Strategic Management
Oleh:
Azmi Pratama (5216201209)
Gambar 1.
a. Strategic Fit
Strategic fit harus digambarkan secara jelas dalam domain eksternal(bagaimana
posisi sebuah perusahaan dalam IT marketplace) dan internal (bagimana
merancang dan menyusun secara tersruktur proses bisnis dan proses TI).
b. Functional Integration
Functional Integration adalah hubungan antara strategi bisnis dan strategi TI
yang menggambarkan komponen eksternal yang penting bagi banyak perusahaan,
seperti keberadaan IT sebagai sumber keuntungan strategis
Kompleksitas Strategic Alignment
Bagian terpenting dari SAM adalah tata kelola yang efektif dari IT sebuah
perusahaan membutuhkan keseimbangan antara pilihan pada semua domain dari Gambar 1.
Henderson dan Venkatraman menjelaskan dua hubungan cross-domain di mana strategi
bisnis memainkan peran driver, dan dua hubungan di mana strategi TI adalah enabler, yang
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 2
Dapat mendefinisikan tujuan tangibel dan relevan dan objektif pada tingkatan
tanggung jawab yang bervariasi
Menyesuaikan pengetahuan dasar dari COBIT 5 berdasarkan tujuan
perusahaan untuk menghasilkan panduan yang relevan untuk implementasi
spesifik, improvisasi atau proyek asuransi.
Mengidentifikasi secara jelas dan mengkomunikasikan bagaimana enabler
berperan penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan COBIT 5 goals cascade dengan tabel pemetaannya tidak mewakili kebenaran
universal. Pengguna diharuskan menggunakan melalui kaidah yang sudah didefinisikan.
Pengguna tidak bisa menggunakan cara purely mechanistic. Berikut ini adalah alasan
mengapa hal ini bisa terjadi :
Setiap perusahaan memiliki prioritas yang berbeda dalam tujuan, dan prioritas
tersebut bisa berubah dari waktu ke waktu.
Tabel pemetaan tidak membedakan antara ukuran dan/atau industri dari
perusahaan. Mereka mewakili semacam ―common denominator‖, secara
umum, perbedaan tingkat tujuan yang saling terkait.
Indikator yang digunakan dalam pemetaan menggunakan dua tingkat
pentingnya relevansi, menunjukkan bahwa ada tingkat relevansi yang
berlawanan, sedangkan, pada kenyataannya, pemetaan akan lebih dekat
dengan sebuah rangkaian/kesatuan dari berbagai tingkat korespondensi.
Agility
Perusahaan harus lincah/tangkas dalam bersaing dalam pasar mereka, dan organisasi
TI harus lincah/tangkas untuk tetap selaras dengan bisnis mereka. Strategi perusahaan
berkembang dari waktu ke waktu, harus ada penilaian yang konstan terhadap perubahan
strategis bisnis dan dampaknya terhadap organisasi TI. Pertanyaan yang harus ditanyakan
meliputi:
Enterprise Agility
COBIT 5 mengarahkan kebutuhan stakeholder agar perusahaan memiliki kelincahan
dalam hal "ketangkasan dalam menanggapi perubahan lingkungan bisnis." Pencapaian
tujuan perusahaan tersebut dapat diukur melalui.
Tingkat kepuasan dewan perusahaan terhadap perusahaan yang responsif
terhadap kebutuhan baru
Jumlah produk dan jasa penting yang didukung oleh proses bisnis terbaru.
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengubah tujuan strategis bisnis baru
sampai disepakati dan disetujui.
IT Agility
Dalam rangka mewujudkan IT agility perusahaan, organisasi TI tentu diharuskan
memiliki ketangkasan. COBIT 5 menggambarkan IT agility dapat diukur melalui:
Agility Loops
Target dalam mencapai ketangkasan IT organization secara taktis bisa dilakukan
dengan merasakan dan merespon perubahan lingkungan secara efisien dan efektif. Agility
adalah proses yang berkelanjutan. Agar IT organization menjadi tangkas, semua anggota
IT organization perlu memahami kebutuhan dan berkomitmen untuk proses ini. Ada tiga
prinsip kerja yang terlibat agar IT organization untuk menjadi tangkas yang dapat
direpresentasikan dalam Agility Loops sebagai berikut:
Expression Barriers
Expression Barriers muncul dari konteks strategis organisasi dan dari
perilaku manajemen senior, termasuk kurangnya terarahnya strategi bisnis.
Hal ini menyebabkan pemahaman dan komitmen yang kurang terhadap
strategi organisasi oleh manajemen operasional.
Specification Barriers
Specification Barriers timbul dari keadaan strategi IT organization, seperti
kurangnya keterlibatan IT dalam pengembangan strategi dan bisnis, dan
manajemen TI melakukan two independent monologue. Hasil dalam situasi di
mana usaha dan strategi TI terus menerus terisolasi dan tidak memadai.
Implementation Barriers
Sifat portofolio IT Organization saat ini dapat menjadi Implementation
Barriers yang muncul ketika ada kendala teknis, politik atau keuangan pada
infrastruktur saat ini. Sebuah contoh yang baik dari penghalang terakhir ini
adalah susahnya integrasi sistem warisan (sistem turunan yang udah ada).
Identifikasi ISACA dari survei global tentang keselarasan yang ada pada perusahaan,
menyatakan bahwa:
Hampir 50 persen dari entitas menanggapi survei, tidak memiliki struktur tata
kelola yang formal yang dirancang untuk memastikan IT dan keselarasan
bisnis
Tanggung jawab untuk strategi TI sering didelegasikan kepada manajemen di
bawah tingkat dewan direksi. Secara khusus, kurang dari 25 persen dari
entitas melibatkan anggota dewan direksi secara langsung dalam proses dan
pengaturan strategi IT.
a. Kebijakan
Kebijakan adalah dokumen tingkat tinggi yang mewakili coporate philosophy
dari suatu organisasi. Untuk menjadi efektif, kebijakan harus jelas dan ringkas.
Manajemen harus menciptakan lingkungan yang terkontrol secara positif dengan
tanggung jawab untuk merumuskan, mengembangkan, mendokumentasikan,
mengumumkan, dan mengendalikan kebijakan yang mencakup tujuan umum dan
yang bersifat arahan. Kebijakan yang baik adalah kebijakan yang bersifat efektif,
efisien, dan tidak menggangu.
b. Prosedur
Prosedur adalah langkah-langkah rinci ditetapkan dan didokumentasikan untuk
melaksanakan kebijakan. Mereka harus berasal dari kebijakan induk dan
dirancang untuk mencapai tujuan dari kebijakan tersebut. Prosedur harus ditulis
secara jelas dan ringkas sehingga mereka dapat dengan mudah dan benar
dipahami. Umumnya, prosedur bersifat lebih dinamis dari kebijakan.
Inti dari Scorecard adalah manajemen informasi yang disediakan oleh pemangku
kepentingan dan didukung oleh sistem pelaporan berkelanjutan yang ditunjukkan dalam
gambar berikut.
Gambar 6. BSC
Menurut ISACA, penggunaan BSC IT adalah salah satu cara yang paling efektif
untuk membantu dewan direksi dan manajemen dalam mencapai keselarasan IT dan bisnis
dan merupakan praktek terbaik untuk pengukuran kinerja.
Untuk menerapkan praktek yang baik, fungsi IT sebagai penyedia layanan internal,
harus diubah sesuai empat perspektif umum BSC.
• Business Architecture
• Information Architecture
• Information System Architecture
• Data Architecture
• Delivery Systems Architectur
Hal ini berada pada APO04 – Mange Inovation. Hal ini sangat penting untuk
menganalisis apa peluang inovasi bisnis atau perbaikan yang dapat dibuat dengan teknologi
yang sedang berkembang, layanan atau IT-enabled dalam inovasi bisnis, serta melalui
teknologi yang sudah ada dan dengan bisnis dan proses inovasi TI.
Hal ini dapat mempengaruhi perencanaan strategis dan keputusan EA, dalam
mendukung pencapaian competitive advantages, inovasi bisnis, dan peneingkatan efektifitas
operasional dan efisiensi dengan memanfaatkan pengembangan IT.
Sebuah perusahan harus bisa memilih dan mengadopsi skema katagorisasi tersebut
yang relevan dengan keadaan perusahaan. Hal ini sangatlah penting untuk memahami
tujuandari katagorisasi tersebut. Tujuan-tujuan tersebut meliputi:
Teknik lain yang berguna yang digunakan dalam manajemen program adalah stage-
gating. Ini pertama kali dipopulerkan oleh Robert Cooper pada 1980-an sebagai pendekatan
untuk membuat pengembangan produk yang lebih efektif. Sementara teknik ini berfungsi
sebagai blueprint untuk mengelola proses produk baru, sama efektif dalam mengelola
program multiproject. Pemetaan proses seluruh program sebagai serangkaian langkah yang
telah ditentukan, membantu untuk memecahkan inisiatif program secara keseluruhan
menjadi satu kumpulan yang lebih mudah dikelola. Setiap tahap terdiri dari serangkaian
kegiatan lintas-fungsional dan paralel tertentu yang harus berhasil diselesaikan sebelum
mendapat persetujuan manajemen untuk melanjutkan ke tahap berikutnya. Pintu masuk ke
masing-masing tahap disebut gerbang, dan gerbang ini, yang biasanya pertemuan
pengambilan keputusan, mengontrol proses dan berfungsi sebagai:
Kualitas Kontrol
Go to Checkpoint, membunuh Checkpoint, redaline cheks, must-meet critria,
should-meet criteria
Sebuah penanda untuk rencana aksi untuk tahap berikutnya.
Business Cases terdiri dari sumber inputan utama serta tiga workstreams
memberikan outcome . Workstreams ini termasuk memberikan kemampuan teknis
(misalnya, manajemen hubungan pelanggan [CRM] aplikasi), kemampuan operasional
(misalnya, pengguna memiliki akses untuk melengkapi informasi pelanggan) dan
kemampuan bisnis (misalnya, informasi digunakan untuk mendukung cross-selling). Setiap
workstreams ini perlu didokumentasikan dengan data untuk mendukung keputusan investasi
dan manajemen portofolio proses: inisiatif, biaya, risiko, asumsi, hasil dan metriknya.
Seperti terlihat pada gambar dibawah ini:
Business case adalah alat operasional yang harus terus diperbarui untuk
mencerminkan realitas saat ini sehingga dapat memberikan informasi yang mendasar untuk
membuat keputusan yang tidak hanya memperlihatkan komitmen awal dari sumber daya,
tapi untuk mengelola investasi melalui full economic life cycle. Dengan demikian, Business
case harus mencakup jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul, berlandasan yang
relevan, dan berisikan informasi yang akurat sepeti berikut:
Ada enam kegiatan yang ditentukan untuk melakukan penentuan proposisi nilai dari
strategi TI untuk stakeholder kunci: