Anda di halaman 1dari 2

Tari Padoa, Tari Malam Bulan Purnama dari Nusa Tenggara Timur

 Kamis, 13 Juli 2017 17:09 WIB

Foto: Youtube.com | Foto: Youtube.com

Ada banyak tarian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah Tari Padoa.
Tarian ini ditarikan oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur di malam bulan purnama. Seperti apa, ya?

Ditarikan Beramai-Ramai

Tari Padoa adalah salah satu tarian tradisional dari Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. Tarian ini biasa
ditarikan bersama-sama baik oleh penari perempuan maupun laki-laki. Tarian ini termasuk salah satu
tarian turun-temurun dan sangat terkenal di NTT.

Biasanya, tari padoa dilakukan warga sekampung di akhir musim hujan dan ketika malam bulan
purnama. Para penari berkumpul di sebuah tempat, membentuk lingkaran, menari, dan bernyanyi
melantunkan doa.
Foto: kamerabudaya.com

Para penari menggunakan pakaian adat. Kaki mereka mengenakan wadah anyaman berisi hasil panen,
misalnya kacang hijau. Penggunaan kacang hijau ini tentu ada artinya. Konon, jika biji kacang hijau
tersebut masih utuh setelah tarian selesai, maka kualitas kacang hijau itu dianggap bagus.

Siapa saja yang mengikuti tarian ini?

Siapa saja yang boleh ikut menarikan tari padoa ini? Seluruh warga kampung diperbolehkan untuk ikut
menari bersama. Laki-laki, perempuan, tua, maupun muda. Semuanya dianjurkan ikut menari dan
memanjatkan pujian, terima kasih kepada Tuhan atas seluruh berkat yang mereka dapatkan.

Diiringi nyanyian khas Suku Sabu dan tidak menggunakan alat musik

Selain menari dan melantunkan doa, biasanya suku Sabu juga menyanyikan lagu khas suku mereka.
Uniknya, suku ini sama sekali tidak menggunakan alat musik tertentu. Mereka hanya mengandalkan
bunyi-bunyian dari biji kacang hijau yang ada dalam wadah anyaman di kaki masing-masing.

Ketika tubuh penari mulai bergerak, bunyi biji kacang hijau pun mulai terdengar seperti irama musik
tertentu. Seiring gerakan mereka, bunyi biji kacang hijau terdengar bagai kesatuan musik yang enak
didengar.

Anda mungkin juga menyukai