Anda di halaman 1dari 2

Persiapan pulang bayi prematur

Keamanan masa transisi bayi prematur dari Rumah Sakit ke lingkungan rumah setelah bayi
dipulangkan sangat menentukan keberhasilan perawatan di rumah. Bayi prematur mempunyai
kriteria khusus sebelum diperbolehkan pulang dari NICU atau ruang perawatan bayi risiko
tinggi. Hal ini disebabkan pada kelompok tersebut sangat rentan terjadi permasalahan
kesehatan jangka panjang yang terkait dengan sequelae atau dampak prematur dan penyakit
lain yang menyertai saat lahir. Kriteria pulang pada bayi premature tersebut terdiri dari usia
koreksi 2-4 minggu sebelum aterm, optimal pada usia koreksi 36 minggu kecuali pada kondisi
tertentu: malformasi berat, penggunaan ventilator dan post operasi mayor; peningkatan berat
badan 15-30 gram/ hari (BB 1800-2000 gram); menjaga suhu tubuh pada suhu ruangan; mampu
minum dengan kecukupan kalori (120kkal/kgbb/hari) dengan frekuensi 3-4 jam, dengan durasi
30-40 menit; dan tanda vital stabil.1

Persiapan pulang bayi premature adalah pengembangan perencanaan yang dilakukan untuk
pasien dan keluarga sebelum pasien meninggalkan rumah sakit dengan tujuan agar pasien dapat
mencapai kesehatan optimal dan mengurangi biaya rumah sakit. persiapan pulang bayi
prematur ini harus dikembangkan dan dilaksanakan oleh tim multidisiplin yang terdiri dari:
dokter, perawat, ahli terapi pernapasan, terapis okupasi dan/atau fisik, serta pekerja sosial.
Proses ini dapat dimulai segera setelah bayi dirawat di NICU dan dilanjutkan sesi perencanaan
dijadwalkan secara rutin selama rawat inap. Adapun persiapan pulang dari bayi premature ini
adalah terdiri dari dari:

1. Kesiapan keluarga
- Edukasi pasien: perawatan dasar bayi, tanda gawat bayi
- Edukasi pemberian obat (sesuai indikasi)
- Keluarga terlatih memberikan minum melalui OGT/ gastrostomi (sesuai indikasi)
- Keluarga mampu mengoperasikan alat pendukung (sesuai indikasi)
- Keluarga mampu melakukan resusitasi kardiopulmoner
2. Kesiapan Komunitas
- Tersedianya pelayanan kesehatan primer
- Diperlukan pendampingan dokter spesialis (sesuai indikasi)
- Resiko disabilitas neuromuscular  pelayanan komprehensif (klinik follow up
neonatal)
- Home visit (sesuai indikasi)1,2

Pada bayi premature juga perlu dilakukan Pemantauan jangka panjang terhadap morbiditas
akibat dari prematuritas tersebut.
Daftar pustaka

1. Jefferies Ann L. Going home: facilitating discharge of the preterm infant. Pediatric
child health. 2014 Januari; 19 (1).
2. Purdy B I, Craig J W, Zaenah P. NICU discharge planning beyond: recommendation
for parent psychosocial support. J.Perinatol. 2015 Desember; 35 (suppl 1): S24-S28.

Anda mungkin juga menyukai