeser
trichloracetic acid (metabolit chloral digoxin dari tissue-binding site serta
hydrate), mengikat erat plasma albumin. menurunkan ekskresi renal; sehingga
menyebabkan dysrhythmia berat karena
Penggeseran bilirubin dari albumin oleh toksisitas digoxin.
obat, pada neonatus prematur yang
jaundice dapat berakibat serius, karena Perubahan distribusi obat pada suatu
pada bayi prematur, metabolisme bilirubin senyawa dapat terjadi bila ada senyawa
masih belum sempurna dan bilirubin lain yang mempengaruhi ukuran
bebas dapat menembus sawar darah otak kompartemen fisiknya. Misalnya,
yang prematur dan menyebabkan kern diuretik, yang menurunkan total cairan
icterus (bilirubin menodai basal ganglia). tubuh, menyebabkan peningkatan kadar
Hal ini menyebabkan gangguan plasma aminoglycoside dan lithium,
sehingga meningkatkan toksisitasnya.
menurunkan aktivitas farmakologis obat
lain. Lihat Tabel 2. Karena senyawa
Metabolisme obat induksi menginduksi enzim, maka
terjadilah toleransi. Toleransi
Obat dapat meng-induksi (Tabel 2) atau farmakokinetik ini lebih kecil daripada
meng-inhibisi (Tabel 3) metabolisme obat toleransi farmakodinamik terhadap
lain, yang berakibat baik atau buruk. opioid, tetapi penting pada
carbamazepine. Mula-mula berilah dosis
Tabel 2. Obat induksi enzim kecil untuk menghindari toksisitas (karena
metabolisme mula-mula enzim liver tidak diinduksi)
dan pelan-pelan ditingkatkan dalam
Obat yang Obat yang beberapa minggu, yang mana
induksi enzim metabolismenya menginduksi enzim metabolismenya
dipengaruhi sendiri.
Phenobarbital Warfarin
Rifampicin Kontrasepsi oral Gambar 1 memperlihatkan antibiotik
Griseofulvin Corticosteroid rifampicin, diberi untuk 3 hari,
Phenytoin Ciclosporin menurunkan efektivitas warfarin sebagai
Ethanol Obat-obat di kolom antikoagulan. Sebaliknya, induksi enzim
Carbamazepine kiri juga dipengaruhi dapat meningkatkan toksisitas obat kedua.
Toksisitas paracetamol : disebabkan
Induksi enzim karena N-acetyl-p-benzoquinone imine,
yang dibentuk oleh cytochrome P450.
Induksi enzim (mis, oleh barbiturate, Risiko serius pada liver karena overdosis
ethanol, carbamazepine, phenytoin atau paracetamol akan meningkat pada pasien
rifampicin) juga menyebabkan interaksi yang enzim cytochrome P450 nya
obat. Ada lebih dari 200 obat yang diinduksi, misalnya pada alkoholik kronis.
menyebabkan induksi enzim sehingga
Gambar 1. Efek rifampicin pada metabolisme dan efek antikoagulan warfarin.
A. Kadar plasma warfarin (log scale), per oral, dosis tunggal 5 mol/kg BB, versus waktu.
Setelah pasien diberi rifampicin (600 mg sehari, selama beberapa hari), waktu paruh
plasma warfarin menurun dari 47 jam menjadi 18 jam.
B. Efek warfarin dosis tunggal pada prothrombine time dalam keadaan normal dan setelah
pemberian rifampicin.

Induksi enzim juga digunakan untuk ritonavir, dan sulfonamide. Efek ini
terapi bayi prematur, yaitu diberikan penting pada terapi pasien infeksi human
phenobarbital untuk menginduksi immunodeficiency virus (HIV) yang
glucuronyltransferase, sehingga diberi 3-4 obat, karena beberapa protease
meningkatkan konjugasi bilirubin dan inhibitor merupakan inhibitor poten enzim
menurunkan risiko kernicterus. P450. Contoh lainnya adalah interaksi
antara antihistamine non-sedasi
terfenadine dan antifungi imidazole
Inhibisi enzim seperti ketoconazole dan obat lain yang
meng-inhibisi CYP3A subfamily enzim
Inhibisi enzim, terutama sistem P450, P450. Hal ini dapat menyebabkan
akan memperlambat metabolisme perpanjangan Q-T interval pada
sehingga meningkatkan efek obat lain electrocardiogram dan menyebabkan
yang dimetabolisme dengan enzim ventricular tachycardia pada pasien
tersebut. Antara lain: cimetidine, tertentu. Jus anggur menurunkan
disulfiram, erythromycin, metabolisme terfenadine dan obat lainnya,
furanocoumarins (pada jus anggur), termasuk ciclosporin dan beberapa
ketoconazole, propoxyphene, quinidine, calcium channel antagonist.
Tabel 3. Obat inhibisi enzim metabolisme

Obat yang inhibisi enzim Obat yang metabolismenya dipengaruhi

Allopurinol Mercaptopurine, azathioprine


Chloramphenicol Phenytoin
Cimetidine Amiodarone, phenytoin, phethidine
Ciprofloxacin Theophylline
Corticosteroids Trycyclic antidepressants, cyclophosphamide
Disulfiram Warfarin
Erythromycin Ciclosporin, theophylline
Monoamine oxidase inhibitors Pethidine
Ritonavir Saquinavir

Yang lebih rumit lagi, beberapa inhibitor meng-inhibisi metabolisme active (S)-
metabolisme obat mempengaruhi dan less active (R)-isomer warfarin,
metabolisme stereoisomer yang berbeda seperti pada Table. 4.
secara selektif. Misalnya, obat yang

Tabel 4. Inhibisi stereoselective dan non-stereoselective metabolisme warfarin

Inhibisi metabolisme Obat

Stereoselective for (S)-isomer Phenylbutazone


Metronidazole
Sulfinpyrazone
Trimethoprim-sulfamethoxazole
Disulfiram
Stereoselective for (R)-isomer Cimetidine
Omeprazole
Non-Stereoselective effect on both isomer Amiodarone

Efek terapetik beberapa obat merupakan penyakit protozoa, juga meng-inhibisi


akibat dari inhibisi enzim (mis, xanthine enzim ini, maka pasien dilarang minum
oxidase inhibitor allopurinol, yang alkohol.
digunakan untuk prevensi gout). Xanthine
oxidase me-metabolisme beberapa obat Inhibisi enzim bukan mekanisme utama
cytotoxic dan immunosuppressant, suatu obat. Steroid dan cimetidine
termasuk mercaptopurine (yang meningkatkan efek antidepresan dan
merupakan metabolit azathioprine), efek cytotoxic.
ini di-potensiasi dan diperpanjang oleh
allopurinol. Disulfiram, suatu inhibitor Apabila MAO-inhibitor (efeknya mem-
aldehyde dehydrogenase digunakan untuk blok metabolisme senyawa endogen
melawan reaksi terhadap ethanol, juga sehingga meningkatkan simpanannya)
meng-inhibisi metabolisme obat lain, diberikan bersama dengan
termasuk warfarin, sehingga efeknya simpatomimetik indirek (mis,
meningkat. Metronidazole, suatu amphetamine, phenylpropanolamine-obat
antimikroba yang digunakan untuk terapi flu, decongestan) dapat terjadi reaksi
infeksi bakteri anaerobik dan beberapa hipertensi.
pada segmen S2 tubulus
Efek Hemodinamik proksimalis)
 mempengarui pH urin dapat
Obat yang menurunkan aliran darah mempengaruhi ionisasi obat asam
hepatik (mis, propranolol atau lidocaine) lemah atau basa lemah,
dapat menurunkan klirens obat yang menyebabkan perubahan
dimetabolisme di liver, yaitu morphin dan reabsorpsi pada tubulus renalis.
verapamil, yang keduanya merupakan  mempengaruhi ikatan protein,
flow-limited hepatic clearance. sehingga meningkatkan filtrasi
Penurunan cardiac output dapat
menurunkan aliran darah, jadi inotropik Inhibisi sekresi tubulus
negatif (mis, propranolol) menurunkan
kecepatan metabolisme lidocaine dengan Probenecid meng-inhisi sekresi
mekanisme ini. penicillin sehingga memperpanjang
efeknya. Ia juga meng-inhibisi ekskresi
Ekskresi Obat obat lain, seperti zidovudine. Beberapa
obat lain mempunyai efek seperti
Ekskresi obat melalui ginjal dapat probenecid sehingga meningkatkan efek
dipengaruhi oleh obat yang : obat yang eliminasinya melalui sekresi
 menurunkan aliran darah renal tubulus. Lihat Table 51.5. karena diuretik
(mis, β-bloker) bekerja pada lumen tubulus, maka obat
 meng-inhibisi mekansime yang meng-inhibisi sekresi ke dalam
transport renal spesifik (mis, efek cairan tubulus, seperti NSAID, efeknya
aspirin pada sekresi asam urat akan berkurang.

Tabel 5. Obat yang meng-inhibisi sekresi tubulus renalis

Obat yang menyebabkan inhibisi Obat yang dipengaruhi


Probenecid Penicillin
Sulfinpyrazone Azidothymidine
Phenylbutazone Indometacin
Sulfonamides
Aspirin
Thiazide diuretics
Indometacin
Verapamil Digoxin
Amiodarone
Quinidine
Indometacin Furosemide (frusemide)
Aspirin Methotrexate
Non-steroidal anti-inflammatory drugs

Perubahan aliran dan pH urine toksisitas pada pasien yang diberi lithium
carbonate untuk mood disorder. Efek pH
Diuretik meningkatkan ekskresi urin obat urin pada ekskresi asam lemah dan basa
lain, tetapi hal ini secara klinis tidak lemah digunakan untuk terapi keracunan.
bermakna. Sebaliknya diuretik loop dan
thiazide secara tidak langsung
meningkatkan reabsorpsi proximal tubular
lithium (hal yang sama juga terjadi pada
Na+) dan hal ini dapat menyebabkan
INTERAKSI OBAT HERBAL keamanan atau efikasinya. Obat herbal
DENGAN OBAT dapat meningkatkan efek anticoagulant
atau antiplatelet, antara lain: anise, arnica,
Kini makin banyak orang menggunakan capsicum, celery, chamomile, clove,
obat herbal, sehingga juga terjadi feverfew, garlic, ginger, horseradish,
peningkatan interaksi obat. Lihat Table 6. meadowsweet, onion, passion flower,
Obat herbal kini makin gencar turmeric, dan wild lettuce.
promosinya, tanpa mengindahkan

Tabel 6. Interaksi obat dengan herbal

Herbal Obat Interaksi


Dong quai Warfarin Increased anticoagulant effect
of warfarin; bleeding
Garlic, ginkgo Anticoagulants, antiplatelet Increased risk of bleeding
agents
Ginseng Antidepressants Increased antidepressant
effect, mania
Kava Sedative-hypnotics Additive sedation
Liquorice root Aldosterone, anti Liquorice root extract (not
hypertensive drugs candy) increases salt
retention; hypertension
Ma huang, other ephedra Sympathomimetics Ephedrine in ma huang is
preparations additive with other
reparations
sympathomimetics;
hypertension, stroke
St. John's wort Oral contraceptives, Increased metabolism of
cyclosporine, digoxin, HIV drug, decreased efficacy
protease inhibitors, warfarin
Antidepressants Increased antidepressant
effect; secrotonin syndrome
with selective serotonin
reuptake inhibitors

Resume o Ekskresi renal.


 Banyak sekali jenis interaksi obat;
prinsip pokok adalah : bila meragukan
– cek kembali.
 Interaksi dapat berupa Daftar Pustaka:
farmakodinamik atau farmakokinetik
 Interaksi farmakodinamik dapat  Ashraf Mozayani and Lionel P.
dilihat dari efke obat yang Raymon, Handbook of drug
berinteraksi. interactions: A Clinical and Forensic
 Interaksi farmakokinetik dapat terjadi guide, 2004
saat :  Auer J, Berent R, and Eber B.
o Absorpsi Lessons learned from trials with
o Distribusi (kompetisi ikatan statins. Clin Card 24:277–280 (2001)
protein)  Bailey D G, Malcolm J, Arnold O,
o Metabolisme hepatik (induksi Spence J D 1998 Grapefruit juice-
atau inhibisi)
drug interactions. Br J Clin Pharmacol
46: 101-110 (Review)
 Bertram G. Katzung, Susan B.
Masters, Anthony J. Trevor. Basic
and clinical pharmacology. McGraw-
Hill Medical, 2009.
 Fugh-Berman A, Ernst E 2001 Herb-
drug interactions: review and
assessment of report reliability. Br J
Clin Pharmacol 52: 587-595
(Warfarin the most common drug, St
John’s wort the most common herb.
More data needed! See also Fugh-
Berman A 2000 Lancet 355: 134-138)
Hanratty C G, McGlinchey P,
Johnston G D, Passmore A P 2000
Differential pharmacokinetics of
digoxin in elderly patients. Drugs
Aging 17: 353-362 (Reviews
pharmacokinetics of digoxin in
relation to age, concomitant disease
and interacting drugs)
 Humphrey P. Rang, Maureen M.
Dale, James M. Ritter. Pharmacology.
7th edition, 20017.
 Ito K, Iwatsubo T, Kanamitsu S, Ueda
K, Suzuki H, Sugiyama Y 1998
Prediction of pharmacokinetic
alterations caused by drug-drug
interactions: metabolic interactions in
the liver. Pharmacol Rev 50: 387-411
(Can one predict pharmacokinetic
changes from findings in isolated
human hepatocytes? Reviews
influences of plasma protein binding,
hepatic upake, transport systems etc.)
 Sproule b a, hardy b g, shulman k
12000 differential pharmacokinetics
in elderly pateients. Drugs aging 16:
165-177 (reviews age-related changes
in pharmacodynamics as well as
pharmacokinetics and drug
interactions, all of which are clinically
important)

Anda mungkin juga menyukai