Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA II

EFEK FOTOLISTRIK 2
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika II
Dosen Pengampu :
Dr. wiendartun M.Si

Oleh :
M. Najib Alyasyfi (1403715)

Teman Sekelempok:
- Asep Saehudin (1407116)

Pelaksanaan Percobaan :
Hari/Tgl/Jam : Senin/27 Maret 2017/13.00-14.40 WIB

LABORATORIUM FISIKA LANJUT


PROGRAM STUDI FISIKA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
A. Tujuan Percobaan
1. Memahami fenomana efek fotolistrik.
2. Menentukan konstanta planck.

B. Dasar Teori

Efek Fotolistrik adalah gejala terlepasnya elektron dari permukaan suatu logam akibat
disinari oleh foton yang memiliki frekuensi lebih besar daripada frekuensi ambang permukaan
logam. Pada tahun 1905 Einstein menemukan bahwa paradoks yang timbul dalam effek foto
listrik dapat dimengerti hanya dengan memasukkan pengertian radikal yang pernah diusulkan
lima tahun sebelumnya oleh ahli fisika teoritis Jerman Max Planck.

Ketika itu Planck mencoba menerangkan radiasi karakteristik yang dipancarkan oleh benda
mampat. Sifat yang dapat diamati dari radiasi benda hitam ini tidak dapat diterangkan
berdasarkan prinsip fisis yang dapat diterima pada waktu itu. Planck dapat menurunkan rumus
yang dapat menerangkan radiasi spektrum ini (yaitu kecerahan relatif dari berbagai panjang
gelombang yang terdapat) sebagai fungsi dari temperatur dari benda yang meradiasikannya
kalau ia menganggap bahwa radiasi yang dipancarkan terjadi secara tak kontinu (diskontinu),
dipancarkan dalam catuan kecil, suatu anggapan yang sangat asing dalam teori elektromagnetik.
Catuan ini dinamakan kuanta.

Dengan demikian teori kuantum cahaya Einstein sangat erat kaitannya dengan hipotesa
Planck tentang terkuantisasinya energi osilator pada permukaan benda hitam sempurna. Hal ini
merupakan penyempurnaan konsep yang dikemukakan oleh Planck. Pendapat yang
dikemukakan Einstein adalah, suatu berkas cahaya terdiri dari paket-paket energi berharga
diskrit dengan sifat-sifat :

1. Paket energi merambat dengan kecepatan cahaya c, tetapi berbeda dengan gelombang, energi
ini tidak merambat dalam ruang dan tetap menempati volume yang sangat terbatas dalam
ruang.
2. Energi paket terkait dengan frekwensi secara linier dengan hubungan E  h .
3. Dalam peristiwa foto listrik sebuah paket menyerahkan energi seluruhnya pada elektron, dan
elektron itu kemudian meninggalkan logam.
Hipotesa yang berkaitan dengan teori kuantum cahaya hanya meliputi butir 1 dan 2 sedangkan
butir 3 khusus terkait dengan effek foto listrik.

Gambar alat yang digunakan dalam percobaan Millikan mengenai effek foto listrik seperti di
bawah ini.

Gambar 1

Rangkaian Pengamatan Effek Foto Listrik

Laju pancaran elektron diukur sebagai arus listrik pada rangkaian luar dengan menggunakan
amperemeter, sedangkan energi kinetiknya ditentukan dengan menggunakan suatu potensial
perlambatan (retarding potensial) pada anoda sehingga elektron tidak mempunyai energi yang
cukup untuk melewati potensial yang terpasang. Secara experimen, tegangan perlambatan terus
diperbesar sehingga pembacaan arus pada amperemeter menuju ke nol. Tegangan yang
bersangkutan dengan ini disebut potensial pemberhenti (Stopping Potential) V0, karena elektron
yang berenergi tinggi tidak dapat melewati potensial henti ini, maka ukuran V0 merupakan suatu
cara untuk menentukan energi kinetik maksimum elektron Ekmaks.

Kmaks  e.V0

Fakta-fakta eksperimen efek fotolistrik yang tidak mampu dijelaskan oleh fisika klasik :

a. Energi kinetik elektron foto tidak bergantung intensitas, tetapi bergantung pada frekuensi
cahaya
b. Diperlukan frekuensi ambang untuk menghasilkan efek fotolistrik dan setiap logam
memiliki frekuensi ambang yang berbeda-beda. Frekuensi ambang adalah frekuensi terkecil
yang masih menghasilkan efek fotolistrik. Jadi frekuensi harus lebih besar dari frekuensi
ambangnya. Agar efek fotolistrik terjadi.

Dengan demikian hipotesa Einstein menghasilkan hubungan kekekalan energi


h  E k  W

Atau untuk elektron yang paling energetik

h  E k  W0

Hal ini dapat menerangkan secara konseptual fakta-fakta eksperimental tentang efek fotolistrik.
Dari ungkapan

Ek  h  W0
Ek  e.V0

Jelas bahwa Ek atau V0 hanya bergantung dari frekuensi dan bukan dari intensitas cahaya.

C. Alat dan Bahan


1. Planck’s Const. Apparatus.
2. Voltmeter.
3. Ammeter.
4. Kabel Penghubung.
D. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menyalakan set alat dan memastikan kondisi awal jarum voltmeter dan galvanometer
menunjukan angka nol
3. Mengatur agar besar potensial penghalang berada di posisi nol.
4. Mengatur panjang gelombang sinar dating pada foto sel dengan cara memutar revolver.
Dengan ketentuan setiap sudut di revolver, nilai panjang gelombangnya sudah tertera
dialat.
5. Menaikan besar potensial penghalang untuk nilai sudut-sudut (nulai panjang gelombang)
tertentu, sampai galvanometer menunjukan angka nol.
6. Mencatat nilai beda potensial untuk setiap nilai sudut tertentu
7. Mengulangi kembali langkah 3,4,5,6 sampai didapatkan beberapa nilai sudut (nilai panjang
gelombang) dan tiga nilai beda potensial penghalang untuk setiap panjang gelombang yang
digunakan
8. Merapihkan kembali alat dan bahan yang sudah digunakan
E. Data Hasil Percobaan

No Sudut (i±0.5°) Panjang gelombang (nm) V1 (volt) V2 (volt) V3 (volt)

1 -8 386 0.95 1 0.95

2 -7 411 1 1 1

3 -6 437 0.95 0.95 0.95

4 -5 463 0.9 0.9 0.9

5 -4 489 0.8 0.8 0.8

6 -3 514 0.75 0.7 0.7

7 -2 539 0.65 0.65 0.65

8 -1 564 0.6 0.6 0.6

9 0 589 0.5 0.55 0.55

F. Pengolahan Data

Nilai frekuensi  didapat dari perbandingan kecepatan cahaya terhadap tiap nilai panjang
gelombang.
Maka, dari data diatas dapat dibuat grafik untuk mencari nilai dari frekuensi awal 0 , yaitu
grafik antara tegangan dengan frekuensi. Membuat grafik kita akan menggunakan software
Origin.

No Sudut Panjang gelombang (nm) V1 V2 V3 V rata- Frekunsi


(i±0.5°) (volt) (volt) (volt) rata (Hz)
1 -8 386 0.95 1 0.95 0.9666667 7.77202E+14
2 -7 411 1 1 1 1 7.29927E+14
3 -6 437 0.95 0.95 0.95 0.95 6.86499E+14
4 -5 463 0.9 0.9 0.9 0.9 6.47948E+14
5 -4 489 0.8 0.8 0.8 0.8 6.13497E+14
6 -3 514 0.75 0.7 0.7 0.7166667 5.83658E+14
7 -2 539 0.65 0.65 0.65 0.65 5.56586E+14
8 -1 564 0.6 0.6 0.6 0.6 5.31915E+14
9 0 589 0.5 0.55 0.55 0.5333333 5.09338E+14
-
Dari hasil analisis diatas kita dapatkan
𝑦 = 2.2042 𝑥 10−15 𝑥 − 0.57013
Jika y  0 , maka
0.57013
𝑥 = 𝑓0 =
1.6928 × 10−15

𝑓0 = 3.3679 × 1014 Hz
Dari pengolahan data diatas, kita mendapati nilai frekuensi awal. Karena menurut Milikan
h V0
 , maka kita membutuhkan satu grafik lagi untuk mencari nilai konstanta Planck,
e   0
dari data berikut.

V rata-rata Frekunsi (Hz) F-Fnol Fnol


(volt)
0.9666667 7.77202E+14 4.40412E+14 3.37E+14

1 7.29927E+14 7.29927E+14 3.37E+14

0.95 6.86499E+14 6.86499E+14 3.37E+14

0.9 6.47948E+14 6.47948E+14 3.37E+14

0.8 6.13497E+14 6.13497E+14 3.37E+14

0.7166667 5.83658E+14 5.83658E+14 3.37E+14

0.65 5.56586E+14 5.56586E+14 3.37E+14

0.6 5.31915E+14 5.31915E+14 3.37E+14

0.5333333 5.09338E+14 5.09338E+14 3.37E+14


Y=A+B*X

Dari pengolahan grafik diatas didapat bahwa nilai dari gradien grafik adalah perbandingan
antara nilai konstanta Planck terhadap muatan elektron. Maka,

= 2.2042 × 10−15
𝑒

ℎ = 1.6 × 10−19 × 2.2042 × 10−15

ℎ = 3.5267 × 10−34 𝐽𝑠
Dan nilai ketidakpastian untuk konstanta Planck berdasarkan literature adalah:
6.626 𝑥 10−34 − 3.5267𝑥 10−34
∆ℎ = | | 𝑥 100% = 46,7%
6.626 𝑥 10−34
Maka Fungsi kerja logam yang digunakan ialah

ℎ𝑣 = ℎ𝑣0 = 6.626 𝑥 10−34 𝑥 3.3679 𝑥 1014 = 2,2315 𝑥 10−19 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 = 1.3946 𝑒𝑉

G. Analisis Data
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didpatkan besar nilai frekuensi ambang 𝑓0
sebesar 3.3679 × 1014 Hz dan besar konstanta Planck 3.5267 × 10−34 𝐽𝑠. Nilai presentase
kesalahan akurasi dari harga konstanta Planck yang didapat berdasarkan literature sebesar

6.626 𝑥 10−34 − 3.5267 𝑥 10−34


∆ℎ = | | 𝑥 100% = 46.7%
6.626 𝑥 10−34

Perbedaan hasil yang lumayan besar dari literatur ini disebabkan:


- Dapat diperkirakan logam yang digunakan bukan merupakan logam murni
- Rendahnya sensitivitas dan akurasi dari voltmeter yang digunakan
- Busur derajat yang digunakan kurang presisi
- Faktor gangguan dari partikel udara dan
- Ada hambatan dari sambungan antara kabel dengan galvanometer
. Hasil pengolahan data juga menunjukan besar nilai dari fungsi kerja logam yang digunakan
yaitu sebesar 2,2315 𝑥 10−19 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒 = 1.3946 𝑒𝑉. Dalam literatur tidak ada fungsi kerja
logam bernilai 1.3946 eV namun menurut Arthur Beiser dalam buku fisika modern. Nilai
fungsi pada atom cesium ialah sebesar 1.9 eV sehingga besar presentase kesalahan akurasi
1.9−1.39
dapat ditentukan sebesar | | 𝑥 100% = 26.8 %, perbedaan nilai ini dipengaruhi oleh
1.9

kesalahan dalam menentukan frekuensi ambang karena faktor yang sudah disebutkan diatas.
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa besar nilai frekuensi
ambang sebesar 3.3679 × 1014 Hz sedangkan besar konstanta Planck 3.5267 × 10−34 𝐽𝑠
dengan presentase kesalahan akurasi terhadap literature sebesar 46,7%. bsedangkan untuk nilai
dari fungsi kerja sebesar 1.3946 eV dengan presentase kesalahan akurasi sebesar 26,8 %.

I. Daftar Pustaka

Arthur Beiser. 1989. Konsep Fisika Modern. edisi ketiga, Erlangga. Jakarta
Krane, Kenneth S. 1992. Fisika Modern. Alihbahasa : Hans J. Wospakrikdan SofiaNiksolihin.
Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
Surya, Yohanes. 2010. Fisika Modern. Serpong, Tangerang: Tim Kandel
Tim Dosen Eksperimen Fisika II. 2013. Modul Eksperimen Fisika II. Laboratorium Fisika
Lanjut

vg

Anda mungkin juga menyukai