Anda di halaman 1dari 99

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DENGAN


PRAKTIK MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA
DI SDN NO. 16 GARO’GO KECAMATAN BANGGAE
KABUPATEN MAJENE

MADYAN
C12014

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat (S.K.M)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA BANGSA MAJENE


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2016

54
ii
iii
MOTTO

Karena Kemarin Takkan Kembali,


Maka lakukanlah Yang Terbaik
Untuk Hari Esok

Kesuksesan hanya akan datang kepada orang yang


Berusaha mendapatkannya bukan mereka yang hanya
Mengharapkannya

Karya ini kupersembahkan kepada orang yang Selalu

mendoakan dengan sepenuh hati atas segala Pengorbanannya

dan cucuran keringat ayahanda H. M. Yahya dan ibunda tercinta

Hj. Hadaeni, serta saudara - saudaraku yang selalu memberikan

dorongan Dan semangat menyertai langkahku dalam meraih sukses.

iv
ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK MEMBUANG


SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SDN NO. 16 GARO’GO KECAMATAN
BANGGAE KABUPATEN MAJENE. Oleh Madyan C.12.014. Dibimbing oleh
Asmuni, dan Ashar, (xv + 84 Hal skripsi + 8 Tabel + 1 Gambar + 14 Lampiran)
Salah satu indikator PHBS di sekolah adalah membuang sampah pada tempatnya yang
erat kaitannya dengan pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh siswa. Tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap siswa dengan praktik
membuang sampah pada tempatnya di SDN NO 16 Garo’go Kecamatan banggae
Kabupaten majene. Penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatan Cross
Sectional. Populasi penelitian ini adalah siswa SDN NO.16 Garo’go kelas IV dan V yang
berjumlah sebanyak 127 orang. Sampel penelitian sebanyak 96 responden dengan
menggunakan Simple Random Sampling. Tehnik analisa data menggunakan uji statistik
chi square dan uji Fisher’s Exact test untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap
siswa terhadap praktik pembuangan sampah pada tempatnya. Hasil analisis bivariat dan
univariat menunjukan responden berdasarkan pengetahuan tentang membuang sampah
didapatkan hasil dari 96 sampel 50 (52%) memiliki pengetahuan rendah. Distribusi
berdasarkan sikap didapatkan hasil dari jumlah 96 sampel 80 (83%) memiliki sikap
positif. Distribusi responden berdasarkan praktik membuang sampah dari 96 sampel
73(76%) tidak sembarang membuang sampah. Hubungan pengetahuan dengan praktik
membuang sampah pada tempatnya diperoleh p (0,000) < α (0,05), hubungan sikap
dengan praktik membuang sampah pada tempatnya diperoleh p (0,000) < α (0,05),).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dan sikap siswa
dengan praktik membuang sampah pada tempatnya di SDN NO.16 Garo’go kecamatan
banggae kabupaten majene.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Praktik , Sampah

v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : MADYAN

NIM : C 12014

Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Judul Skripsi : Hubungan pengetahuan dan sikap siswa dengan

praktik membuang sampah pada tempatnya di SDN No. 16 Garo’go Kecamatan

Banggae Kabupaten Majene Tahun 2016.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini yang saya tulis benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Majene, 24 Agustus 2016


Yang membuat pernyataan,

Madyan

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirahat ALLAH SWT yang senantiasa melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan

menyusun skripsi ini. Syalawat dan salam kepada Nabiullah Muhammad SAW,

sebagai pribadi yang agung dan berakhlak mulia yang patut kita jadikan tauladan

dalam kehidupan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak diberikan dorongan dan

bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, dalam

kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih setinggi-tingginya

kepada :

1. Teristimewa kepada orang tuaku, Ayahanda H. M. Yahya dan Ibunda

Hj. Hadaeni yang telah memnuntun anak-anaknya dengan tabah dan penuh

kasih sayang.

2. Bapak Zulkifli, S.Kep., Ns.,M.Kep selaku Ketua Sekolah Tinggi Kesehatan

Bina Bangsa Majene.

3. Ibu Asmuni,SKM,. M.Kes selaku ketua prodi S1 kesehatan masyarakat

sekaligus pembimbing I yang telah memberikan motovasi, nasehat dan arahan

kepada penulis selama mengikuti pendidikan.

4. Bapak Ashar, S.pd,. M.Kes selaku pembimbing II yang penuh ketulusan hati

telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta penuh perhatian dan

kesabaran dalam membimbing, memberikan arahan dan masukan kepada

penulis.

vii
5. Ibu Sitti Nuraliah, ST, Msc dan Bapak Muhlis, SKM. M.Kes selaku penguji I

dan Penguji II yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan hasil

skripsi ini.

6. Segenap Dosen dan Staf jurusan kesehatan masyarakat Stikes Bina Bangsa

Majene yang telah mentransferkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti

pendidikan.

7. Kepala Badan Kesbang Limnas Kabupaten Majene yang telah memberikan

izin penelitian kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Kepala Sekolah dan Guru SDN No. 16 Garo’go Kecamatan Banggae

Kabupaten Majene yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian

dan banyak meluangkan waktu utnuk memberikan informasi kepada penulis.

9. Para siswa SDN No. 16 Garo’go Kecamatan Banggae Kabupaten Majene.

10. Saudara-saudaraku tercinta : Kak Chalia, Kak Nurgan, Kak Usman, Kak

Choma, Kak Malia, Kak Cheni, Kak Chia, Kak Chapa, Kak Munhi, Kak

Echi, terima kasih atas bantuan dan pengertianya.

11. Sahabat Tercinta : Maya Tantri Dewantri, Linda Puspita syari, Mirnawati,

Erni Herman, Nurjannah, Nihla Wahyu Ningsih, Ulfa Azis, Nurmadinah,

Nurhakimah, Muflihati dan semua angkatan 2012 Program S1 kesehatan

masyarakat, yang sering memberikan semangat, terima kasih atas dorongan,

kebaikan, dan kebersamaan.

12. Teman-teman dipondok Lembang Ihsan, Busrah dan Ridwan terima kasih

atas bantuan dan kebaikan .

viii
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan

masih sangat sederhana dari berbagai segi. Untuk itu dengan lapang hati

penulis mengharapkan berbagai masukan kritik dan saran dari pembaca demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya hanya Allah SWT jualah penulis mengharapkan doa dan

magfhirah-nya, semoga dukungan serta bantuan semua pihak mendapatkan

pahala di sisi Allah SWT. Amin.

Majene, 24 Agustus 2016

Madyan

ix
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

MOTTO ........................................................................................................... iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Sampah ............................................................... 7

B. Tinjauan tentang Sekolah ............................................................... 10

C. Tinjauan tentang Pengetahuan ........................................................ 18

D. Tinjauan tentang Sikap ................................................................... 22

x
E. Tinjauan tentang Tindakan ............................................................. 26

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel ............................................................... 28

B. Pola Pikir Variabel.......................................................................... 29

C. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif .................................... 29

D. Hipotesis ......................................................................................... 31

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 32

B. Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................... 32

C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 33

D. Instrumen Penelitian ....................................................................... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 35

F. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data ........................................ 35

G. Teknik Analisa Data ....................................................................... 35

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 37

B. Pembahasan ................................................................................... 43

C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 48

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 49

B. Saran .............................................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51


LAMPIRAN ......................................................................................................... 54
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. 84

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

3.1 Bobot Skor Skala Sikap .................................................................... 30

5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelas ........................................ 37

5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 38

5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Membuang

Sampah ............................................................................................. 39

5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Siswa tentang Membuang

Sampah ............................................................................................. 40

5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Praktik Membuang Sampah ... 40

5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan dengan Praktik

Membuang Sampah pada tempatnya .............................................. 41

5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap dengan Praktik Membuang

Sampah pada tempatnya ................................................................. 42

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

3.1 Pola Pikir Variabel .......................................................................... 29

xiii
DAFTAR SINGKATAN

No. Singkatan Arti

1. PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

2. SDN : Sekolah Dasar Negeri

3. UNICEF : United Nations International Children’s Emergency Fund

4. B3 : Bahan Buangan Berbahaya

5. SD : Sekolah Dasar

6. MI : Madrasah Ibtidaiyah

7. SMP : Sekolah Menengah Pertama

8. MTs : Madrasah Tsanawiyah

9. UKS : Unit Kesahatan Sekolah

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. Persyuratan

Surat pengantar dari Ketua STIKes Bina Bangsa Majene kebadan

KESBANGPOL dan Linmas Kabupaten Majene .................................... 56

Surat dari badan KESBANGPOL dan Linmas Kabupaten Majene ke

Tempat Penelitian ................................................................................... 57

Surat Keterangan selesai Penelitian ........................................................ 58

Surat Seminar Proposal ........................................................................... 59

Surat Seminar Hasil ................................................................................. 60

Surat Ujian Skripsi dan Komprehensif .................................................... 61

B. Validasi dan Instrumen

Instrumen Penelitian (Kuesioner) ............................................................ 63

Surat permohonan Validator Kuesioner .................................................. 66

Surat keterangan validator Pertama ......................................................... 68

Surat keterangan validator Kedua ........................................................... 69

Surat keterangan validator Ketiga ........................................................... 70

C. Analisis Data

Master tabel ............................................................................................. 72

Hasil analisis SPSS .................................................................................. 77

D. Dokumentasi

Dokumentasi Penelitian ........................................................................... 82

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah

tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan batin. Salah

satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi,

karena derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

kualitas sumber daya manusia. Kebijakan nasional promosi kesehatan untuk

mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan sesuai Peraturan

Menteri Kesehatan RI.No.2269/MENKES/PER/XI/2011 yaitu mengenai

Pedoman pembinaan PHBS.

Anak merupakan aset terpenting dalam pencapaian keberhasilan suatku

negara, karena anak merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Guru

memiliki peranan sangat penting dalam merencanakan, mengawasi, membina

serta mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak didik agar

dapat berkembang secara optimal (Sumiyati, 2015).

Anak usia sekolah baik tingkat prasekolah, sekolah dasar, sekolah

menengah pertama dan sekolah menengah atas adalah suatku masa usia anak

yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan

banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak

dikemudikan hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,

gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar.

Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat

1
2

pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Sekolah menempati

kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan, karena sebagian besar

anak-anak usia 5-19 tahun terpajang dengan lembaga pendidikan dalam

jangka waktu yang lama (taman kanak-kanak sampai sekolah lanjutan atas)

dan sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang

anak (Pratama, 2013).

Jumlah usia sekolah yang cukup besar yaitu 30% dari jumlah penduduk

Indonesia merupakan masa keemasan untuk menanamkan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga anak sekolah berpotensi sebagai agen

perubahan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungkan sekolah,

keluarga maupun masyarakat. Beberapa kegiatan peserta didik dalam

menerapkan PHBS salah satu indikator PHBS di sekolah adalah membuang

sampah pada tempatnya. Di mana anak di lingkungan sekolah tidak bisa

dipisahkan dari sampah yang merupakan hasil dari aktivitas anak selama di

sekolah. Permasalahan sampah jika dibuang di sembarang tempat dan tidak

dikelola dengan baik akan dapat menyebabkan ancaman timbulnya penyakit.

Penerapan PHBS di lingkungan sekolah khususnya kebiasaan siswa

membuang sampah erat kaitannya dengan pengetahuan dan sikap yang

dimiliki oleh siswa (Darmawan, 2013).

Hasil penelitian Rahardjo AS (2014), mengenai hubungan antara

pengetahuan, sikap dan ketersediaan fasilitas di sekolah dalam PHBS

membuang sampah pada tempatnya yang di lakukan di Sekolah Dasar Negeri

Banjarsari 02 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati. Kesimpulan yang diperoleh


3

antara lain: Ada hubungan antara pengetahuan dengan PHBS membuang

sampah pada tempatnya. Ada hubungan antara sikap dengan PHBS

membuang sampah pada tempatnya. Ada hubungan antara ketersediaan

fasilitas dengan PHBS membuang sampah pada tempatnya.

Hasil penelitian Hasyiawahda (2015), mengenai hubungan antara

pengetahuan, sikap siswa dengan praktik membuang sampah pada tempatnya

di SDN 006 Pambusuang Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar.

Kesimpulan yang diperoleh antara lain: Ada hubungan antara pengetahuan

dengan praktik membuang sampah pada tempatnya. Ada hubungan antara

sikap dengan praktik membuang sampah pada tempatnya.

SDN NO 16 Garo’go yang berada di kelurahan Baru Lingkungan Garo’go

Kecamatan Banggae Kabupaten Majene, masuk salah satu sekolah binaan

UNICEF, Unicef merupakan suatu lembaga yang berada di bawah naungan

PBB. Unicef merupakan lembaga yang bertugas untuk membantu anak-anak

dalam pencegahan penyakit atau melindungi hak-hak dan kewajiban anak.

Salah satu tugas Unicef ini adalah membantu anak dalam pencegahan penyakit

sehingga SDN NO 16 Garo’go menambah fasilitas- fasilitas seperti

penambahan tempat sampah di setiap ruangan dan pemasangan spanduk dan

baliho di setiap sudut sekolah.

Berdasarkan data yang diperoleh di SDN NO 16 Garo’go kecamatan

Banggae Kabupaten Majene, diperoleh data bahwa jumlah seluruh siswa

adalah 351, tapi karena kelas VI sudah tidak masuk sekolah, jadi jumlah

seluruh siswa dari kelas I s/d V adalah 297 siswa terdiri dari 147 murid laki-
4

laki dan 150 murid perempuan serta terdapat 28 unit kepemilikan tempat

sampah yang berada di setiap depan kelas. Meskipun sudah ada tempat

sampah di setiap kelas dan sering diingatkan oleh guru tetapi mereka masih

saja membuang sampah sembarangan. Keadaan di lingkungan sekolah tersebut

masih kurang bersih dan sampahnya pun berserakan di lingkungan sekolah

baik di belakang sekolah maupun di depan ruang kelas. Kondisi seperti ini

dikarenakan siswa di sekolah kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan

sekolahnya. Pengetahuan yang kurang terhadap pengelolaan sampah dapat

memperburuk lingkungan sekitar akibat tidak terkelola dengan baik dari

sampah yang dihasilkan. Akibat dari lingkungan sekolah yang kotor dan tidak

sehat, maka dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi belajar para siswa.

Berdasarkan data di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang ”Hubungan Pengetahuan dan Sikap Siswa dengan

Praktik Membuang Sampah pada Tempatnya di SDN NO 16 Garo’go

Kecamatan Banggae Kabupaten Majene Tahun 2016”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti membuat rumusan

masalah sebagai berikut “ apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap siswa

dengan praktik membuang sampah pada tempatnya di SDN NO 16 Garo’go

Kecamatan Banggae Kabupaten Majene Tahun 2016 ?”


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap siswa dengan

praktik membuang sampah pada tempatnya di SDN NO 16 Garo’go

Kecamatan Banggae Kabupaten Majene Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan siswa dengan praktik

membuang sampah pada tempatnya di SDN NO 16 Garo’go

Kecamatan Banggae Kabupaten Majene Tahun 2016.

b. Untuk mengetahui hubungan sikap siswa dengan praktik membuang

sampah pada tempatnya di SDN NO 16 Garo’go Kecamatan Banggae

Kabupaten Majene Tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Institusi

a. Sebagai tambahan referensi kajian PHBS terkhusus membuang

sampah pada tempatnya.

b. Memberikan informasi dan masukan kepada institusi yang

bersangkutan untuk melakukan intervensi PHBS-membuang sampah

pada tempatnya kepada para peserta didik.

c. Sebagai masukan bagi program PHBS.


6

2. Manfaat Peneliti

a. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan serta menambah

pengalaman di bidang PHBS.

b. Bagi tempat penelitian diharapkan dapat berguna sebagai bahan

masukan dan pertimbangan dalam meningkatkan derajat kesehatan.

c. Bagi anak-anak agar membudayakan membuang sampah pada

tempatnya.

d. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi para siswa

yang mengikuti penelitian serta berharap kegiatan ini dapat

menjadikan mereka untuk lebih peduli terhadap lingkungan.

e. Menambah pengalaman dan wawasan peneliti serta dapat menjadikan

bahan masukan untuk melakukan tindakan preventif bagi peneliti dan

masyarakat lain.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Sampah

1. Definisi Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah

berakhirnya suatu proses. Sampah juga mempengaruhi kelestarian

lingkungan hidup dalam hal ini lingkungan alam dan lingkungan sosial,

apabila ada kesalahan dalam pembuangan sampah maka akan berakibat

fatal bagi lingkungan hidup di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Ketika sampah menumpuk akan mengakibatkan bencana yang merusak

lingkungan seperti banjir. Membuang sampah pada tempatnya merupakan

cara sederhana dan mempunyai manfaat besar untuk menjaga kebersihan

lingkungan (Astuti, 2015).

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak dipakai lagi

oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam

suatu kegiatan manusia dan dibuang (Notoatmodjo, 2011).

2. Jenis Sampah

Sampah jika ditinjau dari segi jenisnya (Fadhilah, dkk. 2011) di

antaranya yaitu :

a. Sampah yang dapat membusuk atau sampah basah ( Garbage )

Garbage adalah sampah yang mudah membusuk karena aktifitas

mikroorganisme pembusuk yang berasal dari rumah tangga, restoran,

hotel dsb.

7
8

b. Sampah yang tidak membusuk atau sampah kering (Refuse)

Sampah jenis ini tidak dapat didegradasikan oleh

mikroorganisme, dan penanganannya membutuhkan teknik yang

khusus. Contoh sampah jenis ini adalah kertas, plastik, dan kaca,

c. Sampah yang berupa debu atau abu (Ashes)

Sampah jenis ini biasanya hasil dari proses pembakaran dari

bahan yang mudah terbakar. Ukuran sampah ini relatif kecil yaitu

kurang dari 10 mikron dan dapat memasuki saluran pernafasan.

d. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan.

Sampah jenis ini sering disebut sampah B3, dikatakan berbahaya

karena berdasarkan jumlahnya atau konsentrasinya atau karena sifat

kimiawi atau fisika atau mikrobanya dapat :

1) Meningkatkan mortalitas dan mobilitas secara bermakna atau

menyebabkan penyakit yang tidak reversibel ataupun sakit berat

tidak dapat pulih ataupun reversibel atau yang dapat pulih.

2) Berpotensi menimbulkan bahaya pada saat ini maupun dimasa

yang akan datang terhadap kesehatan atau lingkungan apabila tidak

diolah, ditransport, disimpan dan dibuang dengan baik. Sampah

yang masuk dalam tipe ini tergolong sampah yang beresiko

menimbulkan keracunan baik manusia maupun fauna dan flora di

lingkungan tersebut.
9

3. Sumber-sumber Sampah

Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa

sumber (Chandra, 2014) diantaranya yaitu:

a. Pemukiman penduduk

Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau

beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama

yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan

biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan

atau sampah basah (Garbage), sampah kering (Rubbish),perabotan

rumah tangga, abu atau sisa tumbuhan kebun

b. Tempat umum dan tempat perdagangan

Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang

berkumpul dan melakukan kegiatan termasuk juga tempat

perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat semacam itu

dapat berupa sisa-sisa makanan (Garbage), sampah kering, abu, sisa

bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah berbahaya.

c. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah

Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain,

tempat hiburan dan umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan

kesehatan ( Misalnya rumah sakit dan puskesmas ), kompleks militer,

gedung pertemuan, pantai empat berlibur, dan sarana pemerintah lain.

Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan sampah

kering.
10

d. Industri berat dan ringan

Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman,

industri kayu, industri kimia, industri logam dan tempat pengolahan air

kotor dan air minum,dan kegiatan industri lainnya, baik yang sifatnya

distributif atau memproses bahan mentah saja. Sampah yang dihasilkan

dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-sisa

bangunan, sampah khusus dan sampah berbahaya.

e. Pertanian

Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian

seperti kebun, ladang ataupun sawah menghasilkan sampah berupa

bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah pertanian,

pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman.

B. Tinjauan Tentang Sekolah

1. Pengertian sekolah

Sekolah Dasar merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal

di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari

kelas 1 sampai kelas 6. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional (UU Nomor 20 Tahun 2001) Pasal 17 mendefinisikan pendidikan

dasar sebagai berikut: (1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan

yang melandasi jenjang pendidikan menengah; (2) Pendidikan dasar

berbentuk SD dan MI atau bentuk lain yang sederajat serta SMP dan MTs,

atau bentuk lain yang sederajat (Darmawan, 2013).


11

Pada tingkat SD, anak-anak mulai diperkenalkan dengan UKS.

Keberadaan UKS disekolah-sekolah bertujuan untuk meningkatkan mutu

pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan PHBS

serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang

sehat. Agar tujuan-tujuan tersebut dapat tercapai maka UKS memiliki

beberapa program yang harus dijalankan, diantaranya adalah pendidikan

kesehatan disekolah, pemeliharaan kesehatan sekolah, dan lingkungan

sekolah yang sehat. Di dalam UKS, PHBS merupakan aspek yang sangat

diperhatikan (Atikah Proverawati, 2012).

Pengetahuan pada anak usia sekolah merupakan perubahan yang

terjadi pada aspek kognitifnya. Daya pikir anak usia sekolah berkembang

kearah pikir konkrit, rasional, dan obyektif. Pemikiran anak usia sekolah

disebut juga pemikiran operasional konkrit (Concrete Operational

Thought) yaitu aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek yang

konkrit (Darmawan, 2013).

Sikap yang dimunculkan anak dipengaruhi oleh perkembangan moral,

pola pikir anak usia sekolah berubah dari egosentrisme ke pola pikir yang

logis. Anak usia sekolah mampu menilai suatu tindakan berdasarkan niat

dibandingkan akibat yang dihasilkannya. Keadaan sosial ekonomi akan

menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda sehingga akan berpengaruh

terhadap sikap. Praktik atau tindakan setelah seseorang mengetahui

stimulus atau obyek kesehatan, kemudian mengadakan nilai atau pendapat


12

yang pada tahap selanjutnya akan melaksanakan apa yang diketahui, inilah

yang disebut dengan praktik atau tindaka (Darmawan, 2013).

2. Karakteristik Sampah di Sekolah

Sekolah menjadi tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi

penghasil sampah terbesar selain pasar, rumah tangga, industri dan

perkantoran. Secara umum sampah dapat dipisahkan menjadi (Yuwono,

2010):

a. Sampah organik/mudah membusuk berasal dari sisa makanan, sisa

sayuran dan kulit buah-buahan, sisa ikan dan daging, sampah kebun

(Rumput, daun dan ranting).

b. Sampah anorganik/tidak mudah membusuk berupa kertas, kayu, kain,

kaca, logam, plastik, karet dan tanah.

Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah

anorganik dan hanya sedikit sampah organik. Sampah anorganik yang

dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam.

Sedangkan sampah organik berasal dari guguran pohon, sisa makanan

dan daun pisang pembungkus makanan.

3. Tempat Sampah

Tempat sampah (Waste container) adalah tempat untuk menampung

sampah secara sementara, yang biasanya terbuat dari logam atau plastik.

Di dalam ruangan, tempat sampah umumnya disimpan untuk membuang

sisa keperluan dapur seperti kulit buah atau botol. Ada juga tempat sampah

khusus kertas yang digunakan di kantor. Beberapa tempat sampah


13

memiliki penutup pada bagian atasnya untuk menghindari

keluarnya bau yang dikeluarkan sampah. Kebanyakan harus dibuka secara

manual, namun saat ini sudah banyak yang menggunakan pedal untuk

memudahkan membuka tutup tempat sampah. Tempat sampah dalam

ruangan umumnya dilapisi kantong untuk memudahkan pembuangan

sehingga tidak perlu memindahkan tempat sampah ketika sudah penuh,

cukup dengan membawa kantong yang melapisi tempat sampah lalu

menggantinya dengan yang baru. Hal ini memudahkan pembuangan

sampah. Agar untuk memberi pengetahuan kepada murid tentang

perbedaan sampah, dalam menempatkan posisi tempat penyimpanan tong

sampah tersebut harus sesuai dengan kebutuhan dan memperkirakan orang

yang terdapat disekolah tersebut. Contohnya setiap kelas dan kantor di

sediakan tempat sampah, di lapangan atau tempat terbuka tempat sampah

sebaiknya di sediakan dan jarak tempat sampah seharusnya diletakkan tiap

10 meter di sekolah. Dengan demikian, ketika siswa/siswi bermaksud

membuang sampah, mereka dapat menemukan tempat sampah tersebut

dengan mudah. Jadi, tidak ada alasan bagi mereka untuk membuang

sampah sembarangan.

Sekolah juga bisa menyediakan tiga tong sampah misalnya tong yang

berwarna hijau adalah untuk sampah yang berasal dari buah-buahan,

sayur-sayuran atau daun-daunan yang cepat membusuk atau yang sering

disebut sebagai sampah dapur, untuk tong yang berwarna merah misalnya

untuk sampah pecahan kaca, botol plastik, kaleng atau sampah yang tidak
14

dapat membusuk atau tidak dapat dibakar, sementara untuk tong yang

berwarna kuning adalah untuk sampah yang terdiri dari kertas atau sampah

yang mudah terbakar.

4. Pengelolaan sampah di sekolah

1. Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan

non organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda.

2. Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:

a. Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah

tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai (penggunaan

kembali botol-botol bekas).

b. Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu

yang dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-

sampah yang sudah ada.

c. Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu

untuk diolah menjadi barang yang lebih berguna (daur ulang

sampah organik menjadi kompos).

3. Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah,

dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah

disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke

Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Sampah yang dibuang ke TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan

sampah yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan karena sampah

organik cepat membusuk sementara sampah non organik


15

membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga

memerlukan perlakuan khusus.

Untuk TPS yang sengaja disediakan oleh pihak sekolah sebaiknya

TPS tersebut berupa lubang yang dilengkapi dengan sistem penutup

sehingga tikus, serangga, dan hewan-hewan tertentu tidak masuk ke

dalamnya dan juga untuk menghindari bau dari sampah yang bisa

mengganggu.

Untuk memudahkan jangkauan biasanya juga disediakan bak-bak

sampah kecil yang ditempatkan di tempat-tempat yang mudah

dijangkau sebagai tempat penampungan sampah sementara sebelum

dibuang ke TPS. Penampungan sampah dalam bak sampah ini juga

sebaiknya dipisahkan menjadi tempat sampah organik dan anorganik

dan kalau sudah penuh harus segera dibuang ke TPS atau langsung

diambil oleh petugas kebersihan untuk dibuang ke TPA (Yuwono,

2010).

5. Perancangan Pengelolaan Sampah di Sekolah

Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah membutuhkan yang

perhatian serius. Dengan komposisi sebagian besar penghuninya adalah

anak-anak [warga belajar] tidak menutup kemungkinan pengelolaannya

pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai media pembelajaran

bagi siswa siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah

berwawasan lingkungan.
16

Sampah basah bisa diolah menjadi kompos. Prosesnya mudah dan

sederhana. Pembuatan kompos dengan sampah basah di sekolah bisa

menjadi media pembelajaran untuk anak didik. Setidaknya anak akan

belajar tentang Ilmu Pengetahuan Alam. Anak juga akan belajar

menghargai lingkungan. Mereka akan belajar bagaimana sampah itu bisa

bermanfaat bagi manusia bukan hanya sebagai sesuatu yang kotor dan

menjijikkan. Kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk memupuk

tanaman yang ada atau sebagi bahan campuran media tanam dalam pot.

Kertas bekas yang dihasilkan banyak sekali yang berjenis HVS. Jenis

kertas ini dikalangan pemulung memiliki harga yang paling tinggi. Belum

lagi kertas karton, kertas pembungkus makanan dan kertas jenis lainnya.

Khusus untuk sampah kertas, bisa dilakukan dua hal untuk

pengelolaannya.

1. Yang pertama adalah daur ulang sebagai pengelolaan sendiri. Sampah

kertas bisa didaur ulang dengan cukup mudah. Kertas bekas dipotong

kecil-kecil dan direndam ke dalam air. Proses berikutnya adalah

diblender hingga berubah menjadi bubur kertas. Dari sinilah

kreativitas anak diperlukan. Bubur kertas bisa dijadikan bahan kertas

daur ulang atau bisa dijadikan bahan dasar kreativitas lain, misalnya

topeng kertas atau bentuk pigura.

2. Bentuk pengelolaan kedua adalah sistem pemilahan untuk dijual. Kertas

berjenis HVS dipisah dari jenis lain misalnya koran, karton dan

kardus. Kertas bekas yang sudah dipilah tadi dijual ke pemulung.


17

Pemulung secara berkala akan datang ke sekolah untuk mengambil

kertas tersebut.

Jenis sampah lain yang juga lumayan banyak di sekolah adalah

plastik. Sampah ini sebagian besar terdiri dari bungkus plastik dan

botol minuman mineral. Untuk jenis terakhir inilah yang sekarang

banyak dicari orang. Botol minuman bekas yang berbahan plastik PET

bisa didaur ulang menjadi biji plastik. Demikian juga halnya dengan

kaleng minuman bekas yang berbahan logam. Sampah jenis ini juga

sebaiknya dipilah, dikumpulkan untuk kemudian dijual. Anak-anak

juga dapat berkreasi merangkainya menjadi barang kerajinan atau

hiasan dinding.

Dengan sistem pemilahan ini diharapkan anak didik dapat belajar

betapa sampah yang semula kotor dan menjijikkan ternyata memiliki

nilai jual. Mata pelajaran ekonomi dapat dipelajari dari seonggok

sampah di sekolah. Anak didik akan menyadari bahwa peluang kerja

ada di sekitarnya, bukan hanya dicari tapi dapat juga diciptakan.

Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para siswa

perlu dilibatkan secara aktif. Hal ini dapat dilakukan dengan

pembentukan regu-regu yang bertugas secara terjadwal. Kegiatan

pameran dan kompetisi berkala dapat dilakukan untuk meningkatkan

kepedulian terhadap pengelolaan sampah (Yuwono, 2010).


18

C. Tinjauan Tentang Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (Notoatmodjo dalam Pratama, 2013). Maka dapat disimpulkan

bahwa pengetahuan tentang sampah yaitu masyarakat mendapatkan hasil

dari penginderaan terkait dengan pengelolaan sampah yang meliputi jenis-

jenis sampah, sumber-sumber sampah, pengolahan sampah dan

keuntungan serta kerugian sampah

Secara garis besar pengetahuan dibagi dalam 6 tingkatan yakni (Rogert

dalam Garini, 2012) :

a. Tahu (Know)

Tahu adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat

menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap

objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,


19

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang

dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (Sebenarnya).

Aplikasi ini biasa diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau

situasi lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjalankan materi objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja,

dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

dan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya

dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat

menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-

rumusan yang telah ada.


20

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yakni

(Notoatmodjo dalam Rahman, 2015) :

a. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

makin mudah untuk menerima informasi. Pengetahuan anak tentang

suatu objek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan

negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap

seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari

objek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif

terhadap obyek tersebut.

b. Informasi media massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impect)

sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan anak didalam keluarga

maupun masyarakat akan mengembangkan pola kognitif anak dan


21

akan membentuk sebuah perilaku. Status ekonomi juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan

tertentu, sehingga status ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar anak baik

lingkungan fisik, biologis maupaun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam anak yang berada

dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi

timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan

oleh setiap anak.

e. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengatahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengatahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi masa lalu.

f. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir anak.

Semakin bartambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap

dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membalik.

Mengukur pengetahuan dalam penelitian kuantitafif pada umumnya

mencari jawaban atas fenomena, yang menyangkut berapa banyak,


22

berapa sering, berapa lama, dan sebagainya, maka biasanya

menggunakan metode wawancara dan angket. (Notoatmodjo, 2012).

D. Tinjauan Tentang Sikap

1. Pengertian sikap

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan senang - tidak senang, setuju – tidak setuju, baik-tidak baik

dan sebagainya (Campbell dalam Fatimah, 2012).

2. Ciri-ciri sikap

Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut (buku Wawan & Dewi dalam

Rahman , 2015) :

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat

ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar,

haus, kebutuhan akan istirahat.

b. Sikap dapat berubah-ubah, oleh kerena itu sikap dapat dipelajari dan

sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan

dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.

c. Sikap tidak dapat berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai

hubungan tertentu terhadap suatu objek. Dengan katalain, sikap itu

terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu

yang dapat dirumuskan dengan jelas.


23

d. Objek sikap merupakan suatu hal tertentu tetap dapat juga merupakan

kumpulan dari hal-hal tersebut.

e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat

alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau

pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

3. Komponen sikap

Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu

(Notoatmodjo dalam Suhri, 2014 ):

a. Kepercayaan (Keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu sobjek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (Trend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (Total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini,

pengetahuan berfikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan

penting.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap obyek sikap

antara lain (Notoatmodjo dalam Rahman, 2015 ):

a. Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman

pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan

lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi

dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.


24

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk

berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang

yang dianggap penting tersebut.

c. Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah

sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai

sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi

corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

d. Media Massa

Dalam pemberitaan surat kabar mauoun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan

secara obJekstif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya,

akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga

agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan

jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.


25

f. Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang

didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi

atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

5. Sifat Sikap

Sifat Sikap ada dua macam, dapat pula bersifat positif dan dapat pula

bersifat negatif (Wawan.dkk dalam Rahman, 2015):

a. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,

mengharapkan obyek tertentu.

b. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, tidak menyukai obyek tertentu.

6. Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni (Azwar dalam Suhri, 2014):

a. Menerima (Receiving) bahwa orang atau subyek mau menerima

stimulus yang diberikan (Objek).

b. Merespon (Responding) sikap individu dapat memberikan jawaban

apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang

diberikan.

c. Menghargai (Valuing) sikap individu mengajak orang lain untuk

mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi

sikap tingkat tiga.


26

d. Bertanggung jawab (Responsible) sikap individu akan bertanggung

jawab dan sikap menanggung segala resiko atas segala sesuatu yang

telah dipilihnya.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak

lansung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau

penyataan responden terhadap suatu objek (Notoatmodjo, 2012).

E. Tinjauan Tentang Tindakan

Definisi tindakan

Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik) sikap belum

tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu

faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.

Praktik atau tindakan mempunyai beberapa tingkatan yakni

(Notoatmodjo, 2012) :

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

b. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh adalah merupakan indicator praktik tingkat dua.

c. Praktik secara mekanisme (mechanism)

Apabila subjek atau seseorang telah dapat melakukan sesuatu

dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah mencapai pratik

tingkat tiga.
27

d. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya tindakan itu sudah modifikasi tanpa mengurangi

kebenaran tindakan tersebut.

Cara mengukur tindakan atau praktik yaitu melalui pengamatan

(observasi) (Notoatmodjo, 2012).


BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel

Sampah adalah suatu barang atau benda padat yang harus dibuang pada

tempatnya, karena jika persoalan sampah tidak diperhatikan atau dibiarkan

begitu saja, maka sampah akan menumpuk kemudian dapat menjadi tempat

perkembangbiakan vektor sehingga mempengaruhi kesehatan manusia.

Membuang sampah sebaiknya dengan memisahkan sampah menjadi 2 (dua)

seperti sampah organik dan sampah anorganik.

Pengetahuan tentang sampah diharapkan dapat merubah perilaku

kesehatan siswa-siswi dalam hal ini terkait dengan perilaku pembuangan

sampah dalam tingkat pengetahuan siswa-siswa mengenai pembuangan

sampah dibutuhkan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa-siswi

berkaitan pembuangan sampah.

Sikap siswa terhadap sampah diharapkan untuk senantiasa membuang

sampah di tempat yang ditentukan, agar sampah tidak menumpuk dan

lingkungan sekitar yang ada di sekolah menjadi bersih dan indah.

28
29

B. Pola Pikir Variabel

Pengetahuan
Praktik
membuang
sampah
Sikap

Gambar 3.1.
Pola Pikir Variabel

Ket :

Variabel independent =

Variabel dependent =

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pengetahuan

a. Definisi operasional

Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pemahaman siswa tentang sampah, jenis-jenis sampah dan dampak

sampah terhadap lingkungan). Diukur dengan menggunakan angket

pengetahuan, skor maksimum 10 sedangkan minimum 0.

Untuk pengetahuan aspek pengukuran menggunakan skala

Guttman terdiri dari 10 pertanyaan, di mana untuk setiap pertanyaan


30

jika dijawab benar diberi skor 1 dan dijawab salah diberi skor 0

(Laksono dalam Rahman, 2015).

b. Kriteria objektif

1). Tinggi : jika skor angket pengetahuan ≤ 5

2). Rendah : jika skor angket pengetahuan > 5

2. Sikap

a. Definisi operasional

Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat

persetujuan siswa tentang membuang sampah.

Sikap responden dalam penelitian ini diukur menggunakan skala

Guttaman Jumlah pertanyaan 10 soal, di mana untuk setiap

pertanyaan terdiri satu jawaban yang benar. Jika responden

menjawab benar maka di beri skor 1 “benar” sedangkan jika

responden menjawab salah di beri skor 0 “salah ( Laksono dalam

Rahman, 2015).Jumlah nilai tertinggi yang dicapai oleh responden

adalah 10.

Tabel 3.1.
Bobot Skor Skala Sikap

Pernyataan Skala Sikap


Ya Tidak
Positif 1 0
Negatif 0 1

b. Kriteria objektif

1) positif : Jika skor angket sikap ≤ 5

2) negatif : Jika skor angket sikap > 5


31

3. Praktik membuang sampah

a. Defenisi operasional

Praktik membuang sampah yaitu praktik anak kelas IV dan V

Di SDN NO 16 Garo’go dalam membuang sampah.

b. Kriteria objektif

1) Sembarangan : Jika responden membuang sampah tidak pada

tempatnya.

2) Tidak sembarangan : Jika responden membuang sampah pada

tempatnya.

D. Hipotesis

1. Ada hubungan antara pengetahuan siswa dengan praktik membuang

sampah pada tempatnya di SDN NO 16 Garo’go Kecamatan Banggae

Kabupaten Majene tahun 2016.

2. Ada hubungan antara sikap siswa dengan praktik membuang sampah pada

tempatnya di SDN NO 16 Garo’go Kecamatan Banggae Kabupaten

Majene tahun 2016.


BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey analitik, dengan desain

studi cross-sectional. Desain ini dipilih karena sesuai dengan tujuan

penelitian yakni ingin mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan

praktik membuang sampah pada tempatnya di sekolah dasar. Dengan metode

cross-sectional kedua variabel yaitu variabel bebas (Independen) dan variabel

terikat (dependen) akan diobservasi sekaligus pada waktu yang bersamaan

dan cukup dilakukan satu kali untuk setiap responden sehingga tidak

memerlukan waktu yang lama.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni - juli 2016 di Kecamatan

Banggae Kabupaten Majene di mana di Kecamatan ini memiliki 30 sekolah

dasar, salah satunya adalah SDN NO 16 Garo’go.

Peneliti memilih SDN NO 16 Garo’go di mana sekolah ini berada sekitar

20 m dari jalan poros dengan luas tanah sekolah 1,304 m2 dengan kualitas

permanen serta memiliki 30 tempat sampah masing-masing ruangan termasuk

ruang guru dan jumlah siswa/siswi yang terdiri dari kelas I sebanyak 46

orang, kelas II sebanyak 60 orang, kelas III sebanyak 64 orang, kelas IV

sebanyak 60 orang, kelas V sebanyak 67 orang dan kelas VI sebanyak 54

orang dengan total siswa/siswi 351 serta jumlah guru yang ada di sekolah ini

32
33

sebanyak 48 guru terdiri dari Kepala Sekolah, 23 guru tetap, 23 guru honor

dan 1 penjaga sekolah. Jadi dengan banyaknya siswa dalam satu sekolah

memungkingkan guru tidak dapat mengotrol semua siswa terutama dalam

pembuangan sampah.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Wahab, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SDN NO 16

Garo’go kelas IV dan V yang berjumlah sebanyak 127 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Wahab, 2013). Sampel

dalam penelitian ini adalah siswa SDN NO 16 Garo’go kelas IV dan V,

dengan pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling

yaitu teknik pengambilan sampel di mana semua anggota populasi

mempunyai peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel.

3. Besar Sampel

Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus

(Slovin dalam Ashar, 2013 ) yaitu:

n= N

1+N(e)2

Keterangan :
n = besaran sampel
N = besaran populasi
34

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diiginkan (persen


kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan
sampel).
Jika dimasukkan dalam rumus maka total sampel yang

diperoleh:

n = 127

1 + 127 x 0,05 2

n = 127

1 + 127 x 0,0025

n = 127 n= 127 n = 96 siswa

1 + 0,3175 1,1375

Dengan menggunakan perhitungan di atas maka jumlah sampel yang

diperoleh adalah 96 responden. Sedangkan untuk pengambilan sub

sampel kelas IV dan V sebagai berikut :

Kelas IV = 60/127 x 96 = 45

Kelas V = 67/127 x 96 = 51

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan angket tentang pengetahuan dalam

membuang sampah pada tempatnya dengan skala Guttman, dan sikap siswa

dalam membuang sampah dengan menggunakan skala Guttman. Di samping

itu, dalam angket juga terdapat bagian identitas siswa atau responden.
35

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber datanya (Wahab, 2013).

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara membagikan angket

yang kemudian diisi secara mandiri oleh responden. Jika responden

kurang paham pada pertanyaan dalam angket atau kuesioner, bisa

ditanyakan langsung kepada peneliti dan dalam pengambilan data ini

peneliti akan dibantu oleh seorang teman yang seangkatan serta beberapa

guru sekolah yang bersangkutan.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti

dari berbagai sumber yang telah ada (Wahab, 2013). Data sekunder

antara lain jumlah siswa dan data umum gambaran tentang sekolah.

F. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data meliputi kegiatan cleaning, coding, scoring dan

entry. sehingga diperoleh data yang lengkap dari masing-masing obyek

untuk setiap variabel yang diteliti.

2. Penyajian Data

Penyajian data disajikan dalam bentuk tabel serta penjelasan dalam

bentuk narasi.
36

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menghasilkan distribusi presentase

dari variabel penelitian yaitu karakteristik responden (kelas, jenis

kelamin) pengetahuan dan sikap siswa dengan praktik membuang sampah

pada tempatnya.

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji chi-

squere dan uji Fisher’s Exact Test untuk mengetahui hubungan

pengetahuan dan sikap siswa dengan praktik membuang sampah pada

tempatnya.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan

sikap siswa dengan praktik membuang sampah pada tempatnya pada siswa

SDN 16 Garo’go, dengan jumlah sampel sebanyak 96 responden dengan

pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling yaitu tehnik

pengambilan sampel di mana semua anggota populasi mempunyai peluang

yang sama untuk terpilih sebagai sampel.

Bagian pertama akan menyajikan karakteristik umum responden kemudian

dilanjutkan dengan penyajian gambaran hubungan antara variabel dependen

dan variabel independen. Berikut ini hasil penelitian yang diperoleh:

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

1) Kelas

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV dan V SDN 16

Garo’go (Tabel 5.1).

Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Kelas di SDN No. 16 Garo’go
Kec. Banggae Kab. Majene
Tahun 2016
NO Kelas n %
1 IV 45 47
2 V 51 53
Jumlah 96 100
Sumber : hasil analisis, 2016

37
38

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa responden yang paling rendah

jumlah siswanya yaitu berada pada kelas IV sebanyak 45

responden (47%) dan yang paling tinggi yaitu berada pada kelas V

sebanyak 51 responden (53%).

2). Jenis Kelamin

Distribusi frekuensi dari jenis kelamin responden perempuan

yaitu dengan 58 siswa dan laki-laki 38 siswa (Tabel 5.2).

Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di SDN
No.16 Garo’go Kec. Banggae Kab. Majene
Tahun 2016

NO Jenis Kelamin n %
1 laki-laki 38 40
2 Perempuan 58 60
Jumlah 96 100
Sumber : Hasil analisis, 2016

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 96 responden yang

terendah yaitu jenis kelamin laki-laki sebanyak 38 responden

(40%) dan yang tertinggi yaitu jenis kelamin perempuan sebanyak

58 responden (60%).

b. Analisis Variabel yang diteliti

1). Pengetahuan

Penelitian ini diteliti pengetahuan siswa yang terdiri dari

pengetahuan tentang sampah, jenis sampah, dampak membuang


39

sampah sembarangan serta penyakit akibat membuang sampah

sembarangan (Tabel 5.3).

Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang
Membuang Sampah di SDN No. 16 Garo’go
Kec. Banggae Kab. Majene
Tahun 2016

NO Pengetahuan n %
1 Rendah 50 52,1
2 Tinggi 46 47,9
Jumlah 96 100
Sumber : Hasil analisis, 2016

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang

praktik membuang sampah terbanyak pada tingkat pengetahuan

yang rendah yaitu 50 responden (52%) dan terendah berada pada

tingkat pengetahuan yang tinggi yaitu sebanyak 46 responden

(48%).

2). Sikap

Penelitian ini meneliti tentang sikap siswa terhadap sampah di

sekolah yang terdiri dari adanya tempat sampah di sekolah serta

bagaimana siswa menyikapi tentang membuang sampah

sembarangan (Tabel 5.4).


40

Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Siswa tentang
Membuang Sampah di SDN No. 16 Garo’go
Kec. Banggae Kab. Majene
Tahun 2016
No Sikap n %
1 Negatif 16 16,7
2 Positif 80 83,3
Jumlah 96 100
Sumber : Hasil analisis, 2016

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sikap negatif responden tentang

praktik membuang sampah lebih rendah yaitu sebanyak 16

responden (17%) dan sikap positif responden tentang praktik

membuang sampah lebih tinggi yaitu sebanyak 80 responden

(83%).

3). Praktik Membuang Sampah pada Tempatnya

Penelitian ini meneliti tentang perilaku siswa yang terdiri

dari praktik membuang sampah pada tempatnya (Tabel 5.5).

Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Praktik Membuang
Sampah di SDN No. 16 Garo’go
Kec. Banggae Kab. Majene
Tahun 2016
No Praktek Membuang Sampah n %
1 Sembarang 23 24,0
2 Tidak Sembarang 73 76,0
Jumlah 96 100
Sumber : Hasil analisis, 2016

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian responden yang

memilki praktik yang kurang baik atau Sembarangan dalam

membuang sampah yaitu sebanyak 23 responden (24%)


41

sedangkan responden yang memiliki praktik yang baik atau Tidak

Sembarangan dalam membuang sampah yaitu sebanyak 73

responden (76%).

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Pengetahuan Siswa dengan Praktik Membuang Sampah

pada Tempatnya di SDN 16 Garo’go (Tabel 5.6).

Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan dengan Praktik
Membuang Sampah pada Tempatnya di SDN
No. 16 Garo’go Kec. Banggae Kab. Majene
Tahun 2016
Praktik Membuang Sampah
Tidak Total
Pengetahuan Sembarangan Sembarangan P
n % n % n %
Rendah 20 40,0 30 60,0 50 100
Tinggi 3 6,5 43 93,5 46 100 .000
Total 23 24.0 73 76.0 96 100
Sumber : Hasil analisis, 2016

Hasil penelitian pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 96

responden yang diteliti, yang memiliki pengetahuan rendah yaitu

sebanyak 50 responden, dengan praktik membuang sampah yang baik

atau tidak sembarangan yaitu sebanyak 30 responden (60,0%) dan

kurang baik atau sembarangan yaitu sebanyak 20 responden (40,0%).

Sedangkan yang memilki pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 46

responden dengan praktik membuang sampah yang baik atau tidak

sembarangan yaitu sebanyak 43 responden (93,5%) dan kurang baik

atau sembarangan yaitu sebanyak 3 responden (6,5%).


42

Hasil analisis statistik dengan menggunakan Uji Chi-Square

menunjukkan nilai p didpatkan 0,000, dengan taraf signifikan 0,05

yang berarti p < α. Hal ini menunjukkan H1 diterima dan H0 ditolak

berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik membuang

sampah pada tempatnya. Semakin tinggi pengetahuan siswa maka

semakin baik pula perilaku membuang sampahnya.

Berdasarkan hasil analisis Uji Chi-Square menunjukkan bahwa di

SDN No. 16 Garo’go didapatkan hasil penelitian ada hubungan antara

pengetahuan dengan praktik membuang sampah pada tempatnya.

b. Hubungan Sikap siswa dengan Praktik Membuang Sampah pada

Tempatnya di SDN 16 Garo’go (Tabel 5.7).

Tabel 5.7
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap dengan Praktik
Membuang Sampah di SDN No. 16 Garo’go
Kec. Banggae Kab. Majene
Tahun 2016

Praktik Membuang
Sampah Total
Sikap Tidak P
Sembarangan
Sembarangan
n % n % n %
Negatif 11 68,8 5 31,2 16 100
Positif 12 15,0 68 85,0 80 100 .000
Total 23 24,0 73 76,0 96 100
Sumber : Hasil analisis, 2016

Hasil penelitian pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 96

responden yang diteliti, yang memiliki sikap negatif yaitu sebanyak 16

responden (dengan praktik membuang sampah yang baik atau tidak


43

sembarangan yaitu sebanyak 5 responden (31,2%) dan kurang baik

atau sembarangan yaitu sebanyak 11 responden (68,8%). Sedangkan

yang memiliki sikap positif yaitu sebanyak 80 responden dengan

praktik membuang sampah yang baik atau tidak sembarangan yaitu

sebanyak 68 responden (85,0%) dan kurang baik atau sembarangan

yaitu sebanyak 12 responden (15,0%).

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Fisher’s Exact

Test menunjukkan nilai p didpatkan 0,000, dengan taraf signifikan

0,05 yang berarti p < α. Hal ini menunjukkan H1 diterima dan H0

ditolak berarti ada hubungan antara sikap dengan praktik membuang

sampah pada tempatnya.

Berdasarkan hasil analisis uji Fisher’s Exact Test di atas

menunjukkan bahwa di SDN No. 16 Garo’go didapatkan hasil

penelitian ada hubungan sikap dengan praktik membuang sampah

pada tempatnya.

B. Pembahasan

Penelitian diawali dengan menggunakan survey terlebih dahulu khususnya

di SDN No. 16 Garo’go yang sebelumnya diawali dengan persuratan ke

berbagai lembaga yang terkait dalam penelitian ini.

Penelitian dilakukan pada tanggal 20 juli 2016 dengan hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat 127 populasi dan sebanyak 96 sampel yang

digunakan dalam penelitian, selanjutnya peneliti melakukan observasi

tentang sarana/fasilitas pembuangan sampah, yang di mana peneliti temukan


44

terdapat tempat sampah di setiap ruang kelas masing-masing berjumlah dua

tempat sampah serta layak untuk digunakan.

Observasi selanjutnya mengenai praktik membuang sampah pada

tempatnya, tapi observasi ini dilakukan setelah pengambilan data pada

responden dengan cara peneliti membagikan permen pada siswa dan peneliti

melihat bahwa kebanyakan dari mereka yang membuang sampahnya

langsung di tempat sampah, ada pula yang membuang sampah di belakang

kursi atau di bawah meja tapi kebanyakan dari siswa laki-laki yang

membuang sampahnya begitu saja meskipun sudah ditegur oleh gurunya.

Meskipun hasil penelitian pengetahuan dan sikap menunjukkan bahwa yang

berpengetahuan rendah lebih banyak dari yang berpengetahuan tinggi serta

sikap lebih sedikit yang menunjukkan negatif dari yang positif, tapi

berdasarkan kondisi di lapangan ternyata mereka hanya sebatas tahu saja

tentang pengertian sampah tetapi untuk mempraktikkannya dengan

membuang sampah pada tempatnya masih kurang.

1. Hubungan Pengetahuan Siswa dengan Praktik Membuang Sampah pada

Tempatnya

Pegentahuan adalah apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan itu.

Kurangnya pengetahuan juga disebabkan karena kurangnya informasi,

keterangan dam pemberitahuan yang menimbulkan kesadaran

(Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung maupun

pengalaman orang lain pengetahuan dapat ditingkatkan melalui


45

penyuluhan, baik secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan

pengetahuan kesehatan yang bertujuan untuk tercapainya perubahan

perilaku individu dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal (Sitorus dan Fransisco, 2014).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan dengan praktik membuang sampah pada tempatnya.

Hal ini didasarkan pada Uji Chi-Square antara pengetahuan dengan

praktik membuang sampah pada tempatnya diperoleh p < α. Berdasarkan

hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 96 responden, 50 (52,1%)

responden mempunyai pengetahuan dengan kategori rendah dan 46

(47,9%) responden yang mempunyai pengetahuan tinggi. Hasil tersebut

dapat diketahui dalam analisis bivariat, berdasarkan uji statistik

menggunakan Uji Chi-Square didapatkan hasil nilai p (0,000) < α (0,05),

yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik membuang

sampah pada tempatnya. Dari 46 responden, yang memiliki pengetahuan

tinggi dengan praktik membuang sampah yang baik atau tidak

sembarangan sebanyak 43 responden (44,8%) dan kurang baik atau

sembarangan sebanyak 3 responden (3,1%). Hasil ini tidak jauh berbeda

dengan praktik yang baik atau tidak sembarangan dan kurang baik atau

sembarangan. Hal ini disebabkan pengetahuan siswa pada kelas IV bisa

dikatakan masih rendah, sehingga menyebabkan siswa berperilaku kurang

baik dalam praktik membuang sampah pada tempatnya.


46

Signifikannya hubungan antara pengetahuan dengan praktik

membuang sampah pada siswa SDN No. 16 Garo’go didasarkan pada

fakta di lapangan dan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian

besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang tentang praktik

membuang sampah pada tempatnya. Hal ini sejalan dengan penelitian

AS. Raharjo (2014), dengan jenis penelitian survey analitik yang

menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku

membuang sampah pada tempatnya yang didukung oleh adanya

pendidikan kesehatan di sekolah yang bisa mempengaruhi pengetahuan

siswa.

2. Hubungan Sikap Siswa dengan Praktik Membuang Sampah pada

Tempatnya.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masi tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek yang sudah melibatkan faktor

pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak

setuju dan sebagainya). (Notoatmodjo, 2012).

Sikap Responden menganalisis bahwa informasi berperan dalam

menunjang perubahan perilaku seseorang diantara beberapa faktor yang

mempengaruhi sikap dalam pengalaman, kebudayaan, media massa,

institusi lembanga pendidikan atau lembaga agama serta faktor emosi

dalam diri individu (Sitorus dan Fransisco, 2014).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara sikap dengan praktik membuang sampah pada tempatnya. Hal ini
47

didasarkan pada uji Fisher’s Exact Test antara sikap dengan praktik

membuang sampah pada tempatnya diperoleh p < α .

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa siswa di SDN

No. 16 Garo’go Kecamatan Banggae Kabupaten Majene memiliki sikap

yang positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 96 responden 16

responden (16,7%) mempunyai sikap negatif dan 80 responden (83,3%)

yang mempunyai sikap positif. Hasil tersebut diketahui dalam analisis

bivariat, berdasarkan uji statistik menggunakan uji Fisher’s Exact Test

didapatkan hasil nilai p (0,000) < α (0,05), yang artinya ada hubungan

antara sikap dengan praktik membuang sampah pada tempatnya. Dari 80

responden, yang memiliki sikap positif dengan praktik membuang

sampah yang baik atau tidak sembarangan sebanyak 68 responden

(70,8%) dan kurang baik atau sembarangan sebanyak 12 responden

(12,5%). Hasil ini tidak jauh berbeda dengan perilaku yang baik atau

tidak sembarangan dan kurang baik atau sembarangan. Hal ini

dikarenakan lebih banyak siswa laki-laki yang kurang peduli terhadap

lingkungan sekolah, sehingga menyebabkan siswa laki-laki berperilaku

kurang baik dalam praktik membuang sampah pada tempatnya.

Signifikannya hubungan antara sikap dengan praktik membuang

sampah pada siswa SDN No. 16 Garo’go didasarkan pada fakta di

lapangan dan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hampir sebagian

besar siswa sudah memiliki sikap yang positif tentang perilaku

membuang sampah pada tempatnya. Hal ini sejalan dengan penelitian AS.
48

Raharjo (2014), dengan jenis penelitian survey analitik yang menyatakan

bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku membuang sampah

pada siswa SD didukung oleh pengertian sikap yang menyatakan bahwa

sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak.

C. Keterbatasan Penelitian

Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberikan hasil yang terbaik

pada penelitian ini, akan tetapi penelitian ini masih tetap memiliki

keterbatasan, yaitu pada saat pengambilan data siswa atau responden dibagi

pada 3 ruangan untuk penyebaran kuesioner dan membutuhkan waktu lama

dalam pengawasan pada saat pengambilan data tersebut yang terdiri dari 96

siswa SDN No. 16 Garo’go Kecamatan Banggae Kabupaten Majene. Pada

aplikasinya, lembar kuesioner diberikan langsung pada siswa dan diisi sendiri

dengan diawasi langsung oleh mahasiswi dan dibantu oleh rekan mahasiswa.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ada hubungan antara pengetahuan siswa dengan praktik membuang

sampah pada tempatnya di SDN No. 16 Garo’go.

2. Ada hubungan sikap siswa dengan praktik membuang sampah pada

tempatnya di SDN No. 16 Garo’go.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan siswa, perlu dilakukan

pembinaan kepada siswa secara terus menerus, dengan cara penjelasan

melalui poster, lembar balik dan diadakan penyuluhan baik oleh petugas

kesehatan maupun guru di sekolah tentang penerapan membuang sampah

pada tempatnya agar mempunyai pemahaman yang mendalam dan

motivasi yang kuat untuk mempraktikkan membuang sampah pada

tempatnya.

2. Disarankan untuk meningkatkan sikap siswa tentang membuang sampah

pada tempatnya dengan menyediakan fasilitas-fasilitas atau himbauan-

himbauan yang dapat menunjang para siswa agar mau menerapkan

membuang sampah pada tempatnya dan membiasakan berperilaku hidup

bersih dan sehat dan dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat

sedini mungkin melalui pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan

pembinaan lingkungan sekolah sehat.

49
50

3. Mengadakan sosialisasi terhadap guru-guru tentang pentingnya membuang

sampah pada tempatnya agar dapat tercipta sekolah yang lebih baik lagi

serta dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan meningkatkan

derajat kesehatan khususnya di Lingkungan sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

Ashar. 2013. Analisis Pesan Iklan Generasi Berencana Pada Remaja di Kota
Makassar. Tesis. tidak diterbitkan. Program Pascasarjana Universitas
Hasanuddin: Makassar.

Astuti, J, T. 2015. Implementasi perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) pada
sekolah dasar yppk St. Maria fatima kelapa lima kabupaten merauke.
Skripsi. Makassar : Universitas hasanuddin.(Online),
(http://repository.unhas.ac.id:4001/digilib/files/disk1/367/--juliartitr-
18334-1-skripsi--).pdf.Diakses pada tanggal 5 mei 2016.

Chandra, B. 2014. Pengantar Kesehatan lingkungan .Cetakan 2014. Jakarta :


Penerbit Buku kedokteran EGC.

Darmawan, R. 2013. Perilaku membuang sampah pada anak sekolah dasar.


(online), (http://nursecaremine.blogspot.com/2013/05/perilaku-membuang-
sampah-pada-anak.html. diakses pada 13 mei 2016).

Fadhilah, dkk.2011. Kajian pengelolaan sampah kampus jurusan aksitektur


fakultas teknik universitas Diponegoro. (Online), Vol.11 No.2
(https://core.ac.uk/download/files/379/11731542.pdf Diakses pada tanggal
5 mei 2016).

Fatimah, Sitti. 2012. Pengaruh intervensi promosi kesehatan terhadap


pengetahuan, sikap dan praktek perilaku hidup bersih dan sehat siswa
kelas 4 dan 5 sdn kembaran kecamatan loano kabupaten purworejo
provinsi jawa tengah tahun 2015.Skripsi. Depok : Universitas indonesia
(Online), (http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314668-
S_Siti%20Fatimah.pdf diakses pada tanggal 5 mei 2016).

Garini, A. 2012. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Siswa Sekolah Dasar Negeri
Terhadap Pengelolaan Sampah di Kecamatan Bantar Gebang Kota
Bekasi. Skripsi. Depok : Universitas Indonesia.(Online),
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20354817-S-Ardya%20Garini.pdf.
Diakses pada tanggal 9 mei 2016.

Hasyiawahda. 2015. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Siswa Dengan Praktik


Membuang Sampah Pada Tempatnya Di Sdn 006 Pambusuang Kecamatan
Balanipa Kabupaten polewali mandar Tahun 2015. Skripsi tidak di
terbitkan. Majene : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Bangsa Majene.

Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Cetakan Kedua.


Jakarta : Rineka Cipta.

51
52

2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Edisi Revisi.


Jakarta: Rineka Cipta.

Pratama, O. 2013. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan


Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Tentang Kebiasaan Berperilaku Hidup
Bersih Dan Sehat Siswa Sdn 1 Mandon. (Online),
(http://eprints.ums.ac.id/27163/1/halaman_depan.pdf diakses pada tanggal
13 mei 2016).

Proverawati, A dan Rahmawati, E. 2012. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.


Cetakan Pertama. Yogyakarta : Nuha Medika.

Raharjo, A, S. 2014. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Dan Ketersediaan


Fasilitas Di Sekolah Dalam Penerapan PHBS Membuang Sampah Pada
Tempatnya. Semarang: (online),
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/view/3535. diakses
tanggal 20 mei 2016.

Rahman,A . 2015. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Dengan


Pengelolaan Sampah Di Lingkungan Cilallang Kelurahan Pangali-Ali
Kabupaten Majene Tahun 2015. Skripsi tidak diterbitkan. Majene: Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Bangsa Majene.

Sitorus, N dan Fransisca, L. 2014. Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap


pengetahuan dan sikap phbs pada siswa sd negeri 157 kota palembang
tahun 2014. Kti tidak di terbitkan. Palembang. Poltekes kemenkes
palembang jurusan keperawatan. (online),
http://jurnal.poltekkespalembang.ac.id/wp-content/uploads/2014.jurnal-
Nikson-sitorus.pdf/ diakses 28 juli 2016.

Suhri, Mohammad. 2014. Gambaran Sikap Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Di Desa Gonilan. Sukoharjo,
(online), http://nursecaremine.blogspot.com/2012/06/gambaran-sikap-
tentang-perilaku-hidup-bersih-sehat-pada-siswa-sekolah-dasar.html.
diakses pada 13 mei 2016.

Sumiyati. 2015. Tingkat pemahaman tentang kesehatan lingkungan sekolah


pada siswa kelas iv dan v sd negeri kembang malang. Skripsi. Yogyakarta:
universitas negeri
yogyakarta.(Online),(Http://eprints.uny.ac.id/22933/1/skripsi%20rr.%20su
miyati.pdf Diakses pada tanggal 13 mei 2016).

Wahab. A. 2013. Pengantar Riset Bidang Kesehatan, Kebidanan dan


Keperawatan. Cetakan pertama. Yogyakarta : Kaukaba Dipantara.
53

Yuwono, N, W. 2010. Pengelolaan Sampah Yang Ramah Lingkungan Di Sekolah.


(Online), https://nasih.files.wordpress.com/2011/05/2010-pengelolaan-
sampah-yang-ramah-lingkungan-di-sekolah.pdf Diakses pada tanggal 5
mei 2016.
54

LAMPIRAN
55

LAMPIRAN
PERSYURATAN
56
57
58
59

P
60
61
62

LAMPIRAN
VALIDASI DAN INSTRUMEN
63

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DENGAN PRAKTIK


MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SDN 16 GARO’GO
KECAMATAN BANGGAE KABUPATEN MAJENE
TAHUN 2016
A. Identitas Responden
Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin :

Alamat :

B. Kuesioner Tentang Pengetahuan


1. Apa yang dimaksud dengan sampah ?

a. Benda yang tidak dipakai c. Benda yang harus

dibuang

b. Benda yang tidak diinginkan d. Benar semua

2. Apa dampak jika kita membuang sampah disembarang tempat ?

a. Menimbulkan bau yang tidak sedap c. Menyebabkan penyakit

b. Merusak pemandangan d. Benar semua

3. Penyakit apa yang timbul jika membuang sampah bukan pada

tempatnya ?

a. Sakit mata c. Gatal - gatal

b. Batuk d. Diare

4. Apa yang terjadi apabila kita membuang sampah di parit ?

a. Menyebabkan kotoran dimana-mana c. Di marahi ibu guru

b. Saluran pembuangan tersumbat d. Biasa - biasa aja


64

5. Membuang sampah yang benar adalah di ...

a. Tong sampah c. Halaman sekolah

b. sungai d. Selokan

6. Apa manfaat jika membuang sampah pada tempatnya ?

a. Lingkungan bersih dan indah c. a dan b benar

b. Sehat dan terhindar dari penyakit d. a dan b salah

7. Sampah yang dapat membusuk adalah …

a. Sayuran, buah-buahan, ikan dan daging

b. Kertas, kain dan kayu

c. Botol kaca dan botol plastik

d. Benar semua

8. Botol dan plastik termasuk sampah apa ?

a. Sampah yang mudah hancur c. a dan b benar

b. Sampah yang tidak mudah hancur d. a dan b salah

9. Cara menjaga kebesihan lingkungan sekolah, yaitu ?

a. Tidak membuang sampah di pekarangan sekolah

b. Membersihkan rumput dipinggir jalan

c. Ikut kerja bakti membersihkan selokan dipinggir sawah

d. Salah semua

10. Lingkungan sekolah bersih, sehat dan indah maka kita akan merasa ?

a. Nyaman c. Tidak nyaman

b. Terganggu d. Biasa aja


65

C. Kuesioner Tentang Sikap


Petunjuk : Berilah tanda ceklis “√” pada kolom yang disediakan dibawah

ini.

NO PERNYATAAN YA TIDAK

1 Saya merasa bangga jika membuang sampah di tempat


sampah
2 Menurut saya sampah yang berserakan merupakan hal
yang biasa
3 sampah yang berserakan membuat lingkungan kotor dan
tidak enak dilihat
4 Ketika tidak ada tempat sampah untuk membuang
sampah, saya akan membuang sampah di mana saja
5 Jika melihat teman yang membuang sampah
sembarangan saya akan menegurnya
6 Ketika meraut pensil di dalam kelas saya boleh
membuang membuang sampah rautan pensil ke lantai
kelas
7 Menurut saya sampah-sampah yang telah lama
berserakan dapat menimbulkan bau yang busuk
8 Ketika menyapu lantai kelas yang kotor, saya akan
membuang kotoran tersebut ke halaman sekolah begitu
saja
9 Jika sampah yang saya buang ke tempat sampah jatuh di
luar tempat sampah, saya akan mengambil dan
memasukkannya ke dalam tempat sampah kembali
10 Menurut saya membuang bungkus makanan di bawah
meja kelas adalah hal yang biasa
66

D. Lembar Observasi Praktik .


NO NAMA SISWA SEMBARANG TIDAK
SEMBARANG
67
68
69
70
71

LAMPIRAN
ANALISIS DATA
72
73
74
75
76
77

HASIL SPSS
Frequency Table

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

LAKI-LAKI 38 39.6 39.6 39.6

Valid PEREMPUAN 58 60.4 60.4 100.0

Total 96 100.0 100.0

Alamat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

GAROGO 57 59.4 59.4 59.4

Valid TANANGAN 39 40.6 40.6 100.0

Total 96 100.0 100.0

Kelas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

4.00 45 46.9 46.9 46.9

d 5.00 51 53.1 53.1 100.0

Total 96 100.0 100.0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Rendah 50 52.1 52.1 52.1

Valid Tinggi 46 47.9 47.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Negatif 16 16.7 16.7 16.7

Valid Positif 80 83.3 83.3 100.0

Total 96 100.0 100.0


78

Praktek Membuang Sampah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Sembarangan 23 24.0 24.0 24.0

Valid Tidak Sembarangan 73 76.0 76.0 100.0

Total 96 100.0 100.0

Pengetahuan * Praktek Membuang Sampah


Crosstab

Praktek Membuang Sampah Total

Sembarangan Tidak Sembarangan

Count 20 30 50

Expected Count 12.0 38.0 50.0


Rendah
% within Pengetahuan 40.0% 60.0% 100.0%

% of Total 20.8% 31.2% 52.1%


Pengetahuan
Count 3 43 46

Expected Count 11.0 35.0 46.0


Tinggi
% within Pengetahuan 6.5% 93.5% 100.0%

% of Total 3.1% 44.8% 47.9%


Count 23 73 96

Expected Count 23.0 73.0 96.0


Total
% within Pengetahuan 24.0% 76.0% 100.0%

% of Total 24.0% 76.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig. (1-sided)


sided) (2-sided)

Pearson Chi- a
14.739 1 .000
Square
Continuity
b
12.959 1 .000
Correction
Likelihood Ratio 16.234 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
14.586 1 .000
Association
N of Valid Cases 96

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,02.
b. Computed only for a 2x2 table
79

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .365 .000


N of Valid Cases 96

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Sikap * Praktek Membuang Sampah


Crosstab

Praktek Membuang Sampah Total

Sembarangan Tidak
Sembarangan

Count 11 5 16

Expected Count 3.8 12.2 16.0


Negatif
% within Sikap 68.8% 31.2% 100.0%

% of Total 11.5% 5.2% 16.7%


Sikap
Count 12 68 80

Expected Count 19.2 60.8 80.0


Positif
% within Sikap 15.0% 85.0% 100.0%

% of Total 12.5% 70.8% 83.3%


Count 23 73 96

Expected Count 23.0 73.0 96.0


Total
% within Sikap 24.0% 76.0% 100.0%

% of Total 24.0% 76.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

a
Pearson Chi-Square 21.144 1 .000
b
Continuity Correction 18.297 1 .000

Likelihood Ratio 18.207 1 .000


Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 20.924 1 .000
N of Valid Cases 96

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,83.
b. Computed only for a 2x2 table
80

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .425 .000


N of Valid Cases 96

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

SAVE OUTFILE='E:\IDHU TELES\PROPOSALQ a\Hasil.sav'


/COMPRESSED.
81

LAMPIRAN
DOKUMENTASI
82

DOKUMENTASI PENELITIAN

Keterangan :
Lokasi penelitian
SDN NO.16 GARO’GO

Keterangan :

Perkenalan kepada responden

Keterangan :

Pembagian kuesioner kepada


responden
83

Keterangan :

Pembagian kuesioner kepada


responden

Keterangan :

Hasil kuesioner yang


telah dibagikan

Keterangan :

Hasil tabulasi
84

RIWAYAT HIDUP

Madyan, Lahir di Majene pada tanggal 28

Februari 1993, Anak ke 11 dari 11 bersaudara buah

perkawinan pasangan H. M.Yahya dan Hj. Hadaeni.

Penulis memasuki jenjang pendidikan dasar di

bangku SD Negeri No. 16 Garo’go tahun 1999 dan

tamat pada tahun 2005. Selanjutnya penulis

melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Majene pada tahun 2005 dan tamat pada

tahun 2008. Kemudian pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan ke SMA

Negeri 2 Majene dan tamat pada tahun 2011. Pada tahun 2012 penulis lulus

SPMB di STIKES Bina Bangsa Majene dan menjadi mahasiswa pada Fakultas S1

Kesehatan Masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai