Standar Audit Sa 500 501 PDF
Standar Audit Sa 500 501 PDF
OLEH:
I GEDE YOGA SEMARADANA
ANGGA SETYAWAN
I WAYAN BUDI DARMAWAN
Bukti Audit yang Cukup dan Tepat
• Kecukupan bukti audit adalah ukuran kuantitas bukti audit. Kuatntitas bukti audit
yang dibutuhkan diengaruhi oleh penilaian auditor atas risiko kesalahan penyajian
yang material (makin tinggi risiko maka makin banyak bukti audit yang dibutuhkan,
begitu juga sebaliknya).
• Ketepatan merupakan ukuran kualitas bukti audit yang mencakup relevansi dan
keandalan bukti audit yang mendukung auditor untuk merumuskan opininya.
Keandalan bukti audit dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya, serta bergantung
pada masing-masing kondisi bukti audit yang diperoleh.
• Sumber bukti audit:
1. Internal perusahaan (catatan akuntansi, notulen rapat, representasi manajemen)
2. Eksternal/sumber independen dari entitas (konfirmasi pihak ketiga, laporan analis,
dan data pembanding)
Bukti Audit yang Cukup dan Tepat
• Bukti audit untuk menarik kesimpulan memadai sebagai basis opini auditor dapat
diperoleh dengan melaksanakan:
a) Prosedur Penilaian risiko
b) Prosedur audit lanjutan (Pengujian pengendalian dan Prosedur substantif).
Konfirmasi Penghitungan
Inspeksi Observasi
Eksternal Ulang
Jika auditor menilai bahwa suatu risiko kesalahan penyajian tentang ligitasi dan klaim yang
telah diidentifikasi, atau jika prosedur udit yang dilaksanakan menunjukkan bahwa ligitasi
dan klaim mungkin ada, maka auditor harus melakukan komunikasi langsung dengan
penasihat hukum eksternal entitas.
Ligitasi dan Klaim
• Jika
a) Manajemen menolak untuk memberikan izin kepada auditor untuk berkomunikasi
atau bertemu dengan penasihat hukum eksternal entitas, atau penasihat hukum
eksternal entitas menolak untuk merespons surat permintaan keterangan dengan
semestinya, dan
b) Auditr tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat melalui prosedur
audit alternatif,
Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor berdasarkan SA 705.
Informasi Segmen
• Auditor harus memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang penyajian dan
pengungkapan informasi segmen sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku dengan:
a) Memperoleh suatu pemahaman tentang meted yang digunakan oleh manajemen
dalam menentukan informasi segmen, dan:
i. Mengevaluasi apakah metode tersebut akan menghasilkan pengungkapan yang
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku;
ii. Jika dianggap tepat, menguji penerapan metode tersebut;
b) Melaksanakan prosedur analitis atau prosedur audit lainnya yang sesuai edngan
kondisi.
Konfirmasi Eksternal
• Prosedur Konfirmasi Eksternal
• Pengguna menggunakan prosedur konfirmasi eksternal, auditor harus tetap
menjaga pengendalian atas permintaan konfirmasi eksternal, termasuk:
a) Menentukan informasi yang dikonfirmasi atau yang diminta;
b) Memilih pihak yang tepat untuk dikonfirmasi;
c) Mendesain permintaan konfirmasi;
d) Mengirimkan permintaan.
Konfirmasi Eksternal
• Penolakan Manajemen untuk Mengizinkan Auditor Mengirimkan Permintaan Konfirmasi
• Jika manajemen menolak untuk mengizinkan auditor mengirimkan permintaan konfirmasi, maka
auditor harus melakukan ha berikut:
a) Meminta keterangan tentang alasan manajemen untuk menolak, dan mencari bukti audit
tentang validitas dan memadainya alasan tersebut;
b) Mengevaluasi implikasi penolakan manajemen atas penilaian auditor terhadap risiko kesalahan
penyajian material yang relevan;
c) Melakukan prosedur audit alternatif yang didesain untuk memperoleh bukti audit yang relevan
dan andal.
•) Jika auditor menyimpulkan bahwa penolakan manajemen untuk mengizinkan auditor mengirim
permintaan konfirmasi adalah tidak masuk akal, atau auditor tidak dapat memperoleh bukti audit
relevan dan andal dari prosedur audit alternatif, auditor harus mengomonuasikan hal tersebut
kepada pihak yang bertangggung jawab & harus mempertimbangkan implikasi terhadap audit &
opini auditor
Konfirmasi Eksternal
• Hasil Prosedur Konfirmasi Eksternal
• Jika manajemen menolak untuk mengizinkan auditor mengirimkan permintaan
konfirmasi, maka auditor harus melakukan ha berikut:
a) Meminta keterangan tentang alasan manajemen untuk menolak, dan mencari
bukti audit tentang validitas dan memadainya alasan tersebut;
b) Mengevaluasi implikasi penolakan manajemen atas penilaian auditor terhadap
risiko kesalahan penyajian material yang relevan;
c) Melakukan prosedur audit alternatif yang didesain untuk memperoleh bukti audit
yang relevan dan andal.
Konfirmasi Negatif
• Merupakan bukti audit yang kurang meyakinkan dibandingkan konfirmasi positif.
Oleh karena karena itu auditor tidak boleh menggunakan permintaan konfirmasi
negative sebagai prosedur audit substantive tunggal untuk risko salah saji material
pada tingkat asersi, kecuali jika terdapat hal sebagai berikut:
a) Auditor telah menentukan risiko kesalahan penyajian material adalah rendah dan
telah meperoleh bukti audit ang cukup & tepat tentang efektifitas operasi
pengendalian yang relevan dengan asersi
b) Populasi unsur-unsur konfirmasi negative terdiri dari sejumlah besar saldo akun,
transaksi, atau kondisi yang kecil dan homogen
c) Diharapkan suatu tingkat penyimpangan sangat rendah
d) Auditor tidak menyadari keadaan atau kondisi yang akna menyebabkan penerima
perintaan konfirmasi negative mengabaikan permintaan konfirmasi
Pengevaluasian Atas Bukti yang
Diperoleh
Pada waktu mengevaluasi hasil permintaan konfirmasi eksternal secara individual,
auditor dapat menggolongkan hasil konfirmasi sebagai berikut:
a) Suatu respons dari pihak tepat yang dikonfirmsi menunjukkan persetujuan dengan
informasi yang disediakan dalam permintaan konfirmasi atau menunjukkan
informasi yang diminta tanpa adanya penyimpangan
b) Suatu respons yang dianggap tidak dapat diandalkan
c) Suatu permintaan konfirmasi yan tidak direspons atau
d) Suatu respons yang menunjukkan suatu penyimpangan
Penyimpangan oleh auditor, ketika dengan memperhitungkan prosedur audit lain yang
mungkin dilakukan oleh auditor dalam menyimpulkan apakah buktii audit yang cukup
dan tepat tepat telah diperoleh atau apakah bukti audit diperlukan, seperti dituntut
oleh SA 330