Amrinsyah-Analisis Struktur Metode Matri PDF

Metoda Matriks Kekakuan
Analisis Struktur
Amrinsyah Nasution
Penerbit ITB
Hak Cipta pada Penerbit ITB, 2009
Data katalog dalam terbitan
NASUTION, Amrinsyah,
Metode Matriks Kekakuan Analisis
Struktur oleh Amrinsyah Nasution.
-Bandung, Penerbit ITB, 2009
lOa, 670 h., 25 cm
624.171
1. Metode Matriks 2. Judul
ISBN 978-979-1344-36-4
I si
Prakata 9a
1 Sistem struktur 1
1.1 Portal 1
1.2 Rangka 3
1.3 Bentuk Struktur Rangka 5
1.4 Bcban Luar 6
1.5 Analisis Beban 17
1.6 Spesifikasi Pembebanan pada Jembatan dan Jalan 21
1.7 Soal-soal 30
2 Portal Bidang 39
2.1 Enersi Regangan Akibat Momen Lentur dan Gaya Normal 39
2.2 Persamaan Diferensial Pcnentu Elemen Balok 43
2.3 Derajat Kebebasan dan Matrik Kekakuan Struktur 47
2.4 Koordinat Lokal dan Koordinat Struktur 51
2.5 Vektor Beban Ekivalen (P) 58
2.6 Solusi [K](X} = (P} 61
2.7 Gaya-gaya dalam Elemen 65
2.8 Diagram Gaya 66
2.9 Contoh Analisis Struktur Portal Bidang 68
2. J 0 Program Komputer Analisis Struktur Rangka Bidang 104
2.1 J Program Komputer Portal Bidang 131
2.12 Soal-soal 141
3 Rangka Bidang 147

3.1 Bentuk Struktur Rangka Bidang 149
3.2 Beban Luar 150
3.3 Dcrajat Kebebasan Struktur 151
3.4 Matrik Kekakuan Elemen JS]m 153
3.6 Matrik Kekakuan Struktur JK!s 157
3.7 Vektor Beban Ekivalen (P} 160
3.8 Solusi [Kl(X} = ( p) 161
3.9 Gaya-gaya Dalam Elemen 161
3.10 Contoh Analisis Rangka Bidang 162
3.11 Program Komputer Analisis Struktur Rangka Bidang 184
lsi Sa
.
. ..
3.12 Soal-soal 202

4 Struktur Kisi (Grid) 209
4.3 Matrik Kekakuan Struktur [K]s 217
4.4 Vektor Beban Ekivalen {P} 219
4.5 Solusi [K]{X} = {P} 222
4.7 Contoh 224
4.8 Program Komputer Sistem Grid 238
4.9 Soal-soal 248
5 Rangka Ruang 253
5.1 Sistem Struktur 258
5.2 Beban Luar 259
5.3 Derajat Kebebasan Strukur 259
5.4 Matrik Kekakuan Elemen [S]M 260
5.6 Matrik kekakuan Struktur [K], 264
5.8 Contoh Analisis Rangka Ruang 269
5.9 Program Komputer Analisis Rangka Ruang 292
5.10 Soal-soal 305
6 Portal Ruang 311
6.3 Vektor Beban Ekivalen {P} 333
6.4 Solusi [K} 5 {X} 5 = {P}s 338
6.5 Contoh Analisis Struktur 338
6.6 Program Komputer Sistem Portal Ruang 351
6.7 Soal-soal 364
7 Struktur Lengkung (Arch) 369
7.3 Matrik Kekakuan Struktur 374
7.4 Solusi [K] 5 {X} 5 = {P} 375
7.5 Contoh 376
7.6 Program Komputer 380
7.7 Soal-soal 391
8 Kabel 397
8.1 Geometri Kurva Kabel 398
6a Amrinsyah Nasution, Metode Matriks Kekakuan Ana!isis Struktur

8.2 Pengaruh Tegangan 400
8.3 Tegangan pada Kabel Jembatan Gantung 403
8.4 Bentuk Kurva Kabel 407
8.5 Penentuan Persamaan Geometri Kabel 410
8.6 Perakitan Matriks Kekakuan Struktur Kabel- Pendekatan Linear 410
8.7 Kekakuan Kabel Memilkul Beban Terdistribusi Merata 419
8.8 Analisis Kabel Non-Linear Orde Kedua (Second Order Analysis of Cables) 428
8.9 Model Bentang Pendek dengan Beban Merata 435
8.10 Bentang Besar dengan Beban Terpusat 435
8.11 Pipeline Bridge Structural System Kasim Marine Terminal 437
8.12 Soal-soal 438
Lampiran 439
Pustaka 667
lndeks 669
lsi 7a
Prakata
Metode Matrik Kekakuan Ana/isis Struktur merupakan metode fundamental

kekakuan analisis struktur. Dengan kemajuan metodologi komputasi yang sangat
pesat menggunakan perangkat lunak komputer, metode ini merupakan dasar-dasar
analisis dalam mengembangkan metode matrik program komputer sistem struktur.
Bab 1 membahas secara umum sistem struktur yang dibedakan dari kegunaan
struktur. seperti struktur jembatan. gedung, tangki, bendungan atau pesawat udara.
Secara khusus penamaan ini dibedakan dari fungsi sistem menerima beban luar.
Jembatan menerima beban lalu lintas, seperti rangkaian kereta api, mobil;
sedangkan bangunan menerima beban dari kegiatan yang ada diatas bangunan,
seperti beban ruang kelas, perpustakaan, perkantoran dan gudang. Bab 2 adalah
bagian utama dari buku, menjelaskan sistem struktur yang menerima beban
termasuk suatu sistem energi. Akibat beke1janya beban luar, konfigurasi sistem
struktur berubah posisi terhadap dudukan awalnya. Ini berarti, karena akibat gaya
luar teijadi kerja luar dan energi dalam struktur. Hukum Konservasi Ke1ja dan
Energi yang merupakan konsep dasar yang digunakan pad a anal is is struktur.
Penurunan persamaan diferensial penentu bagi teori Lendutan-Kecil balok lentur
menjadi dasar penentuan hubungan antara deformasi dan gaya dalam analisis
struktur dengan metoda kekakuan. Bab 3 sampai Bab 6 membahas analisis
struktur sistem rangka bidang, struktur kisi (grid), rangka ruang dan portal ruang.
Pada setiap bab diuraikan formulasi penyusunan matrik kekakuan. vektor beban
sistem dan pengacaraannya untuk komputasi dcngan komputer. Bab 7 membahas
sistem struktur lengkung (arch), formulasi matrik kekakuan sistem dan
pemograman solusi si stem dalam bahasa C++. Bab 8 membahas si stem struktur
kabel. salah satu konstruksi yang sedang berkembang saat ini untuk jembatan. Jenis
jembatan yang menggunakan struktur kabel antara lain: jembatan gantung
(suspension bridge), jembatan cancang (cable-staved bridge), atau kombinasi antara
jembatan gantung dengan jembatan cancang. Tidak terbatas pada jcmbatan saja,
struktur kabel juga banyak digunakan sebagai tali jangkar pada menara atau tenda.
atap gantung, cable car, dan struktur lainnya.
Buku ini digunakan di Institut Teknologi Bandung untuk mat<i kuliah Mekanika
Teknik, tingkat smjana program studi Teknik Sipil. Dengan tiga (3) sks mata kuliah,
pembahasan materi tidak tcnnasuk Bab 7 dan Bab 8.
Saya menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa S 1 dan S 2 , program studi
Teknik Sipil ITB, yang 'come and gone' di kelas saya: Analisis Struktur dengan
Mctode Matrik Kekakuan, Teori Elastisitas dan Plastis dan Metode Elemen Hincrga
b ,
!si 9a
yang telah menjadi inspirasi dan memberikan bantuan dengan tugas-tugas kelas
untuk menulis buku ini.
Terima kasih saya kepada Tuti Sarah, Achmad Taufik di Penerbit ITB, yang dengan
sabar dan telaten melakukan penyelesaian buku ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih saya sampaikan pada keluarga: Dini Chitrani
Amrinsyah, istri saya; Natia Andrielli Amrinsyah, Arfino Tuinshi Nasution, putri
dan putra saya, dan cucu saya Nawra Salma Fatima. Tanpa dorongan dan
keberadaan mereka, tidaklah akan mungkin buku ini ada.
Bandung, Januari2009
Amrinsyah Nasution
/nstitut Teknologi Bandung
1Oa Amrinsyah Nasution, Metode Matriks Kekakuan Ana/isis Struktur

1 Sistem Struktur
Secara umum sistem struktur dibedakan dari kegUiiaan struktur, seperti struktur jembatan,
gedung, tangki, bendungan atau pesawat udara. Secara khusus penamaan ini dibedakan dari
fungsi sistem menerima beban luar. Jembatan menerima beban lalu lintas, seperti rangkaian
kereta api, mobil; sedangkan bangunan menerima beban dari kegiatan yang ada diatas
bangunan, seperti beban ruang kelas, perpustakaan, perkantoran dan gudang. Dalam kajian
analisis, sistem struktur dibedakan pada dua kategori dasar sistem, yaitu Struktur Kerangka
(Portal) dan Struktur Kontinum.
Sistem struktur kerangka merupakan rakitan beberapa elemen struktur. Umumnya
terdiri dari elemen balok, kolom atau dinding geser membentuk kerangka yang disebut Portal.
Sambungan antara elemen pembentuk sistem portal ini biasanya kaku/monolit, serta ukuran
penampang elemen (lebar atau tinggi) kecil dibanding dengan bentang elemen. Sistem
struktur yang tidak dapat dibedakan unsur elemennya, seperti pelat, cangkang, atau tangki
dinamakan sistem struktur kontinum.
1.1 Portal
Gambar 1.1.1 menjelaskan sistem struktur portal. Balok menerus seperti pada Gambar 1.1. 1a
merupakan konstruksi yang paling sederhana. Elemen balok terletak pada satu sumbu dan
menerima beban luar transversal terhadap sumbu tersebut. Sistem struktur seperti pada
Gambar 1.1.1 b disebut Portal Bidang. Semua unsur elemen struktur berada dalam bidang
portal. Demikian juga halnya dengan beban luar yang bekerja. Struktur Grid seperti Gambar
I. 1.1 c mempunyai unsur elemen pad a suatu bidang datar dan semua be ban !uar bekerja
transversal pada bidang tersebut. Portal Ruang seperti pada Gambar l.l.ld merupakan
pemodelan tipe struktur portal yang ideal bagi sistem struktur kerangka, karena
pemodelannya adalah sistem struktur tiga dimensi, seperti layaknya konstruksi bangunan
yang sesungguhnya .
. . ~ __llnnn ~
'"' """ , , , 1----·--------/\~- ~
AiJimlli
per!etakan sendi
.====l~
perletakan rol
Gambar 1.1.1 a Si stem Struktur Ba!ok Menerus
Sistem Struktur 1
;•\ /
~·
~%,_'*"*
sendi jepit rol
Gambar 1.1.1 b Si stem struktur portal bidang
. v:- E.
~ ~----:
.. ~W_j~
m--_ 1//
/u 111 I
H_"/
:r 7Y/
. ;:!:/
g~ ~~.:7
rw
~ -~- --~--~- - - -- p ~'
Gambar 1.1.1c Sistem struktur "GRID"
2 Amrinsyah Nasution. Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

Gambar 1.1.1 d Si stem struktur portal ruang
1.2 Rangka
Sistem struktur rangka merupakan struktur kerangka yang dibuat dengan
menyambungkan elemen struktur yang lurus dengan sambungan sendi dikedua ujungnya.
p
Gambar 1.2.1 Bentuk sistem rangka paling sederhana

Geometrik rangka yang paling sederhana adalah elemen yang ujungnya mempunyai
perletakan sendi dan rol (Gambar 1.2.1 ). Perletakan sendi dan rol pada elcmen merupakan
kekangan minimum yang diperlukan bagi keseimbangan gaya akibat bekerjanya beban luar.
Walaupun variasi beban yang bekerja pada sistem dapat berupa beban bentang dan beban di
titik kumpul, anggapan bcban kerja rangka adalah beban yang selalu beke~ja di titik kumpul.
, lni berarti beban bentang perlu di konversikan dulu dalam beban ke~ja terpusat ekivalen di
Sistem Struktur 3
titik kumpul. Pada geometri rangka yang paling sederhana seperti Gambar 1.2.1, hanya ada
satu derajat kebebasan, sehingga hanya ada satu arah beban yang dapat dikerjakan.
Rangka dasar ini dapat dikembangkan menjadi rangka bidang dengan dua cara:
o Penambahan elemen seperti Gambar 1.2.2a dengan tambahan perletakan rol pada ujung
elemen tambahan; sehingga tetap terjaga syarat stabilitas sistem.
o Menambah dua elemen yang saling berhubungan pada satu titik kumpul, hal mana
stabilitas sistem tetap terjaga (Gambar 1.2.2b).
Gambar 1.2.2a Sistem rangka 1
sendi
Gambar 1.2.2b Sjstem rangka 2
4 Amrinsyah Nasution, Metode Matrik Kekakuan Ana/isis Struktur

1.3 Bentuk Struktur Rangka
Rangka Bidang
Secara skematik beberapa bentuk rangka bidang yang dirancang berdasarkan sifat beban
kerja adalah: (Gambar 1.3.1.)
Gambar 1.3.1a Rangka atap
Pada rangka atap (Gambar 1.3 .I a), be ban yang bekerja se lain berat sendiri adalah be ban
komponen atap (penutup atap, kaso-kaso, gordin) dan tekanan angin.
Be ban hid up jembatan (Gambar 1.3 .I b) adalah berat kendaraan ; pada menara air, be rat air
dan pada menarajaringan listrik (Gambar 1.3.1c) berupa berat kabel; sedangkan di menara
komunikasi berupa beban antena.
_f\1\1\1\l\1\1\ Gam bar 1. 3.1 b Jembatan rang ka
Gambar 1.3.1 c Menara
Sistem Struktur 5
Rangka Ruang
Seperti bentuk portal ruang, rangka ruang merupakan susunan
(Gambar 1.3.2.) unsur elemen batang pada sistem ruang, tetapi
sambungan unsur elemen batang pada kedua ujungnya bersifat
sendi, dan beban yang beke~ja merupakan beban ekivalen ter-
pusat pada setiap titik kumpul.
1.4 Beban Luar

Pada sistem struktur rangka, beban luar selalu dikonversikan
menjadi beban ekivalen terpusat yang bekerja di titik-titik
kumpul. Berat sendiri elemen yang bekerja merata sepanjang
bentang diperhitungkan sebagai gaya terpusat ekivalen di ke-
dua ujung elemen (Gambar 1.4.1 ).
Juga seperti be ban me rata jembatan rangka pad a Gambar 1.4.2a,
besarnya beban yang digunakan dalam analisis struktur dinyata-
kan oleh gaya/beban terpusat di titik-titik kumpul(Gambar 1.4.2b).
Gambar 1.3.2 Rangka Ruang
Dengan melakukan konversi bcban bentang menjadi gaya terpusat ekivalen di titik kumpul,
pcmeriksaan kckuatan lentur elemen akibat beban bentang dilakukan secara terpisah.
Gambar 1.4.1a Beban merata Gambar 1.4.1 b Beban terpusat

pada bentang ekivalen
Gambar 1.4.2.a Beban merata pada bentang elemen

Gambar 1.4.2.b Beban ekivalen di titik kumpul
Analisis sistem rangka ruang yang tidak mungkin

dikonversikan sebagai analisis ekivalen rangka bi-
dang, seperti menara tegangan tinggi dengan beban
kabel dalam ruang. beban titik ekivalen yang bekerja
diperhitungkan dari kombinasi pemasangan kabcl
pada titik per1emuan elemen.
Setiap kombinasi pemasangan kabel yang
H, memberikan pengaruh beban maksimum pada rangka
ruang harus dikaji dalam analisis.
Klasifikasi beban pada sistem struktur dapat
dijelaskan dari sifat pembebanannya. Klasifikasi
beban tersebut antara lain :
A. Beban mati
Beban mati dihitung dari berat unsur struktur sendiri
dan beban-beban tetap, seperti kclengkapan bangun-
an, genteng/ atap, barang-barang tidak bergerak, le-
mari. langit-langit dan lain-lain.
B. Beban hidup
Beban hidup berupa bcban yang tidak tetap, seperti
beban yang beke~a pada bangunan hunian. Beban
Gambar 1.4.3 Rangka ruang dan
beban terpusat
Sistem Struktur 7
hidup secara statistik ditetapkan di dalam peraturan sebagai beban mati.
C. Beban dari lingkungan
Beban lingkungan yang bekerja pada sistem struktur merupakan efek dari alam.
Angin, air hujan perubahan temperatur, gempa, penurunan tanah (settlement), dan tekanan air
tanah merupakan jenis beban lingkungan yang harus diperhitungkan bekerja pada sistem
struktur.
kN
~antai par~iT~E::r:lcJG!raan penu111pang .... 11
············+············· 9
RuangpE;:T~Gif1to~an
Alur ·alan kendaraan di lantai basemen, ata atau daerah terbuka 54
Tabel 1.2 : Berat material ban unan

No. Keteran an
Tabel 1.3: Berat komponen ban unan

No. Keteran an N/m
Adukan, per cm tebal :
1. - dari semen 210
- dari k(3p[Jr, semen mE;:r(3h atau tras 170
2 .......... ,A.spal, teTillasu~bahan~~GihG!nmineral pE;:n(3111bah, .per <::m tebal 140
Dinding pasangan bata merah
- satu batu 4500
~ !)E;:lE::f19ah batu 2500
Dinding pasangan bat(3~() :
Berlubang : - tebal dinding 20 cm (HB 20)
4.
- tebal dif1ding 1Qcm(HB 1QL
Tanpa lubang : - tebal dinding 15 cm
5.
- tebal dindin 10 cm
8 Amrinsyah Nasution, Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

an N/m
Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk - rusuknya, tanpa penggantung
langit-langit atau pengaku), terdiri dari :
6. - semen asbes (etemit dan bahan lain sejenis), dengan tebal maksimum 4 110
mm 100
- kac;CI.dengCII1tE!bal 3 - 5mm ...................................
Lantai kayu sederhana dengan balok kayu, tanpa langit-langit dengan
bentang maksimum 5 mdan untuk be~CII1 hicJIJPrnaksimum2QOO N/m'
Penggantung langit-langit (dan kayu), dengan bentang maksimum 5 m dan
je3rak s.k.s. minimum 0.80rn
2
Pe111Jl!Jp. a tap genti11g cjenge3n reng dan usuk/kC3!;() PE!E~ ~icjang CIICIP
Pe11 ut up ala!; si rap cJE!n9e3n rE!ng dan. usuk/kas(),. per m ~icjang a tap
penutup CIICipseng gel()rn~CII19(E3JLS~?!))tanpa gording
Penutup lantai dan ubin semen portland, teraso dan beton, tanpa adukan,
per C:rn tE!bal
13. Semen asbes elomban
Tabel 1.4 : Beban hidu minimum

No. Keteran an
1. La11tC1i cje3n tangga _r!JrnCih tinggal, kecuali ya11g cjisebutdalar:n ?
Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan gudang-gudang
pel1lil1gyal1g _ b!J.kai11JI1l!Jk toko, pabrik CIICIIJ ~engk€!1
Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran hotel asrama
dan rumah sakit
~e3ntai ruangoiCih re3ga
Lante3i r!JCII1g_dansa
Lantai dan balkon dalam dan ruang - ruang untuk perternuan yang lajn
daripada yang disebut dalam a sampai drngan seperti mesjid, gereja, ruang
pagelaran, ruang rapat, bioskop dan panggung penonton dengan tempat
duduk tetap: .............,...............,. .
Panggung penonton dengan tempat duduk tidak tetap atau untuk penonton
yang bE!rcJiTi
..... TCin99CI· hordesta11gga_cje311 gang dariye3ng cji!;ebutcjaiCirn 3_
Ta11g9e3· h()rdes tangga cje3n gang dai1YCII19 cji!;E!but dalam 4, 5 , ~ cjan.T:
.....·..c. . :............ +..L:::.a::::n.tai r!Je3ng pelengkap dCII1YCII1g disE!but cJCIICirn}. 4, 5, 6 dan 7
Lantai untuk pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang arsip, toko
buku, toko besi, niang alat-alat dan ruang mesin, harus direncanakan
terhacJCIP bE!bCin hid!Jpyang cjitent!J~CII1 ter!>E!I1cJiri,dE!I19CII1 minimu_:m
. :.· ·································!·················4
...:... :·.0.: :.
1
Lantai gedung parkir bertingkat :
12. - untuk lantai bawah 8.0
,............ + - !Jilluk. lante3iting~Cit 4.0
Balkon-balkon yang menjorok bebas keluar harus direncanakan terhadap
13
'--_ _·___._-=b=-=e:..::b...:ca.:.cn-'-'hidup dan lantai ruang yang berbatasan, den an minimum 3.0
Sistem Struktur 9
D. Beban Angin
Beban angin bergantung pada kecepatan angm, bentuk bangunan, ketinggian dan lokasi
bangunan, bidang permukaan dan kekakuan struktur. Dengan mengetahui kecepatan an gin V,
gaya yang bekerja pada bangunan dapat ditetapkan dari persamaan
180 2
p=0.0000473CD V ( 1- I)
I
!-
!
l 160
140 hal mana:

2
120 ..
C1l
p
CD=
tekanan proyeksi vertikal [kN/m ]
koefisien bentuk
100 Ql
E V = kecepatan angin [km/jam]
60 Grafik 1.1 menunjukkan hubungan tekanan angin dengan

40 ketinggian. Tekanan yang bekerja pada struktur diperoleh
_r__ _
c- /
j __ -- __j ----
0.5 1.0 1.5 2.0
20 dari perkalian C[) dengan tekanan angin. Ketentuan lengkap
perihal beban angin pada struktur dapat dibaca pada buku
kN/m' Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan
Grafik 1.1 Korelasi tekanan Gedung- SKBI- 1.3.53.1987, UDC: 624.042, Departemen
angin dengan Pekerjaan Umum untuk nilai CD untuk berbagai profil dan
ketinggian
arah angin
Beban angin dapat berupa gaya tiup maupun
hisap pada permukaan bangunan. Koefisien te-
hisap : -0.40
kan atau hisap angin bergantung pada arah
kerja angin. Pada atap yang miring, koefisien
tipu dipihak angin adalah 0.02a- 0.4 bila kemi-
ringan atap a < 65° dan 0.9 bagi kemiringan a-
Gambar 1.4.4: Koefisien angin tiup
tap antara 65° <a < 90°; sedang koefisien angin dan isap pada atap
isap- 0.40 untuk nilai semua a (Gambar 3.3). miring
E. Beban tekanan tanah dan tekanan air tanah

Struktur yang berada didalam tanah harus kuat menahan beban samping/lateral tekanan tanah
dan tekanan hidrostatik air tanah. Umunmya tekanan tanah diperhitungan sesuai dengan ke-
dalaman bagian str•1ktur yang ditinjau. Pada dinding reservoir dalarn Gambar 1.4.5, dike-
dalaman h, tckanan tanah yang bekcrja adalah (Yumah* Ka* h), halmana Ka adalah koefisien
tekanan tanah aktif. Ka bergantung pada sifat tanah yang disebut sudut geser ~ dalam dan
kohesi tanah c.
1-sin~ .
Untukjenis tanah pasir: Ka = . , sedangkan bag1 tanah lempung Ka = 2c.
I +Sill~

reservoir
(Ytanah * Ka* h)
(b) tekanan sam- (c) tekanan (d) tekanan sam-

ping akibat hidrostatik ping akibat q
(a) tekanan hidrostatik tanah
keatas
Gambar 1.4.5 : Beban lateral dinding reservoir akibat tekanan tanah, tekanan
hidrostatik dan beban diatas tanah
F. Beban gempa
Efek perusak dari gempa pada bangunan sudah dikenal sejak dahulu kala. Indonesia
termasuk daerah dengan tingkat risiko gempa yang cukup tinggi, sebab wilayah Indonesia
bcrada di antara empat sistem tektonik aktif. Sering tct:jadi gempa dengan magnitude 7 atau
lebih pada skala Richter. Pada gempa magnitude 7, tet:jadi kerusakan berat struktur bangunan.
Bangunan lcpas dari fondasinya. tanah merengkah dan pecahnya pipa-pipa bawah
tanah. Peta wilayah gempa Indonesia sepetii pada Gambar 1.4.6.
Beban Gempa Nominal Statik Ekuivalen

Struktur bangunan gedung beraturan dapat direncanakan terhadap pembebanan Gempa
Nominal dalam arah masing-masing sumbu utama denah struktur tersebut. berupa beban
Gempa Nominal statik ekuivalen.
Bagi kategori gedung memiliki Faktor Keutamaan 1 menurut Tabel I. beban geser dasar
nominal statik ekuivalen V yang terjadi di tingkat dasar dapat dihitung menurut persamaan :
Sistem Struktur 11
I~ 0' 10~
0
00' 102' HL'
--'---~ - - - - ---
,.
\l\lilayah CD c=J
Wilayah@ ~ 0 10g
W11ayah@ ~ 015g
Wilayah@) ~ 020g
,_ W11ayah@ ITJil] 025g
Wilayah ® ~ 0 30g
IG" 1 1 ·----~- ----~ --- -,------~-- ·-- I -- ~-- -------,-
~~-~--.~~-10~0 1!0' 1'1' 11~·· 11~· .,, ,_, ______L..L__ ____ J..:..:::.____J....Ji~.-~~~-~~ 0 1J.J' 140"
Gambar 1.4.6 Zona gempa di Indonesia (Sumber Tim Zonasi SKSNI.2002)
V .s__!_w (I- 2)
R t
untuk suatu arah sumbu utama denah struktur. R adalah faktor reduksi gempa. C 1 adalah nilai
Faktor Respons Gempa yang didapat dari spektrum respons Gempa Rencana menurut
Gambar I A. 7 untuk waktu getar alami fundamental T 1•
Tabel 1.5 Faktor Keutamaan I untuk berbagai kategori gedung atau bangunan
Faktor
Kategori gedung atau bangunan Keutamaan
I
Gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan dan perkantoran 1

Monumen dan bangunan nonumental 1
Gedung penting pasca !:iempa seperti rumah sakit, instalasi air bersih,
pembangkit tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan darurat, 1.5
fasilitas radio dan televisi.
Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti gas, produk
1.5
minyak bumi, asam, bahan beracun.
Cerobon_g, taflgki di atas menara. 1,25
12 Amrinsyah Nasution. Metr;de Matrik Kekekuan Analisis Struktur

~---------··-----··-----------~------------·---
1 (a) Respons Spektrum Gempa Rencana

Wilayah Gempa 1
--~ _ _ _ _____j
0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0

Perioda T [detik]
L
~----~--·-----· .--
(a) Respons Spektrum Gempa Rencana

0.60 _______ r_____Wilayah Gempa 2
--r ~.-----
1
0.50
0.40
- 1--1 ----
u 0.30.
0>
J-
0.10+---
I
- - --+-----------1-----_j
0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
Perioda T [detik]
Sistem Struktur 13
(c) Respons Spektrum Gempa Rencana
Wilayah Gempa 3
0.80 -- - --- - - ---- T - -- - r
0.70 I
0.60 1
--- ,
----- + -- --- - -
- ----
0.50 . ; \
,__�1 '
----..
0)
.......- 040 t ' I
u
0.30
�,
-- - / tanah sedang
"' ... --- ...
...
-
:
-
'i" _ tana� keras
0.20 J ___ _ - ------ .... ..._
0.10!
- - --
I - -- - -------- _ J_- - -- 2.0 2.5 3.0

0 0.5 1.0 1.5
Perioda T [detik]
(d) Respons Spektrum Gempa Rencana

Wilayah Gempa 4
0.90 -
II
0.80
0.70
0.60
0.50 .
0)...-
....
u 040
0.30
0.20'
I -
0.10; I
I i
0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0

Perioda T [detik]

(e) Respons Spektrum Gempa Rencana
Wilayah Gempa 5
- -�----
-
- -----
+
-
0.1
2.0
I
2.5 3.0
0 0.5 1.0 1.5
Perioda T [detik]
-S��ktrum Gempa R�nc;��

-
- ---- -- -
I (f) Respons
Wilayah Gempa 6
1.00
0.90
0.80
0.70
0.60
§
t
..-... I
0.50
0.40
0.30
0.20!_
j
- - - -
o.1o -- - - - -
!
- - 1
- -
0 05
Gambar 1.4.7 Respons spektrum gempa rencana
Sistem Struktur 15
W, ditetapkan sebagai jumlah dari beban-beban berikut ini:
I. Beban mati total dari struktur bangunan gedung;

2. Bila digunakan dinding partisi pada perencanaan lantai maka harus diperhitungkan
tambahan beban sebesar 0.5 kPa;
3. Pada gudang-gudang dan tempat-tempat penyimpanan barang maka sekurang-kurangnya
25% dari beban hidup rencana harus diperhitungkan;
4. Beban tetap total dari seluruh peralatan dalam struktur bangunan gedung harus
diperhitungkan.
Beban geser dasar nominal V harus dibagikan sepanjang tinggi struktur bangunan gedung
menjadi beban-beban Gempa Nominal statik ekuivalen F, yang menangkap pada pusat massa
lantai tingkat ke-i menurut persamaan:
FI V (I- 3)
di mana W, adalah berat lantai tingkat ke-i, Z; adalah ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari
taraf penjepitan lateral, sedangkan n adalah nomor lantai tingkat paling atas.
Apabila rasio antara tinggi struktur bangunan gedung dan ukuran denahnya dalam arah
pembebanan gempa sama dengan atau melebihi 3, maka 0.1 V harus dianggap sebagai beban
horisontal terpusat yang menangkap pada pusat massa lantai tingkat paling atas, sedangkan
0.9 V sisanya harus dibagikan sepanjang tinggi struktur bangunan gedung menjadi beban-
beban Gempa Nominal statik ekuivalen.
Waktu getar alami fundamental struktur bangunan gedung beraturan dalam arah masmg-
masing sumbu utama ditentukan dengan rumus Rayleigh sebagai berikut:
Iw·d~
I I
i =1
Tl 6.3 n (I- 4)
gLFidi
i=l
ha! mana W, , F, , berturut-turut adalah adalah berat lantai tingkat ke-i, beban gempa statik
ekui-valen di lantai i, dan d, simpangan horisontal lantai tingkat ke-i akibat beban F, yang
dinyatakan dalam mm dan 'g' adalah percepatan gravitasi yang ditetapkan sebesar 9.810
mm/det 2 •
16 Amrinsyah Nasution, Metode 'Matrik Keka~ari A'ha!isis Struktur

1.5 Analisis Beban
Berdasarkan Tata Cara Perhitungan Struktur Seton Untuk Bangunan Gedung (SNI-03-2847-
2002), maka struktur dan komponen struktur harus direncanakan hingga semua penampang
mempunyai kuat rencana minimum yang sama dengan kuat perlu, yang dihitung berdasarkan
kombinasi pembebanan :
• U = 1.2DL + 1.6LL
• U = 0.75 (1.2DL + 1.6LL + 1.6W)
• U = 0.9DL + 1.3 LL
• U = 1.05 (DL + LR ± E) atau U = 0.9 (DL ± E)
. - + 1000111
-+7.00111
-+400111
250 7 @7250
Gambar 1.5.1 Portal ruang dan denah bangunan bertingkat
Sistem Struktur 17
d i mana:
DL = Beban mati
LL = Beban hidup
W= Beban angin
E= Beban gempa
Untuk bangunan struktur baja, beban rcncana layanan dihitung dari kombinasi pembebanan :
Tabel 1.6 Kombinasi Beban
Faktor
Kondisi Peningkatan
Pembebanan Kombinasi Beban egangan
lzin
Normal D+L 1.00

Masa Penggunaan D + L + (W atau E atau H atau WP) 1.30
0.75[0+ LR ± WJ 1.30
w -- Bchan an!!,m
~
H = Tekanan tanah
WP = Tekanan air tanah
Kaj ian be ban untuk bangunan bet on bertulang :

a. Pelat Lantai.
2
Bila tebal pelat 120 mm, beban hidup = 2.50 kNim • besarnya beban terfaktor yang bekerja
adalah:
qud = l.2qn 1~ + l.6q 11 = [1.2 * 0.12 * 24 + 1.6 * 2.5]kN I m = 7.456 kNim
2 2
b. Balok Lantai.
Luas tributari pembebanan untuk perhitungan beban balok
2
Bila masing masing pcnampang balok : bentang CD = 3501650 mm , bentang 5 - 6 - 7 =
2501400 mm 2• maka perhitungan bcban pada balok ada1ah:
a. bentang /, 1 dan /, 2 = 6.50 m:
q LlLpclai = 0.12 * 21 * 3.25 = 9.36 kN I m
qLLpclal = 2.5 * 3.25 = 8.125 kN I m

Kedua beban berupa beban segitiga. Dalam analisis, beban segitiga dickivalenkan dengan
beban seragam merata. Perhitungan heban ckivalen seragam ditetapkan dari pcnyamaan
pcrsamaan 1endutan maksimum antara beban segi tiga dengan heban ekiva1en merata
seragam.

ekivalen ekivalen
QDLpelat + QLLpol" ~
Ej
!#ilillillillliA11 !!I !! I! I! I!
I
Gambar 1.5.2 Pola Beban pada Balok
Jika lendutan akibat beban seragan merata/uniform:

ekivaleng4
5
8 beban-uniform = - - * q ' dan lendutan akibat be ban segitiga
maks 384 El
8beban-segtiga _ _I_ * qsegitiga

e4 5 qekivaleng4 1 q g4
maka - - * =-- * segi-tiga , sehingga
maks -120 El 384 El 120 El
ekivalen _ 0 64 *
q - · qsegi-tiga
q~1ivalen = 0.64 * 9.36 kN/m = 5.99 kN/m.
q~~\alen = 0.64 * 8.125 kN/m = 5.20 kN/m.
Bagi perhitungan beban ekivalen trapesium ke beban merata l = ly = 8.0 m ;
Gambar 1.5.3 Qtrapesium dan Qek1va1en untuk pembebanan balok
Sistem Struktur 19
b behan~trapesnrm = _5_ q trapcsiurn [(!2 _ 0 8 2 ]2 1 k
rnaks El . . a ,na a
384
_5_ * q
ck1valcn ;..J.
( = _)_
-
* ~trapeslllrn [t2 _0. 8a 2 f'
7
384 El 384 El
• ckl\alen _ [f-' - 0.8a J *2
sehmgga q - t qtrapcSilllll
"'""le"=
qlll
[se- 0.8(3.25Y
s·l I * 9 ..)'"'6 kN/m = 7.05 kN/m
q'1''1'"'te" =
..
[se- 0 ·88.j(3 ·25YI * 8.125 kN/m = 6.12 kN/m
' ~
251 110
q Dlbalok -- I-* 0 · 40 * 24 kN/ 111-
0 ·-) - 2 ·49 kN/ 111.
q "
1
' ' "'" --
Illbdlok 0 . 3-) * 0 . 65 * '4
- kN/ ll1 -- )- . 46 kN/ m .
8eban tcrfaktor yang beket:ja pada sistem portal :
a. b en tang CD
· : q nil = I • 2 * (2 * q D1 pclat + q 3511 650
DLbalok ) + I • 6 * 2 * q 1.1 pclat
= 1.2* (2 * 7.05 + 5.46) + 1.6*2*6.12 = 43.04 kN/m.

400
b· bClltang 5 - 6 - 7 : quD-
- I •2 * (2 * qlJlpelat esrr
+qlllbalok
)
+
I • 6 * 2 * qLLpclat
= 1.2* (2 * 5.99 + 2.49) + 1.6*2*5.20 = 34.00 kN/111.
' 6500 111111

-- --- ------ -- - - - ------- -
Gam bar 1 .5.4 Be ban portal
20 Amrinsyah Nasution. Metode Matrik Kekakuan Ana/isis Struktur

1.6 Spesifikasi Pembebanan pada Jembatan dan Jalan
1.6.1 Aksi dan Beban Tetap
Berat Sendiri
Berat sendiri dari bangunan adalah berat dari bagian tersebut dan elemen-elemen struktural
lain yang dipikulnya. Berat sendiri adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan
elemen struktural, ditambah dengan elemen nonstruktural yang dianggap tetap. Tabel 111.1
merupakan daftar satuan berat dan kepadatan massa unsur.
Tabel1.7 Satuan berat dan kepadatan massa bagi berat sendiri
Kepadatan massa Serat/Satuan Volume
No Jenis Sahan 3 3
[kg/m ] [kN/m ]
1. Seton aspal 2200 22.0

2. Seton 2500 25.0
3. Seton Pratekan 2600 26.0
4. Seton Sertulang 2600 26.0
5. Saja 7850 77.0
(Sumber: RSNI T-02-2005, Standard Pembebanan untuk Jembatan,
Departemen Pekerjaan Umum )
Tabel 1.8 Faktor beban untuk berat sendiri
Faktor Sebar.
Jangka waktu Bahan s KMsu
KMs
Siasa Terkurangi
Baja, Alumunium 1.0 1.1 0.9
Seton pracetak 1.0 1.2 0.85
Tetap
Seton dicor ditempat 1.0 1.3 0.75
Kayu 1.0 1.4 0.7
(Sumber. RSNI T-02-2005, Standard Pembebanan untuk Jembatan,
Departemen Pekerjaan Umum )
Beban matt tambahan

Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang membentuk suatu beban pada
_iembatan yang merupakan elemen nonstruktural, dan mungkin besarnya berubah selama
umur jembatan. Tabel 1.9 merupakan faktor beban untuk beban mati tambahan.
Tabel 1.9 Faktor beban untuk beban mati tambahan

Faktor Seban
Jangka waktu s KMAU
KMA
Biasa Terkurangi
: Keadaan umum 1.0 2.0 0.7
Tetap
Keadaan khusus 1.0 1.4 0.8
Catatan (1) Faktor be ban day a lay an 1.3 digunakan untuk be rat utilitas
- Standard Pembebanan untuk .lembatan.
(Sumber RSNI f-02-201b.
Departemcn Pekerjaan Umum)
Sistem Struktur 21
Sebagai contoh be ban jembatan dengan dimensi elemen seperti pada Gambar 1.6.1
22265
Cable-Stayed Cable-Stayed
asphalt pavmg 80 mm
slab thickness = 250 mm slab thtckness = 250 mm
Transverse Beam 800/1600 mm2; interval5 m.
Main Beam lt1ain Beam

1600/2500 1600/2500
Gambar 1.6.1 : Penampang elemen jembatan

2
a. Balok utama : 1600/2500 mm
b. Tebal dek = 250 mm
2
c. Balok melintang interval 5 m : 800/1600 mm
2 2
DLmain-beam = 2.5* 1.6*25.00 kN/m = I 00.00 kN/m; DLslab = 0.25*25 kN/m = 6.25 kN/m
2
DLtransverse -beam = 0.8* 1.6*25.00 kN/m = 32.00 kN/m; DLasphalt = 2. 70 kN/m .
1.6.2 Beban Lalu Lintas.

Beban lalu lintas untuk perencanaan jembatan terdiri dari beban lajur "D" dan beban truk
"T". Beban lajur "D" bekerja pada seluruh lebar jalur kendaraan dan menimbulkan pengaruh
pada jembatan yang ekivalen dengan suatu iring-iringan kendaraan yang sebenamya. Jumlah
total beban lajur "D" yang bekerja tergant~mg pada lebar jalur kendaraan itu sendiri.
Secara umum beban "D" akan menentukan dalam perhitungan yang mempunyai bentang
mulai sedang sampai panjang, sedangkan beban "T" digunakan untuk bentang pendek dan
lantai kendaraan.
Beban terbagi rata (BTR) mempunyai intensitas q kPa, dimana besarnya q tergantung pada
pan-jang total yang dibebani L seperti berikut :
L ~ 30 m q 9.0 kPa
1
L > 30m : q = 9.0 ( 0.5+ ~J kPa
dengan pengertian :
q adalah intensitas beban terbagi rata (BTR) dalam arah memanjangjembatan. L adalah
panjang total jembatan yang dibebani (meter). Hubungan ini bisa dilihat dalam Gambar 4.

11)
I
""' ~ ......
-
~
'• .- ...
f...._l .,,
C.•'
·'
Gambar 1.6.2 Beban "0" : BTR vs panjang yang dibebani
P~mjang yang dibebani L adalah panjang total BTR yang beketja padajembatan. BTR harus
J :pecah menjadi panjang-panjang te:1entu untuk mendapatkan pengaruh maksimum pada
_icmbatan menerus atau bangunan khusus. Dalam hal ini L adalahjumlah dari masing-masing
i~:t!Jj;mg beban-beban yang dipecah.
Beban garis (BGT) dcngan intensitas p kN/m harus ditempatkan tcgak lurus terhadap arah
laiu lintas pada jembatan. Besar11ya intcnsitas p adalah 49,0 kN/m. Untuk mendapatkan
momen lcntur negatif maksimum pada jcmbatan menerus, BGT kedua yang idcntik harus
Jitempatkan pada posisi dalam arah mclintangjcmbatan pada bentang lainnya.
Beban Rencana Kendaraan

Beban truk ··r· adalah satu kendaraan berat dengan 3 as yang ditempatkan pada beberapa
pc>sisi dalam lajur lalu lintas rcncana. Tiap as terdiri dari dua bidang kontak pembebanan
) ang dimaksud sebagai simulasi pengaruh roda kendaraan bcrat. Hanya satu truk
ditcrapkan pcrlajur lalu lintas rencana.
Sistem Struktur 23
Beban lajur
Beban lajur jembatan adalah beban lajur "D" dan beban truk "T". Beban lajur "D" bekerja
selebar jembatan. Total beban lajur "D" berdasarkan lebar lajur.
Beban truk "T" adalah beban kendaraan berat dengan tiga tendom roda pada posisi yang
memberikan beban maksimum pada lantai kendaraan. Setiap tandom mempunyai dua bidang
kontak yang merupakan bidang kontak beban roda dengan lantai/dek. Hanya beban satu truk
digunakan bagi penentuan beban lajur.
Tabel1.10 Faktor beban "T"
Faktor Beban
Jangka waktu
KTT" I KTTU
Transien 1.o 1 1.8
[---~"' ·f (•- 9 ) -
:.<: ~ 22& ~ 12~ kN
------------------------·---------1
+-":te"" :f-Q,r;t.~ rOm.!>IIN
1101
- -;14. -;ft;
* ;[
"
.ott- loh
=+-a'-'· *
~01'3.! k>o i:-011u~N
----------------------------------
Gambar 1.6.3 Posisi beban kendaraan pada dek
Distribusi lateral beban "D"

a. Beban Jalur "D"
Beban lajur "D" terdiri dari beban tersebar merata (BTR) yang digabung dengan beban garis
(BGT). Beban terbagi rata (BGT) mempunyai intensitas q kPa :
LS:30m q=9.0kPa
L > 30m q = 9.0 ( 0.5+ I~J kPa

Panjang yang dibebani L adalah panjang total BTR yang bekerja pada jembatan. Jembatan
cable slayed ini mempunyai panjang bentang tengah L = 300 m, maka besar q = 4.95 kPa.
Faktor beban untuk beban lajur "D" :
Tabel 1.11 Faktor beban beban lajur "D"

Faktor Beban
Jangka waktu
Km" I Kmu
Transien 1.o 1 1.8
22265
Transverse Beam 800/1600 mm2; interval 5 m.
Main Beam Main Beam

1600/2500 1600/2500
a. Beban lajur "D" pada posisi sisi dek
22265
Transverse Beam 800/1600 mm2; intervalS m.
Main Beam Main Beam

1600/2500 1600/2500
b. Beban lajur "D" pada posisi tengah dek
Gambar 1.6.4 Distribusi beban tersebar merata (UDL)
Beban Garis
Beban garis BGT sebesar p 49.0 kN/m bekerja tegak lurus terhadap gans lalu lintas
jembatan.
Sistem Struktur 25
Pembebanan truk "T"
Be ban "T" digunakan hagi pembcbanan lantai dan bentang pcndek jemhatan, scdangkan struktur
jcmhatan coh!e stayed adalah struktur hentang panjang schingga analisis struktur ini tidak
mempcrhitungkan heban T tetapi cukup mempcrhitungkan heban '"D".
Pencmpatan beban truk '"T" pada lantai scbagai berikut :
- l-
22265
12000 -r- -5000

p
Transverse Bcan1 800/1600 rnrn2: interval 5 rn
Main Beam Main Beam

1600/2500 1600/2500
a. Beban garis "KEL" pada posisi sisi dek
22265
- 2500 --- - 12000 2500 -
Main Beam Main Beam

1600/2500 1600/2500
b. Beban garis KEL pada posisi tengah dek
Gambar 1.6.5 Distribusi beban garis (KEL)

+- "?i kh :f-011B... EO .. ,' ••
------------------------------.----t
** .,.- ~,.
.Fn11u 2.
-4- .. z~ ~h Fn112.~... ~h
----------------------------------
Gambar 1.6.6 Posisi Beban Truk 'T' pada dek
Be ban lajur dari beban "T" : [I+ 0.3). *T , hat mana 0.3 adalah faktor DLA
Batasan lzin Beban Dinamik (Dynamic Load Allowance - DLA)

Bagi batasan izin beban dinamik untuk beban bergerak mengacu kepada Peraturan
Perencanaan Teknik Jembatan, Departemen Pekerjaan Umum (2005). Faktor DLA untuk
be ban jalur dari be ban "T" adalah 0.3.
Gaya Rem
Efek rem dan percepatan pada lalu lintas ditetapkan sebagai gaya yang beke1ja arah memanjang,
>ang bekerja di pennukaan jalan. Gambar 1.6.7 menunjukkan hubungan panjang dan gaya rem.
Besarnya gaya tidak tergantung pada lebar struktur. Gaya rem tidak boleh digunakan tanpa
beban lalu lintas vertikal bersangkutan. Adapun faktor beban untuk gaya rem dapat dilihat
pada Tabel 1.12.
Berdasarkan Gambar 1.6.8 besar gaya rem yang direncanakan untuk jembatan cable stayed ini
adalah sebesar 500 kN di distribusikan sepanjang bentang jembatan yang besar beban setiap
lajurnya 500 kN /( 40 titik perletakan be ban)= 12.50 kN
Sistem Struktur 27
600 T - - - - - - - - - - - -
550
500
--l
450
400
z
::=- 350
E
~ 300
"'~ 250
"' 200
150
100
50 '
0 -l~-------r--•
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Panjang (m)
Gambar 1.6.7 Hubungan gaya rem dengan panjang jembatan
Gambar 1.6.8 Distribusi gaya rem pada dek
Tabel1.12 Faktor beban untuk gaya rem

Faktor Beban
Jangka waktu
KTs" I KTsu
Transient 1.0 l 1.8
Beban Pejalan Kaki

Unsur jalan yang menerima beban pejalan kaki dinyatakan dalam satuan luas. Gambar 1.6.9
menlll~jukkan hubungan intensitas beban peja1an kaki dan satuan 1uas, dari Gambar tersebut
digunakan beban peja1an kaki sebesar 4 kPa dalam analisis struktur jembatan cable stayed. Tabel
1.13 menunjukkan koefisien beban yang dipakai dalam perhitungan beban pejalan kaki.
28 Amrinsyah NDsution. Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

Tabel 1.13 F aktor be ban untuk pejalan kaki
F aktor Beban
Jangka Waktu s u
KTr Kss
Transien 1.0 2.0
6
I I I I
Pe alan kaki yang berdiri sendiri dan bangunan atas je~batan
-----~---t~---
Pejalan kaki yang dipasang pad a

bangunan ~tas jembatan I
I I
___ .J ____ ____ l ____ -~ __ _l _____ ~- _L________.,.___ ______,

I
0 - --l------ ..
0 20 40 60 80 100 120
Luas beban (m2)
Gambar 1.6.9 Beban pejalan kaki
Hcb~ul pc'.l~l bn i-;~1i-;i

p~ilb ,kk
Gambar 1.6.1 0 Distribusi be ban pejalan kaki pad a dek
1.6.3 Beban Aksi Lingkungan

Beban aksi lingkungan yang dimasukkan dalam analisis jembatan cable stayed meliputi 3
macam beban, antara lain :
Pengaruh Suhu
Efek suhu pada jembatan dan bahan untuk analisis ditetapkan seperti pada Tabel 1.14 dan
Ta bel 1.15. Pad a Tabel 1.16 menunj ukkan faktor be ban untuk pengaruh suhu .
Sistem Struktur 29
Tabel 1.14 Suhu nominal rerata pada jembatan
Suhu
Tipe struktur
Rerata minimum (1) Rerata maksimum
Pelat beton diatas balok atau bok beton 15° c 40°C
Lantai beton diatas gelagar, box atau rangka baja 15° c 40° c
Lantai pelat baja diatas gelagar, box atau rangka baja 15° c 45° c
Catatan (1) : Temperatur jembatan rata-rata minimum bisa dikurangi 5° C untuk lokasi yang terletak pada
ketinggian lebih besar dari 500 m diatas permukaan laut.
(Sumber: RSNI 1-02-2005. Standard Pcmbcbanan untuk .lcmbatan, Departemen Pekeqaan Umum )
Tabel 1.15 Sifat efek suhu pada bahan

Bahan Koef. muai suhu Modulus Elastisitas [MPa)
Baja 12 x 10-o per °C 200,000
Beton:
fc'< 30 MPa 10 X 10-6 per °C 25,000
6 0
fc'> 30 MPa ....
11 X 10- per (; 34,000
Alumunium 24 x 10-o per °C 70,000
(Sumber: RSNI T-02-2005. Standard Pcmbebanan untuk Jcmhatan. Dcpartemcn Pekcrjaan Umum )
Tabel 1.16 Faktor beban untuk pengaruh suhu
Faktor Beban
Jangka Waktu
s KETU
KET
Biasa I Terkurangi
Transien 1.0 1.2 I 0.8
1.7 Soai-Soal
I. Konfigurasi portal ruang seperti terGambar terdiri dari elemen pelat, balok anak, balok
induk, kuda-kuda dan gording.
Bahan unsur elemen bangunan adalah beton bagi pelat, balok dan kolom, dan baja untuk
kerangka atap. Dimensi pelat = 120 mm, balok induk B 1 = 300/550, balok pinggir 8 2 =
balok anak B 3 = 250/450, dan profil kuda-kuda baja I 250. 125.6.9, sedangkan gording
merupakan profil ganda C 150*50*20*3.2. Dimensi kolom lantai I dan 2 berupa profil H
300.300.9.11, dan bagi kolom diatasnya H 200.200.9.11. Berat penutup atap =55 kg/m 2 ,
beban hidup lantai = 250 kg/m 2.
Pertanyaan :
1.1 Lakukan perhitungan beban pada setiap elemen portal :

a. Pelat
b. Balok Anak
c. Balok Induk
d. Kolom

(a) Konfigurasi Portal Ruang dengan Unsur Elemen
82
(b) Denah Lantai
akibat berat sendiri (DL), beban tetap (PL) dan beban hidup (LL).
1.2 Lakukan analisis kombinasi beban:
Sistem Struktur 31
a. Sistem Struktur unsur Beton :
Faktor
Kondisi
Kombinasi Beban Peningkatan
Pembebanan
Tegangan lzin
Normal 1.2DL + 1.6LL 1.00
Masa Penggunaan 1 .2DL + 1.6LL + 1.6(H +WP) 1.00
0. 75{1.2DL +1.6[DL + W]} 1.00
0.9DL + 1.3 W 1.00
1.05(DL + LLR ± E) 1.00
0.9(DL ±E) 1.00
b. Sistem Struktur unsur Baja:

Faktor
Kondisi
Kombinasi Beban Peningkatan
Pembebanan
Teganqan lzin
Normal DL + LL 1.00
Masa Penggunaan DL +LL + (W atau E atau H atau WP) 1.30
1.3 Gambar pola pembebanan pada setiap unsur struktur.
2. Untuk menghitung beban gempa ekivalen pada pylon seperti pada Gambar, maka beban
rencana gempa ditetapkan dari beban ekivalen statik yang dinyatakan dengan persamaan:
C.! k
TnJ =RxW 1 ( N)
hal mana:
T EQ = Vb = gaya geser total (kN)
C = Koefisien dasar geser = 0.1
R = Faktor reduksi = 4
I = Faktor kepentingan = 1.2
WT = berat total nominaljembatan (berat sendiri + beban tetap) (kN)
Persamaan distribusi be ban gempa pada pylon adalah sebagai berikut :
F = w,.h; xVb
' L,w,.h,
hal mana:
w; = berat struktur pada tingkat ke-i
h; = tinggi struktur pada tingkat ke-i
Sedangkan untuk distribusi beban gempa pada dek digunakan persamaan berikut ini
C. I
FJek = wdek x R (kN) dengan Wctck = berat satu pias dek (kN)

0
0
0
0
0
0
0
'.!)
Potongan, bobot dan massa pylon

Distribusi beban seismik pada pylon dan dek :
Dengan I = 1.2 ; Cv = 0. I ; R = 4,
vb =T EQ = ~ x wT = · : 1. *442921.25=8217.27 kN
1 0 1 3
Distribusi beban seismik pada pylon dan dek :
m, Wi hi Wi *hi
8 21009.06 107 98 2268558.30
7 17996.59 100.10 1801458.66
6 25141.60 93.78 2357779.25
5 27728.09 8665 2402639 00
4 34873.10 79.51 2772760.18
3 37459.59 72.38 2711325.12
2 36415.61 65.24 2375754.40
1 52215.37 31.79 1659926.61
Pertanyaan :
2.1 Hitung besarnya bobot total pylon L:Wi [kN].

2.2 Hitung L:Wi*zi [kN].
2.3 Tetapkan beban gempa ekivalen Fi [kN] pada setiap massa pylon.
Sistem Struktur 33
3. Jelaskan cara distribusi pembebanan pad a elemen balok seperti Gambar berikut dari
sistem struktur :
Pa l'b
0
L .. ~~
J J
---
CL
=;::;=:s
~~~---- ----1----- j
i 'no- ?~~--~~-8=:5
n
T ]N-m/n]
~ ~~~:-~0~
[j--- /- ·--tJ
4. Portal dengan konfigurasi berikut ini :
Elemcn:
2
batang I dan 3 : 400/400 mrn
2
batang 2 : 40011250 rnm
3
Berat volume bahan : Yh = 24 kN/rn
Be ban yang bekerja : be ban segitiga q kN/m
dan beban H horizontal di 3 seperti pada
garnbar.
Besar bcban q = 52 kN/rn dan
H = 0.1 *(0.5*/2. 3 *q) kN 16 m
Catatan :
fEM = 0.0521 qL 2 4
I
Pertanyaan : jep::;..:it'------15 m----~">'
4.1 Hitung beban sendiri struktur.

4.2 Gambar diagram beban berat scndiri struktur.
2
5. Dinding JS bata ditempatkan diatas pclat !antai. Berat sendiri dinding = 2.50 kN/m •
Pcrtanyaan :
5.1 Hitung berat dinding yang beket:ja pada pelat lantai?
5.2 Apakah beban dinding pada pelat merupakan beban garis merata atau beban satuan luas?
34 Arnrinsyah Nasution. Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

kolom 300/300 kolorn 300/300
6. Panel lantai seperti Gambar adalah pelat lantai dua arah, hal mana beban yang beker:ja
pada lantai diteruskan kepada balok-balok panel. Pola pembebanan pada balok mengikuti
pola garis leleh pelat. Pada arah panjang, beban balok berupa beban trapesium. dan arah
pendek be ban segitiga. Arah panjang panel /, = 7.50 m. arah pendek l, = 6.25 m. Ukuran
balok 400/600, tebal lantai 150 mm dan beban hidup = 250 kg/m.
Pertanyaan :
6.1 Hitung berat sendiri balok qr~~lok .

6.2 Hitung berat sendiri pelat qf~lat .
6.3 Hitung beban balok arah panjang akibat berat sendiri q~tok + berat pelat qDLpelat
+ beban hidup qLLpelat = qfgt~\L) .
Sistem Struktur 35
@
7. Ekivalensi beban segitiga yang bekerja pada balok berupa beban terbagi rata diperoleh
q
( DL +Ll) pelat
= 35 kN/m
~----milllln
t@illliifffin~vrOOb~ ,~~-~---~
i .~
1
-_ - i
!~t--
'
~L _ ___ __ _ ~
q
Dlbalok
=23 kN/m
.••.
1
ekivalen + ek1valen qoLbalok
I ~
U+ rrrn +IDlillf+trTIIIIITIIIT}liiiV
q- DLpelat -qllpelat . . .
~=~1,f1IT[11Uilli + ~JF~LLU ~u~ j~i~

l-~-~7 .50 m- --~---l-------7 .50 m---_l
dari rumusan lendutan maksimum balok : bbeban~segitiga = bbeban~ekivalen~merata

5: ~ 1 * qsegitiga *jA d 5: _ _2_ * qmerata,l' 4
I1a I man a ubeban~segitiga- El an °beban ekivalen me rata - 384 El
120
Tentukan beban ekivalen merata q pada balok.

8. Seperti pada soal 7, ekivalensi beban trapesium yang bekerja pada balok berupa beban
r-a
1----- --·~-- l
ekivalen ekivalen
qDLpelat + qLlpelat
Hf/ 1[ 11]1~ 11 \ l \, lJLJllJ l

Qoe><lo> i Llllll LLUll tll _L L_
1
F----··u~
i :
Ul J I
terbagi rata diperoleh dari rumusan lendutan maksimum balok :

bbeban_trapesium = bbeban_ekivalen_merata
2 2 3 4
5 a •f a •f a ]
ha I mana bbeban trapesium
-
= [-768 * -f 4 - -- --
32 12
+ -16 * qtrapesium
d an s::: _
Ubeban ekivalen mcrata~ -
-
) *q111crata
*14
- 384 El
Tentukan beban ekivalen merata q pada balok.

Sistem Struktur 37
9. Pelat canopy seperti Gambar adalah pelat dengan tebal 100 mm. Se lain beke1ja berat
2
sendiri. beketja beban hidup = 1.0 kN/m •
Akibat beban bagian pelat yang menghubungi ko!om mengalami momen puntir (tarsi)
lllptlntir·
Hitunglah berapa mpunt 1r sepanjang bagian pelat yang terpuntir.
I 0. Tentukanlah reaksi perletakan dari sstem struktur cantilever seperti gambar.

Gambar diagram gaya-gaya dalam dari sistem struktur.
200 kN
2 ~)
30 kN --~ 1_ _ ____ ]2.s 11\
lSm-//!
I 7
13
i
1 ~ 8m i
; I ,__ __ --'
1
I I
• I
I /
' 65 "
/
\_ ___ __j

2 Portal Bidang
Sistem struktur yang menerima beban termasuk suatu sistem energi. Pada kondisi tidak
adanya beban, konfigurasi sistem mempunyai bentuk yang spesifik sesuai sistem. Apabila
menerima beban, konfigurasi ini berubah posisi terhadap dudukan awalnya. Ini berarti,
karena akibat gaya luar terjadi kerja luar dan energi dalam struktur.
\lengabaikan kehilangan akibat gesekan, dan faktor pengaruh lainnya, kerja luar haruslah
seimbang dengan energi dalam. Keadaan ini disebut Hukum Konservasi Kerja dan Energi
yang merupakan konsep dasar analisis struktur.
2.1 Enersi Regangan Akibat Momen Lentur dan Gaya Normal
Teori mengenai balok lurus didasarkan atas anggapan bahwa regangan serat memanjang
balok pada tiap-tiap penampang adalah terbagi rata secara linear. Anggapan ini disimpulkan
dalam azas Navier : "penampang melintang yang datar tetap datar, setelah menerima
Dl:'ban"
Bila ditinjau penampang sembarang seperti Gambar 2. I .I berikut:
L...... .
Gambar 2.1.1 Parameter Penampang Balok dengan Gaya Oa!am
, 11 adalah sumbu�sUJnbu inersia utama yang melalui titik berat pemmpang melmtang ba
ok. Dengan dA luas satuan penampang, maka
(2 -1)
.\ A A
Portal Bidang 39
M sebagai vektor momen terletak pada penampang melintang, diuraikan dalam komponen
Mc;, dan M,1 pada sunibu ~ dan YJ. Tegangan di titik (~,YJ) ditentukan oleh persamaan linear:
a= a~+ b YJ + c (2 - 2)
Koefisien a, b, dan c dalam persamaan ditentukan dari persamaan keseimbangan
M~= faY]dA ;M 11 =-fa~dA ;N= fa.dA (2- 3)

A A A
Mengisikan persamaan tegangan pada (2 - 3), berarti :
M~= J(a~+bY]+c)lldA
A { \, sehingga mengingat persamaan (2 - I) :
= f (a~)lldA + f \bYJ 2 pA + f cY]dA'
A A A
M~;= f 2
bY] dA = bl~;.
M
Besaran b = _I; . Hal serupa a = - -
I~; 1,1
-M
11 , dan c = -
A
N
A
Dengan demikian persamaan tegangan pada penampang yang dinyatakan dalam besaran
momen dan gaya :
-M"~ M~ll N
a=--+--+- (2- 4)
1" I~ A
N adalah gaya normal, lc;, 111 merupakan momen inersia penampang terhadap sumbu ~ dan ll·
Memperhatikan batang tarik pada Gambar 2.1.2 dengan luas penampang A, perpanJangan e,
maka besamya gaya dalam N dinyatakan sebagai :
EA
N =e- (2- 5)
L
dengan E adalah modulus elastisitas bahan, L panjang awal batang.
Kerja dalam U penampang :
U = fNde=f EA ede= EAe2 (2- 6a)

L 2L
L,A
Menurut hukum Hooke : a = EE, sehingga energ1 regangan
elemen dengan panjang ds dan luas penampang dA :
2 2 2 T
L1U = EdA (de)2 = EdA * a ds = a dAds 2 6
2ds 2ds E2 2E ( - b) e
. ..1
dNds ads
mengingat de=--=--. Akibat lentur dan gaya normal,
EdA E
Gambar 2.1.2 Batang Tarik
energi regangan balok :

1 2L
U =-Jds Jcr dA =-JJL[
1 - Mn~ M~YJ
+--+-
N ]2 dAds
2E 2E In h A
0 A OA s
(2- 7)
1 L [M2~2 M2YJ2 N2l
=-ff
2E
- I-2 + I~2 +-jdAds
11
A2
0A 11 ~
2 2 2
U=-J -~ +
1 L[M M-
11
+N-] ds (2- 8)
2E I~ In A
0
Bila momen penampang yang bekerja hanya terhadap sumbu ~' seperti umumnya elemen
balok lentur pada sistem portal (Gainbar 2.1.3), ini berarti:
Y]
Gambar 2.1.3 Momen Lentur M paC:a Penampang Balok
L M 2 cis
N = 0; M 11 = 0; M~ =-M, I~ = I, seh:21gga U =
J 0
lEI (2- 9)
\llemperhatikan perubahan bentuk elemen balok pada saat terjadi lenturan, kelengkungan
balok dan perubahan posisi garis netral digambarkan pada Gambar 2.1.4.a dan 2.1.4.b.
Padajarak v dari garis netral, efek rPvgangan terjadi akibat perubahan panjang antara titik e-f
(Gambar 2.1.4.b). Jarak e- f = vd8, sehingga regangan:
vd8 vd8 v
Ey = - = - =- (2 - I 0)
dx pd8 p
p adalah jari-jari kelengkungan terhadap grxis netra:.
Portal Bidang 41
y,v
p f
.......... ., ........................................................... r·············~······································································
~~~~~------------------~----~----------------~~~~r-----X,U
M M
Gambar 2.1.4.a Jari-jari Kelengkungan p Balok Lentur

Regangan merupakan parameter yangjuga menyatakan sifat bahan. Tegangan lentur yang
Ev
~ Mv 0
terjadi pada jarak v dari garis netral adalah 0 v = - - dan regangannya adalah Ev = _v
I E
~Mv
Dengan demikian: Ev = - - (2 - 11)
El
Menyamakan persamaan (2 - I 0) dengan (2 - 11) :
v ~Mv I ~M
- = - - , sehingga- = - - (2 - 12)
p El p El
Sccara matcmati k ja ri-jari kclcngkungan d inyatakan scbagai :

I
p~ [
1
d2y/
/dx2
+ ( ~~ )'l Y, (2 - 13)
x dan y adalah koordinat titik pada garis keleng-kungan. Nilai persamaan disebelah kanan
tanda sama dengan adalah positip, dengan pengertian terjadinya kelengkungan seperti len-
turan balok dalam Gambar 2.1.4.a.
r
Dalam analisis struktur, putaran sudut yang ter-jadi cukup kecil dibandingkan dengan
bcntang balok, schingga nilai snkn ( ~~ dapat diabai-kan, Anggapan inilah yang mcmpa-
kan dasar fundamental teor~ Lendutmz-Kecil.
42 Amrinsyah Nasution, Metode Matrik Kr::~kakuan Ana/isis Struktur

\ knyamakan (2-12) dengan (2-13),
jiperoleh:
d~\ -M
----- (2-14)
j,.:- El
L ntuk tinjauan setiap penampang pada ba-
k,k. nilai M bervariasi terhadap bentang,
schingga momen dinyatakan dalam fungsi
jarak M = M(x). 1ni beratii persamaan
(:2- 14) mengambil bentuk:
d 2y - M(x)
2
(2-15)
d.'\ El
Persamaan(2 - 15) merupakan pcrnyataan
dasar teori Lendutan-Kecil yang
digunakan dalam analisis struktur. Bagi
turunan petiama clan kedua persamaan,
akan diperoleh
d3y = dy \- M(x)l (2 -16) a d

d.'\ 3 dxl El
Gambar 2.1 A.b Segmen Balok di Posisi Lentur
(2 - 17)
Untuk nilai El konstan sepanjang bentang:

cl\' - V(x)
(2 - 18)
d.'\3 El
d-+y q(x)
(2 - 19)
d.'\4 El
V(x) adalah gaya geser clan q(x) beban tranversal yang bckerja pada segmcn.
2.2 Persamaan Diferensial Penentu Elemen Balok

Penurunan persamaan diferensial penentu bagi teori Lendutan-Kecil balok lentur menjadi
dasar penentuan hubungan antara deformasi clan gaya dalam analisis struktur dengan mctoda
kckakuan . .I ika dikaji elcmen balok dengan konfigurasi be ban seperti pad a Gambar 2.2.1, ma-
Portal Bidang 43
ka bentuk garis elastis balok y = y(x) ditetapkan dari parameter perpindahan dan rotasi posisJ
tertentu balok.
Dengan demikian:
y(O) = oi; y' (0) =<pi
(2- 20)
y(£) = oj; y'(e) = <rj
8; dan <p; berturut turut lendutan dan putaran sudut yang terjadi di ujung balok i , dan oi dan <pi
merupakan lendutan dan putaran sudut di ujungj.
Apabila bekerja beban luar q(x) denganjarak titik tangkap gaya resultan x =a, maka dengan
mendefinisikan fungsi tahap satuan H(x): H = 0 apabila x <a dan H =1 apabila x >a, maka
momen lentur M(x) pada setiap penampang dinyatakan sebagai
y
•
I
I
I
I ()i
Qi
y
Qj
Gambar 2.2.1 Parameter deformasi elemen balok akibat beban
(2- 22)
J
di mana Pq = q(x)dx dan a jarak Pq dari ujung i. lntegrasi persamaan ini menghasilkan :
Ix[d2y}
dx 2
1 x
x=EII{-M;+Q;x-HPq(x-a)}dx
2 (2- 23)
<p =<p _ M;x + Q;x _ HPq (x-aY
X I El 2EI 2EI
1ntegrasi persamaan(2 -23) memberikan:

2
x[dy} x= Jx{ <p; - -
M' -
x +Q- 'x- - - - (x-a ) 2 } dx
HPq
f
0
-
dx 0
El 2EI 2EI

~ Mix2 Qix3 HPq ( )3 (2 - 24)
: =<\ +<pix-2E!+ 6EI - 6EI x-a
Dengan memasukkan syarat batas y'(£) = <pj dan y(£) = oj ke persamaan(2- 23) dan(2- 24)
dan menyatakan (x-a) = b, diperoleh dua persamaan
- Q ~2 pq 2
-\1 I~ i{.
El- 2EI =-<p.i +<pi- 2EI b
(2 - 25)
\1 1 r2 Q 1 e3 Pq 3
- - - --=-8 +0- +m€--b
2EI 6EI J I 't'l 6EI
Persamaan ini memberikan solusi bagi Mi dan Qi

4EI 2El 6EI 6EI Pq 2
\ti = -e-<pi +-e-<p.i +yoi -yo.i +£Tab (2 - 26a)
2
6EI 6EI 12EI 12EI Pqb (€ + 2a)
Q =-<p +-<p +--8 ---8- +--'----::;--- (2- 26b)
1 e2 I e2 -' e3 I e3 -' e3
Lntuk mendapatkan Mi dan Qi sebagai fungsi deformasi dan beban, digunakan persamaan
statika dasar. Hasilnya adalah :
2EI 4EI 6EI 6EI Pq 2
\1- =-<p· +-<p- +-8- - - 8 - +-ab (2- 27a)
.. -' e e -' e2 I e2 -' e2 I
(2-27b)
Lntuk balok dengan kedua ujung terkekang penuh, oi = oj =<pi = <p j = 0 , sehingga
Pq 2
\1i = FEMi = 2 ab (2- 28a)
L
2
Pqb (€ + 2a)
Q = FEQ = ---'--------:::-- (2- 28b)
' , e3
I Pq 2
\t = FEM =-a b (2- 29a)
J -' e2
2
Pqa (€ + 2b)
Q_~ = FEQ.i = e3 (2- 29b)
Hubungan gaya aksial N dan Ni, dengan deformasi aksial yang terjadi adalah:
N/ N/ Nie N/
~- = - - - dan~-1 = - - + - - (2- 30)
1 AE AE ' AE AE
Portal Bidang 45
Persamaan(2-27), (2-28),(2-29) dan(2-30) merupakan dasar penyusunan matrik kekakuan
elemen balok lentur yang menerima gaya-gaya ujung dan beban tranversal q(x) seperti pada
persamaan [2-31 ]. Secara umum persamaan(2-27) dan(2-30) menyatakan hubungan antara
besaran gaya dan perubahan posisi balok. Menggantikan suku-suku fungsi beban dengan
pernyataan umum FEM, FEQ dan FET bagi kedua ujung balok terkekang penuh, di-peroleh
persamaan (Gambar 2.2.2) :
y
&
I
I
I q(x)
_;r. . . . .
I
I
'((jl,.M, XT
~---------------------+:
Gambar 2.2.2 Parameter gaya, perpi~dahan/rotasi dan beban balok lentur

Apabila gaya yang bekerja pada balok hanya gaya-gaya ujung Mi, Ni, Qi, dan Mi, Ni, Qi yang
dinyatakan berturut-turut sebagai F 1, F2 , F3 , dan F4 , F5 , F6 , serta parameter perpindahan/rotasi
ujung balok cpi,l'.i,8i,<Pj,l'.j,8j berturut-turut sebagai l'. 1,l'. 2 ,1'. 3 l'. 4 ,l'. 5 ,L\ 6 seperti pada
Gambar 2.2.3, maka besaran gaya dinyatakan sebagai gaya ekivalen yang menyebabkan
terjadi perpindahan/rotasi ujung. Perindahan/rotasi ujung ini didefinisikan sebagai derajat
kebebasan elemen. Secara umum ada 6 derajat kebebasan. Ujung i balok mempunyai 3
derajat kebebasan, yaitu satu perputaran dan dua perpindahan (l'. 1, l'. 2, ,1\,3 ), sedang unjung j
terdapat 3 derajat kebebasan (,;\,4, l'. 5 , l'.6 ).
y
tI
'
,, .F. '6!,:::-- ----·· -~.~~;-···--- ---·---"fS·~:e;---··,

Gambar 1.3.3 ldentifikasi Parameter Gaya dan Deformasi Ujung

XT
--T
EA
0 0
EA
0 0
e
e 2
P b (e + 2a)
12El 6EI 6EI q
0 0 ~. N.
I I
e2 e2 0.
I
p Q.I
4El 2EI
0 0 _ _g_ab 2
M.
e e2 I (2-31)
EA EA N.
U-xT) J
0 0 0 0 - T
e E Q.
12EI 12EI 6EI J
0 0 2
Pa (C+2b) M.
e2 q
l J
6EI 2EI 6EI 4EI
0 0
e2 e ')
e p
e- _g_a 2 b
e2
\lenggunakan persamaan(2- 31 ), hubungan gaya Fi dan L1i seperti persamaan (2- 32).
EA EA
0 0 0 0
{ fJ
12EI 6EI 12EI 6EI
0 0
;;3 ;;2 e ;;2
6EI 4EI 6EI 2EI
0 0
e2 ;;2 e (2- 32a)
EA EA
0 0 0 0
f fJ
12EI 6EI 12EI 6EI
0 0
;;2 e2 e ;;2
6EI 2EI 6EI 4EI
0 0
fJ e2 fJ
atau [sJn, {AL = {F}m (2-32b)

\latrik [sl, didetinisikan sebagai MATRIK KEKAKUAN ELEMEN. Vektor{A}m dan {FL
berturut-turut menyatakan derajat kebebasan elemen dan gaya ekivalen ujung.
2.3 Derajat Kebebasan dan Matrik Kekakuan Struktur

:\pabila ditinjau Portal Bidang sebagai sistem struktur, maka konsep geometri portal bidang
adalah kontigurasi dari elemen-elemen lurus dirangkai bersama secara monolit. Bentuk yang
paling sederhana adalah elemen balok tunggal dengan perletakan cukup mencegah kerun-
Poria/ Bidang 47
tuhan. Perletakan sendi dan rol pada elemen sederhana merupakan jumlah minimum perle-
takan untuk menjaga keseimbangan hila batang dibebani.
Pada portal bidang, perpindahan terjadi dalam bidang. ldentifikasi perpindahan/perubahan
pada sistem akibat beban luar dinyatakan dengan perpindahan translasi dan rotasi titik-titik
kumpul. Contoh portal bidang seperti pada Gambar 2.3.1
Titik kumpul; 1, 2, 3 dan 4 berturut-turut adalah perletakan jepit, rol, jepit dan sendi. Tidak
terjadi baik perpindahan translasi maupun rotasi di titik I dan 3, mengingat sifat perletakan
jepit. Titik kumpul 2 dapat "lari" arah horizontal dan berotasi. Karenanya ada dua kebebasan
bergerak titik 2 yang didefinisikan sebagai kebebasan derajat dua. Bagi titik 4, tidak mungkin
terjadi perpindahan horizontal maupun vertikal; hanya rotasi, sehingga dinyatakan titik 4
mempunyi satu derajat kebebasan. Bagi titik-titik kumpul lainnya, setiap titik dapat berpin-
dah arah dan berotasi.
Dengan demikian, derajat kebebasan struktur NX = 2 +I+ 3 * 9 = 30 . Derajat kebebasan struk-
tur ini dapat dihitung berdasarkan rumus :
NX=3NJ-3NFJ-2NPJ- NR (2 - 33)
di mana
NJ = jumlah total titik kumpul, termasuk perletakan
NFJ = jumlah titik yang sifatnya JEPIT
NPJ = jumlah titik yang sifatnya SEND!
NR = jumlah titik yang sifatnya ROL
Dengan derajat kebebasan, perpindahan garis elastis yang menyatakan perubahan posisi sis-
tem struktur dapat dihitung. Gambar 2.3.2 memperlihatkan perubahan posisi sistem secara
skematik. Derajat kebebasan titik dinyatakan dengan vektor Xi . Arab vektor positip seperti
terGambar. Seperti juga halnya dengan elemen, terjadinya perubahan posisi titik kumpul
berakibat oleh bekerjanya gaya. Apabila setiap vektor perpindahan/rotasi titik kumpul
diakibatkan oleh vektor gaya ekivalen yang bekerja di titik kumpul tersebut, maka kedua
vektor tersebut berpasangan. Gambar 2.3.3 menyatakan vektor gaya ekivalen yang
mengakibatkan terjadinya perpindahan/rotasi titik.

r:j31 13
12 . . ------~------~
GJJ G]
8 El 9 @] 10 ®J 11
~
5
§ 7
6
@J
@]
2
3 4
Gambar 2.3.1 Portal Bidang
x26
y X2s _(... !1.?.\.~~: .... ............... .
· X3o
Xs
3 4
2
Gambar 2.3.2 Garis elastis dan vektor perpindahan/rotasi titik kumpul
Portal Bidang 49
Gambar 2.3.3 Vektor gaya ekivalen titik kumpul
Hubungan antara vektor perpindahan/rotasi dengan vektor beban ekivalen adalah :
PI Kll Kl2 K~:, Kl4 .Kii K13o XI

p2 x2
K21 Kn K23 K24 .K2i K23o
p3 x3
K31 Kn K,3 K34 .K3J Kno
p4 x4
(2- 35)
KlJ KJ2 K, Ki4 K,.~ K,Jo
P, .1-
X.~
atau {r} = [K]{x}
Matrik [K]didefiniskan sebagai Matrik Kekakuan Struktur.
Unsur matrik K,i merupakan hasi! rakitan unsur-unsur matrik elemen yang ujungnya terkait
menyusun titik kumpul.

2.4 Koordinat Lokal dan Koordinat Struktur
Pcrakitan matrik [K] dari matrik elemen [S] mcmer!ukan proses transfonnasi koordinat. Pacta
pe:-akitan unsur [KJ di titik kumpul 8, sistem koordinat elemen batang 6 dan 7 yang
menyatakan hubungan [S] 111 (i\}m=(F} 111 harus ditransformasikan ke daiam sistem koordinat
~truktur/global. Gambar 2.4.1 menunjukkan sistem koordinat struktur/global bagi elemen
pL)rtal.
@]
12.------.13
2
Gambar 2.4.1 Sistem Koordinat Globai/Struktur
Posisi koordinat clemen/lokal terhadap koordinat struktur/global untuk elemen batang 6 dan 7
s.;perti pada Gambar 2.4.2.
I y
\
X14, P14 t. 2 , h :'is, Fs
Xn, Pn--4 ,,, 4' F, [7j ir , , F,

X1s, P1s 1'.3, F3 (d) f\.5, F6
(c)
---------------···>X
Gambar 2.4.2 Konfigurasi Elemen Portal, Besaran Gaya dar. Pe~pindahanEiemen pada Sistem Lokal
Portal Bidang 51
y
y"' X2, P2
X1,P1~ X
t.1, F1 X3, P3
(a) (b)
Gambar 2.4.3 Transformasi [S]m{t.}m = {F}m ke [k]m{X}m = {P}m
Dengan sudut e yang dibentuk elemen batang 6 terhadap absis X, besaran gaya ujung elemen
LF 1 F2 F3 F4 F5 F6 j dinyatakan denganLP1 P2 P3 P4 P5 P6 j
melalui transfarmasi kaardinat (Gambar 2.4.3) :
Fl case sine 0 0 0 0 PI
Fz -sine case 0 0 0 0 Pz
F3 0 0 I 0 0 0 p3
(2- 36)
F4 0 0 0 case sine 0 p4
Fs 0 0 0 -sine case 0 Ps
F6 0 0 0 0 0 p6
atau {F} = [T]{P]m.
111
Juga perpindahan UJUng elemen L,...I ,... 2 ,... 3 ,... 4 ,... 5 ,... 6 J dinyatakan dengan
Lx~ Xz X 1 X 4 X 5 X 6 j melalui transfarmasi kaardinat.
~I case sine 0 0 0 0 XI
~2 -sine case 0 0 0 0 Xz
~3 0 0 0 0
x3 0
(2- 3 7)
~4 0 0 0 case sine 0 x4
~5 0 0 0 -sine case 0 Xs
~6 0 0 0 0 0 x6
atau {M = [T] {X}

\latrik [T] didefinisikan sebagai matrik transformasi koordinat dari sistem koordinat elemen
kedalam sistem kordinat global/struktur'
\1engisikan ketentuan kedua persamaan ini kedalam persamaan (2- 32)
akan diperoleh matrik kekakuan elemen yang ditinjau dari sistem koordinat global/struktur
sebagai berikut :
Portal Bidang 53
CD 0 CD 0 0 @
FA FA
r,
CD ---
L
() 0 --
L
() ()
12EI 6EI 12El 6Ei

0 0 0
-1.2
~ lr~~ 1
L' '2
L L-' eo sO sine 0 0 0 eo se SJllfi 0 0 0
0
6Fl 4El !JEI 2FI -sm8 eo sO 0 0 0 0 x, -sinA eo sA () () 0
Q) () --
L
() --
L 0 0 I 0 0 0
I
i x, 0 0 I 0 0
L' L'
"r () " ]i'IP.'

LA LA 0 0 0 cos8 si nO 0 0 0 eo se sin El
( 2- 38 )
0) 0 () 0 0
'- L L 0 () 0 -sinU eo sO 0 X, 0 0 0 - sin8 cos8 0 P,
0 0
12El
'-'
6FI
- L,-- 0
12EI
'-'
6LI
L'
0 0 0 0 0 1 1x 1, l () 0 0 0 0 I JlP
1,
6EI ?El 6[] 4EI

C0 0
L' L
0
L'
-
L
Mengalikan persamaan (2- 38) dengan matrik invers [T]- 1
:1] [SJT][X}=[T] [Tj[P}

1 1
(2- 39)
[TJ-'[s IT][x} = {P}
Dapat dibuktikan matrik invers [T]- 1
juga mcrupakan matrik transpose [TY:
~ c~s ~ -sin8 0 0 0 0
sm t1 cos 8 0 0 0 0
rTr 0~ 0
0
0
0
I
0 cos 8
0
-sine
0 0
0
(2- 40)
0 0 0 sinO cos 8 0
0 0 0 0 0
sehingga
[T]- [s ][T]{x} =[Tt Is !T][x}
1
(2- 41)
fTF:Sj[TlfX 1=fpl
t J [ 'H l J )
54 Arnrinsyah Nasution, Metode Matnk Kekakuan Analisis Struktur

Perkal ian matrik [ T] T [S ][ T] merupakan transformasi matrik kekakuan elemen [S] menjad i
matrik kekakuan elemen pada sistem koordinat struktur. Dinamakan basil perkalian sebagai
matrik kekakuan elcmen [k] 111 = [T]T[S][T]. Hasil perkalian unsur ketiga matrik merupakan
unsur matrik [k]," seper1i dijelaskan pada tabel 2.1. lndeks dalam kotak persegi I, 2, 3, 4, 5, 6
menyatakan besaran arah positip gaya dan perpindahan kcdua ujung elemen dalam sistem
koord inat strukturl global.
\ latrik kekakuan elemen [k ] 111 menjadi bagian dari penyusunan unsur matrik kekakuan
struktur [K]. Meninjau penyusunan unsur matrik kekakuan struktur di titik kumpul 8, maka
prosedur menggabungkan indeks unsur kekakuan elemen [k]m dengan sebutan derajat
kebebasan struktur haruslah ditetapkan dari posisi indeks derajat kebebasan elemen. Untuk
elemen 6 indeks unsur elemen 4, 5, dan 6 sama dengan indeks derajat kebebasan 13, 14, dan
: 5: sedangkan bagi elemen 7 indeks unsur elemen I, 2, dan sama dengan indeks derajat
kebebasan struktur 13, 14. dan 16. Pesamaan (2 - 42) mcnjelaskan posisi indeks elemen
Jengan indeks struktur di titik kumpul 8. Dapat diamati di persamaan (2- 42), indeks derajat
kebebasan elemen terhadap sistem sumbu lokal sclalu sama bagi setiap elemen balok, yaitu I,
.::. 3. 4. 5, dan 6 , ha! mana sumbu x elemen selalu pada arah bentang balok. lndeks derajat
~ebebasan elemen pada sistem koordinat struktur atau global, disesuaikan dengan urutan
penomoran derajat kebebasan sistem struktur yang dibentuk oleh unsur-unsur elemen
~truktur. ldentifikasi derajat kebebasan ini dinyatakan dari derajat kebebasan t[tik-titik
kumpul yang merakit sistem.
[D m [}] 0 m !I]
1\
[D
h\
-co-,-u-
I
12u L,\
-
I
1~1
,, )
~lnLku:-,0
()F[
-------;;-:.lnH
L- '
- !:~~ + ~~~~ kinOco~o
I I; )
hl-.1
-------;:;- ~illll
~_-
m FA
-"111-o·
I
, lcU
L
(J]-J
--
L .\
L
t- ~~~~
LJ
[,\_ .
--~~n-o
L
, l~LI
- , cu:.-o
L'
, <1EI
,.
------::;-ro:-.0
(,FJ (ll~J 41:1 (Jl/ 2[1

(J(:l si nO
[I] -------;:;-:.1118
~_-
----::;-co:.H
L-
-
L [•
-----::;-ro:-1:!
L-
-
L
["-\n EA 12FI \ (Jl:.] L:.A , 12EI . ., (JE[
· - + -~ l:.1nOcosl1
0 ' L LJ ; ,-
------::;-:.inO -co:.~o._ -~s1n-B
L 13
-
L
m \
Fo\
--
L
, 12EI
LJ
-~~..,inO
L-
-
L
-
I::Tl\
L3 ;
l:::.inlko:::.U
E\ o !:!cl o
-:,ln-H+--co:.-o
l LJ
r1r1
hb_l ()[] Of-. I hl:.l

(1 ~ 1 cu~o 4LI
!I] i
!
,.
----::;-:-.1nH -
L
------::;-:.int-1
~_-
-
L-
-
L
Tabel 2.1 Matrik kekakuan elemen [k]m pacla sistem koordinat struktur/global
Portal Bidang 55
.& & .ffi& ~ M +- indeks derajat kcbebasan struktur
QJ [D [2J ~ ~ ~ - indeks derajat kcbebasan elemen
(2 - 42a)
& M. M &~.M..- indeks dcrajat kebebasan struktur
[1 J [41 +-indeks derajat kebebasan clemen
(2- 42b)
£T, ksJ
&LiJ k61
Berdasarkan persamaan (2 - 42) unsur K;1 bagi derajat kebebasan di titik kumpul 8 adalah :
K1313 =(k~4 +k{,}KI414 =(k~s +k;JKI515 =(k~6 +kj3)

Kl314 = (k~4 + k;,} Kl315 = (k~4 + kj,} Kl413 = Kl314; KI513 = Kl315·
Nilai ini merupakan unsur dari matrik struktur [K], sehingga persamaan (2- 35) menjadi:

-~-"~-~-,,
~--~-~-~~··~·~~~··-~·--·,- ,.
~ ~ & ~ ~
&rK, Kn
K12
Kn
Ktt3
K2u
Ktt4
K214
Ktts
K21s
K uol
Kno
r X1
x2
l (I p1
p2
~ Kut Kuc Ktm=(k~ 4 + ki 1) Ktm=(k~4 +kit)~ Kmo X13 Pu
81Kt4t Kt42 Kut4=(k~4 +ki 1 ) Ktm=(k~ 5 +ki2) Kt4ts=(k~ 4 +kiJ X14 pl4
(2-43)
~IKtst K1s2 Ktst3 l Ktst4=(k~4 +kit) Ktm=(kX 6 + k~ 4 ) Kts3o Xts Pts
~IK,ot K3o2 K3ot3 K;ot4 K1o1s K3o3o

X3o P3o
\.
Unsur matrik k.~ dihitung menggunakan persamaan pada Tabel 2.1, dengan 8elemen sesuai posisi elemen terhadap absis -X koordinat
struktur. Dengan mengisikan unsur-unsur matrik K;J dari rakitan unsur matrik I k~, terbentuk persamaan Iin ear simultan dengan variabel
X;. Jika persamaan ini diselesaikan untuk memperoleh vektor {X}, maka perlu ditetapkan vektor beban {P} terlebih dahulu. Vektor {P}
menyatakan besaran be ban titik kumpul ekivalen titik kumpul yang bebas. Besarnya unsur vektor {P} sa ma dengan besarnya be ban
ekivalen di titik kumpul kondisi titik kumpul terkekang penuh, akan tetapi berlawanan arah.
Portal Bidang 57
2.5 Vektor Beban Ekivalen {P}
Fos y Pos
Po<l
Ym
\ Fo2
Gaya kondisi terkekang penuh pada

(a) Pola pembebanan elemen
sistem koordinat struktur/global
dan gaya kondisi terkekang penuh
Gambar 2.5.1 Transformasi gaya kondisi terkekang
Memperhatikan Gambar 2.5.l.a besamya gaya-gaya ujung kondisi terkekang penuh sama
dengan menghitung FEM, FEQ, dan FEN kedua ujung balok dalam sistem koordinat
elemen/lokal.
Dengan sudut 8 yang dibentuk elemen batang i terhadap absis X, besaran gaya ujung elemen
lP01 P02 P03 P04 P 05 P06 J dinyatakan dengan lF
01 F02 F03 F04 F05 F06 _j melalui
transformasi koordinat (Gambar 2.5.l.b):
Fol cos8 sin 8 0 0 0 0 Pol

F02 -sin8 eo se 0 0 0 0 P02
Fm 0 0 I 0 0 0 Pm
Fo4 0 0 0 cos8 sin8 0 Po4 (2- 44)
Fos 0 0 0 -sin 8 cos8 0 Pos
Fo6 0 0 0 0 0 Po6
atau {F 0 L = [T]{P 0 L. Mengalikan kedua suku dengan matrik invers [Tr 1 dan mengingat
1
matrik invers [Tr = [T]\ maka:

Po1 eo se -sine 0 0 0 0 Fo1
Po2 sine eo se 0 0 0 0 F02
P03 0 0 0 0 0 F03
0 0 0 eo se -sine 0 Fo4 (2- 45)
Po4
Pos 0 0 0 sine eo se 0 Fos
Po6 0 0 0 0 0 Fo6
atau {P0 }m = [T f {Fo }m

Dengan menetapkan vektor {P0 }111 bagi setiap elemen berdasarkan konfigurasi beban luar
yang bekerja, unsur vektor {P 0 }111 digunakan mendapatkan matrik gaya ekivalen {P} sistem
si.ruktur. Apabila ditetapkan {P}E sebagai matrik gaya ekivalen berdasarkan beban luar yang
bekerja ditengah bentang, dan matrik gaya {P} 1 sebagai akibat bekerjanya beban luar di titik
kumpul, maka :
{P}={P}E+{PL (2-46)
"
Menjelaskan penyusunan matrik {P}, ditinjau perakitan gaya titik kumpul ekivalen di titik
kumpul 8 pada contoh portal.
Elemen batang 6 dibebani beban segituga, titik kumpul 8 menerima gaya W1 dan momen M 1,
sedangkan elemen 7 dibebani gaya terpusat W 5 • Posisi dan besaran gaya seperti pada gambar
2.5.3.a. Gambar 2.5.3.b dan d menunjukkan vektor gaya-gaya ujung akibat beban luar pada
kondisi elemen terkekang penuh,
2
6 qL6 6 6 qL6
Fol =-W;F02 =0;Fo3 =-3-
Pada elemen 6 : Y (2-47a)
2
q L 6. F6 -O·F6 -~
F6 - __
L
04 - 30 ' 05 - ' 06 - 6
2
7 Wsab 7 7 Wsb
Fol =- L ;Fol =0;Fo4 =-L-
7 7 (2-47b)
Pada elemen 7 :
2
6 Wsa b 6 6 Wsa
Fo4 = ; Fos = 0; Fo6 = - -
L7 L7
Pada masing-masing ujung elemen 6 dan 7 yang bertemu di titik 8, besaran gaya UJUng
ekivalen dalam sistem koordinat struktur adalah :
P04
P05
1 rc~se
= sme
-sine
cose
(2- 48a)
{
Po6 6 L 0 0
Portal Bidang 59
y
+
(a) Konfigurasi beban luar
pi 01~pl02-----~ ~ p'
8 I
03
G1
L:J P
1
06
(g)
(e)
l
Gambar 2.5.3 Beban dan vektor gaya
P,,} cos 8 -sin8

P.,, = sin 8 cos 8
t P.,, 7
0 0
(2- 48b)
Dengan demikian besarnya gaya bagi keseimbangan di titik kumpul adalah (gambar 2.5.3.t):
RP,,l
RP, r= {p""} /P.,,~
P.,, + i P.,,
t RP,, j P.,,, , l P.,, 7
(2- 49)
60 Amrinsyah Nasution, Metode Matrik Kekakuan Ana!isis Struktur

Besarnya vektor gaya di titik kumpul 8 diperoleh dari kondisi tanpa kekangan yang
merupakan nilai persamaan [11 - 42] dengan tanda yang berlawanan, beserta besaran gaya
luar dititik kumpul :
J: P,P,, {RP,,) { W, cos 131

= - RP, . + - W,sin l3 (2 _SO)
,,P,, RP" M, j
Perakitan matrik beban {P} bagi semua titik kumpul lainnya dapat dilakukan dengan
memperhatikan sifat pembebanan setiap elemen yang membentuk titik kumpul.
2.6 Solusi [K]{X} = {P}

Setelah memperoleh unsur matrik [K] dan matrik {P}, langkah selanjutnya adalah
mendapatkan solusi persamaan [K]{X} = {P} untuk matrik {X), hat mana unsur matrik {X}
:1dalah besarnya perpindahan/rotasi setiap titik kumpul. Terdapat beberapa cara penyelesaian
persamaan linear simultan. Mctoda Dekomposisi LU atau Cholesky banyak digunakan
mendapatkan unsur [K]{X} = {P}. Akan dibahas cara DEKOMPOSISI LU sebagai saiah satu
prosedur solusi.
Metoda Dekomposisi LU
Dari pembuktian matematika, jika suatu matrik [K] bukanlah singular sifatnya (ada
penyelesaian yang unik):
K11 K12 K13 Kin
K21 K22 K23 K2n
K31 K32 K33 K3n maka matrik dapat diuraikan sebagai perkalian dua matrik
·,·iangular [L] dan [U]. [L] discbut matrik triangular bawah yang elemen matriknya
mempunyai nilai satu pada diagonal dan nilai 0 diatas diagonal, seperti
0 0 ..... ull llin
0
0
[u ]= (2- 51)
0 Ll nn
Portal Bidang 61
[U] disebut matrik triangulasi atas dengan nilai elemen dibawah diagonal sama dengan 0.
Dengan demikian:
[K]=[L][U] (2-52)
dan bila persamaan linear yang simultan dinyatakan dalam matrik [K]{X} ={P}, maka
mengisikan matrik [K] dengan [L] [U] diperoleh
[L][U]{X} ={P} (2- 53)
Berarti terdapat dua sistem :

[L]{z} = {P} untuk mencari {z}, dan [U]{X} = {z} untuk memperoleh {X}.
Algoritma proses Dekomposisi LU adalah :

1. Mendapatkan matrik [L] dan [U]
2. Menyelesaikan [L]{z} = {b}
3. Menyelesaikan [U]{x} = {z}
Proses ini mempunyai syarat telah memasukkan prosedur pivotal (poros).

Cara dekomposisi ini memungkinkan untuk nilai {P} yang berbeda-beda, cukup dilakukan
satu kali penguraikan matrik [K] ke [L][U]. Ha! ini sering dijumpai dalam analisis struktur,
ha! mana sistem struktur tidak berubah konfigurasinya (memberikan unsur matrik [K] yang
sama) akan tetapi pola pembebanan berubah-ubah.
Sebagai contoh, ditinjau proses dekomposisi LU untuk menyelesaikan persamaan

3XI + 2X2 - 5X, = 8
SX1 - 2X2 + 3X3 = 5
XI + 4X2 - 2X3 = 9
Dalam bentuk matrik :
Dari persamaan awal, terlihat perlu dilakukan proses pivotal untuk koefisien X 1
l3 sj{xll
2
2
-
}
Jsl
l~ - ~:I= l~I diubah susunannya menjadi
4 2

Karena proses dekomposisi LU pada matrik [K], cukup ditulis
Proses pertama ialah menghilangkan elemen dibawah K 11 menjadi no!.

Secara umum, pengali diperoleh dari
K
m lk =-'k
Kkk
2
l=_ } m 21 = K21 =_I_ (pengali yang harus disimpan sebagai unsur elemen !21 dari [L])
k -I K 11 5
I I
K 2 1 baru = K 21 - - K 11 = I - - (5) = I - I = 0
5 5
I 1
Kn baru = K 22 - 5 K 12 = 4 - 5 (-
2) = 4 + 0.4 = 4.4
I 1
K23 baru = K23 -5 K13 = -25 (3) = -2-0.6 = -2.6
1= 3 } K3 1 3
m 31 = - - =- (pengali yang harus disimpan sebagai h1 )
k=l K 11 5
3 3
K·' 1haru =K11 -5(KJ=3-5(5)=0
K)2 baru = K12 - ~

5 K12 = 2 - ~
5 (- 2) = 2 + 12 = 3 .2
3 3 9
= K, - - K , = -5 - - (3) = -5 - - = -6.8
.>351.' 5 5
5 -2
Susunan baru [K] : 0 4.4
3
-2.6
j
r0 3.2 -6.8
Dari susunan unsur, tidak ada perubahan pivotal untuk meneruskan proses triangulasi.
Portal Bidang 63
i=3 } · K 32 3.2 8
m 32 = - = - = - (pengali yang disimpan sebagi b2)
k=2 K 22 4.4 11
8
K32 haru = K32- m22K22 = 3.2 -~~ (4.4) = 0
8 8x2.6
K33haru = -6.8-- (- 2.6)= -6.8 + - - = -4.9091
11 11
sehingga:
ll~ ~.~ -~.61 menjadi I~ ~.~ -~.61 = [u]

o 3.2 -6.8 lo o -4.9091
sedangkan [L] ialah
l l
0.2
0.6
01 010 =(L]
0.7273 I
l
Dekomposisi [K] = [L][U]
~~ ~2l=l0~2 °
2
-4 3
-2.6
l3 2 -sJ lo.6 o.7273 -4.9091
Penyelesaian dari persamaan menjadi :

(a) [L] {z} = {P}
~0~2 ~ ~l J:~1=glmemberikanJ;~1=J 7~4 l

lo.6 ,j 0.7273 lzJ lsJ 1z 3 J 1-5.382J
(b) [L]{X} = {z}
s0 -2
4.4 3
-2.6 11X
1
x2 ) = 1 8
7.4 \ memberikan tx
1
1
x2 = 10.180)
-0.99
lo o -4.9091 x3 -5.382 x3 1.096
Dari langkah (a), vektor {b} dapat mempunyai nilai yang berbeda, sehingga vektor {z}
sebagai vektor antara mendapatkan nilai vektor {X} menjadi fasilitator penyelesaian
persamaan [K]{X}= {P} bagi berbagai nilai vektor {P}.

Metoda dekomposisi LU banyak dipakai dalam pemograman solusi analtsts sistem yang
baku, yang unsur matrik [K] tetap, tetapi unsur vektor {P}yang terkait dengan pengaruh luar
terhadap sistem mempunyai beberapa variasi.
2. 7 Gaya-Gaya Dalam Elemen
Hasil solusi {X} digunakan untuk mendapatkan besarnya gaya-gaya dalam ujung elemen dan
reaksi perletakan. Unsur matrik {X} merupakan data bagi perhitungan. Apabila ditinjau
elemen 6 pada Gambar 2.7.1, maka kedua ujung elemen yang mempunyai derajat kebebasan
yang sama dengan derajat kebebasan struktur adalah :
iliilllfriliifr~
indeks derajat kebebasan struktur
2 3 4 5 6 - indeks derajat kebebasan elemen

6 p6
& kll kl2 kl3 kl4 kts kl6
xl =X4 l pl
~
6
k2l kn k23 k24 k25 k26 x2 =Xs Pf p2
& k3l k32 k33 k34 k35 k36 X~ =X 6 p6

3 p3
(2- 54)
& 4 k4l k42 k43 k44 k45 k46 x 64 = x 13 p6

4 p4
&[D kst ks2 ks3 ks4 kss ks6 6

Xs = X14 p?
) Ps
~@] k6l k62 k63 k64 k65 k66 6

Lx6 = Xts
p6
6 p6
6
\1enye!esaikan persamaan (2- 54) menghasilkan {P}6. Dengan hubungan
rF1 I eo se -sine 0 0 0 0 pl
F2 sine eo se 0 0 0 0 p2
F3 0 0 0 0 0 p3
(2- 55)
l
0 0 0 eo se -sine 0 p4
lf4Fs 0 0 0 sine eo se 0 Ps
F6 6 0 0 0 0 0 p6 6
besarnya gaya dalam rencana elemen pada kedua ujung adalah :
Portal Bidang 65
N'-' F, FE~ M -:?)N,_;
X-:-
8~ Q,_;
Q;_, F, FEQ,
M5-K F, FEM
' (2- 56)
+
N,_; F, FETJ
Q,_; F; FEQ J
M,_; 6 F" FEM J
6
Gambar 2.7.1 Gaya-gaya Ujung Elemen
2.8 Diagram Gaya

Hasil analisis yang telah diuraikan diatas digunakan untuk desain beton bertulang sebagai
gaya dalam rencana penampang. Untuk mengetahui b~sarnya gaya dalam penampang elemen
kritis bagi perencanaan, maka diagram M, N, dan L elemen diperlukan. Gambar 2.8
merupakan contoh diagram gaya dalam M, N, dan L pada sistem struktur portal.
2 3
Gambar 2.8a Diagram gaya lintang
A2 ...
3 4
Gambar 2.8b Diagram momen

12~== 13
8[ ···~="110
~-,.,-
1
112
~ 3 4
Gambar 2.8c Diagram gaya aksial
:Jengan mcmperoleh diagram gaya-gaya dalam sistem struktur untuk setiap bentang unsur
.:kmcn struktur, dapat dilakukan percncanaan atau desain elemen. Bagi sistem struktur kons-
~~uksi beton, rencana penulangan penampang kolom dilakukan berdasarkan kombinasi gaya
::1\am momen lcntur dan gaya normal; sedangkan untuk elemen lentur seperti balok, desain
~.J\c.ngan berdasarkan tanggap elcmen menerima momen negatif (tumpuan) atau momen
::'ositif (lapangan). Bagi konstruksi baja, pemeriksaan tegangan kerja pada profil penampang
~ t!akukan terhadap tegangan izin bahan yang berlaku dalam peraturan.
\:Jaris elastis sistem struktur pada Gambar 2.8d diperoleh dari persamaan {X}=[K]- 1{P}.
:Jeformasi maksimum yang te~jadi diperiksa terhadap ketentuan batas simpangan izin yang
:'cdaku. Pemcr!ksaan ini merupakan bagian dari penentuan sifat kekakuan sistem struktuL
---1oi ----~11
I
I ..7
6 \
?7{~:::
3
Gambar 2.8d Diagram garis elastis struktur
.;;istem struktur memenuhi syarc>~ kekuatan dan kekakuan bila terpenuhi tegangan kerja pada
:->enampang elemen kurang dari tcgangan izin bahan. dan lcndutan sistem lebih kecil d.ari
') arat yang berlaku.
Portal Bidang 67
2.9 Contoh Analisis Struktur Portal Bidang
Untuk analisis si stem struktur Portal Bidang seperti pada gambar 2.9.1, data sifat penampang
5
dan bentang dijelaskan beserta gambar. Ditetapkan modulus elastisitas bahan Eb = 2.1 * 10
kg/cm 2 . Beban distribusi merata yang bekerja pada struktur qLL = 2.5 ton/m'. Derajat
kebebasan struktur seperti pada gambar 2.9.2
hm
6 n
Ill ill
l:'rn 15m
Gambar 2.9.1 Geometri sistem struktur dan pembebanan
Derajat Kebebasan Struktur (DOF)

= 3NJ. 3NF . 2NS. NR
= 3 *10- 3'3
= 30-9
= 21
Gambar 2.9.2 lndeks derajat kebebc:san struktur

Prosedur analisis
(1) Merakit matrix kekakuan elemen lokal [S]m

Elemen 1 :
I 3
11 =-*75*100 =0.0625m
4 75 cm
Fs,~s /Xm
0100~
12
!1 =~10 2 +14
2
=17.205m ~. F4,tl4
A 1 =0.75m
2 F6, L'.6
E1 =Eb=2.1*10 5 kg/cm 2
6
= 2.1 *I 0 ton/m 2
Ym
'F2, tl2
~
Gambar 2.9.3a Penomoran derajat kebebasan
lokal elemen 1
F1, tl1
e F3. tl3
\ lendapatkan matriks kekakuan elemen lokal [S]m:
8 0 0 0 0 8
8 EA
-
L
0
12EI
0
6EI
EA
L
0
12EI
0
6EI
0 0
L3
6EI
L2
4EI
0 ---
L3
6EI
L2
2EI
[s]"' =
0 0
EA
L2 L
0
EA
L2 L
0 L
0
12EI
0
6EI
L
0
12EI
0
6EI
0 0
L3
6EI
L2
2EI
0
L3
6EI
L2
4EI
8 0
L2 L
0
L2 L
(E;} = 91545 ton/m
3
( 12 EI/.e ) 1 309 ton/m
2
(6 EI/e ) 1 2660 ton
(4Ei/.e) 1 = 30515 ton-m
(2 Ell f.), = 15258 ton-m
Portal Bidang 69
0
91545 0 0 -91545 0 oO
0 309 2660 0 -309 26600
0 2660 30515 0 -2669 15258 0
-91545 0 0 91545 0 oG)
0 -309 -2660 0 309 -2660 0
0 2660 15258 0 -2660 30515 0
Elemen 2: Xm
I 4
12 =-*75*100 3 =0.0625m
12 75 cm
P = .J.-2-5_+_6_4 = 19.434 m
2
2
A 2 = 0.75 m
2
E 2 =2.1 *10 6 ton/m
(E; )2 166950 ton/m
(12 Ell e'h 1876 ton/m

2
(6Ell£ )2 8848 ton
(4 EIU )2 55650 ton-m
Gambar 2.9.3b Penomoran derajat kebebasan
(2 Ell f ) 2 27825 ton-m lokal elemen 2
0 0
166950 0 0 -166950 0 oo
0 1876 8848 0 -1876 8848 0
[sL- =
0 8848 55650 0 -8848 27825 0
-16694 0 0 166950 0 oG)
0 -1876 -8848 0 1876 -8848 0
0 8848 27825 0 -8848 55650 0
70 Amrinsyah Nasution, Metode Matrik Kekakuan Anaftsis Struktur

Elemen 3: Xm
L = _!__ * 75 * 75 1 = 0.026367 m 4
' 12
t
Fs,l'.s~
F4, 1'.4
( = 2 m; A,= 0.75 * 0.75 = 0.5625 m 2

Fe, l'.e
E 1 = 2.1 *I 0 6 ton I m 2
75 cm
= 590625 ton/m D75om 0 75/75
(12 El/ e3 ) 3 = 83057 ton/m

(6 Ell 1: 2)3 = 83057 ton
(4 El/ 1: h = 110742 ton-m
(2Ell£) 3 = 55371ton-m
F1, 1'.1
Gambar 2.9.3c Penomoran derajat kebebasan
lokal clcmen 3
CD 0 0 0 0 0
590625
0 83057
0
83057
0 -590625
0 -83057
0
83057
or) 0
[s ]1 =
-590625
0 83057
0
110742
0 590625
0 -83057
0
5537~ ~ j
0 -83047 - 83057 0 83047 -83057 0
0 83057 55371 0 -83057 110742 0
Elemen 4:
75 cm
1 4
14 =_!_*75*150 =0.210938 m
12 Ym
L4 =5.5m ! 150 cm
A 4 =0.75*1.5=1.125m
6 2
2
F
2
,t.
2
t
T
y-
1 0
a
75/150
Fs, l'.s
~- - - - '
E4 =2.1*10 ton/m F1,1'.1---E - __. Xm
F 3,
A
'-'3
A
e. '-'6 vf7\
F4,1'.4 F
Gambar 2.9.3d Penomoran derajat kebebasan lokal
( E; ) = 429545 ton/m; (12 Ell 1: 3 ) 4 = 31950 ton/m; (6 Ell e2 ) 4 = 87862 ton;

4
(4 Ell t ) 4 = 322159 ton- m; (2 EIIL) 4 = 161080 ton m
Portal Bidang 71
0 0 0 0 0 0
429545 0 0 -429545 0 0 0
0 31950 87862 0 -31950 87862
0
[s ]4 =
0 87862 322159 0 -87862 161080 0
-429545 0 0 429545 0 0 0
0 -31950 -87862 0 31950 -87862 0
0 87862 161080 0 -87862 322159 0
Elemen 5:
1 4
Is=-* 75 * 100 3 = 0.210938 m
12
,...----
es =~4.5 2 +6 2 =1.205m
2
As =0.75*1.5=1.125m
2
E s = 2.1 *I 0 6 ton I m
( E~)s
t- = 3 15000 ton/m
( 12 Ell e3 ) 5 = 12600 ton/m

(6 Ell e2 ) 5 = 47250 ton
(4 Ell e )5 = 236250 ton-m
Gambar 2.9.3e Penomoran den~;jat kebebasan
(2 EIU )5 = 118125 ton-m lokal elemen 5
0 0 0 0 0 0
315000 0 0 -315000 0 0 0
0 12600 47250 0 -12600 47250 0
[s]s =
0 47250 236250 0 -47250 118125 0
-315000 0 0 315000 0 0 0
0 -12600 -47250 0 12600 -47250 0
0 47250 118125 0 -47250 236250 0

Elemen 6:
I
16 =-*75*150 3 =0.210938m 4 75cm
12
e6 = 5.5 m
2 150 cm
A 6 =0.75*1.5=1.125m
6 2
E 6 =2.1 *10 ton/m
[E; )6 429545 ton/m
(12 EI/e 3 ) 6 31950 ton/m

2 Gambar 2.9.3f Penomoran derajat kebebasan
(6 EI/e )6 87862 ton
lokal elemen 6
(4 El/e ) 6 322159 ton-m
(2 Ell e)6 161080 ton-m
0 0 0 0 0
429545 0 0 -429545 0 0 CD
0 31950 87862 0 -31950 87862 0
[s]6 =
0 87862 322159 0 -87862 161080 0
-429545 0 0 429545 0 0 0
0 -31950 -87862 0 31950 87862 0
0 87862 161080 0 -87862 322159 0
Elemen 7:
!" =_!._*75*150 3 =0.210938 m 4

12
,------
1 2 2
L7 =-v4,5 +6 =7.5m
A 7 =0.75*1.5=1.125m 2
6
E7 = 2.1 *I 0 ton I m 2
( ECA ) = 3 15000 ton/m

7
(12El/e 3) 7 = 12600 ton/m
(6 El/e 2 )7 = 47250 ton
(4E!IJ1)7 = 236250 ton-m
(2 Ell Jl h =118125ton-m Gambar 2.9.3g Penomoran derajat kebebasan
lokal elemen 7
Portal Bidang 73
315000 0 0 -315000 0 0
0 12600 47250 0 -12600 47250
0 47250 236250 0 -47250 118125
[s]7 =
0 315000 0 0
-315000 0
0 -12600 -47250 0 12600 -47250
0 47250 118125 0 -47250 236250
Elemen 8:
I 75 cm
13 =-*75*150 3 =0.210938m 4 ~-~
12
f8 =5.5m
150 cm
2
A 8 =0.75*1.5=1.125m
2
E 8 =2.1 *10 6 ton/m
(E; l 429545 ton/m

Gambar 2.9.3h Penomoran derajat kebebasan
(12 Ell fi ')s 31950 ton/m lokal elemen 8
2
(6 El/e )s 87862 ton
(4 EIU )s 322159 ton-m
(2 EIU )8 161 080 ton-m
Unsur [S]s sama dengan unsur [S]I,:

0 0 0 0 0 0
429545 0 0 -429545 0 0 0
0 31950 87862 0 -31950 87862 0
[s]s =
0 87862 322159 0 -87862 161080 0
429545 0 0 429545 0 0 0
0 -31950 -87862 0 31950 -87862 0
0 87862 161080 0 -87862 322159 8
74 Amrinsyah ~~asution, Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

Elemen 9:
I 4
19 =-*75*150 3 =0.210938m
12
£ 9 =7.5m
A 9 =!.125m 2
E 9 =2.1*10 6 ton/m 2
(E:} = 315000 ton/m
(12 EIU 3)9 = 12600 ton/m

2
(6 EIU ) 9 = 47250ton
(4 EIU )9 = 236250 ton-m
(2 Ell € )9 = 118125 ton-m
Gambar 2.9.3i Penomoran derajat kebebasan
lokal elemen 9
Perhitungan unsur-unsur [S] 9 sama dengan perhitungan untuk unsur [S]? :
0 0 0 0 0 0
315000 0 0 -315000 0 Ol0
0 12600 47250 0 -12600 47250 0
[s]9 =
0 47250 236250 0 -47250 118125 0
-315000 0 0 315000 0 0 0
0 -12600 -47250 0 12600 -47250 0
0 47250 118125 0 -47250 236250 8
(2) Menghitung matris kekakuan elemen lklm terhadap sumbu struktur
lndeks [P*j, x*j] menunjukkan nomor derajat kebebasan elemen pada koordinat
struktur dan indeks [P\, X\] merupakan penomoran derajat kebebasan sistem struktur pada
kedua ujung elemen. Berdasarkan indeks ini, matrik kekakuan struktur [K]s dirakit dari unsur
matrik elemen yang terkait. Matrik kekakuan elemen [k]m terhadap sumbu sistem struktur
diperoleh dari persamaan [k] 111 = [T]mT[S]m[T]m ha! mana:
Portal Bidang 75
p·, = P\.,,
x·2::: sn+1
p·J = P\+2,
x·3 = X"n+2
Gambar 2.10 lndeks derajat kebebasan DOF elemen dan
struktur pada elemen m
cosy 111 Sll1 ym () () () ()
Sill y 111 cosy m () () 0 0

0 0 I 0 0 ()
[T 1m =
0 0 sin y 111 0
0 COS Ym
0 0 () -Sill Ym COS Ym 0
0 0 0 0 0 I
EA EA
0 0 0 0
L L
12El 6EI 12EI 6EI
0 0
,} L2 L'" L2
6EI 4EI 6El 2EI
0 0 ')
L2 L L~ L
[sL = El\ EA
0 () 0 0
L L
12EI 6EI 12EI 6EI
0 ()
L'"
6EI 2EI
L~
')
J6EI L
4EI
0 ')
0 ')
L~ L L~ L

cosy 111 -sm Ym 0 0 0 0
Sll1 ym cosy 111 0 0 0 0
0 0 I 0 0 0
[T ]Jl =
-smy 111
0 0 0 COS Ym 0
0 0 0 Sll1 Ym cosy 111 0
0 0 0 0 0
Penomoran derajat kebebasan struktur :

Elemen (1) P.s = P's,
·r
x·s =X' a
'I
= arc tan 1.4 = 54.462°
cos Y1 = 0.581 P.s = P'g,
x·s = x',
sin Y1 = 0. 814
0.581 0.814 0 0 0 0
-0.814 0.581 0 0 0 0
0 0 I 0 0 0
[T ]I =
0 0 0 0.581 0.814 0
0 0 0 -0.814 0.581 0
0 0 0 0 0
Gambar 2.1 Oa lndeks derajat kebebasan elemen

& indeks posisi derajat kebebasan
struktur pada elemen 1
Hasii perkalian:
2 3 4 5 6
31132 43152 -2165 -31132 -43152 -2165 0
43152 60725 1546 -43152 -60725 1546 0
-2165 1546 30515 2165 -1546 15258 0
[k ]I =
-31132 -43152 2165 31132 43152 2165 7
-43152 -60725 -1546 43152 60725 -1546 8
-2165 1546 15258 2165 -1546 30515 9
0 0 0 7 8 9
Portal Bidang 77
Elemen 2:
P.s = P' "·
x*" = xs14
8 0
v, =arc tan - = 57.995
'" 5 p·6 = P',.
x·6 = X51S p"4 = P 5 1],
cos Ye = 0.530 r-T----r x·4 = X"1~'
s1n 'V) = 0. 848
'-
0.530 0.848 () 0 0 0
-0.848 0.530 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0
[T)2 =
0 () 0 0.530 0.848 0 p·, = R,,
0 0 0 -0.848 0.530 0 x·, = o
0 0 0 0 0
Gambar 2.10b lndeks derajat kebebasan elemen ;

[k), =[Tr[s),[T), indeks posisi derajat kebebasan struktur
pada elemen 2
I 2 3 -1 5 15
48245 74190 -7503 -48245 -74190 -7503 0
74190 120581 4690 -74190 -120581 4690 0
-7503 4690 55650 7503 -4690 27825 0
[kh =
- 74190 74190 13
-48245 7503 48245 7503
-74190 -120581 -4690 74190 120581 -4690 14
-7503 4690 27825 7503 -4690 55650 15
0 0 0 13 14 15
p·, = P',o,
x'2 = Xs2D
Elemcn 3:
0
1
1
()
0
0
0
0
0
0
()
0
-
P' = Ps
x·1 = K'21
21 ,
rh_ e>e',
•
X c =X 19
5
y, = 90°
'·' () () I 0 0 0
cos y 3 =0 [T), =
0 0 0 0 I 0
Sill y, = 1 0 0 () -1 0 ()
-'
0 0 () 0 () 0 75/75
[k L = [Tl.i2 [s b [T],2
Gambar 2.1 Oc lndeks derajat kebebasan elemen &

indeks posisi derajat kebebasan p'J = R,,,
struktur pada elemen 3 x·J = o
2 3 4 5 6
83057 0 -83057 -83057 0 -83057 0

0 590625 0 0 -590625 0 0
-83957 0 110742 83057 0 55371 0
[kh =
-83057 0 83057 83057 0 83057 19
0 -590625 0 0 590625 0 20
-83057 0 55371 83057 0 11742 21
0 0 0 19 20 21
Elemen 4:
Y4 = Oo
cos y4 =I
sin y 4 = 0
[T ]4 = [I] Gambar 2.1 Od lndeks derajat kebebasan elemen &
indeks posisi derajat kebebasan
2 3 4 5 6
429545 0 0 -429545 0 0 1
0 31950 87862 0 -31450 87862 2
0 87862 322159 0 -87862 161080 3
[k ]4 =
-429545 0 0 429545 0 0 4
0 -31950 -87862 0 31950 -87862 5
0 87862 161080 0 -87862 322159 6
2 3 4 5 6
Elemen 5:
-0.6 0.8 0 0 0 0
r5 =arc tan = 126.869° -0.8 -0.6 0 0 0 0
cos y 5 = 0.8 0 0 0 0 0
[T]5 =
sin y 5 = -0.6 0 0 0 -0.6 0.8 0
0 0 0 -0.8 -0.6 0
[k ]5 = [T ]J [S]5 [T ls
0 0 0 0 0
Portal Bidang 19
P.s = P\,
x"s =X\
p·4 = P\,
x·, = x',
p'2 = P 5 s,
x·, =x',
p·, = P',,
x·, = x',
p"3 = P'g,
x·3= x'g
Gambar 2.10e lndeks derajat kebebasan elemen &
2 3 .j 5 6
121464 -145152 -37800 -12464 145152 -37800 7

145152 206136 -28350 145152 -206136 -28350 8
-37800 -28350 236250 37800 28350 I 18125 9
[k]5 = 145152 37800 121464 -145152 37800 4
121464
1455152 -206136 28350 -145152 206136 28350 5
-37800 -28350 118125 37800 28350 236250 6
7 8 9 4 5 6
Elemen 6:
YG = 00
cos y,, =I
sin y 6 = 0
p", = P',,
x·, = x',
p", = P's,
x·3 = x'8
75/150
p"6 = p',,
x,-x',
12
r p*4::;:: ps10,
x·, =X\o
p 2 = p 9, =P 1'1,
5
[T]c, = [1] X.2 = X5 g

p*5
x·s::;: xs,,
Gambar 2.10f lndeks derajat kebebasan elemen &
(k 1= [Tns l[Tl = [1][s 1[1] = [s]

2 3 4 5 6
429545 0 0 -429545 0 0 7
0 31950 87862 0 -31950 87862 8
0 87862 322159 0 -87862 161080 9
[k]6 =
-429545 0 0 429545 0 0 10
0 -31950 87862 0 31950 -87862 11
0 87862 161080 0 -87862 322159 12
7 8 9 10 ll 12
P·s= P\.
x's= X\
y 7 =arc tan = 126.869°
cos y 7 = 0.8
p·, = P',,
Stn Y7 = -0.6 x·, = x',
Elemen 7:
-0.6 0.8 0 0 0 0
P.2 = P's,
-0.8 -0.6 0 0 0 0 X.2 =X's
0 0 1 0 0 0
[Th =
0 0 0 -0.6 0.8 0 P.1 = P',,
~__.____. X.1 =X\
0 0 0 - 0.8 -0.6 0
0 0 0 0 0
Gambar 2.1 Og lndeks derajat kebebasan elemen
& indeks posisi derajat kebebasan
2 3 4 5 6
121464 -145152 -37800 -121464 145152 -37800 13
-145152 206136 -28350 145152 -20636 -28350 14
-37800 -28350 236250 37800 28350 I 18125 15
[kh =
-121464 145152 37800 121464 -145152 37800 JO
145152 -206136 28350 -145152 206136 28350 11
-37800 -28350 118125 37800 28350 236250 12
13 14 15 10 11 12
Porta! Bidang 81
E!emen 8:
p", = P',,, (--:\ . '
Ys = Oo
x" 3 =X',, \_J P.s = P, 1s,
~"r
p*, =P 13,
r--~- - X s - = X , s
5
x·, =x',, rp:,=P:,s,

cos y 8 =I S X,= X 1s
75/150
sin y 8 = 0
P 2 = P 14, p" = P' 17 ,
[T]8 =[1] x·, =X',, x·,5 = x',,
Gambar 2.10h lndeks derajat kebebasan elemen &

[k 1= [T1(S l[Tl = [1][s 1[1] = [s]
2 3 4 5 6
429545 0 0 -429545 0 0 13
0 31950 87862 0 -31950 87862 14
0 87862 322159 0 87862 161080 15
[kh = -429545 0 0 429545 0 0 16
l
0 -31950 -87862 0 31950 -87862 17
0 87862 161080 0 87862 322159.J 18
13 14 15 16 17 18
Elemen 9 :
p", = P',,
x·, = x',
y9 =arc tan = 126.869°

p", = P\,
cos y 9 = 0.8 x·, =X',
sin y = -0.6
[k], = IT];(s ], [T],
-0.6 0.8 0 0 0 0 p·, = P',o,

x·, = X',o
-0.8 -0.6 0 0 0 0
0 0 I 0 0 0 p·, = P',g,
[T] 9 = ~+-_,__• x·, = x',g
0 0 0 -0.6 0.8 0
0 0 0 -0.8 -0.6 0 p", = P',,
x·, = x',,
0 0 0 0 0
Gambar 2.1 Oi lndeks derajat kebebasan elemen &

2 3 -1 5 6
121464 -145152 -37800 -12464 145152 -37800 19
-145152 206136 -28350 145152 -206136 -28350 20
-37800 -28350 236250 37800 28350 118125 21
[k1 =
-121464 145152 37800 1221464 -145152 37800 16
145152 -206136 28350 -145152 206136 28350 17
-37800 -28350 118125 37800 28350 236250 18
19 20 21 16 17 18
l- nsur e1emen [k ln merupakan unsur elemen matrik kekakuan struktur [K ]s

K,, KI2 KI3 K,4 . . . . K,.i . K121
K21 K22 K23 K24 . . . . K2.i . K221
K31 K32 K33 K34 . . . . K3j . K221
:,-1 =
Ll'\.-
K,
J K2
J Kj3 K j4 . . . . K .i.i . · Kj2I
Portal Bidang 83
(3) Merakit matrik kekakuan struktur [K]s (persamaan 2- 43)
1<1 12 1:- IS 21
'" 16 17
" " 2\J
-12<JS-15-hl
Ill
[K]s = 11
12
84
L Amrinsyah Nasution, Metode Matrik Kekakuan Ana/isis Struktur
I~i~~~;~ll ;R I 21
10
00
~
><
~_:
€> ~
X ><
'J
><
~~ !Cl
><
0::0
>'
0::~
;;;
9
~
X
~
X
(4) Penentuan gaya-gaya ujung elemen kondisi terkekang penuh
Umum:
Xm

p"5
{P}m = [T]~1 {FEF}m
p· 0 0 0
I COS Ym -sinym 0 FEN 1
p• sin Ym COS Ym 0 0 0 0 FEY2
2
p·
1 0 0 I 0 0 0 FEM 1
Ym p· 0 0 0 COS Ym -sin y m 0 FEN,
p",
'
p; 0 0 0 -sinym COS Ym 0 FEY,
p·6 0 0 0 0 0 FEM,
p'2
Elemen 1 :
/1 = 17.20 m; y 1 = 54.462° 0 0
CjDl. = 2.5*0,75*1 = 1.875 t/m; qLL = 0 -19.355 0
qu = 1.2 qoL + 1.6qu. = 1.2* 1.875= 2.25 t/m
-32.259 0
qll, = 2.25*sin 54.462°=1.831 t/m {P }1 = [T]I T {F }1 =
0 7
q"' = 2.25*cos 54.462°=1.308 t/m
-19.355 8
FEN1 =FEN 4 =1.831*17.20= 15.750ton; 32.259 9
I )
FEM, = -FEM 6= - * 1.308* 17.20- = 32.259 ton-m
. 12
17zoq *(17.20-x)z
FEY2 = fo y(17.20-xr (3x+17.20-x)dx =11.250ton
-15.750
-11.250
17.20 2
FEYs =I0
qym·\
17.20
{x+3(17.20-x)}dx=l1.250ton;{F} 1 =-{FE} 1 +{P}~odal
-32.259
-15.750
-11.250
32.259
Portal Bidang 87
Elemen 2:
lz = 9.43 m; y2 = 57.99°
= 2.5*0,75* I = 1.875 t/m; qLL = 0
= 1.2 qDL + J.6qLL = 1.2 * 1.875= 2.25 tfm
= 2.25*sin 57.995°=1.908 t/m
1
~~t~s 57.995°=1.1925 t/m
12
+
FENz = qux . lz = 1.908*0.5*9.43 = 9 ton; FEN 4 = 9 ton
= 8.844 ton-m; FEM 6 = - 8.844 ton-m

FEY 2 = 0.5*quy lz =0.5* 1.1925* 9.43 = 5.625 ton
FEV 5 = 5.625 ton
-9 0 0
-5.625 -10.613 0
-8.844 -8.844 0
{F}2 = -{FE}2 + {P}~odal = {P}2 = (T]/ {F}2 =
-9 0 13
-5.625 -10.613 14
8.844 8.844 15
E!emen 3:
/3 = 2 m ; Y3 = 90°
qDL = 2.5*0.75*0.75 = 1.40625 tfm, qLL = 0
qu = 1.2 qDL + J.6qLL=J.6875 t/m
qux = 1.6875. sin 90 = 1.6875 t/m; quy = 0
FEN 1 = qux . /3/2 = I ,6875*2/2 = 1.6875 ton

FEN 4 =1.6875 ton-m
FEM3 = 0
FEV 2 = 0
FEM6= 0
FEVs = 0 -1.6875 0 0
0 -1.6875 0
0 0 0
{F}3 = -{FE}3 + {P}~odal = {PL =[T]/{F}; =
-1.6875 0 19
0 -1.6875 20
0 J 0 21

Elemen 4:
/4 = 5.5 m; "(4 = 0°
qDL = 2.5*0.75*1.5 = 2.8125 t/m; qLL = 2.5 t/m
qu = 1.2 qDL + 1.6qLL =1.2*.2.8125 + 1.6*2.5=7.375 t/m
FEN 1 = 0; FEN4 = 0
FEM 3 =qu* 1/112 =7,375*5.5 2/12 = 18.591 ton-m; FEM 6 = -18,591 ton-m
FEV 2 =qu*0.5* / 4 = 0.5*.7.375*5.5 = 20.281 ton; FEVs = 20.281 ton
0 0
-20.281 -20,281 2
-18.591 -18,591 3
{F}4 = -{FE}4 + {P}~odal = {P}4 = (T1 T{F}4 =
0 0 4
-20.281 -20,281 5
18.951 18,591 6
Elemen 5: 4.5m
/5 =7.5 m I~
Ditetapkan beban ekivalen FEN4
beban guna memudahkan J_LUJJJJ)JJ
~
penentuan besaran gaya- 36.869°'-y/ :
gaya ujung batang kondisi / I
/ I
terkekang. / I
/
/ :
I
Be ban hid up :4.5 q LL = 7.5 q LL,; /
/
4.5 4.5
qLL' =-qLL =-*2.5=1.5t/m. /~
7.5 7.5
Beban tetap: q 0 L =2.5*0.75*1.5=2.8125 t/m. y5 = 126.869°
qu = 1.2 *qDL + 1.6* qLL' = 1.2 * 2.8125 + 1.6* 1.5
= 5.775 ton /m
Arah beban memiliki tanda yang sama.
qu, = qu* cos 36.8199 = 5.775 *cos 36.869 = 4.620 t/m FEV2 FEN1
quy = qu*sin 36.8199 = 5.775*sin 36.869 = 3.465 t/m
FEN 1 = 0.5*/5 qux = 0.5*7.5*4.620 = 17.325 ton; FEN4 = 17.325 ton;
FEM 3 = quy/ 12/12 =3.465*7.5 2112 = 16.242 ton-m; FEM6 = -16.242 ton-m;
FEY 5 = -qu 0.5 15 = -0.5*3.465*7.5 = -12.994 ton; FEY 2 = -12.994 ton
Portal Bidang SS
-17.325 0 7
12.994 -21.656 8
16.242 16.242 9
{F}s = -{FE}s + {P}~odal = {P}s =[T)/{F}s =
- 17.325 0 4
12.994 -21.656 5
-16.242 -16.242 6
Elemen 6:
Perhitungan bagi elemen 6 serupa dengan elemen 4:
0 0 7
-20.281 -20.281 8
-18.591 -18.591 9
{F}6 = -{FE}6 + {P}~odal = ; {P}6 = [T)6T {F}6 =
0 0 10
-20.281 -20.281 11
18.951 18.591 12
Elemen 7:
Perhitungan bagi elemen 7 serupa dengan elemen 5:
-17.325 0 13
12.994 -21.656 14
16.242 16.242 15
{F}7 = -{FE}7 + {P}~odal =
- 17.325 ; {P} 7 = [T)/ {F} 7 = 0 10
12.994 -21.656 11
-16.242 -16.242 12
Elemen 8:
Perhitungan bagi elemen 8 serupa dengan elemen 4 :
0 0 13
-20.281 -20.281 14
-18.591 -18.591 15
{F}s = -{FE}s + {P}~odal = {P} 8 = [T]s T { f} 8 =
0 0 16
-20.281 -20.281 17
18.951 18.591 18

Elemen 9:
Perhitungan bagi elemen 9 serupa dengan e1emen 5 :
-17.325 0 19
12.994 -21.656 20
16.242 16.242 21
.F(9 = -{FE}9 + {P}~odal = {P}9 = [T]9 T {F}9 =
-17.325 0 16
12.994 -21.656 17
-16.242 -16.242 18
(5) Merakit vektor beban ekivalen {P}s

Dengan memperhatikan posisi derajat kebebasan struktur pada setiap elemen, dapat
jirakit beban ekivalen titik-titik kumpul dari distribusi beban-beban ujung elemen terkait titik
1-.umpul.
0 0 1
-20.281 -20.281 2 (6) Penyelesaian [K] 5 {X}s {P}s =
-18.591 Dengan menggunakan cara DE-
-18.591 3
KOMPOSISI atau eliminasi
0+0 0 4
GAUSS dapat ditetapkan vektor
-20.281- 21.656 -41.938 5
deformasi struktur {X}s dari
18.591 -16.242 2.349 6 persamaan simultan linear :
0+0+0 0 7
-21.656-20.281-19.359 -61.293 8
16.242 -18.591 + 32.265 29.910 9
0+0 0 10
:PL = -20.281-21.656 -41.938 11
18.591 -16.242 2.349 12
0+0+0 0 13
-10.612-21.656-20.281 -52.551 14
8.844 + 16.242 -18.591 6.495 15
0+0 0 16
-20.281- 21.656 -4 L938 17
18.591-16.242 2.349 18
0+0 0 19
- 1.688- 21.656 l-23.344 20
0 + 16.242 16.242 21
Portal Bidang 91
g ~ :;::
,."' -;;,,,
;;.,
·~
"' -;;, ~ ,."' "':r. - ~
~.
,...:
~ ~ - =r
"1;
:;;
"' - ~ ~ "' :;;
~ ~
'I
X .;.· x x x x x x x x x X x x x x x x x x X'
;::;
~ X:
~
~ ~ ~ 'I
~
"'
---·-8··-·-·-·--:]__ _
(/)
=
- =~ - = - -

Penyelesaian [K] 5 {X}s={P}s menghasilkan perpindahan [m] dan rotasi [rad] titik-titik kum-
pul sebagai berikut :
-0.024444
-0.072522 2
0.007452 3
-0.024444 4
-0.032169 5
0.006991 6
0.007824 7
-0.007771 8
0.003007 9
0.007625 10
{x}s = 0.000016 1 I
0 12
0.003850 13
-0.002529 14
-0.000106 15
0.003645 16
0.000558 17
0.000543 18
0.001905 19
-0.000213 20
-0.000846 21
Dengan nilai vektor {X}s dapat digambar garis elastis struktur.
Portal Bidang 93
(0
.Jlo.
Garis elastis sistem struktur, diagram gaya normal N, gaya lintang L, dan momen lentur M
:t>
3.....
@
-
::;)
en
'<
V~~/-
tll
::::r ''
ztll ' \
en
s.6' ',\,@
::;) x 1 = -0.024444 :· .t"'- 0.024444
X 2= -0.0725:2':: X = - 0.032169
',, x10 " -:-0.007525
~ X 3 :::: ->0.00"1452
5
X :-: +0.006991 ' '~'-);;;+~
@~Q~ ~ 11
c~- 0.000016
0 6
~,
x.
x 1::? = +0.00
g. 824 '
~ ~
I '
// x 8 =- 0.007771 ',,
~ ;,
;
1/ / x 9 = +0.003007 '~
~
;,
' \ x16: +0.003645
(f\ ;, /,
®
\
"' ' ~- ~~~~~~~-- x17 ~ +0.000558

\
Q) \ I I;,
~;,
X = ~x1s = +0.000543
"'
t:::
Cl>
:::3 "
" J
13
)::,.
:::3 /,'
/,'
/;
"" x14 =- 0.002529
'',,@
Cl> x1s = +0.000106
~ / ~ ' \
iii'
(/)
2 I \
', X19 = +0.001905
~ X2o= -0.000213
~ ~
"'
2'
-...
~~ =-0 000846
Gambar 2.11 Garis elastis sistem struktur struktur

(7) Menentukan gaya-gaya dalam ujung elemen
Elemen 1 :
·
x. = X'1
0 0 0
0 0 0
0 0 0
{x}l =
0.00782 7
{tl}, =[T], {x}, =
-0.001778
-0.00077 8 -0.01088
0.00301 9 0.00301
Xm
�
F.
Fs
Fs
15.751 163.075 178.826
11.252 11.373 22.625
{FL ={FE}1 +[S]I{L'lL =

32.265
15.751
+
74.871
-163.074
107.136
-147.324
j
11.252 -11.373 -0.121
-32.265 120.796 88.531
·
x s =X',.
Elemen 2:
l
0
0
1 0
0
0
o lo o I
{x}, =
0.00385
-0.00253
13
14
{tlL =[Tt{x}, =
- 1 .
-0.00461
o� o �
.J '
I
' : = 0 -0.00016 15
,
-1.06 . I 0 ' J
Portal Bidang 95
Xm
/
F4
quy 9 17.520 26.520

Fs
5.623 7.702 13.325
Ym 8.841 37.803 46.644
{F }, ={FE},+ [s ],{t.}, = + =
9 -17.520 -8.520
5.623 -7.702 -2.079
-8.841 38.854 26.013
F,
E1emen 3: Xm
0 0
=X520
x·2
0 0 t
x·, =X521 x·3 =X519 {x}, =
0.00191
-0.00021 20
0 0
19
Fs
+TE' F6
-0.00085 21
0 0
0
0
0 F2 Y3 =90°
{t.}, =[T],{x}, =
-0.00021 Ym.-
-0.00191
x·3 =o -0.00085 F,
1.6875 124.031 125.719

0 88.040 88.040
0 111.573 111.573
{F}, ={FE}, +[S},{t.}, = +
1.6875 -124.031 -122.344
0 -88.040 -88.040
0 64.507 64.507
._, ......... 4 "'"
.
i '
' ~
)·{il!J.~ '
96 Amrinsyah Nasution, Metode Mat~ik Kekakuan Ana!isis Struktur
E!emen 4:
-0.02444 1
-0.07252 2
x·,=x',-+G-l_Hr-1~-----~-----9
0 x·s=X's~
r x·.=x-. {x}. =
0.00745
-0.02444 4
3
-0.03217 5
X 2- X 2
0.00699 6
-0.02444 Ym
-0.07252
0.00745
{L1 L = [T]. {xL =
-0.02444 F1 ~t!---&-....&.......0~----..&.......ll~or+---1~ Xm
-0.03217
IFz
0.00699
0 0 0
20.28125 -20.44779 -0.16654
18.591 -19.18310 0.59209
{F} 4= {FE}4+ [s]4 {L1}4 = +
0 0 0
20.28125 20.44779 40.72904
l-18.591 -93.27969 - 111.87069
0,00782 7 -0.01091
-0,00777 8 -0.00159
{x}, = o,oo301 9 0.00301
-0,02444 4
{L1}s = [TUx}, =
-0.01107
x· 2 =X'a l- 0,03217 5
0,00699 6
0.03885
0.00699
Ym
Portal Bidang 91
17.325 51.66 68.985
-12.99375 -37.1448 -50.13855
-16.242 -374.36175 -390.60375
{F}5 = {FE}5 + [S] 5 {L1} 5 = +
17.325 - 51.66 -34.335
-12.99375 37.1448 24.15105
16.242 95.77575 112.01775
Elemen 6:
x·, =X'y
x.=x·,r
-te:-:·tJio'.!r-:-;----®-6____ _ .. g X 4=X 10
0.00782
-0.00777
0.0030 I
7
8
9
{x}c, =
X 2- X 9
0.00763 10
x·s=X'"
0.00016 11
7
-2.5.10 12
Ym
0.00782
-0.00777
0.00301
0.00763
0.00016
-2.5.10-'
0 81.61364 81.61364
20.28125 15.67997 35.96122
18.591 304.15699
0 -81.61364 -81.61364
20.28125 -15.67997 4.60! 28
-18.591 -199.326 -217.91712
Elemen 7: 0,00385 13
-0,00253 14
-1,06.10-" 15
{x}7 =
0,00763 I0
-0,00016 11
7
- 2,65 . 10 12

-4,33.10~'
1,56.10 '
1,06 .10~'
{~}, =[T],{x}, =
-4,56.10 '
- 6,11. I o-'
-2,65 .I 0 '
Ym
17.325 72.828 90.153
-12.99375 52.329 39.93539
-16.242 189.9893 173.74730
{F}, ={FE},+ [S ],{~}, = + -55.503
-17.325 -72.828
-12.99375 -52.3291 65.32289
16.242 202.47924 218.72124
Elemen 8:
x· 3=X\s
x·6=X 1s~.
r
5
® s
~:.
x·,=X 5 13 S X ,oX
00
x·,=x',
0.00385 13 0.00385
-0.00253 14 -0.00253
1.06 *I 0~~ 15 1.06 * 1o-~
{X}g =
0.00364
0.00364 16
0.00056 17 0.00056
0.00054 18 0.00054
Portal Bidang 99
Ym
qu
F,--&i Xm
F2
0 90.20454 90.2054
20.281256 -60.59253 -40.31128
18.591 -218.65816 -200.06716
{F}8 = {FE}8 + [s)8 {~} 8 = +
0 -90.20454 -90.20455
20.28125 J 60.59253 80.87378
-18.591 -114.60077 -133.19177
Elemen 9:
0.00191 19 -1.314* .10-J
-0.00021 20 -1.402 * 1o-J
x·. =X'1s
-0.00085 21 -8.5*10-"
{x}. = {x}," = [RL {xL = 1
0.00364 16 -1.736 * 1o-
1
0.00056 17 -3.248*10-
0.00054 18 5.4 *! 0 -·
x·2 =X'2o
17.325 132.93 150.255

-12.99375 8.6121 -4.38165
-16.242 -49.8015 -66.0435
+
17.325 -132.93 -115.605
-12.99375 -8.6121 -21.60585
16.242 114.3922 130.63425

Diagram gaya normal N, gaya lintang L, dan momen lentur M
146.819 ton Perjanj ian tanda .

55.065 ton (-) . gaya tekan
(+) · gay a tarik
117.209 ton
87.931 ton
123.876ton ~
dJ
§: 127.251 ton - ¥ 7 " 7
ll:J
§:
::J
.(Q
......
0
...... Gambar 2. I 2a Diagram gaya normal N
.....
0
N
)>
3
.... 24.338 ton
s·
en
'<
tll
::r
ztll
(/';
s.a·
:J
~ Perjanjian tanda:
0
~
~
(+)1 1-)
~
~
"'t:::"
tll
"':::J"
tll
)::.
:::J
tll
~
iii'
(/) 40.00 I ton -...... @>
2 80.563 ton
"'"
2'
-.,
lVc:-:;J 87.931 ton

Gambar 2.12b Diagram gaya lintang L
111.547 t-m
.A11111111 ~7
~.,.__t-m1\.303.083 t-m
,0/;
Perjanjian tanda :
( _) : M negat1f (D)
(+): Mposit1f (o)
132.093 t-m
dJ
~ 64.496 t-m
CO
~
::s
111.366 t-JTI L L.!.J I
CQ
...
0 Gambar 2.12c Diagram momen M
w
2.10 Program Komputer Anal is is Struktur Rangka Bidang
Sub-bab ini menjelaskan bagan alir dan program sumber di dalam bahasa tingkat tinggi
komputer PASCAL. Pengguna dianggap sudah memahami bahasa Turbo Pascal. Dengan
bagan al ir/algoritma pemrosesan yang d irancang dari prosedur anal is is, program sumber
komputer dapat disusun dalam enam kategori utama pernyataan :
a. Pernyataan bagi arsip~fi/e dan record yang akan diproses oleh komputer.
b. Pernyataan untuk data diluar arsip, seperti untuk membuat judul yang diperlukan dalam
doku mentasi.
c. Pernyataan memindahkan data pada satu lokasi memori ke lokasi memori lainnya dalam
memori utama komputer.
d. Pernyataan melakukan prcses aritmatik yang disimpan dalam memori utama.
e. Pernyataan logika: proses unit, pilihan (perbandingan) dan iterasi.
f. Pernyataan membaca data dari memori dampingan (disket, hard disk) ke memori utama
atau menuliskan data dari memori utama ke memori dampingan.
Secara umum Deklarasi Program Bahasa Turbo Pascal adalah
{Judul Program dan penjelasan variabel}

Dek/arasi :
Label
Const
Type
Var
Procedure
begin
hadan sub-program;
end:
Function:
begin
hadan sub-program;
end;
begin
program utama
end.
Pemahaman lebih jauh dalam t;ecnograman dapat cibaca dalam buku-buku komputer.

------------------------------------------------------·---·-"
Deklarasi Program
Deklarasi judul program PROGRAM PORTAL_BIDANG;
Deklarasi tipe matriks TYPE
M66 : Matriks 6 x 6 M66 ARRAY [1 .. 6,1 .. 6] OF REAL;
Deklarasi konstanta CONST
MAX EL Jumlah elemen maksimum MAX_EL 25;
MAX_ND Jumlah nodal maksimum MAX ND = 25;
MAX P Jumlah derajat kebebasan maksimum MAX_P = 75;
MAX MT Jumlah tipe material maksimum MAX_MT = 15;
MAX BB Jumlah tipe beban maksimum MAX BB = 15;
Deklarasi variabel VAR
a. Variabel data struktur JUDUL : STRING[80];
JUDUL Judul Data Struktur NNODAL,NMATERIAL,NELEMEN,NBEBAN : INTEGER;
NNODAL Jumlah titik nodal X,Y,FX,FY,MZ : ARRAY [1 .. MAX_ND] OF REAL;
NMATERIAL Jumlah tipe material RX,RY,RR : ARRAY [1 .. MAX_ND] OF INTEGER;
NELEMEN Jumlah elemen struktur JJ,JK,MAT: ARRAY [l..MAX_EL] OF INTEGER;
NBEBAN Jumlah tipe beban BEBAN : ARRAY [1 .. MAX_BB] OF INTEGER;
X,Y Koordinat titik nodal E,A,IX,QLX,QLY : ARRAY [1 .. MAX_MT] OF REAL;
FX,FY,MZ Beban titik nodal;
RX,RY,RR Kode kekakangan titik nodal
JJ,JK Nomor nodal i dan j elemen struktur
MAT Tipe material elemen struktur
BE BAN Tipe beban elemen struktur
E,A, IX Sifat penampang elemen struktur
QLX,QLY Beban elemen struktur
b. Variabel analisis struktur
NP Jumlah derajat kebebasan struktur NP : INTEGER;
Jl PX,PY,PR Penomoran kebebasan struktur PX,PY,PR : ARRAY [1 .. MAX_ND] OF INTEGER;
-
:::).
Q)
KK Matriks kekakuan global struktur KK : ARRAY [1 .. MAX_P,1 .. MAX_P] OF REAL;
( ))
pp Matriks gaya nodal global struktur PP,XX : ARRAY [1 .. MAX_P] OF REAL;
Q
Q)
::J XX Matriks perpindahan global struktur
(Q
c. Variabel bantu
..... NAMA_FILE Nama file input/output NAMA_FILE STRING[15];
0
(11 FINP,FOUT Variabel file input/output FINP,FOUT TEXT;
~~ 1 Subprogram Pembacaan Input Data
Dek larasi judu~ subprogcca:c: P~OC2DURE INPUT_DATA;
)>
3 ~ekla~asi variabel VAR
~ llari a be 1 i:erasi_ I,NR,'\JF,KJ INTEGER;
:::J
KR L7urn~ah joint tcrke!<a::c:r
[/) Input Date.
'<
Ill I'~? Jurnlah nodal dibeba:oi oleh be ban
:::J:
ticik nodal I = 1 to MAX._JN /_.._
z
Ill N,J Nornor j oic. 7
[/)
s.6" 3agE:.n al i 1:" SIJbprogranl pe::JJa.caa~l data = 0

o0
0 0
= 0
BEGIN
::::J FOR I:=l TO 10 DO
BEGIN
~ ~L~~~~ RX [I I : = 0;
.
/
0
Q RY~:] := 0;
C1l Baca
RR[ll := 0;
~
NNodal
FX[I: : =· 0;
~ >.. !
FY[II := 0;
X
Clli Baca • MZ [I I : = 0;
"""
Ol
X(l) Y(l)
END;
"""
c: J
Ol
:::l
I
B..lC<l
)::,
READLK(FINP,JUDUL);
:::l READLN(FINP,NNODAL);
Ol
~
Cii
~
..
Baca
NJ
FOR I:=l TO NNODAL DO READLN(FIN2,X[I],Y[II)
READL'\J(FINP,NR);
FOR I:=l TO NR DO
2
""" RX(NJ) BEGIN
<::
-...
RY(NJ) RR(NJ)
-------,-----
READ I FINP, NJ);
t-------
REA~~NIFINP,RX[NJI ,RY[NJ] ,RR[NJI)
B<>ca
NMateroal
. NBeb::m
:
END;
READLN(FINP,NMATERIAL,NBEBAN)
FOR I:=l TO ~MATERIAL DO READLN(FINP,E[I],A[I],IX[I] I;
FOR I:=l TO NBEB.Z\N DO READLN(FINP,QLX[I] ,QLY[I] I;
I= 1 to NMatenal /".., -
READLN(FINP,NELEMENI;
FOR I:=l TO NELEMEN DO
EEADLN(FINP,JC:~I] ,JK[I] ,MAT[I] ,BEBAN[I] I;
READLN(FINP,NFI;
FOR I:=l TO NF DO
BEGIN
READ(FINP,NJI;
READLN(FINP,FX[NJ] ,FY[NJ] ,MZ[NJ] I;
2ND;
_, _____ _
END;
Baca
QLX(I) OL Y(l)
1---
__t_ __ _
Baca
NEiemen
I
_ _ _y__
I = 1 to NEiemen "
---~,/'
~
----•-
Baca JJ(I), JK(I),
~'_ _MAT(I) L()Ai)(l)__
~r)---
I
__j
___ __t___
Baca
NF
- __'f____ __
I= 1 to NF
-----'---------
Baca
dJ '---
NJ
--~-
~ •
Baca FX(NJ),
ClJ FY(NJ) MZ(NJ)
Q
QJ
.:J;--
_j
~
(Q
..... Selesa' I
0
"""
c;l
col
Subprograrn Perhitungan DOF Struktur
0eKlarasi judul subprogram PROCEDURE DOF;
)> Deklarasi variabel VAR
3 - : Variabel iterasi I INTEGER;
:::l
(J) Bag an alir subp:-ogram perhi tu~_an DOF struktur B2GIN
'<
ill uo~ _ _jj NP :- 0;
::r-
z
ill
,---'"----
I
FOR I:=1 TO NNODAL DO
1 NP "'0
(J)
I----,--
s.c.;· BEGIN
:::l
l=l_t_oy_~~')-..1 PX[II : = 0;
- / ' PY[II : = 0;
$;: I
PR[II : = 0;
<D oQ
0 END;
0..
<D ,J}--
~ <~-=~
BEGIN
~
-- //__.,.
IF RX[II=O THEN
~
:>;:- •
--va- ---<.:::_R;, BEGIN NP := NP + 1; PX[I I := NP END;
= NP+1
Q)
:>;:- PX_ll_l__~ IF RY[II=O THEN
c:
Q) ---~' BEGIN NP := NP + 1; PY[II := NP END;
:::; IF RR[II=O THEN
):,.
:::; BEGIN NP := NP + 1; PR[II := NP END;
Q)
END;
~ . !.
iii"
(/) WRITELN(FOUT,JUDUL);
"
2:;.;,- WRITELN(FOUT);
2" J 1\JRITELN ( FOUT, 'JUMLAH KEBEBASAN STRUKTUR = ' , NP) ;
"""' (:; _j WRITELN(FOUT,' NJ PX PY PR');
/,-.~
~Nodal"',..
----- ,/ I•JRITELN ( FOUT, I: 3, PX [I I : 4, PY [I I :4, PR [I I :4) ;
WRITELN(FOUT);
--"-
Tul,-,
I PX(I) PY:IJ PRiiJ END;
r- .
~
Subprograrn Perhitungan Matriks Kekakuan Global
Deklarasi judul subprogram PROCEDURE KEKAKUAN~GLOBAL;
I,J,K : Variabel iterasi I, J, K : INTEGER;
NJ,NK Nomor nodal i dan j elemen Bagan alir NJ,NK,NMAT : INTEGER;
struktur subprogram P :ARRAY [1 .. 6] OF INTEGER;
transpose matrik DX,DY,L,CX,CY,EAL,EILl,EIL2,EIL3 REAL;
;-c- ----~11
~npos~ KM,KS,R,TEMP : M66;

NMAT Jenis material elemen
struktur T
p /- -~
Nomor derajat kebebasan
elemen struktur
< ~=1to6 "
/~
DX,DY,L Panjang elemen struktur

CX,CY Cosinus dan sinus </ _ __ 1 _
-- ~
sudut elemen struklur ~to6 ___/r-1 '"'
EAL, EILl,
EIL2,EIL3 Komponen matriks kekakuan r-
LMP(IJ) = A(IJ)
_y_
I
elemen struktur
KM Matriks kekakuan elemen
lokal 0 ----~1
KS Matriks kekakuan elemen ~}--~-~---· __ __j
global
R
TEMP
Matriks rotasi
Variabel penyimpan
~-J
matriks semen tar a
~~:
------r - - > - -,
/ -.
<..., J = 1 to 6 PROCEDURE TRANSPOSE(VAR A M66);
~ VAR
TEMP : M66;
~(IJ)=TEMP~J I~ l
_____ ___y_ - -
I,J : INTEGER;
BEGIN
~~---- ___ j FOR I:=l TO 6 DO FOR J:=l TO 6 DO TEMP[I,J]
dJ A[I, J];
~
:::T:- - - - - - ---- FOR I:=l TO 6 DO FOR J:=l TO 6 DO A[I,J]
'f: ____
TEMP[J,I];
OJ \ END;
Selesa1
§:
::J
(Q
.....
0
(0
.....
..... Baga:-1 cl i : :- S'Jbprograrr, perkcl i r.:at_::-_i_ks P?cOCC:DliRE ~1ULT::: PLY I A, B IV::S6 i VAR C ;vr66 I ;
0 VAR
T , ,J, K ~"J'''EGER;
}> Mult1ply(M B Cl
IEGlN
3-; ?OR::=~ ~0 6 DO FOR J: = 1 1'0 6 DO C [I, J] := 0;
:::J T
(fJ FOR ::=~ 70 6 DO FOR J: 1 TO fl DO
'< I- 1 to 6
"OR K:=: 70 6 00 C'I,J] := C[I,J]+A[I,K]'B[K,J];
ill
::r END;
z
ill .T
(fJ
J = 1 to 6 ~_,.,.
s
0
:::J
~ C(l Jl = 0
0 T
it '
~
T
I_ --
~ T.
~ 1 = 1 to 6 .,._
5;
:>c-
c:
C\)
y ____ -
J = 1 to6 '><4-----
::0
h
::0
C\) T
~ K = 1 to 6 ..-
Cii
S2
;::l
~ C(l J) = Cil Ji +All Ki'B(K,J)
:;
T
,~-
. I r
I
L__
~.
Selesa 1
II ~---
Bagan alir subprogram perhitungan matriks kekakuan global BEGIN
[] ~ekak_uan Global jJ FOR I:=l TO NP DO FOR J:=l TO NP DO KK[I,J]
:= 0;
___l__ BEGIN
~=1toNP >--~
NJ := JJ[I];
NK : = JK [I];
I NMAT := MAT[I];
< ___t_
J=1to~, I
P[l] := PX[NJ];
P [ 2 l : = PY I NJ l ;
P[3] := PR[NJ];
-- L~_j ! I
P[4] := PX[NK];
P [ 5] : = PY [ NK] ;
t=-=~
P[6] := PR[NK];
DX := X[NK] - X[NJ];
DY := Y[NK] - Y[NJ];
L := SQRT(DX*DX+DY*DYI;
_i_~.
~toNEie~~- ~ CX := DX/L;
CY := DY/L;
EAL := E[NMAT]*A[NMAT]/L;
_ _ _ _ __j ______ _
NJ = JJ(I). NK = JK(I); NMAT = MAT(I) I EILl := E[NMAT]*IX[NMAT]/L;
I P(1) = PX(NJ); P(2) = PY(NJ); P(3) = PR(NJ) I EIL2 : = E [NMAT] *IX [NMAT] I ( L*L) ;
P(4) = PX(NK). P(5) = PY(NK). P(6) = PR(NK) : EIL3 := E[NMAT]*IX[NMAT]/(L*L*L);
I DX = X(NK) • X(NJ). DY = Y(NK) · Y(NJ) i
L = (DX2 + DY2) 112 I
CX = DXIL CY = DYIL FOR J:=l TO 6 DO FOR K:=l TO 6 DO
EAL = E(NMAT)"A(NMAT)IL .
EIL1 = E(NMAT)"IX(NMAT)IL BEGIN
EIL2 = E(NMAT)"IX(NMAT)I(L "L) KM[J,K] . - 0;
EIL3 = E(NMAT)"IX(NMAT)I(L "L "L)
~~~-··-, ---- ~~--·
R[J,K] = 0;
_ _i_ - END;
CJ=11o~--
·----r-
t
/ K=1t~
~--r-·_/ I
dJ '--
~
I KM(J.K) =
R(J.~) = 0
o
==!J
t- '
L_____
CO
~
::J
CQ ~--_j
~
~
~
.....
..... KM[1,1] := EAL; KM[1,4] : =-EAL;
N KM[2,2] := 12*EIL3; KM[2,3] := 6*EIL2;
1) = EAL 4t::: -EAL KM[2, 5] :=-KM[2,2]; KM[2, 6] := KM[2,3];
~ ::: 12"EIL3 = 6"EIL2 KM[3,2] := 6*EIL2; KM[3,3] := 4*EIL1;
3 KMt2 51=- KMt2 2t
2)::: 6"EIL2
= KMt2 31
3t = 4'EIL1 KM[3,5] :=-KM[3,2]; KM[3,6] := 2*EIL1;
"""'
:::J =
KM(3 21 KM{3.61 = 2'EIL 1
KM[4,1] :=-EAL; KM[4,4] := EAL;
(f) KMi4 11 = -EAL ::: EAL
'< KMtS 2) = -12'EIL3 = -6'EIL2 KM[5, 2] :=-12*EIL3; KM[5,3] :=-6*EIL2;
Ill KMtS 51=- KM(5 2) ::: KMi5,3t
::r 'l KM16 2) = 6'EIL2 = 2'EIL 1
KM[ 5, 5] :=-KM[5,2]; KM[5,6] := KM[5,3];
z
Ill
KM(6,5) = KM(6 2J = 4'EIL 1 KM[6,2] := 6*EIL2; KM[6,3] := 2*EIL1;
(f) KM[6,5] :=-KM[6,2]; KM[6,6] := 4*EIL1;
s.0 R11.11 = CX. R 11,21 = CY
:::J
R(2 = -CY Rt2 2) = CX Rt,J 3) = 1 R [1, 1I := CX; R [ 1. 2] := CY;
41 = CX R(4 5) = CY
R(S 4) = -CY Ri5 5) = CX. Ri6,61 = 1 R [2, 1] :=-CY; R [2, 2] := CX;
~ R [3, 3] : = 1;
0 R[4, 4] := CX; R[4,5] := CY;
25- I I
11
Mclt•ply(K~~ ;~~p~Ll
-~-- R[ 5, 4] :=-CY; R [ 5, 5] := CX;
: = 1.
~
R[ 6, 6]
~ i![ _ _T':? MULTIPLY(KM,R,TEMP);

~ ~------ '~~~-,
TRANSPOSE(R);
MULTIPLY(R,TEMP,KS);
""
(l)
""
c:
(l)
::J
FOR J:=1 TO 6 DO FOR K:=1 TO 6 DO
0=--~ -~-0- ~ IF P[J]*P[K]<>O THEN KK[P[J],P[K]]
):,.
::J KK [ P [ J] , P [ K ] ] +
(l)
KS [J, K];
~
c;;;· c~ END;
~~~~ . ~------·~
(/)
2 -~~J:::(KI"' _g::->
,_,
""t:: I
lldak
"' I,
KK!PiJI,P(K)I =KK(P(J) P(K)) + KS1J.K)
r~--
-•Y·
~:-----
~-
~---~~
I
-:~
'-../
>t)
''-'
I
WRITELN(FOUT, 'MATRIKS KEKAKUAN GLOBAL STRUKTUR: ');
8 FOR J:=l TO NP DO
BEGIN
/~ -- •- -- FOR K:=l TO NP DO WRITE(FOUT,KK[J,K] :10:0);
~-1=1toNP~> WRITELN ( FOUT) ;
END;
___ ,.____ _ WRITELN(FOUT);
END;
C_J=1to~0-
- _____]'_ --
1 Tulis -
KK(I::'~---_J
l~--------r ~ ~j I
I
Q:-------~
0---~~-
____y___ ~ -,
('-- -
S<=~_e~_/
Subprogr&a :PerhH:ungan Matriks Gaya Nodal

Deklarasi judul subprogram. PROCEDURE GAYA NODAL;
I,J,K Variabel iterasi I,J,K : INTEGER;
NJ,NK Nomor nodal i dan j elemen NJ,NK : INTEGER;
struktur p : ARRAY [1.. 6 J OF INTEGER;
dJ NMAT Jenis material elemen struktur DX,DY,L,CX,CY : REAL;
~
p Nomor derajat kebebasan elemen F,PF : ARRAY [ 1. . 6 J OF REAL;
struktur R : M66;
OJ DX,DY,L Panjang elemen struktur
§: I CX,CY Cosinus dan sinus sudut elemen
:::J
(Q struktur
I F Matriks gaya nodal lokal
.....
..... PF Matriks gaya nodal global
w I R Matriks rotasi -
Bagan alir subprogram transpose matriks PROCEDURE TRANSPOSE(VAR A M66);
VAR
~r(A~ TEMP : M66;
I,J : INTEGER;
. ______y______~ BEGIN
~1to6=>- FOR I:=l TO 6 DO FOR J:=l TO 6 DO TEMP[I,J] .-
A[I, J];
l FOR I:=l TO 6 DO FOR J:=l TO 6 DO A[I,J] . -
~~' TEMP[J,I];
END;
!
,._____/ 11
l~~~~~~
0------_j
0-----.-"
~~--,
-~~~~ I
<-J-E
__l __ _
----'
'_ A( I J) = TEMP(.J.I)_J
~--_j
I
~-----j
L___________________________________________~--------------------------------------~
................................--------------------
Bagan allr subprogram perhitungan matriks gaya nodal BEGIN

l___~a;~-Nodal __
FOR I:=l TO NNODAL DO
BEGIN
PP [ PX [I] ] . ~ FX [I] ;
PP [ PY [I] ] . ~ FY [I] ;
PP [PR [I] ] . ~ MZ [I] ;
END;

BEGIN
IF (QLX[BEBAN[I] ]<>0) or (QLY[BEBAN[I] ]<>0) THEN
BEGIN
NJ := JJ[I];
NK := JK[I];
P [ 1] . ~ PX [NJ];
P[2] .~ PY[NJ];
P [ 3 ] . ~ PR [ NJ] ;
P[4] .~ PX[NK];
P [ 5] . ~ PY [ NK] ;
P [ 6 ] . ~ PR [ NK] ;
DX := X[NK] ~ X[NJ];
DY := Y[NK] ~ Y[NJ];
L := SQRT(DX*DX+DY*DY);
CX .~ DX/L;
CY := DY/L;
F [ 1] . ~ ~0.5 * QLX[BEBAN[I]] * L;
F [2] . ~ ~0.5 * QLY[BEBAN[I]] * L·
F [3] . ~ ~1 !12 * QLY[BEBAN[I]] * L*L;
F [4] . ~ ~0.5 * QLX[BEBAN[I] I * L·
F [ 5] . ~ ~0.5 * QLY[BEBAN[I]] * L·
F [ 6] . ~ 1/12 * QL Y [BE BAN [I ] ] * L*L;
FOR J: =1 TO 6 DO FOR K:=1 TO 6 DO R[J,K] . ~ 0;

R [1, 1] :.::: CX; R [1, 2] . - CY;
R [2, 1] :=-CY; R[2,2] . - CX;
R [3, 3] . - 1·
-~~1~i1,2)~cv, --~ R[4, 4] . - CX; R[4, 5] . - CY;
1 R(2,1) ~ -CY, R(2,2) ~ CX, R(3,3) ~ 1 I
1
R(4,4) ~ CX: R(4,5) ~ CY I R[5,4] :=-CY; R[5,5] . - CX;
I RiSAl ~ -cY: RiS,S) =ex Ri6~ R[6,6] . - 1;
-,---~-
~----'--- TRANSPOSE (R);

1 1
1
Transpos~~
21
FOR J:=1 TO 6 DO
BEGIN
PF[J] .- 0;
FOR K:=1 TO 6 DO PF[J] .- PF[J] + R[J,K]*F[K];
- i END;
PF(J) ~ 0 __j I
! I FOR J:=1 TO 6 DO
<-:·('=> l I
IF P[J]<>O THEN PP[P[J]] .- PP[P[J]] + PF[J];
END;
11 END;
~(J) ~ PF(J) + R(J,K)'F(K) I

I
t =-- lj
L___ -~ I
~
I
~ ~·
I
I
t1dak ,
I : PP(J) ~ PP(J) + PF(J)
1
~~
~}----
r
~_))---------~~-·<)
0
cb
WRITELN(FOUT, 'MATRIKS GAYA NODAL :. ) ;
0 FOR I:=l TO NP DO WRITELN(FOUT, 'P[',I:3, '] =
<~4~__>---1
',PP[I] :10:3);
WRITELN(FOUT);
END;
t
c-Tulis•
PP(I)
I
I
I
I
q _j
I
I
:!
( Selesai )
Subprogram Perhitungan Solusi Deformasi

Deklarasi judul subprogram PROCEDURE SOLUSI;
I : Variabel iterasi I,N : INTEGER;
N : Jumlah persamaan
.....
..... PROCEDURE FAKTOR;
Bagan alic- s1;bprogram faktorisasi matriks
00 VAR
j_ Faktor
J,Jl,I,Il,K : INTEGER;
)> //r--- - T , SUM,TEMP : REAL;
3...., ,,____:_=2to~:_ /~----
BEGIN
s·
(fl ,~--t ___ _ FOR J:=2 '":'0 N DO
'< J1=J1 BEGIN
ru
:::J" Jl := J-l;
zOJ Jh1 ··- IF(Jl<>l) THEN
(fl
FOR I:=2 TO Jl DO
s;. BEGIN
0
:::J SUM := KK[I] [J];
'------ Il := I-1;
~ SUM= KK(I Jl
11 = 1-1 FOR K:=l TO Il DO SUM := SUM-
0Q KK[K] [I] *KK[K] [J];
<D KK [I] [ J] : = SUM;
~ END;
SUM : = KK [ J] [ J] ;
~ I SUM= SUM- KK(~~~
FOR K:=l TO Jl DO
~
~
BEGIN
Q)
TEMP : = KK[K] [J] /KK[K] [K];
~ K1I,Jl =SUM SUM:= SUM-TEMP*KK[K] [J];
<::::
Q) KK[K] [J] := TEMP;
::J
h END;
::J KK [ J] [ ,J J : = SUM;
Q) --·~
END;
~
c:;;· SUM= KKIJ J\ END;
(/)
2
~
2"
..., -TEMP;
SUM=
KK1J Jl =SUM
I
-- _j
Bagan alir s:1bprogram substitusi
PROCEDURE SUBSTITUSI;
Subsl1tus1
VAR
I, Kl, K, I1, K2 INTEGER;
__ ,_____ SUM : REAL;
< I= 1 toN
i
__'!___ __
>.- BEGIN
FOR I:=l TON DO
BEGIN
SUM= XX(I)
K1 = 1-1
SUT1 : = XX [ I ] ;
Kl : = I -1;
IF(I<>l) THEN
-'-
l.:r-1 FOR K:=l TO Kl DO SUM.- SUM-KK[K] [I] * XX[K];
XX [I j . - SUM;
ye
/ _____1___ __ "'
END;
<~ _K = 1to_i<1_)~ FOR I : = 1 TO N DO XX [I ] . - XX [I ] I KK [ I 1 [ I 1 ;
t:da~
~ --- ~- --I
SUM= SUM- KK(K I) XX(K) i
- _________!1___ ----
XX(I) =SUM !
_)
<~-·-~~1__/
I = 1 to N >4--------
[
----•
XX(I) = XX(I)IKK(I I)
---- j
I
! I
__ j
.....
..... II
CD
~
~I
13tfl
11
13tfl
0
Cl
z
0
E-<
._ z ._
~ WN:8
H ~~:::0
--~
c-rx:c-r
--E-< 11 tfl
0 +X:+-~11
Q c-1 H Z "
H 11 1\ p:::;
Z I " 11 V 0 ~
Z "H ~ H
0 11 :>: - ~
E-<~~5;~~ ;;]
c-1<:.9 Q
11
.. Pl
w zw
c-1 Q
H Z
w
-~ -----~~ --- - - - - ~~~--- - - - - - --l
0---- ·~~LJ
xX "'
I
13 I I _)
L_"', L__j
I
•--~ ~--- -g, _____ _j

Subprogram Perhitungan Solusi Deformasi
Deklarasi judul subprogram PROCEDURE SOLUSI;
I : variabel iterasi I, N : INTEGER;
N : Jumlah persamaan BEGIN
Bagan alir subprogram perhitungan solusi deformasi FOR I:=l TO NP DO XX[I] := PP[I];
N := NP;
11 Solusi I I FAKTOR;
SUBSTITUSI;
WRITELN(FOUT, 'SOLUSI PERPINDAHAN STRUKTUR :');
I= 1 to NP FOR I:=l TO NP DO WRITELN(FOUT, 'X[' ,I:3, '] =
',XX[I] :10:6);
WRITELN ( FOUT) ;
END;
N = NP
c~ktor 11
IT Solusi
11
'"tJ
0
~
OJ et
~
~I I ( Selesai )
~
N
..a..
.....
N Subprogram Perhitungan Gaya Elemen Struktur
N
Deklarasi judul suoprogram I PROCEDURE GAYA~ELEMEN;
)> Deklarasi variabel VAR

3...., I,J,K Varjabel ~terasi I,J,K : INTEGER;
s· NJ,NK Nornor nodal i dan j e=effien NJ,NK,NMAT : INTEGER;
(j)
'< s::r;.;kt'"r P : ARRAY [1 .. 6] OF INTEGER;
tll NMAT Jer1~s material ele~en struktur DX,DY,L,CX,CY,EAL,EILl,EIL2,EIL3 REAL;
::J""
p XS,XM,FM: ARRAY [1 .. 6] OF REAL;
z
tll
Nomor derajat keoebasan elemen
(j)
struktur KM,R : M66;
5. DX,OY,L Panjang elemen slruktur F :ARRAY [1 .. 6] OF REAL;
6" CX,CY Cosir1us dan sinus sudut elemen
::J
struktur
~ EAL,EIL1,
EIL2,EIL3 Kor:,ponen matriks ke:Zakuan elemen
0
?5- struktur
XS ~acriks deformasi elc~en global
~ XM Ma::riks deformasi ele~en lokal

~ FM Matriks gaya elemen lokal
KM Matriks kekakuan elemen lokal
~
:>;- R Matriks rotasi
Ill F Matriks gaya nodal lokal
:>;-
<::::
Ill
::J Bagan alir subprogram perhitungan gaya elemen BEGIN
)::. FOR I:=1 TO NELEMEN DO
::J struktur
Ill BEGIN
~ NJ := JJ[I];
c;;·
NK := JK[I];
(/)
NMAT := MAT[I];
2
:>;- P[l] := PX[N,J];
c: P[2] := PY[NJ];
""' P[3] := PR[NJ];
P [ 4] : = PX [ NK] ;
P [ 5 ] : = PY [ NK I ;
P[6] := PR[NK];
OX := X[NK] - X[NJ];
L : = SQRT (DX*DX+DY*DY);
CX := DX/L;
CY := DY/L;
EAL := E[NMAT]*A[NMAT]/L;
EIL1 := E[NMAT]*IX[NMAT]/L;
-~~~:Eiem~ EIL2 := E[NMAT]*IX[NMAT]/IL*L);
r- EIL3 := E[NMAT]*IX[NMAT]/(L*L*L);
•
</-I::: 1 to NE le men /,... __ _ FOR J:=l TO 6 DO FOR K:=l TO 6 DO
"'--- --
BEGIN
KMIJ,K] := 0;
NJ o JJ(I), NK o JK(I), NMAT o MAT(I) RIJ,K] := 0;
P(1) o PX(NJ) P(2) o PY(NJ), P(3) o PR(NJ)
P(4) 0 PX(NK), P(5) 0 PY(NK) P(6) 0 PR(NK) I END;
OX o X(NK)- X(NJ) DY o Y(NK)- Y(NJ)
L = (0X2 + DY2)12
CX = OX/L, CY = DY/l KMI1,1] := EAL; KM[1,4] :=-EAL;
EAL o E(NMAT)'A(NMAT)/L KM[2,2] := 12*EIL3; KMI2,3] := 6*EIL2;
Ell 1 = E(NMAT)"IX(NMAT)/L
EIL2 o E(NMAT)'IX(NMAT)/(L'L) KMI2, 5] :=-KM[2,2]; KM[2,6] := KM[2,3];
EIL3 o E(NMAT)"IX(NMAT)/(L 'L 'L) K~l3,2] := 6*EIL2; KM[3,3] := 4*EILl;
KMI3,5] :=-KM[3,2]; KM[3, 6] := 2*EIL1;
~~-l
KMI4,1] :=-EAL; KM[4,4] := EAL;
KMI5,2] :=-12*EIL3; KMI5,3] :~-6*EIL2;
KM[5, 5] :=-KMI5,2]; KM IS, 6] := KMI5, 3];
•- KM[6,2] := 6*EIL2; KMI6,3] := 2*EIL1;
~1to6)! KMI6, 5] :=-KMI6,2]; KM[6, 6] := 4*EIL1;
KM(/K)~ I R 11,1] := CX; R [1, 2] := CY;

R(J ~~ o o____ , I R [2, 1] :=-CY; Rl2, 2] := CX;
RI 3, 3] : = 1;
~----_j R [4, 5] := CY;
R [4, 4] := CX;
c}___ R [ 5, 4] :=-CY; RI 5, 5] := CX;
I RI 6, 6] := 1-
- - --- __ _j_______ _
KM(1,1) oEAL,KM(1,4) 0 ·EAL l
KM(2,2) 0 12'EIL3, KM(2,3) 0 6'EIL2 I
KM(2,5) o- KM(2,2) KM(2,6) o KM(2,3)
KM(3,2) o 6'EIL2 KM(3,3) o 4'EIL1
: KM(3 5) 0 - KM(3,2), KM(3 6) 0 2'EIL 1 I
I KM(4,1) 0 -EAL. KM(4,4) 0 EAL
! KM(5,2) = ~12"Eil3, KM(5,3) = -6*EIL2
'~KM(5,5) 0 - KM(5,2), KM(5,6) ° KM(5,3)
dJ
'I
KM(6,2) = e·EIL2, KM(6.3) = 2~Eil1

KM(6,5) ~-: KM(6,2) KM(6 6) 0 4'EIL 1_ I
~ I
OJ i R(1 1) o ex R(1 2) o ey_-~~
§: 1 R(2,1) = -cv. R(2.2l =ex. R(3,3l = 1 1
::l I ~" • R(4.41 o ex R(4,51 o ev j

<Q L___"__"!'~_"__:CY R(5 5) o ex. R(6 6) o 1
~
1\)
w
.....
N
~
~ FOR J:=l TO 6 DO
~~~
IF P[J]<>D THEN XS[J] := XX[P[J]] ELSE XS[J] := 0·
)>
3...., FOR J:=l TO 6 DO
::::r -/~
lya------<..._P(J)= 0 .----._. tldak1 BEGIN
(J)
'< J ···~ ..-~ ' XM[J] := 0;
x~~~ [-;;si~-~
Q)
:::J" FOR K:=l TO 6 DO XM[J] := XM[J] + R[J,K]*XS[K];
= XX(P(JJI I
z END;
Q)
(J) : _____ --.c;J• T I
s.a· +
(jr----~ -~~___j
! FOR J:=l TO 6 DO
::J I
BEGIN
FM [J] : = 0;
~ 0~~to_;_y----, FOR K:=l TO 6 DO FM[J] := FM[J] + KM[J,K]*XM[K];
0
~~XM(~)~ o-J
END;
iS !
~ -· r···-~ I
~
s
< ___ L__~
~--,-~-
K= 1 to6 ;:------~
I
I
!
~
(\)
:>;- • XM(J) = XM(J) + R(J K)"XS(K) j !
c:
(\)
'!
::l
h
::l
(\) 0-~
~ _L~
c;;·
(/)
J =1
·r·
to 6 -~·/.>+-------~~]
2 ~
1
~
~
2"
.....
~~~>---1
FM(J) = FM(J) + KM(J K).XM(K)
...l I
I
.J
.J
~)----
l !'!'
~)
~ F [ 1] := 0.5 * QLX[BEBAN[I]] * L;
F[2] := 0.5 * QLY[BEBAN[I]] * L;
-------- ____y____
F [3] := 1/12 * QLY[BEBAN[I]] * L*L;
F(1) = 0 s•QLX(Beba~
F(2) = o s·m Y(Beban(l) • L i F[4] := 0.5 * QLX[BEBAN[I]] * L;
F(3) = 1/12.0LY(Beban(I)"L•L : F [ 5] := 0.5 * QLY[BEBAN[I]] * L;
F(4) = 0 s•QLX(Beban(l) • L : F [ 6] := -1/12 * QLY[BEBAN[I]] * L*L;
F(5) = 0 s·QLY(Beban(l) • L :
'F(6) = -1/12.QLY(Beban(I)"L•L I
'---------~-----
FOR J: = 1 TO 6 DO FM [ J] : = FM [ J] + F [ J] ;
~_y~~ WRITELN(FOUT, 'GAYA DALAM ELEMEN KE-' ,I);

~ J=1t~6-~1 FOR J:=1 TO 6 DO WRITELN(FOUT, 'FM[',J:3, ']
' , FM [ J ] : 1 0 : 3 ) ;
--~~---~
,
I__ _ _ _ * ____J
FM(J) = FM(J) + F(J)
IJ_/-··----
1
:
I
i
END;
END;
WRITELN(FOUT);
-~L
/J=1to~--
~T-/ !
L __ i ___ I
IL~--~M;J)_
Tul1s ,
----J I
r---j
__
~------~
6J
~ r-s;;!~
''----
-- -
Ill
~
::l
<Q
.....
1'1.)
(1'1
.....
~ 1 1 Program Utama
)> Bagan alir program utama BEGIN

3 ':!RITE( 'NAHA FILE DATA : 'I; READLN(NAHA_FILEI;
ASS~C~N ( FINP, NKJVIA_FILE I ; RESET I FINP I ;
::::l Mula1
(f)
'<
ru
:::r-
z
.. \·!RITE( 'FILE OUTPUT : 'I; READLNINAHA_FILEI;
ASSIGNIFOUT,NAMA_FILEI; RE\vRITE(?OUT);
ru Buka File Data
(f)
s.c;· INPUT_DATA;
::::l . DOF;
KEKAKUAN~GLOBAL;
B~ka F11e Hasll
~ GAYA NODAL;
SOLUS1;
0Q
(]) . GAYA __ ELEMEN;
~ Input Data
CLOSE I F'OUT I ;
~ .
END .
iri' DOF
""
(l)
""c:
(l)
::J
.
Kekakuan Global
h
::J
(l)
~
;;;·
(/)
~-~
Gaya Nodal
·-
------
~ _..
2"
..., Solus1
V
Gaya Elemen
____ y
Selesa1
Penyusunan data input program komputer bagi contoh soal
~,_,~"~(I I_} I ; I"~- !} I '~"'I !. ~,"\! I ~'"~ I. I I f

}
1
' i
i
-""'
File Data
PENYELESAIAN SOAL PORTAL JUDUL
BIDANG [SATUAN DALAM TON-M]
10 NNODAL
0 0
15 0
30 0
0 20
5.5 20
XII), y (I)
10 14
15.5 14
20 8
25.5 8
30 2
3 NR
1 1 1 1
2 l 1 1 N,J, RX(NJ), RY (NJ:, RR(NJ)
3 l 1 1
3 5 NMAT, NBEBAN
2.1E6 0.5625 0. 0263671875
2.1E6 0.75 0.0625 E I I), A I I), IX I I)
2.1E6 1.1250 0.2109375
1.83090031 1.307785936
1. 907996184 1.192497615
1.6875 0 QLX(I) ,QLY(I)
0 7.375
4.62 -3.465
9
1 6 2 1
NELEMEN
I
2 8 2 2
3 10 1 3
4 5 3 4
,JJ I I ) , JK (I), MAT(I),
6 5 3 5
BEBAN(I)
~
6 7 3 4
8 7 3 5
8 9 3 4
10 9 3 5
0 NF
Portal Bidang 127

Arsip Hasil
PENYELESAIAN SOAL PORTAL BIDANG [SATUAN DALAM TON-M]
JUMLAH KEBEBASAN STRUKTUR = 21

NJ PX py PR
1 0 0 0
2 0 0 0
3 0 0 0
4 1 2 3
5 4 5 6
6 7 8 9
7 10 11 12
8 13 14 15
9 16 17 18
10 19 20 21
MATRIKS GAYA NODAL

P[ 1] 0.000
P[ 2] -20.281
P[ 3] -18.591
p [ 4] 0.000
P[ 5] -41.938
P[ 6] 2.349
p [ 7] 0.000
p [ 8] -61.293
p [ 9] 29.910
p [ 10] 0.000
P[ 11] -41.938
P[ 12] 2.349
P[ 13] 0.000
p [ 14] -52.551
P[ 15] 6.495
P[ 16] 0.000
P[ 17] -41.938
P[ 18] 2.349
P[ 19] 0.000
P[ 20] -23.344
P[ 21] 16.242

Matrik Kekakuan Global Struktur: (KJ
~-------------~
I~ Ill I~ m
Gambar 2.13 Pola pembebanan struktur
Gambar 2.14 Deformasi sistem struktur
130 Amrinsyah Nasutioil, fvletode Matrik Kekakuan Ana/isis Struktur

2.11 Program Komputer Portal Bidang
Program komputer portal bidang yang lengkap dirancang berdasarkan bagan alir yang dikembangkan
oleh William Weaver, Jr. dan James M. Gere, pengarang Matrix Analysis of Framed Structure (Second
Edition, D. Van Nostrand, 1980). Mahasiswa SI dan S2 merancang program sebagai bagian dari tu gas
kelas Analisa Struktur IV, Metoda Elemen Hingga, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil
Jan Lingkungan, !TB.
Membuat kode program analisis struktur untuk portal bidang.
Program yang digunakan adal_ah Tubo Pascal for Windows vi .5

Dalam program ini dibuat.flle:file pembantu (*.inc) yang dipanggil dengan procedure pada
program utama. Adapunfi/e~fi/e yang diperlukan di dalam program ini adalah:
; . mainJJro.pas : merupakan badan program utama
2. sdata. inc : berisi prosedur input data
3. ldatapb. inc : berisi input data dan pengkombinasian be ban titik
-L loadpb. inc : berisi prosedur ekivalensi beban titik
5. stifj'ph. inc : berisi perakitan matrik kekakuan
6. hanfac. inc : berisi prosedur faktorisasi matrik
-. hansol.inc : berisi penyelesaian vektor
8. resu!ph.inc : berisi penulisan hasil perhitungan
Sedangkan untuk input dan outputnya diletakkan pada file text(* .txt), yaitu:
· . clt _struk. txt : berisi input data struktur
~ clt load.txt : berisi input pembebanan
:. report.lxt : berisi laporan input beserta hasil perhitungan.
Berdasarkan bagan alir yang telah diberikan, maka kode program secara keseluruhan dapat
Jisusun. Kode program lengkap dapat dilihat pada halaman berikut.
Portal Bidang 131

Source code dari program utama disimpan pada file main_pro.pas
program analisis_portal_bidang;
uses wincrt;
type
matrik reall array [1 .. 50] of real;
matrik real2 array [1 .. 40, 1 .. 40] of real;
matrik intl array [1 .. 50] of integer;
VAR
M,N,NJ,NR,NRJ,NLJ,NLM shortint;
NDJ,ND,MD, I,LN shortint;
NBI,NB,Nl,JR,JE shortint;
Jl,J2,J3,Kl,K2,K3 shortint;
E,SCMl,SCM2,SCM3,SCM4 real;
XCL,YCL,SUM,TEMP real;
dt,ld,out text;
hasil, input text;
K,J,IR,IC,Il, I2,Item integer;
X,Y matrik_reall;
JJ,JK,JRL,IM,ID matrik_intl;
AX,EL,ZI,CY,CX ma tr ik__ reall;
SFF,SMS matrik_real2;
AC,AJ,AE,DJ,DF matrik_reall;
LML matrik_intl;
AML matrik_real2;
AMD,AM, AR matrik_reall;
{$I sdatapb. inc)

{$I stiffpb.inc)
{$I banfac.inc)
{$I ldatapb.inc)
{$I loadpb. inc)
{$I ban sol. inc J
{$I resulpb.inc)
BEGIN
clrscr;
assign (out, 'report.txt');
rewrite(out);
input_data;
susun_matrik_kekakuan;
faktorisasi_rnatrik;
load_data;
beban_ekiv_joint;
kombinasi_beban_joint;
solusi_vektor_x;
result;
close (out);
writeln ('Program telah selesai dieksekusi');
writeln ('Hasilnya dapat dilihat pada file report.txt');
END.

Source code dari file stiffpb.inc
procedure susun_rnatrik __ kekakuan;
3egin
(Kekakuan Elemen}
for J:o1 toN do
Begin
for K:o1 to NB do
SFFIJ,K] :o 0.0;
End;
(Mengubah Matrik Kekakuan Titik Kumpul}

for I:o1 to M do
Begin
SCM1 E *AX [ I ] I EL [ I ] ;
SCM2 4 . 0 * E * Z I I I] I EL [I] ;
SCM3 1.5'SCM21EL[I];
SCM4 2*SCM3/EL[I];
SMS [ 1. l] SCM1*CX[I]*CXII] + SCM4*CYII] •CYII];

SMS[l,2] .- (SCM1 - SCM4) 'CXII] 'CY[I];
SMS[1,3] -SCM3'CY[I];
SMS I 1. 4] . - -SMS [ 1, 1];
S~!S [ 1. 5] . - - SMS [ 1 , 2 ] ;
SMS I 1. 6] SMS [ 1, 3];
SMSI2,2] SCM1*CY[I]'CY[I] + SCM4*CX[I]*CX[I];
SMSI2,3] .- SCM3*CX[I];
SMSI2,4] -SMS [ 1, 2];
SMS[2,5] -SMS 12, 2];
SMSI2,6] SMS[2, 3];
SMS[3,3] . - SCM2;
SMS[3,4] . - - SMS I 1 , 3 l ;
SMS [ 3, 5] -SMS 12, 3];
SMS[3,6] SCM2/2.0;
SMS [ 4, 4] . - SMS I 1, 1] ;
SMS [ 4, 5] . - SMS I 1, 2] ;
Sl1S [ 4, 6] SMS [ 3, 4] ;
SMS [·5, 5] SMS[2,2];
SMS [ 5, 6] . - SMS [ 3, 5] ;
SMS [ 6, 6] . - SCN2;
IN[ 1] 3'JJ[I] - 2;
IN[2] 3*JJII] - 1;
IN[3] 3'JJII];
IM[4] 3*JK[I]- 2;
IM[5] 3 * JK [I] - 1;
IM[6] 3*JKII];
for J:o1 to MD do
Begin
Il:oiN[J];
if (JRL[I1] <o 0} then
Begin
for K:oJ to ND do
Begin
I2:oiNIK];
if (JRL[I2] <o 0) then
Begin
IR :o ID[I1];
IC :o IDII2];
if (IR>IC) then
Begin
Item :o IR;
IR . - IC;
IC Item;
End;
IC : o IC - IR + 1;
SFF[IR,IC] SFF[IR,IC] + SNS[J,K];
End;
End;
End;
Portal Bidang 133

.End;
End;
End;
Source code dari file banfac.inc

procedure faktorisasi_matrik;
Begin
if ISFF[l,ll<oOI then
Begin
writeln I 'Matrik kekakuan tidak positif definitif' I;
halt Ill;
end;
for J:o2 toN do
Begin
Jl ;o J-1;
J2 :o J-NB+l;
if J2<1 then J2:o1;
if J1<>1 then
Begin
for I:o2 to J1 do
Begin
I1:oi-1;
if II1>oJ21 then
Begin
SUM:oSFF[I,J-I+11;
for K:oJ2 to I1 do
SUM:oSUM-SFF[K,I-K+11"SFFIK,J-K+11;
SFFII,J-I+11 :oSUM;
End;
End;
End;
SUM : SFF I J' 1 I ;
0
for K:~J2 to J1 do
Begin
TEMP: SFF I K' J- K+ 1 I I '3FF I K' 1 I ;
0
SUM:oSUM- TEMP*SFFIK,J-K+11;
SFFIK,J-K+11 TEMP;
End;
SFFIJ,11 :o SUM;
End;
End;
Source code dari file bansol.inc

procedure solusi_vektor_x;
Begin
for I:o1 toN do
Begin
J :o I-NB+1;
if II<oNBI then J·o1;
SUM : l\C I I I ;
0
Kl :o I-1;
if IJ<=K11 then
Begin
for K:oJ to K1 do
SUM :o SUM- SFF[K, I-K+ll *DFIKI;
End;
DF [I I SU!1;
End;
for I:o1 toN do
DFIII :o DFIII/SFF[I,11;
for I1:ol toN do
Begin
I N-Il + l;
J I+NB-1;
if J>N then J:oN;

SUM :~ DF[I];
K2 :~ I+l;
i f K2<~J then
Begin
for K:~K2 to J do
SUM :~ SUM-SFF[I,K-I+l] 'DF[K];
DF [I] : ~ SUM
End;
End;
Source code dari file resu/pb.inc

;~ocedure result;
3egin
(Perpindahan Titik Kumpul}
J:~N+l;
for K:~1 to ND do
Begin
JE :~ ND- K + 1;
if JRL[JE]~o.o then
begin
J:~J-1;
DJ[JE] DF [J];
end
else
Begin
DJ[JE] 0.0;
End;
End;
writeln (out);
writeln (out,' Perpindahan Titik Kurnpul');
writeln (out,' Titik DJ1 DJ2 DJ3');
for J:~1 to NJ do
Begin
writeln (out, J:3,' DJ [ 3 'J- 2 I : 10, ' DJ[3'J-1] :10,' DJ[3'J] :101;
End;
(Aksi Ujung Elemen}

writeln (out);
writeln (out,' Aksi Ujung Elemen');
writeln (out,' Elemen AMl AM2 AM3 AM4 AMS AM6' I;
for I:~1 to M do
Begin
J1:~3'JJ[I]-2; J2:~3'JJ[I]-1; J3:~3'JJ[I];
K1: ~3*JK[I] -2; K2: ~3 'JK [I] -1; K3: ~3'JK [I];
SCM1 E*AX[I] /EL[I];
SCM2 4.0'E'ZI[I]/EL[I];
SCM3 1.5'SCM2/EL[I];
SCM4 2.0*SCM3/EL[I];
AMD [ 1] SCt11' I (DJ [J1] -DJ [K1]) •ex [I I + (DJ [J2] -DJ [K2]) 'CY [I] I;
l\MD[2] SCM4'(-(DJ[Jl]-DJ[K1]1'CY[I] + (D,T[J2]-DJ[K2]1'CX[I]I + S013*(DJ[J3]+DJ[K3]1;
AMD[3] .- SCM3•(-(DJ[J1]-DJ[K1])'CY[I] t (DJ[J2]-DJ[K2])'CX[I]) +
··::=•iDJ[J3]+0.5'DJ[K3]1;
AMD I 4 I . - -AMD I 1 I ;
AMDISJ :~ -AMDI2J;
AMDI6] :~ SCM3*(-(DJ[J1]-DJIK1])'CYII] + IDJIJ2]-DJ[K2])*CXII]I +
.. ·= ' I 0 . 5 'DJ I J 3 I + CJ I K'l I ) ;
for J:~1 to MD do
Begin
AMIJ] :~ AMLIJ,I] + Al1DIJ];
End;
i f JRL[J1]~1 then AR I J1] : ~AR [ J1] +CX [I] 'AMD [ 1] ·CY [I] 'AMD [ 2] ;
i f JRL[J2]~1 then ARIJ2]: ~ARIJ2] +CYII] 'AHDI1J +CXII] 'AMDI2];
i f JRL[J3]~1 then ARIJ3] :~ARIJ3]+AMDI3];
i f JRL[K1]~1 then AR I Kl I : ~AR I K1 I +CX I I] 'AMD I 4] -CY I I] 'AMD I 5 I ;
i f JRL[K2]~1 then AR[K2] :~AR[K2] tCY[I] *AMDI4] +CX[I] 'AMD[S];
i:E JRL[Y3]=l then ARIK3] :~AR[K3]+AMD[6];
'"ritc'ln (out, 1:4, AM[1] :10:2, Al1[2] :10:2, t\M[l] :10:2, t\11[4] :10:2, AM[S] :10:2,
: l 0: 2 I ;
End;
Portal Bidang 135

{Perhitungan Reaksi Peletakan)
writeln (out);
writeln (out,' Reaksi Peletakan');
writeln (out,' Titik Kumpul Joint AR1 AR2 AR3');
for J:~1 to NJ do
Begin
Jl:~3*J-2; J2:~3*J-1; J3:~3*J;
N1 :~ JRL[J1) + JRL[J2) + JRL[J3);
if N1<>0 then
writeln (out,J:25,AR[J1) :9:2,AR[J2) :8:2,AR[J3) :8:2);
End;
End;
Source code dari file /oadpb.inc
procedure beban_ekiv_joint;
Begin
if NLJ<>O then
Begin
for I:~1 to M do
Begin
if LML[I)<>O then
Begin
J1 3*JJ[I) - 2;
J2 3*JJ[I) - 1;
J3 3*JJ[I);
K1 .- 3'JK[I) - 2;
K2 .- 3*JK[I] - 1;
K3 3 *JK [I];
AE[J1) :~ AE[J1) - CX[I) *AML[1, I) + CY [I) *AML [ 2, I) ;
AE[J2) AE[J2) - CY[I) *AML[l. I) - CX[I) *AML[2, I);
AE[J3) AE[J3) - AML[3, I);
AE[K1) AE[K1) - CX[I) *AML[4, I) + CY[I) *AML[5, I);
AE[K2) AE[K2) - CY [I) 'AML [ 4, I) - CX[I) *AML[5, I);
AE[K3) AE[K3) - AML [ 6, I) ;
End;
End;
End;
End;
Source code dari file ldatapb.inc
procedure kombinasi_beban_joint;
Begin
for J:~1 to ND do
Begin
JR:~ID[J);
AC[JR) :~ AJ[J) + AE[J);
End;
End;
procedure load_data;
Begin
{Parameter Bebanl
writeln (out);
writeln (out,' Jumlah Pembebanan');
wri teln (out, • NLJ NLM') ;
assign (ld, 'dt_load.txt');
reset ( ld) ;
readln ( ld) ;
readln (ld, NLJ, NLM);
writeln (out, NLJ:3, NLM:6);
writeln (out);

for J:=1 to ND do
Begin
AJ[J] 0·
AE[J] .- 0·
AR[J] .- 0;
End;
{Beban Titik Kumpul}

if {NLJ<>O) then
Begin
writeln (out,' Beban di Titik Kumpul');
writeln (out,' Titik kumpul AJl AJ2 AJ3');
readln ild);
for J:=1 to NLJ do
Begin
readln (ld,K,AJ[3*K-2] ,AJ[3*K-1] ,AJ[3"K]);
writeln (out, K:6, AJ[3*K-2] :13:2, AJ[3*K-1] :11:2, AJ[3*K] :12:2);
End;
writeln lout);
{Beban Bentang}
if INLM>O) then
Begin
for J:=1 to do
Begin
for K:=1 to M do
AML[J,K] 0·
LML[J] .- 0;
End;
writeln (out,' Gaya Ujung Elemen Terkekang Penuh Akibat Beban Bentang');
writeln (out, Elemen AML1 AML2 AML3 AML4 AML5
readln (ld) ;
for J:=1 to NLM do
Begin
read (ld, I,AML[1, I] ,AML[2, I] ,AML[3, I] ,AML[4, I] ,AML[5, I] ,AML[6, I]);
write (out, I:4, AML[l,I]:12:2, AML[2,I]:11:2, AML[3,I]:ll:2);
writeln (out, AML[4,I]:11:2, AML[5,I]:12:2, AML[6,I]:11:2);
LML [I] 1;
End;
End;
End;
close lld) ;
:Oc.d;
Source code dari file sdatapb.inc
;~~cedure input_data;
c:O~IN
(Identifikasi Struktur}
~riteln (out,' Struktur nomor 3 Portal Bidang');
writeln (out, Jurnlah sistem pembebanan ~ 1');
'Nriteln (out, -----------------------------');
writeln (out, Parameter Struktur');
~riteln (out, M N NJ NRJ E' I;
assign ldt, 'dt_struk.txt');
reset (dt);
:-eadln (dt);
readln (dt, M,K,NJ,NR,NRJ,E);
{Parameter Struktur}
:JDJ'= 3;
:m : = NDJ*NJ;
.d ::: ND-NR;
~riteln (out,M:3, N:5, NJ:S, NRJ:7, E:15:2);
·,;riteln (out);
. Koordinat Ti tik Kumpul}

·,,Titeln (out,' Koordinat Titik Kumpul');
Portal Bidang 1 ~i7

writeln (out,' Titik X Y' I;
readln I dt I ;
for k:=1 to NJ do
Begin
read1n (dt,J, X[J], Y[J] I;
writeln lout,J:3, X[J] :10:3, Y[J] :8:31;
End;
writeln (out);
{Informasi Elemen}
writeln (out,' Informasi Elemen');
writeln (out,' Elemen JJ JK AX ZI EL ex CY' I;
MD := 2*NDJ;
readln I dt I ;
for J:=1 to M do
Begin
readln (dt, I, JJ[I], JK[I], AX[I], ZI [I]);
NBI .- NDJ*(abs(JK[I]-JJ[I] )+1);
if INBI >NB) then NB:=NBI;
XCL := X[JK[I]] - X[JJ[I]];
YCL := Y[JK[I]] - Y[JJ[I]];
EL[I] sqrt(XCL*XCL + YCL*YCL);
CX[I] := XCL/EL[I];
CY [I] : = YCL I EL [I] ;
write (out,I:4, JJ[I] :9, JK[I] :9, AX[I] :9:3, ZI[I] :9:3);
writeln (out,EL[I] :10:3, CX[I] :10:3, CY[I] :10:3);
End;
writeln(out);
{Kekangan titik kumpul}

writeln lout,' Kekangan Titik' I;
writeln (out,' Titik JRl JR2 JR3' I:
readln Idt I ;
for J:=l to ND do
begin
JRL[J] 0; {Inisialisai larik kekangan}
end;
for J:=l to NRJ do
Begin
readln (dt,K, JRL[3*K-2], JRL[3*K-l], JRL[3*K] I;
writeln (out,K:3, JRL[3*K-2] :9, JRL[3*K-l] :8, JRL[3*K] :8);
End;
{Indeks Perpindahan Titik Kumpul}

N1 := 0; {Inisialisasi}
for J := 1 to ND do
Begin
N1 := N1 + JRL[J];
if JRL[J] > 0 then
ID[J] N + Nl
else
ID[J] J - N1;
End;
close(dt);
END;

Jika program dieksekusi maka hasilnya adalah :
Contoh:
File input:
dt struk.txt
~~cameterStruktur
7 4 5 2 70000000
~:ordinatTitikKumpu1
0. 0 0. 0
3. 0 4. 0
9. 0 5. 0
11.0 1.0
=:·.:'oMember I E1emen)
1 2 0.02 0.003
2 3 0.02 0.003
3 4 0.02 0.003
:-:~ '<anganTumpuan
1 1 1
1 1 0
dt load.txt
~Dan
1
-=oan joint
0.0 -100.0 0.0
100.0 200.0 -150.0
~ban ben tang
0.0 120.0 100.0 0.0 120.0 -100.0
Portal Bidang 139

File output
report.txt
Struktur nomor 3 Portal Bidang

Jumlah sistem pembebanan = 1
Parameter Struktur
M N NJ NRJ E
3 7 4 2 70000000.00
Koordinat Titik Kumpul

Titik X y
1 0.000 0.000
2 3.000 4.000
9.000 5.000
4 11.000 .000
Informasi Elemen
E1emen JJ JK AX ZI EL ex CY
1 1 2 0.020 0.003 5.000 0.600 0.800
2 2 0.020 0.003 6.083 0.986 0.164
3 3 4 0.020 0.003 4.472 0.447 -0.894
Kekangan Titik
Titik JR1 JR2 JR3
1 1 1 1
4
Jumlah Pembebanan
NLJ NLM
2 1
Beban di Titik Kumpul

Titik kumpul AJ1 AJ2 AJ3
2 0. 00 -100.00 0.00
3 100.00 200.00 -150.00
Gaya Ujung Elemen Terkekang Penuh Akibat Beban Bentang

Elemen AML1 AML2 AML3 AML4 AML5 AML6
0.00 120.00 100.00 0.00 120.00 -100.00
Perpindahan Titik Kumpul

Titik DJ1 DJ2 DJ3
1 O.OOOE+OO O.OOOE+OO O.OOOE+OO
2 7.368E-03 -5.192E-03 -1.335E-04
6.410E-03 3.421E-03 -2.685E-04
O.OOOE+OO O.OOOE+OO -2.302E-03
Aksi Ujung Elemen

El em en AM1 AM2 AM3 AM4 AM5 AM6
-74.81 294.90 542.86 74.81 -54.90 331.65
-108.46 -110.58 -331.65 108.46 110.58 -340.97
-60.37 42.70 190.97 60.37 -42.70 -0.00
Reaksi Peletakan
Titik Kumpul Joint AR1 AR2 AR3
-184.81 45.10 442.86
4 -11.19 -73.10 0.00

2.12 Soai-Soal
1. Turunkan matriks kekakuan [K]s untuk balok di bawah ini :
F2. ~2 F5. ~5
F1 ~=-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-. T.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-=
~, F,&~ F4. ~4
21 I
F3. ~3
//2 //2
Bandingkan dengan [K]s bila degree of freedom (DOF) nya ditambah di tengah bentang
sehingga menjadi 9 DOF ?
F5. ~5 Fa. ~s
F, A, ~;3·-~3m- 2-1-- - - - Le~~'- -,-- - F~ A~:;.. A, F,

~F6.~6
I /2
I< //2
>I
Sistem struktur bidang sepet1i berikut menerima beban luar seperti tergambar.
2 kN/m 2 kN/m
A D
4m 4m
14 m
E = 20000 MPa
Portal Bidang 141

Pertanyaan :
a. Tentukan DOF sistem struktur
b. Rakit matriks kekakuan struktur [K]s
c. Rakit vektor gaya {P}s dengan kombinasi beban 1.4 DL dan 1.2 DL + 1.6 LL.
d. Tentukan perpindahan sistem struktur {X}s
e. Tentukan gaya-gaya dalam sistem struktur
f. Gambar garis elastis struktur dan diagram gaya-gaya dalam
3. Diketahui suatu sistem struktur portal bidang penampung air seperti tergambar,
a. Tentukan DOF sistem struktur.
i\ D
b. Rakit matriks kekakuan elemen [S]m &
[k]rn
c. Rakit [K]s
41
d. Rakit vektor gaya {P}sjika air yang
membebani dalam keadaan penuh
e. Tentukan perpindahan si stem struktur (X }s
f. Tentukan gaya-gaya dalam sistem struktur
,.
u Gambar garis elastis struktur dan diagram
gaya-gaya dalam
B c "
1..
6m •\• 6m •I
4. Diketahui sistcm portal bidang seperti gambar mempunyai parameter sebagai berikut:
E = 200000 MPa. Protil elemen : 1WF 350.350.12.9. Apabila te1:jadi se/1/ement pada titik
E sebesar 50 cm, tentukan dan gambar bidang gaya-gaya dalam struktur?
WLL = 1QQ kg/cm
E' 50 cm
~-t--
20 rn 15 m
11>1

::>. Tentukan dari sistem gabungan struktur berikut ini :
a. Tentukan DOF sistem struktur
200/350 b. Rakit matriks kekakuan struktur [K]s
c D c. Rakit vektor gaya {P}s dengan
4m
kombinasi beban 1.4 DL dan 1.2 DL +
1.6 LL.
d. Tentukan perpindahan sistem struktur
{X }s
Sm
e. Tentukan gaya-gaya dalam sistem
struktur
f. Gambar bidang elastis struktur dan
diagram gaya-gaya dalam
Ebcton = 20000 MPa
7m
A Lakukan analisis untuk struktur di atas dengan menggunakan metoda matriks kekakuan
dengan urutan sebagai berikut :
a. Gambarkan penomoran titik kumpul (joint) dan penomoran kebebasan struktur
dalam sistem koordinat global struktur.
b. Tentukan matriks kekakuan lokal [S]. matriks transformasi [T], dan matriks
kekakuan elemen pada sistem global struktur [k] untuk elemen I & 2.
c. Rakit matriks kekakuan global struktur [K]s
d. Rakit matriks gay a nodal struktur [ P} s .
e. Hitung solusi perpindahan struktur dari huhungan [P)s = [K]s [X}
f. Hitung kemhali gaya-gaya dalam untuk elemen I & 2: [P}L.
g. Gambarkan bentuk struktur setelah berdeformasi
h. Gambarkan bidang gaya dalam struktur.
15 ton
Elemen CD:
Et = 2 x 10'> kg/m 2
At = 0.25 nY~
4
It = 5.208 x 1o·' m
Elemen ell :
2
E2 = 2 x IOto kg/m
A2 =2.5xlo·'~n 2
12 = 5.208 x 1o· 7 m 4
20 ton/m
sendi
L
4m
~
Portal Bidang 143

7. Balok diatas tiga tumpuan seperti gambar berikut menerima beban merata q = 12 N/m.
q = 12 kN/m
sendi jepit
Dimensi balok adalah 300/550 [satuan mm].

Modulus elastisitas E = 20,000 MPa, angka Poisson 1.> = 0.25.
Lakukan analisis untuk struktur di atas dengan menggunakan metoda matriks kekakuan
a. Gambarkan penomoran titik kumpul (joint) dan penomoran kebebasan struktur dalam
sistem koordinat global struktur.
b. Tentukan matriks kekakuan lokal [S], matriks transformasi [T], dan matriks kekakuan
elemen pada sistem global struktur [k] untuk elemen.
d. Rakit matriks gaya nodal struktur {P}s.
e. Hitung solusi perpindahan struktur dari hubungan {P}s = [K]s {X}
f. Hitung kembali gaya-gaya dalam untuk elemen I & 2: {Ph.
g. Gambarkan bentuk struktur setelah berdeformasi
8. Pada diagram struktur dibawah ini, simpangan maksimum yang diperkenankan

5" = (1 0500 I 360) mm.
7 8 450/1000
H
5500
450/1000
kolom bawah
~-3oQi35o ___ _
4500 mm 12500 mm

\1odulus elastisitas E = 20,000 MPa, angka Poisson u = 0.25. ,
si stem koord in at global struktur.
b. Tentukan matriks kekakuan lokal [S], matriks transformasi [T], dan matriks kekakuan
elemen pada si stem global struktur [k] untuk elemen.
c. Tentukan berapa nilai gaya luar H akibat perpindahan yang terjadi.
9. Portal dengan konfigurasi beban vertikal berikut ini :
3.5 t/m
3.5m
7
4 300/300 5 300/850 6 300/650
5m
300/300 450/450 450/450
2 3
3m Sm 5m
E .1han = 2. I X I o·' kg/cm-)
P~rtanyaan :
..1. Berapa derajat kebebasan struktur?
.., Hitung sifat-sifat penampang elemen
- Rakit matrik kekakuan elemen [S] 111
~. Jabarkan matrik transformasi [Th

• Rakit matrik kekakuan clemen [k] 111
Rakit matrik kekakuan struktur [K ]s
_ Jabarkan vektor beban {P}s
Hitung solusi perpindahan struktur dari hubungan {P}s = [K]s {X}
Hitung kembali gaya-gaya dalam untuk elemen I & 2: {P)E.
Gambarkan bentuk struktur setelah berdeformasi
' Gambarkan bidang gaya dalam struktur.
Portal Bidang 145

I 0. Portal bidang dengan beban q" dan P11 seperti tergambar. Balok I dan 2 dengan ukuran
250/350, dan balok 3 dan 4 ukuran 250/500. Semua perletakan ada!ah jepit. Modulus
Elastisitas bahan Ea= 20,000.00 MPa.
r - ------5.5 m------- - - - - - - 1
r
3.6 m
I
----7.60 m - - - - - - - -
Pertanyaan :
a. Berapa derajat kebebasan struktur? Gambar pasangan gaya/defonnasinya pada sistem.
b. Hitung sifat-sifat penampang elemen.
c. Tetapkan matrik kekakuan elemen [S] 1, [Sb sampai [S]4.
d. Tetapkan matrik kekakuan elemen terhadap koordinat struktur [k) 1, [k)I, sampai [k] 4 •
e. Rakit matrik kekakuan struktur [K],
f. Tentukan vektor beban {P}
g. Hitung [K]s{X}s = {P}s untuk mendapatkan deformasi (X}s-
h. Gambar garis elastis struktur.
1. Turunkan persamaan bidang momen, lintang dan normal setiap elemen.
J. Gambar diagram gaya-gaya dalam.
k. Bila lendutan izin horizontal = 12 mm, apakah sistem struktur memenuhi syarat
kekakuan?
11. Bila elemen balok seperti tergambar mempunyai tiga derajat kebebasan ~:, ~ 2 , dan ~1 ,
turunkan matrik kekakuan [S]m elemen.
__ ._x, u
E, I, I, A

3 Rangka Bidang
Sistem struktur Rangka Bidang merupakan struktur kerangka yang dibuat dengan
menyambungkan elemen struktur yang lurus dengan sambungan sendi dikedua ujungnya.
Geometri rangka yang paling seder-hana adalah elemen yang ujungnya mempunyai
:-erletakan sendi dan rol (Gambar 3 .I). Perletakan sendi dan rol pad a elemen merupakan
. . ekang-an minimum yang diperlukan p
::'agi keseimbangan gaya akibat beker-
Jn:a beban luar.
\\alaupun variasi beban yang bekerja
:>Jda sistem dapat berupa beban ben-
:Jng dan beban di titik kumpul,
.:nggapan beban ket:ja dalam analisis
-angka adalah bcban yang se/alu be-
._er~ja di titik kumpul. lni berarti beban
~entang perlu di konversikandulu
sendi
hlam heban kerja terpusat ekivalen di
: tik kumpul. Pada geometri rangka Gambar 3.1 Bentuk sistem rangka paling sederhana
-.illg paling sederhana seperti
Jam bar 3 .I, hanya ad a sa tu derajat kebebasan, sehingga hanya ad a sa tu arah be ban yang
..::q}at dike~jakan.
:ZJngka dasar ini dapat dikembangkan menjadi rangka bidang dengan dua cara:
:;enambahan elemen seperti Gambar 3 .2a dengan tambahan perletakan rol pad a ujung elemen
:::mhahan; sehingga tetap te~jaga syarat stabilitas sistem.
'·knambah dua elemen yang saling berhubungan pada satu titik kumpul, hal mana stabilitas
- ,tem tetap tet:jaga (Gambar 3.2b).
'\.edua konsep yang dijela:skan dapat digunakan dalam merancang sistem struktur rangka
- ,Jang. Konfigurasi sistem rangka bidang yang umum adalah susunan satuan segi-tiga
= emen seperti Gambar 3.2b.
~lengan bentuk dasar rangka yang mempunyai satu elemen, dua titik kumpul dan tiga gaya
·::Jh.si. dipenuhi hubungan:
JE = 2*JTK- JR (3 - I)
-.1! mana:
:::_ = jumlah total elemen
~K = jumlah total titik kumpul, tennasuk yang mcnjadi perletakan
Rangka Bidang 147

JR = jumlah total gaya reaksi
lndikasi terpenuhinya stabilitas sistem rangka berdasarkan persamaan (3 -I) adalah :
JE :::: 2 * JTK- JR (3 - 2)
Gambar 3.2a Sistem rangka 1
sambungan sendi
elemen tambahan
c:
(1J
.c:
(1J
.0
E
.l!l
c:
Q)
E
Q)
Q)
Gar.~bar 3.2b Sistem rangka 2

3.1 Bentuk Struktur Rangka Bidang
Secara skematik beberapa bentuk rangka bidang yang dirancang berdasarkan sifat beban
kerja adalah: (Gambar 3.l.la)
Gambar 3.1.1a Rangka atap
Pada rangka atap (Gambar 3 .I. I a), beban yang bekerja se lain berat sendiri adalah be ban
'~•mponen atap, seperti penutup atap, kaso-kaso, gordin dan tekanan angin.
Be ban hid up pad a menara jaringan listrik (Gambar 3 .I. I b) berupa berat kabel; sedangkan di
-:1enara komunikasi berupa beban antena; pada menara air, berat air. Bagi jembatan (Gambar
:. l . I b) adalah be rat kendaraan dan pejalan kaki.
Gambar 3.1. '! b Menara
Rangka Bidang 149

Gambar 3.1.1 c Jembatan Rangka
3.2. Beban Luar

Pada sistem struktur rangka, beban luar SELALU dikonversikan menjadi beban ekivalen
terpusat yang bekerja di titik-titik kumpul. Berat sendiri elemen yang bekeija merata
sepanjang bentang diperhitungkan sebagai gaya terpusat ekivalen di kedua ujung elemen
(Gambar 3.2.1). Juga seperti beban meratajembatan rangka pada Gambar 3.2.la, besarnya
beban yang digunakan dalam analisis struktur dinyatakan oleh gaya/beban terpusat di titik-
titik kumpul (Gambar 3.2.1 b). Dengan melakukan konversi beban bentang menjadi gaya
terpusat ekivalen di titik kumpul, pemeriksaan kekuatan lentur elemen akibat beban bentang
dilakukan secara terpisah.
Gambar 3.2.1 a Beban me rata pad a bentang Gambar 3.2.1 b Be ban terpusat ekivalen
Gambar 3.2.2a Beban merata pada bentang elemen
D
150 Amrinsyah Nasution, Metode Matrik Kekakuan Anafisis Struktur
Gambar 3.2.2b Beban ekivalen di titik kumpul
3.3 Derajat Kebebasan Struktur

: :-retjat kcbebasan sistim struktur rangka bidang ditandai dengan jumlah den~jat kebebasan
~.k kumpul bebas. Mengingat sifat sambungan berupa sendi disetiap titik kumpul tanpa
__.Jnya kckangan. maka rotasi titik tidak mcmberikan pengaruh terhadap tanggap e!cmen
- Jak menimbulkan gaya dalam). Hanya gerakan translasi titik kumpul yang merupakan
~;:r-~ljat kebebasan. Gerakan translasi ini umumnya diuraikan dalam komponen koordinat
~Jl1HI. Dcngan sifat tumpuan sendi atau rol pada sistem struktur. jumlah total derajat
· "l~chasan rangka bidang dapat ditetapkan dari :
'. \ = 2*JTK- 2*NS -NR (3 - 3)
.: l m ana :
'.\ = jumlah dcrajat kebcbasan struktur
: K = jumlah total titik kumpul. termasuk yang menjadi perletakan
·." jumlah total perletakan sendi
·• R = jumlah total pcrletakan rol
• .:,la contoh rangka bidang scpcrti Gambar 3.3.1 a. terdapat 19 clemen, 11 titik kumpul
_:::ngan dua titik kumpul scbagai perletakan sendi. Dcngan adanya dua komponen translasi di
<tiap titik kumpul bebas. maka derajat kcbebasan struktur (DOF):
/()f. = (2* ll)- (2*2) = 22- 4 = 18.
:)\C'r<~jat kebebasan struktur ini digambarkan bcrpasangan dengan gaya ekivalen titik kumpul
<hagai vektor arah positif [X,. P,J (Gambar 3.3 .l b).
·. .1ng harus diselesaikan pada analisis struktur metodc matrik kekakuan adalah mcndapatkan
-::r-pindahan translasi dari pcrsamaan linear simultan dari hubungan gaya ckivalen {PJ
_:cngan {X} :
h:j [XJ = {PJ (3 - 4a)
Rangka Bidang 151

6
Gambar 3.3.1 a Penomoran elemen dan titik kumpul
7~-':~·9···········L~:,::.'.'.........L~~3: .'.' L.~:::.:s....... ••••••• Lx,P,,
/.... .............
... .........~· · · · ·. . .........·~· · · . . / . .-;"~· · · · ·. . .........~·;·.......
: ••. X2 .P 2 / ••• X,,P, / •.• Xc,P6 / •• X8 .Pe .: .
. . . .-· · · ·. .t__./· x,,P, ~

\ .... ..../ x ,p ~
\ •••• ..../ Xs.Ps .f./:'
\.·. x,p, \ ..•••
,...................... :L..., .............. :~ .............. ~L......,................ 3 3
111 . .............. :
2 3 4 5
Gambar 3.3.1 b Jumlah derajat kebebasan rangka 6
Matrik I K[ menyatakan gabungan unsur kekakuan elemen yang membentuk si stem struktur.
Disebut matrik kekakuan struktur. Vektor {X} menyatakan derajat kebebasan sistem struktur
yang berpasangan dengan vektor gaya ekivalen {P}.
Pad a si stem struktur rangka seperti Gambar 3.3. I. persamaan (3 -4) dalam tampi Ian penuh :
Untuk merakit matrik [K] terlebih dahulu ditinjau derajat kebebasan unsur elemen batang.

3.4 Matrik Kekakuan Elemen [S]M
\ lengingat clemen batang rangka hanya memberi tanggap tarik a tau tekan saja, m aka bagi
~uatu elemen yang menerima gay a aksial N (Gambar 3 .4.1). berlaku rum us l looke
c a N EA
s = - = - = - - a tau N = - - e (3 - 5)
I E EA t
Meninjau elemen batang dalam sistem koordinat elemen

1
(Gambar 3.4.2), maka dengan bekerjanya gaya F?, Fi di kedua
L, A
ujung elemen. hubungan perpindahan ~1 , ~ 2 dengan kedua
gaya adalah :
T EA
--~~---~,
EA
e I f ~
j_ (3- 6)
r·······
' 1;
~-······~ EA EA
--~~+-~2
(: (
Dengan mengganti indcks derajat kebebasan elemen dan menambah

vektor gaya scrta perpindahan arah komponen koordinat y (Gambar
2.4.3b), hubungan gaya dan perpindahan dinyatakan sebagai :
N
3ambar 3.4.1 Elemen tarik
EA EA
0 0 L'. I Fl
(:
0 0 0 0 ~2 F,
EA
atau[sl,{~L ={FL (3- 7)
EA ~, F,
0 0
( f F4
~~
0 0 0 0
X
X
y
7 k
F1, l'l1
Gambar 3.4.2a Gaya aksial elemen Gambar 3.4.2b Gaya ujung elemen batang
batang pada sistem pada sistem koordinat
koordinat lokal/elemen lokal/elemen
Rangka Bidang 153

Sama seperti halnya pada analisis p011al, pcrakitan matrik [KJ dari matrik elemcn [S]
memerlukan proses transformasi koordinat. Mcngambil contoh jembatan rangka pada
Gambar 3.3.1. maka untuk perakitan unsur [K] di titik kumpul 8. sistcm koordinat elemcn
batang 8, 9. 16 dan 17 yang menyatakan hubungan [S]{C.}=[F} harus ditransfonnasikan ke
dalam sistem koordinat strukturlglobal. Gambar 3.5.1 menunjukkan sistcm koordinat elemen
terhadap sistem koordinat struktur/global bagi elemen yang bertemu di titik kumpul 8.
Derajat kebebasan struktur pada titik kumpul 8 dinyatakan dengan XII dan xl2 yang
berpasangan dengan gaya ekivalen P 11 dan P 12 • 1-lubungan antara vektor perpindahan dan
gaya ini dinyatakan dengan pcrakitan unsur kekakuan elemcn yang mcmbentuk titik kumpul
8.
y
y y
t @ ~ t @ -X
YJv~\ X
~------------------------------------~x
Gambar 3.5.2 Konfigurasi elemen di titik kumpul 8
Jika ditinjau secara umum posisi elemen dengan sudut 0 terhadap koordinat struktur/global
(Gambar 3.5 .2a). maka mcngubah de raj at kebebasan elemen LL1, 6, 6, L\, J berorientasi
koordinat struktur menjadi Lx, X, X, X,j (Gambar 3.5.2b) adalah:
t'
cos8 sin 8 0 0 XI
t-.2 sinG cos8 0 0 x,
atau {6.} = [T]{X} (3- 8)
l~'
0 0 cosG sin8 x,
6-1 0 0 -sin 8 cos8 x"

y
�------� X
Gambar 3.5.2a Derajat kebebasan elemen terhadap koordinat batang
P,, X,
X
�-------.
Gambar 3.5.2b Derajat kebebasan elemen terhadap koordinat struktur
F
!"" 1
r cos e
-Sill 0
sin 0
cos 0
0
()
0
()
rP,
'
)· = atau {F} [T]{ P]. (3- 9)
r·
=
F 0 0 cos 8 sin 8
r:
I !
l () 0 sin 8 cos 0 P,
'.Lnrik [T] didefinisikan scbagai matrik transformasi koordinat.

•.:.:ngisikan ketentuan kedua persamaan (3-8) dan (3 - 9 ) ke dalam persamaan (3-7):
Rangka Bidang 155

CD Q @ G
CD EA EA
l
l'l'
0 0
(
rFI
@
~r'
0 0 0 0 112
@ EA
0
EA
0
IL13 Fo
-'
f (
lL1c~ Fe~
G 0 0 0 0
akan diperoleh matrik kekakuan elemcn [k]m ditinjau dari sistem koordinat global/struktur
sebagai berikut :
EA LA
- () ·-- 0
cosH sin()
l
! () () cosO sin 0 0 () I'I
! XI
p,
j4
() () () () -sin 0 cosO () 0 -sin ll cosO () ()
FA F;\ () () cos() sin 0 xl () () cos() sin 0 1',

-· - () 0
I () () -sin 0 cos() x4 () () - sin 0 cosO p
() () () ()
(3 - I 0)
Dalamnotasi matrik: [S]m [T]m(X}m = [T]m(P}m
Mengalikan persamaan (2- I 0) dengan matrik invers [T] 1

:
[Tj -I [S )[T){X} =[Tj· 1[T){P}

(3- 11)
[T) [S)[Tj(X}= (P}
1
Dapat dibuktikan matrik invers JT]· 1

juga merupakan matrik transpose [Tr:
eo se -sine 0 0
sine eo se 0 0
(T]T = (3-12)
0 0 eo sO -sinG
0 0 sinG eo se
[·rJ' [s ][r ]{x} = [T ]- 1 [s ][T]{x}

sehingga (3- 13)
['r]'[sfr]{x}={P}
Perkalian [Tr (s ](T] adalah matrik n*n, dengan n mcrupakan der~at kebebasan elemen yang
ditinj{ILI terhadap si stem Kioordln~t global/struktur rangka. Disebut [T J' [s ][T] = [ k] m, matrik
kekakuan elemen terhadap, ,;;istem: sumbu struktur.

3.6 Matrik Kekakuan Struktur [K]s
:Jcrl-.alian matrik [T]T[s][T] mcrupakan transformasi matrik kekakuan elemen [S] menjadi
·1~!trik kckakuan elemen pada sistem koordinat struktur. Dinamakan hasil perkalian sebagai
"atrik kckakuan elemen [k]m = [T]T[S][T]. Hasil pcrkalian unsur ketiga matrik mcrupakan
.:hur matrik lkJm- seperti dijclaskan pada Tabel3.6.1. lndeks dalam kotak persegi I, 2, 3, 4,
·:cnyatakan besaran arah positif gaya dan perpindahan kedua ujung elemen dalam sistem
· •,1rdinat strukturlglobal.
.
y
-.,..X p
3' 3
. -- . ----- ---- ..,. X
x2.~
Gambar 3.6.1 Perpindahan dan gaya ekivalen elemen terhadap
sistem koordinat struktur/global
ITl ~ @] @]
cos 2 8
')
ITl sinG cosG - cos~o - sin8 cos8

. ')8 . ') 8
~ EA sin8 cos8 Sll1 ~ -sine cos8 - sm··
[k]!ll = (3-14)
@] L - cos 2 e - sin8 cos8 2
cos El sine cos8
@] - sinEl cos8 . 2o
-Sill sin8 cosO . ')8
Sll1 ~
Tabel 3.6.1 Matrik kekakuan elemen [k]m pada sistem koordinat struktur/global
Rangka Bidang 157

Matrik kekakuan elemen [k ] 11, menjadi bagian dari penyusunan unsur matrik kekakuan
struktur [K]. Meninjau penyusunan unsur matrik kekakuan struktur di titik kumpul 8 pada
contoh rangka jembatan, maka prosedur menggabungkan indeks unsur kekakuan e lemen [k] 111
dengan sebutan derajat kebebasan struktur haruslah ditctapkan dari posisi indeks derajat
kebebasan elemcn. Untuk elcmen 8 dan 16 indeks unsur elcmcn 3 dan 4 sama dengan indeks
derajat kebebasan I I dan 12; scdangkan bagi clemen 9 dan 17 indeks unsur elcmcn I, 2, dan
sama dengan indeks dcrc~jat kebebasan struktur 11 dan 12 (Gambar 3.5.1). Persamaan (3-15)
mcnjclaskan posisi indeks elemcn dengan indcks struktur di titik kumpul.
6 888 + - - - indeks derajat kebebasan struktur
[2] 0 D [4] + - - - indeks derajat kebebasan elemen
6 [~] kll kl2 kl3 kl4
~ 0 k21 kn k23 k24

(3 - 15a)
[kt, =
8 D k31 kl2 k 33 k.l4
8 [4] k41 k42 k43 k44
lndeks derajat kebebasan elemen bagi setiap elemen selalu sama. disesuaikan dengan pcng-
ambilan sistem koordinal elemen.
A 8 &8 indeks derajat kebebasan struktur
[2] 0 D [4] indeks derajat kebebasan elemen
8 [1] kll kl2 kl3 kl4
[k]17-
-
8 0 k21 k22 k2.1 k21
(3-15b)
8 D k31 k,2 k\3 k,4
8 [4] k41 k42 k43 k-14

6 6 ~~ - - - - indeksderajat kebebasan struktur
[1] 0 [2] ~ - - - - indeks derajat kebebasan elemen
6 ~ kll kl2 kll kl4
[kl =
& 0 k21 k22 k23 k 24
(3 - 15c)
6 [2] k,l k,2 k ,, k,4
~ ~ k41 k12 kn k41
8 8 && - - - - indeks derajat kebebasan struktur
[1] 0k, [!J

k,
~
k,.
- - - - indeks derajat kebebasan elemen
8 [1] kll
k, k,, k,, k,.

[1-.l = 6
0 (3- 15d)
6 [3] k,, k" k,. k,.
6 ~ k"' k., k., k ••
Berdasarkan persamaan (3-15) unsur K;1 bagi derajat kebebasan di titik kumpul 8 adalah :
t·
1'\.tt-tt =
(kll> k[) k8 k9 \
-,, + 'tt + "+ 'tt} Kt2-t2 =
(k[(J kl7 k8 k9 )
41 + 'n + 44 + 'n ;
11 17
L'
1'\.;t-12 = (k--'"' + k-12}\ K t2-tt = Ktt-t2·
'-.ilai ini mcrupakan unsur dcri matrik struktur [K]. sehingga persamaan (2-4) menjadi:
li
•\
b. JL
K, K, K,_,o K,,, K,_,2 K,_n K,.,6 r P,
K,, X,
2 Kn ' x, 'P,
K33 x3 P,
x, P,
1' < ~:·

10 KlG-11
K,,_w K
11-11
-= (f.. i",, ~ "I" + "~
11 ''
+ k ') )
11
K,,_,2 q I!
,.q . , I' I K,,.3 K,,,7 x, P,
12_ K,2-1o K 12-11 -=-
1
(k q + k I'
"
I,
f- ~
k l-l + ""I' ) K,2-12
=- k I<> + k I,
H .,
I k ~
l-l
I kn
.,
)
K12-13 K,2-17 x, P,
JJ Kn_,, K1313 Kn-·1 x, Pn
lli x"
:::I
K,6-16
17 K,.2, K1110 Ki7-17 lx,

Rangka Bidang 159
3. 7 Vektor Be ban Ekivalen {P}
Fo3
y Fo4
(a) Pola pembebanan bentang pada elemen (b) Gaya ujung ekivalen pada
dan gaya ujung sistem koordinat struktur/global
Gambar 3.7.1 Gaya ujung elemen
Mempcrhatikan Gambar 3.7.1a. besarnya gaya-gaya ujung untuk menghitung gaya ekiva1en
di titik kumpu1 di1akukan dcngan prosedur sebagai berikut : Beban bentang dinyatakan
sebagai reaksi dua sendi pada kedua ujung e1emen LF01 F02 F03 F04 j. Dengan sudut 0 yang
dibentuk e1emen batang i terhadap absis X. besaran gaya ujung elemen LP01 P02 P03 Pn4 J
J
dinyatakan dcngan LF01 F02 F03 F04 melalui transfonnasi koordinat (Gambar 3. 7.1 b) :
l~ll eo sO sinG 0 0 PoJ

Fo2 -sine eo se 0 0 Po2
(3 - 16)
Fo3 0 0 eo se sine POJ
Fo-1 0 0 -sin El eo sO Po-1
atau {F0 } Ill = [T]{P0 } 111
. Mcngalikan kedua suku dengan matrik invcrs [Tr' dan mengingat
. . ___
1
matrik invers [Tr' = [TJ maka :
•
PoJ eo sO -sine () 0 FoJ

Po2 sine eo se () 0 Fo2
(3- 17)
Po3 0 0 eo se -sine FOJ
P(q () 0 sinG eo se F(q
atau {P 11 } , = [T]'{Fo},
Dengan menetapkan vektor { P0 } 111 bagi setiap clemen berdasarkan konfigurasi bcban luar
yang beke~ja. unsur vektor { P0 } , digunakan mendapatkan matrik gaya ckivalen [ P} si stem
struktur. Apabila ditetapkan [P}E sebagai matrik gaya ekivalen berdasarkan beban iuar yang
beke1ja ditengah ben tang. dan matrik gaya ( P} .1 sebagai akibat bekcrjanya be ban luar di titik
kumpul. maka:
{P}={P}E+{PL (3-18)

Gambar 3.7.2 Gaya ekiva\en terpusat di titik kumpul 8
Scbagai pcnjelasan mendapatkan gaya ekivalen titik kumpul, ditinjau titik kumpul 8
bertemunya elcmen 16, 17, 8. dan 9 (Gambar 2.8.2). Unsur {P}, terdiri dari gaya yang
d iperolch akibat berat sendiri (be ban ben tang) masing-masing elemen, sedangkan unsur {P L
ciipcroleh dari beban terpusat di titik kumpul 8, seperti beban yang disalurkan oleh gelegar
melintang akibat beban bergerakjalan.
3.8 Solusi [k]{x} = {p}
...;eperti dcngan pcnyelesaian persamaan I KI{X} = {P} untuk matrik {X} pada portaL
;'en:elesaian persamaan linear simultan [KI{XJ = {P} rangka dapat mcnggunakan metode
jekomposisi LU atau Cholesky menyelesaikan parameter defonnasi {X}.
3.9 Gaya-gaya dalam elemen
~lasil solusi (X l digunakanuntuk mendapatkan besarnya gaya-gaya dalam ujung clemen dan
-;::Jksi perlctakan. Unsur matrik (X) merupakan data bagi pcrhitungan. Apabila ditinjau
~:..:men 8 pada Gambar 3.8.1. maka kedua ujung clcmen yang mempunyai dcrajat kebcbasan
. ke lJC basan stru k·tur acIa Ia I1 : Lxc 1 Xc 2 xc 1 Xc -1 jT = LX"s1 Xs· 2 X"s 11
: Jng sama cj engan cl crapt
' 11
.\ cJ
EA EA
0 0
Fl
F2
L
0 0 0
L
0
~~i'\2
:J;::ngan hubungan F3 EA EA (3 - 19)
F-l L
0
L
0
lA'
L',.j
0 () 0 0
Rangka Bidang 161

Gambar 3.9.1 Korelasi vektor perpindahan elemen 8 dengan derajat
kebebasan struktur
,;\,I cos8 -sine 0 xeI = xsI

,0,0 sin8 cos8 0 X~= X~
dan
,;\,)
,0,4
0
0
0
0
cos8
sin8
-SL 1xe 3
cos8 J X~= X~::

= xs 11
(3- 20)
8 8
maka besarnya gaya aksial elemen adalah :

EA EA
m~
L
()
EA
0
()
EA
-
L
0
()
()
()
eo sO
si nO
0
-si nO
costl
0
()
0
eo sO
()
()
-si nO
r-x:X~= X~
e
X, =XII
S
(3 - 21)
I L 0 0 si nO eo sO x~ = x;, X
() 0 () 0
3.10 Contoh Analisis Rangka Bidang

Sebagai contoh bagi anal is is struktur rangka. dari konfigurasi rangka bidang menara atr
tergambar, ditetapkan data elemen struktur seperti pada Gambar 3.9.1 berikut.
a. Profil baja yang digunakan semuanya sama yaitu profil rangkap L 60.60.5.
b. Diameter tangki 3 meter dengan tcbal dinding pelat baja ~ 3 mm.
c. Beban struktur seperti tcrgambar.
d. Modulus elastisitas baja
e. E, = 2.1 * 10(' kg/cm 2 .

Di lakukan perhitungan untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Penentuan luas penampang protil dan bentang clemen.
Penentuan derajat kebebasan struktur.
.3. Merakit matriks kekakuan (S)m setiap elemen terhadap sumbu lokal/elemen
-L Merakit matriks kekakuan [k]m setiap elemen terhadap sumbu global
). Merakit matriks kekakuan struktur keseluruhan [K]s dari matrik kekakuan elemen [k]m.
6. Merakit vektor beban luar struktur (P}s dan beban-beban titik kumpul struktur.
Meyelesaikan persamaan matriks [K]s *~X ~={PL untuk mendapatkan perpindahan titik-
titik kumpul.
8. Menggambarkan garis elastis struktur (perpindahan titik-titik kumpul terhadap pos1s1
semula).
9. Memeriksa lendutan yang te~jadi terhadap syarat maksimum peraturan yaitu lendutan izin
= bentang/360 = 22 mm.
: 0. Menyelesaikan besarnya gaya-gaya dalam setiap elemen.
: 1. Memeriksa tegangan yang bekcrja pada penampang elemen ( Cher a) setiap elernen
1
2
terhadap syarat tegangan izin Clmax = 1400 kg/cm .
3.10.1 Penentuan luas penampang profil dan bentang elemen

Dengan menggunakan protil baja JL60.60.5 untuk seluruh struktur, maka luas penampang A
= 2*5.82 = 11.64 cm 2 •
Gaya ekivalen dititik, penomoran titik kumpul dan elemen:

3entang elemen :
Ekmcn I, 2, 5, 6. 12 : I= 4.0 m:
Elemen 3, 4. 9. 10
I
= -*3.0= 1.5m:
2
Elemen 7, 11, 13
= JL5 2 +4 2 =4.272m
3.10.2 Penentuan Derajat Kebebasan (DOF) Struktur

\tenghitung derajat kebebasan struktur DOF rangka bidang: DOF= 2NJ- 2NS ~ NR:
Jada contoh NJ= 8: NS = 2: NR = 0, sehingga DOF = 2.8-2.2 -0 = 12. Secara visual derajat
-.-:bebasan ini dapat ditetapkan dari 2*6 derajat kebcbasan titik kumpul yang bebas, hal mana
:.-ada masing-masing titik kumpul bebas terdapat dua derajat kebebasan. Vektor yang
·1enyatakan pasangan demjat kebebasan struktur dan gaya ekivalen titik kumpul seperti pada
~am bar 3.1 0.2 :
Rangka Bidang 163

["
WR/4 WR/4 2.8m
2.5m I
:
_L
1111
0.1 WR • 3
0 8 5
0 0 4m
Gambar 3.9.1 Rangka bidang illenara air, gaya luar terpusat, penomoran elemen dan titik kumpul
Tabel 3.1 0.1 Sifat-sifat a!e::~en
A L EA .
El em en Ben tang 0 si nO eo sO --*10
I [m] [m]
f-------+---1-.-_2___ --o:0-o-u-s-~-t---.-1-._o_J ___g_o-:-:,--:----1----t---':::.;-_- - ---1
1
06
.3 o.oo11s4 4.0 go'· o o.s1
3.. 4 o.oo11s•J 1.5 o' o o.1s
4..5 0.001164 1.5 0' 0. 16
5 .. 6 0.001164 4.0 90 0.06
6 .. 7 .00ll64 4.D 90 0.06
!------+--:.:.:..·8:____+ 0. 001164 4. 21 110. 56' 0. 06
LR 0.001164 4.n 69.44' 0.06
f-----+----
f------+--2:_;·.:..;R_ _ I 0 . 0 'Jl16 •l l. 5 0' 0 . 16
10 R.6 ___-Lo.oous4 1.s o' o.1s
!----1~1---+---2-'_~_4 -~o-_~o~0-11-6~4~+--4-.2-7~ +-~6~9-_~4~4'c,-L----f--~-+--~o-_-o~s-_,
12 8 .. 4 0.00116,_; 4.0 90' 0.06

f---1_-,--f---r-'-_-'4:.__--i--o-_-o!ill s <1 4 . 2' 11 o . ss- o . o6
L----~--~~-L--~--L---

P4,X4 P6,X6 Ps,Xs
P3,X3 0 4 0 P7,X7
3 5
Ps,Xs
0 0
P2,X2 P12,X12
Pw,Xw
P1,X1 0
Pg,Xg
Gambar 3.10.2 lndeks derajat i<.ebebasan DOF struktur
3.10.3 Matrik kckakuan ]S]m elemcn

:1ubungan gaya ekivalen kedua ujung elemen dengan derajat kebebasan dinyatakan dengan
·:atrik kekakuan elemen. X
EA EA y
FI 0 0 [1.1
L L
F.-
\F'''
0 0 0 () ;\2
F~ EA EA [1.,_,
0 0
F-1 L L [1.4
0 0 0 0
.:::au ( F} 111 = [ S] 111 { i\ )m
Gamtar 3:10.3 lndeks derajat kebebasan DOF elemen
Rangka Bidang 165

EA EA
- 0 0
L L
0 0 0 0
Matrik kekakuan elemen [s ] 111
=
EA EA
0 0
L L
0 0 0 0
bagi setiap data elemen seperti pad a Tabel 3 .I 0.1 dapat dirakit sebagai berikut :
0.0611 0 -0.0611 0 0.0611 0 -0.0611 ol
[S]1=I0 *
8 0
-0.0611
0
0 0.0611
0 0
0
[S]2=10 *
8
-0.0611
0 0
0 0.0611
0
~I
0 0 0 0 0 0 0
0.163 0 -0.163 0 0.163 0 -0.163 0
8 0 0 0 0 8 0 0 0 0
[Sb=l0 * [S]4=10 *
l
-0.163 0 0.163 0 -0.163 0 0.163 0
0 0 0 0 0 0 0 0
~ ~
0 -0.0611
8 0
0 0611
0 -0.0611
0 0 8 0
r 0 0611
0 0
lS],=I0 * [S] 6 =10 *
. -0.0611 0 0.0611 -0.0611 0 0.0611
0 0 0 0 0 0
~1
0 -0.0572 0 -0.0572
[S]=I0
7 *
8
r
0 0572
0 0 0
0
0
[Sh=l 0 *
8
r 0 0572
0 0 0
-0.0572 0 0.0572 0 -0.0572 0 0.0572
0 0 0 0 0 0 0
r
~ ~
0.163 0 -0.163 0 -0.163
0 163
0 0 0 8 0 0 0
[S] 9 = I 0 8 * [SJ1o=IO *
0.163 0 0.163 -0.163 0 0.163
0 0 0 0 0 0
~
0 -0.0572
[S] =10 8 *
r 0 0572
0 0 0
[S]12=I0 *
8
0.0611
0
0 -0.0611
0 0
0
0
-0.0572
I
.ll 0 0.0572 0.0611 0 0.0611 0
0 0 0 0 0 0 0
~~
0 -0.0572
00572 0 0
s
,=J08*
[ ]I,
0
-0.0572 0 0.0572 0
. 0 0 0 0
166 Amrinsyah Nasution, Metode Metrik 1\ekakuan Ana!isis Struktur

\1eninjau derajat kebasan elemen terhadap sistem koordinat struktur, diperoleh hubungan:
X
Gambar 3.10.4 Tranformasi indeks derajat kebebasan DOF

elemen terhadap sistem sumbu struktur/global
Fl eo se sine 0 0 PI
Fo -sine eo se 0 0 p2
atau {F}m = [T] 111 {PLn
F, 0 () cos8 sin8 p3
F-l 0 0 -si nO cos El p4
-"I cos El sine 0 () XI

-"0- sin El cos El 0 0 x2 atau {L1L1 =[T]m{XL1
_.._, 0 0 eo se sine x3
-"4 0 0 -sine eo se x4
Jcngan mengkaji persamaan [S]m{L'.},n = (F}"' yaitu dengan mengganti
".:,n=[T]m (X}mdan {F}m=[T]m (P)mdiperoleh:
1
': [T]m {X}m = [T]m (P}m. Dikalikan kedua suku dengan invers [Tr m:
1 1
-:-(,n [S]m [T]m {X}m = [Tr m[T]m (P}m dan mengingat [Tr m= [T]"', diperoleh:
•.. (X}m = {P} 11 , ; hal mana [k] 111 = [T]m [S]m [T] 11 , disebut matriks kckakuan elemen terhadap
- .;nbu global/struktur.
EA EA
cos8 ~sin 8 0 - 0 0 cos8 sin 8 0 0
i
sin 0
0
cosO
0
0
cos8
_,Lj L
0
EA
-
0
0 -
EA
L
0 0
0
sin 8
0
cos8
0
0
cos 8
0
sin 8
0 0 sin 8 cos8 L L 0 0 ~sin 8 cos8
0 0 0 0
F?angka Bidang 167

CD2
0 0 2
0
cos e sin8cos8 -cos e -sine cos e
CD
2 2
[kL,
EA
sin8cosG sin e -sinGcos8 -sin e
0
-cos 0
2
-sin8cos8 2
cos e -sin8cos0
0
2
sine cos e -sin 0 sin8cos8 sin G
2
0
Tabel 3.1 0.2 Parameter unsur matrik [k]m
EA EA
EJm No. L EA* 10' EA . ;
_sln- 0 cos'tl
- sin"O *
(J si nO cos()
Ujung [m] L
L L L cos" (l
1 1 - 2 4. 0 90° 1 0 0.061 0.0611 0 0

2 2 - 3 4.0 90° 1 0 0. 611 0.0611 () 0
3 3- 4 1.5 0' 0 0.163 0 0.1630 0
4 4 - ', 1. 5 0' I) 1 0. 163 0 0.1630 0
5 ')- 6 4.0 90 1 0 0.061 I). 0611 0 0
G 6 - 7 4.0 90 l 0 0.061 0.0611 0 0

7 7- 8 4.772 l10.'J6 0.94 0.35 0.05/ D.OS02 0.00"11 -0.0188
8 1 - 8 4.272 69.44' 0.91 0.3S 0.057 0.0502 0.0071 O.Olfl8
9 2 - 8 l.'l 0 1 IJ.163 0 0.1630 0

10 8 - 6 1.5 0 0 1 0.163 0 0.1630 0
11 2 - 4 4.272 69.44 0.94 0.35 (). 05'1 0.0507 0.007"t (). 01 88
12 8 - 4 !, . 0 90 1 0 0.061 0. 06E () 0
13 6- 4 4.27:? 1ltJ.56 0.94 0.35 0.0~7 0.0502 0.007i -0.0188
Matriks kekakuan [k ]m setiap elemcn :
0 0 c 0
0 0.0611 () -0.0611
[k]J = lk]c =[k]s =[kl, = [k]12 =!Ox*
0 0 0 0
0 -0.0611 () 0.0611
~·
0.163 0 -0.163
0 0 0
~I
0.163 0 0.1630
0 0 ()
168 Amrinsyah Nasution, Metode Matrik Kekakuan Anali~is Struktur

0.0071 -0.0188 -0.0071 0.0188
0.0188 0.0572 0.0188 -0.0572
[!-..)- =[k]u =10 8 *
-0.0071 0.0188 0.0071 -0.0188
0.0188 -0.0572 -0.0188 0.0572
0.0071 0.0188 -0.0071 -0.0188

0.0188 0.0572 -0.0188 -0.0572
1-..J~ =rkltt = 10 *
8
-0.0071 -0.0188 0.0071 0.0188

-0.0188 -0.0572 0.0188 0.0572
3.10.4 Perakitan Matrik Kekakuan Struktur {K]s

Titik kumpul 2 :
& & & & & 11
(i) 0 0 0 CD 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0.0611 0 -0.0611 0 0.0611 0 -0.0611
f..): =!Ox* [k]c =I Ox*
0 0 0 0 0 0 0 0
0 -0.0611 0 0.0611 0 -0.0611 0 0.0611
& A & g
06 -~63
-1
cM63
0 0 0 0
.J'. =l 0 8 *
-0.163 0 0.1630 0
0 0 0 0
11 & 6 ~
(i) 0 0 0
0.0071 0.0188 -0.0071 -0.01881
0.0188 0.0572 -0.0188 -0.0572
'· =I Ox*
-0.0071 -0.0188 0.0071 O.OIRR I
0.0188 -0.0572 0.0188 0.0572
Rangka Bidang 169

P3,X3 ----+ t---0.;; 3 4
0..
;__ _...4_ _ _ _ __.,._ _ __. P1,X7
3
Gambar 3.10.5 lndeks derajat kebebasan DOF struktur
K11
2
Kn 1 +K11 +K11'J+K11
11
10 8 eo++ o + 0.163 + o.oo71) 10 8 (0.1701)
K12 K,/ + Kl_/ t Kl29 ·+Kill I 1ox eo + o + o + o.o 188) 1ox (0.0 188)
1 2 9 11 8
10 (0 + 0 + 0 + 0.0188) 10 8 (0.0188)
K21 K.J, +K21 +K21 +K21
I
K22 K11 + K2} + Kn9 + K2211 10 8 (0.611 + 0.0611 + 0 + 0.572) 10 8 (0.1794)
Titik kumpul 3 :
~ & 6 & 6 11 b 8
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0.163 0 -0.163 0-1
~j
0 0.0611 0 -0.0611 0 0 0
[k]c =I Ox* [kb =!Ox*
0 0 0 () -0.163 0 0.1630
0 -0.0611 0 0.0611 0 0 0

10 8 (0 + 0.163) 10 8 (0.163)
8
10 (0+0) 0
I0 8 (0 + 0) 0
!OR (0.611 + 0) IOR(0.0611)
Titik kumpul 4 :
11 6& 6 & 6 11
0 0 0 0 0 0 0 0
0.163 0 -0.163 0 0.163 0 -0.163 0
0 0 0 0 8 0 0 0 0
[k)c =10
8
* [kh =I 0 *
-0.163 0 0.1630 0
-0.163 0 0.1630 0
0 0 0 0 0 0 0 0
&
0
0.0071 o.oY88 -o.oC6>71 -o.ffi88
0.0188 0.0572 -0.0188 -0.0572
1 kl = 10 8 *
L _ll 0.0071 -0.0188 0.0071 0.0188
0.0188 -0.0572 0.0188 0.0572
11 ~ 6 &
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0.0611 0 -0.0611
-k]lc=l0 8 *
0 0 0 0
0 -0.0611 0 0.0611
~ ~ 6 8
0 0 0 0
0.0071 -0.0188 -0.0071 0.0188
-0.0188 0.0572 0.0188 -0.0572
.. l = I 08 *
_, i~
-0.0071 0.0188 0.0071 -0.0188
0.0188 -0.0572 -0.0188 0.0572
-.,, k 3 _' + k 11 ~ + k,, 11 f k,/' =10 8 (0.163 + 0.163 '0.0071 + 0 + 0.0071) =!OR *(0.3402)
3
k;/ + kl/ + k,~
11
+ k,~
12 8
"' + k,/ =10 (0 + 0 + 0.0188 + 0- 0.0188) =0
11 12
k~ 1 3 + k 21 + k 13 + k~/'=10 (0 + 0 + 0.0188
4 8
', + k4, + 0- 0.0188) = 0
12 13
k~/ + k2/ ~ k~4
11
+ k~~ k~~
8 8
' + = I 0 (0 + 0 I 0.0572 + 0.061 I + 0.0572) -I 0 *(0.1755)
Rangka Bidang 171

Titik kumpul 5 :
6 ffi !A & ~ ~ !A &

0) 0 0 0 0) 0 0 0
0.163 0 -0.163 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 8 0 0.0611 0 -0.0611
[k ]4 =I 0 * [k]s=l0 *
0.163 0 0.1630 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 -0.0611 0 0.0611
k~~ + k,~'
4
Kn !Ox (0 + 0.163) IOX(0.163)
Kn k~/ + k,/ I Ox (0 + 0) 0
4 5
k4~ + kt~
8
Kx7 10 (0+0) 0
4 !Ox (0.611 + 0) I Ox (0.061 I)
Kss k44 + k4/
Titik kumpul 6 :
~ ~ 6 & & 0, ~ ~
0) 0 0 0 0) 0 0 0
[k],~Jo' J~
0 0 0 0 0 0 0
0.0611 0 -0.0611 0 0.0611 0 -0.0611
fk],=l0
8
*
. I0 0 0 0 0 0 0 0
Lo -0.0611 0 0.0611 0 -0.0611 0 0.0611
~ £ 6 ~
0) 0 0 0
0.0071 -0.0188 -0.0071 0.0188
0.0188 0.0572 0.0188 -0.0572
[k]t,=l0
8
*
0.0071 0.0188 0.0071 -0.0188
0.0188 -0.0572 -0.0188 0.0572
~ g ~ ~
CD 0 0 0
0.163 () -0.163 o'
8 0 0 0 0
[k]to =10 *
0.163 0 0.1630 0
0 () 0 0

k 1/+ k~/' + k 3 ~ 10 + k 11 13 = 10 (0 + 0 + 0.163 + 0.0071)
8
= 10 8 *(0.1701)
k 1/ +k 3/+k 34 10 +k 12 11 = 10 8 (0+0+0-0.0188) = I Ox *( -0.0 188)
5 6 10 13 8
k2t +k43 +kl, +k2t = 10 (0+0+0-0.0188) I Ox*( -0.0 188)
Titik kumpul 8:
~ &
CD 0 0 0
0.0071 ~0.0188 ~ 0.0071 0.0188
~0.0188 0.0572 0.0188 ~0.0572
:f...J- =!Ox*
~0.0071 0.0188 0.0071 ~0.0188
0.0188 ~0.0572 ~0.0188 0.0572

8 &
CD 0 0 0
0.0071 0.0188 ~0.0071 ~0.0188
8 0.0188 0.0572 ~0.0188 ~ 0.0572

I = 10 *
'J'
0.0071 ~0.0188 0.0071 0.0188
0.0188 ~0.0572 0.0188 0.0572
& 11 21 8
CD 0 0 0
0.163 0 ~0.163 0
0 0 0 0
' =1 ox*
0.163 0 0.1630 0
0 0 0 0
& £1 ~ b & 11 6 8
'
. =1 ox*
I 0
~0.163
CD
~6]
0
0
0
0
0
~0.163
0
0.1630
0
0
0
0
[kJ,~Io" .r~
C0 0
0
0.0611
0
0
0
0
0
0
0
~0.0611
0
0 0 0 0 lo ~0.0611 0 0.0611
+ kn + k 11 10 + k 11 12
7 8 9 8
k33 + k33 = 10 (0.0071+ 0.0071 + 0.163 + 0.163 + 0)
= I 0 8 *(0.3402)
10
k,/ +k,/+k,/+kt, +kt2 12 = 10 8 (-0.0188+0.188+0+0+0)=0
k 1/ I k 1, 8 +k4o +k 21 10 +k 21 12 = 10 8 (-0.()188+0.188-+ 0 +0 +0)=0
9
k4/-'- k4 / + ku'' + k22 10 + k22 12 = I 0 8 (0.0572 + 0.0572 + 0 + 0.0611) = I 0 8 *(0.1755)
Rangka Bidang 173

Dengan penyusunan unsur matrik kekakuan struktur berdasarkan derajat kebebasan pada
setiap titik kumpul, disusun unsur matrik kekakuan lengkap [K]s sebagai bcrikut:
Kll Kl; Kl7 K1s KIIJ KilO KIll Kll2
K21 K,; K 21 K 2s K2,, K21o K211 K212
KJI Kn K 11 K 1s K;0 KJIO KJII K;12
Kll K4, K 11 K4s K49 K41o Km K412
K,l K" K, 7 K, 8 K,,, K<IO K 511 Ks12
K"l K()~ Kc,; K(J(J Kr,7 K(JII Kh12
K11 Kn K 74 K7, Kn K1s K111 K 112

K~l Kx; Ks4 Kw, Kg 7 Kss Ks9 Ks1o KSII Ks12
K<JI K'); K94 Kc,, K% K,J7 K"s K99 KIJIO K,JII K012
KIOI KIIJ2 KI(JJ K 1o4 Kll,, KI06 KI(J7 KI08 KIOIJ KIOIIJ KIOII KIOI2
Kill Kll2 KIIJ Kill Kl" K11c, Kill K11s KII'J KIIIO KIll K111:
Kl21 K 122 K 121 Kl2"1 K12, KI2(J Kl27 K 12s Kl29 KI211J K 1211 K 1212
Memasukkan nilai K11 pada setiap komponen unsur matrik, diperoleh :
0 170 I 0 0 I 88 0 -0 0071 - ll 0 lXX () 0 0 () -0 1(>3 ()

0"0188 111794 -00611 -00188 -00)72 0 0 0 0 () 0
(I 0 0 163 0 -0 1(,"1 () () 0 0 0 (I 0
0 --0 O<Ji I 0 Ohll 0 (I 0 0 0 0 0 0
-0 0071 --0 OISX -0 11>3 () 0"3102 0 11 I (,1 0 -- () 0071 0"0188 0 0
-OOIXX -00572 () 0 17)5 0 0 (I 188 -00572 0 -00(>1
(I 0 0 I (,1 0 -" 1J I 1>3 0 11 0 0 0
0 () 0 () 0 () 0 (I(> II () -0 0611 11 (I
0 0 0 -00071 0"0188 () (I 0" 1701 --00188 -0163 0

0 () 0 0 IJ 0 I XX -00572 - 0 061 I - 0 0 I 88 0 1Nl 0 ()
-0 163 0 (I 0 0 () 0" 11>3 0 0 "14112 ()
0 0 () (I - () ()(J 11 () 0 11 () 0 1755
3.10.5 Vrktor Beban {P}s

Mencntukan be ban terpusat ek ivalen {P) s d ilakukan dengan mengh itung pengaruh
kemungkinan bcban luar maksimum yang bekctja pada sistem struktur.
Mcncntukan bobot total tangki dcngan
2
Yair= I ton/m', dimcnsi tangki 3*3 111 , volume air= 3 2 *2.5 = 22.50 ton= 22500 kg
Berat sendiri tanki : Tebal pclat 3 mm, sehingga berat persatuan luas = 23.52 kg/m 2 .
Bobot tangki :
o pelat bawah = 3 2 * 23.52 = 212 kg
w pelat dinding = 4* 3 * 2.8* 23.52 = 790 kg
Total bobot tangki = 212+ 790 = 1002 kg
17 4 Amrinsyah Nasution, Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

Pdat penutup tcbal 2 mm mempunyai berat = 15.69 kg/m 2 •
l3obot pclat penutup = 3 2 * 15.69 = 141 kg WR = 0.5*(22500+1002+141) ton= IIS22 kg.
sehingga : 0.1 WR = 1182 kg: 0.25W = 2955 kg: 0.5WR= 5911 kg
Perhitungan gaya terpusat ckivalen

Vcktor (Pls dengan mengabaikan berat sendiri rangka
mcrupakan bcban cki\alen dari beban air, bcban berat
sendiri bak. dan beban ckivalen gempa.
PI
p2
P,
p-!
P,
I 0.0
00
± 1182
- 2955
kg
kg
3rn 0.0
P<, - 5911 kg
rp1 - p7
I 1 S- 0.0
P, Pr, Ps
Px - 2955 kg
PC) 0.0
P"
P111 0.0
PII 0.0
pl2 0.0
.)
p,
Rangka Bidang 175

3.1 0.6 Menyelesaikan persamaan [K]s *{X}s={P}s
Dcngan menyatakan hubungan dcrajat kcbebasan struktur terhadap gaya tcrpusat ckivalen
sebagai persamaan linear simultan [K]s* [X}s={P}s
lJ 171J I (J lJI SS 0 OtJ71 1J 01 SX -0 I6J : () 11

I
!1 (J I XS (Jin-1 -0 UCJII - 0 01 XX -0 U502 I0 0
0 IIJ) - (J 163 11 ~2 i
-{I(J(lll ()O(JII 2'>551
() 0071 0 01 XX -()J(J) () _\ ...1()2 () ](J) 0 Otl7i IJ Ill XR \,
() 11 'I
0 01 XX 0 0502 (J lhl5 0 I XX -0 05(12 0 DIJII .\.I, - 5CJ 11

1 u~ ,. _
- {J I (JJ (J 163 .\,
0 (J611 OOrJII
(J 11071 0 0188 0 1701 0 0 lXX
0 01 sx - () 05(12 0 OCJII -IJ Ill SS () 172~ \In
- 0 lC<~ (! ](J_I (J J..J-02 .\.11 : () 0
-0 fJ61 I (J l(l 15 .\I' (J u
diperoleh besarnya perpindahan translasi titik-titik kumpul.

Beberapa cara mendapatkan vektor [X) s (translasi titik-titik kumpul) antara lain ada!ah
mencari matrik invers [Kr 1s a tau dengan cara dekomposisi LU melalui proses el im inasi
d itetapkan unsur vektor [X} s· Dengan bantuan perangkat lunak komputer 'Microsoft Excel"
untuk mencari matrik invers [K Is d iperoleh : r
71 -1-')(1(12 71 4'-)0()2 0 OIXS 73 --0 ]Ql(J()
() jl) ~()() 1oo ~()\102 --() ](J3
,,
:'\I 'il "lh."-t -U I CJlhh
I
(J j()}(16 1.1 8'J9()() 19 3220:-> 13 XiJl)()h -0 01 RK () 0:"72 l'-J 3220R 1\)(J
'I' 73 -t9()1J2 jl1 12208 () l(J:; I '-J 32208 - () ](J_l
I'-) 32208
73 49002
11 :"
I'·
! X, 73
() [i)3(lh
11)(}112
11 H9066
I tJ 12208
l93220R
0 I <1~
OUhll
I'-) 122(18 (J l402 0 ]h; n 401102 ()Ill SS -" 7S
X,, (J .'1 1J-t I lJ8 -t X:'()23h () 17:"5 lJ I 88 () 0:'72 (JIJ(J]J (!()
,_ -= l () ~ *
7'}. -l'IIJ1J2 10 122()8 (l I 63 (l lh3 73 -1-i)(J()2 -2 89
.\\ : -(} ji):l()() -(I h0-1()8 0 Ol1 11 - \l 061 I j(l(l
I'· . x",
1
~11!
'I I
](I 461:"
() I '-J3D(l
70 422:'14
() llJ_)(>()';
-0 ll9·thS
.S 7' I (J- 1 ~
73 4'-JUU2
0 ll I 88
() 0188
-(I 0:'\72
73 -FJOU2 - () 19366"
I 1 R096h
() 1701
-0 0188
() ]()_)
-0 ]'-!3()(,'\
13 B'-J')66
0 lh3
0 3402
() 17.:;.;:.
!0
!lo"
()()
()
(! 201JX(J() I hRSh(J I 0 (l(ljj lOO

X1ci
XI !14
x2 -43
x, 245
x-1 -91
x5 237
Xr, -93
sehingga =I WX * Jml
X; 2-'7
Xg -I
X9 90
X - 9c!
!13
-35
Vektor ini merupakan perpindahan /translasi titik-titik kumpul guna mendapatkan gans
elastis struktur.

3.10.7 Garis Elastis Struktur Rangka
Dari unsur matrik (X}s digambarkan garis elastis sistem struktur rangka akibat beban yang
h~kc1~ja. Unsur matrik merupakan translasi titik-titik kumpul dalam satuan [m]. Gambar
~.I 0.6a mcrupakan konfigurasi struktur akibat kombinasi beban vertikal dan beban horizontal
arah positif(gaya gempa ekivalen positil).
P3
=r:_ _._. _. :·:'1'_'____._. _.
= 1182 kg i 3 . ·. .' / I ~··
'
'
_p·_" ] ' ' '
5. · ..
'
'
/
/ '
/ '
/
'
\ I 84 ' \
\, -43 '
\~ 245 '
\1 -')I
\, 237
.\(, - ')3
= 10-8 * m!
\-
\x -I
\q ')()
\1!1 - ')4
\11 83
\le -35
Gambar 3.1 0.6a Garis elastis si stem struktur beban gempa positif
.lika kombinasi beban luar yang ditinjau untuk gempa ekivalen negatif, diperoleh garis elastis
si stem struktur seperti gambar 3.1 06b. Dari gambaran kedua garis elastis, penmJauan
~truktur harus dilakukan pada kemungkinan pembcbanan yang membcrikan tanggap struktur
maksimal.
Rangka Bidang 171

,
XI -90
, '
x, - 9-f , \
x~
, '
-245
, '
x.j -142 , '
x, , '
'
Xi,
* , '
x7
=I() -R ml , '
2 ,
Xx -91 , I
' ' I
x9 -84 is
-43
1 .'
· . ·-t-··-··-··-··'-··-x"71 ~~·~:r,-:··-··-··-··-··-··
X12
~0:~6
X I
XII 1- S3
l- 35 '
XI] '
'
'
'
Gambar 3.1 0.6b Garis elastis si stem struktur beban gempa negatif
3 .10.8 Gaya Dalam Eiemen

Setelah memperoleh vcktor {XL, maka gaya-gaya dalam batang (berupa gaya aksial)
dihitung dari derajat kebebasan scbagai berikut :
L/\ Fi\
() () lrX;-xs
I - k
I. I. cosO si nO () () ~ FI
() () () () -si nO eo sO () () x:, = x( F,
];\ li\ () () eo sO -si nO X\ =X~, F~
-- () ()
L I. () () :;inO cosO J X4 =X~
() () () ()
atau [s] [1] Jx

. Ill!/
1
Ill ~~111 -
1
1
- l ,1I 111

xs, t . c
F3 ___ e__ ~-=--=--=-e-=--=-=-=--=--=-=

X' =X 5 ,' J \\
4 n , \\
.
~ ,'\,. \\
\\
· ···•x' 3--x" m ''\ \ \..:)
G
\\
\\
\\
\\
\\
\\
\\
\\
\>
Gambar 3.1 0. 7 Korelasi vektor perpindahan elemen dengan derajat

kebebasan struktur
i-, r.:lasi vcktor perpindahan clemen dengan derajat kebebasan struktur scpcrti pada Gambar
_ '1.!. harus d itinjau dari kesamaan indeks derajat kebebasan struktur dengan de raj at
~ ::"'cbasan elemen terhadap koordinat struktur.
::;;-:1itungan gaya-gaya dalam aksial [kg] bagi setiap elemen adalah:
=~~en 1 : EA/L = 0.0611; sin 8 = 1; cos 8 = ()
0.0611 0 -.0611 0 0 1 0 0 0 2566

0 0 0 0 -1 0 0 0 0 0
I)
-.0611 0 0.0611 0 0 0 0 I 84 -2566
0 0 0 0 0 0 -I 0 -42 0
=~:en 2: EA/L = 0.0611; sin tl =I; cos e=o
0.0611 () -.0611 0 0 I () 0 84 2994

() () () 0 -I 0 0 0 -42 0
10'
-.0611 0 0.0611 0 () 0 0 I 245 -2994
0 0 () () () 0 -I 0 -91 ()
Rangka Bidang 179

Elemen 3 : EA/L =0 163; sin 8 = 0; cos 0 = 1
0.163 0 -0.163 0 1 0 0 0 245 1304

0 0 0 0 0 1 0 0 -91 0
10'
-0.163 0 0.163 0 0 0 1 0 237 -1304
0 0 0 0 0 0 0 -93 0
Elemen 4: EA/L = 0.163; sin 0 = 0; cos 8 = 1
0.163 0 -0.163 0 0 0 237 0

0 0 0 1 0 0 -93 0
10'
-0.163 0 0.163 0 1 0 237 0
0 0 0 0 () -142 0
Elemen 5 : EA/L = 0.0611; sin 8 = 1; cos 8 =0
0.0611 0 -.06 I 1 0 0 90 2994

0 0 0 0 0 0 -93 0
10:1
-.06 I 1 0 0.061l 0 0 1 237 -2994
0 0 0 0 -1 0 -142 0
Elemen 6: EA/L = 0.0611; 3in 0 = 1; cos 8 = 0
0.0611 () -.0611 0 0 0 0 5682

0 0 0 0 -1 0 0 0 0
10'
-.0611 0 0.0611 G 0 0 0 90 -5682
() 0 0 0 0 0 -1 -93 0
Elemen 7 : EA/L = 0.0572; sin 0 = 0 94; ccs 0 = 0.35

0.0572 0 -.0572 ~' ~0.35 0.94 0 0 0 3544
0 0 0 -O.J4 -C.35 0 0 0 0
10'
-.0572 o o.o5n r _J o o.94 0.94 83 -3544
0 () 0 ~j ~ ') -0.35 -0.35 -35 0

=emen 8 : EAIL = 0.0572; sin 8 =0.94; cos 0 = 0.35
0.0572 0 -.0572 0 -0.35 0.94 0 0 0 220

0 0 0 0 -0.94 -0.35 0 0 0 0
1o'
-.0572 0 0.0572 0 0 0 0.94 0.94 83 -220
0 0 0 0 0 0 -0.35 -0.35 -35 0
=emen 9: EAIL = 0.0611; sine = 1; cos o= o
0.163 0 -0.163 0 I 0 0 0 84 163

0 0 0 0 0 I 0 0 -42 0
1o'
-0.163 0 0.163 0 0 o· I 0 83 -163
0 0 0 0 0 0 0 -35 0
:::km en I 0 : EA/L = 0.061 L sine = 1: cos e = o
~--
0.163 0 -0.163 I 0 0 0 83 -1141
0 0 0 0 I 0 0 -35 0
1o'
-0.163 0 0.163 0 0 I 0 90 1141
0 0 0 0 I 0 0 0 -93 0
Ekm en I I : EA/L = 0.0572: sin o= 0.94; cos e = 0.35
1o'
0.0572
0
-0.0572 0
0
0
-0.0572 0
0
0.0572
0
0
0.35
-0.94
0
0.94
0.35
0
0
0
0.35
0
0
0.94
84
-42
237
~21
321
1
0 0 0 0 0 0 -0.94 0.35 -93
0 J
1C?angka Bidang 181

Elemen 12 : EA/L = 0.0611: sin 8 = 0; cos 0 = I
0.0611 0 -.0611 0 0 0 0 83 3544
10'
0 0 0 0 -I 0 0 () -35 0
-.0611 () 0.061 1 0 0 0 0 1 237 -354
0 0 0 0 0 () -I 0 -93 0
Elemen 13 : EA/I,= 0.0572: sin 0 =0.94: cos 8 = 0.35

0.0572 0 -0.0572 0 0.35 0.94 0 0 90 2943
1 0 0 0 0 -0.94 0.35 0 0 -93 0
10
-0.0572 0 0.0572 () 0 0 0.35 0.94 237 -2943
0 () 0 0 0 0 -0.94 0.35 -93 ()
2955 kg 5911 kg 2955 kg
F, 566 kg I tekan)
;c· kg (tekan)
':c'?4
F2 F12 Fs F, )04 i<g (tekan)
F 0
F. 2 J 'J4 kq ( tekan)
F. l)(; R:: kg l~dlik)
l F} = F
F.
3'J44 kq
kg
( :__t:'kr1ll)
ltarikl
Fg F·. lo3 kg ( Lckan)
8 Fw F, 1: 41 kg I t.:•l;anl
F., r· kq I Lar·ik)
F 3'>4cl kg (t<?kan)
F 2'143 kq ltekan)
FG
Gambar 3.10.8a Besaran gaya dalam elemen bc:tang kombinasi beban 1
182 Amrinsyah Nasution, Metode Matrik Kekakuan J.nalisis Struktur

Tinjauan keseimbangan gaya di titik kumpul 3, misalnya :
2955 kg
Terdapat beda 39 kg perhitungan arah keseim-
1182kg
l
e +---F 3 = 1304kg
bangan gaya vertikal dan beda 122 kg arah keseim-
bangan gaya horizontal. lni akibat perhitungan gaya
dalam F 2 dan F3 dengan pembulatan perhitungan
simpangan vektor X. Hasil perhitungan vektor {F}
2955 kgr
dengan nilai numerik {X} beberapa angka dibela-
kang koma kondisi beban I ( tanda- gaya tekan):
5 F1 5682 kg (tekanl
F, 2994 kg (tekanl
FJ 1304 kg (tarikl
F, 0
Fs 2994 kg (tekanl
Fe 2566 kg ( tarikl
Fs {F} = F1 220 kg (tekan)
F3 3544 kg ( tarikl
F,, -1141 kg (tekan)
Fto 163 kg (tekan)
F11 2943kg (tarikl
F1~ 3544 kg I tekan)
FL, --321 kg (tekan)
Gambar 3.1 O.Sb Besaran gaya dalam elemen batang kombinasi be ban 2
Rangka Bidang 183

3.11 Program Komputer Analisis Struktur Rangka Bidang
Bagan alir dan program sumber di dalam bahasa tingkat tinggi komputer PASCAL bagi
analisis struktur rangka bidang dikembangkan untuk membcri pemahaman bagaimana
analisis dilakukan dengan bantuan pro:.;rwnming Pengguna clianggap suclah memahami
bahasa Turbo Pascal. Dengan bagan alirlalgoritma pemroscsan yang clirancang clari prosedur
analisis. program sumber komputer dapat disusun dalam enam kategori utama pernyataan :
a. Pernyataan hagi arsip/fl/c dan record yang akan diproses oleh komputer.
b. Pernyataan untuk data diluar arsip. seperti untuk membuat judul yang diperlukan dalam
dokumentasi.
c. Pernyataan memindahkan data pacla satu lokasi mcmori ke lokasi memori lainnya dalam
mcmori utama komputer.
d. Pernyataan melakukan proses aritmatik yang disimpan clalam memori utama.
e. Pernyataan logika: proses urut, pilihan (perbandingan) clan iterasi.
f Pernyataan memhaca data clari memori clampingan (disk et, hard disk) ke memori uta ma
atau menuliskan data clari memori utama ke memori dampingan.
Secara umum Deklarasi Program Bahasa Turbo Pascal adalah :
(Judul Program clan penjelasan variabcl}

Deklara.\·i :
Label
Const
Type
Var
Procedure
begin
badan sub-program;
end;
Function;
begin
btu/an sub-program;
end;
begin
program utama
end.
Pemahaman lebih jauh clalam pemograman dapat dihaca clalam buku-buku komputer.

Deklarasi Program
De%larasi judul program PPOGRAM R"~GKA BIDANG;
Deklarasi tipe matriks ?YPE
M44 : Matriks 4 x 4 '144 =ARRAY [1 .. 4,1 .. 4] OF REAL;
Dek~arasi ~onstauta CONST
MAX EL Jurdah elemen maksimum l"AX EL = 25;
MAX ND Jurdah nodal maksimum fJ;AX ND 25;
NAX_P Jurr.lah derajat kebebasac1 ma%simurr, HAX P = 75;
NAX MT Jumlah tipe material rnaks:mum MAX_MT 15;
a. Variabel data struktur ~UDUL: STRING[80];
JUDUL Judul Data Struktur NNODAL, NMXI'ERIAL, NELE:viEN : INTEGER;
NNODAL Jumlah titik nodal X,Y,FX,FY: .Z',RRAY [l .. :viAX_ND] OF REAL;
NiviATEF::;:AL Jumlah tipe mate~ia~ RX,RY,JJ,JK,T1AT : ARRAY [1 .. MAX_EL] OF INTEGER;
NELEMEN Jumlah elemen struktur E,A: ARRAY [l .. MAX_MT] OF REAL;
X,Y Koordinat titik nodal
FX,FY Beban titik nodal;
RX,RY Kode kekakangan citik nodal
JJ,JK Nomor nodal i dan j elemen struktur
MAT ~ipe ma~erial elemen struktur
E,A S~fat penarnpang elemen struktur
b. Variabel analisis struktur
NP : ~umlah derajat kebebasan struktur NP : INTEGER;
PX,PY Penornoran kebebasan struktur PX,PY : ARRAY[l .. MAX_ND] OF INTEGER;
KK Matriks kekakuan global struktur KK : ARRAY [ 1. . MAX_P, l .. MAX_P] OF REAL;
pp Matriks gaya nodal global slruktur PP,XX: ARRAY[l .. MAX P] OF REAL;
XX Matriks perpindahan global struktur
::tJ c. Variabel bantu
Ol
::J NAJV'~ FILE Nama file input/output NAMA_FILE STRING [ 15] ;
(Q
FINP,FOUT Variabel file input/output FINP,FOUT TEXT;
""
Ol
tiJ
g:
~
...l>.
00
U'l
...... Subprogram Pembacaan Input Data
ee
0)
Deklarasi judul subprogram PROCEDURE INPUT~DATA;
}>
3
..... I :Var~abel iterasi I,NR,NF,NJ INTEGER;
:::J
(/) NR :Jumlah joint terkekang
'<
(I) NF :Jumlah nodal dibebani beban titik nodal
::J
NJ : Norwr joint
z
(I) Bagan alir subprogram pembacaan data BEGIN
(/)
j' ~- -- -1-np-u! Data---: 1
s.a· FOR I:=l
BEGIN
TO MAX~ND DO
:::J
RX[I] := 0;
~
~ !
RY[I] ·= 0;
FX [I] := 0;
0
!'Y [I I := 0;
~ END;
~
~
.
y
Baca
Judu'
READLN(!'INP,JUDULI;
~ Sac a READLN(FINP,NNODALI;
"'
QJ
"'
t::
QJ
::J
...
~~1
N"Jodal
i
FOR I:=l TO NNODAL DO READLN(FINP,X[I] ,Y[I] I;
READLN(FINP,NRI;
FOR I:=l TO NR DO
h . I BEGIN
::J
QJ READ(FINP,NJI;
~ READLN(FINP,RX[NJ] ,RY[NJ] I;
v;· ·' END;
~ ---s~·~-;----7 READLN(FINP,NMATERIALI;
2
"'
c:
...,
i
~----'------...
I " 1 to'~"
"'
'------,-----''/~
""
•
Baca
L_ __ ~ !
I B'"
RX(NJ) RYI~ I
/
~·-~~~-
Baca
FOR I:=l TO NMATERIAL DO READLN(FINP,E[I],A[I]);
READLN(FINP,NELEMEN);
V
FOR 1:=1 TO NELEMEN DO
READLN(FINP,JJ[I] ,JK[I] ,MAT[I]);
I ::: 1 to NMatenal
READLN ( FINP, NF) ;
FOR I:=l TO NF DO
.,
____ - - -
Baca
~ BEGIN
READ(FINP,NJ);
J_---'
E(l), A( I)
READLN(FINP,FX[NJ] ,FY[NJ]);
END;
END;
___t _
Baca
NEiemen
----,------1
_y_ ___
I= 1~o NEiemen>--
-,----- --
_y______ ~
Baca
JJ(I) JK(I) MAT(I)
--~----
•
<})---- J
Baca
NF
-----'1__ ~ --
1 = 1 to NF /
__ _ _ /
-- ____1___~----1'
::0
Q)
1 Baca
:::J
(Q
! ----~
:>;-
Q)
--;
CO Baca /
§: FX(NJ) FY(N~
1--~+
:::J
(Q
CD--
~ __L__
00 Selesai
......
.....
00 Subprograrn Perhitungan DOF Struktur
00
Deklarasi judul subprogram PROCEDURE DOF;
)>
3 Dek:arasi variabel VAR
I : Variabel iterasi I : INTFG:':R;
::::l
(/)
'< BagaL alir subprogram per hi tungan DOF scr '.lktur BEGIN
tll :-JP := 0;
::T
ztll ,-~-
DOF
(/)
FOR ::=1 TO NNODAL DO
s.6' BEGIN
NP = 0 PXI=l := 0;
.
::::l
PY[I] : = 0;
~ 1 = 1 to
END;
0Q ~~Noda:
<1l
FOR 1:=1 TO NNODI'\L DO
I
~ BEGIN
~
c 0
:::0 IF Rx:=J=O THEN
~ BEGcN NP := NP + 1; PXII] := NP END;
IF RY[I]=O THEN
1£'
;s;- I= 1 t:J
BEGIN NP := NP + l; PY[~J N? END;
Q)
;s;- END;
c:
OJ
::J --ya--,--
. '· { OUTPUT DOF STRUKTUR
):, ~Ji\ITELN I FOUT, JUDUL I ;
::J NP~~~
Q) PXili=NP v.JRITELN I FOUT I ;
~ ----c:::::::..- \•JRITELN I POUT, 'JUMLAH Kl::BEBASAN STRUK?UR ', NPI;
.
c;;;· 1,\]P.I?E:"N I POUT, ' f~J ?X PY' I ;
(/)
ya-- -< .RY1II FOR I:=l TO NNODAL DO
2
::>;-
(;:
""
N? = NP--:;:-1-
--- - ...:
. ~
WP.ITELN I FOUT, I : 3, PX I l] : 4 , PY I I] : 4 I ;
END;
lr!P.ITELN I FOUT I ;
J
-- _,_
"~I::. 1 to NNodal
-
~
___ /
- __.__
TU liS
I, PX:Ii PY1I'!
- J
~~~ ... -~,-
Subprogram Perhitungan Matriks Kekakuan Global

Deklarasi judul subprogram PROCEDURE KEKAKUAN_GLOBAL;
I , J, K Variabel iterasi I, J, K : H'TEGER;
t-:0, NK Nomor ~odal i dan j elemen struktur NJ,NK,NMAT : I~TEGER;
NMAT Jenis material elemen struktur P : ARRAY [1 .. 4] OF INTEGER;
p Nomor derajat kebebasan elemen struktur DX,DY,L,CX,CY,EAL : REAL;
DX,DY,L: Panjang elemen struktur KPI,KS,R,TEPIP : M44;
CX,CY Cosinus dan sinus sudut elemen struktur
EAL Komponen matriks kekakuan elemen struktur
KM Matriks kekakuan elemen lokal
KS Matriks kekakuan elemen global
R Matriks rotasi
TEP!P Variabel penyimpan matriks sementara
Bagan alir subprogram transpose matriks PROCEDURE TRANSPOSE(VAR A M44);
,-~ -----------,-
VAR
L_T~~=(A) _L
TEMP M44;
/ ,_. I,J : INTEGER;
~-1:~~ BEGIN
FOR I:=l TO 4 DO FOR J:=l TO 4 DO TEMP[I,J]
A[I ,J];
FOR I:=l TO 4 DO FOR J:=l TO 4 DO A[I,J]
.t____
TEMP [J, I];
p
J1=A(I Jl
END;
y----- -
~
~
::0
Ol
:::J
(" Jo1<o4
'--~T
.>-
~ : --~~~ :EMPrJ 11 !
Ol
OJ
---,,--
·~
§: 6-------
:::J
tQ 1
..... ::__~e~!~_-,----_J
00
CD
-" Bagan alir subprogram perkalian matriks PROCEDURE MULTIPLY(A,B M44; VAR C M44);
c.o VAR
0
)> IJ_M_U~Iply(A~-;:~~~ I,J,K INTEGER;
L__ I
3..... BEGIN
i FOR I:=l TO 4 DO FOR J:=l TO 4 DO C[I,J] := 0·
~o-4--
:::J
(/)
'< FOR I:=l TO 4 DO FOR J:=l TO 4 DO
Ol
:::r
<...... FOR K:=l TO 4 DO C[I,J] := C[I,J] + A[I,K]*B[K,J];
z T END;
Ol
(/)
s. ~ J=1to4
" '-..._
)-.If--,
6"
:::J
~ ~ / I
.I
~ I
C(IJ) =a
0
it .,
I
·:;!)-----
~
~
s
:>:-
QJ
(. 1=1to4
"
I
:>:-
s:::
QJ
!
::J / _ ____I___.
h
::J
<.."-. J = 1 to 4 -......_~
QJ - - _/
~ I
c;;· /~L_
(/) .. ......_ K = 1 to 4
2:>:-
2.., .
C(I.J) = C(l J) + A(I.K)"B(K.J)
__ _j
"f -· __ j '
Q> !
cP~----
"
Selesa1
........................................................................................ -.------·""~
Bagan al1r subprogram perhitungan matriks kekakuan BEGIN

global FOR I:=l 70 NP DO FOR J:=l TO NP DO KK[I,J] := 0;
Kekakuar Global ! FOR I:=l TO NELEMEN DO
! ~~
BEGIN
/ - __t__ -- ' " N,} := JJ[I];
(__ '-~~.':__/ NK : = JK [I];
NMAT := MAT[I];
_ ____.___ P[l] := PX[NJ];
(' Jo1toN~> P[2] := PY[NJ];
P[3] := PX[NK];
KK.I J1 = 0
P[4] := PY[NK];
OX := X[NK] - X[NJ];
~r---
L := SQRT(DX*DX+DY*DY);
J}-
l ~ -- CX := DX/L;
CY := DY/L;
EAL : = E [ NMA T] *A~ N~1AT] I L;
FOR J:=l TO 4 DO FOR K:=l TO 4 DO

BEGIN
KM[J,K] . - 0;
R[J,K] 0;
END;
i
KM [ l , 1 ] : = EAL ; KM[1,3] :=-EAL;
<. Jo1c!~-
~-. -~
KM [ 3 , l ] : = - EAL ; KM[3, 3] : = EAL;
~1to4 >---
t_ . -
:<) i
(\) -~~-t_·
:J I KM(J K) = 0 !
~
(\)
I
----,
RIJ K) = 0
-·-'
I
llJ ~··
~ t
(1)-.------
:J
<o --~L____ - --
1) = Eil,L KM(1 ,3J = -EAL
1J__=____:_EAL, KM(3 31 = EA_.!:-__ i
.....
(0
..... L__------------!,------------_1_--------------------------'
.....
(0
N
Ri1 1) =ex R [ l, 1] := CX; R [ 1, 2] := CY;
~
3 R(2 1, = -CY = CY R [ 2, 1] :=-CY; R [2, 2] := CX;
...., Rl33)::oCX =CX
:::J l Rt43tc-C}---- '

RI 3, 3 l : = CX; R [3, 4]
R[4,4]
:=
:=
CY;
CX;
(/)
2 [4 '3 J :=-CY;
'< ~
Ill I- Multiply!KM,R '
:::r 1_"----- 1
MULTIPLY(KM,R,TEMP);
z
Ill -- ---• --'l TRANSPOSE (R);
(/) 1 Transpose1R1 '; 1
s. 1
L"- ---~--~- MULTIPLY(R,TEMP,KS);
6 ~~--'--
:::J TEMP KSI ,
_L_j
FOR J:=1 TO 4 DO FOR K:=1 TO 4 DO
P[J]*P[K]<>O T;-;EN KK[P[J],P[Kj]
~
IF
KK[P[J] ,P[K]] + KS[J,K];
0
END;
iS-
~ Wl'liTELN ( FOUT, 'YIATRIKS KEKAKUAN GLOBAL STRUKTUR : ' ) ;
~ ~---
FOR I:=l TO NP DO
BEGIN
~ -- __!c,J_ _ _ _ _ I
FOR J:=1 TO NP DO WRITE(FOUT,KK[I,J] :10:0);
""
(l) KK1P(JI P(K)l ;:;KK!PiJI PtK):.,. KSiJ KJ I \'JR ITEI,N ( FOUT) ;
"":::;
c:
(l)
__ ________.,!,
__j
END;
t:JRITELN (FOUT);
h 1 END;
:::;
(l)
®---------
~ cl'>------
c;;·
~r}
(/)
2 ~~:1~
""2"..., ______y_ __ "
~ c 1 to NP __/').l
'----- ----,
I
T~i,IS
KKrl J\
'
(;__>--------
_j
~~;-- -)
'----
Subprogram Perhitungan Matriks Gaya Nodal
Deklarasi :!udul subprooram PROCEDURE GAYA NODAL;
Variabel iterasi I :NTEGER;
Bagan alir SJbprogram perhitungan matriks gaya nodal BEGIN
FOR I:=l TO NKODAL DO
BEGIN
- ---: PP [ PX [I] ] : = FX [I] ;
~Gaya Nodal___j_l
- '
PP [ PY [I] ] : = FY [I] ;
END;
__'f_ "' WRITELN(FOUT, 'MATRIKS GAYA NODAL: 'I;
I = 1 to NNodal ;r.. FOR I:=l TO NP DO ',~RITELN(FOUT,'P[',I:3,']
' , PP [:;: J : 1 0: 3 I ;
'f_ _ _ - lJJRI'l'ELN ( FOUT I ;
PP(PX(I) = FX(I) I END;
---r-----
PP(PY(I) FY(I)= 1
cTr--
------" -~~
I= 1 to NP //
-,-
I
y
Tu lis
PP(I)
)J
Q) -
t-
_T_- -,
:::J Selesa1 )
(Q
~
Q)
CO
~
:::J
(Q
.....
w
(,)
.....
CD Subprograrn Perhitungan Solusi Deformasi
-'=" De~larasi judul subprogram PROCEDURE SOLUSIIN INTEGER);
)>
3...., I : Variabel iterasi I INTEGER;
:::l
(/) Bagan alir subprogram faktorisasi matriks PROCEDURE FAKTOR;
'< VAR
ru r! '
:::; Fak.tor
J,Jl,I,Il,K : INTEGER;
z
ru SUM,TEMP : REAL;
(/) <J=2to BEGIN
s.6" ~---------'------ FOR J:=2 TO N DO
:::l ! Jl=,J-1
BEGIN
Jl := J-1;
*
0
15-
Jh
1=2toJ1
IF(Jl<>l) THEN
FOR I:=2 TO Jl DO
B2GIN
~ ____l _ _ SUM : = KK [I ] [ J] ;
~ SUM= r..K1I J1 i Il := I-1;
~ 11ol1 I
FOR K:=l TO Il DO SUM SUM-
~
~
QJ
< ~-
-~
,ol\011 >
-
KK[K] [I] *KK[K] [J];
KK [ I ] [ J J : = SUM;
~
END;
c:
QJ = S~~~KIK I)'KK(K ~ '
::: SUM := KK[J] [J};
h ®-----J FOR K:=l TO Jl DO
:::
QJ
_L __ _ BEGIN
Kii,J) = SUI\fl TEMP := KK[K] [J} /KK[K] [K];
~
iii SUM := SUM-TEMP*KK[K} [J];
(/)
cL-------- KK[K] [J] :=TEMP;
2
~
-- -----)
~
END;
KK [ ,J ] [ J J : = SUM ;
..,
2 ~
L___
SUM= KK(J Ji
T END;
<K=1.,to0
-1-
END;
!- TEMP=
SUM=
~~i~L~~
c;
·-·
KK(J J) =SUM
--
&------
•
\ _ __ -
.._______
Selesa1 _________;
,
..,.-~--
Bagae1 ali:: subprogram substi:::usi PROCEDURE SUBSTITUSI;

VAR
Subst1tus1 I,Kl,K,Il,K2 INTEGER;
SUM : REAL;
BEGIN
'
1::::1toN ~- FOR I:=l TON DO
-~ ~~__/ BEGIN
! SUM := XX[I];
____y_
SUM o XX(I)
Kl : = I -1;
K1 o 1~1 IF(I<>l) TJIEN
FOR K:=l TO Kl DO SUM SUM-KK[K] [I]
XX[K;;
I" 1 XX [I] : = SUM;
END;
Y'
_ ____y_ __ FOR I:=l TON DO XX[I] := XX[I] /KK[I] [I];
K:::: 1 to K1
todak
_ _ y~
SUM o SUM~ KK(K I).XX(K)
-T
:>;Y-
----.,:~·
XX(I)
•---
o SUM
'r)----
'
1::::1to-~~-
:::0 ___/
QJ
::J I
~___j>- ~-
~
---
QJ 11. XX(I) o XX(I)/KK(II)--~

--- ------ ---~
OJ
§:
::J cl·
<Q
.....
tO
(Jlii
~I
en
}>
3
~
:J
(f)
'<
Ill
::r
z
Ill
(f) FOR Il:=l TON DO
s.0 BEGIN
::J I:=N-Il+l;
SUM := XXIII;
~
I= 1 toN
K2 := I+l;
0 ~F(I<>N) THEN
~ • FOR K:=K2 TON DO SUM:= SUH-KK[II[KI*XX[K];
~~~ ~~~;(11)
~
!
XX [ I I : = SUM;
K2 = 1+1 _j
END;
~ END;
X I• N
<D
"'"
lll
"'"
c: _.._
Y'
__
lll
::J K = K2 toN>--·:
h
::J
lll
__ __..
~ SUM =SUM. KK(I.K)"XX(K) !
c;;· I
~ D---
~ .}.
2
""'
XX( II =SUM ,
-----,------1
1}----------
"----------------~/
---•
Sele~~---------------------_L_____________________________________________________j
Bagan alir s~bprogram perhitungan solusi deformasi BEG~N
FOR I:=l TO NP DO XX[I] := PP[I];
?AKTOR;
SUBSTITUSI;
WRITELN ( FOUT, 'SOLUSI PERPINDAHAN STRUKTUR : ' I ;
FOR I:=l TO NP DO WRI'I'ELN(?OU7,'X[',I:3, '';
',XX [I] :10:61;
WRITEL!\ ( FOUT I ;
END;
c--•
F-aktor
Sul·StiLSI
- ~.
I:: 1 IO NP
2\
::0
Q)
L __ '
Selesa1 )_'_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ j __ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ___J
::J
(Q
""
Q)
OJ
§:
::J
(Q
.....
(0
.......
~I
00
Subprogram Perhitungan Gaya Elemen Struktur
Deklarasi judul subprogram PROCEDuRE GAYA ELEMEN;
)>
3...., Deklarasi variabel VAR
Gaya Elemen
:::::
I ,J K
I I Variabe:;._ iterasi I,J,K : INTEGER;
(f) NJ,NK Nomor nodal i dan ~-~- NJ,NK,NMAT : INTEGER;
'<
ru
:::y
elemen struktur <"-~~0 NEiemen P : ARRAY 11 .. 4] OF INTEGER;
'0MAT Jenis material elemen DX,DY,L,CX,CY,EAL : REAL;
z struktur XS,XM,FM : ARRAY 11 .. 4] OF REAL;
ru NJ = JJ(I). NK = JK(I) NMAT = MAT(I)
(f) P(1) = PX(NJ) P(2) = PY(NJ)
p
s. Nomor derajat
kebebasan elemen
P(3) = PX(NK). P(4) = PY(NK)
KM,R : M44;
BEGIN
i3 OX= X(NK) · X(NJ), DY = Y(NK)- Y(NJ\
::::: struktur
L =(OX-+ OY-Y-
FOR I:=1 TO NELEMEN DO
CX = DX/L CY = DY/L
$: DX,DY,;_, Panjang elemen EAL = E(NMATrA{NMAT)/l
--~~-------
BEGIN
(1)
struktur NJ := JJ[I];
0 CX,CY Cosinus dan sinus NK := JKII];
~
= 1 to 4
sudut elemen struktur -T l\!1AT := MATII];

~ EA~ Komponen matriks •- P[l] := PXINJ];
s
~
~e~akcan elemen struktur K = 1 to 4 Pl2] := PYINJ];
XS Mat:~iks deforrr,asi elemen PI 3 l : = PX INK] ;
~
~
global ,----'-
KM(J,K) = 0
1
PI 4] : = PY INK I ;
ru XM Matriks deformasi elemen R(J K) = 0 OX := X[NK] ~ XINJ];
~
c::
(l)
lokal --T DY := Y[NK] ~ Y[NJ];
:::l FM Matriks gaya elemen (~· L := SQRT(DX*DX+DY*DY);
h
:::l KM
lokal
Matriks kekakuan elemen
t" ------- CX := DX/L;
CY := DY/L;
~
iii lokal ~-K-M(11J = EAL~M~3J~--:-EAL EAL : = E [Nl1AT] *A INMAT] /L;
iii R Matriks rotasi KM(3 1) ·o= -EAL. KM(3 3) = EAL
--~--- FOR J:=1 TO 4 DO FOR K:=1 TO 4 DO Kl1[K,J] 0;
(/) ---- y - - - - - FOR J:=1 TO 4 DO FOR K:=l TO 4 DO R[K,J] ~ 0;
2
~
Bagan alir subprogram perhitungan
=
!"111) CX, R(1,2) CY
R(2,1) = -CY, R(2.2) = CX
i
:
=
KM [ 1 , 1] : = EAL ; K!1 [ 1 , 3 ] : = ~ EAL ;
R(3.3) = CX R(3 4} = CY
2..., gaya elemen struktur R(4.3) = -CY. R(4 4) = CX
KH I 3 , 1] : = ~ EAL ; KM [ 3 , 3 ] : = EAL ;
R [ ~ , 1 ] : = CX ; R [ 1 , 2 ] : = CY ;
------=-r Rl2,1] :=~CY; R[2,2] := CX;
<~~~ R I 3 , 3 ] : = CX; R [ 3 , 4 ] : = CY;
R[4,3] :=~CY; Rl4,4] := CX;
·-:__>-t,dak-,
•
XS(J) = XX(P(J))
_ _ _y______ _ FOR cT:=l TO 4 DO
I XS(J) = 0 I IF P[J]<>O THEN XSIJ] := XX[P[J]] ELSE XS[J] := 0;
'-~--'
~-
'~
~_)
Penyusunan data input program komputer bagi contoh soal
·...·
W/2
2.8m
2.5m
0.1 w
..
0
4m
Gambar 3.11.1 Konfigurasi sistem struktur menara
Rangka Bidang 199

File Data
ANALISIS RANGKA BA TANG BIDANC [KG-M] JUDUL
8 NNODAL
0 0 X I I I, Y(II
0 4
0 8
1.5 8
3 8
3 4
3 0
1.5 4
2 NR
1 1 1 NJ, RX(NJI, RY (N,J)
7 1 1
1 NMAT
21000000000 0.001164 E I I I , Alii
13 NELEMEN
1 2 1 JJ (I), JKIII, MAT(II, BE BAN I I I
2 3 1
3 4 1
4 5 1
5 6 1
6 7 1
7 8 1
1 8 1
2 8 1
8 6 1
2 4 1
8 4 1
6 4 1
3 ;\IF
3 1182 -2955 N,J' FX (NJ), FY(NJI
4 0 -5911
5 0 -2955
Arsip Hasil
ANALISIS RANGKA BATANG BIDANG [SATUAN DALAM KG-M]
JUMLAH KEBEBASAN STRUKTUR = 12

NJ PX py
1 0 0
2 1 2
3 3 4
4 5 6
5 7 8
6 9 10
7 0 0
8 11 12
,,-.

..------------------------------------------~-~~~"'~
Matriks Kekakuan Global Struktur :
17001441 1881175 0 0 -705441 -1881175 0 0 0 0 -16296000 0

1881175 17238467 0 -6111000 -1881175 -5016467 0 0 0 0 0 0
0 0 16296000 0 -16296000 0 0 0 0 0 0 0
0 -6111000 0 6111000 0 0 0 0 0 0 0 0
-705441 -188:175 -16296000 0 34002881 0 -16296000 0 -705441 1881175 0 0
-188117S -5016467 0 0 0 16143934 0 0 :881175 -5016467 0 -6111000
0 0 0 0 -16296000 0 16296000 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 6111000 0 -6111000 0 0
0 0 0 0 -705441 1881175 0 0 17001441 -1881175 -16296000 0
0 0 0 0 1881175 -5016467 0 -6111000 -1881175 17238467 0 0
-16296000 0 0 0 0 0 0 0 -16296000 0 34002881 0
0 0 0 0 0 -6111000 0 0 0 0 0 16143934
MATRIKS GAVA NODAL

PI 11 0,000 GAYA DAL.~ ELEMEN KE-1 FM [ 2] 0.000 FM [ 4] 0.000
PI 3J 1:82,000 FM[ 1] 2573.429 H![ 3] -2955.000
PI 2J 0,000 Fl1 I 2] 0.000 FM [ 4] 0.000 GAYA DALAM ELEMEN KE-10
PI 4J -2955.000 H![ 3] -2S73.429 FM [ 1] -10 3 8 . 911
PI 51 0.000 Fl1[ 4] 0.000 GAYA DALAM ELEMEN KE-6 FM [ 2] ~ 0. 000
PI 6J -5911.000 FM I 1] ~ 57 2 5 . 4 2 9 FM[ 3] 1038.911
PI 7J 0.000 GAYA DALAM ELEMEN KE-2 Fl1 [ 2] 0.000 Fl1 I 4] 0.000
PI 8] -2955.000 H![ 3] -5725.429
FM[ 11 2955.000
PI 9] 0.000 Fl1 I 4I 0.000 GAYA DALAM ELEMEN KE-11
Fl1 I 2I 0 . 00 0
p! 10 J 0.000 FM[ 31 -2955.000 FM[ 1] -407.518
PI 11 J 0.000
FM I 4I 0. 000 GAYA DALAM ELEMEN KE-7 FM I 2] ~ 0. 000
P[ 12] 0.000 FMi 3] 407.518
Fl1 I 1] 3563.993
Fl1 I 2I 0.000 Fl1 [ 4] ~ 0 . 000
GAYA DALAM ELEMEN KE-3
SOLUSI PERPINDAHAN Fl1[ 1] ~ 1182.000 FM[ 31 -3563.993
STRUKTUR Fl1[ 2] 0.000 Fl1[ 4] 0.000 GAYA DALAM ELEMEN KE-12
X I 1] 0.000847 Fl1[ 3] -1182.000 FM[ 1] 3522.141
X[ 2] -0.000421 Fl1[ 41 0.000 GAYA DALAM ELEMEN KE-8 FM[ 2] 0.000
XI 3l 0.002472 Fl1[ 11 197.656 FM[ 3] ~ -3522.141
XI 4] -0.000905 Fl1[ 21 0.000 Fl1[ 4] 0.000
CAYA DALAM ELEMEN KE-4
X I 5] 0.002400 -197.656
FM I 1I -0 . 0 0 0 Fl1[ 3]
X[ 6] -0.000927 Fl1[ 4] 0.000
FM I 2I 0. 000 GAYA DALAM ELEMEN KE-13
X[ 7] 0.002400
Fl1 I 3I 0. 000 Fl1[ 1] 2958.820
X I 8] -0.001420
X I 9] 0.000902
Fl1[ 41 0.000 GAYA DALAM ELEMEN KE-9 Fl1 I 2] 0. 000
FM [ 1] 143.089 Fl1[ 3] -2958.820
X I 10] -0.000937
GAYA DALAM ELEMEN KE-5 FM [ 2] 0.000 Fl1 I 4] 0. 000
X I 11] 0.000838
H![ 11 ~ 2955.000 FM [ 3] -143.089
X [ 12] -0.000351
Rangka Bidang 201
3.12 Soal - Soal
Soal1
I. Rangka bidang dengan konfigurasi berikut ini :
Dimensi elemen batang I dan 2
berupa profil lingkaran dengan ukuran
sebagai berikut :
65cm
32 t = 7 cm
Modulus Elastisitas Bahan E, =

2.1 xI 06 kg/cm 2
Beban yang bekerja : q t!m tegak lurus

elemen I dan beban 0.4q tegak lurus
elemen 2 dengan arah seperti
tergambar (beban angin).
PERT ANY AAN :

a. Berapa derajat kebebasan struktur ?
b. H itung besarnya parameter penampang elemen : A= luas dan I = momen inersia
dan bentang elemcn I, dan 2.
c. Susun matrik kekakuan elemen I dan 2 terhadap koordinat strukturlglobal: [k] 1 & [kb
d. Rakit matrik kekakuan struktur berdasarkan derajat kebebasan struktur : [K L
e. Apabila terjadi perpindahan maksimum di titik kumpul 2 sebagai berikut:
I. perpindahan arah horizontal X 1 = 7 cm

3. perpindahan arah vet1ikal X 2 = 2 cm
dengan arah scperti tergambar.
H itung berapa gay a ekivalen P 1, P2, dan P_; pad a titik 2 dari persamaan [K 1{x} = {P}
f. Dcngan memperoleh nilai {P}, maka tetapkan nilai beban luar q.
Catatan: Dalam mclakukan pcrhitungan. SUJXJ_>a dipcrhatikan perjanjian tanda arah positip pcrpindahan
tnaupun gaya-ga) a.

Soal2
20 kN
3000 mm
I
3000 mm
l 3000 mm
2
3000 mm
Dimensi elemen rangka bidang scperti tergambar adalah pipa baja diameter luar 150 mm dan
tcbal 1.5 mm. Modulus elastisitas baja E, = 200000 MPa. Dengan beban scpcrti tergambar,
diperoleh perpindahan titik kumpul sebagai:
Perpindahan titik kumpullm]
:itik Ul U2 U3 u3
1 0,0000 0,0000 0,0000
2
3
1\
0,0000
-4,274E-04
2,382E-03
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
-5,230E-03
1,831E-06
1 p u1
5 3,235E-03 0,0000 -2,809E-03
6 3,450E-03 0,0000 -7,765E-03
Per1anyaan :
..1. Tentukan dari persamaan (S] 111
{;~} 111 = {F} 111 gaya-gaya dalam batang.
b. Gambar diagram gaya setiap elemen.
Soal3
Sistem rangka tergantung pada pendel 3. Pcnampang elemen rangka adalah profil I
300.300.16.23 ditahan pada bagian atas oleh baja tulangan D 25 mm bersifat elemen batang
tarik/tekan (sendi di 2 diluar batang 1, 2). Perletakan sendi di 2 dan 3. Be ban yang beke~ja
adalah beban segitiga q = 255 kN/m. Modulus Elastisitas bahan Ea= 200,000.00 MPa.
Rangka Bidang 203

rT/
I 1:
Pcrtanyaan :
a. lkrapa dcrajat kcbcbasan struktur '1 Clambar
/1
pasangan gay a/ ddormasi n:;. a pad a si stem.
b. Hitung sil~tt- sil~tt pcnampang ckmen : I. A.
c. Tetapkan matrik kckakuan ckmen [SJ 1 • JSb dan
JSJ,.
d. Tctapkan matrik kekakuan ckmcn terhadap
koordinat struktur [kJ 1 .[kb dan Jkh.
c. Rakit matrik kckakuan struktur JKL
f. Tcntukan n:ktor bchan (Pi
g. llitung JKJ,(Xi, = (P), untuk mendapatkan
dcformasi (Xi,.
h. Clamhar garis clastis struktur.
i. Turunkan pcrsamaan g.aya normal sctiap elcmcn.
I· Gamhar diagram gaya dalam.
k. Bila simpangan horizontal izin = 15 mm. apakah
si stem struktur rncmcnuhi syarat kckakuan ')
2'
Soal4
Rangka 8idang dengan konfigurasi berikut ini:
bentang 2-3 =6 m
Dimensi elemen batang I , 2 dan 3 berupa
protil baja I : A = 710 cm 2 dan
batang 4, S : A= 350 cm 2 .
Modulus Elastisitas Bahan
2
E, = 2.1 xI 0(' kg/cm
Beban bekerja : q t/m tegak lurus elemen

dan beban 0.4q tegak lurus elemen 2 dengan
arah seperti tergambar (beban angin).
Besar beban q = I .2 ton/m
Lakukan analisis untuk struktur di atas dengan

menggunakan metoda matriks kekakuan
sendi +------------------------------.
15 Ill
b. Tentukan matriks kekakuan lokal [S]. matriks transformasi [Tl, dan matriks kekakuan
c. Rakit matriks kckakuan global struktur [K ]s

d. Rakit matriks gaya nodal struktur {P)s.
e. Hitung solusi perpindahan struktur dari hubungan (P}s = [K]s {X}
f. Hitung kembali gaya-gaya dalam untuk elcmen I & 2: (Ph.
g. Gamharkan bcntuk struktur setelah berdcformasi
Soal5
P= 100 kN 100 kN 100 kN 100 kN
16m
I
I
8@10 m---
Gunakan program komputer untuk menghitung perpindahan titik-titik kumpul, reaksi
- '
perletakan dan gaya-gaya dalam rangka jembatan diatas. Luas semua pcnampang batang atas
.:lan bawah = 45* I O' mm 2 • batang diagonal= 22.50 * I O' mm 2. Modulus elastisitas semua
batang E = 200.000 MPa.
SoaiG Soal7
100 kN 100 kN 100 kN 100 kN lOO kN
I I
4 1 - - - - 5 *_ _ _....:;6, __ !
I
16 rn 16 rn
j
2
3
-----2Ci_iJ10 rn---- -2(1il I 0 rn-
\ lana dari dua sistcm struktur rangka seperti gambar yang optimal bila dikaj i dari tanggap
t..ekuatan elemen. E = 200.000 MPa dan A= 30* I 0' mm 2 •
Soal8
-\nalisis matrik kekakuan rangka bidang untuk pembcbanan luar seperti gambar menghasil-
~an deformasi [mm] :
_ X1 x2 x, X-1 x) J1 = L 1.25 1.95 -2.55 -0.45 0.25 Jr

Tentukan gaya-gaya dalam elemen yang terkait dengan perpindahan titik kumpul. Juga,
1itung beban ekivalen titik kumpul yang menyebabkan te1:jadinya deformasi.
Rangka Bidang 205
EA = 12,000 kg
X2, P2 X4, P4
5
X1, P1-~----~~--..X3, P3 --l
I
16 m
I
~--------~~--------~L-~Xs,Ps
11
Soal9
===-------_ ]
y.. ~1o kfi/'1'1.3 ;:,~I
Dimensi elemen batang sistem rangka lengkung adalah protil pipa D 300*3.5 untuk batang
atas dan bawah, dan pipa D 200*3.0 untuk batang tegak dan diagonal. Modulus Elastisitas
Bahan Es = 200,000 MPa. Selain dari berat sendiri elemen, bekerja beban air dari tanki
penampungan seperti tergambar.
b. Tentukan matriks kekakuan lokal [S], matriks transfonnasi [T], dan matriks kekakuan
d. Rakit matriks gay a nodal struktur ( P} s .
e. 1-litung solusi perpindahan struktur dari hubungan {P}s = [K]s {X}
f. Hitung kembali gaya-gaya dalam untuk elemen I & 2: {Ph.
g. Gambarkan bentuk struktur setelah berdefonnasi

Soal10
20 kN
20 kN 20 kN
r
C) I
(_)
~I
I -~-----'"'---c:'-'=-~----'G""~---~f--""~--=---=;;:
- ---- - --r - ---- - __ --.J
a. Rangka atap
b. Profil batang alas dan bawah c. Profii batang diagonal dan tegak
0 cnampang elemen rangka atap terdiri dari susunan helai papan seperti pada gambar.
\ lodulus Elastisitas Bahan Es = I 0,000 MP a. Se lain dari be rat sendiri elemen, bekerja
C'cban terpusat vertikal dan horizontal di titik kumpul 7, 8, dan 9.
!_akukan analisis untuk struktur di atas dengan menggunakan metoda matriks kekakuan
~cngan urutan scbagai berikut :
Pcrtanyaan :
,:,_ Berapa derajat kebebasan struktur? Gambar pasangan gaya/ deformasinya pada sistem.
~ 1-litung sifat-sifat penampang elemen: A.
Tetapkan matrik kekakuan elemen [S] 1 sampai [S] 15 •
j Tetapkan matrik kekakuan elemen terhadap koordinat struktur [k] 1 sampai [k ]1,.
~- Rakit matrik kekakuan struktur [K]s
.- Tentukan vektor be ban { P}
_ H itung [K ]s (X }s = { P L untuk mendapatkan def(xmasi (X }s.
- Gambar garis elastis struktur.
Turunkan persamaan gaya normal setiap elemen.
Gambar diagram gaya dalam.
~- Bila simpangan vertikal = 40 mm, apakah sistem struktur memcnuhi syarat kekakuan?
Rangka Bidang 207

4 Sruktur Kisi (Grid)
Sistem struktur Kisi atau Grid merupakan gahungan elemen-elemen yang terletak dalam satu
hidang dengan hehan yang hekerja tegak lurus pada hidang tersehut. Beban inilah yang
membcdakan sistem struktur kisi dengan portal hidang, hal mana pada portal hidang heban
luar yang bekerja terletak dalam bidang portal itu sendiri.
Geometri grid berupa kerangka balok. Pcnyederhanaan sistem struktur ba!ok dengan pelat
seperti Gambar 4.1 a menjadi si stem struktur kisi (grid) dinyatakan dari be ban pelat yang
diterima halok Dengan demikian unsur struktur kontinum pelat merupakan beban luar.
Semua unsur elemen grid dan titik petiemuan herada dalam bidang yang sama, dan unsur
elemen batang betiemu rigid pada titik kumpul.
~··.
..
a. Sistem balok dan pelat sebidang b. Beban dan sistem struktur kisi (grid)
Gambar 4.1 Sistem struktur kisi (grid)
Tanggap struktur terhadap behan dinyatakan oleh
gaya-gaya dalam seperti Gambar 4.2. Elemen grid
adalah elemen balok dengan tamhahan torsi
1momen puntir), di samping momen lentur. Gaya Ym
dalam di ujung A adalah momen puntir F 1, momen
Fl. "'I
kntur F2, dan gaya geser F,. Defonnasi yang
berhubungan dengan ketiga gaya ini adalah puntir
_\. 1, rotasi L'l 2 • dan perpindahan L'l,. Hal serupa pada
uj ung B, deformasi yang berhubungan dengan

ketiga gaya-gaya F 1, F2 F3 adalah puntir L'l.J, rotasi
l<. dan perpindahan L'lc,. Sebagaimana
didefinisikan, matrik kekakuan elemen
mendefinisikan hubungan antara keenam gaya Gambar 4.2 ldentifikasi gaya/deformasi
ujung elemen grid
dalam dengan deformasi. Hubungan ini dinyata-
kan sebagai
Grid 209
Fl ~I
F2 ~2
F3 ~3
= [s atau [s]{~} = {F} (4- I)
E~ ~4
Fs ~5
F6 ~6
hal mana
~I ~2 ~3 ~5 ~6
GI,
0 0 0 0
e
4EI, 6EIY 2Eiy 6EI y
0 --- 0
e el e el
6EI) 12EI, 6EI 12EIY
0 --- 0 ---
e2 p3 ji2 e''
[s] = --------------------------------
(4- 2)
GI, GI,
0 0 0 0
ji e
2Eiy 4EIY 6EIY
0 0 0
e (! el
6EI 1 12EI, 6EI, 12EIY
0 --- 0
p2 r' [2 t'
Pengaruh lentur pada elemen grid tidak dipenga-

ruhi oleh peri laku puntir, dan setiap unsur dapat
secara bersamaan ditetapkan. Vektor l F2, ~2 ],[ G.l
I
F3, ~3 ],[ Fs, ~5 ], dan [ F6, ~ 6 ] adalah akibat pe-
ngaruh lentur di kedua ujung elemen. Hubungan
antar vektor ini seperti pada elemen balok. Ko-
lom pertama dari pcrsamaan (4- 2), yang meru-
pakan pengaruh puntir dapat dijelaskan dari mo-
de kompatibilitas seperii pada Gambar 4.3. Bila
satu satuan puntir ~ 1 dikerjakan pada ujung A,
dan ujung B dikekang, maka terdapat torsi atau Gambar 4.3 Mode kompatibilitas 1 grid
momen puntir pada kedua ujung.

d6 T(x) (T(x) F*€ .
- = - - atau 6 =
dx GJ GJ GJ
f--
= - - , sehmgga
0
untuk 6 = 6 1 = I :
GJ
S 11 = - yang merupakan momen puntir (torsi) di A. Untuk menjamin keseimbangan,
e
GJ
haruslah di ujung B besaran momen puntir S 41 = - - . . Hal serupa bagi kolom ke empat,
f
GJ
dengan mode kompatibilitas 4, diberikannya satu satuan puntir 6 4 = I, S 44 = - . , dan
t
GJ
S14=--.
e
\'1atrik [s] d idefinisikan sebagai Matrik Kekakuan Elemen. Vektor {A} dan {F} berturut-turut
menyatakan derajat kebebasan elemen dan gaya ekivalen ujung.
4.1 Derajat Kebebasan Dan Matrik Kekakuan Struktur

Apabila ditinjau Grid sebagai sistem struktur, maka konsep geometri bidang adalah
konfigurasi dari elemen-elemen lurus dirangkai bersama secara monolit, seperti halnya
dengan portal bidang, tetapi dengan beban luar yang bekerja tegak lurus pada bidang.
ldentifikasi perpindahan/perubahan pada sistem akibat beban luar dinyatakan dengan
perpindahan translasi normal terhadap bidang dan rotasi titik-titik kumpul. Contoh sistem
~rid seperti pada Gambar 4.1.1
Titik kumpul I, 2, 11, 12 adalah perletakan jepit, titik 3, 4, 7, 10 berupa sendi. Tidak ter:jadi
baik perpindahan translasi maupun rotasi di 1, 2. 11, 12. mengingat si fat perletakan jepit.
Titik kumpul 3, 4, 7, I 0 dapat berotasi. Karenanya ada dua derajat kebebasan. Bagi titik-titik
kumpul lainnya, setiap titik dapat bertranslasi dan bcrotasi. Dengan demikian, derajat
kebebasan strukur NX = 2 * 4 + 3 * 4 = 20. Derajat kebebasan struktur ini dapat dihitung
berdasarkan rumus :
'\!X= 3NJ- 3NFJ- NPJ ( 4 - 3)
hal mana
'\J = jumlah total titik kumpul, termasuk perletakan
'\FJ = jumlah titik yang sifatnya JEPIT
'\PJ = jumlah titik yang sifatnya SEND!
Perpindahan garis elastis yang menyatakan perubahan posisi sistem struktur dapat dihitung.
Gambar 4.1.2 memperlihatkan perubahan posisi sistem secara skematik. Derajat kebebasan
titik dinyatakan dcngan vektor X, . Arah vektor positif seperti terGambar. Sepe1ii juga halnya
dengan elemen, te1:jadinya perubahan posisi titik kumpul berakibat oleh heke1janya gaya .
.\pabila setiap vektor perpindahan/rotasi titik kumpul diakibatkan oleh vcktor gaya ekivalen
Grid 211
yang bekerja di titik kumpul terse but, maka kedua vcktor terse but berpasangan. Gambar 2.3 .3
mcnyatakan vektor gaya ckivalen yang mengakibatkan te1:jadinya perpindahan/rotasi titik.
Gam bar 4.1.1 Si stem Struktur Kisi ( Grid)
/
-
b1dan~ :\- Y _,.-··-··--··-··-
/
·,,
\
\
i
i
X i p
i
:
./ ' I
/ /./
/
/ /
/ /
/ /
/
/
X,
P,
·-··-. ----··-··-··-··-··-
a. Garis elastis dan vektor perpindahan/rotasi titik kumpul b. Vektor gaya ekivalen titik kumpul
Gambar 4.1.2 Garis elastis, vektor deformasi dan gaya ekivalen
Hubungan antara vektor perpindahan/rotasi dengan vektor bcban ekivalen adalah :

I' I 11 K 12 Ku Kl4 .KI.i KilO XI
r2 Koo K21 K 24 K2i K 210 x,
21
P, x,
ll K:z K,, K14 .K,I K21o
p4 x4
a tau {r}=[K]{x}
I' I Kll K i2 Kj; K i4 K;j K;>o X;
K 21JI K ~n2 K 201 K 204 K2o; K

X;o
P2o
Matrik [K] d idefin iskan sebagai MUrik Kekakuan Struktur.
Unsur matrik Ku merupakan hasil rakitan unsur-unsur matrik elemen yang ujungnya terkait

Pcrakitan matrik [K] dari matrik elemen [S] memcrlukan proses transfonnasi koordinat. Pada
:'crakitan unsur [K] di titik kumpul 6, sistem koordinat elemcn batang 2. 4. 5. dan 6 yang
··:cnyatakan hubungan [S] (L',)={F) harus ditransformasikan ke dalam sistem koordinat struk-
:Jr global (Gambar 4.2.1 ).
Gambar 4.2.1 Nomor elemen struktur grid

p,,5isi koordinat elemen/lokal terhadap koordinat struktur/global untuk elemen batang 4
'"'perti pada Gambar 4.2.2
z.Z
Gambar 4.2.2 Transformasi [S]{C.} = {F} ke [k]m{X}m = {P}m
:Jengan sudut e yang dibentuk elemen batang 4 terhadap absis x. besaran gaya ujung elemen
_F F2 F1 F4 F, F,,j dinyatakan denganlP P2 P1 P4 P, P,,j melalui transformasi koordinat
1
· Gambar 4.2.3 ). Vektor t-, 3 • X 3 , dan t-, 6 , X 6 tidak terpengaruh akibat perubahan putaran
-udut e. sehingga transformasi gaya kepada sumbu sistem struktur menjadi
Fl cose sin 8 0 0 0 0 PI
r
r,
-
sinG cos8 0 0 0 0 p2
Fi 0 0 I 0 0 0 p"
atau {F} = ]{P] ( 4 - 5)
F.j 0 0 0 cos8 sin 8 0 p.j
F, 0 0 0 -sine cose 0 Ps
F,, 0 0 0 0 0 p6
Grid 213
Juga perpindahan ujung elemen L~~ ~2 ~, ~4 ~5 ~6 J dinyatakan dengan
Lx~ x2 x, X4 x, x"J melalui transformasi koordinat.
r
cose sine 0 0 0 0
L\2 -sine cose 0 0 0 0 x, 1
x2
,;'\:1 0 0 0 0 0 x:1 (4- 6)
r
0 0 0 cose sine 0
L\5 0 0 0 -sine cose 0 x.
X- r
,;'\6 0 0 0 0 0 x:
atau {!\} = [T]{X}
Matrik [T] didefinisikan sebagai matrik transformasi koordinat dari sistem koordinat elemen
kedalam sistem kordinat globallstruktur. Mcngisikan ketentuan kedua persamaan ini kedalam
persamaan ( 4 - I )
[s]{L\}={F}
akan diperoleh matrik kekakuan elemen yang ditinjau dari sistem koordinat globallstruktur
sebagai berikut :

........................................----------~----------~
CD 0 0 G 0 @
CD Gl,
0 0 -~ 0 0
0 0
4El, _ 6El,
t'
0
2El, 6El,
t' eo se sin8 0 0 0 0 XI cosO sin8 0 0 0 0
P, 1
x, -sine 0 0 0 0 P,
0 0 -7
6EI, 12EI,
r'
0
6EI
--~-,
_ 12EI,
,,
-si nO
0
case
0
0
I
0
0
0
0
0
0 x, 0
case
0 I 0 0 0
,,p" ) a tau
sin{-) 0 x. 0 0 0 case sine 0
G GI,
0 0
Gl,
I
0 0
0
0
0
0
0
0
cose
-sinG case 0 X; 0 0 0 -sine case 0 P-
p:
0 0 0 0 I
0 0
2EI,
0 0
4El, 6El,
,, 0 0 0 0 0 I Xr, 0
@ 0
6EI,
t'
_ I2EI,
11
0
6EI,
t'
12EI,
11
(s ](T]{x} = (T]{P} (4- 7)
Mengalikan persamaan (4- 7) dengan matrik invers [T]- 1

:
(T]- (s ](T]{x} =(T]- (T]{P}

1 1
(4- 8)
(T]- [s ](T]{x} = {P}
1
Matrik invers [T]- 1

juga merupakan matrik transpose [Tr:
cos e -sine 0 0 0 0
sine cos e 0 0 0 0
0 0 I 0 0 0 . [T]-I [s ][T]{x} = [Tr[s ][T]{x}
[Tr =I sehmgga
0 0 0 cos e -sine 0 [Tr [s ][T]{x} = {P}
0 0 0 sine cos e 0
0 0 0 0 0
Gtid 215
z,Z
Perkalian matrik [T]T[S][T] merupakan transformasi

matrik kekakuan elemen [S] menjadi matrik kekakuan
elemen pada sistem koordinat struktur. Dinamakan hasil
perkalian sebagai matrik kekakuan elemen [k]111 =
[T]T[s][T]. Hasil perkalian unsur ketiga matrik merupa

X6.P6 kan unsur matrik [k]111, seperti dijelaskan pada tabel 4.2. I.
�Xs . P s
lndeks dalam kotak persegi I, 2, 3, 4, 5, 6 menyatakan
besaran arah positip gaya dan perpindahan kedua ujung
��x4,P.4...
elemen dalam sistem koordinat struktur/global
.
. .... X
IT] 0 0 � IT] [I]

IT] - --· sinS
Gl 2 4EI 2 (GI, 4El,). 6EI, . Gl 2EI . 2 (GI 2EI ) 6EI, .
O 2
f. e e t f.
--' cos 8+--'sin 8 -----· sin8cos8 _ Sin --'cos 8+-sin 8 - --'+-- ' sin8cos8
[ e £ e 2
[
0
4EI ) 6EI 2EI,) . 2EI, . 2 6EI,
.
(GI Gl, . 2 12EI 2 (GI, Gl, 2
t ( e e3 e € e e
-' ---' sin8cos8 --sin 8+--cos e -' cos8 - --+--· sin8cos8 ---cos 8+--· sin 8 --cos8
2 2
c [
(2 cos8
6EI 6EI 12EI, 6EI 6EI, 12EI,
j}J .
fi'
·
c-
--'sinS ---' - 'sinS --- sinS
[k]m t
?
£ 2 e
� J J
Gl ? 2EI . 2 (GI, 2EI, 6EI, . Gl ? 4EI, ? (GI 4EI, 6EI
e t e f. f. e
--' cos-8+-sm e - --+--· sin8cos8 --·sinS --' cos-e+--· sin-e --
' ---· sin8cos8 - ( 'sinS
£ {2 e 2
IT] ---· sm8

(GI 2EI ) Gl, 2 2EI, . 2 6EI, . (GI, 4EI,). Gl 4EI, 2 6EI
2 O
t t f! t e e t
- --' + --' sin8cos8 ---cos 8+--· sin 8 --- --· sin0cos8 --'sin 8+--· cos 8 ( ' cos
[ {2 2
[I] 6El, .
- --
[
2
·sinS
6EI
--' cos8
£
2
12EI,
{
---·
6EI,
e
2
.
sm8
6EI,
-
2
e
cos8
12EI,
e'
Tabel 4.2.1 Matrik kekakuan elemen [k]m pada sistem koordinat struktur/global
216 Am rinsyah Nasution, Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

4.3 Matrik Kekakuan Struktur [K]s
Matrik kekakuan elemen [k ]m menj adi bagian dari penyusunan unsur matrik kekakuan
struktur [ K ] . Meninjau penyusunan unsur matrik kekakuan struktur d i titik kumpul 8, maka
prosedur menggabungkan indeks unsur kekakuan elemen [k]m dengan sebutan derajat
kebebasan struktur haruslah ditetapkan dari posisi indeks deraj at kebebasan elemen. Untuk
elemen 6 indeks unsur elemen 4, 5, dan 6 sama dengan indeks derajat kebebasan 1 3 , 1 4, dan
1 5 ; sedangkan bagi elemen 7 indeks unsur elemen I, 2, dan sama dengan indeks deraj at
kebebasan struktur 1 3, 1 4, dan 1 6. Pesamaan [ 1 3 7] menjelaskan posisi indeks elemen -
dengan indeks struktur di titik kumpul 8.
,.� .b1dang - -· -··-

·-· -· -X-Y
,.,. /
. ....... .
I .
... .
.
...
..
. ... .
......
...
.... ....
..
'··,,.,
' ...
....
..
/./'
i
i
/4X.
.
......
......
....
·.\
. '·.,
\
i
i
\
X1,
/1
J
//
'· ,..,.., -·--��---·--··-··-··-··-..-··- - . �/..,. /

.
,
.,
,
.
, _
.
!A !A � � &� --- indeks derajat kebebasan struktur

[1] 0 QJ � � 0 --- indeks derajat kebebasan elemen
kll k12 ku kl4 kl\ klh
�[I] k21 k22 k23 k24 k25 k26
�0 k
1 k, k ] k34 k]j k ,6
[ ]2 = �0 k 1 k 2 k ]
k
k44 k4, k46
K = kekangan
�0 k41 k42 k43 k,4 k,, k,6
�0 k,61l k,2 k53h k64 k65 k66
�0 62 3
& & 6 b. &&--- indeks derajat kebebasan struktu r
[1] 0 QJ � � � --- indeks derajat kebebasan elemen
kll k12 kll k14 kl\ kl(>

6[1] k k22 k23 k24 k25 k26
6.0 21
&0 k31 k32 k33 k34 k, k36
[kL = �0 k41 k42 k 43 k44 k45 k46
�0 k,l k,2 k53 k,4 k,, k,6
�0 k61 kh2 kr,] k h4 k6, k66
Grid 217
& 6 �& �� +--- indeks derajat kebebasan struktur
[i] 0 0 � � � +--- indeks derajat kebebasan elemen
�[I] ,, k12 kl3

k k,4 k,s kl6
&0 k21 k22 k 21 k24 k 25 k26
&0 k11 k12 k]] k14 k15 k16
[k]5 = LJ1. 0 k41 k42 k41 k44 k45 k46
�0 k51 k52 k51 k54 kss k56
&0 k61 k62 k6] k64 k65 k66
& 6 � � &� +--- indeks derajat kebebasan struktur
[i] 0 0 � � � +--- indeks derajat kebebasan elemen
�[I] kll kl2 kl3 kl4 k15 kl6

&0 k21 k22 k2.1 k24 k25 k26
&0 kll k12 k" k14 k3 5 k36
[k]7 = &0 k41 k42 k4]
,L1
k44 k45 k46

�0 ks1 ks2 k51 k54 kss k56
�0 k61 k(,2 k6] k(>4 k65 k66
Berdasarkan persamaan ( 4 - 4) unsur K;1 bagi derajat kebebasan d i titik kumpul 6 adalah :
( J ( J ( }
K66 = k �6 + k �6 + k i l + k i K67 = k i2 + k i K6s = k i, + k J, Kn = k � 2 + k i ( J
K78 = (k �, + k i, ) Kss = (k �3 + k ;3 ) K76 = K67; Ks6 = K6s·
Unsur matrik k 'IJ d i h itung menggunakan
persamaan pad a Tabel 4.3 I dengan 8elemen sesuai

. ,
posi s i e lemen terhadap absi s -X koordi nat struktur.

Dengan mengis i kan unsur-unsur matrik K;1 dari
rakitan unsur matri k I k�, terbentuk persamaan
l i near simu ltan dengan variabel X; J i ka persamaan
.
i n i d i selesaikan untuk mempero leh vektor {X},

maka perlu d itetapkan vektor be ban { P} terlebih
dah u l u . Vektor {P} menyatakan besaran beban titik
kumpu l ekivalen TITI K KUMPUL yang bebas. Besarnya unsu r vektor {P} sama dengan
besarnya beban ekivalen di titik kumpu l kondisi titik kumpu l terkekang penuh, akan tetapi
berlawanan arah.
U nsur matrik struktur [K], setel ah d i l akukan proses perakitan setiap unsur matrik e lemen :
21 8 Amrinsyah Nasution , Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

&. &. £ & & �
IKII K 12 K 16 Ki7 K 1s K 12o XI PI
K21 K22 K26 K27 K28 K22o Xz P2
K66= x6 p6
K"1 K"2 K67=(ki2 + kiz) K6s=(ki3 + k �J K ,2o
. (k�'6 + k466 + k\ll + kll7 ) (4 - 9
K11 Kn K7<>=(ki2 + kiz} Kn=(k;2 + kiz} Kn=(k�3 + kiJ K12o x7 p7
k;J Kss=(k�3 + kU
Ks1 Ksz Ks6
I Ks7=(k�3 + Kszo Xs l's
K2o1 K2o2 K2o6 Kzo7 Kzos Kzozo Xzo P2 o
z]
z
(a) Pola pembebanan elemen (b) Ga ya kondisi terkekang penuh

dan gaya kondisi terkekang pad a
Gambar 4.4.1 Transformasi gaya kondisi terkekang
\1emperhati kan Gambar 4.4. l .a besarnya gaya-gaya uj ung kond isi terkekang pen u h sama
Jengan menghitung FET. FEM, dan FEQ. kedua uj ung balok dalam sistem koord inat
clemen/loka l . Dengan sudut 8 yang d i bentuk elemen batang i terhadap absis X. besaran gaya
ujung e lemen l P01 P02 P0, P04 P05 P06J d inyatakan dengan l F01 F02 F0, F04 F05 F06J
me l a l u i transformasi koord inat ( Gambar 4.4. 1 b) :
Grid 219
FFoO2I cose
- sine
sine
cose
0
0
0
0
0
0
0
0
oPo2
P 1
FFoo,4 0
0
0
0 0
0
cose sin e
0 0
0
P 03
PPoos4 {FoL, =[T]{P0},
atau (4- 9)
FFoos6 0
0
0
0
0
0
-si n e
0
cos 8
0
0
Po6
1 [T] r ,
Menga l i kan kedua suku dengan matrik invers [Tr , mengingat matrik tnvers [Trl
maka :
oPo2
P l cose
sine
- sine
cose
0
0
0
0
0
0
0
0
FF0ol2
Pm
Po4 0
0
0
0
I
0
0
cose
0
- si n e
0
0
FFoo4, atau {PaL, =[Tr {FoL, (4 - I 0)
P os
P o6
0
0
0
0
0
0
sine
0
cose
0
0 FFoo6s
Dengan menetapkan vektor { P L, bagi setiap elemen berdasarkan kontigurasi beban l uar
0
yan g bekerja, unsur vektor {P0} d igunakan mendapatkan matrik gaya ekivalen { P } sistem
m
struktur. Apabila ditetapkan ( P h sebagai matrik gaya ekivalen berdasarkan beban l uar yang
bekerj a ditengah bentang, dan matrik gaya { P }J sebagai akibat bekerj anya be ban l uar di titik
kumpul, maka : {P} {P}
E
+ 1 = {P}
Menjelaskan penyusunan matri k { P } , d it i njau perakitan gaya titik kump u l ekivalen d i titik
kumpu l 6 . Elemen batang 2 d i bebani beban P terpusat, titik kumpu l 6 menerima gaya
F�4,F�,,F�6, sedangkan e l emen 4 d i bebani beban merata q1, dari element 5 beban merata
trapesium, dan dari e lernen 7 beban l uar torsi t [satuan gaya/bentang). Posisi dan besaran
gaya seperti pada Gambar 4.4.2, menunj ukkan vektor gaya-gaya uj ung akibat beban l uar pada
kond isi elemen terkekang penuh.
Pada masing-masing uj ung elernen 2, 4, 5 dan 7 yang berternu di titik 6, besaran gaya uj ung
ekivalen dalarn sistem koord inat struktur adalah :
{P0P054l l cose
= - sine
- sine
cose
Oj{F0F054l {P054ll
0 P 0 = - sine
cose - si ne
cose (4 - I I a)
P o6 2
0 0 I F0(, 4 2 P 06 0 0
220 Amrinsyah Nasurion, Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

or l l or l
r'll
� �
, rl ,
c se - sin8 c se - si n8
P05 = - sm8 cos8 0 Fos P02 = - s1118 cos8 0 Fo2 (4 - l l b)
P o6 0 0 I Fo6 )- Po, 0 0 I Fo, 7
5
7
7
F o6
7 7
F os Fo4
4
Fo
3
4
F o6
4 Ps
F o1
Gambar 4.4.2 Vektor gaya ujung kondisi terkekang
Dengan dem i kian besarnya gaya bagi kesei mbangan d i titik kumpul 6 (Gambar 4.4.3) :
(4 - 1 2)
Besarnya vektor gaya d i titik kumpul 6 d iperoleh dari kondisi tanpa kekangan yang
merupakan n ilai persamaan (4 - 1 2) dengan tanda yang berlawanan, beserta besaran gaya
luar d ititik kumpul :
(4 - 1 3 )
Grid 2 2 1
Gambar 4.4.3 Beban dan vektor gaya
Perakitan matrik beban { P } bagi semua titik kump u l lainnya dapat d i l akukan dengan
memperhatikan sifat pembebanan setiap e l emen yang membentuk titik kump u l .
4.5 S o l u s i [K]{X} = {P}

Setelah memperoleh unsur matrik [K] dan matrik { P } , l angkah se lanjutnya adalah
mendapatkan so lusi persamaan [KI{X} {P} untuk matrik { X } , hal mana unsur matrik { X }
=
adalah besarnya perpindahan/rotasi setiap titik kump u l . M etoda Dekomposisi L U atau

Cholesky banyak d igunakan mendapatkan unsur [K]{X} = {P}.
222 Amrinsyah Nasurion, Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

4.6 Gaya-Gaya Dalam Elemen
Has i l sol u si ( X } digunakan untuk mendapatkan besarnya gaya-gaya dalam uj ung e l emen dan
reaksi perletakan . U nsur matri k { X } merupakan data bagi perhitungan. Apab i l a ditinjau
e l emen 4 pada Gambar 4.6. 1 , maka kedua uj ung elemen yang mempunyai derajat kebebasan
yang sama dengan derajat kebebasan struktur adalah :
Gambar 4. 6. 1 l ndeks derajat kebebasan struktur dan elemen
� �&& 6 �
[1] 0 [3] � � [6] X � = X, pI
4 P,
�CO kll
k 21
k l2
k 22
k l3
k2 3
k l4
k 24
k l5
k 25
k l(
k 26
)
xi= x4 p� p4
80 4 4
k ,, k 32 k 33 k ,4 k ,s k 36 X 3 =X5 p3 Ps
&0 (4 - 1 4)
X � =X6
4
&CD k4 1 k 42 k 43 k 44 k 45 k 46 p4 Pc,
b0 k sl k 52 k53 k54 k55 k 56 x� = X 7
4
p5 p7
.&0 k 61 k 62 k 63 k 64 k 65 k 66
X � =X8
4
p6 Ps 4
M enyelesaikan persamaan (4- 1 4) menghasi l kan { P}6 . Dengan h ubungan
Grid 223
Fl eo se - sine 0 0 0 0 PI
F2 sine eose 0 0 0 0 p2
F3 0 0 I 0 0 0 p3
(4 - 1 5 )
F4 0 0 0 eose - sine 0 p4
Fs 0 0 0 sine eo se 0 Ps
F6 0 0 0 0 0 p6 4
4
besarnya gaya d al am rencana e lemen pada kedua uj ung ada l ah :
Ts-6 Fl FET;
Ms-6 F2 FEQ; ql
Os-6 F, FEM;
+ FET (4 - 1 6)
Tr,-s F4 .I
M6-s Fs FEQ .I F4
06-5 4 F6 4 FEM
4 J
Gambar 4.6 . 2 Gaya-gaya Ujung Elemen
4.7 Contoh
D i ketahui struktur grid seperti gambar di bawah i n i .
Parameter dan sifat unsur : E = 20000 M pa; u = 0.25
1- ,__""________ ,_18000 - ,,--, --
-+-1 'l
1
, -
'
0
0
0
,.._
_j
0
0
I
I
g
----'---,---1
0
_ _j
L_ -7200-
Gambar 4.7. 1 Geomertri sistem struktur kisi (grid)
-5000 -J
224 Amrinsyah Nasurion , Metode Matrik Kekakuan Anafisis Struktur
Pembebanan struktur sebagai berikut :
jepit
Gambar 4.7.2 Pembebanan struktur kisi (grid)
Anal isis g rid u ntuk s istem stru ktur dilaku kan melal u i p roses :
1. M enentukan parameter penampang/analisis penampang

2. Menetapkan derajat kebebasan struktur
3. Mengh itung matriks kekakuan struktur e lemen [S] m
4. M enjabarkan matriks kekakuan elemen [k] 111 terhadap sumbu struktur
5. M erakit matriks kekakuan struktur [k]s
6. M enjabarkan vektor beban e l emen { F o } m
7. M erakit vektor beban bentang e l emen { P } m
8. M enyusun vektor beban titik kump u l
9. Merakit vektor beban struktur {P}s
1 0. M enyelesaikan persamaan [ K]s{ X }s = {P},
1 1. M enyelesaikan vektor { X } m dari setiap elemen
1 2. M engh itung { L'. } 111
1 3. M enetapkan gaya-gaya dal am uj ung elemen
1 4. M enggambar d iagram gaya-gaya dalam
Proses analisis d i atas d ikerj akan untuk tiap-tiap elemen.
Grid 225
Derajat Kebebasan Struktur
R4
(2)
3
--
Gambar 4.7.3 lndeks derajat kebebasan struktur
Elemen 1
b 3 50 mm
h 600 mm
E 20000 MPa
A 2 1 0000
1
mm'
101 82 , 3 4 mm
a lpha 45
u 0, 25
8000
6 , 300E+09 mm'
4
5 , 4 5 4 E+09 mm
5 , 04 N /mm ( be r a t s endiril
4 5000 N /mm ( beban s e g i t i ga )
4,285E+09 -4,285E+09
4,950E+10 -7291666,7 2,4749E+10 7,292E-:-06
[SL -7,292E+06 l,432E+03 -7291666,7 -1432' 2186
-4,285E+09 4,285E+09
2,475E+10 -7,292E+06 0 4,950E+10 7291666,67
7 I 292E+06 -1,432E+03 7,292E+06 1,432E+03
0,707 0,707 0,000 0,000 0,000 0,000
[TJ1
-0,707 0,707 0,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 1,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,707 0,707 0,000
0,000 0,000 0,000 -0,707 0,707 0,000
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,000

0,707 -0,707 0,000 0,000 0,000 0,000
[T]Tl
0,707 0,707 0,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 1,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,707 -0,707 0,000
0,000 0,000 0,000 0,707 0,707 0,000
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,000
® @ @ G) CV G)
3,927E+10 -2,769E+10 6,315E+06 1,642E+10 -1,778E+10 -6,315E+06
@
-2,769E+10 2,796E+10 -5,156E+06 -1,778E+10 9,161E+09 5,156E+06
®
[k], 6,315E+06 -5,156E+06 1,432E+03 6,315E+06 -5,156E+06 -1,432E+03
@
1,642E+10 -1,778E+10 6,315E+06 3,927E+10 -2,769E+10 -6,315E+06
G)
-1,778E+10 9,161E+09 -5,156E+06 -2,769E+10 2,796E+10 5,156E+06
CV
-6,315E+06 5,156E+06 -1,432E+03 -6,315E+06 5,156E+06 1,432E+03
G)
Elemen 2
b 3 50 rrun
h 600 rrun
E 2 0000 MP a
A 2 1 0000 rrun"
L 4 8 14 , 33 rrun
alpha - 80
\' 0, 25
G 8000
I 6 , 3 00E+09 rrun'
'
J 5,4 5 4 E + 0 9 rrun
q� 5 , 04 N/rrun (berat s endi r i )
T 1 0000 N-m/m ( beban t o rs i )
9, 063E+09 -9,063E+09
1,047E+ll -32617427 5,2344E+l0 3§262E+07
[S], -3 I 262E+07 1, 355E+04 -32617427 -13550,136
-9,063E+09 9,063E+09
5,234E+l0 -3,262E+07 1,047E+ll 32617427,1
3,262E+07 -1,35SE+04 3,262E+07 1,355Ev04
0,174 0,866 0,000 0,000 0,000 0,000
0,174 0,000 0,000 0,000 0,000
[T],
-0,866
0,000 0,000 1,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,174 0,866 0,000
0,000 0,000 0,000 -0,866 0,174 0,000
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,000
0,174 -0,866 0,000 0,000 0,000 0,000
[T]Ta
0,866 0,174 0,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 1,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,174 -0,866 o,oco
0,000 0,000 0,000 0,866 0,174 0,000
o,oco 0,000 0,000 0,000 0,000 1,000
Grid 227
® ® ® ® 0 ®
7,879E+10 -1,438E+10 2,825E+07 3,898E+10 -9,235E+09 -2,825E+07
®
-1,438E+10 9,954E+09 -5,664E+06 -9,235E+09 -5,219E+09 5,664E+06
®
[k], 2,825E+07 -5,664E+06 1,35SE+04 2,825E+07 -5,664E+06 -1.355E+04
®
3,898E+10 -9,235E+09 2,825E+07 7,879E+10 -1.438E+10 -2,825E+07 @
-9,235E+09 -5,219E+09 -5,664E+06 -1.438E+10 9,954E+09 5,664E+06
Q)
-2,825E+07 5,664E+06 -1,3SSE+04 -2,825E+07 5,664E+06 1,355E+04
®
Elemen 3
=
'
b 4 0 0 mm I 2 , 43 0E + l 0 mm
=
'
h 9 0 0 mm J 1 , 3 84E + l 0 mm
E 2 0 0 0 0 MP a qs 8 , 64 N / mm . ( be r a t sendiri )
'
A 3 6 0 0 0 0 mm q, 3 5 0 0 0 N / mm . ( beban mera t a l
L 7 72 5 , 28 mm
alpha -21
V 0 , 25
G 8000
1"�33E+10 0 0 -14333693628 0 0
0 1,25821E+ll 4,886E+07
[S],
0 2,516E+11 -48860589,81
0 -4,886E+07 1,265E+04 0 -48860589,81 -12649.52721
-1,433E+10 0 0 1,433E+10 0
0 1. 258E+ll -4,886E+07 2,516E+ll 48860589,81
0 4,886E+07 -1.265E+04 4,886E+07 1,265E+04
0,934 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000
[T],
0,000 0,934 0,000 0,000
0,000 0,000 1,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,934 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,000 0,934 0,000
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,000
0,934 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
(T]T 3
0,000 0,934 0,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 1,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,934 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,000 0, 934 0,000
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1. 000
Q) Q) ® CD 0 ®
1,249E+10 -5,906E-02 1,302E-05 -1,249E+10 -3,488E-02 -1,302E-05
0
-5,906E-02 2,193E+ll -4,562E+07 -3,488E-02 1,097E+ll 4,562E+07
®
[k], 1,302E-05 -4,562E+07 1,265E+04 1,302E-05 -4,562E+07 -1,265E+04
®
-1,2491!:+10 -3,488E-02 1,302E-05 1. 249E+10 -5,906E-02 -1,302E-05
CD
-3,488E-02 1, 097E+ll -4,562E+07 -5,906E-02 2,193E+ll 4,562E+07
0
-1. 302E-05 4,562E+07 -1.265E+04 -1,302E-05 4,562E+07 1,265E+04
®

Elemen 4
b 400 mm
h 900 mm
E 20000 MP a
'
A 3 6 0000 mm
L 5 2 1 0 , 0 5 mm
a l pha -2 1
V 0 , 25
G 8000 MP a
'
I 2 , 4 3 0E + 1 0 mm
J 1 , 3 84E+10 mm'
qs 8 , 6 4 N / mm ( be r a t sendiri )
Pt = 200000N (beban terpu s a t )
2,1251!:+10 0 0 -21253511590 0
3,7311!:+11 -107424629 1,865631!:+11 1,0741!:+08
[S], 0
1,0741!:+08
4,1241!:+04 -107424629 -41237,47161
0 0 2,1251!:+10 0
2,1251!:+10
0 1,8661!:+11 -1,0741!:+08 0 3,7311!:+11 107424629
1,0741!:+08 -4,1241!:+04 1,0741!:+08 4,1241!:+04
0,934 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,934 0,000 0,000 0,000 0,000
[T] • 0,000 0,000 1,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,934 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,000 0,934 0,000
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,000
0,934 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
[T]T,
0,000 0,934 0,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 1,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,934 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,000 0,934 0,000
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,000
G G) @ @ G) @
1,852E+l0 -8,7 571!:-02 2,8641!:-05 -1,8521!:+10 -5' 1721!:-02 -2,8641!:-05 G)
-8,7 571!:-02 3,2521!:+11 -1,0031!:+08 -5, 1721!:-02 1,6261!:+11 1,003E+08 @
[k], 2,8641!:-05 -1,0031!:+08 4,1241!:+04 2,8641!:-05 -1,0031!:+08 -4,124E+04 C0
-1,852E+10 -5, 1721!:-02 2,864E-05 1,852E+10 -8,757E-02 -2,864E-05 ®
-5, 172E-02 1,626E+11 -1,003E+08 -8, 757E-02 3, 252E+11 1,003E+08 (2)
-2,8641!:-05 1,003E+08 -4,124E+04 -2,864E-05 1,003E+08 4,124E+04 ®
Elemen5
b 400 mm alpha -2 1
h 900 mm V 0 , 25
E 20000 MP a G 8 0 0 0 MPa
'
A 360000 mm ' I 2, 4 3 0 E + 1 0 mm
'
L 6 2 5 1,20 mm J 1 , 3 8 4 E + 1 0 mm
q, 8 , 6 4 N/mm (be r a t s endi r i )
q, 2 5 0 0 0 N / mm ( beban mera t a )
Grid 229
1, 771E+10 0 -17713687521
3,110E+11 -74620890,69 1,5549E+11 7,462E+07
[Sls 7,462E+07
2,387E+04 -74620890,69 -23874,09286
0 1. 771E+10 0 0
1,771E+l0
0 1. 555E+ll -7,462E+07 3,llOE+ll 74620890,69
0 7,462E+07 -2,387E+04 7,462E+07 2,387E+04
0,934 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,934
0,000 0,000
[Tls
0,000 0,934 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 1,000 0,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,934 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,000 0,934 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1. 000 0,000
0,934 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,934
[T]Ts
0,000 0,934 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 1,000 0,000 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,934 0,000 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,000 0,934 0,000 0,000
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 1,000 0,000
@ 0 0 ® @ @
1,544E+10 -7, 298E-02 1,989E-05 -1,544E+10 -4,310E-02 -1. 989E-05 ®
-7,298E-02 2,710E+11 -6,966E+07 -4,310E-02 1. 355E+ll 6,966E+07 0
[k], 1. 989E-05 -6,966E+07 2,387E+04 1,989E-05 -6,966E+07 -2,387E+04 ®
-1, 544E+10 -4,310E-02 1,989E-05 1,544E+10 -7,298E-02 -1,989E-05 ®
-4,310E-02 1. 355E+11 -6,966E+07 -7, 298E-02 2, 710E+ll 6,966E<-07 (@
-1,989E-05 6,966E+07 -2,387E+04 -1,989E-05 6,966E+07 2,387E+04 ®
L

Pera kitan matriks keka k u a n struktur
0, & & & & & & & & &

1 ,249E+10 -5,906E-02 -1 ,249E+10 -3,488E-02 -1 ,302E-05 O,OOOE+OO O,OOOE+OO O,OOOE+OO O,OOOE+OO O,OOOE+OO
-5,906E-02 2,193E+1 1 -3,488E-02 ,097E+1 1 4,562E+07 O,OOOE+OO O,OOOE+OO O,OOOE+OO O,OOOE+OO O,OOOE+OO 2
-2,864E-05 O,OOOE+OO O,OOOE+OO 3
1
-1,249E+10 -3,488E-02 7,028E+10 -2,769E+10 -6,315E+06 -1,852E+10 -5, 172E-02

-3,488E-02 1 ,097E+1 1 -2 769E+10 5,725E+1 1 -4.952E+07 -5.172E-02 ,626E+1 1 1,003E+08 O,OOOE+OO O,OOOE+OO 4
5
1
[K] s -1,302E-05 4,562E+07 -6,315E+06 -4,952E+07 5,532E+04 2,864E-05 -1 ,003E+08 -4,124E+04 O,OOOE+OO O,OOOE+OO
= I
O.OOOE+OO O,OOOE+OO -1,852E+10 -5,172E-02 2.864E-05 1.128E+11 -1,438E+10 -2,825E+07 -1,544E+10 -4,310E-02 6
O,OOOE+OO O.OOOE+OO -5,172E-02 1,626E+1 1 ,003E+08 -1,438E+10 6,062E+11 3,629E+07 -4,310E-02 1,355E+11
1:
-1
O,OOOE+OO O.OOOE+OO -2,864E-05 1,003E+08 -4,124E+04 -2,825E+07 3,629E+D7 7,866E+04 1,989E-05 -6,966E+07
O,OOOE+OO O,OOOE+OO O,OOOE+OO O,OOOE+OO O.OOOE+OO -1,544E+10 -4,310E-02 1,989E-05 1,544E+10 -7.298E-02
O,OOOE+OO O,OOOE+OO O.OOOE+OO O.OOOE+OO O,OOOE+OO -4,310E-02 1.355E+1 1 -6.966E+07 -7,298E-02 2,710E+1 1 10
invers matriks keka kuan stru ktu r
& & 11 & 11 & 11 & & &

1,042E-10 -6,128E-12 2,412E-11 4,399E-13 2,841E-08 1,092E-1 1 2,754E-12 2,041E-08 1,092E-11 3,869E-12
-6,128E-12 1,146E-11 -6,128E-12 -9.192E-13 -3,096E-08 -7,191E-12 -3,151E-12 -1,915E-08 -7,191E-12 -3,346E-12 2
2.412E-1 1 -6,128E-12 2,412E-11 4,399E-13 2,841E-08 1,092E-1 1 2,754E-12 2,041E-08 1,092E-1 1 3,869E-12 3
4,399E-13 -9.192E-13 4,399E-13 3,217E-12 -3.315E-09 -2,306E-12 -6,037E-13 -7,927E-09 -2,306E-12 -1,736E-12 4
[K] s 2.841E-08 -3,096E-08 2,841E-08 -3.315E-09 1,568E-04 4,012E-08 1.660E-08 1,1 1 1E-04 4,012E-08 2,026E-08 5
= I
1,092E-1 1 -7,191E-12 1,092E-11 -2.306E-12 4,012E-08 2,385E-1 1 3,835E-12 3,764E-08 2,385E-1 1 7,756E-12 6
2.754E-12 -3,151E-12 2,754E-12 -6,037E-13 1,660E-08 3,835E-12 3,997E-12 9,370E-09 3,835E-12 4,100E-13
2,397E-08
1 1:0
2,041 E-08 -1.915E-08 2,041 E-08 -7.927E-09 1,1 1 1E-04 3,764E-08 9,370E-09 1,1 15E-04 3,764E-08
1,092E-1 1 -7,191E-12 1,092E-11 -2.306E-12 4,012E-08 2,385E-1 1 3.835E-12 3,764E-08 8,862E-1 1 7,756E-12
:;)I I 3,869E-12 -3,346E-12 3,869E-12 -1.736E-12 2,026E-08 7,756E-12 4,100E-13 2,397E-08 7,756E-12 9,646E-12
Q.
.::J,
N
w
..
Perakitan vektor beban struktur
Gaya Dal am U j ung Aki ba t Gaya Da l am U j un g Akibat Vektor Beban P

B e r a t Send i r i Beban Luar t r an s f orma s i
O , OOOE+OO O , OOOE+OO 1 , 2 63E+12 R
- 4 , 3 5 S E + 07 - 1 , 4 58E+12 -1 , 031E+12 R
2 , 566E+04 1 , 1 46E+08 1 , 146E+08

3
R
= = [P) =
[F) O , OOOE+OO
[P) O , OOOE+OO -1 , 263E+12
4 , 3 5 5E + 07 1 , 4 58E+12 1 , 031E+12 4
2 , 566E+04 1 , 146E+08 1 , 146E+08 5
Gaya Da l am U j ung Ak i b a t Gaya D a l am U j ung Akibat Vektor Beban P

B e r a t Send i r i Beban Luar t r an s f o rm a s i
O , OOOE+OO 2 , 4 07E + 07 1 , 2 6 1 E + 07 R
- 9 , 73 5 E + 0 6 O , OOOE+OO 1 , 916E+07 R
1 , 2 13E+04 O , OOOE+OO 1 , 2 1 3 E+ 0 4
6
2 R
= [P) [P)
[F) -4 , 250E+06
O , OOOE+OO 2 , 4 07 E + 0 7
9 , 73 5 E + 0 6 O , OOOE +OO 2 , 2 5 4 E + 07 7
1 , 213E+04 O , OOOE+OO 1 , 2 13E+04 8
Gaya Da l am U j ung Aki ba t Gaya Dal a'm U j ung Akibat Vek t o r Beban P
Beban Luar t r an s f ormas i
1
B e r a t Send i r i
O , OOOE+OO O , OOOE+OO 4 , 6 4 1 E- 0 2
- 4 , 2 97 E + 0 7 - 1 , 74 1 E + 1 1 -1 , 625E+11 2
3 , 3 3 7E + 0 4 1 , 3 52E+08 1 , 3 52E+08 R
3
3
= [P) [P)
[F) - 4 , 6 4 1 E- 0 2
O , OOOE+OO O , OOOE+OO
4 , 2 97E + 07 1 , 74 1 E + l l 1 , 6 2 5E + 1 1 4
3 , 3 37E+04 1 , 3 52E+08 1 , 352E+08 5
Gaya D a l am Ujung Akibat Gaya Da l am U j ung Ak i b a t Vek t o r Beban P

Berat Send i r i Beban Luar t r an s f ormasi
O , OOOE+OO O , OOOE+OO 3 , 993E- 0 5 3
- 1 , 9 5 4 E + 07 - 1 , 3 03E+08 - 1 , 3 98E+08 4
2 , 2 51E+04 5 , 2 10E+08 5 , 2 1 0E + 0 8 5
[F) [P) [P) 4
O , OOOE+OO O , OOOE+OO - 3 , 993E- 0 5 6
1 , 9 5 4 E + 07 1 , 3 03E+08 1 , 398E+08 7
2 , 2 51E+04 5 , 2 1 0E + 0 8 5 , 2 10 E + 0 8 8
Gaya Dal am U j ung Akibat Gaya Dal am Uj ung Akibat Vektor Beban P
Berat Sendiri Beban Luar tran s f o rmas i
O , OOOE+OO O , OOOE+OO 2 , 1 71E- 0 2 6
- 2 , 8 1 4 E+07 - 8 , 1 4 1E + 1 0 -7 , 6 0 3 E + 1 0 7
2 , 701E+04 7 , 8 1 4 E + 07 7 , 8 17E+07 8
- 2 , l 71E- 0 2
= [P)
[F) [P) s
O , OOOE+OO O , OOOE+OO 9
2 , 8 1 4 E + 07 8 , 1 4 1E + 1 0 7 , 603E+10 10
2 , 701E+04 7 , 8 1 4 E + 07 7 , 8 17 E + 0 7 R

Pera kitan vektor beban struktur
Gaya da l am u j ung a k i ba t Gaya da l am u j ung a k i b a t Vek tor beban P

berat send i r i beban l u a r trans f o rmas i
O , O O OE + O O O , OOOE+OO 1,263E+12 R
- 4 , 3 5 5£ + 07 - 1 , 4 5 8£ + 1 2 -1,031E+12 R
[pl
2 , 5 6 6£ + 0 4 1 , 1 4 6£+ 0 8 1,146E+08 R
::
[F] O , OOOE+OO [P] 1 :: - 1 , 2 6 3£+ 1 2
O , OOOE+OO 3
4 , 3 5 5£ + 07 1 , 4 5 8£+ 1 2 1 , 0 3 1£ + 1 2 4
2 , 5 6 6£ + 0 4 1 , 1 4 6£ + 0 8 1 , 1 4 6£ + 0 8 5
Gaya d a l am u j ung aki bat Gaya da l am u j ung a k i b a t Vek t o r beban P

berat s e nd i r i beban l u a r t r ans f orma s i
0 , 0 0 0£+ 0 0 2 , 4 07£+07 1 , 2 6 1£ + 0 7 R
- 9 , 73 5£ + 0 6
O , OOOE+OO 1 , 9 1 6£+07 R
1 , 2 1 3£ + 0 4 O , OOOE+OO 1 , 2 1 3£+ 0 4 R
[F] [P] [P] 2
O , OOOE+OO 2 , 4 07£+ 07 - 4 , 2 5 0£+ 0 6 6
9 , 7 3 5£ + 0 6 0 , 0 0 0£+ 0 0 2 , 2 5 4£ + 0 7 7
1 ' 2 1 3 £+ 0 4 O , OOOE+OO 1 , 2 1 3£+04 8
Gaya d a l am u j ung a k i ba t Gaya d a l am u j ung a k i b a t Vek tor beban P

b e r a t sendiri beban l ua r trans f orma s i
0 , 0 0 0£+ 0 0 O , OOOE+OO 4 , 6 4 1£ - 0 2 1
- 4 , 2 97£+07 - 1 , 74 1£+ 1 1 - 1 ' 6 2 5£+ 1 1 2
3 , 3 3 7£+ 0 4 1 , 3 5 2£+ 0 8 1 , 3 5 2£+ 0 8 R
[F] [P] [P] 3
O , O O OE+OO O , OOOE+OO - 4 , 6 4 1£ - 0 2 3
4 , 2 97£+07 1 , 7 4 1£+ 1 1 1 , 6 2 5£+ 1 1 4
3 , 3 3 7£+ 0 4 1 , 3 5 2£+ 0 8 1 , 3 5 2£+ 0 8 5
Gaya d a l am u j ung a k i b a t Gaya da l am u j ung akibat Vek t o r beban P

berat sendiri beban luar tran s f orma s i
0 , 0 0 0£ + 0 0 O , O O OE+OO 3 , 993£ - 0 5 3
- 1 , 954£+07 - 1 , 3 0 3£+ 0 8 - 1 , 3 9 8£+ 0 8 4
2 , 2 5 1£+ 0 4 5 , 2 1 0£+ 0 8 5,2 1 0£ + 0 8 5
[F] [P] [P] 4
O , O O OE + O O 0 , 0 0 0£+ 0 0 - 3 ' 993£ - 0 5 6
1 , 9 5 4£ + 0 7 1 , 3 0 3 £+ 0 8 1 , 3 9 8£+ 0 8 7
2 , 2 5 1£+04 5 , 2 1 0£ + 0 8 5 , 2 1 0£+ 0 8 8
Gaya dalam u j ung akibat Gaya d a 1 am u j ung akibat Vek t o r beban P

berat send i r i beban 1 uar t r ans f orma s i
0 , 0 0 0£+ 0 0 O , OOOE+OO 2 , 1 7 1 £- 0 2 6
- 2 , 8 1 4£ + 0 7 - 8 , 1 4 1£+ 1 0 - 7' 6 0 3 £+ 1 0 7
2 , 7 0 1£ + 0 4 7 , 8 1 4£ + 0 7 '
7 , 81 7E+ 07 8
[F] [P] [P ] s
O , O O OE+ O O O , OOOE+OO - 2 ' 1 7 1 £- 0 2 9
2 , 8 1 4£+07 8 , 1 4 1£+ 1 0 7 , 6 0 3 £+ 1 0 10
2 , 701£+04 7 , 8 1 4£+07 7 , 8 1 7£+ 07 R
Grid 233
Vektor Beban Ekivalen {P}s
4,641E-02 1
-1,625E+ll 2
-1,263 E+l2 3
1,1 9 3 E +l2 4
(P}
7,7 0 8 E + 0 8 5
s -4,25 0E+06 6
- 7,587E +l0 7
5, 992E+OR 8
-2,171E-02 9
7, 6 0 3 E + l 0 10
Vektor perpindahan
2 3 4 6 8 9 10
6
- ,l2REl
-2 2,4l�E-1J ' l'}';)E-13 x, 4, 611E-02
�, 146El
- l -9' 19�£u -l, 9l�E-O R -l,"l46E-l2 X-' -1,625E+ll
.�, �LE-11 L0'J2E-lL X3 -1, 26JE+] 2
' 3:1%-13 -9,192£-13 J,2l'E12 - HSE0

J -9 2
- ,306£U
- -6,037£-13 -'.927£·09 x, 1, 193E+12
2' �41£-08 -3' 096£-08 ,', �4lE-OR -3,315£-09 l,S6RE-04 4,Ol�E-OR 4,0UEO
-R .<,026EO
-R Xc 7,708E+OH
-� , l')lE " x, -4,250E+06
2,-54£-12 3, 1 � lE-12 �.754£U

- 6,03�£U
- J,H35E-l2 3, 9�-E1
-2 9,3-oE-09 3,H]�E-12 Xo -"1,587E+l0
-l.9l5E·OR 92'£0
-9 l,lllF> 04 ],764£-0R 9,370£-09 L,llSE-04 3 .. 64£-08 2,3:.-,E-OH x, 5,99�E+08
l.092E-ll 7
- ,J91EU
- 2,301)£-12 4,0L'E-CIR 2,3«51:.-ll 3' �35£-12 3,764£-0R X9 -2, 171E-02
-3,346EU 3 026£-0? >,756E-l2 �, 1 OOE-1 J 2,B"7E-OR ',-s&E-12 9,646E-l2 x, 7, 6 0 3 E+ 10

·
Solusi persamaan ini menghasilkan nilai vektor perpindahan {X}
5,277E+OO
--l,OSBE+Ol 2
�,277E+00
-3,9'::l8E+OO 4
l,SJDE+OS 5
[X] s 3, H40E+Dl 6
1,445E<+Ol
1,215E+OS 8
J,840E+01 9
2, 427E+01 10

Perpindahan ujung elemen Perpindahan ujung elemen Gaya-ga ya dalam ujung
sumbu struktur sumbu lokal elemen
0,OOOE+OO 0,OOOE+OO 2.078+12
0,OOOE+OO 0,OOOE+OO R
0,OOOE+OO 0,OOOE+OO 2.BOE+OB

{X)_ UJ, {f-<'}1
5,277E+00 3,038E-01
-7,369E+OO 4.99E+ll
1,530E+05 1,530E+05
0,OOOE+OO 0, OOOE+OO 2 "07E+12
0,OOOE+OO 0,OOOE+OO -2.58E+ll
0,OOOE+OO O,OOOE+OO 6.438+08 R

{X)' { ,\) � {P),
3,8408+01 1,9198+01 6.14E+ll
1,445E+Ol -3,0758+01 -2.80E+ll
1,215E+05 1,215E+05 -6.438+08
5,277E+OO 4,9268+00
-3,058E+01 -2,854E+Ol
0,OOOE+OO 0,OOOE+OO 4.95E+08 R

{X)' {"'J {F)j
5,277E+OO 4,926E+OO 7.418-01
-3,958E+00 -3, 69SE+OO -2.59E+l2
1, 530E+05 1, 530E+05 -2.24E+08
5,277E+OO 6.14E+ll
-3,958E+OO 2.09E+12
1,530E+05 2.75E+08
(X)� { i\}4 {F}4
3,840E+01 -6.14E+ll
1,445E+Ol -8.99E+ll
1,215E+05 7.67E+08
3,840E+Ol 3,58SE+Ol -3.36E-01
1,445E+Ol 1,3498+01 1.18E+l2
1,215E+OS 1,21SE+OS -1.24E+08

{X}� Ul, {F);
3,840E+Ol 3,58SE+Ol -5.27E-05-0
2,427E+Ol 2,266E+Ol 4.58E-05-0 10
0,OOOE+OO 0,OOOE+OO 2.80E+08 R
Diagram gaya dalam dan garis elastis sistem
Berdasarkan has i l perhitungan yang d i peroleh dari vektor gaya dalam dan derajat kebebasan
struktur dapat digambar bidang gaya dalam momen, geser, dan aksial, serta pol a garis elastis
( defonnasi) pad a si stem bangunan. Besaran gaya dalam digambarkan bagi setiap ben tang,
untuk d i gunakan sebagai data input desain penampang.
Grid :235
G a m ba r 4.7.4a Diagram Momen Lentur
G a m ba r 4.7.4b Diagram Gaya Lintang

G a m ba r 4.7.4c Diagram Tarsi
Gambar 4.7Ad Garis Elastis
Grid 237
4.8 P rogram Kom puter S istem Grid
Program komputer sistem struktur grid yang lengkap dirancang berdasarkan bagan alir yang
dikembangkan oleh Wi lliam Weaver, Jr. dan James M. Gere, pengarang Mulrix Anu/ysis of" Frwned
S!rue/ure (Second Edilion, D. Vun Noslrund, /980).
Membuat kode pro g ra m a na!isa struktur u ntu k s i stem grid.
Program yang d i gunakan ada lah Tubo Pascal for Windows v 1 . 5

Dalam program i n i d ibuatfile�jile pembantu ( * . i nc) yang d i panggi l dengan proc edur e pada
program utama. Adapun.file�file yang d i perl ukan di dalam program i n i adalah :
I. mainJJro.pas : merupakan badan program utama
2. sdatag inc : berisi prosedur input data
3. ldataginc : berisi input data dan pengkombinasian beban titik
4. /oadg. inc : berisi prosedur ekivalensi beban titik
5 . stiff'ginc : beri si perakitan matri k kekakuan
6. banfac. inc : berisi prosedur fakorisasi matrik
7. bansol. inc : beris i penyelesaian vektor
8. resulg. inc : berisi pen u l i san basi l perh itungan
Sedangkan untuk input dan outputnya d i l etakkan pada til e text ( * .txt), yaitu :
I. dt struk. txl : berisi input data struktur
2 . dt load.txl : berisi input pembebanan
3 . reporl.lxt : berisi laporan input beserta bas i l perhitungan.
Berdasarkan bagan a l i r yang te lah d i beri kan, maka kode program secara kesel u ruhan dapat
d isusun. Kode program lengkap dapat d i l ihat pada halaman berikut.

Source code dari program utama, d i simpan pada file main_pro.pas
p rogram ANALISIS_GRID;
uses w i nc r t;
type
rn a t r i k_reall a r r ay [1 . . 5 0 ] of r e a l ;
ma t r ik_real2 a r r a y [ 1 . . 4 0 , 1 . . 4 0 ] o f real;
m a t r i k i n tl a r r ay [1 . . 50] o f in teger;
VAR
M,N,NJ,NR,NRJ,NLJ,NLM shortint;
NDJ , ND,MD,I,LN sho r t i n t;
NBI , NB, Nl, JR , JE shor t in t;
Jl,J2 , J3,Kl,K2,K3 shor t in t;
E,G,SCM1, SCM2,SCM3 , SCM4: r e a l;
XCL , YCL,SUM,TEMP r e a l;
dt,ld,out text;
has i l text;
K , J,IR,IC, Il,I2 , I tem i n t eger;
X,Y ma t r i k_rea ll;
JJ,JK,JRL , IM,ID m a t r ik_in tl;
EL,XI,YI,CY,CX m a t r ik_reall;
SFF , SMS ma t r i k_rea l2;
AC,AJ,AE , DJ , DF m a t r ik_reall;
LML m a t rik_in tl;
AML ma t r ik_real2;
AMD,AM, AR ma t r i k_reall;
{$I sdatag . i nc)

($I s t if fg . inc}
($I banfac . inc}
($I lda tag . inc}
($I loadg . i nc }
{$I banso l . i nc}
{$I resu l g . i nc}
BEGIN
c l rscr;
a s s ign (out, ' r epo r t . tx t'};
r ew r i t e (out};
input_data;
s usun_ma t r ik_kekakuan;
faktorisas i _ma t r ik;
load data·
beban_ekiv_j o int;
komb i n a s i _beban_jo int;
s o l u s i_vekto r_x;
resu l t;
c l o s e lout};
w r i t e l n ('Program t e l ah s e l e s a i dieksekus i');
w r i t e l n 1 'Has i lnya dapat d i l ihat pada f i l e repo r t . tx t ' };
END .
Grid 239
Source code dari file s tiffg.inc
p rocedure susun_ma t r i k_kekakuan;

Begin
(Kekakuan Elemen}
for J:�1 to N do
Begin
f or K:�1 to N B do
SFFIJ, K]:� 0. 0;
End;
(Mengubah M a t r i k Kekakuan T i t i k Kumpul }

f or I:�1 to M do
Begin
SCM1 G*XIII]/ELII];
SCM2 4.0*E*YIIII/ELII];
SCM3 1.5*SCM2/ELIIJ;
SCM4 .- 2*SCM3/ELIII;
SMSI1, 1]:�SCM1*CXII]*CXII]+SCM2*CYII]*CYIIJ;
SMSI1, 2] :�SCM1*CXII]*CYII]-SCM2*CXII]*CYIIJ;
SMSI1, 3]:�SCM3*CYIIJ;
SMSI1, 4] :�-SCM1*CXIII*CXII]+0.5*SCM2*CYII]*CYIII;
SMSI1,5] :�-SCM1*CXIII*CYII]-0.5*SCM2*CXII]*CYIIJ;
SMSI2, 21 : �SCM1*CYII]*CYII] +SCM2*CXI I I *CXII I ;

SMSI1, 6] :�-SCM3*CYIII;
SMS I 2, 4 l :� SMSI1 , 5 l ;
SMSI2, 3I :�-SCM3*CXIII;
SMSI2, 6I:� SCM3*CXII l ;

SMSI2, 5]:�-SCM1*CYII]*CYII]+0.5*SCM2*CXII]*CXIIJ;
SMSI3, 31 :�SCM4;
SMSI 3, 4I: � SMSI1,3I;
SMSI3, 5]:�SMSI2,3I;
SMSI 3, 6]:�-SCM4;
SMSI4, 5 l :�SMSI1, 2I;

SMSI 4,4]:�SMSI1 ,11 ;
SMSI4, 6]:�-SMSI1, 3];
SMSI 5, 6 l :�-SMSI2, 3];

SMSI 5 , 5]:�SMSI2 ,2I;
SMSI6 , 6]:�SMSI 3, 3I;
IMI11 :�3*JJIII-2; IMI2]:�3*JJII]-1;

IMI31 :�3*JJII]; IMI4]:�3*JKII]-2;
IMISI :�3*JKII]-1; IMI6]:�3*JKII];
for J:�1 to MD do
Begin
Il :� IMIJ];
i f (JRLII1] <� 0) then
Begin
f o r K:�J to MD do
Begin
I2 : � IMIKI;
i f (JRLII21 <� 0) t h en
Begin
IR :� IDIll];
IC :� IDII21;
i f (IR>IC) then
Begin
Item :� IR;
IR IC;
IC Item;
End;
IC : � IC - IR + 1;
SFFIIR, ICI SFFIIR,IC] + SMSIJ, K];
End;
End;
End;
End;
End;
End;

procedure f a k t o r i s a s i_matrik;
Begin
if (SFF[1,1]<=DI then
write l n ('Ma t r i k kekakuan tidak pos i t if de f i n i t i f' I;

Begin
h a l t (1);
end;
for J:=2 t o N do
Beg i n
J1 := J- 1;
J2 : = J -N B +1;
if J2<1 then J2:=1;
if J 1<> 1 then
Begin
f or I:=2 to J1 do
Beg i n
Il:= I - 1;
if (I1> =J21 then
Be g i n
SUM:= SFF[ I,J - I + 1];
for K:=J2 to I1 do
SUM:=SUM-SFF[K,I-K +1]*SFF[K , J -K+1];
SFF[I,J-I+1]: = SUM;
End;
End;
End;
SUM := SFF[J , 1];
f o r K:=J2 to J1 do
Begin
TEMP: = S F F[K,J -K+1] / SFF[K , 1];
SUM:=SUM - TEMP*SFF[K,J-K+1] ;
S FF[K,J-K+ 1] TEMP;
End;
SFF [J , 1] := SUM;
End;
End;
procedure s o lusi_vektor_x;
Begin
f or I:=l to N do
Beg i n
J := I -NB+1;
i f (I<=NB) then J: = 1;
SUM : = AC[ I] ;
K1 := I-1;
if (J<=K1) then
Begin
for K:=J to K1 do
SUM := SUM - SFF[K,I-K +1] *DF[K] ;
End;
DF[I] SUM;
End;
for I:=1 t o N do
DF [ I] : = DF[I] I SFF[I,1] ;
f o r I1:=1 t o N do
Begin
I N-I2.. + 1;
J I +N B -1;
if J>N then J:=N;
SUM := DF[I];
K2 := I +l;
if K 2 < = J then
Begin
f or K:=K2 t o J do
Grid 241
SUM := SUM-SFF[I,K-I +1] *DF[K] ;
DF [I] : = SUM
End;
End;
End;
Source code dari file res u/g.inc
procedure resu l t;
Begin
{Perpindahan T i t i k Kumpu1}
J:=N+1;
for K:=1 to NO do
Begin
JE : = ND - K + 1·
i f JRL[JE] =O . O then
begin
J : =J-1;
DJ[JE] := DF[J] ;
end
else
Begin
DJ[JE] 0 . 0;
End;
End;
w r i t e l n (out , ' Perpindahan T i t i k Kump u l' I;

w r i t e l n {out);
w r i t e l n (out , ' T i t i k DJ1 DJ2 DJ3' I;

f o r J:= 1 to NJ do
DJ I 3*J- 2 I : 1 0 , ' DJI3 * J - 1 I DJ I 3*J I I;

Begin
w r i t e l n (out, J:3 , ' : 10 ,' : 10
End;
{Aksi U j ung Elemen}
w r i t e l n (ou t , ' A k s i U j ung Elemen' I;

w r i t e ln (out);
w r i t e l n (out,' E l emen AM 1 AM2 Al13 Al14 AMS AM6' I;

for I:=1 to M do
Begin
K1 : =3'JKII I - 2 ; K 2 : =3 * JKII I -1; K3:=3 'JKII I ;

J 1 : =3*JJ[ I ] - 2 ; J 2 : =3*JJ[I] -1; J3 : =3*JJ[I] ;
SCM1 . - G*XI[I] /EL[I] ;

SCM2 4 . 0*E*YI[I] / EL[I] ;
SCM3 1 . 5'SCM2 /EL[I] ;
AMD[ 1] : = SCM1' I (DJ [J1] -DJ[K1] I*CX[I] + (DJ [J2] -DJ [K2] I*CY[I] );
SCM4 2 . 0'SCM3 / EL[I] ;
AMD[2] : = SCM2* ( - (DJ[J1] + 0 . 5*DJ[K 1] )*CY[I] +(DJ[J2] + 0 . 5*DJ[K 2] )*CX[I] ) - SC!13* (DJ[J3] -
AMD[3] : =SCM3*( (DJ[J 1] +DJ[K 1] I*CY[I]- (DJ[J2] +DJ[K2] I*CX[I] ) + SC!14* (DJ[J3] -DJ[K3]);
DJ[K3 I I;
AMD[4] :=-AMD[ 1 ] ;
AND[5] =SCI12 * (- (0. S*DJ[,Jl] +DJ [Kl] I 'CY[I] + 10 . 5 'DJ[J2] +DJ[K2] I*CX[I] I -.SCM3* (D.J[J3] -
AND[6] : = -AMD[3] ;
DJ [K3 I I;
for J : =1 to MD do
Begin
AM[.J] : = ANL[J , I] + AMD[J] ;
End;
if JRL[J1] = 1 then AR [J1] :=AR [ J 1] +CX[I] 'AND[1] -CY[I] *AMD[2];
if JRL[J2] = 1 then AR[J2] :=AR[J2 ] +CY[I] *AND[ 1] +CX[I] 'AMD[2 ] ;
if JRL[J3] =1 then AR[J3] : =AR[J3] +At1D[3] ;
i f JRLIKl] =1 then ARIKl] : =AR[K 1] +CX[I] *At10[4] -CY[I] *At1D[5] ;
i f JRL[K2 ] =1 then AR[K2] : =AR [ K2]+CY[I] *At1D[4] +CX[I] *At1D[5];
'"ri t e 1 n I out, I:4, AN I 1 I : 1 0 : 2 , At1I2 I :1 0 : 2 , M1[3 I : 1 0 : 2 , ANI4 I : 1 0 :2 , At1I5 I : 1 0 : 2 ,

i f JRL[K3] =1 then AR [K3] : =AR[K3]+ At1D[6] ;
At116] : 1 0 : 2);
End;
242 Amrinsyah Nasution. Metode Matrik Kekakuan Ana!isis Struktur

{Perhi tungan Reaksi P e l e t a ka n }
w r i t e l n ( out, ' Reaks i P e l e takan' I;

w r i t el n (out);
w r i teln (out,' T i t i k Kumpu l Joint ARl AR2 AR 3 ' );

f or J:�l t o NJ d o
Begin
Jl:�3*J-2; J2:�3*J-l; J3:� 3*J;
Nl :� JRL[Jl] + JRL[J 2 ] + JRL[J3];
i f Nl<>O then
w r i teln ( out,J:25,AR[Jl] :9:2,AR[J2]: 8:2,AR[J3] :8:2);
End;
End;
Source code dari file /oadg.inc
proc edure beban_ekiv_ j o i n t;
Begin
i f NLJ<>O then
Begin
for I:=l to M do
Be g i n
i f LML[I]<>O then
Beg i n
Jl:� 3*JJ[I]-2;
J2:� 3*JJ[I]-l;
J3:� 3*JJ[I]
Kl:� 3*JK[I] - 2 ;
K2:� 3 *JK[I] - 1 ;
K3:� 3*JK[I]
AE[Jl] :� AE[Jl]-CX[I] *AML[l, I]+CY[I] *AML[2, I] ;
AE[J2] :� AE[J2]-CY[ I] *AML[l , I]-CX[I]*AML[2 , I];
AE[J 3 ] :� AE[J3] -AML[ 3 , I ] ;
AE[Kl]:� AE[Kl] -CX[I]*AML[4, I] +CY[I] *AML[S, I] ;
AE[K2] :� AE[K 2] -CY[I]*AML[4,I]-CX[I]*AML[5,I];
AE[K 3]:� AE[K3]-AML[6,I];
End;
End;
End;
End;
Source code dari file ldatag.inc
procedure kornbinasi_beban_j o i nt;
Begin
f or J:�l to ND do
Begin
JR :� ID[J];
AC[JR] :� AJ[J] + AE[J];
End;
Snd;
procedure load_data;
Beg i n
{Parameter Beban}
w r i teln ( ou t);
w r iteln (ou t,' Jumlah Pembebanan');
w r i t e l n ( out,' NLJ NLM' );
ass ign ( ld, ' dt_l oad . tx t');
reset ( ld);
readln ( ld);
readln ( ld, NLJ, NLM);
w r i teln ( ou t , NLJ:3, NLM :6);
Grid 243
writeln (out);
for J:=1 to ND do
Begin
AJ[J] 0;
AE[J] 0;
AR[J] 0;
End;
(Beban Titik Kumpul)

if (NLJ<>O) then
Begin
I;
writeln (out,' Beban di Titik Kumpul' I;
writeln (out,' Titik kumpul AJl AJ2 AJ3'
readln (ldl;
for J:=1 to NLJ do
(ld,K,AJ[J*K-2] ,AJ [ J*K -1] ,AJ[3*K] I;

Begin
readln
writeln (out, K:6, AJ[J*K-2] :13:2, AJ[3*K-l] :11:2, AJ[3*K ] :12:2);
End;
writeln (out);
(Beban Bentang)
if (NLM>O I then
Begin
for J:=1 to do
Begin
for K:=1 to M do
AML[J ,K] 0;
LML[J] : = 0;
End;
writeln (out,' Gaya Ujung Elemen Terkekang Penuh Akibat Beban Bentang' I;
writeln (out,' Elemen AML1 AML2 AML3 AML4 AML5
AML6' I;
readln (ldl;
for J:=1 to NLM do
Begin
read (ld, I,AML[1, I],AML[2,I],AML[3,I] ,AML[4,I] ,AML[5,I] ,AML[6,I]);
write (out, I:4, AML[1,I]:12:2, AML[2,I]:11:2, AML[3,I]:11:2);
writeln (out, AML[4,I]:11:2, AML[5,I] :12:2, AML[6,I] :11:2);
LML[I] : = 1;
End;
End;
End;
closelld);
End;
Source code dari file sdatag.inc
procedure input�data;
BEGIN
(Identifikasi Struktur)
Writeln (out, ' Struktur nomor 3 GRID' I;
)
writeln (out, ' Jumlah sistem pembebanan � 1'):
writeln (out,' ----------------------------- ' ;
writeln (out, ' Parameter Struktur');
WRITELN (out, ' M N NJ NR NRJ E G ' I;
assign (dt,'dt_struk.txt' I;
reset (dt);
readln (dt);
readln (dt, M,N,NJ,NR,NRJ,E,G);
{Parameter Struktur}
NDJ := 3;
ND := NDJ'NJ;
writeln (ou t ,M:3, N:5, NJ:5, NRJ:7, E:15:2, G:15:2);

N := ND-NR;

w r i t e l n (ou t ) ;
{ Koordinat T i t i k Kumpul }
w r i t e l n (out, ' Koordinat T i t i k Kumpul ' ) ;
w r i t e l n (out, ' T i t i k X Y' ) ;
readln ( dt ) ;
f or k:=1 to NJ do
Beg i n
readln (dt,J, X[J], Y[J] ) ;
w r i t e l n (out,J:3, X [ J]:10:3, Y[J]: 8 : 3 ) ;
End;
w r i t e l n (ou t ) ;
{ In f o rmas i E l emen }
w r i t e l n (ou t , ' In f orma s i E l emen ' ) ;
w r i t e l n (out, ' E l emen JJ JK XI YI EL ex ey • ) ;
MD : = 2*NDJ ;
readln ( dt ) ;
f or J:=1 to M do
Beg i n
readln (dt, I, JJ[I], JK[I], XI[I], YI [I] ) ;
NBI := NDJ* (abs (JK[I]-JJ[I] ) +1 ) ;
i f (NBI > N B ) then NB:=NBI;
XeL : = X[JK[I]] - X[JJ[I]];
YeL : = Y [JK[ I ] ] - Y[JJ[I] ];
EL [ I] : = s q r t (Xe L *XeL + YeL*Ye L ) ;
e x[I] : = XCL I E L[I];
eY[I] := YCL / EL[I ] ;
w r i t e (out, I:4, JJ[I] : 9, JK[I] : 9 , XI[I ] : 9 : 3, YI[I]:9: 3 ) ;
w r i t e l n (out,EL[I]:10:3, CX[ I] :10:3, CY [I] :10: 3 ) ;
End;
w r i t e ln (out ) ;
(Kekangan t i t i k kumpul }
w r i t e l n (ou t , ' Kekangan T i t ik ' ) ;
w r i t e l n (out,' T i t i k JR1 JR2 JR3' ) ;
readln ( d t ) ;
f o r J:=1 to ND do
begi n
JRL[J] 0; { I n i s i a l i s a i l a r i k kekangan }
end ;
f o r J:=1 to NRJ do
Beg i n
readln (dt,K, JRL[3 * K-2], JRL[3 * K- 1], JRL[3*K] ) ;
w r i t e l n (out,K:3, JRL[3 ' K- 2 ] :9, JRL[ 3 ' K-1] : R , JRL [ 3 * K] : 8 ) ;
End ;
{Indeks Perpi ndahan T i t i k Kumpu l }

N 1 : = 0; { In i s i a 1 i s as i }
f o r J : = 1 t o N D do
Begin
N1 : = N1 + JRL[J] ;
i f JRL[J] > 0 then
ID[J] N + N1
else
ID[J] J - N1;
End;
c l os e ( dt ) ;
O:ND ;
Grid 24 5
J i ka program dieksekusi maka hasilnya adalah :
Contoh :
File input:
dt struk.txt
Parame t e r S t ruktur ( Jm l e l emen,DOF,j m l j o i nt , j m l reaks i tumpuan, j m l tumpuan,E,G )

5 3 4 2 200000000 80000000
Koordina t T i t ikKumpul ( N o Koord T i t i k Kumpul, Koord x, Koord y )
1 0.0 0.0
5. 0 0.0
9 . 0 5. 0
I n f oMember ( N o E l emen, No U j ung E l emen j, No U j ung E l emem k, Ix, I y )
1 1 2 0 . 002 0 . 0 03
2 3 0 . 002 0 . 003
KekanganTumpuan ( N o K o o r d T i t i k Kumpul, 1=Terkekang O=Tidak terkekang )
1 1 1 1
2 0 0
dt load.txt
2 0
Beban ( Jo i n t , Bentang)
2 0.0 200 . 0 50 . 0
Beban j o i n t ( T i t i k , T , P z , My )
3 1 00 . 0 0.0 0.0
Beban bentang ( E l emen , FETi , FE Q i , FEM i , FETj , FE Q j , FEMj )
246 Amrinsy<!h Nawtion, Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

File output
report.txt
S t ruktur nornor 3 GRID

Jumlah s i stem p embebanan ::: 1
Paramet er S t ruktur
H N NJ NR NRJ E G
2 3 200000000 . 00 80000000 . 00
Koord i n a t T i t i k Kump u l
T it ik X Y
1 0 . 000 0 . 000
5 . 000 0 . 000
9 . 000 5 . 000
Informas i E l emen
E l emen JJ JK XI YI EL ex CY
1 2 0 . 0 02 0 . 003 . 000 1 . 000 0 . 000
2 3 0 . 002 0 . 003 .403 0 . 6 25 0 . 7 81
Kekangan T i t i k
Titik JR1 JR2 JR3
1 1 1 1
2 0 0
Jumlah Pembebanan
�JLJ NLM
2 0
Beban di T i t i k Kumpu 1
7 i t i k kumpu1 A,Jl AJ2 AJ3
2 0 . 00 200 . 00 50 . 00
100 . 00 0 . 00 0 . 00
?erp indahan T i t i k Kumpul

�i tc i k DJ1 DJ2 DJ3
1 O . OOOE +OO O . OOOE+OO O . OOOE+OO
2 3 . 12 5E - 0 3 4 . 16 7 E - 04 O . OOOE+OO
5 . 3 3 7E- 0 3 1 . 848E - 0 3 1 . 66 3 E - 0 2
.::,k s i U j ung E l emen

:::: l emen AM1 AM2 AM3 AM4 AM5 AM6
- 100 . 00 0 . 00 -0 . 0 0 100 . 00 60 . 00 0 . 00
-62 . 4 7 - 1 5 9 3 . 41 124 . 2 3 62 . 4 7 - 3 366 . 56 - 1 24 . 2 3
?.eak s i P e l e t akan
� i t ik Kumpu1 Joint AR1 AR2 AR3
- 100 . 00 0 . 00 - 0 . 00
0 . 00 0 . 00 124 . 2 3
Grid 247
4.9 Soal - Soal
Soa l 1
�
I
)
/
I
I
/
\
2
Pel at tebal 1 5 0 mm didukung oleh sistem grid balok ukuran 2 5 0/5 5 0 mm • B ahan elemen
=
'
ada lah beton dengan berat volume Ybcton 24 kN/m . Angka Poisson u 0.25, dan mod u l us
=
e lastisitas Eb = 20.000 M Pa. Ukuran panj ang c lemcn balok seperti tergambar.
PERT A N Y AAN :
a. Berapa derajat kebebasan struktur ? Gambar pasangan gaya/ dcfonnasi nya pada sistem .
b. H itung sifat - sifat pcnampang clemen : I , J , G , dan A.
c. Tetapkan matrik kekakuan e l emen [S],.
d. Tetapkan matrik kekakuan e lemen terhadap koordinat struktur [k];.
e. Rakit matrik kekakuan struktur [ K ] s
f. Tentukan vektor beban { P }
g. H itung [K]s ( X } s = { P} s untuk mendapatkan defonnasi ( X } s.
h. Gam bar garis elastis struktur.
1. Tentukan gaya gaya dalam e l emen.
J. Gam bar d iagram gaya dalam.
k. B i la simpangan horizontal izin O;Lm = - 1 5 mm. apakah sistem struktur memen u h i syarat
kckakuan ?

Soal 2
24060
''85
'I 12
l�I
8
0
Pier jembatan
0
seperti tergambar dapat di modelkan sebagai
sistem grid. Beban yang bekerja adalah P 1 25 0 kN. =
Dimensi penampang seperti di gambar potongan [ dalam

mm]. Modulus E lastisitas bahan Eh 20,000.00 MPa.
=
(beton), dan angka Poisson u = 0 . 2 5 .

Pertanjaan :
a. Bcrapa derajat kebebasan struktur ') Gambar
pasangan gaya/ deformasi nya pada sistem.
b. H itung sifat - sitat penampang elemen : I, J, G, dan
A.
0
c. Tetapkan matrik kekakuan elemen [ Sl i·
0
0
CJJ
d. Tetapkan matrik kekakuan elemen terhadap koordinat
struktur [k],.
e. Rakit matrik kekakuan struktur [K]s
f. Tentukan vektor beban { P l s
,.
a H itung [K l s ( X } s { P } s untuk mendapatkan
=
deformasi {X } s.
1. Tentukan gaya gaya dalam e lemen.
J. Gambar d i agram gaya dalam.
Soal 3
Apab i l a lendutan maksimum uj ung j em batan = 305 mm, berapa beban P yang dapat
d i pi ku l s i stem ?
Soal 4
Apab i l a l endutan d i noc!al 1 1 =+ 1 5 0 m m , di nodal 1 2 = - 1 5 0 m m , dan rotasi ujung

e l emen 1 3 = - elemen 1 4 = 0 . 0 1 2 rad . , berapa beban ekivalen P yang dapat d i p i ku l
d imasing m a s i n g nodal ?
Grid 249
Soa l 5
1 (sendi) 9 (sendi)
-
·. ,
16
I m
__ j
8@ 1 0 13 (sem:J iL .-.J
'"
1', \\\
'- ___ 1_1 (sen9Jl__ m __
Rangka portal xrid seper1i gambar merupakan konstruksi atap mezzanine beton tebal 1 00
2
mm. B eban h id u p yang bekerj a adalah beban air h uj an = 1 5 kN/m . D imensi kerangka adalah
pipa baj a D 250*40.
Gunakan program komputer untuk mengh itung perpi ndahan titik titik kumpul, reaksi perle
takan dan gaya gaya dalam rangka jembatan diatas . Modulus elastisitas semua batang E =
200,000 M Pa, angka Poisson u = 0.30.
Soal 6
Terdapat 1 1 segmen l urus balok l engkung seperti gambar, seh ingga dapat d ikaj i sebagai
sistem grid. Profi l penampang e l emen adalah p i pa D 2 5 0 .40, E hn.1a = 200,000 M Pa, u 0.30. =
Perletakan merupakan jepit sempurna.
Pertanjaan :
a. Berapa derajat kebebasan struktur ? Gambar pasangan gaya/ defonnasi nya pada sistem.
b. H itung sifat - si fat penampang: elemen : I, J, G, dan A .
c . Tetapkan matri k kekakuan elcmen [ S ];.
d . Tetapkan matrik kekakuan ekmen terhadap koordinat struktur [k]i.
e. Rakit matrik kekakuan struktur [K]s
f. Tentukan vektor be ban { P } s
g. H itung [K] s { X ) s = { P} s untuk mendapatkan deformasi { X } s.
250 Amrinsyah Nasution , Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur
q, , 2.75 kN/m'
SOAL 7
=
3.5 m
Lakukan ana l isis struktur grid dari beton bert u l ang dengan beban pelat seperti tergam bar.
2
Data : D imensi balok grid bentang 2 - 5 - 4 : 250/550 m m ; d imensi balok grid bentang I - 5
2
- 3 : 450/700 mm . Tebal pel at beton yang menj ad i bagian dari grid = 1 3 0 m m . Eb = 20000
M Pa. Semua perletakan grid terkekang penuh. Lakukan proses analisis dengan u rutan :
a. H itung beban pel at qpe l at dan beban h idup q11 yang bekerj a pada balok grid ( keempat
sud ut pe I at bebas ).
b. Lengkapi penomoran titik kumpul dan penomoran derajat kebebasan struktur dalam
sistem koord inat globa l .
c. Tentukan matriks kekakuan lokal (S]111 , m atriks transformasi [T], dan matriks kekakuan
e lemen [k]m pada s i stem global struktur.
d. Rakit matriks kekakuan g loba l struktur [K]s
e. Rakit matriks gaya nodal struktur { P} s .
f. H itung solusi perpindahan struktur dari hubungan { P } s = [K]s { X }
g. H itung kembal i gaya-gaya dalam e lemen { Ph .
h. Gambarkan bentuk struktur setelah berdeformasi
1. Gambarkan bidang gaya dalam struktur.
Soal 8
2
Parameter s istem : E = 200* I 0 6 kN/m ; G = 80* I 0 6 kN/m 2 ; lx = 2 * I o-3 m 4 dan
4
I , = J = I * I o-3 m .
Analisis matrik kekakuan grid untuk pembebanan luar seperti gam bar menghasi l kan
deformasi [mm] di titik titik kumpul :
B [ 5047E-03 , 1 1 1 6 E- 0 3 , 3 3 2 2 E- 0 2 ]
? [ 4 5 1 6E- 03 , 2 3 2 0E- 03 , 9 2 5 6 E- 0 2 ]
A, C, D, dan G : [0, 0, 0] ( p e r l e t akan j ep i t )
Gritl 251
1 65 kN 55 kN G(6,8)
('5)
a. Gambar garis e lastis sistem struktu r.

b. Tentukan gaya-gaya dalam elemen yang terkait dengan perpindahan titik kumpu l .
Soal 9 Soal 10
3 m
I
J
Pertanyaan :
a. Berapa deraj at kebebasan struktur ? Gambar pasangan gaya/ deformasi nya pada s istem.
b. H itung s i fat - s i fat penampang elemen : A, I" J, dan G.
c. Tetapkan matrik kekakuan e lemen [S lm·
d. Tetapkan matrik kekakuan e l emen terhadap koordinat struktur [ k l m ·
e . Rakit matrik kekakuan struktur [ K ] 5; Tentukan vektor beban { P } ,
f. H itung [K]5 { X } s = ( P } s untuk mendapatkan defonnasi { X } s.
g. Turunkan persamaan gaya normal set iap elemen, dan gambar d i agram gaya dalam.
D i mensi elemen s i stem grid profil 2 [ ] 2 5 0 * 1 20*3 .2 . Modulus Elastisitas Bahan Es = 200 ,000 M Pa,
u =0 . 3 0 . Selain dari berat sendiri elemen, bekerj a variasi beban luar scperti tergambar.

5 Ran g ka Ruang
Transformasi Koordi nat Ruang
Vektor yang menyatakan gaya, perp i ndahan, dan unsur e l emen pada si stem struktur ruang
dapat mempunyai orientasi semharang d idalam ruang. Setiap vektor dalam ruang dapat
d inyatakan dengan komponen ortogonal dalam s istem koordinat Kartesian ruang. Walaupun
pem i l i h an sumbu dapat sembarang, tetap i pada ana l is i s s i stem struktur terd<!pat dua s istem
sumbu yang spes i fi k, yaitu s i stem sumbu lokal (e lemen) dan s istem sumbu struktur (globa l ) .
M engacu pada kedua sistcm i n i bagi struktur ruang, d ij elaskan h u k u m transformasi umum
dalam ruang.
Dengan memi I ih dua si stem koord inat oriogonal seperti Gambar 5 . I , orientasi kedua si stem
adalah relatif sembarang satu sama lain seperti d itunj ukkan oleh tiga sisi bidang d ari setiap
koordi nat.
Reposisi koord inat [x111,y m ,Zm ] ke [X,Y,Z] z
bergantung pada proses rotasi sumbu dalam

ruang. Terdapat tiga rotas i 'independent '
yang d i perlukan :
a. Rotas i 8 1 terhadap sumbu Y
Koord inat [x 1 .y 1 ,z 1 ] mcnyatakan
posis i baru. Sumbu y1 sama
dengan sumbu Y .
X
Gambar 5.1 Dua sistem koordinat orthogonal ruang
z
z,
0
I
0
( 5 - l a)
x,
Y , y,
Gambar 5.2a Rotasi 81 dan reposisi vektor [Px.Pv. Pz]
Rangka Ruang 253

z, z,
b. Rotasi 8 2 terhadap sumbu z 1 • S u mbu z 1
merupakan SUI11bU baru akibat rotasi 8 1 ·
K oord in at [ Xm,y2 ,z2 ] menyatakan
posisi baru . Sumbu z1 sama dengan
sumbu z2.
Y .y,
y,
c . Rotasi 8 3 terhadap sumbu X m . Sumbu z 1 z,
meru pakan SUI11bU barU akibat rotasi 8 1 ·

Koord inat [xm ,y2 ,z2 ] menyatakan
pos i s i baru. Sumbu z1 sama dengan
sumbu z2.
y,
Ym
H u bungan komponen vektor
Gambar 5.2c Rotasi 82 dan reposisi vektor [Pxm. P2,P,,]
l OJl 1�
l P,m P,m P,m J terhadap lPx Py Pz f melal u i proses i n i menj adi
Px
J J
0 cos 82 sin 82 cos 8 1 0 sin 8 1
s i n 8, - s i n 82 cos 8 2 0 0 I 0 Py atau
cos 8 3 0 0 I - si n 8 1 0 cos 8 1 Pz
(5 - 2)
254 Amrinsyah Nasution , Metode Matrik Kekakuan Ana/isis Struktur

r l' }
Hat serupa bagi perpindahan :
r H
� ym
� Zill
..
l 0 0
0 - sin 8J cos 8 J
os e, sin 8 2 O os 9, 0 si" 9
0 cos 80 sin 8 J - sin 8 2 cos 8 2
o 0
I 0
� �
x
X y atau
- si 1 81 0 cos 8 1 x 7 T
(5 - 3 )
y
X
G a m ba r 5 . 3 Komponen perpindahan ruang

Transfonnasi pada ruang digunakan untuk menetapkan hubungan unsur elemen struktur
ruang antara sistem sumbu lokal dengan sistem sumbu struktur (global). [ ] Dalam ana lisis
si stem struktur rangka dan p011al ruang, matrik transformasi ruang T J merupakan bagian
dari proses transformasi gaya dan perpindahan dari satu sistem koordinat orthogonal lokal
(sumbu e lemen) kepada sistem koordinat orthogonal global (struktur). Dengan hukum
transformasi koordinat ini, kekakuan elemen, beban l uar. dan gaya-gaya dalam unsur-unsur
elemen struktur d irakit menj adi unsur matrik kekakuan struktur, beban ekivalen dan gaya
gaya ujung elemen.
Persamaan dua rotasi 8 1 dan 8 2 dinyatakan dari posisi elemcn seperti pada Gambar 5 .4 .
Dengan koordinat [ X,Y,Z] sebagai koordinat global (struktur) yang pusat sumbunya sama
dengan pusat sumbu koordinat lokal, maka komponen panjang elemen dapat dinyatakan
sebagai [X"'' Ym, Zm] . Koordinat ini berupa koordinat titik 8, dan A 8 1 = X",; 828 = Y m ; dan
8 1 82 = Zm .
Rangka Ruang 255

y
y
X
s/
z X
Gambar 5.4 E lemen pada koordinat ruang

Dengan demik ian :
AB2 = Jx�, + Z�, , dan bentang e lernen I d inyatakan dari
I = '\jI X �', , �'' .
+ Y,�,' + Z [
Rotasi 0 1 dan 0 2 da lam matrik T}; dinyatakan scbagai :
= 8 , 13 _, z l ll
sin e, = ( 5 - 4a )
A B, � X � , + z �,
( 5 - 4h)
dan
BB, y
sin 0 -, =
r
= "' ( 5 - --1-c )
� X �, + Y,�, + Z�,
, ' _ ,
�X�, + Z�,
cos 8' = --- ---;=
AB,
r
= ( 5 - 4d )
+
�=""==""==
c
'JI X �,
, + Y,�,
- '
Z�,
Persamaan ( 5 - 4 ) i n i mcru pakan pcrsamaan U lllll lll b i la jarak [X l ll• Ylll, zll , ] merupakan
kom ponen bentang I elcmen.
Rotasi 83 mcnyatakan oricntasi dari pcnampang e lemcn, y a itu posisi pcnampang tcrhadap
sumbu utama. Rotas i i n i bukan merupakan fungsi bcntang. melainkan pcrputaran pcnampang
terhadap vcktor normal penampang.
S .i ll () ·'
=
� z I'
, , (5 - 5 )
y- + z-p
p

y
Ym
Bagi penampang bulat_ rotasi 9, tidak dapat
d ide-finisikan, akan tetapi i11engingat geometri
penampang bulat mempunya i oroientasi sa m a
setiap arah, 0, dapat dihilangkan.
Hal khusus untuk elemen vertikal, perubahan
posisi dapat dilakukan dengan dua cara.
Pada Gambar 5 .6a elemen yang direbahkan
dalam bidang [X,Z] dirubah posisinya menjadi
elemen vertikal dengan pertama kali mela
kukan rotasi e 2 90°, yang ke m u d i an rotas i e, .
=
Rotasi 8 1= 0 tidak d iperlukan, sebab penampang

sudah bcrorientasi pada sumbu norm a l lokal.
Gambar 5.5. Rotasi terhadap sumbu Xm
y_, y
X Z
/
Rotasi pcrtama 8 2 • kemudian 83 : 8 1 0

= b. Rotasi pcrtama 8 2 • kemudian 83 : 8 1 0
=
Gambar 5.6 Rotasi elemen ke posisi vertikal
Prosedur alternatif seperti pada Gambar 5 .6b, menyatakan posisi akhir vertikal elemen dari
posisi rebah di lakukan dengan memutar elcmen pada [X,Z] dengan rotasi 91 , kemud ian
ditegakkan dengan rotasi 8 2 90 ° ; sedangkan e, 0.
= =
Dapat disimpulkan untuk merubah posisi elemen ke posisi ver1ikal, dua prosedur rotasi yang
berbeda, menghasil kan kedudukan akhir yang sama.
Menyelesaikan matrik transfomasi
Rangka Ruang 257

l
J
0 o cos e, sin 8 2
cos e ) sin e, - sin 82 cos 8 2 (5 - 6)
- sin e ) cos e, o 0
bagi elemen rangka ruang rotasi 81 = 0, mengingat orientasi sumbu utama penampang dalam
l
bidang normal terhadap sumbu aksial elemen.
- S�J9 ,
�l� I � iO l
[T , ]
0 cos8, sin 82
�
. - si 82 cos82 0 .
cosO
0
0
I
j
l j
0 0 I - si n 8 1 0 cosel
] cos O, cosO, sin 82 s;o O, cos O,

[T 1 = - cos81 sin 82 cose2 - sin el sin e2 (5 - 7a)
- sin 81 0 cos el
Bagi elemen tegak, hanya terdapat rotasi 82 , dan 81 = 0 sehingga,

sin e2
cos e2 (5 - 7b)
0
5.1 Sistem Stru ktu r
l'•
Sistem struktur portal rangka mempunyai
konfigurasi susunan elemen batang dalam
ruang; dengan sambungan atau titik pertemuan ____.+ p
uj ung berperilaku sendi. � ··i'· I'
I· t
---.
+< �r---:�' '
Setiap batang berputar kaku dan berpindah I - · .... ,
akibat tiga pcrpindahan orthogonal .di kedua
, { ···.,)_ �_:_·/ 7�:
____.,_1·
uj ung. Sebagaimana rangka portal, rangka
.. ...
.. . I
I, j _.-·- "'·
.. ·
. ..
/ ._ . ..
ruang yang sitat sambungannya sendi hanya
dapat menyalurkan gaya aksial. �.IF
>'· '
! '·""�·-···'"'
..• : -·-- ·
r
I
I
..
'• ,
": .w
�
·::.. .-..:.:..,.,::;:....
..._
IF ·.;;J. -
.
-·
·- !';
• _- .
: -:· · .
�
Dengan dem ikian, deformasi aksial I · ..· , •
- - · �.
J\
'
l
.
'
7ffi•
..
perpendekun utau perpunjungun - merupakan .
·�
satu satunya defonnasi yang te�jadi pada

elemen. Translasi titik kumpu l yang terjadi '
akibat deformasi aksia1 j uga merupakan satu

satunya derajat kebebasan elemn. Perputaran Gambar 5. 1 . 1 S i stcm utuh struktur rangka
uj ung batang relatif terhadap titik kumpul

bukan besaran 'independent ' , sebab besar-an dan arahnya ditetapkan dari trans-lasi.
Mengingat perputaran ujung batang perputaran 'kaku ' relatif terhadap titik kumpul tidak
mempengaruhi gaya dalam, maka tidak perlu parameter ini di perhitungkan.
5.2 Beba n Luar

Sama seperti pada sistem struktur rangka bidang, beban l uar se/alu dikonversikan menjadi
beban ekiva len terpusat yang bekerja di titik - titik kumpul . Berat sendiri elemen yang
bekerja merata sepanjang bentang (gambar 5 .7a) diperhitungkan sebagai gaya terpusat
ekivalen di kedua ujung di titik-titik kumpul (gambar 5 .7b). Dengan melakukan konversi
beban bentang menjadi gaya terpusat ekivalen di titik kumpul, pemeriksaan kekuatan lentur
elemen akibat beban bentang dilakukan secara terpisah.
a . Beban bentang b. Beban terpusat ekivalen
G a m ba r 5.2. 1 Pembebanan struktur rangka
5.3 Derajat Kebebasan Struktur

Derajat kebebasan sistim struktur rangka ruang ditandai dengan juml ah derajat kebebasan
titik kumpul bebas. Mengingat sifat sambungan berupa sendi disetiap titik kumpul tanpa
adanya kekangan, maka rotasi titik tidak memberikan pengaruh terhadap tanggap elemen
(tidak menimbulkan gaya dalam). Hanya gerakan translasi titik kumpul yang merupakan
derajat kebebasan. Gerakan translasi ini umumnya diuraikan dalam komponen koordinat
utama. Dengan sifat tumpuan sendi atau rol pada sistem struktur, jum lah total derajat
kebebasan rangka bidang dapat ditetapkan dari :
N X = 3 * JTK - 3 *N S - 2NR1 - N R2 (5 8) -
di mana :
N X = jumlah derajat kebebasan struktur
JTK jumlah total titik kumpu l, termasuk yang menj ad i perletakan
=
NS = jum lah total perletakan sendi

N R 1 jumlah total perletakan rol tipe I
=
N R2 jumlah total perletakan rol tipe 2.

=
Rangka Ruang 259

Pacla contoh rangka biclang seperti gambar 5 .8.
terclapat 1 9 elemen, 1 1 titik kumpu l dengan clua
titik kumpul sebagai perletakan sencli. Dengan
aclanya clua komponen translasi di setiap titik
kumpul bebas. maka clerajat kebcbasan struktur
( DOF) :
DOF = (3 *8) - (3*4) = 24 - 1 2 = 1 2.
Derajat kebebasan struktur 1 11 1 cligambarkan
berpasangan clengan gaya ekivalen titik kumpul
sebagai vektor arah positif [X,. P,] . Yang harus
cliselesaikan pacla analisis struktur metocle matrik
kekakuan adalah menclapatkan perpinclahan
translasi clari pcrsamaan l inear simultan clari
hubungan gaya ekivalen {P} s clengan {X}s :
Gambar 5.3.1 Derajat kebebasan struktur [K]s{X}s = {P} s (5 9a)
�
Kl l K12 Ku K1 KI K 1-12 XI PI
4 J
x2 1'
X3
K 21 Kn Kn K2 K2 K 2·12 2
4 J
p.),
K 31 K ]2 K � :; K,
4
K3
J
K 2-12 X4 p4
(5 9b)
�
p.
J
K ll K 2 K K K K -12
J J3 J4 JJ J
K 1 2 1 K 122 K 123 Kl2 KI2 K l 2 -1 2 xl2 rl 2

4 J
Matrik [K]s menyatakan gabungan unsur kekakuan elemen yang membentuk sistem struktur.
Disebut matrik kekakuan struktur. Vektor {X} s menyatakan clerajat kebebasan sistem
struktur yang berpasangan clengan vektor gaya ekivalen {P}s.
Pacla sistem struktur rangka seperti gambar 5 .3 . 1 , persamaan (5 9a) clalam tampi lan penuh �
seperti ( 5 9b ).�
5.4 Matri k Keka kuan Elemen [S]M

Dengan menetapkan incleks clerajat kebebasan elemen pacla ruang clan menambah vektor gaya
serta perpinclahan arah komponen koorclinat y clan z (gambar 5 .3 .2b), hubungan gaya dan
pcrpinclahan clinyatakan sebagai pacla persamaan (5- I 0).
Gaya gaya ujung F2, F1, F5, dan F6 aclalah fiktif. N i lai gaya ini selalu 0, walaupun terclapat
enam trans'asi ujung batang. Bentuk persamaan [S]111 clalam persamaan (5 I 0) untuk me �
fasilitasi proses tranformasi koorclinat lokal ke koorclinat struktur, cl isamping memastikan

ni lai fiktif F2, F3, F5• dan F6 berni lai 0.

y y
z z
X X
Gambar 5.3.2a Gaya aksial elemen Gambar 5.3.2b Gaya uj u ng elemen batang
batang pada sistem pada sistem koordinat
koordinat lokal/elemen lokal/elemen
EA EA
0 0 0 0 �I Fl
f e
0 0 0 0 0 0 �2 F2
0 0 0 0 0 0 �3 F3 atau [sL, { L, = {F L, (5 - 1 0)
EA EA �
0 0 0 0 �4 F4
e e
0 0 0 �5 Fs
0 0 0
0 0 0 0 0 0 �6 F6
5.5 Koordinat Lokal Dan Koordi nat Struktu r
Perakitan matrik [K] dari matrik elemen [ Sl m

memerlukan proses transformasi koordinat.
Mengambi l contoh rangka ruang pada gambar
5 .5 . 1 , maka untuk perakitan unsur [K] di titik
kumpul 6, sistem koordinat e lemen batang 3, 4,
6. 1 3, 1 4 dan 1 8 yang menyatakan hubungan
[S] { M = { F } harus d itransformasikan kedalam
sistem koordinat struktur/global. Gambar 5 . 5 .2
menunjukkan sistem koordinat elemen
terhadap sistem koordinat struktur/global bagi
elemen yang bertemu di titik kumpul 6.
Derajat kebebasan struktur pada titik kumpul 6
dinyatakan dengan X l o, X I I dan x l 2 yang
z
berpasangan dengan gaya ekivalen P 1 0, P 1 1 dan
P 1 2 . Hubungan antara vektor perpindahan dan
gaya ini dinyatakan dengan perakitan unsur ke- Gambar 5.5.1 Penomoran elemen & titik kumpul
kakuan e lemen yang membentuk titik kumpul 8.

Rangka Ruang 261
J ika ditinjau secara umum posisi elemen dengan berturut-turut berotasi 8 1 , 82, dan 8, , maka
x. xJT
terhadap
L koordinat struktur/global (gambar 5 . 5 .2a), maka merubah derajat
L kebebasan elemen
[
L'll L'l2 L'l] L'l4 L'l, ll6J berorientasi koordinat struktur menj ad i X I X , X] X,
(gambar 5.5.2b) adalah :

L
{llt, = [:], [;1Jx }, (5 - l l a)
T
[ [T0l ]{r}
H ubungan vektor F1 p6 J •
{F}m = [T ], m (5 - 1 1 b)
O
y
�
y
y
... ....
·
···
···
. ..
·
... ..X. .. .... . ··
.., .
·· .
.... · :.. ...

......: ::::--� . ..
. .. · · ·· · · · ·
. ..
z
. ··
z
\...
\. : · z:: · "
..,
... · · · · Zm'
. � . · ··
X
.•• •••••·•
·-i_
,.··
z B2
1
B2
l
Gambar 5 . 5.2.a Gaya ujung dan rotasi e , , o, posisi Gambar 5 . 5 . 2 . b Gaya ujung elemen koordinat struktur
elemen terhadap koordinat struktur
[T], =
cos 8 1 cos 82 sin 82 sin 81 cos 8,
- cos 8 1 sin 82 cos 82 - sin 8 1 sin 82 I
- sin 81 cos 81 0 (5 - 1 2)
Pada titik kumpul yang dibentuk o leh elemen 2,

4, 6, 1 3, 1 4, dan 1 8 sepetti pada gambar 5 .5 .3 ,
akan diperoleh enam pasang hubungan deformasi
dan gaya ujung dalam sistem koordinat elemen
[[T0]1 [Tl1 l { }
dengan sistem koord in at struktur, yaitu :
xm----1 @ '
I {L\} =Ill
X Ill (5 - 1 3a)
•
y 0
{F } = [ [T ), 0 l { }
Ill
@
I dan
m 0 [T l
I
.x
/
.2 (5 - 1 3 b)
I p
m m
,I
z X m m = 2, 4, 6, 1 3, 1 4 dan 1 8.
Gambar 5.5.3 Posisi koordinat elemen dan struktur
di tit1k kumpul 6

Pe1j u m lahan deformasi dan gaya-gaya uj ung e l emen d i titik 6 d i da lam sistem koord i nat
struktur haruslah memenuhi syarat kom pat i b i l itas dengan pasangan deformasi dan gaya
ekivalen titik kumpu l yang sesuai dengan deraj at kebebasan struktut di titik 6 .
Mengisi kan ketentuan kedua persamaan ( 5 - 1 1 ) kedalam persamaan ( 5 - I 0) :
0 0(] G CV 0
EA EA
G) 0 0 - -
0 0
[: [
e fJ
l m {X }m
G 0 0 0 0 0 0
� l {r L,
G) 0 0 0 0 0 0 [ 1 0 _ [T )
, ( 5 - 1 4a)
EA EA [T l 0 [ l
8 e
0 0 -
e
0 0 -
G 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
atau
[sL [TL {xL = [TL {rL ( 5 - 1 4b)
ha I mana ['r) "' = [ [T ]

,
0 t l ;l (5 - 1 5)
Men gal i kan persamaan ( 5 - 1 4b) dengan matrik invers [T ],1 :
[T t,1 [sL [T L {X } [TLl [T L { p L=
(5 - 1 6)
[T t,1 [sL [T L {X} = { p L
Karena matrik transfonnasi [TL terkait dengan si stem koord inat orthogonal, dapat
di buktikan matrik invers [T t1 j uga merupakan matrik transpose [T ]�, :
. [TLI [sL [TL, {x L = [Ttl [sL [TL {x L

se I1 mgga ( 5 - 1 7)
[T ],� [s ]Jr L {x L {r L =
Perkal ian [T ].:Js] J r L adalah

, matrik n * n, hak mana n merupakan derajat kebebasan elemen
yang d itinjau terhadap si stem koord inat globa l/struktur rangka. D i sebut [T J,:, [s L [Tln = [k L ,
matrik kekakuan e lemen terhadap s i stem sumbu struktur.
Rangka Ruang 263

[I] m rn [I] []] []]
0 0 0
tl[ COS L.. 9 2 cos 8 1 sa 0 2 cos 92 COS 0 1 Slll 0 2 82 cos� EI 1 cos- o2 - cos B 1 sn1 0 2 cos H 2 - cos 0 1 su1 02 cos"' 0 2
s_,,::
�
cos 0 1 S i n e 2 co 111�02 sm 01 �1n e 2 cos 02 - cos 0 1 S 1 n 02 costl2 02 S i l l 0 :. 1 11 82 COS 0 2
\
�
0 0 0
�os._ 8 2
[k lrn --=- EA "' cos 0 1 sn1 82 cos� 0 2 s1n e1 sm n2 c o s e 2 s 1 n � e 1 c o s .. o - Si n { cos 0 1 - sm 0 1 S l n 82 cos H 2 Sill .. fl[ 02
2 2 �
I - cos 01 cos 82 - cos 0 1 stn 9 2 cos 0 2 - s m 8 1 cos 0 1 cos - e 2 cos- o l cos- 8 2 cos 0 1 s m 8 2 cos 0 2 s m e 1 cos 0 1 cos H 2
0
- cos e 1 s m o2 cos e 2 - S I !l - 8 2 s m O s 1 n 02 cos 82 cos 0 1 S i n 0 2 cos H 2 02 Sill 8 [ S i l l 0 [ eo:, 8 2
� 2
COS 8 [ S i ll 82 02 - Slll 9 [ Sill 02 cos 8 2 Sill- 8 [ 02 sm 8 1 cos 0 1 cos e 2 Sill 0 1 S i Jl ()I COS 02 cos e1 02
Tabel 5 . 5 . 1 Matrik kekakuan elemen [k]m pada sistem koordinat struktur/global
5.6 Matri k Kekakuan Struktur [K]s
Perkal ian matrik [T J,:, [s}TL merupakan transformasi matrik kekakuan e l emen [S]m menjadi
matri k kekakuan e lemen pada s i stem koord i nat struktur. D inamakan has i l perkal ian sebagai
matrik kekakuan elemen [k ]m = [T J:Js}T], . Hasil perk a! ian unsur ketiga matrik merupakan
unsur matrik [k] 111 , seperti d ij e l askan pada tabel 5 . 5 . 1 . l ndeks dalam kotak persegi I , 2, 3 , 4,
menyatakan besaran arah positi p gaya dan perpindahan kedua uj ung e l emen dalam s i stem
koord inat struktur/globa l .
M atrik kekakuan e l emen [k] m menj adi bagian dari penyusunan unsur matrik kekakuan
struktur [ K ] . Meninj au penyusunan unsur matrik kekakuan struktur di titik kumpu l 6 pada
contoh, maka prosedu r menggabungkan i ndeks unsur kekakuan e lemen [k] m dengan sebutan
derajat kebebasan struktur haruslah ditetapkan dari posisi indeks derajat kebebasan elemen.
U ntuk e l emen 2, 4, 6, 1 3 , 1 4, dan 1 8 dengan i ndeks derajat kebebasan 1 , 2, dan 3 e l emen
sama dengan indeks derajat kebebasan struktur I 0, 1 1 dan 1 2 . Persamaan (5 - 1 8)
menj e l askan posisi indeks e lemen dengan indeks struktur d i titik kumpu l .
Xm
\
Xm
/�
Xm..._ _ /
3
5
Xm__. - - -1
y
•
--. X
/ ..
'
12
z
/ xm
a. berajat kebebasan struktur b. Derajat kebebasan struktur di titik kumpul 6
G a m ba r 5 . 6 . 1 Perpindahan dan gaya ekivalen elemen terhadap sistem koordinat struktur/global

/;1. 8 11. & & &
+-- indeks derajat kebebasan struktur
[i] 0 0 0 @] [6] +-- indeks derajat kebebasan elemen
/;1. [1] k
l l
k
l2
k
l3
k
l4
k
l5
k
l6
b [2] k
21
k
22
k
23
k
24
k
25
k
26
[k h &0 k
31
k
32
k
33
k
34
k
35
k
36
(5 - ! Sa)
=
&0 k
41
k
42
k
43
k
44
k
45
k
46
&ITJ ks
i
ks
2
k
53
k
54
kss ks
6
&[6] k
61
k
62
k
63
k
64
k
65
k
66
&,
& 8 8 8 & [6]
+-- indeks derajat kebebasan struktur
[i] 0 0 0 @] +-- indeks derajat kebebasan elemen
/;1. QJ k
l l
k
l2
k
l3
k
l4
k
l5
k
l6
80 k
21
k
22
k
23
k
24
k
25
k
26
[ k ]1 3 =
&0 k
31
k3
2
k
33
k
34
k
35
k
36
(5 - ! Sb)
80 k
41
k
42
k
43
k
44
k
45
k
46
&ITJ ks
1
ks
2
ks
3
ks
4
kss ks
6
&[6] k
61
k
62
k
63
k
64
k
65
k
66
& 8 11. 8 & b. +-- indeks derajat kebebasan struktu r
[i] 0 0 0 @] [6] +-- indeks deraJat kebebasan elemen
& [i] k
l l
k
l2
k
l3
k
l4
k
l5
k
l6
8� k
21
k
22
k
23
k
24
k,- k
26
[]
�)
k Ig
&0 k3
1
k
32
k
33
k
34
k
35
k3
6
( 5 - ! Se)
=
&0 k
41
k
42
k
43
k
44
k
45
k
46
&ITJ ks
i
ks
2
ks
3
ks
4
k
55
ks
6
&[6] k
61
k
62
k
63
k
64
k
65
k
66
Rangka Ruang 265

& L21 i1. b. & 8 +-- indeks deraJat kebebasan struktur
[iJ 0 12] � [}] @] +-- indeks derajat kebebasan elemen
& [i] k
l l
k
l2
k
l3
k
l4
k
l5
k
l6
b0 k
21
k
22
k
23
k
24
kr
�)
k
26
[k ] , 4 =
i1. 12l k
31
k
32
k
33
k
34
k
35
k
36
( 5 - 1 8d)
8 [4_l k
41
k
42
k
43
k4
4
k
45
k
46
&[}] ks
i
ks
2
k5
3
k
54
kss ks
6
&@] k
61
k
62
"-
63
k
64
k
65
k
66
& 8 i1. & & & +-- indeks derajat kebebasan struktur
[i] � 12] � [}] @] +-- indeks derajat kebebasan elemen
& [i] k
l l
k
l2
k
l3
k
l4
k
l5
k
l6
80 k
21
k
22
k
23
k
24
k
25
k
26
[]
k 6
i1. 12l k
31
k3
2
k
33
k34 k
35
k
36
( 5 - ! Se)
&�
=
k k k k k k
41 42 43 44 45 46
&[}] ks
i
ks
2
"s
3
" s4 k--
))
k
56
&@] k
61
"-
62
"-
63
k
64
k
65
k6
6
& 8 & & & & +-- indeks deraJat kebebasan strukt u r
[1] 0 12] [lJ [}] @] +-- indeks deraja\ kebebasan elemen
& [iJ k
l l
k
l2
k
l3
k
l4
k
l5
k
l6
80 k
21
k
22
k
23
k
24
k
25
k
26
[]
k 4 =
& k
31
k
32
k
33
k
34
k
35
k
36
( 5 - 1 8 f)
&� k
41
k4
2
k
43
k
44
k
45 k
46
&[}] ks
i
ks
2
k
53
k s4 kss ks
6
&@l k
6 l k
62
k
63
k
64
k
65
k
66
Unsur K,1 bagi derajat kebebasan di titik kumpul 6 adalah :

K 1010 - - k
c
(
1 1 + k 1 1 + k 1 s1 + k 1 41 + k "1 1 + k 41 1 ' K 1 1 1 1 -
11 1 1
-
}. (
k c= 2 + k 21 3c + k c1 Kc + k c1 42 + k 2c' 2 + k c" 2 )· ,
(;
K l2 1 c = k , + k + k � + k �� + k , + k �, K 1 o 1 1 = K 1 1 1 o ; K I O i c K 1 2 1 o ; K l l 1 2 = K l 2 1 1
�: � � } ��
N i lai 1 11 1 merupakan unsur dari matri k struktur [ K], yang mengam b i l bentuk seperti
persamaan ( 5 - 9b) :

&&&&
-
K11 K12 K13 K14 .Kij.
&
&. K2 1 K22 K2 3 K24 .K2j.
&. K3 1 K32 K33 K3 4 . K3 . .

.I
( 5 -19)
x. p.
.I .I
Seperti dengan penyelesaian persamaan [KJ5{X}s {P}s untuk matrik {X}s pada portal,
penyelesaian persamaan linear simultan [KJ5{X}s {P}s rangka dapat menggunakan metode =
dekomposisi LU atau Cholesky menyelesaikan menyelesaikan parameter deformasi {X}5.
5.7 Gaya-Gaya Dalam Elemen
Ha si1 solusi {X} s digunakan untuk mendapatkan besarnya gaya-gaya dalam ujung
elemen dan reaksi perletakan. Unsur matrik [X} merupakan data bagi perhitungan. Apabila
ditinjau elemen 13 pada gambar 5 .6.2, maka kedua unjung elemen yang mempunyai derajat
kebebasan yang sama dengan derajat kebebasan struktur adalah: Lx"l xc2 X", RI R2 RJT =
LxsiO XSI I xsl2 RI R2 R, J. RI R2 R, adalah kondisi perletakan.
1>/�
'
R2
..
R
.
X,=X" • , :1\
\j
e s \.,(f)
R3 ·.,
• -- --
e s
X•·.
i I -
_ '•,,
5
... (1, /)
••'(0
•. .• __
e /1(( : \.
X'
: ::
.
"' :: :
�, . ....
.. .. .
...
..
..
..
.
x� = ..
········
· \ .;
...
..
••••
. s
••••• x,
••••• • ••
6
•
••
••• •
•• ••
�X
•••••
(--3�'\
•
: )
t '-jX � 14\
:� )
�
z
Gambar 5.6.2 Korelasi vektor perpindahan elemen 13 dengan derajat kebebasan struktur
Rangka Ruang 267

Fl EA EA ,
118o
F�FF-J EA (
0 0 0 0
EA 11-113
( {
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
F6
Dengan hubungan ( 5 - 20 )
rA:
0 0 0 0
(� {
)
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
11 1 X � = X�0
dan
11 2 x " = X II
- s j' '
114113 = [[:]3 [�dl 3 xcR 3I = 0x 1 2 (5 - 2 1 )
116 R2 = 0
R, = 0
L'- s
FF"l EA EA
maka besarnya gaya aksial clemen adalah :
x cI = XIs()
FF3 EA x e2 = XII
0 0 0 0
EA
{ e
[ x c3 x sl "
0 0 0 0 0 0
S
Fs [ :] [�d l 3 R I = 0
0 0. 0 0 0 0 =
( 5 - 22)
R2 = 0
.J
0 0 0 0
f c
R3 = 0
0 0 0 0 0 0
F6
0 0 0 0 0 0
EA EA xeI - x s1 0
For,
Elemen 1 8 :
(
0 0
r
0 0
x 2 = X II
EA EA [LT}, [IolJ x xex c -- xxs1s2
c s
0 0 0 0 0 0
Fr�F:-
F, 0 0 0 0 0 0 (5 - 23 )
3 �
X ': = X �
0 0 0 0 � - �
c (
= xs
0 0 0 0 0 0 ) .)
X
0 0 0 0 0 0 xe 6 (J
t _f ,>1 �, � ;' �:· /

E lemen 1 4 :
x eI
fI
EA EA x s1 0
0 0 0 0
= xll
[[:1
t f S
F2 x e2
0 0 0 0 0 0
[;lt
F, 0 0 0 0 0 0 x .1e -
- x s1 2
( 5 - 24)
F4 EA
0 0
EA
0 0 x e-t -
-
x s7
F5 f (
0 0 0 0 0 0 x "5 -
- x �X
= x Sq 1 4
F(J 1 -l e
0 0 0 0 0 0 x (,
Hal scrupa, elemen 4 :
[ F,
EA
0 0
EA
0 0 X I = XS
e
10
[[ :], [;l, l
{ e
F, 0 0 0 0 0 0 x e2 - x s1 1
0 0 0 0 0 0 x e' - x s1 2
(5 - 2 5 )
l�:
EA EA
0 0 0 0 R4 = 0
F, f (
0 0 0 0 0 0 R5 0 =
F6 4 R6 = 0
0 0 0 0 0 0 -l
5.8 Contoh Analisis Rangka Ruang

Contoh anal is is struktur rangka ruang berupa menara tcrgambar. Ditetapkan data elemen
struktur scbagai berikut :
Pro fi l baja yang digunakan profi l rangkap L
5 0 . 5 0 . 5 . untuk batang horizontal dan vertikal,
tunggal L 5 0 . 5 0 . 5 untuk batang diagonal.
Tebal pclat beton 2 0 0 mm.
Modulus elastisitas baja Es = 2 . 1 * I 0(' kg/cm 2 .
Di lakukan pcrhitungan untuk hal-hal sebagai
berikut :
I . Penentuan l uas penampang profi l dan ben
tang elemen.
2 . Penentuan den1_jat kebebasan struktur.
3 . Merakit matriks kekakuan (S)m setiap ele
men tcrhadap sumbu lokal/elemen.
Gambar 5.8.1 Struktur rangka ruang
Rangka Ruang 269

x,.,p.,
4. M erakit matriks kekakuan [k]111 setiap e le-
Xw,P ·,, men terhadap sumbu global
5. Meraki t matriks kekakuan struktur kese-
l u ru han [K]s dari matrik kekakuan e l emen
[k ]m .
x,,p,
6. Merakit vektor be ban luar struktur t P ls dan

beban-beban titik kumpul struktur.
7. Meyel esaikan persamaan matriks
y
[ K]s* � X � = { P } , untuk mendapatkan perpin-
z)_x 2
8.
dahan titik-titik kumpu l .
Menggambarkan garis elasti s struktur (per-
p i ndahan titik-tit i k kump u l terhadap po-
Gambar 5.8.2 sisi sem u l a).
Derajat kebebasan struktur
9. M emeriksa lendutan yang terjadi terhadap syarat maks i m u m peraturan yaitu lendutan
izin = bentang/3 60.
8. M enyel esaikan besarnya gaya-gaya dalam setiap e l emen.
9. M emeriksa tegangan yang bekerj a pad a penampang e l emen ( O'k eqa)
. seti ap elemen terhadap
= 2
syarat tegangan izin 0'111ax 1 400 kg/cm .
z £: X
....... ···
.......
. .
.
.
. . .. :
. . . ...
.
.
·
G a m ba r 5.8.3 Putaran su®)

.
transformasi ruang
270 Amrinsyah Nasution , Metode Mc;trik Kekakuan Ana/isis Struktur

Xm
Gam bar 5.8.4 Enam derajat kebebasan batang rangka ruang

Template perangkat l unak MATHLAB digunakan untuk analisis.
Parameter Bata n g
Bata n g 1 :
E : = 200000 M Pa, 83 1 : = - 45°
L I := �( I Oo0 + I OO ct + 3500
2
)
2
L l = 3 .775 x 1 0
3
tw I := 5 tfl := 5
h I := 50 b I := 50
A I := 2 [ ( tw l · h l ) + [ ( b l - tw l ) · tfl ] ] ; A I = 950
Matriks kekakuan lokal :

0 08 0 CD®
EA! -( L A ! )
(I (I ()
ll
4 4
Ll Ll
5.03 3 x 1 0 0 0 -5.033 X 10 0 0
(I () (I () () 0 0 0 0 0 0 0
() () (I () () 0
S I :=
0 0 0 0 0 0
-( E A ! )
() ll () ()
EA! SI =
4 4
Ll Ll -5.033 X 1 0 0 0 5 .03 3 x 1 0 0 0
() () (I () () ()
() (l
0 0 0 0 0 0
() () () ()
0 0 0 0 0 0/
Ylatriks transformasi [Th T I : =
Rangka Ruang 271

T8 1 := Tc i · Tb i · Ta l 8b l := -atan
( 3 .5 ) 8c l := Odeg
�I + 1
() () cos (8b l ) sin(Ob l ) () cos (Oa l ) 0 sin(Oa l )
Tc l := () cos (oc 1 ) sin(Oc l ) Tb l := - sin(Ob 1 ) cos (8b 1 ) () Ta l 0 0
() --sin ( flc l ) cos ( Oc I ) () () -sin (Oa l ) 0 cos (Oa l )

8a I := -45deg
0.265 -0 . 927 -0 . 265 0 0 0
0.656 0.375 -0.656 0 0 0
0 . 707 0 0 . 707 () 0 0
Tl =
() () () 0 . 265 -0 . 927 -0 . 265
() 0 0 0 . 656 0 . 375 -0.656
0 0 0 0 . 707 0 0.707
Matriks kekakuan elemen batang 1 : [k]1 = K1

Kl := T l1 · S l · T I
"""""
QJ m 0 0 �
3 532x 1 03 - 1 .236x 1 04 - 3 532x 1 03 -3 532x 1 03 I 236x 1 04 3.532x i (?
.J
- 1 .236 x l (l 4 327x I O I 236 x 1 04 1 . 236x 1 0 -.J .327x 1 04
.j 4 -l
-1 .236x 1 0
-J 532 1 03 1 .236x 1 04 J )32 I 03 3 S32 x 103 - 1 .236x 1 0 -3.532 x i t?
X
4
X
I
Kl =
-3 5)2 1 03 I 236x IO.J ) 532 1 03 3 . 532 x I 0 - 1 .236 x 1 04
3 -3 532 X
X X
I 236x 1 0
4 -4.327x I O.J - 1 .236 x 1 04 - I 236x 104 4 327x I O.J 1 .236x 1 04
3.532x I 03 - I 236x 1 04 -3.532x 1 03 -3.532x 10] 1 .236x 104 3 532 1 0]
X
Bata n g 2
J
L2 := booJ + 1 ooJ) + 3soo2
tw2 := 5 tf2 := 5
h2 := 50 b2 := 50
A2 := ( tw2 · h2) + [(b2 - tw2) · tf2] A2 = 475

R u m u s matriks kekakuan lokal :
0 � 0 00
() () () ()
F A2 -( E A2)
--
() 0
1 .2 2.0 1 4 x 1 04 -2.0 1 4 x 1 04 0 0
L2
() () () () ()
() () () () () ()
0
() () () () ()
() () () ()
() () 0
S2 := S2 =
() () ()
() ()
-( F A2)
() 0
l'·A2 -2.01 4 x 1 04 0 2.0 1 4 x 1 04
() () () () ()
L2 L2 0
() () () () () ()
()
() 0 0 0 0
() () () () () ()
( ( �)) ( �9 + )
M atriks transformasi [Th = T2 :
n+
3.5
O a2 := atan 8b2 := -atan 8c2 := Odeg
1
.
::
() ()
J
() cos (8b2) sin( Ob2) cos ( Oa2) ,,,. (8,2)
() ()
Tc2 := () cos ( Oc2) sin(8c2) Tb2 := -sin( Ob2) cos (8b2) Ta2 : =
( ) -sin(Oc2) cos (Oc2) 0 () -sin(Oa2) () cos ( Oa2)
T82 : = Tc2 · Tb2 · Ta2
-0.636 -0 . 74 2 -0.2 1 2 () () ()
-0.704 0.67 -0.235 0 0 0
0.3 1 6 0 -0.949 0 () ()
() () ()
T2 =
-0 . 636 -0 . 742 -0.2 1 2
() ()
=
0 -0.704 0.6 7 -0.235
() () () 0.3 1 6 () -0.949
M atriks kekakuan e l e m e n [k]2 K 2 terhadap sumbu sistem struktur :

1
K2 := T2 - S2- T2
[2] 0 0 CD 0 0
� 1 4 7 x 1 03 9 504 x 1 03 2 7 1 6x l (f -R. 1 4 7 x 1 03 -9.50-l x 1 03 -2 7 1 6 x 1 03
'
9.504 x I (? I 1 09 x 1 04 ) 1 68 I 03 X -9 50-l x I (? - I 1 09 x 1 04 -3 1 68 I (? X
2. 7 1 6 x 1 03 3. 1 6X x I 03 905 1 67 -2 7 1 6 X I (? -3. 1 68 x I (? -905. 1 67

1\.2 =
1 4 7 x 1 0 -9 50-l x I 0 --2.7 1 6 x 1 03
3 3 X 1 47 x 1 03 9.50-l x I (? 2 . 7 1 6 x 1 03
-9 50-l x I 03 - 1 1 09 x 1 04 -3. 1 6 8 x 1 03 9 504x I 03 I 1 09x 1 04 3 . 1 68x I (?
-2. 7 1 6 x I 03 -3. 1 6X x 1 03 --905. 1 6 7 2 . 7 1 6 x I 03 3 1 68 x I 03 905. 1 67
Rangka Ruang 273

Bata n g 3 :
L3 := L l
tw3 := 5 tf3 := 5
h3 := 50 b3 : = 5 0
A3 := [ ( tw3 · h3 ) + [ ( b3 - tw3) · tf3] ] 2 A 3 = 950
M atri ks kekakuan e l e m e n :
0 <ZXD 0 0J)
��
()
F i\ 3 �·( F i\3 ) 4 4
u L3
() 0 0 5 . 03 3 x 1 0 0 0 -5.033 X 10 0
() 0 () 0 () 0 0 0 0 0 0
0 () 0 0 0 () 0 0 0 0 0 0
S3 :=
(I ()
-( F i\ 3 ) E i\ 3 S3 =
u L3
0 0 4 4
-5.033 X 1 0 0 0 5 .033 X 1 0 0 0
() () () () () () 0 0 0 0 0 0
() 0 () () () ()
0 0 0 0 0 0
(�
M atriks transformasi [Th = T3 :
8 b3 := -atan
3.5
1
8a3 := -( 90 + 45) deg
1 + 1 ) Oc3 := Odeg
�
J
() () cos (Oh3) sin(Oo3) (J cos (Oa3) 0 sin(Oa3)
Tc3 := () cos (oc3) sin ( Oc3) Th3 := -sin(Oh3) cos (tlo3) Ta3 : = 0 ()
0 -sin ( O c3 ) cos (Oc3) 0 () -sin (Oa3) () cos (8a3)
T83 : = Tc3· Tb3 · Ta3
-0.265 -0 927 -0.265 () () ()

-0 656 () 375 -0 656 () () ()
() -(1 707 () ()
T3 =
0 707 0
0 () () -0 265 ·-0 927 -0 265
() () () -0 656 0 375 -0 656
() () () ()707 ( ) -(!707)

M atriks kekakuan e l e m e n [k], = K3 terhadap sumbu sistem struktur :
K J� : = r.) . s .)·
1
� r.)
[2] 0 0 0 0 0
.j
3 532x I (? I 236x 1 04 3 532x l l? -3.532x 1 03 - 1 .236x I O -3 532 X I 03
1 . 236x [ (l
.j
4.327x 1 04 1 . 236x 1 04 -- 1 . 236x 1 04 -4 327x 1 04 - I 236x 1 04
3 532x 1 03 1 . 236x 1 04 3 532x 1 03 -3.532x 1 (13 - I 236x 1 04 _l 532 1 03 - X
K3 =
-3.532x I(? - \ .236x 1 04 -J 532 X 1 03 3 532x 1 03 1 . 236 x 1 04 3.532x l (f
'
- 1 .236x 1 04 -4. 327x 1 04 - 1 .236x 1 04 I 236x 1 04 4 327x 1 04 i .236x 1 04

-3. 5 3 2 x 1 03 - 1 236x 1 04 -J 532 X 1 03 3 532x I 03 I 236x 1 04 J 532 1 c?
X
Batang 4 :
L4 : = �( 1 000
2
+ 4oo J ) + 35oo
2
tw4 := 5 tf4 : = 5
h4 := 50 b4 := 50
A4 := ( tw4· h4) + [ ( b4 - tw4) · tf4] A4 = 475
M atriks kekakuan e l e m e n :
0 80 0 80
E A4 -( E A 4 ) 4 4
lA lA
() 0 (I 0 1 .7 5 7 x 1 0 0 0 - 1 .757x 1 0 0 0
() () 0 () (l 0 0 0 0 0 0 0
() () () () () ()
0 0 0 0 0 0
-( E i\4 )
S4 :=
() (I (I
E i\4 S4 =
lA
0 4 4
L4 - 1 . 75 7 x 1 0 0 0 1 .757x 1 0 0 0
() ) ()
( () 0 OJ
() () ()
0 0 0 0 0 0
0 0 0
0 0 0 0 0 0
( �) ( �)
M atriks transformasi [T]4 = T4 :
8a4 := 0 . 5n + atan 8 b4 : = -atan 8c4 : = Odeg
184 Tc4· Tb4 · Ta4

()
:=
() () cos ( G b4) sin( llb.J) () cos (Oa.J) sin(Ha4)

Tb.J : = -sin(Ob4) cos ( Ob.J) (I ()
Tc.J := 0
Ta4 := 0
()
cos (Oc.J) sin(Oc.J)
0 -sin(Gc4) cos (Hc4) () () -sin(Oa.J) cos (Oa.J)
Rangka Ruang 275

-0 1 85 -0 647 0.74 () () 0
-0 1 57 () 762 () 628 () () 0
-0. 97 () -0.243 () (I 0
()
T4 =
0 0 - 0 1 85 -0.647 () 74
() () 0 -0 1 57 0. 762 () 628
() () (I -0.97 0 -0 243
M atriks kekakuan elemen [k]� = K4 terhadap sumbu s istem struktur :
K4 := T l · S4· T4
QJ 0 0 0 0 0
600.53 2. 102 x I 03 -2 402 x 1 03 -600.53 -2 . 1 02 x 1 ()3 2 402 x 1 03
-P 407 x 1 0 -2. 1 02 x 1 c?
3 3 3
2 1 02 x 1 0 7.356x 1 0 -7. 356x 1 03 8 407 x 1 03
-2.402 X I 03 8 407 x I 0 -9.608x I 03
3 3 3
-8.407x 1 0 9 :'J08 x 1 03 2.402 X 1 0
1<.4 =
2402 x I 03
3
-600 53 -2 1 02 x 1 0 600 53 2. 1 02 x 1 03 -2.402 x 1 03
8.407x 1 03 2 1 02 x I 0 7.356x 1 0 -8.407x 1 03
3 3
-7.356x 1 03
-2. 1 02 x 1 03
2 41J 2 x 1 0
3 8 407 x 1 03 --9 6118 x 1 03 -2 402 x 1 03 -8 407 x 1 03 9 60X x 1 03
Bata ng 5 :
L5 := L l
tw5 := 5 tf5 := 5
h5 := 50 b5 := 50
AS := [ ( tw5 · h5 ) + [ ( b5 - tw5 ) <f5] ; 2 AS = 95�
M atriks kekakuan elemen :

(:) QR) 0 �
:1
()
E /\ 5 -( EA 5) 4 4
() () 5.033 x 1 0 0 0 -5.033 X 10 0 0
L5
0 ('j
LS
0 () () 0 () 0 0 0 0 0 0
() I) () () 0 0 0
S5 :=
-( E /\ 5 ) E· A5
() (1 1 ss =
0 0 0
Cl 0 �-� 4
L5 L5 -5.C3 3 x ! 0 0 0 5 . 03 3 x 1 0 0 0
() 0 () () 0 () 0 0 0 0 0 0
() () () 0
()
0 0
0 0 0 0 0

M atriks trans formasi :
(� )
3.5
:
8a5 := ( l 3 5) deg 8b5 := -atan 8c5 := Odeg
1 + 1
() s i n ( tla5)
T85 := Tc5 · Tb5 · Ta5
cos (Ob5) sin (Ub5) 0 cos (Oa5)
0 0 Tb5 -sin ( Ob5) cos ( Ob5) 0 Ta5 : = () ()
()
:=
Tc5 := 0 cos (Oc5) sin(8c5) 0 0 I -sin ( Ela5) cos ( 8a5)

0 -sin ( Oc5 ) cos (tlc5)
() (I
I
-0.265 -0 927 0.265 0
-0 656 0.375 0 656 Cl 0 0
() ()
�
-0 707 Cl -0 707
T5 =
0 Cl Cl - 0 265 -0 9 2 7 () 65
0 Cl 0 - 0 656 0.375 0 656
() () 0 -0.707 () -0 707 )
M atriks kekakuan elemen [k], = K5 terhadap sumbu s istem struktur :
T
K5 := T5 · S5- T5
QJ 0 0 � [I] 0
3 4 3 3 4 3
3 532x 1 0 1 . 236x 1 0 -3 5 3 2 X 10 �3 5 3 2 x 1 0 - 1 236x 1 0 3 532x 1 0
1 . 236x I (} 4.327x 1 0
4
- 1 236x 1 0
4
- 1 .236x 1 0
4
-4. 3 2 7 x 1 0
4
1 . 236x 1 0
4
4 3 3 4 3
-3 . 5 3 2 x J (? - 1 .236x 1 0 3.532x 1 0 3.532x 1 0 I 236x 1 0 -3 5 3 2 X 1 0
K5 =
-J
4 3 3 4
532 X 1 0
3
- I 236x 1 0 3 532x I 0 3 532 x 1 0 I 236x 1 0 -3 . 5 3 2 x le?
I
4 4 4 4 4 4
- 1 .236x 1 0 --U 2 7 x 1 0 236x 1 0 1 . 236x 1 0 4 327 x 10 - 1 .236x 1 0
-J
3 4 3 4
3 532 x 111 I 236x 1 11 -3.532x le? 532 X 1 0 - \ .236x 1 0 J 532 X 103
Batang 6 :
L6 : = L2
tw6 := 5 tf6 := 5
h6 := 50 b6 50
A6 := ( tw6- h 6 ) + [ ( b6 - tw6) · t f6]
A6 = 4 75
Rangka Ruang 277

0 @2) 0 (jfi)
(J ( ) ( ) ()
EA6 -( E A6)
--- 4 4
L6 L.6 2 .0 1 4 x 1 0 0 0 -2.0 1 4 x 1 0 0 0
0 0 () 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 () 0 0 0 0
S6 :� 0 0 0 0 0 0
() ()
-( E A6) EA6 S6 =
0 0 4 4
L6 L6 -2.0 1 4 x 1 0 0 0 2 .0 1 4 x 1 0 0 0
0 0 0 () 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
M atriks transformasi :
8a6 := 0 . 5n: + atan ( �) 8 b6 := -atan

( 3.5 ) 8c6 := Odeg
-./ 1 + 1
0
0 0
cos (Oa6) sin (Oa6)
cos (Ob6) sin(Ob6)
:J Ta6 := () ()
Tc6 :� cos (Oc6) sin (Oc6) Tb6 : = -sin( Ob6) cos (Ob6)
0
0
0 -sin (Oc6) cos (Oc6) -sin (Oa6) cos (Oa6)

0 0
T86 := Tc6 · Tb6 Ta6

·
-0. 355 -0 927 0 1 1 8 0 () Cl
-0 XX () 375 0.293 () () ()
-0. 3 1 6 0 -0 949 () () ()
T6
()
�
0 0 -0.355 -0 927 0 I 1 8
0 0 () -0.8X 0 375 0 293
() 0 0 -0. 3 1 6 () -0.949
M atriks kekakuan elemen [k ]6 = K6 terhadap sumbu si stem struktur :
K6 = T6 T · S6 · T6
QJ 0 0 0 0 0
2.544 x 1 03 6 637 x 1 03 -847 998-2 544 x 1 03 -6.63 7 x I 03 847. 998
I 73 1 1 04 -2 2 1 2 x I 03 -6.63 7 x 1 0 - J . 73 1 1 04 2 2 ! 2 x 1 03
3
6 637 x 1 03 X X
-847 998 -2 2 1 2 x I 03 282.666 X.J 7. 998 2.2 1 2 x 1 03 -282.666

K6 �
1
-2.544x 1 03 -6 637x l (f 847.99S 2 .54-lx 1 03 6 fJ37x 1 03 -847. 998
-6 637x 1 03 - J . 7 J I X 1 04 2.2 1 2 x I (? 6 63 7 x 1 03 I 73 1 X l(l -2 2 1 2 x 1 03
84 7 l)l)X
1
2.2 1 2 x le? -n2.666 -8.J7 l)'J8 -2 2 1 2 x 1 1r 282.666

Batang 7 :
L7 : = L l tw7 : = 5 tt7 := 5
h7 := 50 b7 := 50
A7 := ( ( tw 7 · h 7 ) + [ ( b7 - tw7) · tt7] ] 2 A7 = 950
M atriks kekakuan clcmen :

0 @:]) 0 G::0
E· A7 -( Fi\7 ) 4 4
L7
0 0 0 () 5 .033 x 1 0 0 0 -5.03 3 x 1 0 0 0
1 .7
0 () () () 0 () 0 0 0 0 0 0
S7 :�
0 () 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-( E i\7) E i\7 S7 =
0 () 0 () 4 4
l.7 l.7 -5.03 3 x 1 0 0 0 5 . 03 3 x 1 0 0 0
() (I 0 0 () () 0 0 0 0 0 0
11 11 ( ) () () ( )
0 0 0 0 0 0
( )
3.5
8 a7 := 4 5deg 8b7 -atan 8c7 := Odeg
�1 +
:=
1
() 0 cos (Oa7) 0 sin(lla7)
cos (Ob7) sin(Ob7) 0
0 {) {)
:� -sin(Ob7) cos (Ob7) 0
Tc7 : = cos (tk7) sin (Oc7) Tb7 Ta7 : =
0 () 0
0
-sin(Hc7) cos (Oc7) -sin (Oa7) cos (Ga7)
0 265 -0 927 () 265 () () ()

0 656 0 375 0.656 11 () ()
-0 707 0 0.707 () ()
n�
()
()
T8 7 := Tc7· Tb7·Ta7
0 0 () 265 -0 927 0.265
0 0 () () 656 () 3 75 0 656
11 0 () -0 707 0 () 707
Matriks kekakuan clemen [kh = K7 terhadap sumbu s i stcm struktur :
K7 := T i · S7· T7
[2] 0 0 � 0 0
4 4
3 5 32 x 1 03 - 1 .236x 1 0 3 532x 1 03 -3.532 x 1 03 1 .236x 1 0 -3.532x I 03
- 1 .236x 1 04 4 327x 1 04 ·- 1 236x 1 04 1 .236x 1 04 4 327x 1 04 1 .236 x 1 04
-
-J 53 2 I 0
3 532x 1 03 - I 236x 1 04 3 . .532x J(? 3 1 .236x 1 04 -3.532x 1 03
K7 �
X
-3.532x 1 03 I 236x 1 0 -3 532x 1 03

4 3 532x 1 03 - 1 .236x 1 04 3 532 x 1 03
I 236x 1 0
4 --1 327x 1 04 I 23Ax 1 04 327x 1 04 - I 236x 1 04
- 1 .236x 1 04 4
-J 532 X 1 0
3 1 . 236x 1 04 -3 5 3 2x 1 03 3 .532 x l (rl - 1 .236x 1 04 3. 532 x 1 03
Rangka Ruang 279

Bata n g 8
LS : = L4 tfS := 5 hS := 5 0 bS : = 5 0
A S : = ( tw8 · h 8 ) + [ ( b8 - tw8 ) · tf8 ] AS = 475
M atriks kekakuan : 0 (f:0 0 &:!)

() ()
EAR -( E A R ) 4 4
() 0 --- 1 . 75 7 x 1 0 0 0 - 1 . 75 7 x 1 0 0 0
1. 8 8 1.
() () () () ()
0 0 0 0 0 0
()
() () ()
sx S8 =
0 () 0 0 0 0 0 0 0
:=
-( F A 8 ) LAX 4 4
() 0 () 0 - 1 . 75 7 x 1 0 0 0 1 . 75 7 x 1 0 0 0
I.R LX
() () 1 1 0 0 () 0 0 0 0 0 0
0 () () () lJ () 0 0 0 0 0 0
( �) ( � :·: 1 )
M atriks transformas i :
8a8 atan 8b8 := -atan 8c8 : = 0 deg
[
:=
T88 := Tc8· Tb8· TaS
() 0 cos ( Ob8) sin(Ob8) () "" ( o,s) 0 sin(Oa8)

Tc8 := () cos ( Oc8) sin(Hc8) Tb8 := -si n(Ob8) cos (8b8) 0 Ta8 : = 0 0
() ()
0 -sin( Oc8) cos ( Oc8) 0 -sin( fla8) cos (Oa8)
0.09 1 -(1927 0.363 () () 0

0 225 () 375 () 899 0 () ()
-0 97 () () 24 3 () 0 0
(I ()
TX =
0 0.09 1 -0 927 () 363
0 () () 0.225 (I 375 0 X99
0 () () -0 97 () 0.243
M atriks kekakuan elemen [k ]8 = KS terhadap sumbu si stem struktur :

T
KS := TS · SS · T8
QJ 0 0 0 0 0
145 02 - 1 .4X x 1 03 580 079 - 1 45 02 J . 48 X IIJ3 -580 079
- 1 . 4X X 1 03 J.51 X 1 04 -5.9 1 9 x 1 03 I 48 1 03
X - 1 . 5 1 x l 04 5 . 9 1 9 x 1 03
5XO 079 -5. 9 1 9 x 1 03 2.32 x 1 03 -580 079 5. 9 1 9 x 1 03 -2 32 x i 03
K8 =
- 1 45.02 1 .48 X I o3 -580 079 1 45 02 - 1 .48 x 1 c? 580 079
J .48 X 1 03 - 1 .5 1 X 1 04 5 9 1 9 x 1 03 -1 48 x 1 03 1 . 5 1 X 1 04 -5. 9 1 9 x 1 03
-580.079 5.9 1 9 x 1 03 -2.32 x 1 03 580 079 -5 9 1 9 x 1 03 2. 32x 1 03

Bata n g 9 :
L9 := 2000 tw9 := 5 tf9 := S h9 := 50 b9 := 50
A9 := j ( t11 9 · h 9 l + [ ( b9 - tlv9l · lliJ I I 2 A9 = 950
Matriks kekakuan :
0 (ifj) 0 00
() () () 0
E· i\ 9 -( E ;\9) 4 4
9.5 X 1 0 0 0 -9. 5 x 10 0 0
L9 L9
() () ()
0 0 0
0 0 0 0 0 0
() 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
S9 := S9 =
()
-( E· f\9 ) E· i\9 4 4
0 0 0 -9. 5 X 10 0 0 9.5 X 10 0 0
L9 L9
() 0 () () 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 () 0 0 0 0 0 0
Oa9 := Odeg Ob9 := Odeg Oc9 : = Odeg
() () cos ( Ob9) s i n ( O b9) 0 cos (Oa9) () sin ( Oa9)
Tc9 := 0 cos (Oc9) s i n (Oc9) Tb9 : = -si n ( O b9) cos ( Ob9) () Ta9 := () 0
0 -si n ( lk9) cos (Oc9) () 0 -si n (Oa9) () cos ( Oa9)
T09 := Tc9 · Tb9 · Ta9
:=
r
Matriks kckakuan elemen [k],; = K9 terhadap sumbu s i stcm struktur : K9 T9 S9 · T9
I (I (I I ) (I l l
I () 0 () 1 1 QJ 0[2] � ��
() (J I () () ( )
() I) () I ( ) ( )
TLJ = 4 4
9.5 X 10 0 0 -9. 5 X 10 0 0
() () () 0 I () 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 I
0 0 0 0 0 0
K9 =
4 4
-9. 5 X 10 0 0 9.5 X 10 0 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
Rangka Ruang 281

Bata n g 1 0 :
L I O := 3 000 tw l 0 : = 5 tfl 0 : = 5 h I 0 : = 5 0 b I 0 : = 5 0
A I O : = [ ( tw i CJ. h i O) + [( b l 0 - tw l 0) - tfl 0] ] 2 A l 0 = 95 0

0 00 0 08
E· A I O -( E· A I O)
() () () ()
4 4
1.10 1. 1 0
6.333 X 10 0 0 -6.333 X 10 0 0
() 0 () () 0 0
0 0 0 0 0 0
() 0 () () () ()
S I O :=
0 0 0 0 0 0
SIO=
-( E· A I O) E·A I O
() () 0 ()
4 4
-6. 3 3 3 X 1 0 0 0 6.33 3 x 1 0 0 0
LIO LIO
() () () () () ()
0 0 0 0 0 0
() () () () 0 ()
0 0 0 0 0 0
Matriks transformasi :
8a I 0 := -90deg 8b l 0 := Odeg 8c l 0 := Odeg
0 () cos {Ob i O) sin{Ob i O) 0 cos (fla i O) (} sin(Oa i O)

Tc i O := 0 cos ( Oc 1 o) sin( Oc I o) Tb i O := -si n (Ob i O) cos (Ob I 0) () Ta i O := () ()
() -si n ( Oc I 0) cos (Oc I o) 0 () -sin(Oa i O) () cos (ea 1 o)
T8 1 0 := Tc i O · Tb i O · Ta i O
0 () 1 () 0 ()
-
() I () () () ()
I () 0 () () ()
() () ()
TIO =
() 0 -1 Matriks kekakuan e l emen [k] 1 0 = K I 0 terhadap sumbu s i stem struktur :
() 0 0 () I ()
() () () I () ()
r
K I O := T I O S I O· T I O
() 0
11 12
() 0 -3 87X x 1 0- - 3.X78x 1 0-
() 0 0 () () ()
11 6
12
1 0- 1 2
.j
--3 X78 x 333 x I U 3 . 87 8 x 1 0- 0 -6 3 3 3 x 1 114
()
KIO=
1 12
() 0 3.X7X x 1 0-- 2 0 -3 X 7 X x 1 0-
0 0 (I lJ () ()
1 12
3.X78x 1 0- 2 0 -fd 3 3 x 1 04 -3 R ? X x l (f 0 6 3 3 3 x 1 0-l

Batang 11 :
LI I := 2000 tw I I : = 5 tfl I := 5
hI I := 50 bI I := 50
A l l : = [ (tw l l · h l l ) + [ ( b l l - tw l l ) · tfl l ] ] 2 A l l = 950
M atriks kekakuan :
0 00 0 08
E· A I I
() () () ()
-( F A l l ) 4 4
Ll l
9.5 X 10 0 0 -9.5 X 10 0 0
Ll l
() () () () () ()
0 0 0 0 0 0
() () () () 0 () 0 0 0 0 0 0
SI ! =
-( E· A I I ) E· A I I
S I I :=
0 () () ()
4 4
-9.5 X 10 0 0 9.5 X 10 0 0
Ll l Ll l
() () () () 0 ()
0 0 0 0 0 0
() () () () () ()
0 0 0 0 0 0
M atriks trans formasi :

8a I l := I 80deg 8b l l := Odeg 8c l l := Odeg
:
() () cos (Ob l l) sin(Oh l l) () (
cos O a l l ) () sin(Oa l l)
Je l l := 0 cos (Oc i l) sin(Oc l l) Th l l := - s i n ( O h l l ) cos (Oh l l) () Ta l l := () ()
0 -s i n( Oc l l) cos (Oc l l) () () I (
-sin O a l l ) () cos ( Oa I I )
T8 1 1 := Tc l l · T b l l · Ta l l
M atriks kekakuan clemen [k] 1 1 = K 1 1 tcrhadap sumbu sistem struktur :

r
Kl l := Tl l S I I·TI I
9.5 x 1 (1� 0 - 1 1 63 x 1 0- l l -9 5 x 1 04 0 I 1 6 3 x l ll- l l

I) I) () () 0 ()
I I () 0
-I I ()- () I I If ()
11
1 63 X 1 63 X
I ( )-
Kll =
-9.5 x i 04 0 1 1 63 x l ()- l l Io
4 -I
11
95 X 0 1 63 X
() (I () () () ()
-
I 11 () -I I0 II (I (I
- 11
1 63 X 1 0 1 63 x
Rangka Ruang 283

Bata n g 1 2 :
L l 2 := 3000
tw l 2 : = 5 t fl 2 := 5
h l 2 := 50 b l 2 := 50
A l 2 := [ ( tw l 2· h l 2) + [ ( b l 2 - tw 1 2) · tfl 2] ] 2 A 1 2 = 950
M atriks kekakuan :
[. ;\ 1 2
8
() () () ()
-( F i\ 1 2) 4 4
6.33 3 x 1 0 0 0 -6.333 X 10 0 0
L12 L l2
() () () () () () 0 0 0 0 0 0
() () () () () () 0 0 0 0 0 0
S l 2 :=
() () E i\ 1 2 () ()
- ( F i\ 1 2) Sl2=
4 4
L12 Ll2 -6. 3 3 3 x 1 0 0 0 6.333 X 1 0 0 0
() () () () () () 0 0 0 0 0 0
() () () () () ()
0 0 0 0 0 0
ea 1 2 := 90deg 8b l 2 := Odeg 8c l 2 := Odeg
:J
0 () cos (Ob 1 2) sin(O b 1 2) cos ( Oa 1 2) () sin (Oa 1 2)
Tc l 2 := () cos (Oc 1 2) sin (tlc 1 2) Th l 2 := -sin(Ob 1 2) cos (Ob 1 2) Ta 1 2 := 0 ()
() -sin (Oc 1 2) cos (Oc 1 2) 0 () -sin (Oa 1 2) () cos (Oa 1 2)
T8 1 2 := Tc l 2 Tb i 2· Ta 1 2
M atriks kekakuan elemen [k] 1 2 = K 1 2 terhadap sumbu s i stcm struktur :
0 0 3 878 x 1 0- 1 2 0 0 -3.S78 x 1 0- 1 2
() () () () () ()
3.878 x 1 0- 1 2 0 6.333 x 1 04 -3.878 x 1 0- 1 2 0 -6 333 x 1 04

Kl2=
() 0 0 3 878 x 10- 1 2
() 0 () () 0 ()

Batang 1 3 :
2 2
+ 3000
!
b l 3 : = 5 0 L l 3 : = ,j 2000
tw 1 3 := 5 h 1 3 : = 5 0
AI : = ( tw l 3 · h l 3 ) + [ ( b l 3 - tw l 3 ) · tfl 3 ] A l 3 = 47 5 t fl 3 := 5
M atriks kckakuan : 00
2.63 5 x 1 0
4 0 0 -2.63 5 x 1 04 0 0
FAI3 -( L A I 3 )
L\3
Cl O
I. 1 3
O O
0 0 0 0 0 0
() () () () () () 0 0 0 0 0 0
Sl3 =
s 1 3 := 4
() () ()
-2.63 5 x 1 04 0 0
0 () 0
2.63 5 x 1 0 0 0
-( F· A \ 3 )
O O
E- A I 3
() ( )
L13 I.13 0 0 0 0 0 0
() () () 0 0
ll
0 0 0 0 0 0
() (I () () () ( )
( ( �))
M atriks transformas i :
+ atan
:�
8a 1 3 : = - 0.5rr 8b 1 3 : = Odeg 8c 1 3 := Odeg
() 0 cos (Ob 1 3) sin(Gb 1 3) () cos (Oa 1 3) () sin (Oa l 3)

Tc l 3 := () cos ( Oc 1 3 ) s in( O c 1 3) Tb l 3 := -sin(Ob 1 3) cos (Ob 1 3) Ta l 3 : = () 0
0 -sin(Oc 1 3) cos (Oc 1 3) 0 0 -sin{Oa 1 3) () cos (Oa 1 3)
T8 l 3 : = Tc i 3 · Tb i 3 · Ta l 3
-0. 5 5 5 0 -0.832 0 () ()
() 0 0 () ()
() 8 3 2 0 -0 5 5 5 () (] ()
() () () ()
113 =
-0 5 5 5 -0 8 32
Matriks kekak uan clemen [k] 1 3 = K 1 3 terhadap sumbu si stem
() () () () ()
struktur :
0 () 0 0.832 0 -0 5 5 5
QJ 0 0 0 0 0
8. 1 07 x 1 03 () 1 .2 1 6 X 1 04 -8. 1 07 x 1 0 () - 1 .2 1 6x 1 04
3
0 () 0 0 () 0
1 .2 1 6 X 1 04 0 1 .82 4 x 1 04 - 1 . 2 1 6 x 1 04 () - 1 .82 4 x 1 04
Kl3 =
1 0 7 x 1 0 0 - 1 .2 1 6 x 1 04 8. 1 07 x 1 0 0 1 .2 1 6x 1 04
3 3
0 0 0 0 0 ()
- 1 .2 1 6 x 1 04 0 - 1 .82 4 x 1 04 1 .2 1 6x 1 04 0 1 .82 4 X 1 04
Rangka Ruang 285

M atrik kekakuan struktur untuk 1 2 derajat kebebasan s istem struktur [K]s = KG merupakan perakitan
dari matrik kekakuan elemen [k ]m yang terkait dengan t i t i k kumpul : L[k ] i
Xt1,P11
X10,P10
G a m ba r 5.8.5 Derajat kebebasan struktur

-------��"''
, ,,
h. I �
'-\ , "- ', .
"
h.\ h. I ;
k\
I
" 'l
,, ,.,
-.1, , h.l :; ,
'· ,. ,_ h. I �
I
• :;. ,
', , ,, , ,
"· h_ � ' h. I •,, h. I',
"' i
'- ,
h.l ] ,
h. : \
k'
,
' '"
1,1\
l . l l , . h. \ .
, ' ', , h_ l ·,
'-''1 , , . , , , ,,\
"' ',
', , h.'. , h . l l, ,
,.-,
"'\ , �-- , "\ -
"' " -, ,
''\ , 1 1
' ·l , h_l ,, '-'l h. I 'L \ h. l '. , h.t, ,
f. I�
I
f I� 1 1 ', ' I < , kl\
I h. I \ "'\- I
1-.. l i, h.<; "-� \ . L
0 1
�
2
& 3
�
4
�
5 6 7 8
& & & 9 10 11
0 1 .068 · 1 05 -4 .338 1 0 3 -236.507 -9.5· 1 04 0 0 0 0 0 0 0 -3.878 · 1 Q - 1 2

1 - 4 338· 1 03 6.946 · 1 04 9 .6 1 1 - 1 03 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 -236.507 9 .6 1 1 · 1 03 7.009 · 1 04 0 0 0 0 0 0 -3 878· 1 Q- 1 2 0 -6.333·104
3 -9.5-104 0 0 1 .072 · 1 05 1 .446 1 04 1 . 329 1 04 0 0 3.878 1 Q- 1 2 -8. 1 07 · 1 03 0 - 1 . 2 1 6 · 1 04
KG =
4 0 0 0 1 . 44 6 · 1 04 5.062 · 1 04 3.955· 1 03 0 0 0 0 0 0
-9. 5- 1 04
5 0 0 0 1 .329 1 04 3.955 1 03 9. 472 · 1 04 3.878· 1 Q- 1 2 0 -6.333 · 1 04 - 1 . 2 1 6· 1 04 0 - 1 .824 · 1 04
6 0 0 0 0 0 3.878· 1 Q- 1 2 9.853 · 1 04 1 .236 1 04 -3.532 1 03 0 1 . 1 63· 1 Q- 1 1
7 0 0 0 0 0 0 1 .236 1 04 4. 327· 104 - 1 .236·104 0 0 0
8 0 0 0 3.878· 1 Q-12 0 -6.333· 1 04 -3.532 · 1 03 - 1 .236·104 6.687 1 04 1 . 1 63 · 1 Q- 1 1 0 0
9 0 0 -3.878· 1 Q- 1 2 -8. 1 07 · 1 0 3 0 - 1 .2 1 6 · 1 04 -9.5 · 1 04 0 1 . 1 63 · 1 Q- 1 1 1 .092 · 1 0 5 -5.726 · 1 03 1 .484 · 1 04
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -5.726· 1 0 3 6.058 1 04 - 1 . 4 57·104
11 -3.878 1 Q- 1 2 0 -6.333· 1 04 - 1 .2 1 6· 1 04 0 - 1 .824·104 1 . 1 63· 1 Q- 1 1 0 0 1 .484 · 1 04 - 1 . 457·104 8.539 · 1 04

,_
Rangka Ruang 287

5.8.1 Matri k Beban Elemen
Tebal pe lat - 200 mm.

kN
qd := 24 · 0 .2 qd = 4.8
2
m
Beban h idup = O. l * beban mat i .
qI := qtot
4.8 0 .48
kN
qtot := + qtot = 5 .2 8
2
m
q2 := qtot
Berat sendiri batang d iabaikan.
G a m ba r 5 . 8 . 1 Ekivalen gaya terpusat pada tititk kumpul
Gaya l uar terpusat ekivalen pada elemen I , 2 , 3 , 4 , 5 , 6, 7, 8, dan 13 :
() 0
() 0
0 0
0
Fl := P I := T IT F I 1' 1 =
()
()
()
0
()

Batang 9 : Batang 1 0 :
() 0 () 0
- b 6 3)
+ Jo -2.6� X 103
-5.2S x 103
F9 := ()
P9 := T9
T
F9 P9 =
()
F\0:= 00 PlO T\OT F\0 PlO= 00
:=
() 0
-2.64 ! 03
4
-2 6 x I 03 -5 28 103 -5 28x
(I ()
0 0
Batang 1 1 : Batang 1 2 :
0
I)
0 0
-2.64 x w'
-5.28 1 0 -5.28 x 10- 1
:=
() P\2 \ 2T � \ 2 P\2 = 0
F
()
\ I :� ()
() F 12
0 T :=
()
I)
-2 64 !03 -5.28 103 -5.28 x
(I 0 0
Vekor beban {P}s = PG
1'90 + P\23
P9 1 + 1'1 24 0
1'92 + I' 125 0 0

1 -7.92 · 1 03
P93 + PI 00 2 0
1''! + P I 01 3 0
4
4 -7.92 · 1 03
1'95 + 1'102 PG = 5
PG := Pi \ + 1'!03 0
0 6 0
PI I 1 + PI04 7 -7.92 · 1 03
8 0
1'1 1 2 + PI05
9 0
1'1 13 + 1' 1 20 10 -7.92 · 1 03
I'l l� + 1'1 21 11 0
PJ \ 5 + PI22
Satuan beban [N-mm] untuk momen, dan [N] untuk gaya.
Dari persamaan K G * [X } s = PG, d i h itung vektor { X } s= 21 = K - 1 * PG d ipero leh :
9 T
j
2 3 4 5 6 7 8 10 1 1
-0.075 -0.2 1 3 0 1 78 -O. I 'J7 -0. 1 34 OJ36 -0 .336 -0. 1 70 0.342 -0. 1 58 -0 248
Rangka Ruang 289

Gaya -gaya dalam batang [N] :
Batang 1 Batang 2 :
�
I
0 �840 x I a' 40 .9 1 4
0
-
()
0 0
() ()
()
XI
Ll (J
FD I : = S I ( T I ·X I ) FD I = I 0
8 .402 x 1 a
'
X2 : = FD2 := S2· (T2· X2) FD2 =
40 . 9 1 4
I
"' o
"- I
0
,\ I 0
0
I ·" 2 0
L\ 2 \
Batang 3 : Batang 4 :
() 8 . 60 3 x 1 0'
- 0
- 86. 6 1 5
0
0 0 0
FD4 := S4 · 1 T4· X4)

0 0 ()
0
X3 := =
X4 := FD4 =
"' ' := S3· ( T3· X3)
8.603 x 1 0
f[)J FD3
·'
3
"' ' -86.6 1 5
"' � "'4 0
0 0
"' s 1� 5
0
() 3 () 86 059
-8. 542 X 1 0
0 0 0
()
()
() 0
() FD6 := S6·( T6· X6 ) FD6 =
X5 := FD5 = SS ( T 5 · X5) FD5 X6 := Li 9
t.c,
= -86 059
'
8.542 X 10
0
()
"'7
0
�\ s 0
0 3 () -i 07.382
-8.62 8 x 1 0
0 0 0
0
X8 :=
0 0
S7 ( T7 X7)
0
0 FD8 =
X7 := :� �D := FD7 = FD := S8·(T8· X8)
Ll () I 07.382
3
"' I
8.62 8 x 1 0
�\ 1 0 0
0
0
c\ 1 1 0
Batang 9 : Batang 1 0 :
"' o l Ll J 3
-2 .209> 1 0 -2 263x 1 0
t. l (\ 0
.\ 2 (I ()
X9 := FD9 := S9·( T9· X9) FD9 = X I O := F D I O := S I O · iT I O · X I O ) FD I O =
' .1
"' 3 2 .209 ' 2 263x 1 0
()
lo
()
n
()
"' �
t.s

Batang 1 1 : Batang 1 2 :
-2.263 1 rr
'
X -2. 1 95 x 1 0:1
0 0
X I I := FDI I X l 2 :=
0 0
=
2 .263 X 1 0:1 2 1 95x 1 0'

() 0
() 0
Batang 1 3 :
F D I I := S I I ( T I I X I I )
-96.239
0
X l 3 :=
-� s
0
96.239
0
0
5 . 8 . 2 Diagram Gaya Dalam
.. •
·
\
\\(:3)
\
I
Gambar 5.8.2 Diagram gaya dalam

(�) gay a tarik batang
(-) gaya tekan batang
Rangka Ruang 291

5.9 P rogram Komputer Ana lisis Ra n g ka Ruang
Program komputer sistem struktur P01tal Ruang dirancang berdasarkan bagan alir yang di
kembangkan oleh William Weaver, Jr. & James M . Gerc . penulis buku Afutrix A nalysis of
Framed Stmcture (,)'econd Edition, D. Van Nostrund, 1 980). Runcangan program dikem
bangkan oleh mahasiswa S1 kelas Anal isa Struktur IV, dan mahasiswa S2 kelas Metoda E
lemen H ingga, Program Studi Tekn ik Sipil ITB.
Membuat kode p rogram a na lisa stru ktu r untuk rangka ruang.
Program yang digunakan adalah Turbo Pascal for Windows v 1 .5

Dalam program ini dibuat /lle:fi/e pembantu ( * .inc) yang dipanggil dengan procedure pada
program utama. Adapunfile:file yang diperlukan di dalam program ini adalah:
1 . main_JJro,pas : merupakan bad an program uta m a
2. sdutarr. inc : berisi prosedur input data
3 . ldatarr. inc : berisi input data dan pengkombinasian be ban titik
4. stijjiT. inc : berisi perakitan matrik kekakuan
5 . hanfac. inc : berisi prosedur fakorisasi matrik
6 . hansol. inc : berisi penyelesaian vektor
7. resulrr. inc : berisi penul isan basil perhitungan
Sedangkan untuk input dan outputnya diletakkan pada ji/e text ( *.txt), yaitu:
I . datarr. txt : berisi input data struktur dan pembebanan
2. report. txt : berisi laporan input beserta hasil perhitungan.
Berdasarkan bagan alir yang tclah diberikan. maka kode program secara keseluruhan dapat
disusun. Kode program lengk<p scbagai berikut.
Source code dari program utama, disi mpan pada fi le main_ pro.pas
p rogram ANAL I S I S_RANGKA_RUANG ;

u s e s w i nc r t ;
c on s t
I ' M i n ggu ' , ' S e n i n ' , ' S e l as a ' , ' Rabu ' , ' Kami s ' ,
days : a rray [0. .6] of s t r i ng [ 9 ] =
' Jumat ' , ' S abtu ' ) ;

type
ma t r i k rea l l ar ray [1 . . 3 0 ] o f r ea l ;
ma t r i k re a l 2 ar ray [ 1 . . 30, 1 . . 30] o f real ;
matri k i n t l a r ray [1 . .30] of i n t e ge r ;
VAR
M , N , NJ , NR , NRJ , NL,T , NLM s ho r t i n t ;
N DJ , ND , MD , I , LN s ho r t � n t ;
N B I , NB , N l , JR , JE s ho r t � n t ;
Jl , J2 , J3 , J4 , J S , J6 , Kl , K2 , K3 s h or t i n t ;
S C M 1 A , S CM 1 B , SCM2 Y , SCM 3 Y , S C M 4 Y r ea l ;
E , X CL , YCL , ZCL , SUM , TEMP , SCM , G , CX Z rea l ;
d t , l d , ou t text ;
has i l : t ex t ;

K , J , 1 R , 1 C , 1 1 , 1 2 , I 3 , I t em , TA : i nteger ;
X , Y , Z , AC , AJ , AE , DJ , DF , XI , Y I ma t r i k_r e a l l ;
J J , JK , JRL , I M , I D ma t r i k_ i n t l ;
AX , EL , Z 1 , CY , CX , C Z ma t r i k_::-e a l l ;
SFF , SM S , AML m a t: r i k_re a l 2 ;
m a t r i k __ r e a l l ;
LML ma t r l k l n t l ;
AMD , AM , AR
i np u t _d a t a , a l pha : cha r ;
a r s i p_da r a , a r s i p_has i l : s tring ;
thn , b l n , t g l , dow : wo r d ;
:sr
', $ 1
s d a t a r r . i nc }
· $1
s t i f f rr . inc }
;sr
bcm f a c . i n c }
i$1
l da t a r r . i nc }
f $I
han s o l . i n c }
resulrr . i nc }
3 E G ::: N
( ' + +++�++++ t +++++++++++++++++++++++ � +++++++++++++++++++ +++ ' ) ;

c l rsc r ;
w r i t. e l n
wr i t e l n r, I I 'I;
I 'I;
writeln I, I PROGRAJ"' KO�lPUTER UNTUK RANGKA RUANG I 'I ;
( ' + + + + + � � + + + + + + + + + • ·+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + ' ) ;
v n i t e ln r, I
wr i t e l n
wri teln ( ' ,I;
wri teln ( d ays [ dow ] , ' , ' , t g l : O , ' \ ' , b l n : O , ' \ ' , thn : O I ;
wri teln ;
( s a t u p e r s a tu ) ' I ;
( M em i l i h I n p u t D a t a )
wr i t e l n ( ' P i l i han Masukan da t a : l. Manua l
wriLeln ( ' 2 . Da r i Ar s i p f i le ' ) ;
wri teln ( ' , I ;
i np u t _d a t a : = readkey ;
wri t e l n ;
whi l e n o t ( ( i nput_da t a = ' l ' ) o r ( i np u t __cla t a = ' 2 ' 1 1 do
Begin
w r i t e l n ( ' P i l i han anda s a l ah ' ) ;
w r i t e l n ( ' S i l ahkan m asukan p i l i h s n y s ng bena r : ' I ;
r e ad l n ( i np u t_da t a ) ;
wri teln ;
i f l np1J t�_da t a = ' 1 ' then

End ;
wri tel n I ' An d a m em Ll ih m asukkan data s c•c:ara manu a l ' I ;

Bey in
E nd ;
i f i np ut_d a t a = ' 2 ' then
' I ;
Beg i n
w r i t e l n ( ' Nama a r s i p tel'tpa t d a t a d i s : mp a n ( : ecigkap dengan cok s t e n s i d a t / tx t )
reacl l n ( ars i p_cla t a ) ;
a s s i gn ( d t , a r s i p_da t a ) ;
reset ( d t ) ;
End ;
wri tel n ;
wr i t e ( ' Nama Ars i p tempat has i l d i s i�pan ' I ;
r e a d l n ( ar s i p_has i l l ;
'"J r i t e l n ;
a s s i gn ( ou t , a r s i p_ha s i l I ;
rewr i t e l ou t ) ;
{ T ul i s Judul di A r s i p }
Rangka Ruang 293

wri teln ( ou t , ' + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + ' ) ;
wr i t e l n ( ou t , ' I I ');
wr i t e l n ( ou t , ' I HAS I L ANAL I S I S STRUKTUR RANGKA RUANG I ');
writeln ( ou t , ' I I ');
writeln ( ou t , ' + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + ' ) ;
wr i t e l n ( ou t , ' ) ;
writeln ( ou t , days [ dow ] , ' , ' , t g l : 0, ' \ ' , b l n : O , ' \ ' , thn : O ) ;
{ Pro s edur i n t i Program }

writeln ;
sdata4 ;
sti ff4 ;
f a k t o r i s a s i _ma t r i k ;
ldata4 ;
s o l us i_vek t o r_x ;
resul t4 ;
{ Se l es a i }
i f i nput_da t a = ' 2 ' then c l o s e ( d t ) ;
c l o s e ( ou t ) ;
wr i t e l n ( ' Program t e l ah s e l e s a i d i e k s e ku s i ' ) ;
writeln ( ' H a s i l nya dap a t d i l i h a t pada file ' , a r s i p_ha s i l ) ;
wr i t e ( ' TERIMA KAS I H ' ) ; readkey ;
END .
Source code dari file sdatarr. inc
Procedu r e s d a t a 4 ;
Begin
{ Judu l Out pu t }
{ Parame t e r S t ruktu r }
wr i t e l n ( ou t , ' PARAMETER STRUKTUR ' ) ;
wr i t e l n ( ou t , ' M N NJ NR NRJ E' ) ;
w r i. t e l n ;
if i nput_da t a � ' l ' t h en
Begin
wr i t e l n ( ' S a t uan : kN -me t e r ' ) ;
wr i t e l n ( ' Parame t e r S t ru k t u r ' ) ;
write ( ' Juml ah e l emen (M) : ' ); readln (M) ;
wri te ( ' Jum l ah t i t i k kump u l (NJ) : ' ) ; r e a d ln ( NJ ) ;
wri t e ( ' Juml ah t i t i k p e l e takan ( NR,J ) : ' ) ; readln ( NR,T ) ;
wri te ( ' Jumlah re ak s i p e l e t akan ( NR ) : '); read l n ( NR ) ;
write ( ' Modu l u s E l a s t i s i t a s (E) : ' ) ; r e ad l n (E) ;
End ;
if i nput_d a t a = ' 2 ' then
Begin
readln ( d t ) ; re a d l n ( dt ) ; readl n ( d t ) ; read l n ( d t ) ; readl n ( d t ) ; read l n ( d t ) ;
readln ( dt , M , NJ , NR )m J , E ) ;
End ;
NDJ := 3; ND : � NDJ * NJ ; N : � ND - NR ;
wr i t e l n ( ou t , M : 2 , N : S , NJ : 6 , NR : 6 , NRJ : 7 , E : l7 : 2 ) ;
{ Ko o r d i n a t T i t i k Kumpu l }
w r i t e l n ( ou t ) ;
z' ) ;
wri teln ( ou t , ' KOORDINAT T l T I K KUMPUL ' ) ;
wri teln ( ou t , ' Titik X y
wri t e l n ;
i f i np u t_da t a = ' l ' the n
wr i t e l n ( ' Koord i n a t t i t i k kumpul ' ) ;
if i nput_da t a = ' 2 ' then

Beg i n
re adl n ( dt ) ; readln ( dt ) ; readln ( dt ) ;
End ;
for J : � l to NJ do
Beg i n
c a s e i npu t_da ta o f
' l ' B eg i n
z' 'J, '

wr i t e ( ' Koordinat t i t i k ' ,J, ' be r t u ru t - t u r u t X ' , J , ' , Y ' , J , dan
' ) ;
readln (X[J] , Y [J] , Z [J ] ) ;
End ;
' 2 ' r e ad l n ( dt , J , X [J] , Y [J] , Z [J] ) ;
Encl ;
writeln ( ou t , J:7, X [ ,J ] : 1 3 : 2 , Y [J] : 1 1 : 2 , Z [J] : 11 : 2 ) ;
End ;
( I n f o rmas i E l emen )
writeln ( ou t ) ;
cz ' ) ;
wr i t e l n ( ou t , I NFORMAS I ELEMEN ' ) ;
writeln ( ou t , ' E l emen JJ JK AX EL ex CY
wr i t e l n ;
i f i npu t_da t a � ' l ' then
w'r i t e l n ( ' I n f ormas i E l emen ' ) ;
i f i npu t_da t a � ' 2 ' then
Beg i n
readln (dt) ; reacl l n ( dt ) ; read l n ( dt ) ;
End ;
MD : � 2 * NDJ ; NB : � 0;
f o r I : � l t o M do
Begin
c a s e i npu t_d a t a o f
' 1 ' B egin
wr i t e ( ' U j ung - u j ung e l emen ' , I, ' (i-j ) ' I ; r e ad l n ( JJ [ I ] , JK [ I ] ) ;
wr i t e ( ' Luas penampang e l emen ' , I, ' ' ) ; readln ( AX [ I ] ) ;
I, JJ [ I ] ,
End ;
'2 ' re ad l n ( cl t , ,JK [ I ] , AX [ I ] ) ;
Encl ;
NBI : � NDJ * ( ABS ( JK [ I ] - JJ [ I ] ) + 1 ) ;
i f N B I >NB t hen NB : �NBI ;
XCL . - X [ JK [ I ] ] - X [ JJ [ I ] ] ;
YCL : � Y [ JK [ I ] ] - Y [ JJ [ I ] ] ;
ZCL : � Z [ ,JK [ I ] ] - Z [ J J [ I ] ] ;
E L [ I ] . - s q r t ( XC L * XCL + YCL * YC L + Z C L * ZCL ) ;
CX [ I ] . - XCL / EL [ I ] ;
CY [ I ] . - YCL / E L [ I ] ;
CZ [ I ] . - ZCL / EL [ I ] ;
writeln ( ou t , I : 4 , ,JJ [ I ] : 9 , ,JK [ I ] : 7 , AX [ I ] : 7 : 2 , EL [ I ] : 8 : 2 , CX [ I ] : 9 : 2 , CY [ I ] : 9 : 2 ,

CZ [ I ] : 9 : 2 ) ;
Encl ;
( Kekangan T i t i k Kumpu l }
wr i t e l n ( ou t ) ;
JR3 ' I ;
wri teln ( ou t , K EKANG!'N T I T I K KUMPUL ' ) ;
wr i t e l n ( ou t , TITIK JRl JR2
wr i t e l n ;
i f i npu t_da t a � ' l ' then
Beg i n
writeln ( ' Kekakangan t i t i k kurnp u l ' ) ;
writeln ( ' Ke t : JRL l , JRL2 , dan JRL3 , rna s i ng - rna s i ng ada l ah kekangan
t e rhadap t rans l a s i ' ) ;
wri teln ( ' arah s urnb:1 x, y, dc1n z, pad a k o o r d i n a t g l oba l ' ) ;
End ;
if i npu t_da t a � ' 2 ' then
Rangka Ruang 295

Begin
read l n ( dt ) ; readln ( dt ) ; readln ( dt ) ;
End ;
for I : = 1 to ND do
JEL [ I ] : = 0 ;
f o r 1 : = 1 t o NEJ do
Begin
c a s e i np u t _d a t a o f
I ' No .
' 1 ' Beqin
I ' JRL 1 , ' I ; readln

wri t e T i t i k Kumpul ' ) ; readln (K) ;
wri te JRL2 , JRL3 ( JR L [ 3 * K - 2 ] , JRL [ 3 * K - l ] ,
JRL [ 3 * K ] ) ;
'2'
End ;
readln i dt , K, JRL [ ] * K - 2 ] , JRL [ 3 * K - l ] , JRL [ 3 * K ] ) ;
End ;
w r i t e l n ( ou t , K:4, JRL [ 3 * K - 2 ] : 9 , J EL [ 3 * K - 1 ] : 6 , ,JRL [ 3 * K ] : 6 ) ;
End ;
( l ndeks Perp i ndahan T i t i k Kumpu l }
N1 : = 0 ;
f o r J : = 1 t o ND do
Beqin
Nl : =N l +-JRL [ J J ;
i f J R L [ J ] > O then I D [ J ] : =N + N 1
e l s e I D [ J ] : = J- N 1 ;
End ;
End ;
Source code dari file s tiffrr.inc

Pro cedure s t � f f 4 ;
Beqin
( In i s i a l i sas i }
for J : = 1 t o N do
Beg i n
for K : = l t o N B do
S F F [ ,T , K j := 0. 0;
End ;
( Kekakuan E l emen }
f o r I : = 1 to M do
B eg i n
SCM . - E * AX [ I ] / E L [ I ] ;
S MS [ l , l ] . - S CM * CX [ I ] * CX f i ] ;
SMS [ 1 , 2 ] . ·- S CM * CX [ I J * C Y [ I ] ;
SMS [ 1 , 1 I
S MS [ l , 3 ] .- S CM * CX [ I I * C Z [ I ] ;
. - - SM S [ 1 . 2 ] ;
. - - Sl1S [ 1 , 1 ] ;
SMS [ 1 , 5 ]
S MS [ l , 6 ] . - - SM S [ l , 3 ] ;
SI1S [ 2 , 2 ] . - S CM * CY [ I j * CY I I J ;
SMS I 2 , 3 ] . - SCM * C Y I I J * C Z [ l ] ;
S MS I 2 , 4 ] . - SMS [ 1 , 5 ] ;
SMS [ 2 , 5 ] .- -SMS [ 2 , 2 ] ;
SMS [ 2 , 6 ] - SM S [ 2 , 3 ] ;
-SMS [ 1 , 3 I ;
SMS [ 3 , 3 ] .- S CM * C Z [ I ] * C Z [ I ] ;
SMS I 3 , 4 ] .-
S MS [ 3 , 5 ] -SMS [ 2 , 3 ] ;
SMS [ 3 , 6 ] .- - SMS I 3 , 3 ] ;
S MS [ 4 , 4 ] .- sns 1 1 , 1 1 :
SM S [ 4 , 5 ] .- SMS [ 1 , 2 J ;
S MS [ 4 , 6 ] .- Sl1S [ 1 , 3 ] ;
S �IS [ 'J , 6 J
SMS ! S , S ] SHS [ 2 , 2 ] ;
. - SMS I 2 , 3 ] ;
SH S I 6 , 6 j . - SMS [ 3 , 3 1 ;
296 Amrinsyah N asution , Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

{ Uhah Ke Ma t r i ks K0kaua n T i t i k Kumpu l }
I M [ l ] . - 3 * JJ [ I ] � 2 ;
. �
3 * ,T J [ I ] ;
I l1 [ 2 ] 3 * ,JJ [ I ] � 1 ;
3 * JK [ I ] � 2 ;
1 1� [ 3 ] . �
IM [ 4 ] . �
IM [ 5 ] . � 3 * ,JK [ I ] � l ;
H1 [ 6 ] . -- 3 * JK [ I ] ;
for J : = l lo �D do
B eg i n
Il := I M [ ,J ] ;
i f I JRL [ I l ] <= 0) then
Begin
f o r K : = J t o MD do
Begin
I2 := IM [ K ] ;
if ( JRL [ l 2 ] <= 0) then
Beg i n
IR := ID [ I l ] ;
IC : = ID [ l2 ] ;
if ( I R> I C ) then
Begin
I tem : = IR;
IR . .. IC;
IC := I t em ;
E nd ;
IC : = IC � IR + 1;
SFF [ I R , I C ] .- S FF [ I E , I C ] + SMS [ J , K ] ;
En d ;
End ;
End ;
End ;
End ;
End;
Source code dari file /datarr. inc
Procedure l da t a 4 ;
Beg i n
{ Pa rame t e r hehan }
wri t e l n ( ou t ) ;
wr i t e l n ( ou t , ' NLJ
w r i t e l n ( ou t , ' PAFAMETER B E BAN ' ) ;
NLM ' ) ;
writeln ;
if i nput_d a t a = ' l ' then
B eg i n
' I ;
wri teln ( ' Par ame t e r Behan ' ) ;
I ' Jumlah B e n t ang Yang Di hehani

w r i te I ' Jum l ah T i t i k Yang D i hehani r e a d ln l t�LJ ) ;
wr i t e ' ) ; read l n I NLM ) ;
End ;
i f i np u t_da t a = ' 2 ' then
Begin
r e a d l n ( d t ) ; r e ad l n ( d t ) ; r e ad l n ( dt ) ;
readln ( dt , NLJ , NLM ) ;
End ;
wri teln ( ou t , NLJ : 3 , NLM : l 0 ) ;
i f NLJ< > O then
Begi n
{ Beban T i t i k Kumpul )
writeln ( ou t ) ;
wri teln ( ou t , ' BE BAN T I T I K KUMPUL ' ) ;
wri teln ( out , ' T i t i k_Kumpul AJl AJ2 AJ 3 ' ) ;
Rangka Ruang 297

w r i te.in ;
w r i t e l n ( ' Beban T i t i k Kumpu1 ' I ;

i f i np u t_data= ' 1 ' then
if i np u t _ d a t a = ' 2 ' then

Begin
readln ( dt l ; read1n ( dt ) ; r e a d 1 n ( dt ) ;
End ;
for J : = 1 to NLJ d o
Begin
c a s e i nput_data o f
' I ; readln
' 1 ' Begin
w r i te ( ' T i t i k Kumpu1 (K) ;
write ( ' Beban Arah X , Y, dan Z ' ) ;
read1n ( AJ [ 3 * K - 2 ] , AJ [ 3 * K- 1 ] , AJ [ 3 * K ] I;
End ;
'2 ' readln ( dt , K , AJ [ 3 * K - 2 ] , AJ [ 3 * K - 1 ] , AJ [ 3 * K ] ) ;
End ;
wri te1n ( ou t , K : 7 , AJ [ 3 * K - 2 ] : 1 6 : 2 , AJ [ 3 * K - 1 ] : 9 : 2 , AJ [ 3 * K ] : 9 : 2 ) ;
End ;
( Beban B e n t ang }
i f NLH < > O then
Begin
( I n i s i a l i s a i LHL d a n AHL }
for I : =1 to N do
f o r J : = 1 t o 6 do
AHL [ J , I ] . - 0 . 0 ;
LHL [ I ] : = 0 ;
wr i te l n ( ou t ) ;
B ENTANG ' I ;
wri te1n ( ou t , ' GAYA UJUNG ELEHEN TERKEKANG PENUH A K I BAT B E BAN
AHL 6 ' I ;
writeln ( ou t , E l emen AML1 ANL2 AHL3 AHL4 ANL5
wr i t e l n ;
i f i npu t _d a t a = ' 1 ' then
wri teln ( ' Gaya U j ung E 1 emen Terkekang Penuh A k i b a t Beban Ben t ang ' ) ;
if i nput_da ta= ' 2 ' then
Beg i n
readln ( dt ) ; read1n ( d t ) ; read l n ( d t ) ;
End ;
for J : = 1 to NLH do
Beg i n
c a s e i nput_d a t a o f
' 1 ' Beg i n
' I ;
wr i t e ( ' E 1 emen no . ' ) ; readl n ( I ) ;
w r i te ( ' Gaya aks i a l pada ma s i ng - ma s i ng u j un g i dan j :
wr i t e ( ' Gay a l i n t an g arah s umbu 2 p a d a u j un g i dan j : ' I ;

r e a d l n ( AHL [ l , I ] , AHL [ 4 , I ] ) ;
, I ;
r e a d l n ( AHL [ 2 , I ] , AHL [ 5 , I ] ) ;
write ( ' Gay a l i n tang arah s umbu 3 pad a u j un g i dan j :
read l n ( AH L [ 3 , I ] , AHL [ 6 , I ] ) ;
End ;
AML [ 5 , I ] , ANL [ 6 , I ] I ;
' 2 ' read l n ( dt , I, AML [ l , I ] , AML [ 2 , I ] , ANL [ 3 , I ] , AML [ 4 , I ] ,
End ;
( ou t , I : 4 , ANL [ 1 , I ] : 1 1 : 2 , AI1L [ 2 , I ] : 9 : 2 , AML [ 3 , I ] : 9 : 2 , ANL [ 4 , I ] : 9 : 2 , AML [ 5 , I ] : 9 : 2 ,

wri t e l n
ANL [ 6 , I ] : 9 : 2 I ;
LHL [ I ] . - 1 ;
End ;
End ;
( B eban Ekiva l en T i t i k Kumpu l }
I f NLM < > O then

Beg i n
for I : = 1 t o M do
Beg i n
I f LML [ I ] < > O then
Beg i n
CXZ : = SQRT ( CX [ I ] * CX [ I ] + CZ [ I ] * CZ [ I ] ) ;
J 1 : = 3 * JJ [ I ] - 2 ; J 2 : = 3 * JJ [ I ] - 1 ; J 3 : = 3 * JJ [ I ] ;
K l : = 3 * JK [ I ] - 2 ; J 1 : = 3 * JK [ I ] - 1 ; K 3 : = 3 * JK [ I ] ;
I f ( CX Z > = O . O O l ) then
Beg i n
AE [Jl ] . - AE [Jl ] - CX [ I ] *AML [ l , I ]
+ ( CX [ I ] * CY [ I ] *AML [ 2 , I ] +C Z [ I ] *AML [ 3 , I ] ) / CXZ ;
AE [ ,J 2 ] . - AE [ J 2 ] - CY [ I ] *AML [ l , I ] - C X Z * AML [ 2 , I ] ;
AE [ J 3 ] . - AE [ J 3 ] - C Z [ I ] * AML [ l , I ] + ( CY [ I ] * C Z [ I ]
* AM L [ 2 , I ] - CX [ I ] *AML [ 3 , I ] ) / C X Z ;
AE [ Kl ] . - AE [ K l ] - CX [ I ] *AML [ 4 , I ] + ( CX [ I ] * CY [ I ] *AML [ S , I ]
+ C Z [ I ] *AML [ 6 , I ] ) / CXZ ;
AE [ K2 ] . - AE [ K2 ] - CY [ I ] *AML [ 4 , I ] - C X Z * AML [ S , I ] ;
AE [ K 3 ] . - AE [ K3 ] - C Z [ I ] *AML [ 4 , I ] + ( CY [ I ] * C Z [ I ] *AML [ S , I ]
- CX [ I ] *AML [ 6 , I ] ) / CX Z ;
End ;
AE [ J 1 ] . - AE [ J l ] + CY [ I ] * AML [ 2 , I ] ;
AE [ J 2 ] . - AE [ J 2 ] - CY [ I ] * AML [ 1 , I ] ;
AE [ ,J 3 ] . - AE [ J 3 ] - AML [ 3 , I ] ;
AE [ K l ] . - AE [ K l ] + CY [ I ] *AML [ S , I ] ;
AE [ K2 ] . - AE [ K 2 ] - CY [ I ] *AML [ 4 , I ] ;
-
AE [ K3 ] . - AE [ K3 ] AML [ 6 , I ] ;
End ;
End ;
End ;
End ;
( Komb i n a s i Beban T i t i k Kumpu l }
for J : = 1 t o ND do
Beg i n
JR := ID [ J ] ;
AC [ J R ] : = AJ [ J ] +AE [ J ] ;
End ;
End ;
pro cedure f a k t o r i s a s i _ma t r i k ;
Be� g i n
if ( SF F [ l , l ] < = D ) then
Beg i n
c1rscr;
wr i t e l n ( ' �a t r i k kekakuan t i da k p o s i t i f de f i n i t i f ' ) ;
hal t ( l ) ;
end ;
for J : = 2 to N do
Beg i n
,J 1 : = J-1 ;
J2 : = J-NB+ l ;
i f J 2 < 1 then J 2 : = 1 ;
i f J l < > l then
Beg i n
for I : =2 to J1 do
Beg i n
I l : =I- 1 ;
if ( I l > =J2 ) then
Rangka Ruang 299

Begin
SUM : = S FF [ I , J - I + l ] ;
f o r K : = J 2 to I l do
S UM : = S UM- S F F [ K , I - K + l ] * S F F [ K , J - K + l ] ;
S F F [ l , J - I + l ] : = SUM ;
End ;
End ;
End ;
SU11 : = SFF [ J , 1 ] ;
for K : =J2 to Jl do
Beg i n
TEMP : = SFF [ K , J - K + l ] / S F F [ K , l ] ;
SUM : = SUM - TEM P * S F F [ K , J - K + l ] ;
SFF [ K , J-K+ l ] : = TEMP ;
End ;
if ( SUM< = O . O ) then
B eg i n
writeln ( ' Ma t r i k s Kekakuan T i da k Po s i t i f De f i n i t i f ' ' ) ;
wr i t e l n ( ' ========================================= ' ) ;
ha l t (1) ;
End ;
S FF [ J , l ] : = SUM ;
End ;
End ;
Source code dari file banso/.inc

p r ocedure s o l u s i _v e k t o r_x ;
Beg i n
for I : = l to N do
Begin
J : = I -NB + l ;
i f ( I < =NB ) then J : = l ;
SUM : = AC [ I ] ;
Kl := I-1;
if ( ,J < = K l ) then
Beg i n
for K : =J to Kl do
SUM : = SUM - S FF [ K , I - K + l ] * DF [ K ] ;
End ;
DF [ I ] : = S UM ;
End ;
for I : = l t o N do
DF [ I ] : = D F [ I ] I SFF [ I , 1 ] ;
for I l : = l t o N do
Begin
I : = N-Il + l ;
J : = I +N B - 1 ;
i f J > N then J : =N ;
SUM : = DF [ I ] ;
K2 : = I + l ;
i f K 2 < = J then
Begi n
f o r K : = K 2 to J d o
SUM : = SUM - S FF [ I , K - I + l ] * DF [ K ] ;
DF [ I ] : = SUM
End ;
End ;
End ;
300 Amrinsyah N asution, Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

Source code dari file res ultrr.inc
procedure r e s u l t 4 ;
Begin
{ Pe r p i ndahan T i t i k Kumpu l )
J : =N + 1 ;
for K : = 1 to ND do
Begin
JE := ND - K + 1;
if JRL [ J E ] = O . O then
beg i n
J : =J- 1 ;
DJ [ JE ] : = DF [ J ] ;
end
else
Beg L n
DJ [ J E ] . - 0. 0;
End ;
End ;
wr i te l n ( ou t ) ;
nn
wri teln ( ou t , ' PERPINDAHAN T I T I K KUMPUL ' ) ;
writeln ( ou t , ' Titik DJ 2 DJ 3 ' I ;
for J : = 1 to NJ do
Beg in
writeln ( ou t , J:3, ' DJ [ 3 * J - 2 ] : 1 0 , ' DJ [ 3 * J - 1 ] : 1 0 , '
DJ [ 3 * J ] : 1 0 ) ;
End ;
( Ak s i U j ung E l emen }
wr i t e l n ( ou t , ' AKS I UJUNG ELEMEN THD KOORD LOKAL ' ) ;
writeln ( ou t , ' E l emen AM1 AM2 AM3 AM4 AMS AM6 ' I ;
for 1 : �1 to M do
Begin
J 1 : = 3 * JJ [ I ] - 2 ; J 2 : = 3 * JJ [ I ] - 1 ; J 3 : = 3 * JJ [ I ] ;
K l : = 3 * JK [ I ] - 2 ; K 2 : � 3 * JK I I ] - 1 ; K 3 : = 3 * JK I I J ;
SCM := E * AX I I ] / EL [ I ] ;
AMD i l ] .- S C M * ( ( DJ [ J l ] - DJ [ K l ] ) * CX I I J + ( DJ I J 2 ] -DJ I K2 ] ) * CY [ I ] ) + ( DJ I J 3 ] -
DJ [ K 3 ] * C Z I I ] ) ;
AMD I 4 ] .- - AMD [ 1 ] ;
AMD I 2 ] .- 0 . 0; AMD I 3 ] . - 0.0;
AMD I 5 ] .- 0.0; AMD [ 6 ] .- 0. 0;
for J : = l to MD do
Begin
AM [ J ] : = AML I J , I ] + AMD [ J ] ;
End ;
i f JRL [ J 1 ] = 1 then AR [ J 1 ] : =AR [ J 1 ] + CX [ I ] * AMD [ 1 ] ;
if JRL I J 2 ] � 1 then AR I J2 ] : =AR I J 2 ] + CY I I ] * AMD I 1 J ;
i f JRL I J 3 ] = 1 then AR I J 3 ] : =AR [ J 3 ] +C Z [ I ] *AMD I 1 J ;
i f JRL I K 1 ] = 1 then AR I K 1 ] : =AR [ K l ] + CX I I ] *AMD [ 4 ] ;
i f JRL [ K2 ] = 1 then AR I K 2 ] : = AR I K2 ] + CY [ I ] *AMD I 4 ] ;
i f J�L [ K 3 ] = 1 then AR [ K 3 ] : = AR I K3 ] + C Z [ I ] *AMD [ 4 ] ;
writeln ( ou t , I:4, AM [ 1 ] : 1 0 : 2 , AM [ 2 ] : 1 0 : 2 , AM [ 3 ] : 1 0 : 2 , AM I 4 J : 1 0 : 2 ,
AM [ S ] : 1 0 : 2 , AM [ 6 ] : 1 0 : 2 ) ;
End ;
( Pe rh i tungan Reaks i P e l e takan }

writeln ( ou t ) ;
writeln ( ou t , ' REAK S I PELETAKAN ' I ;
writeln ( ou t , ' T i t i k Kump u l Joint AR1 AR2 AR3 ' I ;
for J : = l to NJ do
Rangka Ruang 301

Begin
J l : = 3 *J-2 ; J2 : = 3 * J - 1 ; J3 : = 3 * J ;
N l : = J RL [ J l ] + JRL [ J 2 ] + JRL [ J 3 ] ;
i f N l < > O then
wri t e l n ( ou t , J : 2 5 , AR [ J l ] : 9 : 2 , AR [ J 2 ] : 8 : 2 , AR [ J 3 ] : 8 : 2 1 ;
End ;
End ;
Contoh :
File input:
3(4 , 8 ,0]
2(8,0,0]
1 (0,0,0]
Gambar 5.9.1 Contoh struktur rangka ruang
datarr. txt
DATA UNTUK ANAL I S I S STRUKTUR
RANGKA RUANG
( s a tuan kN-me t e r )
PARAMETER STRUKTUR
Jml_E l emen Jml_Tt k_Kumpul. Jml_Reak s i _ Pe l e takan J m l _Pe l e t a kan E
3 4 9 3 2000 . 00
KOORD I NAT T I T I K KUHPUL

Titik X y z
1 0.0 0.0 0.0
2 8.0 0.0 0.0
3 4 . 0 8.0 0.0
4 4 . 0 4 . 0 6.0
INFORHA S I ELEHEN
E l emen U j ung_i Uj u ng_j Luas_penampang
1 1 4 100
2 2 4 100
3 3 4 100

KEKANGAN TITIK KUMPUL 11 = terkekang, 0 = bebas)
Titik T rans sbX T rans sbY Trans sbZ
1 1 1 1
2 1
3 1 1
JUMLAH PEMBEBANAN
Beban_Titik_Kumpu1 Beban_ Pada_Bentang
1 0
BEBAN TITIK KUMPUL

Titik_kurnpu1 Gaya_ arahX Gaya_ arahY Gaya_ _ arahZ
4 120 -200 -200
GAYA UJUNG ELEMEN T ERKEKANG PENUH AKIBAT BEBAN BENTANG THD KOORD LOKAL
E lemen FET i FEM i FEQ_i FET _j FEM_j FEQ_j
File input:
result.txt
******************************************************************
HASIL ANALISIS STRUKTUR SISTEM R ANGKA R U ANG
**********k*******************************************************
R abu, 9 \ 3 \2 0 05
PARAM E T E R STRUKT UR
M N NJ NR NRJ E
3 3 4 9 3 2000.00
KO ORDINAT TITIK KUMPUL

Titik X y z
1 0.00 0.00 0.00
2 8.00 0.00 0.00
3 4. 00 8.00 0.00
4 4.00 4.00 6.00
INFORMASI ELEMEN
E1emen JJ JK AX EL ex CY cz
1 1 4 1 00.00 8 .2 5 0.49 0.49 0.73
2 2 4 1 00.00 8.25 -0.49 0.49 0.73
3 3 4 100.00 7 . 21 0.00 -0.55 0.83
KEKANGAN TITIK KUMPUL

TITIK JR 1
, JR 2 JR3
1 1 1 1
2 1
3 1 1
PARAMETER BEBAN
NLJ NLM
1 0
BEBAN TITIK KUMPUL

Titik_Kumpul AJ1 AJ2 AJ3
4 1 20.00 -200.00 -200.00
P E R PIND AHAN TITIK KUMPUL

Titik DJl DJ2 DJ3
1 O.OE+OOOO 0.0E+0000 O.OE+OOOO
2 U.UE+OOOO O.OE+OOOO O.OE+OUOO
Rangka Ruang 303

3 O . OE+OOOO O . OE+OOOO O . OE+OOOO
4 l . lE-0002 - 9 . 3E-0003 -3 . 6E-0003
AKS I UJUNG ELEMF:N THD KOORD LOKAL

E l emen AM1 AM2 AM3 AM4 AM S AM6
1 - 1 4 . 82 0 . 00 0 . 00 1 4 . 82 0 . 00 0 . 00
2 2 3 2 . 57 0 . 00 0 . 00 -232 . 57 0 . 00 0 . 00
3 -142 . 37 0 . 00 0 . 00 142 . 37 0 . 00 0 . 00
REAK S I PELETAKAN
T i t i k Kumpu1 Joint AR1 AR2 AR3
1 -7 . 19 -7 . 19 -10 . 78
3 O . OE+OOOO O . OE+OOOO O . OE+OOOO
4 1 . 1E-0002 -9 . 3E-0003 -3 . 6E-0003
AK S I UJUNG E:,EMEN THD KOORD LOKAL

E 1 emen AM 1 AM2 AJ13 A/14 ANS AM6
1 - 1 4 . 82 0 . 00 0 . 00 1 4 . 82 0 . 00 0 . 00
2 2 3 2 . 57 0 . 00 0 . 00 - 2 3 2 . 57 0 . 00 0 . 00
3 -142 . 37 0 . 00 0 . 00 142 . 37 0 . 00 0 . 00
REAK S I PELETAKAN
T i t i k Kump u 1 Joint AR 1 AR2 AR3
1 -7 . 19 -7 . 1 9 -10 . 78
304 Amrinsyah N asution, Metode Matrik Kekakuan Ana/isis Struktur

5. 1 0 Soal - Soal
Soal 1
Diketahui suatu sistem struktur rangka ruang seperti tergambar di bawah ini :
z
perletakan
sendi
9m
8m
Eckmcn = 200,000 M Pa; Apenam pang elemcn I = 4000 cm 2 ; Penampang kaki 2-3, 2-4 = 2000 c m2
Pertanyaan :
b. H itung sifat-sifat penampang elemen
c. Rakit matrik KEKAKUAN elemen [S]m
d. Jabarkan matrik transformasi [T]1
e. Rakit matrik kekakuan elemen [k]m
f. Rakit matrik kekakuan struktur [ K]s
g. Jabarkan vektor beban { P}
h . Selesaikan [ K] {X ] = { P } untuk mempero leh deformasi dalam ruang.
I. Gambarkan gari s elastis elemen ruang.
.l · Turunkan persamaan gaya-gaya dalam sepanjang bentang elemen .
k. Gambarkan diagram gaya-gaya dalam scpanjang bentang.
Rangka Ruang 305

Soal 2
Rangka ruang dengan 3 elemen batang 3500 kN

menerima beban terpusat seperti pada gambar. 420 kN
Dirnensi elemen 0800 mm. Bahan elemen

adalah beton dengan berat volume Ybeton 24
=
kN/m ' . Angka Poisson u = 0.25, dan modulus

Z[mm]
elastisitas Eb 20,000 M Pa. Ukuran panjang
=
1 CD
;�,
elemen dicari dari posisi/koordinat titik
kurnpul.
I 698 01.197 08,0)
/ / �
3 (
PERTANYAAN : I! 1 (227 37,19847,0 �

11
a. Berapa derajat kebebasan struktur ? ) __
( 0,0.0l �! (5 4�:::!mmJ
Gambar pasangan gaya/defonnasinya
pada sistem.
b. H itung sifat - si tat penampang elemen : A.
c. Tetapkan matrik kekakuan elcmen [S], .
d . Tctapkan matrik kekakuan elemen terhadap koordinat struktur [k ]i.
e . Rakit matrik kekakuan struktur [K]s
f. Tentukan vektor beban { P J
g. H itung [KL{ X L { P L untuk mendapatkan deforrnasi { X } s.
=

l. Tentukan gaya gaya dalam e lemen.
J. Gambar d iagram gaya dalam .
k. Bila simpangan horizontal izin 8;1;11 1 . 6 5 mm, apakah sistem struktur mernenuhi syarat
= -
kekakuan ?
-
Soal 3 -t
I
E
To wer seperti pada gambar merupakan sistem rangka ruang.
Dirnensi penampang elemen : l!)
a. Batang vertikal utarna L 3 5 0 * 3 50* 1 1 . @)

IN
_J
b. Batang horizontal utama L 3 5 0 * 3 5 0 * 1 1 . I
c. Batang d iagonal L 2 5 0 *2 5 0 *9 �-++--?>!
Modulus Elastisitas bahan Eb = 20,000.00 M Pa. (beton), dan
angka Poisson u = 0 . 3 0 .
Pertanyaan :
a. Tetapkan nornor join/ dan nomor clernen .
b. Berapa dcrajat kebebasan stnrktur ? Garnbar
gaya/ deformasi nya pada sistern.
c. H itung sifat-si fat penampang elcmen : A .
d. Tetapkan rnatrik kekakuan elcmen [S],.
c . Tetapkan matrik kekakuatl elemcn terhadap
stru ktur [ k ],.
f. Rakit matrik kckakuan struktur [K],

g. Tentukan vektor beban ( P ] s
h . H itung [K]s { X )s = { P } s untuk mendapatkan deformasi { X } ,.
1. Gambar garis elastis struktur.
J . Tentukan gaya-gaya dalam c lemen.
k. Gambar diagram gaya dalam.
Soal 4
Tower seperti tergambar merupakan si stem rangka ruang dengan 1 4 elemen batang. 8 titik kumpul (4
perletakan send i ) dan 1 2 derajat kebebasan . D i mensi
penampang e lemen :
a. Batang vert i kal p i pa D 3 5 0 * 1 1 .
b. Batang h orizontal pipa D 500* 1 I .
Modulus E lastis itas bahan Eb = 20,000.00 M Pa. ( beton),
250 k N
dan angka Poisson u = 0.30.
Pertanyaan :
a. Tetapkan nomor joint dan nomor elemen; H i tung
s i tat-
sifat penampang elemen : A .
b. Tetapkan matrik kekakuan elemen [S],.
c. Tetapkan matri k kekakuan elemen koord inat struktur
[k];.
d. R ak i t mat r i k kekakuan struktur [ K l s
e. Tentukan vektor beban { P L
f. H itung [ KJ,( X ) , { P L untuk mendapatkan deformasi
=
{ X } ,.
g. Gambar garis elast i s struktur.
h. Tentukan gaya gaya dalam elemen .
1. G ambar d i agram gaya dalam.
J. A pakah s i m pangan horizontal struktur meleb i h i ketentuan s i m pangan maks i m u m h.'360 ?
k. B i la tegangan izin bahan 0,n n = 240 M Pa, apakah penampang batang utama memen u h i syarat kekuatan ?
Soal 5 Soal 6
y y
�X
Rangka Ruang 307

Rangka ruang sepcrti gambar soal 5 dan 6 merupakan konstruksi atap mezzanine. Beban
hid up yang bekerja adalah beban mcrata q = I 0 kN/m. Dimensi kerangka adalah pipa baja D
250*40.
Gunakan program komputer untuk mengh itung pcrpindahan titik titik kumpul, rcaksi perle
takan dan gaya gaya dalam rangka ruang diatas. Modulus elastisitas semua batang E =
2 00,000 M Pa. angka Poisson u = 0 . 3 0 .
Apakah gaya dalam elemen 5 dan 6 pada kedua soal ini sama besarnya ? Mana sistem yang
optimal dari dua tipe ini ?
Soal 7
Rangka ruang Schwed/er dome seperti gambar �
-- --- --,
menerima gaya gravitasi. Dimensi batang sama semua
D 400* 1 9. E = 2 00,000 M Pa. angka Poisson u = 0.30.
Pertanjaan :
a. Tetapkan nomor joint dan nomor e lemcn. 1 65 kN
I
b. H itung sifat - sitat penampang elemen : A. - .. X (m]
c. Tetapkan matrik kekakuan elemcn [S],.

d . Tetapkan matrik kekakuan elemen tcrhadap
koordinat struktur [k];.
Rakit matrik kekakuan struktur [K]s
f.
e.
Tentukan vektor be ban { P } s

g. H itung [K]s { X } s { P} s untuk mendapatkan
=
defonnasi ( X }s.
h . Gambar garis elastis struktur.
1. Tentukan gaya gaya dalam elemen.
J. Gambar d iagram gaya dalam.
Soal 8
Dcngan bcban horizontal seperti tergambar, buktikan sistem
struktur 'kinematic instability · apabila komponen reaks i hori
zontal membentuk sudut dengan batang 1 -2 , 1 -3 , dan 2 - 3 .
Soal 9
Suatu menara dengan tinggi 1 6 meter d isimulasikan menerima
sebuah beban lateral pada puncak menara sebesar 2 0 kN ketika
menara berada dalam posisi vertikal. Anggota struktur utama
berasal dari bahan baj a dengan l uas penampang 9500 111111 :'.
sedangkan kabel baja mem i liki d iameter 1 .3 mm.
( Ehu;u=2 00000 M pa)
lakukanlah perhitungan untuk hal - hal berikut :
a. Tentukan derajat kebebasan struktur
b. Mcrakit matriks kekakuan [S]m setiap elemen terhadap
sumbu lokal

Merakit matriks kekakuan [k],, setiap c lemen terhadap sumbu global
cl .
c.
Merakit matriks kekakuan struktur keseluruhan [KL dari [k]n,.

e. Merakit vektor be ban l uar struktur [ P J dengan mengabaikan berat scndiri si stem
s
st ru k tu r.
f. Menyelcsaikan persamaan matriks [K], * { X } = [ P ] s untuk mendapatkan perp i ndahan t itik-t i t i k

kum p u l .
g. Menggambarkan garis elast i k struktur
h. M enyelesaikan perh itungan besarnya gaya-gaya dalam setiap e!emen .
1. U langi analisis d i atas dengan mengh i l angkan batang-batang dengan gaya aksial = 0 pada s i stem
struktur, periksa apakah has i l yang d i peroleh mem i l i ki perbedaan dengan anal i s i s sebelumnya.
,,,
2.5 m
4.0 m
Soal 1 0
J ika diketahui suatu menara transm isi listrik mcncrima beban-beban l uar scperti tergambar
diatas, maka lakukanlah pcrh itungan dengan langkah-langkah berikut :
a. Tentukan derajat kebcbasan struktur
b. Merakit matriks kekakuan [S] m setiap e lemen terhadap sumbu lokal
c. Merakit matriks kekakuan [kJn, setiap elemen terhadap sumbu global
d . Merakit matriks kekakuan struktur keseluruhan [KL dari [k l m ·
Merakit vcktor be ban l uar struktur { P J baik be rat sendiri maupun be ban luar si stem
e. s
struktur.
f. Menyclcsaikan persamaan matriks [K],* { X } = { P } s untuk mendapatkan perpindahan titik-
titik kumpul.
g . Menggambarkan garis elastik struktur
h . Menyelesaikan perhitungan besarnya gaya-gaya dalam SPtiap elemen.
Periksa keseimbangan di tiap-tiap titik kumpul.
1.
J. Bandingkan dengan progrmn anal isa struktur rangka ruang yang terdapat dalam buku ini,
beri komentar.
Rangka Ruang 309

30 view Plan view
Sifat penampang :
Luas pen am pang elemen I 0, l l , I 2, 1 3 , 1 8, 1 9, A = 2 in 2
1
Luas penampang e lemen l sampai dengan 9, elemen 2 1 4, 1 5 , 1 6, 1 7, A2 = 4 in 2

Modulus elastisitas bahan E,,cc/ 3 0000 kips/in
=
k. Selesaikan solusi [K]s• { X ) ( P} ss =
struktur rangka ruang dengan pem

bebanan tarikan kabel yang masih utuh
di dua t!tik pertemuan.
3 1 0 Amri n syah Nasution, Metode Mat1ik Kekakuan Analisis Struktur

6 Portal Ruang
Portal ruang merupakan gabungan elemen-elemen yang tcrletak dalam ruang.
Geometri portal ruang bcrupa kcrangka balok dan kolom, d i l iar unsur elemen kontinum peiat.
Penyederhanaan sistem struktur pottal ruang dengan pelat sebagai beban yang bekerja
dismping beban h idup, sepett i Gambar 6 . 1 b merupakan idealisasi dari konstruksi yang
sesungguhnya. Elemen portal ruang bertemu rigid pada titik kumpul, dan setiap titik
pertemuan yang tidak terkekang akan bertranslasi dan berotasi dalam ruang.
a . Struktur bangunan
b. ldealisasi sistem portal ruang bangunan

Gambar 6.1 Portal Ruang
Tanggap struktur terhadap beban dinya:akan oleh gaya-gaya dalam seperti Gambar 6 . 2 .
Elemen portal ruang adalah elemen balok. Pasangan gaya dan deformasi d i uj ung i adal ah
tiga translasi � 1 . 1'\2. �,, ber1-;asangan dengan gaya aksiai F 1 • gaya geser F 2 • dan F1.
Portal Ruang 3 1 1
Deformasi yang berhubungan dengan
ketiga gaya lentur d an puntir F 4 , F 5, F 6 ,
ada l ah 114, 115, 116. H a l serupa pada uj ung
j, translasi yang berhubungan dengan
ketiga gaya-gaya F 7 , F 8 , F 9 ada-lah
117 , 118 , dan perpindahan 119 . Rotasi
1110, 11 1 " dan 11 1 2 berpasangan dengan
gaya puntir F 10 , lentur F 1 1 . dan F 1 2
Sebagaimana d idefin i si kan, matrik
kekakuan e l emen mendefi n i s i kan Xm
Gambar 6.2 ldentiftkasi gaya/deformasi ujung

hubungan antara kedua bel as gaya
dalam dengan deformasi. H ubungan i n i elemen balok ruang
d inya-takan sebagai
Fl 11 1
F2 11 2
F, 11,
F4 114
Fs 11 5
F6 11 6
F7 =
[s], 117 ata u { F L, =
[s], {�},
Fs 11 8
119
X,,
Fq
FIO 11 1 0 Gambar 6.3a Sub-elemen 1 portal ruang
Fi t 11 1 1
Fl 2 11 1 2
S i stem penomoran seperti pada gambar

6 . 2 mengacu pada pasangan gaya dalam
F1 sampai dengan F 1 2 dengan defonnasi
� � sampai 1112• Susunan gaya-gaya uj ung
dan deformasi ini d itetapkan sebagai
s i stem referensi menetapkan matrik
kekakuan [S] 111•
Xm
Gambar 6.2b Sub-elemen 2 portal ruang
Sub-elemen I portal ruang serupa dengan s i stem struktur grid, hal mana pada setiap uj ung
ada tiga pasang gaya dan deformasi : puntir, lentur dan geser. Sesuai penomoran derajat
kebebasan e lemen ;·uang, m atrik kekakuan e l emen i n i adalah :
31 2 Amrinsyah Nasutio n , Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

0 0 0 @ @ 0
I
GI, G l ·'
0 0 0 0 0
I
1 - -
e e
4 Ei 6Eiv 2EI 6Ei v
v
0 0
e
_
e
0 __
e
Y
(
6Ei v 1 2EI 6EI 1 2 EI
0 0 - --
( fl ]
y
0 -
I(
-
_
__)
e)
[s]., = - - - - - - - - - - - - - - - � - - - - - - - - - - - - - - - -
( 6 - 2 a)
,
GI, GI,
@ 0 0 0 0
_
e e
2EI, 4 Ei v 6EI
@ 0
c
0 0
e
__
e"
Y
6Eiv 1 2Ei v 6EI 1 2EI

0 0
e"
_
t
0 __
e"
Y
e
y
Bagi sub-elemen 2 berupa balok :
CD 0 ® 0 0 ®
EA X EA X
0 0 0 0
CD e e
1 2E I 7 6Ei z 1 2Ei z 6E J z
0 0
0
- --
i e £3 e2
6E J z 4EJz 6Ei z 2Ei z
0 0
[s], 2-
® £2 e e2 e
(6 - 2 b)
EA, EA,
0 0 0 0
0 e e
EA, J 2 EJ z 6Ei z
0 0 0
0 e (' e2
6EI7 2 EJ z 6E J z 4 EJ z
0 0
® e2 e e2 e
Portal Ruang 31 3
Menggabungkan (6 -2a) dan (6 - 2b), diperoleh matrik kekakuan total elemen :
8 0 0 0 0 0 0 0 0 @ @ @
0
1:.·\ ,
0 ()
z z
0
1 2 1': 1 z 6FI7 12ll 6Ll
7
0 0 '
0
r -' I " 13
1 2 1: 1 (,u I eEl 0 6 Ei
0
' y
7 7 7
,
'
0 0 0 0
{"
Cl,
0
I
(I 0 I
0 � 0
I
I
I 2 Ei
0
6E! y el l' I 6E17
' I y
0 I 0
[sL =
2 I 2
r I r
: 0
1
2tlz
0
6 1·: 1 z 4 1- l z 6EI7
0
12 1 : 1
2
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - ------------- - - - - 4 - - - - - - - � - - ---------- ---- - - - - - - - - - - - -
: L\ ,
L·\ '
0 0
: I
11 11
(J(-�:J z :
0 r'
-7 : 0 0
I
I 6U,
0 0 :
I
I
0
r-
'
Cl ! "' I
@
I
0 0 I
I
I
@
I
' : () 0
I- I (6 - 3)
:
@)
2LI z 6 1 ·: 1 z
I
'
() 11 ()
I
I- I
6 . 1 Derajat Kebebasan dan Matrik Kekakuan Stru ktu r

Serupa dengan portal bidang, identifikasi perpindahan/perubahan pada sistem akibat beban
l uar dinyatakan dengan perpindahan tiga translasi normal dan tiga rotasi titik-titik kumpul.
Contoh sistem portal ruang scperti pada Gambar 6. 1 . 1 .
4 3
G a m ba r 6 . 1 . 1 . Portal ruang dengan beban trapezoidal pada
3 1 4 Amrinsyah Nasutio n , Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

Titik kumpul I , 2, 3 , 4 adalah perletakan jepit. Tidak terj ad i baik perpi ndahan translasi
maupun rotasi di keempat titik kumpul, mengingat sifat perletakan j epit. Titik kumpul 5 , 6, 7 ,
8 dapat berotasi dan bertranslasi dalam ruang. Dengan dem ikian, deraj at kebebasan strukur
N X = 6 * 8 - 6 * 4 24 . Derajat kebebasan struktur ini dapat d i h itung berdasarkan rumus :
=
NX = 6 N J - 6 N FJ - 3 N PJ - 2 N R 1 - N R 2 (6 - 4 )
hal mana
NJ = j u m lah total titik kumpu l , termasuk perletakan
N FJ = j u m lah titik yang sifatnya jepit
N PJ = j u m lah titik yang sifatnya sendi
NR1 = j um lah titik yang s i fatnya rol tipe- 1
N R2 = j u m lah titik yang sifatnya ro l t i pe - 2
Perpindahan garis e l astis yang menyatakan perubahan pos i s i sistem struktur dapat dih itung.
Gambar 6. 1 .2 memperl ihatkan perubahan posi s i sistem secara skematik. Deraj at kebebasan
titik d inyatakan dengan vektor Xi . A rah vektor positif seperti tergiunbar. Seperti j uga hal nya
dengan c lemen, tetjad inya perubahan posisi titik kumpu l ber akibat o lch beke�janya gaya.
Apab i la setiap vektor perpindahan/rotasi titik kumpu l d iakibatkan o leh vektor gaya ekiva len
yang bekerj a di titik kumpul tersebut, maka kedua vektor tersebut berpasangan. Perpasangan
i n i terkait dengan dcrajat kcbebasan struktur.
garis clastis
X,s, P1
rf
- 6
X,s P1
X
G a m b a r 6 . 1 .2 Garis elastis, vektor deformasi dan gaya ekivalen
Hubungan antara vektor perpindahan/rotasi dengan vektor beban ekivalen adalah :
Portal Ruang 31 5
pI K11 K 12 K u K l 4 . K ij K uo XI
p2 K zl K :!2 K 2 3 K 24 . K zj K z,o Xz
p4 x4
p) K,l K :;:! K , > K J4 .K > K 2'0 X>
i
a tau {P} = [K){x} (6 - 5 )

K ;l K J•., K J.>, K j4 K ii k j 30 XJ
pj
P2o K 201 K zoz K 20.1 K zo4 K 2oj K 2020 X Jo
[
M atrik K) d idefin iskan sebagai Matrik Kekakuan Struktur.
U nsur matrik K;1 merupakan has i l rak itan unsur-unsur matrik e l emen yang uj ungnya terkait
menyusun titik kumpu l .
6 . 2 Koord inat Lokal dan Koordinat Struktur

Perakitan matrik [ K] dari m atri k e l emen [S] memerlukan proses transformasi koord inat. Pada
perakitan unsur [K] di titik kumpul 5, Gambar 6 . 2 . 1 , s i stem koord inat elemen batang 2, 5 ,
dan 6 yang menyatakan h ubungan [ S ] { 1<. } = { F } harus d itransformas ikan kedalam si stem
koord inat struktur/globa l .
Gamba r 6 . 2 . 1 Transformasi [S]{I'l} = {F} k e [k]m{X}m = {P}m
Secara umum posi s i koord inat eiemen/lokal terhadap koord inat struktur/global untuk e l emen
batang m seperti pada Gambar 6.2. 1 .

Dengan sudut 8 1 , 8 2 dan 8 3 yang d i bentuk e lemen batang m terhadap absis X, bidang X-Z,
dan terhadap rotasi penampang, besaran gaya LF, F2 F, F4 F, F6 F7 F8 F9 F10 F1 1 F, 2 J d i
nyatakan dengan LP, P2 P1 P4 P, P6 P7 P8 P9 P1 0 P1 1 P, 2 j mel a l u i transformasi koordinat.
F, P,
F2 p2
F, P,
F4 p4
Fs [T ], 0 0 0 PS
F6 0 [T l 0 0 p6
:=
atau { F } 111 = [T]111 { P } m (6 - 6)
F7 0 0 [T ], 0 p7
Fs 0 0 0 [T ), ps
F9 p9
FI O PlO
F, , P, ,
F, : PI :!
J uga perpindahan uj ung elemen LL1, l12 l1 3 l14 L1, l16 l1 7 l1 8 l19 l1 1 0 L1 1 1 L1, 2 j d inyatakan
dengan Lx , X :! X , x . X, x6 x 7 x 8 X') x,o x , , x , 2 J mel a l u i transformasi koord inat :
L1 , x,
L1 2 X:
L1, X,
L1 . x"
L1 s (T )1 0 0 0 x,
L16 0 [T ), 0 0 x 6
atau { L1 } 111 = [T]m ( X } m (6 - 7 )
L17 0 0 [T l 0 x 7
L1 g 0 0 0 [T l x s
L19 x9
L1 1 0 x ,o
L1 , , x,,
L1 12 X I :!
M atrik [T] m d idefinisikan sebagai m atrik transformasi koord inat dari s i stem koord inat e lemen
kedalam s i stem kord i nat global/struktur. Komponen matrik [Th dalam [T] 111 seperti
persamaan (5 - 6). Mengisikan ketentuan kedua persamaan i n i kedalam persamaan (6 - I )
Portal Ruang 3 1 7
[s L {� }, = {F }, , akan d iperoleh matrik kekakuan e lemen yang ditinj au dari si stem koord inat
global/struktur sebagai berikut :
I
:
I
EA
I
,
� I
l2E1 1 (, Ef 1 :
I
-
I
-
, 3-
I
I
\
I
1 2 1:1 � 1 2 EI
I
11
--
I
]
I
I
•
I
Gl ,
I
I
I
I
I
11
* [T] m ( X } m = [T] m { P } m ·
I
� :
I
(,[J (> f. l /
, -- 2
- 2-
1 I I I
------------------------------�-----------------------------·
EA
-
,
0 () () 0 ()
EA ,
- 0 () () () ()
1
�
12EI 1 6 [1 1 12FI I c,r.t ,
J ' J
' '
1 2 EI , (,[[ � 1 2 EI 1 (> C l \
--
] 2 J 2
L I '
Gl, Gl
,
6 [1 � 2EI � I (, [ [
�
HI
-2- I 11 - 2-
I
I
I
I
I
I
(> f:: l 6 [1 / .t E I 1
, lt::-:1 /
' 2
atau
[S] m [T] m { X } m = [T] m { P } m (6 - 8)
Menga l i kan persamaan (6 - 8) dengan matrik i nvers [T ];,'
[Tl,' [sL [TL {x L, = [Tt,' [TL {P} m
(6 - 9 )
[Tt,' [sL [Tl, {xL, = {P},
Matr i k invers [T t,' j uga merupakan m atrik transpose [T],:, , seh ingga
[T),;,' [sL [Tl, {x }, = [Tl"r [sl, [TL {x }, = { P }m

Perkal ian matrik [T],� [sL [T L merupakan transfonnasi matrik kekakuan e lemen [S] 11, menj ad i
matri k kekakuan e lemen pada sistem koord inat struktur. Dinamakan has i l perkal ian sebagai
matr i k kekakuan e lemen [k] 111 = [T f,, [sl, [T l, . Has i l perkal ian unsur ketiga matrik merupa
kan unsur m atrik [k]111, sepert i d ijelaskan pada Tabel 6.2. 1 .
3 1 8 Amrinsyah Nasution, Metode Matrik Kekakuan Ana/isis Struktur

0 0 G) 0 G) 0 0 0 ® @ @ @)
0 kll k l2 k ll k l4 kl, k l6 k l7 kl8 k l9 k i lO kill k l l2
0 k 21 k 22 k 23 k 24 k 2S k 26 k 27 k 28 k 29 k 210 k 21 1 k 212
0 kll k ,2 k _n k 34 k JS k 36 k 37 k 38 k 39 k liO klll km
0 k 41 k 42 k 43 k 44 k 4S k 46 k 47 k 48 k 49 k 410 k 41 1 k 4 12
k SIO kSI I k \ 12
�
0 k ,l k ,2 k ,] k ,4 k" k ,6 k ,7 k S8 k ,9
k61 k 62 k 63 k 64 k 6S k 66 k 67 k 68 k 69 k 6 10 k 61 1 k 612
[k ]m =
k 71 k 72 k 73 k 74 k 7S k 76 k 77 k 78 k 79 k 7 10 k71 1 k 71 2
0 k 81 k 82 k 83 k 84 k 8S k 86 k 87 k 88 k 89 k 810 k 81 1 k 812
0 k 91 k 92 k 93 k 94 k 9S k 96 k 97 k 98 k 99 k 910 k 91 1 k 912
@ k iOI k l02 k iOJ k l04 k iOS k l06 k 107 k l08 k l09 k iOIO k l012 k l012
@ kill k l l2 k i iJ k l l4 k i iS k l l6 k l l7 k l l8 k l l9 k i i iO killI k l l l2
@) k l21 k l22 k l23 k l24 k i2S k l26 km k l 28 k l29 k l 210 k l2 1 1 k l212
( 6 - 1 0)
di mana :
EA * cos2 8 cos2 8 + 1 2 EI y * (- sin 8 cos83 + cos8 sin 8 cos83 ) 2

k
ll = __
e x 1 2 e3 __
1 1 2
12
+ EI3 _z * (- cos8 1 sin 82 cos83 - sin 8 1 sin 83 ) 2
__
e 1 2 EI �
EA
k 2 1 = � * cos8 1 sin8 2 cos8 2 - T * cos8 2 sin8 3 X- sin8 1 cos8 3 + cos8 1 sin8 2 cos8 3 )
1 2 EI �
+ � * cos8 2 cos8 3 X- cos8 1 sin8 2 cos8 3 - sin8 1 sin8 3 )
k 1 2 = k2 1
k3 1 = EA x *sin 8 1 cos8 cos2 8 2
e
__
1 2El
+ 3 * (- sin 8 1 cos83 cos8 1 sin 82 sin 83 Xcos 81 cos 83 +sin 8 1 sin 8 2 sin 83}
Y +
€
12El * (- sin8 sin 8 cos83 +cos8 sin 83 X-cos8 sin8 cos83 -sin8 sin83
+� 1 2 1 1 2 1 )
kn = k3 1
Portal Ruang 319

k 4 1 = - P/ * (- cos8 1 sin 8 2 cos83 - sin 8 1 sin e3 X- sin 8 1 cos83 + cos81 sin 82 sin 83 )
6E 1
��
+ 6 z * (- cos 8 1 sin 82 cos 83 - sin 8 1 sin 83 X- sin 8 1 cos 83 + cos 8 1 sin 82 sin 83 )
kl 4 = k4 1
6E 1
k5 1 = - f / * (cos8 2 cos83 X- sin 8 1 cos83 - cos8 1 sin 8 2 sin 83 )
��
- 6 z * (cos 82 sin 83 X- cos 8 1 sin 82 cos 83 - sin 8 1 sin 83 )
k 15 = k51
k 6 1 = - (1/ * (- sin 8 1 sin 8 2 cos e3 + cos8 1 sin 83 X- sin 81 cos83 + cos81 sin 82 sin 83 )
6E 1
- 6E21 z * (cos82 sin 8_.,.) X- cos81 sin 82 cos8_.,.) - sin 81 sin 8_.,.) )
f
k 1 6 = k61
k 7 1 = - P/ * (- sin 8 1 sin 8 2 cos 83 + cos 8 1 sin 83 X- sin 8 1 cos83 + cos8 1 sin 8 2 sin 83 )
6E 1
��
+ 6 z * (- cos 8 1 sin 82 cos 83 - sin 8 1 sin 83 Xcos 81 cos e3 + sin 8 1 sin 82 sin 83 )
kl 7 = k7 1
6E 1
k 8 1 = - -i- * (cos8 2 cos83 X- sin 8 1 cos83 + cos8 1 sin 8 2 sin 83 )
e
- �z * (cos8 2 sin 83 X- cos8 1 sin 8 2 cos83 - sin 8 1 sin 8J

6E
e
( ) (
k 1 s = k8 1
)
6E 1 2 . 6E 1 z * cos 2 82 sm. 83 cos83
k 9 1 = 7y * cos 82 sm 83 cose3 - 7
kl 9 = k91
6EI ( f 1 cos83 + sin 81 sin 8 2 sin 83 )
k 1 0 1 = - p/ * \cos8 2 cos83 ) \cos8
��
- 6 z * (cos 8 2 sin e J(- sin 8 1 sin 82 cos 83 + cos 8 1 sin 83 )
k1 10 = k101

k1 1 1 = - ��y * (cos82 cos83 )(- sin 8 1 cos83 + cos81 sin 82 sin 83 )
6
- 6 ��z * (cos8 2 sin 83 )(- cos8 1 sin 82 cos83 - sin 8 1 sin 83 )

kl.l l = kl l.l
6El
k 1 2 1 = - --f * (- sin 8 1 sin 8 2 cos8 3 + cos8 1 sin 83 )(- sin 8 1 cos83 + cos8 1 sin 82 sin 83 )
t
+
6E�z * (- cos8 1 sin 82 cos83 - sin 8 1 sin 83 )(cos8 1 cos83 + sin 8 1 sin 8 2 sin 83 )
e
( (
kl . l 2 = kl 2. 1
E A x
k 22 = -e- m 2 � s . 2 8 + 1 2 El y * cos2 8 sm. 2 8 + �
2 )
3
12 El z )
* cos 2 82 cos 2 83
E A 12
k rJ = ' (sin 8 1 sin 82 cos 82 )- f:IJ y * (cos 8 2 sin 83 )(cos 8 1 cos 83 + sin 8 1 sin 82 sin 83 )
x
f�
+ 1 2 l z * (cos 8 2 cos 83 )(- sin 8 1 sin 82 cos 83 + cos 8 1 sin 83 )
k32 = k 23
6El {
k 24 e/ * \cos8 2 sin 83 )(- cos8 1 sin 8 2 cos8 3 - sin 8 1 sin 83 )
=
��
+ 6 z * (cos 8 2 cos 8 3 )(- sin 8 1 cos 83 + cos 8 1 sin 8 2 sin 8 3 )
k24 = k 42
k2 5 =
6
�� ( ) �� (
y * cos 2 8 2 sin 83 cos 83 - 6 z * cos 2 8 2 sin 8 3 cos 83 )
k 25 = k 52
k26 = ---f * (cos 82 sin 83 )(- sin 8 1 sin 8 2 cos 83 + cos 8 1 sin 8J
6El
6E�z * (cos8 2 cos8 )(cos8 1 cos8 + sin 8 1 sin 8 2 sin 8 )
+
e
3 3 3
k26 = k 62
Portal Ruang 321

E 12 y
k 27 = � *
X (cos 81 sin 8 2 cos 8 2 �1 * (cos 82 sin 83 )(- sin 8 1 cos 83 + cos 8 1 sin 82 sin 83)
) +
- 12 �1 z * (cos82 cos83)(- cos8 1 sin 82 cos83 - sin 8 1 sin 83)
e
k 2 7 = k 72
2k 8 = - x 2 82 - 12 Ei-3y * ( cos 2 82 sin 2 83 ) -er
EA-sin 12 E lz * ( cos 2 8 cos2 83 )
2
e -
e
-
k 2 8 = k 82
29 = EA x (sin 8 1 sin 82 cos82)+ 12':1Y * (cos82 sin 83)(cos81 cos83 +sin 8 1 sin 82 sin 83)
k f f
�
- 1 2�1 z * (cos82 cos83)(-sin 8 1 sin 82 cos83 + cos8 1 sin 83)

k 29 k92
=
6EI
k 21 0 = 7 * (cos82 sin e3)(- cos e ) sin 82 cos83 -sin e l sin e3)
+ 6;�z * (cos82 cose3)(- sin e l cos83 + cose l sin 82 sin e3)
k 21 0 = k l02
6Ei 2 . ) 6Ei 2 . cos83 )
k 21 1 = 7y * ( cos e2 sm83 cos83 - yz * ( cos e2 sm83
k 21 1 = k l l2
212 6EI * (cos 82 sin 83 )(- sin e sin 82 cos 83 + cos e sin 83)
7
k = l l
+ 6 ��z * (cos82 coseJ(cose l cose3 + sin e t sin 82 sin e3)
k 2 1 2 = k l 22
EA x ( sin 2 8 1 cos 2 82 ) + 12 Ei y * (cos8 1 cose3 +sin e l sin 82 sin 83 ) 2
__ --
� -
f f�

k3 4 -=
6 y
��
* (cos81 sin 8 2 cos83 - sin 8 1 sin 83Xcos8 1 cos83 + sin 8 1 sin 8 2 sin 8J
+ 6 ��z * (- sin 81 sin 82 cos83 + cos8 1 sin 8J(- sin 8 1 cos 83 + cos 8 1 sin 8 2 sin 83)
k 3 4 k 43
=
6E
k,5 .> * (cos82 cos8--Xcos8 1 cos8 , + +sin 0 1 sin 8 1 sin 8 , )
c-
= -
_,
_, _, - _,
- 6E� z * (cos 81 sin 8, )(- sin 81 sin e2 cos 8, + cos 81 sin 8, )

e-
- _, _, _,
6EI
k,.) 6 - -
=
f
2 Y * (- sin 81 sin 8 -1 cos8, + cos8 1 sin 8,.) Xcos8 1 cos8 .), + sin 8 1 sin 8 -1 sin El� )
.) .)
+ 6 ��z * (- sin 81 sin 8 2 cos 83 + cos 81 sin 83 )(cos 01 cos 83 + sin 8 1 sin 82 sin 8J
k 3 6 = k 63
1 2 Eiy (
-7 * - sin 81 cos83 + cos81 sin 8 2 sin 83 XcosO I cos83 + sin 81 sin 8 2 cos83 )
12
+ €�� z * (- sin 81 sin 82 cos 83 + cos 81 sin 83 X- cos 8 1 sin 8 2 cos o3 - sin 81 sin 83)
k .)� 7 k 7 3
=
-EAx
(-
. . 02 0 2 )
. - (Stn 8 1 S i ll COS
12 Ei z ( . .
- -- , - * - sm 81 sm o , cos 8, + cos o1 sm. 8, ) -?
('
- J
.)
-'
k 39 k 93
=
Portal Ruang 323

6
k 3 1 0 = - E�y * (-cos8 1 sin 82 cos83 - sin 8 1 sin 83 Xcos81 cos83 + sin 81 sin 82 sin eJ
e
+ 6 E�z * (- sin e 1 sin 82 cos83 + cos81 sin 83)(- sin 81 cos83 + cos 81 sin 82 sin 83)
e
k 3 1 0 = k 1 03
6
k 3 1 1 = - E�y * (cos82 cos83Xcos 8 1 cos83 + sin8 1 sin82 sine3 )
e
- 6 E�z * (cos82 sin 83)(- sin 81 sin 82 cos83 + cos8 1 sin 83)
e
k 3 1 1 = k1 1 3
6
k 3 1 2 = - E�y * (- sin 81 sin 82 cose3 + cos81 sin e3 Xcos8 1 cos83 + sin 8 1 sin e2 sin e3 )
e
+ 6 E�z * (- sin 8 1 sin 82 cos83 + cos8 1 sin 83 )(cos8 1 cos83 + sin 8 1 sin 82 sin eJ
e
k 3 1 2 = k1 23
-�
1
4 E * (cos82 sin83 X-sin8 1 cos83 +cos8 1 sin 82 sin 83 ) +-
Glx
P -* (cos81 sin82 cos82 )
=
k 45 k 54
k 4 6 = k 64
6E 1
k 47 = e 2Y * (-cose 1 sin82 cos83 - sin81 sine3X- sin 8 1 cos83 + cos8 1 sine2 sin 83)
___
- 6 E2I z *(- cos 8 1 sin 82 cos 83 - sin 8 1 sin 83 X-sin e l cos 83 +cos 8 1 sin 82 sin 83)
c
6E I
_ __
k4 8 = e 2 Y_ * (cos82 sin 83 X-cos8 1 sin 82 cos83 -sin 8 1 sin 83)
- 6E21 z * (cos8 2 cos03X- sin8 1 cos83 + cos8 1 sin82 sin83)
e
k48 = k 84
6E
k49 = e�y * (-cos8 1 sin 82 cos83 - sin 8 1 sin 83Xcos8 1 cos83 + sin 8 1 sin 82 sin 83)
- 6E21 z * (-sin 0 1 sin 02 cos83 + cos8 1 sin 03X- sin 0 1 cos83 + cos8 1 sin 0 2 sin 03)
e
k49 k 94 =
2El
k4 1 o = -f * (cos82 sin 03X- cos8 1 sin 02 cos83 - sin 0 1 sin 03)
- 2 �1 Z * (cos82 sin 83X-sin 8 1 cos83 + cos8 1 sin 82 sin 83)+ G> * (cos8 1 sin8 2 cos8J
k4 1 0 k l04 =
2El y
=
k 4 1 1 p *(cos 8 2 cos8 3 X- cos8 1 sin 82 cos 83 - sin 8 1 sin 83)
- 2 �1 z *(cos 8 2 sin 83 X- sin 8 1 cos 83 +cos 8 1 sin 8 2 sin 83 )+ G> *(cos 8 1 sin 8 2 cos82 )
k4 1 1 = k 1 1 4
k � ( X- )
2EI
= * - sin 8 sin 8 cos 8 + cos 8 s i n 8 cos 8 s i n 8 cos8 - s i n 0 sin 8
412 1 2 3 1 3 1 2 3 1 3
- (
2 El
e
z * - si n 8 cos 8 + cos 8 sin 0 sin 8
1 3 1 2 3
Xcos 8 cos 8 + sin 8 sin 8 sin 8
1 3 1 2
J + G: (x *
.
sin 8 cos 8 cos
1 1
2
e 2
)
k4 12 = k l 24
4 E l 2 2 4 2 2 l sin 2 81
EI x -
k ss y * ( cos 82 cos 83 ) +--;-* ( cos 82 sin 83 ) + G
= -fi-
, -
fi
4 El
k 56 -f * (cos82 cos83X-sin 0 1 sin 02 cos83 + cos8 1 sin 83)
=
- 4�1 Z * (cos 82 sin 83Xcos8 1 cos83 + sin 8 1 sin 82 sin 83)+ G> * (sin 8 1 sin 82 cos 82 )
k5 6 = k 65
Portal Ruang 325
k5 7 == --2y- * (cos82 cos83 X- sin 81 cos83 + cos81 sin 8 2 sin 83 )
6EI
(
+ 6E�z * (cos8 2 cos83 X- cos81 sin 8 2 cos8 3 - sin 81 sin 83 )
�: -
k 5 7 == k 7 5
k5 8 == - 7y * ( cos 82 sin 83 cos83 ) + 6EI2 z * ( cos e2 sin 83 cos83 )
6Ei 2 2
f
k 5 8 == k 8 5
k 5 9 == ----f- * (cos 82 cos 83 Xcos 81 cos 83 + sin 81 sin 82 sin 83 )
6EI
f
+ 6E�z * (cos82 sin 83 X- sin 81 sin 8 2 cos83 + cos81 sin 8 J

f
k 5 9 == k 9 5
21 1
k5 1 0 = ( Y * (- sin o1 sin 0 2 cos03 + cos01 sin o3X- cos01 sin 8 2 cos03 - sin 01 sin eJ
1
+ 2 1� z * (- sin o 1 coso3 + cos01 sin o 2 sin o3 Xcos0 1 cos03 + sin 01 sin 0 2 sin e:J+ (j> * ( sin 01 cos01 cos 2 0 2 )
k 5 1 0 == k l 05
2 Ei y ( 2 2 ) 2 Ei z ( 2 . 2 ) Glx sin 2 82
k5 1 1 == r * cos 8 2 cos 83 + --1:, - * cos 82 sm 83 +
--- ,
f
k 5 1 1 == k l l 5
2 EI
ks I - == ( Y * (cos 82 cos O� X- sin 81 sin 8, cos 8�.) + cos 01 sin 8�.) )
I __ _
- Eif z * (cos 8;- sin 8�.) Xcos 81 cos 8�.) + sin 81 sin 8; sin 8�.) ) + Glxf * (sin 81 sin 8, cos 8 , )
' ' .) -
2
-- -,-
·
- - �
+�4EI * {\cos8 cos8 + sin 81 sin 82 sin 83 ) 2

1 3
k 67 == 2 Y * (- sin 81 sin 8 2 cos83 + cos81 sin 83 X- sin 81 cos83 + cos 81 sin 82 sin 83 )
6EI
__ _
(
- 6E�z * (- costl1 sin 82 cos83 - sin 81 sin e3 Xcos81 cos83 + sin 81 sin 82 sin 83 +)
(
k 67 = k 76
k 68 = ---f- * (cose 2 sin e3)* (- sin e l sin e 2 cose3 + cose l sin e3)
6EI
t
- �z * (cose 2 cose3)* (cose 1 cose3 + sin e 1 sin e2 sin e3)

6E
f
k 68 = k 86
k 69 = �y * (- sin e 1 sin e 2 cose 3 + cose 1 sin e 3 Xcose 1 cose 3 + sin e 1 sin e 2 sin e 3 )
6E
(
- � * (- sin e 1 sin e 2 cose3 + cose 1 sin e 3 Xcose 1 cose 3 + sin e 1 sin e 2 sin e3 +)
6E z
k 69 = k 96
6E I
k 6 1 0 = 2 Y * (- cose 1 sin e 2 cose3 - sin e1 sin e3)* (- sin e 1 cose3 + cose1 sin e 2 sin e3)
___
c
- 6E�z * (- cose 1 sin e cose3 - sin e 1 sin e3 )* (- sin e 1 cose3 + cose sin e sin e3 +)
2 1 2
(
k 6 1 0 = k 1 06
2 EI
k 6 1 1 = --f * (cos 82 cos 83 X- sin 8 1 sin e 2 cos 83 + cos 8 1 sin 83)
- � z * (cos82 sin 83 Xcose 1 cos 83 + sin 8 1 sin 82 sin 83 )+ G> * (sin e 1 sin 82 cos82 )
2 1
k 6 1 1 = k l l6
2 El y
k 6 1 �' = -- * (- sin e l sin e,
�
cos8�
.)
+ cos81 sin .)
e� \2 G l
} + f
( 2 2 �)
� * sin 8 1 cos e,
f
Portal Ruang 327

) )( )
EA x_ * \cos81 1 2 EI f
k 78 = __ {
sin 82 cose 2 - � * \cos8 2 sin 8.,.) - sin 8 1 cos8.,.) + cos81 sin 8 2 sin 83
f (!.)
� (
+ 6E�z * - cose1 sin e 2 cose3 - sin e 1 sin e3 Xcose 1 cose 3 + sin e 1 sin e 2 sin e 3
e
)
k 7 1 2 = k l 27
)
1 2 EI y ( 2
)
2 1 2EI y ( 2 2e
k 88 = E A x sine e7� + -- 3
- * cos e 2 sin 2 e +--
3 - * cos e 2 cos 3
e c3
�( J � ( 12 l
)(
k 89 E x s in e 1 sin e2 cose - y * cos8 2 sin e3 cos8 1 cos83 + sin 8 1 sin 82 sin e
=
J
/'� ( J( J
/'
12 l z
+ * cos82 cose - sin 8 1 sin 82 cos8 3 + cos8 1 sin e
k 89 = k 98

6Ei (
k8 1 0 = y * - cos8 1 sin 8 2 cos83 - sin 8 1 sin 8 3 Xcos8 1 cos83 + sin 8 1 sin 82 sin 83 )
e2
- 6 E2l z * (- sin 8 1 sin 8 2 cos83 + cos8 1 sin 83 X- sin 8 1 cos83 + cos8 1 sin 8 2 sin 8 3 )
e
k 8 1 0 k l 08
�� ( ) �� ( )
=
6
k8 1 1 = - y * cos2 8 2 sin 83 cos83 + 6 z * cos2 82 sin8 3 cos83
k8l l = kl l8
k 8 1 2 = ___2 Y_ * \cos82 sin 8 3 X- sin 8 1 sin 82 cos8 3 + cos8 1 sin 83 )
6 EI {
e
6 E 1 z * (cos8 cos8 Xcos8 cos8 + sin 8 sin 8 sin 8 +)
_
2 3 1 3 1 2 3
e2
k 8 1 2 = k l 28
=
X (
k 99 E Af sin 2 8 1 cos 2 82 ) + 3 y * (cos8 1 cos83 + sin 8 1 sin 82 sin 83 )
1 2 Ei
f
2
+ � * - sm 8 1 sin 8 2 cos83 + cos8 1 sm. 83 ) 2

1 2EI ( .
p.)
6E (
�
k 9 1 0 = y * - cos8 1 sin 82 cos83 - sin 8 1 sin 83 Xcos8 1 cos83 + sin 8 1 sin 8 2 sin 83 )
f
- �z * (- sin 8 1 sin 82 cos 8 3 + cos 8 1 sin 83 X- sin 8 1 cos 83 + cos 8 1 sin 82 sin 83 )
6 E
e
k 91 0 = k l 09
k 9 1 1 = __2 Y_ * \cos8 2 sin 8 3 Xcos 8 1 cos 83 + sin 8 1 sin 8 2 sin 83 )
6EI {
e
+ 6 E2l z * (cos8 2 sin 8 3 X- sin 8 1 sin 8 2 cos83 + cose 1 sin 83 )
e
k9 1 1 = k l l9
k 9 1 2 ---f * (- sin e 1 sin 82 cos83 + cos8 1 sin 8 3 Xcos8 1 cos83 + sin 8 1 sin 8 2 sin 83 )
6EI
=
+ 6 E�z * (- sin 8 1 sin 8 2 cos83 + cos8 1 sin 8 3 Xcos8 1 cos83 + sin 8 1 sin 8 2 sin 83 )
e
k 9 1 2 = k l 29
Portal Ruang 329

�1
+ 4 z * (- sin 8 1 cos83 + cos81 sin 8 2 sin 83) 2
4 E i y (COS8 COS83 )(- COS8 Sin. 8 COS83 - Sin. 8] Sin. 83 ) + G l x cos8 1 sin 02 cos82
k( 0( ] =
f
--
, - 2*
] 2 {;
4 �1
+ z * (cos8 2 sin 83)(- sin 81 cos83 + cos8 , sin 8 2 sin 83)
k lOI I = k 1 ; 10
k
1012
= 4E:y (
• - sin 0
1
sin 0
2
cos o
3
+ cos 0
1
sin o
3
)(
- cos 0
1
sin G
2
cos e
3
- si n 0
1
sin o
3
)
Ci l X sin e () 2
2
cos e cos
2 I
+ ----------�----�
kl012 = kl210
4 Ei y 2 ( 2 4 El z
k ] I J I -f- * COS 8 2 COS 83 + -f-,- * COS 8 2 Sill 83 +
=
2 )
. 2
f
2
G lx sin 8 2 ( )
k 1 1 12 =
4 E/
y * (cos8 2 cos83 X- sin 81 sin 82 cos83 + cos8 1 sin 8J+ G * (sin 8 1 sin 82 cos82 ) >
- 4 El z * (cos 8') sin 8� Xcos 8 1 cos 8� + sin 8 1 sin 8 2 sin 8�)
- .) .) .)
(
U nsur matrik k � d i h itung meng-gunakan persamaan pada Tabel 6 . 2 . 1 , dengan perh itungan
8 1 , 82 dan El:; sesuai posisi elemen menurut persamaan (5 - 4), (5 - 5 ) . Dengan mengisikan
unsur-unsur matr i k K,1 dari rakitan unsur mat-rik I k� , terbentuk persamaan l inear s i m u l tan
dengan variabe ! X; .

x,
x,
x ,.
x, , 6
x2
8
R 1o
Gambar 6.2.2 Perakitan unsur matrik [K] e l emen 2 . 5. 6

indeks derajat kebebasan elemen
[�� & A � 6 � & � 6 �

QJ 0 0 � � � 0 � 0 �
8 &
Q2J @_]
8QJ k l l k l 2 k l 3 k l4 k l 5 k l6 k l 7 k l 8 k l 9 k i lO ki l l kl l2
& 0 k 2 1 k 22 k 23 k 24 k 25 k 26 k 27 k 28 k 29 k 2 10 k2 1 1 k2 1 2
& 0 k , l k 32 k ,3 k ,.j k 3 5 k ,6 k , 7 k 38 k 39 k 3 10 k 3 1 1 k3 1 2
& � k .j J k 42 k 4 3 k 44 k 45 k 46 k 47 k 48 k 49 k 4 10 k 4 1 1 k 412
6 � k s J k 52 k 53 k 54 k ss k 56 k 57 k ss k ;9 k 510 k5 1 1 km
] & � k 6 1 k 62 k 63 k 64 k 65 k 66 k 67 k (,g k 69 k 610 k 61 1 k 612
[k s &
=
k 7 1 k 72 k 73 k 74 k 75 k 76 k 77 k 78 k 79 k 710 k7 1 1 k7 1 2
0
�� k s J k 82 k 83 k 84 k ss k 86 k s7 k gg k 89 k 810 k 8 1 1 k 812
& 0 k 9 1 k n k 9 3 k 94 k 95 k 96 k 97 k 98 k 99 k 9 10 k 9 1 1 k 91 2
� � k iOI k l 02 k l03 k l04 k l05 k l06 k l0 7 k l 08 k l09 k iOIO k iOI I k l01 12
� Q2] k i l l k l l2 k l l 3 k l l4 k l l 5 k l l6 k l l 7 k l l8 k l l 9 k i i iO k i l l I k l l l2
� @_] k l 2 1 k m k m k l24 k l2 5 k l 26 k m k l 28 k l29 k l210 k 1 2 1 1 k l212
(6 - ! 0a)
Portal Ruang 331

LA � A �
A&& � & � 8 &

[i] 0 QJ [4] � � [2] � 0 � [11] @]
·& [i] '' kl2 kl3 k l4 kl kl6 kl7 kl8 k l9 " 1 1o
ki l l kl l2
"n
" 5
& 0 k2 1 kn k 23 k 24 k
25
k 26 k 28 k 9
2
k2 1 0 k2 1 1 k2 1 2
& QJ k3 1 k 32 k 33 k 34 k3
5
k 36 k3 7 k 38 k 39 k3 1 0 k3 1 1 k3 1 2
& [4] k4 1 k
42
k 43 k 44 k 4s k 46 k 47 k
48
k 49 k4 1 0 k41 1 k4 1 2
A � ks 1 k s2 k 3
5
k 4
5
k ss k s6 k s7 " ss " s9 ks1o k
s1 1
k
512
& �
k6 1 k 62 k 63 k 64 k6 k 66 k 67 k k 69 k6 1 0 k61 1 k
612
(6 l Ob)
[]
5 68
-
[!_]
k
6 = kn k 78 k 79 k7 0 k7 1 1 k7 1 2
&
k71 k k 73 k 74 k7 k 76 1
n 5
b� I()
kg ! k g2 k g3 k g4 k g6 k g7 k gg k g9 kg ks 1 1 k
"ss 812
& 0 k9 1 k 92 k 93 k 94 k9
5
k 96 k 97 k 98 k 99 k9 1 0 k91 1 k9 1 2
& � k101 k l 02 k l 03 k l 04 " 1 0s

k
l 06
k l 07 k l () g k l 09 k1010 k10 1 1 kl01 12
� [_1_1] ki l l kl l2 kl l3 kl l4 kl l
5
kl l6 kl l7 k1 1s kl l 9 k1 1 10
" '''' kl l l2
� @] kl 2 1 k l 22 k l23 k l 24 kl2
5
k l 26 k l 27 k
l28
k l 29 kl210 kl 2 1 1 kl212
L&&&
& & & A � � � 8 &

[i] 0 QJ [4] � � [2] � 0 � [_1_1] @]
&[i] kl l kl2 kl3 k l4 kl kl6 kl 7 kl8 kl9 k1 1o ki l l kl l2
"n "n
5
& 0 k21 k 23 k 24 k
25
k 26 k
28
k
29 "21o
k21 1 k212
& [3] k3 1 k 32 k 33 k 34 k3
5
k36 k37 k 38 k 39 k3 1 0 kJ I
I
k3 1 2
.& [4] k4 1 k 42 k 43 k 44 k4
5
k 46 k 47 k 48 k 49 k4 1 0 k41 1 k4 1 2
& � "si
k
s2
k s3 k 4
5 "ss "s6
k s7 k ss k 9
s "s10
k
s1 1 "s12
� k61 k 62 k 63 k 64 k6 k 66 k 67 k 68 k 69 k k6 1 1 k612
[] & [!_] 5 610
k
2 k712
.6
= k7 1 k k 73 k 74 k7 k 76 k 78 k 79 k7 1 k71 1
n 5 "n 0
& � kg ! k g2 k g3 k g4 "ss
k g6 k g7 k gg k g9 k
810
kg l l k8 1 2
& 0 k9 1 k 92 k 93 k 94 k9
5
k 96 k 97 k 98 k 99 k9 1 0 k9 1 1 k9 1 2
& � k101 k l 02 k
l 03
k l 04 kl
05
k l 06 k l 07 k l 08 kl 9
0
k1010 k101 1 kl01 12
& [_1_1] ki l l k
l l2
kl l3 kl l4 ""s kl l 6 kl l7 kl l8 kl l9 k i l l () k
I I l l
kl l l 2
& @] kl21 k l 22 k l 23 k l 24 k i2S k

l26
k l 27 k l28 k l 29 kl210 k1 2 1 1 kl212
(6 - I Oc)
Berdasarkan persamaan (6 - I 0) unsur Ki1 bagi deraj at kebebasan di titik kumpul 6 adalah
( ") 2 ) ( ") 2 )
K 77 k 77 + k 61 1 + k 77 K 8S (k 88 + k 622 + k 88 K 99 � k 99 + k 63 3 + k 99 K I 0 I 0 (k I 0 I 0 + k 644 + k I 0 I 0
5 -
5 �
5
·
5 · � ·
·
2 ) )
K i l l I � (k i l l I + k 6ss + k l l l l . K 1 2 1 2 � (k 1 2 1 2 + k 66 + k 21 2 1 2 , K 78 � K g 7 - K 79
5 5 6
� K 97 , K 7 1 0 � K I 07 , K ij � K ji
Unsur matrik struktur [K], setelah d i lakukan proses perakitan setiap unsur matrik e lemen

Kn
Kn =
'
x, P,
() 2
k n + '- 1 1 + k 77
K xx =
"i 6 2 K no
" 88 + k 22 + k 88
5 6 2 Xx
k 99 + "- J3 + k 99
(6 - 1 1 )
J i ka persamaan i n i d i se l esaikan untuk mempero leh vektor { X } , maka perlu ditetapkan vektor
beban { P } terlebih dah u l u . Vektor { P } menyatakan besaran beban titik kumpul ekivalen titik
kumpu l yang bebas. Besarnya unsur vektor { P } sama dengan besarnya beban ekivalen di titik
kumpul kond i s i titik kumpul terkekang penuh, akan tetapi berlawanan arah.

Besarnya gaya-gaya uj ung kondi s i terkekang penuh sama dengan mengh itung F EM, F EQ,
FET, dan F EN kedua uj ung balok dalam sistem koord inat e lemen/lokal .
Besaran gaya uj ung e lemen LP01 P02 P03 P04 P0, P06 P07 P0 8 P09 P10 P1 1 P1 2 J d inyata-kan
dengan LF0 1 F02 F03 F04 F0, F06 F07 F0 8 F09 F10 F1 1 F1 2 J melalui transformasi koord i nat.
Ym Ym
Fos
a. Beban luar sub-elemen 1 b. Beban luar sub-elemen 2
G a m b a r 6 . 3 . 1 Beban luar portal ruang
Portal Ruang 333

Guna lebih mempermudah perhitung-an, elemen dibagi dalam dua sub-elemen dengan pol a beban
bentang seperti gambar 6.3 . 1 . Pada gambar 6.3 . 1 a, be ban bentang qy bekerja dalam bidang X111 -
y11, sedangkan beban bentang pada sub-elemen 2 berupa beban qz dan puntir tx. Beban bentang
normal pada sumbu X111 tidak memerlukan orientasi sumbu. Dengan demikian,
..0 1 P
O!
F p
02 02
[T ]m
F P
03 03
1
0 0 0
=(t
o4
p
04
0 [T ]m 0 0
{ F0 }, =
jJ
F Po
05 s atau {Po L (6 - 1 2)
F
06
0
[T]m
0
P
06
0 0 [T ]m 0
0
F
07 0 [T]m P
07
0 0 0 [T ]m
Fo P
s 0 0 08
F P
09 09
FI P
O lO
Fl l P
I I
Fl p
2 l2
Menga l ikan kedua suku dengan m atrik i n vers :
[T ] m
-I
0 0 0
0 [T ]m 0 0
dan mengingat matrik i nvers
0 0 [T] m 0
0 0 0 [T]m
[T]m
-I T
0 0
0 0 0
maka :
0 0 0
[T ] m 0 [T] m
334 Amrinsyah Nasution, Metoae Matrik Kekakuan Ana/isis Struktur

P FO I
pO I F02
p02 F03
03
P0 F0
p4 4
F05
p05 [T lm 0 0 0 r
F06
06 ]
0 [T m
(6 - 1 3 )
p 0 0
07 ] F0
0 0 [Tm 0 7
p
08 0 0 0 [T ]m F08
p F0 9
09
Pl O FI O
PI I Fl l
p F1 2
l2 111
Dengan menctapkan vektor { P0 } 111 bagi setiap elemen berdasarkan konfigurasi beban luar
yang bekerja, unsur vektor { P0 } 111 digunakan mendapatkan matrik gaya ekivalen [ P} sistem
struktur. Apabila ditetapkan { P } E sebagai matrik gaya ekivalen berdasarkan beban luar yang
bekerja d itengah bentang, dan matrik gaya { P } .1 scbagai akibat bekerjanya beban luar di titik
kumpul, maka :
{P } = {P } + {PL (6 - 1 4 )
E
Menjelaskan penyusunan matrik ( P } , d itinjau perakitan gaya titik kumpul ekivalen di titik
kumpul 6 pada contoh portal. Elemen batang 5 dibebani beban trapesium qy , elemen 6
dibebani beban segitiga. Posisi dan besaran gaya seperti pada Gambar 6.3 .2a. Gambar 6.3 .2b
menunjukkan vektor gaya-gaya uj ung akibat beban luar pada kondisi elemen terkekang
penuh.
' )
Pad a elemen 5 : (F1�1 , F0'2 , F0� , Fr� , F0� , F1� * 0
Pad a elemen 6 : (F1:'1 , F�� , F1:;, , F�; , F1;� , F1� ) 7c 0
Pada masing-masing uj ung elemen 5, 6 dan 2 yang bertemu d i titik 6, besaran gaya ujung
ekivalen dalam sistem koordinat struktur adalah :
Portal Ruang 335

2
2
F o2___.
W
2
Fo
(a) . Konfigurasi beban luar dan F'o
gaya ujung elemen 6
q,
(b) Gaya ujung elemen dan

gaya ekivalen titik kumpul
G a m ba r 6.3.2 Beban dan vektor gaya

PO I FO I
= [[T;� [:d
po2 Fo2
Po Fo
" ,
Po
7
Fo
7
(6 - ! Sa)
Pos Fos
pl2 5
Fl 2 5
P02 FO I PO I FO I
Po
;
= [[T; : Fo2 Po2
= [[T; :J: l Fo2
[ rl [
Po Fo6 Po6 Fo6
4
Pos Fo
7
dan Po
7
Fo1 (6 - I Sb)
Po Fos Pos Fos
9
pl2 6 Fl 2 pl 2 2 Fl 2
6 2
Dengan demikian besarnya gaya bagi keseimbangan di titik kumpul 6 adalah :

R P7 PO I p02 PO !
R P8 p02 P03 P02
R P9 P06 P P06
+ 04 +
R PI O P0 7 Po s P0 7 (6 - 1 6)
R PI I Po s P09 Po s
R PI 2 pl 2 6 pl 2 6 pl 2 2
RP
r l 7
RP
7
PO
I
\
RP RP P0
8 2
I � RP RP
9
P
03
(6 - 1 7)
R l' R PI P
+
,0 O 04
=
R I' !I R PI Po
I s
R PI R l'l
2 2 p06 titik kumpul 6
Besarnya vektor gaya di titik kumpul 6 diperoleh dari kondisi tanpa kekangan yang
merupakan n i lai persamaan ( 6 - 1 6) dengan tanda yang berlawanan, beserta be saran gaya
luar dititik kumpu l 6.
Portal Ruang 337

Perakitan matrik beban ( P } bagi semua titik kumpu l lainnya dapat di lakukan dengan
memperhatikan sifat pembebanan setiap elemen yang membentuk titik kumpul,
6.4 Solusi [K]5{X}s = {P}s
Seperti sistem struktur terdahulu yang sudah dij elaskan, setelah memperoleh unsur matrik
[Kls dan matrik {P}s, langkah selanjutnya adalah mendapatkan solusi persamaan [Kls{X}s =
{P}s untuk matrik {X}s, hal mana u nsur matrik {X}s adalah besarnya perpindahan/rotasi
setiap titik kumpul . Beberapa cara penyelesaian persamaan linear simu ltan : Metoda
Dekomposisi LU atau Cholesky banyak digunakan mendapatkan unsur [Kls{X}s = {P}5•
6.5 Contoh Analisis Stru ktur

Diberikan sebuah contoh analisis struktur portal ruang dengan beban gravitasi. Analisis
di lakkan pada sistem struktur yang lengkap (pelat, balok, dan kolom) seperti Gambar 6 . 5 . 1
lengkap dengan dimensinya. Satuan yang akan digunakan adalah kN (kilo Newton), meter.
dan yang setara dengan itu. Parameter bahan :
• Modulus elastisitas (E) 2 0.000 M Pa
= 2 x 1 0 7 kPa
• Angka Poisson (u) 0.25 =
•
Ybeton 2400 kg/m '
= 24 kN/m ' _
Parameter balo k
Dimensi balok = 200 X 3 00
Luas penampang = 0.2 X 0.3 0.06 m2
Momen inersia I, = _!_0 . 2 * 0.33 0.00045 m4
12
Momen i nersia le _!_ * 0.3 * 0 .2 3 = 0.0002 m4
12
Momen puntir I, (.!) � �., * O . .:.-'J * O · -', , =
4
0.006 111
·'
Pa rameter kolom
Dimensi kolom 3 00 X 300
Luas penampang 0.3 X 0.3 0.09 m2
Momen inersia /, _!_ * 0.3 * 0.3 3 0.000675 m4
12
Momen inersia le _!_ * 0.3 * 0.3 3 = 0.000675 m4

12
M omen puntir l, (.!) -
� * 0.3 * 0.32 0.009 m4
3

elemen kontinum pelat
3.5 m
3m
4m
Gambar 6.5.1 Model struktur gabungan portal dan elemen kontinum
Parameter perh itu n g a n u nt u k pelat

Tcbal pelat 1 20 m m 0. 1 2 m
=
2
Berat send iri pelat 24 * 0 . 1 2 kN/m ' 2 . 8 8 kN/m
Pa rameter beban
=
2
Besar beban merata (q) = 300 kg/m 2 3 kN/m
S i stem Struktur Ruang

Pada anal isis sistem portal ruang, analisis d i laku kan pada unsur balok dan kolom saj a . Beban
pada pelat termasuk berat send iri d ijadikan beban luar pada balok yang berbentuk /rapezoida/
(segitiga atau trapesium) scsuai dengan pola gari s leleh. Dengan dem ikian. bcban total yang
bckcrj a pada balok berupa beban dari pelat d itambah berat balok sendiri.
Perh itu n g a n B e b a n Trapes i u m d a n Segitiga p a d a B a l o k

Perh itungan beban pada balok d imaksudkan untuk mem pero leh gaya-gaya jepit uj ung pada
balok aki bat beban l uar. Balok B1 mempunyai bentang L1 = 4 . 0 m, dan balok B2 3 .0 m. Pada
ba lok B1 beke1:ja be ban trapesi u m dengan be ban puncak q 1 , dan pada balok B2 bekerja be ban
segitiga dengan puneak q2.
Beban luar pada pel at = 3 .00 kN/m 2
Portal Ruang 339

berat sendiri pelat = 2 . 8 8 kN/m2
beban total = 5 . 8 8 kN/m
2
Be ban balok q1 dan q2 akibat be ban dari pel at :
q, = 0*5* L 2*q11 = 8.82 kN/m
q2 = L3 *q o = 8 . 8 2 kN/m
Berat send iri balok = Ahalok *24 kN/m3 = 1 .44 kN/m
L2 = 3,0 m
Gambar 6 . 5.2 Luas tributari penentuan beban pada balok dari pelat
Gambar 6.5.3 Beban trapezoidal pada balok
Input data stru ktu ra l

Balok dibagi menjadi beberapa elemen yang lebi h kecil. Balok B 1 dibagi menjadi 4 bagian,
dan balok B2 3 bagian . Tiap-tiap bagian mempunyai panjang 1 .0 meter. Gambar 6.5. 4
menunjukkan pemodelan struktur yang telah dibagi menjadi beberapa elemen. lndeks dalam
tanda kurung menunj ukkan i ndeks elemen batang, sedangkan i ndeks biasa menunjukkan
indeks titik kumpul.
z
15 16
( 1 5) ( 1 6)
5 8 9
( 7) (8)
3 4
(1) (2)
--------��--� X
Gambar 6.5.4 Pemodelan untuk input data komputer
Data-data struktural yang akan dij adikan input program komputer bagi analisis struktur ruang
adalah :
Jumlah elemen kolom = 4
Jumlah elemen balok = 14
Total elemen (M) 18 =
J umlah titik kumpul (NJ) = 1 8

Koordinat titik kumpul dan kekangan dimasukkan langsung ke dalam program komputer.
I nput data selengkapnya juga akan disimpan pada file hasil analisis.
Input data beban
Pada sistem struktur contoh, tidak terdapat beban titik kumpul. Beban bentang adalah beban
merata pada balok (segitiga dan trapesium). Oleh karena itu, input beban yang diperlukan
adalah gaya-gaya ujung jepit akibat beban tersebut. Gaya-gaya jepit yang timbul akibat beban
berupa momen dan gaya lintang saja. Gaya-gaya uj ung yang dihitung adalah bagi segmen
balok. Contoh perhitungan memperoleh gaya-gaya jepit unsur elemen balok (5).
omen jepit pada ujungj dan k adalah:
+ q30i L2 )
M
= - ( q b L2 - ( 1 . 44 * 1 .0 2 + 5 .88 * 1 .0 2 ) = - . 3 1 N
M
I 12
=
12 30
0 6k m
q b L2 + qp 1 . 44 * 1 .02 + 5.88 * 1 . 0 ' .
M.
k
_
12 20
-
�
12
----
20
= 0 4 1 4 kNm
Portal Ruang ?.41

G aya geser pada ujungj dan k adalah :
R . -_ q " L + 3 q , L __I .44 * 1 .0 + 3 * 5.88 * 1 .0 =
--- 1 .602 kN
J 2 20 2 20
R = -' q 1-L + 7 q , L = 1 . 44 * 1 .0 7 * 5.88 * 1 .0 2 . 778 kN
-- +
k 2 20 2 20
q, - �•8 82 5.88
�
1.5
q" = I .44 kN/rn
L = 1 .0 m
Gambar 6 . 5 . 5 Momen ga y a geser jepit pad a elemen balok
Dengan cara yan g sama dapat d i l akukan untuk elemen-elemcn pada balok 1 dan 2. Has i l nya
d i berikan dalam bentuk tabe l di bawah i n i :
No. ckmcn .\1 .\ fk R Rk

5 -0. 3 1 6 0. 4 1 4 1 . 602 2 . 77X
......
..:..:: 6 -0.7X5 0.834 4 . 560 4. 965
0
""
c::::
7 -(l . X 3 4 0 . 7X 5 4 . 96 5 4.560
8 -0.4 1 4 0.3 1 6 2 . 778 1 . 602
"' 9 -0.3 1 6 0.4 1 4 1 . 602 2. 7 7 X

..:..::
1 1 -0. 763 0 . 763 4.395 4.395
"'
::0
13 -0.4 1 4 0.3 1 6 2 . 77X 1 .602
Gaya-gaya j epit lain, yaitu momen terhadap sumbu z. puntir dan lainnya sama dengan 0.
Eksekusi program mcmberikan has i l sebagai berikut :

S i s t ern Po r t a l Ruang - Beban Gravi t a s i
************************************************************
<<< HAS I L ANAL I S I S PORTAL RUANG >>>

o l eh
: Iwal / 1 50 9 9 0 6 4
************************************************************
P a r ame t e r S t ruktur :
Juml ah e l emen (M) : 18
Juml ah t i t i k kump u l (NJ) : 18
Jum l ah kekangan t i t i k ( NR ) : 24
Juml ah t i t i k kumpul terkekang ( NRJ ) : 4
De ra j a t kebebasan (N) : 84
Modu l u s e l as t i s i t a s (E) : 20000000 . 000000
Modu l u s g e s e r (G) : 7692307 . 692308
K o o r d i n a t T i t i k Kumpul
Titik X y z
1 0 . 00 0 . 00 0 . 00
2 4 . 00 0 . 00 0 . 00
3 0 . 00 3 . 00 0 . 00
4 4 . 00 3 . 00 0 . 00
1 . OD
5 0 . 00 0 . 00 3 . 50
6 0 . 00 3 . 50
7 2 . 00 0 . 00 3 . 50
8 3 . 00 0 . 00 3 . 50
9 4 . 00 0 . 00 3 . 50
10 0. 00 1 . 00 3 . 50
11 4 . 00 1 . 00 3 . 50
12 0 . 00 2 . 00 3 . 50
13 4 . 00 2 . 00 3 . 50
14 0 . 00 3 . 00 3 . 50
15 1 . 00 3 . 00 3 . 50
16 2 . 00 3 . 00 3 . 50
17 3 . 00 3 . 00 3 . 50
18 4 . 00 3 . 00 3 . 50
I n f ormas i E l emen / B a t ang :

E l emen JJ JK AX XI YI ZI
1 1 5 0 . 0900 0 . 00270 0 . 00068 0 . 00068
2 2 9 0 . 0900 0 . 00270 0 . 00068 0 . 00068
3 3 14 0 . 0900 0 . 00270 0 . 00068 0 . 00068
4 4 18 0 . 0900 0 . 00270 0 . 00068 0 . 00068
5 5 6 0 . 0600 0 . 00180 0 . 0004 5 0 . 00020
6 6 7 0 . 0600 0 . 00180 0 . 00045 0 . 00020
7 7 8 0 . 0600 0 . 00180 0 . 00045 0 . 00020
8 8 9 0 . 0600 0 . 00180 0 . 00045 0 . 00020
9 5 10 0 . 0600 0 . 00180 0 . 00045 0 . 00020
10 9 11 0 . 0600 0 . 00180 0 . 00045 0 . 00020
11 10 12 0 . 0600 0 . 00 1 8 0 0 . 00045 0 . 00020
12 11 13 0 . 0600 0 . 0 0 1 80 0 . 00045 0 . 00020
13 12 14 0 . 0600 0 . 00180 0 . 0004 5 0 . 00020
14 13 18 0 . 0600 0 . 00 1 8 0 0 . 00045 0 . 00020
15 14 15 0 . 0600 0 . 00 1 80 0 . 00045 0 . 00020
16 15 16 0 . 0600 0 . 00180 0 . 00045 0 . 00020
17 16 17 0 . 0600 0 . 00180 0 . 00045 0 . 00020
18 17 18 0 . 0600 0 . 00180 0 . 00045 0 . 00020
Portal Ruang 343

Kekangan T i t i k Kumpul :
Ti t i k JRL [ 1 ] JRL [ 2 ] ,JRL [ 3 ] JRL [ 4 ] ,TRL [ 5 ] JRL [ 6 ]
1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1
Parama t er Beban
Jum l ah pembebanan t i t i k ( NLJ ) : 0
Juml a h pembebanan ba t ang ( NLM ) : 14
Beban T i t i k :
- - t i dak ada beban t i t i k - -
Beban B a t ang :
B a t ang AML1 AML2 AML3 AML4 AML5 AML6
AHL7 AML8 AML9 AML 1 0 AML 1 1 AML 1 2
5 0 . 0000 0 . 0000 1 . 6020 0 . 0000 -0 . 3160 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 2 . 77 8 0 0 . 0000 0 . 4140 0 . 0000
6 0 . 0000 0 . 0000 4 . 5600 0 . 0000 - 0 . 7850 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 4 . 96 5 0 0 . 0000 0 . 83 4 0 0 . 0000
7 0 . 0000 0 . 0000 4 . 96 5 0 0 . 0000 - 0 . 8340 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 4 . 5600 0 . 0000 0 . 7850 0 . 0000
8 0 . 0000 0 . 0000 2 . 7780 0 . 0000 -0 . 4140 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 1 . 6020 0 . 0000 0 . 3160 0 . 0000
9 0 . 0000 0 . 0000 1 . 6020 0 . 0000 -0. 3160 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 2 . 7780 0 . 0000 0 . 4140 0 . 0000
10 0 . 0000 0 . 0000 1 . 6020 0 . 0000 -0. 3160 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 2 . 77 8 0 0 . 0000 0 . 4140 0 . 0000
ll 0 . 0000 0 . 0000 4 . 3950 0 . 0000 -0 . 7630 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 4 . 3950 0 . 0000 0 . 7630 0 . 0000
12 0 . 0000 0 . 0000 4 . 3950 0 . 0000 -0 . 7630 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 4 . 3950 0 . 0000 0 . 7630 0 . 0000
13 0 . 0000 0 . 0000 2 . 7780 0 . 0000 -0 . 4140 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 1 . 6020 0 . 0000 0 . 3160 0 . 0000
14 0 . 0000 0 . 0000 2 . 77 8 0 0 . 0000 - 0 . 4140 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 1 . 6020 0 . 0000 0 . 3160 0 . 0000
15 0 . 0000 0 . 0000 1 . 6020 0 . 0000 -0. 3160 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 2 . 7780 0 . 0000 0 . 4140 0 . 0000
16 0 . 0000 0 . 0000 4 . 5600 0 . 0000 - 0 . 7850 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 4 . 9650 0 . 0000 0 . 83 4 0 0 . 0000
17 0 . 0000 0 . 0000 4 . 9650 0 . 0000 - 0 . 8340 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 4 . 5600 0 . 0000 0 . 7850 0 . 0000
18 0 . 0000 0 . 0000 2 . 77 8 0 0 . 0000 -0. 4140 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 1 . 6020 0 . 0000 0 . 3 1 60 0 . 0000
�--=======--==�===�===========�===========�==�========================
<<< HAS I L PER H I TUNGAN > > >
P e rp i ndahan T i t i k Kumpu1
Titik DJ 1 DJ2 D,J3 DJ4 D,J 5 DJ6
1 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000
2 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000
3 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000
4 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000
5 0 . 00001 0 . 00000 - 0 . 00004 -0 . 00024 0 . 00055 0 . 00000
6 0 . 00000 0 . 00000 -0 . 00082 -0 . 00024 0 . 00078 0 . 00000
7 0 . 00000 0 . 00000 - 0 . 00126 - 0 . 00024 0 . 00000 0 . 00000
8 0 . 00000 0 . 00000 -0 . 00082 -0 . 00024 -0 . 00078 0 . 00000
9 - 0 . 00001 0 . 00000 - 0 . 00004 -0 . 00024 - 0 . 00055 0 . 00000
10 0 . 00001 0 . 00000 -0 . 00035 - 0 . 00023 0 . 00055 0 . 00000
11 - 0 . 00001 0 . 00000 - 0 . 0003 5 -0 . 00023 - 0 . 00055 0 . 00000
12 0 . 00001 0 . 00000 - 0 . 00 0 3 5 0 . 00023 0 . 00055 0 . 00000

13 - 0 . 00001 0 . 00000 - 0 . 00035 0 . 00023 -0 . 00055 0 . 00000
14 0 . 00001 0 . 00000 - 0 . 00004 0 . 00024 0 . 00055 0 . 00000
15 0 . 00000 0 . 00000 - 0 . 00082 0 . 00024 0 . 00078 0 . 00000
16 0 . 00000 0 . 00000 -0 . 00126 0 . 00024 0 . 00000 0 . 00000
17 0 . 00000 0 . 00000 - 0 . 00082 0 . 00024 - 0 . 0 0 0 "1 8 0 . 00000
18 -0 . 00001 0 . 00000 - 0 . 00004 0 . 00024 -0 . 00055 0 . 00000
Gaya U j ung Ba t ang

E l emen AML 1 AML2 AML3 AML4 AML5 AML6
AML7 AML 8 AML 9 AML 1 0 AML 1 1 AHL 1 2
1 22 . 6800 1 . 6055 - 3 . 63 02 0 . 0000 4 . 2219 1 . 8 6 87
l . 6055
-22 . 6800 - 1 . 60SS 3 . 6302 0 . 0000 8 . 4839 3 . 7506
2 22 . 6800 3 . 6 3 02 0 . 0000 -4 . 2219 1 . 8687
-22 . 6800 - 1 . 6055 -3 . 6302 0 . 0000 -8 . 4839 3 . 7506
3 22 . 6800 -1 . 6055 -3 . 6 3 02 0 . 0000 4 . 2219 -1 . 8687
-22 . 6800 1 . 6055 3 . 6 3 02 0 . 0000 8 . 4839 -3 . 7506
4 22 . 6800 - 1 . 6055 3 . 6302 0 . 0000 - 4 . 2219 -1 . 8687
-22 . 6800 1 . 6055 -3 . 6 3 02 0 . 0000 -8. 4839 -3 . 7506
5 3 . 63 02 0 . 0000 1 3 . 9050 0 . 0000 -8. 4839 0 . 0000
-3 . 6 3 02 0 . 0000 - 9 . 5250 0 . 0000 -3 . 7211 0 . 0000
6 3 . 6302 0 . 0000 9 . 52 5 0 0 . 0000 3 . 7211 0 . 0000
- 3 . 6 3 02 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 -8. 6371 0 . 0000
7 3 . 6302 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 8 . 6371 0 . 0000
- 3 . 6 3 02 0 . 0000 9 . 52 50 0 . 0000 -3 . 72 1 1 0 . 0000
8 3 . 63 02 0 . 0000 -9 . 5250 0 . 0000 3. 7211 0 . 0000
-3 . 6 3 02 0 . 0000 1 3 . 9 050 0 . 0000 8 . 4839 0 . 0000
9 1 . 6055 0 . 0000 8 . 7750 0 . 0000 -3 . 7506 0 . 0000
-1 . 6055 0 . 0000 -4 . 3950 0 . 0000 -3 . 3244 0 . 0000
10 1 . 6055 0 . 0000 8 . 7"/ S O 0 . 0000 -3 . 7506 0 . 0000
-1 . 6055 0 . 0000 -4 . 3950 0 . 0000 -3 . 3244 0 . 0000
11 1 . 6055 0 . 0000 4 . 3 950 0 . 0000 3 . 3244 0 . 0000
-1 . 6055 0 . 0000 4 . 3 950 0 . 0000 -3 . 3244 0 . 0000
12 1 . 6055 0 . 0000 4 . 3950 0 . 0000 3 . 3244 0 . 0000
-1 . 6055 0 . 0000 4 . 3 950 0 . 0000 -3 . 3244 0 . 0000
13 1 . 6055 0 . 0000 - 4 . 3 9 50 0 . 0000 3 . 3244 0 . 0000
-1 . 6055 0 . 0000 8 . 7750 0 . 0000 3 . 7506 0 . 0000
14 1 . 6055 0 . 0000 - 4 . 3 950 0 . 0000 3 . 3244 0 . 0000
-1 . 6055 0 . 0000 8 . 7750 0 . 0000 3 . 7506 0 . 0000
15 3 . 6 3 02 0 . 0000 l3 . 9050 0 . 0000 -8. 4839 0 . 0000
- 3 . 6 3 02 0 . 0000 - 9 . 5250 0 . 0000 -3 . 72 1 1 0 . 0000
16 3 . 6302 0 . 0000 9 . 52 5 0 0 . 0000 3 . 72 1 1 0 . 0000
o . o ci o o
-3 . 6 3 02 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 -8. 6371 0 . 0000
17 3 . 6 3 02 0 . 0000 0 . 0000 8 . 6371 0 . 0000
- 3 . 6 3 02 0 . 0000 9 . 52 5 0 0 . 0000 -3 . 7211 0 . 0000
18 3 . 6 3 02 0 . 0000 - 9 . 5250 0 . 0000 3 . 7211 0 . 0000
-3 . 6302 0 . 0000 13 . 9050 0 . 0000 8 . 4839 0 . 0000
R e a k s i Tumpuan :
Titik A R1 AR2 AR3 AR4 AR5 AR6
1 3 . 6302 1 . 6055 22 . 6800 - 1 . 8 6 8 "1 4 . 2219 0 . 0000
2 -3 . 6 3 02 1 . 6055 22 . 6800 -1 . 8687 -4 . 2219 0 . 0000
3 3 . 6 3 02 -1 . 6055 22 . 6800 1 . 8687 4 . 2219 0 . 0000
4 - 3 . 63 02 -1 . 6055 22 . 6 800 1 . 8687 -4 . 2219 0 . 0000
Portal Ruang 345

z
y
�
i �
3.9050 kN
3.6302 kN
� �-84839 kNm
5
r�
-9.5250 kN
721 1 kNm
6�
�
-3.6302 k
Gamba r 6.5.6 Gaya dalam ujung batang pada elemen/batang 5
kN kN
[
3.6302 1 3 .9050
(-)
(a) Gaya normal terhapa sumbu x (b) Ga y a lintang terhadap sumbu z
8.4839 kN-m
� c:::::::z;jj 3 . 72 1 1 kN-m
(c) Momen terhadap sumbu y
Gambar 6 . 5 . 7 Diagram gaya dalam pada elemen/batang 5

Perpindahan titik kumpul dan reaksi tumpuan yang d i hasil kan adalah besaran terhadap sumbu
struktur (global), sedangkan gaya dalam uj ung-ujung batang merupakan besaran yang
d i h itung terhadap sumbu batang ( lokal). Seperti pada Gambar 6.5 .6, besaran yang tertera
adalah gaya dalam pada uj ung batang 5. Sedangkan untuk balok Bl yang terd iri dari 4
e lemen ( elcmen 5 sampai elemen 6), j uga dapat d iGambarkan d i agram gaya da lam utamanya,
yaitu gaya normal pada arah sumbu x, gaya l intang pada arah sumbu z, dan momen terhadap
sumbu y.
3.6302
8.6371
Gambar 6.5.8 Diagram ga y a dalam pada balok B 1
G a m ba r 6.5.9 D iagram momen struktur portal ruang
Portal Ruang 347

Kaj ian portal ruang akibat beban lateral scperti pada Gambar 6.5 . 1 0, d ipilih beban lateral
arah sumbu dan bekerja pada titik kumpul pada uj ung-uj ung kolom . Ditetapkan besarnya
x
masing-masing gaya 2. 1 2 4 kN, 1 0% dari berat total struktur pada lantai yang ditinjau.
Beban ini dibagi kc 4 titik kumpul,seh ingga tiap titik rnengalami gaya F, sebesar 0.86 4 kN .
z
Fx = 2. 124 kN
/ ----- �
G a m bar 6 . 5. 1 0 Pembebanan lateral pada struktur
Perp i ndahan T i t i k Kumpul

Titik DJ1 DJ2 DJ3 DJ4 DJ5 DJ6
1 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000
2 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000
3 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000
4 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000
5 0 . 00094 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00022 0 . 00000
6 0 . 00094 0 . 00000 - 0 . 00008 0 . 00000 - 0 . 00003 0 . 00000
7 0 . 00094 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 -0 . 00011 0 . 00000
8 0 . 00094 0 . 00000 0 . 00008 0 . 00000 - 0 . 00003 0 . 00000
9 0 . 00094 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00022 0 . 00000
10 0 . 00094 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00022 0 . 00000
11 0 . 00094 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00022 0 . 00000
12 0 . 00094 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00022 0 . 00000
13 0 . 00094 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00022 0 . 00000
14 0 . 00094 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00022 0 . 00000
15 0 . 00094 0 . 00000 - 0 . 00008 0 . 00000 -0 . 00003 0 . 00000
16 0 . 00094 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 - 0 . 00011 0 . 00000
17 0 . 00094 0 . 00000 0 . 00008 0 . 00000 - 0 . 00003 0 . 00000
18 0 . 00094 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00000 0 . 00022 0 . 00000
Gay a U j ung B a t ang

E l emen AML 1 AML2 AML3 AML4 AML5 AML6
1
AML7 AML8 AM L 9 AML 1 0 AM L 1 1 AML 1 2
-1 . 4434 0 . 0000 2 . 1240 0 . 0000 -4 . 5472 0 . 0000
1 . 4434 0 . 0000 -2 . 1240 0 . 0000 -2 . 8868 0 . 0000
2 1 . 4434 0 . 0000 2 . 1240 0 . 0000 -4 . 5472 0 . 0000
-1 . 4434 0 . 0000 -2 . 1240 0 . 0000 -2 . 8868 0 . 0000

3 -1 . 4434 0 . 0000 2 . 1240 0 . 0000 -4 . 5472 0 . 0000
1 . 4434 0 . 0000 -2 . 1 2 4 0 0 . 0000 -2 . 8 8 6 8 0 . 0000
4 1 . 4434 0 . 0000 2 . 1240 0 . 0000 -4 . 5472 0 . 0000
-1 . 4434 0 . 0000 - 2 . U40 0 . 0000 -2 . 8868 0 . 0000
5 0 . 0000 0 . 0000 -1 . 4434 0 . 0000 2 . 8868 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 1 . 4434 0 . 0000 -1 . 4434 0 . 0000
6 0 . 0000 0 . 0000 - 1 . 4434 0 . 0000 1 . 4434 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 1 . 4434 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
7 0 . 0000 0 . 0000 -1 . 4434 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 1 . 4434 0 . 0000 1 . 4434 0 . 0000
8 0 . 0000 0 . 0000 -1 . 4434 0 . 0000 - 1 . 44 3 4 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 1 . 4434 0 . 0000 2 . 8868 0 . 0000
9 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
10 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
11 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
12 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
13 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
14 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
15 0 . 0000 0 . 0000 -1 . 4434 0 . 0000 2 . 8868 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 1 . 4434 0 . 0000 -1 . 4434 0 . 0000
16 0 . 0000 0 . 0000 - 1 . 4434 0 . 0000 1 . 4434 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 1 . 4434 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
17 0 . 0000 0 . 0000 -1 . 4434 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 1 . 4434 0 . 0000 1 . 4434 0 . 0000
18 0 . 0000 0 . 0000 -1 . 4434 0 . 0000 - 1 . 4434 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 1 . 4434 0 . 0000 2 . 8868 0 . 0000
?.eak s i Turnpuan :
7itik AR1 AR2 AR3 AR4 AR5 AR6
1 -2 . 1240 0 . 0000 -1 . 44 3 4 0 . 0000 -4 . 5472 0 . 0000
2 -2 . 1240 0 . 0000 1 . 4434 0 . 0000 -4 . 54 7 2 0 . 0000
3 - 2 . 12 4 0 0 . 0000 - 1 . 4434 0 . 0000 -4 . 5472 0 . 0000
4 -2 . 1240 0 . 0000 1 . 4434 0 . 0000 -4 . 5472 0 . 0000
Perpindahan maksimum akibat beban lateraL gaya geser serta momen yang d ipikul oleh
kolom merupakan besaran untuk memeriksa kekakuan dan kekuatan struktur. Untuk kolom 1,
gaya-gaya dalam uj ung yang dipero leh adalahseperti Gambar 6.5 . 1 1 .
Mengkaj i satu bidang portal b idang y = 0, dapat d iGambarkan diagram gaya dalam dari portal
bidang tersebut Gambar 6 . 5 . 1 2 .
Portal Ruang 349

0.00
k -13.0929
2 2334 �
� 7389
m
Y , Y
�
1 1 127 � �9560
- 1 .2384
Z � � 13 0929tj
m
� 5953
� o oof
G a m ba r 6 . 5. 1 1 Gaya dalam ujung pada kolom 1
(-)
8 8671
2 9664 (+)
(a) diagram momen (b) d1agram l1ntang
+
1UL4
(+ ) j 4 2671
13 0929 (+ )
---, ..
(c) d1agram normal
... ..
Gamba r 6 . 5 . 1 2 Diagram gaya dalam portal bidang y = 0

6.6 Program Kom puter Stru ktu r Portal Ruang
Program komputer sistem stru ktur Portal Ruang dirancang berdasarkan bagan alir yang di kembangkan
olch William Weaver, Jr. dan .l ames M . G ere, pcngarang Matrix Analysis u(Framed Structure (Second
Edit ion. D. Van Nos/rand, I 980). program d ikembangkab oleh mahasiswa S kelas
Rancangan 1
Anal isa Struktur IV, dan mahasisv>a S2 kclas Metoda Elemen H ingga, Program Studi Tekn ik
Sipii iTB.
Baga n Alir :
G a m ba r 6 . 5 . 1 . Bagan alir proses analisis struktur portal ruang
Portal Ruang 351

Kode prog ra m a n a l i s a strukt u r portal ruang.
Program yang digunakan adalah Turbo Pascal for Windows v 1 . 5

Dalam program ini d ibuat fi/e�ji/e pcmbantu ( * .inc) yang dipangg i l dengan procedure pacla
program utama. Adapun jile:file yang diperlukan d i clalam program ini adalah:
I . main_JJro.pas merupakan baclan program utama
2. sdatapr. inc berisi prosedur input data
3 . ldatapr. inc berisi input data dan pengkombinasian beban
4. stiffjJr. inc berisi pcrakitan matrik kekakuan
6 . han(ac. inc : berisi proscclur faktorisasi matri k
7. hansol. inc : berisi penyelesaian vektor
8 . resulpr. inc : berisi penulisan hasil perhitungan
Sedangkan untuk input clan outputnya diletakkan pada fi le text ( * .txt). yaitu:
1 . datapr. txt berisi input data struktur dan pembebanan
2. report. lxf : berisi laporan input bcserta hasil pcrhitungan.
Bcrclasarkan bagan alir yang telah diberikan, maka kodc program sccar·a keselmuhan clapat
d isusun. Kode program lengkap dapat d i l i hat pacla halaman bcrikut.
So urce code dari program utama, d isimpa n pada file main_pro.pas
p t o g l um AN/\ ! , J S l S_.f'OR'l'i\L_kUr\W� ;
uses ..._.., 1 ne r l ;
consl
' S e> n Ln '

dcJ.'/� [ Cl .61 of s L 1 J ng [ 9 1 =
( ' H i ng g u · ' S 0 l a sa ' ' P ctbu ' l<an� l s '
Jumut · ' S cJb l u ' ) ;
lJ'PC
m<J l r i k . r e u L l a r r d'/ [ l . SO] of r eu l ;
mu l n k _ r eu l L =- u n uy [ l . . W, 1 . . 30j of rea l ;
mu t r i k inLI c.U_Tcty [ l . . SOj of i n L C Q C' r ;
VAR
t1, N , NJ , �JR NRJ , lJLJ NLH .:-o h o r t i n t ;
NDJ , ND, HD, I , LN sho r L i n t ;
tJB l ' NH, Nl I .JH ' JC shocL i n t ;
J 1 , J � . J 3 , J 4 , J S , J 6 , K l , K� K� :-.h o r t i n t ;
SCMll\, Sf'H ] H , SCI-12 \ , SC'H W SCH1 Y , S t-_'ML/. SCMJ Z , SC'M 4 t: rea l ;
F-: , XC ! , , L C l , , SlfH , T ' E H P , SCH , (;, CX:�
YCL , rcu J ;
X P S , Y P S , Z PS , COSJ,, S l NA , S (J , l ['( ; , YPC; , X F- , Y P , Z l� rea l ;
d t , ld , o u l text ;
h u. s i l L C' x l ;
K , J , I I-< , IC , J l , i / , Ll , I l crn , U\ t n l e g c r· ;
Y,Z m u l r lk_r euJ l ;
J J , J K , JI<L, J M , J J) m u t r i k_ J n l l ;
,"'J< , E L , 'I l , C Y , e x , c z ma l r i k_ r e u 1 l ;
S FF , SMS , S M , SMR'l mo l r i k_ r ed l ) ;
AC , Jl.J , 1\E , LJJ Dl" , X L , £I mu t r i_ k_rcu l 1 ;
i k_r c a
LML mo l r l k_ i n l l ;
l\l1L mo t r 1 /. ;
i'-.l'1D , /\M , hP m ct t r i k_t eu l l ;
1-< P. , R l -� , R l l R 2 l , P 2 2 , k :2 3 , R 3 l , Id 2 , I-< 3 _� ma l t t k_1 cu l l ;
i npu t_d a l a , u l phu : e h a. r ;
u r s j p_d d l d , u r s i p_hus .:i l : s l r i ng ;
t hn , b l n , L g l , dow : wo r d ;
I SI s d u L cJ p c . i n c }
( �' I s l i f r p j . i nc )
( SI bun f u c . i nc }
ISI lddtupr . i ne J
{SI bun _c.., o l l l1 C )
I $T rcsu l pr . .:i nc }
352 Amrinsyah Nasutio n , Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

f�f< l; l N
(_;c t D a l c ( t h n , b l n , t g l , d o·.v ) ;
c l r set ;
1 Lc l n ( + + + + + + + ++ + + + + + � + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + - + + + + + + + + + + + + + + ++ + + + '
TU l\ I
1 Le l n ( · . ) ;
1 teln ( · I-'RUG klJ1 KuHFUTl�P UN POT.;L RUP..W; · J ;
IA't i teln ( ' ' l ;
i tc 1 n ( ' + + + + + + + + + ++ + + + + + + t-+ -+ + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + · ) ;
'NL i t_ e l n ( ' · ) ;
tc l n ! d <r,' s [ d ow ] , · , LgJ : 0 , ' · , b ln : O , , Lhn : 0 ) ;
Wl l t C l n ;
{ t'1eml l t h l n pu L llala l
�r i tcl n ( ' [' I l i h � n M a s u � a n da tu : HunuuJ ( S � L U pc:r Sclt U l . } ;
y.,·t- 1 L e l n ( · ) flu c i .\1 ." l p f 1 l (' · I ,
i lrln (
i lc l n ;
:1h 1 l e n o l ( ( J n p u l _ d a t u = ' l ' ) o r ( i n p u l _d u l o = ' ) } J do
Beg i n
•
...T i t e l n ( ' P J l J h o n a n d a s a l uh ' l ;
'" t- i tc l n ( ' S i l u h k a n m o s u k a n p l l i h :-on '/s:-19 bcno c :
cea d l n ( l n p u t _d<J tu ) ;
y.,· 1 i t c l n ;
f<.nd ;
1 f L n p u L_d � L o = l then
HC'Q l rl
·:n l L e l n ( ' i\ndu rncm 1 l t h mu:-. u k ku n d o l,l c-, e c u r munuul ' ) ;
if i n p u t_du L a = ' ) then

Keg 1 n
l l c ; n ( ' N UJnd cHsip tempul d a L u ri l � i mp a n ( l e n g k u p dcng a n ckslensi d u t : t xl ) : ' ) ;
n�adln ( c n � i p_d � t a ) ;
a s s i g n ( d t , a n- l p_d a l a ) ;
rese t ! d t ) ;
·
...T i t e l n ;
1tc ( ' NcJ Jna Ars i p tcmpc1t hu:-, i l d i .s i mp a n ' J ;
r c ad l n ( a r s i p_ h a s i l ) ;
wr i t c l n ;
( o u l , a n. ; i p_ha s l l ) ;
re•:n te ( o u l ) ;
I
wr i tc 1 n ( o u t , ' + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + +-+ + + + + + + + + + + + + + + + + '
' I 1'1;
Nn Le l n ( oul ,
I
i Le l n (ouL, 1!.\S l L ,0J1\L I S T S STRUl\TUF 1-'(J'l'/-...! , klllJ-JG
1 Leln lout, ' ' ) ;

'dl i tc l n ( O <J t , + + + + + + + + + + + + + + � + + - + + -+ � + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + + ' ) ;
Le l n ( ou t , · ) ;
w r i tc l n ( o u L , d u y � [ do w ] , · , t g l : (J , ' , bl n : () , , L h n : (J ) ;
{ P ro�cdur i nL 1 l� rog r c:un )

i tcl n;
s d u t u '> ;
st i rr s ;
f o K t o r J sa s i mu t r i k ·
l d cJ t � 'l ;
s o l u : -. j _veK t o t _x ;
r·c·.c.,u l l 'J ;
{ S c l cs u i }
1 f 1 n p u l_dat.u-= ' 2 · t he n c l o s e ( d ': ) ;
c l o::-:.e ( o u t ) ;
wr i t e l n ( ' Loloh s c l e � ct i d i c k s c k u ::--:. 1 ' ) ;
w r i Lc l n ( ' duput d i l i hu t p u d ct f t lc I p_h0.S i 1 ) ;
1:/ L J t e ( ' TL P H1A !H' ) ; r c u d K e _,: ;
ENU .
Source code dari file sdatapr.inc

Pr ocedu t e s d u t o 'J ;
Heg i n
( [ ' u l cJrnctC't :� L n1 k l u c )
Le I n ( oul , ' l ' t\PlJ·1E'l'[::F STPUK'J'Ui-i ) ;
J te 1 n ! oul , . 11 N NJ NF NFU I; c· l ;
i f i n p u t_du L u = ' l ' then
Portal Ruang 353

Beg i n
writeln Parameter S t r u k t u r ' ) ;

wr i te I ' Jumlah Elemen (M) ' ) ; rectdl n ( M ) ;
write ( ' Jumlah T i t i k I<:umpul ( NJ ) ' ) ; r e ad 1 n ( NJ ) ;
write ( ' Jumlah Tumpuo.n / Pe 1 e l a k a n ( NRJ ) ' ) ; rcad l n ( NRJ ) ;
write ( ' Jumluh Reaks i Pelatctkcin ( NR ) ' ) ; readln ( N R ) ;
write ( ' Modu l u s E l a.s t i s i tas (E) ' ) ; r ect d l n ( E ) ;
write ( ' Modu l u s Geser (G) ' ) ; read l n ( G J ;
End ;
if input_data= · 2 ' then
Beg i n
read l n ( d t ) ; rc a d l n ( d t ) ; read l n ( d t l ; r ead l n ( d t ) ; r ead l n ( d t ) ; reud l n ( d t ) ;
readln (dl, M , NJ , NR , N RJ , f , G ) ;
End ;
NDJ : :::: 6; NO : = NDJ * NJ; N : = NO - NR ;

wri t e l n ( ou t , M:2, N : "J , NJ : 6 , NR : 6 , N RJ : 7 , E : l7 : 2 , G:lS:/) ;
{ Koord i n a t T i l 1. k Kumpu l }
writcln (out , ' !<:OOR D I NAT T I T I K KUMPUL ' ) ;
wri teln ( ou t , ' 'I' i t i k X y z' I ;
if input_duta= ' l ' then
Beg 1 n
wr i t c l n ;
writeln ( ' Koord i na t T i t 1 k Kumpul ' ) ;
End ;
if i nput_dcttct= ' 2 ' then
Beg i n
r ect d l n ( dt ) ; read l n ( dl ) ; rea d l n (dt) ;
End ;
for J : = l t o NJ do
Beg i n
input_data o f
'1 · Bcg 1 n
w r i te ' Koord i na t t i t i k ' , J , ' be r t u r u t - tu r u t X ' , J , ' , y· ,J, 1 ,
dan Z ' , J , ' ' l ;

readln ( X [ J ] . Y [J ] . Z [J ] ) ;
End ;
' 2 ' readln (dl, J, XIJI , Y [J ] , Z [J J I ;
End ;
writeln (out, J ; '/ , X [ J ] ; LL 2 , Y[J] ; l L 2, Z [J] ; l L 2 ) ;
End ;
( I n f ormasl Elemen}
wr i t e l n ( ou l ) ;
wr i te l n ( ou t , ' IN FORMAS I f<LEMEN ( X l = I<: o n s t a. n t a Tors i , J) ' l ;
wr i t e l n (out , ' J::lemen JJ JK AX. XI YI ZI IA' I ;
if i n p u t_dcilU= ' l ' then
Beg i n
w r i te l n ;
writeln ( ' I n f ormusi E l eme n ' ) ;
End ;
if input_dala= ' 2 ' then
Beg i n
r ea d l n (dt) ; rcadln (dl) ; read l n (dl) ;
End ;
MD 2 * NDJ ; NB : = 0;
for 1 : = 1 t o M do
Beg i n
case i nput_data o f
' l ' Beg i n
writeln ( ' E l emen ' , I, ' ' ) ;
write ( ' U j u n g - u j ung i dan j · ) ;
reudln ( JJ [ I ] , JK [ I ] ) ;
write ( ' Luas Pena.mpung ' ) ;
readln ( AX. [ I ] ) ;
write ( 1 I n e r .s i a tors i J , Momen Iners i a ly, dan I:c: ' ) ;
read l n lXI l i I , Y I [ I ] , Z I [ T ] 1 ;
write ( ' Apakah a d a r o t a s i pada sumbu u t ama
penampa n g ? ( y / n ) · ) ;
rectdln ( a lphct ) ;
c a s e u l pha o f
'y' 'Y' lA; =1 ;
' n' , 'N' Il\ : = 0 ;
else
beg i n
writeln ( ' !'i l i ha n ' 1 n d a s J l a h ! ' ) ;
writeln ( ' S i lahkan � l angl ' ) ;
rcad l n ;
hult (1 1 ;
end ;
End ;
En d ;
354 Amrinsyah Nasution, Metode Matni( Kekakuan Ana/isis Struktur

' 2' reudln (dt, I, JJ [ I [ , JK[IJ , AX [ I I , Xl[IJ , YI [ I ] , ZI[IJ , IA) ;
End ;
NBI NlJJ' ( ABS ( JK [ l ] - JJ [ I J ) + l ) ;
i f N B l > N B then NH : � N B I ;
XCL X [ JK [ I I ] X [ JJ [ I J I ;
YC!, Y [ JK [ I ] ] - Y [ JJ [ I J ] ;
ZCL Z I JK I I I I - Z I J J I I I I ;
EL [ I ] s q r t ( XC T, * XCL + Y C L * Y C L + ZCL * ZCL ) ;
ex 1 I 1 XCL/EL 1 I J ;
CY [ I ! YC L / E L [ ! I ;
CZ [ l [ ZCL / cL [ l l ;
CXZ S!JR'I' ( CX [ I [ ' CX [ l ] + CZ [ I [ ' CZ [ l ] ) ;
j f ( I A< > O ) Then

Beg i n
case inpu t_data o f
' 1 ' IJeg i n
write ( · Masukkan k o o r d j nat titik p ' ) ;
rcad l n {XP, YP, ZP) ;
End ;
' 2 '
reud l n (dt, I , XP , Y P , Z P ) ;
End ;
XPS X P - X [ JJ [ I ] ) ;
Y PS Y P- Y [ J J [ I ) ) ;
ZPS Z P - Z [ JJ [ I ) ) ;
End ;
i f CXZ <0 001 then

Beg j n
R l 2 [ I ) ; =CY [ I ) ; Rn [ I ) ; = - C Y [ I ) ; R33 [ I ) ; = 1 . 0 ; R l l [ I ) ; =0 . 0 ;
Rl3 [ I ) ; =0 . 0 ; RL2 [ I ) ; =0 . 0 ; R2 3 [ I ) ; = 0 . 0 ; R3 l [ I ) ; =0 . 0 ; R32 [ I ) ; =0 . 0 ;
i f ( I A< > O ) then
Beg i n
SQ : � SQRT ( X P S * X P S + Z PS * Z PS ) ; COSA: ::: - X P S *CY [ I j / S Q ;
S I NA : = Z P S / S Q ;
R 2 l [ I ) ; = - CY [ l ) ' C O S J\ ; R 2 3 [ I ) ; = S I NA ; R 3 l [ I ) ; =CY [ I ] ' S I NA ;
R 3 3 I I I ; =COSA;
End ;
End
e l se
Beg i n
R l l [ l ) ; =C X [ I I ; R l 2 [ I ) ; = CY [ l ] ; R l 3 [ I ) ; =CZ [ l ] ;
R 2 l 1 I 1 , =CX 1 r 1 •cv 1 I 1 ; cx z ; en 1 1 1 , = cxz ;
R2.3 [ J ] ; = - CY [ I I ' CZ [ l ] / C X Z ; R 3 l [ I ] ; = -C Z [ I ) / C X Z ; R32 [ I ) ; =0 . 0 ;
R 3 3 [ I ] ; =CX [ l ) / C X Z ;
if ( T A< > O ) then
Beg i n
YPG : = R 2 1 [ I ] * X PS + R 2 2 [ l ] * Y PS + R23 [ 1 ] *ZPS;
ZPG := R 3 l [ I ] * X PS + R J 2 [ I ] * Y PS + R33 [ I ] *ZPS;
SQ := s q r t ( Y PG * Y P G + Z PG * Z PG ) ;
COSA : = Y PG , SQ ; S I NA : = Z P G / S Q ;
H2 1 [ I ] ( - CX [ I ] * CY [ I ] *COSA CZ [ I ] * S I NA ) / CX Z ;
R22 I [ I cxz ·COSA;
R23 [ I ) ( -CY [ I ) 'C Z [ l ) 'COSA + CX [ I ) • S I NA ) / C X Z ;
R3l [ I ) ( CX [ l ) ' CY [ I ) ' S INA CZ [ I ) 'COSA ) / C X Z ;
R32 [ I ] -CXZ * S I NA ;
R33 [ I ] ( CY [ I ] * CZ [ I ] * S lNA + CX [ l ] * C O S A ) / C X Z ;
End ;
End ;
End ;
{ Kekangan T l t i k Kumpu l }
writeln (out) ;
writeln ( ou t , ' KEKANGAN T I T I K KUMPUL ' ) ;
writeln ( ou t , ' TITIK JRl JR2 JR) JR4 JRS JR6 ' I ;
if input_data= ' l ' then
Beg i n
wr i t c l n ;
writeln ( ' Kekangan T i t i k Kumpul ' ) ;
End;
if i n pu t_ddtcl= ' 2 ' then
Deg j n
read l n ( dt ) ; read 1 n (dt) ; recld l n ( d t ) ;
End ;
for I : =l t o NU do
J RL [ I ) ;= 0;
for 1 : = 1 t o NRJ do
Beg i n
case input_dala o f
'1' Beg i n
w r i te ( ' No . 'I' i t i k Kumpul ' ) ; readln ( K ) ;
wr i te ( ' l<ekangan Trans l a s i Mah Sumbu X , Y, dan Z ' ) ;
Portal Ruang 355

rcctd l n ( JRL [ 6 k K - S ] , J R I , [ 6 k J<: - 4 ] , JH L [ 6 � 1< - J ] ) ;
·t� r i t e ( ' Kekangan Rotusi Lhd Sumbu X , Y, dc1n Z · ) ;
reud l n ( J RL [ 6 * 1\ - /. ] , J P Ld 6 * K - l ] , ,J R L [ 6 � 1< ] ) ;
End ;
' ) ' reu d l n {dt, K , J R L [ 6 "' K - ':l ] , JR L [ fl * K - 4 ] , J RL [ 6 ' K - � ] , JR L [ 6 * K < I ] ,
J R L [ o ' K - 1 [ , JR L [ o ' K j I ;
Fnd ;
wr i te { o u l , l\ : 4 , JR L [ h '" K - 5 ] : 9 , J RL [ 6 * K - ·1 J : h , J R J , [ 6 * 1\ - 3 ] : 6 ) ;
·.-..r l t e l n { o u t , J R 1 . [ 6 "' 1< - 2 ] : 6 , J RL [ 6 * 1\ 1 ] : 6 , J H L [ il * K j : h ) ;
End ;
{ Indeks Per· p i nduhc1n T i t l k Kumpu \ }
N ! : =0;
for J : = l L O NO d o
Beg i n
N l : = N l + ,J R J . [ ,J ] ;
1 f JRL [ J j > O then l D [ J ] : =N+Nl
e l se I D [ J I : =J - Nl ;
End ;
End ;
Source code dari file loadpr.inc
Beg i n
{ P u r umeter Bebu n l
w r· i t e l n ( ou t ) ;
:.rr t Le 1 n ( O IJ t , ' Pl\Rlll>1t:'r F R HI-'HAN '
•,.,rr i t e l n ( O '.Jl , ' NLJ NLH ' ) ;
if i nput_datu = ' l ' then
Beg1 n
i Lel n ;
writeln P u r u me t e r Beban ' ) ;
wr i te ( ' Jumlah 'l'l t i k Yung Dibebani ) ; 1 e c1 d l n ( NLJ ) ;
wr i te ( · J u m l ah Bcnt c..�ng Yung U J bc b a n i ' ) ; read l n ( NI ,M ) ;
r:nd ;
i[ i n p u t_du l u = ' 2 ' then
Beg i n
rcudln ( dt ) ; ccad 1 n ( d t ) ; r eudln ( d l ) ;
r c ad l n (dt, HI,J , NLH ) ;
Cnd ;
w r- l t C l n ( ou t , NLJ : 3 , N LM : l 0 ) ;
if NLJ<>O then
Dcg i n
! Rebctn T i t i k Kumpu l }
wr i t c l n ( ou t ) ;
wr i lcln ( ou t , ' m-:1-t"'-.N ' I ' I T I K J{li}1 PUL ' ) ;
wr i l e l n (ou t , ' Titik AJ 1 AJ2 AJ3 AJ4 1\J'� AJ 6 ' I ;
if i nput_dut c..� = ' l ' then
Beg i n
'"'! i te l n ;
',vr· i t e 1 n Bcban '!' 1 L i k Kumpu l ' ) ;
if i n p u t _ d a t c..� = ' 2 ' then

Beg i n
r eud ln ( d L ) ; r cud 1 n ( d t ) ; r·eadl n ( d t ) ;
End ;
for J : -::: J Lo NLJ do
Beg 1 n
cuse i n put_dutu o f
' l' Hcg i n
w r i te ( · T i t i k Kumpul · ) ; re<1d i n ( K ) ;
write ( ' I3ebun Te r pu s ct t ll.rah X , Y, dctn Z ' ) ; reud l n ( AJ [ 6 * K - � ] , AJ [ 6 * K - 4 ] , AJ [ 6 * K - J J ) ;
write ( ' Hebun Momcn thd �b X, Y, dan z ' ) ; r c d d l n ( AJ [ 6 " K - 7 ] , i\J [ 6 * K - 1 J , AJ [ 6 " K ] ) ;
End ;
' � ' read l n { d t , K , AJ [ 6 ' K - " i , AJ [ o ' K - 4 ] , AJ [ 6 ' K - l ] , AJ [ 6 ' K- 2 ] , AJ [ 6 • K - l ] , AJ [ 6 ' K ] I ;
End ;
i lc ( o u t , K : 4 , AJ [ 6 * K - ':J ] : l (J : ) , AJ [ 6 "" K - ,1 ] : 1 0 : / , AJ [ fi * K - j ] : l 0 : 2 ) ;
wr i l c l n { ou t , AJ [ 6 ' K - 2 1 ' 1 0 ' 2 , AJ 1 6 ' 1< - 1 1 ' 1 0 ' J , AJ [ 6 ' K ] ' l O o 7 ) ;
J-. nd ;
{ Gebun He n t u n g }
if NLH < > () then
Rcg i n
{ I nisj ul isal LtJIL dcln 1\ML }
for I:=l to N do
for J : =l to 1 7 do
i>Jv!L [ J , I ] : = 0 . 0 ;
LML [ I ] o = O ;
V.T l t C ] tl ( o ut ) ;
V.'r i tcl n ( ou t , · GAY1\ UJUNG J--., 1 , Ft-J:EN 'Tl<RKf:J<.ANC PENUl--1 J\K I HAT B EB7'.N HHJTANC ; ' ) ;
wr i te l n ( ou t , E l cmen AMLl AJvtL2 AMLJ At1L 4 AML':J AML 6 ' ) ;
wri t e l n ( OU l , AML7 AMl.8 AML9 AML l O AML l l AML 1 2 ' I ;

i f i nput_dcttct= ' l ' then
Regi n
wr 1 L c l n ;
wr i te l n Guyu UJung f<.l crnon 'l'crkckang P e n u h Ak i bu t Hcban Bcntung ' ) ;
End ;
i f t n pul_dat a = ' 2 ' then
Beg i n
r c d d l n ( d l ) ; r c ad l n ( d l ) ; reud l n ( d t ) ; r c <J d l n ( d l ) ;
1-:nd ;
for J : ::: l to NLH do
Flcg l n
C d ::;C i n p u l _d a t a o f
' 1 ' Beg 1 n
\.'.'l I ' 1-:l cmcn no
l tC ' I ; r e> a d l n ( l ) ;
r e a d 1 n ( I".J.1T' I 1 ' T I ' AH L [ 7 ' 1 1 ) i

wr 1 L c I ' C uya ct k ,'-, l c.l. l pad a ma s i n g - m u :-.. i ng U ] U ll g \ dan j
wr i te I ' (;ay a l l n t a n g u r u h sL.mbu /. pad a uj ung i don J

rc a d l n I ,\ML 1 2 , I I , A11l. I 8 , T I I ;
I]
wt -i te I ' c;aya l i n t ung c1ruh sumbu pad a U J Ung i dan j ' ) ;
r eudJ n ( A.H\ , [ 3 , , r\J1L [ 9 , 1 ] ) ;
wr i le I ' Momen tors1 pad a mas i ng -m u s l n g uj ung i dan j ' I ;
reddl n I AML I 4 , I ] , AJ.1L [ 1 1J , I ] I ;
I .'\ML I s ' 1 I ' ;\ML I 1 1 ' I I I ;

wr i t e I ' H ome n Lcrhadap s umbu pad a u ] ung i dan J ' I ;
rcctdl n
w r i lc , . Homen t e r hudup s u mbu /. pdd d u j ung i dan J ' I ;
read l n I ;\ML [ 6 ' I I ' AML I L' ' I I I ;
End ;
' 2 ' Beg i n
reud] n ( d t , I , AMI , [ l , I ] , i\ML [ 2 , I ] , i\Ml, [ 3 , l ] , Al1L [ 1 , I ] , AML [ 5 , I ] , AML [ 6 , I ] ) ;
read1n I d t , N1L I i , I I , AML 1 8 , l I , AML I 9 , I I , AML I 1 0 , I I , AML I 1 1 , I I , AML I 1 / , I I I ;
End ;
E nd ;
wr i te l n { ou t , I : S , AMl. [ l , I ] : 1 3 : 2 , AML [ 2 , I ] : 1 0 : 2 , AMJ , [ '3 , I ] : 1 0 : 2 , AML [ 4 , I ] : 1 0 : 2,
AMT, I '> , r I , 1 0 , 7 , AMl, [ h , I I , 1 0 , 2 I ;
wr i L c l n ( ou t , AHL [ "l , I ] : 1 8 : 2 , AML [ 8 , 1 ] : 1 0 : 2 , l\l1L [ 9 , 1 ] : 1 0 : 7 , AML [ l 0 , I ] : 1 0 : 2 ,
AML I 1 1 , I I , l 0 , 2 , AML 1 1 2 , I I ; 1 (] ; 2 I ;
End ;
end ;
{ Bebun El<: 1 va l e n T i t i k KumpuJ J
if NLM<>O Lhcn
Beg i n
for I:=l lo H do
Beg i n
i f L.HL [ 1 ] < > 0 t hen
Beg i n
L >l l l ] ; = 6 ' JJ I I ] - 'i ; I M [ L ] ; = I l1 1 1 1 + 1 ; 1 11 1 l l ; = I H I 1 ] + 2 ; Hl l 4 1 ; = I M i l ] + l ; IM I 'i ] ; = I M I 1 ] + 4 ;
l t1 1 6 1 ; = l H i l ] + 'i ;
IM [ '/ ] : = 6 * J K [ l ] - 5 ; J H [ rl ] : :::: 1 1•1 [ '1 ] + 1 ; I M [ 9 ] : = 1 1'1 [ 7 ] + /. ; I M [ 1 0 ] : = I M [ 'l j + ) ; I H [ l l ] : ::: J M [ 7 ] + 4 ;
l l-1 [ 1 ) ] : = I M [ 7 ] + 'l ;
for ,J : = 1 Lo 4 do
Beg i n
J1 : =3 � J - 2 ; J2 : = 3 * J - l ; J3 : = 3 * J ;
1 1 ; = JM I J l ] ; l 2 ; = 1H I J 2 ] ; L l ; = IM ] J3 1 ;
AE I I l l AC I I l l R l l I I ] 'AH! . I J 1 , I I R 2 1 I I I + N1L I J 2 ' [ I - F l l I 1 I ' AHL I J 1 ' I ] ;
AE I I 2 1 AE I U l R 1 7 I r l • rJ1L I J 1 , I ] R 2 2 I I I + AI1L I J / ' I I R 12 I I I ' .'V1L I J l ' I I ;
;\E I T 3 1 AF I Tl J R l l [ i i 'AHL I J 1 , I I R2 3 I T I + AML I J7 ' I I R 1 ] I I I ' lJ·JL I J l ' I I ;
End;
End ;
End;
Fnd ;
F.nd ;
{ Komb i na s i Beban ·r i t i k Kumpu l }
for J : = 1 to ND do
Beg i n
J R ; =ID I J ] ;
AC I J R I AJ I J ] + AE I J ] ;
End ;
End ; { Ko m b i n u s i Beban T i l ik Kumpul l
for J : ::: l lo NO do
Beg i n
JR ; = I D I J I ;
AC [ J R ] AJ [ J ] + AE [ J ] ;
End;
End ;
Source code dari file s tiffpr. inc

Procedure st i f f S ;
Beg i n
{ I n i s i u l i sus i }
for J : =l to N do
Beg i n
for K : =l t o NB do
SFl [ J , K ] := 0.0;
End ;
Portal Ruang 357

{ Kekakuan F:lemen}
for I : =l t o M do
Beg i n
SCM1l\ E ' AX I I I / EL l I I ; SCM ] B G ' X J I I I / EL I I I ;
SCM2Y 4 . 0 • E ' Y I I I I / EL I I I ; SCM3Y 1 . 5 • SCM2 Y I EL [ I I ;
SCM4 Y 0 ' SCM3 Y / EL I I I ; SCM2Z . 0 * F. * Z l [ I 1 / EL [ I 1 ;
SCM3Z . S • SCM2 Z / EL I I I ; SCM4Z . 0 'SCM3 Z / EL I I I ;
SM [ 1 1 1 ] SCMlA; SM I 1 , 7 I -SCMl A ;
SM I 2 , 2 1 SCM4 Z ; SM I 2 , 6 1 SCM3 Z ;
SM I 2 , 8 1 -SCM4 Z ; S M I 2 , 12 I ; o SCM3 Z ;
SM I 3 , 3 I SCM4 Y ; 5!1 I 3 , 5 I , o - SCM3 Y ;
SM I 3 , 9 I - SCM4 Y ; SM[ 3 I 1 1 1 : = - SCM3 y ;
SM [ 4 1 4 ] SC'M l B ; SM I 4 , 1 0 1 ;o - S CM l B ;
SMI 5 . 5 I SCM2 Y ; SM[ S, 9 1 : = SCM3 Y ;
SM I 5 , 1 1 I ; o SCM2 Y / 2 . 0 ; SM I 6 , 6 1 ; o SCM2 Z ;
S MI 6 , 8 I ;o -SCM3 Z ; SMI 6 , 12 I ;o SCM2Z / 2 . 0 ;
SM [ 7 , 7 ] : = SCMl A ; SM I 8 , 8 1 SCM4 Z ;
SM [ H I 1 2 1 : = -SCM3 Z ; SM I 9 , 9 1 SCM4 Y ;
SM[ 9 I 111 : = SCM3 y ; SM I 1 0 , 1 0 1 SCM l B ;
SMI 11 , 11 I ; = SCM2 Y ; SM I 1 2 , 1 2 I ;o SCH2 Z ;
for J : = l t o 1 1 do
Beg i n
for K : =J + l to 12 do
SM I K , J I ; o SM I J , K I ;
End ;
for K : = l to 4 do
Beg i n
K l ; o 3 ' K- 2 ; K2 ; o 3 ' K - l ; KJ ; o 3 ' K ;
for J : = l t o 1 2 do
Beg i n
SMRT [ J � K l ] SM [ J 1 Kl 1 * R l l [ I ] + SM [ J � K2 ] * R 2 l [ I ] + S M [ J , K3 ] * R 3 1 [ I ] ;
SMR"r i J , K 2 ] SM [ J 1 K l ] * R l 2 [ I ] + SM [ J 1 K2 j * R 2 L [ I ] + SM [ J � K3 ] * R 3 2 [ I ] ;
SMF"r i J , K 3 ] SM I J , K 1 1 ' R l 3 1 I I + SM I J , Kl i ' R 2 3 1 I I + SM I J , K3 1 ' R 3 3 1 J ] ;
End ;
End ;
for J : =l to 4 do
Begin
J1 : = 3 * J - 2 ; J 2 : =3*J- l ; J3 : = 3 * J ;
f o r K : =J l to 1 2 do
Beg i n
SMS [ J 1 , K l R 1 l [ I ] *SMR'r [ J l i K ] + R 2 l [ I ] * SMRT [ J 2 , K ] + R 3 1 [ I ] * SMRT [ J 3 � K J ;
SMS [ J 2 , 1<: ] R l 2 [ 1 ] * SMRT [ J l 1 K ] + R 2 2 [ I 1 * S MWr [ J 2 , K ] + R 3 2 [ I ] *SMRT [ J3 1 K ] ;
SMS [ J 3 , K ] R l J I I I ' SMR"r i J l , K I + R 2 3 [ J I ' SHR'l' [ J 2 , K I + R J J [ I I ' SMR"r [ J .l , K I ;
End ;
End ;
{ Ubah Ke Ma t r i k s Kekukuun T i t i k Kumpu l }
l l1 [ 1 1 ; o 6 ' JJ I I I - 5 ; IM [ 2 ] ; o 6 ' JJ [ I I - 4 ;
I M I 3 1 ; o 6 ' JJ [ I I - 3 ; I M I 4 1 ; o 6 ' JJ [ I I - 2 ;
I M I 5 1 ; o 6 ' JJ [ l l - l ; IM [ 6 1 ; o 6 ' JJ [ I I ;
l M I 7 1 ; o 6 ' JK I I ] - 5 ; IM I B I ; = 6 ' JK I I I - 4 ;
I M I 9 1 ; o 6 ' JK I I ] - J ; lM i l O I ; o 6 ' JK I I ] - 2 ;
IM I I l ] ; o 6 • JK I I I - 1 ; l M I 1 2 I ; = h ' JK I I ] ;
for J : = l l o MD do
Beg i n
l1 ;= IMIJ ] ;
if ( JR L [ I l ] < ::::: 0) then
Beg i n
for K : =J t o MD do
Beg i n
I2 ;= IMIKI ;
if ( cJ R. L [ l 2 ] <= 0) then
Beg i n
IR ; = ID [ Il ] ;
IC ;o I D I I2 ] ;
if ( IR>IC) then
Beg i n
I t em := IR;
IR IC;
IC I t em;
End ;
IC := IC - IR + 1;
S FF [ I R 1 I C 1 S F F [ I R ' IC l + SMS [ J I K 1 ;
End ;
End ;
End ;
End ;
End ;
End ;

pr ocedure fakto risasi�matrik;
Beg :in
if (SFF[l, 1]<=0.0) then
Regin
clrscr;
writcln (' · l;
writeln ( · Matrik kekakuan tidak positif definit1f! 'l;
rcadln;
ha1tlll;
end;
for J:=!. Lo N do
Begin
J1 ;= J-1;
J2 := J-NB+l;
if J2<1 then J2:=1;
if J1<>1 then
Begin
for I:=2 to Jl do
Degin
Il;=I-1;
if (Il>=J2l then
Begin
SUM:=SFF[I,J-I+l];
for K:=J2 to I1 do
SUM :=SUM-SFF[K, T-K+l] *SfF[K J-K+l] ;
SFF l I I J-I +1] :=SUM;
End;
End;
End;
SUM ;= SFF I J, 1];
for K :=J2 to J l do
Begin
TEMP:= SFF[K,J-K+l]/SFF[K,l];
SUM:::::SUM - TEMP"SFF[K,J-K+l);
SFF[K,J-K+l] := TD1P;
End;
if (SUM<::::O Ol then
Beg1n
writeln ( · Matriks J<ekakuan 'l'1dak Positif Oefinitif! · ) ;
writeln (' ==========================================');

hall ill;
End;
SFF[ J ,1] := SUM;
End;
End;

procedure so1usi_vcktor_x;
Begin
for I := 1 to N do
Begin
J := I�NB+l;
if (I<=NB) then J:=l;
SUM ;= AC[l] ;
K1 := J�l;
if (J<=K1l then
Beg1.n
for K:= J to K1 do
SUM := SUM - SFF[K,I-K+1]*DF[K];
End;
DF[I] SUM;
End;
for 1:=1 to N do
DF[I] := DF[I]/SFF[I,1];
for 11:=1 t o N do
Begin
l N -Tl + } ;
J I+NB-];
i f J>N then J:=N;
SUM ;= OF[I] ;
K2 := I+1;
if K2<=J then
Hegi n
for K: =K2 to J do
SUM SUM -SFF[I,K-1+1] *DF[K];
OF[ I] ; = SUM
End;
End;
End;
Portal Ruang 359

Source code dari {7le resulpr. inc
Procedure re.s u l L 5 ;
Hcgin
l Perp i nduhdn 'I' i t i k Kumpu 1 }
J : =N + l ;
f o r J\ : ::: 1 L o ND do
Beg i n
JE : = NO - K + 1;
i f J R IJ [ J E ] = O . then
begin
,] : =J -1 i
DJ [ J E I OF [J I ;
end
else
Beg .i n
DJ I J C I 0 . 0;
End ;
End ;
w r i te l n { ou t ) ;
wr i t e l n {out , ' PERPI NDM!li.N T I T I K KUMPUL ' ) ;
wr 1 L c l n ( ou l , · 'r i L i k DJl DJ/. nJ3 DJ4 I\JS DJ6 · I ;
for J:=l to NJ do
Beg i n
wr·i t e ( ou t , J : 4 , DJ [ 6 *J- '5 J : 1 0 : 1 , D,J f 6 * J -4 1 : 1 0 : 4 , IJJ [ 6 * J - 3 ] : 1 0 : 4 ) ;
wr i l e l n ( ou t , DJ [ 6 * J - :2 ] : 1 0 : 1 , DJ [ 6 * J - l ] : 1 0 : 4 , DJ [ h * J ] : 1 0 : 1 ) ;
End ;
{ l\ k s i U j u n g - u j ung ELcmen }
wr i t e l n {out ) ;
wr i U ? l n ( ou l , ' AKS T UJUNG ELEMFN THD 1"\00RD !.010\L ' ) ;
wr i t c l n (out , ' E l emen Af11 M /. Jo.J-13 T\M4 AMS l\M6 I ) ;
writel n { ou t , · l-Jv!H AH9 !J11 0 AM l l AM12 · I ;
for T : =l lo M do
Beg l n
SMRT I J , K I I SM [ J , K l ] * R l l [ f ] + SM [ J , K.2 ] * k 2 l [ I ] + .SH [ J , K 3 j * R J 1 [ I ] ;
SMR'J' I J, KL I SM [ J , Kl ] * R 1 2 [ I ] + SM [ J, K 2 } * R 2 2 [ I ] + SH [ J, K 3 ] * R l 2 [ I ] ;
SMRT I J , K3 1 SM [ J , K l ] "' R 1 3 [ I ] + SH [ J , l\ 1 ] * R 2 '"3 [ 1 ] + SM [ J , K J ] * R 3 3 [ I ] ;
lM i l J o o 6 ' J J [ I I - 5 ; I M I / 1 o = 6 ' JJ I I I - ·1 ;
l M i l J o = 6 ' JJ i l l - 3 ; 1 M I 4 J o = 6 ' JJ I I I - " ;
J M I 5 1 o = 6 ' JJ I I ] - l ; I M I 6 1 o = 6 ' .JJ [ I ] ;
I M I 7 1 o = 6 'JK I I I - 5 ; 111 I 8 I ' = 6 'JK I I I -4 ;
IM I 9 1 o = 6 'J K I I l - l ; I M [ l O I o = 6 ' JK I T I - 2 ;
I M i l l l o o 6 ' JK [ I I - l ; IH I D I o = 6 ' J K I I ] ;
f o r J : = l t o MD d o
B e g _i n
lJ1D I J I , = 0 . 0 ;
f o r K : = l t o MD d o
Hcgin
J l ; o iM [ K I ;
AHD [ J ] : =l\l.JD [ J ] -t-SMR'l' [ J , K] * DJ [ I 1 ] ;
End ;
AM [ J ] : =AfvlL [ J , J ] +M1D [ J ] ;
End ;
writeln { o u l , I o 4 , AM i l l o l 7 o 2 , AM I 2 1 o l 0 o 2 , N� I l l o l 0 o 7 , AM I 4 ] o l 0 o 2 , AM I ' I o 1 0 o 2 , AJq [ 6 1 o l 0 o 2 1 ;
w r i te l n { ou t , AM J 'i l o l 6 , 2 , AM I 8 1 o l 0 o 2 , AM I 9 ] o l 0 o 2 , AM [ l 0 1 o l 0 o 2 , AM [ l l l o l 0 o 2 , AM [ l 2 1 o l 0 o 2 1 ;
for J : = l to 4 do
Beg in
J l o = 3 'J- 2 ; J2 o = 3 ' J - l ; J] o = ] ' J ;
[ ] o o J M I Jl l ; I 2 o = ! M [ J2 1 ; I3 o o J M [ J l l ;
> f JRL I I l l = l then AR I I l l o =AR I J l j + R l l [ I I 'AMll [ J l i + R2 l l l l 'AMD I J 2 1 + R 3 1 1 I ] 'AMD [ J 3 ] ;
i f J RL I I 2 1 = l then AR I J 2 1 o oAR [ I 2 ] + R l 2 1 I I 'AMD I J l i + R 2 ? j i ] 'AMD [ J 2 ] + R l 2 l l l ' i\MD I C l l ;
i [ J RL i l l l = l then AR [ I' l l o =AR I I 3 1 + R l 3 J I I ' AMU [ J l i + R 2 3 1 I ] 'AMD I J 2 j + R 3 3 [ I I 'AMD [ J 3 1 ;
End ;
End ;
{ Rc a k s i Pcletakun}
wr i te 1 n ( ou l ) ;
wr i L e l n ( ou t , ' REAKSJ PEL ETAKJ"\N" '
wr i L e l n (out , · Titik ARl AR2 l\E] AR4 AR� AR6 ' I ;
for J : = l to NJ d o
Beg i n
J1 : = 6 * J - 5 ; J2 : = 6 "' J - 4 ; J3 : = 6 * J - 3 ; J 4 : = 6 "' J - 2 ; J � : = 6 "' J- l ; J6 : = 6 * J ;
N 1 : =JRL [ J l ] + J R L [ J/. ] + J R L [ J J ] + J R L [ J4 ] +JRL [ .J S J + J R L [ J 6 ] ;
i f Nl<>O Lhen
wr· i t c l n { ou t , J o 4 , AR I J l j o l 0 o 2 , AR I J 2 j ' l 0 o 2 , AR [ J3 1 o l 0 o 2 , AR I J 4 ] o l 0 o 2 , AR [ J 5 1 o 1 0 o 2 , M [ J 6 ] o l 0 o 2 1 ;
Fnd ;
End ;
360 Amrinsyah Nasutio n , Metode Matrik Kekakuan Ana/isis Struktur

J i ka program d ieksekusi maka hasilnya adalah :
11MffiM+)t-i:�¥•tit1i'"i'dii"Gd•l6etZ�1;W1':; ',,� :tit;:�;

P R O G R A M K O MP U T E R U H T U K A HA L I S I S P O R T A L RUAHG
DEHGAH HA T R I K S K E K A K U A H E L H1E H DAH S T R U K T U R
7\3\2 005
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Senin ,
P i l i h a n masukan data 1. Manual ( s atu per satu)

2. Dari arsip ( fi l e )
Hama a r s i p t e m p a t d a t a d i s i mp a n ( le n g k a p d e n g a n e k s t e n s i d a t / t x t ) datapr . txt
Hama a r s i p t e mp a t h a s i l p er h i t ungan a k a n d i s i m p a n r e su l t . t x t
Hat.-iks
I np u t d a t a s t r u k t u r OK
k e k ak u a n OK
F a k t o r i s a s i ma t r i k s OK
I np u t beban OK
S o lusi u e k t o r p e r p i n d a h a n OK
P e n y i mp a n a n d a t a OK
Analisis Telah S e l e s a i
dilihat pada a r s i p
S t r u k t u r T el a h
H a s i l p e r hi t un g a n d a p a t result .txt
T et·ima Kas i h .
_w
Contoh :
File input:
datapr. txt
DATA UNTUK ANAL I S I S STRUKTUR

PORTAL RUANG
(sa tuan kN-meter)

PARAMETER STRUKTUR
Jml E l emen Jml_Ttk_Kump u l Jml Reaksi Pe l e t a kan Jml Peletakan E G
5 6 24 4 2000 . 00 300 . 0
KOORDINAT TITIK KUM PUL

Titik X y z
1 0.0 0.0 0.0
2 4.0 0.0 0.0
0.0 3.0 0.0
4.0 3.0 0.0
0.0 0.0 2.0
.0 0.0 2.0
I NFORMAS I ELEMEN
E lemen U j ung_i U j ung_j Luas_penampang J Iy Iz lA
1 5 100 80 50 30 0
100 80 50 30 0
5 100 80 50 30
4 100 80 50 30
so 80 75 30 0
KEKANGAN T I T I K KUI1PUL ( 1 = terkekang, 0 bebas)

T i t i k Trans -sbX Trans -sbY Trans·-sbz R o t -sbX Rot -sbY R o t -sbZ
1 1 1 1 1 1 1
Portal Ruang 361

JUMLAH PEMBEBANAN
Beban_T i t i k_Kumpul Beban_Pada_Bentang
2 1
BEBAN TITIK KUMPUL

T i t i k_kumpu l Gaya_arahX Gaya_arahY Gaya_arahZ Putaran�X Putaran Y Putaran z
5 0 -200 0 0 0 0
0 200 0 0 0
GAYA UJUNG ELE!1EN TERKEKANG PENUH AKIBAT BEBAN BENTANG THD KOORD LOKAL
E l emen FEN - i FEQ2_i FEQ3_i FET-i FE!12 i FEM3 i
FEN _j FEQ2_j FEQ3_j FET_j FE!12 _j FEM3 _j
0 20 0 0 -20 0
0 20 0 0 20 0
Ket : J = Iner s i a Tars i

Iy M omen Iner s i a thd sumbu 2
Iz = Momen Iners i a thd sumbu 3
IA = parameter putaran penampang terhadap s umbu utama { surnbu 1 )
1 ada putaran pada penampang
0 : t i dak ada putaran
Trans t rans l a s i
sb* s umbu "
FEN Gaya Aks i a l kondi s i terkekang penuh
FEQ 2 / 3 � Gaya l i ntang pada arah sumbu 2 / 3 penampang kond i s i terkekang penuh
F EM 2 / 3 Momen j ep i t terhadap s umbu 2 / 3 penampang .
FET Tars i .
i n deks i dan = menyatakan u j ung - u j ung e l ernen
File output
report. txt
* �****** �****** * * *************************************************
BASIL ANALISIS STRUKTUR SISTE!1 PORTAL RUANG
******************************************************************
Senin, 7 \ 3 \ 2 0 05
PARAMETER STRUKTUR
M N NJ NR NRJ E G
5 12 6 24 4 2000 . 00 300 . 00
KOORDINAT TITIK KUMPUL

Titik X y z
1 0 . 00 0 . 00 0 . 00
4 . 00 0 . 00 0 . 00
0 . 00 3 . 00 0 . 00
4 4 . 00 3 . 00 0 . 00
0 . 00 0 . 00 2 . 00
. 00 0 . 00 2 . 00
INFORMASI ELEMEN (XI Konstanta Tars i, J )

E l emen JJ JK AX XI YI ZI IA
1 1 5 100 . 00 80 . 00 50 . 00 3 0 . 00 0
6 100 . 00 80 . 00 50 . 00 3 0 . 00 0
100 . 0 0 80 . 00 50 . 00 3 0 . 00 0
4 100 . 00 80 . 00 5 0 . 00 3 0 . 00 0
5 50 . 00 80 . 00 75 . 0 0 3 0 . 00 0
K EKANGAN TITIK KUMPUL

TITIK JR1 JR2 JR3 JR4 JR5 JR6
1 1 1 1 1
3
4

PARAMETER BEBAN
NLJ NLM
2 1
BEBAN T I TIK KUMPUL

Ti tik AJ1 AJ2 AJ3 AJ4 AJ5 AJ6
5 0 . 00 -200 . 00 0 . 00 0 . 00 0 . 00 0 . 00
6 0 . 00 200 . 00 0 . 00 0 . 00 0 . 00 0 . 00
GAYA UJUNG ELEMEN TERKEKANG PENUH AKIBAT BEBAN BENTANG

E l emen AMLl AML2 AML3 AML4 AML5 AML6
AML7 AML8 AML9 AML 1 0 AML l l AML 1 2
0 . 08 2 0 . 00 0 . 00 0 . 00 -20 . 00 0 . 00
0 . 00 2 0 . 00 0 . 00 0 . 00 2 0 . 00 0 . 00
PERPINDAHAN T I T I K KUMPUL
Titik DJ1 DJ2 DJ3 DJ4 DJ5 DJ6
1 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
2 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
3 0 . 0000 0 .0 0 0 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
4 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
5 - 0 . 0008 - 0 . 0046 -0 . 0022 0 . 0027 -0 . 0008 0 . 0019
6 - 0 . 0008 0 . 0046 0 . 0022 - 0 .0 0 2 7 - 0 . 0008 0 . 0019
AKS I UJUNG ELEMEN THD KOORD LOKAL

E lemen AM1 AM2 AM3 AM4 AM5 AM6
AM7 AM8 AM9 AM 1 0 AM l l AM 1 2
2 0 .6 8 93 . 05 109 . 67 -16 . 08 -188 . 33 127 . 40
-20 . 68 -93 . 05 -109 . 67 16 . 08 -250 . 3 6 213 . 95
20 . 68 -9 . 53 -16 . 62 16 . 08 6 4 . 26 -77 . 77
- 2 0 .6 8 9 . 53 16 . 62 -16 . 08 2 . 22 8 . 78
20.68 93 . 05 109 . 67 -16 . 08 -188 . 33 127 . 40
-20 . 68 -93 . 05 -109 . 67 1 6 . 08 -250 .36 213 . 95
20 . 68 - 9 . 53 -16 . 62 16 . 08 64 . 26 -77 . 77
-20 . 68 9 . 53 16 . 62 -16 . 08 2 . 22 8 . 78
0 . 00 0 . 94 -33 . 24 3 2 .1 6 46 . 48 - 6 9 .0 0
-0 . 00 39 . 06 33 . 24 -32 . 16 86 . 48 -38 . 13
REAKSI PELETAKAN
Titik AR1 AR2 AR3 AR4 AR5 AR6
1 -109 . 67 9 3 .0 5 2 0 . 68 -127 . 40 - 188 . 33 -16 . 08
16 . 62 - 9 . 53 2 0 . 68 77 . 77 64 . 26 16 . 08
-109 . 67 34.41 88 . 90 -127 . 40 -91 . 09 -165 . 62
4 1 6 . 62 -22 . 49 3 . 54 77 . 77 22 . 27 62 . 39
Portal Ruang 363

6.7 Soal - Soal
Soa l 1
M1 = 1 2 ton-m
perletakan
jepit
�------�--� Y
9m
8m
Balok kanti lever dalam ruang mcnerima beban luar seperti tergambar :
Ee lcmc11 = 2. 1 x I 0 (J k· g/ cm ; A = 4 000 cm ; I = 4 000 0 0 cm 4 untu k semua ara I
2 2 1.
1
Gcleme11 = 0 . 44 Eelettten ; J = 1 4 0000 cm· untuk semua arah.
Pertanyaan :
a. Bcrapa derajat kebebasan struktur ?
b. 1-l itung sifat-sifat penampang elemen
c. Rakit matrik K E K A K U A N elemen [S]m
d. Jabarkan matrik transfonnasi [Th
f. Rakit matrik kekakuan struktur [K]s
g. Jabarkan vektor began { P } s
h . Selesaikan [ K ]s { X } s = { P } s untuk memperoleh deformasi dalam ruang. Gunakan metoda
dekomposisi LU dalam penyelesaian matrik. Tidak boleh menggunakan bantuan paket
program dalam kalku lator.
1. Gambarkan garis elastis elemen ruang.
J . Turunkan persamaan gaya-gaya dalam sepanjang bcntang elemen
k. Gambarkan d iagram gaya-gaya daiam sepanjang bcntang.

Soal 2
P, = 840 k N
(0, 6.5,0) 2
3 (6.5,3.25 0)
Portal ruang scpcrti gam har menerima began horizontal Px = 840 kN.
Dimensi elemen 0800 111 111 . Bahan elemen adalah beton dengan berat volume Ybeton = 24
kN/m :; . Angka Poisson u = 0 . 2 5 , dan modulus elastisitas Eb = 20.000 M Pa. U kuran panjang
elemen d icari dari posisi/koord inat titik kumpul .
PERT ANY AAN :
a. Berapa derajat kebebasan struktur ? Gambar pasangan gaya/ defonnasinya pada sistem.
b. H itung sit�1t - sitat penampang elemen : A, 1,, ly, J , I, G .
c. Tetapkan matrik kekakuan elemen [Sk
d. Tetapkan matrik kekakuan elemen terhadap koordinat struktur [k J,.
e. Rakit matrik kekakuan struktur [K ]s
f. Tcntukan vektor began { P}
g. Hitung [K],( X )s = { P ls untuk mendapatkan deformasi [ X } s.
1. Tcntukan gaya gaya dalam elcmen.
J. Gambar diagram gaya dalam.
k. Bi la simpangan horizontal izin b;L"' - 1 .65 mm. apakah sistem struktur memenuhi syarat
=
kekakuan ?
Soal 3 d a n Soal 4
Portal ruang seperti gambar soal 3 dan 4 merupakan konstruksi atap mezzanine. Beban hidup
yang beke�ja adalah began merata q = I 0 kN/m. Dimensi clemen portal adalah pipa baja D
2 5 0*40.
Gunakan program komputer untuk menghitung perpindahan titik titik kumpul, reaksi perle
takan dan gaya gaya dalam rangka ruang d iatas. Modulus elastisitas semua batang E =
200,000 M Pa, angka Poisson v = 0.30.

Apakah gaya dalam elemen 3 dan 4 pada kedua soal ini sama besarnya ? Mana sistem yang
optimal dari dua tipc ini '?
Rangka Ruang 365

z z
.!
II
I
--
2
Gambar soal 3 Gambar soal 4
Soal 5
Rak buku seperti gambar dapat d ianggap portal ruang. Semua ele111en yang dipakai adalah L
5 0 * 5 0 * 2 . Modulus elastisitas bahan E = 200,000 M Pa. Angka Poisson v = 0.30. B i la began
buku = 8 kN/n/, apakah lendutan yang terjadi melebihi lendutan izin balok = I 0 mm ? Jawab
pertanyaan melalui prosedur perh itungan :
a. Bcrapa derajat kebebasan struktur ? Gambar pasangan
gaya/dcfonnasinya pada sistem.
b. H itung sifat- sifat penampang elemen : A I,, I), J, I, G.
c . Tetapkan matrik kekakuan elemen [S];.
d. Tetapkan matrik kekakuan elemen terhadap koordi nat
struktur [k],.
e. Rakit matrik kekakuan struktur [K ]s
f. Tentukan vektor began { P } s.
g. H itung [ KJs ( X } s = { P } s mendapatkan defonnasi { X ),.
i. Tentukan gaya gaya dalam elemen.
j . Gambar d iagram gaya dalam .
Soal 6
Apabila translasi atap horizontal su111bu uta111a = 1 5 111111, rak kedua = 1 1 .20 111111, dan rak
pertama = 4 . 8 mm pada sistem struktur soal 5, berapa besarnya gaya l intang dan momen
elemen vertikal ?

Soal 7
Pin saklar tuts komputer seperti gambar dapat diang

gap berupa portal ruang. Diameter penampang 7
mm. Modulus elastisitas bahan E = 200,000 M Pa.
Angka Poisson v = 0.30.
Untuk dapat elemen 3 -4 kembali pada posisi semula,
setelah diangkat beban q, direncanakan lendutan tidak
melebihi 2 mm.
Pertanyaan :
Berapa beban merata2 q mak simum yang diperlukan untuk
mencapai lendutan mm ?
Soal 8
Dudukan dongrak seperti d igambar dapat dianggap sebagai portal ruangd3i la elemen berupa
profi l hollow buj ur sangkar ukuran 40*40*2,
� modulus clastisitas bahan E = 200,000 M Pa, angka
0
M
"
Q
Poisson v = 0.30, began vertikal yang beke�ja P =
3 0 kN, lakukan anal isis sistem dengan prosedur
sebagai berikut :
b. H itung sifat-sifat penampang elemen
c. R akit matrik K EKAKUAN elemen [S]m
d. .labarkan matrik transformasi [Th
f. Rakit matrik kekakuan struktur [ K]s
g. Jabarkan vektor began { P } ,
h . Selesaikan [KL { X } s = { P} s untuk memperoleh deformasi dalam ruang. Gunakan metoda
dekomposisi L U dalam penyelesaian matrik. Tidak boleh menggur:akan bantuan paket
program dalam kalkulator.
1. Gambarkan garis elastis elemen ruang.
J . Turunkan persamaan gaya-gaya dalam sepanjang bentang elemen
k. Gambarkan d iagram gaya-gaya dalam sepanjang bentang.
Soal 9
Apakah terdapat gaya dalam pada elemen horizontal yang menghubungkan ke empat
dudukan seperti gambar soal 8 ? .l ika,ya uraikan si fat gaya da lam tcrscbut dan hitung
�
besarannya.
Rangka Ruang 367

Soal 1 0
Portal ruang mezzanine sepetii gambar mempunyai

koordinat titik kumpul sebagai berikut :
T i t: i k X y z
kumpul m m m
1 3 . 00 6 . 00 6 . 00
2 6 . 00 3 . 00 6 . 00
3 3 . 00 0 6 . 00
4 0 3 . 00 6 . 00
5 0 6 . 00 0
6 0 0 0
7 6 . 00 0 0
Profi t elemen adalah W F 300* 1 75 *9* I I . Modulus

elastisitas Es 200,000 M Pa, angka Poisson v = 0.30.
=
Akibat began liar translasi dan rotasi titik kumpul

6
sebagai berikut :
Titik Ul U2 U3 Rl R2 R3
kumpul mm mm mm Radi ans Rad i an s Rad i ans

1 0 . 778887 0 . 878090 -0 . 608892 0 . 000133 0 . 000094 0 . 000022
2 0 . 878090 0 . 778887 -0 . 608892 - 0 . 000094 - 0 . 000133 - 0 . 000022
3 0 . 778887 0 . 878169 -0 . 605319 -0 . 000071 0 . 000094 - 0 . 000022
4 0 . 878169 0 . 778887 -0. 605319 - 0 . 000094 0 . 000071 0 . 000022
Pertanyaan :
a. Susun matrik struktur [K]s * [X }s { P } s =
b. Dengan data perpi ndahan titik kumpul pada tabel, tetapkan { P } s.

c. Berapa began terbagi rata maksimum yang d iterima balok 9, I 0, 1 1 , dan 1 2 ?

7 Stru ktu r Leng ku ng (Arch)
Sistem struktur lengkung atau arch didcfinisikan scbagai batang yang melengkung sede
mikian rupa sehingga sebagian besar transfer beban bentang disalurkan pada perletakan
melalui gaya tekan aksial pada pelengkung. Sistem ini terbuat dari segmen-segmen elemen
batang membentuk lengkungan.
Gambar 7 . 1 . Sistem Struktur Lengkung
Tanggap struktur terhadap beban pada batang lengkung d inyatakan olch gaya-gaya dalam
seperti pada Gambar 7 . 2 . Gaya dalam pada uj ung I adalah gaya normal H 1 , gaya l intang V 1 •
dan momen M Dcformasi yang berhubungan dengan ketiga gaya i n i adalah translasi
1 •
horizontal translasi vertikal

ll l ' Vh dan rotasi e Ha I serupa pada uj ung 2 , deformasi yang
I ·
berhubungan dengan ketiga gaya-gaya H2• V 2. M2 adalah translasi horizontal u2, translasi
vertikal v2, dan rotasi 82
'
''
'
'
''
'
'
'
' I
'
I
, , �0
\) I
' I
',
I
�
G a m bar 7.2. Gaya ujung lengkung
Struktur Lengkung 369

Matrik kekakuan elemen mendefinisikan hubungan antara keenam gaya dengan deformasi.
H ubungan ini d inyatakan sebagai :
HI Ll
l
VI VI
atau {F}m -
=
MI el [S] m { M m= (7 I)
Hl
[k] Ll 2
v2 v2
M2 82
Matrik [S]m didefinisikan sebagai matrik kekakuan elemen. Vektor { 11 } m dan ( F ) m berturut
turut menyatakan dcrajat kebebasan elemcn dan gaya ekivalen uj ung.
7.1 Derajat Kebebasan Dan M atri k Kekakuan Stru ktu r

Dalam menganal isa struktur lengkung dengan metode matrik, sistem lengkung dibagi
menj adi beberapa elemen lengkung yang tergabung pada titik kumpul atau node. U ntuk
menerangkan hubungan antar elemen yang tergabung pada satu node, pada node yang
bersangkutan diberikan sejumlah derajat kebebasan atau degree qf freedom (DOF) yang
searah dengan gaya dan perpindahan. DOF dari sebuah sistem d idefinisikan sebagai jum lah
gaya atau perpindahan yang independen yang d igunakan untuk analisis.
Derajat kebebasan dapat d ibedakan atas dua DOF yaitu derajat kebebasan kinematis
(kinematics degree offi·eedom) dan dcrajat kebebasan absolut (absolute degree of'ji-eedom).
Kinematics degree offi·eedom adalah DOF yang terdapat pada elemen yang mempunyai
perletakan memadai yang dapat menccgah terjadinya rigid body motion pada elemen, DOF
ini sering j uga dinamakan DOF relatif. DOF absolut (absolute degree ofji·eedom) yaitu DOF
yang tidak mempunyai perletakan sehingga elemen b isa mengalami rigid body motion.
Selanj utnya DOF relatif akan digunakan untuk menurunkan matriks tleksibil itas dan DOF
absolut digunakan untuk matriks kekakuan dalam menganal isa struktur.
Gaya { F} m dan perpindahan (L\}m dihubungkan oleh koefisien tleksibilitas t�j yang
d idefinisikan sebagai berikut:
ti1 adalah perpindahan pada DOF i yang terkait dengan gaya pada DOF i akibat gaya satu
satuan yang d iberikan pada DOF j .
Matrik tleksibil itas pada elemen lengkung d itulis sebagai berikut:.

R ( . 1 ) R' (uu - 8s t. n 0 + s t n 20) -s R 11. 1 ' R1 ( 1 - costl) · ' .
R' - smO)
--(0
4EA 20 + sll 0 + -
- 2f-: A (-) --
L" ·
4EI 2El El (7 - 2)
R . , R' ( ' R ( . 1 R 111 ) R' -cosO)
-stn-
2EA o-- 2EI 1 - cosO)- 4EA 20 - s11 2O) 4EI' (20 - s . 20
- +- -(1
El
R'
- -(O . 11 R' - cosO)
El - s1 fl) -(1
El
�El
El
2 5
''
''
'
"
(a) DOF relatif (b) DOF absolut
Gam bar 7 . 1 . 1 DOF pada elemen lengkung
Hubungan antara gaya-gaya dalam dan perpindahan elemen adalah matrik kekakuan elemen
yang terdiri atas koetisien-kocfisicn i, j sej um lah DOF elemcn.
Koefisien stiffness , k,1 d idetinisikan sebagai gaya yang d iperlukan pada DOF i yang terkait
dengan perpindahan pada DOF i untuk mempertahankan keseimbangan struktur akibat
perpindahan satu satuan p2da DOF j dan perpindahan pada DOF lain sama dengan nol.
Dengan menginverskan matrik fleksibilitas elemen diatas maka akan diperoleh matrik
kekakuan relatif karena matrik fleksibilitas d iturunkan berdasarkan DOF relatif. Sedangkan
matrik kekakuan yang d igunakan untuk menganal isa struktur adalah matr!k kekakuan
berdasarkan DOF absol ut. U ntuk itu perlu d i lakukan transformasi matrik kekakuan relati f
menj ad i matrik kekakuan absol ut
J ika { F } dan {tl} adalah gaya-gaya dan perpindahan yang terkait dengan DOF absolut seria
{ S ) dan { u j adalah gaya-gaya dan perpindahan yang terkait DOF relatit� selanj utnya dapat
d itulis dalam persamaan berikut :
{F} (,. , = [ V I 6x3 {Shxt (7 - 3 )
{u}J, J [ V J 3x6 {�} 6 x l
T
=
( 7 - 4)
{F} = [ kr] {u} (7 - 5)
sehingga d i peroleh :
{F} = [ V ] [k,.J [ V] T {Ll}
{F} = [k] {Ll} (7 - 6)
dan n ilai matriks kekakuan absolut [ K] adalah : [ k[6, 6 = [V )6,J [ k,.bxJ [ V (1Jx6 (7 - 7)
Matriks [ V ] yang merupakan matriks transfonnasi gaya yang terkait dengan DOF relatif ke
gaya yang terkait dengan DOF absolut.
Dengan menerapkan persamaan statika terhadap gaya- gaya diatas, maka d iperoleh hubungan
antara gaya-gaya S dan P sebagai berikut :
F4 = S 1 (7 - S a)
Fs = S2 ( 7 - S b)
Fil = S, (7 - Se)
F = -S cos e - s2 sin e
I I (7 - Sd)
F3 = R( l -cos 8)* S 1 - R sin 8*S2 -S, (7 - Sf)
F(,
'
' '
' '
' '
' '
'
, ,
'
' '
' '
' '
'
, I
'
, I
V: V:
'
,
',
' I ' I
' , I
'
' I
" "
G ambar 4 .a G aya yang terk ait G ambar 4 . b G aya yang terk ait
DOF relatif DOF absolut
Dalam bentuk matriks, hubungan tersebut ditul is :

F; - cos (} - sin fJ 0
Fo sin fJ - cos (} 0
rJ
F "'
R(l - cos fJ) - Rsill fJ -1 (7 - 9)
So
F4 I 0 0
s,
Fs 0 0
F;, 0 0 I
{ F }= [ V ] {S}
1-lubungan antara vektor perpindahall/rotasi dengan vektor beban ekivalen adalah :

I' I K11 K lc K ll K1 "K K 110 XI
4 ii
1'2 Kcl K 22 K 21 K2 "K K 21o x2
� 2i
PJ x,
K,, K J2 K :n K ," .K 3 K 2.10
1'4 J x
4
( 7 - 1 0)
pI
K 11 K "" K K i4 Ki K i >o
J- iJ .i X I
K 2o1 K 202 K : oJ K 2o K 2oj K

1'20 4 X ;o
atau {P } = [K ]{X }
Matrik [K] d idcfiniskan sebagai Matrik Kekakuan Struktur.
U nsur matrik K,1 merupakall hasil rakitan unsur-ullsur matrik elemell yang ujungllya terkait
7.2 Koordi nat Lokal d a n Koordi nat Stru ktu r

Pcrakitan matrik [ K ] dari matrik elemen [ S ] memerlukall proses transformasi koordillat.
kedalam sistem koordi nat struktur/global .
U lltuk trallsformasi gaya dari koordillat global ke koordinat lokal diperlukan matriks
trallsformasi [T] yaitu : { F }= [T] { P}
F; cos y" S i ll Ya 0 0 0 0 �
Fo S i ll Yu cos y" 0 0 0 0 Po
F, 0 0 I 0 0 0 P, (7 - 1 1 )
F" 0 0 0 cos y" sill r" 0 p4
F5 0 0 0 - s m r" cos y" 0 PS
F6 0 0 0 0 0 �'

hal mana Ya dan Yb adalah sudut yang dibentuk antara sumbu global X dengan sumbu lokal x
berlawanan arah jarum jam pada titik A dan B.
Karena gaya dan perpindahan sa ling terkait maka persamaan ( 7 - 1 1 ) dapat d iubah sebagai
berikut:
{ P} = {T}
1
{ F} m ( 7 - 1 2)
{ M m = { T} {X} (7 - 1 3 )
dimana {P}, {X} adalah gaya dan perpindahan global dan

{ F } 11, { M m adalah gaya dan perpindahan ujung batang elemen lokal
Hubungan antara gaya dan pcrpindahan lokal adalah :
{ F } m = [ S i m {M m ( 7 - 1 4)
Menggunakan persamaan (7 - 1 4) dan ( 7 - 1 3 ) d isubstitusikan ke persamaan (7 - 1 2)
diperolch :
T
{P} = [T] [ S i m i T I {X} (7 - 1 5 )
{P} = [ k ] m {X} (7 - 1 6)
seh ingga transformasi matriks kekakuan dari koord inat lokal ke koordinat global adalah :
(7 - 1 7)
7.3. Matri k Keka kuan Stru ktu r

Matriks kekakuan elemen men jadi bagian dari penyusunan matriks kekakuan struktur [ K ] .
Prosedur penggabungan unsur matriks kekakuan elemen menjad i matriks kekakuan struktur
mcnggunakan posisi indeks derajat kebcbasan.elemen.
Gambar 7 . 4 . 1 Segmen pada struktur lengkung
Sebagai contoh di tinjau titik kumpul 3 yang terdiri dari clemen 2 dan 3 .

M atrik kekakuan elemen 2,
� £� 6�� --- i ndeks den�jat k.:bcbasan struktur
� [2] [J [4_] D � --- indeks der<�jat kcbcbasan elemen

kll k l2 ku k l� kl kl,
; (
k21 k 22 k 2l k 2� k2 k 2<
5 ·
kll k l2 k ,J k ]� k 35 k y,
=
[k ] 2
k�l k �2 k �J k �� k <5 k �,,
k;l k 52 k 53 k s• k jj k "'
k ,d k ,,2 k ,,] k ,,� k ,,j k ,,,,
Matrik kekakuan elemen 3
6 �� £�8 --- indcks den�jat kebebasan struktur
� [2] D [4_] D � --- i n d.:ks den�jat kcbcbasan elcmcn
kl l k l2 kl k l. kl k l (,
} '
k 21 k 22 k 23 k 2� k 25 k 2,,
9 k ,l k l2 k ll k l� k ]j k ],,
[k ]] =
k. l k �2 k �J k �· k •s k �,,
k51 k 52 k j] k j. k 55 k ;,,
k ,, l k ,,2 k ,,] k ,,� k ,,j k ,,,,
U nsur K;1 bagi derajat kebebasan d i titik kumpul 3 adalah :
7.4 Sol usi [K]s {X}s= {P}s

Setelah memperoleh unsur matriks kekakuan struktur [ Kl s dan matriks gaya struktur
( P } , maka persamaan simultan [ K),(X) ,={P}, dapat d iselesaikan. Terdapat beberapa cara
penyelesaian persamaan linear simultan, salah satu cara yang akan d igunakan adalah Metode
Gauss-Jordan.
Dari penjelasan diatas, langkah- langkah analisa struktur lengkung dengan metode matrik.
dapat d isimpulkan sebagai berikut:

I . Bentuk matriks fleksibilitas [f]3,3 , matriks kekakuan relatif [ krhx3 berdasarkan DOF
relatif.
2 . Bentuk matriks kekakuan elemen [ S I 6,6 dan vektor beban { F } dalam koordi nat lokal.
r
[SI = [ V I [ kr] [ V I
3. Rotasikan ke koordinat global
[ k ]m = [T] T [ S ]m[T]
{ P } m = [ T] r { F } m
3. Rakit matriks kekakuan struktural [ K], dan beban struktural { P}s kemudian terapkan
persamaan
[ KI , [ X], = {P } s
4. Selesaikan persamaan untuk mengh itung perpindahan nodal {X}s
U ntuk menyelesaikan perpindahan ini akan digunakan metode Gauss Jordan
5 . Tentukan perpindahan elemen dalam koordinat lokal {u}
{u}= [ T I {X}s
6. H itung gaya-gaya ujung elemen
{ F } = [ K] , { u } + { F }
7.5 Contoh
Diketahui struktur pelengkung seperti beri k ut seperti Gambar 7.6. 1 . S udut
pelengkung elemen 8 = 0 . 2 6 1 8 radian.
I . Matrik tleksibil itas elemen
Karena sudut elemen diambil sama, maka matrik tleksibil itas semua elemen sama yaitu :
1 2 3
7 . 7 6E-06 -5 . 95E-05 -2 . 04E-05 1
- 5 . 9 5E-05 6 . 07E-04 2 . 34E-04 2
- 2 . 0 4 E- 0 5 2 . 34E-04 1 . 2 0E - 0 4 3
2. Matrik kekakuan relatif

(}) Q) Q)
5 . 8 2 E+ 0 5 -7 . 5 8E+04 4 . 8 5E + 0 4 1
7 . 5 8E+04 1 . 6 5 E+ 0 4 -1 . 93E+04 2
- 4 . 8 5 E+ 0 4 - 1 . 9 3 E+ 0 4 3 . 7 7 E+ 0 4 3

3. M atrik kekakuan absolut
Q) G) Q) @ ® ®
5 . 82E+05 -7 . 5 8E+04 -4 . 85E+04 - 5 . 82E+05 -7 . 7 5E+04 5 . 19E+04 1
-7 . 58E+04 1 . 6 5E+04 1 . 9 3 E+ 0 4 7 . 7 5E+04 3 . 68E+03 6 . 05E+03 2
-4 . 85E+04 1 . 9 3 E+ 0 4 3 . 7 7 E+ 0 4 5 . 19E+04 -6 . 05E+03 1 . 2 3E+04 3
-5 . 82E+05 7 . 7 5E+04 5 . 1 9 E+ 0 4 5 . 82E+05 7 . 58E+04 -4 . 85E+04 4
-7 . 7 5E+04 3 . 68E+03 -6 . 05E+03 7 . 58E+04 1 . 65E+04 - 1 . 9 3 E+ 0 4 5
5 . 19E+04 6 . 05E+03 1 . 2 3 E+04 - 4 . 8 5 E+ 0 4 - 1 . 9 3 E+ 0 4 3 . 77E+04 6
l 78kN
R= 15 m
60°
=
= 1 .04 7 2 radian
Ol
E = 2 x l 08 kN/m 2
1
I = .64* 1 0- m
4 4
A = . 9 * 0- m 4
1 2 1 2
P = 1 7 8 kN
' /
' /
' /
' /
' /
' /
' /
' /
' /
' /
' /
', �
' /
' /
' /
' /
' /
' /
' /
'
�
' /
/
' /
V
G ambar 7 . 6. 1 Stru ktur lengk ung dengan perletakan

jepit-jepit

* Elemen I
CD ® 0 ® ® ®
5 . 06E+05 2 . 07E+05 - 5 . 17E+04 -5 . 06E+05 -2 . 07E+05 4 . 19E+04 1
2 . 07E+05 9 . 2 3 E+ 0 4 -7 . 58E+03 -2 . 07E+05 - 9 . 2 3 E+ 0 4 3 . 12E+04 2
- 5 . 17E+04 -7 . 58E+03 3 . 7 7 E+ 0 4 5 . 17E+04 7 . 58E+03 1 . 2 3 E+ 0 4 3
-5 . 06E+05 -2 . 07E+05 5 . 17E+04 5 . 06E+05 2 . 07E+05 -4 . 19E+04 4
-2 . 07E+05 - 9 . 2 3 E+ 0 4 7 . 5 8E+03 2 . 07E+05 9 . 2 3 E+ 0 4 -3 . 12E+04 5
4 . 19E+04 3 . 12E+04 1 . 2 3 E+ 0 4 -4 . 19E+04 -3 . 12E+04 3 . 7 7 E+ 0 4 6
* Elemen 2
1 2 3 4 5 6
5 . 82E+05 7 . 57E+04 -5 . 19E+04 -5 . 82E+05 -7 . 57E+04 4 . 85E+04 1
7 . 57E+04 1 . 6 5E+04 6 . 05E+03 -7 . 57E+04 - 1 . 65E+04 1 . 9 3 E+ 0 4 2
-5 . 19E+04 6 . 05E+03 3 . 77E+04 5 . 1 9 E+ 0 4 - 6 . 05E+03 1 . 2 3 E+ 0 4 3
- 5 . 82E+05 - 7 . 5 7 E+ 0 4 5 . 19E+04 5 . 82E+05 7 . 57E+04 -4 . 85E+04 4
-7 . 57E+04 - 1 . 65E+04 - 6 . 05E+03 7 . 57E+04 1 . 65E+04 - 1 . 9 3 E+ 0 4 5
4 . 85E+04 1 . 93E+04 1 . 2 3 E+ 0 4 -4 . 85E+04 - 1 . 9 3 E+ 0 4 3 . 77E+04 6
* Elemen 3
1 2 3 4 5 6
5 . 82E+05 -7 . 57E+04 -4 . 85E+04 -5 . 82E+05 7 . 57E+04 5 . 19E+04 1
- 7 . 57E+04 1 . 6 5E+04 1 . 93E+04 7 . 57E+04 - 1 . 6 5E+04 6 . 0 5 E+ 0 3 2
-4 . 85E+04 1 . 9 3 E+ 0 4 3 . 77E+04 4 . 85E+04 - 1 . 9 3 E+ 0 4 1 . 2 3 E+ 0 4 3
-5 . 82E+05 7 . 57E+04 4 . 85E+04 5 . 82E+05 -7 . 57E+04 - 5 . 19E+04 4
7 . 57E+04 - 1 . 65E+04 - 1 . 9 3 E+ 0 4 -7 . 57E+04 1 . 6 5 E+ 0 4 - 6 . 05E+03 5
5 . 19E+04 6 . 05E+03 1 . 2 3 E+ 0 4 -5 . 19E+04 -6 . 05E+03 3 . 77E+04 6

4. Matrik kekakuan elemen global
* Elemen 4
<D @ G) @ ® ®
5 . 06E+05 -2 . 07E+05 -4 . 19E+04 - 5 . 0 6 E+ 0 5 2 . 0 7 E+ 0 5 5 . 1 7 E+ 0 4 1
-2 . 07E+05 9 . 2 3 E+ 0 4 3 . 1 2 E+ 0 4 2 . 07E+05 - 9 . 2 3 E+ 0 4 -7 . 58E+03 2
- 4 . 1 9 E+ 0 4 3 . 1 2 E+ 0 4 3 . 7 7 E+ 0 4 4 . 19E+04 -3 . 12E+04 1 . 2 3 E+ 0 4 3
- 5 . 06E+05 2 . 07E+05 4 . 1 9 E+ 0 4 5 . 0 6 E+ 0 5 -2 . 07E+05 - 5 . 1 7 E+ 0 4 4
2 . 07E+05 - 9 . 2 3 E+ 0 4 - 3 . 1 2 E+ 0 4 -2 . 07E+05 9 . 23E+04 7 . 5 8E+03 5
5 . 17E+04 -7 . 5 8E+03 1 . 2 3 E+ 0 4 - 5 . 1 7 E+ 0 4 7 . 5 8E+03 3 . 77E+04 6
5 . Matrik kekakuan struktur

[TI 0 0 G ITl IT] [2] � 0
1 . 09E+06 2 . 83E+05 - 9 . 3 8 E + 04 -5 . 8 2 E + 05 - 7 . 57 E + 04 4 . 8 5 E + 0 4 O . OOE+OO 0 . OOE+OO O . OOE+OO 1
2 . 83E+ 05 1 . 0 9 E + 05 - 2 . 51E+04 -7 . 57 E + 04 - 1 . 65E+ 04 1 . 93E+04 O . OOE+OO O . OOE+OO O . OOE+OO 2
- 9 . 3 8 E + 0 4 - 2 . 51 E + 04 7 . 54E+ 04 5 . 1 9 E+ 04 - 6 . 05E+03 1 . 2 3 E + 04 O . OOE+OO O . OOE+OO O . OOE+OO 3
-5 . 8 2 E +05 -7 . 5 7 E + 0 4 5 . 19 E + 04 1 . 16 E + 0 6 5 . 0 9 E-10 - 9 . 71E+ 04 -5 . 8 2 E + 0 5 7 . 5 7 E + 04 5 . 1 9 E + 04 4
- 7 . 57 E + 04 -1 . 6 5 E + 04 - 6 . 05E+03 4 . 95E-10 3 . 3 0 E + 04 - 1 . 8 9 E -1 0 7 . 5 7 E + 0 4 -1 . 65E+ 04 6 . 05E+03 5
4 . 85E+04 1 . 93E + 04 1 . 2 3 E + 04 - 9 . 7 1 E + 04 -1 . 8 2 E-10 7 . 54 E + 04 4 . 85E+04 - 1 . 93E+04 1 . 2 3 E + 0 4 6
O . OOE+OO O . OOE+OO O . OOE+OO -5 . 8 2 E + 05 7 . 5 7 E + 04 4 . 85E+ 04 1 . 09E+06 - 2 . 83E+05 - 9 . 3 8 E + 0 4 7
O . OOE+OO O . OOE+OO O . OOE+OO 7 . 5 7 E + 04 -1 . 65E+04 -1 . 93E+ 04 - 2 . 83E+05 1 . 0 9 E+ 05 2 . 51E+04 8
O . OOE+OO 5 . 19 E+ 04 6 . 0 5 E + 03 1 . 2 3 E + 04 - 9 . 3 8 E + 0 4 2 . 51E+ 04 7 . 54 E + 0 4 O . OOE+OO 5 . 19 E+ 04 !I
5 . Vektor Beban { P}s dan Solusi [ K ] s {X}s= {P}s

p X
0 - 1 . 12E-03 1
0 8 . 9 3 E- 0 4 2
0 - 1 . 92E-03 3
0 9 . 5 5E - 1 9 4
-178 - 1 . 0 3 E- 0 2 5
0 -3 . 97E- 18 6
0 1 . 12E-03 7
0 8 . 93E-04 8
0 1 . 92E-03 9

Perpindahan dan gaya dalam elemen
E l ernen l E l ernen 2
Perpi ndahan Perpi ndahan Gaya da l arn Perpi ndahan Perpi ndahan Gay a da l arn
e l ernen e l ernen e l ernen e l ernen e l ernen e l ernen
s t ruktur l okal s t ruktur l okal
O . O OE+ O O O . O OE+OO -3 . 05E+02 - 1 . 1 2 E- 0 3 -8 . 48E-04 - 3 . 1 3 E+ 0 2
O . O OE+ O O O . O OE+ O O 7 . 3 1E+Ol 8 . 93E-04 l . l SE-03 - 8 . 2 5E+ O O
O . O OE+OO O . OOE+OO 7 . 47E+Ol -1 . 92E-03 - 1 . 92E-03 - 5 . 3 5E+Ol
- 1 . 12E-03 - 8 . 4 8E-04 3 . 1 3 E+ 0 2 9 . 5 5E-19 1 . 09E-06 3 . 00E+02
8 . 9 3 E- 0 4 l . l SE-03 8 . 22E+OO - 1 . 03E-02 - 1 . 03E-02 8 . 90E+Ol
- 1 . 92E-03 -1 . 92E-03 5 . 3 5E+Ol -3 . 97E-18 - 3 . 9 7 E- 1 8 - 1 . 3 9E+02
E l ernen 3 E l ernen 4
Perpindahan Perpi ndahan Gay a da l arn Perpindahan Perpi ndahan Gaya da l arn
e l ernen e l ernen e l ernen e l ernen e l ernen e l ernen
s t ruktur lokal s t ruk tur lokal
9 . 5 5E-19 - 1 . 09E- 0 6 - 3 . 00E+02 1 . 1 2 E- 0 3 8 . 4 8E-04 - 3 . 1 3 E+02
- 1 . 0 3 E- 0 2 - 1 . 0 3 E- 0 2 8 . 90E+Ol 8 . 9 3 E- 0 4 l . l SE-03 8 . 2 2 E+ O O
-3 . 97E-18 - 3 . 9 7 E- 1 8 1 . 3 9 E+ 0 2 1 . 92E-03 1 . 92E-03 - 5 . 3 5 E+ O l
1 . 1 2 E- 0 3 8 . 48E-04 3 . 1 3 E+ 0 2 O . OOE+OO O . OOE+OO 3 . 0 5E+02
8 . 9 3 E- 0 4 l . l S E- 0 3 - 8 . 2 5E+OO O . O O E+ O O O . OOE+OO 7 . 3 1E+Ol
1 . 92E-03 1 . 92E-03 5 . 3 5 E+ O l O . O O E+ O O O . OOE+OO -7 . 47E+Ol
7.6 Program Komputer

Dengan menggunakan program komputer m aka langkah-langkah diatas dapat d i lakukan
dengan lebih mudah dan cepat. Untuk keperluan tersebut maka dibuat program komputer
untuk struktur lengkung dengan menggunakan bahasa program C++. Pada program ini dibuat
data input pada file bcrekstensi *txt. Setelah eksekusi program, hasil program dapat ditulis
kedalam bentuk fi/e.
Source Program
# i n c l u d e < i os t r e am>
# i n c l ude < s t d i o . h>
# i n c l ud e < s t d l i b . h>
# i nc l ude < s t r i ng . h>
# i nc l ud e <ma t h . h>
# i nc l ud e < f s t ream . h>
# i nc l ude < c o n i o . h>
int i , j , l,m,n;
c on s t i n t N = 7 5 , ND = 2 5 , EL= 2 5 , MT = l 5 ;
i n t NDOF , PX [ ND ] , PY [ ND ] , PR [ ND ] , NNODE , NMAT , NE L , NLOAD , NF , NR , NM , MAT [ MT ] ;

i n t JJ [ N ] , JK [ N ] , LOAD [ EL ] , RX [ ND ] , RY [ ND ] , RR [ ND ] ;
i n t NJ , NK , P [ 6 ] , NL , NJF [ ND ] , NRJ [ ND ] , JRL , MDX [ ND ] , MDY [ ND ] , MDR [ ND ] ;
doub l e DX , DY , DX l , DY l , L , QLX , QLY , TR [ 6 ] [ 6 ] , JD [ ND ] [ 3 ] ;
doubl e angl e , R , E [ MT ] , A [ MT ] , I [ MT ] , theta , X [ ND ] , Y [ ND ] ;
doub l e QX [ EL ] , QY [ EL ] , FX [ ND ] , FY [ ND ] , MZ [ ND ] , RG [ ND] , AR J [ ND ] [ 3 ] ;
doub l e ubq [ EL ] [ 3 ] , FEFq [ EL ] [ 6 ] , FEFp [ EL ] [ 6 ] , FF [ EL ] [ 6 ] , PF [ N ] ;
doub l e KK [ N ] [ N ] , PP [ N ] , UU [ N ] , A l , f ac t , U [ EL ] [ 6 ] , u [ EL ] [ 6 ] , F [ EL ] [ 6 ] , FG [ EL ] [ 6 ] ;
doub l e f l l [ MT ] , f l 2 [ MT ] , f 1 3 [ MT ] , f 2 2 [ MT ] , f 2 3 [ MT ] , f 3 3 [ MT ] ;
doub l e a [ MT ] , kl l [ MT ] , k1 2 [ MT ] , k 1 3 [ MT ] , k2 2 [ MT ] , k2 3 [ MT ] , k3 3 [ MT ] ;
doub l e f [ MT ] [ 3 ] [ 3 ] , k [ MT ] [ 3 ] [ 3 ] , K [ EL ] [ 6 ] [ 6 ] , KG [ E L ] [ 6 ] [ 6 ] , KP [ N ] [ N+ l ] ;
doub l e Aab [ 6 ] [ 3 ] , TransAab [ 3 ] [ 6 ] , T [ EL ] [ 6 ] [ 6 ] , TransT [ EL ] [ 6 ] [ 6 ] ;
doub l e f i [ EL ] , GammaA [ EL ] , GammaB [ EL ] ;
v o i d input ( ) ;
vo i d d i sp_input ( ) ;
v o i d d i sp_output ( ) ;
i n t ma i n ( )
c ou t< < " PROGRAM FOR CURVED MEMBER ANALYS I S " ;

co ut < < " \ n = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = " < < end l ;
i np ut ( ) ;
d i sp_input ( ) ;
cou t < < " \ n Proces s i ng d a t a . . . . . . . . . . . . . . . . . . " < <end l ;
l l - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1 1 menghi t ung d o f
1 1------------------------------------------------------------------------------
NDOF= O ;
f o r ( i = O ; i <NNODE ; i + + ) {
PX [ i ] = O ; PY [ i ] = O ; PR [ i ] = O ;
f o r ( i = O ; i <NNODE ; i + + ) {
i f ( RX [ i ] = = O ) {
NDOF=NDOF + l ; PX [ i ] =NDOF ; }
i f ( RY [ i ] = = 0 ) {
NDOF=NDOF + l ; PY [ i ] =NDOF ; }
i f ( RR [ i ] = = 0 ) {
NDOF=NDOF + l ; PR [ i ] =NDOF ; }
c o u t < < " \ n T o t a l DOF = " < <NDO F < < end l ;
cout< < " j oint PX PY PR " < < endl ;
f o r ( i = O ; i <NNODE ; i + + ) {
printf ( " %2d %2d %2d % 2 d \ n " , ( i + l ) , PX [ i ] , PY [ i ] , PR [ i ] ) ; }
l l------------------------------------------------------------------------------
1 1 mengh i tung m a t r i x f l eks i b i l i tas dan ma t r i ks kekakuan r e l a t i f
1 1 - -----------------------------------------------------------------------------
the t a = ang l e i NEL ;
f or ( i = O ; i < NMAT ; i + + ) {
f l l [ i ] = R I ( 4 * E [ i ] * A [ i ] ) * ( 2 * the t a + s i n ( 2 * the t a ) ) +p ow ( R , 3 ) 1 ( 4 * E [ i ] * I [ i ] ) * ( 6 * theta -
8 * s i n ( th et a ) + s i n ( 2 * the t a ) ) ;
f 1 2 [ i ] = R I ( 2 * E [ i ] * A [ i ] ) * s i n ( thet a ) * s i n ( the t a ) - p ow ( R , 3 ) 1 ( 2 * E [ i ] * I [ i ] ) * ( 1 -
co s ( the t a ) ) * ( l - co s ( thet a ) ) ;
f 1 3 [ i ] = - R * R ! ( E [ i ] * I [ i ] ) * ( theta - s i n ( theta ) ) ;
f 2 2 [ i ] = R I ( 4 * E [ i ] * A [ i ] ) * ( 2 * theta - s i n ( 2 * thet a ) ) +p ow ( R , 3 ) 1 ( 4 * E [ i ] * I [ i ] ) * ( 2 * theta -
s i n ( 2 * the t a ) ) ;
f 2 3 [ i ] = R * R I ( E [ i ] * I [ i ] ) * ( 1 - c os ( the ta ) ) ;
f 3 3 [ i ] = R I ( E [ i ] * I [ i ] ) * the t a ;
f12 [ i l * f12 [ i l * f3 3 [ i l +f1 1 [ i l * f22 [ i l * f3 3 [ i l ;

a [ i ] =- f13 [ i ] * f 1 3 [ i ] * f22 [ i ] + 2 * f 1 2 [ i ] * f1 3 [ i ] * f23 [ i ] - f l l [ i ] * f2 3 [ i ] * f23 [ i ] -
kl l [ i l = ( - f 2 3 [ i ] * f 2 3 [ i l + f 2 2 [ i ] * f 3 3 [ i l ) I a [ i l ;
k13 [ i l = ( - f1 3 [ i l * f2 2 [ i l + f 1 2 [ i l * f 2 3 [ i l ) I a [ i l ;
k12 [ i ] = ( f1 3 [ i ] * f2 3 [ i ] - f 1 2 [ i ] * f33 [ i ] ) la [ i ] ;
k2 2 [ i ] = ( - f 1 3 [ i ] * f 1 3 [ i ] + f 1 1 [ i ] * f 3 3 [ i ] ) I a [ i ] ;
k2 3 [ i l = I f 1 2 [ i l * f 1 3 [ i l - f 1 1 [ i l * f 2 3 [ i l ) I a [ i l ;

k3 3 [ i ] = ( - f 1 2 [ i ] * f 1 2 [ i ] + f 1 1 [ i ] * f 2 2 [ i ] ) I a [ i ] ;
c o u t < < " \ n Proc e s s i ng f l ex i b i l i ty m a t r i x . . . . " < < en d l ;
c o u t < < " \ n Pro c e s s in g r e l a t ive s t i f n e s s m a t r i x . . . " < <endl ;
11 I n i s i a l i sasi
for ( i = O ; i < NMAT ; i + + ) {
f or ( j = O ; j < 3 ; j + + ) {
f or ( l = 0 ; 1 < 3 ; l + + ) {
k[i] [ j l [1] =0; }

f [i] [ j ] [1]=0;
/I i s i m a t r i x f [ i ] [ j ] dan k [ i ] [ j ]
f or ( i = O ; i < NMAT ; i + + ) {
f [ i ] [ 0 ] [ O ] = fll [ i ] ; f [ i ] [ 0 ] [ l ] = f12 [ i ] ; f [ i ] [ 0 ] [ 2 ] = f13 [ i ] ;
f [ i ] [ 1 ] [ 0 ] =f12 [ i ] ; f [ i ] [ 1 ] [ 1 ] =f22 [ i ] ; f [ i ] [ 1 ] [ 2 ] = f2 3 [ i ] ;
f [ i ] [ 2 ] [ 0 ] =f13 [ i ] ; f [ i ] [ 2 ] [ 1 ] =f23 [ i ] ; f [ i ] [ 2 ] [ 2 ] =f33 [ i ] ;
k [ i ] [ 0 ] [ 0 ] =k l l [ i ] ; k [ i ] [ 0 ] [ 1 ] =k12 [ i ] ; k [ i ] [ 1 ] [ 0 ] =k12 [ i ] ;
k [ i ] [ 0 ] [ 2 ] =k13 [ i ] ; k [ i ] [ 2 ] [ 0 ] =k 1 3 [ i ] ; k [ i ] [ 1 ] [ l ] = k2 2 [ i ] ;
k [ i ] [ 1 ] [ 2 ] =k2 3 [ i ] ; k [ i ] [ 2 ] [ 1 ] =k23 [ i ] ; k [ i ] [ 2 ] [ 2 ] = k3 3 [ i ] ;
1 *------------------------------------------------------------------------------
M a t r i k s kekakuan curved member
- - - - - - - - - - ·· - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - * 1
co ut < < " \ n Pro c e s s i ng abs o l u t e s i t f f n e s s m a t r i x . . . " < < en d l ;
/ / ma t r i x t r ans f ormas i gaya Aab
f or ( i = O ; i < 6 ; i + + ) {
A ab [ i ] [ j l = 0 ; } }
f or ( j = O ; j < 3 ; j + + ) {
Aab [ O ] [ 0 ] = - c o s ( the t a ) ; Aab [ O ] [ 1 ] = - s i n ( the t a ) ;

Aab [ 1 ] [ O ] = s in ( the t a ) ; Aab [ 1 ] [ 1 ] = - c o s ( th e ta ) ;
Aab [ 2 ] [ 0 ] = R * ( 1 - cos ( thet a ) ) ; Aab [ 2 ] [ 1 ] = - R * s i n ( the t a ) ; -1 ;
A ab [ 3 l [ 0 l = 1 ; Aab [ 4 l [ 1 ] = 1 ; A ab [ 5 l [ 2 l = 1 ;
Aab [ 2 ] [ 2 ] =
/ / Transpose ma t r i ks Aab
for ( j = O ; j < 3 ; j + + ) {
TransAab [ j ] [ i ] =Aab [ i ] [ j ] ; } }
f or ( i = O ; i < 6 ; i + + ) {
/ / Abs o l u te S t i f f n e s s
f or ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
f or ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
f or ( l = O ; l < 6 ; 1 + + ) {
K [ i ] [ j ] [ 1 ] =0 ; } } }
f or ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
NM=MAT [ i ] - 1 ;
for ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
f or ( l = O ; l < 3 ; l + + ) {
f o r ( m= O ; m< 3 ; m+ + ) {
f o r ( n= O ; n< 6 ; n + + )
K [ i ] [ j ] [ n ] + =Aab [ j ] [ l ] * k [ NM ] [ l ] [ m ] * TransAab [ m ] [ n ] ; } } } } }
1 *------------------------------------------------------------------------------
M a t r i k s kekakuan g l obal
----------------------------------------------------------------------------* 1
c o u t < < " \ n Proc e s s i n g s t ructural s t i f f n e s s ma t r i x . . . " < < endl ;
I I M a t r i ks tran s f orma s i T
f o r ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
for ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
for ( 1 = 0 ; 1 < 6 ; l + + ) {
T [ i ] [ j ] [ 1 ] =0 ; } } }
f o r ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
f i [ i ] =a tan ( ( Y [ i + 1 ] - Y [ i ] ) I ( X [ i + 1 ] - X [ i ] ) ) ;
382 Amrinsyah N asution, Metode Matrik Kekakuan Ana/isis Struktur

c ou t < < f i [ i ] < < endl ;
GammaA [ i ] = f i [ i ] + theta / 2 ;
GammaB [ i ] = f i [ i ] - theta / 2 ; / / sudu t t rans f orma s i
T [ i ] [ 0 ] [ O ] = c o s ( GammaA [ i ] ) ; T [ i ] [ 0 ] [ 1 ] = s i n ( GammaA [ i ] ) ;
T [ i ] [ 1 ] [ 0 ] = - s i n ( GammaA [ i ] ) ; T [ i ] [ 1 ] [ 1 ] = c o s ( GammaA [ i ] ) ;
T [ i ] [ 3 ] [ 3 ] = c os ( GammaB [ i ] ) ; T [ i ] [ 3 ] [ 4 ] = s in ( GammaB [ i ] ) ;
T [ i ] [ 4 ] [ 3 ] = - s i n ( G ammaB [ i ] ) ; T [ i ] [ 4 ] [ 4 ] = c o s ( GammaB [ i ] ) ;
T [ i ] [ 2 ] [ 2 ] =1 ; T [ i ] [ 5 ] [ 5 ] = 1 ; }
/ / Tr an s p o s e T
f o r ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
for ( 1 = 0 ; 1 < 6 ; 1 + + ) {
f or ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
TransT [ i ] [ 1 ] [ j ] = T [ i ] [ j l [ 1 ] ; lll
1 1 M a t r i k s k ekakuan e l emen g l obal

f o r ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
f or ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
f or ( l = 0 ; 1 < 6 ; 1 + + ) {
f o r ( m= O ; m< 6 ; m+ + ) {
f o r ( n= O ; n < 6 ; n+ + ) {
KG [ i ] [ j ] [ n ] + =TransT [ i ] [ j ] [ l ] * K [ i ] [ 1 ] [ m ] * T [ i ] [ m ] [ n ] ; } } } } }
1 1 Ma t r i ks kekakuan s t ruktur g l oba l

f o r ( i = O ; i <NDOF ; i + + ) {
f or ( j = O ; j <NDOF ; j + + ) {
KK [ i ] [ j ] = O ; } } / / inisial isasi
f o r ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
NJ = JJ [ i ] - 1 ; NK = JK [ i ] - 1 ;
P [ O ] = PX [ NJ ] ; P [ 1 ] = PY [ NJ ] ; P [ 2 ] = PR [ NJ ] ;
P [ 3 ] = PX [ NK ] ; P [ 4 ] = PY [ NK ] ; P [ 5 ] = P R [ NK ] ;
for ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
for ( l = 0 ; 1 < 6 ; 1 + + ) {
if( P [ j ] *P [ l ] ! =O ) {
KK [ ( P [ j ] - 1 ) ] [ ( P [ l ] - 1 ) ] = KK [ ( P [ j ] - 1 ) ] [ ( P [ l ] - l ) ] +KG [ i ] [ j ] [ 1 ] ; } } }
1 *-----------------------------------------------------------------------------
Menghi tung reak s i dan gaya da l am
---------------------------------------------------------------------------* !
co u t < < " \ n Proc e s s i n g e l ement f o rces and d i s p l acement . . . . . " < < endl ;
c ou t < < end l ;
/ / F i xed end f o rces a k i ba t beban merata q
f o r ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
f or ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
{
FEFq [ i ] [ j ] = 0 ; } }
for ( i = O ; i <NEL ; i + + )
NL=LOAD [ i ] - 1 ;
i f ( ( QX [ NL ] ! = 0 ) 1 1 ( QY [ NL ] ! = 0 ) ) {
DX= ( X [ i + 1 ] - X [ i ] ) ; DX1 = DX * DX ; DX = sqrt ( DX1 ) ;
DY= ( Y [ i ] - Y [ i + i ] ) ; D Y 1 = DY * DY ; D Y = s qr t ( DY 1 ) ;
L= s q r t ( DX 1 +DY1 ) ;
QLX=QX [ NL ] * R * the t a / L * c os ( f i [ i ] ) + QY [ NL ] * R * th e ta / L * s i n ( f i [ i ] ) ;
QLY = - QX [ NL ] * R * thet a / L * s i n ( f i [ i ] ) +QY [ N L ] * R * the ta / L * c o s ( f i [ i ] ) ;
FEFq [ i ] [ 0 ] = 0 . 5 * QLX * L ;
FEFq [ i ] [ 3 ] = FEFq [ i ] [ 0 ] ;
FEFq [ i ] [ 1 ] = 0 . 5 * QLY * L ;
FEFq [ i ] [ 4 ] = FEFq [ i ] [ 1 ] ;
FEFq [ i ] [ 2 ] = 1 ! 1 2 * Q LY * L * L ;
FEFq [ i ] [ 5 ] = - FEFq [ i ] [ 2 ] ; }
}
c o u t < < " \ n F i xed end f orces a k i b a t q " < < endl ;
f o r ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
f or ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
Struktur Lengkun:;; 383

printf ( " % 1 0 . S e " , FEFq [ i ] [ j ] ) ; }
c ou t < <endl ; }
c ou t < < end l ;
c o u t < < " \ n F i xed End f o rces g l obal " < <endl ;
f or l i = O ; i <NEL ; i + + ) {
i f I ( QX [ NL ] ! = 0 ) 1 1 ( QY [ N L ] ! = 0 ) ) {
NL= LOAD [ i ] - 1 ;
f or ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
for ( 1 = 0 ; 1 < 6 ; 1 + + ) {
TR [ j ] [ 1 ] = 0 ; } }
TR [ O ] [ 0 ] = c o s ( f i [ i ] ) ; TR [ O ] [ 1 ] = - s in ( f i [ i ] ) ;
TR [ 1 ] [ 0 ] = s i n I f i [ i ] ) ; TR [ 1 ] [ 1 ] =COS ( f i [ i ] ) ;
TR [ 3 ] [ 3 ] = TR [ 0 ] [ 0 ] ; TR [ 3 ] [ 4 ] = TR [ 0 ] [ 1 ] ;
TR [ 4 ] [ 3 ] = TR [ 1 ] [ 0 ] ; TR [ 4 ] [ 4 ] =TR [ 1 ] [ 1 ] ;
TR [ 2 ] [ 2 ] = 1 ; TR [ 5 ] [ 5 ] = 1 ;
for ( 1 = 0 ; 1 < 6 ; 1 + + ) {
f or ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
% 1 0 . 5 e " , FF [ i ] [ j ] ) ;
FF [ i ] [ j ] + = TR [ j ] [ l ] * FEF q [ i ] [ 1 ] ; } / / gaya e l emen g l obal
print f ( "
} c out< < endl ; } }
c ou t < < endl ;
f or ( i = O ; i <NDOF ; i + + ) {
PF [ i ] = 0 ; }
f o r ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
NJ =JJ [ i ] - 1 ; NK = JK [ i ] - 1 ;
P [ O ] = PX [ NJ ] ; P [ 1 ] = PY [ NJ ] ; P [ 2 ] = PR [ NJ ] ;
P [ 3 ] = PX [ NK ] ; P [ 4 ] = PY [ NK ] ; P [ S ] = PR [ NK ] ;
f or ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
PF [ P [ j ] - 1 ] = PF [ P [ j ] - 1 ] + FF [ i ] [ j ] ; } } }
if ( P [ j ] 1 =0) {
/ / Merak i t Gaya s t ruktural

c ou t < < " \ n Gaya s t ruktural gl obal { P } " < < endl ;
f or l i = O ; i <NNODE ; i + + ) {
i f ( PX [ i ] ! = O ) {
P P [ PX [ i ] - 1 ] = FX [ i ] ;
i f ( PY [ i ] ! = O ) {
PP [ PY [ i ] - 1 ] = F Y [ i ] ; }
i f ( PR [ i ] ! = 0 ) {
P P [ PR [ i ] - 1 ] =M Z [ i ] ;
f or l j = O ; j <NDOF ; j + + ) {
PP [ j ] = P P [ j ] + PF [ j ] ;
print f ( " \ n % 1 0 . 5 e " , P P [ j ] ) ; } c o u t < <endl ;
1 *-----------------------------------------------------------------------------
*!
p e rp i ndahan
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
/ / Ma t r i ks KS yg d i t i ngkatkan
f o r l i = O ; i <NDOF ; i + + ) {
KP [ i ] [ j ] = KK [ i ] [ j ] ; }
f or ( j = O ; j <NDOF ; j + + ) {
KP [ i ] [ NDOF ] = P P [ i ] ; }
/ / Gauss Jordan
i f I KP [ i ] [ i ] ! = 0 ) {
f o r ( i = O ; i <NDOF ; i + + ) {
A1 = KP [ i ] [ i ] ;
KP [ i ] [ j ] = KP [ i ] [ j ] I Al ; }
f o r l j = O ; j <NDO F + 1 ; j + + ) {
f o r ( l = O ; l <NDOF ; l + + ) {
f a c t =K P [ l ] [ i ] ;
if l 1 ' =i) {
f o r ( m= O ; m<NDOF + 1 ; m+ + ) {
KP [ l ] [ m ] =KP [ l ] [ m ] - f a c t * K P [ i ] [ m ] ; } }} } )

/ / perpi ndahan s t ruk tural dan g l oba l e l emen
f or ( i = O ; i <NDOF ; i + + ) {
UU [ i ] = K P ( i ] [ NDOF ] ;
11 c o u t < <UU [ i ] < < end l ;
f or ( i = O ; i < NNODE ; i + + ) {
P [ O ] = PX [ i ] ; P [ 1 ] = PY [ i ] ; P [ 2 ] = PR [ i ] ;
f or ( j = O ; j < 3 ; j + + ) {
i f ( P [ j ] ! =O ) {
JD [ i ] [ j ] = UU [ P [ j ] - 1 ] ; }
else {
JD [ i ] [ j ] = 0 ; } } }
f o r ( i = O ; i <NNODE ; i + + ) {
f or ( j = O ; j < 3 ; j + + ) {
p r i n t f ( " % 1 0 . 5 e " , JD [ i ] [ j ] ) ; }
c o u t < <endl ; }
f or ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
NJ = JJ [ i ] - 1 ; NK = JK [ i ] - 1 ;
P [ O ] = PX [ NJ ] ; P [ 1 ] = PY [ NJ ] ; P ( 2 ] = PR [ NJ ] ;
P [ 3 ] = PX [ NK ] ; P ( 4 ] = PY [ NK ] ; P [ 5 ] = PR [ NK ] ;
f or ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
i f ( P [j ] ! =O) {
U [ i ] [ j ] =UU [ P [ j ] - 1 ] ; }
else {
U [ i ] [ j ] =O ; } } }
/ 1 perpi ndahan l ok a l e l emen
f or ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
f or ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
u [ i ] [ j ] =O ;
for ( l = 0 ; 1 < 6 ; 1 + + ) {
u [ i ] [ j ] + =T [ i ] [ j ] [ l ] *U [ i ] [ 1 ] ; ) } }
1 *-----------------------------------------------------------------------------
gaya-gaya da l am e l emen
----------------------------------------------------------------------------* 1
f or ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
f or ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
f or ( l = O ; l < 6 ; l + + ) {
F [ i ] [ j ] + = - 1 * K [ i ] [ j ] [ l ] *u [ i ] [ 1 ] ; } } }
f or ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
f or ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
for ( l = 0 ; 1< 6 ; 1 + + ) {
FG [ i ] [ j ] + = KG [ i ] [ j ] [ l ] *U [ i ] [ 1 ] ; } } }
f or ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
f or ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
F [ i ] [ j ] = F [ i ] [ j ] - FEFq [ i ] [ j ] ; } }
JRL = O ;
f o r ( i = O ; i <NNODE ; i + + ) {
MDX [ i ] = O ; MDY [ i ] = O ; MDR ( i ] = O ;
f o r ( i = O ; i <NNODE ; i + + ) {
i f ( RX [ i ] = = l l {
JRL=JRL + 1 ; MDX [ i ] = JRL ; }
i f ( RY [ i ] = = 1 ) {
JRL = JRL+ 1 ; MDY [ i ] =JRL ; }
i f ( RR [ i ] = = 1 ) {
JRL=JRL + 1 ; MDR [ i ] = JRL ; }
f o r ( i = O ; i < JRL ; i + + ) {
RG [ i ] = O ; }
f o r ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
NJ=JJ [ i ] - 1 ; NK = JK [ i ] - 1 ;
P [ O ] = MDX [ NJ ] ; P [ 1 ] = MDY [ NJ ] ; P [ 2 ] = MDR [ NJ ] ;
P [ 3 ] = MDX [ NK ] ; P [ 4 ] = MDY [ N K ] ; P [ 5 ] = MDR [ NK ] ;
for ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {

RG [ P [ j ] - 1 ] =RG [ P [ j ] - 1 ] + FG [ i ] [ j ] ; } } }
if (P[j ] !=O) {
f or ( i = O ; i <NNODE ; i + + ) {
ARJ [ i ] [ j ] = 0 ; } }
f or ( j = O ; j < 3 ; j + + ) {
f or ( i = O ; i <NNODE ; i + + ) {
P [ O ] =MDX [ i ] ; P [ 1 ] =MDY [ i ] ; P [ 2 ] =MDR [ i ] ;
f or ( j = O ; j < 3 ; j + + ) {
i f ( P [ j ] ! =0 ) {
ARJ [ i ] [ j ] = RG [ P [ j ] - 1 ] ; } } }
f or ( i = O ; i <NNODE ; i + + ) {
i f ( RX [ i ] = = 1 ) {
ARJ [ i ] [ 0 ] =ARJ [ i ] [ 0 ] - FX [ i ] ;
i f ( RY [ i ] = = 1 ) {
ARJ [ i ] [ 1 ] =ARJ [ i ] [ 1 ] - FY [ i ] ;
i f ( RR [ i ] = = l ) {
ARJ [ i ] [ 2 ] =ARJ [ i ] [ 2 ] - M Z [ i ] ;
cout< < " \n Program sukses di ekseku s i ! ! " ;

cout< < " \ n Has i l eksekus i d i l i h a t p acta a r s i p has i l " < <e nd l ;
d i sp_output ( ) ;
getch ( ) ;
sys t em ( " PAUS E " ) ;
r e turn 0 ;
}
I I = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = = = = = = = = = = = = = = = = ! I
vo i d input ( )
{
char F i l ename [ 3 0 ]
c o u t< < " \ n Masukkan nama ars i p data
c in > > F i l ename ;
i f s tream i np ;
i np . open ( F i l ename ) ;
i f ( ! i np )
{
c o u t < < " \ n F i l e ' " < < F i l ename < < " t i dak ada . " ·
c o u t < < " \ n Program d i he n t i kan . " ;

getch ( ) ;
exi t ( 0 ) ;
}
c o u t < < " \ n Membaca i nput data . . . . . . . " ;
char endl [ 8 0 ] ;
f o r ( i = O ; i <ND ; i + + ) {
X [ i ] =O ; Y [ i ] =O;
RX [ i ] = O ; RY [ i ] = O ; RR [ i ] = O ;
FX [ i ] = O ; FY [ i ] = O ; MZ [ i ] = O ;
i np . ge t l i n e ( en d l , s i z eo f ( endl ) ) ;
i np . ge t l i ne ( endl , s i z eo f ( endl ) ) ;
i np . ge t l i n e ( en d l , s i z eo f ( endl ) ) ;
i np > > ang l e ; inp > >R ; i np . ge t l i n e ( endl , s i z e o f ( endl ) ) ;
inp . i gnore ( 1 0 ) ; i np > > NNODE ; inp . ge t l i ne ( endl , s i z e o f ( en dl ) ) ;
inp . ge t l i n e ( en d l , s i z e o f ( endl ) ) ;
f o r ( i = O ; i <NNODE ; i + + ) {
inp> > X [ i ] ; i np > > Y [ i ] ; i np . ge t l i ne ( endl , s i z e o f ( endl ) ) ; }
i np . i gnore ( l O ) ; i np > > NR ; i np . ge t l ine ( endl , s i z e o f ( endl ) ) ;
f o r ( i = O ; i <NR ; i + + ) {
i np > >NRJ [ i ] ; i np > > RX [ NRJ [ i ] - l ] ; inp> >RY [ NRJ [ i ] - 1 ] ; i np > > RR [ NRJ [ i ] -
l ] ; i np . ge t l i ne ( endl , s i z eo f ( en d l ) ) ; }
i np . ge t l ine ( endl , s i z e o f ( endl ) ) ;
i np . ge t l i n e ( en d l , s i z e o f ( en d l ) ) ;
inp>>NMAT ; i np>>NLOAD ; i np . ge t l i n e ( endl , s i z e o f ( endl ) ) ;
f or ( i = O ; i <NMAT ; i + + ) {
i n p > > E [ i ] ; i np>>A [ i ] ; i np > > I [ i ] ; i np . ge t l i ne ( endl , s i z eo f ( endl ) ) ;

f o r ( i � O ; i <NLOAD ; i + + ) {
i np > >QX [ i ] ; i np>>QY [ i ] ; i np . ge t l ine ( endl , s i ze o f ( endl ) ) ;
i np . ge t l ine ( endl , s i z e o f ( endl ) ) ;
inp . i gnore ( l O ) ; inp>>NEL ; inp . ge t l i ne ( endl , s i zeo f ( endl ) ) ;
f or ( i � O ; i <NEL ; i + + ) {
i n p > > JJ [ i ] ; i np> > JK [ i ] ; inp> >MAT [ i ] ; i np > > LOAD [ i ] ; i np . ge t l i ne ( endl , s i zeo f ( endl ) ) ; }
inp . ge t l in e ( endl , s i zeo f ( endl ) ) ;
inp . i gnore ( l O ) ; i np> >NF ; i np . ge t l i n e ( endl , s i z e o f ( endl ) ) ;
f o r ( i � O ; i <NF ; i + + ) {
i np > >NJF [ i ] ; i np>>FX [ NJF [ i ] - l ] ; inp>>FY [ NJF [ i ] - l ] ; i np > >MZ [ NJF [ i ] -
1 ] ; inp . ge t l i n e ( endl , s i zeo f ( endl ) ) ; }
i np . c l o s e ( ) ;
1 / - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ----------- - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
v o i d d i sp_input ( )
{
c o u t < < endl ;
c o ut < < " \ n DATA DARI ARS I P DATA " ;
c o u t < < " \ n � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � " < <endl ;
p r i nt f ( " J a r i - j ar i l engkung % 1 0 . 5f m\n" , R ) ;
p r i n t f ( " Sudut t o t a l % 1 0 . 5 f rad i an \ n " , angl e ) ;
printf ( " Jumlah nodal %2d \ n " , NNODE ) ;
print f ( " Jumlah e l emen % 2 d \ n " , NE L ) ;
p r i nt f ( " theta % 1 0 . 5 f radi a n \ n " , ( angl e /NEL ) ) ;
p r i nt f ( " Jumlah t i t i k terkekang % 2 d \ n " , NR ) ;
p r i n t f ( " \ nJ o i n t Restraint \ n " ) ;
f o r ( i � O ; i <NNODE ; i + + ) {
printf ( " %2d %2d %2d % 2 d \ n " , ( i + l ) , RX [ i ] , RY [ i ] , RR [ i ] ) ;
p r i n t f ( " Node Coordinates \n" ) ;
f o r ( i � O ; i <NNODE ; i + + ) {
print f ( " % 2 d %10 . 5f %10 . 5f \n" , ( i+ l ) , X [ i ] , Y [ i ] ) ;
p r i n t f ( " \ n Sec t i on property \ n " ) ;
print f ( " E A I \n" ) ;
f o r ( i � O ; i <NMAT ; i + + ) {
p r i n t f ( " % 2 d % 1 0 . 5 e kN/m2 % 1 0 . 5e m2 % 1 0 . 5 e m4 \n" , ( i+ l ) , E [ i ] , A [ i ] , I [ i ] ) ;
printf ( " \ n E l ement Loads \ n " ) ;
p r i n t f ( " Uni f orm l oad \ n " ) ;
f or ( i � O ; i <NLOAD ; i + + ) {
printf ( " %2d QX � % 1 0 . 5 f QY � % 1 0 . 5 f \ n " , ( i + l ) , QX [ i ] , QY [ i ] ) ;
p r i nt f ( " \ n Nodal Forces \n" ) ;
printf ( " Joint FX FY MZ \n" ) ;
f o r ( i � O ; i <NNODE ; i + + ) {
print f ( " %2d % 1 0 . 5 f % 1 0 . 5 f %10 . 5f \ n " , ( i + l ) , FX [ i ] , FY [ i ] , MZ [ i ] ) ;
c o u t < <end l ;
c o u t< < " \ n Readi ng comp l e t e ! " < <endl ;
co ut< < " Push enter b u t t on to c on t i nue ! ! ! " < < endl ;
getch ( ) ;
}
v o i d d i sp_outpu t ( )
{
char F i l e0ut [ 3 0 ] ;
c o u t < < " \ n Enter Output F i l e Name : " ;
c in > > F i l eOu t ;
F I LE * ou t ;
o u t � f open ( F i l eOut , " w " ) ;
f p r i nt f ( ou t , " Output Program \ n " ) ;
f p r i nt f ( ou t , " � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � \ n " ) ;
f p r i n t f ( ou t , " ELEMENT S TI FFNESS OF CURVED MEMBER \ n " ) ;
f p r i n t f ( ou t , " created by : F i t r i a Dew i \ n " ) ;
f p r i n t f ( ou t , " � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � � \ n " ) ;
f p r i n t f ( ou t , " Radi u s o f Curved member % 1 0 . 5 f m\n" , R ) ;
f p r i nt f ( ou t , " T o t a l Angle � % 1 0 . 5 f rad i a n \ n " , angl e ) ;

f p r in t f ( ou t , " T o t a l node number % 2 d \ n " , NNODE ) ;
f p r i n t f ( ou t , " T o t a l e l ement % 2 d \ n " , NEL ) ;
f p r in t f ( ou t , " the t a % 1 0 . 5 f rad i an \ n " , ( an g l e /NEL ) ) ;
f p r i nt f ( ou t , " \ n S ec t i on p ro p e r ty \ n " ) ;
f pr i n t f ( ou t , " NM E A I \n" ) ;
f or ( i = O ; i <NMAT ; i + + ) {
f p r i n t f ( ou t , " % 2 d % 1 0 . 5 e kN /m2 % 1 0 . 5 e m2 % 1 0 . 5 e m4 \n" , ( i +l ) , E [ i ] , A [ i ] , I [ i ] ) ;
f p r i n t f ( ou t , " \ n Un i f orm span l oad \ n " ) ;
f p r i n t f ( ou t , " N L QX QY \n" ) ;
f o r ( i = O ; i <NLOAD ; i + + ) {
f p r i n t f ( ou t , " % 2 d % 1 0 . 5 e kN / m % 1 0 . 5 e KN / m \ n " , ( i + 1 ) , QX [ i ] . QY [ i ] ) ;
py
f p r i n t f ( ou t , " \ n Nodal Forces \n" ) ;
f p r i n t f ( ou t , " NF PX MZ \n" ) ;
f or ( i = O ; i <NF ; i + + ) {
f p r i n t f ( ou t , " % 2 d % 1 0 . 5e kN % 1 0 . 5e KN % 1 0 . 5e KNm \ n " , ( NJF [ i ] ) , FX [ NJ F [ i ] -
1 ] , FY [ NJF [ i ] - 1 ] , MZ [ NJF [ i ] - 1 ] ) ; }
f p ri n t f ( ou t , " \ n J o i n t Res tr a i n t \ n " ) ;
f o r ( i = O ; i <NNODE ; i + + ) {
f p r i n t f ( ou t , " % 2 d %2d %2d % 2 d \ n " , ( i + 1 ) , RX [ i ] , RY [ i ] , RR [ i ] ) ;
f p r i n t f ( ou t , " \ n Node Coord i na t e s \ n " ) ;
f o r ( i = O ; i <NNODE ; i + + ) {
f p r i n t f ( ou t , " % 2 d %10 . 5f %10 . 5f \n" , ( i + l ) , X [ i ] , Y [ i ] ) ;
f pr i n t f ( ou t , " \ n E l ement Prope r t i e s " )
f p r i n t f ( ou t , " \ n E l i - end j - end NM NL\n " ) ;
f o r ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
\ n " , ( i + 1 ) , J J [ i ] , JK [ i ] , MAT [ i ] , LOAD [ i ] ) ;

f pr i n t f ( ou t , " %2d %2d %2d %2d %2d
f pr i n t f ( ou t , " \n Curved member f l e x i b i l i ty ma t r i x \ n " ) ;

f p r i n t f ( ou t , " = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = \ n " ) ;
f o r ( i = O ; i <NMAT ; i + + ) {
f p ri n t f ( ou t , " Ma t r i ks f l e k s i b i l i tas mater i a l %2d\n " , ( i + 1 ) ) ;
for ( j =O ; j <3 ; j ++ ) {
f or ( l = 0 ; 1 < 3 ; 1 + + ) {
f p r i n t f ( ou t , " % 1 5 . 5e " , f [ i ] [ j ] [ l ] ) ;
f p r i n t f ( ou t , " \ n " ) ; } f pr i n t f ( ou t , " \ n " ) ; } fp r i n t f ( ou t , " \ n " ) ;
f p r i nt f ( ou t , " = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = \ n " ) ;
f pr i n t f ( ou t , " \ n Curved member r e l a t i v e s t i f fne s s ma t r i x \ n " ) ;
f o r ( i = O ; i < NMAT ; i + + ) {
f p r i n t f ( ou t , " Ma t r i k s S t i f fness r e l a t i f m a t e r i a l % 2 d \ n " , ( i + 1 ) ) ;
for ( j = O ; j < 3 ; j + + ) {
f or ( l = 0 ; 1 < 3 ; 1 + + ) {
f p ri n t f ( ou t , " % 1 5 . 5e " , k [ i ] [ j ] [ l ] ) ;
f p r i n t f ( ou t , " \ n " ) ; } fp r i n t f ( o u t , " \ n " ) ; }
f p r i n t f ( ou t , " = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = \ n " ) ;
f p r i n t f ( ou t , " \ n Curved member abs o l u t e s t i fness m a t r i x l oc a l e l ement \ n " ) ;
f o r ( i = O ; i <NMAT ; i + + ) {
f pr i n t f ( ou t , " Ma t r i ks S t i f f n e s s abs o l u t ma t e r i a l % 2 d \ n " , ( i + l ) ) ;
f or ( j = O ; j < 6 ; j + + ) {
for ( 1 = 0 ; 1 < 6 ; 1 ++ ) {
fpr i n t f ( ou t , " % 1 0 . 5e " , K [ i ] [ j ] [ l ] ) ; }
f p r i n t f ( ou t , " \ n " ) ; }
}
f p r i n t f ( ou t , " = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = \ n " ) ;
f p r i nt f ( ou t , " \ n Cu rved member abs o l u te s t i f f n e s s m a t r i x g l ob a l o r i en t a t i on \ n " ) ;
f or ( i = O ; i <NEL ; i + + ) {
f p r i n t f ( ou t , " M a t r i ks kekakuan g l ob a l e l emen ke - % 2 d \ n " , ( i + l ) ) ;
for ( j = O ; j <6 ; j + + ) {
f or ( l = 0 ; 1 < 6 ; 1 + + ) {
f p r i nt f ( out , " % 1 5 . S e " , KG [ i ] [ j ] [ 1 ] ) ;
f p r i n t f ( ou t , " \ n " ) ; }

f p r i n t f ( ou t , " \ n Curved member S t ru c t u r a l s t i fn e s s ma t r i x g l oba l \ n " ) ;
f p r i n t f ( ou t , " = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = \ n " ) ;
f or ( i = O ; i <NDOF ; i + + ) {
for ( j = O ; j <NDOF ; j + + ) {
f p r i n t f ( ou t , " % l O . S e " , KK [ i ] [ j ] ) ;
}
f pr i n t f ( ou t , " \ n " ) ; }
f p r i n t f ( ou t , " \ n J o i n t d i s p l acement \ n " ) ;
f p r i n t f ( ou t , " = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = \ n " ) ;
f p r i n t f ( ou t , " Jo i n t Ul U2 R3 \ n " ) ;
f or ( i = O ; i <NNODE ; i + + ) {
f p r i n t f ( ou t , " % 2 d " , ( i + l ) ) ;
f or ( j = O ; j < 3 ; j + + ) {
f p r i n t f ( ou t , " % l O . Se " , JD [ i ] [ j ] ) ; }
f pr i n t f ( ou t , " \ n " ) ; }
f p r i n t f ( ou t , " \ n Perpi ndahan e l emen s t ruktur \ n " )
fpr i n t f ( ou t , " = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = \ n " ) ;
f p r i n t f ( ou t , " e l Ul U2 U3 U4 US U6 \ n " ) ;
f or ( i = O ; i <NEL ; i + + ) { f p r i n t f ( ou t , " % 2 d . " , ( i + l l ) ;
for ( j = O ; j <6 ; j + + ) {
f p r i n t f ( ou t , " % l O . Se " , U [ i ] [ j ] ) ;
}
fpr i n t f ( ou t , " \ n " ) ; }
f p r i n t f ( ou t , " \ n " ) ;
f p r i n t f ( ou t , " \ n Perp i ndahan e l emen l ok a l \ n " ) ;
fpr i n t f ( ou t , " = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = \ n " ) ;
f p r i n t f ( ou t , " e l Ul U2 U3 U4 US U6\n" ) ;
f o r ( i = O ; i <NEL ; i + + ) { f p r i n t f ( o u t , " % 2 d . " , ( i + l ) ) ;
for ( j = O ; j < 6 ; j ++ ) {
f p r i nt f ( ou t , " % l O . Se " , u [ i ] [ j ] ) ;
}
fprint f ( ou t , " \ n " ) ; }
fprint f ( ou t , " \ n " ) ;
f pr i n t f ( ou t , " \ n Gaya da l am e l emen \ n " ) ;
fpr i n t f ( o ut , " ================================================ \ n " ) ;
f p r i n t f ( ou t , " e l Fl F2 F3 F4 FS F6\n " )
f o r ( i = O ; i <NEL ; i + + ) { f p r i n t f ( ou t , " % 2 d . " , ( i + l ) ) ;
for ( j =O ; j < 3 ; j + + ) {
f p r i n t f ( ou t , " % 1 0 . 5e " , F [ i ] [ j ] ) ; }
for ( j =3 ; j <6 ; j ++ ) {
f p r i n t f ( ou t , " % 1 0 . 5e " , ( -F [ i ] [ j ] ) ) ;
}
f p r i n t f ( ou t , " \ n " ) ; }
fpr i n t f ( ou t , " \ n End reac t i on \ n " ) ;
f p r i n t f ( ou t , " = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = \ n " ) ;
f p r i n t f ( ou t , " j o i n t H V M \n" ) ;
f o r ( i = O ; i <NR ; i + + ) {
f or ( j = O ; j < 3 ; j + + ) {
f p r i n t f ( ou t , " % 2 d . " , ( NRJ [ i ] ) ) ;
f p r i n t f ( ou t , " % 1 0 . 5 e " , ARJ [ NRJ [ i ] - l ] [ j ] ) ; }

fp ri n t f ( ou t , " \ n " ) ; }
fp r i n t f ( ou t , " \ n " ) ;
c o u t < < " \ n End o f Program . . . . " < < endl ;
f c l o s e ( ou t ) ;

Input F i l e program S t i f f n e s s untuk e l emen l engkung
Ang l e R
1 . 0472 15
NNode : 5
coordinates
-7 . 5 0
-3 . 8823 1 . 4985
0 2 . 0092
3 . 8823 1 . 4985
7 . 5 0
NR :2
1 1 1 1
NM
5 1 1 1
NQL
1 1
2e8 1 . 2 9e-2 1 . 64e-4
0 0
NEL : 4
1 2 1 1
2 3 1 1
3 4 1 1
4 5 1 1
NF : 1
3 0 -178 0
Gaya dalam elemen dan reaksi perletakan yang diperoleh dari running program adalah
sebagai berikut :
Joint di s pl acement
================================================
Joint U1 U2 R3
1 O . OOOOOe+OO O . OOOOOe+OO O . O O O O Oe+OO
2 - 1 . 1 1 7 5 4e - 0 3 8 . 92874e-04 - 1 . 92418e-03
3 9 . 54791e-19 - 1 . 0 3 477e-02 -3 . 9 6 819e-18
4 1 . 1 1 7 5 4e - 0 3 8 . 92 874e-04 1 . 9 2 4 1 8e-03
5 O . O O O O Oe+OO O . OOOOOe+OO O . O O O O Oe+OO
Gaya da l am e l emen
el Fl F2 F3 F4 FS F6
1. - 3 . 046 6 2 e + 0 2 7 . 3 1 2 8 7e + Ol 7 . 4 6 7 3 6e + Ol -3 . 1 3 2 0 8 e + 0 2 -8 . 2157 7 e + O O -5 . 35158e+Ol
2. -3 . 1 3 2 08e+02 - 8 . 24842 e + O O -5 . 35158e+Ol - 3 . 0 04 0 0 e + 0 2 -8 . 9 0 3 1 6 e+ Ol 1 . 3 85 9 2 e + 0 2
3. - 3 . 0 04 0 0 e + 0 2 8 . 9 0316e+01 1 . 3 85 9 2 e + 0 2 - 3 . 1 3 2 0 8e + 0 2 8 . 24842 e + O O -5 . 35158e+Ol
4. - 3 . 13208e+02 8 . 2157 7e + 0 0 -5 . 35158e+Ol - 3 . 046 6 2 e+ 0 2 -7 . 3 1 2 8 7 e+ Ol 7 . 4 6 7 3 6e + 01
End reac t i on
j oint H V M
1. 3 . 0 0 4 1 0e+02 8 . 90000e+01 -7 . 4673 6e+01
5. -3 . 00410e+02 8 . 90000e+01 7 . 4 6 7 3 6e + 0 1

Ga a
Aksial
89.032
Geser
M omen
7.7 Soal - Soal
10
Soal 1
kN
8 kN
penampang
0 300
300
30 m
Lakukan analisis perhitungan gaya-gaya dalam dan reaksi perletakan pada sistem struktur
diatas dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Berikan penomoran titik kumpul dan el.emen struktur.
b. Tentukan derajat kebebasan struktur relatif dan absolut
c. Merakit matriks kekakuan [S]m setiap elemen terhadap sumbu lokal
d . M erakit matriks kekakuan [k]m setiap elemen terhadap sumbu global
e. M erakit matriks kekakuan struktur keseluruhan [K]s dari [k]m.
f. Merakit vektor be ban luar struktur { P }s
g. Menyelesaikan persamaan matriks [K]s * { X } = { P } s untuk mendapatkan perpindahan
titik-titik kumpul.
h. Menggambarkan garis elastik struktur
1. M enyelesaikan perhitungan besarnya g�ya-gaya dalam setiap elemen dan reaksi per-
letakan.
J. Menggambarkan bidang-bidang gaya dalam elemen.
Soal 2
Dengan metoda matriks kekakuan, tentukan besarnya gaya vertikal P ( dengan mengabaikan
berat send iri), agar nilai reaksi arah horisontal pada perletakan A menjadi nol . Kemudian
gambarkan bidang gaya dalam yang terj adi. (catatan : lakukan analisis seperti pada SOAL I ).
L
2 m
35 m
_j
Soal 3
Suatu struktur jembatan d imodelkan seperti gambar diatas. Lakukan analisis penentuan gaya
gaya dalam dan reaksi perletakan dengan langkah-langkah pengerj aan seperti pada soal I
(berat sendiri d imasukkan).
ppa 0 800' 1 5 mm
1 6@5=80 m

Soal 4
Pigura gerbang masuk seperti gambar merupakan gabungan sistem struktur portal bidang dan
lengkung. Ada 5 segmen lengkun g yang memberikan matrik kekakuan 5 elemen lengkung.
Pada titik kumpul 4 dan 9, elemen kekakuan struktur merupakan rakitan unsur elemen
lengkung dan pottal. B ila penampang elemen segi-empat/balok 350/ 1 000 mm 2 , unsur beton
bertulang; Eb = 20,000 M Pa, v = 0.25, lakukan analisis sistem dengan prosedur sebagai
berikut :
q ; 40 kN/m
rrnrrn r r r r r r r IJJJllU
J
�4 m
a. Berikan penomoran elemen struktur.
6 7
b. Tentukan derajat kebebasan struktur
[-J -l f
4
5 8 relatif dan absolut
c. Merakit matri ks kekakuan [ S] 111 setiap
3 9 10
JI m
elemen terhadap sumbu lokal
d. Merakit matriks kekakuan [ k]m setiap
elemen terhadap sumbu global
e. Merakit matriks kekakuan struktur
keseluruhan [ K]s dari [ k] m ·
t __ _ _ --- -----� -
15 m - -�----_2J
f. Merakit vektor beban luar struktur
{P}s
g . Menyelesaikan persamaan matriks
[ K ls * { X } = { P }s untuk mendapatkan
perpi ndahan titik-titik kumpu I.
h. Menggambarkan garis elasti k struktur.
1. Menyelesaikan perhitungan besarnya gaya-gaya dalam setiap elemen dan reaksi
perletakan.
J . Menggambarkan bidang-bidang gaya dalam elemen.
Soal 5
60kN 60kN
60kN
30kN 60kN 30kN
R = 20 m
= 90°
''
(!)
''
'
E
= 3 . 1 4 1 6 radian c
''
_/_/'""'
= 2 x l 0' kN/m 2
''
A= 1 .29 x I o·' 1112
I = 1 .64x l o-' m'
'' 9'
'
''
'
'' ''
'
'
<?/
,
S i stem struktur dua pelengkungan

Sistem struktur pelengkung dua bentang dengan perletakan sendi-rol-sendi dengan parameter
struktur dan pembebanan seperti pada gambar. Sistem pelengkung i n i dibagi menjad i 8
e lemen lengkung dan 9 node seperti pada gambar.
A H ('
Diskretisasi struktur pelengkung
Dengan menggunakan program komputer pada bagian 7.7,file data soal adalah :
I nput F i l e program S t i f fness untuk e l emen l engkung
Ang l e R
3 . 14 1 6 20
NNode :9
coordinates
-14 . 1421 0
- 7 . 6 53 6 7 4 . 33 55
0 5 . 8579
7 . 65367 4 . 3 3 55
14 . 1421 0
2 0 . 6303 4 . 3 3 55
2 8 . 2 84 5 . 8579
3 5 . 9377 4 . 3355
42 . 4261 0
NR :3
1 1 1 0
5 0 1 0
9 1 1 0
NM NQL
1 1
2e8 1 . 2 9e- 2 1 . 6 4 e- 4
0 0
NEL :8
1 2 1 1
2 3 1 1
3 4 1 1
4 5 1 1
5 6 1 1
6 7 1 1
7 8 1 1
8 9 1 1
NF :9
1 0 -30 0
2 0 -60 0
3 0 -60 0
4 0 -60 0
5 0 -60 0
6 0 -60 0
7 0 -60 0
8 0 -60 0
9 0 -3 0 0
394 Amrinsyah N a sution, Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

Eksekusi program komputer dengan data d iatas untuk memperoleh hasil analisis struktur,
berupa deformasi, gaya dalam dan reaksi perletakan.
Joint d i s p l a c ement
Joint U1 U2 R3
1 O . OOOOOe+OO O . OOOOOe+OO 5 . 246 9 2 e-03
- 7 . 3319 6 e - 03 5 . 7 8434e-03 - 2 . 16 5 9 9 e-03
3 -4 . 2 1 0 94e-03 - 1 . 2 8 811e- 0 2 - 1 . 1 8451e-03
4 -3 . 1 8 818e-03 - 7 . 3 7 5 96e-03 1 . 7 76 9 0e-03
5 1 . 840 5 7 e - 0 5 O . OOOOOe+OO 2 . 3 2 9 03e-06
3 . 2 0 7 3 5 e - 03 - 7 . 3 5 023e-03 - 1 . 7 7421e-03
7 4 . 2 2 7 83e-03 -1 . 2 84 8 2 e - 0 2 1 . 18396e-03
8 7 . 34 5 7 9 e-03 5 . 8 0464 e - 03 2 . 1633 7 e - 03
O . OOOOOe+OO O . OOOOOe +OO - 5 . 2 5 033e-03
Gaya dalam e l ernen

�===============================================
el Fl F2 F3 F4 F5 F6
1 . -1 . 57494e+02 2 . 8 7 0 80e+01 -1 . 1 5 9 21e-13 - 1 . 564 9 1 e + 0 2 -3 . 3 7 4 7 7 e + 01 2 . 0 0496e+Ol
2. -1 . 33 5 3 0 e + 0 2 2 . 16 8 3 8 e + 01 2 . 0 04 9 6 e + 0 1 - 1 . 31664 e + 0 2 - 3 . 10666 e + 01 5 . 73767 e + 01
3. -1 . 31664e+ 0 2 2 . 8 933 8 e + 01 5 . 73 7 6 7 e +Ol - 1 . 32 714e+ 0 2 - 2 . 36 5 43e+ 0 1 3 . 63737 e + 01
4. - 1 . 5 56 7 5 e + 0 2 3 . 17 7 7 3 e + 01 3 . 63737 e + 01 -1 . 5 5 9 86 e + 0 2 -3 . 02161e+01 3 . 01630e+Ol
5. - 1 . 5 5 9 86 e + 0 2 3 . 0 2 1 8 2 e + 01 3 . 0163 0e+Ol -1 . 5 56 7 6 e + 0 2 -3 . 17 7 53 e + 01 3 . 63574e+Ol
6. - 1 . 3 2 7 14 e + 0 2 2 . 36 5 3 7 e + 01 3 . 63 5 7 4e + 01 - 1 . 31664e+ 0 2 - 2 . 8 9345 e + 01 5 . 7366 0 e + 01
7. -1 . 31664e + 0 2 3 . 10661e+01 5 . 7366 0 e + 01 - 1 . 33 5 3 0 e + 0 2 - 2 . 16843e+Ol 2 . 0042 8 e + 01
8. - 1 . 564 9 l e + 0 2 3 . 3 7 46 8 e+Ol 2 . 0 042 8 e + 01 -1 . 5 7493e+ 0 2 -2 . 87087e+01 6 . 1 8 9 4 9 e-15
E n d reac t i on
j oint H V M
1. 1 . 31664 e + 0 2 1 . 21066 e + 0 2 O . OOOOOe+OO
5. O . OOOOOe+OO 2 . 3 7 86 8 e + 0 2 O . OOOOOe+OO
9. -1 . 31664e + 0 2 1 . 21066 e + 0 2 O . OOOOOe+OO
Aksial

Geser
28.933
M omen
Soal 6
I I
I I
'- l '-
- -·- - ---
--- --------
-
300 300 mrn
· -· 60 m
1 I
- - --- - ---�
Balok lengkung bentang 60 111 111eneri111a beban hidup 50 kN/m pada setengah bentang.
Pena111pang balok di tengah bentang 300/300 111111 2 dan di tu111puan 300/550 111111 2 .
Diskrit/seg111en balok i-j dapat dinyatakan dengan balok seragam te�-;;",1""' rerata dari tinggi
balok di i dan j.
Lakukan analisis blok lengkung untuk mendapatkan lendutan dan gaya-gaya dalam.

8 Kabel
Salah satu konstruksi yang sedang berkembang saat ini adalah struktur kabel, terutama untuk
jembatan. Jenis jembatan yang menggunakan struktur kabcl antara lain: jembatan gantung
(sU.\fJension bridge), jembatan cancang (cahle-stayed bridge), a tau kombinasi antara jembatan
gantung dcngan jembatan cancang. Tidak terbatas pada jembatan saja. struktur kabel juga
banyak digunakan sebagai tal i jangkar pada menara atau tenda, atap gantung, cah/e car dan
struktur lainnya. Beberapa keuntungan pemakaian kabel sebagai komponcn struktural adalah:
relatif ringan dan dapat digulung atau dibentuk sedemikian rupa sehingga mudah untuk
diangkut/d ipindahkan dan d ipasang; dapat d ifabrikasi di pabrik; biaya instalasi yang relatif
rendah; dapat disesuaikan dcngan beban dengan perubahan geometri kabcl.
G a m bar 8 . 1 Jembatan Cancang (Cable-Stayed Bridge) di Batam
Bcntuk atau geomctri kabcl adalah faktor mcndasar untuk analisis struktur kabc l . Cicomctri
kabel harus telah ditentukan terlebih dahulu untuk digunakan bagi anal isis matrik kekekauan
elemen. Data posisi nodal atau titik tinjauan pada kond isi awal menjad i data yang pcnting
untuk kabel yang menahan berat sendiri yang bersit�1t inextensible. Cieometri kabel yang
didapat disebut kurva catenary.
Kabel 397
Gambar 8.2 Jembatan Barito di Kalimantan Selatan (Suspension Bridge)
8 . 1 Geometri Kurva Kabel

Geometri kurva kabel merupakan ha! yang y
mendasar bagi analisis. Analisis kabel dilakukan
dengan anggapan be ban 'in plane ' dengan kabel. B
Geometri kurva kabel dalam ruang lebih sulit dan

kompleks. Apabila kurva lengkung yang mutus
antara titik A dan titik B seperti pada Gambar 8.3, A .,.. ___
dan sumbu x dan y d itetapkan sedem ikian rupa

�----4-----�---+ x
seh ingga persamaan kurva dinyatakan sebagai :
y = f (x) (8- 1 ) 0 Xs
dy
maka sekurang-kurangnya f(x) memil iki dua Gambar 8 . 3 Segmen kurva
turunan kontinu. Garis tagensial terhadap kurva mempunyai kem iringan (slope) : / (x) =
dx
dy
pada setiap titik kabel dengan sudut kemiringan 8 dari sumbu absis - x terhadap garis tangen
yang d itetapkan dengan : = t a ()
d>:
n (8-2)
Sudut 8 adalah suatu fungsi posisi. Panjang lengkung s sepanjang kurva d idefi n isikan dari
hubungan diferensial : (ds)2 = (dx) 2 + (dy)2 (8-J a)
(dsdx J2 + (dyJ2
atau
=
1
dx (8-J b )

Orientasi untuk kurva ditetakan dalam penger1ian sepanjang panjang lengkung bertambah.
Maka dapat dilakukan integrasi persamaan diatas untuk s sebagai fungsi x. Seandainya s = 0
di A dan s meningkat sebagai mana kurva menuju kearah B, maka:
<=
l.H�lT d,
(8-4)
L= J
[ ( )2]�
Dengan demikian total par�jang lengkung L kurva:
r.H
1 +-
cfy
dx (8-5)
d\
,\(/
Dengan memperoleh pan.Jang lengkung L, persamaan kurva dapat secara parametrik

dinyatakan dalam bentuk x =x ( s ) dan y
=y ( s ). Juga sudut kemiringan 8 = 8(s) dapat
ditetapkan dari:
dv dv ds (8-6)
tan {) = __:___ = ___:_X -
dx ds dx
dx dy
alazt dengan = cosO; =sin 0
ds ds
Perubahan sudut kemiringan terhadap panjang lengkung di cari dari diferensiasi persamaan
( ) -
diatas :
d 2 dO d dy d2y dx
-(tanO)=sec 0-=- - = 0 x-
d� d s ds d< d<" ds
atau
dO , d 2v
-=cos·' o--
· (8-7)
ds dY2
_ ,
Persamaan diatas menyatakan curvature dari kurva.
1
Mengingat: cosO= 1 =± maka persamaan diatas mer�jadi :
_
sec() .J1 + tan2 ()
de
+ -
d2y
dr-
o
=+
1
=+ /(
(8-8)
_
J., [
K adalah
l
+-
(d; J r
curvature
'
- p
dan p radius
-
curvature.
Perjanjian tanda bergantung pada konvensi tanda yang dipilih bagi curvature
Kabel 399
8.2 Pengaruh Tegangan
Untuk analisis, terlebih dahulu perlu ditetapkan koordinat tangen dan koordinat normal dari
kurva. Pada satu titik di kurva, arah tangen terhadap kurva adalah arah peningkatan panjang
lengkung yang disebut arah tangensial, dan satu satuan vektornya : e, dalam arah tersebut.
Arah 9 0° berlawanan jarum jam dari arah tangensial adalah arah normal, dan satu satuan
vektornya dinyatakan dalam e,. Karena sudut singgung 8 adalah antara absis - x dengan arah
tangensial, vektor e1 dan e11 dapat ditulis dalam komponen kartesian :
e, = cos Bi + sin Bj , e, = - sin Bi + cos Bj
Bila diselesaikan untuk i dan j :

i = cosBe1 - sin Ben ; j = sin Be1 + cos een ;
Koordinat 'intrinsic ' normal dan tangensial juga hal yang mendasar dalam analisis gerakan
partikel pada kurva.
Fonnulasi dari persamaan kesetimbangan untuk kabel yang menerima beban terdistribusi
diturunkan sebagai berikut. Bila panjang lengkung kurva kabel L ditopang di dua titik A dan
B, dan dibebani be ban terdistribusi q q ) + qyj yang merupakan be ban per satuan panjang
=
dalam bidang, maka dari diagram badan bebas, reaksi ujung merupakan gaya tarik TA dan T 8
dalam arah yang ditentukan oleh sudut kemiring-an 81\ dan 88 dari tangen terhadap kurva di
kedua titik tersebut.
Terdapat em pat parameter yang tidak diketahui : TA, T 8, 8A, dan 8B dan hanya ada tiga
persamaan kesetimbangan non-trivial. Oleh karenanya, perlu ketetapan tambahan untuk
ketiga persamaan dalam mendapatkan ke empat parameter. Dengan anggapan
'inextensibility ' : kabel tetap tidak berubah dalam panjang pad a kond isi pembebanan, di kaj i
hubungan antara perubahan bentuk kabel dan perubahan tarik sepanjang kabel.
Distribusi gaya sebagai beban luar beker:ja pada garis poros, yang dapat berupa gaya q(s) per
satuan panjang lengkung, atau pasangan gaya q(x) dan q(y) per satuan panjang - absis x dan
ord inat y. y
Ts
G a m ba r 8.4 Diagram badan bebas kabel

Pada badan bebas segmen panjang L'ls seperti Gambar 8.5 terdapat tiga gaya yang bekerja
pada segmen, yaitu gaya tarik T = T(s) arah tangensial negatif di ujung [x(s), y(s)], gaya tarik
T(s+L'ls) = T + L'lT arah tangensial positif di ujung (x+ L'lx, y+L'ly), dan resultante q(s)L'ls dari
distribusi gaya. Distribusi gaya q(s) dinyatakan dalam satu satuan panjang lengkung.
Dengan menetapkan sudut kemiringan 8(s) di (x,y) dan [8 + .'18 ] di (x+ L'lx, y+ L'ly), dan
komponen distribusi beban q(s) = q,(s)i + qy(s)j, maka persamaan kesetimbangan gaya
adalah :
y
qt.s
Y + t. y I
/
/
l'.s
I
/
;/I 0
/ //
� . · "
I
�:·,
- - · - -
y (s) '
.
>
X x + t.x
G a m ba r 8 . 5 Diagram badan bebas segmen kabel
L R, = (r + t1 r ) cos ( (:) + L1 B ) T cos 0 + Cfxl1s = 0 �
= L1 T cos ( (:) + 6 B) � T sin Bsin !1 (:) + T cos Bcos ( 1\B � )

I + q , L1s = 0 ( 8-9 a)
L R, = (r + 6 T ) sin ( e + t1 B) � T sin 8 + cl , !1 1 = 0
I
= ��T sin ( (:) + L1 B) + T cos 8sin M J + T sin Bcos ( 6 8 � ) + q , L1.1 = 0 (8-9 b)
Membagi kedua persamaan diatas dengan L'ls dan limit L'ls � 0, bera1ti L'lT dan L'lq menuju 0.
I
Didapat :
1
sin [1 (:} I.
I. = ,
[1 (:}
� cos 6 B
=0
[1(:} � 0
1 111 1 111
--
68 � 0 110
Dengan perkal ian dan pembagian suku kedua dan suku ketiga persamaan tersebut dengan .'18
sebclum menyatakan limitnya, diperoleh :
dT 0 7' . 0 dO
- cos � s1n - + q, ( s ) 0 =
(8- 1 Oa)
dl' ds
Kabel 401
dT . dO (8- 1 Ob)
ds· d1·
- s m 0 + T cos 0- + q, ( s) = 0 ·
sebagai persamaan d iferensial penentu kesetimbangan arah x dan arah y. Dalam bentuk yang
lebih kompak :
� ( T cos O) + q< (s) = O (8- l l a)
ds
.
� ( T sin O) + q, (s) = O (8- l l b)
d�
Derajat perubahan gaya tarik kabel Tcos8 dan Tsin8 dengan panjang lengkung komponen
tarik kabel arah sumbu x dan arah sumbu y adalah negatif arah beban yang bekerja per satuan
panjang lengkung dalam arah tersebut.
Menggunakan koordinat intrinsic persamaat1 , di tetapkan penyelesaian dT dengan
d�
mengal ikan persamaan arah x dengan cos8, dan persamaan arah y dengan sin8, yang
keduanya di jumlahkan, diperoleh :
dT (8- 1 2a)
+ q ,. cos O + qv sin 0 = 0
· ·
ds
q, cos B + q, sin (} adalah komponen q arah tangensial. Dari persamaan vektor satuan,
q1 = q.e, = q, cos 0 + q1 sin 0 (8- 1 2b)

dan
q " = q.e" = -q, sin 0 + q1 cos O (8- 1 2c)
adalah komponen normal dan tangensial beban d istribusi di setiap titik. Dengan demikian.
persamaan untuk dT dapat ditu l is :
ds
dT + q1 (s) = O
- (8- 1 3)
ds
Hal serupa memperoleh curvature dO :
ds
dO (8- 1 4 )
T - + q11 (s) = 0
ds
Dari persamaan diatas dapat d isimpulkan tegangan mengubah �esarannya sepanjang kurva.
hanya bila beke�ja beban tangensial pada kurva. Apabi la beban q sebagai fungsi posisi
variabel x - bukan panjang lengkung - maka proses integrasi dan batas diproses terhadap x .
Persamaan kesetimbangan bagi variabel ini menjadi :
- ( T cos O) + q, (x) = 0
d (8- 1 5a)
dx
� ( T sin O) + q, (x) = 0
.
(8- 1 5b)
dt

Terdapat dua bilangan yang tidak diketahui T dan 8 dari persamaan diatas. Syarat-syarat
batas bukanlah untuk T dan 8, tetapi :
y = f( x ) : YA = f( x,� ) , Yi! = f( xli )
dan
dv
__:_ = tan 0
dt
Terdapat tiga persamaan dan hanya dua syarat batas, sehingga merupakan penyelesaian
statika tak tentu. Syarat ketiga untuk penyelesaian adalah syarat bentang L dari kabel harus
konstan, hal mana kabel y = f(x) harus memenuhi persamaan :
L =
·'Jli [ ( ' ) 2]h
I+
d
_Z
dt
dx (8- 1 6)
XA
8.3 Tegangan pada Kabel Jembatan Gantung
Pada jembatan gantung pada Gambar 8.6a, berat dek jembatan W disalurkan oleh gantungan
vertikal ke kabel panjangnya L. Kedua ujung kabel menjalurkan gaya pada menara fondasi.
Kedua ujung pada posisi yang sama tinggi. Bobot dek dianggap terdistribusi merata
sepanjang bentang horizontal 1 . Analisis yang dilakukan adalah menetapkan gaya kabel dan
sag maksimum kabel. D istribusi beban pada kabel konstan w = W/1 ve11ikal. Berat sendiri
kabel diabaikan. Keseragaman beban dan kondisi simetri perletakan kond isi kesetimbangan
sifatnya simetri, dengan posisi terendah dengan tangcn horizontal di bentang tengah. Diagram
badan bebas seperti pada Gambar 8.6b, dengan sag f dan perletakan di x = ± 112 , y f. =
Distribusi beban dinyatakan dalam satu satuan panjang bentang, yaitu : q, = 0, q, = -w.
,. --- ----- - -·
�
I
-
B
A
enac.
menara
I
i\
\
I
I
( a.
dek
Jembatan gantung
I
Kabel 403
.. --�_;_
L I
1/2
b. Diagram badan bebas kabel
G a m bar 8.6 Kabel jembatan gantung
Dari persamaan � ( T cos o) + q, ( x ) = o , setelah di lakukan integrasi : Tcos O =

H
H adalah konstanta integrasi, yang menunjukkan gaya tarik dalam kabel pada titik trendah di
titik 0 , sebab gaya tarik di posisi ini sama dengan komponen horizontal T cos8.
Menyclesaikan persamaan diatas untuk T(x) : T ( x ) = H sec ( x )
yang bila disubsitusikan ke persamaan � ( T si n O) + q , (s) = O : � ( H tan O) - w = O
d1· Jx ·
d¥
2
Karena tan o Jv berartr . J y2 =
= ---"--- ,
· .
__
d¥
_
w
yang merupakan persamaan diferensial kurva kabel . Integrasi persamaan diatas dengan :
o di x
Jy
. =
=
0, diperoleh persamaan parabola sebagai bcntuk kurva :
d¥
v =
(8 - 1 7 )
Konstanta H dan parameter yang ekivalen merupakan variabcl bagi bentuk kurva. S'ag f
mcrupakan sa lah satu parameter yang menetapkan bentuk kurva. Hubungan antara f dan H
adalah :
• r
11- ( )2
rrr (8- 1 8)
1 =w 2 = sH
Untuk mencari H, digunakan persamaan d ibawah ini. sitat panjang kurva yang tidak mulur
-'fli [ (ddx J2]xdx

(inextensihility)
L = I+ _Z
.r i

(8- 1 9)
wx wdY
Dengan mengguna k n su bt .1 tus1 s inh 11 ,
-- m aka
H = cosh u du ·
·
arc sinh( arc s1 1h

-� =
H x ,
\1'1 ) ( ) �
wl
L
2 /-{ 1H
H
-
w
f cosh- u du f (I + cosh 211) x du

'l
-
=
arc s1 1 1( ) x du
x
w Yl'
() ()
J ( )
I
H + -smh
,,. ,
. l fl
- ��u
_
2 2u
H [u + sinh u x cosh u]arc sinl
L w o
11 I
�
=�
\ 2H ) '- Jh- \
lH
0
) [I/�
w
L = H f arcsinh \( �
l 2H + � (8-20)
w 2H
Persamaan diatas menetapkan n i lai H dari w, /, dan L. Sccara numerik persamaan 1 11 1
}
diselesaikan sebagai berikut :
H
-; l ( 2 H ) + 2H( l I + ( 2H )
arc sinh '
\1 "
1
1
�1' � )1'(/' 2 "h
l w J2 l w J- I ( w )
L
f
-, L
-=--
fi
= I+ -[
2H + -
2H
(
ar cs i n h 2 H - ( 8-2 1 )
Karena sag f berhubungan dengan H mcnurut persamaan 1

.
=
2 (2
�
H\
!_)2 =
Wf ,
SH
dapat dicari
n i lai sag f atau perband ingan -� dari terhadap bentang 1 :
[
sag f
( 4 fl2
+ (\�)
-, L 4 f \ 1 arc sinh ( 4 l)
7 = 1 + \�) x \T) (8-22)
Kabet 405
Bila bentang dan panjang lengkung kurva pada orde yang sama, sag f kecil. N i lai � akan
keci l dibandingkan I , sehingga suku persamaan disebelah tanda tangan persamaan diatas
yang dinyatakan dalan fungsi deret ekspansi
[ ( 4/ ) 2]
I + - - 1 +- - -- - + 1 ( 4/ ) 2
1 ( 4/ ) 4
. (e 4 l)
e 2 e 8 e
= 1 - ( 4/ ) + ( 4/ ) +
arc smh _!_ 2 1_ 4
( {J
4 6 e40 e
2L � I + _!_ ( 4 / )
Menggabaikan suku keempat orde keempat :
2
( 8-23 )
. r 3 ) r
4/ [ ( _ )] L
}i
Karenanya, untuk perbandingan fyang kecil :
sag
(8-24)
(!
- = 6 - -1
( -L - 1 )]-}i
f
2H -(4/j-t =-[
dan
(8-2 5 )
w
- - - 6x
e e
) ( (i ) = -
Gaya tarik kabel TA dan TB pada perletakan :
dyl ( w w
( 4 l -1]1<
- = tan 88 = -
-j
sec eii = [ l + tan-1 eli ] - 1 + ( H )
x -
dx: x�r i 2 He 2 2H
1 + f)
I/
le 12
[ 2 [
Yc W
0
=
= ( 8-26)
2T 2H
Gaya tarik maksimum :
� = - sec Oli
2
w w
��H:� rr � [r :J\r
�
� r 4n ' [ ,f:rr � [u�r r + ( 8 -2 7 )
406 Amrinsyah Nasutio n , Metode Matrik Kekakuan Ana/isis Struktur

Dari rumusan diatas, beberapa hat khusus dapat diselesaikan. Bila diketahui bentang I kabel
dan beban luar yang beke1ja, berapa tegangan kabcl maksimum yang di izinkan. dan berapa
sekurang-kurangnya bentang kabel untuk memikul beban.
Dari persamaan diatas, dapat dicari perbandingan sag f yang di izinkan, dan kemud ian
dihitung panjang kabcl perlu dari persamaan :
2L
-1- = [ (4fl2] (4/Y1
I+ -- r ) + �) x arc
•
s1nh (4fl
1
-- )
atau
( 8-28)
8.4 Bentu k Kurva Kabel
y
..
�. I �
() , ( ' .:rA f TA = T � . ) o ,
. I r
f•
f· !
•
y = f(x)
' l
I
�
.I
qy(x) = -w . .
j .o
' -- '
, I
I
' 1 X
/ 2 / 2
G a m ba r 8 . 7 Keseimbangan gaya badan bebas kabel
Bila beke1ja bcrat sendiri kabcl kabcl dengan posisi setara dudukan. akan ditentukan bcntuk
kabel pada kondisi kesetimbangan.
Dari diagram badan bebas, berat sendiri kabel dinyatakan sebagai beban terdistribusi q, ( x ) =
-w = W /L, berupa be ban satu satuan panjang lengkung s. Para le I dengan persamaan :
T (s) = H sec O(s)
Persamaan � ( T s in O) + q., ( x) = O menjadi _c{_ ( H tan O) - w = O ·

d\ dl'
J i ka diselesaikan :
H tan f) = + V
H'S ( 8-29)
Bila diukur panjang lengkug s dari titik terendah 0 kurva. dengan peningkatan s sama dengan
peningkatan x, maka konstanta intcgrasi V = 0. Dengan dem ikian,
dv ws
---=-= tan (} = -
cb: H
Kabe/ 407
I3agi i ntegrasi persamaan d iatas, d igunakan �0_ = cos o dan dr = s i n (} . K aren a
ds d1
'
sin 0 = tan (} c o s 0 ,
2
-
1 + tan 0 = sec (} ,
dx 1
-- = cos (} = -- ..
ds �1 + tan 2 tJ
.
\ I "S /
dr
cc --------
/ !I ( 8- _) 0 )
c/.1
-- = (} c
l\1".1' -]2
S i ll
1+ -
H"
Dari tabel i n tcgra s i , dengan x = y 0 d i s = 0 sebaga i syarat. su bst i t u s i

11 -d1 .
- cl l '-"ll ·
--- = s t n h 1 1 , -- = cos 1 11 c 1 u cl t ]1 Cr
·
1
rf \I( -j , .--Y,
1 LI'
II 1-1
·
·
( lt \
:ti C " Illl; --
- 11 .
H cosh 1 1 1
x= I +
'
I
'S \ -
ds = - --- ( ll
·
11
If w
(l
cosh 11
l
- If .
- - a rc S I Il I 1 - IJ
\I"S
( 8-3 I l
lt' H;
l ]2 -Y: l( \\ \ \I
l'"c""11
( \\ \
\I "
' 1 rs 1-f }/ /1
{ l l C '-' l l l l l
l' =
l! .
= - cosh( )
1rs
I- H
1 + -- ds
I s i n h 11 d11 11
jJ
. If
//{ lI
11'
� 11 (I (I
= -; 1 U'
cosh arcs i. ll h (� l-f -I
l ( 8 -3 2 )
f
x dan y mcrupakan parametrik pcrsam aan k u rva . K arena s merupakan fu ngsi dari x. d ar i
l \L\' )
pcrsamaan d i atas. bcntuk persamaan y = f� x ) dari persamaan k u rva :
J --}-f-- f cosh -- - -I l ( 8- _) 3 )
H
=
l f
l'
• 11 ·
yang cl i sebut kun a catenw�r.
Kond i s i k urva yang l cwat t i t i k A dan B j uga bcrga ntung pada sag f terhadap konstanta 1 1 :
f= - jl
H
cosh -
( -)
11·1 1
- I l ( 8 -3 -l i
1!' \ 2 // f

l j
Konstanta 1 1 d i tetapkan dari syarat 'incxtcnsih i!ity · kabe l . Bagi s = L/2. h i la x = 112 :
. ,r(
�11'1
= slnh (8-35a)
?. !! ?. H
�
l ( ( j]
atau dengan wL = W :
w . w
� = smh ( 8- 3 5 b )
?. If 2 11 L
�. �
Persamaan d iatas d i se l esa i ka n scc a ra n u me r i k . Bagi pe rba n d i n gan sog ya n g c u k u p kcc i l :
i_ << I , -va i t u f :-:::: L , pendekatan ekspa n s i deret dapat d i gu nakan d a l am ked ua pcrsamaan
f:
= { �_!_(�I= �(!_L .I)

d i atas :
3.1_ 2 1-f cosh (�I � 1 l

I' 1 t' l l 21-1 ) j 2 I)
( )
21 4 /f
3
11 :
lrf
dcngan m c ngaba i ka n s u k u . persa maan penentuan konstanta
( 4 /j
-�
2 !-I
IV .
� smh
I
( f) + ( )
?. H
� --
·
4
41 2
( / ) 6 �;�
sinh -
a tau L --'-
1 ( 8-3 6 )
- --;- -.,---'-
4 � l
4{ � � 2
D i sc lcsaikan u n t u k ras i o sag L d i pero l e h :
. l ( JJ'/
6 -1 (8-37)
Pc rsamaan i n i sctara den gan persamaan ras 1 o sag f sebc l u m nya. yang be rart i pcrsamaan
parabo l a scta ra dengan k u n a catcnun· bagi ra sio sog f yang kec i l .
( �-1}�_1_(2 l 21-1 )� = �4H"�· l( L 1) : = �

Tcgangan m i n i m u m t a r i k H sebaga i m a n a d i h i t u n g dari persa maan
2 / 2H fco sh �
= � � f-1 ( 8-3 8 )
I 1vl l 211 ) 8jL
atau dac; P'"amaan �;: [ 4/r � [ [�-I) rl,
: � 6x
( 8-3 9 )
memberikan n i l a i y a n g berbeda bagi n i la i / , L. f. d a n W y a n g sama .
Kabel 409
8.5 Penentuan Persamaan Geometri Kabel
Pada penye lesaian t ugas akh i r i n i persamaan h u b u n gan variabe l -variabcl yang ada meng
(
gunakan persamaan beri kut:
J
" 2 !-lo . Lfo L
,, = -- Si n I1 -- ( 8-4 0 )
Gfo 2Ho
denga n menggu nakan persamaan d ia tas d apat d i tentukan h u b u n ga n antara panj ang lcngkung
kabel (S). tegangan hor izontal i n i s i a l ( 1-10). berat scnd i ri (q0). dan panj ang bcntang (L) .
( 8 -4 1 )
dengan menggu n ka n persamaan d i atas d apat d i tentukan h u b u ngan antara sag (f) yang
mcrupakan y maksi mum . tcgangan horizontal i n i s i a l ( 1-1 0 ) . dan berat send i r i ( q0 ) . Dari
pcrsamaan i n i dapa t d i tentukan bcnt u k k u rva kabel clan pos i s i nod a l-noda l t i nj auan dalam
koord i nat x clan y.
Dengan menggunakan kcd ua persamaan d iatas d a pat d i keta h u i bcntuk ku rva kabe l dengan
data-data yang sesu a i . Bentuk k u rva k abe l bergantung dari banyak variabel d i atas. JJa m u n
b i asam a scmua v a r i a b e l telah d i kcta h u i kec u a l i untuk tcQa n ga n horizontal i n i s i a l dan
.. � '-
su!!.
'
.
d i m ana h a nya salah satu yang d i kcta h u i . dan yang satu nya lagi d i tentukan dcngan
mcnggu nakan persamaan d i atas. l-l a l i n i ya n g d i laku kan dalam pcncntuan kondisi geometrik
awa l u ntuk a n a l i s i s kabel pada tugas a kh i r i n i .
8.6 Perakitan Matriks Kekakuan Stru ktur Kabel - Pendekatan L i near

8 . 6 . 1 . Penentuan Keka k u a n Kabel yang M e m i k u l Beban Terpusat
Gambar 8 . 8 mcn u nj u kkan suatu clcmcn kabel bcbas dalam b i dang 2 d i me n s i yang d i t i nj au.
,
dengan a ra h gaya dan perp i ndahan pada 2 a ra h sumbu utama yaitu sumbu x cla n z.
..:---• Px1 /J.x1
G a m ba r 8.8 Arah gaya dan perpindahan elemen kabel bebas dalam bidang 2 dimensi

H u bunga n gaya dan perpindahan yang tc1:j a d i pada suatu elemen kabcl d i pc l ajari dengan
m e l a k u kan pembagian pen i njauan gaya-pcrp i ndahan menjadi 2 bag ian, yakn i gaya
pcrp i ndahan yang tedadi hanya pada a ra h z dan gaya-pcrpi ndahan yang te1:jad i h a nya pada
arah x. Pen i nj auan sepert i i n i akan memudahka n penca rian fa ktor kekakuan yang merupakan
h u b u n ga n dari gaya dan pcrp i ndahan tersebut.
Tinjauan dalam arah z
Pen i njauan pad a arah-z d i lakukan dengan me mode I kan sua tu e l emen kabe l yang me m i I i k i
panj ang a w a l (scbc l u m berdcforma s i ) sebesar S0, hanya mcncrima gaya dan berge rak dalam
arah z d i satu uj u n gnya . Permodela n nya d it unj ukkan pada Gambar 8 . 9 .
v1
-
y = f(x)
L
'
,
, ,,
'
,
'
r '
..............
',,'
�
,,
0
',
Zo
s I z
'
'
, !
L
,
�
,
,
:
I
'
dz i
'
I
I
H2
'
Gambar 8.9 Elemen kabel dibebani gaya terpusat dan bergerak dalam arah z pada
salah satu ujung
Dari persamaan tegangan pada kabel d apat d i keta h u i panjang h.abe l sete lah menerima
(
gaya/tegan ga n :
T EA � - �0
( r � �., 1 + _I__ I ( 8-42 )
S0 EA )
= =
Denga n persamaan kcse t i m bangan gaya, d i dapat rcaksi perletakan sbb:

Y1 = P,
T egangan yang te1:j a d i pada kabel a d a l ah
T = JH I : + v, ' = JH ' : + I) : = J 1-( + I) :
Kabel 41 1
( 8-43 )
Dari h u b u n gan geometri dcnga n gaya-gaya ya n g ada, d i pcro l eh h u b u n gan P dcngan

/ L :
s =
( . j
s" I + -T
-
EA
dan
�Xo2 +
snll + E: j=rn2 +z2 .
=
S :: 2
S u bstitusi
( 8-44 )
Pcrsamaan i n i mcnunj u kkan h u b u ngan P/ dengan L dari pemodclan sepcrt i pada Gambar 8 . 4 .
K arcna pada u m u m nya P / ( gaya l uar) dapat d i pero l c h dengan perh i t u ngan atas bcban yang
beket:j a atau d i keta h u i , n i l a i z akan d icari dengan cara trial & error. A kan d i gunakan
41 2 Amri nsyah N asution, Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

z
pendckatan dcngan fa ktor kekakuan . Faktor kckakuan yang d i maksudkan adalah berapa besar
perubahan gaya P, ( d P ) u n t u k mcrubah besarnya z ( dz).
F a ktor kekakuan terse but mcrupakan t u runan pertama Pz terhadap z dari pcrsamaan ( 8-44 ) :
K � '�: � � J;, - ( _- '" - )� 1

l
( 8-4 5 )
� + ·' o -
Plotting persamaan ( 8-44 ) mcngga mbarkan h u bunga n Pz clan z yang mendckati l i near,
sch i ngga menga m b i l koncl i s i batas P, = 0 . z = z11 dapat d itentukan fa ktor kckakuan untuk
h u b ungan Pz clan z d i semua t i t i k . Dcngan dem i k i a n , faktor kckakuan dari elemen kabel yang
bcrgerak arah z clengan gaya Pz ada l a h :
( 8-46 )
M a k a penentuan d z d i l a k u kan dengan cara :

df'_ = /\.· d l)z = K/ • d z
d::
_- ·
• •
c
Denga n syarat bat as Pz 0 = . z = z0• m a ka d P z = P z, m aka dz d apat d itentu kan dcngan :

dz = _!':__ ( 8-4 7 )
K_
Vengan perp i ndahan d z i n i clapat d itentukan besarnya gaya tari k pacla kabe l .
Kabel 41 3
Tinjauan dalam arah x
Pen i nj a uan pad a arah-x d i l a k u ka n dengan memode l ka n sua tu e l emen kabe l yang me m i I i k i
panj a n g awal (sebe l u m berdeform a s i ) scbesar S0, hanya menerima gaya dan bergerak d a l a m
arah z d i satu uj u ngnya. Pennodelan nya d i tu nj u kkan p a d a Gamba r 8 . 1 0 .
v,
s
zo
So \\\
Xo ±��J!t- ----1� px
v2
Gam bar 8 . 1 0 E lemen kabel yang terbebani gay a terpusat dan
bergerak dalam arah x pada salah satu ujung
Dari persamaan tcga ngan pada kabcl d apat d i keta h u i panj a n g kabel sctclah mener11na
gaya/teganga n :
EA
T = - (S-So):
(1 +_I_)
So
S = So ( 8-4 8 )
EA
Dengan persamaan keset i m bangan gaya. d i dapat rcak s i perl etakan sbb:
V� -
- V� -
-V- -
I) *
X
\ .e o
-
B i la T adalah tegangan res u lta ntc yang tcj a d i pada kabe l yang mcmpunyai komponen
komponen tegangan 1 1 1 • V 1 , dan H_,, V2• clan dengan memperhatikan persamaan rea b i
perletakan :

, = �I
Tegangan yang te1j a d i pada kabc l ada l a h :
T = �If 2 + I ·2 = �I . 2 + p2 ·2 + p 2
( r, �� r -t- P/
I I 2 . _,
T=
T � r ,� ( 8-49)
Dari h u b u n ga n geometri dengan gaya-gaya yang ada, d i pc ro l e h h u bunga n P , dengan x :
S = So
( J 1 +-
T
EA
dan
So ( ' + 2_ I
M)
� �x' ' eo' """'' ; ' " s ; ka n T � r, /l x J2
'" + I
(8-50)
Persamaan i n i mcn u nj u kkan h u b u n gan 1\ dengan x d a r i pemodelan y a n g d i t u nj u k kan pada

Gambar 8 . 1 0. K arena pada u m u m nya P, ( gaya l ua r) d apat d i pe roleh dengan per h i tunga n atas
beban yang beke1j a atau d i keta h u i . n i la i x akan d i cari dengan cara trial & l:'rror. Faktor
kckakuan yang d i maksudkan d i s i ni ada l a h bcrapa bcsar pcruba han gaya P, ( d PJ u n t u k
merubah besarnya x ( d x ) .
Kabel 41 5
Faktor kekak uan terse b u t mcrupakan t u runan pcrtama P, terhadap x dari pcrsa maan ( 8-5 0 ) :
( 8-5 1 )
!'lolling persa maan ( 8- 5 0 ) mengga m barkan h u b u n gan 1\ clan x yang mcndekati l i near.
Persa maan tcrsebut cl iasu m s i ka n l i near. M e n ga m b i l kond i s i batas saat P, = 0 . x = x0 clapat
d itentukan faktor keka k u an u n t u k h u b u n ga n P, clan x cli semua t i t i k . Dengan clcm i k i a n . t�1ktor
keka kuan cl a ri e lemen kabc l yang bergerak arah x clcngan gaya P, acl a l a h :
(8-5 2 )
Penentuan clx d i laku kan clengan cara :

elf'
� , = K . d P,
-
x
· -
- K , . cl X
·
dx
Dcngan syarat batas P, = 0.x = xo. maka ci P, = P, clan dx clapat d itentukan dcnga n :
dx = J:,_ ( 8- 5 3 )
K,
d a r i perpi ndahan dx i n i dapat d itentukan besarnya gaya tarik pada kabc l .
8 . 6 . 2 Matriks Kekakuan Elemen Kabel
Perge rakan dz atau d x pada uj u n g e lemen yang satu bergantung pacl a gaya yang bcke1:ja cl an
j u ga pe rgerakan uj u n g e l emen yang l a i n nya . Pergerakan satu uj u n g e lemen kc bawah ( cl z 1 ).
dengan pergerakan uj u n g elemen l a i n ke bawah (dz2) menghas i l kan perp indahan ara h z yang
me mpenga ru h i pcrpanj angan e l emen tersebut merupakan se l i s i h dari dz1 clan d z2 •
41 6 Amrinsyah Nasutio n , Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

rP,, , ,,,
Gambar 8.1 1 Oerajat segmen kebebasan kabel
Dengan dem i k i an . e l e men bebas seperti pada Gambar 8 . 1 1 mem i l i k i h u bu n gan arah z.
sebaga i ber i k u t :
P/1 = K / ( d z 1 -dz2): P/1 = K/ dz1 � K / dz:>

P/c = K/ ( cl z:> - d z 1 ) : f\:> = - K/ clz1 + K, clz2
Dalam bentuk matriks:

['_
-I
( 8-54 )
/'_
U n t u k arah x hal serupa berlaku. seh i n gga dapat d i keta h u i suatu e l emen bebas scpert i pada
G a m ba r 8 . 1 1 me m i l i k i h u b u n ga n arah x. sebaga i bcr i k u t :
1\ 1 = K , ( d x 1 -dx2): 1\ 1 = K, d x 1 � K, dx2
f\ 2 = K, (dx2-dx 1 ) : P , 2 = - K , d x 1 + K, dx 2
Da l a m b c n t u k matriks:
p"
=Il K
�K,
� ( 8-5 5 )
Penggabu ngan kcdua matriks akan d i pe ro l eh sebuah matri ks 4x4 yang mcngG a m ba rkan
h u b u nga n perge rakan dengan gaya pada suatu clemen dcngan matriks 4x4 tcrscbut
merupakan matriks t�1ktor kckakuan . M at r i ks tcrscbut ada l a h :
Kabel 4 1 7
r
K, 0 -K, 0 dx1
P� , 0 K_ 0 -K_ d:: ,
-
( 8- 5 6 )
r,
-K, 0 K, 0 eh,
p_ , 0 -K_ -
0 K_ dz ,-
EA H �" nla �: 1 - r ;:: ' 1

denga n :
K, �
So 5o
n K, �
[ r ( 8- 5 7 )
Catatan : A ra h pergerakan/sumbu yang d i gunakan meru pakan sumbu global u n t u k c l cmcn

yang d i t i nj a u .
8.6.3 Gaya Tarik Tiap Elemen
G aya tari k t i a p e lemcn d i kctah u i setelah pergerakan uj u ng-uj u n g c l cmcn d i kctah u i yaitu d :-.: 1 •
d x2, d z 1 , d z2 . G aya tarik yang d i a l a m i o l ch c lemen kabel d apat d iGambarkan sepcr1 i pada
Gambar 8 . 1 2 .
V, meru pakan gaya pada uj ung e lemen yang d ia k i batkan olch pcrp i nd a ha n dz
1 1; mcrupakan gaya pada uj u n g e l emcn yang d i a k i batkan oleh perp i ndahan dz
V , meru pakan gaya pada uj u n g cl em en yang d ia k i batkan o lch pcrp i ndahan dx
H , merupakan gaya pada uj ung e l emen yang d i a k i batkan o leh perp i ndahan dx
Dari gam b ar d apat d i l i hat gaya tari k yang d ia l a m i elcmen kabc l adalah
\j 11 c + 1 1
I( )2 + ( 1 c + 1 · . )2
T= 1 1
H , meru pakan gaya horizontal a k i bat perp i ndahan ara h z, m a k a besarnya dapat d i nyatakan
dalam P yaitu :/'
+ d\0- - dr1
H' = P -
: -
( 8-5 8 )
::. .: + d=2 - d
x x1 1
= P
() :: l
V , mcrupakan gaya vert i k a l a k i bat perp i ndahan a rah x. m a ka besarnya dapat d i nyatakan
d a l am P,, yaitu
p .:_ z0 + dz 2 - dz 1
V, = = Px ( 8- 5 9 )
Xo + cl\2
x
x d\1 -

Vz
� Vx
•
Hx
Hz
� So
::-...
s
N
. . . .. I
dx _.
Gambar 8 . 1 2 E lemen yang mengalami perpindahan dx dan dz
denga n : V, = 1\ : l a m bang yang d igunakan pad a penurunan cl iatas

H, = P, : l a m ba n g yang d i gu nakan pada pcn urunan d i atas
Besar gaya t a r i k e l e men kabcl j uga dapat d i nyatakan dalam bcntuk
T= ( 8-60 )
8 . 7 . Kekakuan Kabel Mem i k u l Beban Terd istribusi Merata
8 . 7 . 1 Keka k u a n kabel memikul beban terd istri busi merata d a lam ara h z
Pcnentuan h u b u n ga n b da r gaya tcrd istri busi merata ct dn gan pe rp i ndahan yang terj a d i
d i lakuka n pemod e l a n e l emcn kabcl seperti pacta G a m b a r 8 . 1 3 . Pcmoclelan i n i a k a n d i gunakan
kcmucl i a n untuk menentukan besar gaya tarik pacla kabe l .
Oari persamaan tcgangan pacla kabel d apat d i kcta h u i panjang kabcl sctc lah menerima
gaya/tcgan gan :
T= EA (S-S0); S = So ( 1 + .!__ l ( 8-6 1 )

S0 l t-A )
Kabel 41 9
- - - -.!
Xo
I
- -T
----- '
- --
- -- I
---
- ,, Zo
z
, So
-
-
I
-
-,
8 �--
-
!
i
-
- -
- -- '
G a m bar 8 . 1 3 Elemen dengan gaya merata dan bergerak ara h z di salah satu ujung nya
Dengan persamaan keseti m ba n ga n gaya, d id a pat reak s i perletakan :
VI q z S o ,· 1-1 I H 2 - Cf- . " Xo

')
-
- - -
- - ''O
-
�z
Tegangan yang terjadi pada kabel dari gaya-gaya yang ada

Tega n gan tarik pada kabel a k i bat gaya m erata m e m i l ik i besar yang berbeda d i t i a p t i t i k . llal
i n i d i karenakan kcberadaan gaya m erata terscbut menyebabkan gaya dalam vert i k a l yang
te1:jad i pada kabel berbeda. n a m u n gaya h o rizontal pada kabc l se l a l u tetap. Beri k u t i n i ada l ah
gaya tarik pada uj u n g-uj un g e l em e n .
( 8-62 )
T2 = ��2 2 +(-i� +q/;J = �fl;c2 +(-q/\o +Cf:·\'u )2

= H
( 8-63 )
420 Amri nsyah Nasutio n , Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

U n t u k m e mpermudah a na l i s is. setiap elemen d ia n ggap mem i l i k i besar tegangan yang sama
besar. Semcntara u n t u k t uj uan a n a l i s i s yang kon servat i f. m a ka besar gaya tarik yang
d igunakan adalah gaya tarik T 1 •
( J
Dari h u b u n ga n geometri dengan gaya-gaya yang a d a d i pe ro l e h :
(' (' 1 +�
T
_ '' . - 'lj�
dan ·'" -
EA
'' - u
-'o + ::
(X0
I+ -
2z
1 + q:So
EA
I+ ( )
�
2.::
2 �xo" + ::: "
so
q ' So =
[� 1 · So
EA
* r====
'
1
+ l ;�}
q , = -s
-
· -
0 s
. 0
[ jEJ)'
2 EAz �
.., z
_ .
+ '
X 11
- �( )' +
..,
-Z
1
. '1
X1
l ( 8-64)
Persamaan i n i menunj u kkan h u bu n gan q1 denga n z dari pemod e l a n pada G a m bar 8 . 1 3 .

K arena pada u m u m nya q7 ( gaya l uar) dapat d i peroleh dengan perh itungan atas beban yang
bckct:j a atau d i keta h u i , n i la i z akan d icari dengan cara trial & error. Pcnye lcsa i a n d i lakukan
dengan pcndekatan dengan faktor kekakuan . Faktor kekakuan d id e fi n i s i kan sebaga i berapa
besar pcru bahan gaya q1 (dq,) untuk meruba h besarnya z (dz).
Faktor kekakuan tersebut merupakan t u runan pertama qz terhadap z dari persamaan ( 8-64 ):
EA
1
KI = dqc
-
=
� .., ,.() . + (7 -)-
""
'"'
� c.
( 8-65 )
d::
!'lolling pcrsamaan ( 8-64) mcngga m ba rkan h u b unga n q 1 dan z yang mendekati l i n ear. untuk
itu persamaan tcrscbut d iasu m s i ka n l i near. Seh i n gga, dengan menga m b i l kond i s i batas yaitu
Kabel 421
pada saat q, = 0 . z = z0 dapat d itentu kan faktor kekak u a n u n t u k h u bu ngan q1 dan z d i semua
t i t i k . Dengan dem i k i an . t�1 ktor kekakuan dari elemcn kabel yang bergerak arah z dengan gaya
q/ ada l a h :
( 8-66)
( 8-6 7 )
Seh i n gga. d z dapat d i tentukan dengan cara :
1\ _ ; K-_
dq c = dq-
_ = · d:: ( 8-6 8 )
-
d::
Denga n syarat batas q1 = 0.z = z0• maka dq1 = q1• dan dz dapat d i tentukan dcnga n :
dz = L ( 8 .69 )
K
dari pcrp i ndahan dz i n i d apat d i tcntukan besarnya gaya t a r i k pada kabc l .

8 . 7 . 2 . Keka kuan kabel memikul beban terd istri busi merata d a la m a ra h x
Penentuan h u bungan besar gaya terd i str i b u s i merata dalam a rah-x dengan perp i ndahan yang
te�jad i d i lakukan pemodc lan elemen kabe l sepert i pada Gamba r 8 . 1 4 . Pemodelan i n i akan
d igunakan kemud i a n u n t u k menentuka n besar gaya tarik pada kabe l .
Dari pcrsamaan t egangan pada kabel dapat d i ketah u i pan_1ang kabe l setc l a h menerima
�)
gaya/teganga n :
T = E� (S-So); S = So (1 + ( 8 . 70 )
S0 � EA
Denga n persamaan keset i m bangan gaya. d i dapat reaksi perletakan sbb:
1-1 1 = q, So
V I = V c = q , S11 _:_1_1_
2x
'\:( - · .
" · .
'\
'\
I qo
Zo '\
!
•
So'\
'\ s
'\
'\
A
X
G a m ba r 8 . 1 4 Elemen memikul gaya merata dan bergera k arah x d i salah satu ujung nya
Tegangan yang terjadi pada kabel dari gaya-gaya yang ada

Tegangan tari k pada kabe l a k i ba t gaya mcrata mem i l i k i besar yang berbeda d i t i a p t i t i k . l-la l
i n i d i ka renakan kcberadaan gay a me rata terseb u t meny ebabkan gay a d a lam horizontal yang
tcr:jad i pada kabel be rbeda. nam u n gaya vert i kal pada kabel tctap . Berikut i n i ada1ah gaya
tarik pada uj u n g-uj u n g c lcmc n .
+ l( ' 2
J
.:: ( 1
( 8-7 1 )
2x
1
Kabel 423
q , s" _:��_ ( 8- 7 2 )
2x
U n t u k mempcrmudah a n a l i s is, setiap e l emen d i an gga p m em i l i k i besar tegangan yang sama

bcsar. Semcnta ra u n t u k t uj uan ana I i s is yang konservati L m aka besar gaya tarik yang d igu
nakan adalah gaya tarik T 1 .
( r J· ,·
Da r i h u b u n gan geometri dengan gaya-gaya yang ada :
S = S0 1 + - S = \jx0-
�
+ ::: -
EA
So ( 1 + � l = )x02 +
EA )
: su bst i t u s i T = q, S 0 ( 2x )
I + Zo l.'
( 2x J.'
::: 2
1+ Zo
q , S-o
1 +- �z0 2 + x 2
EA ,c;.,·o
( 8-73 )
Persamaan i n i m e n u nj u kkan h u b u n gan lh dcngan x dari pcmodclan yang d i t u nj u kkan pada

G a m ba r 8 . 1 4 . K a rcna pada u m u m nya q , ( gaya l uar) dapat d i peroleh dcngan perh i t u n gan ata�
bcban yang bckc1:j a atau d i kcta h u i . n i l a i x akan d i cari dengan cara trio/ & error. Faktor
kekakuan yang d i maksudkan d i s i n i ada lah bcrapa bcsar pcrubahan gay a lh (dqJ u n t u k
merubah besarnya x ( d x ) .
F aktor kckakuan terscb u t mcrupakan t u runan pcrtama q , terhadap x d a r i persamaan ( 8-7 3 ) :
( 8 - 74 )
Plotting persamaan ( 8- 73 ) mengG a m barkan h ub u ngan (h dan x yang mendekati l i near.

Dengan kon d i s i batas saat q, = 0.x = x 0 dapat d i tcntukan fa ktor kekakuan u n t u k h u b unga n (h
dan x d i semua t i t i k . Dengan dem i k i a n . faktor kckakuan dari elemen kabe l yang bergcrak
t/1�
arah x dcngan gaya q , ada l a h :
2zo2 + (2 xo )2 8 x 2 �:: 2 + .r 2
K' = - o o o ' ( 8-7 5 )
--s; So �(2xo )2 + zo2 �Xo 2 + ::o 2 c)o ( "/( '� · ) 2 + _ 2 )
<'
...\ ( ) -o
(8-76)
Pcncntuan dx dapat d i lakukan dengan cara : dif , = K : diJ , = f.: , · eh (8-7 7 )

\
ilY
Dengan syarat batas q , =0,x = x0• m a ka dq, = q,. dan d x dapa t d i tentuka n denga n :
d x = !b.... ( 8-79)
K,
Dari pcrp i ndahan dx i n i d apat d i te n t u kan besarnya gaya t ar i k pada kabc l .
8 . 7 . 3 . P e n y u s u n a n Matriks Keka kuan Elemen Kabel
Perge rakan d z atau dx pada uj u n g e lemen yang satu berga ntung pada gaya yang bcket:j a dan
j uga pcrgerakan uj u n g e l emen yang l a i n ny a . Pcrgcra kan satu uj u n g c l emen ke bawah ( d z J ).
Kabel 425
dengan pergerakan ujung elemen lain ke bawah ( dz2) menghasi lkan perpindahan arah z yang
mempengaruhi perpanjangan elemen tersebut merupakan selisih clari d z 1 clan dz2 .
Oleh karena itu. dapat d i ketahui suatu elemen bebas seperti pada Gambar 8 . 1 4 mem i l i k i
hubungan arah z . sebagai berikut:
Pzt = Kz ( cl z t -d z2); P 1 = Kz dz 1 Kz d z2
, �
Pz2 = K z ( d z2 -d z 1 ); Pz2 - K z d z t + K 7 d z2
=
Bentuk matri ks:

(8-80)
Untuk arah x hal serupa berlaku. seh ingga clapat d i ketahui suatu elemen bcbas seperti pacla
Gambar 8 . 1 4 mem i l iki hubungan arah x. sebagai berikut:
P, 1 = K , ( cl x 1 -clx2); P,1 = K, dx1 � K , dx2
P,2 = K , ( cl xrcl x 1 ); P,2 = - K, dx1 + K , dx2
Bentuk matriks:
( 8-8 1 )
Penggabungan keclua matriks akan diperolch sebuah matriks 4 x 4 yang mcngGambarkan

hubungan pcrgerakan dengan gaya pada suatu elemcn dcngan matriks 4 x 4 terscbut
merupakan matriks faktor kckakuan. Matriks tcrsebut aclalah:
�K,
r,
!', [ K, 0 0
pcl 0 K_- 0 � K -_ d::l

( 8-82)
!', 2 �K , 0 K.\ 0 dY1
f'_ o 0 � K_- 0 K- l dzo-
clengan:
2EA 2
K [ zo + �Xo l _ J ] dan
\) c
\ = (8-83a i
2
S0 \j/ ( -Xo
')
) 2 + ::0 'o
K /. = 2£.4 [ x112 + 2z0' - ] ] ( 8 - 83 b i

2
So �(2zo ) + Xo 2 s/
Arah pergcrakan/sumbu yang d igunakan mcrupakan sumbu global untuk elemen yang
clitinjau.
8.7.4. Gaya Tarik Tiap Elemen
426 Amrinsyah Nasution , Mefade Matrik Kekakuan Analisis Struktur

G aya tarik t i a p c l cmcn dapat d i keta h u i setclah pergerakan uj u n g-uj u ng e lemen te rah d i keta h u i
y a i t u d x 1 • d x _:> . d z 1 • dz_:>. G aya tarik y a n g d i a l a m i o l e h elemen kabe l dapat d i G a m barkan sepert i
pada G a m ba r 8 . 1 5 .
Zo
z
dz '
dx
Xo
X
-
'
G a m ba r 8 . 1 5 Gaya tarik pada elemen yang mengalami perpindahan dx dan dz
V/ mcrupakan gaya pada uj ung e lemen yang d i a k i batkan oleh perp i ncl<!han dz
H / merupakan gaya pacl a uj ung e l emcn yang cl i a k i batkan o lch perpi nclahan dz
V, mcrupakan gaya pacl a uj u n g e l emcn yang d i a k i batkan o l ch pcrp i ndahan d x
H , mcrupakan gaya pada uj ung e lemen yang d i a k i batkan o le h perp i ndahan dx
Dari G a m ba r. gaya tarik yang cl i a l a m i elemen kabel ada l ah
( 8- 8 4 )
clengan : Vc = ifc x S11 : H, = q , x S11 :

H/ merupakan gaya h o ri zontal a k i bat pcrpi ndahan arah z maka bcsarnya dapat d i nyatakan
dalam Cf: · S0 • ya i t u
H = c x_ ,, x0 + c[y , - cLY1 ( 8 -8 5 )
-
Cf- · ·' o - - if- · ·' o
!(-
- - o + ·v1-
/
- --
! - ,1- )
- 2 - . _1
V , merupa kan gaya vert i ka l a k i bat perp i n dahan arah x maka besarnya clapat d i n vatakan
dalam q, · S0 • yaitu
:: - " ::o + d:: , - d:: l

' if, · So - - CJ , . ,,o --"---�-'----c-
V.= ( 8-86)
2x 2 ( x1 1 + 1LY2 - dx1 )
Besar gaya t a r i k elemen kabel j u ga dapat d i nyatakan dalam bentuk
T=
Kabel 427
( 8-8 7 )
8 . 8 Anal isis Kabel Non-Linear O rde Kedua ( Second Order Analysis of Cables)
Pcndekatan metoda e lcmen ana l i s i s kabcl non- l i near d i lakuka n pada pcrp i ndahan nodal
clcnga n menggunakan kctetapan bcri k u t i n i :
1. Setiap clemen kabe l bers i f�1t I i n ear clastis clan tetap beracla dalam keadaan tarik
scpanjang pcmbcbanan yang cl i tc r i m a nya. ba i k pacla saat awal h i n gga masa layannya.
2. Pada c l emen kabcl bekc1:j a beban mc rata scpanjang kabe1 terse but dan beban terpu s�it
be kc1:j a hanya pada nod al -nodal pada t i a p e 1cmen kabel ba i k nodal tcnga h atau nodal
UJ ung.
3. Efek lcntur dari kabel sanga t kec i l seh i n gga d i a ba i ka n .
Fonn u l a s i Lugrangian d i gu n akan d a 1 a m anal i s i s . Pada Ga mbar 8 . 1 6 titik tcngah da1'i clcmcn
kabel d i nyatakan " 0 " clan s adalah koord i na t dari t i t i k t i njauan dari koord i nat -- o .. d i u k u r
scpanjang panj a n g l e n g k u n g e l emen tersebut. I; a d a 1 a h koord i nat tak berd i me n s i sepanjang
e 1 e m e n yang bcsarnya adalah 2 s/S. h a 1 ma n a S adalah panjang 1engkung total clemen kabe l .
K oord i na t natural d a r i 5 nod a l ya n g ada sama dcnga n ( - I : -0 .5 : 0 : 0.5 : I ).
0 ..,... x
(i)
'
y
Gambar 8 . 1 6 S istem Koordinat u ntuk Elemen Kabel
F u n gs i perp i ndahan dari ka bel d i nyatakan dalam persamaan :
\\ = a() + a l s + a2 s- + a, s
/
+ a 4 l, ( 8 -8 8 )
,J �� y�
dcngan w adalah perp i ndahan elemen kabcl clan a0 sampai a 1 ad alah koefi s i e n perp i ndahan.
Dengan menunj u kan fu ngsi pc rp i ndahan dalam bcntuk perpi ndahan nodal pada 5 lokasi.
cl i dapat k a n :

( 8- 89 )
denga n N 1 sampai dengan N , sebaga i ber i k u t :

1\r "2 2 "3
+ - ��
2
I - - c., - - c., - - c,
_ " I I
(8-90 a )
6 - 6 " 3 - 3 -
8 ;:: 2 4 3 8
= - - c, + - -, + - (.,t: -
\T t:4 t:-l
( 8-9 0 b )
0
-
1 - (.,
3 - 3 - 3 - 3 �
j
V :. = I - )�
- c2
+ 4 '='c 4 ( 8-90c)
( 8-90d)
2 2 t: 3 2 v-l
- - (t: + - c, + - �
\T - =
I t: I ( 8-90e)
1
) - - (.,
6 - 6 � 3 - 3 -
Dengan cara yang sama, perp i ndahan pada t i t i k t i nj auan dalam b i da n g 2 d i me n s i dapa t j u ga
d i t u l iskan dalam fungsi pcrp i ndahan :
(r) = [N] [ r, ) ( 8 -9 1 )
dcnga n : { r } = [u v] 1
[N ] = [�' N,
0 N,
0
0
N,
N1
0
0
N1
N4
0
0
N1
N,
0
( 8-92 )
Dengan menggunakan konsep e l e mcn isoparametrik cl i m ana fu n s i pcrp i ndahan adalah sama
dengan fu ngsi ben t u k geo m etric, koord i nat general clapat d i deskri p s i k a n scbaga i :
( 8-93)
denga n [ x ) adalah koord i na t dari t i t i k t i nj auan cla l am system x dan y, dan ( x, } d i be r i kan
dalam koord inat noda l :
( 8-94)
8.8.1 Kesetimba ngan
a. Reg a n g a n elemen kabel
Kabel 429
Panj a n g lcngkung dari kabe l d a pa t d i nyatakan dalam ben t u k :
dSo = �d x c + dy '
dan panj a n g baru yang t e l a h berde forma s i dalam b idang dapat d i ekspresi kan sebaga i :
dS = �( d x + du ) c + ( dy + d v ) c
Besar regan gan c dapat d i tentuka n scbaga i perbedaan dari panjang ya ng l a m a dengan yang
baru,
dS - dSo
E= = .J I + 2 a + b - I ( 8-95 )
dS0
dcngan a l 11
T [ C]
r r· 1
-
rx 1
1 11
b f r� J '
fC] f r� J
[ C] [N '] [N ']I
[N " ] = � [ N ] 2 �[N ]=
dS S" ds
M e n gaba i kan orde ke l i m a pe rsamaan. d idapatkan

b a ab a 3a c b b e 5 a 4
E = a+-----+-+ ---- -- ( 8-96 )
2 2 2 2 4 8 8
b. H u b u n g a n tegangan d a n reg a n g a n
Sesuai dengan asu m s i yang d i paka i , tega n gan akh i r dari sebuah kabel elcmen sama dengan
j u m l ah tegangan d a ri tegangan a wa l . tegangan a k i ba t bcban dan tega ngan a k i ba t peru bahan
tem pera t u re .
0 = E E + 00 - E a i'i t ( 8 -97 )
h a l mana E mcrupakan mod u l u s c l astis Y o u n g. 00 tegangan awa l , a koefi s i e n tempcrat u r. d a n

i'i t variasi I bcda tcm peratur.
c. Kese imbangan tota l - h u bu ng a n keka ku a n secant
1-l u k u m energi da pat d i apl i ka s i kan u n t u k mcndapatkan h ub u ngan kckak uan secant dari
c lemen kabc l . Encrgi rega ngan U dapat d i tu l i skan sebaga i ber i k u t :
EA J "
U = - _ £�ds ( 8-98 !
2 s
dengan A adalah luas penampang dari e l cmen kabel .
Gaya kabel l ua r yang tcrj a d i . W. dari sebuah e lemen kabel dapat d ickspresika n scbaga i :

( 8-99 )
clcnga n [ q ] acla l ah be ban mcrata cl i sepanjang panj an g lcngk u n g clan [ Fe ) aclalah be ban
terpusat pad a noel a I .
Dcngan menggunakan h u k u m energi pote n s i a L pengh i l anganclari variasi pc1iama cla r i f'ungsi
energ i membcri kan koncl i s i e ku i l i br i u m sebaga i :
(8- 1 00)
clenga n { Fe ) ada l a h bcban l uar cl a l am bentuk vector. E kspres i ekspl i s it untuk i ntegral
pcrsamaan cl iatas clapat d i nyatakan sebaga i :
8Es
( +�-� - �2� +�+ ��- �i-�)
8 a
8 ( 1� ; 1 l 8 ( 1� , I }
clcnga n mensubtitusi ke 3 persamaan cl iatas ke keaclaan eku i l i b r i u m yang cl i dasarkan pada

h u k u m encrgi pote n s i a l yang d i berikan pada persamaan cl i atasnya. m a ka persamaan
e k u i l i b r i u m d i cla pat kan sebaga i :
EA
.f
.\
c: s
.
[( h 3a2 Sa' 1
J
3 a2 h [
1 - a - - + - - - 1x1 + 1 - a + - - - 1 r 1
2 2 2 1 J
I
2 2 J \
1
1,
[C J I ds -
f [NJ
.\
I
11 Gj I1 ds - 1\ Fe1J = 0
( 8- 1 0 1 )
Dari persa maan eku i l i brium cl i atas. cl apat cl i l i ha t balm·a kekakuan c l emen kabc l t i dak hanya
h c rga n t u n g pacla koncl i s i geometri awa l . namun j u ga dari clef'ormasi atau perp i n d ahan . l n i
m e n u nj u kan permasalahan geomtcri non l i near yang t i p i ka l .
d. Form u la kes e i m bangan incremental - form u la kekakuan ta ngen
Ketika menggunakan p roseclur t i pe N evv to n - Raphson u n t u k mcndapatkan so l u s i non l i ncar,

m atriks kekakuan tangent mcnghubu ngkan scbuah gaya i nc remental dcngan sebuah
pcrp i ndahan i n c remental d i perl u k a n . M at r i k s kekakuan tange n t i n i clapat d i pe ro leh clari
Kabel 431
variasi kcdua dari fu ngsi en e rg i poten s i a l tota l . Dengan mcndcfe re n s i a s i term perta ma d a lam
persa maan d i atas. d i dapatkan :
,,
o Il =
, f --
El\
()(
,') c s
s • 1
I
. 1
(I)j
[l 1
,
- a --+-
")
b
......
")
+-
")
3a2
--
")
.....
3ab
.....
5a ' J .
......
1x
I
1T
I'I J
l
+ 1 - a +-")
b J1 ,
3a 2 - -
")
.._
1
I I' I
1
......
1r ] · , 1 ,
I- ( ] d s
= o ( Fe )
dcngan mcnsu bsti t u s i persamaan eku i I i bri u m k e pcrsamaan cl iatas a kan d idapatka n :
E A JJt� + c , f"� )! C ] ( x 1 , , ) { x ,, , ) 1 [ CJ' + ( F, + c, F1 )lC] { x , , 1 ) ( x , , / !C] 1

+ ( F, + cJ1 ) [C] [ x , , , ) [ r, , 1 ) 1 [ C]' + ( 1 -� - ) [ C ] ( 1; , 1 ) [ 1; , / I C l' + l �.cJ C] ' Es }ds
= [ Fe )
dcngan mengkespre s i ka n persamaan d iatas kcd a l a m koord i nat cw·t·e/incar. matriks kckakuan
tangc n untuk scbuah c l emen kabel d i dapatkan sebaga i :
[K ] - E A S I' ,d f·', + c, 1 : ) [ C_' j l1 x' , , 1 1 1 X 1 , 1 1I T [ C' j ' + ( F, + E,. F ) ! C'J- ,I x1' , 1 1) 1I X' 1 , 1 1I ' l l' ] '
· .
1 1 '
2
: .j
, 1 -
I
Sctiap term dalam matriks kckakuan tan gcn h a rus d i h i tung dengan i n tcgrasi n u m e r i k dengan
skema i n tcgrasi G a u ss-Lcgendre. U nt u k scbuah kabcl e l cmen 2 d i m c n s i . ! Kc] 1 adalah sebuah
matriks [ I 0 x 1 OJ dengan 2 d c raj a t kebcbasan t ra n s l a s i di t iap kc l i ma nodal nya . Koefi s icn Fi
adalah sebaga i bcri k u t :
_
, 9 2 I 2 29 4 3 2 , 15 ,
1 · 1 = 1 - 2 a - b + 4a + 4ab - 8a - - a b + - b + - a - - ab + 7 a b - - a ( 8- 1 02 a J
2
2 4 4 2 2
' " 3 15 .
1·. = -I + .1a + - b - - a ( 8 - 1 02 h J
2 2
5 1 1 I 19 3 7 15 '
F' = l - 2 a - h + 4a + - ab - - a - .1 a b + - b + - a - - a b + - a b - - a ( 8- 1 02 c )
2 ; " 2 2 I 2 ;
2 2 4 4 4 2 4
I·� = - I + 3 a ( 8- 1 02d )
( 8 - 1 02e J
3 I •
F,, = 1 - a + - a · - - b ( 8- 1 02f)
2 2
432 Amrinsyah Nasution . Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

Matriks kckakuan tangen menga n d u n g variabel <::. N i l a i dari <: bcrga ntung pada komponcn
tegangan tarik horizontal kabe l yang d i sebabkan o lch bcban tota l yang beker:j a d i bawah li!\'1!1
pembebanan sebc l u m nya. lokasi rela t i f dari noda uj u ng. berat scnd i r i . dan bcban d i stribusi
sepanjang elcmcn kabe l . yang d i tunj u kan pada Gambar 8. 1 7 . Bcrdasarkan P . K hrisna. Cohle
Su.\pi!ndi!d Roofi ( M cG ra\v- 1-l i l l . New York. l 9 7 8 ) d i dapatkan pcrsam aan :
E= -
1-1
EA
I +
l r�s
� + sh (� - ex)
L
l2 dcngan : �= qL
-
2H
: ex = sh
� [ f3(c /L)l
s h ( (l)
.
+ r)
dan S0 adalah panjang l engkung i n i s i a l dari ele men kabel sebe l u m beban d i ap l ikasikan. L
adalah bentang horizontal dan H adalah komponen tar i k horizontal dalam kabe l sepert i
tcrl i hat pada Gambar 8 . 1 7 .
V L
T
Gambar 8 . 1 7 Elernen kabel dengan titi k i nterpolasi
Dari term kcd u a dalam persamaan keset i m bangan. d i da patkan beban nodal e k i \ a l en
i n c remental scbaga i :
{� r, J = fJNf ( �q ) ds + ( .\ F, ) ( 8 - 1 03 )
H u bungan increml!ntal antara gaya nodal kabcl clan perp i ndahan d i lxm ah koord i nat global
cl i nyatakan sebaga i :
( 8- 1 04 )
Matriks kcka kuan tange n t yang tclah cl icleskri ps i ka n bcrs i fat kompl cks dan untuk kabel
clengan bcntang bcsar yang menga n d u n g banyak nod a dan membuat perh itu ngan tidak e fi s i e n .
U n t u k m c n i n gkatkan e fi s icnsi perh itu ngan dan u n t u k menghi ndari kcticlak j e l asan. sebuah
tc k n i k kondcnsasi stat i s dapat d i gunakan sebe l u m mcnyusun matriks kckakuan tangen
elemcn mcnj acl i matriks kekakuan global . M e mpcrt i mbangkan j u m l ah j o i n elemen kabcl
Kabe! 433
denga n 2 nodal uj ung yaitu I atau 5 dan kedua nodal i t u d i bcri nomor 1 clan j , pctsamaan
d i atas d apat d i tu l i s scbaga i :
( 8 - 1 05 )
M e ngkondensasi persamaan d iatas pada deraj at kebebasan nodal dalam e lemen ( 2 3 A )

d idapatkan
[KJ- [K ,214J K 2,J 1 [K,c,_, J L,_,1 {t. r, }1_,, 1 1 = {/-.P, t,11 - [K ,214 JK 2,J 1 {!�.Pc,_, }
1 ,1
a tau d a l am bcntuk terkondensa s i , d idapatka n :
lK' j {M 4, 1 {c.. P ' }

IJ ( -1- , -1- J 11
l
j( J
= '
e 11 (4,1 J
(8- 1 06)
Menyusun matriks kekakuan tange n dari t i ap e lemen kabel menj a d i matriks kekakuan gl obal
dan l a l u persamaan n on l i near d ise lesa i kan dengan prosed u r itera s i i nc rementaL pcrpi ndahall
i n c remental pada noda uj u ng i dan j d ar i tiap e l emen kabel d i h i tu n g. Dari perp i ndahan noda l
nod a l i n i , perp i ndahan i n c remental p a d a nodal d a l am 2, 3 , dan 4 dapa t cl itcntukan se baga i
bcrikut:
(8- 1 07 )
A na l i s i s e l emcn kabcl clengan c a ra second-order analysis menj a d i sederhana clan m uclah

untuk menggunakan program com puter. E lemen kabel d i ana l i s i s seperti e lcmen batang u m u m
denga n 2 noda l .
434 Am rinsyah Nasutio n , Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

8.9 Model bentang pendek dengan beban merata
Struk t u r kabel bentang 8 meter seperti p ada Gambar 8 . 1 8 mem i l i k i berat sen d i ri go =
5 2
0 . 2 kN/m. mod u l us c l ast i s i tas E = 1 . 7 * 1 0 M Pa. 1 uas penampang A = 6 7 . 4 m m •
tegangan horizontal awal l l 0 = 1 0 k N . Be ban l uar yang beketj a be ban m e rata sehesar
0.3 k N / m .
L=8000
-
mm
. E
(� -- · -- -t� - -- - - - :-4
////�A//;;;;"""b ' ' """"" I
� ,_ ,- /,7'/ /B
- ��/
.,!.
sag f
....... _ _ _ _ ....
Gambar 8. 1 8 Model bentang kecil be ban me rata
Struktur kabel d i model kan menj a d i satu e l emen. s e h i ngga j um l ah nodal sebanyak 5
nodal . Bentang horizontal antar nodal menj ad i 2 m .
C++
(2nd - Order
P r o g r am
GT Linear
Analys i s )
Jurna l
S TRUDL Mode l
( mm ) 160 . 085 160 . 085 160 . 085

s ama d e n g a n
1 6 0 , 0 8 5 mm
Sag awa l t en g a h ben t ang koordinat awal
=
akh i r t engah ben t a ng ( mm ) 226 . 32766 210 . 769 217 . 8623 210 . 617
16 . 61556 1 8 . 9 5 97 19 . 0090
Sag
-
F i na l Hori zontal T en s i on ( kN )
8. 1 0 Ben ta ng besar dengan be ban terpusat

Kabel dengan hentang 3 05 meter seperti pada Gambar 8 . 1 9 dengan herat send i ri q0 =
0 . 045 k N/m . SaR f tengah i n i s i a l adalah 3 0 . 5 meter. l uas pcnampang kabe l A = 5 5 0
m m • dan mod u l us c l asti si tas E = 1 . 3 x 1 0 M Pa. Kabe \ menerima beban terpusat
2 5
sebesar f =3 5 . 6 kN pada 1 2 2 m dari pcr\ etakan A. d i namakan dengan nodal · c .
Kabcl d i modei kan menj ad i 2 c l emen. E lemcn perta111a c l emen AC dan e l emcn kedua
c \ emen C B . Dcngan 2 e l emcn. j u m l ah nodal untuk pemodel�m sehanyak 9 nod a l .
N odal A berada pada absis x = 1 5 2 . 5 m . sementara nodal C pada abs i s x = - 3 0 . 5 m
dan koord i nat B pada 1 5 2 . 5 111 . Bentang horizontal antur nodal pada c l emen AC
adalah 3 0 . 5 m . sedangkan pada e l em e n C B = 4 5 . 7 5 111 .
Kabei 435
J\nal i s i s d i lak u k an dengan 3 cara m enggunakan GT S T R U D L program C++ yang
berdasarkan pada 2nd- Order A nalysis, dan menggunakan penurunan rum u s yang
telah d i l akukan scbe l umnya dengan Excel.
L=305 m
-
- -t �-
__, - --
i 0
M
sag f
-
- ..!.. - -
F
1- 1 22 m - - -i
G a m ba r 8 . 1 9 Model bentang hesar dengan heban terpusat
Kasu:; 2 {dglC+ + )
25
:
20
15
10
0 ------ 4
-102 5 52 5 ' -25 47 5 1 47 5
H a s i l anal i s i s d en ga n Program C++
P r o g r am C + +
GT L inear
( 2n d - Order J u r n a ::_
STRUDL Mo d e l
An a l ys i s )
Lendu t an pada t i t i k
c
4 , 677409 6 , 01426 0 , 497873 5 , 6H
(m)
H o r i z on t a l
90 , 19856 88, 19653 3557 , 14 89 , 639=
Pre t en s i on ( kN )

8. 1 1 Pipeline bridge structural system Kas im Marine Terminal
Petro c h i n a bcrcncana mengirim gas a l am bcrtekanan d ari p u l au M atoa S a l awi ke

Kasim M ar i n e Termi n al di Papua B arat . Untuk i t u d i pcrl ukan sambun gan p i pa yang
akan m e l a l u i selat yang memi sahkan. Salah satu altcrnati f yang d i lakukan ada l ah
menghubungkannya dengan m en ggunakan j em batan gantung. Jem batan gantung yang
d i perlukan akan membentang scpanj an g 2 . 2 k i lometer d engan beban yang berasal
dari berat scn d i r i . p i pa. tekanan a l i ran gas. an gi n d an s e i s m i c .
Struktur kabel y a n g d i gunakan berd iameter 3 0 0 m m y a n g tcrd i ri d a r i strand-strand
706 8 5 . 7 111111� . K abel
1
dan sctiap strand tcrdi r i dari wire-H·ire. Luas c l cmcn k abel A =
mcmi l i k i mod ulus c l asti sitas E = 1 95 000 M Pa.

Pc111bebanan k abel d i bagi menj a d i 2 untuk penyederhanaan. yaitu: bcrat sen d i ri
sebesar 5 . 6 kN/m mcrata d i scpanj an g bentang. d an beban l ayan sebcsar 44 . 8 3 kN
scbagai bcban tcrpusat t i ap 20 meter k abcl . Pcrm o d c l an kabcl dan beban dapat d i l i hat
pada Gambar 8 . 2 0 .
P=44.83 kN @ 20 m
a . S i stem jembatan kabel untuk pipa b . Model kabel

G a m ba r 8 . 20 Sistem jembatan kabel pipa
Jembatan kabel do111 odelkan dalam 2 8 e l em e n dcngan pembagian :

a. 2 7 e l em e n mempunyai bentang horizontal antar n odal 2 0 m, schi ngga bentang
hori zontal masing-mas i ng clemen menj ad i 80 m . Scmentara elemcn ke-2 8
Kabel 437
mempunyai bentan g horizontal antar nodal 10 m , seh i ngga ben tang hori zontal
elemen ke-28 menj a d i 40 m .
b. Dengan 2 8 e l emen, j um l ah nodal untuk m a s i n g-masing e l emen 5 , m aka j um l ah
nodal total adalah 4 x Jumlah Elemen + 1 4 x 2 8 + 1 1 1 3 nodal .
= =
Koordi nat untuk nodal 1 d i m u l a i dari - 1 1 00 m , kem u d i an bertambah 2 0 m untuk

nodal selanj utnya_ h i n gga nodal 1 09, sch i n gga koord i nat nodal ke 1 09 adalah + 1 060 m .
Nodal 1 1 0 d i m u i ai pada abs i s x = + 1 070 m sehi n gga nodal akh i r 1 1 3 akan menempati
abs i s x = + 1 1 00 m .
Dengan I 1 3 nodal dan 2 nodal mcrupakan tum puan. maka banyaknya deRree ot
.fi'eedom struktur kabel = ( 1 1 3 x 2 ) - ( 2 x 2 ) = 222 DOF .
P r o g r am C + +
GT STRUDL
( 2n d - Order An a l ys i s )
Koo r d i n a t awa l t en g ah b e n t an g (m) -110 . 00 -89 . 303
Koord i n a t a kh i r t engah ben t an g (m) -115 . 86 0 -115 . 962
F i na l Hor i zo n t a l T en s i on ( kN ) 4117 9 . 00 5 4 0 9 1 3 . 7 9 ":
H as i I a n a l i s i s dengan program komputcr

8 . 1 2 Soal-soal
Soal 1
La kukan verifi kasi a n a l i s i s kasus 8 .9 sampai den gan 8 . 1 0 .
Soa! 2
Kabel tegangan t i n ggi d i pasang antara d u a menara. Koord i nat d u d u kan kabel pada men<L
sepeiii tergambar. D iameter kabel = 200 m m . q a d a l a h beban gra v i tasi yang beket:j a pac�
kabe l .
Pertanyaan :
H itung besamya ga-
ya d i pe rletakan ka
be l pada menara .
438 Amrinsyah Nasution, Metode Matrik Kekakuar. Anelisis Struktur

Amrinsyah-Analisis Struktur Metode Matri PDF

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Amrinsyah-Analisis Struktur Metode Matri PDF

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Metoda Matriks Kekakuan

Data katalog dalam terbitan

3 Rangka Bidang 147

3.12 Soal-soal 202

6a Amrinsyah Nasution, Metode Matriks Kekakuan Ana!isis Struktur

Metode Matrik Kekakuan Ana/isis Struktur merupakan metode fundamental

1Oa Amrinsyah Nasution, Metode Matriks Kekakuan Ana/isis Struktur

Gambar 1.1.1 a Si stem Struktur Ba!ok Menerus

2 Amrinsyah Nasution. Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

Gambar 1.2.1 Bentuk sistem rangka paling sederhana

Gambar 1.2.2a Sistem rangka 1

Gambar 1.2.2b Sjstem rangka 2

4 Amrinsyah Nasution, Metode Matrik Kekakuan Ana/isis Struktur

Gambar 1.3.1a Rangka atap

_f\1\1\1\l\1\1\ Gam bar 1. 3.1 b Jembatan rang ka

Gambar 1.3.1 c Menara

1.4 Beban Luar

Gambar 1.3.2 Rangka Ruang

Gambar 1.4.1a Beban merata Gambar 1.4.1 b Beban terpusat

Gambar 1.4.2.a Beban merata pada bentang elemen

6 Amrinsyah Nasution. Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

Analisis sistem rangka ruang yang tidak mungkin

Tabel 1.2 : Berat material ban unan

Tabel 1.3: Berat komponen ban unan

8 Amrinsyah Nasution, Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

Tabel 1.4 : Beban hidu minimum

140 hal mana:

60 Grafik 1.1 menunjukkan hubungan tekanan angin dengan

E. Beban tekanan tanah dan tekanan air tanah

10 Amrinsyah Nasution. Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

(b) tekanan sam- (c) tekanan (d) tekanan sam-

Beban Gempa Nominal Statik Ekuivalen

Gambar 1.4.6 Zona gempa di Indonesia (Sumber Tim Zonasi SKSNI.2002)

Gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan dan perkantoran 1

12 Amrinsyah Nasution. Metr;de Matrik Kekekuan Analisis Struktur

1 (a) Respons Spektrum Gempa Rencana

0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0

(a) Respons Spektrum Gempa Rencana

I - -- - -------- _ J_- - -- 2.0 2.5 3.0

(d) Respons Spektrum Gempa Rencana

0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0

14 Amrinsyah Nasution. Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

-S��ktrum Gempa R�nc;��

Gambar 1.4.7 Respons spektrum gempa rencana

I. Beban mati total dari struktur bangunan gedung;

16 Amrinsyah Nasution, Metode 'Matrik Keka~ari A'ha!isis Struktur

Gambar 1.5.1 Portal ruang dan denah bangunan bertingkat

Tabel 1.6 Kombinasi Beban

Normal D+L 1.00

Kaj ian be ban untuk bangunan bet on bertulang :

qLLpclal = 2.5 * 3.25 = 8.125 kN I m

18 Amrinsyah Nasution. Metode Matrik Kekakuan Analisis Struktur

Gambar 1.5.2 Pola Beban pada Balok

Jika lendutan akibat beban seragan merata/uniform:

8beban-segtiga _ _I_ * qsegi- tiga

q~1ivalen = 0.64 * 9.36 kN/m = 5.99 kN/m.

q~~\alen = 0.64 * 8.125 kN/m = 5.20 kN/m.

Bagi perhitungan beban ekivalen trapesium ke beban merata l = ly = 8.0 m ;

Gambar 1.5.3 Qtrapesium dan Qek1va1en untuk pembebanan balok

• ckl\alen _ [f-' - 0.8a J *2

= 1.2* (2 * 7.05 + 5.46) + 1.6*2*6.12 = 43.04 kN/m.

= 1.2* (2 * 5.99 + 2.49) + 1.6*2*5.20 = 34.00 kN/111.

' 6500 111111

= 1.2* (2 * 7.05 + 5.46) + 1.626.12 = 43.04 kN/m.

= 1.2* (2 * 5.99 + 2.49) + 1.625.20 = 34.00 kN/111.

_ .J l -~ _l _____ ~- _L______.,._ ______,