Anda di halaman 1dari 6

BIOFILTER AEROB-ANAEROB

DENGAN MEDIA SARANG TAWON

Edo Dwi Praptono, Nugroho Setio Utomo, Agus Tiyan Susanto


Program Studi Ilmu dan Teknologi Lingkungan
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

Pendahuluan
Masalah pencemaran oleh air limbah di Indonesia baik limbah domestik maupun air
limbah industri sampai saat ini masih menjadi masalah yang serius. Air limbah kota-kota
besar di Indonesia secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga yaitu air limbah industri dan
air limbah domistik yakni yang berasal dari buangan rumah tangga dan yang ke tiga yakni
air limbah dari perkantoran dan pertokoan (daerah kemersial). Saat ini selain pencemaran
akibat limbah industri, pencemaran akibat limbah domistikpun telah menunjukkan tingkat
yang cukup serius.
Teknologi Pengolahan Air Limbah Biofilter Anaerob-Aerob adalah teknologi
pengolahan air limbah yang murah dan handal dengan proses Biofilter Anaerob-Aerob
dengan media plastik sarang tawon.

Pengertian Reaktor Biofilter Aerob-Anaerob

Reaktor biofilter aerob-anaerob adalah suatu bioreaktor lekat tetap, dimana


mikroorganisme tumbuh dan berkembang diatas suatu media yang terbuat plastik sarang
tawon, yang didalam operasinya dapat tercelup sebagian, atau keseluruhan, atau hanya
dilewati air saja dengan membentuk suatu lapisan lendir, untuk melekat diatas permukaan
media tersebut, sehingga membentuk lapisan biofilm (Said, 2008).
Bakteri dibiakkan secara lamiah, air limbah yang banyak mengandung zat organik
sebagai unsur penyusun sel akan sangat disukai oleh bakteri. Biofilm adalah kumpulan dari
sel-sel mikroorganisme/mikroba khususnya bakteri yang melekat pada suatu permukaan
dan diselimuti oleh pelekat polisakarida yang diekskresikan oleh sel-sel bakteri.
Terbentuknya biofilm adalah karena mikroorganisme cenderung menciptakan lingkungan
mikro dan relung (niche) mereka sendiri. Biofilm memerangkap nutrisi untuk pertumbuhan
populasi mikroorganisme dan membantu mencegah lepasnya sel-sel dari permukaan pada
sistem yang mengalir. Permukaan sendiri adalah habitat yang penting bagi mikroorganisme
karena nutrisi dapat terjerap pada permukaan sehingga kandungan nutrisinya dapat lebih
tinggi daripada di dalam larutan. Konsekuensinya, jumlah dan aktivitas mikroba pada
permukaan biasanya lebih tinggi daripada di air (Wistreich & Lechtman, 1980).
Proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilm atau biofilter secara garis besar
dapat dilakukan dalam kondisi anaerobik dan aerobik, atau kombinasi anarobik dan
aerobik. Proses aerobik dilakukan kondisi adanya oksigen terlarut di dalam reaktor air
limbah, dan proses anaerobik dilakukan dengan tanpa oksigen di dalam reaktor air limbah.
Sedangkan proses kombinasi anaerob-aerob adalah merupakan gabungan proses anaerobik
dan aerobik.
Proses pengolahan air limbah dengan proses biofilter atau biofilm tercelup
dilakukan dengan cara mengalirkan air limbah ke dalam reaktor biologis yang didalamnya
diisi dengan dengan media penyangga untuk perkembangbiakan mikroorganisme, dengan
atau tanpa aerasi. Posisi media filter tercelup dibawa permukaan air. Media biofilter yang
digunakan secara umum dapat berupa bahan material organik atau bahan material
anorganik.
Untuk media biofilter dari bahan organik misalnya dalam bentuk tali, bentuk jaring,
bentuk butiran tak teratur (random packing), bentuk papan (plate), bentuk sarang tawon dan
lain-lain. Sedangkan untuk media dari bahan anorganik misalnya batu pecah (split), kerikil,
batu marmer, batu tembikar, batu bara dan lainnya.

Klasifikasi Biofilter Aerob-Anaerob


Pengolahan menggunakan reaktor biofilter atau biofilm ini memiliki klasifikasi
tersendiri secara biologis. Secara garis besar klasifikasi proses pengolahan air limbah secara
aerobik dapat dilihat seperti pada gambar 1.
Gambar 1. Klasifikasi proses pengolahan air limbah secara biologis aerobik.

Bagian-Bagian dan Fungsi Biofilter Aerob-Anaerob


Biofilter aerob-anaerob memiliki komponen-komponen atau bagian-bagian yang
memiliki fungsi dan peran tersendiri untuk proses pengolahan limbah sebagai berikut:

Gambar 2. Biofilter aerob-anaerob.


 Pipa inlet
Pipa inlet berfungsi sebagai tempat masuknya air limbah ke dalam bak pengendap
awal.
 Bak pengendap awal
Bak pengendap awal berfungsi untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan
kotoran organik tersuspesi. Selain sebagai bak pengendapan juga berfungasi sebagai bak
pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge
digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur
 Zona anaerob
Zona anaerob adalah zona dimana proses penguraian zat-zat organik yang ada
dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik.
 Zona aerob
Zona aerob adalah zona yang diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga
mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta
tumbuh dan menempel pada permukaan media.
 Bak pengendap akhir
Bak pengendap akhir ini digunakan untuk menampung lumpur aktif yang
mengandung massa mikroorganisme yang mengendap yang kemudian dipompa kembali ke
bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.
 Bak kontaktor
Bak kontaktor adalah bak yang digunakan untuk ditempatkannya media, seperti
media dari bahan plastik tipe sarang tawon, kerikil, batu, dll.
 Pompa sirkulasi
Pompa sirkulasi adalah pompa yang digunakan untuk memompa endapan biomassa
mikroorganisme yang mengendap pada bak pengendap akhir.
 Pipa outlet
Pipa outlet adalah pipa tempat keluarnya air hasil olahan.
Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Biofilter Anaerob-Aerob Sarang Tawon

Proses pengolahan air limbah dengan proses biofilter Anaerob-Aerob secara


sederhana dapat ditujukkan seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-aerob.


Pertama air limbah dialirkan masuk melalui pipa inlet. Pipa inlet ini berfungsi
sebagai tempat masuknya air limbah ke dalam bak pengendap awal. Bak pengendap awal
berfungsi untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspesi.
Selain sebagai bak pengendapan juga berfungasi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak
pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan
penampung lumpur. Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak
kontaktor anaerob dengan arah aliran dari atas ke bawah, dan dari bawah ke atas. Di dalam
bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik tipe sarang tawon.
Jumlah bak kontaktor anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian zat-zat organik
yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah
beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film
mikroorganisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum
sempat terurai pada bak pengendap.
Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di
dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media dari bahan pasltik tipe sarang tawon,
sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikroorganisme yang ada akan
menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada
permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikroorgainisme yang
tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal
tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat
proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini
sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).
Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif
yang mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet
bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke
bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa
khlor untuk membunuh mikroorganisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah
proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi
proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD),
ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya.

Daftar Pustaka

Said.N, 2008. Uji Performance Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit dengan Proses
Biofilter Celup. Jakarta. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Lingkungan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Wistreich .A .George & Lechtman .D .Max. 1980. Microbiology, Macmillan


Publishing,Co.Inc.NY

Anda mungkin juga menyukai