G. Kontrasepsi Pasca-Persalinan
Pengertian: Kontrasepsi pasca-salin yaitu pemanfaatan/pengunaan metode
kontrasepsi dalam waktu 42 hari pasca-bersalin/masa nifas.
Penggunaan metode kontrasepsi pasca persalinan diberikan untuk
menjarangkan jarak kehamilan berikutnya setidaknya dalam 2 tahun jika
seorang wanita masih merencanakan untuk memiliki anak.
Jenis kontrasepsi yang digunakan sama seperti prioritas pemilihan
kontrasepsi pada masa interval. Prinsip utama penggunaan kontrasepsi
pada wanita pasca salin adalah kontrasepsi yaitu tidak mengganggu proses
laktasi.
Beberapa kontrasepsi dapat menjadi pilihan untuk digunakan sebagai
kontrasepsi paca salin, di antaranya:
Alat kontrasepsi yang digunakan setelah selesai masa nifas sebagai
berikut:
1. metode amenore laktasi (MAL);
2. kondom;
3. diafragma bentuknya menyerupai kondom;
4. spermisida;
5. hormonal jenis pil dan suntikan;
6. pil KB dari golongan progestoran rendah, atau suntikan yang hanya
mengandung hormon progesteron yang disuntikkan per 3 bulan
kontrasepsi yang mengandung estrogen tidak dianjurkan karena akan
mengurangi jumlah ASI;
7. susuk (implant/alat kontrarasepsi bawah kulit);
8. intra uterine device (IUD) atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR);
9. kontrasepsi mantap (kontap).
147
PELAYANAN MASA NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA
Tujuan kontrasepsi pasca-salin ini adalah:
1. Menurunkan missed opportunity pelayanan KB (klien sudah kontak
dengan nakes sejak ANC, bersalin, dan masa nifas ) sehingga:
- menurunkan unmet need KB;
- Meningkatkan CPR (contraceptive prevalence rate).
2. Menurunkan salah satu empat terlalu (terlalu sering) untuk menjaga
jarak kehamilan dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
ABPK–KB
Alat bantu pengambilan keputusan ber-KB adalah panduan standar
pelayanan konseling KB yang tidak hanya berisi informasi mutakhir seputar
kontrasepsi/KB, namun juga berisi standar proses dan langkah konseling KB
yang berlandaskan pada hak klien KB dan informed choice.
Prinsip konseling dalam ABPK–KB sebagai berikut.
- Klien yang mengambil keputusan.
- Bidan membantu klien mempertimbangkan dan membuat keputusan
yang paling sesuai.
- Hargai keinginan klien.
- Bidan menganggap pernyataan, pertanyaan, serta kebutuhan klien.
- Bidan harus mendengarkan apa yang disampaikan klien sehingga tahu
langkah selanjutnya yang harus dilakukan.
Mengapa fokus pada konseling? Hal ini karena klien perlu
1. memilih metode yang membuat mereka nyaman dan senang;
2. tahu tentang efek samping;
3. tahu dengan baik tentang bagaimana pengunaan metode yang dipilih;
4. tahu kapan harus datang kembali;
5. mendapat bantuan dan dukungan dalam ber-KB;
6. tahu bagaimana jika menghadapi masalah dalam penggunaan sebuah
metode KB;
7. tahu bahwa mereka bisa ganti metode jika mereka mengingink