SAP Kolik Abdomen - Chusnul-2.B
SAP Kolik Abdomen - Chusnul-2.B
(SAP)
Sasaran : Masyarakat/klien
Hari/tanggal :
Waktu : 35 Menit
A. Latar Belakang
Akhir- akhir ini, peningkatan kolik abdomen meningkat sangat pesat.
Kejadian penyakit kolik abdomen terjadi karena pola hidup yang tidak sehat
sehingga berdampak pada kesehatan tubuh (Bare, 2011).
Menurut data dari WHO (World Health Organitation) pada tahun 2012 ±7
miliar jiwa, Amerika Serikat berada diposisi pertama dengan penderita kolik
abdomen terbanyak 47% dari 810.000 orang penduduk,
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan pada masyarakat/ klien, diharapkan
masyarakat/klien tersebut dapat menjaga kesehatan agar terhindar dari
penyakit kolik abdomen
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media
Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Mahasiswa Waktu Kegiatan Peserta
1 Pendahuluan 3 menit
a. Memberi salam
a. Menjawab salam
b. Memberi pertanyaan persepsi
b. Menjawab
c. Mengkomunikasikan pokok
c. Menyimak
bahasan
d. menyimak
d. Mengkomunikasikan tujuan
3 Penutup 2 menit
a. Menyimpulkan materi
a. Memperhatikan
penyuluhan
b. Menjawab
b. Memberikan evaluasi secara
c. Menjawab salam
lisan
c. Memberikan salam penutup
G. Evaluasi
1. Prosedur : Akhir penyuluhan
2. Waktu : 3 menit
3. Bentuk soal : Tanya jawab
4. Jumlah soal : 2 soal
5. Jenis soal :
a. Bagaimana cara pencegahan agar seseorang terhindar dari penyakit kolik
abdomen?
b. Jelaskan kembali apa tanda dan gejala kolik abdomen?
6. Jawaban soal :
a. Pencegahan kolik abdomen yang dilakukan pada pasien adalah
mengurangi dan menghindari makanan yang pedas, bersifat asam,
makanan instan, dan jenis sayuran tertentu misalnya kol dan sawi, serta
menghindari melakukan aktivitas yang berat.
b. Tanda dan gejala kolik abdomen yaitu:
1. Nyeri perut (karakteristik pada kebanyakan pasien)
2. Nyeri, sering digambarkan sebagai kram dan intermiten, yang lebih
menonjol pada obstruksi sederhana
3. Seringkali tampilan klinis dapat memberikan petunjuk kepada
perkiraan lokasi dan sifat obstruksi. Nyeri berlangsung beberapa hari,
yang menjadi progresif dengan distensi perut
4. Perubahan karakter nyeri dapat menunjukan perkembangan
komplikasi yang lebih serius (misalnya nyeri konstan usus strangulasi
atau istemik)
5. Mual, muntah ya g lebih berhubungan dengan obstruksi proksimal
6. Diare (temuan awal)
7. Sembelit (temuan akhir) yang dibuktikan dengan tidak adanya
gerakan usus atau buang angin
8. Demam dan takikardia, terjadi belakangan dan mungkin terkait
dengan strangulasi
9. Riwayat operasi abdomen atau pelvis
10. Riwayat keganasan (terutama ovarium dan usus).
MATERI PENYULUHAN
KOLIK ABDOMEN
G. Pengobatan
Secara Non-farmakologi dapat berupa:
1. koreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
2. implementasikan pengobatan pada penyakit
3. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi
usus yang di lakukan sebagai prosedur kedua.
Secara farmakologi yaitu :
1. Terapi Na + K + komponen darah
2. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan
3. Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler
4. Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif dengan pasien
berbaring miring ke kanan
5. Antasid ( obat yang melawan keasaman )
6. Antihistamine ( adalah obat yang berlawanan kerja terhadap efek histamine )
(Reeves, 2011)
Daftar Pustaka