Penanganan Kasus Child Abuse Fix
Penanganan Kasus Child Abuse Fix
proses yang berawal dari suatu tindakan identifikasi kasus yang dicurigai sebagai
1. Identifikasi
identifikasi kemungkinan terjadinya kasus child abuse. Proses ini dapat dilakukan
risiko terjadinya child abuse serta dampak child abuse bagi anak, keluaga dan bagi
masyarakat.
2. Pelaporan
Pada tahap ini, unsur hukum dalam arti keberadaan peraturan perundang-
hukum di bidang child abuse, baik skala lokal, regional, nasional maupun
internasional mutlak dikuasai dan dikaji lebih dalam. Di negara maju, tindakan
pelaporan yang berdasarkan hukum sudah begitu memasyarakat, baik dalam hal
hukum bagi orang yang melaporkan atas itikad baik, maupun adanya sanksi hukum
3. Masukan/ Intake
kasus child abuse diterima oleh suatu lembaga penyedia CPS (Child Protection
Service) yang telah ditunjuk resmi oleh pemerintah setempat berdasarkan undang-
undang. Di Indonesia, lembaga tersebut mungkin adalah KPAI atau LPA, baik di
Pada tahap masukan ini harus dibuat dua keputusan primer, yaitu:
1) Apakah laporan atau informasi tersebut memenuhi kriteria sebagaimana dalam
pedoman? Keputusan ini harus diambil setelah melalui 3 langkah penting, yaitu
2) Seberapa darurat (urgent) untuk memperoleh rujukan? Hal ini ditentukan oleh
Di beberapa negara maju, time respons tindakan intake ini untuk kasus yang
tergolong risiko tinggi umumnya tidak lebih dari 24 jam setelah adanay pelaporan.
Initial assessment dari sebuah kasus child abuse juga secara umum dapat
lembaga CPS akan mengawali tindakan ini, yang secara simultan akan didukung
oleh profesional lain yang bekerja sesuai disiplin bidangnya masing-masing. Setiap
kasus akan bersifat sangat individual meskipun berasal dari suatu komunitas yang
Isu penting yang harus dinilai pada tahap ini adalah antara lain:
j. Apakah anak dalam keadaan aman sekarang? Bila tidak, perlukah dilakukan
tindakan perlindungan?
Apabila adanya unsur child abuse sudah dapat dipastikan, maka proses
ini adalah mengetahui sebisa mungkin secara lengkap dan jelas proses kejadian
a. Apakah sifat, besaran dan penyebab faktor kontribusi dari risiko terjadinya
child abuse?
b. Apakah dampak child abuse dan apakah penanganan diperlukan bagi semua
anggota keluarga?
c. Apakah kekuatan individu dan keluarga yang dapat dimanfaatkan dalam proses
intervensi keluarga?
d. Kondisi atau perilaku apakah yang harus diubah untuk menurunkan risiko child
abuse?
anggota keluarga, menggunakan alat evaluasi lain, dan melihat catatan lembaga lain
Ini adalah tahapan perencanaan tindakan apa yang harus dilakukan secara
di bidang kesehatan mental dan atau hukum seringkali menjadi ujung tombak
tahapan ini.
a. Apakah tujuan yang harus dicapai untuk mengurangi risiko child abuse dan
c. Intervensi atau pelayanan apa yang akan digunakan untuk mencapai tujuan?
d. Langkah-langkah apa yang harus dilalui? Apa tanggung jawab lembaga CPS?
Apa tanggung jawab anggota keluarga? Apa tanggung jawab pemberi layanan
lainnya?
e. Bagaimana penjadwalannya?
7. Penanganan (Treatment)
Tahapan ini merupakan tahapan yang paling kompleks di mana semua
disiplin ilmu dapat mengambil peran. Sejak dahulu penanganan medis terhadap
para korban kekerasan fisik dan atau seksual telah dilakukan oleh para profesional
Korban child abuse umumnya merasa marah, curiga, terisolasi, dan ketakutan.
antara korban, keluarga, komunitas dan CPS itu sendiri yang terdiri dari berbagai
keamanan dan keselamatan anak, pencapaian tujuan dan tugas, penurunan risiko
sendiri.
Suatu kasus child abuse dianggap dapat ditutup apabila dapat dipastikan
bahwa risiko child abuse telah menurun secara bermakna atau dapat dihilangkan,
sehingga keluarga dapat memenuhi kebutuhan anak dalam proses tumbuh kembang