PANDUAN
HEALTH FAILURE MODE
E F F EC T ANALT,SI,S (H FMEA)
Revisi I
Rumah Sakit RK. Charitas
Palembang
Tahun 2016
TUASTER
DC- RSCh
RUMAH SAKIT RK. CHARITAS
JL JENDERAL SUI'IRMAN NO. 1054
PALEMBANG .30129
Website: hup://www.rsclurilas.com
Telp. 0711 :350426,35337 4,35337 5
E-mail : charias@rscbaritas-com
Fax 0711 - 362205
Memperhatikan: 1. Surat Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien No. 3llCh-
KMUTU/IV-I6;
2. Persetujuan Direksi Rumah Sakit RK. Charitas tanggal 10 Mei
2016.
lf,ASTER
DC. RSCh
RUMAH SAKIT RK. CHARITAS
JL JENDERAL SUDIRMAN NO. 1054
PALEMBANG . 30129
MEN{UTUSKAN
Menetapkan
Kesatu KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT RK.
CHARITAS TENTANG PEMBERLAKUKAN PANDUAN
HEALTH FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS (HFMEA)
REVISI I RUMAH SAKIT RK. CHARITAS.
Kedua Panduan Health l;ailure Mode Effect Analysis (HI,'MEA) Rumah Sakit
RK. Charitas sebagaimana dimaksud pada ayat kesatu tersebut diatas
tercantum dalam Lampiran Surat keputusan ini.
Ketiga Panduan Health Failure Mode Efect Analysis (HFMEA) Rumah Sakit
RK. Charitas sebagaimana dimaksud dalam lampiran Surat keputusan ini
harus digunakan sebagai acuan dalam pembuatan Health I'ailure Mule
Effect Analysis (H FMEA).
Keempat Pembinaan dan pengawasan penyelenggaruan Heallh [,-ailure Mtfe
Elfect Arwlysis (HF-MEA) Rumah Sakit RK. Charitas dilaksanakan oleh
Direktur Utama.
Kelima Keputusan ini berlaku sejak tanggal I Juni 2016 sampai dengan tanggal
I Juni 2019, dan akan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dan atau perubahan dalam
penetapannya.
Ditetapkan di : Palembang
: I Juni 2016
a.
MASTER
DC. RSCh
Lampiran
Keputusan Direktur Utama RS. RK.
Charitas
Nomor : 892/Ch-DiriKPTS-LA/I-16
Tanggal: I Juni2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Tujuan penting dari gerakan keselamatan pasien adalah melakukan upaya
melindungi dan menghindarkan pasien dari bahaya yang terjadi selarna pasien dirawat.
Tetapi sebagian besar kegiatan yang sudah dilakukan sebagai tindak lanjut dari
pelaporan yang masuk adalah menganalisis KTD, artinya bahwa KTD sebenarnya sudah
terjadi dan kita mencari penyebab akar masalah dan solusi pencegahannya. Maka kita
perlu melakukan kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya yaitu dengan melakukan
penilaian risiko secara proaktif terhadap pros€s-proses yang berlangsung di rumah sakit
tanpa menunggu terjadinya suatu KTD. Metode yang dapat digunakan untuk penilaian
proaktif ini sangat banyak antara lain dengat Failure mode effect analysis (FMEA), Stx
Signa, dll.
Unnrk bidang kesehatan, Yeteran Affair National Cenler for Patient Safety telah
mengembangkan suatu proses FMEA khusus untuk bidang kesehatan yaifu Healthcare
Failure Mode and Effect Analysis GIFMEA). HFMEA merupakan kombinasi antara
FMEA dan Hazard Analysis ond Critical Control Po,n, (HACCP).
B. PEDOMANAKREDITASI
Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk melakukan identifikasi
dan mengurangi KTD dan mengurangi risiko lain terhadap keselamatan pasien dan staf.
Rumah sakit perlu menggunakan pendekatan proaktif dalam melaksanakan manajemen
risiko. Salah satu melakukannnya adalah program manajemen risiko meliputi
komponen:
l. Identifikasi risiko
2. Menetapkan prioritas risiko
3. Pelaporan tentang risiko
MASTER
DC- RSCh I
4. Investigasi KTD
Unsur penting dari manajemen risiko adalah analisis risiko, seperti sebuah proses
unnrk melakukan evaluasi terhadap KNC dan proses risiko tinggi lainnya, yang
kegagalannya dapat berakibat terjadinya kejadian sentinel. salah satu alat yang dapat
yang
digunakan secara proaktif melakukan analisis terhadap konsekuensi suatu kejadian
berujung pada proses yang kitis dan risiko tinggi adalah FMEA (failure mode effect
analysis). Rumah sakit dapat juga melakukan identifikasi dan menggunakan alat serupa
untuk melakukan identifikasi dan mengurangi, seperti analisi terhadap kelemahan yang
mengandung bahay. Paling sedikit setiap tahun rumah sakit melaksanakan dan
mendokumentasikan penggunaan alat pengurangan proaktif terhadap risiko dalam salah
satu proses risiko.
C. TUJUAIY
Tujuan Umum;
Menyediakan panduan untuk melaksanakan HFMEA di RS RK Charitas
Tujuan Khusus:
l. Agar HFMEA dapat digunakan sebagai metode untuk menganalisis bahaya
yang terjadi di rumah sakit
2
BAB II
RUANGLINGKUP
A- DEFINISI
Healthcare Failure Mode & Efect Analysis (LffMEA) / Analisis Modus dan Efek
Kegagalan pada Pelayanatr Kesehatan didefinisikan sebapi :
1. Suatu penilaian prospekff yang mengidentifikasi dan memperbaiki langkahJangkah
dalam suatu proses sehingga menjamin hasil yang aman dan sesuai dengan kondisi
klinis yang diinginkan.
2. Suatu pendekatan yang sistematik untuk mengidentifikasi dan mencegah masalah
pada proses dan hasil sebelum masalah tersebut terjadi.
3. Proses proaktif secara sistematik untuk memeriksa area-area atau praktik-praktik
yang rentan terhadap kegagalan.
3
3. Failure Mode '.
Suatu cara atau jalan lain yang mengakibatkan suatu proses atau sub proses gagal
untuk mencapai hasil yang telah ditentukan
4. Failure Mode Caue
Suatu alasan lain yang mengakibatkan suatu proses atau sub proses gagal untuk
mendapatkan hasil yang ditentukan
5. Hazard Analysis :
Proses mengumpulkan dan mengevaluasi informasi mengenai bahaya berkaitan
dengan proses yang dipilih. Kegrmaan analisis bahaya adalah untuk membuat suatu
daftar bahaya yang dapat menyebabkan luka atau petryakit bila tidak dikontrol
secara efektif.
6. Single Point Weakness
Satu langkah dalam suatu proses yang sangat kritis yang bila gapl akan
menghasilkan kegagalan sistem atau KTD.
HFMEA merupakan pemeriksaan terinci terhadap suatu elemen atau strukhr pada
kondisi berikut ini :
1. Pada suatu pros€s atau pelayanan yang baru akan dimulai.
2. Adanya pembahan dalam suatu pros€s yang telah berjalan
3. Adanya atumn baru
4. Secara periodik melakr"rkan finea
5. Masukan dari pelanggan yang mengindikasikan adanya suatu masalah
4
BAB III
TATA LAKSANA KEGIATAN
lll.lTentukan topik
Topik HFMEA yang dipilih dari suatu proses atau produk yang akan dievaluasi
sebaiknya didefinisikan secara spesifik dan jelas. Disarankan unttrk memilih proses
yang berisiko tinggi yaitu yang bila te{adi kegagalan akan membahayakan pasien.
Proses yang dipilih bisa berasal dari proses baru yang akan diterapkan atau proses lama
yang telah berjalan tetapi mempunyai risiko tinggi. Proses yang berisiko tinggi ini bisa
berasal dari proses-proses klinis maupun proses-proses non klinis misalnya pemeriksaan
laboratorium, pengerjaan resep rmtuk obat risiko tinggi, proses memasukkan identitas
pasien, d11.
l. Input benrariasi
Pada proses ini ada input yang bervariasi misalnya dari sisi pasien (tingkat
penyakit, pengobataD, keinginan pasien), sisi petugas (tingkat kemampuan), sisi
alat, dan lain-lain
2. Kompleks
Proses yang kompleks adalah proses yang mernpunyai rangkaian langkahJangkalt
yang banyak sehingga proses itu sangat panjang
3. Tidakterstandarisasi
Proses-proses yang tidak terstandarisasi akan mengakibatkan sulitnya mencapai
mutu yang konsisten.
4. Tightly coupled
Langkah-langkah di dalam proses tersebut sangat ketat artinya antar setiap
langkah bolangsung berturutan tanpa jeda.
5. Tergantung pada intervensi manusia
Ketergantungan yang tinggi pada intervensi manusia dapat menyebabkan variasi
dalam pelaksanaan proses dan hasil sehingga hal ini akan menyebabkan te{adinya
kegagalan
6. Budaya hirarki
Budaya hirarki bertolak belakang dengan budaya tim ke{a. Budaya hirarki antara
lain dapat mengakibatkan komunikasi yang tidak lancar.
5
Beberapa proses risiko ting:gl menwrfi Joint Commission
'.
1. Manajemen obat
2. Penggrmaan darah dan produk darah
3. Pengikatan pasien
4. Operasi dan prosedur-prosedur invasif
5. Resusitasi
2 J 4 5 6
I
Gambar 6. Contoh Proses yang Digambarkan dengan Grafik dan Telah Diberi Nomor
III.3.3 Bila proses yang digambarkan merupakan proses yang kompleks, pitih satah satu proses yang akan dianalisis
2 3 4 5 6
1
Gambar 7. contoh Pemilihan salah Satu Langkah dalam Proses untuk Dianalisis
IIL3.4 Bila perlu, buat sub proses dari masing-masing proses
Proses Pengerjaan Resep di Instalasi Farmasi RS XX
J 4 5 6
I 2
4a 4b 4c
2. Salah dosis obat yang 2. Salah nomor resep dengan etiket yang diPasang
>3 orang pengunJung 1 atau 2 pengunjung dirawat inaP Evaluasi dan penanganan I- 2 Hanya evaluasi d:
Pengunjung Kernatian, atau
dirawat inap
pengunjung tidak per
penanganan
Biaya pengobatan, hilangnYa Hanya pertolongar
Staff Kernatian atau ) 3 orang petugas dirawat 1-2 petugas dirawat inap atau > 3 petugas
waknr, atau kecelakaan kerja pertama tanpa
inap mengalami hilangnya waktu atau kecelakaan
padat-2petugas kecelakaan kerja
kerja
Kerusakan setara dengan ...... rupiah Kerusakan setara dengan Kerusakan seta
Peralatan dan Kerusakan setara dengan ...... rupiah
rupiah dengan ...... rupiab
fasilitas
Tabel 16. Frekuensi Kejadian Skala I - 4
Frekuensi Definisi
Frequent (Seing) Terjadi beberapa kali dalam 1 tahun
Kadang- 12 9 6 J
l.l kadang
&
ir Jarang 8 6 4 2
Jarang sekali 4 J 2 I
IIFMEA Proses Pengerjaan Resep di Instalasi Farmasi RS XX
Langkah 4, Analisis Bahaya Lang krh 5. Iden tifikasi Tindakan dan Ou tcome
Penilaian Analisis Pohon Keputusan
Tindakan o0
Pengukuran E (lli)
(Kontrol, Rekomendasi tindakan
Modus Penyebab Pg
rr b0
oo 3t)
Kegagalan Potensial -o
KE sl 6)
.rp
boE
c-.
9p6 '=
Eliminasi, untuk menghentikan Outcome E-6 u(n
cl c
a
0)
,D
o HR
;L
(n
c(t)
'a> .-.1 L J
Terima) 5a t!) :
o.E
4a Salah
(r) A
ambil o
t2
obat € E'
!Z v
Gambar 10. Contoh Analisis Bahaya Untuk Salah Satu Modus Kegagalan dari Sub Proses Pada Form
HFMEA
III.4.3 Gunakan Decision Zree (Pohon Keputusan)
Decision Tree at3at pohon keputusan digunakan untuk menentukan modus kegagalan mana
yang memerlukan tindak lanjut berdasarkan nilai kekritisan modus tersebut, tidak adanya langkah
pengontrolan yang efektif, dan detektabilitas yang kurang. Pohon keputusan ini membantu untuk
mengidentifikasi area-area di mana tim HIMEA perlu memprioritaskan untuk mengambil tindak
lanjut yang tepat dan mana yang tidak perlu ditindaklanjuti secara intensif. Jadi tujr.an dari
langkah ini adalah membantu tim HFMEA untuk memfokuskan diri pada masalah yang sangat
kritis dari proses yang sedang ditinjau.
Ya
Tidik
Iidak
Lanjutkan HFIV{EA
Langkah 4. Analisis Bahaya Langka h 5. lden tifikasi Tinda kan dan Ou tcome
Penilaian Analisis Pohon Keputusan
Tindakan o0
E 60
Modus Penyebab E
(d
Fe a,
(Kontrol, Rekomendasi tindakan
untr* rnenghentikan
Pangukuran
Outcome
60
oo :r' i)
Eliminasi,
Kegagalan Potensial -o
-eI
oo
JQ -EC
!p6 ,= E>
o6'
a -o
o No tr .i)ll,
',; ,E6 Terima) aa (I):
;LA - J} F! I
4a Salah
o.
(l) ambil o oo
a t2 ---) T T Y
obat .6
I v
Kegagalan
Gambar 12. Contoh Analisis Bahaya dan Pohon Keputusan (Decision 7'ree) Untuk Salah Satu Modus
dari Salah Satu Sub Proses Pada Form HFMEA
III. 4.4 Buat daftar failure mode cause (penyebab modus kegagalan)
HFMEA Proses Pengerjaan ReseP di Instalasi Farmasi RS XX
Langkah 4. Analisis Bahaya Langkah 5. Identifikasi Tindakan dan Outcome
Penilaian Alalisis Pohon Keputusan 60
Tindakan (q(I)
: Rekomendasi
Pengukuran 60= .1 E
(Kontrol, r' ai
Modus Kegagalan Penyebab Potensial c tindakan untuk
Outcome
:"}
ad(l o(!'
\t1 E
.o
E(D e-E .rP
o0E -vc
go6
Eliminasi,
menghentikan o a):
'o clo oDd Terima)
a
() o so ci)
',i > )t a
J-A J
4a Salah ambil
(t) obat
a
o ao .--->
E t2 T T Y
t
I v
4a (l)a Kemasan mirip
o oo
t2 ----> T T Y
a
!
!1
4a ( 1)b Nama obat
o
mirip oo 8 T T Y
---->
v
4a (1)c Letak
penlmpanan P
oo
8 ----> T Y N
terlalu dekat 6
v H
Modus Kegagalan
Gambar 13. Contoh Analisis Bahaya dan pohon Keputusan (Decision 7'ree) Untuk Setiap Penyebab Potensial dari Suatu
Pada Salah Satu Sub Proses Pada Form HFMEA
III.5 Tentukan Tindak Lanjut dan Pengukuran Outcome
Langkah -langkahnya adalah :
L Buatlah keputusan untuk mengeliminasi (E), mengontrol (K), atau menerima (T)
penyebab modus kegagalan
2. Gambarkan tindakan untuk setiap penyebab modus kegagalan yang dapat mengontrol
atau mengeliminasi kegagalan tersebut.
3. Tentukan pengukuran outcome yang akan digunakan untuk menganalisis dan menguj i
proses desain ulang.
4. Tentukan seorang yang bertanggungiawab untuk menyelesaikan rekomendasi tersebut
5. Tentukan rekomendasi mana yang membutuhkan persetujuan top management
Dalam menentukan apakah tindakan yang diambil adalah mengeliminasi, mengontrol, atau
menerima maka sangat diperlukan brainstorming dari anggota tim.
1. Eliminasi (E) penyebab potensial
Contoh :
2. Mengontrol penyebab
Contoh :
Proses Asisten apoteker mengambil obat dari lemari persediaan
Modus kegagalan salah mengambil obat
Penyebab potensial bentuk obat mirip
Tindak lanjut membuat daftar obat yang mirip dan menyimpan pada
posisi yang tidak berdekatan dan diberi tanda
Langkah pengukuran adanya daftar obat yang mirip yang dibuat secara periodik
dan daftar posisi obat di lemari
Penanggung jawab kepala bagian farmasi
J Menerima penyebab
Contoh :
Proses Penerimaan resep di farmasi rawat jalan
Modus kegagalan komputer mati
Penyebab potensial Setiap jam 07.00 -08.00 jaringan komputer di seluruh
rumah sakit dihentikan untuk proses indeks data.
Tindak lanjut Petugas farmasi memberi penjelasan kepada pasien yang
akan membeli obat dan bila pasien berkenan obat akan
disiapkan terlebih dahulu tetapi proses pembayaran
dilakukan setelahjam 08.00
Langkah pengukuran Laporan junlah pasien yang menolak untuk dilayani pada
jam tersebut dan memilih membeli di apotek lain.
Penanggungjawab Kepala Farmasi Rawat Jalan
HI'MEA Proses Penge rjaan Resep di Instalasi Farmasi RS XX
Langkah 4- Analisis Bahaya Langkah 5. Identifikasi Tindakan dan Outcome
Penilaian Analisis Pohon Keputusan
Tindakan a0
Letak
4a (l)c penyimpan-an
to co
8 T Y N Eliminasi
Buat lemari penyimpanan
Lernari baru KaFar
yang lebih besar
terlalu dekat ,l
A. KEBIJAKAN
B. SPO HFMEA
20
BABV
PENUTUP
Metode FMEA dan HFMEA memandu kita untuk mengidentifikasi proses, modus
kegagalan, dan penyebab potensial mana yang berisiko sehingga dapat membantu kita
untuk menentukan prioritas yang harus diperbaiki. Dengan melakukan FMEA atau
HFMEA diharapkan kita dapat mengenali proses-proses berisiko yang telah atau akan
berjalan di rumah sakil kita masing-masing.
Ditetapkan di . Palembang
P tan ggal:lJuni2016
21
Daftar Pustaka
22