Anda di halaman 1dari 8

Bimafika, 2010, 2, 121 - 128

HEURISTIK IN PROBLEM SOLVING

Sarfa Wassahua *)

Fakultas Tarbiyah – IAIN Ambon

ABSTRAK

Kemampuan siswa dalam menguasai heuristik pemecahan masalah akan menunjang terhadap kemampuan
siswa dalam pemecahan masalah. Dalam realitas di sekolah dasar, kemampuan tersebut disesuaikan dangan
tahap berpikir siswa sekolah dasar. Pembelajaran heuristik di sekolah dasar memang tidak mudah karena
kemampuan berpikir siswa sekolah dasar yang masih dalam tahap awal. Bagi siswa sekolah dasar pembelajaran
pemecahan masalah dapat menjadi tahap awal pembentukan kemampuan berpikir siswa.

Kata Kunci : Heuristik, Pembelajaran, Problem Solving

PENDAHULUAN pemecahan masalah yang berkaitan dengan


standar kompetensi tersebut.

Pada akhir dekade 80-an terjadi perubahan Kemampuan memecahkan masalah adalah

paradigma dalam pembelajaran matematika kemampuan kognitif tingkat tinggi. Sukmadinata

yang digagas oleh National Council of Teacher dan As’ari (2005 : 24) menambahkan tahap

of Mathematics di Amerika pada tahun 1989 berpikir pemecahan masalah setelah tahap

yang mengembangkan Curriculum and evaluasi yang menjadi bagian dari tahapan

Evaluation Standards for School Mathematics, kognitif Bloom. Hal ini menunjukkan bahwa

dimana pemecahan masalah dan penalaran kemampuan memecahkan masalah adalah

menjadi salah satu tujuan utama dalam kemampuan kognitif tingkat tinggi.

program pembelajaran matematika sekolah Pemecahan masalah adalah suatu

termasuk sekolah dasar. kemampuan berpikir yang menuntut suatu

Perubahan paradigma pembelajaran tahapan berpikir. Polya (Schoenfeld, 1980)

matematika ini kemudian diadaptasi dalam dalam bukunya How to Solve It pertama kali

kurikulum di Indonesia terutama mulai dalam mengenalkan 4 langkah dalam pemecahan

Kurikulum 2004 (KBK) dan Kurikulum 2006. masalah yang disebut Heuristik. Strategi

Salah satu tujuan pembelajaran matematika berpikir pemecahan masalah menurut Polya

sekolah adalah “memecahkan masalah yang dijadikan sebagai langkah umum. Sementara

meliputi kemampuan memahami masalah, pengembangannya memuat langkah yang lebih

merancang model matematika, menyelesaikan rinci dan spesifik.

model dan menafsirkan solusi yang diperoleh”. Heuristik adalah suatu langkah-langkah

(BSNP, 2006). Oleh karena itu, pemecahan umum yang memandu pemecah masalah

masalah menjadi fokus penting dalam dalam menemukan solusi masalah. Berbeda

kurikulum matematika sekolah mulai jenjang dengan algoritma yang berupa prosedur

sekolah dasar sampai sekolah menengah. penyelesaian sesuatu dimana jika prosedur itu

Penguasaan setiap standar kompetensi selalu digunakan maka akan sampai pada solusi yang

dilengkapi dengan suatu kompetensi dasar benar. Sementara Heuristik tidak menjamin

Korespondensi : email:
S. Wassahua / Bimafika, 2010, 2, 121-128

solusi yang tepat, tetapi hanya memandu dalam menentukan solusinya. Hal ini berarti pula
menemukan solusi. Jika langkah-langkah masalah situasi tersebut (masalah) dapat
algoritma harus dilakukan secara berurutan, ditemukan solusinya dengan menggunakan
maka heuristik tidak menuntut langkah strategi berpikir yang disebut pemecahan
berurutan. masalah.
Kajian tentang pemecahan masalah dan Moursund (2005:29) menyatakan bahwa
pembelajarannya tidak dapat dilepaskan dari seseorang dianggap memiliki atau mengalami
peran heuristik sebagai strategi dalam proses masalah bila menghadapi empat kondisi berikut,
pemecahan masalah. Membelajarkan yaitu :
pemecahan masalah dapat berarti pula a. Memahami dengan jelas kondisi atau situasi
mengajarkan cara berpikir secara heuristik yang yang sedang terjadi.
memuat langkah lebih rinci. Langkah-langkah b. Memahami dengan jelas tujuan yang
itu dapat dipelajari oleh atau diajarkan kepada diharapkan. Memiliki berbagai tujuan untuk
siswa. Kemampuan memecahkan masalah menyelesaikan masalah dan dapat
dapat ditunjukkan melalui penguasaan terhadap mengarahkan menjadi satu tujuan
heuristiknya. penyelesaian.
Pentingnya peranan heuristik dalam c. Memahami sekumpulan sumber daya yang
pemecahan masalah dan pembelaarannya dapat dimafaatkan untuk mengatasi situasi
inilah yang melatarbelakangi ditulisnya makalah yang terjadi sesuai dengan tujuan yang
ini. Makalah ini diharapkan dapat mengungkap diinginkan. Hal ini meliputi waktu,
sekaligus mengkaji peranan heuristik dalam pengetahuan, keterampilan, teknologi atau
pemecahan masalah dan pembelajarannya barang tertentu.
d. Memiliki kemampuan untuk menggunakan
berbagai sumber daya untuk mencapa tujuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam pembelajaran matematika, masalah
dapat disajikan dalam bentuk soal tidak rutin
Pengertian Masalah Matematika yang berupa soal cerita, penggambaran
Krulik dan Rudnik (1995 : 4) mendefinisikan penomena atau kejadian, ilustrasi gambar atau
masalah secara formal sebagai berikut : teka-teki. Masalah tersebut kemudian disebut
“A problem is a situation, quantitatif or masalah matematika karena mengandung
otherwise, that confront an individual or group of konsep matematika. Terdapat beberapa jenis
individual, that requires resolution, and for wich masalah matematika, walaupun sebenarnya
the individual sees no apparent or obvius means tumpang tindih, tapi perlu dipahami oleh guru
or path to obtaining a solution.” matematika ketika akan menyajikan soal
Definisi tersebut menjelaskan bahwa matematika. Menurut Hudoyo (1997:191), jenis-
masalah adalah suatu situasi yang dihadapi oleh jenis masalah matematika adalah sebagai
seseorang atau kelompok yang memerlukan berikut :
suatu pemecahan tetapi individu atau kelompok a. Masalah transalasi, merupakan masalah
tersebut tidak memiliki cara yang langsung dapat kehidupan sehari-hari yang untuk
122
S. Wassahua / Bimafika, 2010, 2, 121-128

menyelesaikannya perlu translasi dari bentuk The Goals of Mathematical Education (Polya,
verbal ke bentuk matematika. 1969) :
b. Masalah aplikasi, memberikan kesempatan ’Memahami matematika berarti mampu
kepada siswa untuk menyelesaikan masalah untuk bekerja secara matematik. Dan
dengan menggunakan berbagai macam- bagaimana kita bisa bekerja secara matematik ?
maacam keterampilan dan prosedur Yang paling utama adalah dapat menyelesaikan
matematika. masalah-masalah matematika. Lebih dari itu
c. Masalah proses, biasanya untuk menyusun berkenaan dengan pembicaraan tentang
langkah-langkah merumuskan pola dan berbagai cara untuk menyelesaikan masalah,
strategi khusus dalam menyelesaikan harus memiliki sikap yang baik dalam
masalah. Masalah seperti ini dapat melatih menghadapi masalah dan mampu mengatasi
keterampilan siswa dalam menyelesaikan berbagai jenis masalah, tidak hanya masalah
masalah sehingga menjadi terbiasa yang sederhana yang bisa diselesaikan hanya
menggunakan strategi tertentu. dengan keterampilan setingkat sekolah dasar,
d. Masalah teka-teki, seringkali digunakan untuk tetapi dapat menyelesaikan masalah yang lebih
rekreasi dan kesenangan sebagai alat yang komplek pada bidang teknik, fisika dan
bermanfaat untuk tujuan afektif dalam sebagainya, yang akan dikembangkan pada
pembelajaran matematika. sekolah tinggi. Tetapi dasar-dasarnya harus
Pemecahan Masalah Matematika dimulai di sekolah dasar. Dan juga saya berfikir
Krulik dan Rudnik (1995 : 4) juga bahwa hal yang penting di sekolah dasar adalah
mendefinisikan pemecahan masalah sebagai mengenalkan kepada siswa cara-cara
suatu proses berpikir seperti berikut ini. menyelesaikan masalah. Tidak hanya untuk
“It [problem solving] is the mean by wich an memecahkan berbagai bentuk masalah saja dan
individual uses previously acquired knowledge, tidak hanya dapat berbuat sesuatu, tetapi untuk
skill, and understanding to satisfy the demand of mengembangkan sikap umum dalam
an unfamiliar situation” menghadapi masalah dan menyelesaikannya.
Dari definisi tersebut pemecahan masalah (terjemahan).’
adalah suatu usaha individu menggunakan Polya (dalam Sonnabend, 1993:56) juga
pengetahuan, keterampilan dan pemahamannya mengatakan bahwa :
untuk menemukan solusi dari suatu masalah. ’Pemecahan masalah adalah aspek penting
Sukmadinata dan As’ari (2006 : 24) dalam intelegensi dan intelegensi adalah
menempatkan pemecahan masalah pada anugrah khusus buat manusia : pemecahan
tahapan berpikir tingkat tinggi setelah evaluasi masalah dapat dipahami sebagai karakteristik
dan sebelum kerativitas yang menjadi tambahan utama dari kegiatan manusia ... kamu dapat
pada tahapan berpikir yang dikembangkan oleh mempelajarinya dengan melakukan peniruan
Anderson dan Krathwohl (dalam Sukmadinata dan mencobanya langsung. ’
dan As’ari, 2006 : 24). Buku Polya yang pertama yaitu How To
Menurut Polya seperti dikutip oleh Solve It (1945) menjadi rujukan utama dan
Moursund (2005:30) dari bukunya yang berjudul pertama tentang berbagai pengembangan
123
S. Wassahua / Bimafika, 2010, 2, 121-128

pembelajaran pemecahan masalah terutama 1. Beberapa Model Heuristik dalam


masalah matematika. Menurut Polya (Suherman Pemecahan Masalah
et.al., 2001 : 84), solusi soal pemecahan Menurut Polya (Suherman et.al., 2001 : 84),
masalah memuat empat langkah penyelesaian, solusi soal pemecahan masalah memuat 4
yaitu : (1) pemahaman terhadap permasalahan; langkah penyelesaian, yaitu : (1) pemahaman
(2) Perencanaan penyelesaian masalah; (3) terhadap permasalahan (understanding the
Melaksanakan perencanaan penyelesaian problem); (2) perencanaan penyelesaian
masalah; dan (4) Melihat kembali penyelesaian. masalah (device a plan); (3) melaksanakan
Langkah-langkah pemecahan masalah ini perencanaan penyelesaian masalah (do it); dan
kemudian disebut Heuristik. (4) Melihat kembali penyelesaian (looking back).
Pengertian Heuristik Ini merupakan heuristik yang umum sebagai
Menurut Schoenfeld (1980), bahwa dasar pengembangan model heuristik yang lebih
”Heuristic will be used here to mean a general rinci. Wickelgren (1974, dalam Schoenfeld,
suggestion or strategy, independent of any 1980) menjelaskan lebih rinci heuristik Polya
particular topic or subject metter, that helps namun tetap terdiri dari 4 langkah.
problem solver approach and understand a Sedangkan menurut Schoenfeld (Goos
problem and efficiently marshal their resources et.al., 2000 : 2) terdapat 5 episode dalam
to solve it.” memecahkan masalah, yaitu Reading, Analisys,
Menurut pengertian tersebut, heuristik dapat Exploration, Planning/Implementation, dan
disebut sebagai strategi umum yang tidak Verification. Artzt & Armour-Thomas (Goos et.al,
berkaitan dengan subjek materi yang membantu 2000 : 2) telah mengembangkan langkah-
pemecah masalah dalam usaha untuk langkah pemecahan masalah dari Schoenfeld,
mendekati dan memahami masalah serta yaitu menjadi Reading, Understanding, Analisys,
menggunakan seluruh kemampuannya untuk Exploration, Planning, Implementation, dan
menemukan solusi dari masalah. Verification. Langkah-langkah penyelesaian
Penggunaan istilah heuristik dalam masalah tersebut sebenarnya merupakan
pemecahan masalah berbeda dengan algoritma pengembangan dari 4 langkah Polya.
yang terdapat dalam pembelajaran matematika. Sementara itu, Krulik dan Rudnik (1995)
Penggunaan algoritma dapat menjamin mengenalkan lima tahapan pemecahan masalah
diperoleh solusi yang tepat selama digunakan sebagai Heuristik. Heuristik adalah langkah-
dengan tepat dengan algoritma yang tepat pula. langkah dalam menyelesaikan sesuatu tanpa
Algoritma adalah suatu kemampuan khusus ada keharusan untuk dilakukan secara
sementara heuristik merupakan pendekatan berurutan. Krulik dan Rudnik (1995)
secara umum dalam pemecahan masalah. mengkhususkan langkah ini dapat diajarkan di
Heuristik menyajikan suatu ”road map” sebagai sekolah dasar. Lima langkah tersebut adalah :
cetak biru agar proses pemecahan masalah read and think, explore and plan, select a
dapat menghasilkan solusi yang benar. strategy, find and answer, dan reflect and
extend.

124
S. Wassahua / Bimafika, 2010, 2, 121-128

Pada tulisan ini hanya akan dipaparkan dua  Menentukan dan melakukan memodifikasi
model heuristik dalam pemecahan masalah, secara lebih sederhana dari masalah
yaitu model heuristik Wickelgren dan model sebenarnya, yaitu : memilih tujuan antara
Krulik dan Rudnik. dan mencoba memecahkannya; mencoba
lagi mencari solusi kahir; dan memecahkan
a. Model Heuristik Wickelgren soal secara bertahap.
Model heuristik ini merupakan perincian dari  Menentukan dan melakukan memodifikasi
heuristik Polya yang terdiri dari 4 langkah secara umum dari masalah sebenarnya,
pemecahan masalah, yaitu : menganalisis dan yiatu : memecahkan masalah yang analog
memahami masalah (analyzing and dengan variabel yang lebih sedikit;
understanding a problem); merancang dan mencoba menyelsaikan dengan kondisi
merencanakan solusi (designing and planning a satu variabel; serta memecahkan masalah
solution); mencari solusi dari masalah (exploring melalui masalah yang mirip.
solution to difficult problem); dan memeriksa 4) Memeriksa solusi (verifying a solution)
solusi (verifying a solution). Berikut ini adalah  Menggunakan pemeriksaan secara khusus
rincian dari langkah-langkah tersebut.  Menggunakan pemeriksaan secara umum
1) Menganalisis dan memahami masalah
(analyzing and understanding a problem) b. Model Heuristik Krulik dan Rudnik
 Membuat gambar atau ilustrasi jika Model heuristik Krulik dan Rudnik terdiri dari
memungkinkan 5 langkah, dengan rincian sebagai berikut.
 Mencari kasus yang khusus 1. Read and Think (Membaca dan Berpikir)
 Mencoba memahami masalah secara  Mengidentifikasi fakta
sederhana  Mengidentifikasi pertanyaan
2) Merancang dan merencanakan  Memvisualisasikan situasi
solusi (designing and planning a solution)  Menjelaskan setting
 Merencanakan solusi secara sistematis  Menentukan tindakan selanjutya
 Menentukan apa yang akan dilakukan, 2. Explore and Plan (Ekplorasi dan
bagaiamana melakukannya serta hasil yang Merencanakan)
diharapkan  Mengorganisasikan informasi
3) Mencari solusi dari masalah (exploring  Mencari apakah ada informasi yang
solution to difficult problem) sesuai/diperlukan
 Menentukan berbagai masalah yang  Mencari apakah ada informasi yang tidak
ekivalen, yaitu : penggantian kondisi diperlukan
dengan yang ekivalen; menyusun kembali  Mengambar/mengilustrasikan model masalah
bagian-bagian masalah dengan cara  Membuat diagram, tabel, atau gambar
berbeda; menambah bagian yang 3. Select a Strategy (Memilih Strategi)
diperlukan; serta memformulasikan kembali  Menemukan/membuat pola
masalah.  Bekerja mundur
 Coba dan kerjakan
125
S. Wassahua / Bimafika, 2010, 2, 121-128

 Simulasi atau eksperimen menguasai heuristik dalam pemecahan masalah,


 Penyederhanaan atau ekspansi maka dapat dipastikan bahwa ia memiliki
 Membuat daftar berurutan kemampuan memecahkan masalah dengan
 Deduksi logis baik.
 Membagi atau mengkategorikan Suatu heuristik terdiri dari tahapan-tahapan
permasalahan menjadi masalah sederhana berpikir yang membantu seseorang dalam
4. Find an Answer (Mencari Jawaban) memecahkan masalah. Tahapan-tahapan
 Memprediksi atau estimasi tersebut merupakan bagian-bagian dari
 Menggunakan kemampuan berhitung kemampuan pemecahan masalah. Agar siswa
 Menggunakan kemampuan aljabar memiliki kemampuan pemecahan masalah
 Menggunakan kemampuan geometris dengan baik maka perlu diajarkan tahapan-
 Menggunakan kalkulator jika diperlukan tahapan tersebut secara khusus dan bertahap
5. Reflect and Extend (Refleksi dan pula.
Mengembangkan) Soal-soal dapat diberikan secara bertahap
 Memeriksa kembali jawaban sesuai dengan tahap heuristik. Misalnya tahap
 Menentukan solusi alternatif pertama heuristik adalah memahami masalah,
 Mengembangkan jawaban pada situasi lain maka soal-soal tersebut cukup difokuskan untuk
 Mengembangkan jawaban (generalisasi atau melatih kemampuan siswa dalam memahami
konseptualisasi) soal-soal tersebut. Setelah itu dilanjutkan
 Mendiskusikan jawaban dengan memberikan soal-soal lain untuk
 Menciptakan variasi masalah dari masalah mengembangkan kemampuan heuristik tahap
yang asal berikutnya, sehingga pada akhirnya diberikan
soal untuk mengembangkan seluruh tahapan
Pembelajaran Heuristik Pemecahan Masalah pemecahan masalah sampai siswa mampu
di Sekolah Dasar menemukan solusinya. Pembelajaran secara
Pemecahan masalah memiliki 3 dimensi, bertahap ini penting untuk memantau
yaitu : sebagai suatu tujuan pembelajaran perkembangan kemampuan siswa dalam
matematika (goal), sebagai proses berpikir memecahkan masalah sehingga dapat diketahui
(process), dan sebagai kemampuan dasar (basic pada tahap mana siswa sering menemukan
skill). Sebagai dimensi proses, pemecahan kesulitan.
masalah dibelajarkan sebagai upaya untuk Pembelajaran heuristik dapat dilakukan
mengembangkan kemampuan berpikir secara individual, kelompok maupun klasikal.
matamatik siswa dalam memecahkan masalah Namun pembelajaran heuristik lebih baik
matematika. dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil agar
Pemecahan masalah dilakukan melalui terjadi diskusi dan tukar pikiran antara sesama
tahapan-tahapan berpikir yang disebut heuristik. siswa selama diberikan tugas untuk
Oleh karena itu, konsep heuristik tidak dapat memecahkan soal terutama dalam tahap latihan.
dipisahkan dari kajian tentang pemecahan Guru perlu merancang pembelajaran yang
masalah dan pembelajarannya. Jika siswa kondusif bagi siswa dimana siswa selalu
126
S. Wassahua / Bimafika, 2010, 2, 121-128

termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Oleh seiring dengan perubahan paradigma


karena itu, perlu pendekatan guru yang mampu pembelajaran matematika dari fokus terhadap
membangkitkan motivasi belajar siswa. Siswa kemampuan berhitung dan rumus menjadi fokus
harus merasa tertantang dan bersemangat terhadap kemampuan siswa dalam
dalam mengikuti pembelajaran terutama pada menggunakan konsep-konsep matematika untuk
tahap pemecahan masalah. memecahkan masalah dalam kehidupan
Pembelajaran heuristik di sekolah dasar mereka. Pemecahan masalah telah menjadi
memang tidak mudah karena kemampuan bagian dari tujuan pembelajaran matematika
berpikir siswa sekolah dasar yang masih dalam dalam kurikulum saat ini mulai dari jenjang
tahap awal. Bagi siswa sekolah dasar sekolah dasar.
pembelajaran pemecahan masalah dapat Pemecahan masalah memiliki dimensi
menjadi tahap awal pembentukan kemampuan tujuan, proses dan kemampuan dasar. Sebagai
berpikir siswa. Alih-alih siswa mampu tujuan, pemecahan masalah merupakan tujuan
memecahkan masalah, mungkin saja siswa utama dari pembelajaran matematika. Sebagai
merasa frustasi dalam menghadapi soal-soal proses, pemecahan masalah adalah suatu
matematika. Akhirnya siswa kurang memiliki proses berpikir untuk menemukan soluasi dari
sikap yang baik terhadap matematika. masalah. Sedangkan sebagai kemampuan
Sesuai dengan kemampuan berpikirnya, dasar, pemecahan masalah dapat dan harus
sajian soal untuk siswa sekolah dasar sebagai dipelajari oleh siswa sebagai kemamuan dasar
latihan harus disajikan dalam Lembar Kerja baik dalam matematika maupun sebagai bagian
Siswa (LKS) yang menuntun pengembangan dari kehidupan masayarakat.
kemampuan-kemampuan berpikir dasar. Agar Kemampuan siswa dalam menguasai
siswa terbiasa dengan tahapan dalam heuristik, heuristik pemecahan masalah akan menunjang
LKS yang dirancang harus benar-benar terhadap kemampuan siswa dalam pemecahan
menuntun siswa dalam menyelesaikan soal masalah. Dalam realitas di sekolah dasar,
tetapi tidak membuat siswa menjadi kaku dalam kemampuan tersebut disesuaikan dangan tahap
prosesnya. LKS tersebut hanya menuntun, berpikir siswa sekolah dasar.
bukan mengarahkan proses yang baku. Mengakhiri tulisan ini, penulis mengakui
Bagimanapun baiknya rancangan bahwa makalah ini memuat tidak sedikit
pembelajaran, tentu saja peran guru di kelas kekurangan dan kelemahan, berawal dari
sangat penting. Bagaiaman guru mampu kesederhanaan topik bahasan dan terutama nilai
memotivasi siswa dalam belajar; merancang dari pesan-pesan yang terungkap pada makalah
pembelajaran yang aktif serta mampu ini. Tetapi mudah-mudahan, tema yang
membimbing siswa dengan berbagai tingkat sederhana ini mampu untuk memberikan
kemampuan yang beragam. pengayaan dalam usaha meningkatkan kualitas
pembelajaran matematika di sekolah dasar, dan
KESIMPULAN selebihnya untuk memperdalam wawasan
Pemecahan masalah adalah suatu penulis tentang tema yang terkait.
kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa,
127
S. Wassahua / Bimafika, 2010, 2, 121-128

DAFTAR PUSTAKA Reasoning and Problem Solving in


[1]. Abbas, N.(------).Penerapan Model Elementary School. Temple University :
Pembelajaran Berdasarkan Masalah Boston.
(Problem Based Intruction) dalam [7]. Marsound, D. (2005). Improving Math
Pembelajaran Matematika di SMU. Education in Elementary School : A Short
Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo Book for Teachers. Oregon : University of
[2]. Ashton, S.C. (------).Teaching Mathematic Oregon. [online]. Tersedia
Problem Solving with a Workshop Approach http://darkwing.uoregon.edu/.../ElMath.pdf
and Literature. Virginia : College of William
[8]. Ruseffendi, E.T. (1991). Penilaian
and Mary Williamsburg. [online] tersedia
Pendidikan dan Hasil Belajar khususnya
http://www.wm.edu/... /Ashton.pdf
dalam Pengajaran Matematika untuk Guru
[3]. Goos, et.al.(2000). A Money Problem : A dan Calon Guru. Bandung: Tarsito.
Source of Insight Into Problem Solving
[9]. Sanjaya, Wina. (2007). Kajian Kurikulum
Actioan. Queensland : The University of
dan Pembelajaran. SPs UPI : Bandung
Queensland [online]. Tersedia
[10]. Scoenfeld, Alan H. (1980). Heuristik in
http://www.cimt.plymouth.ac.uk/jornal/pgmo
the Classroom. Dalam Problem Solving in
ney.pdf
School Mathematic. NCTM : Virginia
[4]. Hudoyo dan Sutawijaya. (1998).
[11]. Suherman dkk .(2001). Strategi
Pendidikan Matematika I. Jakarta. Dirjen
Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Dikti Depdiknas
Jurusan Pendidikan Matematika UPI.
[5]. Jonassen, D.(2000). Toward a Design
Bandung
Theory of Problem Solving To Appear in
[12]. Sukmadinata & As’ari.(2006).
Educational Technologi : Research and
Pengembangan Kurikulum Berbasis
Depelopement. [online]
Kompetensi di PT. Universitas Pendidikan
http://www.coe.missouri.edu/~jonassen/PSP
Indonesia. Tidak diterbitkan.
aper%20 final.pdf
[13]. Scoenfeld, Alan H. (1980). Heuristik in
[6]. Krulik, Sthepen dan Rudnick, Jesse A.
the Classroom. Dalam Problem Solving in
(1995). The New Sourcebook for Teaching
School Mathematic. NCTM : Virginia.

128

Anda mungkin juga menyukai