PENDAHULUAN
E. Manfaat Penelitian
Mengenai manfaat dari penelitian ini
adalah:
1. Sebagai bahan penilaian dan informasi
bagi Bank Mandiri Cabang X dalam
mengambil keputusan dan kebijakan yang
berkaitan dengan kualitas pelayanan
terhadap kepuasan nasabahnya.
2. Bagi penulis merupakan sarana untuk
mempraktekkan teori-teori yang
didapatkan selama masa perkuliahan dan
sekaligus sebagai syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Universitas
Telkom Bandung.
3. Dijadikan sebagai penambah referensi
kepustakaan bagi universitas dan pihak-
pihak lain untuk keperluan akademik.
F. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang dengan
mengunakan metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif.
Metode statistik deskriptif digunakan
untuk menjelaskan fenomena yang
terjadi perihal data penelitian.
Sedangkan metode kuantitatif
digunakan untuk menjelaskan
pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat pada penelitian ini.
2. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini
penulis mengambil objek penelitian di
PT. Mandiri Cabang X. Penelitian
mulai dilaksanakan pada Desember
2012 sampai Februari 2013.
3. Populasi dan Sampel
Yang dimaksud dengan populasi
adalah suatu kumpulan menyeluruh
dari suatu obyek yang merupakan
perhatian peneliti. Obyek penelitian
ini dapat berupa mahkluk hidup,
benda-benda, sistem dan prosedur,
fenomena dan lain-lain (Kountur,
2003:137). Populasi dalam penelitian
ini adalah para nasabah bank Mandiri,
Cabang X.
Sedangkan sampel adalah bagian
dari populasi yang diambil melalui
cara-cara tertentu yang juga memiliki
karakteristik tertentu, jelas, lengkap
yang dianggap dapat mewakili
populasi (Hasan, 2002:98).
Penetapan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan
jenis metode (probability sampling)
yaitu peluang masing-masing
responden dapat diketahui. Sedangkan
teknik samplingnya menggunakan
insidental sampling (Accident
Sampling) yang diperoleh secara
incidental. Yaitu dengan cara
memberikan angket kepada nasabah
Bank Mandiri, Cabang X yang
ditemui di kantor cabang
bersangkutan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan
data skunder. Data primer adalah data
yang diperoleh secara langsung dari
sumber pertama. Data primer tersebut
meliputi pengisian kuesioner oleh
nasabah Bank Mandiri Cabang X dan
wawancara baik kepada nasabah
maupun pada karyawan Bank Mandiri
Cabang X, serta observasi
(pengamatan) yang dilakukan
terhadap aktivitas nasabah dan
kegiatan operasional karyawan Bank
Mandiri Cabang X. Kuesioner yang
merupakan alat pengumpul data
pokok dalam penelitian ini memiliki
tipe pertanyaan tertutup dan terbuka.
Pertanyataan yang berhubungan
dengan kualitas pelayanan diperoleh
dari buku pedoman layanan Bank
Mandiri Cabang X. Dalam hal ini
setiap pernyataan diberi bobot dengan
menggunakan Skala Likert. Skala
Likert digunakan untuk mengetahui
atau menganalisis kualitas pelayanan
yang diberikan Bank Mandiri Cabang
X dengan kualitas pelayanan yang
diinginkan oleh nasabah. Responden
diminta memilih salah satu dari
sejumlah kategori jawaban atas
pernyataan-pernyataan atau peubah
yang diamati. Untuk mengukur
tingkat kualitas pelayanan Bank
Mandiri Cabang X, menyangkut
harapan nasabah digunakan Skala
Likert sebagai berikut:
1. = Tidak Penting (TPt)
2. = Kurang Penting (KPt)
3. = Cukup Penting (CPt)
4. = Penting (Pt)
5. = Sangat Penting (SPt)
dimana:
Xib = Skor terbesar yang mungkin
diperoleh dengan asumsi
bahwa semua responden
memberikan jawaban sangat
penting atau sangat baik
(skor 5) terhadap setiap unsur i
kualitas pelayanan.
Xik = Skor terkecil y ang mungkin
diperoleh dengan asumsi
bahwa semua responden
memberikan jawaban tidak
penting atau tidak baik (skor
1) terhadap setiap unsur i
kualitas pelayanan.
Maka besarnya kisaran untuk tiap
kelas yang diteliti adalah:
[(5 100) (1 100)]
= 80
5
Pembagian kelas berdasarkan tingkat
kepentingan adalah:
a. 100 – 179 (tidak penting)
b. 180 – 259 (kurang penting)
c. 260 – 339 (cukup penting)
d. 340 – 419 (penting)
e. 420 – 500 (sangat penting)
Pembagian kelas berdasarkan tingkat
kinerja adalah:
a. 100 – 179 (tidak baik)
b. 180 – 259 (kurang baik)
c. 260 – 339 (cukup baik)
d. 340 – 419 (baik)
e. 420 – 500 (sangat baik)
Untuk mengetahui apakah hasil jasa
yang diterima nasabah sudah sesuai
dengan kepentingan nasabah
digunakan tingkat kesesuaian. Tingkat
kesesuaian merupakan perbandingan
antara tingkat kepentingan dan tingkat
kinerja. Perbandingan tersebut dapat
diketahui dengan melakukan
perbandingan antara total skor tingkat
kinerja (Xi) dan total skor tingkat
kepentingan (Yi). Adapun rumus yang
digunakan adalah:
dimana :
dimana:
Xi = Skor rata-rata tingkat
kinerja setiap atribut i
Yi = Skor rata-rata tingkat
kepentingan setiap atribut i
n = Total responden
Selain itu diagram kartesius
merupakan bangun yang dibagi atas
empat bagian yang dibatasi oleh dua
garis yang berpotongan tegak lurus
pada titik-titik ( X ,Y ), dimana X
merupakan rata-rata dari total rata-
rata skor tingkat kinerja berdasarkan
seluruh atribut dan Y adalah rata-rata
dari total rata-rata skor tingkat
kepentingan seluruh atribut.
Seluruhnya ada K faktor dimana K =
dimana:
K = Banyaknya atribut yang
dapat mempengaruhi kepuasan
pelanggan.
Selanjutnya tingkat unsur-
unsur tersebut akan dijabarkan dan
dibagi menjadi empat bagian ke
dalam diagram kartesius yang
menunjukkan bahwa kuadran I adalah
prioritas utama, kuadran II adalah
pertahankan prestasi, kuadran III
adalah prioritas rendah dan kuadran
IV adalah berlebihan. Keempat
kuadran tersebut disajikan pada
Gambar di bawah ini:
Berdasarkan diagram tersebut, maka
perusahaan dapat merumuskan
strategi yang dapat dilakukan
berkenaan dengan posisi masing-
masing atribut pada keempat kuadran
tersebut yang dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Kuadran A (Prioritas Utama)
Wilayah yang menunjukkan atribut-
atribut kualitas pelayanan yang
memiliki tingkat kepentingan yang
tinggi atau diatas nilai rata-rata
sedangkan nilai kinerjanya dinilai
rendah. Atribut-atribut kualitas
pelayanan yang termasuk ke dalam
kuadran ini kinerja perusahaannya
harus lebih ditingkatkan.
Kuadran B (Pertahankan Prestasi)
Wilayah yang menunjukkan atribut-
atribut kualitas pelayanan yang
memiliki tingkat kepentingan dan
tingkat kinerja yang tinggi atau di atas
nilai rata-rata. Atribut-atribut kualitas
pelayanan yang termasuk ke dalam
kuadran ini harus terus dikelola
dengan baik, karena memiliki
keunggulan di mata nasabah.
Kuadran C (Prioritas Rendah)
Wilayah ini memuat atribut-atribut
kualitas pelayanan yang memiliki
tingkat kepentingan dan tingkat
kinerja yang rendah atau di bawah
nilai rata-rata. Atribut-atribut kualitas
pelayanan yang termasuk ke dalam
kuadran ini dirasakan tidak terlalu
penting oleh nasabah dan pihak
perusahaan hanya melaksanakannya
biasa-biasa saja. Sehingga pihak
perusahaan tidak perlu melakukan
alokasi investasi yang berlebihan
untuk atribut kualitas pelayanan yang
termasuk dalam kuadran ini.
Kuadran D (Berlebihan)
Wilayah ini memuat atribut-atribut
kualitas pelayanan yang memiliki
tingkat kepentingan yang rendah,
sedangkan tingkat kinerja yang tinggi.
Atribut-atribut kualitas pelayanan
yang termasuk dalam kuadran ini
dalam pelaksanaannya dianggap
berlebihan oleh nasabah.
b. Customer Satisfaction Index (CSI)
Customer Satisfaction Index (CSI)
digunakan untuk menentukan tingkat
kepuasan pelanggan secara
menyeluruh dengan pendekatan yang
mempertimbangkan tingkat
kepentingan dari atribut-atribut jasa
yang diukur. Menurut Stratford
(2007), metode pengukuran CSI
meliputi tahap-tahap berikut:
a) Menghitung weighting factors,
yaitu mengubah nilai kepentingan
(important score) menjadi angka
persentase, sehingga mendapatkan
total weighting factors 100%.
b) Menghitung weighting score,
yaitu nilai perkalian antar nilai
kepuasan (satisfaction score)
dengan weighting factors.
c) Menghitung weighting average,
yaitu menjumlahkan weighting
score dari semua atribut kualitas
jasa.
d) Menghitung satisfaction index,
yaitu weighting average dibagi
skala maksimum yang digunakan
(dalam penelitian ini skala
maksimum yang digunakan adalah
5) kemudian dikali 100%.
Tingkat kepuasan responden secara
menyeluruh dapat dilihat dari kriteria
tingkat kepuasan pelanggan. Adapun
kriterianya berdasarkan Panduan
Survei Kepuasan Pelanggan PT.
Sucofindo dalam Amalia (2005)
sebagai berikut:
0,00 – 0,34 = tidak puas
0,35 – 0,50 = kurang puas
0,51 – 0,65 = cukup puas
0,66 – 0,80 = puas
0,81 – 1,00 = sangat puas
A. Jasa
Jasa merupakan pemberian suatu
kinerja atau tindakan tidak kasat mata dari
satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya
jasa diproduksi dan dikonsumsi secara
bersamaan, dimana interaksi antara pemberi
jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasil
jasa tersebut (Rangkuti, 2003).
Kotler dalam Tjiptono dan Chandra
(2005) mengemukakan bahwa jasa
merupakan tindakan atau perbuatan yang
dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada
pihak lain yang pada dasarnya bersifat
intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak
menghasilkan kepemilikan sesuatu.
Sedangkan menurut Gronroos dalam
Tjiptono dan Chandra (2005), jasa adalah
proses yang terdiri dari serangkaian aktivitas
intangible yang biasanya (namun tidak harus
selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan
dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik
atau barang dan atau sistem penyedia jasa,
yang disediakan sebagai solusi atas masalah
pelanggan.
Jasa juga dapat diartikan sebagai
kegiatan ekonomi yang memberikan manfaat
bagi pelanggan pada waktu dan tempat
tertentu, sebagai hasil dari tindakan
mewujudkan perubahan yang dinginkan
dalam diri atau atas nama penerima jasa
tersebut (Lovelock, 2005).
1. Karakteristik Jasa
Barang dan jasa memiliki perbedaan
yang jelas apabila ditinjau dari
karakteristiknya. Menurut Kotler dalam
Tjiptono dan Chandra (2005) ada 4
karakteristik pokok jasa yang membedakan
dengan barang yaitu:
a. Tidak berwujud (intangibility)
Jasa memiliki sifat intangible artinya tidak
dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar,
ataupun dicium sebelum dibeli. Seseorang
tidak dapat menilai hasil dari jasa sebelum
membeli jasa tersebut terlebih dahulu.
Pelanggan akan melihat dari tempat,
orang, peralatan, alat komunikasi, simbol
dan harganya untuk mencari bukti dari
kualitas jasa yang diinginkan tersebut.
Tugas penyedia jasa adalah memberikan
bukti-bukti fisik untuk mewujudkan
sesuatu yang abstrak.
b. Tidak terpisahkan (inseparability)
Umumnya jasa dijual terlebih dahulu
kemudian diproduksi dan dikonsumsi
secara bersamaan dimana penyedia jasa
juga merupakan bagian dari jasa tersebut,
baik penyedia maupun pelanggan akan
mempengaruhi hasil dari jasa tersebut.
c. Bervariasi (variability)
Jasa bersifat sangat variabel karena
merupakan nonstandardized output yang
berarti bahwa terdiri dari banyak variasi
bentuk, kualitas dan jenis, tergantung
kepada siapa, kapan dan dimana jasa
tersebut dihasilkan. Komponen manusia
terlibat jauh lebih besar pada industri jasa
yang bersifat people-based daripada jasa
bersifat equipment-based yang berarti hasil
dari operasi jasa yang bersifat people-
based cenderung kurang terstandardisasi
dan seragam dibandingkan jasa yang
bersifat equipment-based. Pembeli jasa
seringkali meminta pendapat dari orang
lain sebelum memutuskan untuk memilih
penyedia jasa.
d. Mudah lenyap (perishability)
Jasa merupakan komoditas yang tidak
tahan lama dan tidak dapat disimpan jika
permintaan jasa bersifat konstan sehingga
bila tidak digunakan maka jasa tersebut
akan berlalu begitu saja. Umumnya
permintaan jasa bervariasi dan dipengaruhi
faktor musiman.
2. Klasifikasi Jasa
Menurut Kotler dalam Tjiptono dan
Chandra (2005) produk dan jasa dapat
ditawarkan kepada pasar dengan berbagai
klasifikasi sebagai berikut:
a. Produk berwujud murni
Penawaran yang hanya terdiri dari produk
fisik, misalnya: sabun mandi, pasta gigi
atau sabun cuci tanpa adanya jasa atau
pelayanan lainnya yang menyertai produk
tersebut.
b. Produk berwujud disertai layanan
Penawaran yang terdiri dari suatu produk
fisik yang disertai dengan satu atau
beberapa layanan untuk meningkatkan
daya tarik pelanggannya dimana
penjualannya tergantung kepada kualitas
produk tersebut dan tersedianya
pelayanan pelanggan, seperti: tersedianya
ruang pamer, perbaikan dan
pemeliharaan, operator dan sebagainya.
c. Campuran
Tawaran ini memberikan barang dan jasa
dengan proporsi yang sama, misalnya
pelanggan dapat menikmati makanan dan
pelayanan yang ditawarkan secara
bersamaan di restoran.
d. Jasa utama yang disertai barang dan
jasa tambahan
Tawaran yang terdiri dari jasa utama
yang disertai jasa tambahan dan barang
pendukung lainnya, misalnya bila
pelanggan ingin naik pesawat terbang.
Hal ini berarti pelanggan telah
membeli jasa transportasi dan
pelanggan dapat menikmati pelayanan
yang ditawarkan, seperti: makanan,
minuman, majalah penerbangan
selama perjalanan. Pelanggan harus
naik pesawat terbang terlebih dahulu
untuk menikmati produk yang
ditawarkan selama perjalanan.
e. Jasa murni
Tawaran yang diberikan hanya berupa
jasa, misalnya: menjaga bayi, memijat,
psikoterapi dan sebagainya.
3. Kualitas Jasa
Menurut Supranto (2001) kualitas
adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa
merupakan sesuatu yang harus dikerjakan
dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat
dari penampilan produk atau kinerja
merupakan bagian utama strategi perusahaan
dalam rangka meraih keunggulan yang
berkesinambungan, baik sebagai pemimpin
pasar ataupun sebagai strategi untuk terus
tumbuh. Keunggulan suatu produk jasa
adalah tergantung dari keunikan serta kualitas
yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah
sudah sesuai dengan harapan dan keinginan
pelanggan.
Lewis dan Booms dalam Tjiptono dan
Chandra (2005), mengemukakan bahwa
kualitas jasa merupakan ukuran seberapa
bagus tingkat layanan yang diberikan mampu
sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Kualitas
jasa dapat diwujudkan melalui pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta
ketepatan penyampaiannya untuk
mengimbangi harapan pelanggan.
E. Bank
1. Konsep dan Pengertian Bank
Menurut Undang-undang Republik
Indonesia No.10 Pasal 1 Tahun 1998
dalam Kasmir (2004), perbankan
adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha serta
cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya, sedangkan bank
adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Bank juga diartikan sebagai
lembaga keuangan yang kegiatan
utamanya adalah menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya
kembali dana tersebut ke masyarakat
serta memberikan jasa bank lainnya.
Fungsi bank merupakan lembaga
perantara diantara masyarakat yang
membutuhkan dana dengan
masyarakat yang kelebihan dana,
disamping menyediakan jasa-jasa
keuangan lainnya. Oleh karena bank
berfungsi sebagai perantara keuangan,
maka dalam hal ini faktor
kepercayaan dari masyarakat
merupakan faktor utama dalam
menjalankan bisnis perbankan.
Manajemen bank dihadapkan
berbagai upaya untuk menjaga
kepercayaan tersebut, sehingga dapat
memperoleh simpati dari para calon
nasabahnya.
2. Ruang Lingkup Kegiatan Bank
Ruang lingkup kegiatan bank
dikelompokkan menjadi tiga macam
yaitu:
a. Menghimpun dana dari masyarakat
(funding)
Menghimpun dana adalah
mengumpulkan atau mencari dana
(uang) dengan cara membeli dari
masyarakat luas dalam bentuk
simpanan giro, tabung dan deposito.
Pembelian dana dari masyarakat ini
dilakukan oleh bank dengan cara
memasang berbagai strategi agar
masyarakat mau menanamkan
dananya. Bentuk-bentuk kegiatan
menghimpun dana meliputi:
1. Simpanan giro (demand deposit)
merupakan simpanan pada bank dimana
penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek atau bilyet
giro.
2. Simpanan Tabungan (saving deposit)
merupakan simpanan pada bank yang
penarikannya dapat dilakukan sesuai
perjanjian antara bank dengan nasabah
dan penarikannya dengan menggunakan
slip penarikan, buku tabungan, kartu
ATM atau sarana penarikan lainnya.
3. Simpanan deposit (time deposit)
merupakan simpanan pada bank yang
penarikannya sesuai jangka waktu (jatuh
tempo) dan dapat ditarik dengan bilyet
deposit atau sertifikat deposit.
b. Menyalurkan dana ke masyarakat
(lending)
Menyalurkan dana adalah
melemparkan kembali dana yang
diperoleh lewat simpanan giro,
tabungan dan deposito ke
masyarakat dalam bentuk
pinjaman (kredit) bagi bank yang
berdasarkan prinsip konvensional
atau pembiayaan bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah.
Bentuk-bentuk kegiatan
menyalurkan dana meliputi:
1. Kredit investasi yaitu kredit
yang diberikan kepada para
investor untuk investasi yang
penggunanya jangka panjang.
2. Kredit modal kerja yaitu
kredit yang diberikan unutk
membiayai kegiatan suatu
usaha dan biasanya bersifat
jangka pendek guna
memperlancar transaksi
perdagangan.
3. Kredit perdagangan yaitu
kredit yang diberikan kepada
para pedagang baik agen-agen
maupun pengecer.
4. Kredit konsumtif yaitu kredit
yang digunakan untuk
dikonsumsi atau dipakai untuk
keperluan pribadi.
5. Kredit produktif yaitu kredit
yang digunakan unuk
menghasilkan barang atau
jasa.
c. Memberikan jasa bank lainnya
Jasa bank lainnya merupakan jasa
pendukung atau pelengkap
kegiatan perbankan. Jasa-jasa ini
diberikan untuk mendukung
kelancaran kegiatan menghimpun
dan menyalurkan dana, baik yang
berhubungan langsung dengan
kegiatan simpanan dan kredit
maupun tidak langsung. Bentuk-
bentuk jasa bank lainnya
meliputi:
1. Transfer (kiriman uang)
merupakan jasa kiriman uang
antar bank, baik antar bank
yang sama maupun bank yang
berbeda. Pengiriman uang
dapat dilakukan untuk dalam
kota, luar kota maupun luar
negeri.
2. Inkaso (collection) merupakan
jasa penagihan warkat antar
bank yang berasal dari luar
kota berupa cek, bilyet giro
atau surat-surat berharga
lainnya yang baik berasal dari
warkat bank dalam negeri
maupun luar negeri.
3. Kliring (clearing) merupakan
jasa penarikan warkat (cek
atau bilyet giro) yang berasal
dari dalam satu kota, termasuk
transfer dalam kota antar
bank.
G. Kerangka Pemikiran
Dari kerangka pemikiran, maka dapat
digambarkan paradigma pada bagan di
bawah ini sebagai berikut:
Gambar 2.4
Kerangka Penelitian
Kepuasan Nasabah
Tangibles
Reliability
Responsiveness
Assurance
Empathy
Harapan / Kinerja
Kepentingan
Kepuasan Nasabah
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK
PENELITIAN
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Cronbach's
Alpha N of Items
0.959 15
Sumber: Hasil
Pengolahan Data SPSS
Berdasarkan tabel di atas terlihat
bahwa nilai cronbach alpha seluruh
variabel berkisar antara 0 sampai 1,
dengan demikian keseluruhan item dalam
instrumen pengukuran dapat dinyatakan
sangat reliabel.
Tabel 4.4. Uji Reliabilitas Instrumen
Tingkat Kepuasan Nasabah Bank
Bank Mandiri Cabang X
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
0.973 15
Sumber: Hasil
Pengolahan Data SPSS
Berdasarkan tabel di atas terlihat
bahwa nilai cronbach alpha seluruh
variabel berkisar antara 0 sampai 1,
dengan demikian keseluruhan item dalam
instrumen pengukuran dapat dinyatakan
sangat reliabel.
B. Karakteristik Responden
Pada penelitian ini kuesioner
disebarkan kepada 100 nasabah Bank
Mandiri Cabang X dengan berbagai
karakteristik yang telah ditetapkan.
Karakteristik nasabah tersebut meliputi:
jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan
terakhir, pendapatan rata-rata per bulan
dan pengeluaran rata-rata per bulan.
Berikut deskripsi karakteristik nasabah
yang telah diperoleh dari hasil
penyebaran kuesioner:
1. Deskripsi Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin
Karakteristik responden yang
menjadi subyek dalam penelitian ini
menurut jenis kelamin ditunjukkan
dalam tabel 2 di bawah ini:
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi P
Laki-laki 52
Perempuan 48
Total 100
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabael dapat dilihat
bahwa sebagian besar nasabah Bank
Mandiri Cabang X berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 52 orang (52%),
dan nasabah yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 48 orang (48%).
Hal ini dapat disebabkan karena laki-
laki adalah kepala rumah tangga yang
memiliki pengaruh besar dalam
pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan keuangan keluarga,
misalnya dalam kepemilikan
tabungan atau pengambilan kredit
pemilikan rumah.
2. Deskripsi Responden Berdasarkan
Usia
Karakteristik responden yang
menjadi subyek dalam penelitian ini
menurut usia ditunjukkan dalam tabel
.... di bawah ini:
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase
< 19
6 6%
tahun
19-25
32 32%
tahun
26-50
45 45%
tahun
> 50
17 17%
tahun
Total 100 100,0%
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel.... dapat
diketahui bahwa nasabah Bank
Mandiri Cabang X sebanyak 6 orang
(6%) berusia kurang dari 19 tahun, 32
orang (32%) nasabah berusia antara
19-25 tahun, dan 17 orang (17%)
nasabah berusia lebih dari 50 tahun.
Sebagian besar nasabah yaitu
sebanyak 45 orang (45%) nasabah
berusia 26-50 tahun. Hal ini dapat
diartikan bahwa usia antara 26-50
tahun merupakan usia yang produktif
yakni dalam rentang usia ini
seseorang sudah mulai bekerja dan
dalam masa pengembangan karier.
Seseorang dalam rentang usia ini juga
memiliki aktivitas yang tinggi,
sehingga sebagian besar nasabah yang
datang di Bank Mandiri Cabang X
berusia 26-50 tahun.
3 1 Kenyamanan lingkungan
413
di area banking hall
1 2 Desain eksterior dan
interior ruangan yang 436
menarik
5 3 Kebersihan dan penataan
403
banking hall
15 4 Penampilan diri
karyawan yang bersih,
rapi dan tidak berlebihan,
444
serta mengenakan
pakaian kerja yang sesuai
dan sopan
2 5 Karyawan menyambut
nasabah dengan memberi 415
senyum, menyapa dan
memberi salam
6 6 Karyawan selalu
menunjukkan respon
positif, perhatian dan 438
empati atas permasalahan
nasabah
10 7 Karyawan selalu
menunjukkan rasa
percaya diri dan sikap 457
siap melayani/membantu
nasabah
12 8 Karyawan selalu
berbicara dengan sopan
457
dan ramah bila memberi
informasi
9 9 Karyawan menggunakan
bahasa yang mudah 443
dimengerti oleh nasabah
4 10 Karyawan melayani 440
nasabah sesuai urutan
kedatangan dengan tidak
membeda-bedakan
11 11 Karyawan melayani
449
dengan cepat dan tepat
7 12 Karyawan memberikan
pelayanan kepada 442
nasabah hingga tuntas
8 13 Karyawan memiliki
pengetahuan tentang
459
produk dan pelayanan
perbankan dengan baik
14 14 Karyawan memiliki
kemampuan membangun
hubungan baik dan
457
menanamkan
kepercayaan dengan
nasabah
13 15 Area parkir yang
memadai, aman dan 429
nyaman
B. Saran
1. Atribut kualitas pelayanan pada
kuadran A yang dianggap penting oleh
nasabah tetapi pelaksanaannya belum
sesuai harapan harus lebih
diperhatikan oleh pihak Bank Mandiri
Cabang X. Diantaranya adalah
karyawan selalu menunjukkan respon
positif, perhatian dan empati atas
permasalahan nasabah, karyawan
melayani dengan cepat dan tepat dan
karyawan memiliki kemampuan
membangun hubungan baik dan
menanamkan kepercayaan dengan
nasabah. Untuk mengatasinya, Bank
Mandiri Cabang X sebaiknya
membuat kotak saran di area banking
hall supaya nasabah yang tidak
memiliki keberanian untuk
menyampaikan keluhan dan saran
secara langsung, dapat dapat
menyampaikannya melalui surat yang
di masukan ke kotak saran tersebut.
Selain itu karyawan hendaknya tidak
membiarkan nasabah menunggu
giliran untuk dilayani terlalu lama.
Bila perlu menambah jumlah
karyawan pada bagian-bagian tertentu,
seperti bagian perkreditan.
2. Atribut area parkir yang memiliki
tingkat kepuasan terendah hendaknya
diperbaiki dengan memperluas area
parkir dan lebih meningkatkan
keamanannya sehingga nasabah
merasa aman dan nyaman dalam
bertransaksi dengan pihak Bank
Mandiri Cabang X.
3. Atribut-atribut kualitas pelayanan
pada kuadran B yang telah
menunjukkan kinerja yang baik,
hendaknya dipertahankan sehingga
nasabah merasa puas atas kinerja Bank
Mandiri Cabang X, karena kepuasan
tersebut akan memungkinkan
terciptanya loyalitas kepada Bank
Mandiri Cabang X. Untuk menjaga
standar kualitas pelayanan, Bank
Mandiri Cabang X hendaknya
melakukan evaluasi kinerja karyawan
secara rutin.
4. Pengukuran kepuasan nasabah
hendaknya dilakukan secara berkala,
karena hasilnya bermanfaat untuk
memperbaiki dan meningkatkan
kinerja Bank Mandiri Cabang X dalam
memberikan kualitas pelayanan yang
maksimal.