Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PEMBERIAN AKUPRESURE TERHADAP FREKUENSI ANURESIS PADA

ANAK USIA PRESEKOLAH (3-6 TAHUN) DI RT/RW 02/06 TLOGOMAS MALANG

PROPOSAL SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

NURSINTA 2014610110

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa anak usia presekolah merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat dan penting bagi proses perkembangan selanjutnya (Muscari,
2005).Salah satu bentuk gangguan tumbuh kembang pada anak usia prasekolah yang
harus diperhatikan adalah enuresis (mengompol). Enuresis yaitu pengeluaran urin
yang tidak disadari yang sering dijumpai pada anak umur diatas tiga tahun karena
seharusnya pada usia empat tahun otak dan otot-otot kandung kemih sudah sempurna
sehingga dapat mengontrol dan membantu anak memperkirakan kapan BAK dan
BAB (Hidayat, 2005).
Ariesta (2010) menyatakan bahwa kebiasaan mengompol dapat disebabkan oleh :
1) gangguan psikologis seperti stres, tertekan, merasa diperlakukan kurang adil,
kurang perhatian dll, 2) Gangguan organis seperti infeksi saluran kencing, sumbatan,
dll, 3) terlambatnya kematangan bagian otak yang mengontrol kencing, 4) gangguan
tidur. Biasanya mereka termasuk yang tidurnya sangat nyenyak dan ngompolnya bisa
terjadi setiap saat dalam waktu tidurnya, 5) gangguan kekurangan produksi hormon
anti diuretik (hormone anti kencing) pada malam hari, sehingga pada malam hari
produksi urin berlebihan, 6) gangguan genetik pada kromoson 12 dan 13 yang
merupakan gen pengatur urin dan pada kelainan ini ada riwayat keluarga dengan
ngompol, 7) ngorok waktu tidur, akibat adanya pembesaran kelenjar tonsil dan
adenoid. Selain itu faktor emosional dapat juga menyebabkan kebiasaan mengompol
pada anak, berupa : 1) ekspresi daripada perubahan si anak akibat terlalu cepat dilatih
dalam toilet training yang terlalu keras dan dini (waktu anak masih kecil), 2 latihan
yang kurang adekuat yaitu tidak secara rutin dilatih, 3) overproteksi ibu karena
anggapan masih terlalu kecil atau terlalu lemah untuk dilatih, 4) paling penting adalah
si anak sedang berusaha mencari perhatian orang tua (terutama perhatian pada
adiknya atau anak baru memperoleh adik lagi. ibunya).
Anak usia presekolah yang sering mengompol dapat mengalami dampak seperti
infeksi saluran kencing, kencing manis, susah buang air besar, alergi ( Meadow &
Simon ,2003) dan dampak kejiwaan yang ditimbulkan akibat enuresis sungguh
mengganggu kehidupan anak usia presekolah dimana mempengaruhi kualitas hidup
anak saat dewasa. Hal ini akan berpengaruh bagi anak biasanya anak menjadi tidak
percaya diri, malu dan hubungan sosial dengan teman terganggu (Kurniawati, 2008).
Kebanyakan anak usia presekolah telah belajar cara menahan dan melepaskan
urin sehingga tetap kering dan bersih, namun kenyataannya di Indonesia pada tahun
2008 didapatkan bahwa anak pada usia 5 tahun,kurang lebih 35% anak – anak masih
ngompol. Dari jumlah itu 15% anak laki – laki dan 10% anak perempuan, ngompol
pada malam hari serta 10% sisanya ngompol pada siang hari (Depkes,2009).
Berdasarkan penelitian Kurniawanti (2008) 50% menyebutkan bahwa anak yang
berumur 4 tahun masih mempunyai kebiasaan mengompol. 56% dari anak usia
prasekolah masih sering mengompol, 36% jarang mengompol dan 8% jarang sekali
mengompol. Riset lanjutan menunjukan tingkat enuresis malam hari bagi anak usia 4
tahun ke atas berkisar antara 10-33 % (Gilbert, 2009)
Saat ini telah banyak minat dan penelitian mengenai efektifitas metode
penyembuhan terapi. Salah satunya yaitu akupresur, akupresur merupakan ilmu
pengobatan yang berasal dari Cina, dengan teknik penyembuhan dengan menekan,
memijat bagian dari titik tertentu pada tubuh untuk mengaktifkan peredaran energi
vital (Hartono, 2012). Di Indonesia, secara formal akademis bidang terapi akupresur
belum banyak mendapatkan perhatian. Akupersur sendri memiliki beberapa kelebihan
seperti mudah untuk dilakukan, efesien, dan tidak membahayakan untuk
diaplikasikan, terapi akupresur juga telah ada panduan lengkap atau standar
operasional prosedur untuk melakukan tindakannya.
Berdasarkan teori dan fenomena yang ada sesuai dengan cara kerja dan fungsi
dari terapi akupresur sendiri yaitu salah satunya memperbaiki jaringan tubuh dan otot,
dan pada kasus enuresis akupresur difungsikan untuk memperbaiki fungsi ginjal dan
meningkatkan fungsi otot detrusor pada kandung kemih. Pada saat dilakukannya
terapi, terapis akan menekan titik tertentu pada tubuh, dengan menekan titik tersebut
akan merangsang keluarnya hormone endorphin, hormon ini merupakan hormone
yang dapat menimbulkan rasa kebahagian dan ketenangan, sehingga pada anak usia
presekolah yang mengalami enuresis yang disebabkan oleh rasa cemas, takut, stress
dan masalah psikologis, terapi akupresur sangat dapat membantu. Dengan melihat
mekanisme dan fungsi dari akupresur ini lah anak usia presekolah dengan enuresis
akupresur dapat menurunkan frekuensi enuresis. ( Lestari,2013)
Berdasarkan studi pendahulaun yang peneliti lakukan di RT/RW 02/06
TLOGOMAS MALANG, peneliti mendapatkan 10 anak yang gagal melewati fase
toilet training dan mengalami enuresis, data ini diperoleh berdasarkan hasil
wawancara dengan pengasuh dan beberapa orang tua wali. Dari hasil studi
pendahulan yang didapat dari berbagai data permasalahan tumbuh kembang anak usia
prasekolah di Indonesia enuresis menjadi hal yang perlu diperhatikan, melihat dari
prevalensi anak yang masih mengalami enuresis cukup tinggi.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
di Pengaruh Pemberian Akupresure Terhadap Frekuensi Anuresis Pada Anak Usia
Presekolah (3-6 Tahun ) RT/RW 02/06 TLOGOMAS MALANG.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah terjadi Pengaruh Pemberian Akupresure Terhadap Frekuensi Anuresis Pada
Anak Usia Presekolah (3-6 Tahun ) RT/RW 02/06 TLOGOMAS MALANG ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui Pengaruh Pemberian Akupresure Terhadap Frekuensi Anuresis Pada
Anak Usia Presekolah (3-6 Tahun ) RT/RW 02/06 TLOGOMAS MALANG ?

1.3.2 Tujuan Khusus


 Mengidentifikasi Pengaruh Pemberian Akupresure Pada Anak Usia
Presekolah (3-6 Tahun ) RT/RW 02/06 TLOGOMAS MALANG.
 Mengidentifikasi Frekuensi Anuresis Pada Anak Usia Presekolah (3-6
Tahun) RT/RW 02/06 TLOGOMAS MALANG.
 Menganalisis Pengaruh Pemberian Akupresure Terhadap Frekuensi Anuresis
Pada Anak Usia Presekolah (3-6 Tahun ) RT/RW 02/06 TLOGOMAS
MALANG ?

1.4 Mamfaat
1.4.1 Praktis
1. Bagi keluarga pasien
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi keluarga
pasien tentang Pengaruh Pemberian Akupresure Terhadap Frekuensi
Anuresis Pada Anak Usia Presekolah (3-6 Tahun) RT/RW 02/06
TLOGOMAS MALANG.
2. Bagi rumah sakit
Penelitian ini diharapkan jadi bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan
di rumah sakit.
3. Bagi Institusi pendidikan
Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi guna meningkatkan
mutu pendidikan pada mahasiswa keperawatan mengenai Pengaruh
Pemberian Akupresure Terhadap Frekuensi Anuresis Pada Anak Usia
Presekolah (3-6 Tahun) RT/RW 02/06 TLOGOMAS MALANG.
4. Bagi penelitian lain
Sebagai bahan acuan serta referensi bagi penelitian lain dan penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan Pengaruh Pemberian Akupresure
Terhadap Frekuensi Anuresis Pada Anak Usia Presekolah (3-6 Tahun)
RT/RW 02/06 TLOGOMAS MALANG.

1.4.2 Teoritis
1. Hasil Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan bagi ilmu
pengetahuan di bidang akupresure tentang cara tepat menangani anureksia
Pada Anak Usia Presekolah (3-6 Tahun) RT/RW 02/06 TLOGOMAS
MALANG
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi atau masukan kepada
petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan yang lebih maksimal lagi
kepada pasien ataupun keluarga pasien Pengaruh Pemberian Akupresure
Terhadap Frekuensi Anuresis Pada Anak Usia Presekolah (3-6 Tahun)
RT/RW 02/06 TLOGOMAS MALANG.

Anda mungkin juga menyukai