Anda di halaman 1dari 9

Tugas Mata Kuliah

Keperawatan Keluarga

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


Terapi komplemeter: Konstipasi

Disusun sebagai Mata Kuliah Keperawatan Keluarga


Dosen Pengampu Ibu Ns. Desy Rizki Arini., M. Kep., Sp. Kep. Kom

Riny Yovhita Sari


Risky Firdaus Darmawan
Seftianah Bahriah
Siti Himatul Aliyah
Silvi Fauziah
Sri Ayu Andriani
Sri Wulandari
Tita Ratna Juwita
Sulistya Arini Hasyanah

Tingkat 4A
Program Studi Sarjana Keperawatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG
Jl. Pangkal Perjuangan KM. 1 By Pass Karawang 41316
Telp. (0267) 412480, Fax: (0267) 410842
2020
Satuan Acara Penyuluhan

Terapi Komplementer Konstipasi – Daun Rebusan Pepaya

Topik : Terapi Komplementer Konstipasi - Rebusan Daun Pepaya

Sub Topik : Pengertian, gejala, penyebab, pencegahan, komplikasi,

penanganan dan demontrasi dengan terapi komplementer /


alternative rebusan daun pepaya

Sasaran : Keluarga Bapak X

Tempat : Rumah Bapak X

Hari/ tanggal : Sabtu, 13 November 2020

Waktu : Pukul 10.00 – 10.45 WIB

Penyuluh : Perawat Sulis dan Perawat Siti Himatul

1. Analisis data
a. Kebutuhan Peserta Didik
Data kunjungan selama 2 bulan terakhir di puskesmas Y bahwa yang paling
banyak adalah kejadian konstipasi, disertai dengan kurangnya pengetahuan
mengenai konstipasi itu sendiri, khususnya pada keluarga bapak X
b. Karakteistik Peserta Didik
Keluarga bapak X rata-rata berpendidikan SD-SMA
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demontrasi tentang terapi
komplementer konstipasi 90% keluarga Bapak X mampu mengetahui,
mengingat serta mampu mempraktikan secara mandiri mengenai materi yang di
berikan
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demontrasi tentang konstipasi
selama 1x45 menit, keluarha Bapak X mampu:
 Menjelaskan pengertian konstipasi secara singkat dan benar
 Menyebutkan 3 gejala konstipasi dengan tepat
 Menyebutkan 3 penyebab konstipasi dengan tepat
 Menyebutkan 3 pencegahan konstipasi dengan tepat
 Menyebutkan 2 komplikasi kontstipasi dengan tepat
 Mampu melakukan penanganan dan demontrasi konstipasi dengan terapi
komplementer/ alternative mengguanakan rebusan daun papaya
4. Materi
a. Pengertian konstipasi
b. Gejala konstipasi
c. Penyebab konstipasi
d. Pencegahan konstipasi
e. Komplikasi konstipasi
f. Penanganan/ demontrasi/ cara-cara terapi komplementer/ alternative
menggunakan daun rebusan papaya (demontrasi)

5. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Demontrasi

6. Media
a. Power point

7. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
- Keluarga hadir saat penyuluhan
- Penyuluhan dilakukan di rumah Ny. I
- Tidak ada anggota keluarga yang meninggakan kegiatan penyuluhan
b. Evaluasi Proses
- Masing- masing anggota keluarga mendengarkan dan bertanya
- Pemateri harus menguasai materi yang di sampaikan
- Keluarga antusias terkait penyuluhan ini
c. Evaluasi Hasil
- Peserta memahami dan mengerti penjelasan yang di berikan dan mampu
menyebutkan :
- Menjelaskan pengertian konstipasi secara singkat dan benar
- Menyebutkan 3 gejala konstipasi dengan tepat
- Menyebutkan 3 penyebab konstipasi dengan tepat
- Menyebutkan 3 pencegahan konstipasi dengan tepat
- Menyebutkan 2 komplikasi kontstipasi dengan tepat
- Mampu melakukan penanganan dan demontrasi konstipasi dengan terapi
komplementer/ alternative mengguanakan rebusan daun papaya

8. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan penyluhan Kegiatan audien Waktu


A. Pendahuluan 3 menit
a.Mengucap salam a. Menjawab
b. Memperkenakenalkan b. Mendengar
diri
c.Apresiasi
B. Kegiatan inti 30 menit
a. Pengertian a. Memperhatiakndan
konstipasi mendengarkan
b. Gejala konstipasi
c. Penyebab b. Mendengarkan dan,
konstipasi memperhatikan
d. Pencegahan
konstipasi c. bertanya
e. Komplikasi
konstipasi
f. Penanganan/
demontrasi/ cara-
cara terapi
komplementer/
alternative
menggunakan
daun rebusan
papaya
(demontrasi)

g. Penutup 12 menit
a. Bersama keluarga a. Ikut menyimpulkan materi
nyonya I bersama
menyimpulkan materi b. Menjawab pertanyaan
b. Megevaluasi materi
yang telah diberikan
kepada kelurarga
nyonya I
c. Menutup dan memberi
salam c. Menjawab salam

9. Lampiran
a. Pengertian konstipasi
Konstipasi sering diartikan sebagai. kurangnya frekuensi BAB, biasanya
kurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang kecil-kecil dan keras, serta
kadangkal disertai kesulitan sampai rasa sakit saat BAB. Orang usia lanjut
seringkali terpancang dengan kebiasaan BAB nya. Hal ini mungkin
merupakan kelanjutan dari pola hidup semasa kanak-kanak dan saat masih
muda, dimana setiap usaha dikerahkan untuk BAB teratur tiap hari, kalau
perlu dengan menggunakan pencahar untuk mendapatkan perasaan sudah
bersih.
b. Gejala konstipasi
Beberapa keluhan yang mungkin berhubungan dengan konstipasi adalah :
- Kesulitan memulai dan menyelesaikan BAB
- Mengejan keras saat BAB
- Massa feses yang keras dan sulit keluar
- Perasaan tidak tuntas saat BAB
- Sakit pada daerah rektum saat BAB
- Rasa sakit pada perut saat BAB
- Adanya perembesen feses cair pada pakaian dalam
c. Penyebab konstipasi
Penyebab umum konstipasi yang dikutip dari Potter dan Perry, 2005 adalah
sebagai berikut:
 Kebiasaan defekasi yang tidak teratur dan mengabaikan keinginan untuk
defekasi dapat menyebabkan konstipasi
 Mengonsumsi diet rendah serat dalam bentuk hewani (misalnya daging,
produk-produk susu, telur) dan karbohidrat murni (makanan penutup
yang berat) sering mengalami masalah konstipasi, karena bergerak
lebihblambat didalam saluran cerna. Asupan cairan yang rendah juga
memperlambat peristaltic
 Tirah baring yang Panjang atau kurangnya olahraga yang teratur
menyebabkan konstipasi
 Pemakaian laksatif yang berat menyebabkan hilangnya reflex defekasi
normal. Selain itu, kolon bagian bawah yang dikosongkan dengan
sempurna, memerlukan waktu untu diisi kembali oleh massa feses
 Obat penenang, opiate, antikolinergik, zat besi (zat besi mempunyai efek
menciutkan dan kerja yang lebih secara local pada mukosa usus untuk
menyebabkan konstipasi. Zat besi juga mempunyai efek mengiritasi dan
dapat menyebabkan diare pada sebagian orang), diuretic, antacid dalam
kalsium atau aluminium, dan oabt-obatan antiparkinson dapat
menyebabkan konstiipasi
 Lansia mengalami perlambatan peristaltic, kehilangan elastisitas otot
abdomen, dan penurunan sekresi mukosa usus. Lansia sering
mengonsumsi makanan rendah serat
 Konstipasi juga dapat disebaban oleh kelainan saluran GI
(gastrointestinal), seperti obstruksi usus, ileus paralitik, dan ivertikulitus
 Kondisi neurologis yang menghambat implus saraf ke kolon (misalnya
cedera pada medulla spinalis, tumor) dapat menyebabkan konstipasi
 Penyakit-penyakit organic, seperti hipotirodisme, hipokalsemia, atau
hypokalemia dapat menyebabkan konstipasi
Ada juga penyebab yang lain dari sumber lain, yaitu:
 Peningkatan stress psikologi. Emosi yang kuat diperkirakan
menyebabkan konstipasi dengan menghambat gerak peristaltic usus
melalui kerja dari epinefrin dan system syaraf simpatis. Stress juga dapat
menyebabkan usus spastik (spastik/konstipasi hipertonik atau iritasi
colon). Yang berhubungan dengan konstipasi tipe ini adalah kram pada
abdominal, meningkatnya jumlah mucus dan periode bertukar-tukarnya
antara diare dan konstipasi
 Umur. Otot semaki melemah dam melemahnya tonus spinker yang
terjadi pada orang tua turut berperan menyebabkan konstipasi.
d. Pencegahan konstipasi
 Makanan
Cukup asupan cairan sekitar 6-8 gelas sehari, bila tidak ada
kontraindikasi untuk asupan cairan. Memperbanyak konsumsi serat,
seperti sayuran dan buah buahan, kacang-kacangan, buji-bijian
 Olahraga
Cukup aktivitas atau mobilitas dan olahraga membantu mengatasi
konstipasi jalan kaki atau lari-lari kecil yang dilakukan sesuai
dengan umur dan kemampuan, akan menggiatkan sirkulasi dan perut
untuk memeperkuat otot-otot dinding perut. Rutin dilakukan
setidaknya 30 menit sehari
 Diet
Mengurangi kafein/ kopi dan susu. Kopi dapat menimbulkan
dehidrasi yang memicu sembelit, sedangkan terlalu banyak
mengkonsumsi susu dapat meniingkatkan kemungkinan
konstipasi
 Pola
Jangan biarkan mengabaikan keinginan untuk BAB, karena
kebiasaan menahan BAB akan meningkatkan risiko
konstipasi

e. Komplikasi konstipasi
 Hemoroid/ wasir
 Fisura ani/ robeknya kulit pada dinding anus dan BAB berdarah
 Impaksi feses, menumpuknya tinja yang kering akibat kontstipasi
yang berlarut larut
 Prolapse rectum, rectum/ anus pindah posisinya dan menonjol keluar
karena akibat terlalu sering mengejan
 Impaksi/ akibat feses yang berat pada menekan leher kandung kemih
menyebabkan retensio urin
 Inkontinensia alvi, ketidakmapuan untuk mengontrol BAB karena
oto-otot anus sudah rusak karena feses dipaksa keluar

f. Penanganan/ demontrasi/ cara-cara terapi komplementer/ alternative


menggunakan daun rebusan papaya (demontrasi)
Daun pepaya bertulang menjalar (palmineus) dengan warna hijau tua
pada bagian bawahnya. Daun pepaya mengandung sejumlah komponen aktif
yang dapat meningkatkan kekuatan total antioksidan di dalam darah dan
menurunkan level perooxidation level, seperti papain, chymopapain,
cystatin, α-tocopherol, ascorbic acid, flavonoid, cyanogenic glucosides dan
glucosinolates. Daun pepaya mengandung enzim papain, alkaloid karpain,
lisozim, khimoprotein untuk melancarkan sistem pencernaan.

Demonstrasi
Air rebusan daun pepaya ialah hasil dari rebusan daun pepaya dengan air.
Metode air rebusan daun pepaya yaitu
 Ambil 4 lembar daun pepaya (100 gr)
 Kemudian dicuci lalu dikeringkan setengah kering (layu) · Potong-
potong dan rendam dengan air sekitar 2 liter air didalam panci
 Rebus air dan daun pepaya, dan didihkan tanpa ditutup sampai air
rebusan berkurang setengah nya.
 Lalu saring air rebusan, dan simpan ke dalam wadah botol. Air
rebusan daun pepaya diberikan sebanyak 250 cc sehari sekali,selama
3 hari berturut - turut.

g. Referensi
Yuliandi,N.(2017). Pengaruh rebusan daun pepaya terhadap konstipasi
pada lansia studi kasus dipanti sosial Tresna werdha budimulya02
cengkareng. Jurnal perawat Indonesia vol 2 no 1
https://www.academia.edu/8535674/Rabu_09_Mei_2012_MAKALAH_
KONSTIPASI di unduh tanggal 12 November 2020 jam 16 : 23 wib
https://www.academia.edu/28137077/ASKEP_Konstipasi_Sistem_Pence
rnaan di unduh tanggal 12 November 2020 jam 16 : 23 wib

Anda mungkin juga menyukai