Anda di halaman 1dari 9

139

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

A. Konsep Penelitian Tindakan Kelas


Kunandar, (2008: 42-44) Penelitian tindakan (action reseach) memiliki ruang
lingkup yang lebih luas dari PTK karena objek penelitiantindakan tidak hanya terbatas
didalam kelas ,tetapi bisa di luar kelas,seperti sekolah ,organisasi,komunitas dan
masyrakat.Ada beberapa pengertian dari penelitian tindakan, yaitu sebagai berikut:

1. Kurt Lewin mengemukakan penelitian tindakan adalah suatu rangkaian langkah


yang terdiri atas empat tahap,yakni perencanaan,tindakan,pengamatan
danrefleksi.
2. Kemis dan Mc. Taggart mengemukakan penelitian tindakan adalah suatu bentuk
self inquiri kolektif yang dilakukan oleh para partisipan didalam situasi sosial
untuk meningkatkan rasionalitas dan dan keadialn dari praktik sosial atau
pendidikan yang mereka lakukan, serta mempertinggi pemahaman mereka
terhadap praktik dan situasi dimana praktik itu dilaksanakan.

Jadi, pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang


dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan
merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Menurut Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah


penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar
siswa menjadi meningkat.1 Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

1
Igak Wardani, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hlm. 14.
140

terjadi dalam sebauh kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau
dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.2

B. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah

2. Merumuskan masalah

3. Merumuskan hipotesis tindakan

4. Membuat rencana tindakan dan pemantauannya

5. Melaksanakan tindakan dan mengamatinya

6. Mengolah dan menafsirkan data

7. Analisis data

8. Validasi data dan kredibilitas Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

9. Melaporkan hasil penelitian3

1. Identifikasi dan Perumusan Masalah


Masalah dalam PTK terkait dengan proses pembelajaran yang pada gilirannya
menghasilkan perubahan pada perilaku guru, mitra peneliti dan siswa. Contoh
permasalahan yang di-PTK-kan:

a. Metode mengajar, mungkin mengganti metode tradisional dengan metode


penemuan;
b. Strategi belajar, menggunakan pendekatan integratif pada pembelajaran daripada
satu gaya belajar mengajar;
2
3
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas: Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2012), hal 82
141

c. Prosedur evaluasi, misalnya meningkatkan metode dalam penilaian


kontinyu/otentik;
d. Penanaman atau perubahan sikap dan nilai, mungkin mendorong timbulnya sikap
yang lebih positif terhadap beberapa aspek kehidupan;
e. Pengembangan profesional guru misalnya meningkatkan keterampilan mengajar,
mengembangkan metode mengajar yang baru, menambah kemampuan analisis,
atau meningkatkan kesadaran diri;
f. Pengelolaan dan kontrol, pengenalan bertahap pada teknik modifikasi perilaku;
dan
g. Administrasi, menambah efisiensi aspek tertentu dari administrasi sekolah (Cohen
dan Manion, 1980: 181).

2. Rumusan Masalah Penelitian


Inti suatu masalah adalah kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang
diinginkan. Oleh karena itu rumusan masalah harus mengandung deskripsi tentang
kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan.

3. Analisis Masalah
Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui demensi-dimensi masalah
yang mungkin ada untuk mengidentifikasikan aspek-aspek pentingnya dan untuk
memberikan penekanan yang memadai. Analisis masalah melibatkan beberapa jenis
kegiatan, bergantung pada kesulitan yang ditunjukkan dalam pertanyaan masalahnya;
analisis sebab dan akibat tentang kesulitan yang dihadapi, pemeriksaan asumsi yang
dibuat kajian terhadap data penelitian yang tersedia, atau mengamankan data
pendahuluan untuk mengklarifikasi persoalan atau untuk mengubah perspektif orang-
orang yang terlibat dalam penelitian tentang masalahnya. Kegiatan-kegiatan ini dapat
dilakukan melalui diskusi di antara para peserta penelitian dan fasilitatornya, juga
kajian pustaka yang berhubungan.

4. Perumusan Hipotesis Tindakan


142

Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau


hubungan,melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat tindakan
yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. Contoh hipotesis
tindakan akan diberikan di sini. Situasinya adalah kelas yang siswa-siswanya sangat
lamban dalam memahami bacaan. Berdasarkan analisis masalahnya peneliti
menyimpulkan bahwa siswa-siswa tersebut memiliki kebiasaan membaca yang salah
dalam memahami makna bahan bacaannya, dan bahwa ‘kesiapan pengalaman’ untuk
memahami konteks perlu ditingkatkan. Maka hipotesis tindakannya sebagai berikut:
“Bila kebiasaan membaca yang salah dibetulkan lewat teknik-teknik perbaikan yang
tepat dan ‘kesiapan pengalaman’ untuk memahami konteks bacaan ditingkatkan, maka
para siswa akan meningkat kecepatan membacanya.”

Populasi atau Universe

Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari analisa yang ciri-cirinya akan
diduga. Populasi dapat dibedakan pula antara populasi sampling dengan populasi sasaran.
143

Sebagai contoh, apabila kita mengambil Rumah Tangga sebagai sampel, sedangkan yang
diteliti hanya anggota rumah tangga yang bekerja sebagai petani, maka seleruh rumah tangga
dalam wilayah penelitian disebut populasi sampling, sedangakan seluruh petani dalam
wilayah penelitian disebut populasi sasaran. (Palter, 1978:12). Dalam setiap penelitian,
populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari.4

4
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (ed.) Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1989), hlm. 152.
144

Jenis Jenis populasi dan sempel

I. Jenis Jenis Populasi

Ada dua macam jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak terbatas (tak
terhingga).

1) Populasi Terbatas
Populasi terbatas mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif
sehingga dapat dihitung jumlahnya. Contohnya jumlah penduduk kota Padang 2.500.000 jiwa.

2) Populasi Tak Terbatas


Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tak dapat ditentukan batas-batasnya
sehingga relatif tidak dapat dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Contohnya
Suatu percobaan seorang bandar akan melemparkan sepasang dadu sampai tak terhingga kali
lemparannya. Maka setiap kali mencatat sepasang bilangan yang muncul akan mendapatkan
sepasang nilai yang tak terhingga pula.

Berdasarkan sifatnya populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan


populasi heterogen.

a. Populasi Homogen
Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan
yang sama sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara kuantitatif.
b. Populasi Heterogen
Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan
yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif.
145

II. Jenis jenis Sempel

1. Probability Sampling
Adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:

a. Simple Random Sampling


Dikatakan simple atau sederhana karena pengambilan sampel anggota populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

b. Proportionate Stratified Random Sampling


Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/ unsure yang tidak homogen
dan berstrata secara proporsional.

c. Dispropotionate Stratified Random Sampling


Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang proporsional.

d. Cluster Sampling (area sampling)


Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

2. Nonprobability Sampling
146

Nonprobability Sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang/ kesempatan


sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini
meliputi:

a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut.

b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

c. Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan ketemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

d. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih
adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja.

e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang
dari 30 orang.

f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian sampel itu disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Begitu
147

seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding
makin lama semakin besar

Anda mungkin juga menyukai