Anda di halaman 1dari 3

Kurikulum Pendidikan Era Sebelum Kemerdekaan

ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA DAN ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG

1. ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA


a. Kurikulum pada masa VOC
Kurikulum sekolah selama penjajahan Belanda bertalian erat dengan gereja.
Kepentingan utama VOC mendirikan sekolah ialah agar penganut agama Kristen di
kalangan penduduk pribumi dapat membaca kitab Injil. Pada abad abad ke – 17 dan ke –
18 segala kegiatan yang menyangkut bidang pendidikan dan pengajaran di negeri
Belanda dilaksanakan oleh lembaga keagamaan. Pemerintah tidak ikut tidak campur
tangan langsung dalam penyelengaraannya sehingga gereja mempunyai kebebasan yang
besar dalam bidang pendidikan. VOC pada waktu menguasai Hindia Belanda (Indonesia)
tidak menghendaki lembaga keagamaan mempunyai wewenang besar dalam mengatur
masyarakat di daerah yang mereka kuasai. Kegiatan gereja merupakan sebagian saja dari
kegiatan VOC yang bertujuan komersial untuk mencari keuntungan yang sebesar –
besarnya.
Dalam masa VOC terdapat pula perkembangan bidang pengajaran yang
diorganisasikan oleh zending. Pada abad ke – 18 di Hindia Belanda diselenggarakan
berbagai jenis dan jenjang pendidikan. System pendidikan yang diselenggarakan pada
zaman VOC lebih banyak ditujukan untuk mendidik tenaga terampil yang dapat
dipekerjakan di perusahaan. Jenis pendidikan yang diselenggarakan meliputi: pendidikan
dasar, sekolah Latin, seminarium theologicum, akademi pelayaran, dan sekolah Cina.
2. ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG
Pendidikan sekolah di zaman penjajahan Jepang banyak megalami perubahan.
Penggolongan pelayanan pendidikan baik menurut golongan bangsa maupun menurut status
social dihapus. Dengan demikian, terdapat integrasi terhadap macam – macam sekolah yan
sejenis. Sejak zaman Jepang, bahasa Indonesia dan istilah Indonesia mulai dipergunakan di
sekolah dan lembaga pendidikan. Sekolah Rendah, waktu itu diganti nama menjadi Sekolah
Rakyat (Kokumin Gakko). Sekolah Menengah Pertama (Shoto Chu Gakko) dan selanjutnya
Sekolah Menengah Tinggi (Koto Chu Gakko) dengan lama pendidikan tiga tahun untuk
Sekolah Menengah Pertama dan tiga tahun untuk Sekolah Menengah Tinggi.
Sekolah kejuruan menengah yang ada ialah Sekolah Pertukangan (Kogyo Gakko) dan
Sekolah Teknik Menengah (Kogyo Semmon Gakko), sedangkan sekolah Hukum dan
MOSVIA ditiadakan. Sebaliknya pada zaman Jepang didirikan Sekolah Pelayaran dan
Sekolah Pelayaran Tinggi. Untuk mendidik guru terdapat tiga jenis sekolah guru yaitu : (1)
Sekolah Guru dua tahun (Syoto Sihan Gakko) ; (2) Sekolah Guru empat tahun (Guto Sihan
Gakko) ; (3) Sekolah Guru enam tahun (Koto Sihan Gakko). Disamping itu masih terdapat
Sekolah Pertanian (Nogyo Gakko) di Tasikmalaya dan Malang dengan lama belajar selama
tiga tahun setelah Sekolah Rakyat.
Hampir semua pergurun tinggi ditutup, tetapi yang masih ada hanya Sekolah Tinggi
Kedokteran (Ika Dai Gakko) di Jakarta dan Sekolah Teknik Tinggi (Kagyo Dai Gakko) di
Bandung. Jika di satu pihak MOSVIA ditutup, dipihak lain Jepang membuka Sekolah Tinggi
Pamongpraja (Kenkoku Gakuin) di Jakart dan Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan di Bogor.
System persekolahan pada zaman pendudukan Jepang menggunakan sistem tiga jenjang yaitu
pendidikan dasar 6 tahun, pendidikan menengah 6 tahun, dan pendidikan tinggi.
Sistem pengajaran dan struktur kurikulum pada masa pendudukan Jepang disusun dengan
tujuan untuk memenuhi kepentingan Perang Asia Timur Raya. Agar dapat mendukung tujuan
itu, pemerintah pendudukan Jepang, mengadakan latihan bagi guru di Jakarta. Setiap
kabupaten/daerah mengirimkan beberapa orang guru untuk dilatih. Setelah selesai mengikuti
latihan tersebut, mereka kembali ke daerahnya masing – masing untuk kemudian melatih
guru – guru lai mengenai bahan – bahan yang mereka peroleh dari Jakarta. Bahan yang
mereka peroleh dalam latihan ialah (1) indoktrinasi mental ideology mengenai Hakko I –
Chiu dalam rangka Kemakuran Bersama Asia Timur Raya; (2) latihan kemilitera dan
semangat Jepang ( Nippon Seisyin); (3) bahasa dan sejarah Jepang dengan adat – istiadatnya;
(4) ilmu bumi ditinjau dari segi geopolitik; (5) olahraga dan lagu – lagu nyanyian Jepang.

Lima Puluh Tahun Perkembangan Pendidikan Indonesia oleh Prof. Dr. Ing. Wardiman
Djojonegoro

Penerbit : Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, Depdikbud tahun
1996

Kurikulum pada masa penjajahan Belanda BAB I tentang PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
SEBELUM KEMERDEKAAN hal 12 – 14
Kurikulum pada masa penjajahan Belanda BAB I tentang PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
SEBELUM KEMERDEKAAN hal 37 – 40

Anda mungkin juga menyukai