Makalah PERAWATAN-BAYI-BARU-LAHIR
Makalah PERAWATAN-BAYI-BARU-LAHIR
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah maternitas
Pada Semester 4 Prodi D-3 Keperawatan
Oleh:
Rachmayanti S W 150010029
Reni Kusumawati 150010030
Rinda Azalya A 150010031
Risky Wahyu W 150010032
Degresia Asmara H 150010049
Devi Arinawati 150010050
Dian Citra A 150010051
Dyah Habibah N A 150010052
Evi May 150010053
Dosen Pembimbing
Nurul Qomariah , S. Kep. Ns
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa, karena dengan karuniaNya
Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ PERAWATAN BAYI BARU LAHIR”
Dalam penulisan makalah ini, Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada :
Dalam Penulisan makalah ini, Kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang Kami miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat Kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus
ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kandungan
dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka
kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada
masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai
perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses
fisiologik sebagai berikut :
1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk bernafas
(pertukaran oksigen dengan karbondioksida)
2. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan
3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh tubuh untuk
mempertahankan homeostasis kimia darah
4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun yang tidak diperlukan
badan
5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi
6. Sistem kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri dengan perubahan fungsi
organ tersebut diatas
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan
penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan
lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir.
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa
perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini
timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai,
manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru
lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan
hidup yang kecil.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penilaian APGAR score pada bayi baru lahir.
2. Untuk mengetahui prosedur melakukan penilaian APGAR score pada bayi baru lahir.
3. Untuk mengetahui cara melakukan pemeriksaan fisik BBL pada bayi baru lahir.
4. Untuk mengetahui prosedur, persiapan alat, dan tujuan dalam memandikan bayi.
5. Untuk mengetahui prosedur, persiapan alat, dan tujuan dalam melakukan perawatan tali
pusat pada bayi.
1.4 Manfaat
Hasil penulisan ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi di
bidang perawatan maternitas tentang asuhan keperawatan pada bayi baru lahir.
BAB II
PEMBAHASAN
Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima
kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut
kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan angka nol hingga 10. Kata "Apgar" belakangan
dibuatkan jembatan keledai sebagai singkatan dari Appearance, Pulse, Grimace, Activity,
Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan
pernapasan), untuk mempermudah menghafal.
Interpretasi skor
Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran,
dan dapat diulangi jika skor masih rendah.
Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi yang
baru lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut[4] tetapi belum tentu
mengindikasikan akan terjadi masalah jangka panjang, khususnya jika terdapat
peningkatan skor pada tes menit kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes
berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka ada risiko bahwa anak tersebut dapat mengalami
kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada risiko kecil tapi signifikan akan kerusakan
otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk menentukan dengan cepat apakah
bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera; dan tidak didisain
untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.
• 1 menit kelahiran
Yaitu untuk memberi kesempatan pd bayi untuk memulai perubahan
Menit ke-5
• Menit ke-10
Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan
resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa
mendatang, nilai yg rendah berhubungan dg kondisi neurologis.
a. Bagian muka
- Tulang hidung (os nasake)
- Tulang pipi (oszygomaticum) ada dua buah.
- Tulang rahang atas (os maxilare)
- Tulang rahang bawah (os mandibularis)
b. Bagian tengkorak
Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya bagian tengkoraklah yang
paling depan. Yang membentuk bagian tengkorak adalah:
- Tulang dahi (os frontale) 2 buah.
- Tulang ubun-ubun (os parletal) 2 buah.
- Tulang pelipis (os temporale) 2 buah.
- Tulang belakang kepala (os occipidale) 1 buah.
Yang penting dalam persalinan yaitu 7 tulang tersebut di atas. Diantara tulang-
tulang tersebut terdapat sela tengkorak yang disebut sutura, yang mana ini membantu
dalam persalinan. Kalau kepala anak tertekan pada waktu kepala bergeser/bergerak di
bawah kedua tulang ubun-ubun, ini salah satu tanda untuk mengenal tulang belakang
kepala pada pemeriksan dalam. Sutura dan ubun-ubun penting diketahui untuk
menetukan presentasi/bagian terendah dari kepala anak dalam jalan lahir.
b. Ukuran lingkaran
1. Circumferentia sub occiput bregmatika. (lingkaran kecil kepala) 31 cm.
2. Circumferentia fronto occipitalis (lingkaran sedang kepala) 34 cm.
3. Circumferentia mento occipitalis (lingkaran besar kepala) 35 cm.
a. Tujuan
b. Persiapan Alat
Jika Anda hanya ingin melap bayi Anda, maka penggunaan bantal dan handuk
akan sangat membantu proses ini, apalagi tangan Anda kan harus terus-menerus
memegang si kecil. Letakkan bantal yang dibungkus dengan handuk dan baringkan
bayi Anda di atasnya. Jangan lupa, kegiatan ini sebaiknya Anda lakukan dalam ruangan
yang tertutup, agar bayi Anda tidak kedinginan.
Sebelum Anda membawa bayi Anda untuk dimandikan, pastikan bak mandi
bayi sudah tersedia dan siap pakai. Anda dapat melapis dasarnya dengan handuk atau
spons, agar bayi Anda merasa lebih nyaman dan juga aman. Penggunaan bak mandi ini
biasanya untuk bayi yang sudah agak besar.
3. Kain waslap
Anda juga akan memerlukan kain waslap atau spons mandi untuk bayi.
Mulailah membuka pakaiannya satu per satu agar ia tidak kedinginan. Basuh tubuhnya
mulai dari bagian leher ke bawah.
4. Bola kapas
Bola kapas sangat membantu untuk membersihkan bagian sekitar mata bayi.
Mulailah membersihkannya mulai dari bagian dalam matanya ke arah bagian luar.
Gunakan bola kapas yang berbeda untuk setiap mata.
5. Handuk bertopi
Handuk bertopi sangatlah baik untuk mengeringkan bayi Anda setelah mandi.
Ingatlah, jangan menggosok-gosokkan handuk tersebut ke badannya, karena nanti
kulitnya bisa lecet. Cukup ditepuk-tepuk hingga kering.
6. Popok bersih
7. Alkohol
Jika tali pusar bayi Anda masih menempel, maka Anda bisa menggunakan alkohol
untuk menjaga kebersihannya. Namun begitu, sebaiknya tanyakan dulu pada dokter
Anda apakah memang penggunaan alkohol tersebut dibolehkan untuk bayi Anda.
Banyak kontoversi seputar penggunaan lotion dan bedak untuk bayi. Yang jelas,
hindari penggunaan produk yang menggunakan parfum, serta hindari pemakaian
bedak bubuk, karena bisa menimbulkan gangguan pernafasan pada bayi Anda.
9. Sabun bayi
Pilihlah yang tidak perih buat matanya. Gunakan shampoo 1 atau 2 kali setiap
minggu. Caranya, jatuhkan 2 atau 3 tetes shampoo pada kepala bayi Anda, lalu
gosoklah kulit kepalanya secara perlahan-lahan.
Setelah ia mandi, kukunya menjadi sangat lunak. Makanya ini merupakan waktu
yang baik untuk merapihkan kukunya.
Untuk membersihkan kerak atau kotoran yang melekat di kulit kepala bayi Anda,
gunakanlah sikat yang sangat halus. Anda bisa melakukannya setiap hari, setelah
mandi.
2. Isi air hangat ke bak mandi, periksa suhunya dengan sikut. Airnya harus hangat, namun
tidak panas. Idealnya sekitar 28 hingga 29 derajat celcius. Oh ya, pastikan juga ruangan
untuk memandikan bayi cukup hangat dan tidak berangin.
4. Cara memandikan bayi untuk daerah mata, usap mata dengan kapas yang telah dibasahi
dengan air matang dingin. Usapkan dari pangkal hidung ke sudut mata bagian luar.
5. Tahan leher dan pundaknya, sabuni dan bilas dengan tangan Anda yang bebas. Untuk
bagian kemaluan, pada bayi perempuan, siram kemaluan dengan air. Buka bibir kemaluan
dengan lembut dan bersihkan. Untuk bayi laki-laki, bersihkan bagian bawahnya, tanpa
menarik kulup penis jika belum disunat.
6. Cara memandikan bayi untuk daerah punggung dan pantat, tengkurapkan bayi di
tangan. Buka belahan pantatnya untuk membersihkan anusnya.
7. Pegang pantatnya dan angkat. Bungkus dengan handuk, tepuk-tepuk agar kering.
Biarkan bayi terbungkus handuk saat Anda memakaikan baju dan popoknya. Hati-hatilah
dalam mengangkat bayi, karena kulitnya yang licin.
a. Tujuan
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat
3. Mempercepat terlepasnya tali pusat
b. Persiapan Alat
- Alkohol 70% dalam tempatnya
- Kasa steril 1 buah
c. Persiapan klien
Setelah dimandikan dan dikeringkan, bayi dibaringkan diatas meja khusus atau tempat
tidur.
d. Prosedur
1. Cuci tangan
2. Buka kasa pembungkus tali pusat, bila susah di buka, kasa pembungkus terlebih dahulu
dibasahi dengan lidi waten alcohol 70%
3. Bila tali pusat masih basah/lembab bersihkan tali pusat dengan lidi waten alcohol 70%
dari pangkal menuju ujung tali pusar sampai bersih.
4. Kemudian oleskan betadine 10% seperti cara diatas (dari pangkal ke ujung tali pusat)
5. Tali pusat kemudian di bungkus dengan kasa steril (Bentuk segitiga) dan ikatkan
dengan cara lipatkan.
6. Kemudian pakaian bayi dikenakan dan dirapikan
7. Cuci tangan kembali
Gb. Pemotongan tali pusat Gb. Bayi yang telah diikat tali pusatnya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari semuanya adalah pentingnya perawatan bayi baru lahir melalui berbagai
upaya baik secara promotif maupun secara preventif
3.2 Saran
Daftar Pustaka
1. JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III
kebidanan , Buku 5 asuhan bayibaru lahir,Pusdiknakes.Jakarta
2. Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I. EGC.Jakarta
3. Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
neonatal.YBP_SP.Jakarta