Kes
1
Penyebab Kematian Neonatal di Indonesia
4
Intraventricular Hemorrhage (IVH)
Insidens perdarahan matriks germinal dan IVH
meningkat dengan menurunnya usia gestasi dan
berat lahir
Insidens tertinggi terjadi pada bayi dengan BL < 1 kg
Waktu yang tepat terjadinya IVH tidak diketahui,
50% terjadi pada hari pertama kehidupan
Terjadinya IVH dikaitkan dengan hipoksia, distres
napas, penggunaan ventilasi mekanik, fluktuasi
tekanan darah, pemberian surfaktan, transfusi
darah/bolus cairan, stres dingin, posisi kepala, dan
nyeri
5
Chronic Lung Disease (CLD)
Napas pertama yang diberikan di kamar bersalin
mempunyai efek bermakna terhadap
berkembangnya CLD.
Rekomendasi perawatan neonatus untuk
menurunkan CLD : permissive hypercapnia,
pemberian surfaktan dini, penggunaan T-piece
resuscitator, titrasi oksigen.
6
Retinopathy of Prematurity (ROP)
Faktor risiko : prematuritas, berat lahir rendah,
hiperoksia.
Insidens ROP menurun dengan merubah praktek
pemberian oksigen dan monitoring :
Pulse oximetry harus tersedia di kamar bersalin
saturasi 88-92%, FiO2 disesuaikan dengan
perubahan yang kecil.
7
The First Golden Hour
Perawatan neonatus dalam 1 jam pertama dampak
bermakna bagi keluaran bayi terutama pada bayi prematur
8
Periode Awal
Bayi Baru Lahir Lahir
(BBL)
Adaptasi
Gagal
Berhasil
STABLE
Resusitasi
IMD
Warm Transport
Thermoregulasi
Warm
Airway
Breathing
Sweet Pink
Circulation
Drugs
10
Transisi Neonatus
11
Perubahan Fisiologis saat Lahir
Perubahan Waktu
Pernapasan Detik
Sirkulasi darah Detik
Homeostasis Glukosa Menit
Regulasi Suhu Menit
Jam - Hari
Ginjal
Jam - Hari
Saluran Cerna
12
Kejadian Saat Lahir
First breath
70-110 cmH2O vs. 5-10 cmH2O for normal
breathing
Removal of fluid from the lungs
Closure of ductus arteriosus
Functional and later anatomic closure
Initialy systemic and pulmonary pressures are
equal
13
FASE TRANSISI BBL : RESPIRASI
14
Kondisi Paru Intrauterin
15
Pulmonary transition
Basic requirements for gas exchange
Ventilation
Fluid clearance
Establishing an air-filled FRC
Spontaneous breathing
Perfusion
Rapid reduction in PVR
Adequate cardiac output with pulmonary perfusion
16
Pulmonary transition
Clearance of lung fluid
17
Pulmonary transition
The first spontaneous breath
18
Fase Transisi : Respirasi
23
Circulatory shunts bypass
24
Circulatory Adaptation
FETAL CIRCULATION
High pulmonary resistance
Low resistance in systemic blood flow
NEONATAL
CIRCULATION
FETAL
CIRCULATION
26
Circulatory Adaptation
NEONATAL CIRCULATION
• Profound changes of circulation at birth
• Increased pulmonary blood flow due to the drop of
pulmonary resistance lung expansion.
• Venous return from lung increase.
• Left atrial press. is raised; Right atrial press. decrease
foramen ovale closed.
• Systemic resistance higher than pulmonary resistance (24
hours) Prostaglandin function Ductus arteriosus close
• Umbilical arteries constrict and placental blood flow stops.
27
Transition to Extra-uterine Life
begins when the cord is CUT.
Placenta no longer works as lungs
Lungs begin to exchange gases
First breath inflates lungs and causes circulatory
changes
Lungs inflate - resistance to blood flow through
lungs & blood flow from pulmonary arteries
This results in Newborn Circulation.
28
Barrier in Transitional Period
Oxygen will not be available for circulating blood through the lungs
29
Barrier in Transitional Period
Systemic hypotension
30
Barrier in Transitional Period
31
Consequences of interrupted transition
1. Tachypnea
2. Cyanosis
3. Resp depression (apnea / gasping)
4. Bradycardia
5. Hypotension
6. Low muscle tone
32
NEONATAL TRANSITION
Changes in respiratory and circulation is the
key component of transitional period in
newborn.
Barrier of transitional period in newborn
include delayed removal of lung liquid,
failure of systemic blood pressure increase,
and failure of lung arterioles dilatation
33
RESUSITASI BBL
100% bayi lahir perlu
didampingi oleh
seseorang/tim ahli resusitasi
Barkemeyer BM. Critical Concepts NICU. [diakses pada: 24 Januari 2012]. Diunduh dari : URL: www.medschool.lsuhsc.edu.
34
BAYI BUGAR 90 % BAYI Sesak /Merintih 9 % BAYI Apnea 1 %
36
TIM RESUSITASI NEONATUS
42
JENIS PERALATAN VTP
Balon Tidak
Mengembang Sendiri
(BTMS)
Balon Mengembang
Sendiri (BMS)
T-piece resuscitator
43
Circulation Drugs
45
46
47
The 5 moments for Hand Hygiene
48
PENGERTIAN HAND RUB
Hand rub adalah menggosokkan kedua belah tangan
dengan menggunakan cairan antiseptik berbahan dasar
alkohol(alkohol based) untuk membunuh M.O
49
Bahan Cuci Tangan Antiseptik
Aktivitas terhadap bakteri
N M Aktivitas Efek
Kelompok Dampak
o Gm+ Gm- Tuberc Viruses Awal Residu
ulosi
Chlorhexidine
II. Baik Baik Sedang Baik Sedang Baik Otoksin, keratitis
gluconate (CHG)
II Tidak
Hexachlorophene Baik Buruk Buruk Lambat Baik
I. ada
PCMX
V. Baik Sedang Sedang Sedang Baik Baik
(chloroxylenol)
VI
Triclosan Baik Baik Sedang Buruk Lambat Baik
.
50
Kapan Kita Pakai Handrubs?
Keadaan emergency dimana fasilitas cuci tangan sulit
dijangkau
Fasilitas cuci tangan in adekuat
Pengganti cuci tangan “Hand Wash Basin”
Saat rounde di ruangan yang memerlukan disinfektan
Diantara tindakan keperawatan
Bukan pengganti cuci tangan
51
52
ALGORITMA
RESUSITASI
NEONATUS IDAI
2013
53
54
Langkah Awal Bayi Bugar
55
Kegiatan-kegiatan yang Menunjang
Pemberian ASI
Pada Bayi Normal
1. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
2. Rawat Gabung
3. 24 jam pertama menyusu 8-12 kali, selanjutnya ASI ad lib
56
57
PASTIKAN BAYI TETAP HANGAT
58
Hipotermi
• Termoregulasi hal utama pada perawatan bayi
• Berbahaya bagi bayi prematur
Gangguan vasomotor paru Hipoksia
Gangguan aliran darah ke Ketidakseimbangan
otak asam basa
Hipoglikemi Hipotensi
Penumpukan asam laktat Hipovolemi
menyebabkan kerusakan
jaringan dan otak
permanen, bahkan
kematian
59
hyperthermia
Moderate hypothermia
60
Metode kehilangan panas :
1. Evaporasi : Kehilangan panas ke udara di dalam
ruangan melalui kulit atau selaput mukosa (kulit
basah
karena cairan amnion)
2. Konduksi : Terjadi jika BBL diletakkan pada
permukaan
yang dingin dan padat (alas bayi)
3. Radiasi : panas berpindah dari BBL ke benda padat
lainnya tanpa melalui kontak langsung (lemari
besi)
4. Konveksi : Kehilangan panas dari kulit BBL ke
udara yang bergerak (dekat jendela,AC)
61
Mekanisme hilangnya panas
62
MELETAKKAN PADA POSISI YANG BENAR
63
Posisikan, bersihkan jalan napas Hanya jika
ada sumbatan jalan nafas yang nyata Tidak
rutin
Then nose
65
LANGKAH AWAL BAYI PREMATUR / BERAT
LAHIR < 1500 g Dibungkus Plastik Transparan
Segera setelah lahir:
• Bayi diletakkan di bawah
radiant warmer dan Kepala
dikeringkan dengan
handuk hangat
• Kepala ditutup dengan
topi, badan langsung
dibungkus dengan plasti
66
67
68
69
Balon dan sungkup resusitasi
Sebelum melakukan resusitasi :
Pilih sungkup dengan ukuran yang sesuai
Pastikan jalan napas terbuka
Posisikan kepala bayi
Posisikan diri penolong di sisi meja
resusitasi
Meletakkan posisi sungkup tepat pada
wajah, memantapkan lekatan antara
sungkup dan wajah
70
Bagaimana Cara Memberikan Ventilasi
Tekanan Positif (VTP)
PEEP
71
Dengan Apa Kita Memberikan VTP ??
Balon Mengembang Balon Tidak T-piece resuscitator
Sendiri (BMS) Mengembang Sendiri
(BTMS)
72
73
Breathing
75
Bila Dada Tidak Mengembang Saat Ventilasi
Tekanan Positif....
Perlekatan Sungkup Tidak TepatBocor
Sumbatan jalan nafas lendir/Darah
Posisi leher terlalu menunduk / menengadah
Tekanan Kurang
76
Evaluation-Decision-
Action cycle
Evaluation
Action Decision
77
MENILAI SKOR APGAR
0 1 2
Penilaian pada menit 1, 5, 10, 15, setelah menit 5 distop setelah skor ≥ 7 78
ASFIKSIA PERINATAL:
The term “asphyxia” is derived from
the Greek and means “stopping of the pulse”.
Page 81
82
BAYI SESAK / MERINTIH
83
Evaluasi distres napas
Skor Downe
0 1 2
Frekuensi < 60x/menit 60-80 x/menit >80x/menit
Napas
Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
retraksi
Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang Sianosis
dengan O2 menetap
walaupun diberi
O2
Air Entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
udara masuk masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
dengan stetoskop tanpa alat bantu
84
Evaluasi distres napas
Skor Downe
85
PASANG CPAP DENGAN PEEP 7 CM H2O
Face mask
86
TAHAP PEMASANGAN NASAL PRONG UNTUK
PEMBERIAN CPAP
87
Tanpa PEEP
Dengan PEEP
88
89
TIMBUL KARENA SEL DARAH MERAH TIDAK TERIKAT CUKUP OKSIGEN
SATURASI OKSIGEN DALAM DARAH KURANG
90
Oksigen ? Perlukah?
Berapa Banyak? Kapan?
TARGET SATURASI 88 % sd 92 %
BUKAN 100 %!!!!!!
91
NEC RETINOPATI
BPD
92
Free Flow Oxygen
Bayi yang dapat bernapas tetapi mengalami sianosis sentral
free flow oxygen
Oksigen 21%
(udara tekan)
Oksigen 100 %
(oksigen Murni)
94
CAMPURAN UDARA DAN OKSIGEN INGAT RUMUS 8!!!
95
96
97
Circulation
98
KOMPRESI DADA : DIPERLUKAN 2 ORANG
99
Penekanan : ± 1/3 diameter anterior-posterior dada
100
101
102
103
104
60
105
106
107
Drugs
B. NaCl 0,9%
Solusio plasenta
Plasenta previa
Kehilangan darah tali pusat
11
Saat tali pusat dipotong, berikan tekanan ringan pada puntung umbilikal
112
… intubasi endotrakeal
Valekula
Trakea Bronkus
utama
Posisi
setengah
tengadah
Epiglotis Esofagus
Sulfas Atropin 250 mcg/mL 0,40 mL 0,60 mL 100 mcg/mL 20 mcg/kg 0,2 mL/kg
Berikan morfin lebih dahulu,tunggu 3-5 menit, lalu berikan sulfas atropin.
1 menit kemudian berikan midazolam/suxamethonium.
114
UKURAN DAUN LARINGOSKOP
Ukuran Usia Gestasi
1 CUKUP BULAN
0 KURANG BULAN
No. 1
No. 0
No. 00
115
UKURAN PIPA ENDOTRAKEA
Berat Badan (g) Usia Gestasi (mgg) Ukuran ETT (mm)
116
INTUBASI ENDOTRAKEA…
Kedalaman pipa endotrakea (intubasi dari mulut)
117
KESALAHAN SAAT INTUBASI ENDOTRAKEA
Masalah Petunjuk Tindakan koreksi
121
FIKSASI PIPA ENDOTRAKEA…
123
BILA TIDAK BISA / KOMPETEN INTUBASI PASANG
LARYNGEAL MASK (LMA)
124
VTP Dilakukan Lebih dari 2 Menit
- Pasang Sonde Lambung
• Ukuran sonde 5 Fr – BB < 2000 g
Ukuran sonde 8 Fr – BB > 2000 g
Mengukur jarak dari
nasal bridge – ujung
bawah daun telinga – titik
pertengahan antara
processus xyphoideus dan
umbilikus.
125
Resusitasi Upayakan Bayi
Temperature
Airway Warm
Breathing
Sweet Pink
Circulation
Drugs
126
PENANGANAN NEONATUS
ABCD STABLE
Resusitasi Stabilisasi
127
• Target gula darah: 50-110 mg/dL
Sugar • Skrining gula darah dilakukan sebelum usia 1 jam terutama pada
bayi berisiko (KMK, premature, bayi sakit, ibu DM)
Laboratory work • Darah perifer lengkap, analisis gas darah, septic work up (jika perlu)
Emotional • Jelaskan kondisi bayi dan tata laksana yang dilakukan kepada orang
tua, beri dukungan emosi jika perlu
support 128
Transportasi bayi
Transportasi bayi yang
membutuhkan CPAP
dini di kamar bersalin
menggunakan ETT
yang dimasukkan ke
lubang hidung sebatas
garis hitam (± 2 cm),
dipotong ± 5 cm dan
dihubungkan ke T-
piece resuscitator
129
CPAP dengan single nasal prong
130
131
Profilaksis Perdarahan Bayi Baru
Lahir & Pemberian Imunisasi
Hepatitis B
132
Pencegahan Infeksi Pada Mata
(Neonatal Conjunctivitis)
Setiap Bayi lahir perVaginam:
Bersihkan kedua kelopak mata dengan kapas /
kassa steril
Berikan dlm waktu 1 jam pertama lahir: salep
mata tetracycline 1% atau erythromycin 0.5%
atau tetes mata Silver nitrate 1%. (Single dose)
Pastikan salep merata di konjungtiva.
133
Ibu dengan HBsAg +
Berikan Hepatitis B immune globulin (HBIG) 0.5 mL
I.M dan vaksin Hepatitis B dalam 12 jam pertama.
Kemudian vaksin HB usia 1 bulan, dan 6 bulan. Pada
bayi premature < 2 kg diberikan lagi 3 dosis tambahan
vaksin HB mulai usia 1 bulan.
Pemberian ASI dapat dilakukan.
Periksa HBsAg dan anti HBc-IgM usia 6 bulan.
134
Ibu dengan HIV +
Berikan Zidovudin dalam 12 jam pertama, lanjutkan
selama 6 minggu
Berikan ASI Eksklusif 6 bulan (WHO) atau diberikan
susu formula sesuai AFASS (affordable/terjangkau,
feasible/mampu laksana, acceptable/dapat diterima,
sustainable/berkesinambungan dan safe/aman)
135
136
PEMERIKSAAN FISIK BBL
Neonatus dalam keadaan stabil
Dilakukan dalam 24 jam pertama
Lakukan pemeriksaan auskultasi (jantung dan Paru)
lebih dulu. Hangatkan lebih dulu stetoskop.
Keadaan Umum
Keaktifan / kesadaran:
Aktif, sehat : ekstremitas fleksi, tungkai &
lengan aktif simetris
Lethargis , Koma.
Tangisan bayi : kuat, lemah, merintih, melengking
Warna kulit: Plethora, jaundice, pallor, cyanosis
Kelainan kongenital
137
Tanda Vital
Suhu
Dilakukan pada Aksila (0,5 - 10C < oral)
Normal core temperature 36,5 – 37,5oC
Hipotermi ringan 36 – 36,4oC
Hipotermi sedang 32 – 360 C
Hipotermi berat < 32oC
Hipertermi > 37,50C
138
• Respirasi
Frekuensi pernapasan: 40 – 60 x/mnt
Hitung 1 menit penuh
Apnea (henti napas): > 20 detik atau
berhenti nafas > 10 detik disertai
desaturasi oksigen atau bradikardia
(<100x/m)
Periodic breathing (≥ 3 episode apnea > 3
detik dalam 20 detik periode respirasi
normal) 139
• Denyut nadi/ jantung
Normal: 100-180 x/m
120 – 160 x/mnt bangun
70-80 x/m tidur
Dalam penanganan resusitasi BBL :
Hitung dalam 6 detik hasil di x 10 =
…. x/mnt
140
141
Tekanan Darah
Sesuai usia gestasi, usia kronologis, dan berat lahir.
MAP: usia gestasi ± 5 mmHg
142
Pulse Oximetry (Saturasi Oksigen)
Normal: 88-92%
Skrining kelainan jantung kongenital
143
BL, PL, LK, Usia kehamilan
Berat Lahir
N: 2500 - 4000 gram
Panjang Lahir
N: 48-52 cm
Lingkar Kepala
Fronto-oksipital N: 32-37 cm
Usia Kehamilan (New Ballard Score)
144
Kulit …….Pemeriksaan Fisik
146
IKTERUS KLINIS …….Pemeriksaan Fisik
60% dari neonatus
Ikterus yang nyata: Bilirubin serum > 5 mg/ dl
Kramer I : Muka – dada
Kramer II:Dada – pusat
Kramer III: Lengan atas – siku,
pusat – lutut
Kramer IV : siku –pergelangan
tgn,lutut-pergela
ngan kaki
Kramer V : sampai telapak tgn
dan kaki
148
Kulit terkelupas (normal)
149
Eritema toksikum
150
Milia
151
Petechiae
152
Mongolian spot
153
…….Pemeriksaan Fisik
Gizi
154
155
New Ballard Score
156
BAYI BERAT LAHIR RENDAH
157
Kehamilan 32 minggu: Kehamilan 36 minggu-matur:
peningkatan kartilago daun telinga kaku, lengkung
lengkung luar daun telinga terbentuk baik
158
Payudara
Kehamilan 28 minggu :
Tdk ada jaringan payudara
Areola samar
Kehamilan 32 minggu:
areola terlihat,
jaringan payudara kecil
36 weeks gestation
Kehamilan 36 minggu: :
well-defined
areola terlihatareola,
baik,
breastpayudara
nodul nodule
159
Genitalia perempuan
Kehamilan 32 minggu: Kehamilan 36 minggu-matur:
Deposit lemak pada labia mayora hampir menutupi
labia mayora meningkat labia minora
Prematur Matur
160
Genitalia – Laki-laki
161
Garis telapak kaki
Kehamilan 36 minggu-matur:
Kehamilan 32 minggu : rajah pada hampir seluruh telapak
Rajah < 1/3 anterior kaki
162
163
Kepala …….Pemeriksaan Fisik
– Bentuk Kepala: Moulage : tulang parietal berhimpitan
dengan tulang oksipital dan frontal normal,
Plagiocephaly, Brachycephaly, Anencephaly, acrocephaly,
Dolichocephaly/scaphocephaly.
– LK : normal 32 – 37 cm
Makrosefali, Mikrosefali
– UU anterior dan posterior: anterior: datar / cekung /
cembung. Diameter (anterior: 0,6-3,6 cm; post 0.5 cm),
anterior: menutup usia 2 tahun(rata2: 13 bulan), posterior:
menutup usia 2 bulan.
– Trauma kepala :
laserasi – fraktur, perdarahan intra kranial
Caput susedaneum
165
Trauma Kepala
Kaput Suksedaneum Hematoma sefal
166
Caput succedaneum
167
Caput
succedaneum
24 - 48 jam
168
168
Cephal Hematom
169
Subgaleal hematom
170
170
Perbedaan caput, cephal, subgaleal
Caput Cephal Subgaleal
Definisi Edema kulit Peradarahan Perdarahan
kepala subperiosteal subaponeurosis
Konsistensi Lunak Lunak Lunak
Fluktuasi – + +
Batas Tidak tegas Tegas Tidak tegas
Menyeberangi + - +
sutura
Timbul pada Hari 1st Hari 2nd Persalinan dgn
Hilang pada Beberapa hari 2-3 minggu alat
Anemia, Syok, anemia,
ikterus ikterus 171
171
Lesi Pembengkak ↑ setelah Melintasi ↑↑↑ke-
an eksternal lahir garis hilangan
sutura darah
akut
Tengkorak
Dura
173
Overlapping sutura &
Molding
174
174
175
Bentuk kepala
176
Transiluminasi
177
Transiluminasi positif
Hidrosefalus
Hidranensefali
Cairan subdural
Efusi subdural
Atrofi otak
Kista porensefali
178
…….Pemeriksaan Fisik
Wajah
– Low set ears (melotia)
– Micrognathia
– hypertelorism
– Mongoloid face
– Kelumpuhan n. cranialis (trauma
persalinan)
179
Mata …….Pemeriksaan Fisik
– Pemeriksaan sulit
– Leukocoria: Katarak Kongenital, Glaucoma,
retinoblastoma, retinal detachment, peter
anomaly
– Sekret mata : pus – darah (Gonoblenorrhoe)
– Trauma persalinan : perdarahan
subkonjungtiva
– Ikterus
– Anemia
180
Red reflex, katarak, blue sclera, subconjunctival
hemorrhage, konjungtivitis
181
181
Perdarahan
subkonjungtiva
Injeksi
konjungtiva
182
182
Leher
Short neck
Webbed neck
Brachial cleft cysts
Cystic hygroma
Goiter
Thyroglossal duct cyst
Torticollis
183
Telinga …….Pemeriksaan Fisik
186
186
Mulut
Labiopalatoskizis
Tongue-tie
Ranula, Epstein’s pearls
Mucocele
Natal teeth
Makroglosia
Oral thrush
Hipersalivasi/saliva berbuih
187
Labiopalatoskizis
188
Ankiloglosia/tongue-tie
Setelah frenotomi
189
189
Makroglosia
Epstein’s pearls
190
Natal teeth
191
…….Pemeriksaan Fisik
Dada
Inspeksi
–Bentuk: simetri/asimetris: pectus
excavatum, pectus carinatum, barrel
chest, prominence or the xiphoid
process
–Retraksi
–Areola mama, jaringan mama umur
kehamilan
–Supernumary nipples : puting susu >>
192
…….Pemeriksaan Fisik
Palpasi
– Klavikula Fraktur
– Iktus Kordis kiri
– Dextrocardia kanan
Perkusi
– Biasanya tidak dilakukan
193
…….Pemeriksaan Fisik
Auskultasi
– Bising jantung +/-
– Grunting, stridor, horseness, weak cry,
Hiccups
– Suara pernapasan bronkovesikuler
Ronchi aspirasi mekoneum
- / unequal pneumothoraks, atelectasis
Bising usus di daerah dada Hernia
diafragmatika
194
Asimetris dada
196
Retraksi
197
Supernumary nipple
198
Abdomen …….Pemeriksaan Fisik
– Perut datar /cekung (scaphoid abdomen) : Hernia
diafragmatika
Buncit :
–Hepatosplenomegali
–Tumor
–Cairan
Kembung : ileus, NEC
– Defek: omfalokel, Gastroskisis, exstrophy bladder
– Diastasis rectus abdominis; Prune belly syndrome
– Bising usus : +/-
– Palpasi: distention, tenderness, or masses
H : 1-2 cm bac L : S1
– Tanda-tanda infeksi tali pusat
199
Omphalocele
200
Gastroschisis
201
Perbedaan omfalokel & gastroschizis
Omfalokel Gastroschizis
Selaput / + -
peritoneum
202
Umbilikus normal
203
Meconium staining
204
Hernia umbilikalis
205
Genetalia Eksterna…….Pemeriksaan Fisik
Perempuan
– NCB : labium minora tertutup labium mayora
– Lubang uretra
– Lubang vagina
– Kadang sekret + darah dari vagina
(withdrawal bleeding)
206
Laki-laki …….Pemeriksaan Fisik
– Penis panjang 3-4cm, lebar 1-1,3cm,
< : mikropenis
– Fimosis
– Hipospadia/Epispadia
– Testis
NCB : sudah turun ke skrotum
Hipospadias Epispadias
208
208
Torsi testis akut
209
Hidrokel
210
Normal
211
Genitalia ambigus
212
…….Pemeriksaan Fisik
Anus
– Mekoneum keluar 24 jam
Bila >
Meconeum plug syndrome
Megacolon
Hirschprung dis
– Atresia ani
– Fistula rektovaginal
– Mekoneum keluar in utero, pada bayi letak kepala
salah satu tanda gawat janin
213
Atresia ani
214
…….Pemeriksaan Fisik
Tulang Belakang
– Posisi tengkurap
– Raba sepanjang tulang belakang
– Kelainan
Meningokel
Spinabifida
215
Myelomeningokel
216
Myelomeningokel
217
Ekstremitas …….Pemeriksaan Fisik
– Normal : posisi fleksi simetris
– Asimetris
Erb’s paralyse (sungsang, besar, macet bahu)
Fraktur klavikula
– Congenital Talipes Equinovarus/Valgus (CTEV)
– Polidaktili
– Sindaktili
– Rajah tangan : simean line (Mongoloid)
– Rajah kaki
NCB penuh
NKB <
– Kuku : serotinus (lebih bln) kuku panjang-panjang
218
Deformitas Kaki (posisi intra uteri)
219
219
CTEV
220
Klinodaktili
221
Polidaktili
222
Simian crease
223
…….Pemeriksaan Fisik
Refleks
Refleks oral :
– Reflex hisap
– Reflex menelan
– Rooting reflex : mencari benda yang diletakkan
di sekitar mulut kemudian menghisapnya
Refleks moro
Refleks tonic neck
Refleks withdrawl
Refleks plantar grasp
224
Refleks tonik
225
Sistem saraf
Tonus otot: hipo/hipertoni
Refleks: rooting, glabellar, grasp, neck-righting, moro
N. Kranialis
Pergerakan
N.perifer: Erb-Duchene paralisis, Klumpke’s paralisis
Kejang
226
Parese N.VII
227
Erb’s paralisis
228
Perbedaan Erb’s & Klumpke paralisis
Erb’s Klumpke
Etiologi Kelumpuhan C5-6 Kelumpuhan C7-T1
Klinis Lengan atas Lengan bawah
aduksi, rotasi paralisis,
internal, refleks pergelangan tangan
Moro asimetris, tidak dapat
refleks digerakkan, refleks
mengenggam + menggenggam -
229
Rooting reflex :
bila disentuh pipi
nya akan menoleh
kearah akan
diberikan minum
dan siap untuk
menghisap
230
Sucking reflex :
Refleks menghisap :
bila diletakkan
sebuah benda di
mulut bayi, secara
alami sudah siap
untuk menghisap
231
Moro Reflex
(Refleks terkejut) :
menggerakkan
tangan dan kakinya
tiba tiba bila ia
terkejut, biasanya
disertai dengan
menangis
232
Grasping Reflex
Refleks memegang :
memegang dengan
erat sesuatu benda
yang diletakkan
pada telapak
tangannya
233
Stepping Reflex
Refleks melangkah :
kaki bayi mencoba
melangkah bila
ditegakkan atau bila
kakinya disentuhkan
pada permukaan
yang keras
234
Bayi normal, kepala terangkat hampir paralel dengan
badan yang terangkat, & semua anggota gerak fleksi
235
Horizontal
suspension
236
Suspensi horisontal pada bayi normal, kepala diangkat
bergantian dengan fleksi anggota gerak utk menahan
gaya berat
237
Suspensi vertikal pd bayi normal,
kepala tetap berada di garis tengah,
fleksi pada semua anggota gerak
untuk menahan gaya berat
238
Vertical suspension
239
Erb’s Paralyse
240
241
Pemeriksaan waktu pulang
Yakinkan tidak ada kelainan kongenital yg belum
diketahui
Keadaan umum baik
Minum baik, pemberian ASI baik dan benar
Tidak ada kelainan
242
KESIMPULAN
243
244