‘Abdul ‘Aziz dan Tsabit pernah menemui Anas bin Malik. Tsabit berkata pada Anas saat itu, “Wahai Abu Hamzah (nama kunyah dari Anas), aku
sakit.” Anas berkata, maukah aku meruqyahmu (menyembuhkanmu) dengan ruqyah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Tsabit pun
menjawab, “Iya, boleh.” Lalu Anas membacakan do’a,
َ
نتََْاسِ اشْفِ أ ْ َ
الب ِب
ذه ْمُ َِّاس
َّ النَب
َّ ر
هم َّ
ُالل
َء ال
ًَا ش، َ
ِف نتَْ
ِالَّ أ
ِىَ إِى الَ شَاف
الشَّاف
َم
ًا ُ سَق َاد
ِر ُ
يغ
ALLAHUMMA RABBAN NAAS MUDZHIBAL BA’SI ISYFI ANTASY-SYAAFII LAA SYAFIYA ILLAA ANTA
SYIFAA’AN LAA YUGHAADIRU SAQOMAN.
Artinya:
“Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembukanlah ia. (Hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak
ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi.” ( HR. Bukhari, no. 5742; Muslim, no. 2191)
َ
ِنِ ميار ََِ الد هلَْْ أُم ْك
ليََُ عَلم ََّالس
ُُ هللا ْح
َم يرََ و،َ ِم
ِين ُسْل ْ َ
الم َ و ِينِن ْم ُؤ ْ
الم
،َ ِينْخِرَأُسْت
المْ َ
َّا و َ م
ِن ِين ْد
ِم َق ُسْت ْ
الم
َُ
ل َسْأ ن أَُو َْ َل
َلحِق ُمِك َن شَا
ء هللاُ ب ِْ نا إ َِّ
َإو
ََ
ة ِيَافالعْ ُ ُمََلكَا و هللاَ َلن
ASSALAMU ’ALAIKUM AHLAD-DIYAAR MINAL MU’MINIINA WAL MUSLIMIIN. YARHAMULLOOHUL MUSTAQDIMIINA MINNAA WAL MUSTA’KHIRIIN.
WA INNA INSYAA ALLOOHU BIKUM LA-LAAHIQUUN WA AS ALULLOOHA LANAA WALAKUMUL ‘AAFIYAH.
“Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam, semoga Allah merahmati orang-orang yang
mendahului kami dan orang-orang yang datang belakangan. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian.”
(HR. Ahmad 25855, Muslim 975, Ibnu Hibban 7110, dan yang lainnya).
َّ
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat Dhuha, beliau mengucapkan,
ْ
تبَُ
و،ِي ْ ل
ِر ْفَّ اغهمُالل
َ َْ
نكَ أنت َِّ
إ،َّلي ََ
ع
م
ِْيِحَّ
الر ُ
ب اَّ
وَّ
الت “ALLOHUMMAGHFIR-LII WA TUB ‘ALAYYA, INNAKA ANTAT TAWWABUR ROHIIM
(artinya: Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang) sampai
beliau membacanya seratus kali.”
(HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 619. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sanadnya shahih.)
Dari Mu’adz radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa menahan amarahnya padahal mampu meluapkannya, Allah akan memanggilnya
di hadapan para makhluk pada hari Kiamat untuk memberinya pilihan bidadari yang ia
inginkan.” (HR. Abu Daud, no. 4777; Ibnu Majah, no. 4186. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa
hadits ini sanadnya hasan)
Dia selalu teringat sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang wanita yang kerudungnya
lebih baik dari dunia dan seisinya :
“Kalau seandainya seorang wanita surga muncul ke dunia maka dia akan menyinari antara bumi dan
langit, dan akan memenuhi bau yang semerbak antara bumi dan langit, dan sungguh kerudungnya
lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR al-Bukhari no 6199)