Anda di halaman 1dari 25

{

PANDUAN
HEALTH FAILURE MODE
E F F EC T ANALT,SI,S (H FMEA)

Revisi I
Rumah Sakit RK. Charitas
Palembang
Tahun 2016

TUASTER
DC- RSCh
RUMAH SAKIT RK. CHARITAS
JL JENDERAL SUI'IRMAN NO. 1054
PALEMBANG .30129
Website: hup://www.rsclurilas.com
Telp. 0711 :350426,35337 4,35337 5
E-mail : charias@rscbaritas-com
Fax 0711 - 362205

KEPUTT]SAN DIREKTUR T]TAMA RL]MAH SAKIT RK. CHARITAS


NOMOR : 892/Ch-Dir/KPTS-L/VI-l 0
TENTANG
PEMBERI"A.KUKAN PANDUAN HEALTH FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS
(HFMEA)
RUMAH SAKIT RI( CHARITAS

DIREKTUR UTAMA RTIMAH SAKIT RK. CHARITAS

Menimbang a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan yang aman,


berfokus kepada keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan
Qntient centeredness) di Rumah Sakit RK. Charitas, maka
diperlukan penyelenggaraan pelayanan Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien yang bermutu tinggii
b. Bahwa agar pelayanan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Utama
sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit RK. Charitas;
c. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas perlu ditetapkan
Kebijakan Pelayanan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dengan
Kepuhrsan Direktur Utarna Rumah Sakit RK. Charitas.

Mengingat l. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan'
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1691,MenkeVPE&'VIIV2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
I 4. Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit RK. Charitas No. 098/Ch-
Dir/KPTS-L/V-16 tentang Struktur Organisasi Direktorat-Dtektorat
di Rumah Sakit RK. Charitas.

Memperhatikan: 1. Surat Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien No. 3llCh-
KMUTU/IV-I6;
2. Persetujuan Direksi Rumah Sakit RK. Charitas tanggal 10 Mei
2016.

lf,ASTER
DC. RSCh
RUMAH SAKIT RK. CHARITAS
JL JENDERAL SUDIRMAN NO. 1054
PALEMBANG . 30129

Telp. 0711 :350426.3533'14,35337 5 website: hts://w*'w.rscharitascom


Fu< o71l ' 362205 E-mail: charitas@Jsc'haritas'com

MEN{UTUSKAN
Menetapkan
Kesatu KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT RK.
CHARITAS TENTANG PEMBERLAKUKAN PANDUAN
HEALTH FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (HFMEA)
REVISI I RUMAH SAKIT RK. CHARITAS.

Kedua Panduan Health l;ailure Mode Effect Analysis (HI,'MEA) Rumah Sakit
RK. Charitas sebagaimana dimaksud pada ayat kesatu tersebut diatas
tercantum dalam Lampiran Surat keputusan ini.
Ketiga Panduan Health Failure Mode Efect Analysis (HFMEA) Rumah Sakit
RK. Charitas sebagaimana dimaksud dalam lampiran Surat keputusan ini
harus digunakan sebagai acuan dalam pembuatan Health I'ailure Mule
Effect Analysis (H FMEA).
Keempat Pembinaan dan pengawasan penyelenggaruan Heallh [,-ailure Mtfe
Elfect Arwlysis (HF-MEA) Rumah Sakit RK. Charitas dilaksanakan oleh
Direktur Utama.
Kelima Keputusan ini berlaku sejak tanggal I Juni 2016 sampai dengan tanggal
I Juni 2019, dan akan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dan atau perubahan dalam
penetapannya.

Ditetapkan di : Palembang
: I Juni 2016
a.

i Darmawan, MPH&TM, FRSTM

MASTER
DC. RSCh
Lampiran
Keputusan Direktur Utama RS. RK.
Charitas
Nomor : 892/Ch-DiriKPTS-LA/I-16
Tanggal: I Juni2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG
Tujuan penting dari gerakan keselamatan pasien adalah melakukan upaya
melindungi dan menghindarkan pasien dari bahaya yang terjadi selarna pasien dirawat.
Tetapi sebagian besar kegiatan yang sudah dilakukan sebagai tindak lanjut dari
pelaporan yang masuk adalah menganalisis KTD, artinya bahwa KTD sebenarnya sudah

terjadi dan kita mencari penyebab akar masalah dan solusi pencegahannya. Maka kita
perlu melakukan kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya yaitu dengan melakukan
penilaian risiko secara proaktif terhadap pros€s-proses yang berlangsung di rumah sakit

tanpa menunggu terjadinya suatu KTD. Metode yang dapat digunakan untuk penilaian
proaktif ini sangat banyak antara lain dengat Failure mode effect analysis (FMEA), Stx
Signa, dll.
Unnrk bidang kesehatan, Yeteran Affair National Cenler for Patient Safety telah

mengembangkan suatu proses FMEA khusus untuk bidang kesehatan yaifu Healthcare

Failure Mode and Effect Analysis GIFMEA). HFMEA merupakan kombinasi antara
FMEA dan Hazard Analysis ond Critical Control Po,n, (HACCP).

B. PEDOMANAKREDITASI
Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan identifikasi

dan mengurangi KTD dan mengurangi risiko lain terhadap keselamatan pasien dan staf.
Rumah sakit perlu menggunakan pendekatan proaktif dalam melaksanakan manajemen
risiko. Salah satu melakukannnya adalah program manajemen risiko meliputi

komponen:
l. Identifikasi risiko
2. Menetapkan prioritas risiko
3. Pelaporan tentang risiko

MASTER
DC- RSCh I
4. Investigasi KTD

5. Manajemen klaim-klaim terkait

Unsur penting dari manajemen risiko adalah analisis risiko, seperti sebuah proses
unnrk melakukan evaluasi terhadap KNC dan proses risiko tinggi lainnya, yang
kegagalannya dapat berakibat terjadinya kejadian sentinel. salah satu alat yang dapat
yang
digunakan secara proaktif melakukan analisis terhadap konsekuensi suatu kejadian
berujung pada proses yang kitis dan risiko tinggi adalah FMEA (failure mode effect

analysis). Rumah sakit dapat juga melakukan identifikasi dan menggunakan alat serupa
untuk melakukan identifikasi dan mengurangi, seperti analisi terhadap kelemahan yang
mengandung bahay. Paling sedikit setiap tahun rumah sakit melaksanakan dan
mendokumentasikan penggunaan alat pengurangan proaktif terhadap risiko dalam salah
satu proses risiko.

C. TUJUAIY
Tujuan Umum;
Menyediakan panduan untuk melaksanakan HFMEA di RS RK Charitas
Tujuan Khusus:
l. Agar HFMEA dapat digunakan sebagai metode untuk menganalisis bahaya
yang terjadi di rumah sakit

2. Agar HFMEA dapat dilaksanakan dengan langkah yang tepat


3. Agar hasil HFMEA dapat dipercaya dan memberikan rekomendasi yang dapat
menguzmgi risiko pada sisem/alur/kebijakar/prosedur yang berlaku di rumah
sakit

2
BAB II
RUANGLINGKUP

A- DEFINISI
Healthcare Failure Mode & Efect Analysis (LffMEA) / Analisis Modus dan Efek
Kegagalan pada Pelayanatr Kesehatan didefinisikan sebapi :
1. Suatu penilaian prospekff yang mengidentifikasi dan memperbaiki langkahJangkah
dalam suatu proses sehingga menjamin hasil yang aman dan sesuai dengan kondisi
klinis yang diinginkan.
2. Suatu pendekatan yang sistematik untuk mengidentifikasi dan mencegah masalah
pada proses dan hasil sebelum masalah tersebut terjadi.
3. Proses proaktif secara sistematik untuk memeriksa area-area atau praktik-praktik
yang rentan terhadap kegagalan.

HFMEA merupakan pengembanean dari FMEA yang perbedaannya terletak pada


proses-proses analisisnya. Perbandingan HFMEA, FMEA' dan RCA tlapat ditihat pada
tabel l.
Tabel l. Perbandingan HFMEA' FMEA' RCA
Konsep HFMEA FMEA RCA
Dibenhrk Tim
Proses berbentuk diagram
FMEA
Matriks Nilai Bahaya
(Hazard koing Matrix)
Severity (kepwahan) dan + d
P ro b a b iIi ty (kejadian)
Decision Tree (pohon
keputusao)
Tindakan dan Hasil *
Penanggunglawab dan *
manajanen concurrence
Ket : + : dengan cara yang berbeda

Beberapa definisi dari istilah-istilah yang akan digunakan dalarn HFMEA:


l. Detectable Hazard (bahayayatg dapat dideteksi)
Sesuatu yang begitu terlihat dan nyata yang nantinya akan ditemukan sebelum suatu
bahaya te{adi.
2. Effective Control Measure (lan$ah pengendalian yang efektifl :
Suatu barrier yang menghilangkan atau secara substansial mengurangi frekuensi
terjadinya suatu bahaya

3
3. Failure Mode '.

Suatu cara atau jalan lain yang mengakibatkan suatu proses atau sub proses gagal
untuk mencapai hasil yang telah ditentukan
4. Failure Mode Caue
Suatu alasan lain yang mengakibatkan suatu proses atau sub proses gagal untuk
mendapatkan hasil yang ditentukan
5. Hazard Analysis :
Proses mengumpulkan dan mengevaluasi informasi mengenai bahaya berkaitan
dengan proses yang dipilih. Kegrmaan analisis bahaya adalah untuk membuat suatu
daftar bahaya yang dapat menyebabkan luka atau petryakit bila tidak dikontrol
secara efektif.
6. Single Point Weakness
Satu langkah dalam suatu proses yang sangat kritis yang bila gapl akan
menghasilkan kegagalan sistem atau KTD.

HFMEA merupakan pemeriksaan terinci terhadap suatu elemen atau strukhr pada
kondisi berikut ini :
1. Pada suatu pros€s atau pelayanan yang baru akan dimulai.
2. Adanya pembahan dalam suatu pros€s yang telah berjalan
3. Adanya atumn baru
4. Secara periodik melakr"rkan finea
5. Masukan dari pelanggan yang mengindikasikan adanya suatu masalah

4
BAB III
TATA LAKSANA KEGIATAN

Dalam melaksanakan HFMEA, langkah'langkahnya adalah :

l. Mendefini sikan topik HFMEA


2. Membenhrk Tim
3. Gambarkan proses dengan grafik
4. Hazard Anolysrs (analisis bahaya)
5. Tenrukan Tindak Ianjut dan PeIigttk1uran Outcome

lll.lTentukan topik
Topik HFMEA yang dipilih dari suatu proses atau produk yang akan dievaluasi
sebaiknya didefinisikan secara spesifik dan jelas. Disarankan unttrk memilih proses
yang berisiko tinggi yaitu yang bila te{adi kegagalan akan membahayakan pasien.
Proses yang dipilih bisa berasal dari proses baru yang akan diterapkan atau proses lama
yang telah berjalan tetapi mempunyai risiko tinggi. Proses yang berisiko tinggi ini bisa
berasal dari proses-proses klinis maupun proses-proses non klinis misalnya pemeriksaan
laboratorium, pengerjaan resep rmtuk obat risiko tinggi, proses memasukkan identitas
pasien, d11.

Biasanya proses yang berisiko tinggi mempunyai karakteristik :

l. Input benrariasi
Pada proses ini ada input yang bervariasi misalnya dari sisi pasien (tingkat
penyakit, pengobataD, keinginan pasien), sisi petugas (tingkat kemampuan), sisi
alat, dan lain-lain
2. Kompleks
Proses yang kompleks adalah proses yang mernpunyai rangkaian langkahJangkalt
yang banyak sehingga proses itu sangat panjang
3. Tidakterstandarisasi
Proses-proses yang tidak terstandarisasi akan mengakibatkan sulitnya mencapai
mutu yang konsisten.
4. Tightly coupled
Langkah-langkah di dalam proses tersebut sangat ketat artinya antar setiap
langkah bolangsung berturutan tanpa jeda.
5. Tergantung pada intervensi manusia
Ketergantungan yang tinggi pada intervensi manusia dapat menyebabkan variasi
dalam pelaksanaan proses dan hasil sehingga hal ini akan menyebabkan te{adinya
kegagalan
6. Budaya hirarki
Budaya hirarki bertolak belakang dengan budaya tim ke{a. Budaya hirarki antara
lain dapat mengakibatkan komunikasi yang tidak lancar.

5
Beberapa proses risiko ting:gl menwrfi Joint Commission
'.

1. Manajemen obat
2. Penggrmaan darah dan produk darah
3. Pengikatan pasien
4. Operasi dan prosedur-prosedur invasif
5. Resusitasi

III.2 Membentuk Tim


Tim yang dibentuk berasal dari multidisplin tetapi dengan jumlah yang tidak
banyak (4 - g-orang). Dalam tim ini sebaiknya terdlri dari orang yang mempunyai
keaiilian tentang proses yang akan dianalisis, mewakili bagian yang akan dianalisis,
orang yang tidak ierlibat tetapi manpunyai kemampuan menganalisis. langkah-langkah
paaalafrap- fffWA berikutnya merupakan hasil brain:slorming seluruh anggota tim.

HEAI-THCARE FAII,URE MODE EFFECT ANALYSIS rMEAI

LANGKAII I. TENTUKAN TOPIK

HFMEA ini berfokus pada


Proses riaan resep di Insta ktsi Farmasi Rawat InaP R'S XX

LANGKAII IL PEMBENTUKAN TIM FMEA


Nomor HFMEA
,. l
Tanggal IIFMEA dimulai I Maret 2008 Tanggal HFMEA selesai i0 maret 2008
Ketua 4IXX-XX,Apt
Anggota
1. Dr. AAAAA, MARS 6.
BBBBBB. ApI 1.
3. Dr. CCCCCC. SqPD 8.
4. Ners. DDDDD, SKep 9.
5. EEEEEE. Apt l0

Nolulen T..FFFFF, ApI

Apaliah semua bagian yang terlibd tElah terwakili? YA / TIDAK


Apakah perbedaan jenis dan tingkat pengetahuan telah terwakili dalam tim? YA / TIDAK

Gambar 4. Contoh tangkah I dan II Pada Metode HFMEA


6
fIL3 Gambarkan proses dalam grafik
IIL3.1 Proses yang dipilih digambarkan dalam grafik

Proses Pengerjaan Resep di Instalasi Farmasi RS XX

Resep Resep Data resep Resep Obat dan Obat


diterima oleh dibaca oleh dimasukkan dikerjakan resep dicek diserahkan ke
petugas AA petugas AA ke komputer oleh petugas oleh Apoteker bangsal
farmasi rawat oleh petugas AA
inap AA

Gambar 5. Contoh Proses yang Digambarkan dengan Grafik

III.3.2 Lalu setiap proses diberi nomor yang berurutan

Proses Pengerjaan Resep di Instalasi Farmasi RS XX

2 J 4 5 6
I

Resep Data resep Resep Obat dan Obat


Resep
diterima oleh dibaca oleh dimasukkan dikerjakan resep dicek diserahkm ke
petugas AA petugas AA ke komputer oleh petugas oleh Apoteker bangsal
farmasi rawat oleh petugas AA
inap AA

Gambar 6. Contoh Proses yang Digambarkan dengan Grafik dan Telah Diberi Nomor
III.3.3 Bila proses yang digambarkan merupakan proses yang kompleks, pitih satah satu proses yang akan dianalisis

Proses Pengerjaan Resep di Instalasi Farmasi RS XX

2 3 4 5 6
1

Data resep Resep Obat dan Obat


Resep Resep
diterima oleh dibaca oleh dimasukkan dikerjakan resep dicek diserahkan ke
petugas AA petugas AA ke komputer oleh petugas oleh Apoteker bangsal
farmasi rawat oleh petugas AA
inap AA

Gambar 7. contoh Pemilihan salah Satu Langkah dalam Proses untuk Dianalisis
IIL3.4 Bila perlu, buat sub proses dari masing-masing proses
Proses Pengerjaan Resep di Instalasi Farmasi RS XX

J 4 5 6
I 2

Resep Pengecekan Obat


Resep Resep AA mema-
dikerjakan obat diserahkan
diterima oleh dibaca oleh sukkan data
oleh petugas bangsal
petugas AA Apoteker resep ke
farmasi rawat komputer
inap

3a. Masing- 4a. AA mengambil 5a. AA 6a. Petugas


la. Resep 2a. Resep dilihat
obat mengecek fannasi
diterirna keleng kapannya masing data
kesesuaian mengantal.
(identitas pasien : nama obat &
jumlah sesuai 4b. AA mengerjakan antara obat obat yang t,
lb. Resep ditulis nama, umur, no
etiket obat : tanggal, ysng telah disiapkan d
di buku reg) oleh apoteker resep dimasukkan
nomor, nama pasien, disiapkan dicek ke
penerirnaan resep ke komputer
nama obat, cara dengan data bangsal ses
2b. Pengecekan
penggunaan obat komputer yang identitas pa
lc. Resep dicap kerasionalan obat, 3b. Bon obat
sesuai resep tercetak
dosis, jenis sediaan, dicetak
ld. Resep jumlah, dan
4c. AA mernasang 5b. Apoteker
diserahkan ke instruksi
etiket dan peringatan mengecek obat
Apoteker penggunaan oleh
lainnya pada obat yang telah
apoteker
disiapkan AA

Gambar 8. Contoh Sub Proses dari Masing-Masing Proses dalamGrafik


III.4 Analisis Bahaya
Ilt.4.t Buat daftar lailure made (modus kegagalan)

Sub Proses Resep Dikerjakan oleh Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi RS XX

4a 4b 4c

AA mengarnbil obat AA mengerjakan etiket AA memasang etiket dan


yang dibutuhkan sesuai obat : tanggal, nomor, peringatan lainnya pada
resep nama pasior, kamar pasien obat
nama obat, cara
penggunaan obat sesuai
resep

Daftar Modus Kegagalan

l. Salah obat 1. Salah tanggal t. Tidak sesuai antara obat

2. Salah dosis obat yang 2. Salah nomor resep dengan etiket yang diPasang

dimaksud 3. Salah nama pasien 2. Etiket lepas


3. Salah jumlah 4. Salah kamar pasien
4. Salah bentuk sediaan obat 5. Salah nama obat
6. Salah cata Penggunaan
obat

Gambar 9. Contoh Modus Kegagalan dari Satu Sub Proses


III.4.2 Tentukan Severity (Keparahan) dan Probability (Kemungkinan)

Tabel 15. Tingkat KePa rahan (Severity) Skala 1 -4


MAYOR MODERATE MINOR
Outcome KATASTROPIK
Berkurangnya fungsi tubuh secara pennanen Memperpanj ang lama rawat Tidak ada luka
Pasien Kematian atau hilangnya ftrngsi secara
(sensorik, motorik, fisiologik, atau inap atau maningkatnya taraf tidak ada
pennanent (s€nsorih motorik, fisiologlk,
intel€ktual), disfiguremeng dibutuhkan perawatan pada 1-2 Pasien penambahan lama
intelektual), bunuh diri, reaksi transfusion
intervursi pembedahan, perpanjangan lama rawat inap, tidak
hemolitih operasi /prosedur pada salah
ada peningkatan
pasien atau salah bagian tubuh rawal inap untuk 3 atau lebih pasien'
meningkatnya level perawatan untuk 3 atau taraf perawatan
penculikan bayi, atau mernberikan bayi
kepada ortu yang salah. lebih pasien

>3 orang pengunJung 1 atau 2 pengunjung dirawat inaP Evaluasi dan penanganan I- 2 Hanya evaluasi d:
Pengunjung Kernatian, atau
dirawat inap
pengunjung tidak per
penanganan
Biaya pengobatan, hilangnYa Hanya pertolongar
Staff Kernatian atau ) 3 orang petugas dirawat 1-2 petugas dirawat inap atau > 3 petugas
waknr, atau kecelakaan kerja pertama tanpa
inap mengalami hilangnya waktu atau kecelakaan
padat-2petugas kecelakaan kerja
kerja
Kerusakan setara dengan ...... rupiah Kerusakan setara dengan Kerusakan seta
Peralatan dan Kerusakan setara dengan ...... rupiah
rupiah dengan ...... rupiab
fasilitas
Tabel 16. Frekuensi Kejadian Skala I - 4
Frekuensi Definisi
Frequent (Seing) Terjadi beberapa kali dalam 1 tahun

O c cas i o n a I (kadmg-kadang) I Terjadi beberapa kali dalam I 2 tahun


I Llncommon Qatutg) Terjadidalam2-5tahun
Reaole (arang sekali) Terjadi dalam 5- 30 tahun

Tabel 17. HFMEA Hazatil Scoring Matrk


KEPARAHAN
(r) Katastropik Mavor Moderate Minor
zlrl Sering I
16 t2 8 4

Kadang- 12 9 6 J

l.l kadang
&
ir Jarang 8 6 4 2

Jarang sekali 4 J 2 I
IIFMEA Proses Pengerjaan Resep di Instalasi Farmasi RS XX

Langkah 4, Analisis Bahaya Lang krh 5. Iden tifikasi Tindakan dan Ou tcome
Penilaian Analisis Pohon Keputusan
Tindakan o0
Pengukuran E (lli)
(Kontrol, Rekomendasi tindakan
Modus Penyebab Pg
rr b0
oo 3t)
Kegagalan Potensial -o
KE sl 6)
.rp
boE
c-.

9p6 '=
Eliminasi, untuk menghentikan Outcome E-6 u(n
cl c
a
0)
,D
o HR
;L
(n
c(t)
'a> .-.1 L J
Terima) 5a t!) :
o.E
4a Salah
(r) A
ambil o
t2
obat € E'
!Z v

Gambar 10. Contoh Analisis Bahaya Untuk Salah Satu Modus Kegagalan dari Sub Proses Pada Form
HFMEA
III.4.3 Gunakan Decision Zree (Pohon Keputusan)
Decision Tree at3at pohon keputusan digunakan untuk menentukan modus kegagalan mana
yang memerlukan tindak lanjut berdasarkan nilai kekritisan modus tersebut, tidak adanya langkah
pengontrolan yang efektif, dan detektabilitas yang kurang. Pohon keputusan ini membantu untuk
mengidentifikasi area-area di mana tim HIMEA perlu memprioritaskan untuk mengambil tindak
lanjut yang tepat dan mana yang tidak perlu ditindaklanjuti secara intensif. Jadi tujr.an dari
langkah ini adalah membantu tim HFMEA untuk memfokuskan diri pada masalah yang sangat
kritis dari proses yang sedang ditinjau.

LangkahJangkah pohon kePutusan :


1 Menentukan apakah modus kegagalan atau penyebab potensial perlu mempunyai risiko
>
yang cukup besar untuk menimbulkan bahaya. Dengan nilai skore dari hazard matrix 8,
maka bisa digolongkan perlu untuk dilakukan pengontrolan. Tetapi bila tidak, maka kita
masih perlu untuk memeriksa apakah modus kegagalan atau penyebab potensial tersbut
merupakan titik kritis atau tidak.
2. Menentukan apakah modus kegagalan atau penyebab potensial tersebut merupakan titik
kritis tunggal atau tidak. Bila hal tersebut di dalam rangkaian proseVsubproses begitu kritis
sehingga kegagalannya menghasilkan suatu KTD maka hal tersebut dinilai sebagai single
point weakness.
3 Menentukan apakah telah ada langkah pengontrolan yang efektif untuk mengidentifikasi
adanya risiko/bahaya (Terkontrol)? Suatu langkah pengontrolan yang efektif dapat
menghilangkan atau mengurangi terjadinya bahaya/risiko. Bila telah ada maka kita dapat
menghentikan proses dan bila tidak kita masih perlu menentukan tingkat detektabilitas
bahaya.
4 Menentukan apakah risiko/bahaya begitu nyata dan dengan mudah terlihat sehingga suatu
langkah kontrol tidak diperlukan. Suatu bahaya yang mudah dideteksi adalah bila bahaya
tersebut sangat terlihat dan nyata dan dapat ditemukan sebelum bahaya tersebut ikut
mempengaruhi dalam proses kerja. Bila mudah dideteksi maka proses TIFMEA dapat
dihentikan, tetapi bila sulit dideteksi maka proses HFMEA dilanjutkan.
Eila largkab rcrsebtt di dalarr
.\pakah risiko,balm ya ini uuprut-vat magkaiau proscs subprorcr
cuklp keruurgkinau rum i rueu.ilrbr katr Tidak
bcgitu lntir schiogga
kejadiau dal] keparaluu sehillgga hants kcgapalautl'a orco g.lrasill;aa
dikonnol? ([risallya: Hazard Score r 8) statu XTD araka hal tcrscbut
dinilai scbagai sioSlc point

Ya

.{pakah laugkah dalarll


prosesrsubproses iri menPakan
Tidak
sirge point Neahless (trtik
kelenuhan nuggal) dalau
proses's[bproses te$ebut?
(Tirik kitis)

Apakah telah ada langkah


pengonnolarr lnng efekif uiruk STOP
[elgideDtifi kasi adauya
dsi]io.tallaln? (Ted(oDnol)

Tidik

-\pakair bahaya tersebrr urudah


terlihat dengau jelas dan uvata
sehingga tidak ureurerltftau
langliah korltrol?
(Tingkat detel abilitas)

Iidak

Lanjutkan HFIV{EA

Gambar 1 l. Pohon Keputusan HFMEA


HFMf,A Proses Pengerjaan Resep di Instalasi Farmasi RS XX

Langkah 4. Analisis Bahaya Langka h 5. lden tifikasi Tinda kan dan Ou tcome
Penilaian Analisis Pohon Keputusan
Tindakan o0
E 60
Modus Penyebab E
(d
Fe a,
(Kontrol, Rekomendasi tindakan
untr* rnenghentikan
Pangukuran
Outcome
60
oo :r' i)
Eliminasi,
Kegagalan Potensial -o
-eI
oo
JQ -EC
!p6 ,= E>
o6'
a -o
o No tr .i)ll,
',; ,E6 Terima) aa (I):
;LA - J} F! I
4a Salah
o.
(l) ambil o oo
a t2 ---) T T Y
obat .6
I v

Kegagalan
Gambar 12. Contoh Analisis Bahaya dan Pohon Keputusan (Decision 7'ree) Untuk Salah Satu Modus
dari Salah Satu Sub Proses Pada Form HFMEA
III. 4.4 Buat daftar failure mode cause (penyebab modus kegagalan)
HFMEA Proses Pengerjaan ReseP di Instalasi Farmasi RS XX
Langkah 4. Analisis Bahaya Langkah 5. Identifikasi Tindakan dan Outcome
Penilaian Alalisis Pohon Keputusan 60
Tindakan (q(I)
: Rekomendasi
Pengukuran 60= .1 E
(Kontrol, r' ai
Modus Kegagalan Penyebab Potensial c tindakan untuk
Outcome
:"}
ad(l o(!'
\t1 E
.o
E(D e-E .rP
o0E -vc
go6
Eliminasi,
menghentikan o a):
'o clo oDd Terima)
a
() o so ci)
',i > )t a
J-A J
4a Salah ambil
(t) obat
a
o ao .--->
E t2 T T Y
t
I v
4a (l)a Kemasan mirip
o oo
t2 ----> T T Y
a
!
!1
4a ( 1)b Nama obat
o
mirip oo 8 T T Y
---->
v
4a (1)c Letak
penlmpanan P
oo
8 ----> T Y N
terlalu dekat 6
v H

Modus Kegagalan
Gambar 13. Contoh Analisis Bahaya dan pohon Keputusan (Decision 7'ree) Untuk Setiap Penyebab Potensial dari Suatu
Pada Salah Satu Sub Proses Pada Form HFMEA
III.5 Tentukan Tindak Lanjut dan Pengukuran Outcome
Langkah -langkahnya adalah :
L Buatlah keputusan untuk mengeliminasi (E), mengontrol (K), atau menerima (T)
penyebab modus kegagalan
2. Gambarkan tindakan untuk setiap penyebab modus kegagalan yang dapat mengontrol
atau mengeliminasi kegagalan tersebut.
3. Tentukan pengukuran outcome yang akan digunakan untuk menganalisis dan menguj i
proses desain ulang.
4. Tentukan seorang yang bertanggungiawab untuk menyelesaikan rekomendasi tersebut
5. Tentukan rekomendasi mana yang membutuhkan persetujuan top management

Dalam menentukan apakah tindakan yang diambil adalah mengeliminasi, mengontrol, atau
menerima maka sangat diperlukan brainstorming dari anggota tim.
1. Eliminasi (E) penyebab potensial
Contoh :

Proses : memasukkan data obat ke komputer


Modus kegagalan : salah memilih nama obat di menu komputer
Penyebab potensial : monitor model lama sehingga menu nama obat tidak
lengkap tertera Pada layar
Tindak lanjut: mengganti monitor model lama dengan yang baru
:
Langkah pengukuran adanya nomor monitor baru
Penanggungjawab : kepala bagian EDP

2. Mengontrol penyebab
Contoh :
Proses Asisten apoteker mengambil obat dari lemari persediaan
Modus kegagalan salah mengambil obat
Penyebab potensial bentuk obat mirip
Tindak lanjut membuat daftar obat yang mirip dan menyimpan pada
posisi yang tidak berdekatan dan diberi tanda
Langkah pengukuran adanya daftar obat yang mirip yang dibuat secara periodik
dan daftar posisi obat di lemari
Penanggung jawab kepala bagian farmasi

J Menerima penyebab
Contoh :
Proses Penerimaan resep di farmasi rawat jalan
Modus kegagalan komputer mati
Penyebab potensial Setiap jam 07.00 -08.00 jaringan komputer di seluruh
rumah sakit dihentikan untuk proses indeks data.
Tindak lanjut Petugas farmasi memberi penjelasan kepada pasien yang
akan membeli obat dan bila pasien berkenan obat akan
disiapkan terlebih dahulu tetapi proses pembayaran
dilakukan setelahjam 08.00
Langkah pengukuran Laporan junlah pasien yang menolak untuk dilayani pada
jam tersebut dan memilih membeli di apotek lain.
Penanggungjawab Kepala Farmasi Rawat Jalan
HI'MEA Proses Penge rjaan Resep di Instalasi Farmasi RS XX
Langkah 4- Analisis Bahaya Langkah 5. Identifikasi Tindakan dan Outcome
Penilaian Analisis Pohon Keputusan
Tindakan a0

Modus (Kontrol" Rekomendasi tindaka:o untuk


Pengukuran Outcome EO
Penyebab Potensial €- I menghentikan EO
Kegagalan
,.o
No
3l
oo(i
!Q
:OE *" _9
:iJ o '=
Eliminasi,
Terima)
o o ,r o aa
o .i! o
tLa a> l.r F! J
4a Salah
(l) ambil obat o oo
----> T T Y
t2
rd .o
v I
Buat daftar obat dengan nama
Daftar narna obat
-} _-> mirip secara periodik dan
dengan kemasan yang
a
o simpan dengan letak
4a (l)a Kernasan mirip oo 12 T T Y Kontrol mirip secara periodik KaFar
tr
.o berjauhan dan diberi tanda/
I peringatan
Buat daftar obat dengan nama
mirip secara periodik dan
----> Daftar nama obat
Nama obat T Y kontrol sirnpan dengan letak KaFar
4a (1)b 8 T mirip secara periodik
oo
mirip c! berjauhan dan diberi
I tanda/peringatan

Letak
4a (l)c penyimpan-an
to co
8 T Y N Eliminasi
Buat lemari penyimpanan
Lernari baru KaFar
yang lebih besar
terlalu dekat ,l

Gambar 14. Contoh Pelaksanaan Langkah Kelima HFMEA


BAB IV
DOKUMENTASI

A. KEBIJAKAN
B. SPO HFMEA

20
BABV

PENUTUP

Metode FMEA dan HFMEA memandu kita untuk mengidentifikasi proses, modus
kegagalan, dan penyebab potensial mana yang berisiko sehingga dapat membantu kita
untuk menentukan prioritas yang harus diperbaiki. Dengan melakukan FMEA atau
HFMEA diharapkan kita dapat mengenali proses-proses berisiko yang telah atau akan
berjalan di rumah sakil kita masing-masing.

Ditetapkan di . Palembang
P tan ggal:lJuni2016

Darmawan MPH&TM, FRSTM

21
Daftar Pustaka

l. Herkutanto, Healthcare Failure Modes and Effects Analysis G{FMEA), disampaikan


pada seminar
2. Daud, A.W., Brainstorming Potensial Modus Kegagalan, Dampak dan Penyebab,
disampaikan pada seminar - 6 FMEA / I{FMECA)
3. The Basics of Healthcare Failwe Mode and Effect Analysis, Videoconference Course
presented by VA National Center for Patient Safety, didownload dan
http //www. va. govi ncpVSafetyTopicyHFMEA./FMEA2.
: pdf
4. HFMEA, di download dari hftp://www.patientsafeW. sov/CoeAids/HFMEA/index.html
5. Derosier, J., Stalhandske, E., Bagian, J.P., Nudell, T., Using Health Care Failure Mode
and Effect Analysisrlt: The VA National Center for Patient Safety's Prospective Risk
Analysis System, The Joint Commission Joumal on Quality Improvement, Yol 27,
5:248-267,2002.
6. Safety Assessment Code (SAC) Matrix, didownload dari
s,IIFMEA,IIFMEA SAC

22

Anda mungkin juga menyukai