PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemiskinan dan hampir bisa dikatakan hanya menyerang mereka yang berasal
yaitu India, Indonesia dan Timor Leste. Berkat usaha yang gencar dalam
frambusia dengan sasaran tidak adanya lagi laporan mengenai kasus baru dan
membebaskan India bebas dari penyakit ini sebelum tahun 2008. yaitu
provinsi 95% dari keseluruhan jumlah kasus yang dilaporkan tiap tahunnya
kebijakan dan perhatian yang lebih besar sangat dibutuhkan demi pelaksanaan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
manifestasi ulkus seperti ulkus atau granuloma (mother yaw), lesi non-
destruktif yang dini dan destruktif atau adanya infeksi lanjut pada kulit, tulang
dan perios. Penyakit ini adalah penyakit kulit menular yang dapat berpindah
dari orang sakit frambusia kepada orang sehat dengan luka terbuka atau
cedera/ trauma.
(berulang). Dalam bahasa Inggris disebut Yaws, ada juga yang disebut
Frambesia tropica dan dalam bahasa Jawa disebut Pathek. Di zaman dulu
fasilitas air bersih, lingkungan yang padat penduduk dan kurangnya fasilitas
kesehatan umum yang memadai, apalagi di beberapa daerah, pengetahuan
masyarakat tentang penyakit ini masih kurang karena ada anggapan salah
bahwa penyakit ini merupakan hal biasa dan alami karena sifatnya yang tidak
B. Agent
seksual, tetapi dapat mudah tersebar melalui kontak langsung antara kulit
penderita dengan kulit sehat. Penyakit ini tumbuh subur terutama didaerah
beriklim tropis dengan karakteristik cuaca panas, dan banyak hujan, yang
lingkungan yang buruk, kurangnya fasilitas air bersih, lingkungan yang padat
Sumber utama penyakit ini adalah Manusia dan mungkin primata kelas
lesi (luka) bakteri masuk ke tubuh melalui iritasi (yang sudah ada sebelumnya)
pada kulit, gigitan dan cakaran. Dalam waktu sembilan puluh hari (tetapi
biasanya kurang dari satu bulan) dari infeksi yang tidak menyakitkan tapi
khas, ‘ibu yaws’ muncul. Ini merupakan nodul (bintil) menyakitkan yang
(pengelupasan lapisan luar kulit). Lesi sekunder ini sering memborok. Dan
lesi tersier, lesi sekunder dapat datang dan pergi). Lesi tersier dicirikan oleh
kerusakan yang luas pada tulang, sendi-sendi dan jaringan lunak, yang dapat
intermiten selama beberapa tahun barupa lesi basah. Bakteri penyebab infeksi
D. Mode Of Transmission
penderita ke orang lain. Hal ini dapat terjadi jika jejas dengan gejala
perantaraan benda atau serangga, tetapi hal ini sangat jarang. Dalam
lendir) yang luka, Treponema pertenue yang terdapat pada jejas itu
E. Distribusi Penyakit
1. Wilayah
didaerah yang padat penduduknya miskin dan status gizi yang kurang.
(Jawa Timur) dan sebagian besar Wilayah Timur Indonesia yang meliputi
pedalaman dan jauh dari kota-kota besar, hal ini karena keterbatasan
kemungkinan lebih mudah terjadi luka (infeksi). Pada usia dewasa lebih
banyak wanita yang terkena karena dalam usia ini wanita banyak kontak
F. Upaya Pencegahan
masyarakat.
ini yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat
untuk segera mencegah proses penyakit untuk lebih lanjut serta mencegah
efektif.
mencegah proses penyakit lebih lanjut agar jangan terjadi komplikasi dan
lain sebagainya.
Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah
G. Pengobatan
Benzatin penisilin diberikan dalam dosis 2, 4 juta unit untuk orang dewasa
dan untuk 1,2 juta unit untuk anak-anak. Hingga saat ini, penisilin merupakan
obat pilihian, tetapi bagi mereka yang peka dapat diberikan tetrasiklin atau
berikut :
1. Bila sero positif >50% atau prevalensi penderita di suatu desa/ dusun
2. Bila sero positif 10%-50% atau prevalensi penderita di suatu desa 2%-5%
maka penderita, kontak, dan seluruh usia 15 tahun atau kurang diberikan
pengobatan.
3. Bila sero positif kurang 10% atau prevalensi penderita di suatu desa/
dusun < 2% maka penderita, kontak serumah dan kontak erat diberikan
pengobatan.
4. Pada anak sekolah untuk setiap penemuan kasus dilakukan pengobatan
H. Jurnal
ABSTRAK
kulit di Indonesia. Ditemukan lebih dari 200 kasus frambusia per 10.000
Kabupaten Sumba Timur Propinsi NTT dengan tes serologis yang positif.
terhadap hasil uji kualitatif tes serologis RPR serum orang kontak serumah
menunjukkan hasil tes serologis positif. Dari 85 kontaktan, 35,29% positif dan
Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur Propinsi NTT dengan hasil tes
serologis yang positif adalah 35,29%. (MDVI 2011; 38/s; 14s - 17s)
Kata kunci: Frambusia, kontak serumah, uji serologis, rapid plasma reagin
PENDAHULUAN
Frambusia disebut juga yaws, pinta, atau bejel, merupakan penyakit tropis
menyerang kulit dan tulang yang disebabkan oleh Treponema palidum subsp.
menular seksual akan tetapi cara penularannya yaitu melalui kontak langsung
tropis yang ditandai dengan suhu panas, kelembaban tinggi, dan hujan deras.
memungkinkan untuk frambusia. Antara tahun 1952 dan 1964, yang WHO
Pada tahun 1995, WHO memperkirakan ada 460.000 kasus infeksi dari
penyebab isolat frambusia sebesar. 9,58 Namun, tidak ada bukti transmisi
Kamboja, Malaysia, dan Vietnam, di mana kontak antara orang dan monyet
di 1952, untuk 2 • 5 juta pada tahun 1964. Pada akhir 1970-an, penyakit mulai
ETIOLOGI
serologi dan imunologi atau terapi dari jenis bakteri treponema seperti
yaws, sifilis dan pinta. Masing-masing treponema hanya berbeda pada cara
dengan lapisan paling luar dan membrane sitoplasmik dan sebuah lapisan
terluar yang memberikan struktur yang berbeda dari jenis spirochetes dan
bakteri gram negative yang terdiri dari 7 kali jumlah protein. Partikel
dengan baik dalam waktu lebih dari 30 jam.Secara perlahan tumbuh dan
dari orang sakit frambusia kepada orang sehat dengan luka terbuka atau
akan tetapi menular melalui berbaginya alat makan dan minum sama
c. Patofisiologi
intradermal antara manusia melalui penularan pus yang terdapat pada lesi
berpindah sel epitel melalui jalur antara sel dan menempel pada
pada fibroblast dalam sel. Antibody dalam sirkulasi darah menempel pada
dengan antigen pada permukaan sel bakterinya pada respon imun yang
imun neonates dan guinea pigs dewasa memperlihatkan resiko infeksi pada
Antibody yang didapatkan lebih banyak pada dewasa tiga sampai enam
Infeksi Gejala
frambusia
lanjut
Gejala Sembuh
frambusia sendiri
dini
d. Manifestasi Klinik
diameter 1-5 cm. Krusta yang mengeras dan lalu terlepas yang
tepi hiperpigmentasi.
2 Sekunder: setelah fase primer 6-1 6 minggu kemudian, sebuah lesi
mulut dan hidung. Lesi pada fase sekunder terdapat ulkus dan
telapak tangan dan telapak kaki, yang mitip pada lesi yang
apapun.
subkutan dan abses, nekrosis dan ulkus. Ulkus yang terbentuk pada
e. Klasifikasi Frambusia
2 Frambusia tidak menular : bone and joint lesions gejala pada tulang
dan sendi
a) Gummata ulcer
b) Gangosa
c) Other manifestation
1) Radiologi
f. Histologis
tersier, termasuk menyusup dermal intens terdiri dari sel epiteloid, sel
g. Diagnosis Banding
1) Sifilis
oleh bakteri yang sama dengan penyebab sifllis. Namun pada sifllis
a) Kusta
pada lesi.
2) Ulkus tropikum
h. Penatalaksanaan
jelas lainnya
1) Medikamentosa
penisilin tunggal, lesi awal menjadi tidak menular setelah 24 jam dan
2) Antibiotik
altematif.
3) Penisilin G benzatin
dalam beberapa menit, dan lesi menjadi tidak menular setelah 18-24
jam.
4) Azitromisin
5) Tetrasiklin
dan pada anak-anak yang lebih tua dari 8 tahun dan alergi terhadap
penisilin.
6) Eritromisin
dan beratnya infeksi. Ketika dosis dua kali sehari yang diinginkan,
setengah dari total dosis harian dapat diambil setiap 12 jam. Untuk
infeksi yang lebih berat, dosis dapat dua kali lipat.Eritromisin dapat
7) Doxycycline
i. Pencegahan
dalam beberapa menit, dan lesi dapat mengalami perbaikan dalam waktu
hampir satu hari. Penelitian pada tahun 1900an, terponema jenis lain
seperti sifilis yang mirip dengan frambusia yang tidak terlalu banyak
memiliki perbedaan paada antigen dan respon imunologi. Pada lesi kulit,
lesi tulang dan lesi pada persendian, yang sering pada frambusia dan
sifilis yang tidak memiliki perbedaan yang terlihat. Sifilis juga dapat
j. Prognosis
masih terbatas pada kulit, tetapi tulang dan keterlibatan sendi dapat
infeksi bakteri sekunder dan jaringan parut dapat terjadi yang dapat
memasuki tahap akhir (tahap tersier) ditandai dengan lesi kulit yang
destruktif dan sangat deformasi tulang dan lesi sendi. Kerusakan jaringan
infeksi.
KESIMPULAN
mereka yang berusia 6-10 tahun.Mirip dengan sifllis, frambusia bisa bertahan
menjadi endemik di sepanjang daerah tropis yang ditandai dengan suhu panas,
kelembaban tinggi, dan hujan deras. Kondisi ini, ditambah dengan keadaan
bergantian memakai pakaian yang sama dengan pasien, personal hygiene dan
lesi awal menjadi tidak menular setelah 24 jam dan sembuh dalam 1-2
PENUTUP
A. Kesimpulan
didalam jaringan penjamu, setelah itu akan muncul lesi intinal berupa
papiloma yang berbentuk seperti buah arbei, yang memiliki permukaan yang
basah, lembab, tidak bernanah dan tidak sakit, kadang disertai dengan
peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian. Apabila
tidak segera diobati agen akan menyerang dan merusak kulit, otot, serta
contact).
atau masa peralihan, dan Stadium III, selain itu juga dibagi lagi dalam
B. Saran
Frambusia merupakan penyakit kulit yang dapat menular, banyak hal yang
dapat membuat penyakit frambusia dapat terjadi, salah satunya yaitu kondisi
tempat tinggal yang kotor dan tidak sehat. Oleh karena itu, di harapkan bagi
tinggal.
DAFTAR PUSTAKA
2015. 2(3): 143-147. 2. Mitja O, et al. Yaws. February 13, 2013 3. Mitja O, et al.
2015. Edisi 7: 146-150. 6. Capuano C, et al. Yaws in the western pacific region: a
review of the literature. Journal of Tropical Medicine. 2011 Rapose A. Yaws and
pinta - the pain is gone but the memories remain. Journal of ancient diseases &