Anda di halaman 1dari 8

Pemekatan Keratinase dari Bacillus sp.

24 untuk Meningkatkan Aktivitas


Dehairing
Suharti, Arinta Agni Dewantari, dan Nurlaili Lisdiyarini
Jurusan Kimia, FMIPA
Universitas Negeri Malang
suharti.fmipa@um.ac.id

Abstrak
Keratinase dapat diproduksi oleh Bacillus sp MD24 dengan menggunakan bulu ayam sebagai substrat.
Ekstrak kasar keratinase tersebut terbukti dapat digunakan sebagai agen dehairing. Namun demikian,
proses dehairing memerlukan waktu 72 jam karena rendahnya aktivitas keratinase. Penelitian ini
bertujuan meningkatkan kemampuan keratinase sebagai agen dehairing. Dua hal telah dilakukan dalam
upaya meningkatkan aktivitas ekstrak kasar enzim yaitu peningkatan produksi enzim dan pemekatan
enzim. Usaha untuk meningkatkan produksi enzim dilakukan dengan suplementasi media menggunakan
sumber karbon tambahan berupa gula sederhana (sukrosa, glukosa, atau fruktosa). Peningkatan
konsentrasi enzim dengan cara pemekatan dilakukan melalui pengendapan enzim menggunakan amonium
sulfat dengan tingkat kejenuhan 80%. Enzim hasil pengendapan diuji kemampuannya dalam dehairing
kulit kambing pada berbagai waktu inkubasi. Penelitian menunjukkan bahwa suplementasi media dengan
karbon sederhana memberikan hasil yang kontradiksi dimana penambahan sukrosa, glukosa, atau fruktosa
justru menurunkan produksi ekstrak kasar keratinase. Sedangkan pemekatan mampu meningkatkan
aktvitas enzim dari 8,79 U/mL sebesar 20,3 U/mL dan mampu menghilangkan bulu dengan waktu
perendaman selama 48 jam.

Kata-kata kunci: Bacillus, keratinase, gula sederhana, pemekatan

Abstract
Keratinase can be produced by Bacillus sp MD24 under chicken feathers as a substrate. The crude
extract keratinase is proven to be used as a dehairing agent. However, dehairing process takes 72 h
because of the low activity of keratinase. This study aims to improve the ability of keratinase as dehairing
agents. Two things have been done in an effort to increase the activity of the crude extract, increasing
production of enzymes and enzyme pre-concentration. Efforts to increase enzyme production were done
by supplementing the media using additional carbon sources using simple carbohydrates (sucrose,
glucose, or fructose). Enzyme pre-concentration was done by enzyme precipitation using ammonium
sulphate at 80% saturation level. The precipitated enzyme was tested for its ability to dehair the goat skin
at various incubation times. Supplementation of the medium with simple carbohydrate showed
contradictory results where the addition of sucrose, glucose, or fructose actually decreased the
production of keratinase. As expected, the pre-concentration increased the activity of the enzyme from 8.3
U/mL of 20.3 U/mL and the concentrated enzyme is capable to remove the goat hairs with immersion time
for 48 hours.

Keywords: dehairing, keratinase, simple carbohydrate, pre-concentration

PENDAHULUAN
Industri penyamakan kulit di Indonesia telah ternak kambing di Jawa Timur dari tahun ke tahun
mengalami sejarah panjang dan pertumbuhan yang mengalami peningkatan rata-rata sebesar 3,32%
pesat untuk memproduksi bahan-bahan berbahan per tahun (Disnak Jatim, 2016). Hasil samping
kulit. Bahan baku industri ini berbasis kepada industri pemotongan hewan yang berupa kulit
sumber daya alam dalam negeri, sehingga mampu diolah menjadi barang-barang kulit, seperti: tas,
memberikan nilai tambah yang cukup tinggi. Hal sarung tangan, garmen, dan lain-lain. Pengolahan
ini didukung dengan semakin meningkatnya kulit yang dikenal dengan penyamakan kulit
pasokan bahan baku seiring dengan meningkatnya mampu mengubah kulit mentah menjadi kulit yang
produksi ternak. Contohnya jumlah populasi lebih stabil, tidak mudah membusuk, dan cocok

Suharti, dkk., Pemekatan Keratinase dari Bacillus sp. 24 untuk Meningkatkan Aktivitas Dehairing... 1
Journal Cis-Trans (JC-T) Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, e-ISSN 2549-6573

untuk beragam kegunaan (Mustakim, dkk., 2010). produksi dan pemekatan enzim. Peningkatan
Meskipun pengolahan kulit memberikan produksi enzim dilakukan dengan optimasi
kontribusi besar bagi perekonomian secara global, pertumbuhan sel salah satunya dengan mencari
namun juga menimbulkan pencemaran bagi media yang lebih baik yang mampu menghasilkan
lingkungan. Limbah-limbah dari industri biomassa (jumlah sel) yang tinggi dan mampu
pengolahan kulit dapat mengubah sistem di menghasilkan metabolit yang diinginkan dalam
lingkungan dan menjadi media transmitan bagi konsentrasi yang tinggi. Sumber karbon digunakan
berbagai penyakit (Arunachalam, dkk., 2009). sebagai sumber nutrisi tambahan non protein yang
Secara garis besar proses penyamakan kulit terdiri digunakam sebagai sumber energi kimia untuk
dari tiga tahap, yaitu: pra-penyamakan, meningkatkan biomassa, sedangkan pemekatan
penyamakan, dan pasca penyamakan. Pada tahap umumnya dilakukan menggunakan garam atau
pra-penyamakan, kulit terlebih dahulu melalui pelarut organik. Hasil studi terdahulu
proses dehairing (buang rambut) dengan menunjukkan amonium sulfat pada tingkat
merendamnya dalam kapur (Ca(OH)2) dan sulfida kejenuhan antara 60-80% dapat diaplikasikan
(Na2S) yang menghasilkan limbah berupa gas H2S untuk pemurnian enzim protease alkali dari
(hidrogen sulfida), bubur rambut, dan lumpur Bacillus brevis (Mahariyanti, 2015). Tulisan ini
kapur (Jaouadi, dkk., 2009). Gas H2S merupakan melaporkan hasil upaya peningkatan aktifitas
gas yang berbahaya bagi kesehatan. keratinase dari Bacillus sp. MD24 dan
kemampuanya dalam mempercepat proses
Salah satu metode alternatif yang dapat
dehairing.
digunakan untuk mengurangi dampak pencemaran
lingkungan dalam proses dehairing yaitu METODE
pemanfaatan teknologi enzim dalam proses
Persiapan Media
penyamakan kulit. Menurut Kandasamy, dkk.
(2012), protease spesifik yang disebut keratinase Media yang digunakan terdiri dari dua jenis
dapat diaplikasikan pada proses dehairing kulit yaitu media NA (nutrient agar) dan media keratin.
kambing. Bulu dan rambut merupakan protein Media NA padat digunakan untuk peremajaan sel
fibrous yang kaya akan sulfur. Struktur keratin dan media NA cair digunakan untuk pembuatan
kaya akan ikatan disulfida yang membedakan sifat starter. Sedangkan media keratin digunakan
keratin dari protein pada umumnya. Enzim-enzim mengklarifikasi kemampuan mikroba untuk
protase seperti tripsin, pepsin, dan papain tidak mendegradasi keratn dan produksi enzim. Media
mampu mendegradasi keratin. Keratin hanya dapat keratin padat terdiri dari; 0,03% K2HPO4;0,04 %
didegradasi oleh enzim protease spesifik yaitu KH2PO4; 0,05% NaCl; 0,01 % MgCl2.6H2O; dan
keratinase karena kemampunnya dalam 1,5% agar dan 0,5% keratin bubuk, sedangkan
memutuskan ikatan peptida dan disulfida yang media keratin cair untuk produksi digunakan 0,1
terdapat pada keratin (Gupta & Ramnani, 2006). % bulu ayam utuh dan agar dihilangkan dari
Riesmi (2015) telah berhasil mengisolasi bakteri komponen media. Gula sederhana berupa sukrosa,
indigenous (Bacillus sp. MD24 ) dari tanah yang glukosa dan atau fruktosa ditambahkan ke dalam
mampu menghasilkan enzim keratinase. Bakteri media produksi untuk melihat pengaruh gula
Isolat Bacillus sp. MD24 dapat mendegradasi bulu tersebut terhadap produksi enzim.
ayam yang diamati selama 10 hari dengan Peremajaan Biakan Murni Bacillus sp. MD
%weight loss sebesar 71,01%. Peremajaan biakan murni bakteri Bacillus sp.
Penelitian lebih lanjut tentang keratinase dari dilakukan secara aseptik. Media NA padat
Bacillus sp. MD24 telah dilakukan antara uji digunakan secara rutin untuk penyimpanan biakan
potensi ekstrak kasar keratinase sebagai agen sedangkan media keratin padat digunakan untuk
dehairing (Zuhriyah, 2016). Hasil uji coba meyakinkan biakan yang disimpan memang
menunjukkan bahwa keratinase tersebut dapat mampu menghasilkan keratinase ekstraselular.
digunakan sebagai agen dehairing, namun masih Inokulum diinokulasikan pada suhu 37˚C selama
memerlukan waktu yang lama (72 jam). Hal ini 24 jam.
kurang menguntungkan bagi industri penyamakan
Produksi Ekstrak Kasar Keratinase Bacillus sp.
kulit. Lamanya waktu dehairing kemungkinan MD24
dapat disebabkan oleh rendahnya aktivitas ekstrak
kasar keratinase. Peningkatan aktivitas enzim Starter disiapkan dengan cara mengambil 2 ose
dalam proses dehairing kulit kambing telah biakan murni bakteri yang telah diremajakan dan
diupayakan dengan dua cara yaitu peningkatan diinokulasikan dalam 10 mL media cair Nutrient

2
Suharti, dkk., Pemekatan Keratinase dari Bacillus sp. 24 untuk Meningkatkan Aktivitas Dehairing...

Broth (NB). Selanjutnya, inokulum cair tersebut dipisahkan dengan sentrifugasi pada suhu 4˚C
diinkubasi pada suhu 37˚C diiringi aerasi pada selama 20 menit dengan kecepatan 8000 rpm.
kecepatan 100 rpm selama 18 jam. Selanjutnya, Endapan yang dihasilkan dilarutkan kembali
starter diinokulasikan ke dalam 100 mL media dalam 20 mL buffer 50 mM Tris-HCl pH 8,0 yang
produksi dan diinkubasi pada suhu 37˚C diiringi mengandung 1 mM. Logam Ca adalah logam
aerasi pada kecepatan 100 rpm selama 48 jam. yang mampu menginduksi aktifitas keratinase dari
Enzim ekstrak kasar dan bula ayam yang belum Bacillus sp MD24 (Zuhriyah, 2016). Larutan
terdegradasi dipisahkan secara filtrasi enzim tersebut kemudian didialisis menggunakan
menggunakan kertas saring Whatman 40. Kertas membran selofan melawan 50 mM buffer Tris-
saring yang berisi sisa bulu ayam dikeringkan dan HCl yang mengandung1 mM CaCl2 pada suhu
diukur massanya untuk perhitungan persentase 4˚C. Pergantian buffer dilakukan setiap 3 jam
massa bulu yang hilang (Weight Loss). Filtrat hasil selama 12 jam.
penyaringan dipisahkan dari sel dengan cara
Uji Dehairing Kulit Kambing
sentrifugasi dingin selama 15 menit dengan
kecepatan 10.000 rpm pada suhu 4˚C. Supernatan Kulit kambing direndam dalam larutan enzim
selanjutnya diperlakukan sebagai ekstrak kasar dan diinkubasi pada suhu 37˚C. Setiap 24 jam
enzim. sekali, kulit kambing dihilangkan bulunya dengan
cara menggosoknya menggunakan spatula.
Uji Aktivitas Keratinase Bacillus sp. MD24 Sebagai kontrol, kulit kambing direndam dalam
Uji aktifitas dilakukan sesuai prosedur yang larutan buffer yang digunakan untuk melarutkan
dikembangkan oleh Suharti, dkk. (artikel sudah enzim.
disubmit). Sebanyak 5 mL keratin 1% yang telah
dilarutkan dalam 50 mM buffer tris-HCl pH 8 HASIL DAN PEMBAHASAN
dimasukkan dalam tabung reaksi. Selanjutnya, 1 Regenerasi Biakan Murni Bakteri Bacillus sp.
mL enzim keratinase ditambahkan pada tabung MD24
reaksi tersebut, yang kemudian divortex dan Isolat bakteri yang digunakan pada penelitian
diinkubasi pada suhu 37˚C selama 30 menit. ini merupakan biakan murni yang sebelumnya
Setelah itu, aktivitas enzim dihentikan dengan telah diisolasi dalam media keratin-agar yang
menambahkan 2 mL TCA 10% dan sebanyak 1 diteliti oleh Riesmi (2015). Regenerasi Bacillus sp.
mL buffer tris-HCl 50 mM ditambahkan ke dalam dari kultur murni MD24 merupakan tahap awal
campuran. Campuran divortex dan diinkubasi pada untuk mendapatkan bakteri yang sehat dan
suhu 4˚C selama 30 menit dan disentrifugasi pada produktif. Regenerasi isolat bakteri dilakukan pada
10.000 rpm selama 10 menit. Supernatan hasil media padat Nutrient Agar (NA) dan media
sentrifugasi ditentukan kadar tirosinnya dengan keratin. Gambar 1 menunjukkan koloni Bacillus sp
mengukur absorbansinya pada panjang gelombang pada media keratin padat. Setelah beradaptasi
280 nm. Kontrol reaksi enzimatis diisi larutan dengan media tumbuhnya, perkembangbiakan
dengan komposisi sama, hanya saja tahapan Bacillus sp. MD24 dapat mudah diamati dengan
penambahan enzim keratinase diganti dengan beberapa ciri-ciri yang jelas, terutama mengenai
buffer tris-HCl 50 mM, serta pada tahapan bentuk, warna, kerapatan (density), dan
penambahan buffer tris-HCl 50 mM diganti pengelompokkan koloni-koloni.
penambahan enzim keratinase. Absorbansi tirosin
sampel dikurangi dengan absorbansi tirosin pada
kontrol untuk mengetahui absorbansi tirosin yang
dibebaskan selama degradasi keratin oleh
keratinase.
Pemekatan Ekstrak Kasar Keratinase dengan
Ammonium sulfat 80%
Ekstrak kasar keratinase diendapkan dengan
penambahan garam ammonium sulfat sedikit demi
sedikit sampai dengan tingkat kejenuhan 80%
sambil diaduk perlahan. Penambahan dilakukan
pada temperature 4oC. Campuran selanjutnya
disimpan selama 24 jam untuk mengoptimalkan
proses pengendapan. Protein yang mengendap Gambar 1. Koloni Bacillus sp. MD24 dalam Media Keratin

3
Journal Cis-Trans (JC-T) Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, e-ISSN 2549-6573

Produksi Ekstrak Kasar Keratinase Bakteri dengan aktivitas enzim ekstrak kasar keratinase
Bacillus sp. MD24 yaitu 9,97 U/mL. Terkait konsentrasi sumber
Pada tahap ini, sel bakteri melalui fase adaptasi karbon, sukrosa 1%, glukosa 1%, dan fruktosa 1%
yang lebih panjang karena tidak dilakukan menunjukkan penurunan aktivitas keratinase jika
adaptasi menggunakan media produksi dibandingkan dengan sumber karbon yang sama
(pembuatan starter). Penelitian Hidayati (2016) dengan konsentrasi 0,5% (Tabel 1). Sedangkan
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas peningkatan aktivitas keratinase berdasarkan
keratinase Bacillus sp. MD24 dari hari ke-1 hingga penambahan sumber karbon berturut-turut dari
ke-3, dimana aktivitas tertinggi diperoleh pada hari yang paling rendah ke tinggi yaitu: fruktosa,
ke-3. Dalam penelitian ini enzim ekstrak kasar glukosa, sukrosa, kemudian bulu ayam tanpa
yang diperoleh pada hari ke-3 memiliki aktivitas penambahan karbon. Hasil ini tidak sesuai dengan
keratinase sebesar 8,61 U/mL dengan persentase harapan.
Weight Loss yaitu 43,4. Nilai aktivitas keratinase Penurunan aktivitas mungkin dikarenakan
tersebut tidak berbeda jauh dengan hasil yang jumlah keratinase yang semakin terbatas (Ghose
diperoleh Hidayati (2016) yaitu sebesar 9,97 dan Ray, 2010). Pada kondisi dimana hanya bulu
U/mL. ayam yang digunakan sebagai sumber karbon dan
Pengaruh Konsentrasi Sumber Karbon nitrogen, sel membutuhkan asam amino yang
terhadap Produksi Keratinase diperoleh melalui degradasi keratin pada bulu
ayam oleh keratinase yang dilepaskannya untuk
Ketika isolat Bacillus sp. MD24 ditumbuhkan
dua hal yaitu sumber energi dan materi penyusun
pada media bulu ayam, maka bakteri akan
struktur sel. Apabila karbohidrat sederhana seperti
memperoleh nutrisi yang berbeda dan lebih sedikit
glukosa dan fruktosa tersedia dalam medium
dibanding dalam media NA dan NB. Dalam proses
bersama dengan bulu ayam, maka glukosa dan
pertumbuhan bakteri Bacillus sp. MD24 di dalam
fruktosa akan lebih mudah diserap oleh sel
media produksi, bakteri memperoleh beberapa
dibandingkan protein keratin. Sel akan lebih
nutrisi makronutrien dan sedikit mikronutrien.
menghemat energy dengan menggunakan gula
Makronutrien karbon dan nitrogen diperoleh dari
dibandingkan memproduksi keratinase untuk
substrat bulu ayam, K+ dari K2HPO4, Mg2+ dari
memperoleh asam amino sebagai sumber energy.
MgSO4, sedangkan mikronutrien Na+ dari NaCl.
Hal ini berakibat pada penurunan produksi enzim
Pada tahap ini, Bacillus sp. MD24 juga melakukan
keratinase oleh sel bakteri. Meskipun demikian,
aktivitas metabolisme dan menghasilkan enzim
keratin masih tetap dibutuhkan oleh sel sebagai
keratinase. Isolat bakteri hanya memperoleh
sumber asam amin khusunya untuk bahan dasar
nutrisi dari bulu ayam sehingga memaksanya
sintesis protein. Hipotesis ini perlu ditunjang
melakukan proses ekskresi keratinase dari dalam
dengan data jumlah sel. Pada penelitian ini tidak
sel untuk memecah keratin dan memanfaatkan
dilakukan penghitungan jumlah. Apabila hipotesis
sumber karbon untuk proses pertumbuhan.
ini benar, kemungkinan produksi keratinase akan
Pada penelitian ini dipelajari pengaruh meningkat kembali apabila glukosa dan fruktosa
penambahan sumber karbon yang berupa setelah habis dalam medium produksi. Sedangkan
karbohidrat sederhana yang diharapkan dapat sukrosa yang merupakan disakarida (D-glukosa
digunakan sel sebagai sumber energi untuk dan D-fruktosa) bersifat lebih kompleks dan
meningkatkan kecepatan pertumbuhan. Sumber membutuhkan enzim invertase (disebut juga
karbon yang digunakan bersama dengan bulu sucrase atau saccharose) untuk menghidrolisisnya
ayam adalah sukrosa, glukosa, dan fruktosa. menjadi monosakarida. Mengingat sel bakteri
Sedangkan media yang berisi bulu ayam (tanpa membutuhkan energi, maka sel lebih cenderung
penambahan sumber karbon) digunakan sebagai untuk memproduksi keratinase agar aktivitas
pembanding. Aktivitas keratinase tertinggi pada metabolismenya tetap berjalan. Sehingga aktivitas
media produksi yang hanya mengandung bulu keratinase terbilang lebih tinggi pada penambahan
ayam saja, sebesar 8,607 U/mL dan nilai sumber sukrosa dibandingkan dengan glukosa dan
persentase weight loss 43,38 %, kemudian diikuti fruktosa. Namun, hal tersebut perlu dipastikan
sukrosa 0,5% yang memiliki aktivitas enzim 5,62 lebih lanjut dengan pengukuran aktivitas enzim
U/mL dan weight loss 28,90 %. Seperti dalam invertase. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan
penelitian Hidayati (2016) menunjukkan bahwa untuk melihat pengaruh karbohidrat kompleks
Bacillus sp. MD24 memiliki aktivitas optimum terhadap pertumbuhan.
pada media produksi yang berisi bulu ayam saja,

4
Suharti, dkk., Pemekatan Keratinase dari Bacillus sp. 24 untuk Meningkatkan Aktivitas Dehairing...

Terkait dengan variasi konsentrasi, keratinase keratinase pada beberapa variasi waktu
pada medium yang ditambahkan sukrosa 0,5% penyimpanan (0, 24, 48, dan 72 jam) dapat dilihat
memiliki aktivitas lebih tinggi dibandingkan pada Tabel 2.
sukrosa 1%, demikian pula pada glukosa dan
Media produksi keratinase pada waktu
fruktosa. Hal ini menunjukkan semakin kecil
penyimpanan pada 24, 48, dan 72 jam mengalami
konsentrasi penambahan sumber karbon, maka
penurunan aktivitas keratinase. Hal ini
semakin tinggi produksi keratinase. Hasil ini
menunjukkan bahwa proses penyimpanan dapat
sejalan dengan penelitian Syam (2008) yang
mempengaruhi kerja enzim yang disebabkan oleh
menunjukkan bahwa aktivitas enzim selulase
2 hal, yaitu: denaturasi dan autokatalis. Pada suhu
tertinggi terdapat pada media dengan konsentrasi
sekitar 1 − 4˚C, penyimpanan dapat menahan
selulosa 1% dengan nilai aktivitas enzim sebesar
kecepatan reaksi kimia dan enzimatis, termasuk
0,029 U/mL jika dibandingkan dengan konsentrasi
pertumbuhan dan metabolisme bakteri. Proses
selulosa sebesar 2% dan 3%.
penyimpanan dalam suhu rendah juga dapat
Berdasarkan hasil penelitian terkait pengaruh mengakibatkan terdenaturasinya protein
konsentrasi substrat terhadap produksi keratinase, keratinase, artinya terputusnya sejumlah ikatan air
media produksi bulu ayam dan sukrosa 0,5% dan berkurangnya kadar protein yang dapat
memiliki aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan diekstraksi dengan larutan garam. Selain itu,
penambahan sumber karbon yang lain. Hal ini semakin lama penyimpanan, semakin banyak pula
perlu juga diketahui waktu optimum produksi keratinase yang dapat mengalami kerusakan
keratinase untuk mengetahui waktu terbaik karena terjadinya proses autokatalis. Keratinase
melakukan inkubasi media produksi keratinase. yang ada mengkatalisis reaksi hidrolisis protein
keratinase yang lain. Oleh karena itu, jumlah
Persentase bulu ayam terdegradasi tertinggi
enzim akan semakin sedikit dan aktivitas
pada media produksi berisi bulu ayam yang
keratinase turut mengalami penurunan.
diinkubasi hingga hari ke-5 yaitu 61,8. Demikian
halnya dengan media produksi yang berisi bulu Penentuan Kemampuan Ekstrak Kasar
ayam dan sumber karbon sukrosa 0,5%, yang Keratinase Bacillus sp. MD24 sebagai Agen
mengalami peningkatan pada hari ke-5 yaitu 58,8. Dehairing Kulit Kambing
Hal ini ternyata berbeda dengan uji aktivitas Penentuan kemampuan ekstrak kasar keratinase
keratinase tertinggi media berisi bulu ayam saja Bacillus sp. MD24 dalam proses dehairing
pada hari ke-3. Persentase Weight Loss media bulu dilakukan dengan cara merendam kulit kambing
ayam tertinggi pada hari ke-5 yaitu sebesar 61,8 ukuran 2x2 cm yang dikeringkan tanpa bahan
dengan aktivitas keratinase 5,05 U/mL. Sedangkan kimia dalam larutan ekstrak kasar keratinase
Weight Loss pada hari ke-3 yaitu 42,4 dengan selama 0, 24, 48, dan 72 jam. Sebelumnya, ekstrak
aktivitas keratinase yaitu 8,61 U/mL. Hal ini kasar keratinase ditambahkan kation logam
mengindikasikan bahwa untuk mengamati divalen yaitu ion Ca2+ 1mM yang mampu
produksi keratinase maka parameter yang tepat meningkatkan aktivitas ekstrak kasar keratinase
melalui nilai uji aktivitas keratinase, bukan nilai (Zuhriyah, 2016), dengan kondisi optimum
uji Weight Loss. Selain itu, diperlukan penelitian produksi keratinase isolat Bacillus sp. MD24 pada
lebih lanjut terkait waktu inkubasi dalam rentang temperatur 37˚C dan pH 8 (Purwati, 2015).
waktu yang lebih lama. Pengamatan dilakukan secara langsung dengan
Pengaruh Waktu Penyimpanan terhadap membandingkan kulit kambing sebelum dan
Aktivitas sesudah mengalami reaksi enzimatis. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar
Aktivitas enzim dapat menurun selama
keratinase Bacillus sp. MD24 memiliki
penyimpanan atau selama pemakaian. Kedua
kemampuan dehairing (buang rambut) pada kulit
substrat tersebut perlu dipertahankan aktivitas
kambing yang dibuktikan dengan proses
enzimnya agar dapat dipergunakan dalam rentang
perendamannya menggunakan ekstrak kasar
waktu yang lama. Proses penyimpanan keratinase
keratinase dengan waktu perendaman selama 72
dilakukan dalam lemari pendingin pada suhu 4˚C.
jam (Tabel 3). Aktivitas keratinase dalam tahap ini
Temperatur ini dipilih untuk keperluan industry
yaitu 8,15 U/mL dengan persentase Weight Loss
untuk menghindari denaturasi akibat proses
sebesar 42%. Proses pemekatan keratinase perlu
Freezing and Thawing. Telah lama diketahui
dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih
bahwa suhu rendah lebih baik daripada suhu tinggi
baik. Ekstrak kasar keratinase telah menunjukkan
untuk penyimpanan enzim. Hasil uji aktivitas
kemampuannya dalam proses dehairing kulit

5
Journal Cis-Trans (JC-T) Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, e-ISSN 2549-6573

kambing, namun perlu dilakukan pemekatan agar selofan dengan larutan buffer (Dewantari, 2014).
memperoleh waktu perendaman yang lebih Setelah melalui tahap dialisis, larutan enzim
singkat. Pemekatan ekstrak kasar keratinase dapat keratinase diuji aktivitas enzimnya dan digunakan
dilakukan dengan metode pengendapan amonium sebagai agen dehairing kulit kambing.
sulfat untuk mengendapkan protein atau enzim
Aktivitas enzim sebelumnya yaitu 8,79 U/mL
yang diinginkan.
dan setelah pemekatan mengalami kenaikan
Enzim keratinase yang telah terendapkan oleh sebesar 20,3 U/mL. Kenaikan aktivitas enzim
amonium sulfat didialisis selama 12 jam dengan 4 keratinase juga mempengaruhi kemampuannya
kali pergantian buffer. Tahap awal dialisis yaitu dalam dehairing kulit kambing. Pada perendaman
aktivasi membran selofan untuk menahan protein selama 48 jam, sebagian besar rambut telah
yang dimiliki oleh isolat Bacillus sp. MD24. terlepas dari permukaan kulit kambing. Hal ini
Dialisis dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan apabila larutan enzim keratinase
menghilangkan garam amonium sulfat serta dipekatkan, maka aktivitas enzim dapat
pengotor yang masih ada pada larutan. mengalami kenaikan dan proses dehairing kulit
Penggantian buffer setiap 3 jam sekali perlu kambing menjadi lebih cepat 24 jam dari
dilakukan untuk mencegah kesetimbangan ion sebelumnya.
antara larutan yang berada di dalam membran
Tabel 2. Persentase Keratinase Sisa terhadap Waktu Penyimpanan
Tabel 1. Persentase Penurunan Aktivitas Keratinase terhadap Variasi
Waktu Persentase Sisa
Konsentrasi Penambahan Berbagai Jenis Sumber Karbon Jenis Sumber
Penyimpanan Aktivitas
Karbon
Penurunan Aktivitas (jam) Keratinase (%)
Jenis Sumber Karbon
Keratinase (%) 0 100
Bulu ayam (tanpa
Bulu ayam saja 0 24 71,6
penambahan sumber
Sukrosa 0,5% 34,7 48 54,9
C)
72 20,2
Sukrosa 1% 64,4 0 100
Glukosa 0,5% 54,4 Bulu ayam + Sukrosa 24 80,6
0,5% 48 74,1
Glukosa 1% 66,9
72 28,6
Fruktosa 0,5% 73,3
Fruktosa 1% 93,1

Tabel 3. Dehairing Kulit Kambing Menggunakan Ekstrak Kasar Keratinase (0-72 jam)
Aktivitas
Waktu Keratinase 0 jam 24 jam 48 jam 72 jam
(U/mL)

Tanpa Dehairing 0

Dehairing secara
8,15
enzimatis

Hasil Dehairing
20,3
Setelah Pemekatan

6
Suharti, dkk., Pemekatan Keratinase dari Bacillus sp. 24 untuk Meningkatkan Aktivitas Dehairing

KESIMPULAN akan mampu mendorong pertumbuhan sel dan


Usaha meningkatkan aktifitas keratinase telah produksi keratinase. Usaha pemekatan melalui
dilakukan melalui dua cara yaitu optimasi pemekatan menggunakan amonium sulfat 80 %
produksi dan pemekatan enzim. Optimasi produksi mampu menghilangkan bulu pada kulit kambing
melalui penambahan gula sederhana justru pada waktu perendaman yang lebih pendek.
menurunkan produksi ekstrak kasar keratinase. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk
Karbohidrat sederhana tersebut mungkin lebih mengetahui rasio enzim dan luas kulit terbaik
cepat diserap dan digunakan sebagai sumber untuk keuntungkan industri yang optimum.
energi dibandingkan bulu ayam sehingga sel Penyimpanan enzim pada temperature 40C
menurunkan produksi karatinasenya untuk menurunkan aktivitas secara linear, sehingga perlu
efisiensi. Penambahan karbohidrat kompleks dilakukan usaha untuk mempertahankan stabilitas
mungkin perlu dicoba pada berbagai perbandingan enzim selama waktu penyimpanan. Liofilisasi
dengan bulu ayam untuk mengoptimalkan terhadap enzim perlu diuji untuk penyimpanan
produksi keratinase. Perbandingan massa induser enzim yang lebih efisien untuk diaplikasikan
keratin dan karbohidrat kompleks yang terbaik dalam industri.
DAFTAR RUJUKAN
Arunachalam, C. & Saritha, K. 2009. Protease Gupta, R. & Ramnani, P. 2006. Microbial
Enzyme: an Eco-Friendly Alternative for Keratinases and Their Prospective
Leather Industry. Indian Journal of Science Applications: an Overview. Appl Microbial
and Technology, 2(12), 29-32. Biotechnol, 70, 21-33.
Choirani, G. 2017. Pemurnian Enzim Keratinase Hidayati, Arina. 2016. Optimasi Produksi
Bacillus sp. MD24 Menggunakan Metode Keratinase dari Bakteri Keratinolitik Bacillus
Fraksionasi Amonium sulfat. Skripsi tidak licheniformis MD24. Skripsitidak diterbitkan.
diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Negeri Malang.
Jaouadi, B., Chaabouni, S. E., Ali, M. B.,
Data Statistik Populasi Ternak Kab/Kota di Jawa Messaoud, E. B., Naili, B., Dhouib, A. &
Timur. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Bejar, S. 2009. Excellent Laundry Detergent
Timur. (http://disnak.jatimprov.go.id), diakses Compatibility and High Dehairing Ability of
10 Agustus 2017. the Bacillus pumilus CBS Alkaline Proteinase
Dewantari, A. 2014. Efektivitas Amilase (SAPB). Biotechnology and Bioprocess
Termostabil Isolat Cangar Relatif Terhadap Engineering, 14, 503-512.
Amilase Komersial dalam Menghidrolisis Mahariyanti, A. 2015. Optimasi Pemurnian Enzim
Amilum dari Tapioka, Maizena, dan Tepung Protease Alkali Bacillus brevis Menggunakan
Talas dalam Menghasilkan Glukosa. Skripsi Metode Fraksinasi Amonium sulfat. Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas
Negeri Malang. Negeri Malang.
Ghosh, B & Ray, R. 2010. Saccharification of Mustakim, Aris, S., & Kurniawan. 2010.
Raw Native Starches by Extracellular Perbedaan Kualitas Kulit Kambing Peranakan
Isoamylase of Rhyzopus Oryzae. Etawa (PE) dan Peranakan Boor (PB) yang
Biotechnology, 9(2), P 224-228. Disamak Krom. Jurnal Ternak Tropika,
Gumilar, J. 2016. Isolasi dan Identifikasi Bakteri 11(1), 38-50.
serta Produksi Enzim Keratinase sebagai Riesmi, M. 2015. Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Agensia Buang Rambut Ramah Lingkungan Indigenous Penghasil Keratinase dari Sampel
pada Proses Penyamakan Kulit Domba Tanah. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Garut. Disertasi tidak diterbitkan. FMIPA Universitas Negeri Malang.
Yogyakarta: Fakultas Perternakan Universitas
Gadjah Mada. Syam, K. 2008. Optimasi Produksi dan Aktivitas
Enzim Selulase dari Mikrob Selulolitik Asal
Rayap. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor:
\ FMIPA Institut Pertanian Bogor.

7
Journal Cis-Trans (JC-T) Volume 1, Nomor 2, Desember 2017, e-ISSN 2549-6573

Zuhriyah, F. 2016. Optimasi Aktivitas Ekstrak


Kasar Keratinase dari Bacillus sp. sebagai
Agen Dehairing Kulit Kambing. Skripsi tidak
diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas
Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai