A. Latar Belakang
Pada usia di atas 55 tahun terjadi proses penuaan secara alamiah. Hal ini
akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis.
Salah satu penuaan yang terjadi pada tubuh manusia, ditandai oleh perubahan
pada tulang, otot dan sendi. Terkait dengan perubahan sendi yang dialami oleh
lansia, maka keluhan nyeri sendi merupakan keluhan yang paling banyak
ditemukan pada lansia (Nugroho dkk, 2008).
Nyeri merupakan pengalaman subyektif yang dapat mempengaruhi
kualitas hidup lansia termasuk gangguan kemampuan fisiknya. Nyeri sendi
yang paling banyak adalah pada sendi-sendi penahan berat tubuh (panggul,
lutut dan kaki) (Nugroho, 2000). Berdasarkan laporan Nasional Riset
Kesehatan Dasar Depertemen Kesehatan Indonesia (2007) sebagaimana yang
dikutip dalam Anderson (2008), mengatakan bahwa prevelensi nasional
penyakit sendi adalah 30,3% (berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan dan
gejala). Sekitar 80% lansia mengalami kondisi kronis yang dihubungkan
dengan nyeri, dan hampir 8% orang-orang berusia 50 tahun ke atas
mempunyai keluhan pada sendinya (Tamher dkk, 2009.
Setelah melalui proses pengkajian data kesehatan, didaptkan dari 78 lansia
sekitar 51,3 % dari jumlah lansia mengalami nyeri sendi. Oleh karena itu,
maka perlu dilakukan tindak lanjut berupa implementasi dari berbagai rencana
yang telah ditentukan. Dalam usaha menindaklanjuti rencana tersebut,
khususnya permasalahan dalam cara penanganan untuk mengatasi penyakit
nyeri sendi pada lansia, maka perlu dilakukan pendidikan kesehatan mengenai
nyeri sendi dan cara penanganan nyeri sendi. Hal ini menjadi sangat penting
dan efektif bagi lansia karena masih banyak warga khususnya lansia yang
belum mengetahui tentang nyeri sendi itu sendiri.
Selain itu, pendidikan kesehatan ini merupakan salah satu bentuk
pengabdian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang Program
Profesi Ners selama praktik khususnya di Bangsal Flamboyan Panti Wreda
Pucang Gading Semarang dalam upaya meningkatkan status kesehatan
wpenerima manfaat serta bagi para lansia diharapkan mampu mengetahui
nyeri sendi dan cara penanganan nyeri sendi serta mampu mendemonstrasikan
contoh penanganan nyeri sendi dengan cara tradisional salah satunya yaitu
kompres dengan air rendaman jahe.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan atau penyuluhan, para lansia
diharapkan mampu mengetahui dan mengerti tentang nyeri sendi serta
mampu mendemonstrasikan contoh penanganan nyeri sendi dengan
menggunakan cara tradisional yaitu kompres menggunakan air
rendaman jahe.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang nyeri sendi selama 1 x
15 menit dan kompres air rendaman jahe 1x 20 menit lansia diharapkan
mampu :
D. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Rabu, 11 Mei 2016
E. METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan tentang nyeri sendi
dan penanganannya yaitu dengan menggunakan ceramah, diskusi, tanya
jawab dan demonstrasi.
F. MEDIA
Media yang digunakan dengan menggunakan Leflet, meja, ember,
rendaman jahe, waslap.
G. STRATEGI PELAKSANAAN
H. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: peserta
I. PENGORGANISASIAN :
Penyaji/Penyuluhan : Syamsul Hadi
J. KRITERIA EVALUASI :
a. Evaluasi Struktur :
1. Semua peserta hadir dalam kegiatan
2. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
3. Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum Pelaksanaan
Penyuluhan
b. Evaluasi Proses :
1. Peserta Antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri
2. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan
berlangsung
3. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
4. Peserta dapat meredemonstrasikan cara penanganan nyeri sendi
dengan pembuatn secara tepat.
c. Evaluasi Hasil :
1. Peserta memahami materi yang telah disampaikan
2. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan pemateri
3. Peserta mampu melakukan kembali cara penanganan nyeri sendi
dengan kompres menggunakan air rendaman jahe
K. Lampiran-lampiran
1. Lembar Materi
MATERI
NYERI SENDI