Kapasitas Kerja Fisik
Kapasitas Kerja Fisik
Salah satu faktor penting dalam suatu industri adalah tenaga kerja
manusia, karena kinerjanya sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu
faktor tersebut adalah kelelahan kerja. Perlunya menganalisis konsumsi energi dan
beban kerja yang dipakai pada beberapa pekerjaan tertentu masih menduduki
prioritas utama dan bertujuan antara lain pemilihan frekuensi dan periode
istirahat.
Denyut jantung, suhu tubuh dan tingkat mengantuk selama bekerja diamati
untuk dilihat pola pergerakan atau perubahannya. Pola perubahan tiga kriteria
fisiologis tersebut saling berhubungan sehingga memiliki pola yang sama. Tiga
kriteria fisiologis tersebut adalah kriteria yang plaing mudah untuk diamati dalam
menetukan beban kerja. Pada dasarnya ketiga kriteria fisiologis tersebut
merupakan tiga hal yang selalu dialami akibat dari melakukan suatu pekerjaan.
Pengukuran denyut jantung pekerja dilakukan untuk mengetahui konsumsi
energi pekerja selama bekerja. Pengukuran denyut jantung dilakukan kepada
kelima pekerja. Pengukuran suhu tubuh pekerja dilakukan untuk mnegetahui pola
naik turunnya suhu tubuh selama bekerja. Kuesioner tingkat mengantuk
digunakan untuk mengetahui tingkat mengantuk yang dirasakan pekerja selama
bekerja. Kuesioner ini digunakan karena dapat melihat pola perubahan tingkat
mengantuk seseorang selama beraktivitas.
Skala Penilaian Tingkat Mengantuk Stanford
Pola pergerakan denyut jantung pekerja tiap jam dapat dilihat pada grafik
di atas. Denyut jantung selama 3 jam bekerja menunjukkan pola yang menaik. Hal
ini dikarenakan ketika mulai bekerja denyut jantung akan terus meningkat sampai
waktu tertentu tubuh mulai merasakan kelelahan.
400
350
300
250
Rata-Rata
200 3
150 2
100 1
50
0
Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja Pekerja
1 2 3 4 5 6 7
Selanjutnya, dihitung lama wkatu istirahat yang dibutuhkan oleh pekerja seperti
yang ditunjukkan pada Tabel Lama Waktu Istirahat Pekerja (menit). Lama waktu
yang dibutuhkan dihitung menggunakan rumus:
TR = T(K-S) / (K-1.5)
T = Total waktu kerja
K= Konsumsi Energi Rata-Rta
S=Pengeluaran energi yang direkomendasikan(3,6 kkal)
Nilai negatif berarti waktu istirahat yang dilakukan pekerja sudah cukup,
atau dapat dikatakan juga pekerja mengalami mengalami tingkat kelelahan yang
kecil sehingga tidak diperlukan waktu istirahat. Hal ini dapat diakibatkan oleh jeni
kerja pekerja yang tergolong ringan.
Tabel Christensen Kriteria untuk Pengujian Kritis Atas Beban Kerja
(Denyut Jantung)
Beban Kerja Denyut Jantung (denyut/menit)
Rendah Sekali 60-70
Rendah 75-100
Sedang 100-125
Tinggi 125-150
Tinggi sekali 150-175
Amat tinggi sekali >175
TINGKAT MENGANTUK
Secara umum, tingkat mengantuk pekerja semaikn meningkat ketika
bekerja semakin lama. Salah satu hal yang meneyebabkan hal tersebut adalah
reaksi alami tubuh untuk mengantuk ketika waktu bekerja semakin lama. Rasa
lelah dan rasa mengantuk berhubungan dengan beberapa organ fisik dan fisiologis
tubuh, bila salah satunya mendapatkan suatu reaksi maka yang lain juga akan
bereaksi. Denyut jantung dan suhu tubuh yang meningkat seitring dengan waktu
kerja yang semakin lama juga berpengaruh terhadap tingkat mengantuk.
Saat memulai kerja semua pekerja merasakan keadaan tidak mengantuk
dan siap untuk bekerja. Keadaan respon dan konsentrasi juga baik.
8
7
6
5
4 Jam ke-1
3 Jam ke-2
2 Jam ke-3
1
0
Pada jam pertama, pekerja tidak merasakan keadaan sama sekali tidak
mengantuk dan merasa terjaga. Hal tersebut dapat dikarenakan semua pekerja
sedang dalam keadaan bekerja pada puncaknya. Pada jam kedua beberapa pekerja
mulai merasakan malas untuk bekerja atau beraktivitas, yang ditunjukkan dengan
adanya skala 4 dan 5. Perasaan mulai malas beraktivitas ini dapat dirasakan salah
satunya karena pekerja mulai merasakan kelelahan dan merespon dengan rasa
mengantuk. Tingkat mengantu ini mencapai puncaknya pada jam ketiga, ketujuh
pekerja mulai malas dan kehilangan niat untuk beraktivitas, bahkan beberapa
sudah merasakan mengantuk berlebih dan ingin berbaring. Hal tersebut dapat
dilihat dari nilai skala 5 dan 6 yang dirasakan pekerja.
Secara umum tingkat mengantuk terendah dirasakan oleh pekerja 1. Hal
tersebut dikarenakan pekerjaan yang dilakukan pekerja 1 lebih ringan daripada
pekerja lain. Perubahan tingkat mengantuk yang tidak begitu signifikan atau
drastis dialami oleh pekerja 5. Pola tingkat mengantuk tersebut dapat dikarenakan
pekerjaan pekerja 5 tidak menimbulkan kelelahan yang terlalu besar atau berlebih
dengan perubahan yang drastis selama bekerja. Langsung istirahat setelah 3 jam
bekerja sangat dianjurkan mengantisipasi tingkat mengantuk pada hari setelahnya
saat bekerja.