KOLISI - OROGENESA
Oleh:
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orogenesa adalah pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi
wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa biasanya disertai proses pelengkungan
(Warping, lipatan (Folding, patahan (Faulting) dan retakan (Jointing). Serta salah
satu contoh hasil Orogenesa adalah deretan Pegunungan Mediterania.
B. Rumusan Masalah
- Membahas pengertian tentang vulkanisme
- Membahas pengertian kolisi dan orogenesa
2
BABII
PEMBAHASAN
A. Tektonisme (Diastropisme)
3
Gambar. Gambar zona subduksi tektonik dunia
1. Batas konvergen
4
Gambar . Ilustrasi zona subduksi di Indonesia,
Gambar. Persebaran lingkaran gunung api atau Ring of Fire di seluruh dunia,
Indonesia termasuk daerah lingkaran gunung api yang aktif,
5
Lempeng Nazca dengan Lempeng Amerika Selatan. Gambaran mengenai bentuk
zona subduksi dapat dilihat pada animasi di bawah ini.
Obduksi adalah salah satu jenis batas antar lempeng yang saling mendekat.
Obduksi ditandai dengan kenampakan kerak benua menunjam di bawah kerak
samudera. Untuk lebih jelasnya, bentuk obduksi dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
6
Ada beberapa hipotesis tentang awal mula terjadinya obduksi. Hipotesis yang
paling memungkinkan, terjadinya obduksi diawali oleh penunjaman kerak
samudera dengan kerak benua. Pada awalnya, Kerak samudera naik ke atas kerak
benua. Selanjutnya, penunjaman di tempat itu berhenti dan berpindah ke tempat
lain yang dapat mengakomodasi konvergensi antar lempeng. Penunjaman bisa
terjadi karena perubahan dari batas lempeng divergen menjadi konvergen.
Kelanjutan penunjaman membawa kerak benua berbenturan dengan kerak
samudera.
Pada batas kolisi (suture) sering tersisa pecahan kerak samudera (ofiolit).
Kenampakan hasil tumbukan termuda yang dijumpai di dunia adalah Pegunungan
Himalaya, sedangkan yang relatif lebih tua adalah Pegunungan Appalachia,
Kaledonid, Alpen, dan Ural. Penebalan kerak benua dapat terjadi karena
pensesaran naik yang berjenjang dan saling menumpang (imbrikasi). Ilustrasi
hasil dari batas kolisi dapat dilihat pada gambar 5.4.
7
2. Batas divergen
Batas divergen adalah batas antar lempeng yang saling menjauh satu dan
lainnya. Pemisahan ini disebabkan karena adanya gaya tarik (tensional force)
yang mengakibatkan naiknya magma ke permukaan dan membentuk material baru
berupa lava yang kemudian berdampak pada lempeng yang saling menjauh.
Contoh yang paling terkenal dari batas lempeng jenis divergen adalah punggung
tengah samudera (Mid Oceanic Ridges) yang berada di dasar Samudera Atlantik.
8
3. Batas transform
Batas transform adalah batas antar lempeng yang saling berpapasan dan
saling bergeser satu dan lainnya. Batas lempeng ini menghasilkan suatu sesar
mendatar jenis Strike Slip Fault. Contoh batas lempeng jenis transform adalah
patahan San Andreas di Amerika Serikat. Ilustrasi mengenai batas transform dapat
dilihat pada animasi di bawah ini.
Gambar. Ilustrasi patahan San Andreas, sumber: Lutgens & Tarbuks, 2012
Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang dipengaruhi, tenaga tektonik
dibedakan atas gerak epirogenesa dan orogenesa.
1. Epirogenesa
9
a. Epirogesa positif
Gerakan yang menunjukkan permukaan bumi turun dan permukaan air tampak
seolah-olah naik. Contoh: turunnya pulau-pulau di Indonesia bagian timur
(Kepulauan Maluku sampai ke Pulau Banda).
b. Epirogenesa negatif
Gerakan yang menunjukkan permukaan bumi naik dan permukaan air tampak
seolah-olah turun. Contohnya: epirogenesa di pantai Timor.
B . Gerak Orogenesa
Gerakan ini merupakan gerakan pembentuk pegunungan lipatan maupun
patahan. Terjadi dalam waktu yang relatif lebih singkat dan daerah yang lebih
sempit.
(1) Lipatan
Lipatan terjadi ketika dua lempeng kerak Bumi yang saling berhadapan
bertabrakan. Lapisan batuan pada kerak Bumi mendapat tekanan hebat yang
menyebabkan pelipatan lapisan batuan. Proses pelipatan lapisan batuan ini
merupakan awal pembentukan pegunungan lipatan. Contohnya pembentukan
pegunungan lipatan Himalaya. Terlipatnya lapisan batuan ini dapat mendorong
terbentuknya perbukitan (antiklinal) dan lembah (sinklinal). Dalam suatu wilayah
yang luas terkadang juga dapat dijumpai deretan antiklinal secara berulang-ulang
(antiklinorium) maupun rangkaian sinklinal (sinklinorium).Tekanan dengan
tingkat tenaga yang berlainan pada lapisan batuan dapat membentuk lipatan yang
berbeda. Berikut ini gambaran terjadinya antiklinorium dan sinklinorium serta
jenis lipatan batuan.
10
(2) Patahan
11
Lempeng-lempeng tektonik di bumi barulah dipetakan pada paruh kedua
abad ke-20. Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian
atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang
kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk
padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala
waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear
strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer
sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin,
melainkan tekanan yang tinggi.
Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut
bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing
berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas
lempeng tersebut merupakan :
12
berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini merupakan Sesar San
Andreas di California.
13
lempeng untuk bergerak secara mudah menuju ke arah zona subduksi. Meskipun
subduksi dipercaya sebagai kekuatan terkuat penggerak pergerakan lempeng,
masih ada gaya penggerak lain yang dibuktikan dengan adanya lempeng seperti
lempeng Amerika Utara, juga lempeng Eurasia yang bergerak tetapi tidak
mengalami subduksi di manapun. Sumber penggerak ini masih menjadi topik
penelitian intensif dan diskusi di kalangan ilmuwan ilmu bumi. Pencitraan dua
dan tiga dimensi interior bumi (tomografi seismik) menunjukkan adanya distribusi
kepadatan yang heterogen secara lateral di seluruh mantel. Variasi dalam
kepadatan ini bisa bersifat material (dari kimia batuan), mineral (dari variasi
struktur mineral), atau termal (melalui ekspansi dan kontraksi termal dari energi
panas). Manifestasi dari keheterogenan kepadatan secara lateral merupakan
konveksi mantel dari gaya apung (buoyancy forces) Bagaimana konveksi mantel
berhubungan secara langsung dan tidak dengan pergerakan planet masih menjadi
bidang yang sedang dipelajari dan dibincangkan dalam geodinamika. Dengan satu
atau lain cara, energi ini harus dipindahkan ke litosfer supaya lempeng tektonik
bisa bergerak. Ada dua jenis gaya yang utama dalam pengaruhnya ke pergerakan
planet, yaitu friksi dan gravitasi.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTARPUSTAKA
16