Oleh:
DESSY PUTRI ANDINI *)
ABSTRAK
Kondisi perekonomian yang sangat sulit saat ini menuntut sebuah unit bisnis untuk bisa
menciptakan sebuah unit bisnis yang prospektif dan menguntungkan dalam jangka pendek dan
jangka panjang sebagai tempat untuk melakukan investasi. Pemikiran yang kedua adalah dengan
modal yang pas – pasan, produk yang diproduksi harus dapat diterima oleh pasar sehingga
memunculkan permintaan pasar dan dapat memberikan keuntungan bagi bisnis kita. Oleh karena
itu, kita perlu untuk melakukan studi kelayakan sebuah unit bisnis agar mampu bersaing di dunia
bisnis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha waralaba “PANGESTU” dengan
menggunakan metode Payback Period, metode Benefit Cost Ratio (BCR), metode Net Present
Value (NPV) yaitu metode yang menghitung selisih nilai dengan penerimaan kas bersih dimasa
yang akan datang dan metode Internal Rate of Return (IRR) yaitu untuk mencari tingkat bunga.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode PP diperoleh hasil, yaitu 2 tahun 2 bulan,
lebih cepat dari umur ekonomis usaha selama 5 tahun. BCR memiliki nilai lebih dari 1 yang
menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk diusahakan. NPV bernilai positif, yaitu Rp.
1.099.768.059. IRR bernilai 85,95% lebih besar dari tingkat bunga yang telah ditetapkan yaitu
15%. Sehingga jika usaha ini diwaralabakan pasti banyak yang akan membeli usaha ini.
155
Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.2, Hal. 154-164, ISSN 1411-5549
Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu tetap) yang digunakan dalam proses produksi
dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) untuk memperoleh keuntungan suatu perusahaan.
RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. Menurut Halim (2005), investasi pada hakikatnya
16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut merupakan penempatan sejumlah dana pada saat
dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan
Waralaba. Selanjutnya ketentuan-ketentuan lain di masa mendatang.
yang mendukung kepastian hukum dalam format 2.1.3 Pengertian Aliran Kas (Cash Flow)
bisnis waralaba adalah sebagai berikut : Setiap usulan pengeluaran modal selalu
Keputusan Menteri Perindustrian dan mengandung dua macam aliran kas yaitu aliran kas
Perdagangan RI No. 259/MPP/KEP/7/1997 keluar netto (net outflow of cash) yaitu yang
Tanggal 30 Juli 1997 tentang Ketentuan Tata diperlukan untuk investasi baru dan aliran kas
Cara Pelaksanaan Pendaftaran Usaha masuk netto tahunan (net annual inflow of cash)
Waralaba. yaitu sebagai hasil dari investasi baru tersebut,
Peraturan Menteri Perindustrian dan sering pula disebut “net cash procceds” atau
Perdagangan RI No. 31/M-DAG/PER/8/2008 “procceds”.
tentang Penyelenggaraan Waralaba
Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang 2.1.4 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Paten. Ada beberapa definisi dari pengertian Studi
Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Kelayakan Bisnis menurut beberapa ahli. Berikut
Merek. ini definisi dari pengertian studi kelayakan bisnis,
Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang yaitu kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat
Rahasia Dagang. yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu
Banyak orang masih skeptis dengan kepastian kegiatan usaha atau proyek.
hukum terutama dalam bidang waralaba di Maksud dari sejauh mana manfaat yang dapat
Indonesia. Namun saat ini kepastian hukum untuk diperoleh disini adalah pada akhir-akhir ini telah
berusaha dengan format bisnis waralaba jauh lebih banyak dikenal oleh masyarakat, terutama
baik dari sebelum tahun 1997. Hal ini terlihat dari masyarakat yang bergerak dalam bidang dunia
semakin banyaknya payung hukum yang dapat usaha. Bermacam-macam peluang dan kesempatan
melindungi bisnis waralaba tersebut. yang ada dalam kegiatan dunia usaha, telah
Perkembangan waralaba di Indonesia, khususnya menuntut perlu adanya penilaian sejauh mana
di bidang rumah makan siap saji sangat pesat. Hal kegiatan atau kesempatan tersebut dapat
ini ini dimungkinkan karena para pengusaha kita memberikan manfaat bila diusahakan.
yang berkedudukan sebagai penerima waralaba Dengan demikian studi kelayakan yang juga
(franchisee) diwajibkan mengembangkan sering disebut dengan feasibility study merupakan
bisnisnya melalui master franchise yang bahan pertimbangan dalam mengambil suatu
diterimanya dengan cara mencari atau menunjuk keputusan, apakah menerima atau menolak dari
penerima waralaba lanjutan. Dengan suatu gagasan usaha atau proyek yang
mempergunakan sistem piramida atau sistem sel, direncanakan.
suatu jaringan format bisnis waralaba akan terus Pengertian layak dalam penilaian ini adalah
berekspansi. Ada beberapa asosiasi waralaba di kemungkinan dari gagasan usaha atau proyek yang
Indonesia antara lain APWINDO (Asosiasi akan dilaksanakan memberikan manfaat, baik
Pengusaha Waralaba Indonesia), WALI (Waralaba dalam arti manfaat finansial maupun dalam arti
& License Indonesia), AFI (Asosiasi Franchise manfaat sosial. Layaknya suatu gagasan usaha atau
Indonesia). Ada beberapa konsultan waralaba di proyek dalam arti manfaat sosial tidak selalu
Indonesia antara lain IFBM, The Bridge, Hans menggambarkan layak dalam arti manfaat
Consulting, FT Consulting, Ben WarG Consulting, finansial, hal ini tergantung dari segi penilaian
JSI dan lain-lain. Ada beberapa pameran Waralaba yang dilakukan (Ibrahim, 2003).
di Indonesia yang secara berkala mengadakan
roadshow diberbagai daerah dan jangkauannya 2.1.5 Fungsi Studi Kelayakan Bisnis
nasional antara lain International Franchise and Dilihat dari segi perbankan dan lembaga
Business Concept Expo (Dyandra),Franchise keuangan lainnya, peranan studi kelayakan bisnis
License Expo Indonesia (Panorama convex), Info menjadi lebih penting lagi untuk mengadakan
Franchise Expo (Neo dan Majalah Franchise penilaian terhadap gagasan usaha atau proyek yang
Indonesia). mempunyai sumber dana dari lembaga tersebut.
Dengan adanya studi kelayakan dalam
2.1.2 Pengertian Investasi berbagai kegiatan usaha atau proyek dapat
Secara umum, investasi adalah penanaman diketahui sampai seberapa jauh gagasan usaha
modal (baik modal tetap maupun modal tidak yang dilaksakan mampu menutupi segala
156
Dessy Putri A, Studi Kelayakan Usaha Waralaba Warung PANGESTU” Di Kabupaten Jember
kewajiban-kewajiban serta prospeknya di masa dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau
yang akan datang. Berdasarkan pada hasil tidaknya usaha tersebut dijalankan. Ada beberapa
penilaian ini pula, para pihak perbankan akan metode yang dapat digunakan untuk menganalisis
menyetujui atau tidak terhadap permintaan kredit kelayakan investasi diantaranya :
dari usaha atau proyek yang diusulkan. Perlu juga a. Metode Payback Period (PP) adalah
diketahui, penentuan kredit bukan hanya suatu metode yang menggambarkan panjangnya
tergantung pada studi kelayakan yang diajukan, waktu yang diperlukan agar dana yang
tapi juga tergantung pada jaminan kredit, koneksi, dikeluarkan/tertanam dalam suatu investasi dapat
atau hubungan antara pihak pengusaha dengan diperoleh kembali seluruhnya. Metode ini
pihak perbankan disamping bonafide tidaknya diperlukan untuk dapat menutup kembali
pengusaha tersebut namun demikian peranan studi pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran
kelayakan mempunyai andil yang cukup besar kas netto. Dalam perhitungan harus diketahui
dalam mendapatkan kredit. berapa besar dana yang dikeluarkan (Biaya Tetap
Bagi penanam modal, studi kelayakan + Biaya Operasional), kemudian berapa besar
merupakan gambaran tentang usaha atau proyek pendapatan yang diperoleh dalam masa.periode
yang akan dikerjakan dan melalui studi kelayakan pemeliahraan di tambak.
mereka akan dapat mengetahui prospek Kriteria kelayakannyaa adalah :
perusahaan dan kemungkinan-kemungkinan 1. Investasi dikatakan layak jika masa pemulihan
keuntungan yang diterima. Dengan studi modal investasi lebih pendek dari usia
kelayakan mereka akan dapat mengetahui jaminan ekonomis.
keselamatan dari modal yang ditanam dan 2. Investasi dikatakan tidak layak jika masa
berdasarkan studi kelayakan ini pula mereka akan pemulihan modal investasi lebih lama
mengambil keputusan terhadap investasi. dibandingkan usia ekonomisnya.
Berdasarkan pada uraian ini, peranan studi b. Metode Benefit Cost Ratio (BCR) adalah
kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan perbandingan antara total pendapatan selama masa
pembangunan cukup besar dalam mengadakan tertentu (besarnya manfaat) dengan capital out lay.
penilaian terhadap kegiatan usaha atau proyek Besarnya nilai BCR akan menunjukkan tingkat
yang akan dilaksanakan. Demikian pula terhadap keuntungan yang dicapai. Apabila BC ratio lebih
para pengusaha ekonomi lemah, pada umumnya dari 1,0 (satu), maka usaha yang dijalankan adalah
masalah yang dihadapi para pengusaha, selain layak untuk diusahakan/dapat diteruskan.
keterbatasan modal, juga keterbatasan sumber c. Metode (Net Present Value) NPV,
daya dalam melihat prospek usaha atau proyek Merupakan metode analisis keuangan yang
yang dikembangkan. Hal ini merupakan masalah memperhatikan adanya perubahan nilai uang
baru yang memerlukan pemecahan secara terpadu karena faktor waktu; proyeksi arus kas dapat
untuk pengembangan usaha. Bertitik tolak pada dinilai sekarang (periode awal investasi) melalui
permasalahan di atas, untuk meningkatkan peranan pemotongan nilai dengan faktor pengurang yang
para pengusaha ekonomi lemah dalam dikaitkan dengan biaya modal (persentase bunga).
perekonomian nasional, selain mengatasi masalah Kriteria kelayakannya adalah :
permodalan juga diperlukan peningkatan sumber 1. Perusahaan dinilai layak jika NPV bernilai
daya melalui penataran, terutama dalam hal studi positif, dan
kelayakan bisnis (Ibrahim, 2003). 2. Dinilai tidak layak dari aspek keuangan jika
NPV bernilai negatif.
2.1.6 Tujuan Studi Kelayakan Bisnis d. Metode (Internal Rate of Return) IRR
Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah adalah tingkat bunga yang akan diterima (PV
untuk menghindari keterlanjuran penanaman Future Procceds) sama dengan jumlah nilai
modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang sekarang dari pengeluaran modal (PV Capital
ternyata tidak menguntungkan, untuk menghindari Outlays).
resiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut Kriteria kelayakannya adalah :
investasi dalam jumlah besar (Husnan dan 1. Investasi dikatakan layak jika IRR lebih besar
Suwarsono, 2000). dari persentase biaya modal (bunga kredit) atau
sesuai dengan persentase keuntungan yang
2.1.7 Metode Analisis Kelayakan Usaha ditetapkan investor, sebaliknya;
Analisis kelayakan adalah penelitian yang 2. Dinilai tidak layak jika IRR lebih kecil dari
mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak biaya modal (bunga kredit) atau lebih rendah
atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan. dari keinginan investor.
Analisis kelayakan juga dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam
tentang suatu usaha atau bisnis yang akan
157
Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.2, Hal. 154-164, ISSN 1411-5549
158
Dessy Putri A, Studi Kelayakan Usaha Waralaba Warung PANGESTU” Di Kabupaten Jember
melalui studi pustaka mengenai studi kelayakan o Jika NPV > 0, maka investasi diterima.
bisnis. o Jika NPV < 0, maka investasi ditolak.
4.3 Metode Pengumpulan Data 4.4.4 Metode IRR (Internal Rate of Return)
Keberhasilan dalam pengumpulan data Metode IRR (Internal Rate of Return) adalah
merupakan syarat bagi keberhasilan suatu tingkat bunga yang akan diterima (PV Future
penelitian. Sedangkan keberhasilan dalam Procceds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari
pengumpulan data tergantung pada metode yang pengeluaran modal (PV Capital Outlays).
digunakan. Berkaitan dengan hal tersebut maka P2 – P1
pengumpulan data diperlukan guna mendapatkan IRR = P1 – C1 x
data-data yang obyektif dan lengkap sesuai dengan C2 – C1
permasalahan yang diambil.
Metode pengumpulan data merupakan suatu Keterangan :
cara untuk memperoleh kenyataan yang P1 = Tingkat bunga 1
mengungkapkan data-data yang diperlukan dalam P2 = Tingkat bunga 2
suatu penelitian. Dalam pengumpulan data yang C1 = NPV 1
diperlukan dalam penelitian ini digunakan metode C2 = NPV 2
wawancara langsung kepada nara sumber. Kriteria penilaian IRR adalah :
o Jika IRR > dari suku bunga yang telah
4.4. Metode Analisis ditetapkan, maka investasi diterima.
4.4.1 Metode PP (Payback Period) o Jika IRR < dari suku bunga yang telah
Metode Payback Period (PP) merupakan ditetapkan, maka investasi ditolak.
teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode)
pengembalian investasi suatu proyek atau usaha. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah Investasi x 12 bulan
PP = 5.1 HASIL
Aliran Kas Bersih 5.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
Warung Spesial Lalapan “PANGESTU”
Kriteria penilaian pada payback period mulai berdiri awal tahun 2001. Nama PANGESTU
adalah : diambil dari nama Sugeng Pangestu Pemilik dari
o Jika Payback periodnya < waktu maksimum, warung makan PANGESTU, yang artinya adalah
maka usulan proyek tersebut dapat diterima. Do’a Restu atau Do’a Keselamatan (Bahasa Jawa).
o Jika Payback periodnya > waktu maksimum, Pada awalnya PANGESTU adalah warung
maka usulan proyek tersebut ditolak. kaki lima yang berada di Jl. Letjend panjaitan
Depan Gedung Kejaksaan Lama (Sebelah barat
4.4.2 Metode B/C Ratio RRI Jember ). Saat ini warung PANGESTU telah
Metode B/C ratio merupakan perbandingan memiliki 11 cabang yang ada di wilayah Jember.
antara total pendapatan selama masa tertentu Adapun cabang–cabang PANGESTU adalah :
dengan capital out lay. 1. PANGESTU 1 : Jl. Letjend Panjaitan
TR Sumbersari (Sebelah Barat RRI Jember)
B/C Ratio = 2. PANGESTU 2 : Jl. Letjend Suprapto
TC Kebonsari (Depan Yon Armed 8 Jember)
3. PANGESTU 3 : Jl. Gajah Mada No. 297
Kriteria penilaian B/C Ratio adalah : Kaliwates (Depan Sentral YAMAHA
o Jika B/C > 0, maka usaha ini layak diusahakan. Jember)
o Jika B/C < 0, maka usaha ini tidak layak 4. PANGESTU 4 : Jl. Slamet Riyadi Patrang
diusahakan. (Sebelah Utara Selatan TMP Jember)
5. PANGESTU 5 : Jl. PB. Sudirman Pagah
4.4.3 Metode NPV (Net Present Value) (Sebelah Utara Gedung Bayangkara Jember)
Metode NPV (Net Present Value) merupakan 6. PANGESTU 6 : Jl. Brawijaya Jubung (Depan
metode analisis keuangan yang memperhatikan SMK Pertanian Jember)
adanya perubahan nilai uang karena faktor waktu; 7. PANGESTU 7 : Jl. Letjend Panjaitan No: 99
proyeksi arus kas dapat dinilai sekarang (periode Sumbersari (Sebelah Timur RRI Jember)
awal investasi) melalui pemotongan nilai dengan 8. PANGESTU 8 : Jl. Sumatra Kampus (Depan
faktor pengurang yang dikaitkan dengan biaya Pengadilan Agama Jember)
modal (persentase bunga). NPV = Total PV Aliran 9. PANGESTU 9 : Jl. Teuku Umar Tegal Besar
Kas Bersih – Total PV Investasi (Timur lampu merah Perum Tegal Besar
Kriteria penilaian NPV adalah : Permai)
159
Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.2, Hal. 154-164, ISSN 1411-5549
10. PANGESTU 10 : Jl. Mastrip Kampus (Depan Harga jual produk PANGESTU memiliki
Fakultas Kedokteran UNEJ Jember) sekarang standar yang umum agar bisa dinikmati oleh
sudah tutup. semua kalangan. Ciri khas dari warung
11. PANGESTU 11 : Jl. Madura No. 76 PANGESTU adalah sambalnya, karena lalapan
Sumbersari (Timur RRI) identik dengan sambal. Sehingga setiap karyawan
Dalam mengawali usaha khususnya usaha yang tugasnya membuat sambal harus di training
makanan / minuman ada banyak pertimbangan. dulu. Kami juga berusaha menarik minat
Perasaan khawatir, takut, malu bercampur jadi pelanggan dengan mendesain warung secara
satu. Rasa khawatir atau takut tidak laku, takut sederhana dan dominan warna hijau, layanan
tidak boleh berjualan di jalan dan malu jika pesan antar secara gratis dan dibuka 24 jam Non
usahanya tidak berkelanjutan. Tetapi dengan niat Stop. Selain itu, kami menawarkan program
dan tekad yang bulat serta melihat peluang yang KUPON MAKAN GRATIS dan PAKET
ada bapak Sugeng memberanikan diri untuk HEMAT.
memulai usaha tersebut. Pada saat itu Jember
belum ada warung atau rumah makan yang Karyawan PANGESTU sekarang berjumlah
mencantumkan daftar menunya adalah kurang lebih 80 orang dan sebagian besar dari
LALAPAN. Yang umum dicantumkan adalah karyawannya adalah keluarga. Hal ini bertujun
Ayam Gorengnya. Bahkan pemilik warung untuk membantu perekonomian keluarga. Mereka
PANGESTU berani mengklaim bahwa warung bertanggungjawab dalam pembuatan atau peracik
yang ada Pecek Terong dan Pecek Tempenya bumbu. Sistem pembinaan karyawan dengan
tertulis di spanduk atau daftar menu, yang mengedepankan rasa kekeluargaan sehingga
pertama kali di jember adalah warung special karyawan memiliki loyalitas yang tinggi. Hal ini
lalapan PANGESTU. merupakan salah satu faktor pendorong
Pada umumnya pedagang kaki lima menjual PANGESTU bisa mengembangkan usahanya
bakso, soto, gado – gado, pecel, dan rawon. dengan banyak membuka cabang. Karyawan yang
Berbeda dengan warung PANGESTU yang diberi tanggung jawab di cabang PANGESTU
menjual lalapan, meskipun menunya lalapan yang baru adalah karyawan yang memiliki
warung PANGESTU buka jam 10.00 WIB s/d loyalitas yang tinggi. Agar terlihar rapi dan bersih
16.00 WIB (4 sore) seperti warung kaki lima pada seluruh karyawan berseragam.
umumnya. Semua produk yang dijual selalu habis Warung PANGESTU memiliki pembukuan
sebelum jam 4 sore. Untuk menambah pendapatan walaupun secara sederhana. Pembukuan yang
dan tuntutan dari pelanggan, warung PANGESTU dibuat meliputi pengeluaran, pendapatan dan
terus menambah jumlah dan jenis produk yang di keuntungan usaha, baik percabang maupun
jual, dan warung tutup hingga malam. Hingga saat seluruh PANGESTU. Investasi awal yang
ini terkenal bahwa warung PANGESTU buka 24 ditanamkan oleh pemilik terdapat dalam tabel 5.1.
jam dan menerima pesan antar.
Melihat volume pengunjung / pelanggan
yang stabil dan cenderung meningkat, pemilik
warung PANGESTU mencoba untuk membuka
cabang dan hingga sekarang mencapai 11 cabang
PANGESTU. Untuk menjaga citra rasa warung
PANGESTU menerapkan sistem terpusat artinya
semua produk yang dijual, dikirim dari satu
warung yaitu PANGESTU 7 (Jl. Letjend
Panjaitan sebelah Timur RRI Jember). Sedangkan
untuk pembuatan bumbu diracik sendiri dengan
citra rasa khas “PANGESTU”. Sedangkan untuk
menjaga mutu dan pelayanan diadakanlah meeting
di setiap cabang dan meeting bulanan untuk
seluruh karyawan PANGESTU.
Dalam menentukan pembukaan cabang baru,
ada beberapa pertimbangan antara lain Lokasi,
Harga sewa tempat, dan karyawan yang akan
melayani pelanggan. Targetnya adalah jalur
masuk kota jember harus ada PANGESTU. Selain
untuk menambah pendapatan, secara tidak
langsung pembukaan cabang merupakan sebagian
dari promosi.
160
Dessy Putri A, Studi Kelayakan Usaha Waralaba Warung PANGESTU” Di Kabupaten Jember
Tabel 5.1 Investasi Dalam Aktiva Tetap Warung Lalapan "Pangestu" untuk satu cabang
No. Nama Investasi Jumlah Umur Harga/Unit (Rp) Nilai (Rp) Susut/th (Rp)
1 Etalase 1 5 2.500.000 2.500.000 500.000
Dikarenakan proyek ini adalah usaha rumah makan yang pastinya harga di pasar tak menentu
sehingga penulis membuat asumsi pada biaya variabel tahun 1 sampai dengan tahun ke 5 mengalami
kenaikan sebesar 10%. Perincian proyeksi biaya variabel dan biaya tetap dapat dilihat pada tabel 5.2
Tabel 5.2 Proyeksi Biaya Variabel dan Biaya Tetap Warung Lalapan "Pangestu" (Satu Cabang) (dalam Rupiah)
Tabel 5.3 Proyeksi Aliran Kas (Cash Flow) (dalam Rupiah)
Tahun Ke -
KETERANGAN 1 2 3 4 5
ARUS KAS OPERASI:
Penjualan 1.182.649.232 1.247.159.461 1.371.875.645 1.473.226.816 1.605.617.858
Biaya Variabel 929.710.925 1.022.682.018 1.124.950.219 1.237.445.241 1.361.189.765
Biaya Tetap 46.915.000 51.606.500 56.767.150 62.443.865 68.688.252
882.795.925 971.075.518 1.068.183.069 1.175.001.376 1.292.501.513
EBT 299.853.307 276.083.943 303.692.576 298.225.440 313.116.345
Tax 29.985.331 27.608.394 30.369.258 29.822.544 31.311.635
EAT 329.838.638 303.692.337 334.061.834 328.047.984 344.427.980
ARUS KAS INVESTASI :
Depresiasi 1.366.000 1.366.000 1.366.000 1.366.000 1.366.000
Pembelian Aktiva Tetap - - - - -
Penjualan Aktiva Tetap - - - - -
Arus Kas Bersih 331.204.638 305.058.337 335.427.834 329.413.984 345.793.980
161
Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.2, Hal. 154-164, ISSN 1411-5549
162
Dessy Putri A, Studi Kelayakan Usaha Waralaba Warung PANGESTU” Di Kabupaten Jember
diatas tidak menutup kemungkinan para pembeli Sehingga jika usaha ini diwaralabakan pasti
waralaba akan banyak. Sehingga ini akan banyak yang akan membeli usaha ini. Ada
menguntungkan pemilik karena dengan adanya beberapa hal yang tetap harus diperhatikan pemilik
waralaba pemilik tidak lagi bingung mencari agar usaha ini tetap eksis yaitu letak warung satu
tempat untuk memperlebar usahanya dan tidak dengan lainnya, kebersihan dan keterampilan
perlu menggaji karyawan karena semua dalam membuat sambal sebagai makanan khas
merupakan tanggungan dari pembeli waralaba. warung makan Lalapan “Pangestu”.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menjual waralaba hampir sama dengan jika kita 6.2 SARAN
membuka cabang yaitu letak warung yang akan
kita buka. Hal ini merupakan faktor penentu Ada beberapa saran yang bisa penulis berikan
keberhasilan suatu usaha. Jarak antar warung juga yaitu :
harus diperhatikan agar konsumen warung 1. Untuk Peneliti Selanjutnya, penelitian
makanan Lalapan “Pangestu” bisa dibagi rata, dan kelayakan usaha di bidang yang lain sangat
antar warung tidak berebut konsumen. Hal juga ini dibutuhkan agar tercipta lapangan usaha baru
akan memudahkan konsumen dalam menjangkau dan membuka jiwa wirausaha bagi masyarakat.
warung makanan Lalapan “Pangestu”. Untuk tetap 2. Untuk Pemilik, selalu menambah outlet-outlet
menjaga kualitas dari makanan yang dijual, baru agar tercipta lapangan kerja baru dan
pemilik tetap harus memperhatikan cita rasa dari menambah penghasilan bagi pemilik dengan
sambal yang merupakan ciri khas dari warung tetap menjaga kebersihan dan kekhasan dari
makanan Lalapan “Pangestu” dengan cara warung tersebut.
melakukan training untuk karyawan baru. Selain 3. Untuk pemerintah, memberikan fasilitas-
itu kebersihan warung juga harus menjadi prioritas fasilitas dan memberi kemudahan UKM –
utama bagi pembeli waralaba yang harus UKM untuk terus berkembang agar tidak kalah
ditekankan oleh pemilik. Sehingga warung dengan usah-usaha modern yang saat ini marak
makanan Lalapan “Pangestu” tetap disukai oleh berkembang.
konsumennya.
Warung makanan saat ini merupakan usaha
yang mudah dilakukan dan memiliki resiko yang
sangat kecil dibandingkan dengan usaha yang lain. DAFTAR PUSTAKA
Jumlah masyarakat yang terus bertambah
merupakan keuntungan bagi usaha warung Adi, Sapto, 2011, Analisis Usaha Perikanan
makanan. Selain itu karena warung makanan Budidaya, Badan Pengembangan SDM Kelautan
Lalapan “Pangestu” sudah memiliki nama bagi dan Perikanan Kementerian Kelautan dan
pewaralaba merupakan suatu keuntungan yang luar Perikanan : Jakarta
biasa.
Budi Frensidy, 2008. Financial Mathematics,
Salemba Empat : Jakarta
163
Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.2, Hal. 154-164, ISSN 1411-5549
Ibrahim, Yacob, Studi Kelayakan Bisnis Edisi Munawir, 1997, Analisa Keuangan, Liberty :
Revisi, Rineka Cipta, 2003 Yogyakarta
Keown J Arthur, et. al, 2001. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan, Edisi 7, Salemba Empat : Raharjo, Budi, 2009, Analisis Kelayakan Usaha
Jakarta dan Strategi Pengembangan Industri Kecil Meubel
di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang,
Skripsi, Universitas Negeri Semarang : Semarang
164