Pengukuran variabel dalam kerangka teoritis merupakan bagian integral dari penelitian
dan suatu aspek penting dalam desain penelitian (lihat bagian berbayang dalam Figure 6.1).
Kecuali variabel diukur dengan cara tertentu, kita tidak akan dapat menguji hipotesis dan
menemukan jawaban atas pertanyaan persoalan yang rumit.
Figure 6.1
Desain Penelitian
- Individu
- Pengamatan
- Pasangan Satu kali (one
- Probabilitas / - Wawancara
(Dyads) shot) atau lintas
Nonprobabilitas - Kuisoner
- Kelompok bagian (cross
- Ukuran Sampel - Pengukuran
- Organisasi sectional)
(n) Fisik
- Mesin Longitudinal
(Unobtrusive)
- Dan Sebagainya
4
Elemen Dimensi 4
Ukuran seberapa senang orang mencari pekerjaan yang menantang bisa diperoleh
dengan bertanya mengenai jenis pekerjaan yang mereka pilih. Sejumlah deskripsi pekerjaan
yang berbeda dapat diberikan-beberapa mewakili pekerjaan yang bersifat rutin dan lainnya dan
mengandung gradasi tantangan tertentu di dalamnya. Preferensi karyawan terhadap jenis
pekerjaan yang berbeda kemudian dapat ditempatkan pada suatu kesatuan yang membentang
dari yang memilih pekerjaan cukup rutin ke yang memilih pekerjaan dengan tantangan yang kian
sulit. Mereka yang memilih kadar tantangan sedang kemungkinan besar lebih memiliki motivasi
pencapaian dibanding yang memilih kadar tantangan yang lebih besar atau lebih kecil. Individu
yang berorientasi pencapaian cenderung realitis dan memilih pekerjaan yang tantangannya
masuk akal dan dapat dicapai. Orang yang ceroboh dan terlalu percaya diri mungkin akan
memilih pekerjaan yang sangat menantang di mana kesuksesan sulit diraih, lupa apakah hasil
akhir akan tercapai atau tidak. mereka yang rendah dalam motivasi pencapaian mungkin akan
memilih jenis pekerjaan yang lebih rutin. Jadi mereka yang mencari tantangan yang moderat juga
dapat diidentifikasi.
Figure 6.2
Dimensi (D) dan Elemen (E) dan Konsep (K) “Motivasi Pencapaian”
Motivasi
Pencapaian
D1 D2 D3 D4 D5
E E E E E
E E E E
E E
Memikirkan
Pekerjaan Bahkan Tidak Memiliki Hobi
Saat Di Rumah
5
Elemen Dimensi 5
Mereka yang menginginkan umpan balik akan mencarinya dari atasan, rekan kerja, dan
bahkan terkadang dari bawahan. Mereka ingin mengetahui pendapat orang lain mengenai
seberapa baik kinerja mereka. Umpan balik, entah positif atau negative akan menunjukkan
berapa banyak pencapaian dan prestasi. Bila menerima pesan yang menyarankan perbaikan,
mereka akan bertindak sesuai dengan hal tersebut. Karena itu, mereka akan tersu mencari
umpan balik dari beberapa sumber. Dengan menelusuri seberapa sering individu mencari umpan
balik dari orang lain selama periode waktu tertentu-katakanlah, beberapa bulan-karyawan bisa
kembali ditempatkan dalam suatu kesatuan yang membentang dari mereka yang sangat sering
mencari umpan balik hingga yang tidak pernah mengharapkan umpan balik dari siapapun pada
waktu apapun.
Setelah mengoperasionalkan konsep motivasi pencapaian dengan mereduksi level
abstraksinya menjadi perilaku yang dapat diamati, adalah mungkin untuk melakukan pengukuran
yang baik dan menelaah konsep motivasi pencapaian. Kegunaannya adalah bahwa orang lain
bisa menggunakan ukuran serupa, sehingga memungkinkan pengulangan atau peniruan
(replicability). Tetapi, perlu disadari bahwa semua definisi operasional sangat mungkin (1)
meniadakan beberapa dimensi dan elemen penting yang terjadi karena kelalaian mengenali atau
mengkonsepkannya, dan (2) menyertakan beberapa segi yang tidak relevan, yang secara keliru
dianggap relevan. Meskipun demikian, mendefinisikan konsep secara operasional adalah cara
terbaik untuk mengukurnya. Tetapi, benar-benar mengobservasi dan memperhitungkan seluruh
perilaku individu dalam cara tertentu, bahkan jika hal tersebut cukup praktis, akan sulit dilakukan
dan memakan waktu. Jadi, daripada benar-benar mengobservasi perilaku individu, kita bisa
meminta mereka menceritakan pola perilaku mereka sendiri dengan mengajukan pertanyaan
tepat yang bisa direspon pada skala tertentu yang telah disusun.
Dalam contoh berikut kita akan melihat jenis pertanyaan yang dapat diajukan untuk
menelusuri motivasi pencapaian. Jawaban responden terhadap pertanyaan berikut ini akan
menjadi satu cara menentukan level motivasi pencapaian.
1. Menurut anda, sampai tingkat apa mendesak diri sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu?
2. Seberapa sulit bagi anda untuk terus melakukan pekerjaan ketika menghadapi kegagalan
pada awalnya atau hasil yang mengecewakan?
3. Seberapa sering anda mengabaikan hal-hal pribadi karena asyik dengan pekerjaan?
4. Seberapa sering anda memikirkan pekerjaan ketika berada di rumah?
5. Seberapa jauh anda menikmati hobi?
6. Seberapa kecewa anda jika gagal mencapai tujuan pribadi?
7. Seberapa banyak anda berkonsentrasi untuk mencapai tujuan?
8. Seberapa terganggu anda ketika berbuat kesalahan?
6
9. Seberapa ingin anda memilih bekerja dengan seorang kolega yang ramah tapi tidak
kompeten, dibanding seseorang yang sulit namun kompeten?
10. Seberapa ingin anda bekerja sendirian dibanding bekerja dengan orang lain?
11. Seberapa ingin anda memilih pekerjaan yang sulit namun menantang, dibanding pekerjaan
yang mudah dan rutin?
12. Seberapa ingin anda memilih tugas yang sangat sulit dibanding pekerjaan yang cukup
menantang?
13. Selama tiga bulan terakhir, berapa sering anda mencari umpan balik dari atasan mengenai
seberapa baik kinerja anda?
14. Seberapa sering anda berusaha memperoleh umpan balik mengenai kinerja dari rekan kerja
dalam tiga bulan terakhir?
15. Seberapa sering dalam tiga bulan terakhir anda berkonsultasi dengan bawahan bahwa apa
yang anda lakukan adalah tidak sebanding dengan kinerja mereka yang efisien?
16. Seberapa jauh rasa frustasi anda jika orang lain tidak member umpan balik mengenai
kemajuan anda?
6.2.2 What Operationalization Is Not
Sama Pentingnya dengan memahami apa yang dimaksud dengan definisi operasional,
adalah mengingat apa yang bukan. Definisi operasional tidak menjelaskan korelasi konsep.
Misalnya, kesuksesan kinerja tidak dapat menjadi sebuah dimensi dari motivasi pencapaian,
meskipun demikian, seseorang yang bermotivasi sangat munkin memenuhi hal tersebut dalam
ukuran yang tinggi. Dengan demikian, motivasi pencapaian dan kinerja dan/atau kesuksesan
mungkin berkorelasi tinggi, tetapi kita tidak mengukur level motivasi seseorang melalui
kesuksesan dan kinerja. Kinerja dan kesuksesan bisa menjadi konsekuensi dari motivasi
pencapaian, namun dalam dirinya sendiri, keduanya bukan merupakan ukuran dari hal tersebut.
Secara lebih rinci, seseorang dengan motivasi pencapaian tinggi bisa saja gagal karena suatu
alas an, yang mungkin di luar kendalinya, untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sukses.
Dengan demikian, jika kita menilai motivasi pencapaian orang tersebut dengan kinerja sebagai
ukuran, kita akan mengukur konsep yang salah. Alih-alih mengukur motivasi pencapaian-variabel
minat-kita mengukur kinerja, variabel lain yang tidak kita minati atau sebenarnya tidak ingin kita
atur. Jadi jelas bahwa mendefinisikan sebuah konsep secara operasional tidak meliputi
penguraian alasan, latar belakang, konsekuensi, atau korelasi konsep. Sampai tingkat tertentu
hal tersebut menjelaskan karakteristik yang dapat diamati dalam rangka mengukur konsep.
Adalah penting untuk mengingat hal ini, karena jika kita mengoperasionalkan konsep secara tidak
tepat atau mengacaukannya dengan konsep lain, kita tidak akan memperoleh ukuran yang valid.
Hal tersebut berarti bahwa kita tidak akan mendapatkan data yang “baik” dan penelitian akan
menjadi tidak ilmiah.
7
CHAPTER 7
MEASUREMENT : SCALING, RELIABILITY, VALIDITY
7.1 SCALES
Skala (scale) adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan individu dalam
hal terkait variabel minat yang kita pelajari. Skala atau instrumen bisa menjadi sesuatu yang
mentah (gross) dalam pengertian bahwa hal tersebut akan mengkategorikan individu secara luas
pada variabel tertentu atau menjadi instrumen yang disetel dengan baik yang akan membedakan
individu pada variabel dengan tingkat kerumitan yang bervariasi. Ada empat tipe skala dasar :
nominal, ordinal, interval, dan rasio. Tingkat kerumitan di mana skala ditentukan dengan baik
meningkat secara progresif seiring mereka bergerak dari skala nominal ke rasio. Yaitu, informasi
mengenai variabel bisa diperoleh secara lebih rinci jika kita menggunakan skala interval atau
rasio dibanding dua skala lainnya. Saat kalibrasi atau level skala meningkat dalam hal
kerumitannya, kekuatan skala pun meningkat. Dengan skala yang lebih kuat, peningkatan
analisis data yang rumit dapat dilakukan, pada gilirannya, berarti bahwa jawaban yang lebih tepat
bisa ditemukan untuk pertanyaan penelitian.
7.1.1 Nominal Scale
Skala nominal (nominal scale) adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk
menempatkan subjek pada kategori atau kelompok tertentu. Misalnya, terkait dengan variabel
gender, responden dapat dibagi ke dalam dua kategori-pria dan wanita. Kedua kelompok tersebut
bisa diberi kode nomor 1 dan 2. Nomor tersebut berfungsi sebagai label kategori yang sederhana
dan sesuai, tanpa nilai intrinsic, daripada menempatkan responden pada satu atau dua kategori
yang tidak sama atau saling eksklusif (mutually exclusive). Perhatikan bahwa kategori juga
lengkap secara kolektif (collectively exclusive). Informasi yang dapat dihasilkan dari skala nominal
adalah untuk menghitung persentase (atau frekuensi) pria dan wanita dalam sampel responden.
Dengan demikian, skala nominal memberikan suatu informasi yang bersifat dasar, kategorial, dan
mentah.
7.1.2 Ordinal Scale
Skala ordinal (ordinal scale) tidak hanya mengkategorikan variabel-variabel untuk
menunjukkan perbedaan di antara berbagai kategori, tetapi juga mengurutkannya ke dalam
beberapa cara. Dengan banyaknya variabel untuk berbagai kategori yang digunakan
berdasarkan beberapa pilihan, maka digunakanlah skala ordinal. Pilihan-pilihan tersebut
kemudian diurutkan (contoh, dari terbaik ke terburuk, dari pertama sampai terakhir) dan diberi
8
nomor 1,2, dan seterusnya. Skala ordinal menyediakan lebih banyak informasi disbanding skala
nominal. Skala ordinal melangkah lebih jauh dari sekadar membedakan kategori untuk
memperoleh informasi tentang bagaimana responden membedakan dengan mengurutkan
tingkatannya, Tetapi, skala ordinal tidak memberi petunjuk apapun mengenai besaran
(magnitude) perbedaan antartingkatan.
Contoh :
Urutkan karakteristik dalam suatu pekerjaan berikut ini yang terkait dengan seberapa penting
kaakteristik tersebut bagi anda. Anda harus mengurutkan item yang paling penting sebagai 1,
kedua terpenting sebagai 2, dan seterusnya, hingga anda selesai mengurutkan semuanya
sebagai 1,2,3,4,atau 5.
Karakteristik Pekerjaan Urutan Kepentingan
Peluang yang disediakan oleh pekerjaan untuk :
1. Berinteraksi dengan orang lain -----
2. Menggunakan sejumlah ketrampilan berbeda -----
3. Menyelesaikan seluruh tugas dari awal sampai akhir -----
4. Melayani orang lain -----
5. Bekerja secara bebas -----
7.1.3 Interval Scale
Skala interval (interval scale) memungkinkan kita melakukan operasi aritmatika tertentu
terhadap data yang dikumpulkan dari responden. Skala interval memampukan kita mengukur
jarak antara setia dua titik pada skala. Hal ini membantu kita untuk menghitung mean (rerata
hitung) dan standar deviasi (simpangan baku-standar deviation) respons terhadap variabel.
Dengan kata lain, skala interval tidak hanya mengelompokkan individu menurut kategori tertentu
dan menentukan urutan kelompok, namun juga mengukur besaran (magnitude) perbedaan
preferensi antar individu. Jadi skala interval menentukan perbedaan, urutan, dan kesamaan
besaran perbedaan dalam variabel. Karena itu, skala interval lebih kuat disbanding skala nominal
dan ordinal dan bisa diukur tendensi sentralnya (central tendency) dengan rata-rata aritmatik.
Ukuran dispersinya adalah kisaran (range), standar deviasi (standar deviation), dan varians
(variance)
Contoh :
Tunjukkan tingkat kesetujuan anda terhadap pernyataan berikut dalam kaitannya dengan
pekerjaan anda, dengan melingkari nomor yang sesuai pada masing-masing pertanyaan,
menggunakan skala yang diberikan di bawah ini.
9
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Berpendapat Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5
Peluang berikut yang diberikan oleh pekerjaan adalah sangat penting bagi saya :
1. Berinteraksi dengan orang lain 1 2 3 4 5
2. Menggunakan sejumlah ketrampilan berbeda 1 2 3 4 5
3. Menyelesaikan seluruh tugas dari awal sampai akhir 1 2 3 4 5
4. Melayani orang lain 1 2 3 4 5
5. Bekerja secara bebas 1 2 3 4 5
7.1.4 Ratio Scale
Skala rasio mengatasi kekurangan titik permulaan yan berubah-ubah pada skala interval,
yaitu skala rasio memiliki titik nol absolut-absolute (berlawanan dengan berubah-ubah-arbitrary),
yang merupakan titik pengukuran yang berarti. Jadi, skala rasio tidak hanya mengukur besaran
perbedaan antartitik pada skala, namun juga menunjukkan proporsi dalam perbedaan. Ini
merupakan yang tertinggi di antara keempat skala karena memiliki titik awal nol yang khas
(bukan titik awal yang berubah-ubah) dan mencakup semua sifat dari ketiga skala lainnya.
Ukuran tendensi sentral skala rasio, bisa mean aritmetik atau geometric, dan ukuran disperse,
bisa standar deviasi, varians, atau koefisien variasi. Beberapa contoh skala rasio adalah hal yang
berkaitan dengan usia aktual, penghasilan, dan jumlah organisasi di mana individu pernah
bekerja.
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Berpendapat Setuju Sangat Setuju
1 2 3 4 5
Skala Numerikal
Skala numerical (numerical scale) mirip dengan skala diferensial semantik, dengan
perbedaan dalam hal nomor pada skala 5 titik atau 7 titik disediakan, dengan kata sifat berkutub
dua pada ujung keduanya. Ini juga merupakan skala interval.
Contoh :
Sangat Puas 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Tidak Puas
Skala Diferensial semantic
Beberapa atribut berkutub dua (bipolar) diidentifikasi pada skala ekstrem dan responden
diminta untuk menunjukkan sikap mereka pada hal yang bisa disebut sebagai jarak semantic
(semantic space) terhadap individu, objek, atau, kejadian tertentu pada masing-masing atribut.
Hal tersebut diperlakukan sebagai skala interval.
Contoh :
Responsif __ __ __ __ __ __ __ Tidak Responsif
Cantik __ __ __ __ __ __ __ Jelek
Berani __ __ __ __ __ __ __ Takut
Skala Peringkat Terperinci
Pada skala peringkat terperinci (itemized rating scale), skala 5 titik atau 7 titik dengan titik
panduan atau jangkar (anchor), sesuai keperluan, disediakan untuk tiap item dan responde
11
menyatakan nomor yang tepat di sebelah masing-masing item atau melingkari nomor yang
relevan untuk tiap item. Hal ini menggunakan skala interval.
Contoh :
Skala peringkat seimbang (balance rating scale) dengan sebuah titik netral
Responlah tiap item menggunakan skala di bawah ini, kemudian isi dengan nomor menurut anda
sesuai di sebelahnya.
Sangat Tidak Mungkin Tidak Mungkin Tidak Berpendapat Mungkin Sangat Mungkin
1 2 3 4 5
Skala peringkat yang tidak seimbang (unbalance rating scale) yang tidak memiliki titik netral
Lingkari nomor yang paling sesuai dengan anda terhadap item di bawah ini
Sama Sekali Tidak Berminat Agak Berminat Cukup Berminat Sangat Berminat
1 2 3 4
12
Contoh:
Nyatakan bagaimana anda menilai kemampuan supervisor anda terkait dengan setiap
karakteristik yang disebutkan di bawah ini, dengan melingkari nomor yang tepat.
+3 +3 +3
+2 +2 +2
+1 +1 +1
Mengadopsi Inovasi Keterampilan
Teknologi modern Produk Antarpribadi
-1 -1 -1
-2 -2 -2
-3 -3 -3
Skala Peringkat Grafik
Gambaran grafis membantu responden untuk menunjukkan pada skala peringkat grafik
(graphic rating scale) jawaban mereka untuk pertanyaan tertentu dengan menempatkan tanda
pada titik yang tepat pada garis. Ini merupakan skala ordinal.
Contoh :
Pada skala 1 sampai 10, bagaimana anda 10 Sangat Baik
akan menilai supervisor anda?
5 Baik
1 Sangat Buruk
Skala Konsensus
Skala juga dibuat berdasarkan konsensus, dimana panel juri memilih item tertentu,
mengukur konsep yang menurut mereka relevan. Item dipilih terutama berdasarkan ketepatan
atau relevansinya dengan konsep.
Skala Lainnya
Ada juga beberapa metode penskalaan yang sudah sangat maju atau rumit, seperti
penskalaan multidimensional (multidimensional scaling), dimana objek, orang, atau kedua-
duanya, diskalakan secara visual, dan dilakukan analisis gabungan (conjoint). Hal tersebut
memberikan gambar visual mengenai hubungan yang ada diantara dimensi sebuah konsep
(construct).
13
7.2.2 Ranking Scale
Skala ranking (ranking scales) digunakan untuk mengungkap preferensi antara dua atau
lebih objek atau item (bersifat ordinal).
7.2.2.1 Paired Comparison
Skala perbandingan berpasangan (paired comparison) digunakan ketika diantara
sejumlah kecil objek, responden diminta untuk memilih antara dua objek pada satu waktu.
Misalnya dalam contoh sebelumnya, selama perbandingan berpasangan, responden secara
konsisten menunjukkan preferensi terhadap produk pertama lebih dari produk kedua, ketiga, dan
keempat, manajer akan memahami lini produk mana yang menuntut perhatian utamanya. Tetapi,
pada saat jumlah objek yang dibandingkan meningkat, demikian pula jumlah perbandingan
berpasangan. Semakin banyak jumlah objek atau stimulus, semakin banyak jumlah perbandingan
pasangan diberikan kepada responden, dan semakin tinggi kelelahan responden.
7.2.2.2 Forced Choice
Pilihan yang diharuskan (forced choice) memungkinkan responden untuk merangking
objek secara relatif satu sama lain, diantara alternatif yang disediakan.
Contoh:
Rangkingkan majalah berikut ini yang ingin anda langgani berdasarkan preferensi, berikan 1
untuk pilihan yang paling disukai dan 5 untuk yang paling kurang disukai.
Fortune ______
Playboy ______
Time ______
People ______
Prevention ______
7.2.2.3 Skala Komparatif
Skala komparatif (comparative scale) memberikan standar (benchmark) atau poin
referensi untuk menilai sikap terhadap objek, kejadian, atau situasi saat ini yang diteliti.
Contoh:
Dalam lingkungan keuangan yang mudah berubah, dibandingkan saham, seberapa bijak atau
bergunakah untuk berinvestasi dalam Treasury Bond? Silakan melingkari respons yang tepat.
Skala peringkat dipakai untuk mengukur kebanyakan konsep yang berhubungan dengan perilaku. Skala ranking
digunakan untuk membuat perbandingan atau meranking variabel yang telah diungkap pada skala nominal.
14
skala 5 titik atau 7 titik mungkin tidak ada masalah di Amerika Serikat, namun bisa saja dalam
respons subjek di negara lain skala 7 titik lebih sensitif dalam mengungkapkan respons yang
tidak bias dibandingkan skala 4 titik.
16
7.4.3 Reliability
Keandalan (reliability) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut
tanpa bias (bebas kesalahan-error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten
lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen. Dengan kata lain, keandalan suatu
pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi dimana instrumen mengukur
konsep dan membantu menilai “ketepatan” sebuah pengukuran.
7.4.3.1 Stability of Measures
Kemampuan suatu pengukuran untuk tetap sama sepanjang waktu-meskipun terdapat
kondisi pengujian yang tidak dapat dikontrol atau keadaan responden itu sendiri-merupakan
indikasi dari stabilitas dan kerentanannya yang rendah untuk berubah dalam situasi. Hal tersebut
membuktikan “ketepatan”nya karena konsep benar-benar diukur, tidak peduli kapan pun
dilakukan. Dua uji stabilitas adalah keandalan tes ulang dan keandalan bentuk paralel.
a. Keandalan tes ulang
Keandalan tes ulang (test-retest reability), yaitu jika sebuah kuesioner yang mengandung
sejumlah item yang diandalkan mengukur suatu konsep diberikan kepada sekumpulan
responden saat ini, dan lagi kepada responden yang sama, katakanlah beberapa minggu
hingga 6 bulan mendatang, maka korelasi antara skor yang diperoleh pada dua waktu yang
berbeda dari sekumpulan responden yang sama disebut koefisien tes ulang. Semakin tinggi
koefisien tersebut, semakin baik keandalan tes ulang, dan konsekuensinya, stabilitas ukuran
melintasi waktu.
b. Keandalan bentuk paralel
Bila respons terhadap dua tes serupa yang mengungkap ide yang sama menunjukkan
korelasi tinggi, kita memperoleh keandalan bentuk paralel (parallel-form realiability). Kedua
tes memiliki item yang setara dan format respons yang sama, yang berubah hanya susunan
kata dan urutan pertanyaan. Apa yang kita coba buktikan disini adalah kesalahan keandalan
berasal dari susunan kata dan urutan pertanyaan. Bila dua tes yang sebanding menghasilkan
skor yang berkorelasi tinggi (katakanlah 0,8 dan lebih tinggi), kita bisa cukup yakin bahwa
ukuran tersebut secara logis dapat dipercaya, dengan varians kesalahan minimal yang
disebabkan oleh susunan kata, urutan, dan faktor lain.
7.4.3.2 Internal Consistency Reliablity
Konsistensi internal ukuran (internal consistency of measures) merupakan indikasi
homogenitas item dalam ukuran yang mengungkap ide. Hal ini dapat dilihat dengan menguji
apakah item dan subset item dalam instrumen pengukuran berkorelasi tinggi. Konsistensi dapat
diuji melalui keandalan antar-item dan uji keandalan belah dua.
a. Keandalan konsistensi antar-item
Keandalan konsistensi antar-item (interitem consistency reliability) merupakan pengujian
konsistensi jawaban responden atas semua item yang diukur. Sampai tingkat dimana item-
17
item merupakan ukuran bebas dari konsep yang sama, mereka akan berkorelasi satu sama
lain. Semakin tinggi koefisien, semakin baik instrumen pengukuran.
b. Keandalan belah-dua
Keandalan belah-dua (split-half reliability) mencerminkan korelasi antara dua bagian
instrumen.
18
CHAPTER 8
DATA COLLECTION METHODS
20
Structured Interviews
Wawancara terstruktur (structure interviews) adalah wawancara yang diadakan ketika
diketahui pada permulaan informasi apa yang diperlukan. Pewawancara memiliki daftar
pertanyaan yang direncanakan untuk ditanyakan kepada responden. Pertanyaan besar
kemungkinan difokuskan pada faktor-faktor yang mengemuka selama wawancara tidak
terstruktur dan dianggap relevan dengan masalah.
Setelah sejumlah wawancara terstruktur dilakukan dan informasi yang diperoleh sudah
cukup untuk memahami dan menjelaskan faktor-faktor penting yang berlaku dalam situasi,
peneliti akan menghentikan wawancara, kemudian informasi akan ditabulasi dan data dianalisis.
Hal ini akan membantu peneliti untuk menyelesaikan tugas yang harus dilakukan, sebagai
contoh, untuk menjelaskan fenomena, mengkuantifikasinya, atau mengidentifikasi masalah
spesifik dan menghasilkan suatu teori mengenai faktor yang mempengaruhi masalah atau
menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian. Kebanyakan penelitian kualitatif dilakukan
dengan cara tersebut.
Training Interviewers
Pewawancara harus memahami sepenuhnya mengenai penelitian dan dilatih mengenai
cara untuk memulai wawancara, bagaimana meneruskan pertanyaan, bagaimana memotivasi
responden untuk menjawab, apa yang perlu digali dalam jawaban, dan bagaimana menutup
wawancara. Perencanaan yang baik, pelatihan yang memadai, memberi pedoman yang jelas
bagi pewawancara, dan mensupervisi pekerjaan mereka, semuanya membantu dalam
memanfaatkan secara menguntungkan teknik wawancara sebagai suatu mekanisme
pengumpulan data yang efektif.
Some Tips To Follow When Interviewing
Informasi yang diperoleh selama wawancara harus sebebas mungkin dari bias. Bias
mengacu pada kesalahan atau ketidakakuratan dalam pengumpulan data. Pewawancara
(interviewer) dapat membiaskan data jika kepercayaan dan hubungan yang baik tidak terbangun
dengan orang yang diwawancara, atau jika respons diartikan secara salah, terdistorsi, atau jika
pewawancara secara tidak sengaja mendorong atau melemahkan jenis respons tertentu melalui
sikap tubuh dan ekspresi wajah.
Orang yang diwawancara (interviewees) dapat membiaskan data jika mereka tidak
menyampaikan pendapat yang sebenarnya, melainkan memberikan informasi yang mereka pikir
adalah apa yang pewawancara harapkan dari atau yang ingin mereka dengarkan. Demikian pula,
jika tidak memahami pertanyaan, mereka mungkin merasa malu atau enggan untuk meminta
klarifikasi. Kemudian mereka mungkin menjawab pertanyaan tanpa mengetahui maksudnya, dan
dengan demikian mengakibatkan bias.
Bias juga dapat terjadi karena situasi (situational), dalam hal (1) nonpartisipan, (2) tingkat
kepercayaan dan hubungan yang dibangun, dan (3) keadaan tempat wawancara. Nonpartisipasi
(nonparticipation), entah karena ketidakinginan atau ketidakmampuan responden untuk
21
berpartisipasi dalam studi, bisa membiaskan data karena respons partisipan mungkin berbeda
dari mereka yang nonpartisipan (yang mengimplikasikan bahwa respons yang muncul adalah
bias dan bukannya mewakili). Bias juga bisa terjadi ketika pewawancara berbeda membangun
tingkat kepercayaan dan hubungan yang berbeda (different levels of trust and rapport) dengan
responden mereka, sehingga menghasilkan jawaban yang bervariasi kadar keterbukaannya.
Situasi (setting) aktual tersebut sendiri, dimana wawancara diadakan, terkadang bisa
menimbulkan bias. Beberapa orang, misalnya, mungkin tidak meresa cukup bebas jika
diwawancara di tempat kerja dan karena itu, tidak merespons dengan terus terang dan jujur.
Bias di atas dapat diperkecil dengan beberapa cara. Strategi berikut ini akan bermanfaat
untuk tujuan tersebut:
a. Membangun kredibilitas, hubungan, dan metivasi orang untuk merespons
Proyeksi profesionalisme, antusiasme, dan kepercayaan adalah penting bagi pewawancara.
Pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan, kefasihan, dan antusiasme karena
itu merupakan kualitas yang harus ditunjukkan oleh seorang peneliti untuk membangun
kredibilitas dengan organisasi yang mempekerjakannya dan anggotanya.
Untuk mendapatkan informasi yang jujur dari responden, peneliti/pewawancara harus mampu
membangun hubungan dan kepercayaan dengan mereka. Dengan kata lain, peneliti harus
mampu mebuat responden cukup bersedia memberikan jawaban yang informatif dan
terpercaya tanpa takut pada konsekuensi yang merugikan. Pada akhirnya, peneliti harus
menyampaikan tujuan wawancara dan menjamin sepenuhnya kerahasiaan sumber respons.
Peneliti dapat membangun hubungan dengan bersikap menyenangkan, tulus, peka, dan tidak
menilai. Menunjukkan dengan jelas minat yang tulus terhadap respons dan menghilangkan
semua kegelisahan, ketakutan, kecurigaan, dan ketegangan yang dirasakan dalam situasi
akan membantu responden untuk merasa lebih nyaman dengan peneliti. Bila responden
diberitahu tentang tujuan studi dan bagaimana mereka dipilih untuk menjadi salah satu
peserta wawancara, akan terbentuk komunikasi yang lebih baik antar masing-masing pihak.
b. Teknik bertanya
1) Corong
Di awal sebuah wawancara tidak terstruktur, disarankan untuk mengajukan pertanyaan
terbuka untuk memperoleh ide yang luas dan membentuk kesan tertentu mengenai
situasi. Dari respons terhadap pertanyaan yang luas tersebut, pertanyaan lebih jauh
yang secara progresif lebih fokus bisa diajukan sambil peneliti memproses respons
orang yang diwawancara dan mencatat beberapa isu kunci yang mungkin relevan
dengan situasi. Transisi dari tema luas ke tema sempit ini disebut teknik corong
(funneling technique).
2) Pertanyaan tidak bias
Adalah penting untuk mengajukan pertanyaan dalam cara yang akan menjamin bias
yang sedikit dalam respons (pertanyaan tidak bias-unbiased questions). Bias juga dapat
22
timbul dengan menekankan kata-kata tertentu, dengan perubahan nada dan suara, dan
melalui saran yang tidak tepat.
3) Mengklarifikasi persoalan
Untuk memastikan bahwa peneliti memahami persoalan sebagaimana responden
bermaksud mengungkapkannya, disarankan untuk menyatakan atau mengucapkan
kemabli informasi penting yang diberikan oleh responden. Jika hal tertentu yang
disampaikan tidak jelas, peneliti sebaiknya mencari klarifikasi.
4) Membantu responden untuk memikirkan keseluruhan persoalan
Bila responden tidak dapat memverbalkan persepsinya, atau menjawab “saya tidak
tahu”, peneliti sebaiknya mengajukan pertanyaan secara lebih sederhana atau
mengulanginya.
5) Membuat catatan
Ketika melakukan wawancara adalah penting bahwa peneliti membuat catatan tertulis
saat wawancara berlangsung, atau segera setelah wawancara berakhir. Pewawancara
sebaiknya tidak bergantung pada ingatan, karena informasi yang berdasarkan ingatan
sering tidak diteliti dan tidak tepat. Selain itu, jika ada lebih dari satu wawancara yang
dijadwalkan untuk satu hari, jumlah informasi yang diterima pun meningkat, sehingga
memungkinkan kesalahan dalam mengingat kembali. Informasi yang hanya berdasarkan
ingatan memungkinkan terjadinya bias dalam penelitian.
Face To Face And Telephone Interviews
Wawancara bisa dilakukan tatap muka (face-to-face interview) atau melalui telepon
(telephone interview). Wawancara juga bisa dengan bantuan komputer (computer-assisted
interview-CAI).
a. Wawancara tatap muka
- Kelebihan
Kelebihan utama wawancara langsung atau tatap muka adalah bahwa peneliti dapat
menyesuaikan pertanyaan sesuai kebutuhan, mengklarifikasi keraguan, dan memastikan
bahwa respons dipahami dengan tepat, dengan mengulangi atau mengatakan kembali
pertanyaan. Peneliti juga dapat melihat isyarat nonverbal dari responden.
- Kekurangan
Kekurangan utama wawancara tatap muka adalah keterbatasan geografis yang
menghalangi survei dan sumber daya yang sangat banyak yang diperlukan jika survei
tersebut dilaksanakan secara nasional atau internasional.
b. Wawancara telepon
- Kelebihan
Kelebihan utama wawancara telepon, dari sudut pandang peneliti, adalah bahwa
sejumlah orang yang berbeda dapat dicapai (jika perlu, di seluruh negeri atau bahkan
secara internasional) dalam periode waktu yang relatif singkat. Dari titik pandang
23
responden, hal tersebut akan menghilangkan semua ketidaknyamanan yang beberapa
dari mngkin rasakan ketika menghadapi pewawancara.
- Kekurangan
Kekurangan utama wawancara telepon adalah bahwa responden bisa mengakhiri
wawancara tanpa peringatan atau penjelasan dengan meletakkan gagang telepon. Untuk
meminimalkan tipe masalah nonrespons ini disarankan untuk menghubungi responden
beberapa saat sebelumnya untuk meminta partisipasi dalam survei, memberi perkiraan
lama wawancara, dan mengatur waktu yang tepat untuk kedua belah pihak. Seperti
disebutkan sebelumnya, kekurangan lain wawancara telepon adalah bahwa peneliti tidak
dapat melihat responden untuk membaca komunikasi nonverbal.
Computer Assissted Interviewing
Wawancara dengan bantuan komputer, karena adanya teknologi modern, memungkinkan
pertanyaan dikirim ke dalam layar komputer dan pewawancara dapat memasukkan jawaban
responden secara langsung ke dalam komputer. Ada dua tipe program wawancara dengan
batuan komputer CATI (computer assited telephone interviewing) dan CAPI (computer assisted
personal interviewing). CATI yang digunakan dalam organisasi penelitian berguna sebab respons
terhadap survei bisa diperoleh dari orang-orang di seluruh dunia karena PC dihubungkan pada
sistem telepon. Monitor PC menampilkan pertanyaan dengan bantuan peranti lunak dan
responden memberikan jawaban. Komputer memilih nomor telepon, menghubungi, dan
menyimpan respons dalam sebuah arsip.
CAPI memiliki kelebihan dalam hal bisa dikelola sendiri (self administered), yaitu
responden dapat menggunakan komputer mereka sendiri untuk menjalankan program setelah
menerima peranti lunak dan memasukkan respons mereka, sehingga mengurangi kesalahn
dalam merekam. Singkat kata, kelebihan wawancara dengan bantuan komputer bisa dinyatakan
sebagai pengumpulan informasi yang lebih cepat dan akurat, ditambah analisa data yang lebih
cepat dan mudah.
Advantages Of Software Packages
Catatan lapangan yang dibuat oleh pewawancara saat mereka mengumpulkan data
biasanya harus dituliskan, dikodekan, dan ditabulasikan dengan tulisan tangan, dan seterusnya-
yang semuanya membosankan dan memakan waktu. Komputer sangat memudahkan pekerjaan
pewawancara terkait dengan aktivitas tersebut. Indeks data otomatis bisa dilakukan dengan
program khusus. Dua mode operasi adalah (1) pembuatan indeks (indexing) sehingga respons
spesifik dikodekan dengan cara tertentu, dan (2) pencarian (retrieval) data dengan kecepatan
tinggi-meliputi 10.000 halaman dalam waktu kurang dari 5 detik.
Dengan demikian, kita melihat bahwa komputer membuat dampak besar pada
pengumpulan data. Dengan kemajuan besar teknologi dan penurunan biaya peranti keras dan
lunak, wawancara dengan bantuan komputer cukup menjanjikan untuk menjadi metode
pengumpulan data yang utama di masa depan.
24
8.2.2 Questionnaires
Kuisioner (questionnaires) adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan
sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternative yang didefenisikan dengan
jelas. Kuisioner dapat diberikan secara pribadi, disuratkan kepada responden, atau disebarkan
secara elektronik.
Personally Administered Questionnaires
Jika survey terbatas di suatu daerah local, dan organisasi bersedia serta mampu
mengumpulkan kelompok karyawan untuk mengisi kuisioner di temapt kerja, cara yang baik
untuk memperoleh data adalah memberikan kuisioner secara pribadi. Keuntungan utama dari hal
ini adalah bahwa peneliti atau seorang anggota dari tim penelitian dapat mengumpulkan semua
respons lengkap dalam periode waktu singkat. Keraguan apa pun yang responden mungkin
meliki terhadap beberapa pertanyaan bisa diklarifikasi di tempat. Peneliti juga memiliki
kesempatan untuk menyampaikan topik penelitian dan memotivasi responden untuk memberikan
jawaban secara jujur. Menyebarkan kuisioner kepada sejumlah besar orang pada saat yang
sama adalah lebih murah dan memakan lebih sedikit waktu dibandingkan mewawancara.
Memberikan kuisioner juga tidak memerlukan banyak keterampilan dibandingkan dengan
melakukan wawancara. Tetapi, organisasi sering kali tidak mampu atau cenderung membiarkan
jam kerja dihabiskan untuk pengumpulan data, dan cara lain untuk mendapatkan kembali
kuisioner yang telah diisi mungkin harus dicari.
Mail Questionnaires
Kelebihan utama kuisioner surat (mail questionnaires) adalah bahwa daerah geografis
yang luas dapat dicakup dalam survey. Tetapi, tingkat pengembalian kuisioner surat biasanya
rendah. Kekuarangan lain dari kuisioner surat adalah bahwa keraguan apap pun yang responden
miliki tidak dapat diklarifikasi. Demikian pula dengan tingkat pengembalian yang sangat rendah,
sulit untuk membuktikan keterwakilan sampel karena mereka yang merespon survey mungkin
sama sekali tidak mewakili populasi yang seharusnya diwakili. Tetapi, beberapa teknik yang
efektif dapat diterapkan untuk meningkatkan tingkat respons pada kuisioner surat. Diantaranya,
mengirim surat tidak lanjut, melampirkan sejumlah kecil uang sebagai insentifpada kuisioner,
memberikan kepada responden amplop pengembalian lengkap dengan perangko dan alamat,
dan membuat kuisioner tetap singkat.
Guidelines For Questionnaire Design
Prinsip desain kuisioner bisa difokuskan pada tiga bidang. Yang pertama, berkaitan
dengan susuna kata dalam pertanyaan. Yang kedua, mengacu pada perencanaan bagaimana
variabel dikategorikan, diskalakan, dan dikodekan sebagai respons diterima. Yang ketiga
berkaitan dengan penampilan kuisioner secara keseluruhan.
25
Figure 8.2.2
Prinsip Desain Kuesioner
26
bisa diminimalkan. Seorang responden yang tidak berminat melengkapi kuisioner lebih
mungkin tetap terlibat dan siaga saat menjawab pertanyaan yang disusun secara positif
dan negatif selang-seling dalam daftar pertanyaan. Karena itu, kuisioner yang baik
hendaknya memasukkan pertanyaan yang disusun secara positif dan negative.
- Mengurutkan pertanyaan
Urutan pertanyaan dalam kuisioner sebaiknya membawa responden dan pertanyaan yang
lebih bersifat lebih umum ke pertanyaan spesifik, dan dari pertanyaan yang relative
mudah ke pertanyaan yang semakin sulit dijawab, pendekatan ini (funnel approach)
mempermudah dan memperlancar responden untuk mengisi item kuisioner. Dalam
menentukan urutan pertanyaan, disarankan tidak menempatkan secara berdekatan
pertanyaan positif dan negative yang mengungkapkan elemen atau dimensi konsep yang
sama.
- Data klasifikasi atau informasi pribadi
Data klasifikasi juga disebut sebagai informasi pribadi atau pertanyaan demografis
mengungkapkan informasi seperti usia, tingkat pendidikan, status pernikahan, dan
penghasilan. Keputusan akan pertanyaan yang meminta informasi pribadi sebaiknya
muncul di awal atau akhir kuisioner sepenuhnya merupakan pilihan peneliti.
b. Prinsip pengukuran
Sama seperti adanya pedoman yang perlu diikuti untuk memastikan bahwa susunan kata
dalam kuisioner adalah tepat untuk meminimalkan bias, demikian pula sejumlah prinsip
pengukuran yang perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh adalah
tepat untuk menguji hipotesis, juga diperlukan. Hal ini mengacu pada skala dan teknik
penyusunan skala yang digunakan dalam mengukur konsep, sekaligus penilaian terhadap
keandalan dan validitas ukuran yang dipakai.
c. Penampilan umum kuisioner
Kuisioner yang atraktif dan rapi dengan pendahuluan yang tepat, instruksi, dan kumpulan
pertanyaan yang dipersiapkan dengan baik dan alternative respons akan memudahkan
responden untuk menjawab. Elemen-elemen tersebut, meliputi:
- Pendahuluan yang baik
Pendahuluan yang baik yang secara jelas mengungkapkan identitas peneliti dan
menyampaikan tujuan survey, mutlak diperlukan. Bagian pendahuluan sebaiknya diakhiri
dengan ungkapan sopan santun, berupa ucapan terima kasih kepada responden
- Menyusun pertanyaan, member instruksi dan petunjuk, serta penjajajaran yang baik
Menyusun pertanyaan secara logis dan rapi dalam bagian yang tepat dan member
instruksi tentang bagaimana melengkapi item-item di setiap bagian akan membantu
responden untuk menjawabnya tanpa kesulitan. Pertanyaan juga sebaiknya dijajar
dengan rapi sehingga memungkinkan responden menyelesaikan tugas menbaca dan
menjawab kuisioner dengan waktu dan usaha sesedikit mungkin tanpa melelahkan mata.
27
8.3 OTHER METHODS OF DATA COLLECTION
8.3.1 Observational Studies
Sementara wawancara dan kuisioner mengungkap respons dari subjek, adalah mungkin
untuk memperoleh data tanpa mengajukan pertanyaan kepada responden. Orang dapat diamati
dalam lingkungan kerja mereka sehari-hari atau dalam situasi lab, dan aktivitas serta perilaku
mereka atau item minat lainnya bisa dicatat dan direkam. Peneliti dapat memainkan salah satu
dari dua peran ketika mengumpulkan data observasional lapangan, yaitu sebagai pengamat
nonpartisipan atau pengamat partisipan. Peneliti mungkin mengumpulkan data yang diperlukan
dalam kapasitas tersebut tanpa menjadi bagian integral dari system organisasi. Peneliti juga
dapat memainkan peran pengamat partisipan. Di sini, peneliti memasuki organisasi atau
lingkungan penelitian, dan menjadi bagian tim kerja.
Seperti telah kita lihat, studi observasional dapat terbagi atas tipe pengamat nonpartispan
atau pengamat partisipan. Keduanya, sekali lagi, bisa terstruktur atau tidak terstruktur. Bila
pengamat mempunyai kumpulan kategori aktivitas atau fenomena yang telah direncanakan
sebelumnya untuk dipelajari, hal tersebut merupakan studi observasional terstruktur (structured
observational studies). Format untuk merekam observasi dapat didesain dan ditentukan secara
khusus untuk tiap studi agar sesuai dengan tujuan penelitian. Pada awal sebuah studi, adalah
mungkin bahwa pengamat tidak memiliki ide yang jelas mengenai aspek tertentu yang
memerlukan fokus. Mengobservasi peristiwa sebagaimana adanya juga dapat menjadi bagian
rencana dalam banyak studi kualitatif (qualitative study). Dalam hal itu, pengamat akan mencatat
secara praktis semua yang diobservasi. Studi semacam ini merupakan studi observasional tidak
terstruktur (unstructured observational studies).
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan spesifik jika mengumpulkan data melalui
observasi. Berikut ini kelebihan studi observasional:
- Data yang diperoleh melalui observasi peristiwa, sebagaimana adanya, pada umumnya lebih
dapat dipercaya dan bebas dari bias responden
- Dalam studi observasional, lebih mudah untuk mencatat akibat dari pengaruh lingkungan
pada hasil spesifik
- Lebih mudah untuk mengobservasi kelompok individu tertentu
Sedangkan kekurangan dari studi observasional, meliputi:
- Adalah perlu bagi pengamat untuk hadir secara fisik
- Metode pengumpulan data ini tidak saja lambat, tetapi juga membosankan dan mahal
- Karena periode observasi yang lama, kelelahan pengamat bisa dengan mudah terjadi
sehingga dapat membiaskan data yang dicatatat
- Meskipun suasana hati, perasaan, dan sikap bisa ditebak dengan mengobservasi ekspresi
wajah dan perilaku nonverbal lain, proses pemikiran kognitif individu tidak dapat ditangkap
- Pengamat harus dilatih tentang apa yang diobservasi dan bagaimana caranya, serta cara-
cara untuk menghindari bias pengamat
28
Data yang diobservasi dari sudut pandang peneliti kemungkinan besar mudah mendapat bias
dari pengamat. Bias bisa saja terjadi kesalahn mencatat, kehilangan ingatan, dan kesalahan
dalam menginterpretasikan aktivitas, perilaku, peristiwa, dan isyarat nonverbal. Observasi
peristiwa dari hari ke hari, selama periode waktu yang panjang, dapat membuat pengamat
merasa bosan dan menimbulkan bias dalam mencatat observasi. Untuk menimalkan bias,
pengamat biasanya diberi palatihan tentang cara mengobservasi dan apa yang perlu dicatat. Bias
responden juga dapat menjadi ancaman terhadap validitas hasil studi observasional, karena
mereka yang diobservasi mungkin menunjukkan reaksi yang berbeda selama periode studi,
terutama jika observasi dibatasi pada periode waktu yang singkat.
8.3.2 Projective Methods
Idea tau pemikiran tertentu yang tidak dapat dengan mudah diungkapkan sengan kata-
kata atau yang tetap berada pada tingkat bawah sadar dalam pikiran responden selalu dapat
diangkat ke permukaan melalui penelitian motivasional (motivational research) hal tersebut
biasanya dilakukan oleh professional terlatih yang menerapkan berbagai teknik penyelidikan
untuk membawa ke permukaan ide-ide dan pemikiran responden yang berada di alam bawah
sadar. Teknik yang lazim untuk mendapatkan data semacam itu adalah asosiasi kata,
penyelesaian kalimat, thematic apperception tests (TAT), tes inkblot, dan sebagainya.
Teknik asosiasi kata (word association techniques), seperti meminta responden dengan
cepat mengasosiasikan sebuah kata. Demikian pula, penyelesaian kalimat akan meminta
responden dengan cepat menyelesaikan sebuah kalimat.
Thematic Apperception Tests (TAT) meminta responden untuk menjalin sebuah cerita di
seputar sebuah gambar yang ditunjukkan. Beberapa pola kebutuhan dan karakteristik
kepribadian dapat ditelusuri melalui tes tersebut. Tes inkblot (inblot tests), bentuk penelitian
motivasional lainnya menggunakan moda tinta (inkblot) berwarna yang akan diinterpretasikan
oleh responden, yang menjelaskan apa yang mereka lihat dalam beragam pola dan warna.
8.3.3 Multimethods Of Data Collection
Karena hampir semua metode pengumpulan data memiliki beberapa bias yang berkaitan
dengannya, mengumpulkan data melalui multimetode dan dari berbagai sumber akan menambah
keketatan penelitian. Penelitian yang baik memerlukan pengumpulan data dari berbagai sumber
dan melalui beragam sumber dan melalui berbagai metode pengumpulan data. Meskipun
demikian, penelitian semacam itu akan lebih mahal dan memakan waktu.
Review of The Advantages and Disadvatages Of Different Data Collection Methods and
when To Use Each
a. Wawancara tatap muka (Face-to-face interviews)
Wawancara tatap muka menyediakan data yang kaya, member kesempatan untuk
membangun hubungan dengan orang yang diwawancara, serta membantu mengeksplorasi
dan memahami persoalan yang rumit. Banyak ide yang biasanya sulit untuk diungkapkan juga
dapat dibawa ke permukaan dan dibahas selama wawancara tersebut. Pada sisi negatif,
29
wawancara tatap muka berpotensi memunculkan bias pewawancara dan bisa menelan biaya
mahal jika ada sejumlah besar subjek yang terlibat. Jika diperlukan beberapa pewawancara,
pelatihan yang memadai menjadi langkah pertama yang penting. Wawancara tatap muka
paling tepat dilakukan pada tahap penelitian eksploratif ketika pewawancara mencoba
memahami konsep dan factor situasional.
b. Wawancara telepon (Telephone interviews)
Wawancara telepon membantu menghubungi subjek yang tersebar di berbagai daerah
geografis dan memperoleh respons segera dari mereka. Hal tersebut merupakan cara yang
efisien untuk mengumpulkan data jika seseorang memiliki pertanyaan yang spesifik untuk
diajukan, membutuhkan respons segera, dan memiliki sampel yang tersebar di suatu wilayah
geografis yang luas. Pada sisi negative, pewawancara tidak dapat mengamati respons
nonverbal responden, dan orang yang diwawancara dapat mengabaikan telepon. Wawancara
telepon adalah paling baik untuk mengajukan pertanyaan terstruktur dimana respons perlu
diperoleh dengan segera dari sampel yang tersebar secara geogarafis.
c. Kuisioner yang diberikan secara pribadi kepada kelompok orang
Kuisioner yang diberikan secara pribadi kepada kelompok orang membantu untuk (1)
membangun hubungan dengan responden ketika memperkenalkan survey, (2) memberikan
klarifikasi yang diminta oleh responden langsung di tempat, dan (3) mengumpulkan kuisioner
segera setelah diisi. Pada sisi negative, memberikan kuisioner secara pribadi mahal,
khususnya jika sampel tersebar secara geografis. Kuisioner yang diberikan secara pribadi
adalah paling tepat jika data dikumpulkan dari organisasi yang lokasinya berdekatan satu
sama lain dan kelompok responden bisa dengan mudah dikumpulkan dalam ruang konferensi
(atau lainnya) perusahaan.
d. Kuisioner surat (Mail questionanaires)
Kuisioner surat menguntungkan jika respons terhadap banyak pertanyaan harus dikumpulkan
dari sampel yang tersebar secara geografis, sulit, atau mustahil untuk melakukan wawancara
telepon tanpa menelan biaya besar. Pada sisi negative, kuisioner surat biasanya memiliki
tingkat respons yang rendah dan kita tidak dapat yakin jika data yang diperoleh adalah bias
karena nonresponden mungkin berbeda dari mereka yang merespons. Survey kuisioner surat
adalah paling tepat ketika informasi harus diperoleh pada suatu skala substansial melalui
pertanyaan terstruktur, dengan biaya yang masuk akal dari sampel yang tersebar luas secara
geogarafis.
e. Studi observasional (Observational studies)
Studi obesrvasional membantu memahami persoalan yang rumit melalui obeservasi langsung
dan kemudian, bila mungkin, mengajukan pernyataan untuk mengklarifikasi mengenai
persoalan tertentu. Data yang diperoleh kaya dan tidak tercemar oleh bias laporan sendiri.
Pada sisi negative, studi ini mahal, karena diperlukan periode observasi yang panjang dan
bias pengamat mungkin mempengaruhi data. Studi observasional paling tepat untuk
30
penelitian yang memerlukan data deskriptif nonlaporan sendiri, yaitu ketika ingin memahami
perilaku tanpa secara langsung menanyakannya kepada responden.
REFERENSI
Sekaran, Uma, 2004, Research Methods for Business. Fourth Edition, Singapore:
John Wiley & Sons, Inc.
31