Anda di halaman 1dari 8

II.

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Berbasis ICT/TIK


Pendidikan tidak dapat menghindar dari pengaruh gelombang perubahan teknologi
informasi. Cara menanggapi gelombang tersebut adalah memanfaatkannya sebagai media dalam
meningkatkan pendidikan. Peningkatan pendidikan dapat terjadi dalam seluruh struktur
pendidikan mulai dari kurikulum dan konten, proses pembelajaran, sarana dan prasarana,
sumberdaya manusia baik dalam administrasi dan manajemen.
Dalam aspek kurikulum dan konten, TIK dapat menjadi media dalam meningkatkan
pendidikan dalam arti menjadi gudang ilmu pengetahuan. Dalam aspek pembelajaran TIK dapat
menjadi alat bantu pembelajaran, dari aspek SDM TIK menjadi salah satu standar kompetensi.
Dari aspek administrasi TIK dapat menjadi media dalam meningkatkan pendidikan dalam arti
menjadi penunjang sistem administrasi dan sebagainya.
Ade Koesnandar (2008:10) menyatakan bahwa dalam blue print TIK untuk pendidikan,
fungsi-fungsi TIK digambar sebagai sebuah bangunan gedung yang terdiri dari pondasi, tiang,
dan atap. Secara singkat berikut dikemukakan peran TIK dalam masing-masing aspek
pendidikan: Manajemen Berbasis Sekolah (Suplemen BAC).
1. Kurikulum dan Konten
TIK sebagai gudang ilmu pengetahuan dengan kapasitas dan ruang lingkup yang hampir
tidak terbatas. Bentuknya dapat berupa referensi berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan
dapat diakses melalui fasilitas TIK, pengelolaan pengetahuan, jaringan pakar, jaringan antar
institusi pendidikan, pusat pengembangan materi ajar, media pengembangan kurikulum dan
sebagai komunitas perbandingan standar kompetensi.
2. Fasilitas dan Sarana Prasarana
Teknologi informasi dan komunikasi memberi manfaat yang sangat berarti dalam
penyediaan fasilitas dan sarana prasarana pendidikan. TIK di sekolah dapat berupa pojok
internet, perpustakaan digital, kelas virtual, laboratorium multimedia, papan elektronik, dll.
3. Sumber Daya manusia
Dalam Permendiknas nomer 16 tahun 2007 dinyatakan bahwa salah satu kompetensi
pedagogik guru sekolah dasar adalah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran.
4. Administrasi Lembaga Pendidikan
Admistrasi lembaga pendidikan merupakan salah satu lini pendidikan yang sangat
terbantu dengan kehadiran ICT. Manajemen siswa, guru, kelas, materi dan ekstra kulikuler
sebagai proses inti dalam administrasi menjadi lebih mudah dilakukan dengan ketelitian dan
akurasi yang lebih terjamin. Di samping administrasi sekolah, SDM, keuangan dan manajemen
fasilitas juga lebih mudah dikelola dengan memanfaatkan ICT. Pemanfaatan ICT dalam
administrasi lembaga pendidikan dapat digambarkan dalam diagram berikut: Manajemen
Berbasis Sekolah (Suplemen BAC)
5. Manajemen dan Kebijakan Lembaga Pendidikan
ICT dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai alat bantu manajemen sekolah dalam
pengambilan keputusan manajemen lembaga pendidikan. Untuk itu lembaga pendidikan perlu
mengembangkan sistem informasi manajemen eksekutif sekolah, sistem penunjang keputusan,
sistem informasi manajemen berbasis sekolah dan sebagaimya. Dari berbagai sistem yang
dikembangkan dapat diperoleh informasi yang akurat dan terkini sebagai dasar manajemen
sekolah mengambil kebijakan sekolah.

B. Peningkatan Profesionalisme Guru Berbasis ICT


Dalam proses pembelajaran TIK dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu pembelajaran
dapat berupa alat bantu mengajar bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta alat bantu
interaksi antara guru dengan siswa. Pada dasarnya untuk mempelajari dan mengembangkan
konsep ICT/ Komputer sangatlah sederhana, tinggal bagaimana seseorang mengembangkan pola
pikirnya ke arah positif untuk maju dan berkembang untuk mendapatkan tingkat akselerasi yang
baik. Setelah pemanfaatan ICT/Komputer dapat dikuasai maka yang tidak kalah pentingnya
adalah bagaimana mengaplikasikan ICT/Komputer dalam kehidupan Pendidikan dan
Pembelajaran. sebagai penerapan yang mungkin digunakan di sekolah diantaranya: Jaringan
Komputer Lokal atau LAN (Local Area Network), Koneksi ke Internet, Laboratorium Komputer,
Sistem Informasi yang berkaitan dengan kegiatan sekolah seperti Perpustakaan, Data Pelajar,
Bahan Pelajaran, dll. Penerapan ICT ini harus dalam sebuah kesatuan, integrasi teknologi ini
harus menjadi sebuah bentuk penerapan yang mendukung secara utuh proses pendidikan dan
pembelajaran sehari-hari di sekolah, sehingga usaha dan dana yang dikeluarkan untuk
pengadaannya tidak menjadi sia-sia. Program ini benar-benar dapat diterapkan di semua sekolah.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan sarana untuk melaksanakan proses
pendidikan dan pembelajaran.
Tujuan pengembangan ICT atau komputer dalam pendidikan adalah:
 Menciptakan pusat layanan informasi pendidikan bagi sekolah, industri dan masyarakat.
 Pusat interkoneksi intranet dan internet di setiap kota/kabupaten dan sekolah.
 Memperluas proses pembelajaran yang terstandar di semua jenjang pendidikan di seluruh
Indonesia.
 Mengurangi perbedaan pendidikan di setiap jenjang pendidikan di seluruh Indonesia.
Sebagai sarana pembelajaran jarak jauh yang merupakan salah satu strategi untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Mempersiapkan SDM Indonesia yang memiliki
kompetensi skala nasional dan internasional berbasis keunggulan lokal. Manajemen
Berbasis Sekolah (Suplemen BAC) 7
 Menyediakan pusat informasi yang inovatif yang mampu membangkitkan kreatifitas
guna meningkatkan kompetensi.
 Mendistribusikan internet ke sekolah, dinas pendidikan dan institusi pendidikan lainnya.
 Membantu memajukan perekonomian daerah melalui informasi dan komunikasi.
Untuk membuat media pembelajaran yang kreatif dan inovatif bebasis ICT perlu
memanfaatkan perangkat multimedia. Dengan perangkat multimedia dapat menyerap konsentrasi
dari segala aspek rangsangan yang ada pada indra manusia, antara lain visual, audio dan motorik.
Pemanfaatan multimedia pembelajaran saat ini sudah banyak diproduksi dan diterapkan di
sekolah-sekolah, universitas maupun lembaga diklat. Multimedia pembelajaran yang baik adalah
paket yang dapat mengakomodasi semua konsep ICT yang sesuai untuk siapa, kapan dan dimana
multimedia pembelajaran tersebut digunakan. Karena sebaik dan secanggih apapun multimedia
pembelajaran dibuat kalau tidak dapat dicerna dengan mudah oleh pebelajar maka artinya media
tersebut tidak baik karena tidak memberikan tambahan pemahaman pada pebelajar yang
bersangkutan.
Hal-hal yang penting dalam penerapan dan pembuatan media pembelajaran berbasis ICT antara
lain:
1. Unsur visual yang sesuai dengan kondisi materi yang diajarkan. Misal meng-gunakan
gambar atau animasi harus berhubungan dengan materi yang sedang dibahas. Jangan
sampai animasi mendominasi tampilan sehingga terkesan menggangu
2. Unsur suara yang jelas dan tertata sehingga mudah didengar secara sempurna dan
terkesan indah, merdu dan mudah dipahami. Selingan musik hanya diberikan pada hal-hal
yang tidak memerlukan perhatian serius untuk dianalisa dan dipahami.
3. Pemanfaatan ukuran huruf yang tepat dan sesuai dengan topik dan materi yang dibahas
serta seimbang dengan tampilan keseluruhan media yang ditayangkan.
4. Penggunaan warna yang menarik sesuai dengan kondisi dan posisi tayangan dan harus
diseimbangkan dengan warna huruf dan gambar yang ada.
Beberapa hal berikut ini dapat kita jadikan acuan sebagai konsep dasar yang paling sederhana
dalam mengaplikasikan ICT/Komputer dalam dunia pendidikan, dan pembelajaran, yaitu:
1. Adanya web site pada sekolah dengan dwi bahasa (Inggris dan Indonesia)
a. Pusat interkoneksi intranet dan internet di setiap sekolah.
b. Pusat layanan informasi pendidikan bagi sekolah, Pemerintah, industri dan masyarakat
yang meliputi kegiatan sekolah antara lain: Penerimaan Siswa Baru, Data Sekolah,
Data Siswa, Proses Pembelajaran, Berita Sekolah, Bursa Kerja Khusus, Evaluasi, dll.
2. Sarana Komunikasi Sisterschool dan partnership dengan sekolah luar negeri. ICT sebagai
alat komunikasi di sekolah dan dengan partnership Luar negeri bermanfaat sebagai:
a. Video Conference (Pembelajaran Jarak Jauh)
b. Tukar-menukar informasi unutk mengembangkan pembelajaran
3. ICT sebagai instrument untuk menampilkan pelaporan sekolah kepada stakeholder
(Pemerintah, Guru, Pemda, masyarakat dan industri serta partnership.
4. Sarana kemudahan presentasi dan akses ke sumber referensi
A. Sumber data informasi lembaga yang berfungsi sebagai media informasi dan
promosi kinerja lembaga.
B. Berkenaan dengan tujuan dan sasaran dari pendidikan dan pembelajaran pada
masyarakat pendidikan.
C. Apakah silabus yang dipakai sudah tepat dan dimana tempat untuk mencari acuan
yang tepat.
D. Metode-metode pengajaran harus tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan
E. Jadwal pelajaran, jadwal diklat, atau jadwal ujian dapat di-upload secara online
F. Pemberian tugas dan pengumpulan data
G. Sebagai media penampung informasi daftar referensi atau bahan bacaan
H. Profil lembaga dan kontak pengajar atau masyarakat instansi
a. Pemanfaatan diktat dan catatan pelajaran
b. Memudahkan pencarian dan pembuatan bahan presentasi
c. Sebagai bank data semisal mencari contoh ujian yang lalu atau soal yang lalu
d. Sebagai media tanya jawab / FAQ (frequently asked questions)
e. Sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas
f. Sebagai penyedia situs-situs bermanfaaat
g. Pencarian artikel-artikel dalam jurnal online
5. Sarana Komunikasi dalam kelas yang atraktif, inovatif dan menarik
A. Pemanfaatan forum diskusi online
B. Mailing list diskusi
C. Papan pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah,
informasi tugas dan deadline-nya)
D. Sarana untuk melakukan kerja kelompok
6. Sarana untuk sharing file dan direktori dalam kelompok
7. Sarana diskusi untuk mengerjakan tugas dalam kelompok
8. Sistem ujian online dan pengumpulan umpan balik (feedback)
Memanfaatkan fasilitas jaringan lokal maupun internet sebagai saran ujian yang online
memudahkan dan menyederhanakan kerja pendidik.
Konsep diatas tidak mutlak harus ada semua dalam sebuah aplikasi ICT instansi
pendidikan, karena tiap lembaga atau sekolah selalu mempunyai latar belakang keadaan dan
topologi geografis yang berbeda, maka biasanya selalu Manajemen Berbasis Sekolah (Suplemen
BAC) mempunyai konsep yang berbeda pula. Yang paling penting adalah pemanfaatan ICT dapat
diterapkan seoptimal mungkin untuk memberikan akselerasi pendidikan ke arah positif dan maju
dengan lebih cepat, berkesinambungan, terarah dan ter-koordinasi.
C. Pemanfaatan e-Learning
Ketika kita berbicara tentang pemanfatan e-Learning, maka hakikatnya adalah sama saja
dengan strategi pemanfaatan perangkat lunak. Hal ini karena e-Learning adalah juga merupakan
suatu perangkat lunak. Aplikasi e-Learning terlengkap dan terbaik yang ada di internet belum
tentu sesuai dengan kebutuhan sebenarnya dari pengguna. Saat ini sebenarnya industri e-
Learning sedang mengalami krisis, yang berakibat ke kegagalan e-Learning. Dari sebuah studi
tahun 2000 yang dilakukan oleh Forrester Group kepada 40 perusahaan besar menunjukkan
bahwa sebagian besar pekerja (lebih dari 68%) menolak untuk mengikuti pelatihan/kursus yang
menggunakan konsep e-Learning. Ketika e-Learning itu diwajibkan kepada mereka 30%
menolak untuk mengikuti ([Dublin, 2003] dalam Romi Satria Wahono. IlmuKomputer.Com)
Sedangkan studi lain mengindikasikan bahwa dari orang-orang yang mendaftar untuk
mengikuti e-Learning, 50-80% tidak pernah menyelesaikannya sampai akhir ([Delio, 2000]
dalam Romi Satria Wahono)
Dari berbagai literatur yang ada, kegagalan e-Learning sebagian besar diakibatkan oleh
kegagalan dalam analisa kebutuhan yang mengandung pengertian bahwa pengembang tidak
berhasil meng-capture apa sebenarnya kebutuhan dari pengguna (user needs). Hasil dari proses
analisa kebutuhan (requirements analysis) pengguna diterjemahkan sebagai fitur-fitur yang
sebaiknya masuk dalam sistem e-Learning yang di kembangkan.
Sebagai pedoman fitur-fitur yang biasanya disediakan dalam sistem e-learning dapat
menggunakan konsep penggunaan ICT yang penulis kemukakan diatas. Karena pada dasarnya e-
Learning merupakan salah satu metode penerapan ICT yang berbasis WEB dengan
menggunakan teknologi Internet, dalam artian sistem jaringan online yang lebih luas tanpa batas.
Dengan sistem e-Learning, seseorang yang ingin belajar bebas untuk memilih apa yang akan di
pelajari dalam waktu yang tidak terikat dan bebas untuk mengekspresikan semua materi yang
didapatkan.
Dalam pembuatan konsep pengaplikasian e-Learning alangkah baiknya bila kita gunakan
konsep-konsep yang berbasis pada analisis kebutuhan tiap-tiap pemakai. Sehingga dalam hal ini
diperlukan suatu kerja sama yang saling berkaitan dalam membentuk suatu wadah untuk
menuangkan karya cipta antara kebutuhan dan proses produksi materi untuk menghasilkan
pembelajaran berbasis e-Learning yang optimal dan sesuai. Maka dalam hal ini diperlukan suatu
pengembangan SDM yang dapat menguasai teknologi dan materi-materi pendidikan untuk dapat
bekerja sama membentuk team work yang solid.
Merangkum berbagai pemikiran, Uwes A. Chaeruman (2008) menyatakan bahwa integrasi
TIK dalam pembelajaran yang sesungguhnya harus memungkinkan terjadinya proses belajar
yang:
1. Aktif; memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik
dan bermakna.
2. Konstruktif; memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan
tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.
3. Kolaboratif; memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling
bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk
sesama anggota kelompoknya.
4. Antusiastik; memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Dialogis; memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial
dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik
di dalam maupun luar sekolah.
6. Kontekstual; memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna
(real-world) melalui pendekatan ”problem-based atau case-based learning”
7. Reflektif; memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta
merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.
(Jonassen (1995), dikutip oleh Norton et al (2001)).
8. Multisensory; memungkinkan pembelajaran dapat disampaikan untuk berbagai modalitas
belajar (multisensory), baik audio, visual, maupun kinestetik (dePorter et al, 2000).
9. High order thinking skills training; memungkinkan untuk melatih kemampuan berpikir
tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll.) serta secara tidak
langsung juga meningkatkan ”ICT & media literacy” (Fryer, 2001).
III. PENUTUP
Program pembelajaran berbasis ICT melalui media internet, sangat cocok diterapkan di
kelas, karena siswa akan dapat dengan mudah mencari informasi dan berkomunikasi dengan
komunitas lainnya. Selain itu internet dapat memberikan contoh-contoh nyata mengenai
pengetahuan yang terintegrasi. Internet memberikan informasi elektronik yang tidak terkira
jumlahnya yang dikemas dalam berbagai cara dan yang mewakili berbagai topik yang berbeda-
beda. Dengan jumlah jam pelajaran yang sangat banyak (36 jam/minggu) di kelas, dan belum
adanya layanan individual sesuai dengan bakat dan minat siswa, mengakibatkan siswa harus
mempelajari semua mata pelajaran dalam waktu yang sangat cepat. Melalui media internet, dan
kemampuan komputer untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik semua itu dapat
dengan cepat teratasi, dengan program e-learning, online learning, web-based learning, school
net, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
 Ade Koesnandar. 2007. TIK untuk pembelajaran. Jakarta: Pustekom Depdiknas.
 Asep Zaenal Rahmat. 2008. Strategi pembelajaran berbasis TIK. Jakarta: Pustekom
Depdiknas.
 Direktur Pembinaan SMK, 2008. Kebijakan dan Program Strategis SMK dalam
Memasuki Persaingan Global. Jakarta: Direkturat Pembinaan SMK
 ——, 2003. Undang-undang Replublik Indonesia Nomor 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Dharma Bhakti
 Departemen Pendidikan Nasional, 2006. Garis Besar Program Kegiatan Pengembangan
ICT dan TV Edukasi. Jakarta: Direkturat Pembinaan SMK.
 Isjoni, dkk, 2008, ICT Untuk Sekolah Unggul. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
 Puji Raharjo. 2008. Pemanfaatan internet dalam pembelajaran Jakarta: Pustekom
Depdiknas

Anda mungkin juga menyukai