Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MANUSIA DAN PERADABAN

OLEH
KELOMPOK 2

Wirawan Setyo Prakoso 15501241006


Muhammad Syahrul Ramadhan 15501241014
Ahmad Whafi Nurmukti W. 15501241020
Rezi Delfianti 15501241027
I Gede Janur Permadi 16501249001

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji
hanya milik Allah atas segala nikmat, yang bersifat lahir maupun batin, yang tidak
pernah berhenti Dia karuniakan kepada kita, terutama nikmat Iman,Islam, Ihsan,
Makrifat, Tauhid, dan Takwa.
Shalawat, salam, serta berkah semoga senantiasa Allah Swt. Limpahkan
kepada Nabi kita, Rasul kita, Cahaya kita, dan Pemimpin kita, Muhammad Saw.,
beserta keluarga, keturunan, dan para sahabat beliau. Semoga Allah Swt. senantiasa
mencurahkan rahmat dan ampunan-Nya kepada seluruh muslimin dan muslimat
yang setia kepada ajaran Allah dan Rasul-Nya.
Puji dan Syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan serta curahan-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Manusia dan Peradaban”.

Yogyakarta, 25 Februari 2018

Penyusun

Kelompok 2 Kelas A 2015


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan
rohani. Melalui akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan
akalnya untuk menciptakan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi
dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui jasmaninya manusia
dituntut untuk menggunakan fisik atau jasmaninya melakukan sesuatu yang
sesuai dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku di masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk
senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat
erat karena diantara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu
kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang
menciptakannya yaitu diantaranya factor manusianya yang melaksanakan
peradaban tersebut.
Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berevolusi
atau berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula
dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan social. Perubahan ini
dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.
Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang
mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan,
kenyamanan, ketentraman dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia
beradab dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara
kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Dalam rangka melaksanakan tugas matakuliah Pendidikan Sosial
Budaya, maka kami membuat makalah tentang Manusia dan Peradaban
untuk mengetahui tentang pengertian adab dan peradaban, mengetahui
pengertian manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab,
mengetahui pengertian evolusi dan apa saja tahapan-tahapan peradaban,
mengetahui pengertian dan cakupan kebudayaan sosial, mengetahui apa
saja wujud dari peradaban, mengetahui pengertian tradisi, modernisasi dan
masyarakat madani, mengetahui pengertian ketenangan, kenyamanan,
ketentraman dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab, dan
mengetahui problematika peradaban bagi kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Manusia?
2. Bagaimanakah Ciri-ciri Manusia?
3. Bagaimana Proses Peradaban Manusia?
4. Apakah Perbedaan Kebudayaan dan Peradaban?
5. Bagaimana Dinamika Peradaban Global?
6. Apa saja Problem Manusia di Era Global?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Manusia.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah Ciri-ciri Manusia.
3. Untuk mengetahui bagaimana Proses Peradaban Manusia.
4. Untuk mengetahui apakah Perbedaan Kebudayaan dan Peradaban.
5. Untuk mengetahui bagaimana Dinamika Peradaban Global.
6. Untuk mengetahui apa saja Problem Manusia di Era Global.
BAB II
ISI

A. Pengertian Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis,
rohani dan istilah kebudayaan, atau secara cmpuran. Secara biologis,
manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk
manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi
otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi. Pengertian kerohanian dalam
agama dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup, dalam mitos mereka juga seringkali dibandingkan dengan
ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan
penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk
serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan
satu sama lain.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis
kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir
adalah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra
dan laki-laki dewasa disebut pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai
putri dan perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah
berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil
balik, pemuda/i, dewasa dan (orang) tua. Selain itu masih banyak
penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik
(warna kulit, rambut, mata, bentuk hidung, tinggi badan), afiliasi sosio-
politik-agama (penganut agama / kepercayaan XYZ, warga negara XYZ,
anggota parta XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga : keluarga dekat,
keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh, teman, musuh)
dan lain sebagainya (id.wikipedia.org).
Manusia individu adalah subyek yang mengalami kondisi manusia.
Ini diikatkan dengan lingkungannya melalui indera mereka dan dengan
masyarakat melalui kepribadian mereka, jenis kelamin mereka serta status
sosial. Selama kehidupannya, ia berhasil tahap bayi, kanak-kanak, remaja,
kematangan dan usia lanjut. Deklarasi universal untuk hak asasi diadakan
untuk melindungi hak masing-masing individu.
Penampilan manusia adalah pusat kebudayaan dan kesenian.
Misalnya, setiap kebudayaan manusia, orang gemar memperindah
tubuhnya, dengan tato, kosmetik, pakaian, perhiasan atau ornamen serupa.
Model rambut juga mempunyai pengertian kebudayaan penting. Kecantikan
atau keburukan rupa adalah kesan kuat subyektif dari penampilan
seseorang.

B. Ciri-ciri Manusia
Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari
berbagai spesies dimuka bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga
diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya.
Secara biologis, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies
Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini
adalah Homo Sapiens Sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-
satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia
menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna.
Dengan adanya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tunkai depan
dapat digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu
jari).
Anak manusia lahir setelaah sembilan bulan dalam masa kandungan,
dengan berat pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60
centimeter (20-24 inci) tingginya. Mereka terus bertumbuh selama beberapa
tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada sekitar umum 12-15
tahun. Anak laki-laki masih akan terus tumbuh selama beberapa tahun,
biasanya pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun.
Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80 tahun
di negara-negara makmur. Hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke
atas di dunia diperkirakan berjumlah sekitar 50.000 pada tahun 2003.
Rentang hidup maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.
Sementara banyak spesies lain yang punah, manusia dapat tetap
eksis dan berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka tidak hanya
disebabkanoleh daya intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga
mempunyai kekurangan fisik. Manusia cenderung menderita obesitas lebih
dari primata lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan manusia mampu
memproduksi lemak tubuh lebih banyak daripada keluarga primata lain.
Karena manusia merupakan bipedal semata (hanya wajar menggunakan dua
kaki untuk berjalan), daerah pinggul dan tulang punggung juga cenderung
menjadi rapuh. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam bergerak pada usia
lanjut. Selain itu karena perempuan menderita kerumitan melahirkan anak
yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum).
Sebelum abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi
beberapa wanita, dan masih terjadi dibberapa lokasi terpencil atau daerah
yang tak berkembang di dunia saat ini.
Banyak manusia menganggap dirinya organisme terpandai dalam
kerajaan hewan meski ada perdebatan apakah “cetaceans” seperti lumba-
lumba dapat saja mempunyai intelektual sebanding. Tentunya, manusia
adalah satu-satunya hewan yang terbukti berteknologi tinggi. Manusia
memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh terbesar diantara semua
hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar, hiu memiliki
yang terbesar untuk ikan, dan gurita memiliki yang tertinggi untuk
invertebrata). Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa otak
minimum penting untuk fungsii “berumahtangga” tertentu), perbandingan
massa otak dengan tubuh memang memberikan petunjuk baik dari
intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38)
Kemampuan manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin,
merupakan salah satu dari empat spesies yang lulus tes cermin untuk
pengenalan pantulan diri, yang lainnya adalah simpanse, orang utan, dan
lumba-lumba. Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse yang sudah
bertumbuh sempurna memliki kemampuan yang hampir sama dengan
seorang manusia berumur 4 tahun untuk mengenali bayangannya di cermin.
Pengenalan pola (mengenali susunan gambar dan warna serta meneladani
sifat) merupakan bukti lain bahwa manusia mempunyai mental yang baik.
Menurut Pascal, kemampuan mental manusia dan kepandaiannya,
membuat mereka menjadi makhluk tersedih diantara semua hewan.
Kemampuan memiliki perasaan, seperti kesedihan atau kebahagiaan,
membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar
dibuktikan menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut
sebagian besar ahli filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber
kebahagiaan.

C. Peradaban Manusia
Istilah peradaban dalam bahasa inggris disebut civilization. Istilah
peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita
terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan
kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur unsure budaya yang
bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur, dan sebagainya, maka masyarakat
pemilik kebudyaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang
tinggi. Dengan batasan batasan pengertian di atas maka istilah peradaban
sering dipakai untuk hasil hasil kebudayaan seperti kesenian, ilmu
pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu
juga kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang
maju dan kompleks. Beberapa definisi tentang peradaban antara lain :
 Huntington mendefinisikan peradaban sebagai the highest social
grouping of people and the broadest level of cultural identity people
have short of that which distinguish humans from other species.
 Damono, 2001 menyatakan adab berarti akhlak atau kesopanan dan
kehalusan budi pekerti.
 Fairchild, 1980:41, menyatakan peradaban adalah perkembangan
kebudayaan yan telah mencapai tingkat tertentu yang diperoleh
manusia pendukungnya.
 Koentjaranigrat 1990:182 menyatakan peradaban untuk menyebut
bagian dan unsure kebudayaan yang halus, maju dan indah seperti
misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan,
kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang
mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan
kompleks
 Ibnu Khaldun (1332-1406 M) melihat peradaban sebagai organisasi
social manusia, kelanjutan dari proses tamaddun (semacam
urbanisasi), lewat ashabiyah (group feeling), merupakan
keseluruhan kompleksitas produk pikiran kelompok manusia yang
mengatasi begara, ras, suku, atau agama, yang membedakannya dari
yang lain, tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. Pendekatan
terhadap peradaban bisa dilakukajn dengan menggunakan organisasi
sosial, kebudayaan, cara kehidupan yang sudah maju, termasuk
system IPteK dan pemerintahannya.
Istilah peradaban sering digunakan sebagai persamaan yang lebih
luas dari istilah “budaya” yang popular dalam kalangan akademis. Setiap
manusia dapat berpartisipasi dalam sebuah budaya, yang dapat diartikan
sebagai “seni”, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, nilai, bahan perilaku
dan kebiasaan dalam tradisi yang merupakan sebuah cara hidup masyarakat.
Namun, dalam definisi yang paling banyak digunakan, peradaban adalahn
istilah deskriptif yang relative dan kompleks untuk pertanian dan social dan
beragam kegiatan ekonomi dan budaya.

D. Kebudayaan dan Peradaban


Kata “kebudayaan” berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah
bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Demikian kebudayaan
itu dapat diartikan “ hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal”. Ada
pendirian lain mengenai asal dari kata kebudayaan itu, ialah bahwa kata itu
adalah suatu perkembangan dari majemuk budi-daya, artinya daya dan budi,
kekuatan dari akal. Adapun istilah inggrisnya berasal dari kata Latin colere
yang berarti “mengolah, mengerjakan”, terutama mengolah tanah atau
bertani . Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya dan usaha
manusia untuk merubah alam.
Adapun istilah peradaban dapat kita sejajarkan dengan kata asing
civilization . Istilah itu biasanya dipakai untuk bagian-bagian dan unsur-
unsur dari kebudayaan yang halus dan indah, seperti : kesenian, ilmu
pengetahuan, serta sopan-santun dan sistem pergaulan komplex dalam suatu
masyarakat dengan struktur yang komplex. Sering juga istilah peradaban
dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem
teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu
pengetahuan yang maju dan komplex.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat menjelaskan bahwa
kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan serta karya
yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan
miliknya dengan belajar. Peradaban sendiri merupakan bagian-bagian serta
unsur dari kebudayaan yang sifatnya, halus, maju, indah seperti misalnya
kesenian, ilmu pengetahuan adat dan sopan santun serta pergaulan,
organisasi bernegara, dan lain-lain. Serta peradaban ini digunakan untuk
menyebut suatu kebudayaan yang memilki sistem teknologi, ilmu
pengetahuan, seni-rupa, yang maju dan kompleks. Kebudayaan berasal dari
kata budaya yang berarti hasil pengembangan pemikiran manusia (budi:
akal/pikiran; daya: kemampuan) dan mendapat imbuhan ke-an sehingga
menjadi kebudayaan (kata benda) yang berarti segala hasil cipta, rasa dan
karsa manusia ayang mereka gunakan untuk kehidupannya. Peradaban
berasal dari kata adab yang berarti baik (kata sifat), mendapat imbuhan pe-
an sehingga menjadi peradaban (kata benda) yang berarti segala sesuatu
yang dihasilkan manusia/kebudayaan yang bersifat baik atau dapat
memajukan kehidupan dan hal semacam ini hanya berlangsung sementara
dan dalam kurun waktu tertentu. Jadi dengan kata lain peradaban merupakan
hasil/puncak perkembangan dari suatu kebudayaan dan bersifat kompleks.
Kebudayaan ini berakar pada ide mengenai nilai, tujuan, pemikiran yang
ditransmisikan melalui ilmu, seni dan agama suatu masyarakat sedangkan
peradaban berakar pada ide tentang kemajuan material (ilmu dan teknologi),
aspek kehalusan, penataan sosial dan aspek kemajuan lain.
Kebudayaan merupakan segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia
yang digunakan untuk kelangsungan hidupnya yang sifatnya dinamis,
artinya berkembang terus menerus/terus berlanjut sampai sekarang.
Sedangkan peradaban merupakan puncak dari suatu kebudayaan itu sendiri
yang berkembang dalam suatu masyrakat dan dalam kurun waktu tertentu.
Ide utama yang terkandung dalam peradaban adalah kemajuan,
perkembangan (progress dan development). Tetapi dalam peradaban tidak
adanya keberlanjutan/kontinyuitas. Selain itu peradaban berkembang dalam
kurun waktu tertentu serta bersifat munumental dimana peradaban
merupakan bukti kebesaran dari suatu masyarakat yang hidup dalam suatu
daerah (misalnya: Peradaban Yunani Kuno, Peradaban Lembah Sungai
Indus, Peradaban Mesir Kuno, Peradaban Sungai Eufrat dan Tigris, dan
lain-lain).
Kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap,
pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh
simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari
kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda-
benda materi; pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau
paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai yang berkembang
terus. Untuk membangun peradaban perlu adanya jaringan sosial atau
inovasi sosial yang menciptakan pranata (institusi) sosial yang
memungkinkannya menerima dan mengembangkan produk-produk
peradaban lain dalam konteks kebudayaan sendiri.
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan mempunyai 3 wujud yaitu:
1. Wujud Ideal
Yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan,
nilai-nilai, norma- norma, peraturan-peraturan dll
2. Wujud Kelakuan
Yaitu kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola
dari manusia dalam masyarakat.
3. Wujud Benda
Yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.
Hubungan antara kebudayaan dan peradaban menurut pendapat
Oswald Spingler yang dikutip dari Samuel P Hungtingson bahwa:.
Kebudayaan adalah untuk menunjukan upaya manusia yang masih
terus berlanjut,sedangkan peradaban untuk menunjukan titik akhir dari
kegiatan. Peradaban mengandung pengertian yang lebih luas sebagaimana
puncak, spirit keseluruhan, dan bersifat universal, sebagai karakter umum
dari sebuah zaman dan titik akhir dari berbagai proses kebudayaannya.
Kebudayaan hakikatnya adalah hasil cipta, rasa , dan karsa manusia.
Peradaban merupakn tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat yang telah
mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan,
tekhnologi dan seni.

E. Dinamika Peradaban Global


Menurut Arnold Y. Toybee, seorang sejarawan asala inggris,
lahirnya peradaban itu diuraiankan dengan teori Chelenges and Respos.
Peradaban itu lahir sebagai tanggapan manusia yang dengan segenap daya
upaya dan akalnya menghadapi, menaklukan dan mengelolah alam menjadi
tantangan guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan
hidupnya.
Perkembangan peradaban dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi. Penerapan teknologi bertujuan untuk memudahkan kerja
manusia, agar meningkatkan efesiensi dan produktivitas. Dalam buku The
Third Wave (1982), (Herminanto, 2009:81-82), menyatakan bahwa
gelombang perubahan peradaban umat manusia saat ini mengalami tiga
gelombang.
1. Gelombang I, peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai
800SM-1500M.
Dikenal dengan Revolusi Hijau. Pada gelombang ini manusia
menemukan dan menerapkan teknologi pertanian. Sebelumnya manusia
berpindah-pindah untuk mendapatkan hasil pertanian melalui
pengumpulan hasil hutan. Selajutnya, mereka mulai menerapkan
teknologi pertanian menempati suatu tempat kemudian menumbuhkan
desa.
2. Gelombang II, Peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500M-
1970M
Disebut Revolusi Industry. Masa ini dimulai dengan penemuan mesin
uap pada tahun 1912, mesin elektro mekanis raksasa. Mesin-mesin
tersebut juga berfungsi lebih tajam dari panca indra manusia dan dapat
menghasilkan/meciptakan mesin-mesin baru. Mesin tersebut telah
memajukan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa eropa.
3. Gelombang III, peradaban informasi berlangsung mulai 1970-Sekarang.
Disebut dengan revolusi Informasi. Ditandai dengan kemudahan
berkomunikasi atas kemjuan teknologi dalam bidang :
a. Komunikasi dan data processing;
b. Penerbangan dan angkasa luar;
c. Energi alternatif dan energi yang dapat diperbaharui;
d. Terjadiya urabanisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi
informasi;
Peradaban global tidak terlepas dari globalisasi itu sendiri. Jhon
Naisbitt dalam bukunya Megatrends (1982), menyatakan bahwa glonalisasi
memunculkan perubahan-perubahan yang akan dialami oleh negara-negara
didunia. Perubahan itu terjadi karena interaksi yang dekat dan intensif
antarnegara, terutama negara berkembang akan terpengaruh oleh kemajuan
negara-negara maju. Herminanto (2009:86). Perubahan tersebut ialah :
1) Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat idustri
2) Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke
teknologi canggih
3) Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.
4) Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang
5) Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi
6) Perubahan dari bantuan lembaga ke bantuan sendiri
7) Perubahan dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipan
8) Perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerja
9) Perubahan dari utara ke selatan
10) Perubahan dari satu diantara dua pilhan menjadi bermacam-macam
pilihan.
Perubahan dan perkembangan peradaban manusia berkembang diera
global, bahkan terus terjadi di era peradaban informasi. Kemajuan yang
pesat dibidang informasi dan transfortasi, hubungan antar manusia tidak
terbatas dalam satu wilayah negara saja, tetapi sudah antarnegara.
Globalisasi digerakan oleh kamajuan yang pesat dalam teknologi
transportasi dan informasi komunikasi. Berikut adalah ciri-cirinya :
1) Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barangantarnegara
menunujukan keterkaitan antaramanusia didunia.
2) Perkembangan barang-barang seperti telon genggam, televisi satelit
dan internet menunjukan bahwa komunikasi global terjadi.
Selanjutnya seperti turisme kita merasakan banyak hal dari budaya
yang berbeda.
3) Pasar dan produksi ekonomi dinegara-negara yang berbeda menjadi
saling tergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan
internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional dan
dominasi organisasi.
4) Peningkatan interaksi melalui perkembangan media massa.
Mengkonsumsi/mengalami pengalaman baru mengenai hal yang
melintasi beraneka ragam budaya.
5) Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan
hidup, krisis multinasional, inflasi regional.
Globlisasi dimunculkan oleh negara-negara maju, karena mereka
merasa lebih dulu maju dalam menguasai teknologi.

F. Problem Manusia Di Era Global


Menurut Alex Inkeles Besar Sosiologi Universitas Harvard. Adapun
deskripsi manusia modern dalam pikiran Alex Ingkeles menjadi gambaran
awal tentang sembilan tema yang mendasari keinginan manusia saat ini
untuk berkembang. Berikut ini tema yang berkaitan beserta deskripsi.
1) Hal-hal baru
Manusia modern memiliki kesediaan untuk menerima pengalaman baru
dan keterbukaannya bagi pembaharuan dan perubahan.
2) Dunia Opini
Memiliki kesanggupan untuk membentuk atau mempunyai pendapat
mengenai sejumlah persoalan-persoalan dan hal-hal yang timbul
disekitarnya maupun di dunia luar.
a. Demokratis, dalam arti sadar akan keragaman sikap dan opini di
sekitarnya, dan tidak menutup diri dengan menyangka semua
orang mempunyai pendapat yang sama dengan dirinya
b. Menerima pendapat-pendapat yang berbeda tanpa perlu tegas
atau keras menolaknya karena khawatir kalau penapat-pendapat
itu akan menghancurkan pandangan-pandangan dunianya.
c. Tidak menerima opini secara otokratis dan hierarkis. Manusia
modern tidak segera menerima ide-ide dari orang yang lebih
tinggi kedudukannya dan segera menolak pendapat-pendapat
dari orang-orang yang lebih rendah kedudukannya. Ide dari
pihak manapun didengar sama, serta hanya diniai berdasarkan
kalitas idenya saja.
3) Konsepsi Waktu
a. Manusia modern berorientasi waktu kekinian dan masa depan,
bukannya masa lampau
b. Manusia modern selalu tepat waktu
c. Manusia modern memiliki waktu-waktu tetap (jadwal) sehingga
hidupnya terencana dan teratur.
4) Perencanaan
Manusia modern menginginkan terlibat dalam perencanaan akan hal-hal
yang berkaitan dengan hidupnya dan organisasi serta menganggapnya
sebagai sesuatu yang wajar.
5) Keyakinan akan kemampuan manusia
Manusia modern yakin bahwa orang dapat belajar, dalam batas-batas
tertentu untuk menguasai alam, untuk kepentingannya sendiri, bukan
dikuasai seluruhnya oleh alam.
6) Kemampuan memperhitungkan segala sesuatu
Manusia modern selalu memperhitungkan segala sesuatu dalam
hidupnya.
7) Harga diri
Manusia modern adalah orang-orang lain dan bersedia menghargai.
8) Ilmu dan teknologi
Manusia yang sangat percaya dengan kekuatan IPTEK
9) Keadilan
Manusia modern percaya bahwa ganjaran seharusnya diberikan sesuai
dengan tindakan-tindakan, bukan karena hal-hal atau sifat-sifat yang
tidak ada hubungannya dengan tindakannya.

Setelah kita lihat bagaimana manusia modern didefinisikan,


sekarang kita akan melihat apa-apa masalah manusia modern. Sebagaimana
yang kita lihat diatas, manusia modern telah semakin terasing dari
hubungan-hubungan karib dengan sesama manusia. Keluarga besar yang
akrab tidak lagi mudah ditemui. Yang ada keluarga-keluarga kecil yang
hanya terdiri ayah, ibu, dan anak. Demikian pula pola-pola hubungan antar
sesama berubah dari hubungan-hubungan yang personal: akrab, dekat, dan
hangat, menjadi impersonal, dimana orang berhubungan karena adanya
kepentingan-kepentingan ekonomi atau kekuasaan belaka. Akibatnya
manusia-manusia modern mengalami masalah-masalah psikologis yang
kurang dijumpai pada masyarakat tradisional. Masalah-masalah itu berkisar
pada pengingkaran kecenderungan manusia sebagai mahluk sosial, dimana
orang semakin menjauh dari pergaulan sosial.
Victor Frankl, salah seorang tokoh psikologi eksistensial terkemuka,
mengatakan bahwa manusia modern mengalami masalah frustrasi
eksistensial (Frustrasi dalam pemenuhan keinginan kepada makna) dan
kehampaan eksistensial (merasa kehidupan tidak memiliki makna) yang
semakin meluas. Menurutnya, individu masyarakat modern dilanda
keraguan atas makna kehidupan yang mereka jalani. Hilangya tradisi dan
nilai-nilai sebagai salah satu sumber utama kemunculan frustrasi
eksistensial dan kehampaan eksistensial. Akibat dari hal itu, individu
melakukan kompensasi-kompensasi melalui berbagai aktivitas seperti
memembenamkan diri dalam pekerjaan, berjudi, alkoholisme, obat bius,dan
seks.
Frankl berpendapat pada manusia modern sekarang ini dijumpai
suatu fenomena umum yang mirip dengan kondisi neurosis, tetapi tidak bisa
di kategorikan ke dalam suatu bentuk patologi. Fenomena itu dinamakannya
neurosis kolektif dengan empat gejala sebagai berikut:
1) Sikap Pesimistis terhadap hidup Individu-individu yang mengalami
gejala ini menjalani hidup seakan-akan tidak ada hari esok..
Karenanya tidak ada perencanaan-perencanaan untuk masa depan.
2) Sikap Fatal terhadap hidup.Individu yang terlanda gejala ini melihat
rencana masa depan sebagai kesia-siaan. Mereka bertingkah laku
seolah-olah bukan dari dirinya sendiri dan bukan untuk dirinya
sendiri. Mereka cenderung mendevaluasi dirinya sendiri dan
kehidupannnya.
3) Konformisme dan Kolektivisme.Terlihat pada individu yang
meleburkan diri ke dalam massa, kehilangan kepribadiannya dan
bertingkah laku seakan-akan mereka adalah fungsi atau alat belaka
dari massa, atau dinegara-negara totaliter, dari negara.
4) Fanatisme. Individu yang terlanda fanatisme mngingkari
kepribadian orang lain. Mereka hanya mau mendengar opini-opini
mereka sendiri yang pada hakikatnya bukan opini-opini pribadi
mereka, melainkan opini-opini penguasa, opini-opini partai, atau
opini-opini publik.
Rollo May, tokoh psikologi eksistensial lainnya menyoroti
permasalahan manusia-manusia modern pula. Ia menyatakan ada tiga
masalah utama manusia modern, yaitu kekosongan, kesepian, dan
kecemasan.
1. Kekosongan.
Kekosongan adalah kondisi individu yang tidak lagi mengetahui
apa yang diinginkannnya, dan tidak lagi memeiliki kekuasaan
terhadap apa yang terjadi dan dialaminya. Kekosongan telah
mengarahkan individu-individu menjadi outer directed yakni
mengarahkan diri pada orang lain dalam rangka mencari
pegangan dan petunjuk untuk menentukan hidup. Ciri pertama
kekosongan adalah bisa merespon tapi tidak bisa memilih sendiri
respon apa yang paling baik bagi masalah-masalahnya. Ciri
kedua adalah pasivitas terhadap ligkungan sosial. Ciri ketiga
adalah apati terhadap dunia sekitar, atau tidak perduli.
2. Kesepian
Kesepian dialami individu-individu dalam masyarakat sebagai
akibat langsung dari kekosongan, keterasingan dari diri sendiri
dan sesama. Individu dalam masyarakat modern mengalami
ketakutan akan kesepian. Mereka memiliki hasrat yang kuat
untuk diterima orang lain, dan memiliki ketakutan yang dalam
akan ditolak. Kegiatan menciptakan kebersamaan dengan orang-
orang dilandasi oleh ketakutan diisolasi oleh orang lain bukan
untuk menciptakan hubungan yang akrab dan hangat.
3. Kecemasan
Ketidak menentuan yang semakin besar dari hari ke hari, tidak
bisa tidak telah meningkatkan kecemasan individu dalam
masyarakat modern. Kecemasan timbul karena perubahan
traumatik yang dialami sebelumnya, yakni hilangnya nilai-nilai
persaingan individu yang ditujukan kepada kesejahteraan
bersama yang digantikan oleh persaingan antar individu yang
eksploitatif, hilangnya penghargaan atas keutuhan pribadi yang
digantikan oleh pembagian pribadi menjadi rasionalitas dan
emosionalitas (berpikir dianggap baik, mengalami emosi
dianggap buruk), hilangnya rasa berharga, rasa bermartabat, dan
rasa diri dari individu-individu. Individu yang cemas bingung
siapa dirinya dan apa yang harus diperbuatnya.
Salah seorang tokoh psikologi yang paling terkenal dalam menyoroti
persoalan-persoalan masyarakat adalah Erich Fromm. Gagasannya
mencakup masalah yang luas di masyarakat. Ia melihat bahwa masyarakat
modern sekarang ini telah semakin terisolasi dan mengalami kesepian
karena dipisahkan oleh alam dan dari orang-orang lain. Dalam sejarah
manusia, dari waktu ke waktu manusia semakin bebas dalam menentukan
apapun mengenai hidupnya, akan tetapi mereka juga semakin merasa
kesepian. Tercerabutnya manusia modern dari hubungan-hubungan akrab
dan hangat atas dasar kemanusiaan belaka, telah menjadikan manusia
menjadi mesin-mesin hidup. Tapi itu konsekuensi yang harus dibayar dari
pola kehidupan sekarang, yang terlalu ‘teratur’ dan tanpa warna. Jangan
heran jika suatu saat (kini sudah) terjadi anti-modern, suatu gerakan yang
bukan tanpa dasar tentunya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehidupan manusia memiliki peradaban. Peradaban yang
memberikan warna dalam dinamika kehidupan manusia. Bahkan hasil
peradaban manusia sebagian dipertahankan, ditengah tengah gelombang
peradaban manusia yang terus berubah. Siklus peradaban manusia,
memberikan dasar bagi perkembangan sejarah umat manusia, dalam
mengembangkan kebudayaan. Peradaban tumbuh dan runtuh tergantung
dari sikap dan perilaku manusia terhadap dinamika peradaban.
Eksistensi manusia adalah berusaha bertahan dalam fase peradaban
dan berjuang untuk tetap eksis dalam perkembangan peradaban. Karena
gelombang peradaban memberikan efek social dan psikologis pada
kehidupan manusia. Manusia harus beradaptasi terhadap perkembangan
peradaban untuk terhindar dari berbagai gejala penyakit manusia modern.

Anda mungkin juga menyukai