Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Sistem Pencernaan


Sub topik : Konstipasi
Sasaran : Pasien dan Keluarga Tn. M
Tempat: Kamar 19-5 Ruang Yosef 3 Dago Rumah sakit santo Borromeus
Hari/Tanggal : Rabu, 10 -8-2016
Waktu : 12.00-12.30 WITA (30 Menit)

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, klien dan keluarga dapat memahami
dan mengerti tentang konstipasi.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan, klien dan keluarga diharapkan dapat menjelaskan
tentang :
a. Pengertian konstipasi
b. Penyebab konstipasi
c. Tanda dan gejala konstipasi
d. Penanganan konstipasi
e. Pencegahan konstipasi

3. Metode
a) Ceramah
b) Diskusi

4. Media
a) Leaflet

5. Materi
a. Pengertian konstipasi
b. Penyebab konstipasi
c. Tanda dan gejala konstipasi
d. Penanganan konstipasi
e. Pencegahan konstipasi

6. Kegiatan Penyuluhan

NO. WAKTU TAHAP KEGIATAN KEGIATAN PESERTA


PENYULUHAN
1. 5 menit Pembukaan  Memberi salam  Menyambut salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Melakukan kontrak waktu  Mendengarkan
 Menjelaskan maksud dan
tujuan dari penyuluhan  Menyetujui
 Menyebutkan materi  Mendengarkan
penyuluhan yang akan
diberikan
2 35 menit Isi  Menjelaskan tentang:  Mendengarkan dan
a. Pengertian konstipasi memperhatikan
b. Penyebab konstipasi
c. Tanda dan gejala
konstipasi
d. Penanganan konstipasi
e. Pencegahan konstipasi
 Memberikan kesempatan
kepada siswa-i untuk
bertanya tentang materi  Memberikan
yang di sampaikan pertanyaan
 Memberikan jawaban /
penjelasan dari pertanyaan
yang diajukan  Mendengarkan dan
memperhatikan

3 5 menit Penutup  Penyuluh menanyakan  Menjawab


materi yang sudah di pertanyaan yang
berikan kepada pengunjung. diberikan
 Menyatakan kegiatan
telah selesai.  Mendengarkan
 Mengucapkan terima
kasih kepada pengunjung  Menerima leaflet
dan membagikan leaflet.
 Mengucapkan salam
sebagai penutup acara.
 Menyambut salam

7. Kriteria Evaluasi
Dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan kepada pasien
a. Jelaskan apa itu konstipasi ?
b. Apa saja penyebab konstipasi?
c. Apa tanda dan gejala konstipasi ?
d. Apa komplikasi dari konstipasi
e. Bagaimana cara penanganan konstipasi.
KONSTIPASI
1. Pengertian
Konstipasi adalah Suatu penurunan frekwensi defekasi yang normal pada seseorang,
disertai dengan kesulitan keluarnya feses yang tidak lengkap atau keluarnya feses yang
sangat keras dan kering.
Konstipasi adalah kondisi sulit atau jarang untuk defekasi. Karena frekwensi berbeda
pada setiap individu, definisi ini bersifat subjectif dan dianggap sebagai penurunan relative
jumlah buang air besar pada individu. (Corwin, 2009).

2. Penyebab
Penyebab paling umum dari konstipasi, antara lain:
a. Kurang cairan
Kurang mengonsumsi cairan bisa menyebabkan tinja menjadi keras sehingga
sulit dikeluarkan. Minum sedikitnya 8 gelas cairan sehari.
b. Terlalu banyak mengonsumsi daging
Pola makan yang rendah serat dan tinggi lemak seperti daging, telur atau keju
bisa membuat proses pencernaan menjadi lebih lambat. Karena itu penuhi pula
kebutuhan tubuh akan serat dengan mengonsumsi cukup sayuran dan buah.
c. Kurang olahraga
Gaya hidup kurang bergerak juga bisa memicu konstipasi. Lakukan aktivitas
fisik minimal 30 menit setiap hari.
d. Diet rendah serat
Diet rendah serat adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat
dan hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud dengan sisa adalah bagian-
bagian makanan yang tidak diserap seperti yang yang terdapat dalam susu dan produk
susu serta daging yang berserat kasar. Disamping itu, makanan lain yang merangsang
saluran cerna harus dibatasi.

3. Tanda dan Gejala


a. Merasa defekasinya menjadi sulit dan nyeri.
b. Tinja Keras.
c. Mengejan pada defekasi.
d. Defekasi hanya tiga kali atau kurang dari seminggu.
e. Perut kembung.

f. Warna tinja kehitam-hitaman.

g. mual-mual.

h. Kepala pusing.

i. Nafsu makan menurun (http://www.eprints.umc.ac.id/389/1.1/WINARSIH.2006)


4. Penanganan Konstipasi

Cara paling sederhana untuk mengatasi konstipasi adalah dengan meningkatkan asupan serat.
Serat adalah material dari tumbuhan yang tidak dicerna di saluran pencernaan manusia dan akan
membentuk suatu massa (voluminus) di usus yang akan mempermudah proses buang air besar.
Asupan serat dapat kita peroleh dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran yang cukup
setiap harinya. Untuk beberapa kasus tertentu, konstipasi tidak dapat ditangani dengan hanya
meningkatkan asupan serat dari makanan dan memerlukan penanganan/terapi melalui pemberian
obat laksatif. Beberapa kelompok laksatif yang dapat digunakan untuk menangani konstipasi
antara lain:

a) Bulk forming agent

Bulk forming agent dapat menambahkan serat pada feses. Penambahan serat ini akan
merangsang kontraksi alami usus untuk proses BAB. Contoh senyawa yang termasuk
bulk forming agent adalah metilselulosa dan psylium.

b) Emolient laxative

Emolien merupakan surfaktan yang bekerja dengan membantu pencampuran air dan
lemak yang terdapat dalam saluran cerna, meningkatkan sekresi air dan elektrolit di usus
kecil dan usus besar. Emolien menghasilkan feses yang lunak dalam 1-3 hari sehingga
banyak digunakan untuk mencegah konstipasi. Contoh laksan yang termasuk kelompok
ini adalah natrium dokusat.

c) Lubrikan

Contoh lubrikan adalah minyak mineral. Minyak mineral merupakan laksatif yang sering
digunakan dan bekerja dengan melapisi feses sehingga mudah dikeluarkan. Efek senyawa
ini terhadap fungsi usus terlihat setelah 2-3 hari.

d) Laksan osmotik

Laksan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam usus besar sehingga feses
menjadi lunak dan mudah dikeluarkan. Laksan ini mengandung garam-garam katartika
(saline cathartics) atau mengandung gula. Saline cathartics terdiri dari ion-ion yang sulit
diabsorpsi seperti magnesium, sulfat, fosfat dan sitrat, yang memiliki efek osmotik dalam
menahan cairan di saluran cerna. Senyawa ini dapat diberikan secara oral ataupun melalui
rektal. Sementara laksan osmotik yang mengandung gula contohnya laktulosa, sorbitol,
dan polietilen glikol.
e) Stimulant laxative

Stimulant laxative bekerja secara langsung merangsang dinding usus besar untuk
berkontraksi dan mengeluarkan isinya. Contoh senyawa yang termasuk stimulant laxative
adalah senna, kaskara (minyak jarak), bisakodil, dan fenolftalein. Stimulant laxative ini
sangat efektif namun dapat menimbulkan efek samping berupa diare berat yang
mengakibatkan dehidrasi dan hilangnya banyak elektrolit (terutama kalium). Laksan jenis
ini juga lebih sering menyebabkan terjadinya kram usus dibandingkan jenis laksan
lainnya. Selain itu, penggunaan berlebih juga dapat merusak saraf dan otot-otot pada usus
besar dan memperburuk konstipasi sehingga sebaiknya dijadikan pilihan terapi terakhir
jika penggunaan laksan jenis lainnya tidak berhasil mengatasi konstipasi.

5. Pencegahan Konstipasi

untuk mencegah konstipasi dan meningkatkan kesehatan sistem pencernaan secara


umum:

a. Mengonsumsi makanan yang kaya akan serat.

Mengonsumsi makanan yang kaya akan serat setiap hari secara teratur akan
membantu meningkatkan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Sumber makanan
yang kaya serat antara lain adalah buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-
bijian.

b. Minum cukup air putih.

Sebagian besar orang yang menderita konstipasi mengalami dehidrasi. Air sangat
penting dalam menggerakkan sampah atau feses dalam usus. Minum air putih
minimal 8 gelas setiap hari dapat mencegah munculnya konstipasi.Air dapat
membantu membuat feses menjadi lebih lunak sehingga tidak akan menimbulkan
sakit baik di usus maupun ketika dikeluarkan melalui anus.

c. Makan dalam porsi kecil tapi sering.

Makan dalam porsi besar sekaligus dapat menyebabkan konstipasi. Oleh karena itu,
direkomendasikan untuk makan dalam porsi kecil tapi sering. Makan 5-6 kali dalam
porsi kecil bisa mencegah terjadinya konstipasi.

d. Olahraga secara teratur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa olahraga secara teratur dapat mencegah


konstipasi. Berolahraga selama tiga puluh menit setiap hari atau 3-5 kali dalam
seminggu dapat membantu sistem pencernaan bekerja lebih efektif dan membantu
mencegah konstipasi.

e. Hindari menunda keinginan untuk buang air besar.


Terkadang banyak yang memilih untuk menunda pergi ke kamar mandi ketika
dorongan buang air besar muncul dengan berbagai alasan. Menunda ketika dorongan
buang air besar muncul justru dapat menimbulkan konstipasi.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth. edisi 3. 2009. Paofisiologi. Jakarta: EGC.

(http://www.eprints.umc.ac.id/389/1.1/WINARSIH.2006) jam 10 WITA. Tanggal 20-05 2013.

Sukandar, E.Y., R. Andrajati, J.I Sigit, I.K. Adnyana, A.P. Setiadi, dan Kusnandar. 2009. ISO
FARMAKOTERAPI. Jakarta: PT ISFI Penerbitan.

Mutschler, Ernst. Terjemahan Mathilda B. Widianto dan Anna Setiadi Rianti. 1991. Dinamika
Obat. Edisi kelima. Bandung: Penerbit ITB,.

http://www.medicinenet.com/constipation/article.htm diakses tanggal 21 Mei 2011

Anda mungkin juga menyukai