Anda di halaman 1dari 7

Borang Portofolio

Nama Peserta : dr. Matsrial Putra Rombetasik


Nama Wahana : RSUD Morowali
Topik : GERD
Tanggal (kasus) : 10 Agustus 2016
Tanggal Presentasi : Nama Pendamping : dr. Nanneng R.
Tempat Presentasi :
Objektif Presentasi :
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan
Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Neonatus
Deskripsi : Perempuan, 41 tahun, Gastroesophageal Reflux Disease
Tujuan : Diagnosis dan penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease
Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit
Bahasan : Pustaka
Cara membahas Diskusi Presentasi dan Email Pos
diskusi

Data Nama : Ny. S Umur : 41 tahun Pekerjaan : tidak No. Reg :


Pasien: bekerja
Alamat : Desa Matano Agama : Islam Bangsa :
Indonesia
Nama RS: RSUD Telp : Terdaftar sejak : 10 Agustus 2016
Morowali
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis / Gambaran Klinis: Gastroesophageal Reflux Disease/ Keadaan Umum Sakit
ringan
2. Riwayat Pengobatan : -
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Pasien datang dengan keluhan dada terasa panas sejak kurang lebih 2 bulan SMRS.
Rasa panas dirasakan dari ulu hati dan naik ke arah dada. Rasa panas di dada tidak disertai
penjalaran dan terutama dirasakan saat berbaring dan sehabis makan. Pasien juga
mengeluh rasa pahit dan asam di lidah dan terkadang tenggorokan terasa sakit dan sering
merasa cairan dari perutnya naik ke tenggorokan saat berbaring dan sering bersendawa
setelah makan. Pasien tidak mengeluh adanya nyeri dan kesulitan menelan, penurunan
berat badan yang tidak diketahui sebabnya, muntah darah dan BAB beradarah. Riwayat
penggunaan obat penghilang nyeri dalam jangka waktu yang lama tidak ada. Riwayat
keluarga dengan keganasan lambung atau esofagus tidak ada.

4. Riwayat Keluarga : Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal.


5. Riwayat Pekerjaan : pasien tidak bekerja
6. Lain-lain : Riwayat keluhan yang sama sebelumnya tidak ada

Daftar Pustaka:

1. Fock KM, Talley NJ, Fass R, et al. Asia-Pacific consensus on the management of
gastroesophageal reflux disease: update. J Gastroenterol Hepatol 2008;23:8-22
2. Armstrong D, Gittens S, Vakil N. The Montreal consensus and the diagnosis of
gastroesophageal reflux disease (GERD): A central American need analysis.CDDW
2008. Available from URL: http//www.pulsus.com/cddw2008/abs/195.htm.
3. Jung HK. Epidemiology of gastroesophageal reflux disease in Asia : A systematic
review. J Neurogastroenterol Motil 2011; 17: 14-27.
4. Goh KL, Wong CH. Gastrooesophageal reflux disease: An Emerging Disease in
Asia. J Gastroenterol Hepatol 2006; 2:118-23.
5. Makmun D. Gastroesophageal Reflux Disease. Dalam: Sudoyo AW, Setyohadi B,
Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2009.hal.481-95
6. Rosaida MS, Goh KL. Gastro-oesophageal reflux disease, reflux oesophagitis and
non-erosive reflux disease in a multiracial Asian population: a prospective,
endoscopy based study. Eur J Gastroenterol Hepatol 2004;16:495-501.
7. Arif, Mansjoer, dkk,. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 4. FKUI, Jakarta: Medica
Aesculpalus; 2014
8. American Gastroenterological Association (AGA) Institute. AGA medical position
statement on the management of gastroesophageal reflux disease. Gastroenterology.
2008: 135: 1383-91.
9. Sifrim D, Castell D, Dent J, Kahrilas PJ. Gastro-oesophageal reflux monitoring:
review and consensus report on detection and definitions of acid, non-acid, and gas
reflux. Gut 2004;53:1024-31
10. Hongo M, Kinoshita Y, Shimozuma K, Kumagai Y, Sawada M, Nii M. Psychometric
validation of the Japanese translation of the quality of life in reflux and dyspepsia
questionnaire in patients with heartburn. J gastroenterol 2007; 42: 802-15.
11. DeVault KR, Castell DO. Updated guidelines for the diagnosis and treatment of
gastroesophageal reflux disease. Am J Gastroenterol 2005;100:190-200
12. Kahrilas PJ, Shaheen NJ, Vaezi MF, et al. American Gastroenterological Association
Medical Position Statement on the management of gastroesophageal reflux disease.
Gastroenterology 2008;135:1383-91, 91 e1-5
13. Sifrim D, Castell D, Dent J, Kahrilas PJ. Gastro-oesophageal reflux monitoring:
review and consensus report on detection and definitions of acid, non-acid, and gas
reflux. Gut 2004;53:1024-31.
14. Hirano I, Richter JE. ACG practice guidelines: esophageal reflux testing. Am J

2
Gastroenterol 2007;102:668-85
15. Yamada T, et al. Principles of Clinical Gastroenterology. Oxford : Blackwell
Publishing Ltd; 2008
16. Hirano I, Richter JE. ACG practice guidelines: esophageal reflux testing. Am J
Gastroenterol 2007;102:668-85
17. Wang WH, Huang JQ, Zheng GF, Wong WM, Lam SK, Karlberg J, et.al. Is Proton
Pump Inhibitor Testing an Effective Approach to Diagnose Gastroesophageal Reflux
Disease in Patients with Noncardiac Chest Pain? Arch Intern Med 2005;165:1222-
1228
18. Kaltenbach T, Crockett S, Gerson LB. Are lifestyle measures effective in patients
with gastroesophageal reflux disease? An evidence-based approach. Arch Intern
Med 2006;166:965-71.
19. M. Storr, A. Meining, HD. Allescher, Pathopysiology and Pharmalogical Treatment
of Gastroesophageal Reflux Disease, Digestive Disease 2000; 18:93-102.
20. Kahrilas PJ, Shaheen NJ, Vaezi MF, et al. American Gastroenterological Association
Institute Medical Review on The Management of Gastroesophageal Reflux Disease.
Gastroenterology 2008;135:1392-1413.
21. John M. Inadomi, Roula Jamal, Glen H. Murata, Richard M. Hoffman, Laurence A.
Lavezo, Justina M. Vigil, Kathleen M. Swanson, Amnon Sonnenberg, Step down
management of gastroesophageal reflux disease. Gastroeneterology 2001; 121(5):
1095-100
22. J.Dent, Definition of reflux disease and its separation from dyspepsia, gut 2002;
50(Suppl 4): iv 17-iv20.
23. Ip S, Bonis P, Tatsioni A, et al. Comparative Effectiveness of Management
Strategies For Gastroesophageal Reflux Disease. Comparative Effectiveness Review
2005;Number 1.

Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis Gastroesophageal Reflux Disease
2. Etiologi dan faktor resiko Gastroesophageal Reflux Disease
3. Mekanisme terjadinya Gastroesophageal Reflux Disease
4. Penatalaksanaan yang tepat pada Gastroesophageal Reflux Disease

1. Subjektif :
Pasien datang dengan keluhan dada terasa panas sejak kurang lebih 2 bulan
SMRS. Rasa panas dirasakan dari ulu hati dan naik ke arah dada. Rasa panas di dada
tidak disertai penjalaran dan terutama dirasakan saat berbaring. Pasien juga

3
mengeluh rasa pahit dan asam di lidah dan terkadang tenggorokan terasa sakit dan
sering merasa cairan dari perutnya naik ke tenggorokan saat berbaring dan sering
bersendawa setelah makan. Pasien tidak mengeluh adanya nyeri dan kesulitan
menelan, penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya, muntah darah dan
BAB beradarah. Riwayat penggunaan obat penghilang nyeri dalam jangka waktu
yang lama tidak ada. Riwayat keluarga dengan keganasan lambung atau esofagus
tidak ada.

2. Objektif :

o Gejala Klinis :
Pasien datang dengan keluhan dada terasa panas sejak kurang lebih 2 bulan
SMRS. Rasa panas dirasakan dari ulu hati dan naik ke arah dada. Rasa panas di dada
tidak disertai penjalaran dan terutama dirasakan saat berbaring. Pasien juga
mengeluh rasa pahit dan asam di lidah dan terkadang tenggorokan terasa sakit dan
sering merasa cairan dari perutnya naik ke tenggorokan saat berbaring. Pada
umumnya, gambaran klinis GERD berupa heartburn yaitu rasa panas, terbakar di
dada yang kadang disertai rasa nyeri dan pedih, serta gejala-gejala lain seperti
regurgitasi (rasa asam dan pahit di lidah). Gejala tersebut timbul karena adanya
mekanisme transient lower esophageal spinchter relaxation (TLESR), menurunnya
bersihan esofagus, disfungsi sfingter esofagus , dan pengosongan lambung yang
lambat. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke dalam
esofagus sehingga timbullah rasa panas atau terbakar (heatburn) yang dirasakan naik
dari ulu hati ke dada, begitu juga dengan rasa asam dan pahit di mulut.

Pasien tidak mengeluh adanya nyeri dan kesulitan menelan, penurunan berat
badan yang tidak diketahui sebabnya, muntah darah dan BAB beradarah. Riwayat
penggunaan obat penghilang nyeri dalam jangka waktu yang lama tidak ada.
Riwayat keluarga dengan keganasan lambung atau esofagus tidak ada. Pada pasien
yang menunjukkan gejala GERD perlu ditanyakan adanya Alarm sign yaitu disfagia
progresif, odinofagia, penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya, anemia
awitan baru, hematemesia dan/atau melena, riwayat keluarga dengan keganasan

4
lambung dan atau esofagus, penggunaan OAINS kronik, dan usia lebih dari 40 tahun
di daerah prevalensi kanker lambung tinggi. Jika ditemukan alarm sign, maka harus
dilakukan pemeriksaan endoskopi untuk memastikan ada tidaknya esofagus Barret
atau keganasan.

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum
Keadaan sakit : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Nadi : 86 kali per menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernafasan : 20 kali per menit
Suhu : 36,8o C (aksila)

Keadaan Spesifik
o Kepala
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-/-)
o Thorak
Paru
Inspeksi : statis simetris kanan dan kiri, dinamis kanan = kiri, tidak ada yang
tertinggal
Palpasi : stemfremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+) normal kanan = kiri, ronkhi (-) kedua paru ,
wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di linea axilaris anterior sinistra ICS VI
Perkusi : batas atas ICS II, batas kanan line para sternalis dextra, batas kiri
linea axilaris anterior sinistra ICS VI
Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II normal regular, Murmur (-), S3 Gallop
(-)
o Abdomen
Inspeksi : datar, scar (-), benjolan (-)

5
Palpasi : lemas, nyeri tekan (+) epigastrium, hepar dan lien tidak teraba
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
o Genital (tidak diperiksa)

o Ekstremitas
Ekstremitas atas : deformitas (-), edema (-), jaringan parut (-), tidak panas pada
perabaan, CRT < 2 detik, pergerakkan aktif dan pasif luas.
Ekstremitas bawah:
Dextra : deformitas (-), edema (-), jaringan parut (-), tidak panas pada
perabaan, CRT < 2 detik
Sinistra: deformitas (-), edema (-), jaringan parut (-), tidak panas pada
perabaan, CRT < 2 detik

Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan darah rutin
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Kimia Darah
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Radiologi
Tidak dilakukan

3. Assessment :
Pasien datang dengan keluhan dada terasa panas sejak kurang lebih 2 bulan
SMRS. Rasa panas dirasakan dari ulu hati dan naik ke arah dada. Rasa panas di dada
tidak disertai penjalaran dan terutama dirasakan saat berbaring. Pasien juga
mengeluh rasa pahit dan asam di lidah dan terkadang tenggorokan terasa sakit dan
sering merasa cairan dari perutnya naik ke tenggorokan saat berbaring dan sering
bersendawa setelah makan.

Dari gejala yang dikeluhkan oleh pasien, pasien dapat didiagnosis


mengalami GERD. Pada umumnya, gambaran klinis GERD berupa heartburn yaitu
rasa panas, terbakar di dada yang kadang disertai rasa nyeri dan pedih, serta gejala-
gejala lain seperti regurgitasi (rasa asam dan pahit di lidah). Gejala tersebut timbul
karena adanya mekanisme transient lower esophageal spinchter relaxation (TLESR),
menurunnya bersihan esofagus, disfungsi sfingter esofagus , dan pengosongan
lambung yang lambat. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya regurgitasi isi

6
lambung ke dalam esofagus sehingga timbullah rasa panas atau terbakar (heatburn)
yang dirasakan naik dari ulu hati ke dada, begitu juga dengan rasa asam dan pahit di
mulut.

4. Plan :

Diagnosis : Gastroesophageal Reflux Disease

Penatalaksanaan :
Non farmakologi :
- Modifikasi berat badan berlebih dan meninggikan kepala lebih kurang 15-20 cm
pada saat tidur, serta faktor-faktor tambahan lain seperti menghentikan merokok,
minum alkohol, mengurangi makanan dan obat-obatan yang merangsang asam
lambung dan menyebabkan refluks, makan tidak boleh terlalu kenyang dan
makan malam paling lambat 3 jam sebelum tidur.
Farmakologi :
Sistemik
- Sucralfat syr 3x1 (1 jam sebelum makan)
- Omeprazole 1x 20 mg selama 2 minggu

Prognosis
Vitam : dubia ad bonam
Functionam : dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai