Artikel 10103546 PDF
Artikel 10103546 PDF
PERSEDIAAN BARANG
“ELECTROLUX AUTHORIZED SERVICE CV. MOMENTUM TEKNIK”
DEWI SAWITRI
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma
dewi_aquopio2408@yahoo.com
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang permasalahan sistem inventory yang dimiliki
“Electrolux Authorized Service CV. Momentum Teknik” yang menggunakan
pendokumentasian data barang masuk dan barang keluar secara manual sehingga
membuat lambatnya kinerja perusahaan. Data-data tersebut tidak terintegrasi dan
tidak terkonsolidasi. Karena itu dibuat perancangan sistem informasi manajemen
persediaan barang secara komputerisasi dan terintegrasi agar mempercepat kinerja
perusahaan. Guna menerapkan perancangan tersebut, maka digunakan metode
System Development Life Cycle (SDLC) mulai dari perencanaan sistem hingga
tahap perancangan sistem yang rinci, mencakup perancangan database,
perancangan kontrol, perancangan input output, hingga teknologinya.
Kata kunci : Informasi, Manajemen, Perancangan, Persediaan Barang, Sistem.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi informasi
berbasis komputer dewasa ini, dirasa sangat pesat dan hal ini berpengaruh
terhadap aspek pekerjaan. Hampir semua perusahaan dalam hal pengambilan
keputusan, penyebaran informasi, peningkatan efektifitas pekerjaan dan pelayanan
telah menggunakan sistem informasi komputer. Bagi suatu perusahaan yang
sedang berkembang seperti pada Electrolux Authorized Service CV. Momentum
Teknik sebagai suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa perbaikan dan
pemeliharaan alat-alat rumah tangga, tentunya memiki suatu sistem inventory
yang berguna untuk mengelola persediaan suku cadang. Namun
pendokumentasian yang digunakan saat ini secara manual sehingga menimbulkan
kendala dalam kinerja perusahaan.
2
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk :
a. Memodelkan atau merancang sistem inventory menggunakan pendekatan
berorientasi obyek.
b. Mengembangkan sistem inventory yang telah ada menjadi lebih terintegrasi
dan terkonsolidasi dengan sistem yang terkomputerisasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Persediaan
Menurut Ristono (2009) persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang
yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan
datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah
jadi dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi
disimpan sebelum digunakan atau dimasukkan ke dalam proses produksi,
sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan disimpan sebelum dijual
atau dipasarkan. Dengan demikian setiap perusahaan yang melakukan kegiatan
usaha umumnya memiliki persediaan.
Perusahaan yang melakukan kegiatan produksi (industri manufaktur) akan
memiliki tiga jenis persediaan, yaitu :
(1) Persediaan bahan baku dan penolong.
(2) Persediaan bahan setengah jadi.
(3) Persediaan barang jadi.
Sedangkan perusahaan perdagangan minimal memiliki satu jenis
persediaan, yaitu persediaan barang dagangan. Adanya berbagai macam
persediaan ini menuntut pengusaha untuk melakukan tindakan yang berbeda untuk
masing-masing persediaan, dan ini akan sangat terkait dengan permasalahan lain
seperti masalah peramalan kebutuhan bahan baku serta peramalan penjualan atau
permintaan konsumen. Bila melakukan kesalahan dalam menetapkan besarnya
persediaan maka akan berdampak ke masalah lain, misalnya tidak terpenuhinya
permintaan konsumen atau bahkan berlebihan persediaan sehingga tidak
3
semuanya terjual, timbulnya biaya ekstra penyimpanan atau pesanan bahan dan
sebagainya.
Persediaan merupakan suatu model yang umum digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang terkait dengan usaha pengendalian bahan baku
maupun barang jadi dalam suatu aktifitas perusahaan. Ciri khas dari model
persediaan adalah solusi optimalnya difokuskan untuk menjamin pesediaan
dengan biaya yang serendah rendahnya.
Menurut Ristono (2009) inventory atau persediaan adalah suatu teknik
untuk manajemen material yang berkaitan dengan persediaan. Manajemen
material dalam inventory dilakukan dengan beberapa input yang digunakan yaitu :
permintaan yang terjadi (demand) dan biaya-biaya yang terkait dengan
penyimpanan, serta biaya apabila terjadi kekurangan persediaan (shortage).
Secara teknis, inventory adalah suatu teknik yang berkaitan dengan
penetapan terhadap besarnya persediaan bahan yang harus diadakan untuk
menjamin kelancaran dalam kegiatan operasi produksi, serta menetapkan jadwal
pengadaan dan jumlah pemesanan barang yang seharusnya dilakukan oleh
perusahaan. Penetapan jadwal dan jumlah pemesanan yang harus dipesan
merupakan pernyataan dasar yang harus terjawab dalam pengendalian persediaan.
Pengendalian pengadaan persediaan perlu diperhatikan karena berkaitan
langsung dengan biaya yang harus ditanggung perusahaan sebagai akibat adanya
persediaan. Oleh sebab itu, persediaan yang ada harus seimbang dengan
kebutuhan, karena persediaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan
perusahaan menanggung risiko kerusakan dan biaya penyimpanan yang tinggi
disamping biaya investasi yang besar. Tetapi jika terjadi kekurangan persediaan
akan berakibat terganggunya kelancaran dalam proses produksinya. Oleh
karenanya diharapkan terjadi keseimbangan dalam pengadaan persediaan
sehingga biaya dapat ditekan seminimal mungkin dan dapat memperlancar
jalannya proses poduksi.
Menurut Ristono (2009) beberapa pengertian persediaan menurut para ahli
adalah sebagai berikut :
4
Suatu kegiatan untuk menentukan tingkat dan komposisi dari part atau
bagian, bahan baku dan barang hasil produksi, sehingga perusahaan dapat
melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan
pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien.
Serangkaian kebijakan dengan sistem pengedalian yang memonitor tingkat
persediaan yang harus dijaga kapan persediaan harus diisi dan berapa
pesanan yang harus dilakukan.
jumlah bahan baku yang dibutuhkan, maka akan semakin besar tingkat
persediaan bahan baku.
2. Kontinuitas produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat persediaan bahan
baku yang tinggi dan sebaliknya.
3. Sifat bahan baku, apakah cepat rusak (durable goods) atau tahan lama
(undurable good).
Sedangkan untuk bahan baku yang memiliki sifat tahan lama, maka tidak ada
salahnya menyimpannya dalam jumlah besar. Agar kontinuitas produksi tetap
terjaga, maka untuk berjaga-jaga perusahaan sebaiknya memiliki apa yang
dinamakan dengan persediaan cadangan (safety stock). Persediaan cadangan atau
disebut pula persediaan pengaman adalah persediaan minimal bahan baku yang
harus dipertahankan untuk menjaga kontinuitas produksi.
Jenis Persediaan
Pembagian jenis persediaan dapat berdasarkan proses manufaktur yang
dijalani dan berdasarkan tujuan. Pembagian berdasarkan proses manufaktur, maka
persediaan dibagi dalam tiga kategori, yaitu :
1. Persediaan bahan baku.
2. Persediaan bahan setengah jadi.
3. Persediaan barang jadi.
Pembagian jenis persediaan berdasarkan tujuannya, terdiri dari :
1. Persediaan pengamanan (safety stock).
Persediaan pengaman atau sering pula disebut safety stock adalah
persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian
permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan pengaman tidak mampu
mengantisipasi ketidakpastian tersebut, maka akan terjadi kekurangan
persediaan (stockout).
Faktor-faktor yang menentukan besarnya safety stock adalah :
a. Penggunaan bahan baku rata-rata.
8
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Electrolux Authorized Service CV. Momentum
Teknik yang ada di wilayah Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Warung Buncit
Raya No.59. Perusahaan ini bergerak di bidang pelayanan purna jual alat-alat
rumah tangga.
Adapun struktur organisasi pada CV. Momentum Teknik, yang terdiri atas
Manajer, supervisor, administrasi umum, customer care officer dan delapan orang
teknisi. Gambar 1 berikut adalah struktur organisasi dari perusahaan tersebut :
Tugas dan fungsi dari struktur organisasi yang diajukan pada perusahaan
tersebut terlihat pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Pembagian Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi.
Manajer Merencanakan apa yang akan dilakukan oleh perusahaan di
kemudian hari.
Mengorganisasikan untuk mencapai apa yang direncanakan.
Menyusun organisasi dengan sumber daya yang tepat.
Mengarahkan untuk melaksanakan sesuai dengan rencana.
Mengendalikan sumber daya agar tetap beroperasi secara
optimal.
Supervisor Mengendalikan, merealisasikan rencana perusahaan, dan
memastikan agar tujuan perusahaan tercapai.
Mendistribusikan pekerjaan kepada tiap teknisi dan
mengarahkan mereka supaya bekerja secara optimal.
Finance Mengendalikan pengeluaran dan pemasukan uang perusahaan.
Membuat laporan Pemasukan, Pengeluaran dan Retur barang
12
validasi dari supervisor itu sendiri. Apabila pesanan barang yang dipesan oleh
teknisi tersebut disetujui dan masih terdapat persediaannya, maka proses
selanjutnya adalah penyerahan barang dari supervisor ke teknisi yang
bersangkutan. Setelah teknisi menerima barang tersebut, teknisi kemudian
memasangkannya pada unit yang akan diperbaiki lalu menyerahkan faktur serta
laporan kepada bagian adminstrasi umum. Bagian administrasi umum kemudian
mendokumentasikan faktur yang diterima dari teknisi dan melaporkannya kepada
supervisor. Supervisor membuat laporan tentang pengeluaran barang kepada
manajer setiap bulan.
Analisa dari sistem penjualan memiliki kelemahan yang sama dengan
kelemahan yang terdapat pada sistem pemesanan dan pengiriman barang.
setuju maka teknisi akan memberikan laporan harian kepada administrasi umum.
Setelah itu administrasi umum menyerahkan salinan penawaran kepada
administrasi gudang. Apabila spare part yang diminta tidak ada di gudang maka
spare part tersebut dimasukkan dalam laporan kebutuhan spare part untuk
kemudian diserahkan kepada bagian finance untuk dianalisa. Apabila disetujui
maka finance akan membuat stock requisition, validasi dan menyerahkan stock
requisition tersebut kepada manajer untuk divalidasi. Setelah itu stock requisition
dikembalikan kepada finance, kemudian finance menyerahkan salinan stock
requisition kepada adminsitrasi gudang untuk disimpan dan administrasi umum
untuk pemesanan barang. Administrasi umum memesan barang tersebut ke
supplier. Setelah barang pesanan disiapkan supplier maka bagian deliveryman
mendatangi supplier untuk memeriksa barang dan surat kelengkapan terlebih
dahulu, setelah itu barang dibawa dan diserahkan kepada administrasi gudang.
Kemudian ditandatangani oleh administrasi gudang setelah diperiksa oleh
keduanya. Setelah itu, administrasi gudang menata barang di gudang kemudian
memasukkan data barang masuk dan menulis pada stock card. Setelah itu
administrasi gudang menyerahkan salinan delivery order, salinan faktur dan
salinan stock requisition kepada administrasi umum. Kemudian administrasi
umum juga menyerahkan salinan delivery order dan salinan faktur kepada
finance. Setelah itu, Administrasi umum memasukan data barang masuk.
Kemudian adminstrasi umum dan administrasi gudang menyerahkan laporan
bulanan kepada finance, finance menyerahkan laporan bulanan kepada manajer.
administrasi umum, diisi oleh teknisi dan diserahkan kepada administrasi gudang.
Administrasi gudang memeriksa dan menyiapkan barang sesuai dengan form part
lalu memvalidasi form part tersebut kemudian menyerahkan salinan form part
kepada administrasi umum dan salinan form part serta spare part yang diminta
kepada teknisi. Kemudian teknisi menjual spare part tersebut kepada customer.
Customer dan teknisi menandatangani service order, customer menyerahkan
service order dan uang pembayaran kepada teknisi, setelah itu teknisi memberikan
salinan service order berwarna putih kepada customer. Kemudian teknisi
mencatat laporan pekerjaan di buku laporan lalu menyerahkan salinan service
order, buku laporan dan uang pembayaran kepada administrasi umum untuk
dianalisa dan divalidasi, service order yang berwarna kuning diserahkan kepada
teknisi sedangkan service order berwarna merah diserahkan kepada customer care
officer. Lalu customer care officer memasukkan data. Kemudian teknisi
melaporkan dan menyerahkan salinan service order, salinan form part dan spare
part yang diretur kepada administrasi gudang. Kemudian administrasi gudang
memperbaharui form part, memasukkan data penjualan dan retur barang pada
komputer, stock card, mendokumentasikan surat-surat dan menyerahkan salinan
form part yang telah diperbaharui kepada adminitrasi umum. Untuk selanjutnya
administrasi umum memeriksa dan menganalisa kembali salinan form part yang
telah diperbaharui. Lalu adminitrasi umum memasukan data penjualan dan retur
barang pada komputer. Kemudian administrasi umum mendokumentasikan dan
melaporkan penjualan spare part dan retur spare part ke supplier setiap bulannya
kepada finance. Administrasi gudang juga melaporkan hasil penjualan barang dan
spare part yang diretur ke gudang setiap bulannya untuk dianalisa oleh finance.
Terakhir finance memberikan laporan bulanan kepada manajer.
Perancangan Teknologi
Menurut Nugroho (2005) arsitektur client server adalah suatu cara untuk
meningkatkan kinerja konfigurasi file server yang menurun karena faktor
skalabilitas. Pada arsitektur ini, dua aplikasi yang terpisah, beroperasi secara
17
mandiri dan bekerja sama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Seperti terlihat
pada gambar 3.
Server
Table 3. Perancangan Perangkat Keras Untuk Server.
Perancangan Jaringan
Perancangan Database
Menurut McLeod (2001) basis data dapat diartikan sebagai suatu koleksi
data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan disimpan dengan suatu cara
yang memudahkan pengambilan kembali tanpa adanya data yang rangkap.
Menurut McLeod (2001) Database Management System (DBMS) adalah
perangkat lunak yang menetapkan dan memelihara integrasi logis antar file, baik
eksplisit maupun implisit.
Berdasarkan teori di atas maka dirancang database sistem inventory
(persediaan barang) ini guna menjaga integritas data dan mencegah redundancy
data (data rangkap).
Dalam pembuatan database sistem inventory (persediaan barang)
dibutuhkan 8 tabel, terlihat pada tabel 4 sampai dengan tabel 11. Adapun tabel-
tabel yang dirancang adalah sebagai berikut :
Tabel Pengguna
Tabel 4. Perancangan Tabel Pengguna.
Field Type Size Null Key Keterangan
Nama_Png Varchar 20 Yes Nama Pengguna
Kata_Snd Varchar 15 Yes Kata sandi
pengguna
20
Tabel Barang
Tabel 5. Perancangan Tabel Barang.
Field Type Size Null Key Keterangan
Kode_Bar Varchar 6 No PRI Kode Barang
Nama_Bar Varchar 35 Yes Nama Barang
Harga_Satuan Numeric 9 Yes Harga Satuan
Net_Sales Numeric 9 Yes Net Sales
Stok_Bar Int 2 Yes Stok Barang
Tabel Pegawai
Tabel 6. Perancangan Tabel Pegawai.
Field Type Size Null Key Keterangan
No_ID Varchar 6 No PRI Nomor ID
Pegawai
Nama_Peg Varchar 20 Yes Nama Pegawai
Jabatan Varchar 20 Yes Jabatan Pegawai
Nama_Png Varchar 20 Yes Nama Pengguna
Kata_Snd Varchar 20 Yes Kata sandi
pengguna
Alamat_Peg Varchar 50 Yes Alamat Pegawai
Telp_Peg Varchar 15 Yes Telepon Pegawai
Tabel Supplier
Tabel 7. Perancangan Tabel Supplier.
Field Type Size Null Key Keterangan
Kode_Sup Varchar 6 No PRI Kode Supplier
Nama_Sup Varchar 25 Yes Nama Supplier
Alamat_Sup Varchar 50 Yes Alamat Supplier
Telp_Sup Varchar 15 Yes Telepon Supplier
21
Tabel TB_Keluar
Tabel 8. Perancangan Tabel Transaksi Barang Keluar
Field Type Size Null Key Keterangan
No_Form_Part Varchar 6 No PRI Nomor Form Part
No_SO Varchar 15 Yes Nomor Service
Order
KodeBar_Keluar Varchar 6 Yes Kode Barang
Keluar
Jumlah_Bar Int 2 Yes Jumlah Barang
Keluar
No_ID Varchar 6 Yes Nomor ID
Pegawai
Tgl_Transaksi Datetime 8 Yes Tanggal
Transaksi pada
nomor SO
Tgl_Pinjam Datetime 8 Yes Tanggal
Peminjaman
Barang
No_urut Numeric 6 Yes Nomor Urut
Keterangan Varchar 100 Yes Keterangan
Tabel TB Masuk
Tabel 9. Perancangan Tabel Transaksi Barang Masuk.
Field Type Size Null Key Keterangan
No_DO Varchar 12 No PRI Nomor Delivery
Order
No_Faktur Varchar 12 Yes Nomor Faktur
KodeBar_Masuk Varchar 6 Yes Kode Barang
Masuk
Jumlah_Bar Int 2 Yes Jumlah Barang
22
Masuk
Kode_Sup Varchar 6 Yes Kode Supplier
Tgl_Transaksi Datetime 8 Yes Tanggal
Transaksi Barang
Masuk Pada
Faktur
No_Urut Numeric 6 Yes Nomor Urut
Keterangan Varchar 100 Yes Keterangan
Struktur Program
Struktur dari program inventory CV. Momentum teknik terlihat pada
gambar 6.
PENUTUP
Kesimpulan
Hasil perancangan sistem informasi manajemen persediaan barang dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Informasi mengenai jumlah persediaan barang pada suatu perusahaan jasa
“Electrolux Authorized Service” CV. Momentum Teknik sangat penting
untuk mencegah terjadinya kekosongan barang.
b. Dari laporan persediaan barang dapat diketahui macam-macam barang yang
termasuk ke dalam kategori barang-barang yang cepat terjual dan juga kinerja
dari perusahaan jasa tersebut serta sistem kerjanya. .
c. Pemodelan sistem yang terkomputerisasi dan terintegrasi sehingga setiap
divisi terkait bisa mendapatkan informasi persediaan barang yang tersaji
secara cepat dan tepat tanpa membutuhkan tanya jawab terlebih dahulu
kepada divisi-divisi terkait.
Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah :
a. Pembuatan aplikasi inventory ini yang merupakan salah satu bagian penting
dari sistem persediaan barang.
b. Penambahan dan pembagian tugas pada supervisor juga dapat dianggap
penting untuk dapat memfokuskan pada kinerja dan fungsi masing-masing
bagian dari perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA