Perusahaan Manufaktur
(PT. UNILEVER INDONESIA, Tbk.)
Disusun Oleh:
Istilah ini bisa digunakan untuk aktivitas manusia, dari kerajinan tangan sampai ke
produksi dengan teknologi tinggi, namun demikian istilah ini lebih sering digunakan untuk
dunia industri, di mana bahan baku diubah menjadi barang jadi dalam skala yang besar.
Manufaktur ada dalam segala bidang sistem ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas,
manufakturing biasanya selalu berarti produksi secara masal untuk dijual ke pelanggan untuk
mendapatkan keuntungan.
Unilever Indonesia melepas 15% sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya pada tahun 1981. Unilever Indonesia mempunyai lebih dari 1.000 distributor di
seluruh Indonesia.
PT Anugrah Lever
PT Technopia Lever
PT Knorr Indonesia
PT Sara Lee
DASAR HUKUM
Sebagai operator supermarket, hipermarket, minimarket, dan gerai kesehatan dan
kecantikan, kegiatan usaha Perseroan dipengaruhi oleh beberapa peraturan di Indonesia,
termasuk namun tidak terbatas pada:
Peraturan Pelaksanaan
Sebagaimana telah disebutkan di atas, IUTM diterbitkan oleh Bupati/Walikota
atau, untuk wilayah DKI Jakarta, oleh Gubernur. Dengan demikian, untuk
menerbitkan IUTM, pemerintah daerah perlu mengeluarkan peraturan daerah yang
mengatur, antara lain, tata cara untuk memperoleh IUTM. Sebelum berlakunya
Perpres No. 112/2007 dan Peraturan No. 53/2008, beberapa pemerintah daerah di
Indonesia (contohnya pemerintah daerah DKI Jakarta) telah menerbitkan peraturan-
peraturan daerah mengenai toko modern. Berkaitan dengan hal ini, Perpres No.
112/2007 dan Peraturan No. 53/2008 mengisyaratkan pemerintah-pemerintah daerah
di Indonesia untuk :
1) Menerbitkan peraturan daerah baru mengenai IUTM; atau
2) Menyesuaikan peraturan-peraturan daerah yang sudah ada tentang toko modern
agar sesuai dengan Perpres No. 112/2007 dan Peraturan No. 53/2008. Banyak
pemerintah daerah belum menerbitkan peraturan-peraturan daerah sebagai
peraturan pelaksanaan dari Perpres No. 112/2007 dan Peraturan No. 53/2008.
TINJAUAN TEORITIS
Dilihat dari jenis usahanya, PT. Hero Supermarket, Tbk. termasuk dalam kategori
perusahaan dagang pengecer (retailer). PT. Hero Supermarket, Tbk. telah mengoperasikan
lima merk ritel dengan format yang berbeda, yaitu Hero Supermarket, Guardian, Starmart,
Giant Hypermarket, dan Giant Supermarket. Pada Maret 2012, Perseroan ini menandatangani
Franchise Development Agreement dengan IKEA System yang akan memperkenalkan merek
IKEA ke Indonesia. Dikarenakan perseroan ini telah resmi menandatangani perjanjian
waralaba untuk membuka IKEA di Indonesia. Berbagai macam peraturan dapat disesuaikan
dengan karakteristik perseroan ini sendiri dan harus dilaksanakan sebagaimana yang telah
tercantum di dalam peraturan-peraturan yang telah dibahas sebelumnya dalam makalah ini.
Berdasarkan jenis usaha serta bentuk usaha dari PT. Hero Supermarket, Tbk. maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa tinjauan teoritis yang terkandung didalam jenis
dan bentuk usaha yang dimiliki PT. Hero Supermarket, Tbk. adalah sebagai berikut:
1. PPh 21
Dalam PT. Hero Supermarket, Tbk. dikenakan pajak PPh 21 karena PT. Hero
Supermarket, Tbk. mempunyai pegawai dimana setiap pegawai tersebut harus dipotong PPh
21 yang merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi yang merupakan subjek pajak
dalam negeri.
Perhitungan PPh 21 terbaru selalu disesuaikan dengan tarif PTKP (Penghasilan Tidak
Kena Pajak) terakhir yang ditetapkan DJP. PTKP 2016 (PTKP terbaru) yang tercantum
pada Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2015 adalah sebagai
berikut:
Rp 54.000.000,- per tahun atau setara dengan Rp 4.500.000,- per bulan untuk wajib
pajak orang pribadi.
Rp 4.500.000,- per tahun atau setara dengan Rp 375.000,- per bulan tambahan untuk
wajib pajak yang kawin (tanpa tanggungan).
Rp 4.500.000,- per tahun atau setara dengan Rp 375.000,- per bulan tambahan untuk
setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus
atau anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (orang)
untuk setiap keluarga.
2. PPh 22
PT. Hero Supermarket, Tbk. dikenakan pajak PPh 22 dikarenakan PT. Hero
Supermarket, Tbk. mempunyai barang-barang atau produk-produk yang diimpor seperti
produk impor dari Korea yang berupa mie instan, kimchi, makanan ringan maupun bumbu
masak. Selain dari negara Korea, PT. Hero Supermarket, Tbk. juga megimpor produk-produk
dari negara lain.
3. PPh 23
PT. Hero Supermarket, Tbk. dikenakan pajak PPh 23 karena PT. Hero Supermarket,
Tbk. menggunakan jasa instalasi yang merupakan bagian dari pajak PPh 23, jasa instalasi itu
berupa pemasangan listrik maupun pemasangan perabotan yang ada dalam perusahaan
tersebut, selain itu bisa juga karena PT. Hero Supermarket Tbk. menggunakan jasa konsultan
ataupun jasa profesi lainnya yang termasuk dalam objek pajak PPh 23, termasuk juga
dividend, bunga, dsb.
4. PPh 25
Beban dan hutang pajak PT. Hero Supermarket, Tbk. yang ada selama satu tahun
dibayar dengan cara diangsur untuk meringakan beban PT. Hero Supermarket, Tbk. dalam
membayar hutang pajak tersebut.
5. PPh 26
PPh final ini dikenakan pada PT. Hero Supermarket, Tbk. karena PT. Hero
Supermarket, Tbk. banyak membuka gerai di mall dimana PT. Hero Supermarket, Tbk. harus
membayar biaya sewa tempat dimana gerai supermarketnya beroperasi. Atau misalnya PT.
Hero Supermarket, Tbk. membagikan hadiah undian, maka hadiah undian tersebut dikenakan
pajak final.
7. PPh 28 / 29
Untuk PPh lebih / kurang bayar setelah PPh terutang dikurangi dengan PPh pasal 25
dan kredit pajak (bila ada)
ASPEK PERPAJAKAN
Aspek Perpajakan terkait PT. Hero Supermarket, Tbk. akan dibahas dalam bentuk
contoh soal berikut:
1. PPh 21
David, seorang buruh pabrik di perusahaan PT. Unilever Indonesia, Tbk. dengan
status belum menikah, memperoleh upah per hari Rp 225.000. David bekerja pada
perusahaan PT. Unilever Indonesia, Tbk selama 21 hari.
Sampai dengan hari ke-20, karena jumlah kumulatif upah yang diterima belum melebihi
Rp4.500.000,00 maka tidak ada PPh Pasal 21 yang dipotong. Pada hari ke-21 jumlah
kumulatif upah yang diterima melebihi Rp4.500.000,00, maka PPh Pasal 21 terutang dihitung
berdasarkan upah setelah dikurangi PTKP yang sebenarnya.
2. PPh 22
PT. Unilever Indonesia, Tbk. mengimpor bahan baku dari China dengan harga CNY
140.000. Asuransi yang dibayar diluar negeri sebesar 10% dari harga dan biaya angkut
sebesar 5% dari harga. Bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing 10%.
(Berdasarkan kurs pajak CNY1 = Rp 2.000). PT. Hero Supermarket, Tbk. telah memiliki
API.
3. PPh 23
4. PPh 26
PT. Unilever Indonesia, Tbk. membayar honor Mr. Patrick yang bekerja sebagai
konsultan sebesar USD 10.000, dimana Mr. Patrick merupakan warga negara Amerika yang
bekerja mulai dari tanggal 15 Juli 2015 s.d 25 November 2015. Kurs yang berlaku pada bulan
November yaitu USD1 = Rp 13.000
Selama tahun 2016, PT. Unilever Indonesia, Tbk. telah melakukan penjualan kepada
konsumen sebanyak Rp 50.000.000.000.
Pada tanggal 1 September 2015, PT. Unilever Indonesia, Tbk. mengadakan event
undian bagi konsumennya, dimana hadiah undian yang diberikan berupa 1 unit motor dengan
harga sebesar Rp 18.000.000
PT. Hero Supermarket, Tbk. menyatakan dalam SPT Tahunan PPh Badan tahun 2014 bahwa
angsuran PPh Pasal 25 untuk setiap bulan mulai April 2015 adalah sebesar Rp 115.000.000
per bulan, sedangkan angsuran PPh Pasal 25 Januari-Maret 2015 mengikuti angsuran bulan
Desember 2015, yaitu sebesar Rp 135.000.000. Pada bulan April 2016, PT. Hero
Supermarket, Tbk. sudah menghitung bahwa besarnya PPh yang terutang untuk satu tahun
pajak adalah sebesar Rp1.000.000.000. Kredit pajak yang dimiliki diantaranya adalah PPh
Pasal 23 sebesar Rp 4.000 dan PPh Pasal 22 sebesar Rp 19.987.500.
JURNAL AKUNTANSI
Berdasarkan contoh soal terkait PT. Hero Supermarket, Tbk. yang telah dibahas
dalam aspek perpajakan, maka jurnal akuntansi dari setiap perhitungan adalah sebagai
berikut: