MKTG8018048
Marketing & Digitalization Strategy (OL) – LOP2
Dr. Pantri Heriyati, S.E., M.Comm.
Oleh :
1. Angga Galih Perdana (NIM. 2301985821)
2. Permadi Setiawan (NIM. 2301985973)
3. Hapsari Handayani (NIM. 2301986074)
4. Muhammad Indrik (NIM. 2301986055)
Forum Diskusi Sesi
Forum Sesi 2
Ada tiga aktifitas yang akan kita lakukan di dalam sesi ini yang mengacu pada
pendekatan Horton (2006): Absorb, Do, Connect. Saya paparkan sebagai berikut, dan
silakan digunakan sebagai panduan diskusi.
Kegiatan pertama adalah aktivitas ABSORB. Pada kegiatan ini tujuan yang ingin dicapai
adalah mahasiswa dapat mengabsorbsi informasi baru yang berkaitan dengan topik
hari ini, oleh
karena itu,
1. Pelajari buku teks utama (Kotler & Keller, 2016), Bab 4, 5, 6, dan 12. Materi
ringkasannya juga anda bisa dapatkan di Binusmaya.
2. Pelajari juga materi tambahan video based learning untuk sesi ini.
3. Baca dan pahami juga artikel studi kasus (case study) yang dilampirkan untuk sesi
ini
▪ Kotler & Keller: Chapter 4, 5, 6, and 12
▪ Case: CV IDEAS: Growbox – Striving for sales growth (Waworuntu, A.S. &
Kountur, R., BINUS Case Center, 2016)
▪ VBL: Conducting online research for holistic marketing approach
▪ Additional reference: Horton, W. (2011). Elearning by design. 2nd Ed. John Wiley
& Sons.
Kegiatan kedua adalah aktivitas DO. Harap anda memberikan tanggapan atas hal-hal
berikut:
1. Ilustrasikan pendekatan yang sesuai untuk customer relationship management
(CRM) untuk masing masing organisasi business-tobusiness (B2B) maupun business
to-consumer (B2C)
2. Merujuk pada Case “CV Ideas: Growbox – Striving for sales growth’’, Dari
pandangan strategic marketing, apa akar masalah dari Growbox?
a. Bagaimana rekomendasi anda bagi Growbox untuk perencanaan strategi
pemasarannya berkaitan dengan akar masalahnya tersebut?
b. Petunjuk: gunakan pendekatan perencanaan yang terintegrasi dan
jelaskan secara singkat namun padat mulai dari STP sampai marketing mix.
c. Seandainya anda melakukan riset pemasaran untuk Growbox untuk
mengetahui segmentasi bagi pasar serupa Growbox, jelaskan langkah-
langkah dari rencana riset anda.
JAWABAN
1. Ilustrasikan pendekatan yang sesuai untuk customer relationship management (CRM)
untuk masing masing organisasi business-tobusiness (B2B) maupun business to-
consumer (B2C).
Jawab :
A. CRM (Customer Relationship Management) adalah strategi bisnis yang memadukan
proses, manusia dan teknologi. Membantu menarik prospek penjualan, mengkonfersi
mereka menjadi pelanggan, dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada,
pelanggan yang puas dan loyal. Tujuan dari CRM adalah untuk mengetahui
sebanyak mungkin tentang bagaimana kebutuhan dan perilaku pelanggan, untuk
selanjutnya memberikan sebuah pelayanan yang optimal dan mempertahankan
hubungan yang sudah ada, karena kunci sukses dari bisnis sangat tergantung
seberapa jauh kita tahu tentang pelanggan dan memenuhi kebutuhan mereka. Sulit
bagi sebuah perusahaan untuk mencapai dan mempertahankan kepemimpinan
dan profitabilitas tanpa melakukan fokus secara berkesinambungan yang dapat
dilakukan pada CRM. Customer Relationship Management (CRM) merupakan sistem
kustomisasi real time yang memanajemen kustomer dan melakukan personalisasi
produk dan servis berdasarkan keinginan customer atau menyangkut hubungan
antara perusahaan dengan konsumen yang meliputi : Sales, pemasaran, data-data
penjualan dan pelayanan, anggapan dari konsumen.
2. Intelijen Penjualan.
Intelijen Penjualan atau Sales Intelligence dalamCRM adalah sejenis dengan is similar
to Analytical CRM, tetapiditekankan lebih jauh untuk piranti penjualan langsung
4. Penjualan
Untuk penjualan biasa digunakan Sales Force Automation(SFA). SFA membantu untuk
otomatisasi aktivitas yang terkait denganstaf penjualan, seperti untuk penjadwalan
menghubungi pelanggan, pengiriman surat kertas maupun elektronik ke
pelanggarn, menelusurirespon pelanggan, membuat laporan, menilai tingkat
penjualan, prosesorder penjualan otomatis.
5. Manajemen Kampanye.
Campaign management mengkombinasikanelemen antara CRM operasional dan
analitik agar dapat menjalankanfungsi pembentukan kelompok target dengan
kriteria tertentumenggungakan data pelanggan, mengirimkan materi yang terkait
dengankampanye produk untuk calon tertentu menggunakan berbagai
saluranseperti e-mail, telephone, SMS, dan surat, menelusuri, menyimpan
danmenganalisis statistik kampanye.
6. Kolaboratif.
Collaborative CRM mencakup aspek-aspek yang ditanganikorporasi yang terkait
dengan pelanggan pada berbagai departemenseperti pada bagian penjualan,
dukungan teknis, dan pemasaran. Staf dari berbagai departemen pada korporasi
yang sama dapat saling bertukar dan berbagi informasi yang dikumpulkan ketika
berinteraksi dengan pelanggan. CRM jenis ini bertujuan untuk menggunakan
informasi yangdikumpulkan secara bersama di semua departemen untuk
peningkatkankualitas pelayanan yang diberikan
pengelolaan dan transaksi lainnya dengan lebih baik. Beberapa penerapan CRM pada
model bisnis B2B :
1. Sistem CRM pada perusahaan manufaktur dapat membantu mengelola segala
sesuatu yang berkaitan dengan proses produksi, dimulai dari melacak jenis barang yang
sedang diminati (membaca trend pasar), penentuan jumlah barang yang harus
diproduksi, hingga pengelolaan tugas karyawan produksi dan distribusi barang.
2. Dalam hal ini, sistem CRM akan menjadi sangat berguna untuk mengatur alur kerja
dan penugasan tenaga sales lapangan dalam mendistribusikan barang serta mencatat
pesanan yang baru masuk. Dan juga untuk memberikan kontrol terhadap KPI dari
salesmen
3. Implementasi Customer Relationship Management yang baik mensyaratkan semua
bagian dalam bisnis perusahan yang menyentuh pelanggan untuk harus terhubung.
Pasalnya dengan terhubung satu sama lain, maka perusahaan pun dapat memiliki
pandangan menyeluruh terhadap pelanggan. Contohnya seperti terintegrasinya
hubungan antara manajemen eksekutif dengan pemegang peran kunci pada fungsi-
fungsi seperti customer support, customer service, marketing dan humas.
4. CRM memberikan laporan-laporan dari data yang dikumpulkan sehingga dapat
menjadi informasi yang berguna bagi manajemen untuk proses pengambilan
keputusan. Aplikasi CRM akan menjadi Decision Support System(DSS) dimana pihak
manajemen tidak lagi direpotkan lagi pada urusan teknis dalam membuat laporan dan
menyusun informasi yang dibutuhkan. Namun demikian, inisiatif CRM pada perusahaan
tidaklah semata hanya berhenti pada implementasi aplikasi CRM. Aplikasi CRM
hanyalah sekedar teknologi yang menjadi alat ( tool ) bagi perusahaan. Untuk menamin
implementasi CRM yang sukses, banyak faktor yang harus dibenahi terlebih dahulu oleh
perusahaan
C. Pendekatan CRM dalam organisasi business-to Consumer (B2C)
B. Merujuk pada Case “CV Ideas: Growbox – Striving for sales growth’’, Dari pandangan
strategic marketing, apa akar masalah dari Growbox?
Jawab :
Ditemukan pada permasalahan utama adalah tidak ada pertumbuhan penjualan yang
signifikan selama enam belas bulan terakhir, terutama untuk growbox putih yang
diperkenalkan ke pasar pada tahun 2012. Tampaknya ada penjualan yang menjanjikan
untuk produk baru yang diperkenalkan (grovebox pink dan kuning). Jenis kebaruan atau
elemen newness suatu produk baru memang mempengaruhi iperubahan yang dibuat
dalam manajemen penjualan atau strategi perusahaan dalam memperkenalkan
produk baru. Secara umum, perusahaan dengan produk yang tidak baru di pasar tetapi
baru di perusahaan membuat lebih banyak perubahan dalam strategi penjualan
daripada yang dilakukan perusahaan dengan pasar baru dan produk baru untuk
perusahaan, kecuali dalam strategi kategori supervise dan kompensasi.
Mempelajari kinerja produk yang dipasarkan sebelumnya dapat membantu
menginformasikan strategi penjualan di perusahaan meluncurkan produk yang tidak
baru untuk pasar tetapi baru bagi perusahaan. Kesempatan untuk melakukan
perubahan strategi penjualan untuk menganalisis kelemahan strategi penjualan produk
baru pertama yang dipasarkan dapat membantu mengimbangi kerugian dari
mencoba untuk menggantikan produk sebelumnya. Sehingga, akar masalahnya
Jawab :
1. Segmenting Demografis (usia) : Segmentasi Growbox ada pada pria dan wanita
mulai dari remaja hingga dewasa, yang memiliki usia berkisar antara 20-40 tahun.
Keunikannya ada pada kemasan, perawatan, dan panen jamur.
2. Geografis (keadaan alami): Berdasarkan ketinggiannya, memiliki iklim tropis di
selatan dan iklim subtropic di utara. Selain itu, wilayah juga beriklim kontinental
(daratan). iklim). Ciri dari iklim ini adalah kondisi suhu udara pada siang hari
adalah sangat panas, sedangkan pada malam hari, suhu udara bisa sangat
dingin.
Jawab :
Pendekatan perencanaan yang terintegrasi dan jelaskan secara singkat namun padat
mulai dari STP sampai marketing mix.
GROWBOX MARKETING STRATEGY
EXISTING CONDITION
ANALYSIS TIER I
SEGMENTATION TARGETING DIFFERENTIATION POSITIONING
- Konsumen usia produktif Gen Y/millenials pecinta - Media penanaman jamur - Jamur menu healthy food
dengan rentang usia 18-34 Tanaman/houseplants. menggunakan baglog dimasukkan produksi rumahan. (Consumable
tahun. Konsumen didominasi didalam kotak kardus warna- per-4 bulan, dapat dipanen 3-4
56% wanita. warni lengkap dengan botol kali).
- Lokasi pemasaran berpusat di penyemprot air sehingga cukup
Kota Bandung, Jakarta, Bali, praktis & menarik apabila di rawat
Jogja dimana bisnis kreatif didalam rumah dengan suhu 24-
berkembang pesat. 32°C.
BRANDING
PRODUCT OFFERING PRICING STRATEGY CHANNELS/VALUE CHAINS PROMOTION STRATEGY
- Beberapa varian jamur yang - Rp.40.000,- s.d Rp.75.000,- - Retail: Siete Cafe, Origin - Media cetak (Bisnis Jabar, Hai
sudah ditanam dalam media belum termasuk biaya Kitchen, Reading Lights, Tobucil Magazine, Republika, Sindo dl)
jamur/baglog lengkap dengan pengiriman. - Kolaborasi produk bingkisan/gift online (SMS email blast,
sprayer air dan dikemas dalam - Modal biaya baglog dari petani dengan EO bazaar facebook, twitter, IG dll), TV
box warna-warni. Rp.10.000/ea Growbox Putih dan (RCTI, Media Indonesia, NET.TV
Rp.15.000/ea untuk Growbox dll), media sosial, exhibitions,
(Varian Yellow, White, Pink, Blue , jenis lain. event "Mushroom Hunting"
Brown Oyster, dan Jelly - Tahun 2012-2014
Mushroom) Gaji karyawan Rp. 30 juta, sewa
tempat: Rp. 10 juta, biaya suplai
Rp. 5 juta, lain-lain Rp. 1.5 juta.
ROOT CAUSE ANALYSIS
- Untuk jenis produk varian jamur - Harga produk yang cukup Mengingat visi dan positioning - Strategi promosi yang diambil
sesuai dengan kebutuhan market, kompetitif untuk produk retail. produk Growbox sebenarnya Growbox cukup menantang
perlu dikaji pemenuhan produk - Perlu dikaji untuk suplai dari menyasar healthy food perlu mengingat pengguna media cetak
untuk pasar grosir dan menyasar petani dengan jumlah masif dan dikembangkan untuk menyasar dan televisi sudah mulai beralih
ke pertanian, holtikultura dan F&B mengembangkan skema channels bidang pertanian dan ke media online streaming.
dengan konsep healthy food. kerjasama kemitraan yang loyal holtikultura Sehingga kemungkinan
untuk suplai bahan agar dapat berdampak terhadap biaya
melayani kebutuhan masal dan promosi yang cukup besar.
memperoleh harga bahan baku - Perlu dikaji pemanfaatan media
lebih murah. sosial dengan biaya yang lebih
murah dan sesuai dengan
segmen pasar baru.
Sekilas Growbox:
Growbox adalah industri kreatif kecil yang didirikan pada tahun 2012 oleh empat anak
muda yang ingin berwiraswasta. Ide mereka tentang bisnis adalah untuk menghasilkan
media dimana jamur bisa tumbuh dalam kemasan yang menarik, berupa kotak yang
disebut growbox. Dengan membeli growbox, pelanggan dapat merasakan
pengalaman menanam jamur secara mandiri.
2. Promosi.
Growbox mengadakan acara-acara khusus untuk memastikan pembelian ulang dan
menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Growbox melakukan kolaborasi dengan
Marketing & Digitalization (OL) – LOP2 P a g e | 12
Forum Diskusi Sesi
perusahaan lain untuk mengadakan bazar. Selain itu Growbox juga menyediakan
layanan membungkus kado secara gratis untuk hadiah. Iklan juga dilakukan melalui
media sosial secara gratis, karena tidak memiliki biaya untuk iklan sehingga yang
dilakukan adalah melakukan pengiklanan dengan menggunakan media sosial yang
gratis seperti Twitter, Instagram, Facebook, dan media sosial lainnya. Walaupun tidak
ada langkah pengiklanan secara spesifik ke media massa, namun Growbox di ekspos di
berbagai media seperti majalah, surat kabar, televisi, dan lainnya.
3. Distribusi produk.
Pelanggan membeli Growbox dari pameran, toko ritel (melalui consignment), langsung
dari kantor Growbox, dan memalui penjualan online. 70% pendapatan berasal dari
penjualan online. Pembeli terbanyak merupakan pelanggan wanita (56%), dan grup
usia sekitar 18 – 34 tahun (42%).
Masalah
1. Hampir tidak ada keuntungan setelah bisnis Growbox telah beroperasi selama 16
bulan dan melakukan penjualan ribuan produknya.
2. Masalah pada cost management.
3. Masalah pada pertumbuhan penjualan. Growbox tidak menunjukkan adanya
pertumbuhan pada penjualannya, padahal melakukan bisnis di Bandung yang
merupakan tempat industri kreatif dimana sebagian besar industri kreatif kecil telah
memperoleh pendapatan yang fantastis.
Akar permasalahan
Analisa akar permasalahan menggunakan marketing mix (4P)
Product.
1. Growbox hanya memiliki single product. Penjualan bergantung dari produk yang
tidak variatif sehingga konsumen/pelanggan hanya mampu memilih satu produk
growbox saja, yaitu sebuah growbox yang berisi tumbuhan jamur.
2. Analisa terkait kebutuhan dan minat pasar akan produk Growbox perlu dilakukan
sebelum membangun usaha kreatif.
3. Product lifetime, dimana ketahanan produk setelah produk dikemas hanya bertahan
dengan waktu yang singkat (2 minggu), setelahnya tidak lagi bisa dijual
Price.
1. Analisa harga jual perlu dilakukan dengan pertimbangan keseluruhan cost of goods
sold disertai biaya lainnya, lalu ditambah dengan margin keuntungan yang
diharapkan.
2. Tidak adanya personel dengan background finance accounting sehingga
pencatatan keuangan dilakukan dengan cara yang kurang tepat serta analisa
keuangan tidak dapat dilakukan untuk menjadi dasar dalam memperbaiki cost
management, terutama nantinya akan berkaitan dengan penetapan harga jual.
3. Analisa harga juga harus dilakukan berdasarkan kemampuan pasar untuk membeli
produk Growbox.
Place.
1. Lokasi penjualan offline perlu dipertimbangkan, dengan melakukan analisa
banyaknya pelanggan yang mampu berada pada lokasi tersebut, dan di kota-kota
yang memiliki prospek pelanggan yang tinggi.
Promotion.
1. Tidak tersedianya budget untuk pengiklanan sehingga mengandalkan media iklan
gratis.
2. Media promosi tidak efektif meningkatkan penjualan secara konsisten.
3. Perlu adanya promotion plan yang kreatif dan low budget sehingga mampu menarik
minat pelanggan lebih banyak.
Research objectives :
Menentukan strategi pemasaran yang tepat berdasarkan visi dan misi perusahaan
Growbox sehingga mampu masuk ke dalam segmen pasar yang tepat dan dapat
meningkatkan penjualan Growbox.
Produk "Growbox" adalah sebuah kotak sederhana berisi bibit jamur tiram yang bisa
dibudidayakan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Di belakang
kemasannya terbilang sederhana, produk dari kota kembang yang memiliki berbagai
macam keunikan yang sangat menarik. Desain kotak di "Growbox" sangat mudah
dibawa kapan saja dan di mana saja. Ada juga nama yang bisa digunakan untuk
memberi nama, yaitu sebagai jamur perkotaan. "Growbox" adalah miniatur termudah
untuk mencicipi budidaya jamur tiram dengan teknik yang sangat menyenangkan.
Dalam game "Growbox" telah difasilitasi sedemikian rupa cara membuka lingkaran yang
tersedia pada kotak. Selanjutnya, cukup buat baris "+" dengan menggunakan cutter di
area yang dibuka. Lalu siram 1 hingga 3 kali sehari dengan air, kemudian tinggal
menunggu panen.
Ada 6 varian jamur yang ditawarkan "Growbox", antara lain : jamur tiram warna putih,
kuning, biru, pink, coklat muda dan coklat tua. Tidak perlu untuk bingung jenis jamur tiram
di Growbox Anda karena tali di Growbox paket menunjukkan jenis benih jamur di
dalamnya. Tidak hanya itu, di dalam kotak Growbox juga bisa melihat waktu panen.
Sejak awal, Growbox menyasar dua jenis pembeli, yaitu konsumen dan pelanggan.
Target pasar Growbox adalah anak - anak yang menggunakan Growbox sebagai
bahan edukasi untuk mereka dan juga orang tua yang mengeluarkan uang untuk
membeli Growbox. Untuk itu Growbox tidak meletakkan media tanam jamur ini di
dalam boneka walaupun sasaran pembelinya anak - anak, karena fokus penjualan
adalah pengalaman, bukan mainan (Growbox, 2015). Kotak yang digunakan oleh
Growbox diisi oleh bibit jamur dengan menggunakan media tanam utama berupa
limbah serbuk kayu. Proses produksi dimulai dengan mencampurkan serbuk kayu
dengan dedak dan kapur, lalu dimasukkan ke dalam plastik. Plastik ini kemudian
disebut dengan baglog atau medium tanah jamur. Baglog kemudian disterilisasi
dengan uap air bertekanan, untuk mengurangi kontaminasi dengan jamur atau
mikroba lainnya. Setelah steril, bibit jamur kemudian dimasukkan ke dalam baglog lalu
dilakukan proses inkubasi selama 1 bulan. Baglog kemudian dimasukkan ke dalam dus
setelah berwarna putih untuk kemudian dibudidayakan oleh konsumen. Dalam waktu 2
- minggu, dengan perawatan yang mudah, jamur akan tumbuh dan konsumen dapat
memanen untuk keperluan konsumsi. Tidak berakhir di sana, nantinya jamur ini dapat
dipanen hingga 3 - 4 kali (Growbox, 2015).
(Growbox, 2015)
Tujuan berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari kajian pengembangan
ide bisnis ini adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan ide pengembangan bisnis pada perusahaan growbox Rumah Jamur
melalui
penerapan analisis SWOT.
2. Menentukan perencanaan pengembangan bisnis pada perusahaan growbox
Rumah Jamur berdasarkan strategi STP dan bauran pemasaran.
Manfaat kajian pengembangan ide bisnis ini diharapkan dapat memberikan manfaat
secara langsung maupun tidak langsung terhadap beberapa pihak yang terkait.
Adapun beberapa pihak yang terkait dalam manfaat pengembangan ide bisnis yaitu
sebagai berikut :
1. Penulis Hasil dari Kajian Pengembangan Bisnis (KPB) ini diharapkan penulis mampu
mendapatkan pengalaman dalam perluasan pemasaran suatu produk serta
menambah pengetahuan dan keterampilan bagi penulis.
2. Akademisi Kajian Pengembangan Bisnis (KPB) bagi akademisi diharapkan mampu
memberikan manfaat seperti sumber informasi bagi Kajian Pengembangan Bisnis
(KPB)
3. Perusahaan Kajian Pengembangan Bisnis (KPB) bagi perusahaan yang terkait
diharapkan mampu memberikan manfaat seperti masukan untuk memperbaiki
kekurangan dan kelemahan suatu perusahaan agar perusahaan lebih baik dari
sebelumnya.
Ruang Lingkup dalam analisa Kajian Pengembangan Bisnis (KPB) ini akan membahas
perluasan pemasaran untuk meningkatkan pendapatan suatu perusahaan dengan
menggunakan strategi persaingan, strategi bauran pemasaran (marketing mix) 4P yang
akan diterapkan pada Growbox Rumah Jamur.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan untuk memaksimalkan kekuatan (Strengths)
dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan untuk meminimalkan
kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Analisis SWOT membandingkan antara
faktor eksternal Peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal
Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weakness). Matriks SWOT dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
BERBAGAI PELUANG
BERBAGAI ANCAMAN
B. Aspek Pasar
Aspek pasar merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Pasar dan pemasaran memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi dan saling
mempengaruhi satu sama lainnya dengan kata lain, setiap ada kegiatan pasar selalu
diikuti oleh pemasaran dan setiap kegiatan pemasaran adalah untuk mencari atau
menciptakan pasar. Agar investasi atau bisnis yang akan dijalankan dapat berhasil
dengan baik, maka sebelumnya perlu melakukan strategi bersaing yang tepat. Unsur
strategi persaingan ini adalah dengan cara menentukan segmentasi pasar
(segmentation), menetapkan pasar sasaran (targeting), dan menentukan posisi pasar
(positioning), atau sering disebut dengan STP.
2. Strategi Harga
Harga adalah salah satu aspek terpenting dalam kegiatan marketing mix. Harga
adalah sejumlah uang yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu
barang atau jasa. Penentuan harga sangat penting untuk diperhatikan, mengingat
harga merupakan salah satu penyebab laku atau tidaknya suatu produk yang
ditawarkan. Apabila salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap
produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut di pasaran
4. Strategi Promosi
Strategi promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan ketiga kegiatan diatas, baik
produk, harga, lokasi atau distribusi. Dalam kegiatan ini setiap perusahaan berusaha
untuk mempromosikan seluruh produk atau jasa yang dimilikinya baik langsung
maupun tidak langsung.
Berdasarkan grafik batang di atas dapat disimpulkan bahwa CV IDEAS INDONESIA siap
untuk memasuki pasar Internasional. Berdasarkan nilai 9 dari metode ekspor. Karena Mr.
Ronaldiaz Hartantyo selaku Credit Marketing Officer (CMO) CV IDEAS INDONESIA
mengatakan bahwa 80% klien kami adalah orang-orang di luar Negeri, yaitu dari
Sebagian Besar Eropa, Korea, dan Negara-negara ASEAN. Oleh karena itu, nilai metode
ekspor di CV IDEAS INDONESIA adalah 2 dari nilai tertinggi dari 5 inti pada grafik di atas.
Perlindungan produk di CV IDEAS INDONESIA kami beri nilai 9 karena juga bekerjasama
dengan pihak jasa pengiriman. Oleh karena itu produk akan terjamin keamanannya.
Dan jika ada cacat pada produk maka bertanggung jawab. Alasan kami memberi
peringkat 6 pada manajemen komite adalah karena saat ini CV IDEAS fokus pada
produk lain untuk dijadikan pusat bisnisnya.
Sebelum mengekspor, kami menganalisis beberapa negara yang cocok untuk growbox.
Negara adalah negara Arab Saudi. Arab Saudi dan Indonesia memiliki sejarah bilateral
yang panjang. Indonesia juga merupakan salah satu mitra dagang potensial di kawasan
Timur Tengah. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, total nilai
perdagangan non migas antara periode 2011-2015 menunjukkan pertumbuhan positif
sebesar 3,89 persen per tahun. Rata-rata nilainya US$ 1,83 miliar per tahun. Sedangkan
impor non migas tercatat sebesar US$ 921.23 juta per tahun pada periode yang sama.
Pada tahun 2015, neraca perdagangan mengalami surplus 29,84 persen. Produk ekspor
utama Indonesia ke Arab Saudi adalah motor kendaraan; Minyak kelapa sawit; tuna;
karet dan produk karet; kayu lapis; kertas dan produk kertas; bubur kertas; arang kayu;
serta tekstil dan produk tekstil. Secara astronomis, Saudi Arabia terletak antara 15°LU
32°LU dan 34°BT 57°BT. Secara geografis Saudi Arabia terletak di Asia Barat.
C. Aspek Produksi
Aspek teknis atau operasi yang juga dikenal sebagai aspek produksi. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam aspek teknis ini adalah masalah penentuan lokasi, luas
produksi, tata letak (lay out), penyusunan peralatan pabrik, dan proses produksinya
seperti pemilihan teknologi yang akan digunakan. Kelengkapan kajian aspek operasi
sangat tergantung dari jenis usaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha
memiliki prioritas tersendiri.
F. Aspek Kolaborasi
Kolaborasi merupakan bentuk proses sosial, dimana didalamnya terdapat suatu
aktivitas yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang sama dengan saling
membantu dan saling memahami aktivitas masing-masing.
G. Aspek Finansial
Analisis finansial merupakan suatu aspek yang digunakan untuk menilai keuangan
suatu perusahaan secara keseluruhan (Kasmir dan Jakfar 2003). Penilaian aspek
keuangan meliputi penilaian sumber-sumber dana yang akan diperoleh, kebutuhan
biaya investasi, estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode
termasuk jenis-jenis dan jumlah biaya yang akan dikeluarkan selama umur investasi,
proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode kedepan, kriteria
penilaian investasi dan rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan.
Metode analisis yang digunakan dalam kajian pengembangan ide bisnis ini diantaranya
Analisis penerimaan, analisis biaya operasional, analisis laba rugi, dan analisis anggaran
parsial :
1. Mendefinisikan masalah dan objektif yang ada Tentunya, setiap industry memiliki
masalah. Mengacu pada permasalahan Growbox yang akar masalahnya sulit untuk
diketahui, maka penting untuk melakukan analisis terhadap masalah yang ada serta
menentukan aspek-aspek apa saja yang perlu menjadi konsentrasi focus evaluasi.
3. Mengumpulkan data Data yang diperlukan mulai dari data penjualan secara
bulanan, quarter dan tahunan dikumpulkan. Data pelanggan, data distribusi produk,
data after sales, data distributor, data hasil analisis margin—semuanya dikumpulkan
5. Menyajikan penemuan yang ada Penyajian ini dapat berupa Annual Report dengan
infografis yang memudahkan orang untuk melihat dan dapat digunakan sebagai brand
image.