Sarfa Wassahua *)
ABSTRAK
Kemampuan siswa dalam menguasai heuristik pemecahan masalah akan menunjang terhadap kemampuan
siswa dalam pemecahan masalah. Dalam realitas di sekolah dasar, kemampuan tersebut disesuaikan dangan
tahap berpikir siswa sekolah dasar. Pembelajaran heuristik di sekolah dasar memang tidak mudah karena
kemampuan berpikir siswa sekolah dasar yang masih dalam tahap awal. Bagi siswa sekolah dasar pembelajaran
pemecahan masalah dapat menjadi tahap awal pembentukan kemampuan berpikir siswa.
Pada akhir dekade 80-an terjadi perubahan Kemampuan memecahkan masalah adalah
yang digagas oleh National Council of Teacher dan As’ari (2005 : 24) menambahkan tahap
of Mathematics di Amerika pada tahun 1989 berpikir pemecahan masalah setelah tahap
yang mengembangkan Curriculum and evaluasi yang menjadi bagian dari tahapan
Evaluation Standards for School Mathematics, kognitif Bloom. Hal ini menunjukkan bahwa
menjadi salah satu tujuan utama dalam kemampuan kognitif tingkat tinggi.
matematika ini kemudian diadaptasi dalam dalam bukunya How to Solve It pertama kali
Kurikulum 2004 (KBK) dan Kurikulum 2006. masalah yang disebut Heuristik. Strategi
Salah satu tujuan pembelajaran matematika berpikir pemecahan masalah menurut Polya
sekolah adalah “memecahkan masalah yang dijadikan sebagai langkah umum. Sementara
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh”. Heuristik adalah suatu langkah-langkah
(BSNP, 2006). Oleh karena itu, pemecahan umum yang memandu pemecah masalah
masalah menjadi fokus penting dalam dalam menemukan solusi masalah. Berbeda
kurikulum matematika sekolah mulai jenjang dengan algoritma yang berupa prosedur
sekolah dasar sampai sekolah menengah. penyelesaian sesuatu dimana jika prosedur itu
Penguasaan setiap standar kompetensi selalu digunakan maka akan sampai pada solusi yang
dilengkapi dengan suatu kompetensi dasar benar. Sementara Heuristik tidak menjamin
Korespondensi : email:
S. Wassahua / Bimafika, 2010, 2, 121-128
solusi yang tepat, tetapi hanya memandu dalam menentukan solusinya. Hal ini berarti pula
menemukan solusi. Jika langkah-langkah masalah situasi tersebut (masalah) dapat
algoritma harus dilakukan secara berurutan, ditemukan solusinya dengan menggunakan
maka heuristik tidak menuntut langkah strategi berpikir yang disebut pemecahan
berurutan. masalah.
Kajian tentang pemecahan masalah dan Moursund (2005:29) menyatakan bahwa
pembelajarannya tidak dapat dilepaskan dari seseorang dianggap memiliki atau mengalami
peran heuristik sebagai strategi dalam proses masalah bila menghadapi empat kondisi berikut,
pemecahan masalah. Membelajarkan yaitu :
pemecahan masalah dapat berarti pula a. Memahami dengan jelas kondisi atau situasi
mengajarkan cara berpikir secara heuristik yang yang sedang terjadi.
memuat langkah lebih rinci. Langkah-langkah b. Memahami dengan jelas tujuan yang
itu dapat dipelajari oleh atau diajarkan kepada diharapkan. Memiliki berbagai tujuan untuk
siswa. Kemampuan memecahkan masalah menyelesaikan masalah dan dapat
dapat ditunjukkan melalui penguasaan terhadap mengarahkan menjadi satu tujuan
heuristiknya. penyelesaian.
Pentingnya peranan heuristik dalam c. Memahami sekumpulan sumber daya yang
pemecahan masalah dan pembelaarannya dapat dimafaatkan untuk mengatasi situasi
inilah yang melatarbelakangi ditulisnya makalah yang terjadi sesuai dengan tujuan yang
ini. Makalah ini diharapkan dapat mengungkap diinginkan. Hal ini meliputi waktu,
sekaligus mengkaji peranan heuristik dalam pengetahuan, keterampilan, teknologi atau
pemecahan masalah dan pembelajarannya barang tertentu.
d. Memiliki kemampuan untuk menggunakan
berbagai sumber daya untuk mencapa tujuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pembelajaran matematika, masalah
dapat disajikan dalam bentuk soal tidak rutin
Pengertian Masalah Matematika yang berupa soal cerita, penggambaran
Krulik dan Rudnik (1995 : 4) mendefinisikan penomena atau kejadian, ilustrasi gambar atau
masalah secara formal sebagai berikut : teka-teki. Masalah tersebut kemudian disebut
“A problem is a situation, quantitatif or masalah matematika karena mengandung
otherwise, that confront an individual or group of konsep matematika. Terdapat beberapa jenis
individual, that requires resolution, and for wich masalah matematika, walaupun sebenarnya
the individual sees no apparent or obvius means tumpang tindih, tapi perlu dipahami oleh guru
or path to obtaining a solution.” matematika ketika akan menyajikan soal
Definisi tersebut menjelaskan bahwa matematika. Menurut Hudoyo (1997:191), jenis-
masalah adalah suatu situasi yang dihadapi oleh jenis masalah matematika adalah sebagai
seseorang atau kelompok yang memerlukan berikut :
suatu pemecahan tetapi individu atau kelompok a. Masalah transalasi, merupakan masalah
tersebut tidak memiliki cara yang langsung dapat kehidupan sehari-hari yang untuk
122
S. Wassahua / Bimafika, 2010, 2, 121-128
menyelesaikannya perlu translasi dari bentuk The Goals of Mathematical Education (Polya,
verbal ke bentuk matematika. 1969) :
b. Masalah aplikasi, memberikan kesempatan ’Memahami matematika berarti mampu
kepada siswa untuk menyelesaikan masalah untuk bekerja secara matematik. Dan
dengan menggunakan berbagai macam- bagaimana kita bisa bekerja secara matematik ?
maacam keterampilan dan prosedur Yang paling utama adalah dapat menyelesaikan
matematika. masalah-masalah matematika. Lebih dari itu
c. Masalah proses, biasanya untuk menyusun berkenaan dengan pembicaraan tentang
langkah-langkah merumuskan pola dan berbagai cara untuk menyelesaikan masalah,
strategi khusus dalam menyelesaikan harus memiliki sikap yang baik dalam
masalah. Masalah seperti ini dapat melatih menghadapi masalah dan mampu mengatasi
keterampilan siswa dalam menyelesaikan berbagai jenis masalah, tidak hanya masalah
masalah sehingga menjadi terbiasa yang sederhana yang bisa diselesaikan hanya
menggunakan strategi tertentu. dengan keterampilan setingkat sekolah dasar,
d. Masalah teka-teki, seringkali digunakan untuk tetapi dapat menyelesaikan masalah yang lebih
rekreasi dan kesenangan sebagai alat yang komplek pada bidang teknik, fisika dan
bermanfaat untuk tujuan afektif dalam sebagainya, yang akan dikembangkan pada
pembelajaran matematika. sekolah tinggi. Tetapi dasar-dasarnya harus
Pemecahan Masalah Matematika dimulai di sekolah dasar. Dan juga saya berfikir
Krulik dan Rudnik (1995 : 4) juga bahwa hal yang penting di sekolah dasar adalah
mendefinisikan pemecahan masalah sebagai mengenalkan kepada siswa cara-cara
suatu proses berpikir seperti berikut ini. menyelesaikan masalah. Tidak hanya untuk
“It [problem solving] is the mean by wich an memecahkan berbagai bentuk masalah saja dan
individual uses previously acquired knowledge, tidak hanya dapat berbuat sesuatu, tetapi untuk
skill, and understanding to satisfy the demand of mengembangkan sikap umum dalam
an unfamiliar situation” menghadapi masalah dan menyelesaikannya.
Dari definisi tersebut pemecahan masalah (terjemahan).’
adalah suatu usaha individu menggunakan Polya (dalam Sonnabend, 1993:56) juga
pengetahuan, keterampilan dan pemahamannya mengatakan bahwa :
untuk menemukan solusi dari suatu masalah. ’Pemecahan masalah adalah aspek penting
Sukmadinata dan As’ari (2006 : 24) dalam intelegensi dan intelegensi adalah
menempatkan pemecahan masalah pada anugrah khusus buat manusia : pemecahan
tahapan berpikir tingkat tinggi setelah evaluasi masalah dapat dipahami sebagai karakteristik
dan sebelum kerativitas yang menjadi tambahan utama dari kegiatan manusia ... kamu dapat
pada tahapan berpikir yang dikembangkan oleh mempelajarinya dengan melakukan peniruan
Anderson dan Krathwohl (dalam Sukmadinata dan mencobanya langsung. ’
dan As’ari, 2006 : 24). Buku Polya yang pertama yaitu How To
Menurut Polya seperti dikutip oleh Solve It (1945) menjadi rujukan utama dan
Moursund (2005:30) dari bukunya yang berjudul pertama tentang berbagai pengembangan
123
S. Wassahua / Bimafika, 2010, 2, 121-128
124
S. Wassahua / Bimafika, 2010, 2, 121-128
Pada tulisan ini hanya akan dipaparkan dua Menentukan dan melakukan memodifikasi
model heuristik dalam pemecahan masalah, secara lebih sederhana dari masalah
yaitu model heuristik Wickelgren dan model sebenarnya, yaitu : memilih tujuan antara
Krulik dan Rudnik. dan mencoba memecahkannya; mencoba
lagi mencari solusi kahir; dan memecahkan
a. Model Heuristik Wickelgren soal secara bertahap.
Model heuristik ini merupakan perincian dari Menentukan dan melakukan memodifikasi
heuristik Polya yang terdiri dari 4 langkah secara umum dari masalah sebenarnya,
pemecahan masalah, yaitu : menganalisis dan yiatu : memecahkan masalah yang analog
memahami masalah (analyzing and dengan variabel yang lebih sedikit;
understanding a problem); merancang dan mencoba menyelsaikan dengan kondisi
merencanakan solusi (designing and planning a satu variabel; serta memecahkan masalah
solution); mencari solusi dari masalah (exploring melalui masalah yang mirip.
solution to difficult problem); dan memeriksa 4) Memeriksa solusi (verifying a solution)
solusi (verifying a solution). Berikut ini adalah Menggunakan pemeriksaan secara khusus
rincian dari langkah-langkah tersebut. Menggunakan pemeriksaan secara umum
1) Menganalisis dan memahami masalah
(analyzing and understanding a problem) b. Model Heuristik Krulik dan Rudnik
Membuat gambar atau ilustrasi jika Model heuristik Krulik dan Rudnik terdiri dari
memungkinkan 5 langkah, dengan rincian sebagai berikut.
Mencari kasus yang khusus 1. Read and Think (Membaca dan Berpikir)
Mencoba memahami masalah secara Mengidentifikasi fakta
sederhana Mengidentifikasi pertanyaan
2) Merancang dan merencanakan Memvisualisasikan situasi
solusi (designing and planning a solution) Menjelaskan setting
Merencanakan solusi secara sistematis Menentukan tindakan selanjutya
Menentukan apa yang akan dilakukan, 2. Explore and Plan (Ekplorasi dan
bagaiamana melakukannya serta hasil yang Merencanakan)
diharapkan Mengorganisasikan informasi
3) Mencari solusi dari masalah (exploring Mencari apakah ada informasi yang
solution to difficult problem) sesuai/diperlukan
Menentukan berbagai masalah yang Mencari apakah ada informasi yang tidak
ekivalen, yaitu : penggantian kondisi diperlukan
dengan yang ekivalen; menyusun kembali Mengambar/mengilustrasikan model masalah
bagian-bagian masalah dengan cara Membuat diagram, tabel, atau gambar
berbeda; menambah bagian yang 3. Select a Strategy (Memilih Strategi)
diperlukan; serta memformulasikan kembali Menemukan/membuat pola
masalah. Bekerja mundur
Coba dan kerjakan
125
S. Wassahua / Bimafika, 2010, 2, 121-128
128