Anda di halaman 1dari 6

SAP Penyakit Dispepsia

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PENYAKIT DISPEPSIA

Pokok Bahasan           : Penyakit Saluran Pencernaan


Topik                           : Penyakit Dispepsia
Sasaran                        : Semua anggota keluarga
Target                          : Bapak dan ibu Desa Keseneng RT I RW III Kab. Purworejo
Hari, tanggal               : Senin, 9 November 2014
Waktu                         : 08.00-selesai
Tempat                        : Balai Desa Keseneng Purworejo

I.                   Latar Belakang
Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut atas – umumnya di bawah tulang rusuk di atas
pusar – yang disertai kembung, sendawa berlebihan, rasa panas di dada, mual, muntah, dan
napas berbau seringkali dianggap enteng. Biasanya penderita hanya minum obat bebas
semisal antasida (penawar asam lambung) yang banyak diiklankan. Namun, berhati-hatilah.
Meski jarang, kumpulan gejala yang dikenal sebagai dispepsia itu bisa jadi merupakan
penyakit serius seperti kanker lambung, maupun radang lambung dalam yang bisa
menyebabkan kebocoran saluran cerna. Dispepsia tidak memilih usia dan jenis kelamin.
Semua bisa terkena. Boleh dibilang satu dari empat orang pernah mengalami dispepsia suatu
saat dalam hidupnya.
II.                Tujuan
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan bapak dan ibu mengetahui tentang penyakit Dispepsia.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan bapak dan ibu dapat:
1.    Menyebutkan pengertian tentang penyakit Dispepsia
2.    Menyebutkan penyebab penyakit Dispepsia
3.    Menyebutkan proses terjadinya penyakit Dispepsia
4.    Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Dispepsia
5.    Menyebutkan bahaya penyakit Dispepsia
6.    Menyebutkan cara perawatan dan pencegahan penyakit Dispepsia
7.    Menyebutkan cara minum obat penyakit Dispepsia
8.    Menyebutkan obat tradisional penyakit Dispepsia
III.             Sub Topik
1.         Pengertian tentang penyakit Dispepsia
2.         Penyebab penyakit Dispepsia
3.         Proses terjadinya penyakit Dispepsia
4.         Tanda dan gejala penyakit Dispepsia
5.         Bahaya penyakit Dispepsia
6.         Cara perawatan dan pencegahan penyakit Dispepsia
7.         Cara minum obat penyakit Dispepsia
8.         Obat tradisional penyakit Dispepsia
IV.             Metode
1.                  Presentasi
2.                  Tanya jawab
V.                Media
LCD power point

Matriks Kegiatan
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
Pembukaan : • Menjawab salam
• Memberi salam • Mendengarkan dan
1.  5 menit • Menjelaskan tujuan pembelajaran. memperhatikan
• Menyebutkan materi / pokok bahasan yang
akan disampaikan
Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara
berurutan dan teratur.
Materi :
1.      Pengertian tentang penyakit Dispepsia
2.      Penyebab penyakit Dispepsia
•  Menyimak dan
2. 15 menit 3.      Proses terjadinya penyakit Dispepsia memperhatikan
4.      Tanda dan gejala penyakit Dispepsia
5.      Bahaya penyakit Dispepsia
6.      Cara perawatan dan pencegahan penyakit
Dispepsia
7.      Cara minum obat penyakit Dispepsia
8.      Obat tradisional penyakit Dispepsia
Evaluasi :
Meminta kepada bapak/ibu menjelaskan atau
menyebutkan kembali tentang:
1.      Pengertian tentang penyakit Dispepsia
2.      Penyebab penyakit Dispepsia
•  Bertanya dan
3. 15 menit 3.      Proses terjadinya penyakit Dispepsia menjawab
4.      Tanda dan gejala penyakit Dispepsia pertanyaan.
5.      Bahaya penyakit Dispepsia
6.      Cara perawatan dan pencegahan penyakit
Dispepsia
7.      Cara minum obat penyakit Dispepsia
8.      Obat tradisional penyakit Dispepsia
Penutup :
4. 2 menit Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan Menjawab salam
salam.
                                                                    
Purworejo, 5 November 2014
Narasumber

Nisa Aprilia S.

Sasaran :
Bapak/ ibu yang bertempat tinggal di Desa Keseneng RT I RW III Purworejo
Jumlah peserta :
-                      Bapak : 50 orang
-                      Ibu : 45 orang

Data Epidemiologi
Dispepsia merupakan keluhan umum yang dalam waktu tertentu dapat dialami oleh
seseorang. Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapat bahwa 15-30% orang dewasa
pernah mengalami dispepsia dalam beberapa hari. Dari data di negara barat didapat angka
prevalensinya berkisar antara 7-41% tetapi hanya 10-20% yang mencari pertolongan medis.
Angka insidensi dispepsia diperkirakan antara 1-8%. Dan belum ada data epidemiologi di
Indonesia (Djojoningrat, 2006a).

Data Demografi
N D     Nama Desa                  : Keseneng RT I RW III Kab. Purworejo
Jum      Jumlah Penduduk       : 1000 orang
Laki-laki: 450 orang
Perempuan: 550 orang
Ba:       Batas utara Desa Keseneng
Batas Timur Desa Loano
Batas Barat Desa Kalinongko
                        Batas Selatan Desa Baledono
Kea      Keadaan Desa: Jalan dalam kondisi berlubang. Lingkungan cukup bersih, banyak
pepohonan.

Evaluasi
Tanya jawab

Lampiran Materi
A.     Pengertian
Dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang
sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di
perut.
Dispepsia adalah kumpulan gejala berupa rasa nyeri pada ulu hati atau rasa tidak
nyaman di perut bagian atas. Rasa tidak nyaman ini bisa dirasakan seseorang dalam bentuk
rasa penuh di perut bagian atas, rasa cepat kenyang, rasa terbakar, kembung, bersendawa,
mual dan muntah yang bersifat akut, berulang ataupun kronis. Meskipun jarang terjadi,
dispepsia dapat dijadikan sebagai tanda adanya masalah serius misalnya
penyakit radang yang parah pada lambung ataupun kanker lambung, sehingga harus ditangani
dengan serius (Asma, 2012; Djojoningrat, 2006b).
B.     Penyebab
1.         Menelan udara (aerofagi)
2.         Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
3.         Iritasi lambung (gastritis)
4.         Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5.         Kanker lambung
6.         Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
7.         Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
8.         Kelainan gerakan usus
9.         Kecemasan atau depresi
C.     Proses Terjadi
Asam lambung adalah zat yang dihasilkan untuk mencerna, jika perut kosong atau
jika produksi asam lambung berlebih karena terangsang sehingga jumlahnya tidak sesuai
dengan jumlah zat yang dicerna akan menyebabkan luka pada permukaan lambung.
D.    Tanda dan Gejala
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan
sendawa dan suara usus yang keras (borborigami). Keluhan berupa nyeri atau rasa tidak
nyaman di ulu hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, dan perut terasa
penuh atau begah (Djojoningrat, 2006b; Asma, 2012). Keluhan ini tidak selalu semua ada
pada setiap pasien, dan bahkan pada beberapa pasien pun keluhan dapat berganti atau
bervariasi dari hari ke hari baik dari segi jenis keluhan maupun kualitasnya (Djojoningrat,
2006b).
Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut
kembung).
E.     Bahaya Penyakit  Dispepsia
Perlukaan yang terjadi dapat berlanjut sampai ke bagian dalam lambung sehingga
menyebabkan lambung menjadi bolong dan akhirnya terjadi perdarahan dan kanker lambung.
F.      Cara Perawatan dan pencegahan
1.         Makan dengan porsi kecil tapi sering contoh: biskuit, roti
2.         Menghindari alkohol dan kopi
3.         Menghindari makanan yang merangsang lambung contoh : cabe, cuka, sambal, ketan
dan lain-lain.
4.         Hindari rokok
5.         Makan teratur sesuai dan tepat waktu
6.         Istirahat cukup
7.         Menghindari stress
8.         Minum obat bila maag kambuh, bila harus minum obat karena sesuatu penyakit,
misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.
G.    Pembuatan Obat Tradisonal untuk mengatasi penyakit Dispepsia
1.      Siapkan kunir (kunyit) lalu parut dan peras airnya
2.      Campur air kunir dengan madu
3.      Minum setiap hari selama gejala dispepsia masih ada

Daftar Pustaka
Brunner & Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: EGC
Iin, Inayah. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan,
edisi pertama. Jakarta: Salemba Medika
Manjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3. Jakarta: Medika aeusculapeus
Slamet, Suryono. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 2. Jakarta: FKUI

Anda mungkin juga menyukai