Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN

UJI KADAR ASAM SITRAT DALAM JERUK NIPIS


MELALUI TITRASI ASAM BASA

Disusun oleh :
Zhafira Hana Hanifah

XI MIA 2

Sekolah Menengah Atas Negeri 5

Jakarta

Tahun 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan


pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus. Asam sitrat
mempunyai rumus kimia yaitu C6H8O7 dan bobot rumus 192,13 u.
Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam
siklus asam sitrat yang terjadi di dalam mitokondria, yang penting
dalam metabolisme makhluk hidup.

Asam sitrat digunakan sebagai bahan pengawet yang baik


dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada
makanan dan minuman ringan. Zat ini juga dapat digunakan
sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan antioksidan.

Kadar asam sitrat dalam jeruk nipis dipengaruhi oleh tingkat


kematangan buah, ukuran buah, pH yang terkandung dalam buah,
dan lain-lain.Untuk praktikum uji kadar asam sitrat yang paling
sederhana adalah menggunakan titrasi asam basa.

1.2 Rumusan Masalah


 Berapa banyak kadar asam sitrat yang terkandung dalam
jeruk nipis?
 Apakah kadar asam sitrat tidak sama pada semua jeruk
nipis?
 Bagaimana cara untuk mengetahui seberapa banyak kadar
asam sitrat pada jeruk nipis?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusana masalah diatas
dapat diketahui bahwa tujuan dibuatnya proposal ini adalah untuk
menjalankan penelitian untuk menguji kadar asam sitrat pada jeruk
nipis.
1.4 Manfaat Penelitian
 Sebagai wadah pembelajaran siswa-siswi.
 Sebagai informasi dalam bidang kimia biologi, yaitu
kandungan kadar asam sitrat pada buah jeruk nipis.
 Dapat mengetahui cara untuk mengukur kadar asam sitrat
dalam jeruk nipis.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Jeruk Nipis

1. Definisi jeruk nipis

Jeruk nipis (Lat Citrus aurantifolia, famili : rutaceae)


merupakan jenis tumbuhan yang masuk ke dalam suku jeruk-
jerukan (genus Citrus).

2. Sifat fisik jeruk nipis

a. Ukuran

Untuk ukuran buah jeruk nipis tergantung pada gen yang


dibawa dan diturunkan kepada tumbuh kembang buah jeruk nipis
dari satu pohon. Ukuran juga dapat ditentukan dari tingkat
kematangan buah.

b. Tingkat keasaman

Tingkat keasaman atau pH yang terkandung dalam jeruk


nipis adalah 8,5. Cukup tinggi dan sebenarnya tidak terlalu masam,
karena pH nya setara dengan buah melon, mangga,dan nanas.

c. Warna

Warna yang dimiliki buah jeruk nipis matang adalah hijau


tua, namun agak terang, kadang ada yang berwarna kuning
sebagian. Sedangkan pada buah jeruk nipis yang belum matang
berwarna hijau tua.

d. Tekstur buah

Tekstur buah untuk jeruk nipis yang sudah matang akan


sedikit kenyal jika ditekan dari luar kulit jeruk, dan tidak keras.
Sedangkan jeruk nipis yang belum matang teksturnya keras atau
bahkan sangat keras jika ditekan dari luar kulit jeruk.

3. Sifat non-fisik jeruk nipis


a. Bau

Bau buah jeruk nipis ini wangi Citrus pada biasanya, namun
lebih khas dan berbeda dengan wangi jeruk keprok dan lemon. Bau
nya lebih wangi, dan menunjukkan ke-masam-an dalam wanginya.

b. Rasa

Rasa jeruk nipis yang sudah matang tidak terlalu masam,


atau bahkan bisa terasa lebih manis. Sedangkan rasa jeruk nipis
yang belum matang akan terasa sangat masam karena asam sitrat
yang terkandung sangat banyak.

4. Kandungan jeruk nipis

Kandungan jeruk nipis yang paling besar adalah Synephrine,


yaitu senyawa kimia aktif yang paling banyak terkandung dalam
jeruk nipis dan juga berfungsi sebagai obat tumor dan dapat
dijadikan suplemen energi.

Selain itu beberapa kandungan senyawa kimia lain dalam


jeruk nipis diantaranya:

 Asam sitrat
 Asam amino (triptofan dan lisin)
 Minyak atsiri (sitral, limonen, kadinen, dll.)
 Damar
 Glikosida
 Asam sitrun
 Lemak
 Kalsium
 Fosfor
 Zat besi
 Belerang

Ada juga kandungan nutrisi dalam jeruk nipis per 100 gram,
yaitu :

 Vitamin C (27 mg)


 Vitamin B1 (0,04 mg)
 Protein (0,9 gram)
 Lemak (0,2 gram)
 Karbohidrat (11,4 gram)
 Mineral (0,5 gram)
 Kalsium (33 mg)
 Fosfor (23 mg)
 Zat besi (0,4 mg)
 Asam askorbat (49 mg)
 Energi (51 kal)
 Air (86 gram)

2.2 Asam Sitrat

1. Definisi asam sitrat

Asam sitrat adalah senyawa kimia aktif yang dapat


ditemukan dalam buah jeruk-jerukan atau Citrus. Asam sitrat ini
memberi rasa masam pada buah jeruk. Tingkat ke-masam-an-nya
ditentukan oleh berbagai hal, serperti tingkat kematangan buah,
dan ukuran buah. Asam sitrat dapat digunakan sebagai pengawet
makanan alami, penambah cita rasa, suplemen dan juga larutan
pembersih atau penetralisir dalam rumah tangga dan obat-obatan.

2. Sifat fisika dan kimia asam sitrat

Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil


COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini
terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik
digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH
larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam
membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion
logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet
dan penghilang kesadahan air.

Pada temperatur ruangan, asam sitrat berbentuk serbuk


kristal berwarna putih. Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk
anhydrous (bebas air), atau bentuk monohidrat yang mengandung
satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat. Bentuk
anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan
bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam
air dingin. Bentuk monohidrat tersebut dapat diubah menjadi
bentuk anhydrous dengan pemanasan di atas 74⁰C.

Secara kimia, asam sitrat bersifat seperti asam karboksilat


lainnya. Jika dipanaskan di atas 175⁰C, asam sitrat terurai dengan
melepaskan karbon dioksida dan air.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Metode dan Teknik Penelitian

Metode yang saya gunakan adalah metode kuantitatif yang


nantinya akan disajikan secara deskriptif dan teknik penelitian
yang saya gunakan dalam menguji kadar asam sitrat dalam jeruk
nipis adalah :

3.1.1 Eksperimen

Eksperimen adalah suatu set tindakan dan pengamatan


yang dilakukan untuk mengecek atau menyalahkan hipotesis
atau mengenali hubungan sebab akibat antar gejala

3.1.2 Studi pustaka

Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh


peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan
topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Saya akan melakukan pengujian kadar asam sitrat dalam


jeruk nipis pada :

hari, tanggal : Senin, 25 Februari 2018

waktu : pukul 13.00 - selesai

tempat : Laboratorium kimia, SMAN 5 Jakarta


3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

 Labu ukur 100 ml.


 Timbangan analitik.
 Neraca digital
 Pipet Volume 25 ml.
 Pipet ukur 10 ml.
 Beaker glass.
 Erlenmeyer 250 ml.
 Buret.
 Klem dan statif.
 Bulp
 Corong

Bahan yang digunakan untuk percobaan ini adalah :

 Larutan NaOH.
 Larutan Asam Oksalat.
 Indikator PP (Fenofthalein).
 Buah jeruk.
 Aquadest.

3.3.2 Prosedur Kerja

A. Standarisasi NaOH dengan asam oksalat


(H2C2O4.2H2O)
 Memipet 10,0 ml NaOH 0,1 N dengan
menggunakan pipet volume,dan memasukan ke
dalam erlenmeyer 250 ml lalu menambahkan
indikator PP sebanyak 3 tetes.
 Menitrasi dengan menggunakan penitar asam
oksalat 0,1 N hingga terjadi perubahan warna
menjadi merah muda konstan.
 Mencatat volume penitar yang digunakan.
 Melakukannya secara duplo.
 Menentukan konsentrasi NaOH.

B. Penetapan kadar asam sitrat


 Menimbang 1-5 gram daging buah jeruk,
haluskan dengan penggerus, atau parut.
 Memindahkan secara kuantitatif ke dalam
erlenmeyer, tambahkan 3 tetes indikator PP.
 Menitrasi dengan NaOH sampai terjadi
perubahan warna merah muda konstan.
 Melakukannya secara duplo.
 Menghitung kadar asam buah jeruk sebagai %
asam sitrat dalam daging buah.
 Dengan rumus molaritas NaOH dikalikan
dengan volume lalu dibagi dengan mmol air.
Nilai kadar asam sirat yaitu hasil mmol dikali
dengan banyaknya tetesan indikator pp dan
diubah menjadi mol lalu dikalikan dengan
massa atom relatif asam sitrat lalu dibagi
dengan massa buah dan hasilnya dalam satuan
persen.

C. Hal-hal Penting yang Dilakukan Saat Percobaan


 Pada titrasi idealnya titik ekuivalen dan titik
akhir titrasi sama, yaitu terbentuknya warna
merah muda yang konstan.
 Salah satu aspek penting adalah pemilihan
indikator yang tepat.
 Larutan baku yang digunakan harus diketahui
konsentrasinya secra tepat.
 Reaksi harus berlangsung kuantitatif dan tidak
ada reaksi-reaksi samping, yaitu zat-zat lain
dalam larutan tidak boleh ikut bereaksi atau
mengganggu reaksi utama.
 Dalam percobaan ini diasumsikan bahwa asam
sitrat adalah satu-satunya asam yang
terdkandung dalam buah jeruk.

Anda mungkin juga menyukai