Anda di halaman 1dari 234

DRAFT LAPORAN AKHIR

EVALUASI
RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH
(RPJMD)
KABUPATEN BREBES
2012-2017

KERJA SAMA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN BREBES
DAN
PUSAT INFORMASI DAN PEMBANGUNAN
WILAYAH (PIPW)
LPPM UNS 2016

1
PRAKATA

Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas


segala rahmat, karunia dan ijin-Nya, sehingga kami dapat menyusun Draft
Laporan Akhir kegiatan EVALUASI RPJMD KABUPATEN BREBES tahun 2012-
2017.

Dokumen RPJMD Kabupaten Brebes 2012-2017 telah memasuki tahun


terakhir. Tahun 2017 kabupaten Brebes akan melaksanakan PILKADA untuk
memilih pemimpin/Kepala Daerah yang baru. Sehubungan dengan hal tersebut
maka perlu dilaksanakan Evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Brebes Tahun 2012 – 2017.

Dari kegiatan evaluasi terhadap kebijakan perencanaan pembangunan,


khususya terhadap program-program yang telah diimplementasikan sejak tahun
2012-2015, diharapkan dapat diketahui masalah, potensi, peluang maupun
ancaman yang menyertai proses pencapaian target pembangunan, sehingga
dapat diminimalisir berbagai masalah yang dapat menghambat pencapaian
target pembangunan pada masa-masa mendatang.

Besar harapan kami, bahwa laporan ini menjadi awal bagi proses
evaluasi dokumen RPJMD yang sedang dilakukan, dan dapat dijadikan sebagai
bahan pijakan dalam penyusunan dokumen teknokratis RPJMD Kabupaten
Brebes Tahun 2017-2022.

Tim Evaluasi, PIPW LPPM UNS 2016

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................ 1


PRAKATA ......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 4


1.1. Latar Belakang ................................................................................. 4
1.2. Dasar Hukum ................................................................................ 6
1.3. Pengertian dan Batasan Wilayah Perencanaan ................................ 7
1.4. Maksud, Tujuan Sasaran ................................................................ 8
1.5. Metode Kajian ................................................................................. 8
1.6. Sistematika Penulisan Laporan ....................................................... 9

BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN .......................................................... 11


2.1. Kebijakan Pembangunan Nasional .................................................. 11
2.2. Kebijakan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah ............................... 12
2.3. Kebijakan Pembangunan Kabupaten Brebes ................................... 18
2.4. Dasar Teori lain ............................................................................... 22

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH ................................................. 27


3.1. Kondisi Geografi .............................................................................. 27
3.2. Kondisi Demografi ........................................................................... 29
3.3. Kondisi Sosial Budaya ..................................................................... 30
3.4. Kondisi Ekonomi .............................................................................. 46
3.5. Kondisi Pemerintahan Umum ......................................................... 51
3.6. Kondisi Prasarana Wilayah ............................................................. 60

BAB 4 HASIL EVALUASI RPJMD TAHUN 2012-2015 ........................ 70


4.1. Misi Pertama ................................................................................... 74
4.2. Misi Kedua ....................................................................................... 84
4.3. Misi Ketiga ...................................................................................... 98
4.4. Misi Keempat .................................................................................. 142
4.5. Misi Kelima ...................................................................................... 175
4.6. Misi Keenam .................................................................................... 195

BAB 5 HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN,


PERMASALAHAN DAN HAMBATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD
TAHUN 2012-2015 DAN PROYEKSI TAHUN 2016-2017 ....................... 224
5.1. Hasil Evaluasi Kinerja Pembangunan ............................................... 224
5.2. Daftar Permasalahan Pembangunan dalam Dokumen RPJMD ......... 228
5.3. Hambatan dalam Pembangunan di Kabupaten Brebes .................... 229

BAB 6 PERUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN ................................ 231


BAB 7 PENUTUP .................................................................................. 232

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah merupakan
salah satu amanat yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Amanat tersebut sudah direalisasikan oleh Kabupaten Brebes yang
menghasilkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Brebes Tahun 2012–2017, yang di dalamnya
terkandung visi dan misi kepala daerah. Visi misi tersebut dijabarkan
dalam tujuan, sasaran, serta program pembangunan yang telah dan
sedang dilaksanakan sampai saat ini.

Masa berlaku dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Daerah Kabupaten Brebes sudah sampai pada tahun terakhir
pelaksanaan yaitu tahun 2016. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014, khususnya Pasal 275-277 telah diamanatkan bahwa
pemerintah wajib melaksanakan pengendalian dan evaluasi
pembangunan daerah yang meliputi: (i) pengendalian terhadap
perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah; (ii)
pelaksanaan rencana pembangunan daerah; dan (iii) evaluasi terhadap
hasil rencana pembangunan daerah. Kegiatan evaluasi RPJMD
Kabupaten Brebes akan mendapatkan kesesuaian kebijakan dokumen
rencana pembangunan dengan dokumen perencanaan terkait,
kesesuaian pelaksanaan rencana pembangunan, dan seberapa besar
pencapaian kinerja pembangunan daerah. Hasil evaluasi RPJMD
Kabupaten Brebes akan menjadi acuan dan dasar dalam nasional
(RPJMN dan RPJPN).

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang


Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

4
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, telah pula menyebutkan
bahwa evaluasi rencana pembangunan daerah terdiri dari: (i) evaluasi
kebijakan perencanaan pembangunan; (ii) evaluasi terhadap pelaksanaan
pembangunan; dan (iii) evaluasi terhadap hasil rencana pembangunan
daerah, dengan penjelasan:
1. Evaluasi kebijakan perencanaan pembangunan dilakukan untuk
mewujudkan konsistensi antara kebijakan dengan pelaksanaan dan
hasil rencana pembangunan daerah; keselarasan antara dokumen
perencanaan; dan kesesuaian antara capaian pembangunan daerah
dengan indikator-indikator kinerja yang telah ditetapkan.
2. Evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan mencakup
pemantauan dan supervisi pelaksanaan rencana pembangunan
daerah.
3. Evaluasi terhadap hasil pembangunan mencakup capaian berbagai
target indikator yang tercantum dalam dokumen rencana
pembangunan.

Permendagri 54 Tahun 2010 juga menyebutkan evaluasi hasil


RPJMD Kabupaten dilaksanakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 5 (lima)
tahun. Dengan demikian, evaluasi hasil RPJMD sesuai dengan
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010. Berikut penjelasan dari Permendagri
54 Tahun 2010 :
1. Evaluasi terhadap hasil RPJMD antar kabupaten/kota mencakup
indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan
pendanaan untuk mencapai misi, tujuan dan sasaran, dalam upaya
mewujudkan visi pembangunan jangka menengah daerah,
2. Evaluasi dilakukan melalui penilaian hasil pelaksanaan RPJMD
kabupaten/kota masing-masing,
3. Penilaian digunakan untuk mengetahui: (i) Realisasi antara rencana
program prioritas dan kebutuhan pendanaan RPJMD kabupaten/
kota masing-masing dengan capaian rencana program dan kegiatan
prioritas daerah dalam RKPD kabupaten/kota masing-masing; dan (ii)
Realisasi antara capaian rencana program dan prioritas yang

5
direncanakan dalam RPJMD kabupaten/kota masing-masing dengan
sasaran pokok RPJPD kabupaten/kota masing-masing serta dengan
prioritas dan sasaran pembangunan daerah jangka menengah
provinsi.
4. Evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa visi, misi, tujuan dan
sasaran pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota
dapat dicapai untuk mewujudkan visi pembangunan jangka panjang
kabupaten/kota masing-masing dan sasaran pembangunan daerah
jangka menengah daerah provinsi.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten


Brebes telah dan sedang melaksananan RKPD dan APBD dalam setiap
tahunnya. Masa berlaku dokuumen RPJMD yang sudah sampai tahun
terakhir pelaksanaan yang disertai dengan adanya pilkada serentak dan
berakhirnya masa Pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Brebes Idza
Priyanti, SE dan Narjo pada tahun 2017, sehingga perlu dilaksanakan
Evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Brebes Tahun 2012–2017 pada tahun 2016.

1. 2 Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan evaluasi RPJMD Kabupaten
Brebes Tahun 2012-2017 ini adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional,
2. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah,
3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah,
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota,
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah,

6
6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,
7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi
dan Tugas Pembantuan,
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan
Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah,
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang
Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,
10. Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Brebes Tahun 2012 – 2017,
11. Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Brebes Tahun
Anggaran 2016,
12. Peraturan Bupati Brebes Nomor 065 Tahun 2015 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Brebes Tahun Anggaran 2016

1. 3 Pengertian dan Batasan Wilayah Perencanaan


Didalam proses perencanaan, evaluasi menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan pembangunan. Kegiatan evaluasi
merupakan proses penilaian. Evaluasi dapat diartikan sebagai proses
pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya
mencapai tujuan perusahaan. Evaluasi adalah suatu proses yang teratur
dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak
ukur atau kriteria yang telah ditetapkan kemudian dibuat suatu
kesimpulan dan penyusunan saran pada setiap tahap dari pelaksanaan
program. Evaluasi adalah a) cara sistematis untuk belajar dari
pengalaman¬pengalaman yang dimiliki dalam meningkatkan
perencanaan yang baik dengan melakukan seleksi yang cermat terhadap

7
alternatif yang akan diambil; b) merupakan proses berlanjut dengan
tujuan kegiatan pelayanan kesehatan menjadi lebih relevan, efisien dan
efektif; c) proses menentukan suatu keberhasilan atau mengukur
pencapaian suatu tujuan dengan membandingkan terhadap standar/
indikator menggunakan kriteria nilai yang sudah ditentukan; d)
didukung oleh oleh informasi yang sahih, relevan dan peka.
Adapun batasan wilayah perencanaan yang dilakukan evaluasi
akan capaian kinerjanya adalah kabupaten Brebes yang menjadi salah
satu kabupaten dari 35 kabupaten/kota di propinsi Jawa Tengah.

1. 4 Maksud Tujuan dan Sasaran

Evaluasi RPJMD Kabupaten Brebes Tahun 2012 – 2017


dimaksudkan untuk mengevaluasi pencapaian hasil pembanguna daerah
berdasarkan target kinerja yang tercantum dalam dokumen RPJMD
Kabupaten Brebes. Sementara itu, tujuan penyusunan Evaluasi RPJMD
Kabupaten Brebes Tahun 2012 – 2017 adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan hasil pencapaian misi pembangunan Kabupaten
Brebes berdasarkan tujuan dan sasaran yang tercantum dalam
RPJMD Kabupaten Brebes Tahun 2012 – 2015,
2. Mendeskripsikan permasalahan dan hambatan dalam pencapaian
tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Brebes Tahun 2012 – 2015,
3. Merumuskan saran dan tindak lanjut untuk penyusunan kebijakan
pembangunan yang akan datang.

Berdasar dari maksud dan tujuan di atas, sasaran dari kegiatan


Evaluasi RPJMD Kabupaten Brebes Tahun 2012–2017, adalah
tersusunnya dokumen hasil Evaluasi RPJMD Kabupaten Brebes Tahun
2012 – 2017 sampai dengan 2015

1. 5 Metode Kajian
Evaluasi RPJMD Kabupaten Brebes 2012-2017 ini membutuhkan
dukungan sumber data yang akurat. Sumber data utama diperoleh dari

8
dokumen RKPD tahun 2012, RKPD tahun 2013, dokumen RKPD tahun
2014, dokumen RKPD 2015. Dikarenakan belum selesainya pelaksanaan
pembangunan tahun 2016, sehingga hasil capaian pembangunan tahun
2016 tidak dapat dipergunakan menjadi dasar evaluasi. Target yang
ditetapkan dalam dokumen RPJMD 2012 -2017 menjadi data
dasar/baseline. Antara target yang diperoleh di dalam RPJMD 2012-2017
dan data capaian di RKPD 2012-2015 akan disandingkan menurut
tujuan dna sasaran untuk mencapai misi pembangunan yang telah
dirumuskan di dalam dokumen RPJMD 2012-2017.

1. 6 Sistematika Penulisan Laporan


Laporan Pendahuluan Evaluasi RPJMD Kabupaten Brebes Tahun
2012–2017, direncanakan akan memuat beberapa bab sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Landasan Hukum
1.3. Pengertian dan Batasan Wilayah Perencanaan
1.4. Maksud, Tujuan dan Sasaran
1.5. Metode Kajian
1.6. Sistematika Penulisan

BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TINGKAT NASIONAL,


REGIONAL DAN LOKAL
2.1. Kebijakan Pembangunan Nasional
2.2. Kebijakan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah
2.3. Kebijakan Pembangunan Kabupaten Brebes
2.4. Dasar Teori lain

BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BREBES


3.1. Kondisi Geografi
3.2. Kondisi Demografis
3.3. Kondisi Umum Pemerintahan
3.4. Kondisi Umum Sosial – Budaya
3.5. Kondisi Umum Ekonomi
3.6. Kondisi Umum Prasarana Wilayah

9
BAB 4 HASIL EVALUASI RPJMD KABUPATEN BREBES TAHUN 2012-
2015
4.1. Misi Pertama
4.2. Misi Kedua
4.3. Misi Ketiga
4.4. Misi Keempat
4.5. Misi Kelima
4.6. Misi Keenam

BAB 5 HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN, PERMASALAHAN


DAN HAMBATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD TAHUN 2012-
2015 DAN PROYEKSI TAHUN 2016-2017
5.1. Hasil Evaluasi Kinerja Pembangunan
5.2. Daftar Permasalahan Pembangunan dalam Dokumen
RPJMD
5.3. Hambatan dalam Pembangunan di Kabupaten Brebes

BAB 6 PERUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN


BAB 7 PENUTUP

10
BAB 2
TINJAUAN KEBIJAKAN

2.1. Kebijakan Pembangunan Nasional


Sesuai amanat UU No. 25 tahun 2004 tentang SPPN, bahwa
perencanaan pembangunan harus dilakukan secara sinergis dan
koordinatif di seluruh tingkatan wilayah dan lingkup waktu perencanaan.
Pada sub bab ini akan dijelaskan kesesuaian antara strategi dan arah
kebijakan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional tahun 2015-2019 dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kabupaten Brebes tahun 2012-2017. Kesesuaian
strategi dan arah kebijakan tersebut dijelaskan sebagai berikut.
RPJM Nasional Tahun 2015-2019 diarahkan untuk lebih
memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang

11
dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian,
berlandasan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang berkualitas, dengan visi: “Indonesia yang berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong” dengan agenda misinya
sebagai berikut:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati-diri
sebagai negara maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera;
5. Mewujukan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; dan
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju


Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi,
dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda
prioritas. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA, yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

12
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem
dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit
bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.

2.2. Kebijakan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah


Proses telaah dan sinkronisasi RPJMD Kabupaten Brebes dengan
RPJMD Provinsi Jawa Tengah dilakukan dengan mengidentifikasi visi,
misi, tujuan, dan sasaran Kebijakan Pembangunan Provinsi Jawa
Tengah. Berikut ini visi, misi, tujuan, dan sasaran RPJMD Provinsi Jawa
Tengah
2.2.1 Visi RPJMD Provinsi Jawa Tengah
Visi pembangunan daerah jangka menengah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013-2018 adalah
Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari
Dalam visi tersebut memiliki makna yang dijabarkan sebagai
berikut ini:
1) Sejahtera
Penjabaran kata sejahtera adalah suatu kondisi
masyarakat yang terpenuhi kebutuhan dasar seperti
sandang, pangan, perumahan, air bersih, kesehatan,
pendidikan, pekerjaan, rasa aman dari perlakuan
atau ancaman tindak kekerasan fisik maupun non
fisik, lingkungan hidup dan sumber daya alam,

13
berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik,
mempunyai akses terhadap informasi serta hiburan;
terciptanya hubungan antar rakyat Jawa Tengah
yang dinamis, saling menghargai, bantu membantu,
saling pengertian dan tepo seliro; serta tersedia
prasarana dan sarana publik terkait dengan supra
dan infrastruktur pelayanan publik, transportasi dan
teknologi yang mencukupi, nyaman dan terpelihara
dengan baik.
Pemenuhan kebutuhan dasar rakyat bersifat
dinamis, dari waktu ke waktu akan mengalami
perubahan sesuai dengan aspirasi dan tuntutan
yang berkembang di masyarakat. Untuk itu
prasarana dan sarana, supra dan infrastruktur
dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar
rakyat baik secara fisik maupun non-fisik serta
sosial dan politik harus secara terus menerus
mengikuti dinamika perubahan, serta dibuka ruang
yang seluas-luasnya untuk mencapai kemajuan dan
perkembangan bagi kehidupan yang lebih baik
secara berkesinambungan.
2) Berdikari
Penjabaran makna dari berdikari adalah tindakan
yang didasarkan pada kekuatan sendiri. Artinya
bahwa membangun Jawa Tengah berdasarkan
kekuatan yang ada di Jawa Tengah dan
mengekplorasi seluruh potensi yang dapat
digunakan, baik di Jawa Tengah, Nasional, maupun
Internasional. Untuk laku kerjanya, berdaulat dalam
kemitraan dengan para pihak, menjadi sendi gerak
kerja bersama yang saling menghormati.
Untuk mewujudkan Jawa Tengah Berdikari, tiga hal
yang perlu dilakukan adalah

14
a. Membangun berdasarkan kekuatan dan sumber
daya yang ada di Jawa Tengah, agar terhindar
dari jebakan ketergantungan dengan pihak
eksternal;
b. Mengekplorasi seluruh potensi baik ilmu dan
pengetahuan, teknologi, kearifan lokal, sumber
daya alam dan lingkungan, serta SDM Jawa
Tengah dimanapun bermukim, untuk
mendukung dan meningkatkan kekuatan
sendiri;
c. Melakukan kerjasama dengan para pihak,
dalam dan luar negeri, secara berdaulat, saling
menghormati dan menguntungkan dalam
jangka pendek maupun panjang.

Prinsip berdikari adalah membuka ruang bagi


seluruh rakyat jawa Tengah untuk dapat mengakses
dan terlibat aktif dalam pengambilan keputusan dan
arah pembangunan. Selain itu berdikari juga dapat
diartikan sebagai suatu kondisi terbentuknya daerah
yang mampu mengelola segenap potensi ekonomi,
politik, sosial, budaya melalui kerjasama dan
sinergitas. Prinsip ini ditunjukkan dengan
tercapainya daya saing kompetitif perekonomian
berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan
sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan
ilmu dan teknologi yang terus meningkat;
terbangunnya jaringan sarana dan prasarana
pembangunan, pemerintahan dan pelayanan yang
merata yang berdampak pada berkurangnya
kesenjangan antar wilayah, pembangunan perdesaan
dan daerah perkotaan yang bersinergi; optimalnya
pengelolaan dan pemanfaatan aset-aset daerah dan

15
sumber-sumber keuangan lainnya bagi kepentingan
pembangunan; dan meningkatnya investasi dalam
pembangunan yang didukung kondusivitas politik
daerah.
Berdikari hanya akan dicapai dengan sistem dan
tata kelola pemerintahan yang mampu memproteksi
daerahnya dari intervensi pihak luar yang merugikan
rakyat Jawa Tengah, membuka ruang seluas-luasnya
bagi rakyat terutama rakyat kecil untuk dapat
mengakses aset Jawa Tengah, memberikan jaminan
kepada rakyat terutama rakyat kecil untuk terlibat
aktif dalam proses pengambilan keputusan
pembangunan Jawa Tengah. Sistem tata kelola yang
demikian membutuhkan aparatur pemerintah yang
mempunyai sikap, tindakan, dan perilaku sebagai
pelayan masyarakat yang dilandasi semangat dan
nilai keutamaan “Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”.

2.2.2 Misi RPJMD Provinsi Jawa Tengah


Perwujudan visi pembangunan daerah Provinsi Jawa Tengah
dijabarkan pada 7 (tujuh) misi Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018, yaitu
1) Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung
Karno, Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di
Bidang ekonomi, dan berkepribadian di Bidang
Kebudayaan.
Misi pertama merupakan kerangka acuan bagi enam
misi lainnya
dengan mentransformasikan nilai Trisakti dalam
setiap misi. Kebijakan Pembangunan Jawa Tengah
memiliki karakter berbasis pada nilai ideologis
Trisakti Bung Karno yaitu Berdaulat di Bidang

16
Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan
Berkepribadian di Bidang Kebudayaan. Landasan
Trisakti ini perlu juga diaktualisasikan sebagai
respon atas perubahan situasi global yang memiliki
dampak pada posisi kedaulatan negara, khususnya
kedaulatan atas pangan dan energi sebagai prasyarat
keberdikarian sebuah bangsa.
2) Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang
Berkeadilan, Menanggulangi Kemiskinan dan
Pengangguran.
Misi ini diarahkan untuk mewujudkan kebijakan
yang sistematis dalam rangka mengangkat derajat
kelompok miskin dan hampir miskin yang sebagian
besar berada di perdesaan, dengan kebijakan
pengalokasian anggaran yang proporsional dan
pembangunan yang berkeadilan. Afirmasi
pelaksanaan misi melalui kemudahan akses
permodalan, dukungan teknologi dan informasi,
jaminan ketahanan pangan, pengendalian alih fungsi
lahan yang didukung dengan reformasi agraria,
kemandirian energi, peningkatan kesejahteraan
pekerja, mewujudkan keadilan gender dan
perlindungan anak, perluasan akses dan kualitas
pelayanan dasar, penciptaan dan perluasan
lapangan kerja, peningkatan produktivitas industri
dan nilai investasi.
3) Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan
Provinsi Jawa Tengah yang Bersih, Jujur, dan
Transparan, "Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi"
Misi ini diarahkan untuk mewujudkan reformasi
birokrasi melalui penyelenggaraan pemerintahan
yang transparan dan akuntabel, dengan didukung
sumber daya aparatur yang profesional,

17
kelembagaan yang tepat fungsi dan ukuran, sistem
kerja yang jelas dan terukur, kebijakan
penganggaran yang efisien, serta pemanfaatan
teknologi informasi untuk mencapai pelayanan
prima.
4) Memperkuat Kelembagaan Sosial Masyarakat
untuk Meningkatkan Persatuan Dan Kesatuan
Misi ini diarahkan untuk mewujudkan penguatan
kelembagaan sosial
masyarakat melalui pelibatan kelembagaan sosial
dalam proses perencanaan partisipatif, revitalisasi
kearifan lokal yang diadopsi dalam proses
komunikasi politik, serta peningkatan peran dan
fungsi seni budaya.
5) Memperkuat Partisipasi Masyarakat dalam
Pengambilan Keputusan dan Proses Pembangunan
yang Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak
Misi ini diarahkan untuk memperkuat peran dan
meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang
menyangkut hajat hidup orang banyak dan
pengambilan keputusan melalui partisipasi aktif
masyarakat sejak tahap perencanaan, pelaksanaan
hingga pengawasan, serta sinkronisasi
pembangunan pusat dan daerah.
6) Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik untuk
memenuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat.
Misi ini diarahkan untuk pemenuhan layanan dasar,
pendidikan,kesehatan, permukiman, jaringan irigasi
dan air baku melalui perluasan akses dan
penyediaan prasarana dan sarana serta pemenuhan
standar pelayanan minimal.

18
7) Meningkatkan Infrastruktur untuk Mempercepat
Pembangunan Jawa Tengah yang Berkelanjutan
dan Ramah Lingkungan.
Misi ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas infrastruktur yang mendukung
pertumbuhan dan kelancaran perekonomian dengan
tetap memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah
sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan,
serta antisipasi bencana yang mengancam
keberadaan sumber daya potensial dan strategis.

2.3. Kebijakan Pembangunan Kabupaten Brebes


Visi dan Misi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut ini:
Visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Brebes tahun
2012 – 2017 adalah:
“Terwujudnya Masyarakat Mandiri Produktif, Sejahtera dan
Berkeadilan”
Berdasarkan visi tersebut terdiri dari 3 unsur frasa yang
memiliki makna sebagai berikut ini:
1) Masyarakat yang mandiri dan produktif, mengandung
makna mengandung makna bahwa pembangunan
dilaksanakan di Kabupaten Brebes untuk meningkatkan
keberdayaan masyarakat khususnya pada bidang ekonomi,
dengan tingkat partisipasi angkatan kerja yang besar
sehingga secara produktif mampu meningkatkan
pendapatannya.
2) Masyarakat yang sejahtera mengandung makna bahwa
kondisi masyarakat yang mampu bekerja dan memperoleh
pendapatan layak untuk memenuhi kebutuhan dasarnya,
meliputi sandang, pangan, papan, dan memperoleh
pelayanan pendidikan dasar dan pelayanan kesehatan
secara layak.

19
3) Berkeadilan dalam pembangunan daerah, mengandung
makna bahwa pembangunan diarahkan untuk mewujudkan
kesetaraan hak dan kewajiban masyarakat dalam
memperoleh pelayanan dan kondisi kehidupan yang layak
dengan menjunjung tinggi prinsip persamaan dan
kesetaraan, serta memperlakukan masyarakat tanpa
diskriminatif.

Ketiga visi di atas dijabarkan ke dalam enam misi


pembangunan Kabupaten Brebes Tahun 2012-2017 sebagai
berikut:
1) Meningkatkan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas
berbasis pada nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ditunjang
oleh pelayanan yang bermutu dan terjangkau.
3) Meningkatkan pengembangan ekonomi kerakyatan dengan
memperkuat inovasi daerah guna mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
4) Meningkatkan pembangunan infrastruktur sesuai rencana
tata ruang dan memperhatikan kelestarian sumber daya
alam dan lingkungan
5) Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender serta
pemenuhan hak anak dalam pembangunan dan
mewujudkan perlindungan sosial.
6) Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance) dan memelihara stabilitas keamanan dan
ketertiban daerah.

3. Telaah RPJMD Provinsi Jawa Tengah Terkait dengan RPJMD


Kabupaten Brebes
Uraian terkait dengan visi dan misi RPJM Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013-2018, memiliki keterkaitan dengan visi dan

20
misi RPJMD Kabupaten Brebes Tahun 2012-2017. Keterkaitan
tersebut adalah
a. Visi RPJM Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013- 2018 adalah
Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari
Visi RPJMD Kabupaten Brebes Tahun 2012-2017 adalah
“Terwujudnya Masyarakat Mandiri Produktif, Sejahtera
dan Berkeadilan”
Visi RPJMD Kabupaten Brebes memiliki keterkaitan dengan
visi RPJM Provinsi Jawa Tengah yaitu pada kata sejahtera.

b. Keterkaitan Misi RPJM


Terdapat beberapa misi RPJM Provinsi Jawa Tengah yang
terkait dengan seluruh misi RPJMD Kabupaten Brebes
Tahun 2012-2017.
1) Misi ke-1
Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung
Karno, Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang
ekonomi, dan berkepribadian di Bidang Kebudayaan.
 Terkait dengan misi ke-3
Meningkatkan pengembangan ekonomi kerakyatan
dengan memperkuat inovasi daerah guna
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
2) Misi ke-2
Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat yang
Berkeadilan, Menanggulangi Kemiskinan dan
Pengangguran.
 Terkait dengan misi ke-5
Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender
serta pemenuhan hak anak dalam pembangunan
dan mewujudkan perlindungan sosial
3) Misi ke-3
Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi
Jawa Tengah yang Bersih, Jujur, dan Transparan,
"Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi"

21
 Terkait dengan misi ke-6
Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance) dan memelihara stabilitas
keamanan dan ketertiban daerah
4) Misi ke-6
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik untuk
memenuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat.
 Terkait dengan misi ke-1 dan ke-2
Misi ke-1: Meningkatkan pendidikan yang
terjangkau dan berkualitas berbasis pada nilai-nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa
Misi ke-2: Meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat ditunjang oleh pelayanan yang
bermutu dan terjangkau
5) Misi ke-7
Meningkatkan Infrastruktur untuk Mempercepat
Pembangunan Jawa Tengah yang Berkelanjutan dan
Ramah Lingkungan
 Terkait dengan misi ke-4
Meningkatkan pembangunan infrastruktur sesuai
rencana tata ruang dan memperhatikan kelestarian
sumber daya alam dan lingkungan.

2.4. DASAR TEORI KEBUTUHAN EVALUASI DALAM PERENCANAAN

Dalam melakukan perencanaan selalu dituntut adanya kegiatan


monitoring dan evaluasi setelahnya. Karena proses perencanaan
bersifat siklis sehingga tahapannya berturutan. Dokumen RPJMD
Kabupaten Brebes 2012-2017 telah memasuki tahun terakhir.
Kesesuaian antara target dan realisasi setiap program dan kegiatan
telah dituangkan dalam dokumen RKPD setiap tahunnya.
Dikarenakan saat ini menginjak tahun kelima pelaksanaan dokumen
RPJMD, penting kiranya evaluasi dilakukan secara menyeluruh,
sesuai dengan siklis dalam proses perencanaan. Berikut siklis proses

22
perencanaan yang emnunjukkan bahwa evaluasi menjadi salah satu
tahapan yang dibutuhkan dalam perencanaan.

Identifikasi
Isu
Monitoring Tentukan
EVALUASI Tujuan,
hasilnya Sasaran
Implement
asikan Pengumpula
Rencana n & Analisis
Data
Nilai dan alternatif
pilih Skenario dan
alternatif Strategi

Diagram 1 : Proses Perencanaan


Menjadi tahapan terakhir dalam sebuah proses perencanaan
yang diawali dengan identifikasi isu, evaluasi sendiri merupakan
proses penilaian. Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai
proses pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam
upaya mencapai tujuan perusahaan. Evaluasi adalah suatu proses
yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai
dengan tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan kemudian
dibuat suatu kesimpulan dan penyusunan saran pada setiap tahap
dari pelaksanaan program (Azwar, 1996). Evaluasi adalah a) cara
sistematis untuk belajar dari pengalaman¬pengalaman yang dimiliki
dalam meningkatkan perencanaan yang baik dengan melakukan
seleksi yang cermat terhadap alternatif yang akan diambil; b)
merupakan proses berlanjut dengan tujuan kegiatan pelayanan
kesehatan menjadi lebih relevan, efisien dan efektif; c) proses
menentukan suatu keberhasilan atau mengukur pencapaian suatu
tujuan dengan membandingkan terhadap standar/ indikator
menggunakan kriteria nilai yang sudah ditentukan; d) didukung oleh
oleh informasi yang sahih, relevan dan peka (WHO, 1990).
Tujuan evaluasi adalah meningkatkan mutu program,
memberikan justifikasi atau penggunaan sumber-sumber yang ada

23
dalam kegiatan, memberikan kepuasan dalam pekerjaan dan
menelaah setiap hasil yang telah direncanakan. Suprihanto (1988),
mengatakan bahwa tujuan evaluasi antara lain: a) sebagai alat untuk
memperbaiki dan perencanaan program yang akan datang, b) untuk
memperbaiki alokasi sumber dana, daya dan manajemen saat ini serta
dimasa yang akan datang, c) memperbaiki pelaksanaan dan faktor
yang mempengaruhi pelaksanaan program perencanaan kembali
suatu program melalui kegiatan mengecek kembali relevansi dari
program dalam hal perubahan kecil yang terus-menerus dan
mengukur kemajuan target yang direncanakan.
Menurut Lavinghouze (2007), bahwa kegiatan evaluasi
dilakukan untuk: a) menyediakan pertanggungjawaban kegiatan
kepada masyarakat, stakeholder, dan lembaga donor; b) membantu
menentukan tujuan yang telah ditentukan pada perencanaan; c)
meningkatkan program implementasi; b) memberikan kontribusi
untuk pemahaman ilmiah tentang hasil suatu program; dan e)
meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap masyarakat, dan f)
menginformasikan kebijakan. Sementara itu, menurut Hawe, et
al. (1998), evaluasi proses dilakukan untuk: 1) Menilai pencapaian
program; 2) Menilai kepuasan sasaran; 3) Menilai pelaksanaan
aktivitas program; 4) Menilai tampilan komponen dan material
program.
Berdasarkan ruang lingkupnya menurut Azwar (2000), evaluasi
dapat dibedakan menjadi empat kelompok yaitu : 1) evaluasi terhadap
masukan (Input) yang menyangkut pemanfaatan berbagai sumber
daya, baik sumber dana, tenaga dan ataupun sumber sarana; 2)
evaluasi terhadap proses (process) lebih dititik beratkan pada
pelaksanaan program, apakah sesuai rencana, mulai dari tahap
perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan; 3) evaluasi terhadap
keluaran (output), evaluasi pada tahap akhir ini adalah evaluasi yang
dilakukan pada saat program telah selesai dilaksanakan(summative
evaluation) yang tujuan utamanya secara umum dapat dibedakan atas
dua macam yaitu untuk mengukur keluaran serta untuk mengukur

24
dampak yang dihasilkan. Dari kedua macam evaluasi akhir ini,
diketahui bahwa evaluasi keluaran lebih mudah dari pada evaluasi
dampak. Pada penelitian ini yang akan dilihat adalah evaluasi
keluaran
Ruang lingkup evaluasi dibedakan atas 4 kelompok, yaitu: a)
evaluasi terhadap masukan (input) meliputi pemanfaatan berbagai
sumber daya, sumber dana, tenaga dan sarana, b) evaluasi terhadap
proses (process) dititikberatkan pada pelaksanaan program, apakah
sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau tidak, c) evaluasi
terhadap keluaran (output) adalah penilaian terhadap hasil yang
dicapai, d) Evaluasi terhadap dampak (impact) mencakup pengaruh
yang timbul dari program yang dilaksanakan.
Menurut Mantra (1997), evaluasi secara umum dapat dibedakan
atas:
1. Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat
merencanakan suatu program dengan tujuan menghasilkan
informasi yang akan dipergunakan untuk mengembangkan
program agar program sesuai dengan masalah atau kebutuhan
masyarakat.
2. Evaluasi proses adalah proses yang memberikan gambaran
tentang apa yang sedang berlangsung dalam suatu program dan
memastikan keterjangkauan elemen fisik dan struktural dari
program tersebut.
3. Evaluasi sumatif yaitu memberikan pernyataan efektif suatu
program selama kurun waktu tertentu dan dimulai setelah
program berjalan.
4. Evaluasi dampak program yaitu menilai keseluruhan efektifitas
program dalam menghasilkan target sasaran.
5. Evaluasi hasil yaitu menilai perubahan-perubahan atau
perbaikan dalam hal morbiditas, mortalitas atau indikator status
kesehatan lainnya untuk sekelompok penduduk tertentu.

25
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal
yang akan dibahas yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana
proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan
evaluasi, dimana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan
evaluasi. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber
yang ada, efektifitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan
pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi
dan periklanan.Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk
menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi
terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi
iklan secara general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai.Di sisi
lain, perusahaan kadang-kadang enggan untuk mengadakan evaluasi
karena biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan penelitian,
ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi, merasa telah
mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu.
Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi di awal (pretest)
dan diakhir (posttest). Pretest merupakan sebuah evaluasi yang diadakan
untuk menguji konsep dan eksekusi yang direncanakan. Sedangkan,
posttest merupakan evaluasi yang diadakan untuk melihat tercapainya
tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk analisis situasi
berikutnya.Evaluasi dapat dilakukan di dalam atau diluar ruangan.
Evaluasi yang diadakan di dalam ruangan pada umumnya menggunakan
metode penelitian laboratorium dan sampel akan dijadikan sebagai
kelompok percobaan. Kelemahannya, realisme dari metode ini kurang
dapat diterapkan. Sementara, evaluasi yang diadakan di luar ruangan
akan menggunakan metode penelitian lapangan dimana kelompok
percobaan tetap dibiarkan menikmati kebebasan dari lingkungan sekitar.
Realisme dari metode ini lebih dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Untuk mencapai evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan
sejumlah tahapan yang harus dilalui yakni menentukan permasalahan
secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan,
memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan

26
untuk mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan
kemampuan menyampaikan hasil penelitian.

27
BAB 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

3. 1 Kondisi geografi
Secara geografi Kabupaten Brebes terletak antara 6o 44’-7o 21’
Lintang Selatan dan antara 108o - 109o 11’ Bujur Timur dengan bentuk
memanjang dari utara ke selatan sepanjang 87 km dan dari barat ke
timur sepanjang 50 km dan memiliki garis pantai sepanjang 65,48 km
dengan batas wilayah laut 12 mil laut. Secara administratif Kabupaten
Brebes berada pada posisi ujung barat laut dari Provinsi Jawa tengah,
berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah barat, laut Jawa di
sebelah utara, Kota dan Kabupaten Tegal di sebelah timur, Kabupaten
Banyumas dan Cilacap di sebelah selatan. Kabupaten Brebes memiliki
luas wilayah sebesar 166.177 Ha yang terbagi menjadi 17 kecamatan dan
297 desa/kelurahan.

Tabel 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Brebes


Sumber : Bappeda Kab. Brebes 2012

Kabupaten Brebes berada pada ketinggian antara 0-2000 meter di


atas permukaan laut (dpl). Kecamatan yang ada di Kabupaten Brebes

28
memiliki tiga lokasi dengan karakteristik topografi yang berbeda-beda,
yaitu 5 kecamatan berupa daerah pesisir/pantai, 9 kecamatan dataran
rendah, dan 3 kecamatan dataran tinggi atau pegunungan. Kondisi
wilayah yang beraneka ragam menjadikan Kabupaten Brebes memiliki
potensi sumber daya alam yang beraneka ragam yaitu di sektor
pertanian, perikanan dan kelautan, serta kehutanan. Topografi wilayah
yang berbeda-beda pun menyebabkan Kabupaten Brebes termasuk
dalam kawasan rawan bencana yaitu kawasan rawan bencana banjir,
kawasan rawan bencana tanah longsor, kawasan rawan bencana letusan
gunung berapi.
Kabupaten Brebes merupakan kawasan dengan curah hujan yang
tinggi. Dengan curah hujan tinggi itu, menjadikan Kabupaten Brebes
kaya akan sumber daya air yang sekaligus menjadi ancaman, berupa
banjir longsor dan bencana lainnya apabila Daerah Aliran Sungai (DAS
hulu) tidak memiliki daya resap/tampung air yang tinggi. DAS pada
Kabupaten Brebes dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: (1) DAS Kabuyan
dengan 3 Sub DAS, yaitu Sub DAS Kabuyatan Hulu (Kec. Banjarharjo),
Sub DAS Kabuyatan Hilir (Kec. Banjarharjo, Kersana, Tanjung dan
Ketanggungan), Sub DAS Babakan (Kec. Kersana, Tanjung dan
Bulakamba), Sub DAS Kluwut (Kec. Ketanggungan, Bulakamba dan
Larangan), Sub DAS Pakijangan (Kec. Larangan dan Bulakamba), dan
Sub DAS Tanjung (Kec. Banjarharjo, Kersana dan Tanjung); (2) DAS
Pemali dengan 3 Sub DAS, yaitu: Sub DAS Cigunung (Kec. Salem,
Bantarkawung), Sub DAS Pemali (Kec. Bantarkawung, dan Bumiayu),
Sub DAS Keruh (Kec. Paguyangan, Sirampog, dan Bumiayu), Sub DAS
Glagah (kec. Tonjong dan Sirampog), dan Sub DAS Kumisik (Kec.
Tonjong, Ketanggungan, Larangan, Songom, Jatibarang, Wanasari,
Brebes); dan (3) DAS Gangsa, dengan 1 sub DAS, yaitu Sub DAS Gangsa
(Kec. Brebes dan Jatibarang).
Sumberdaya mineral yang terdapat di Kabupaten Brebes adalah
sumber daya mineral yang tergolong bahan galian golongan C.
Inventarisasi sumberdaya mineral bahan galian golongan C dibedakan
menurut cadangan tereka, eksploitasi dan cadangan terindikasi.

29
Berdasarkan cadangan tereka, sumber daya mineral bahan galian
golongan C di Kabupaten Brebes di bedakan menjadi 8 jenis, yaitu pasir
sungai, trass, batu pasir, andesit, lempung gerabah, bentonit, gipsum
dan batu gamping.
Potensi pengembangan wilayah untuk kepentingan budidaya di
Kabupaten Brebes sesuai dengan rencana tata ruang wilayah abupaten
Brebes tahun 2010-2030 berupa kawasan peruntukan hasil produksi,
kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perkebukan,
kawasan peruntukan perikanan, kawwasan peruntukan peternakan,
kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan industri,
kawasan peruntukan pariwisata, dan kawasan peruntukan permukiman.

3. 2 Kondisi Demografi
Distribusi penduduk Kabupaten Brebes antar kecamatan belum
merata. Tiga kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah Kecamatan
Bulakamba (162.149 jiwa), Kecamatan Brebes 157.754 jiwa (9,05%), dan
Kecamatan Wanasari 140.902 jiwa (8,09%). Sementara itu kecamatan
dengan jumlah penduduk terendah adalah Kecamatan Salem sejumlah
54.407 jiwa (3,29%). Diperhitungkan dengan luas wilayahnya, Kecamatan
Jatibarang menempati urutan pertama sebagai kecamatan yang paling
padat penduduknya di Kabupaten Brebes, yaitu sebesar 2.396 jiwa/km2.
Sementara itu kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk paling
rendah adalah Kecamatan Salem, yaitu sebanyak 377 jiwa/km2.
Jumlah penduduk Kabupaten Brebes sampai akhir tahun 2014
mencapai 1.773.379 jiwa yang terdiri atas 891.214 jiwa penduduk laki
laki (50.25%) dan 882.165 jiwa penduduk perempuan (49,75 %). Terjadi
peningkatan sebesar 8731 jiwa jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk tahun 2013 yang sebesar 1.764.648 jiwa. Dengan kenaikan
sebesar itu maka laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Brebes pada
tahun 2014 mencapai 0.49 %, lebih cepat bila dibandingkan dengan
kondisi pada tahun 2013 yang mencapai 0.92 %. Namun demikian
kenaikan tersebut masih dalam kategori ideal karena masih dibawah 1
%.

30
Sex ratio penduduk Kabupaten Brebes adalah 101, ini berati
bahwa dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101 penduduk
laki laki. Atau dapat dikatakan bahwa jumlah penduduk laki laki di
Kabupaten Brebes lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah
penduduk perempuannya. Sebagian besar kecamatan yang berada di
wilayah selatan memiliki sex ratio penduduk di bawah angka 100,
sedangkan wilayah Brebes bagian tengah dan utara sex ratio
penduduknya sebagian besar di atas angka 100.
Kepadatan penduduk rata-rata Kabupaten Brebes tahun 2013
adalah 1.066 jiwa/km2. Angka ini meningkat 10 jiwa dibandingkan
dengan kondisi tahun 2012 yang sebesar 1.061 jiwa/km2. Untuk tingkat
kepadatan penduduk per kecamatan tertinggi terdapat di Kecamatan
Jatibarang (2.4130 jiwa/km2) dan terendah di Kecamatan Salem (383
jiwa/km2).
Konsentrasi jumlah penduduk di Kabupaten Brebes terpusat pada
wilayah Brebes Utara, hal ini bisa dipahami karena selain lokasi pusat
pemerintahan berada di wilayah utara juga karena kontur tanah yang
datar dan dekat dengan akses utama pantura yang menghubungkan kota
kota besar di Pulau Jawa. Hampir 50% penduduk Kabupaten Brebes
berada di wilayah utara.
Presentase terbesar jumlah penduduk berada di Kecamatan
Bulakamba yaitu sebesar 9,4% (165.710 jiwa) sedangkan persentase
jumlah penduduk terkecil berada pada kecamatan Salem sebanyak 3,3%
(58.343 jiwa).

3. 3 Kondisi Sosial Budaya


3.3.1 Pendidikan
Tujuan Pembangunan Bidang Pendidikan adalah
peningkatan kualitas Sumber Penyelenggaraan Pendidikan tidak
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata tetapi
merupakan tugas dan tanggung jawab masyarakat secara bersama
baik melalui penyelenggaraan pendidikan formal maupun

31
penyelenggaraan pendidikan non formal. Kondisi pembangunan
pendidikan Kabupaten Brebes digambarkan sebagai berikut:
a. Paud
Pelayanan PAUD di Kabupaten Brebes relatif cukup
berkembang. Jumlah lembaga PAUD di Kabupaten Brebes pada
tahun 2010 sebanyak 726 lembaga. Jumlah yang relatif besar
walaupun untuk PAUD formal lebih sedikit dibandingkan PAUD
Non Formal. Jumlah murid juga menunjukkan jumlah yang relatif
besar. Rasio Guru terhadap murid PAUD sebesar 1:13,
mengindikasikan bahwa dari sisi jumlah guru PAUD sudah
mencukupi bahkan cenderung kelebihan. Rasio guru terhadap
murid PAUD yang ideal adalah 1:20.
Penyelenggaraan pelayanan pendidikan harus dapat dijangkau
oleh seluruh lapisan masyarakat baik dari aspek biaya maupun
geografis. Gambaran tingkat keterjangkauan pelayanan
pendidikan pada jenjang pendidikan PAUD diukur melalui
indikator APK PAUD. APK PAUD selama kurun waktu 2008 – 2012
menunjukkan kecenderungan peningkatan, namun capaian angka
APK termasuk kategori rendah. Pada tahun 2012 capaian APK
PAUD sebesar 15,66%, artinya anak usia 3 – 6 tahun di
kabupaten Brebes hanya 15,66% yang mengenyam pendidikan
PAUD. Kondisi ini menggambarkan bahwa pelayanan pendidikan
PAUD belum optimal dari aspek pemerataan atau
keterjangkauannya.

b. Pendidikan Dasar
Jumlah SD Negeri maupun Swasta di Kabupaten Brebes pada
tahun 2012 sebanyak 889 unit. Jumlah tersebut relatif mampu
melayani pendidikan dasar di Kabupaten Brebes. Sedangkan
jumlah SMP baik negeri maupun swasta di Kabupaten Brebes
sebanyak 122 unit. Ketersediaan SMP merata di seluruh
kecamatan di Kabupaten Brebes. Rasio guru/murid pada jenjang
SD dan SMP juga tergolong baik.

32
APK dan APM SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/Paket B selama
kurun waktu 2008 – 2012 mengalami peningkatan. Capaian APK
dan APM SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/Paket B Kabupaten
Brebes untuk jenjang pendidikan SD/MI/Paket A masih di bawah
APK dan APM Nasional dan Provinsi Jawa Tengah, sedangkan
untuk jenjang pendidikan SMP/MTs/Paket B capaian Kabupaten
Brebes lebih tinggi. Hal ini dapat diketahui dari target capaian
APK dan APM jenjang pendidikan SD/MI dan SMP/MTs yang
tercantum dalam Renstra Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan tahun 2010 – 2014 serta Renstra Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Tengah 2008 – 2013. Target APK dan APM jenjang
pendidikan SD/MI/Paket A tingkat nasional sebesar 98,00% APK
dan 85,53% APM, sedangkan untuk SMP/MTs/Paket B sebesar
73,3% APK dan 56,8% APM.
Apabila dibandingkan dengan Jawa Tengah, capaian
Kabupaten Brebes masih lebih rendah dari target yang ditetapkan
dalam Renstra Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah 2008 -
2013. APK SD/MI provinsi Jawa Tengah sebesar 108,00%dan APM
SD/MI sebesar 97,08%. APK SMP/MTs Provinsi Jawa Tengah
sebesar 99,40% dan APM sebesar 76,87%. Data tersebut
menggambarkan bahwa di Kabupaten Brebes tingkat partisipasi
penduduk usia sekolah SD dan SMP relatif rendah. Masih banyak
penduduk usia sekolah SD yang tidak menempuh pendidikan di
SD dan juga penduduk usia 13 – 15 tahun tidak menempuh
pendidikan di SMP.
Persentase lulusan SD yang melanjutkan ke jenjang
pendidikan SMP selama kurun waktu 2008 – 2012 meningkat.
Pada tahun 2012 jumlah lulusan SD/MI yang melanjutkan ke
jenjang pendidikan SMP/MTs sebesar 87,35%. Hal ini berarti pada
tahun 2012 lulusan SD/MI yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs
sebesar 12,65% tidak melanjutkan ke SMP/MTs. Angka
melanjutkan ke jenjang pendidikan SMA/SMK/MA lebih rendah
dibandingkan angka melanjutkan ke SMP/MTs. Pada tahun 2012

33
angka melanjutkan ke jenjang pendidikan SMA/SMK/MA sebesar
64,23%. Dengan demikian banyak lulusan SMP/MTs yang tidak
melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
Angka Putus sekolah pada pendidikan dasar relatif cukup
tinggi. Target yang ditetapkan dalam Renstra Dinas pendidikan
Provinsi Jawa Tengah, angka putus sekolah untuk Pendidikan
Dasar sebesar 0,12% untuk SD/MI dan 0,22 untuk SMP/MTs. Di
Kabupaten Brebes Angka Putus sekolah untuk jenjang pendidikan
dasar pada tahun 2012 mencapai 0,34% untuk SD/MI dan 0,50%
untuk SMP/MTs. Dengan demikian angka putus sekolah di
Kabupaten Brebes termasuk kategori tinggi.

c. Pendidikan Menegah
Jumlah SMA di Kabupaten Brebes pada tahun 2012 sebanyak
32 unit, sedangkan SMK sebanyak 58 unit. Jumlah tersebut
relatif mampu melayani pendidikan menengah di Kabupaten
Brebes, walaupun terjadi penambahan jumlah murid.
Penambahan jumlah murid pada SMK dapat diantisipasi melalui
penambahan ruang kelas sesuai dengan kebutuhan.
APK dan APM SMA/SMK/MA/Paket C selama kurun waktu
2008 – 2012 mengalami peningkatan, namun Capaian APK dan
APM SMA/SMK/MA/Paket C di Kabupaten Brebes masih di
bawah APK dan APM Nasional dan Provinsi Jawa Tengah. Target
APK dan APM jenjang pendidikan SMA/SMK/MA/paket C tingkat
nasional sebesar 36,7% untuk APK dan 27,8% untuk APM.
Capaian APK jenjang SMA/SMK/MA/Paket C Kabupaten Brebes
sebesar 47,05% dan APM sebesar 33,03%. Data tersebut
menggambarkan bahwa di Kabupaten Brebes tingkat partisipasi
penduduk usia 16 – 18 relatif rendah. Masih banyak penduduk
usia sekolah SMA yang tidak menempuh pendidikan di SMA.

34
Tabel 3.1. Capaian Kinerja Pelayanan Pendidikan
Di Kabupaten Brebes Tahun 2014
INDIKATOR Angka Kelulusan
Tingkat Pendidikan SD SMP SMA
Sederajat Sederajat Sederajat
Capaian 100 % 99.97 % 100 %
INDIKATOR Angka Putus Sekolah
Tingkat Pendidikan SD SMP SMA
Sederajat Sederajat Sederajat
Capaian 0.23 % 0.41 % 0.57 %
INDIKATOR Angka Partisipasi Sekolah
Tingkat Usia 7 - 12 th 13-15 th 16 - 18 th
Capaian 92,58% 81.33 % 40.68%
INDIKATOR Angka Partisipasi Kasar
Tingkat Pendidikan SD SMP Sederajat SMA Sederajat
Sederajat
Capaian 92.58 % 81.33 % 44,68 %
INDIKATOR Angka Partisipasi Murni
Tingkat Pendidikan SD SMP Sederajat SMA Sederajat
Sederajat
Capaian 82.90% 64.34 % 36.68 %
Sumber: Dinas Pendidikan dalam RKPD 2016

3.3.2 Kesehatan
Derajat kesehatan dapat dilihat dari indikator Angka
Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBA), Angka
Kematian Ibu (AKI), Morbiditas dan Gizi Buruk. Pencapaian
indikator tersebut didukung oleh sarana dan prasarana
kesehatan, Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Manusia,
dan Anggaran.

Tabel 3.2. Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan


Kabupaten Brebes Tahun 2008-2012
No. Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
Cakupan Kunjungan Ibu
1. 95,08 93,15 91,56 94,95 93,37
Hamil (K4) (%)
Cakupan Persalinan oleh
2. 89,03 88,82 90,27 95,02 96,07
Tenaga Kesehatan (%)
Cak. Komplikasi
3. Kebidanan yang 69,95 7,89 95,40 109,9 141,90
ditangani (%)
4. AKI/ 100.000 KLH 183,39 132,31 108,51 100,7 150,0

35
No. Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
Cak. Kunjungan Neonatal
5. 96,53 99,51 90,95 94,09 96,60
(%)
6. Cak. Kunjungan Bayi (%) 99,98 100 100 94,61 104,32
Cak. Neonatal Risti yang
7. 91 48,48 100 31,3 47,28
ditangani (%)
8. AKB per 1.000 KLH 8,4 10,0 9,6 9,3 14,9
Prevalensi Balita dg BB
9. Rendah NA NA NA 16,53 0,34
(%)
Prevalensi Balita Stunting
10. NA NA NA 47 0,19
(%)
Cak. Pelayanan Anak
11. 87,10 72,29 69,40 71,17 69,29
Balita (D/S) (%)
Cak. Balita Gizi Buruk
12. mendapat 6,06 28,33 95 100 100
perawatan (%)
Bayi Usia 0-6 Bulan yg
13. mendapat 36 46,52 52,17 58,43 32,12
ASI eksklusif (%)
Keluarga Sadar Gizi
14. (Kadarzi) 75,70 72,45 68,60 58,79 27,45
(%)
15. Prevalensi Gizi Buruk (%) 0,17 0,05 0,05 0,33 0,91
Desa/Kelurahan UCI
16. (Universal 81,82 72,39 94,28 98,32 100
Child Imunization) (%)
Cak. Imunisasi Dasar
17. Lengkap 94,12 87,91 85,99 93,47 94,16
(%)
AFP Rate/100.000
2,41 13
18. penduduk 1,43 0,16 0
(Kasus)
<15 Th
Cak. Penderita DBD yang
19. 100 100 100 100 100
Ditangani (%)
20. CFR DBD 4,42 3,49 5,14 1,5 3,4
IR DBD (per 100.000 18,14 205
21. 13,07 16,82 7,6
pnddk) (kasus)
Cak. Penemuan &
penanganan
22. 63,13 42,28 34,85 40,5 31,86
penderita Pneumonia
Balita (%)
Cak. Penanganan Pasien
23. baru TB 100 100 100 100 100
BTA + (%)
Angka Kesembuhan TB
24. 76,12 78,84 80,60 73,83 NA
Paru (%)
Angka Penemuan Pasien
25. baru TB 45,98 45,06 46,88 48,47 NA
(BTA+) / CDR TB (%)
Angka Kematian TB
51
26. (100.000 NA NA NA NA
kasus
pddk)

36
No. Indikator 2008 2009 2010 2011 2012
CDR Kusta / RFT 29,83 298
27. 72,90 72,18 29,61
(kasus)
Cak. Penemuan HIV/AIDS
28. 100 100 100 100 100
tertangani (%)
Cakupan Pelayanan
Kesehatan
29. 66,17 57,47 46,81 36,16 26,34
Dasar Mayarakat Miskin
(%)
Cakupan Rumah Sehat
30. 46,43 45,51 53,53 41,51 42,09
(%)
Cakupan Desa/Kelurahan
31. Siaga 23,57 76,29 100 88,01 100
Aktif (%)
Cakupan Penjaringan
Kehatan
32. 16,96 24,17 37,45 76,06 67,69
Siswa SD dan Setingkat
(%)
Cakupan Penjaringan
Kesehatan
33. 31,06 20,91 22,67 0 0
Siswa SMP/MTs,
SMA/SMK/MA(%)
Peningkatan dan
Pemerataan
34. Obat dan Perbekalan 100 100 100 100 100
Kesehatan
(%)
Sumber: Dinas Kesehatan kabupaten Brebes, 2008-2012

Angka Kematian Ibu (AKI). Penurunan AKI pada tahun


2015 telah menjadi kesepakatan Bangsa Indonesia dengan
dunia. Kasus kematian ibu di Kabupaten Brebes dalam
kurun waktu tahun 2008-2012 mengalami peningkatan dari
183 per 100.000 KH, menjadi 150 per 100.000 KH. Namun
demikian angka ini masih sangat tinggi, sehingga perlu
perhatian. Penurunan jumlah kasus kematian ibu
menunjukkan bahwa terjadi perbaikan kinerja dalam upaya
peningkatan kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Brebes.
Kasus kematian bayi pada tahun 2012 tersebar hampir di
seluruh kecamatan, dengan jumlah terbanyak di Kecamatan
Kersana dan Bulakamba. Angka Kematian Bayi (AKB) di
Kabupaten Brebes pada tahun 2012 sebesar 14,9 per 1.000
kelahiran hidup. Kondisi ini apabila dibandingkan dengan

37
target MDGs Jawa Tengah (Pergub No. 20 tahun 2011) pada
tahun 2015 sebesar 8,5 per 1.000 kelahiran hidup,
kabupaten Brebes masih lebih rendah.
Permasalahan kematian ibu dan bayi di Kabupaten
Brebes antara lain berkaitan dengan akses terhadap sarana
dan prasarana kesehatan yang belum merata ke seluruh
wilayah, terutama desa terpencil sehingga mengalami
keterlambatan dalam penanganan oleh tenaga kesehatan,
pengambilan keputusan dalam penentuan tempat
melahirkan, serta faktor kerentanan yang dimiliki ibu hamil
dengan risiko tinggi.

3.3.3 Kependudukan
Penerapan sistem informasi administrasi kependudukan
seperti yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 25
Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Pendudukan dan Pencatatan Sipil serta Peraturan Presiden
Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP Berbasis NIK
Secara Nasional, memerlukan koordinasi, fasilitasi dan
pembinaan di bidang kependudukan dan catatan sipil yang
baik antara Pemerintah Pusat, Provinsi dengan
Kabupaten/Kota. Implementasi sistem informasi administrasi
kependudukan (SIAK) on line perlu mendapatkan dukungan
dengan peningkatan kapasitas SDM dalam rangka
pengoperasiannya termasuk pelatihan pemeliharaan
peralatan jaringan SIAK on line.
Jumlah penduduk Kabupaten Brebes berdasarkan data
hasil sensus penduduk tahun 2010 mencapai angka
1.733.869 dengan komposisi penduduk perempuan sebanyak
860.935 jiwa dan 872.934 jiwa penduduk laki-laki.
Pelayanan administrasi kependudukan di Kabupaten Brebes
yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
antara lain pelayanan KTP, KK, Akta kelahiran, akta

38
perkawinan dan perceraian. Pelayanan ini harus diberikan
kepada semua masyarakat dan juga ada beberapa jenis
pelayanan yang telah mempunyai standar pelayanan minimal
(SPM) yang harus dicapai. Persentase kepemilikan KTP pada
penduduk wajib KTP mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Sampai tahun 2012 data menunjukan bahwa
penduduk yang telah memiliki KTP mencapai 76% dari total
penduduk wajib KTP.
Persentase kepemilikan KTP pada penduduk wajib KTP
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sampai tahun
2014 data dari Dinas Dukcapil Kabupaten Brebes
menunjukkan bahwa total kepemilikan KTP penduduk
Kabupaten Brebes telah mencapai 88.39 % sementara tahun
sebelumnya hanya mencapai 76 %. Total penduduk yang
wajib KTP mencapai 1,371.124 jiwa yang terdiri dari laki laki
704.532 jiwa dan perempuan sebanyak 666.592 jiwa,
sedangkan penduduk yang sudah ber KTP mencapai
1.212.000 jiwa.

3.3.4 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Sasaran utama pembangunan pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak adalah terjaminnya kesetaraan
gender dan perlindungan anak. Kesetaraan gender dalam
pembangunan tergambarkan dari capaian Indeks
Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan
Gender (IDG). IPG Kabupaten Brebes dalam kurun waktu
tahun tiga tahun menunjukkan peningkatan dari sebesar
53,6 pada tahun 2008 menjadi sebesar 54,08 pada tahun
2009, dan sebesar 54,29 pada tahun 2010. Peningkatan IPG
ini menunjukkan bahwa kualitas sumberdaya manusia
perempuan di Kabupaten Brebes semakin membaik,
khususnya pada bidang pendidikan, kesehatan, dan
pendapatan.

39
Indikator komposit IPG meliputi angka harapan hidup,
angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan sumbangan
pendapatan. Sampai dengan tahun 2010, Angka Harapan
Hidup perempuan sebesar 69,71 tahun, lebih tinggi
dibandingkan laki-laki (65,74 tahun). Sementara itu Angka
melek huruf perempuan sebesar 84,05%, lebih rendah
dibandingkan laki-laki (92,67%). Rata-rata lama sekolah
perempuan sebesar 5,31 tahun, juga lebih rendah
dibandingkan laki-laki (6,73 tahun). Begitu pula sumbangan
pendapatan perempuan pada tahun 2010 sebesar 22,17%
juga lebih rendah dibandingkan laki-laki (77,83%).
Secara umum pencapaian standar pelayanan minimal
(SPM) dalam penanganan kekerasan terhadap perempuan
dan anak korban kekerasan belum optimal. Kesiapan unsur-
unsur kelembagaan penanganan korban kekerasan maupun
kemampuan SDM dalam pelayanan terhadap Korban
kekerasan masih rendah. Perlindungan anak di Kabupaten
Brebes menunjukkan kinerja yang baik, terlihat dari
beberapa langkah kemajuan penyelenggaraan Kabupaten
Layak Anak di Kabupaten Brebes. Kabupaten Brebes telah
dilakukan Launching Kabupaten Brebes Menuju Kabupaten
Layak Anak. Telah dilaksanakan pula sosialisasi KLA ke
seluruh lapisan masyarakat, dan pengembangan rintisan
desa layak anak di 50 dari 297 desa intervensi kesehatan dan
pendidikan. Di Kabupaten Brebes juga terdapat Pusat
Pelayanan Terpadu Korban Kekerasan Terhadap Perempuan
dan Anak “TIARA”.

3.3.5 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


TFR (Total Fertility Rate) atau Angka Kelahiran Total
Kabupaten Brebes Tahun 2011 artinya kemampuan
perempuan melahirkan dalam masa peroide adalah sebesar
2,6 artinya perempuan Kabupaten Brebes memiliki

40
kemampuan melahirkan lebih dari 2 kali. Melihat tidak
adanya penurunan TFR ini memiliki pengertian bahwa PUS
belum mengikuti program keluarga berencana. Hal ini dapat
dilihat dari kurangnya cakupan peserta KB aktif, tingginya
DO KB, dan tingginya unmetneed.
Tingkat kualitas pelayanan KB di Kabupaten Brebes
dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti: cakupan PUS
yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmetneed) KB;
persentase Drop Out (DO) KB; dan cakupan penyediaan alat
dan obat kontrasepsi untuk memenuhi permintaan
masyarakat. Persentase Drop Out KB di Kabupaten Brebes
masih cukup tinggi, yaitu sebesar 10,61% pada tahun 2011,
sampai Bulan Juni 2012 DO KB sebesar 4,28%. Cakupan
PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmetneed) KB di
Kabupaten Brebes juga masih tinggi, yaitu sebesar 12,05%
pada bulan juni 2012, lebih tinggi dibandingkan target SPM
yang harus dicapai pada tahun 2014 sebesar 5%.
Menurut data dari BKBPP Kabupaten Brebes selama
tahun 2014 terjadi penurunan jumlah peserta KB aktif baik
laki laki maupun perempuan bila dibandingkan dengan
kondisi tahun 2013 . Jumlah peserta KB aktif laki laki
pada tahun 2013 mencapai 10.186 jiwa turun menjadi 9.631
jiwa sedangkan untuk perempuan dari angka 317.589 jiwa
menjadi 306.240 jiwa. Rata rata penurunan berkisar antara 3
s/d 6 %.
Penurunan peserta KB aktif ini di perkirakan adanya
kemungkinan pencatatan ganda pada peserta KB pada tahun
2013 , dikarenakan para peserta KB ada yang mendatangi
lebih dari satu bidan. Ketika diadakan penghitungan ulang
pada tahun 2014 untuk nama nama yang ganda akhirnya
dihapus, sehingga berakhibat pengurangan pada jumlah total
peseta KB aktif pada tahun 2014. Disamping itu adanya
beberapa peserta yang Drop Out dan yang megalami

41
menopause pada tahun 2014 sehingga tidak tercatat lagi
sebagai peserta KB aktif.
Sedang untuk jumlah peserta KB Baru walaupun secara
angka capaian dengan membandingkan capaian tahun
sebelumnya (2013) mengalami penurunan namun
sesungguhnya secara target untuk capaian tahun 2014 telah
melampau Permintaan Perkiraan Masyarakat (PPM) yang
telah ditetapkan. Pada tahun 2013 untuk PPM akseptor KB
Baru mencapai 65.302 jiwa berhasil direalisasi melebihi
PPM yaitu sebesar 75.032 jiwa (114,11%) sementara untuk
tahun 2014 penetapan PPM sebesar 42.732 jiwa berhasil
direalisasi melampau PPM sebesar 52.173 jiwa (122,09%).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prosentase capaian
PPM untuk akseptor KB Baru pada tahun 2014 terjadi
peningkatan 7.98 % bila dibandingkan dengan capaian tahun
2013.
Jumlah Pasangan Usia subur pada tahun 2014
mengalami peningkatan yaitu mencapai angka 394.624
pasang , sedangkan tahun 2013 sebesar 386.547 pasang.
Sedangkan jumlah pasangan usia subur (PUS) ber KB pada
tahun 2013 mencapai 327.775 pasang sedangkan tahun
2014 mengalami penurunan sebesar 3.67 % yaitu menjadi
315.871 prosentase. Prosentase PUS ber KB terhadap
jumlah PUS pada tahun 2014 mencapai 85 % sedangkan
tahun 2014 menurun menjadi 80 %.

3.3.6 Sosial
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
merupakan istilah yang dipakai untuk orang-orang yang
memiliki masalah dalam pemenuhan kebutuhan material,
spiritual dan sosial untuk hidup layak. Salah satu upaya
mengatasi permasalahan yang dihadapi PMKS, yaitu dengan
mendirikan sarana sosial, sehingga PMKS bisa memenuhi

42
kebutuhan hidup secara layak. Berdasarkan data Survey
Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) periode 2009-2013
diperoleh informasi bahwa jumlah penduduk usia kerja di
Kabupaten Brebes tahun 2013 di Kabupaten Brebes
mencapai 1.238.178 jiwa yang terdiri atas angkatan kerja
sebanyak 907.226 jiwa dan bukan angkatan kerja 330.952
jiwa. Sedangkan untuk Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) mencapai 90.5% dan Tingkat Pengangguran Terbuka
mencapai 9.5%.
TPAK Kabupaten Brebes dalam kurun waktu lima tahun
(2009 s/d 2013) mengalami fluktuasi yang cukup berarti
setelah mencapai puncak pada tahu 2011 yaitu sebesar
93.4% selanjutnya mengalami penurunan pada tahun tahun
berikutnya. Kebalikan dengan TPAK, maka pada tahun
tersebut terjadi penurunan angka pengangguran yang
mencapai 6.6% selanjutnya mengalami kenaikan pada
tahun-tahun berikutnya.
Menurut Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Brebes data tahun 2014 untuk jumlah pencari
kerja yang mendaftar mencapai 9447 orang mengalami
peningkatan bila dibandingkan kondisi tahun 2013 yang
hanya mencapai 5857 orang. Untuk jumlah tenaga kerja
yang bekerja pada PMDN mencapai 12.549 orang dan untuk
Tenaga Kerja Indonesia di luar Negeri yang berasal dari
Kabupaten Brebes mencapai 1.325 orang yang terdiri dari
1.140 wanita dan 185 pria.
Untuk kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), UMR
atau kasus buruh, data dari Dinsosnaker menunjukan
selama tahun 2014 terdapat 1 kasus PHK yang dilaporkan
yang terjadi di wilayah kecamatan Bumiayu. Kasus PHK
memang sangat jarang terjadi di Kabupaten Brebes, hal ini
dikarenakan di Kabupaten Brebes belum ada industri skala

43
besar dengan jumlah tenaga mencapai kerja mencapai ribuan
karyawan
Partisipasi perusahaan terhadap jaminan keselamatan
dan kesehatan para pekerja di Kabupaten Brebes masih
tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan oleh Angka Partisipasi
Perusahaan/Pekerja terhadap Asuransi Tenaga Kerja masih
49 %. Sementara itu untuk upah minimum regional perbulan
di Kabupaten Brebes mengalami peningkatan dari 859 ribu
perbulan menjadi 1 juta perbulan.

3.3.7 Ketenagakerjaan
Berdasarkan data Survey Angkatan Kerja Nasional
(SAKERNAS) periode 2009-2013 diperoleh informasi bahwa
jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Brebes tahun
2013 di Kabupaten Brebes mencapai 1.238.178 jiwa yang
terdiri atas angkatan kerja sebanyak 907.226 jiwa dan
bukan angkatan kerja 330.952 jiwa. Sedangkan untuk
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 90.5%
dan Tingkat Pengangguran Terbuka mencapai 9.5%.
TPAK Kabupaten Brebes dalam kurun waktu lima tahun
(2009 s/d 2013) mengalami fluktuasi yang cukup berarti
setelah mencapai puncak pada tahu 2011 yaitu sebesar
93.4% selanjutnya mengalami penurunan pada tahun tahun
berikutnya. Kebalikan dengan TPAK, maka pada tahun
tersebut terjadi penurunan angka pengangguran yang
mencapai 6.6% selanjutnya mengalami kenaikan pada
tahun-tahun berikutnya.
Menurut Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Brebes data tahun 2014 untuk jumlah pencari
kerja yang mendaftar mencapai 9447 orang mengalami
peningkatan bila dibandingkan kondisi tahun 2013 yang
hanya mencapai 5857 orang. Untuk jumlah tenaga kerja
yang bekerja pada PMDN mencapai 12.549 orang dan untuk

44
Tenaga Kerja Indonesia di luar Negeri yang berasal dari
Kabupaten Brebes mencapai 1.325 orang yang terdiri dari
1.140 wanita dan 185 pria.
Untuk kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), UMR
atau kasus buruh, data dari Dinsosnaker menunjukan
selama tahun 2014 terdapat 1 kasus PHK yang dilaporkan
yang terjadi di wilayah kecamatan Bumiayu. Kasus PHK
memang sangat jarang terjadi di Kabupaten Brebes, hal ini
dikarenakan di Kabupaten Brebes belum ada industri skala
besar dengan jumlah tenaga mencapai kerja mencapai ribuan
karyawan
Partisipasi perusahaan terhadap jaminan keselamatan
dan kesehatan para pekerja di Kabupaten Brebes masih
tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan oleh Angka Partisipasi
Perusahaan/Pekerja terhadap Asuransi Tenaga Kerja masih
49 %. Sementara itu untuk upah minimum regional perbulan
di Kabupaten Brebes mengalami peningkatan dari 859 ribu
perbulan menjadi 1 juta perbulan.

3.3.8 Kebudayaan
Kabupaten Brebes dalam proses pembangunan juga
memandang bahwa faktor-faktor budaya dapat dijadikan
sebagai modal dalam proses pembangunan. Kesenian
merupakan salah satu peninggalan kebudayaan yang ada di
Kabupaten Brebes. Kesenian yang berkembang di Kabupaten
Brebes banyak dipengaruhi oleh beberapa unsur budaya
daerah, seperi pengaruh budaya sunda, Banyumasan,
Cirebonan dan juga pesisiran. Beberapa kesenian yang
berkembang di Kabupaten Brebes antara lain, Wayang Golek,
Wayang Kulit, Buroq/Orkes Melayu, Sintren, Kuda Lumping,
Rebana dan Kuntulan, Singa deprok, Kuda renggong, Digul,
Tek-tek, Kecapi Suling, Umbul, dan Ronggeng. Kesenian
tersebut diselenggarakan oleh pemerintah daerah Kabupaten

45
Brebes karena masuk kedalam agenda festival seni tahunan
dan dilaksanakan dalam beberapa peringatan hari besar di
Kabupaten Brebes seperti Peringatan Hari Jadi Kabupaten
Brebes serta beberapa kegiatan lainnya.
Kegiatan berkesenian di Kabupaten Brebes mengalami
peningkatan, tergambarkan dari jumlah Penyelenggaraan
Festival seni dan budaya, pada tahun 2012 dilaksanakan
sebanyak 6 kali. Maksud dan tujuan dari kegiatan festival ini
adalah untuk meningkatkan dan melestarikan budaya
kesenian yang ada di kabupaten Brebes. Ketersediaan sarana
dan prasarana berkesenian bagi masyarakat tergambarkan
dari indikator jumlah sarana penyelenggaraan seni dan
budaya dengan capaian tidak mengalami perubahan dalam
kurun waktu tahun 2008-2012. Peningkatan apresiasi
masyarakat terhadap kebudayaan daerah tergambarkan dari
jumlah grup kesenian tradisional, dan jumlah seniman.
Kedua indikator tersebut menunjukkan kinerja yang positif
sesuai target dalam RPJMD Kabupaten Brebes tahun 2008-
2012.

3.3.9 Kepemudaan dan Olahraga


Jumlah organisasi pemuda di Kabupaten Brebes pada
tahun 2012 sebanyak 18 organisasi pemuda, sedangkan
organisasi pemuda dibawah koordinasi Komite Nasional
Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Brebes sebanyak 23
organisasi. Jumlah organisasi pemuda di Kabupaten Brebes
pada tahun 2014 sebanyak 18 organisasi pemuda,
sedangkan organisasi pemuda dibawah koordinasi Komite
Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Brebes
sebanyak 23 organisasi. Pada bidang olahraga jumlah klub
olahraga sampai tahun 2014 setelah diadakan penghitungan
ulang oleh Disbudpora Kabupaten Brebes mencapai 588 klub
sementara pada tahun 2013 hanya 40 klub.

46
Prestasi olahraga di Kabupaten Brebes yang telah
dicapai adalah peningkatan peringkat pada Pekan Olahraga
Tingkat Provinsi ( Porprov ) tahun 2013 di Banyumas yaitu
berhasil mencapai peringkat 21 dengan perolehan medali
sebanyak 26 keping yang terdiri dari 5 emas, 8 perak dan 13
perunggu. Sementara pada PORPROV tahun 2009 di Solo,
peringkat Kabubupaten Brebes menempati urutan ke 28.
Walaupun telah terjadi peningkatan prestasi, secara
umum prestasi olahraga Kabupaten Brebes tentunya perlu
terus didorong, diantaranya melalui pemberian reward
(penghargaan) bagi atlet berprestasi agar mereka semangat
dalam menorehkan prestasi di berbagai pertandingan
olahraga di tingkat provinsi maupun nasional. Diperlukan
pembinaan olahraga secara konsisten dan berkelanjutan agar
organisasi olahraga dapat tetap eksis, dan prestasi olahraga
para atlet dari Kabupaten Brebes semakin meningkat.
Sedangkan untuk sarana dan prasarana olahraga
masih diperlukan peningkatan baik jumlah maupun
kualitasnya. Sarana yang tersedia berupa 1 unit gelangang
olahraga dan 145 unit lapangan olahraga dan 42 gedung
yang difungsikan untuk kegiatan olah raga yang tersebar di
seluruh kecamatan di Kabupaten Brebes terdapat 42 gedung
olah raga yang tersebar diseluruh wilayah kecamatan baik
yang dibangun oleh Pemkab Brebes maupun swadaya
masyarakat.
Beberapa fasilitas olah raga lain yang disediakan oleh
Pemerintah Kabupaten Brebes untuk mendukung berbagai
aktivitas olah raga masyarakat diantaranya berupa Kolam
Renang Tirta Kencana, Stadion Karang Birahi dan GOR
Sasana Adhi Karsa.

47
3. 4 Kondisi Umum Ekonomi
3.4.1 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi
PDRB menunjukkan kemampuan sumber daya
ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Produk
domestik regional Bruto Kabupaten Brebes baik Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas Dasar Harga Konstan
tahun 2000 (ADHK) menunjukkan peningkatan. Menurut
data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes, capaian
PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Brebes mencapai
Rp.6.390.184,050.000,- dengan tingkat pertumbuhan
sebesar 5.06 persen. Sementara pada tahun sebelumnya
mencapai Rp.6.082.267.390.000,- dengan angka
pertumbuhan sebesar 5.21 persen. Walaupun laju
pertumbuhan pada tahun 2013 mengalami perlambatan,
namun secara riil kondisi sektor sektor perekonomian di
kabupaten Brebes tetap mengalami perkembangan/
kenaikan. Hanya saja laju pertumbuhannya tidak secepat
kondisi tahun 2012.
Dalam skala provinsi laju pertumbuhan ekonomi
berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten
Brebes tahun 2013 masih di bawah laju pertumbuhan
ekonomi Provinsi yang mencapai 5.81 %. Sedangkan bila
dibandingkan dengan Kabupaten/kota yang ada di Jawa
Tengah, menempati urutan yang ke 22. Capaian tertinggi di
capai oleh Kota Semarang dengan tingkat petumbuhan
mencapai 6.20 %.

48
Tabel 3.3. Perkembangan PDRB Kabupaten Brebes berdasarkan
harga konstan Tahun 2009-2013

Pertumbuhan
Tahun PDRB (Milyar)
Ekonomi (%)
2012 6,082.26 5,21
2013 6,390.18 5,06
Sumber: BPS dalam RKPD tahun 2016 Kabupaten Brebes

Untuk pertumbuhan per sektor, capaian laju pertumbuhan


tertinggi dicapai oleh sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan yaitu sebesar 11,86 persen sebaliknya yang
terendah adalah sektor pertanian yaitu sebesar 2.02 %. Ini
menunjukkan bahwa sektor tersier di Kabupaten Brebes
mulai menggeliat sementara sektor primer dalam kondisi
yang relatif stabil.

Tabel 3.4. Pertumbuhan per Sektor Ekonomi Kabupaten Brebes


Tahun 2013

Sektor Ekonomi PDRB (Juta)Laju


Pertumbuhan
Pertanian 3.141.965,92 2,02
Pertmbangan dan Penggalian 85.808,80 6,33
Industri Pengolahan 863.235,78 8,09
Listrik, gas dan air bersih 65.350,65 8,75
Bangunan 133.983,34 8,01
Perdagangan/hotel/restoran 1.381.169,29 8,55
Pengangkutan dan komunikasi 198.467,42 7,14
Keuangan/Sewa/Jasa Perusahaan 206.641,66 11,86
Jasa-jasa 313.566,19 5,64
Sumber: BPS dalam RKPD Tahun 2016 Kabupaten Brebes

3.4.2 Inflasi
Perkembangan harga-harga aneka barang dan jasa selama
tahun 2014 di Kabupaten Brebes secara umum
menunjukkan adanya kenaikan dibandingkan pada tahun
yang lalu.Keadaan seperti ini tidak terlepas dari pengaruh
berbagai kebijakan yang dikeluarkan baik oleh Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah. Kebijakan yang
berpengaruh terhadap inflasi di Kabupaten Brebes antara

49
lain disebabkan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak
(BBM) pada Tahun 2014 tepatnya pada bulan November
2014. Naiknya harga komoditas premium dari 6.500 rupiah
menjadi 8.500 rupiah dan bahan bakar solar dari 6.500
rupiah menjadi 7.500 rupiah per liternya sangat berdampak
terhadap naiknya harga barang dan jasa lainnya khususnya
kebutuhan masyarakat banyak, sehingga memberikan andil
terhadap laju inflasi.
Bila dibandingkan dengan kondisi inflasi baik nasional
maupun provinsi, maka tingkat inflasi di Kabupaten Brebes
masih berada dibawahnya. Untuk tingkat nasional angka
inflasi mencapai 8.36 persen dan Provinsi Jawa Tengah
mencapai 8.22 persen. Bila dibandingkan dengan kota-kota
di Pulau Jawa inflasi tahun kalender 2014 di kota Brebes
terkecil kedua setelah Yogyakarta yaitu 5.65 persen, sedang
kota-kota lain di Pulau Jawa mempunyai inflasi lebih tinggi
dari kota Brebes yaitu : DKI Jakarta 8.60, Bogor 6.37 persen,
Sukabumi 7.69 persen, Bandung 6.92 persen, Cirebon 6.53
persen , Bekasi 6.76 persen, Depok 7.18 persen,
Tasikmalaya 6.98 persen, Purwokerto 7.09 persen, Surakarta
8.01 persen, Semarang 8.53 persen, Tegal 6.89 persen,
Jember 7.13 persen, Sumenep 7.51 persen, Kediri 6.49
persen, Malang 7.83 persen, Probolinggo 6.68 persen,
Probolinggo 6.68 persen, Madiun 7.15 persen, Surabaya 7.24
%, serang 10.18%, Tangerang 8.75% dan Cilegon 8.81 %.
Inflasi Kabupaten sebesar 6.20 persen tersebut terjadi
karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh
kenaikan indeks pada semua kelompok barang dan jasa.
Inflasi pada kelompok barang dan jasa dimaksud adalah
kelompok bahan makanan sebesar han makanan sebesar
14.42 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan
tembakau 1.88 persen; kelompok perumahan, air, listrik,
gas, dan bahan bakar sebesar 3.35 persen; kelompok

50
sandang 5.93 persen; kelompok kesehatan 4.80 persen;
kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 5.46 persendan
kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar
10.98 persen.

3.4.3 PDRB per Kapita


PDRB perkapita sebagai indikator yang lebih
merepresentasikan tingkat kemakmuran masyarakat dalam
beberapa tahun juga selalu mengalami kenaikan meskipun
fluktuatif. Dengan jumlah penduduk pertengahan
Kabupaten Brebes pada tahun 2013 sebesar 1.760.422 jiwa,
maka PDRB per kapita atas dasar harga berlaku meningkat
11.11 persen dari 10.33 juta pada tahun 2012 menjadi 11.47
juta pada tahun 2013. Perkembangan PDRB perkapita
Kabupaten Brebes dapat dilihat berdasarkan PDRB atas
dasar harga berlaku pada tabel dibawah ini

Tabel 3.5. Perkembangan Pendapatan Perkapita kabupaten


brebes Berdasarkan PDRB atas Dasar Harga Berlaku

TAHUN 2012 2013

PDRB PERKAPITA 10.327.499 11.474.440

Pertumbuhan 8.5% 11.11 %

Sumber: RKPD Kabupaten Brebes, 2016

3.4.4 Ketahanan Pangan


Ketersediaan pangan utama di Kabupaten Brebes
tergolong baik. Sampai dengan tahun 2012, dari sebanyak 14
jenis bahan pangan utama, sebanyak 9 jenis bahan pangan
mengalami surplus yaitu beras (134.888 ton), jagung (78.566
ton), ubi kayu (3.756 ton), kacang hijau (1.113 ton), bawang
merah (214.536 ton), cabe merah (8.104 ton), gula (715 ton),
telur (16.482 ton) dan ikan (6.875 ton). Sementara itu
sebanyak 6 jenis bahan pangan utama lainnya seperti

51
kedelai, kacang tanah, ubi jalar, kacang hijau, daging sapi,
dan susu masih mengalami kekurangan (defisit), sehingga
memiliki ketergantungan dengan produksi daerah lain.
Beberapa komoditas seperti kedelai, kacang tanah, dan ubi
jalar mengalami kekurangan stok dipengaruhi oleh
keengganan petani untuk menanam komoditas tersebut
karena dipandang kurang menguntungkan bagi petani
dengan harga jual yang rendah. Untuk komoditas kedelai
kurang laku dipasaran karena banyaknya kedelai impor
dengan kualitas yang lebih baik.
Ketersediaan pangan utama di Kabupaten Brebes
tergolong baik. Sampai dengan tahun 2014 , dari sebanyak
14 jenis bahan pangan utama, sebanyak 7 jenis bahan
pangan mengalami surplus yaitu beras, jagung, ubi kayu,
bawang merah, cabe merah, daging dan telur. Sementara ubi
jalar, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, gula, susu dan
ikan mengalami minus persediaan.
Surplus beras di Kabupaten Brebes pada tahun 2014
sebanyak 181.960,74 ton, surplus jagung sebanyak 54.913
ton, surplus ubi kayu sebanyak 10.518 ton, surplus bawang
merah sebanyak 273.434 ton, surplus cabe merah
sebanyak 6.262 ton, surplus daging 656,46 ton dan telur
sebanyak 10.432 ton.

52
3.5. Kondisi Pemerintahan Umum
3.5.1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan
Persandian

Penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan pada UU


No. 32 tahun 2004 juncto UU No. 12 tahun 2008 tentang
Pemerintahan Daerah, UU No. 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah
serta Peraturan Pemerintah (PP) No. 38 tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota. Berdasarkan peraturan tersebut diketahui
Kabupaten Brebes melaksanakan sebanyak 26 urusan wajib dan
8 urusan pilihan. Selain itu pemerintah daerah juga
melaksanakan urusan dekonsentrasi dan tugas pembantuan dari
Pemerintah Pusat untuk dilaksanakan dengan penuh
tanggungjawab.
Penyelenggaraan 34 urusan kewenangan setiap tahun
dilaporkan kepada pemerintah provinsi dan pusat serta
masyarakat dalam bentuk Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (LPPD), Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban dan Akhir Masa jabatan (LKPJ dan AMJ)
dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(LPPD) sebagaimana diatur dalam PP No. 3 tahun 2007 tentang
Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat.
Program penataan peraturan perundangan di Kabupaten
Brebes dilaksanakan melalui penetapan Peraturan Daerah
(Perda) dan Peraturan Bupati (Perbup) baru, dalam rangka

53
meningkatkan pelayanan publik, menjamin kepastian hukum
dari tahun 2008 – 2012 telah diterbitkan Perda dan Perbup.

3.5.2. Statistik

Statistik menurut Undang-undang nomor 16 Tahun 2007


adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan,
pengolahan, penyajian, dan analisis serta sebagai sistem yang
mengatur keterkaitan antar unsur dalam penyelenggaraan
statistik. Dalam pemanfaatannya, statistik dibagi menjadi 3
kategori, yaitu: 1) statistik dasar, 2) statistik sektoral, 3) statistik
khusus. Upaya penyediaan, penyebarluasan data serta upaya
pengembangan ilmu statistik memiliki peranan yang cukup
signifikan terhadap Kegiatan perencanaan pembangunan dimana
keterkaitan keputusan terhadap suatu kebijakan, program, dan
kegiatan sangat bergantung kepada ketersediaan data.
Beberapa dokumen statistik yang disusun oleh Badan Pusat
Statistik yang bekerjasama dengan pemerintah daerah
Kabupaten Brebes antara lain, Brebes Dalam Angka, Kecamatan
Dalam Angka, PDRB, IHK dan inflasi. Adapun Pemerintah
Daerah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) juga menyusun data statistik yaitu profil daerah yang
menggambarkan capaian pembangunan berdasarkan 8 jenis
kelompok data, meliputi: 1) data umum, 2) sosial budaya, 3)
sumberdaya alam, 4) infrastruktur, 5) Industri, perdagangan,
lembaga keuangan, koperasi, usaha, dan investasi, 6) ekonomi
dan keuangan, 7) Politik, hukum dan keamanan, serta 8)
Insidensial.
Penyusunan data statistik menurut pasal 2 huruf c Undang-
undang Nomor 16 tahun 2007 tentang Statistik, harus menganut
asas kemutakhiran dimana dalam penjelasannya menyatakan
bahwa data yang tersaji harus dapat menggambarkan fenomena
dan atau perubahan menurut keadaan yang terbaru. Oleh

54
karena itu, pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis
data statistik harus senantiasa diupayakan secara terus
menerus, berkesinambungan, dan runtun waktu. Dalam
pelaksanaannya, data statistik yang disajikan oleh pemerintah
masih mengalami keterlambatan sebanyak 2 tahun dari tahun
perencanaan. Disamping itu, masih terdapat overlapping data
capaian antar institusi yang berwenang melakukan kegiatan
pendataan statistik. Keadaan ini muncul akibat dari belum
optimalnya koordinasi SKPD dalam menentukan kriteria serta
metode pelaksanaan pengumpulan data.
Jenis data statistik yang dimiliki oleh Kabupaten Brebes dan
disusun setiap tahun adalah Brebes dalam angka, Kecamatan
dalam angka, PDRB, IHK dan Inflasi, dan profil daerah. Berbagai
jenis data statistik tersebut digunakan oleh berbagai pihak, baik
pemerintah, swasta maupun masyarakat dalam mengkaji
kemajuan pembangunan di Kabupaten Brebes.

3.5.3. Kearsipan
Pengertian arsip menurut PP No. 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam
berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima
oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan,
perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan,
perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Sebagai salah satu unsur penunjang dalam pelaksanan
kegiatan pembangunan, keberadaan arsip dalam pemerintah
memegang peranan penting. Arsip digunakan sebagai sumber
informasi, acuan serta bahan pertanggungjawaban dari
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. Selain
itu, keberadaan arsip serta keterbukaan akses masyarakat

55
terhadap kearsipan dapat dijadikan sebagai tolok ukur bagi
pemerintah dalam menjalankan system pemerintahan yang
akuntabel.
Capaian kinerja dalam pengelolaan arsip secara baku pada
tingkat desa/kelurahan pada kurun waktu 2008-2012 sudah
mencapai 285 kelurahan/desa (96%) dari total 297
kelurahan/desa yang ada. Pengelolaan arsip secara baku
tersebut ditunjang dengan peningkatan kapasitas SDM pengelola
kearsipan yang mencapai 262 orang pada kurun waktu 2008-
2012. Peningkatan kapasitas SDM pengelola kearsipan bertujuan
untuk meningkatkan keahlian, keterampilan, dan kompetensi
serta menciptakaan kesamaan visi dan misi dari SDM bidang
kearsipan. Lingkup pembinaan kearsipan tersebut meliputi, 1)
koordinasi penyelenggaran kearsipan, 2) penyusunan pedoman
kearsipan, bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan
kearsipan, 3) sosialisasi kearsipan, 4) pendidikan dan pelatihan
kearsipan, dan 5) perencanaan, pemantauan dan evaluasi.
Jumlah SDM yang mendapatkan pelatihan pengelolaan
kearsipan pada kurun waktu 2010-2012 menurun dibandingkan
dengan jumlah pada tahun 2008. Pada tahun 2008 jumlah SDM
yang mendapatkan pelatihan pengelolaan arsip mencapai 94
orang dan pada tahun 2012 jumlahnya menurun menjadi 40
orang.
Pelaksanaan akuisisi arsip oleh Kantor Kearsipan dan
Perpustakaan Kabupaten Brebes hingga tahun 2012 telah
mencakup 36 SKPD dengan total arsip sebanyak 9.729 arsip
yang telah dialih-mediakan menjadi arsip tekstual, kartugrafi,
dan foto. Sesuai dengan PP No 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan, pengalih-mediaan arsip diperbolehkan selama
mengikuti prosedur yang berlaku. Pengalih-mediaan arsip ini
dilakukan dalam rangka preservasi kearsipan serta
mempermudah bagi lembaga kearsipan untuk memanfaatkan,

56
mendayagunakan dan melakukan pelayanan publik terkait
dengan kearsipan.
Capaian indikator kinerja utama kearsipan di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes sampai tahun 2014 pada
pengelolaan arsip secara baku telah mencangkup 54 SKPD
sementara untuk desa dan kelurahan telah mencangkup 55
desa/kelurahan. Untuk peningkatan SDM pengelola kearsipan
mencapai 100 tenaga yang mendapatkan pelatihan kearsipan.
Sedangkan untuk jumlah arsip yang disimpan meliputi arsip
tekstual 18.144, Kartografi 28 dan foto 161 lembar.

3.5.4. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah proses
kegiatan pembangunan dalam rangka meningkatkan kapasitas
masyarakat desa, dengan pemberdayaan masyarakat desa
diharapkan dapat terwujud masyarakat desa yang berdaya dari
aspek kualitas SDM, berdaya dari aspek ekonomi dan berdaya
dari aspek lingkungan yang berkualitas. Dengan 3 aspek
tersebut terwujud dapat tumbuh kemandirian masyarakat desa
dalam menggali potensi untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya.
Pelaksanaan pembangunan urusan pemberdayaan
masyarakat desa bertumpu pada beberapa tujuan
yaitu:1).Meningkatkan keberdayaan masyarakat desa,
2).Mengembangkan lembaga-lembaga ekonomi desa,
3).Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan
sarana prasarana prasana wilayah, proses kelurahan dan
institusi kemasyarakatan lainnya agar mampu mengidentifikasi
permasalahan dan potensi masyarakat yang ada dan mampu
mempengaruhi proses pengambilan keputusan, baik dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan publik,
serta mampu menjawab permasalahan yang berkembang dalam
lingkungannya. 4). meningkatkan kapasitas aparatur

57
pemerintahan desa dan 5). Meningkatkan peran serta
perempuan kegiatan usaha ekonomi profuktif dan dalam
pelaksanaan pembangunan desa.
Berdasarkan capaian target pembangunan pemberdayaan
masyarakat tahun 2008 – 2012, maka dapat diketahui indikator
kelembagaan perekonomian di desa yang meliputi jumlah unit
kegiatan ekonomi desa simpan pinjam (UED-SP) dan jumlah
BKM/LKM menunjukkan bahwa jumlah UED-SP selama kurun
waktu tahun 2008-2012 tidak mengalami penigkatan yaitu tetap
sejumlah 21 UED-SP demikian halnya jumlah BKM/LKM tidak
ada peningkatan yaitu tetap sebanyak 38 BKM/LKM. Capaian
indikator kelembagaan perekonomian di desa ini lebih rendah
dari target RPJMD, yaitu meningkat. Keberadaan usaha ekonomi
desa simpan pinjam dan BKM/LKM ini sangat dipengaruhi
aktivitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perdesaan yang ada di Kabupaten Brebes.
Dikaji dari indikator keaktifan PKK dan keaktifan Posyandu
dapat diketahui bahwa keaktifan PKK capaian kinerja tiap tahun
meningkat sedangkan untuk jumlah Posyandu pada tahun 2010
jumlah Posyandu menurun 50 posyandu apabila dibandingkan
dengan jumlah Posyandu tahun sebelum dan sesudahnya.
Selanjutnya indikator peningkatan dan kelancaran pelaksanaan
Alokasi Dana Desa (ADD) target capaian kinerja menunjukkan
penurunan. Hal ini terbukti pada tahun 2008 jumlah ADD
sebesar 26 milya, pada tahun 2009 dan 2010 turun menjadi 16
milyar dan pada tahun 2011 meningkat lagi menjadi 17,9 milyar.
Selanjutnya terkait dengan peran serta masyarakat dalam
kegiatan pembangunan terutama dalam kegiatan perencanaan
belum berjalan sesuai yang diharapkan, hal ini dikarenakan
dominasi elit-elit desa masih kuat sehingga akses masyarakat
dalam kegiatan perencanaan masih sangat rendah.

58
3.5.5. Perpustakaan
Menurut Undang-undang nomor 43 Tahun 2007,
perpustakaan adalah sebuah wahana pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi dan rekreasi untuk meningkatkan
kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Perpustakaan bertujuan
untuk memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan
kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan
pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ketersediaan perpustakaan di Kabupaten Brebes
menunjukkan perkembangan ke arah positif selama kurun
waktu 2008-2012. Jumlah perpustakaan di Kabupaten Brebes
pada tahun 2008 sebanyak 150 unit naik menjadi 211 unit pada
tahun 2012 atau bertambah sebanyak 61 unit selama kurun
waktu 5 tahun terakhir. Perpustakaan tersebut terdiri dari
perpustakaan daerah 2 unit, perpustakaan keliling 2 unit,
perpustakaan sekolah 198 unit, dan perpustakaan rumah
ibadah sebanyak 9 unit.
Jumlah perpustakaan di Kabupaten Brebes pada tahun 2014
mencapai 236 unit. Selama tahun 2014 terjadi penurunan
jumlah anggota perpustakaan sebesar 8.02 % dari jumlah
anggota tahun 2013. yang semula 3803 anggota menjadi 3495
anggota. Penurunan terjadi pada keanggotaan Perpustakaan
Umum Kabupaten yang semula 881 anggota menjadi 573
anggota sementara keanggotaan pada perpustakaan keliling
tetap. Namun demikian untuk jumlah pengunjung di
perpustakaan umum justru terjadi peningkatan sebesar sebesar
27,2% sedangkan diperpustakaan keliling mengalami penurunan
yang cukup dratis yaitu sebesar 54,4%.
Hal ini disebabkan menurunnya kesadaran masyarakat akan
arti penting membaca. Selain itu, rendahnya kunjungan
perpustakaan juga diakibatkan oleh perkembangan teknologi
informasi yang menjadikan transfer pengetahuan beralih kepada

59
penggunaan Information and Communication Technology (ICT)
oleh masyarakat.
Untuk mengantisipasi menurunnya jumlah keanggotaan dan
tingkat kunjungan maka Pemerintah Daerah, melalui Kantor
Data Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Brebes mencoba
menjembatani kesenjangan tersebut dengan meningkatkan
koleksi perpustakaan umum dan keliling yang mencapai 26.280
buku, meningkat 9.2 % dari jumlah koleksi tahun 2013 yang
mencapai 23.866 buku.

3.5.6. Pertanahan
Pembangunan urusan pertanahan mencakup administrasi
pertanahan, penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah, penyelesaian konflik-konflik pertanahan,
dan pengembangan sistem informasi pertanahan. Pembangunan
pertanahan diarahkan untuk menjamin kepastian hukum akan
penggunaan tanah untuk berbagai kepentingan, baik yang
bersifat kepentingan pribadi, keperluan usaha, maupun
kepentingan masyarakat umum.
Jumlah tanah yang disertifikatkan di wilayah Kabupaten
Brebes menurut Data BPN Kabupaten Brebes selama tahun
2014 mencapai 5.580 buah hak milik, 802 buah hak Guna
Bangunan dan 43 buah hak pakai Jumlah sertifikat hak milik
yang diproses sebagian besar berada di wilayah kecamatan Kec.
Wanasari yaitu mencapai 1.148 buah sedangkan untuk hak
guna bangunan sebagian besar berada di kec. Brebes yaitu
sebanyak 203 buah.
Beberapa permasalahan berkaitan dengan pertanahan
diantaranya adalah masalah tanah timbul di wilayah pantai.
Munculnya "tanah timbul" tersebut sering menjadi pemicu
perselisihan antar warga yang mengincar dan ingin memiliki
tanah tersebut. Bahkan tidak jarang, kawasan yang masih
berupa pantai dan masih tergenang sebagai kawasan laut pun

60
sudah dipatok dan dikavling oleh warga karena diyakini suatu
saat akan berubah menjadi daratan.

3.6. Kondisi Umum Prasarana Wilayah


3.6.1 Jalan dan Jembatan
Kondisi jalan kabupaten dalam kondisi baik di Kabupaten
Brebes mengalami peningkatan selama kurun waktu 5 tahun
terakhir (2008-2012). Meskipun demikian masih terdapat jalan
rusak dan rusak berat yang perlu penanganan serius. Tahun
2012 persentase jalan yang rusak ringan sebesar 15%, sedangkan
untuk persentase kondisi jalan rusak berat sebesar 10%.
Sementara itu untuk kondisi jalan poros desa yang mengalami
kerusakan tahun 2012 sebesar 7%.
Hampir 75 % dari seluruh panjang jalan di Kabupaten Brebes
adalah jalan kabupaten yaitu sepanjang 674,84 km, sisanya
adalah jalan negara sepanjang 66.84 km , jalan Provinsi
sepanjang 167,49 km dan jalan desa sepanjang 888,90 km.
Disamping itu di wilayah Brebes utara terdapat jalan tol
sepanjang 12,98 km melintang mulai dari perbatasan Kec.
Losari hingga di desa Pejagan Kec. Tanjung . Jalan tol ini
merupakan bagian dari tol trans jawa yang direncanakan akan
sambung menyambung mulai dari Merak hingga Banyuwangi.
Mulai tahun 2014 diaktifkan kembali untuk menyambung ruas
mulai dari Pejagan hingga Pemalang.
Data DPU Taru tahun 2014 menunjukan bahwa kondisi
jalan di Kabupaten Brebes terbagi dalam tiga tingkatan yaitu jalan
dengan kondisi baik sepanjang 869.30 km, jalan dengan kondisi
sedang 90.55 km, jalan dengan kondisi rusak ringan 271,11 km
dan jalan dengan kondisi rusak berat sepanjang 615.76
Sedangkan panjang jalan berdasarkan fungsi terdiri atas
arteri 66.84 km, kolektor 167.49 km , lokal 1.563,74 km dan jalan
lingkungan sepanjang 268 km. Sementara untuk kondisi jalan

61
yang di hotmix mencapai 581.38 km, Berbatu/ Makadam 596.64
km, Jalan desa beraspal 682.45 km.
Jumlah jembatan yang ada di Kabupaten Brebes sebanyak
504 buah yang menghubungkan antar wilayah kecamatan, antar
desa, antar pedukuhan maupun yang berada dalam wilayah. Total
panjang jembatan yang ada mencapai 6.088,30 km.

3.6.2 Drainase
Kondisi drainase di Kabupaten Brebes mengalami
peningkatan selama 5 tahun terakhir. Tahun 2008 dan 2009
saluran drainase baik sebesar 60%, pada tahun 2010 meningkat
menjadi 65%, selanjutnya pada tahun 2011 dan tahun 2012
meningkat menjadi 70%. Dengan demikian masih terdapat 30%
saluran drainase dalam kondisi rusak. Kondisi drainase yang
mengalami kerusakan disebabkan perawatan yang kurang baik,
sehingga menimbulkan masalah genangan bahkan banjir.
Berdasarkan data dari DPU Taru tahun 2014 panjang total
drainase di Kabupaten Brebes yang tercatat mencapai 74.55 km,
terdapat diseluruh wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten
Brebes. Drainase terpanjang berada di wilayah Kecamatan Brebes
dengan panjang 15,40 km dan Kecamatan Bumiayu dengan
panjang 14.00 km.

3.6.3 Persampahan dan Air Limbah


Penanganan sampah di Kabupaten Brebes mengalami
peningkatan dari tahun 2008-2012 meskipun cakupan
penanganannya masih sangat rendah. Tahun 2008 persentase
sampah yang tertangani sebesar 26,135, tahun 2008 meningkat
menjadi 29,40%. Dalam rangka menunjang pengelolaan sampah,
Kabupaten Brebes memiliki satu Tempat Pengolahan Sampah
Terpadu (TPST).
Pengelolaan limbah cair domestik di daerah perkotaan dan
perdesaan masih sederhana dengan mengandalkan septictank

62
dengan peresapan atau septictank tanpa peresapan atau dengan
cubluk sederhana, tanpa ada pengelolaan limbah padat maupun
cair dalam sistem tersebut. Melalui Program Sanimas (Sanitasi
Berbasis Masyarakat) penanganan air limbah dilakukan dengan
pembangunan MCK++ yang menggabungkan fungsi MCK dan
pengolahan limbah domestik melalui IPAL sederhana dengan
kolam anaerobik dan digester untuk pengolahan limbah padat
yang menghasilkan biogas. Namun demikian cakupannya masih
sangat sedikit. Off site system atau pembuangan dan pengolahan
limbah tinja secara terpusat untuk skala kota belum
diaplikasikan di Kabupaten Brebes.
Berdasarkan data DPU Taru tahun 2014 Jumlah tempat
pembuangan sampah ( TPS ) ada 38 unit tersebar diseluruh
Kecamatan kecuali Kec. Salem dan Bantarkawung. Terbanyak
berada di Kec. Brebes yang mencapai 9 unit. Daya tamping total
mencapai 2.079,00 M3. Sementara tempat pengelolaan akhir
sampah (TPA) baru tersedia 2 unit yaitu berada di Kec. Bumiayu
dan Kec. Brebes .

3.6.4 Sumber Daya Air


Jumlah sumberdaya air di Kabupaten Brebes berupa waduk
dan embung cukup banyak yaitu sebesar 97 waduk/embung.
Meskipun demikian jumlah waduk dan embung yang mengalami
kerusakan sebesar 69 buah atau sebesar 71,14%.

Tabel 3.6. Kondisi Embung/Waduk di Kabupaten Brebes


Tahun 2018-2012
No. Indikator Sat 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah
1. m 97 97 97 97 97
embung/waduk
Jumlah
2. embung/waduk m 18 18 18 18 28
kondisi baik
Jumlah
3. embung/waduk m 79 79 79 79 69
kondisi rusak
4. Presentase % 22,78 22,78 22,78 22,78 28,86

63
embung/waduk
kondisi baik
Sumber: Dinas pengairan, Energi, dan Sumber daya Mineral,
2012

3.6.5 Jaringan Irigasi, Rawa, dan jaringan Pengairan Lainnya


Irigasi di Kabupaten Brebes terbagi atas 3 jenis yaitu saluran
irigasi primer, saluran irigasi sekunder dan saluran irigasi tersier.
Kondisi saluran irigasi dalam kondisi baik tahun 2012 sebesar
40%, sementara sisanya dalam kondisi rusak ringan dan rusak
berat. Untuk kondisi irigasi sekunder dalam kondisi baik sebesar
45%, dan saluran tersier dalam kondisi baik sebesar 30%. Jumlah
bendungan sungai di Kabupaten Brebes sebanyak 2 buah, dengan
kondisi rusak ringan. Sungai di Kabupaten Brebes sebanyak 113
sungai, dengan panjang total mencapai 1.191,21 km.

3.6.6 Perumahan
Pemenuhan kebutuhan perumahan di Kabupaten Brebes
cukup baik, dengan capaian pada tahun 2011 mencapai sebesar
91,25% berdasarkan hasil perhitungan jumlah rumah yang telah
ada di Kabupaten Brebes dengan jumlah keluarga di Kabupaten
Brebes. Capaian tersebut mengalami peningkatan dari tahun
2009 sebesar 89,36%. Penyediaan rumah masih mengalami
kendala terkait ketersediaan lahan untuk perumahan, dan daya
beli masyarakat akan perumahan yang masih rendah sehingga
mempengaruhi kemampuan pengembang dalam penyediaan
perumahan di Kabupaten Brebes.
Jumlah rumah tangga yang telah mendapatkan akses pada
air bersih sebesar 90,08%. Kondisi ini meningkat dibandingkan
dengan tahun sebelumnya 90,54% dan lebih tinggi dibandingkan
dengan target MDGs. Cakupan layanan air bersih perkotaan saat
ini hampir merata di seluruh KK di Kabupaten Brebes kecuali
Kecamatan Songgom, Larangan, Tanjung dan Losari, dengan
cakupan pelayanan air bersih perkotaan sebesar 7,29%. Untuk air
64
bersih perdesaan cakupannya adalah daerah yang tidak
mendapatkan layanan air bersih perkotaan. Hampir semua desa
di Kabupaten Brebes telah terpenuhi air bersihnya baik dengan
sistem mata air permukaan, sumur dangkal maupun sumur
dalam. Cakupan pelayanan air bersih perdesaan mencapai
sebesar 82,71%. Untuk di daerah tengah dan utara Kab. Brebes
saat ini cakupannya masih sangat kecil, di beberapa desa masih
mengandalkan saluran irigasi untuk kegiatan MCK, saat musim
kemarau tidak ada air baku untuk air bersih sehingga harus
didrop oleh tangki PDAM untuk mencukupi kebutuhan air
bersihnya.
Jumlah rumah tangga yang bersanitasi kondisinya masih
berada dibawah target MDGs Nasional. Pada tahun 2011 rumah
tangga bersanitasi baru mencapai 269.978 rumah tangga,
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 262.140
rumah tangga. Sementara itu jumlah rumah tidak layak huni di
kabupaten Brebes mengalami peningkatan tahun 2010 sebesar
89.277 rumah meningkat menjadi 101.381 rumah. Permukiman
kumuh merupakan salah satu hal yang harus mendapatkan
perhatian dari pemerintah Kabupaten Brebes, meskipun
jumlahnya kecil sebesar 2% pada tahun 2010-2011.

Tabel 3.7. Capaian Indikator Kinerja Urusan Perumahan di


kabupaten Brebes Tahun 2008-2012
No. Indikator Sat 2008 2009 2010 2011 2012
Persentase
1. Ketersediaan % 89,36 87,39 83,13 84,11 85
rumah
Persentase
Rumah
Tangga
2. % 58,74 76,78 90,54 90,08 NA
memiliki
akses Air
Bersih
Persentase
Rumah
3. % 46,38 46,55 46,68 44,4 44,0
Tangga ber
Sanitasi
4. Persentase % 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00

65
No. Indikator Sat 2008 2009 2010 2011 2012
Lingkungan
Permukiman
Kumuh
Persentase
5. Rumah Tidak % 18,92 18,92 21,81 21,19 21,00
layak huni
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Tahun 2012

Berkurangya lahan produktif sebagai akibat dari


bertambahnya luas pemukiman merupakan konsekwensi logis
dari semakin bertambahnya jumlah pemukiman. Data perumahan
pada tahun 2014 (semester 1) berdasarkan jenis bangunan di
Kabupaten Brebes menurut Dinas Pekerjaan Umum terdapat
390.478 jumlah rumah yang terdiri dari 247.409 unit rumah
bangunan permanen, 82.256 unit rumah semi permanen dan
60.813 unit rumah non permanen. Terjadi peningkatan jumlah
rumah baik pada rumah permanen, semi permanen dan non
permanen. Total peningkatan sebesar 5.5 % atau sebesar 20,345
buah rumah bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2013.
Untuk real estate di Kabupaten Brebes mencapai 35 unit
tersebar hamper di seluruh wilayah kecamatan , dengan jumlah
terbayak berada di Kabupaten Brebes yang mencapai 12 unit.
Sedangkan untuk pemukiman ilegal baik yang berdiri di atas
tanah negara, kawasan hijau, bantaran sungai, dibawah Sutet
maupun di atas tanah perorangan, Satuan Kerja terkait belum
memiliki data yang pasti yang dapat dijadikan acuan.

3.6.7 Perhubungan
Jumlah angkutan darat di Kabupaten Brebes tidak
mengalami peningkatan selama 5 tahun yaitu sebanyak 407 AKAP
dan sebanyak 285 unit AKDP. Sementara itu untuk jumlah
penumpang moda angkutan umum mengalami penurunan, tahun
2008 jumlah penumpang moda angkutan umum sebanyak
15.407.200 orang tahun 2012 menurun menjadi 15.100.330

66
orang. Penurunan minat masyarakat menggunakan moda
angkutan umum dikarenakan rendahnya fasilitas angkutan
umum.
Jumlah trayek angkutan pedesaan di Kabupaten Brebes
mengalami penurunan dalam kurun waktu tahun 2008-2012.
Pada tahun 2008 jumlah trayek angkutan pedesaan sebanyak 53
trayek, pada tahun 2012 turun menjadi 47 trayek. Sementara itu
untuk angkutan kendaraan yang memiliki ijin KIR selama 5 tahun
terakhir mengalami peningkatan. Untuk meningkatkan
keselamatan lalu lintas telah terpasang rambu-rambu lalu lintas
di Kabupaten Brebes. Pada tahun 2012 terpasang 580 unit
rambu-rambu lalu lintas, meningkat dari tahun 2008 yang hanya
terpasang sebanyak 119 unit.
Selama tahun 2012 kasus kecelakaan di Kabupaten Brebes
masih cukup tinggi. Kondisi ini menunjukan masih rendahnya
tingkat keselamatan berlalu lintas. Berikut ini adalah data
Kecelakaan Lalu Lintas pada Tahun 2012, yang bersumber dari
Satlantas Polres Brebes sampai dengan September 2012.
Untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas telah terpasang
rambu-rambu lalu lintas di Kabupaten Brebes. Pada tahun 2014
telah terpasang 1177 unit rambu-rambu lalu lintas yang tersebar
di sepanjang jalan yang ada di wilayah Kabupaten Brebes.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, mengamanatkan bagi Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika sebagai salah satu stakeholder
untuk menyediakan sarana dan prasarana LLAJ untuk
mendukung keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran
lalu lintas. Selama tahun 2013 kasus kecelakaan di Kabupaten
Brebes masih cukup tinggi. Menurut data dari Polres Brebes,
jumlah kecelakaan yang terjadi di sepanjang jalan yang ada di
wilayah Kabupaten Brebes mencapai 773 kejadian. Sebagian
besar terjadi di wilayah kecamatan yang berada di sepanjang
pantura yang sangat padat lalu lintasnya dimana mencapai 441

67
kejadian. Kondisi ini menunjukan masih rendahnya tingkat
keselamatan berlalu lintas.
Melihat tingginya kasus kecelakaan di Kabupaten Brebes,
maka diperlukan peningkatan sarana prasarana LLAJ untuk
meningkatkan keselamatan berlalu lintas. Selain itu perlu adanya
peningkatan kesadaran masyarakat akan keselamatan dalam
berlalu lintas.

3.6.8 Lingkungan Hidup


Kinerja pembangunan lingkungan hidup terkait dengan
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup di
Kabupaten Brebes relatif kurang, terlihat dari banyaknya jumlah
usaha yang berpotensi mencemari lingkungan yaitu sebanyak 34
unit. Dari jumlah usaha tersebut, baru sebanyak 16 unit usaha
(47,06%) yang telah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). Capaian cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan
AMDAL di Kabupaten Brebes cukup baik, yaitu sebanyak 8 unit
usaha. Pelayanan pencegahan pencemaran air di Kabupaten
Brebes baru mencapai 17,5% pada tahun 2011 dan 0% pada
tahun 2012, lebih rendah dari target SPM Bidang LH sebesar
100% pada tahun 2013. Pelayanan pencegahan pencemaran
udara dari sumber tidak bergerak baru mencapai 25% pada tahun
2011, dan 0% pada tahun 2012 dari target SPM sebesar 100%
pada tahun 2013. Untuk indikator Pelayanan tindak lanjut
pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup (%) dalam kurun waktu
tahun 2008-2011 telah mencapai 100% sesuai dengan target SPM.
Berkaitan dengan rehabilitasi ekosistem dan konservasi
lingkungan capaian cukup baik, terlihat dari capaian indikator
cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata
Air sebesar 265 ha pada tahun 2011, namun untuk tahun 2012
hanya 5 ha. Upaya rehabilitasi ekosistem dan konservasi

68
lingkungan perlu terus ditingkatkan, sehingga daya dukung dan
daya tampung lingkungan semakin optimal.

3.6.9 Penataan Ruang


Penataan ruang pada dasarnya merupakan kegiatan untuk
mengatur ruang agar aktivitas kehidupan manusia dan
lingkungan alam di sekitarnya berkembang secara harmonis dan
lestari. Di sini terdapat dua hal pokok yang perlu mendapatkan
perhatian secara serius, yaitu: Pertama, adanya tiga unsur
penting dalam penataan ruang, yaitu: manusia beserta
aktivitasnya, lingkungan alam sebagai tempat, dan pemanfaatan
ruang oleh manusia di lingkungan alam tersebut. Kedua, proses
pemanfaatan ruang haruslah bersifat terbuka, berkeadilan,
memiliki perlindungan hukum dan mampu memenuhi
kepentingan semua pihak (petaruh/stakeholder) secara terpadu
dan berdayaguna serta serasi.
Terkait dengan penataan ruang, Kabupaten Brebes telah
menyusun Perda Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana tata
Ruang Wilayah Kabupaten Brebes Tahun 2010–2030. Dalam
Perda tersebut disebutkan bahwa tujuan penataan ruang
Kabupaten Brebes adalah terwujudnya ruang Kabupaten Brebes
sebagai kabupaten yang berbasis pertanian unggul dan
berwawasan lingkungan. Dalam Perda tersebut dikemukakan
bahwa kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah dilakukan
melalui: (1) kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang,
(2) kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang; dan (3)
kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis.
Terkait dengan berbagai aktivitas pembangunan di
Kabupaten Brebes, ada beberapa aspek penataan ruang yang
perlu mendapatkan perhatian pada masa mendatang, yaitu
kawasan lindung, kawasan ruang terbuka hijau, kawasan rawan
bencana alam, kawasan budidaya, kawasan pariwisata.
Pengaturan tersebut perlu dilakukan untuk mengendalikan

69
kebutuhan masing-masing kawasan agar tetap sinkron dengan
tetap mengedepankan kepentingan masyarakat.
Jumlah ruang terbuka hijau perkotaan di Kabupaten Brebes
pada tahun 2011-2012 sebanyak 2.724,38 Ha, dengan rasio ruang
terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB sebesar 1:3.
Sementara itu untuk pelanggaran kasus tata ruang meningkat
dari sebanyak 12 kasus pada tahun 2011 menjadi sebanyak 17
kasus pada tahun 2012. Alih fungsi lahan di Kabupaten Brebes
cukup banyak, dengan jumlah ijin alih fungsi lahan sampai
dengan tahun 2012 mencapai seluas 163,06 ha, dari lahan
pertanian dijadikan perumahan, gudang, rumah sakit, perguruan
tinggi, asrama haji, dan kegiatan usaha seperti pencucian benang,
SPBU, peternakan ayam, dan rice mill. Alih fungsi lahan dari
lahan pertanian ke non pertanian ini tentunya bertentangan
dengan Undang- Undang Nomor 41 tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Dalam rangka meningkatkan pengaturan terhadap
penggunaan ruang, di Kabupaten Brebes diperlukan rencana rinci
tata ruang, hingga tahun 2012 jumlah Rencana Rinci Tata Ruang
yang dimiliki baru mencapai sebanyak 3 dokumen. Terkait
perijinan mendirikan bangunan, jumlah bangunan ber IMB di
Kabupaten Brebes setiap tahun mengalami perkembangan yang
berfluktuasi. Pada tahun 2008 jumlah penerbitan IMB sebanyak
2.119 unit, Tahun 2009 jumlah penerbitan IMB sebanyak 1.152
unit. Tahun 2011 jumlah penerbitan IMB sebanyak 2.079 unit.
Sampai dengan bulan September tahun 2012 jumlah penerbitan
IMB sebanyak 448 unit.

70
BAB 4
HASIL EVALUASI RPJMD TAHUN 2012-2015

Tujuan evaluasi adalah meningkatkan mutu program, memberikan


justifikasi atau penggunaan sumber-sumber yang ada dalam kegiatan,
memberikan kepuasan dalam pekerjaan dan menelaah setiap hasil yang
telah direncanakan. Tujuan evaluasi antara lain: (i) sebagai alat untuk
memperbaiki dan perencanaan program yang akan datang, (ii) untuk
memperbaiki alokasi sumber dana, daya dan manajemen pada saat ini
dan juga pada masa yang akan datang, (iii) memperbaiki pelaksanaan
dan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program perencanaan
kembali suatu program melalui kegiatan mengecek kembali relevansi dari
program dalam hal perubahan kecil yang terus-menerus dan mengukur
kemajuan target yang direncanakan (Suprihanto (1988).
Kerangka pemikiran Laporan Evaluasi RPJMD Kabupaten Brebes
Tahun 2012-2015, pada Gambar 4.1. Sementara, untuk capian dari
masing-masing butir misi untuk pencapaian visi di Kabupaten Brebes
Tahun 2012-2017, yang kemudian dijabarkan ke dalam tujuan, sasaran,
program dan indikator kinerja dapat dilihat pada tabel berikunya.
Formula tersebut di atas kemudian digunakan untuk menghitung
masing-masing capaian indikator program dari setiap misi, tujuan,
sasaran yang diturunkan pada program-program pembangunan di
Kabupaten Brebes Tahun 2012-2015. Untuk kondisi pada tahun 2016
dan 2017 akan dilakuka secara proyeksi.

71
Gambar 4.1 Kerangka Pemikiran
Evaluasi RPJMD Kabupaten Brebes Tahun 2012-2017

Sumber: Analisis Tim, 2016

72
MISI 1 MENINGKATKAN PENDIDIKAN YANG TERJANGKAU DAN BERKUALITAS BERBASIS PADANILAI-NILAI KETUHANAN YANG
MAHA ESA
Tujuan Meningkatkan pemerataan ketersediaan, keterjangkauan dan kesetaraan pendidikan
Sasaran Meningkatnya keterjangkauan biaya pendidikan bagi penduduk miskin pada jenjang PAUD, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan kesetaraan

Program 1 : Program PAUD


2012 2013 2014 2015 2017
Indikator satuan SKPD
target realisasi target realisasi target realisasi target realisasi target
APK PAUD

Program 2 : Program Pendidikan Dasar 9 Tahun


Indikator satuan 2012 2013 2014 2015 2017 SKPD
target realisasi target realisasi target realisasi target realisasi target
APK SD/MI
APM SD/MI
Angka Putus Sekolah SD/MI
Angka Melanjutkan Ke SMP/MTs(%)
Angka Kelulusan (AL) SD/MI (%)
APK SMP/MTs(%)
APM SMP/MTs(%)
Angka Putus Sekolah SMP/MTs(%)
Angka Melanjutkan ke SMA/SMK/MA(%)
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs (%)
Angka Melanjutkan ke SMA/SMK/MA
(%)
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs (%)

Dan seterusnya

73
Metode perhitungan kinerja program dan kegiatan khususnya yang
terkait dengan capaian indikator program dirumuskan sebagai berikut:
1. Formula ini digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja
program dan kegiatan yang menunjukkan pencapaian yang semakin
baik ditunjukkan dengan nilai yang semakin tinggi

2. Formula ini digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja


program dan kegiatan yang menunjukkan pencapaian yang semakin
baik ditunjukkan dengan nilai yang semakin rendah.

Dari hasil perhitungan di atas, dengan berdasar pada Lampiran VII


Permendagri 54/2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian,
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, hasilnya akan
diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 4.1
Klasifikasi dan Kriteria Penilaian Evaluasi RPJMD

INTERVAL NILAI KRITERIA PENILAIAN


No.
REALISASI KINERJA REALISASI KINERJA
(1) 91% ≤ 100% Sangat Tinggi (ST)
(2) 76% ≤ 90% Tinggi (T)
(3) 66% ≤ 75% Sedang (S)
(4) 51% ≤ 65% Rendah (R)
(5) ≤ 50% Sangat Rendah (SR)
Sumber: Lampiran VII Permendagri 54/2010

74
Dalam penilaian kinerja tersebut, gradasi nilai (skala intensitas)
kinerja suatu indikator dapat dimaknai sebagai berikut:
1. Hasil Sangat Tinggi dan Tinggi
Gradasi ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah
memenuhi target dan berada di atas persyaratan minimal kelulusan
penilaian kinerja
2. Hasil Sedang
Gradasi cukup menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian
telah memenuhi persyaratan minimal.
3. Hasil Rendah dan Sangat Rendah
Gradasi ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian
belum memenuhi/masih dibawah persyaratan minimal pencapaian
kinerja yang diharapkan.

Setelah melihat evaluasi capaian indikator kinerja pembangunan


tersebut, maka akan terlihat indikator pembangunan yang tercapai
maupun yang belum tercapai sesuai dengan kategori evaluasi yang ada.
Langkah selanjutnya adalah merumuskan isu isu strategis yang akan
dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten Brebes pada masa-masa
mendatang, dengan melihat sinergitas dan kesesuaian isu-isu yang ada
di tingkat nasional maupun pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Hasil evaluasi capaian program berdasar jabaran misi ke-1 sampai
misi ke-6 adalah sebagai berikut:

4.1 Misi Pertama


Meningkatkan Pendidikan yang Terjangkau dan Berkualitas
Berbasis pada Nilai-Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Tujuan Pertama Sasaran Pertama
Meningkatkan pemerataan ketersediaan, Meningkatnya keterjangkauan biaya
keterjangkauan dan kesetaraan pendidikan bagi penduduk miskin
pendidikan pada jenjang PAUD, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan kesetaraan

75
1. Program 1: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Program PAUD diukur dengan Angka Partisipasi Kasar
(APK) PAUD (dalam satuan persen). Selama kurun waktu 2012
sampai 2015, capaian APK PAUD adalah sebagai berikut:

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol
Satu- 2015
Indikator SKPD
an Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna
Kinerja
APK PAUD % 85% 71% 126% 119% 100% ST DISDIK

Kinerja Program PAUD yang diukur dengan APK


menunjukkan kecenderungan yang semakin membaik. Secara
rata-rata capaian selama kurun waktu 2012-2015 adalah
sebesar 100%. Di lain, pihak hasil estimasi untuk tahun 2016
dan 2017 menunjukkan adanya kecenderungan yang semakin
meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaksanaan
program PAUD di Kabupaten Brebes relatif sudah baik.
Gambaran hasil capaian kinerja pada tahun 2016-2017 adalah
sebagai berikut.

2. Program 2: Pendidikan Dasar 9 Tahun


Program Pendidikan Dasar 9 Tahun diukur dengan
beberapa indikator, yaitu: (i) APK SD/MI, (ii) APM SD/MI, (iii)
Angka Putus Sekolah SD/MI, (iv) Angka Melanjutkan Ke
SMP/MTs, (v) Angka Kelulusan (AL) SD/MI, (vi) APK SMP/MTs,

76
(vii) APM SMP/MTs, (viii) Angka Putus Sekolah SMP/MTs, (ix)
Angka Melanjutkan ke SMA/ SMK/MA, dan (x) Angka Kelulusan
(AL) SMP/MTs. Gambaran capaian kinerja Program Pendidikan
9 Tahun selama tahun 2012 sampai 2015, adalah sebagai
berikut:

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
Satu- 2015
Indikator SKPD
an Kiner- Kiner- Kiner- Kiner- Rerata Hu- War Tar-
ja ja ja ja Kinerja ruf -na get
APK SD/MI % 100% 93% 93% 95% 95% ST 105 DISDIK
APM SD/MI % 100% 102% 100% 100% 100% ST 90 DISDIK
Angka Putus Sekolah
% 144% 139% 113% 138% 133% ST 0,12 DISDIK
SD/MI
Angka Melanjutkan
% 102% 99% 98% 100% 100% ST 100 DISDIK
Ke SMP/MTs
Angka Kelulusan (AL)
% 101% 101% 100% 100% 100% ST 100 DISDIK
SD/MI (%)
APK SMP/MTs % 103% 92% 89% 96% 95% ST 100 DISDIK
APM SMP/MTs % 103% 99% 93% 102% 99% ST 75 DISDIK
Angka Putus Sekolah
% 122% 132% 121% 114% 122% ST 0,22 DISDIK
SMP/MTs
Angka Melanjutkan
% 117% 93% 99% 90% 100% ST 100 DISDIK
ke SMA/SMK/MA
Angka Kelulusan (AL)
% 101% 101% 101% 100% 101% ST 100 DISDIK
SMP/MTs
Rata-rata Kinerja
% 109% 105% 101% 104% ST
Program

Capaian kinerja program Pendidikan Dasar 9 Tahun, dari


keseluruhan ada 10 indikator, yang belum mencapai 100% ada
3 (tga) indicator, yaitu: (i) APK SD/MI (sebesar 95%); (ii) APK
SMP/MTs (sebesar 95%); dan (iii) APM SMP/MTs (sebesar 99%).
Dengan pola capaian secara rata-rata dari 10 indikator yang
naik-turun, hasil proyeksi untuk tahun 2016 dan 2017
menunjukkan pola yang semakin menurin. Hal ini kemungkinan
besar disebabkan oleh ketiga indikator di atas yang capaiannya
belum meraih angka 100%. Gambaran proyeksi capaian kinerja
kinerja Program Pendidikan 9 Tahun untuk tahun 2016 dan
tahun 2017, adalah sebagai berikut:

77
3. Program 3: Pendidikan Menengah
Program Pendidikan Menengah diukur dengan beberapa
indikator, yaitu: (i) APK SMA/MA/SMK; (ii) APM SMA/MA/SMK;
(iii) Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK; dan (iv) Angka
Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA. Gambaran capaian kinerja
Program Pendidikan Menengah selama tahun 2012 sampai
2015, adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
Satu- 2015
Indikator SKPD
an Kiner- Kiner- Kiner- Kiner- Rerata Hu- War- Tar-
ja ja ja ja Kinerja ruf na get
APK SMA/MA/
% 104% 109% 103% 110% 106% ST 60 DISDIK
SMK
APM SMA/MA/
% 104% 106% 94% 110% 104% ST 48 DISDIK
SMK
Angka Putus
Sekolah SMA/ % -77% 13% -25% 20% -17% SR 0,1 DISDIK
MA/SMK
Angka Kelu-
lusan (AL) SMA/ % 100% 100% 100% 100% 100% ST 100 DISDIK
SMK/MA
Rata-rata
Kinerja Program % 58% 82% 68% 85%

Jika dilihat dari tabel di atas, maka di antara indikator


kinerja Program Pendidikan Menengah yang paling tidak
tercapai adalah Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK. Rerata
indikatonya salama kurun waktu 2012-2015 adalah sebesar -
17%, jauh dari target yang telah ditetapkan, sehingga
predikatnya merah (sangat rendah). Pada era sekarang (berdasar
UU Nomor 23/2014), Program Pendidikan Menengah masuk ke

78
dalam kewenangan Pemerintah Provinsi. Namun demikian
proyeksi untuk kinerja Program Pendidikan Menengah untuk
tahun 2016-2017 masih menunjukkan trend yang meingkat.
Gambaran capaian kinerja Program Pendidikan Menengah
tahun 2016 dan 2017, adalah sebagai berikut:

4. Program 4: Pendidikan Non Formal


Program Pendidikan Non Formal diukur dengan beberapa
indikator, yaitu: (i) Angka Kelulusan Paket A; (ii) Angka
Kelulusan Paket B; dan (iii) Angka Kelulusan Paket C.
Gambaran capaian kinerja Program Pendidikan Non Formal
selama tahun 2012 sampai 2015, adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator Satuan SKPD
Kiner- Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
ja Kinerja
Angka Kelulusan
% 52% 65% 96% 98% 78% T 98,5
Paket A
Angka Kelulusan
% 69% 67% 100% 99% 84% T 99,5 DINDIK
Paket B
Angka Kelulusan
% 82% 57% 102% 99% 85% T 98,75
Paket C
Rata-rata kinerja
68% 63% 99% 99%
Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa ketiga


indikator kinerja Program Pendidikan Non Formal termasuk
dalam kategori Tinggi. Akan tetapi, rata-rata kinerja ketiga

79
indikator tidak mencapai angka 100%. Namun demikian, kinerja
setiap tahunnya meningkat dari tahun 2012 hingga tahun 2015.
Kecenderungan peningkatan kinerja ini memberikan gambaran
bahwa proyeksi capaian kinerja Program Pendidikan Non Formal
untuk tahun 2016 dan 107 juga akan meningkat. Gambaran
proyeksi capaian kinerja Program Pendidikan Non Formal untuk
tahun 2016 dan tahun 2017, adalah sebagai berikut:

Tujuan Pertama Sasaran Kedua


Meningkatkan pemerataan ketersediaan, Meningkatnya pemerataan sarana
keterjangkauan dan kesetaraan dan prasarana pendidikan untuk
pendidikan menunjang mutu pelayanan
pendidikan pada semua jenjang
pendidikan.

Tujuan Pertama Sasaran Ketiga


Meningkatkan pemerataan Meningkatnya angka melek huruf
ketersediaan, keterjangkauan dan penduduk laki-laki maupun
kesetaraan pendidikan perempuan.

1. Program : -

80
Tujuan Kedua Sasaran Pertama
Meningkatkan kualitas, relevansi dan Meningkatnya mutu pelayanan
keterjaminan pelayanan pendidikan pendidikan serta kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan

1. Program: Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga


Kependidikan
Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan diukur dengan tiga indikator, yaitu: (i) Persentase
Guru SD/MI yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV, (ii) Persentase
Guru SMP/MTs yang memenuhi kualifikasi S1/ D- IV, dan (iii)
Persentase Guru SMA/MA/SMK yang memenuhi kualifikasi S1/
D- IV. Gambaran capaian kinerja Program Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikanselama tahun 2012 sampai
2015, adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase Guru
SD/MI yang
% 100% 115% 121% 127% 116% ST 70 DINDIK
memenuhi
kualifikasi S1/D-IV
Persentase Guru
SMP/MTs yang
memenuhi % 100% 113% 136% 134% 121% ST 73 DINDIK
kualifikasi S1/ D-
IV
Persentase Guru
SMA/MA/SMK 126% 106% 131% 130%
% 123% ST 74 DINDIK
yang memenuhi
kualifikasi S1/D-IV
Rata-rata Kinerja
Program 109% 111% 129% 131%

Capaian kinerja Program Peningkatan Mutu Pendidik dan


Tenaga Kependidikan menunjukkan kategori kinerja yang
Sangat Tinggi. Kinerja setiap tahunnya juga terus meningkat
dari tahun 2012 hingga tahun 2015. Kecenderungan
peningkatan kinerja ini memberikan gambaran bahwa proyeksi
capaian kinerja Program Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan untuk tahun 2016 dan 107 juga akan

81
meningkat. Gambaran proyeksi capaian kinerja Program
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk
tahun 2016 dan tahun 2017, adalah sebagai berikut:

Tujuan Kedua Sasaran Kedua


Meningkatkan kualitas, relevansi dan Meningkatnya kompetensi lulusan
keterjaminan pelayanan pendidikan pendidikan formal dan non formal
baik laki-laki maupun perempuan.

1. Program: tidak ada di bab 8


Tujuan Kedua Sasaran Ketiga
Meningkatkan kualitas, relevansi dan Meningkatnya pendidikan
keterjaminan pelayanan pendidikan kejuruan/vokasional baik formal
maupun non formal.

1. Program: tidak ada di bab 8

Tujuan Ketiga Sasaran Pertama


Meningkatkan prestasi dan peran serta Meningkatnya prestasi olahraga
pemuda dalam pembangunan dan peran pemuda baik laki-laki
maupun perempuan

1. Program: : tidak ada di bab 8

82
Pada sasaran ketiga ini, tidak terdapat program dalam
RPJMD Kabupaten Brebes Tahun 2012-2017. Namun, beberapa
indikator dapat digunakan untuk melihat capaian kinerja
sasaran ini, yaitu: (i) Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
dan kesehatan jasmani, (ii) Jumlah Organisasi Olahraga (klub),
(iii) Jumlah Prestasi Olahraga tingkat Provinsi dan Nasional
yang pernah diraih (medali), (iv) Jumlah Organisasi Pemuda,
dan (v) Jumlah Organisasi Pemuda yang dikoordinir oleh KNPI
Kabupaten (unit). Gambaran capaian kinerja sasaran ini selama
tahun 2012 sampai 2015, adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
satua 2015
Indikator SKPD
n Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Pembinaan dan
pemasyarakatan
Dinparbud-
olahraga dan unit 150% 200% 200% 167% 179% ST 4
pora
kesehatan
jasmani
Jumlah
Dinparbud-
Organisasi unit 100% 101% 397% 397% 249% ST 150
pora
Olahraga (klub)
Jumlah Prestasi
Olahraga
tingkat Provinsi Dinparbud-
unit 100% 25% 180% 133% 110% ST 8
dan Nasional pora
yang pernah
diraih (medali)
Jumlah
Dinparbud-
Organisasi unit 100% 1333% 1705% 1620% 1190% ST 22
pora
Pemuda
Jumlah
Organisasi
Pemuda yang Dinparbud-
unit 100% 100% 100% 100% 100% ST 27
dikoordinir oleh pora
KNPI Kabupaten
(unit)

Rata-rata
110% 352% 516% 483%
Kinerja Program

Kinerja indikator-indikator untuk mencapai sasaran


tersebut di atas menunjukkan kecenderungan yang semakin
membaik. Secara rata-rata capaian selama kurun waktu 2012-
2015 di atas 100%. Selain itu, hasil estimasi untuk tahun 2016
dan 2017 menunjukkan adanya kecenderungan yang semakin
meningkat pula. Hal ini mengindikasikan bahwa sasaran berupa
meningkatnya prestasi olahraga dan peran pemuda baik laki-

83
laki maupun perempuan telah tercapai dengan baik. Gambaran
hasil capaian kinerja pada tahun 2016-2017 adalah sebagai
berikut.

Tujuan Keempat Sasaran Pertama


Menanamkan nilai-nilai ketuhanan Meningkatnya aktivitas
Yang Maha Esa melalui pendidikan keagamaan di lingkungan sekolah
agama dan pengembangan budaya dan budaya religiusitas.
religius di masyarakat.

1. Program: -

Tujuan Keempat Sasaran Kedua


Menanamkan nilai-nilai ketuhanan Meningkatnya aktivitas
Yang Maha Esa melalui pendidikan keagamaan dan kerukunan antar
agama dan pengembangan budaya umat beragama di lingkungan
religius di masyarakat. masyarakat.

1. Program: -

84
4.2 Misi Kedua: Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
Ditunjang Oleh Pelayanan Yang Bermutu Dan Terjangkau
Tujuan Pertama Sasaran Pertama
Meningkatkan pelayanan kesehatan Menurunnya angka kematian ibu
dengan biaya yang terjangkau bagi dan bayi/balita
masyarakat

1. Program: Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Dan


Anak
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan
Anak diukur melalui delapan indikator seperti pada tabel di
bawah ini. Gambaran capaian kinerja Program Peningkatan
Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak selama tahun 2012
sampai 2015, adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Cakupan Kunjungan
% 100% 96% 97% 93% 97% ST Dinkes
Ibu Hamil (K4)
Cakupan Persalinan
oleh Tenaga % 100% 100% 101% 99% 100% ST Dinkes
Kesehatan
Cakupan Komplikasi
Kebidanan yang % 69% 103% 103% 102% 94% ST Dinkes
ditangani
AKI/100.000KLH 100% 23% -12% 47% 39% SR Dinkes
Cakupan Kunjungan
% 100% 106% 105% 103% 104% ST Dinkes
Neonatal
Cakupan Kunjungan
% 96% 108% 102% 100% 101% ST Dinkes
Bayi
Cakupan Neonatal
% 208% 109% 108% 107% 133% ST Dinkes
Risti yang ditangani
AKB per 1.000 KLH 100% 75% 73% 78% 82% T Dinkes
Rata-rata Kinerja
109% 90% 85% 91%
Program

Kinerja Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan


dan Anak apabila dilihat dari rata-rata capaian kinerjanya,
hanya empat dari delapan indikator yang telah mencapai 100%.
Sedangkan empat indikator lainnya masih belum mencapai
100%, yaitu: (i) Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4); (ii)
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani; (iii)

85
AKI/100.000KLH; dan (iv) AKB per 1.000 KLH. Terutama pada
indikator AKI/100.000KLH masih sangat jauh dari target
capaian kinerja, yakni sebesar 39%. Kinerja juga mengalami
penurunan dari tahun 2012 hingga 2014. Hal itu menyebabkan
proyeksi capaian kinerja Program Peningkatan Keselamatan Ibu
Melahirkan dan Anak pada tahun 2016 dan 2017 juga
menurun. Gambaran proyeksi capaian kinerja Program
Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak untuk
tahun 2016 dan tahun 2017, adalah sebagai berikut:

Tujuan Pertama Sasaran Kedua


Meningkatkan pelayanan kesehatan Menurunnya angka kesakitan dan
dengan biaya yang terjangkau bagi kematian akibat penyakit
masyarakat

1. Program: Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Dan


Anak Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular diukur melalui 11 indikator seperti pada tabel di bawah
ini. Gambaran capaian kinerja Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menular selama tahun 2012 sampai
2015, adalah sebagai berikut:

86
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Desa/Kelurahan
UCI (Universal % 100% 98% 100% 100% 100% ST Dinkes
Child Imunization)
Cakupan Imunisasi
% 101% 93% 93% 89% 94% ST Dinkes
Dasar Lengkap
AFP Rate/100.000
100% 100% 100% 100% 100% ST Dinkes
penduduk <15 Th
Cakupan Penderita
DBD yang % 100% 100% 100% 100% 100% ST Dinkes
ditangani
Cakupan
penemuan dan
Penanganan % 105% 44% 26% 23% 49% SR Dinkes
penderita
Pneumonia Balita
Caku. Penanganan
Pasien baru TB % 100% 100% 100% 100% 100% ST Dinkes
BTA +
Angka Kesembuhan
% 98% 92% 83% 68% 85% T Dinkes
TB Paru
Angka penemuan
pasien baru TB % 108% 83% 70% 32% 73% S Dinkes
(BTA+) / CDR TB
Angka Kematian TB
155% 100% 138% 144% 134% ST Dinkes
(100.000 pddk)
CDR Kusta 58% 100% 100% 100% 89% T Dinkes
Cakupan
penemuan
% 100% 100% 100% 100% 100% ST Dinkes
HIV/AIDS
tertangani
Rata-rata Kinerja
102% 92% 92% 87%
Program

Kinerja Program Pencegahan dan Penanggulangan


Penyakit Menular apabila dilihat dari rata-rata capaian
kinerjanya, 5 dari 11 indikator masih belum mencapai 100%.
Indikator yang capaian kinerjanya masih di bawah 100%, yaitu:
(i) Cakupan penemuan dan Penanganan penderita Pneumonia
Balita (49%); (ii) Angka Kesembuhan TB Paru (85%); (iii) Angka
penemuan pasien baru TB (BTA+) / CDR TB (73%); dan (iv) CDR
Kusta (89%). Terutama pada indikator Cakupan penemuan dan
Penanganan penderita Pneumonia Balitacapaian kinerja masih
tergolong Sangat Rendah, yakni sebesar 39%. Rata-rata
kinerjaProgram Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular juga mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga
2015. Hal itu menyebabkan proyeksi capaian kinerja Program

87
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menularpada tahun 2016 dan 2017 juga menurun. Gambaran
proyeksi capaian kinerja Program Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Menularuntuk tahun 2016 dan tahun
2017, adalah sebagai berikut:

Tujuan Pertama Sasaran Ketiga


Meningkatkan pelayanan kesehatan Menurunnya persentase balita gizi
dengan biaya yang terjangkau bagi buruk, gizi kurang dan balita
masyarakat pendek (stunting)

1. Program: Perbaikan Gizi Masyarakat


2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Penurunan
Prevalensi Balita % -921% 153% 187% 182% -100% SR Dinkes
dg BB Rendah
Penurunan %
-
Prevalensi Balita -6942% 173% 172% 162% SR Dinkes
1609%
Stunting
Cakupan %
Pelayanan Anak 102% 86% 83% 79% 87% T Dinkes
Balita (D/S)
Cakupan Balita %
Gizi Buruk
100% 102% 100% 100% 101% ST Dinkes
mendapat
perawatan
Bayi Usia 0-6 %
100% 44% 80% 76% 75% S Dinkes
Bulan yang

88
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
mendapat ASI
Eksklusif
Keluarga Sadar %
127% 44% 55% 62% 72% S Dinkes
Gizi (Kadarzi)
Prevalensi Gizi % 99% 160% 191%
195% 161% ST Dinkes
Buruk
Rata-rata Kinerja
-1048% 109% 124%
Program

Capaian kinerja Program Perbaikan Gizi Masyarakattahun


2012 hingga 2015 menunjukkan kecenderungan yang semakin
membaik. Namun, hanya dua dari tujuh indikator yang
kinerjanya mencapai 100%. Sedangkan indikator lain belum
dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Bahkan, indikator
Penurunan Prevalensi Balita dg BB Rendah dan indikator
Penurunan Prevalensi Balita Stunting kinerjanya masih
tergolong Sangat Rendah. Namun demikian karena rata-rata
kinerja mengalami peningkatan yang cukup signifikan, maka
hasil estimasi untuk tahun 2016 dan 2017 juga menunjukkan
adanya peningkatan. Gambaran proyeksi capaian kinerja pada
tahun 2016-2017 adalah sebagai berikut.

89
Tujuan Pertama Sasaran Keempat
Meningkatkan pelayanan kesehatan Meningkatnya kualitas pelayanan
dengan biaya yang terjangkau bagi kesehatan bagi penduduk miskin
masyarakat

1. Program: Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan


Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
diukur dengan indikator Persentase penduduk miskin peserta
Jamkesmas/Jamkesda terlayani di RS dan Cakupan pelayanan
Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin. Selama kurun waktu 2012
sampai 2015, capaian Program Kemitraan Peningkatan
Pelayanan Kesehatan adalah sebagai berikut:

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase penduduk
miskin peserta
% 100% 100% 100% 100% 100% ST Dinkes
Jamkesmas/Jamkesda
terlayani di RS
Cakupan pelayanan
Kesehatan Dasar % 188% 132% 118% 119% 139% ST Dinkes
Masyarakat Miskin

Rata-rata Kinerja
144% 116% 109% 109%
Program

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Program


Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan telah memenuhi
target capaian kinerja selama tahun 2012 hingga 2015. Namun
demikian, kinerja Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan
Kesehatan memperlihatkan penurunan dari tahun 2012 hingga
tahun 2015. Hal ini menyebabkan proyeksi capaian kinerja
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan pda
tahun 2016 dan 2017 juga akan menurun. Hal ini perlu
menjadikan perhatian karena meskipun capaiannya sudah
sangat tinggi, namun menunjukkan potensi penurunan kinerja
yang perlu diantisipasi di masa yang akan datang. Gambaran

90
proyeksi capaian kinerja pada tahun 2016-2017 adalah sebagai
berikut.

Tujuan Pertama Sasaran Kelima


Meningkatkan pelayanan kesehatan Meningkatnya sarana dan
dengan biaya yang terjangkau bagi prasarana pelayanan kesehatan
masyarakat

1. Program: -
Tidak terdapat program untuk mencapai sasaran
Meningkatnya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.
Namun terdapat empat indikator yang digunakan untuk
mengetahui capaian kinerja SKPD dalam mencapai sasaran
tersebut. Indikator tersebut yaitu: (i) Persentase Puskesmas
kondisi baik; (ii) Sertifikasi RSUD Bumiayu; (iii) Sertifikasi RSUD
Brebes; dan (iv) Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap
Pelayanan RSUD. Berikut merupakan capaian kinerja indikator-
indikator tersebut selama kurun waktu tahun 2012 hingga
2015.

91
2012- 201
2012 2013 2014 2015 Simbol
2015 7
Indikator satuan SKPD
Rerata targe
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna
Kinerja t
Persentase
Puskesmas % 55% 68% 71% 71% 66% S Dinkes
kondisi baik
RSUD
Sertifikasi RSUD
100% 100% 100% 100% 100% ST Bumia
Bumiayu
yu

100% 100% 100% 100% 100% ST

Sertifikasi RSUD 100% 100% 100% 100% 100% ST RSUD


Brebes Brebes
jenis
pelaya 100% 106% 100% 100% 102% ST
nan
RSUD
Indeks Kepuasan Brebes
Masyarakat dan
101% 105% 98% 95% 100% ST 95
terhadap RSUD
Pelayanan RSUD Bumia
yu

Rata-rata Kinerja
93% 97% 95% 94%
Program

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa masih


terdapat indikator yang belum mencapai target kinerja, yaitu
indikator Persentase Puskesmas kondisi baik, dengan rata-rata
kinerja 66% selama tahun 2012 hingga 2015. Sedangkan
indikator lainnya sudah mencapai kinerja sebesar 100%.
Apabila dilihat dari grafik capaian kinerja tahun 2012 hingga
2015 meskipun sempat mengalami penurunan capaian kinerja,
namun diproyeksikan capaian kinerja masih dapat naik pada
tahun 2016 hingga 2017. Gambaran proyeksi capaian kinerja
pada tahun 2016-2017 adalah sebagai berikut.

92
Tujuan Pertama Sasaran Kelima
Meningkatkan pelayanan kesehatan Meningkatnya tenaga kesehatan
dengan biaya yang terjangkau bagi yang memiliki kompetensi
masyarakat

1. Program: Tidak terdapat program maupun indikator untuk


mencapai sasaran ke-6 dari tujuan ke-1 misi ke-2 RPJMD
Kabupaten Brebes. Oleh karena itu, capaian kinerja tidak
dapat diukur dan sasaran dapat dikatakan tidak tercapai.

Tujuan Kedua Sasaran Pertama


Meningkatkan pelayanan kesehatan Menurunnya TFR (Total Fertility
dengan biaya yang terjangkau bagi Rate)
masyarakat

1. Program: Tidak terdapat program maupun indikator untuk


mencapai sasaran ke-1 dari tujuan ke-2 misi ke-2 RPJMD
Kabupaten Brebes. Oleh karena itu, capaian kinerja tidak
dapat diukur dan sasaran dapat dikatakan tidak tercapai.

Tujuan Kedua Sasaran Kedua


Meningkatkan pelayanan kesehatan Meningkatnya pasangan usia
dengan biaya yang terjangkau bagi subur yang menjadi peserta KB
masyarakat aktif

93
1. Program: Tidak terdapat program maupun indikator untuk
mencapai sasaran ke-2 dari tujuan ke-2 misi ke-2 RPJMD
Kabupaten Brebes. Oleh karena itu, capaian kinerja tidak
dapat diukur dan sasaran dapat dikatakan tidak tercapai.

Tujuan Kedua Sasaran Ketiga


Meningkatkan pelayanan kesehatan Meningkatnya peserta KB aktif
dengan biaya yang terjangkau bagi pria
masyarakat

1. Program : Meningkatnya peserta KB aktif pria


Program Keluarga Berencana diukur dengan empat
indikator, yaitu: (i) Cakupan peserta KB aktif; (ii) Unmetneed
KB; (iii) Cakupan PUS dengan Istri usia dibawah 20 tahun; dan
(iv) Persentase Peserta KB Aktif Pria dibanding jumlah peserta
KB Aktif. Gambaran capaian kinerja Program Keluarga
Berencana selama tahun 2012 sampai 2015 adalah sebagai
berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Cakupan peserta
100% 105% 98% 96% 100% ST 85 BKBPP
KB aktif (%)
Unmetneed KB 100% 124% 158% 86% 117% ST 9 BKBPP
Cakupan PUS
dengan Istri usia
100% 99% 88% 86% 93% ST 3 BKBPP
dibawah 20 tahun
(%)
Persentase
Peserta KB Aktif
Pria dibanding 100% 111% 107% 88% 101% ST 3,5 BKBPP
jumlah peserta
KB Aktif (%)
Rata-rata kinerja
100% 110% 112% 89%
Program

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada


Program Keluarga Berencanaterdapat satu indikator yang belum
memenuhi target capaian kinerja hingga 100%. Indikator
tersebut yaitu indikator Cakupan PUS dengan Istri usia dibawah
20 tahun, dengan rerata kinerja sebesar 93%. Selain itu, kinerja

94
Program Keluarga Berencanajuga masih memperlihatkan
penurunan pada tahun 2014 dan tahun 2015. Hal ini
menyebabkan proyeksi capaian kinerja Program Keluarga
Berencana pada tahun 2016 dan 2017 juga akan menurun.
Gambaran proyeksi capaian kinerja Program Keluarga
Berencanapada tahun 2016-2017 adalah sebagai berikut.

2. Program: Pembinaan peran serta Masyarakat dalam


Pelayanan KB/KR yang Mandiri
Tidak terdapat indikator untuk mengevaluasi capaian
kinerja Program Pembinaan peran serta Masyarakat dalam
Pelayanan KB/KR yang Mandiri. Oleh karena itu, capaian
kinerja tidak dapat diukur dan target program dapat dikatakan
tidak tercapai.

3. Program: Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina


Keluarga
Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina
Keluarga diukur dengan indikatorPersentase Anggota UPPKS
yang PUS ber-KB dan Rasio PLKB dengan Desa/Kelurahan.
Gambaran capaian kinerja Program Penyiapan Tenaga
Pendamping Kelompok Bina Keluarga selama tahun 2012
sampai 2015 adalah sebagai berikut:

95
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase Anggota
UPPKS yang PUS % 100% 77% 97% 106% 95% ST 88 BKBPP
ber-KB
Rasio PLKB dengan
orang 100% 92% 128% 132% 113% ST 1:03 BKBPP
Desa/Kelurahan
Rata-Rata Kinerja
100% 84% 113% 119%
Program

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada


Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina
Keluarga terdapat satu indikator yang belum memenuhi target
capaian kinerja hingga 100%. Indikator tersebut yaitu indikator
Persentase Anggota UPPKS yang PUS ber-KB, dengan rerata
kinerja sebesar 95%. Selain itu, kinerja Program Penyiapan
Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluargajuga sempat
mengalami penurunan pada tahun 2013. Namun demikian,
proyeksi capaian kinerja Program Penyiapan Tenaga
Pendamping Kelompok Bina Keluargapada tahun 2016 dan
2017 masih menunjukkan peningkatan. Gambaran proyeksi
capaian kinerja Program Penyiapan Tenaga Pendamping
Kelompok Bina Keluargapada tahun 2016-2017 adalah sebagai
berikut.

96
4. Program: Kesehatan Reproduksi Remaja
Tidak terdapat indikator untuk mengevaluasi capaian
kinerja Program Kesehatan Reproduksi Remaja. Oleh karena itu,
capaian kinerja tidak dapat diukur dan target Program
Kesehatan Reproduksi Remaja dapat dikatakan tidak tercapai.

5. Program: Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan


Konseling KKR
Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan
Konseling KKR diukur dengan tiga indikator, yaitu:(i) Persentase
kelompok PIK KRR/jumlah kecamatan; (ii) Cakupan tenaga
terlatih aktif pada kelompok PIK KRR (Pelatih Sebaya dan
Konselor Sebaya); dan (iii) Cakupan kesediaan Alat dan Obat
Kontrasepsi oleh Kabupaten/Kota. Gambaran capaian kinerja
Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KKR
selama tahun 2012 sampai 2015 adalah sebagai berikut:

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase kelompok
PIK KRR/jumlah % 100% 373% 454% 397% 331% ST 100 BKBPP
kecamatan
Cakupan tenaga
terlatih aktif pada
kelompok PIK KRR orang 100% 100% 100% 88% 97% ST 100 BKBPP
(Pelatih Sebaya dan
Konselor Sebaya)
Cakupan kesediaan
Alat dan Obat
% 100% 100% 0% 0% 50% SR 30 BKBPP
Kontrasepsi oleh
Kabupaten/Kota

Rata-rata kinerja
100% 191% 185% 162%
Program

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hanya


indikator Persentase kelompok PIK KRR/jumlah kecamatan
yang dapat mencapai target kinerja 100%. Sedangkan dua
indikator lainnya belum dapat mencapai target capaian, yaitu
indikator Cakupan tenaga terlatih aktif pada kelompok PIK KRR

97
(Pelatih Sebaya dan Konselor Sebaya) (kinerja 97%) dan
Cakupan kesediaan Alat dan Obat Kontrasepsi oleh
Kabupaten/Kota (kinerja 50%). Cakupan ketersediaan Alat dan
Obat Kontrasepsi oleh Kabupaten/Kota perlu medapatkan
perhatian karena sebenarnya indikator tersebut tidak dapat
ditargetkan mengingat alat dan obat kontrasepsi tidak dapat
dikendalikan jumlah ketersediaannya (jumlah ketersediaan
bergantung pada distribusi dari pusat). Dapat dilihat pula
bahwa kinerja program yang meningkat mempengaruhi proyeksi
capaian kinerja Program Pengembangan Pusat Pelayanan
Informasi dan Konseling KKR pada tahun 2016 dan 2017 yang
meningkat pula. Gambaran proyeksi capaian kinerja Program
Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KKR
pada tahun 2016-2017 adalah sebagai berikut.

98
4.3 Misi Ketiga:
Meningkatkan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Dengan
Memperkuat Inovasi Daerah Guna Mewujudkan Kesejahteraan

Tujuan Pertsma Sasaran Pertsma


Meningkatkan produktivitas pertanian, Meningkatkan ketersediaan
kehutanan, kelautan dan perikanan pangan berbasis kemandirian
untuk menunjang ketahanan pangan

1. Program: Peningkatan Ketahanan Pangan


Program Peningkatan ketahanan pangan diukur dengan
indikator, yaitu Ketersediaan energi per Kapita (Kkal/kap/hari).
Gambaran capaian kinerja Peningkatan ketahanan pangan
selama tahun 2012 sampai 2015, adalah sebagai berikut:

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Ketersediaan energi
per
90% 86% 86% 86% 87% T 3673 KKP
Kapita
(Kkal/kap/hari)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Peningkatan ketahanan pangan
termasuk dalam kategori Tinggi. Akan tetapi, rata-rata kinerja
ketiga indikator tidak mencapai angka 100%. Selain itu, kinerja
setiap tahunnya mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga
tahun 2015. Kecenderungan penurunan kinerja ini memberikan
gambaran bahwa proyeksi capaian kinerja Program Peningkatan
ketahanan pangan untuk tahun 2016 dan 107 juga akan
menurun. Gambaran proyeksi capaian kinerja Program
Peningkatan ketahanan pangan untuk tahun 2016 dan tahun
2017, adalah sebagai berikut:

99
Tujuan Pertsma Sasaran Kedua
Meningkatkan produktivitas pertanian, Meningkatnya mutu dan
kehutanan, kelautan dan perikanan keamanan pangan segar
untuk menunjang ketahanan pangan

1. Program: Peningkatan Ketahanan Pangan


Program Peningkatan ketahanan pangan diukur dengan
beberapa indikator, yaitu: (i) Ketersediaan protein per Kapita
(Gram/kap/hari); (ii) Konsumsi energi per Kapita
(Kkal/kap/hari); dan (iii) Konsumsi protein per Kapita
(gr/kap/hari);(iv) Skor Pola Pangan Harapan (PPH); (v) Jumlah
Desa Mandiri Pangan; (vi) Jumlah Lumbung Pangan; (vii)
Jumlah Kelompok P2KP; (viii) Jumlah cadangan pangan daerah;
(ix) Jumlah Desa penerima BPSPAMS. Gambaran capaian
kinerja Peningkatan ketahanan pangan selama tahun 2012
sampai 2015, adalah sebagai berikut:

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Ketersediaan protein
per Kapita 92% 100% 94% 103% 97% ST 89,78 KKP
(Gram/kap/hari)
Konsumsi energi per
Kapita 100% 101% 98% 101% 100% ST 2,083 KKP
(Kkal/kap/hari)

100
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Konsumsi protein per
100% 105% 93% 92% 97% ST 58,7 KKP
Kapita (gr/kap/hari)
Skor Pola Pangan
Harapan 100% 101% 100% 99% 100% ST 90,55 KKP
(PPH)
Jumlah Desa
100% 100% 100% 119% 105% ST 24 KKP
Mandiri Pangan
Jumlah Lumbung
100% 96% 100% 88% 96% ST 83 KKP
Pangan
Jumlah Kelompok
100% 98% 85% 101% 96% ST 92 KKP
P2KP
Jumlah cadangan
100% 100% 100% 46% 86% T 90 KKP
pangan daerah

Jumlah Desa
unit 100% 220% 0% 100% 105% ST 5 KKP
penerima BPSPAMS

Rata-rata kinerja
99% 113% 86% 94%
Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Peningkatan ketahanan pangan
termasuk dalam kategori sangat tinggi pada seluruh indikator
kecuali satu indikator yaitu jumlah cadangan pangan daerah
yang termasuk dalam katerogi tinggi. Akan tetapi, rata-rata
kinerja kesembilan indikator tidak secara keseluruhan
mencapai angka 100%. Selain itu, kinerja setiap tahunnya
mengalami fluktuasi dari tahun 2012 hingga tahun 2015.
Proyeksi capaian kinerja Program Peningkatan ketahanan
pangan untuk tahun 2016 dan 2017 menunjukkan adanya
penurunan. Gambaran proyeksi capaian kinerja Program
Peningkatan ketahanan pangan untuk tahun 2016 dan tahun
2017, adalah sebagai berikut:

101
Tujuan Pertsma Sasaran Ketiga
Meningkatkan produktivitas pertanian, Meningkatnya produksi
kehutanan, kelautan dan perikanan pertanian/perkebunan,
untuk menunjang ketahanan pangan peternakan,kehutanan, kelautan
dan perikanan

1. Program: Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan


Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
diukur dengan beberapa indikator, yaitu: (i) Produksi padi atau
bahan pangan utama lokal lainnya per hektar (kw/ha); (ii)
Produksi tanaman sayuran (kw); dan (iii) Produksi Buah-buahan
(kw); (iv) Populasi Ternak (ekor); (v) Luas hutan rakyat (ha); (vi)
Persentase penanganan lahan kritis (%); (vii) Persentase LMDH
aktif (%); (viii) Produksi Perikanan Tangkap (kg); (ix) Produksi
Perikanan Budidaya air payau (kg); (x) Produksi Perikanan
Budidaya air tawar (kg) ;(xi) Produksi Rumput laut (kg); (xii)
Produksi Garam (ton); (xiii) Cakupan bina kelompok
pembudidaya ikan (%);(xiv) Cakupan bina kelompok nelayan (%);
(xv) Cakupan bina kelompok nelayan (%) . Gambaran capaian
kinerja Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan selama
tahun 2012 sampai 2015, adalah sebagai berikut:

102
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna Target
Kinerja
Produksi
padi atau
bahan
pangan
utama
lokal
lainnya per
hektar
(kw/ha)
67202
Padi 100% 111% 98% 96% 101% ST DPTPH
8
21641
Jagung 100% 69% 62% 58% 72% S DPTPH
2
Kacang
27% 15% 7% 4% 13% SR 40420 DPTPH
Kedelai
Kacang
227% 81% 86% 43% 109% ST 3619 DPTPH
Hijau
Padi ladang 71% 66% 99% 140% 94% ST 11112 DPTPH
Ketela
6226% 3691% 2826% 3290% 4008% ST 1096 DPTPH
Pohon
Kacang
ton 40% 22% 14% 13% 22% SR 6718 DPTPH
Tanah
Produksi
tanaman
sayuran
(kw)
Bawang 33472
100% 110% 131% 99% 110% ST DPTPH
Merah (ton) 0
Cabe besar
100% 94% 79% 77% 88% T 20304 DPTPH
(kw)
Kentang
100% 99% 95% 92% 96% ST 67083 DPTPH
(kw)
Kubis (kw) 100% 93% 67% 74% 83% T 56563 DPTPH
Produksi
Buah-
buahan
(kw)
Pisang (ton) 23% 1299% 433% 630% 596% ST 4720 DPTPH
Mangga 100% 63% 86% 140% 97% ST 25653 DPTPH
Populasi
Ternak
(ekor)
Sapi Potong 106% 72% 73% 70% 80% T 47444 Dinnak
Kerbau 100% 84% 85% 84% 89% T 9314 Dinnak
12572
Kambing 100% 100% 99% 97% 99% ST Dinnak
0
19039
Domba 100% 100% 99% 97% 99% ST Dinnak
5
Ayam ras 18951
100% 99% 96% 95% 98% ST Dinnak
layer 66
Ayam ras 17431
100% 464% 446% 432% 361% ST Dinnak
broiler 48
Ayam 31662
100% 99% 97% 87% 96% ST Dinnak
Buras 99
74016
Itik 90% 87% 92% 77% 86% T Dinnak
6
Luas hutan Dinhutb
0% 0% 0% 1% 0% SR 24000
rakyat (ha) un

103
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna Target
Kinerja
Persentase
penangana Dinhutb
22% 13% 56% 5% 24% SR 90
n lahan un
kritis (%)
Persentase
Dinhutb
LMDH aktif 100% 100% 100% 100% 100% ST 100
un
(%)
Persentase
LMDH aktif
(%)
Produksi
Perikanan 6.470. Dinlutk
99% 53% 62% 109% 81% T
Tangkap 717 an
(kg)
Produksi
Perikanan
75.446 Dinlutk
Budidaya 101% 115% 105% 110% 108% ST
.790 an
air payau
(kg)
Produksi
Perikanan
7.024. Dinlutk
Budidaya 100% 62% 55% 42% 65% S
880 an
air tawar
(kg)
Produksi
71.985 Dinlutk
Rumput 100% 105% 101% 99% 101% ST
.400 an
laut (kg)
Produksi Dinlutk
100% 27% 42% 85% 64% S 70000
Garam (ton) an
Cakupan
bina
Dinlutk
kelompok 100% 200% 271% 271% 211% ST 94
an
pembudida
ya ikan (%)
Cakupan
bina
40% 179% 178% 205% Dinlutk
kelompok 151% ST 70
an
nelayan (%)

Rata-rata
kinerja 286% 251% 198% 220%
Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Peningkatan Produksi
Pertanian/Perkebunan memiliki kategori yang bervariasi yaitu
sangat rendah, sedang,Tinggi, dan sangat tinggi.Kinerja program
setiap tahunnya mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga
tahun 2015. Kecenderungan penurunan kinerja ini memberikan
gambaran bahwa proyeksi capaian kinerja Program Peningkatan
Produksi Pertanian/Perkebunan untuk tahun 2016 dan 2017
juga akan menurun. Gambaran proyeksi capaian kinerja
104
Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan untuk
tahun 2016 dan tahun 2017, adalah sebagai berikut:

Tujuan Pertsma Sasaran Keempat


Meningkatkan produktivitas pertanian, Meningkatkan penerapan
kehutanan, kelautan dan perikanan teknologi tepat
untuk menunjang ketahanan pangan gunapertanian/perkebunan,
peternakan, kehutanan, kelautan
danperikanan yang ramah
lingkungan

1. Program: -

Tujuan Pertsma Sasaran Kelima


Meningkatkan produktivitas pertanian, Meningkatnya pemasaran hasil
kehutanan, kelautan dan perikanan produksi pertanian/perkebunan,
untuk menunjang ketahanan pangan peternakan, kehutanan, kelautan
dan perikanan

1. Program: Optimalisasi Pengelolaan Dan Pemasaran


Produksi
Program Optimalisasi Pengelolaan Dan Pemasaran
Produksi diukur dengan indikator Jumlah usaha pengolahan
ikan (unit). Gambaran capaian kinerja Optimalisasi Pengelolaan

105
Dan Pemasaran Produksi selama tahun 2012 sampai 2015,
adalah sebagai berikut:

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah usaha
pengolahan ikan 100% 100% 101% 100% 100% ST 400
(unit)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Optimalisasi Pengelolaan Dan
Pemasaran Produksi termasuk dalam kategori Sangat Tinggi
dengan rata-rata kinerja setiap tahunnya mencapai angka
100%. Proyeksi capaian kinerja Program Optimalisasi
Pengelolaan Dan Pemasaran Produksi untuk tahun 2016 dan
2017 mengalami peningkatan. Gambaran proyeksi capaian
kinerja Optimalisasi Pengelolaan Dan Pemasaran Produksi
pangan untuk tahun 2016 dan tahun 2017, adalah sebagai
berikut:

2. Program: Peningkatan Gizi Dan Konsumsi Makan Ikan


Program Peningkatan Gizi Dan Konsumsi Makan Ikan
diukur dengan indikator Tingkat Konsumsi ikan (kg/kapita/
tahun) Gambaran capaian kinerja Peningkatan Gizi Dan

106
Konsumsi Makan Ikan selama tahun 2012 sampai 2015, adalah
sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
Indikator satuan 2015 SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Tingkat Konsumsi
ikan 135% 119% 129% 136% 129% ST 26
(kg/kapita/ tahun)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Peningkatan Gizi Dan Konsumsi
Makan Ikan termasuk dalam kategori Sangat Tinggi dengan
rata-rata kinerja indikator mencapai angka 129%. Kinerja
program memiliki pola yang fluktuaktif di setiap tahunnya.
Proyeksi Capaian kinerja Program Peningkatan Gizi Dan
Konsumsi Makan Ikan untuk tahun 2016 dan 2017 mengalami
pola yang fluktuatif pula yaitu mengalami penurunan kemudian
peningkatan. Gambaran proyeksi capaian kinerja Program
Peningkatan Gizi Dan Konsumsi Makan Ikan untuk tahun 2016
dan tahun 2017, adalah sebagai berikut:

Tujuan Pertsma Sasaran Keenam


Meningkatkan produktivitas pertanian, Meningkatnya penyuluhan
kehutanan, kelautan dan perikanan pertanian/perkebunan,
untuk menunjang ketahanan pangan peternakan, kehutanan, kelautan

107
Tujuan Pertsma Sasaran Keenam
dan perikanan

1. Program: -

Tujuan Kedua Sasaran Pertsma


Meningkatkan pengembangan Koperasi, Meningkatnya aktivitas
Usaha mikro kecil dan menengah perdagangan dalam dan luar
(UMKM), dan Industri Kecil dan negeri
Menengah (IKM)

1. Program:
Program Peningkatan dan penggembangan Ekspor diukur
dengan beberapa indikator, yaitu: (i) Nilai Ekspor dan (ii)
Jumlah jenis komoditas/produk ekspor (buah). Gambaran
capaian kinerja Peningkatan dan penggembangan Ekspor
selama tahun 2012 sampai 2015, adalah sebagai berikut:

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Nilai milyar #VALU #VALU 8726,4
100% #VALUE! 100% Dinperindag
Ekspor rupiah E! E! 1
Jumlah
jenis
komoditas #VALU #VALU
buah 100% 100% 100% 4 Dinperindag
/produk E! E!
ekspor
(buah)
Rata-rata
#VALU
kinerja 100% #VALUE! 100%
E!
Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Peningkatan dan penggembangan Ekspor tidak
memiliki kategori. Hal tersebut disebabkan oleh
ketidaktersediaan data pada program ini. Kinerja program ini
mengalami fluktuatif dimana penurunannya angkanya hingga

108
0% karena ketidaktersediaan data pada program ini. Sehingga
proyeksi capaian kinerja Program Peningkatan dan
penggembangan Ekspor untuk tahun 2016 dan 2017 juga
mencapai titik 0%. Gambaran proyeksi capaian kinerja
Peningkatan dan penggembangan Ekspor untuk tahun 2016
dan tahun 2017, adalah sebagai berikut:

2. Program: Peningkatan Efisiensi PerdaganganDalam Negeri


Program Peningkatan Efisiensi PerdaganganDalam Negeri
diukur dengan beberapa indikator, yaitu: (i) Jumlah usaha
dagang skala besar; dan (ii) Jumlah usaha dagang Skala Kecil
dan menengah. Gambaran capaian kinerja Peningkatan Efisiensi
PerdaganganDalam Negeri selama tahun 2012 sampai 2015,
adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
usaha
unit 100% 86% #VALUE! 13% #VALUE! 64 Dinperindag
dagang skala
besar
Jumlah
usaha
dagang Skala unit 100% 97% 101% 96% 99% ST 25055 Dinperindag
Kecil dan
menengah
Rata-rata
kinerja 100% 92% #VALUE! 55%
Program

109
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa
indikator kinerja Peningkatan Efisiensi PerdaganganDalam
Negeri tidak memiliki kategori. Hal tersebut disebabkan oleh
ketidaktersediaan data pada program ini. Kinerja program ini
mengalami fluktuatif dimana penurunannya angkanya hingga
0% karena ketidaktersediaan data pada program ini. Sehingga
proyeksi capaian kinerja Program Peningkatan Efisiensi
PerdaganganDalam Negeri untuk tahun 2016 dan 2017 juga
mencapai titik 0%. Gambaran proyeksi capaian kinerja
Peningkatan Efisiensi PerdaganganDalam Negeri untuk tahun
2016 dan tahun 2017, adalah sebagai berikut:

3. Program: Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan


Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
diukur dengan beberapa indikator, yaitu: (i) Jumlah pedagang
kaki lima yang telah terbina (unit); dan (ii) Jumlah Pasar
Tradisional (Unit). Gambaran capaian kinerja Pembinaan
Pedagang Kaki Lima dan Asongan selama tahun 2012 sampai
2015, adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
pedagang kaki
100% 100% 211% 217% 157% ST 152 Dinperindag
lima yang telah
terbina (unit)

110
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah Pasar
Tradisional 100% 100% 100% 98% 100% ST 63 Dinperindag
(Unit)
Rata-rata
100% 100% 155% 158%
kinerja Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan
Asongan termasuk dalam kategori Sangat Tinggi. Rata-rata
kinerja ketiga indikator mencapai angka 157% dan 100%. Selain
itu, kinerja setiap tahunnya mengalami peningkatan dari tahun
2012 hingga tahun 2015. Kecenderungan peningkatan kinerja
ini memberikan gambaran bahwa proyeksi capaian kinerja
Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan untuk
tahun 2016 dan 2017 juga akan meningkat. Gambaran proyeksi
capaian kinerja Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan
Asongan untuk tahun 2016 dan tahun 2017, adalah sebagai
berikut:

111
4. Program: Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
diukur dengan beberapa indikator, yaitu: (i) Jumlah Industri
Besar; (ii) Jumlah Industri Kecil dan menengah Formal; dan (iii)
Jumlah Industri Kecil dan menengah Non Formal. Gambaran
capaian kinerja Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
selama tahun 2012 sampai 2015, adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja

Jumlah
Industri 100% 100% #VALUE! 450% #VALUE! 3 Dinperindag
Besar

Jumlah
Industri Kecil
dan 100% 106% 108% 110% 106% ST 1725 Dinperindag
menengah
Formal
Jumlah
Industri Kecil
dan 100% 100% 99% 99% 99% ST 4160 Dinperindag
menengah
Non Formal
Rata-rata
kinerja 100% 102% #VALUE! 220%
Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah termasuk dalam kategori Sangat Tinggi dan tidak
memiliki kategori karena ketidaktersediaan data pada program
ini . Sehingga menyebabkan proyeksi capaian kinerja Program
Pengembangan Industri Kecil dan Menengah untuk tahun 2016
dan 2017 berada pada titik 0%. Gambaran proyeksi capaian
kinerja Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
untuk tahun 2016 dan tahun 2017, adalah sebagai berikut:

112
5. Program: Pengembangan Sentra-Sentra Industri/Potensial
Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri/Potensial
diukur dengan indikator Jumlah sentra industri yang
berkembang (sentra). Gambaran capaian kinerja Pengembangan
Sentra-Sentra Industri/Potensial selama tahun 2012 sampai
2015, adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
sentra
industri yang 100% 102% 102% 100% 101% ST 45 Dinperindag
berkembang
(sentra)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Pengembangan Sentra-Sentra
Industri/Potensial termasuk dalam kategori Sangat Tinggi. Rata-
rata kinerja ketiga indikator tidak mencapai angka 101%. Selain
itu, kinerja setiap tahunnya fluktuatif. Proyeksi kinerja Program
Pengembangan Sentra-Sentra Industri/Potensial untuk tahun
2016 dan 2017 terjadi capaian yang statis . Gambaran proyeksi
capaian kinerja Program Pengembangan Sentra-Sentra
Industri/Potensial untuk tahun 2016 dan tahun 2017, adalah
sebagai berikut:

113
Tujuan Kedua Sasaran Kedua
Meningkatkan pengembangan Koperasi, Meningkatnya wirausahawan baru
Usaha mikro kecil dan menengah baik laki-laki maupun perempuan
(UMKM), dan Industri Kecil dan yang mampu mendirikan dan
Menengah (IKM) mengembangkan Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM).

1. Program: Pengembangan Kewirausahaan Dan Keunggulan


Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Program Pengembangan Kewirausahaan Dan Keunggulan
Kompetitif Usaha Kecil Menengah diukur dengan beberapa
indikator, yaitu: (i) Jumlah Tenaga Kerja UMKM; (ii) Mikro; dan
(iii) Kecil; dan (iv) Menengah. Gambaran capaian kinerja
Pengembangan Kewirausahaan Dan Keunggulan Kompetitif
Usaha Kecil Menengah selama tahun 2012 sampai 2015, adalah
sebagai berikut:

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
Dinkop
Tenaga Kerja orang 100% 105% 108% 100% 103% ST 7534
UMKM
UMKM
Dinkop
Mikro orang 100% 127% 356% 100% 171% ST 2300
UMKM

114
Dinkop
Kecil orang 100% 100% 32% 100% 83% T 4494
UMKM
Menengah Dinkop
orang 100% 100% 107% 100% 102% ST 740
UMKM
Rata-Rata
Kinerja 100% 108% 151% 100%
Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Pengembangan Kewirausahaan Dan
Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah pangan termasuk
dalam kategori Sangat Tinggi dan tinggi. Akan tetapi, rata-rata
kinerja keempat indikator tidak semuanya mencapai angka
100% sehingga memiliki pola yang fluktuatif. Proyeksi capaian
kinerja Program Pengembangan Kewirausahaan Dan
Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah untuk tahun
2016 dan 2017 mengalami peningkatan. Gambaran proyeksi
capaian kinerja Pengembangan Kewirausahaan Dan Keunggulan
Kompetitif Usaha Kecil Menengah untuk tahun 2016 dan tahun
2017, adalah sebagai berikut:

2. Program: Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi


Usaha Mikro Kecil Menengah
Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi
Usaha Mikro Kecil Menengah diukur dengan indikator Jumlah

115
UMKM yang sudah punya ijin usaha (unit). Gambaran capaian
kinerja Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil Menengah selama tahun 2012 sampai 2015, adalah
sebagai berikut:

2012 2013 2014 2015 2012-2015 Simbol 2017


Indikator satuan Rerata SKPD
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah UMKM
yang sudah Dinkop
100% 103% 92% 100% 99% ST 1800
punya ijin UMKM
usaha (unit)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Pengembangan Sistem Pendukung
Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah dalam kategori Sangat
Tinggi. Akan tetapi, rata-rata kinerja ketiga indikator tidak
mencapai angka 100%. Selain itu, kinerja setiap tahunnya
menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Sehingga proyeksi
capaian kinerja Program Pengembangan Sistem Pendukung
Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah untuk tahun 2016 dan
2017 mengalami penurunan. Gambaran proyeksi capaian
kinerja Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi
Usaha Mikro Kecil Menengah untuk tahun 2016 dan tahun
2017, adalah sebagai berikut:

116
3. Program: Penciptaan iklim usaha kecil menengah yang
Kondusif
Program Penciptaan iklim usaha kecil menengah yang
Kondusif diukur dengan beberapa indikator, yaitu: (diukur
dengan beberapa indikator, yaitu: (i) Jumlah UMKM; (ii) Mikro;
dan (iii) Kecil; dan (iv) Menengah. Gambaran capaian kinerja
Penciptaan iklim usaha kecil menengah yang Kondusif selama
tahun 2012 sampai 2015, adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah Dinkop
100% 107% 103% 100% 103% ST 4132
UMKM UMKM
Dinkop
Mikro 397% 330% 272% 234% 308% ST 1600
UMKM
Dinkop
Kecil 25% 33% 33% 33% 31% SR 2417
UMKM
Dinkop
Menengah 100% 100% 118% 118% 109% ST 115
UMKM
Rata-Rata
Kinerja 156% 142% 132% 121%
Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Penciptaan iklim usaha kecil
menengah yang Kondusif termasuk dalam kategori Sangat
Tinggi dan Sangat Rendah.Kinerja program mengalami
kecenderungan penurunan. Sehingga menyebabkan proyeksi
capaian kinerja Program Penciptaan iklim usaha kecil menengah
yang Kondusif untuk tahun 2016 dan 107 juga mengalami
penurunan. Gambaran proyeksi capaian kinerja Program
Penciptaan iklim usaha kecil menengah yang Kondusif untuk
tahun 2016 dan tahun 2017, adalah sebagai berikut:

117
Tujuan Kedua Sasaran Ketiga
Meningkatkan pengembangan Koperasi, Meningkatnya Lembaga Koperasi
Usaha mikro kecil dan menengah yang Sehat
(UMKM), dan Industri Kecil dan
Menengah (IKM)

1. Program: Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi


Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
diukur dengan beberapa indikator, yaitu: (i) Jumlah Koperasi;
(ii) Persentase Koperasi Aktif (%); (iii) Koperasi Aktif; dan
Koperasi Tidak Aktif. Gambaran capaian kinerja Peningkatan
Kualitas Kelembagaan Koperasi selama tahun 2012 sampai
2015, adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah Dinkop
101% 99% 99% 99% 99% ST 368
Koperasi UMKM
Persentase
Koperasi Dinkop
100% 99% 100% 99% 99% ST 80,16
Aktif UMKM
(%)
Koperasi Dinkop
101% 98% 98% 98% 99% ST 295
Aktif UMKM
Koperasi Dinkop
100% 96% 100% 99% 99% ST 73
Tidak Aktif UMKM

118
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Rata-Rata
Kinerja 101% 98% 99% 99%
Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
Koperasi termasuk dalam kategori Sangat Tinggi. Akan tetapi,
rata-rata kinerja keempat indikator tidak mencapai angka
100%. Selain itu, kinerja setiap tahunnya mengalami kondisi
yang fluktuatif dari tahun 2012 hingga tahun 2015. Hal tersebut
menyebabkan proyeksi capaian kinerja Program Peningkatan
Kualitas Kelembagaan Koperasi untuk tahun 2016 dan 2017
mengalami penurunan. Gambaran proyeksi capaian kinerja
Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi untuk
tahun 2016 dan tahun 2017, adalah sebagai berikut:

2. Program: Pengembangan Simpan Pinjam Koperasi


Program Pengembangan Simpan Pinjam Koperasi diukur
dengan beberapa indikator, yaitu: (i) Jumlah Koperasi Kategori
Sehat; (ii) Sehat; dan (iii) Cukup Sehat. Gambaran capaian

119
kinerja Pengembangan Simpan Pinjam Koperasi selama tahun
2012 sampai 2015, adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Dinkop
Jumlah % 129% 106% 107% 100% 110% ST 144
UMKM
Koperasi
Kategori Dinkop
Sehat % 133% 107% 105% 101% 111% ST 77,84
UMKM
Dinkop
Sehat % 100% 96% 111% 107% 103% ST 31
UMKM
Cukup
Dinkop
Sehat % 137% 133% 105% 99% 119% ST 113
UMKM
Rata-Rata
Kinerja 125% 111% 107% 102%
Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Pengembangan Simpan Pinjam
Koperasi termasuk dalam kategori Sangat Tinggi. Rata-rata
kinerja ketiga indikator tidak mencapai angka lebih dari 100%.
Namun, kinerja setiap tahunnya mengalami kondisi yang
fluktuatif dari tahun 2012 hingga tahun 2015. Hal tersebut
menyebabkan proyeksi capaian kinerja Program Pengembangan
Simpan Pinjam Koperasi untuk tahun 2016 dan 107 mengalami
penurunan. Gambaran proyeksi capaian kinerja Program
Pengembangan Simpan Pinjam Koperasi untuk tahun 2016 dan
tahun 2017, adalah sebagai berikut:

120
3. Program: Pengembangan SDM Pengelola Simpan Pinjam
Koperasi
Program Pengembangan SDM Pengelola Simpan Pinjam
Koperasi diukur indikator Jumlah KSP/USP, KJKS/UJKS.
Gambaran capaian kinerja Program Pengembangan SDM
Pengelola Simpan Pinjam Koperasi selama tahun 2012 sampai
2015, adalah sebagai berikut:
2012 2013 2014 2015 2012-2015 Simbol 2017
Indikator satuan Rerata SKPD
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
Dinkop
KSP/USP, 97% 99% 102% 99% 99% ST 185
UMKM
KJKS/UJKS

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Pengembangan SDM Pengelola
Simpan Pinjam Koperasi termasuk dalam kategori Sangat
Tinggi. Akan tetapi, rata-rata kinerja indikator tidak mencapai
angka 100%. Selain itu, kinerja setiap tahunnya mengalami
kondisi fluktuatif dari tahun 2012 hingga tahun 2015. Proyeksi
capaian kinerja Program Pengembangan SDM Pengelola Simpan
Pinjam Koperasi untuk tahun 2016 dan 2017 mengalami
peningkatan. Gambaran proyeksi capaian kinerja Program

121
Pengembangan SDM Pengelola Simpan Pinjam Koperasi untuk
tahun 2016 dan tahun 2017, adalah sebagai berikut:

Tujuan Ketiga Sasaran Pertama


Meningkatkan investasi untuk Meningkatnya realisasi investasi
menunjang pengurangan pengangguran daerah berskala nasional

1. Program: Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi


Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
diukur dengan beberapa indikator, yaitu: (i) Terselenggaranya
promosi peluang penanaman modal kabupaten/kota; (ii)
Tersedianya informasi peluang usaha sektor/bidang usaha
unggulan (sektor) dan (iii) Terselenggaranya fasilitasi pemerintah
daerah dalam rangka kerjasama kemitraan: Antara usaha
mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKMK) tingkat
kabupaten/ kota dengan pengusaha tingkat provinsi/ nasional
(kali). Gambaran capaian kinerja Peningkatan Promosi dan
Kerjasama Investasi selama tahun 2012 sampai 2015, adalah
sebagai berikut:

122
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Terselenggaranya
promosi peluang Bappeda/
100% 100% 100% 100% 100% ST 3
penanaman modal KPPT
kabupaten/kota
Tersedianya
informasi peluang
usaha Bappeda/
100% 110% 100% 100% 103% ST 14
sektor/bidang KPPT
usaha unggulan
(sektor)
Terselenggaranya
fasilitasi
pemerintah daerah
dalam rangka
kerjasama
kemitraan: Antara
usaha mikro, kecil, Bappeda/
100% 100% 100% 100% 100% ST 1
menengah dan KPPT
koperasi (UMKMK)
tingkat kabupaten/
kota dengan
pengusaha tingkat
provinsi/ nasional
(kali)
Rata-Rata Kinerja
100% 103% 100% 100%
Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama
Investasi termasuk dalam kategori Sangat Tinggi. Rata-rata
kinerja ketiga indikator mencapai angka 100%. Kinerja setiap
tahunnya mengalami kondisi yang fluktuatif dari tahun 2012
hingga tahun 2015. Proyeksi capaian kinerja Peningkatan
Promosi dan Kerjasama Investasi untuk tahun 2016 dan 2017
mengalami penurunan. Gambaran proyeksi capaian kinerja
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi untuk
tahun 2016 dan tahun 2017, adalah sebagai berikut:

123
2. Program: Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
Investasi
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
Investasi diukur dengan beberapa indikator dibawah ini.
Gambaran capaian kinerja Peningkatan Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi selama tahun 2012 sampai 2015, adalah
sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
investor
berskala
nasional
(PMDN/PMA)
Bappeda
- PMDN 100% 142% 129% 100% 118% ST 1058
/ KPPT
Nilai
investasi
berskala
nasional
(PMDN/PMA)
- PMDN (juta 63194 Bappeda
100% 130% 1861% 100% 548% ST
rupiah) 2 / KPPT
Jumlah izin
yang
buah 0,26% 104% 15% 100% 55% R 54000 KPPT
diterbitkan
KPPT

124
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Terselenggar
anya
pelayanan
perijinan
bidang
penanaman
modal
melalui
pelayanan
terpadu satu
pintu di
bidang
penanaman
modal:
Pendaftaran
penanaman
modal dalam
negeri, ijin
prinsip
penanaman
modal dalam
44% 102% 0% 100% 61% R 100 KPPT
negeri, ijin
usaha
penanaman
modal dalam
negeri,
perpanjanga
n izin
mempekerjak
an tenaga
kerja asing
(RPTKA), dan
perpanjanga
n izin
mempekerjak
an tenaga
kerja asing
yang bekerja
di lebih dari
1
kabupaten/k
ota (%)
Terimplemen
tasikannya
sistem
pelayanan
informasi
dan 100% 100% 100% 100% 100% ST 100 KPPT
perizinan
investasi
secara
elektronik
(SPIPISE) (%)
Tingkat
kepuasan
masyarakat
terhadap
100% 101% 100% 100% 100% ST 95 KPPT
pelayanan
perizinan di
KPPT (%)

125
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja

Rata-Rata
Kinerja 69% 107% 415% 100%
Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
Investasi termasuk dalam kategori Sangat Tinggi dan Rendah.
Selain itu, kinerja setiap tahunnya mengalami kondisi yang
fluktuatif . Sedangkan proyeksi capaian kinerja Program
Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi untuk tahun
2016 dan 2017 mengalami peningkatan. Gambaran proyeksi
capaian kinerja Program Peningkatan Iklim Investasi dan
Realisasi Investasi untuk tahun 2016 dan tahun 2017, adalah
sebagai berikut:

126
Tujuan Ketiga Sasaran Kedua
Meningkatkan investasi untuk Meningkatnya kompetensi calon
menunjang pengurangan pengangguran tenaga kerja baik laki-laki maupun
perempuan sesuai dengan pasar
kerja

1. Program: Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga


Kerja
Program Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga
Kerja diukur dengan beberapa indikator, yaitu: (i) Besaran
tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
(%); (ii) Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
kewirausahaan (%); (iii) Besaran tenaga kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis masyarakat (%); dan (iv) Besaran pencari
kerja yang terdaftar yang ditempatkan (%). Gambaran kinerja
Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja selama
tahun 2012 sampai 2015, adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Besaran tenaga
kerja yang
mendapatkan Dinsosnaker
% 5769% 73% 0% 100% 1486% ST 70
pelatihan trans
berbasis
kompetensi (%)
Besaran tenaga
kerja yang
mendapatkan Dinsosnaker
% 3125% 100% 50% 33% 827% ST 70
pelatihan trans
kewirausahaan
(%)
Besaran tenaga
kerja yang
mendapatkan Dinsosnaker
% 1923% 87% 50% 33% 523% ST 60
pelatihan trans
berbasis
masyarakat (%)
Besaran pencari
kerja yang
terdaftar yang Dinsosnaker
% 6667% 80% 100% 48% 1724% ST 70
ditempatkan trans
(%)

Rata-Rata
4371% 85% 50% 54%
Kinerja Program

127
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa
indikator kinerja Program Peningkatan Kualitas Dan
Produktivitas Tenaga Kerja termasuk dalam kategori Sangat
Tinggi. Rata-rata kinerja keempat indikator tidak mencapai
angka lebih dari 100%. Namun kinerja setiap tahunnya
mengalami kondisi yang fluktuatif dari tahun 2012 hingga
tahun 2015. Sehingga menyebabkan proyeksi capaian kinerja
Program Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja
untuk tahun 2016 dan 2017 megalami penurunan. Gambaran
proyeksi capaian kinerja Program Peningkatan Kualitas Dan
Produktivitas Tenaga Kerja untuk tahun 2016 dan tahun 2017,
adalah sebagai berikut:

Tujuan Ketiga Sasaran Ketiga


Meningkatkan investasi untuk Meningkatnya penyerapan tenaga
menunjang pengurangan pengangguran kerja baik laki-laki maupun
perempuan sesuai dengan
kompetensinya.

1. Program: Peningkatan Kesempatan Kerja


Program Peningkatan Kesempatan Kerja diukur dengan
beberapa indikator, yaitu: (i) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(%); (ii) Tingkat Pengangguran Terbuka (%); (iii) Penempatan

128
Tenaga Kerja Antar Kerja Antar Negara (AKAN) (orang); dan (iv)
Penempatan Tenaga Kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)
(orang). Gambaran capaian kinerja Peningkatan Kesempatan
Kerja selama tahun 2012 sampai 2015, adalah sebagai berikut:

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Tingkat
Partisipasi Dinsos
% 100% 100% 100% 100% 100% ST 77,49
Angkatan nakertrans
Kerja (%)
Tingkat
Penganggur Dinsos
% 99% 100% 100% 96% 99% ST 5,38
an Terbuka nakertrans
(%)
Penempata
n Tenaga
Kerja Antar
Dinsos
Kerja Antar orang 180% 77% 82% 75% 103% ST 3750
nakertrans
Negara
(AKAN)
(orang)
Penempata
n Tenaga
Kerja Antar
Kerja Antar 15709 Dinsos
orang 62500% 120% 103% 112% ST 650
Daerah % nakertrans
(AKAD)
(orang)

Rata-Rata
Kinerja 15720% 99% 96% 96%
Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja
termasuk dalam kategori Sangat Tinggi. Kinerja setiap tahunnya
mengalami kondisi yang fluktuatif dari tahun 2012 hingga
tahun 2015. Sehingga menyebabkan proyeksi capaian kinerja
Program Peningkatan Kesempatan Kerja untuk tahun 2016 dan
107 mengalami penurunan. Gambaran proyeksi capaian kinerja
Program Peningkatan Kesempatan Kerja untuk tahun 2016 dan
tahun 2017, adalah sebagai berikut:

129
2. Program: Perlindungan Dan Pengembang an Lembaga
Ketenagakerjaan
Program Perlindungan Dan Pengembang an Lembaga
Ketenagakerjaan diukur dengan beberapa indikator di bawah
ini. Gambaran capaian kinerja Perlindungan Dan Pengembang
an Lembaga Ketenagakerjaan selama tahun 2012 sampai 2015,
adalah sebagai berikut:

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase
kasus
perselisihan
Dinsos
tenaga kerja 100% 100% 100% 100% 100% ST 100
nakertrans
yang
terselesaikan
(%)
Persentase Upah
Minimum
Kabupaten Dinsos
100% 105% 103% 104% 103% ST 96
terhadap nakertrans
Kebutuhan
Hidup Layak (%)
Besaran
pekerja/buruh
Dinsos
yang menjadi 25% 120% 123% 111% 95% ST 60
nakertrans
peserta program
Jamsostek (%)
Besaran Kasus
yang
Dinsos
diselesaikan 83% 100% 100% 80% 91% ST 60
nakertrans
dengan
Perjanjian

130
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
Indikator satuan 2015 SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Bersama (PB)
(%)
Besaran
Pengujian Dinsos
33% 100% 92% 86% 78% T 55
Peralatan di nakertrans
Perusahaan (%)
Besaran
Pemeriksaan Dinsos
25% 100% 100% 100% 81% T 60
Perusahaan (%) nakertrans

Rata-Rata
61% 104% 103% 97%
Kinerja Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Perlindungan Dan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan termasuk dalam kategori Sangat
Tinggi dan Tinggi. Rata-rata kinerja ketiga indikator
menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Sedangkan Proyeksi
capaian kinerja Program Perlindungan Dan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan untuk tahun 2016 dan 2017
mengalami peningkatan. Gambaran proyeksi capaian kinerja
Program Perlindungan Dan Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan untuk tahun 2016 dan tahun 2017, adalah
sebagai berikut:

131
Tujuan Keempat Sasaran Pertama
3.1 Mengembangkan pariwisata dan budaya Meningkatnya jumlah kunjungan
unggulan daerah wisatawan di berbagai obyek
wisata daerah.

1. Program: Pengembangan Pemasaran Pariwisata


Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata diukur
dengan beberapa indikator, yaitu: (i) Jumlah kunjungan
wisatawan (orang); (ii) Rata-rata lama tinggal wisatawan (hari);
dan (iii) Jumlah Obyek Wisata (OB) yang berkembang.
Gambaran capaian kinerja Pengembangan Pemasaran
Pariwisata selama tahun 2012 sampai 2015, adalah sebagai
berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
kunjungan Dinpar
178% 110% 122% 163% 143% ST 246616
wisatawan budpora
(orang)
Rata-rata lama
tinggal Dinpar
100% 91% 83% 77% 88% T 1,5
wisatawan budpora
(hari)
Jumlah Obyek
Wisata (OB) Dinpar
67% 67% 80% 110% 81% T 11
yang budpora
berkembang
Rata-Rata
Kinerja 115% 89% 95% 117%
Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
termasuk dalam kategori Sangat Tinggi dan Tinggi. Rata-rata
kinerja ketiga indikator menunjukkan kondisi yang fluktuatif.
Proyeksi capaian kinerja Program Pengembangan Pemasaran
Pariwisata untuk tahun 2016 dan 2017 mengalami
peningkatan. Gambaran proyeksi capaian kinerja Program
Pengembangan Pemasaran Pariwisata untuk tahun 2016 dan
tahun 2017, adalah sebagai berikut:

132
2. Program: Pengembangan Kemitraan Pariwisata
Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata diukur
dengan beberapa indikator, yaitu: (i) Jumlah Hotel dan (ii)
Jumlah Restoran/ Rumah Makan. Gambaran capaian kinerja
Pengembangan Kemitraan Pariwisata selama tahun 2012
sampai 2015, adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jasa pariwisata
Dinpar
-Jumlah Hotel 83% 86% 75% 78% 80% T 20
budpora
-Jumlah
Restoran/ Dinpar
48% 49% 51% 53% 50% SR 80
Rumah budpora
Makan
Rata-Rata
66% 66% 63% 65%
Kinerja Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata
termasuk dalam kategori Tinggi dan sangat rendah. Rata-rata
kinerja kedua indikator tidak mencapai angka 100%. Selain itu,
kinerja setiap tahunnya mengalami kondisi yang fluktuatif.
Proyeksi capaian kinerja Program Pengembangan Kemitraan
Pariwisata untuk tahun 2016 dan 2017 mengalami penurunan.

133
Gambaran proyeksi capaian kinerja Program Pengembangan
Kemitraan Pariwisata untuk tahun 2016 dan tahun 2017,
adalah sebagai berikut:

Tujuan Keempat Sasaran Kedua


3.2 Mengembangkan pariwisata dan budaya Meningkatnya apresiasi terhadap
unggulan daerah seni dan budaya daerah.

1. Program: Pengelolaan Kekayaan Budaya


Program Pengelolaan Kekayaan Budaya diukur dengan
beberapa indikator di bawah ini. Gambaran capaian kinerja
Pengelolaan Kekayaan Budaya selama tahun 2012 sampai 2015,
adalah sebagai berikut:

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
Indikator satuan 2015 SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase
Benda, Situs
dan Kawasan Dinpar
100% 100% 163% 100% 116% ST 100
Cagar Budaya budpora
yang
dilestarikan (%)
Jumlah Grup
Kesenian Dinpar
100% 100% 369% 100% 167% ST 300
tradisional budpora
(kelompok)

134
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
Indikator satuan 2015 SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
seniman (orang)
Dinpar
- Penari 100% 100% 100% 100% 100% ST 480
budpora
Dinpar
- Pemain Teater 100% 100% 100% 100% 100% ST 190
budpora
- Pelukis Dinpar
100% 100% 100% 100% 100% ST 47
budpora
Rata-Rata
100% 100% 166% 100%
Kinerja Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
termasuk dalam kategori Sangat Tinggi.Rata-rata kinerja
indikator di atas mencapai angka lebih dari 100%. Kinerja setiap
tahunnya mengalami kondisi yang fluktuatif dari tahun 2012
hingga tahun 2015. Sedangkan proyeksi capaian kinerja
Program Pengelolaan Kekayaan Budaya untuk tahun 2016 dan
2017 mengalami peningkatan. Gambaran proyeksi capaian
kinerja Program Pengelolaan Kekayaan Budaya untuk tahun
2016 dan tahun 2017, adalah sebagai berikut:

135
2. Program: Pengelolaan Keragaman Budaya
Program Pengelolaan Keragaman Budaya diukur dengan
indikator Jumlah Penyelenggaraan Festival seni dan budaya
(kali). Gambaran capaian kinerja Pengelolaan Keragaman
Budaya selama tahun 2012 sampai 2015, adalah sebagai
berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
Penyelenggaraan Dinpar
100% 100% 100% 100% 100% ST 8
Festival seni dan budpora
budaya (kali)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Pengelolaan Keragaman Budaya
termasuk dalam kategori Sangat Tinggi.Rata-rata kinerja
indikator di atas mencapai angka 100%. Kinerja setiap
tahunnya mengalami kondisi yang statis yaitu pada angka
100%. Sehingga proyeksi capaian kinerja Program Pengelolaan
Keragaman Budaya untuk tahun 2016 dan 107 juga mengalami
kondisi yang statis. Gambaran proyeksi capaian kinerja Program
Pengelolaan Keragaman Budaya untuk tahun 2016 dan tahun
2017, adalah sebagai berikut:

136
Tujuan Kelima Sasaran Pertama
3.3 Memperkuat sistem inovasi daerah Meningkatnya hasil-hasil inovasi
dalam mendorong pembangunan daerah, jaringan inovasi dan
berbasis pengetahuan sistem inovasi tekno- industri

Tujuan Kelima Sasaran Kedua


3.4 Memperkuat sistem inovasi daerah Meningkatnya teknoprener,
dalam mendorong pembangunan termasuk inkubasi bisnis berbasis
berbasis pengetahuan teknologi.

Tujuan Keenam Sasaran Pertama


3.5 Meningkatkan keberdayaan masyarakat Berkurangnya persentase
dan pembangunan desa untuk penduduk miskin baik laki-laki
mengurangi kemiskinan maupun perempuan.
3.6

Tujuan Keenam Sasaran Kedua


3.7 Meningkatkan keberdayaan masyarakat Semakin berkembangnya lembaga
dan pembangunan desa untuk ekonomi perdesaan
mengurangi kemiskinan
3.8

1. Program: Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan


Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
diukur dengan indikator Pemeliharaan Pasca Program
pemberdayaan masyarakat. Gambaran capaian kinerja
Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan selama tahun
2012 sampai 2015, adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Pemeliharaan
Pasca Program
% 90% 91% 91% 98% 93% ST 65 BPMDK
pemberdayaan
masyarakat (%)

137
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa
indikator kinerja Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat
Pedesaan termasuk dalam kategori Sangat Tinggi. Akan tetapi,
rata-rata kinerja indikator di atas tidak mencapai angka 100%.
Selain itu, kinerja setiap tahunnya mengalami peningkatan dari
tahun 2012 hingga tahun 2015. Kecenderungan penurunan
kinerja ini memberikan gambaran bahwa proyeksi capaian
kinerja Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat
Pedesaan untuk tahun 2016 dan 2017 juga akan mengalami
peningkatan. Gambaran proyeksi capaian kinerja Program
Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan untuk tahun
2016 dan tahun 2017, adalah sebagai berikut:

Tujuan Keenam Sasaran Ketiga


3.9 Meningkatkan keberdayaan masyarakat Meningkatnya kualitas
dan pembangunan desa untuk pengelolaan keuangan desa dan
mengurangi kemiskinan pelayanan administrasi desa

1. Program: Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan


Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
diukur dengan beberapa indikator, yaitu: (i) Persentase PKK
Aktif (%); (ii) Persentase Posyandu aktif (%);(iii) Jumlah Pos
Pelayanan Teknologi Perdesaan; dan (iv) Jumlah pemugaran

138
rumah tidak layak huni bagi masyarakat miskin . Gambaran
capaian kinerja Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
selama tahun 2012 sampai 2015, adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
Indikator satuan 2015 SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase PKK
Desa 100% 100% 100% 100% 100% ST 100 BPMDK
Aktif (%)

Persentase
Posyandu aktif Posyandu 93% 94% 94% 101% 96% ST 90 BPMDK
(%)

Jumlah Pos
Pelayanan
100% 50% 50% 50% 63% R 6 BPMDK
Teknologi
Perdesaan

Jumlah
pemugaran
rumah tidak
50% 101% 174% 50% 94% ST 500 BPMDK
layak huni bagi
masyarakat
miskin

Rata-rata
Kinerja 86% 86% 105% 75%
Program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat
Pedesaan termasuk dalam kategori Sangat Tinggi dan Rendah.
Rata-rata kinerja keempat indikator tidak semuanya mencapai
angka 100%. Selain itu, kinerja setiap tahunnya mengalami
kondisi yang fluktuatif dari tahun 2012 hingga tahun 2015.
Proyeksi capaian kinerja Program Peningkatan Keberdayaan
Masyarakat Pedesaan untuk tahun 2016 dan 2017 mengalami
penurunan. Gambaran proyeksi capaian kinerja Program
Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan untuk tahun
2016 dan tahun 2017, adalah sebagai berikut:

139
2. Program: embinaan Dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan
Desa
Program Pembinaan Dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan
Desa diukur dengan beberapa indikator, yaitu: (i) Persentase
Desa tertib administrasi ADD (%); dan (ii) Persentase
desa/kelurahan yang tersalurkan Raskin. Gambaran capaian
kinerja Program Pembinaan Dan Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan Desa selama tahun 2012 sampai 2015, adalah
sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase
Bag.
Desa tertib
100% 6% 100% 100% 76% T 100 Pemerintahan
administrasi
Desa
ADD (%)
Persentase
desa/kelurah
Bag.
an yang 100% 100% 100% 100% 100% ST 100
Perekonomian
tersalurkan
Raskin (%)

Rata-Rata
Kinerja 100% 53% 100% 100%
program

140
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa
indikator kinerja Program Pembinaan Dan Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan Desa termasuk dalam kategori Sangat Tinggi dan
Tinggi. Akan tetapi, hanya ada satu rata-rata kinerja indikator
yang mencapai angka 100%. Selain itu, kinerja setiap tahunnya
mengalami kondisi yang fluktuatif dari tahun 2012 hingga
tahun 2015. Proyeksi capaian kinerja Program Pembinaan Dan
Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa untuk tahun 2016 dan
2017 mengalami peningkatan. Gambaran proyeksi capaian
kinerja Program Pembinaan Dan Fasilitasi Pengelolaan
Keuangan Desa untuk tahun 2016 dan tahun 2017, adalah
sebagai berikut:

Tujuan Ketujuh Sasaran Pertama


Menciptakan Stabilitas Keamanan Dan Berkurangnya kasus pelanggaran
Ketertiban Daerah terhadap peraturan daerah

141
Tujuan Ketujuh Sasaran Kedua
Menciptakan Stabilitas Keamanan Dan Berkurangnya kasus kerusuhan,
Ketertiban Daerah kriminalitas dan gangguan
keamanan lainnya.

1. Program: Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan


tindak Kriminal
Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan
tindak Kriminal diukur dengan beberapa indikator, yaitu: (i)
Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk; (ii) Jumlah kasus
Penegakan PERDA; dan (iii) Tingkat penyelesaian pelanggaran
K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) di Kabupaten.
Gambaran capaian kinerja Pemeliharaan Kantrantibmas dan
Pencegahan tindak Kriminal selama tahun 2012 sampai 2015,
adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
Indikator satuan 2015 SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
Linmas per
Jumlah 100% 99% 99% 100% 99% ST 81 Kesbangpol
10.000
Penduduk
Jumlah
kasus
100% 100% 100% 100% 100% ST 220 Satpol PP
Penegakan
PERDA
Tingkat
penyelesaian
pelanggaran
K3
(ketertiban, 100% 99% 99% 99% 99% ST 94 Satpol PP
ketentraman,
keindahan)
di Kabupaten

Rata-Rata
Kinerja 100% 99% 99% 100%
program

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa


indikator kinerja Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan
Pencegahan tindak Kriminal termasuk dalam kategori Sangat
Tinggi. Akan tetapi, rata-rata kinerja ketiga indikator tidak
semuanya mencapai angka 100%. Selain itu, kinerja setiap

142
tahunnya mengalami kondisi yang fluktuatif dari tahun 2012
hingga tahun 2015. Proyeksi capaian kinerja Program
Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan tindak Kriminal
untuk tahun 2016 dan 107 mengalami penurunan. Gambaran
proyeksi capaian kinerja Program Pemeliharaan Kantrantibmas
dan Pencegahan tindak Kriminal untuk tahun 2016 dan tahun
2017, adalah sebagai berikut:

4.4 Misi Keempat


Meningkatkan Keandalan Sistem Jaringan Infrastruktur
Transportasi Dan Perhubungan Untuk Mendukung Aksesibilitas
Dan Mobilitas Antar Wilayah, Pertumbuhan Ekonomi,
Ketahanan Pangan, Daya Saing Ekonomi Daerah, Dan
Kesejahteraan Masyarakat Secara Merata.

Tujuan Pertama Sasaran Pertama


Meningkatkan keandalan sistem jaringan Meningkatnya kualitas
infrastruktur transportasi dan perencanaan konstruksi jalan
perhubungan untuk mendukung dan jembatan berbasis database
aksesibilitas dan mobilitas antar wilayah, yang akurat, iptek dan tanggap
pertumbuhan ekonomi, ketahanan terhadap perubahan iklim dan
pangan, daya saing ekonomi daerah, dan kondisi geologi setempat.

143
Tujuan Pertama Sasaran Pertama
kesejahteraan masyarakat secara
merata.

Tujuan Pertama Sasaran Kedua


Meningkatkan keandalan sistem jaringan Meningkatnya panjang ruas jalan
infrastruktur transportasi dan dan jembatan kabupaten kondisi
perhubungan untuk mendukung baik.
aksesibilitas dan mobilitas antar wilayah,
pertumbuhan ekonomi, ketahanan
pangan, daya saing ekonomi daerah, dan
kesejahteraan masyarakat secara
merata.

1. Program: Pembangunan Jalan Dan Jembatan


Program Pembangunan Jalan dan Jembatan diukur
melalui beberapa indikator yang seluruhnya mempunyai satuan
% dari kondisi jalan yang ada yaitu : (i) Persentase panjang jalan
poros desa kondisi baik; (ii). Tersedianya sistem jalan yang
menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah
kabupaten; (iii). Tersedianya jalan yang memudahkan
masyarakat per individu melakukan perjalanan; (iv).
Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara
dengan selamat; (v). Tersedianya jalan yang menjamin
kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman dn (vi).
Tersedianya jalan yang menjamin perjalan dapat dilakukan
sesuai dengan kecepatan rencana. Capaian kinerja indikator-
indikator tersebut dari tahun 2012- 2015 ditunjukkan pada
tabel berikut :
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase
panjang jalan DPU
100% 100% 100% 100% 100% ST 90
poros desa TR
kondisi baik(%)

144
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Tersedianya
sistem jalan
yang
menghubungkan DPU
(%) 100% 100% 100% 100% 100% ST 100
pusat-pusat TR
kegiatan dalam
wilayah
kabupaten
Tersedianya
jalan yang
memudahkan
DPU
masyarakat 100% 100% 100% 100% 100% ST 100
TR
per individu
melakukan
perjalanan (%)
Tersedianya
jalan yang
menjamin
DPU
pengguna jalan 100% 100% 100% 100% 100% ST 60
TR
berkendara
dengan selamat
(%)
Tersedianya
jalan yang
menjamin
DPU
kendaraan dapat 100% 100% 100% 100% 100% ST 60
TR
berjalan dengan
selamat dan
nyaman (%)
Tersedianya
jalan yang
menjamin
perjalan dapat DPU
100% 100% 100% 100% 100% ST 60
dilakukan TR
sesuai dengan
kecepatan
rencana (%)
Rata-Rata
100% 100% 100% 100%
Kinerja program

Seluruh indikator dari program ini menunjukkan capaian


kinerja yang sangat baik, yaitu 100%. Sehingga proyeksi kinerja
jalan juga menunjukkan capaian kinerja yang sangat baik.
Meski capaian kinerja dan proyeksinya menunjukkan nilai
sangat baik, namun terdapat catatan terkait rumusan indikator
yang saling bertampalan dan kurang terukur. Hal ini
ditunjukkan pada indikator iv dan v yang mengukur hal yang
sama. Pada indikator vi kurang terukur karena, sifatnya sangat

145
subyektif dan perseptif. Gambaran capaian indikator-indikator
pembangunan jalan ditunjukkan pada diagram berikut ini:

Tujuan Pertama Sasaran Ketiga


Meningkatkan keandalan sistem jaringan Meningkatnya jumlah dan kualitas
infrastruktur transportasi dan sarana dan prasarana pelayanan
perhubungan untuk mendukung sistem jaringan transportasi bagi
aksesibilitas dan mobilitas antar wilayah, masyarakat dan dunia usaha.
pertumbuhan ekonomi, ketahanan
pangan, daya saing ekonomi daerah, dan
kesejahteraan masyarakat secara
merata.

1. Program: Peningkatan Pelayanan Angkutan


Program Peningkatan Pelayanan Angkutan diukur dengan
3 indikator, yaitu : (i). Pelayanan Perizinan Angkutan: -
Rekomendasi Izin Insidentil (rekomendasi); (ii). Pelayanan
Perizinan Angkutan Rekomendasi Perpanjangan Izin Trayek
(rekomendasi); (iii). Pelayanan Perizinan Angkutan Pas Kapal < 7
GT (ijin). Capaian kinerja beberapa indikator tersebut adalah
sebagai berikut :

146
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja

Pelayanan Perizinan
Angkutan:
- Rekomendasi Izin 100% 89% 28% 28% 61% R 90 hubkominfo
Insidentil
(rekomendasi)

- Rekomendasi
Perpanjangan Izin
100% 41% 113% 98% 88% T 300 hubkominfo
Trayek
(rekomendasi)
- Pas Kapal < 7 GT
161% 147% 154% 141% 151% ST 340 hubkominfo
(izin)
Rata-Rata Kinerja
120% 92% 99% 89%
program

Untuk indikator rekomendasi ijin insidentil capaian


kinerja menunjukkan kecenderungan yang menurun dari tahun
ke tahun bahkan menuju angka yang rendah.Capaian kinerja
indikator perpanjangan trayek tampak fluktuatif menurun,
meski masih dalam kategori tinggi. Demikian juga dengan
indikator terakhir yaitu pelayanan perizinan angkutan pas kapal
< 7GT menunjukkan kecenderungan capaian kinerja yang
fluktutif menurun meski tetap pada angka sangat tinggi.
capaian kinerja ketiga indikator dalam program peningkatan
pelayanan angkutan bervariasi mulai dari rendah, tinggi dan
sangat tinggi. Meski demikian rata-rata kinerja program ini
tinggi yaitu pada angka 89%. Gambaran capaian dan proyeksi
capaian kinerja pelayanan perizinan angkutan dapat dilihat
pada diagram berikut :

147
2. Program: Pembangunan Sarana Dan Prasarana
Perhubungan
Program Pembangunan Sarana dan Prasarana
Perhubungan diukur melalui indikator jumlah pos jaga
perlintasan sebidang.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja

Jumlah Pos
Jaga Perlintasan 100% 114% 113% 122% 112% ST 11 hubkominfo
Sebidang

Capaian kinerja dari indikator program ini cenderung


naik meski pada tahun 2014 mengalami sedikit penurunan
meski tetap pada nilai sangat tinggi bahkan > 100%. Proyeksi
capaian kinerja pada tahun 2016 dan 2017 akan mengalami
kenaikan yang sangat tinggi. Gambaran capaian kinerja
pembangunan sarana pasarana perhubungan dan proyeksinya
dapat dilihat pada diagram berikut :

148
3. Program: Pengendalian Dan Pengamanan Lalu Lintas
Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
diukur melalui indikator jumlah kasus kecelakaan. Makin kecil
jumlah angka kecelakaan makin tinggi nilai capaian kinerjanya.
Demikin sebaliknya. Capaian kinerja dapt dilihat pada tabel
berikut :
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah kasus
Kecelakaan 100% 64% 94% 91% 87% T 480 hubkominfo
(kasus)

Capaian kinerja indikator pengendalian dan pengamanan


lalu lintas menunjukkan angka yang fluktuatif. Pada tahun
2013 capaian kinerja sangat menurun. Kemudin naik pada
tahun berikutnya dn menurun lagi pada tahun 2015. Namun
demikian capaian kinerja akhir berada pada posisi tinggi.
proyeksi pada tahun 2016 dan 2017 menunjukkan angka yang
terus menurun. Gambaran tersebut dapat dilihat pada diagram
berikut ini :

149
4. Program: Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan
Bermotor
Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan
Bermotor diukur melalui indikator : (i). jumlah kendaraan yang
wajib uji kategori umum dan (ii). jumlah kendaraan yang wajib
uji kategori tiak umum. Perkembangan capaian kinerja program
ini dapat dilihat pada tabel berikut :
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
Kendaraan
Bermotor Wajib
Uji 104% 127% 138% 130% 125% ST 2200 hubkominfo
(KBWU):
- Kategori
Umum (unit)
- Kategori Tidak
Umum
98% 113% 114% 128% 113% ST 4250 hubkominfo
(Unit)

Rata-Rata
101% 120% 126% 129%
Kinerja program

Perkembangan capaian kinerja pada dua indikator diatas


mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Meski sempat
150
mengalami sedikit penurunan dari tahun 2014 menuju ke
tahun 2015 pada indikator jumlah kendaraan wajib uji kategori
umum. Rata-rata capaian kinerja program mengalami kenaikan
yang sangat signifikan. Sehingga capaian kinerja mempunyai
nilai yang sangat tinggi, demikian juga proyeksi pada tahun
2016 dna 2017. Gambaran capaian kinerja dapat dilihat pada
diagram berikut ini.

Tujuan Pertama Sasaran Keempat


Meningkatkan keandalan sistem jaringan Terwujudnya hasil pekerjaan
infrastruktur transportasi dan konstruksi yang berkualitas.
perhubungan untuk mendukung
aksesibilitas dan mobilitas antar wilayah,
pertumbuhan ekonomi, ketahanan
pangan, daya saing ekonomi daerah, dan
kesejahteraan masyarakat secara
merata.

151
Tujuan Kedua Sasaran Pertama
Meningkatkan keandalan sistem jaringan Meningkatnya luas dan tingkat
infrastruktur sumberdaya air pelayanan jaringan irigasi dan
rawa.

1. Program: Pengembangan Dan Pengelolaan Jaringan


Irigasi, Rawa Dan Jaringan Pengairan Lainnya
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,
Rawa Dan Jaringan Pengairan Lainnya mempunyai 4 indikator
yaitu : (i). Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan
pokok minimal sehari-hari; (ii). Tersedianya air irigasi untuk
pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada; (iii).
Persentase panjang saluran irigasi sekunder kondisi baik dan
(iv). Persentase panjang saluran irigasi tersier kondisi baik.
Perkembangan capaian kinerja program ini dapat dilihat dari
tabel berikut :
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Tersedianya
air baku
untuk
memenuhi
kebutuhan 0% 0% 87% 89% 44% SR 100 DPESDM
pokok
minimal
sehari-hari
(%)
Tersedianya
air irigasi
untuk
pertanian
rakyat pada 100% 100% 108% 108% 104% ST 70 DPESDM
sistem
irigasi yang
sudah ada
(%)
Persentase
panjang
saluran
irigasi 100% 100% 100% 101% 100% ST 60 DPESDM
sekunder
kondisi
baik (%)
Persentase
panjang
saluran 100% 100% 100% 100% 100% ST 50 DPESDM
irigasi
tersier

152
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
kondisi
baik (%)

Rata-rata
Kinerja 75% 75% 99% 99%
Program

Capaian kinerja program ini dari tahun 2012 sampai


tahun 2015 mengalami kenaikan namun capaian kinerja akhir
berada pada nilai sangat rendah pada indikator tersedianya air
baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari.
Hal ini dikarenakan capaian kinerja di tahun 2012 adalah 0%.
Pada 3 indikator yang lain menunjukkan hasil akhir capaian
kinerja yang sangat tinggi. Adapun proyeksi pengembangan dan
pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan pengairan menunjukkan
trend yang meningkat baik tahun 2016 maupun 2017. Berikut
adalah gambaran capaian kinerja dan proyeksi trend yang
diperkirakan.

153
Tujuan Kedua Sasaran Kedua
Meningkatkan keandalan sistem jaringan Meningkatnya ketersediaan air
infrastruktur sumberdaya air baku untuk kebutuhan pokok
sehari-hari, perkotaan dan
industri.

1. Program: Penyediaan dan pengolahan air baku


Program Penyediaan dan Pengolahan air baku diukur
melalui tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan
pokok minimal sehari-hari. Capaian dari tahun 2012-2015
dapat dilihat pada tabel berikut :

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Tersedianya air
baku untuk
memenuhi
0% 0% 87% 89% 44% SR 100
kebutuhan
pokok minimal
sehari-hari (%)

Capaian kinerja akhir indikator Tersedianya air baku


untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari berada
pada nilai sangat rendah. Hal ini dikarenakan capaian kinerja
tahun 2012 dan 2013 adalah 0%, meski capaian kinerja tahun
2014 dan 2015 bertutur-turut meningkat. Sedangkan proyeksi
capaian kinerja program ini menunjukkan peningkatan yang
sangat signifikan, yaitu bisa mencapai diatas 100%. Gambaran
hal ini tampak ada diagram di bawah ini.

154
Tujuan Kedua Sasaran Ketiga
Meningkatkan keandalan sistem jaringan Meningkatnya kualitas
infrastruktur sumberdaya air pengendalian daya rusak secara
terpadu dari hulu ke hilir dalam
satu wilayah dan perlindungan
kawasan di sepanjang garis pantai
dari bahaya abrasi.

Tujuan Ketiga Sasaran Pertama


Meningkatkan pembangunan perumahan Terwujudnya penataan kawasan
dan kualitas lingkungan pemukiman permukiman kumuh di perkotaan
beserta cakupan pelayanan (dasar)
infrastruktur pekerjaan umum

1. Program: Program Pengembangan Perumahan


Program Pengembangan Perumahan mempunyai indikator
: (i). Persentase ketersediaan rumah dan (ii). Rehabilitasi rumah
tidak layak huni. Perkembangan capaian kinerja ditunjukkan
pada tabel di bawah ini.

155
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase
ketersediaan 92% 87% 89% 100% 92% ST 94,25 DPU TR
rumah (%)
Rehabilitasi
rumah tidak #DIV/0! 183% 33% 46% #DIV/0! 2000 DPU TR
layak huni

Rata-rata
#DIV/0! 135% 61% 73% #DIV/0!
Kinerja Program

Perkembangan capaian kinerja indikator presentase


ketersediaan rumah cukup fluktuatif meski kondisi akhir
capaian kinerja menunjukkan angka yang sangat tinggi. namun
pada indikator kedua yaitu rehabilitasi rumah tidak layak huni,
capaian kinerja terlihat sangat rendah, meski capaian kinerja
tahun 2013 sangat tinggi, namun pada tahun-tahun 2014 dan
2015 sangat rendah. Gambaran tentang proyeksi kinerja
program dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

156
Tujuan Ketiga Sasaran Kedua
Meningkatkan pembangunan perumahan Terlaksananya pembangunan
dan kualitas lingkungan pemukiman infrastruktur kawasan-kawasan
beserta cakupan pelayanan (dasar) permukiman baru.
infrastruktur pekerjaan umum

Tujuan Ketiga Sasaran Ketiga


Meningkatkan pembangunan perumahan Terwujudnya penataan tertib
dan kualitas lingkungan pemukiman pembangunan dan keselamatan
beserta cakupan pelayanan (dasar) bangunan dan lingkungan.
infrastruktur pekerjaan umum

1. Program: Lingkungan Sehat Perumahan


Program Lingkungan Sehat Perumahan mempunyai 3
indikator yaitu : (i). Persentase Lingkungan pemukiman kumuh;
(ii). Persentase Rumah Tangga mengakses air bersih dan (iii).
Persentase rumah tangga mengakses sanitasi. Secara
kesleuruhan, capaian kinerja program ini tampak pada tabel
berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase
Lingkungan DPU
% 100% 95% 94% 94% 96% ST 1,5
pemukiman TR
kumuh (%)
Persentase
Rumah
DPU
Tangga 77% 120% 109% 99% 101% ST 76,81
TR
mengakses
air bersih (%)
Persentase
rumah
DPU
tangga 100% 117% 113% 110% 110% ST 62,98
TR
mengakses
sanitasi (%)
Rata-rata
Kinerja 92% 111% 105% 101%
Program

Perkembangan capaian kinerja proram lingkungn sehat


perumahan tampak sangat fluktuatif dari tahun ke tahun.
Namun pada akhirnya menunjukkan hasil yang sangat tinggi.
sedangkan proyeksi cpaian kinerja pada tahun 2016 dan 2017

157
menunjukkan trend yang terus meningkat. Gambarn
perkembangan kinerja program ini dapat dilihat pada diagram di
bawah ini.

Tujuan Ketiga Sasaran Keempat


Meningkatkan pembangunan perumahan Terwujudnya penataan bangunan
dan kualitas lingkungan pemukiman pada kawasan strategis,
beserta cakupan pelayanan (dasar) tradisional, bersejarah, dan ruang
infrastruktur pekerjaan umum terbuka hijau.

Tujuan Ketiga Sasaran Kelims


Meningkatkan pembangunan perumahan Meningkatnya penyediaan
dan kualitas lingkungan pemukiman sarana air bersih dan sanitasi
beserta cakupan pelayanan (dasar) bagi masyarakat berpenghasilan
infrastruktur pekerjaan umum rendah perdesaan dan perkotaan
.

1. Program: Lingkungan Sehat Perumahan


Program Lingkungan Sehat Perumahan mempunyai 2
indikator yaitu : (i). Persentase Rumah Tangga mengakses air
bersih dan (ii). Persentase rumah tangga mengakses sanitasi.
Perkembangan kinerja tampak pada tabel di bawah ini :

158
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase
Rumah Tangga DPU
77% 120% 109% 99% 101% ST 76,81
mengakses air TR
bersih (%)

Persentase
rumah tangga DPU
129% 117% 113% 110% 118% ST 62,98
mengakses TR
sanitasi (%)
Rata-rata
Kinerja 103% 118% 111% 105%
Program

Perkembangan capaian kinerja program lingkungan sehat


perumahan ini menunjukkan hasil yang sangat baik pada
masing-masing indikator. Meskipun proyeksi capaian kinerja
pada tahun 2016 dan 2017 tidak setinggi capian pada tahun
2014 namun menunjukkan trend yang meningkat dengan hasil
lebih dari 100%. Gambaran tersebut tampak pada diagram di
bawah ini.

159
Tujuan Ketiga Sasaran Keenam
Meningkatkan pembangunan perumahan Meningkatnya kapasitas
dan kualitas lingkungan pemukiman kelembagaan dan SDM dalam
beserta cakupan pelayanan (dasar) pengelolaan SPAMs berbasis
infrastruktur pekerjaan umum masyarakat.

1. Program: Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong


Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong
diukur melalui indikator presentase saluran drainage dalam
kondisi baik. Perkembangan capaian kinerja dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase
saluran
drainase DPU
100% 100% 100% 94% 99% ST 85
dalam TR
kondisi baik
(%)

Perkembangan capaian kinerjaa program ini sempat


mengalami penurunan pada tahun 2015 meski hasil akhir
masih tampak sangat tinggi. hal ini mengakibatkan proyeksi
pada 2 tahun berikutnya juga akan menurun meski tetap pada
kategori sangat tinggi. gambarannya dapat dilihat pada diagram
berikut ini.

160
Tujuan Ketiga Sasaran Ketujuh
Meningkatkan pembangunan perumahan Meningkatnya pelayanan
dan kualitas lingkungan pemukiman infrastruktur air limbah dan
beserta cakupan pelayanan (dasar) lumpur tinja.
infrastruktur pekerjaan umum (Sasaran ini tidak mempunyai
program. Sehingga tidak dapat
dilihat capaian kinerjanya)

Tujuan Ketiga Sasaran Kedelapan


Meningkatkan pembangunan perumahan Meningkatnya pelayanan
dan kualitas lingkungan pemukiman infrastruktur drainase.
beserta cakupan pelayanan (dasar) (Sasaran ini tidak mempunyai
infrastruktur pekerjaan umum program. Sehingga tidak dapat
dilihat capaian kinerjanya)

Tujuan Ketiga Sasaran Kesembilan


Meningkatkan pembangunan perumahan Meningkatnya pelayanan
dan kualitas lingkungan pemukiman infrastruktur persampahan dan
beserta cakupan pelayanan (dasar) pengelolaan sistem
infrastruktur pekerjaan umum persampahan.

1. Program: Pengembangan Kinerja Pengelolaan


Persampahan
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Persampahan diukur dari 3 indikator yaitu : (i). Persentase
sampah yang tertangani; (ii). Tersedianya fasilitas pengurangan
sampah diperkotaan dan (iii). Tersedianya sistem penanganan
sampah di perkotaan. Perkembangan kinerja dapat dlihat pada
tabel berikut ini.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase
sampah
DPU
yang 100% 86% 69% 58% 78% T 60
TR
tertangani
(%)
Tersedianya
fasilitas DPU
100% 100% 83% 80% 91% ST 20
pengurangan TR
sampah

161
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
diperkotaan
(%)

Tersedianya
sistem
penanganan
100% 100% 100% 100% 100% ST 3 KLH
sampah di
perkotaan
(TPST)
Rata-rata
Kinerja 100% 95% 84% 79%
Program

Capaian kinerja program secara keseluruhan tampak


tinggi dan sangat tinggi. indikator tersedianya sistem
penanganan sampak menunjukkan kinerja maksiml yaitu 100%
dari tahun ke tahun. Sedangkan indikator 1 dan 2 terus
mengalami penurunan. Penurunan yang sangat signifikan
terjadi pada indikator presentase sampah yang tertangani, yaitu
sampai hanya 58%. Kondisi ini jika diproyeksikan juga akan
menunjukkan hasil yang menurun. Gambaran tentang hal ini
terlihat pada diagram di bawah ini.

162
Tujuan Ketiga Sasaran Kesepuluh
Meningkatkan pembangunan perumahan Tersedianya pilihan teknologi
dan kualitas lingkungan pemukiman pengelolaan air minum, air limbah
beserta cakupan pelayanan (dasar) dan pengelolaan sampah bagi
infrastruktur pekerjaan umum masyarakat dan dunia usaha.
(Sasaran ini tidak mempunyai
program. Sehingga tidak dapat
dilihat capaian kinerjanya)

Tujuan Ketiga Sasaran Kesebelas


Meningkatkan pembangunan perumahan Meningkatnya partisipasi
dan kualitas lingkungan pemukiman masyarakat dan dunia usaha
beserta cakupan pelayanan (dasar) dalam pengelolaan air minum dan
infrastruktur pekerjaan umum penyehatan lingkungan.
(Sasaran ini tidak mempunyai
program. Sehingga tidak dapat
dilihat capaian kinerjanya)

Tujuan Keempat Sasaran Pertama


Meningkatkan penataan ruang dan Meningkatnya perencanaan detail
pelaksanaan tata ruang secara konsisten tata ruang.

1. Program: Perencanaan Tata Ruang


Program Perencanaan Tata Ruang diukur melalui
indikator Jumlah rencana detail tata ruang kota yang telah
disusun. Perkemabangan capaian kinerja dapat dilihat pada
tabel berikut .

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
rencana detail
tata ruang kota 67% 100% 114% 90% 93% ST 16 BAPEDA
yang telah
disusun (buah)

Perkembangan capaian kinerja program perencanaan tata


ruang menunjukkan hasil yang sangat tinggi. meski sempat

163
mengalami penurunan pada tahun 2015. Gambaran Proyeksi
capaian kinerja tampak meningkat pada tahun 2016 dan 2017.

Tujuan Keempat Sasaran Kedua


Meningkatkan penataan ruang dan Meningkatnya perencanaan dan
pelaksanaan tata ruang secara konsisten penataan kawasan strategis
untuk kepentingan ekonomi, daya
dukung lingkungan, teknologi
tinggi, dan budaya
(Sasaran ini tidak mempunyai
program. Sehingga tidak dapat
dilihat capaian kinerjanya)

Tujuan Keempat Sasaran Ketiga


Meningkatkan penataan ruang dan Terwujudnya perencanaan tata
pelaksanaan tata ruang secara konsisten ruang lahan kawasan
pertanian pangan berkelanjutan.
(Sasaran ini tidak mempunyai
program. Sehingga tidak dapat
dilihat capaian kinerjanya)

164
Tujuan Keempat Sasaran Keempat
Meningkatkan penataan ruang dan Meningkatnya pengawasan
pelaksanaan tata ruang secara konsisten terhadap pelanggaran tata ruang.

1. Program: Pemanfaaatan Ruang


Program Pemanfaaatan Ruang diukur melalui indiktor
Persentase pelayanan masyarakat dalam pengurusan IMB.
Perkembangan capaian kinerja dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase
pelayanan
masyarakat DPU
100% 0% 100% 100% 75% S 100
dalam TR
pengurusan
IMB (%)

Capaian kinerja program ini, pada beberapa tahun


menunjukkan hasil yang maksimal yaitu 100%, namun tidak
demikian pada tahun 2013, karena capaian kinerja
kebalikannya mencapai hasil terendah. Sehingga hasil akhir
capaian program hanya pada kategori sedang. Namun demikian
proyeksi yang ada, menunjukkan trend agak meningkat pada
tahun 2017. Gambarannya dapat dilihat pada diagram berikut
ini.

165
Tujuan Keempat Sasaran Kelima
Meningkatkan penataan ruang dan Terkendalinya alih fungsi lahan
pelaksanaan tata ruang secara konsisten pertanian ke non pertanian.

1. Program: Pengendalian Pemanfaatan Ruang


Program Pengendalian pemanfaatan ruang diukur melalui
indikator jumlah ijin alih fungsi lahan. Perkembangan kinerja
dapat dilihat pada tabel berikut.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah ijin
DPU
alih fungsi 200% 200% 185% 95% 170% ST 163,06
TR
lahan (Ha)

Perkembangan capaian kinerja setiap tahunnya sangat


tinggi bahkan mencapai angka di atas 100%. Sehingga capaian
kinerja program diperoleh kategori sangat tinggi melebihi
standar angka sangat tinggi yaitu 170%. Namun penurunan
sempat terjadi pada tahun 2015,yaitu dari 185% pada tahun
2014menjadi hanya 95%, meski tetap pada kategori sangat
tinggi. Pada akhirya proyeksi capaian kinerja tahun 2016 dan
2017 terlihat terus mengalami penurunan bahkan mencapai
kategori sangat rendah pada tahun 2017. Gambaran proyeksi
capaian kinerja dapat dilihat pada diagram berikut ini.

166
Tujuan Keempat Sasaran Keenam
Meningkatkan penataan ruang dan Meningkatnya tertib administrasi
pelaksanaan tata ruang secara konsisten pertanahan.

1. Program: Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah


Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah diukur
melalui indikator Persentase luas lahan bersertifikat. Berikut
perkembangan capaian indikator dan program setiap tahunnya
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017 SKPD
2015
Indikator satuan
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase
luas lahan
100% 0% 100% 1 75% S 32,68 SETDA
bersertifikat
(%)

Secara keseluruhan capaian kinerja program


Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah berada pada kategori
sedang yaitu 75%. Capaian kinerja tahun 2012, 2014 dan 2015
adalah 100% sedangkan capaian kinerja tahun 2013 adalah 0%.
Hasil capaian proyeksi tahun 2016 dna 2017 adalah meningkat
bahkan melebihi angka 100% pada tahun 2017. Gambaran
perkembangan capaian kinerja dapat dilihat pada diagram
berikut ini.

167
2. Program: Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan
Dan Pemanfaatan Tanah
Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan
Dan Pemanfaatan Tanah diukur melalui indikator penyelesaian
izin lokasi dalm satuan %. Perkembangan capaian kinerja dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Penyelesaian
100% 0% 1 50% SR 100 SETDA
izin lokasi (%)

Perkembangan capaian kinerja indikator yang sekaligus


menjadi capaian kinerja program ini, tampak sangat rendah.
Pada awal tahun perencanaan yaitu 2012 dan tahun 2015
mencapai kinerja 10%, namun kinerja tahun 2013 dan 2014
tidak ada karena realisasi kosong. Kondisi yang sangat kontras
ini mengarahkan pada hasil proyeksi capaian kinerja yang
sangat rendah pada tahun 2016 dan 2017 . gambaran capaian
kinerja dapat dilihat pada diagram berikut ini.

168
3. Program: Penyelesaian Konflik- Konflik Pertanahan
Program Penyelesaian Konflik- Konflik Pertanahan diukur
melalui indikator (i). Penyelesaian kasus tanah Negara dan (ii).
Penanganan kasus sengketa lahan. Perkembngan capaian
kinerja indikator dan program tampak pada tabel berikut ini.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Penyelesaian
kasus tanah 100% 0% 100% 100% 75% S 100 SETDA
Negara (%)
Penanganan
kasus
100% 0% 100% 100% 75% S 100 SETDA
sengketa
lahan (%)
Rata-Rata
Kinerja 100% 0% 100% 100%
program

Perkembangan capaian kinerja program secara


keseluruhan menunjukkan hasil sedang yaitu 75%. Meski
capaian kinerja pada sebagian besar tahun adalah 100% namun
terdapat capaian kinerja 0% pada tahun 2013 pada kedua
indikator. Namun demikian proyeksi capaian kinerja yang
diperoleh menunjukkan trend yang terus meningkat dari tahun
2016 ke 2017. Gambaran tersebut tampak pada diagram di
bawah ini.

169
Tujuan Keempat Sasaran Ketujuh
Meningkatkan penataan ruang dan Meningkatnya luasan ruang
pelaksanaan tata ruang secara konsisten terbuka hijau.

1. Program:
Program Pemanfaatan Ruang diukur melalui indikator (i).
Luas Ruang terbuka Hijau dan (ii). Rasio ruang terbuka hijau
per satuan luas wilayah ber HPL/HGB. Perkembangan capaian
kinerja dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Luas Ruang
DPU
terbuka Hijau 100% 100% 94% 84% 95% ST 20
TR
(Ha)
Rasio ruang
terbuka hijau
DPU
per satuan 100% 100% 100% 100% 100% ST 1:3
TR
luas wilayah
ber HPL/HGB
Rata-rata
Kinerja 100% 100% 97% 92%
Program

Perkembangan capaian program secara keseluruhan


sangat tinggi, meski tampak terus menurun. Hal ini terjadi
karena kinerja indikator luas ruang terbuka hijau mulai
menurun pada tahun 2014 dna menurun lagi tahun 2015.
Akibatnya proyeksi capaian kinerja program ini juga tampak
terus menurun. Proyeksi tahun 2017 bahkan bisa menurun
sampai pada kategori tinggi saja.

170
Tujuan Kelima Sasaran Pertama
Meningkatkan pelestarian lingkungan, Berkurangnya kasus pencemaran
sumberdaya alam dan mitigasi bencana lingkungan dan perusakan
lingkungan

1. Program: Peningkatan Pengendalian Polusi Lingkungan


Hidup
Program Peningkatan Pengendalian Polusi Lingkungan
Hidup diukur melalui indikator Pelayanan pencegahan
pencemaran air. Berikut tabel yang menunjukkan
perkembangan capaian kinerja indikator tersebut
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Pelayanan
pencegahan
% 100% 100% 100% 100% 100% ST 100 DPESDM
pencemaran
air (%)

Perkembangannya capaian kinerja program sangat


konsisten, yaitu mencapai kinerja sangat tinggi dari tahun ke
tahun dengan angka yang sama. Hal ini juga tampak pada hasil
proyeksi yang dilakukan pada tahun 2016 dan 2017 akan
mencapai yang juga sangat tinggi yaitu 100%.

171
2. Program: Peningkatan Pengendalian Polusi
Program Peningkatan Pengendalian Polusi dapat dilihat
melalui indikator (i). Pelayanan tindak lanjut pengaduan
masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup dan (ii). Pelayanan pencegahan
pencemaran udara dari sumber tidak bergerak.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Pelayanan
tindak lanjut
pengaduan
masyarakat
akibat
adanya
100% 100% 100% 100% 100% ST 100 KLH
dugaan
pencemaran
dan/atau
perusakan
lingkungan
hidup (%)
Pelayanan
pencegahan
pencemaran
100% 100% 100% 100% 100% ST 100 KLH
udara dari
sumber tidak
bergerak (%)

Rata-rata
kinerja 100% 100% 100% 100%
program

172
Perkembangan capaian kinerja masing-masing indikator
sangat tinggi yaitu 100%. Hal ini mengakibatkan hasil capaian
kinerja program jug sangat tinggi. demikian juga hasil proyeksi
yang dilkukan, menunjukkan hasil sangat tinggi.

Tujuan Kelima Sasaran Kedua


Meningkatkan pelestarian lingkungan, Meningkatnya upaya mitigasi
sumberdaya alam dan mitigasi bencana bencana alam
(Sasaran tidak tercapai karena
tidak ada program)

Tujuan Kelima Sasaran Ketiga


Meningkatkan pelestarian lingkungan, Meningkatnya tata kelola yang
sumberdaya alam dan mitigasi bencana baik dalam perlindungan
lingkungan hidup

1. Program: Peningkatan Kualitas Dan Akses Informasi


Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup
Program Peningkatan Kualitas Dan Akses Informasi
Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup diukur melalui
indikator Persentase luas lahan yang telah diketahui informasi
status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi
biomassa.

173
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase luas
lahan yang
telah diketahui
informasi
status
100% 100% 100% 100% 100% ST 100 KLH
kerusakan
lahan dan/atau
tanah untuk
produksi
biomassa

Perkembangan capaian kinerja program dari tabel diatas


menunjukkan kinerja sangat tinggi secara konsisten yaitu 100%
dari tahun ke tahun. Hal ini juga ditunjukkan pada diagram
hasil proyeksi yang dilakukan, yaitu capaian kinerja tahun 2016
dan 2017 juga mencapai hasil sangat tingi yaitu 100%.

Tujuan Kelima Sasaran Keempat


Meningkatkan pelestarian lingkungan, Meningkatnya dukungan teknologi
sumberdaya alam dan mitigasi bencana siap pakai dalam penyelenggaraan
layanan teknis untuk
meningkatkan kualitas
lingkungan.
(Sasaran tidak tercapai karena
tidak ada program)

174
Tujuan Kelima Sasaran Kelima
Meningkatkan pelestarian lingkungan, Meningkatnya perlindungan,
sumberdaya alam dan mitigasi bencana konservasi dan pengelolaan
sumberdaya air.

1. Program: Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber


Daya Alam
Program Perlindungan Dan Konservasi Sumber Daya Alam
diukur melalui indikator Luas lahan kritis di daerah tangkapan
air dan sumber air serta daerah longsor yang tertanami pohon.
Kinerja program dapat dilihat pada tabel berikut :
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Luas lahan
kritis di daerah
tangkapan air
dan sumber air
ha 100% 100% 100% 100% 100% ST 10 KLH
serta daerah
longsor yang
tertanami
pohon (ha)

Perkembangan capaian kinerja program Perlindungan Dan


Konservasi Sumber Daya Alam menunjukkan hasil yang sangat
tinggi secara konsisten. Sehingga proyeksi yang ditampilkan
pada diagram berikut juga menunjukkan hasil yang sangat
tinggi

175
4.5 Misi Kelima
Meningkatkan Kesetaraan Dan Keadilan Gender, Pemenuhan
Hak Anak Dalam Pembangunan Dan Mewujudkan Perlindungan
Sosial
Tujuan Pertama Sasaran Pertama
Meningkatkan penyelenggaraan Meningkatnya indeks
Pengarustamaan Gender (PUG) serta pembangunan gender dan indeks
Perencanaan dan Penganggaran pemberdayaan gender
Responsif Gender (PPRG)

1. Program: Peningkatan Peran Serta Dan Kesetaraan


GenderDalam Pembangunan
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan
Genderdalam Pembangunan diukur dengan jumlah kebijakan
yang mendukung pelaksanaan PUG dibidang (ekonomi, sosial,
politik dan hukum) dalam bentuk perda dan perbup. Selama
kurun waktu 2012 sampai 2015, capaian Program Peningkatan
Peran Serta dan Kesetaraan Genderdalam Pembangunan adalah
sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
kebijakan yang 100% 100% 100% 100% 100% ST Perda 1
mendukung
pelaksanaan
PUG dibidang
(ekonomi, unit BKBPP
sosial, politik Perbub
100% 100% 100% 100% 100% ST
dan hukum) 3
dalam bentuk
perda dan
perbup
Rata-rata
Kinerja 100% 100% 100% 100%
program

Kinerja Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan


Gender dalam Pembangunan dapat mencapai target 100%
selama kurun waktu 2012 hingga 2015. Hal ini

176
mengindikasikan bahwa pelaksanaan program Peningkatan
Peran Serta dan Kesetaraan Genderdalam Pembangunan di
Kabupaten Brebes relatif sudah baik. Gambaran proyeksi
capaian kinerja pada tahun 2016-2017 adalah sebagai berikut.

Tujuan Pertama Sasaran Kedua


Meningkatkan penyelenggaraan Meningkatnya program dan
Pengarustamaan Gender (PUG) serta kegiatan anggaran responsif
Perencanaan dan Penganggaran gender pada SKPD
Responsif Gender (PPRG)

1. Program: Peningkatan Kelembagaan Pengarusutamaan


Gender dan Anak
Program Peningkatan Kelembagaan Pengarusutamaan
Gender dan Anak diukur dengan jumlah Focal Point yang
terbentuk. Selama kurun waktu 2012 sampai 2015, capaian
Program Peningkatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender
dan Anak adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah Focal
Point yang unit 100% 41% 31% 88% 65% R 200 BKBPP
terbentuk

177
Kinerja program Peningkatan Kelembagaan
Pengarusutamaan Gender dan Anak masih dikategorikan
Sangat Rendah dengan rerata kinerja selama 2012-2015 sebesar
65%. Meskipun telah melampaui batas minimal capaian kinerja,
namun kinerja tiap tahun masih naik turun. Berdasarkan tren
kinerja 2012-2015 tersebut, proyeksi kinerja pada 2016 dan
2017 juga semakin menurun. Gambaran proyeksi capaian
kinerja pada tahun 2016-2017 adalah sebagai berikut.

Tujuan Kedua Sasaran Pertama


Meningkatkan Kualitas Hidup Meningkatnya keterampilan usaha
Perempuan mandiri yang dikelola perempuan

1. Program: Peningkatan Kualitas Hidup Dan Perlindungan


Perempuan Dan Anak
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan
Perempuan dan Anak diukur dengan Jumlah kelompok usaha
kecil perempuan (baru). Selama kurun waktu 2012 sampai
2015, capaian Program Peningkatan Kualitas Hidup dan
Perlindungan Perempuan dan Anak adalah sebagai berikut:

178
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
Indikator satuan 2015 SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
kelompok
usaha kecil unit 100% 100% 107% 38% 86% T 60 BKBPP
perempuan
(baru)

Dalam kurun waktu 2012-2015, kinerja program


Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan
Anak mengalami penurunan drastis pada tahun 2015 dengan
kinerja sebesar 38%. Hal ini menyebabkan rerata kinerja selama
tahun 2012-2015 tidak mencapai 100% dan diproyeksikan akan
menurun pada tahun 2016 dan 2017. Gambaran proyeksi
capaian kinerja pada tahun 2016-2017 adalah sebagai berikut.

Tujuan Kedua Sasaran Kedua


Meningkatkan Kualitas Hidup Meningkatnya Penanganan
Perempuan terhadap Perempuan Korban
Kekerasan

1. Program: Keserasian Kebijakan Peningkatan


KualitasPerempuan dan Anak
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan
KualitasPerempuan dan Anak diukur dengan empat indikator,

179
yaitu: (i) Penyelesaian pengaduan korban tindak kekerasan dan
diskriminasi; (ii) Jumlah P2TP2A ditingkat kabupaten dan
kecamatan; (iii) Rasio KDRT; dan (iv) Penyelesaian pengaduan
perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan.
Selama kurun waktu 2012 sampai 2015, capaian Program
Keserasian Kebijakan Peningkatan KualitasPerempuan dan
Anak adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Penyelesaian
pengaduan korban
% 100% 125% 118% 111% 113% ST 95 BKBPP
tindak kekerasan
dan diskriminasi
Jumlah P2TP2A
ditingkat kabupaten 100% 100% 100% 100% 100% ST 18 BKBPP
dan kecamatan
Rasio KDRT 100% 100% 100% 200% 125% ST 0,03 BKBPP
Penyelesaian
pengaduan
perlindungan
% 100% 100% 100% 100% 100% ST 100 BKBPP
perempuan dan
anak dari tindakan
kekerasan

Rata-rata Kinerja
100% 106% 104% 128%
program

Kinerja Program Keserasian Kebijakan Peningkatan


KualitasPerempuan dan Anak selama kurun waktu 2012-2015
telah mampu mencapai target realisasi dengan kinerja 100%.
Tren kinerja selama kurun waktu tersebut juga terus membaik.
Oleh karena itu, diproyeksikan pada tahun 2016-2017 capaian
kinerja Program Keserasian Kebijakan Peningkatan
KualitasPerempuan dan Anak juga akan terus meningkat.
Gambaran proyeksi capaian kinerja Program Keserasian
Kebijakan Peningkatan KualitasPerempuan dan Anak tahun
2016-2017 dapat dilihat pada grafik berikut.

180
Tujuan Kedua Sasaran Ketiga
Meningkatkan Kualitas Hidup Meningkatnya keterwakilan
Perempuan perempuan dalam lembaga
legislatif, eksekutif dan organisasi
masyarakat.

1. Program: Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender


dalam Pembangunan
Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender
dalam Pembangunan diukur dengan empat indikator, yaitu: (i)
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah; (ii)
Partisipasi perempuan di lembaga legislatif; (iii) Partisipasi
angkatan kerja perempuan. Selama kurun waktu 2012 sampai
2015, capaian Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan
Gender dalam Pembangunan adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase
partisipasi
perempuan di % 100% 90% 84% 70% 86% T 27,5 BKBPP
lembaga
pemerintah
Partisipasi
perempuan di % 100% 100% 44% 100% 86% T 20 BKBPP
lembaga legislatif
Partisipasi
angkatan kerja % 100% 100% 117% 570% 222% ST 11 BKBPP
perempuan

181
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Rata-rata Kinerja
100% 97% 82% 247%
program

Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat dua indikator yang


memiliki rerata kinerja di bawah 100%, yaitu: (i) persentase
partisipasi perempuan di lembaga pemerintah; dan (ii)
partisipasi perempuan di lembaga legislatif. Kedua indikator
tersebut juga menunjukkan penurunan di tahun 2013 dan
2014. Namun pada tahun 2015 telah mengalami peningkatan,
sehingga diproyesikan capaian kinerja akan meningkat pada
tahun 2017. Gambaran proyeksi capaian kinerja Program
Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan tahun 2016-2017 dapat dilihat pada grafik
berikut.

Tujuan Ketiga Sasaran Pertama


Meningkatkan pemenuhaan hak-hak Meningkatnya kebijakan dan
anak dan perwujudan kabupaten layak regulasi Kabupaten Layak Anak.
anak

182
1. Program: Keserasian Kebijakan Peningkatan
KualitasPerempuan dan Anak
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas
Perempuandan Anak diukur dengan Jumlah kebijakan yang
mendukung pemenuhanhak anak dalam bentuk perda, perbub
dan perdes. Selama kurun waktu 2012 sampai 2015, capaian
Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Perempuan
dan Anak adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah Perda
100% 100% 200% 100% 125% ST BKBPP
kebijakan yang 1
mendukung Perbub
pemenuhan jumlah 100% 100% 50% 100% 88% T BKBPP
3
hak anak (dalam
bentuk perda, Perdes
perbub dan perdes) 100% 100% 50% 100% 88% T BKBPP
15
Rata-rata Kinerja
100% 100% 100% 100%
Program
Dalam kurun waktu 2012-2015, kinerja program
Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Perempuan dan
Anak dapat mencapai 100%. Namun apabila dilihat dari
indikator ketercapaian program masih belum seluruhnya
mencapai 100%. Indikator kebijakan yang mendukung
pemenuhan hak anak berupa Perbub dan Perdes baru mencapai
88% selama kurun waktu 2012-2015. Gambaran proyeksi
capaian kinerja program Keserasian Kebijakan Peningkatan
Kualitas Perempuan dan Anak pada tahun 2016-2017 adalah
sebagai berikut.

183
Tujuan Ketiga Sasaran Kedua
Meningkatkan pemenuhaan hak-hak Meningkatnya pembangunan
anak dan perwujudan kabupaten layak sarana dan prasarana layak anak.
anak

1. Program: Peningkatan Kelembagaan Pengarusutamaan


Gender dan Anak
Kinerja Program Peningkatan Kelembagaan
Pengarusutamaan Gender dan Anak dilihat dari lima indikator,
yaitu: (i) Jumlah Forum Anak Kabupaten & Kecamatan; (ii)
Jumlah Forum Anak Desa/Kelurahan; (iii) Prosentase
perencanaan pembangunan yang melibatkan anak
(musrenbang); (iv) Jumlah Gugus Tugas KLA Tingkat Kabupaten
dan Desa/ Kelurahan yang aktif dan berfungsi; dan (v) Jumlah
Forum Advokasi KLA Tingkat Kabupaten dan Desa/ Kelurahan
yang aktif dan berfungsi. Capaian program Peningkatan
Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak selama
kurun waktu 2012-2015 adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator Satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah Forum
Anak Kabupaten (kelompok) 100% 138% 100% 100% 110% ST 18 BKBPP
&Kecamatan
Jumlah Forum
Anak (kelompok) 100% 100% 75% 100% 94% ST 50 BKBPP
Desa/Kelurahan
Prosentase
perencanaan
pembangunan
% 100% 20% 7% 100% 57% R 80 BKBPP
yang melibatkan
anak
(musrenbang)
Gugus
Jumlah Gugus
unit 100% 100% 100% 100% 100% ST Tugas
Tugas KLA
Kab. 1
Tingkat
Kabupaten dan Gugus BKBPP
Desa/ Kelurahan Tugas
yang aktif dan unit 100% 100% 0% 0% 50% SR Desa/
berfungsi Kel.
15
JumlahForum F.
Advokasi KLA Adv.
unit 100% 100% 100% 100% 100% ST BKBPP
Tingkat KLA
Kabupaten dan Kab. 1

184
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator Satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Desa/ Kelurahan F.
yang aktif dan Adv.
berfungsi unit 100% 100% 100% 100% 100% ST KLA
Desa/
Kel 15

Rata-Rata Kinerja
100% 96% 69% 86%
program

Berdasarkan tabel kinerja di atas, dapat diketahui bahwa


terdapat dua indikator yang rerata capaian kinerjanya selama
2012-2015 masih tergolong rendah, bahkan sangat rendah.
Prosentase perencanaan pembangunan yang melibatkan anak
(musrenbang) hanya sebesar 57%. Sedangkan Jumlah Gugus
Tugas KLA yang aktif dan berfungsi di Tingkat Desa/ Kelurahan
rerata capaiannya hanya 50%. Gambaran proyeksi capaian
kinerja program Peningkatan Kelembagaan Pengarusutamaan
Gender dan Anak pada tahun 2016-2017 adalah sebagai
berikut.

Tujuan Ketiga Sasaran Ketiga


Meningkatkan pemenuhaan hak-hak Meningkatnya kualitas pelayanan
anak dan perwujudan kabupaten layak terhadap anak korban kekerasan

185
Tujuan Ketiga Sasaran Ketiga
anak dan anakberhadapan dengan
hukum.

1. Program: Keserasian Kebijakan Peningkatan


KualitasPerempuan dan Anak
Kinerja Program Keserasian Kebijakan Peningkatan
KualitasPerempuan dan Anak diukur dengan indikator berupa
persentase Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan
dan anak dari tindakan kekerasan. Capaian program Keserasian
Kebijakan Peningkatan KualitasPerempuan dan Anak selama
kurun waktu 2012-2015 adalah sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Penyelesaian
pengaduan
perlindungan
perempuan dan % 100% 100% 100% 100% 100% ST 100 BKBPP
anak dari
tindakan
kekerasan

Kinerja Program Keserasian Kebijakan Peningkatan


KualitasPerempuan dan Anak dapat mencapai target 100%
selama kurun waktu 2012 hingga 2015. Hal ini
mengindikasikan bahwa pelaksanaan program Keserasian
Kebijakan Peningkatan KualitasPerempuan dan Anak di
Kabupaten Brebes relatif sudah baik. Gambaran proyeksi
capaian kinerja program Keserasian Kebijakan Peningkatan
KualitasPerempuan dan Anak pada tahun 2016-2017 adalah
sebagai berikut.

186
Tujuan Ketiga Sasaran Keempat
Meningkatkan pemenuhaan hak-hak Meningkatnya pelayanan dokumen
anak dan perwujudan kabupaten layak administrasi catatan sipil bagi
anak anak.

1. Program: -
Dalam RPJMD Kabupaten Brebes Tahun 2012-2017 tidak
terdapat program maupun indikator untuk mengevaluasi
capaian kinerja sasaran Meningkatnya pelayanan dokumen
administrasi catatan sipil bagi anak. Oleh karena itu, capaian
sasaran ini tidak dapat diukur dan target sasaran ke-4 dari
tujuan ke-3 misi ke-5 ini dapat dikatakan tidak tercapai.

Tujuan Keempat Sasaran Pertama


Meningkatkan jaminan perlindungan Meningkatnya penanganan
sosial bagi masyarakat Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)

1. Program: Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat


Terpencil (KAT) Dan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) Lainnya

187
Kinerja program ini dilihat dengan tiga indikator, yaitu: (i)
Persentase PMKS skala kab/kota yang memperoleh bantuan
sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar; (ii) Persentase PMKS
skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan sosial
melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok social
ekonomi sejenis lainnya; dan (iii) Presentase korban bencana
skala kabupaten/kota yang menerima bantuan sosial selama
masa tanggal darurat. Capaian program selama kurun waktu
2012-2015 adalah sebagai berikut:

2012- 201
satua 2012 2013 2014 2015 Simbol
Indikator 2015 7 SKPD
n Kinerj Rerata Huru Warn targe
Kinerja Kinerja Kinerja
a Kinerja f a t
Persentase
PMKS skala
kab/kota yang
memperoleh Dinsos
bantuan sosial % 100% 100% 100% 100% 100% ST 100 nakertr
untuk ans
pemenuhan
kebutuhan
dasar.
Persentase
PMKS skala
kab/kota yang
menerima
program
pemberdayaan
Dinsosna
sosial melalui % 100% 75% 100% 100% 94% ST 80
kertrans
Kelompok
Usaha Bersama
(KUBE) atau
kelompok
social ekonomi
sejenis lainnya
Presentase
korban
bencana skala
kabupaten/kot
a yang Dinsosna
% 100% 100% 105% 100% 101% ST 100
menerima kertrans
bantuan sosial
selama masa
tanggal
darurat.

Rata-rata
Kinerja 100% 102% 92% 100%
Program

188
Rerata kinerja program Pemberdayaan Fakir Miskin,
Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya sudah termasuk kategori
Sangat Tinggi. Namun indikator kedua yaitu persentase PMKS
skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan sosial
melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok social
ekonomi sejenis lainnya masih belum memcapai 100%.
Gambaran proyeksi capaian kinerja program pada tahun 2016-
2017 adalah sebagai berikut.

2. Program: Pembinaan Anak Terlantar


Program pembinaan anak terlantar dilihat dari jumlah
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang
ditargetkan terus menurun. Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) yang djadikan indikator dalam program ini yaitu
jumlah: (a) Anak Balita Terlantar; (b) Anak terlantar; dan (c)
Lanjut Usia terlantar. Capaian program Pembinaan Anak
Terlantarselama kurun waktu 2012-2015 adalah sebagai
berikut:

189
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Kiner Kiner Kiner Rerata
Kinerja Huruf Warna target
ja ja ja Kinerja
Jumlah PMKS
a.Anak Balita Dinsosna
jiwa 100% 109% 106% 100% 104% ST 418
Terlantar kertrans
b.Anak Dinsosna
jiwa 100% 125% 136% 100% 115% ST 953
terlantar kertrans
c.Lanjut Usia Dinsosna
jiwa 100% 125% 132% 100% 114% ST 4,862
terlantar kertrans
Rata-rata
Kinerja 100% 120% 125% 100%
program

Kinerja program Pembinaan Anak Terlantar selama kurun


waktu 2012-2015 sudah mencapai target 100%. Tetapi, dalam
kurun waktu tersebut juga terjadi penurunan kinerja program.
Namun demikian, diproyeksikan capaian kinerja program akan
terus membaik pada tahun 2016-2017. Gambaran proyeksi
capaian kinerja program pada tahun 2016-2017 adalah sebagai
berikut.

3. Program: Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial


(Eks Narapidana, PSK, Narkoba Dan Penyakit Sosial
Lainnya).
Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial
dilihat dari jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) yang ditargetkan terus menurun. Penyandang Masalah

190
Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang djadikan indikator dalam
program ini yaitu jumlah: (a) Pengemis; dan (b) Bekas
narapidana. Capaian program Pembinaan Eks Penyandang
Penyakit Sosial selama kurun waktu 2012-2015 adalah sebagai
berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
satu 2015
Indikator SKPD
an Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
PMKS (jiwa)
Dinsosnak
d.Pengemis jiwa 100% 117% 139% 100% 114% ST 436
ertrans
e.Bekas Dinsosnak
jiwa 100% 111% 200% 100% 128% ST 513
Narapidana ertrans
Rata-rata
kinerja 100% 114% 170% 100%
program

Kinerja program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit


Sosial selama kurun waktu 2012-2015 sudah mencapai target
100%. Tetapi, dalam kurun waktu tersebut juga terjadi
penurunan kinerja program pada tahun 2015. Namun demikian,
diproyeksikan capaian kinerja program akan terus membaik
pada tahun 2016-2017. Gambaran proyeksi capaian kinerja
program Eks Penyandang Penyakit Sosialpada tahun 2016-2017
adalah sebagai berikut.

191
Tujuan Keempat Sasaran Kedua
Meningkatkan jaminan perlindungan Meningkatnya penyediaan jaminan
sosial bagi masyarakat sosial bagi masyarakat.

1. Program: Pembinaan Para Penyandang Cacat dan trauma


Kinerja program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan
Trauma dilihat dari Presentase penyandang cacat fisik dan
mental, serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima
jaminan sosial. Capaian program Pembinaan Para Penyandang
Cacat dan Traumaselama kurun waktu 2012-2015 adalah
sebagai berikut
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
Indikator satuan 2015 SKPD
Kinerj Rerata Hur Warn
Kinerja Kinerja Kinerja target
a Kinerja uf a
Presentase
penyandang
cacat fisik dan
mental, serta
Dinsosna
lanjut usia % 100% 100% 60% 100% 90% ST 60
kertrans
tidak potensial
yang telah
menerima
jaminan sosial.

Dalam kurun waktu 2012-2015, rerata kinerja program


Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma masih belum
mampu mencapai 100% target kinerja. Selain itu, terjadi
penurunan drastis kinerja pada tahun 2014. Oleh karena itu,
kinerja tahun 2016-2017 juga diprediksikan akan menurun.
Gambaran proyeksi capaian kinerja program Pembinaan Para
Penyandang Cacat dan Traumapada tahun 2016-2017 adalah
sebagai berikut.

192
2. Program: Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
Kinerja program PembinaanPanti Asuhan/Panti
Jompodilihat darijumlah sarana sosial (panti asuhan, panti
jompo dan panti rehabilitasi) dan presentase panti sosial skala
kabupaten/kota yang menyediakan sarana prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial. Capaian program PembinaanPanti
Asuhan/Panti Jomposelama kurun waktu 2012-2015 adalah
sebagai berikut:
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah Sarana
sosial seperti
Dinsos
panti asuhan,
unit 100% 93% 87% 100% 95% ST 18 naker
panti jompo
trans
dan panti
rehabilitasi
Presentase
panti sosial
skala
kabupaten/kot
a yang
menyediakan % 100% 50% 167% 125% 110% ST 80
sarana
prasarana
pelayanan
kesejahteraan
sosial.
Rata-rata
kinerja 100% 71% 127% 113%
Program

193
Dalam kurun waktu 2012-2015, rerata kinerja
indikatorjumlah sarana sosial berupa panti asuhan, panti jompo
dan panti rehabilitasi masih belum mampu mencapai 100%
target kinerja. Selain itu, terjadi penurunan kinerja program
pada tahun 2013. Namun dmeikian, kinerja tahun 2016-2017
diprediksikan masih akan meningkat hingga tahun 2017.
Gambaran proyeksi capaian kinerja program PembinaanPanti
Asuhan/Panti Jompopada tahun 2016-2017 adalah sebagai
berikut.

3. Program: Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan


Kinerja program Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraan dilihat daripresentase wahana kesejahteraan
sosial berbasis masyarakat (WKBSM) yang menyediakan sarana
prasarana pelayanan kesejahteraan sosial.Capaian program
Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraanselama kurun waktu
2012-2015 adalah sebagai berikut:

194
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Presentase
wahana
kesejahtera
an sosial
berbasis
masyarakat
Dinsos
(WKBSM)
% 100% 100% 100% 100% 100% ST 80 naker
yang
trans
menyediaka
n sarana
prasarana
pelayanan
kesejahtera
an sosial.

Kinerja program Pemberdayaan Kelembagaan


Kesejahteraan dapat dilihat dari tahun 2012-2015 selalu
mencapai 100% target. Hal ini mengindikasikan bahwa
pelaksanaan program Pemberdayaan Kelembagaan
Kesejahteraandi Kabupaten Brebes relatif sudah baik. Capaian
kinerja program ini juga diproyeksikan dapat mencapai 100% di
tahun-tahun berikutnya. Gambaran proyeksi capaian kinerja
program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan pada tahun
2016-2017 adalah sebagai berikut.

195
4.6 Misi Keenam
Menciptakan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good
Governance) Serta Memelihara Stabiitas Keamanan Dan
Ketertiban Daerah

Tujuan Pertama Sasaran Pertama


Meningkatkan kualitas perencanaan Meningkatnya validitas data
pembangunan daerah statistik pembangunan daerah dan
up to date.

1. Program: Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah


Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah
diukur dengan indikator : (i). Jumlah Buku ”Kabupaten dalam
Angka”; (ii). Jumlah Buku ”PDRB kabupaten”; (iii). Indeks Harga
Konsumen dan Inflasi; (iv) Sistem Informasi Profil Daerah; (v).
Buku “Kecamatan dalam Angka”. Perkembangan capaian kinerja
program ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Buku ”Kabupaten
100% 100% 100% 100% 100% ST 1
dalam Angka” BAPEDA
Buku ”PDRB
100% 100% 100% 100% 100% ST 1
kabupaten” BAPEDA
Indeks Harga
Konsumen dan 100% 100% 100% 100% 100% ST 1
Inflasi BAPEDA
Sistem Informasi
100% 100% 100% 100% 100% ST 1
Profil Daerah BAPEDA
Buku “Kecamatan
100% 100% 100% 100% 100% ST 17
dalam Angka” BAPEDA
Rata-rata Kinerja
100% 100% 100% 100%
Program

Perkembangan capaian kinerja program menunjukkan


kondisi yang konsisten dengan kategori sangat tinggi yaitu
100% di semua tahun anggaran. Proyeksi capaian kinerja yang
dihasilkan juga menunjukkan angka yang sangat tinggi secara
konsisten. Gambaran capaian kinerja terseut dapat dilihat pada
diagram berikut ini.

196
Tujuan Pertama Sasaran Kedua
Meningkatkan kualitas perencanaan Meningkatnya kualitas dokumen
pembangunan daerah perencanaan pembangunan
daerah.

1. Program: Peningkatan Kapasitas Kelembagaan


Perencanaan Pembangunan Daerah
Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
Perencanaan Pembangunan Daerah diukur melalui 7 indikator
yaitu : (i). Keselarasan Program RPJMD kedalam RKPD, (ii).
SKPD yang telah menyusun Renstra SKPD; (iii). Renstra SKPD
yang selaras dengan RPJMD; (iv). SKPD yang telah menyusun
Renja SKPD; (v). Renja SKPD yang selaras dengan RKPD; (vi).
Tersedianya Dokumen Perencanaan: RPJMD yg telah ditetapkan
dgn PERDA/ PERKADA; (vii). Tersedianya Dokumen
Perencanaan: RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA.
Selenkapnya dapat dilihat dlam tabel berikut ini.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Keselarasan
Program
RPJMD % 100% 100% 100% 100% 100% ST 100 BAPEDA
kedalam
RKPD (%)
% SKPD yang
telah 100% 100% 100% 100% 100% ST 100 BAPEDA
menyusun

197
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Renstra
SKPD

% Renstra
SKPD yang
selaras 100% 100% 100% 100% 100% ST 70 BAPEDA
dengan
RPJMD
% SKPD yang
telah
100% 100% 100% 100% 100% ST 100 BAPEDA
menyusun
Renja SKPD
% Renja
SKPD yang
selaras 100% 0% 100% 100% 75% S 80 BAPEDA
dengan
RKPD
Tersedianya
Dokumen
Perencanaan:
RPJMD yg
100% 100% 100% 100% 100% ST 1 BAPEDA
telah
ditetapkan
dgn PERDA/
PERKADA
Tersedianya
Dokumen
Perencanaan:
RKPD yg
100% 100% 100% 100% 100% ST 5 BAPEDA
telah
ditetapkan
dgn
PERKADA
Rata-Rata
Kinerja 100% 100% 100% 100%
Program

Dari 7 indikator yang ada, 6 diantaranya masuk pada


kategori sangat tinggi dengan angka capaian 100%. Hanya 1
indikator yaitu keselarasan Renja SKPD dengan RKPD yang
hanya tercapai 75% dengan kategori sedang. Dari hasil proyeksi,
capaian kinerja program ini pada tahun 2016 dan 2017 akan
meningkat. Bahkan pada tahun 2017 trend yang tampak bisa
mencapai labih dari 100%. Gambaran ini dapat dilihat pada
diagram berikut ini.

198
2. Program: Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi diukur
melalui indikator ketersediaan dokumen perencanaan bidang
ekonomi sesuai amanat pemerintah dalam satuan %. Berikut
perkembangannya.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
%
ketersediaan
dokumen
perencanaan
bidang 100% 100% 100% 100% 100% ST 100 BAPEDA
ekonomi
sesuai
amanat
pemerintah

Perkembangan capaian kinerja program perencanaan


pembangunan ekonomi tampak sangat konsisten dengan
kategori sangat tinggi yaitu 100%. Hasil proyeksi capaian
kinerjapun menunjukkan angka yang sangat tinggi yaitu 100%
pada tahun 2016 dan 2017. Gambaran tersebut dapat dilihat
pada diagram berikut ini.

199
3. Program: Perencanaan Sosial Budaya
Program Perencanaan Sosial Budaya mempunyai 2
indikator yaitu : (i). ketersediaan dokumen perencanaan sosial
budaya sesuai amanat pemerintah dan (ii). ketersediaan
dokumen perencanaan prasarana wilayah dan SDA sesuai
amanat pemerintah. Semua indikator mempunyai satuan %.
Berikut perkembangan capaian kinerjanya.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
%
ketersediaan
dokumen
perencanaan
sosial 100% 100% 100% 100% 100% ST 100 BAPEDA
budaya
sesuai
amanat
pemerintah
%
ketersediaan
dokumen
perencanaan
prasarana 100% 100% 100% 100% 100% ST 100 BAPEDA
wilayah dan
SDA sesuai
amanat
pemerintah
Rata-rata
Kinerja 100% 100% 100% 100%
Program

Secara konsisten, capaian kinerja program perencanaan


sosial budaya pada semua indikator di tahun 2012 sampai
dnegan 2015 adalah sangat tinggi yaitu 100%. Hal ini juga

200
menghasilkan proyeksi capaian kinerja yang sanggat tinggi yaitu
100 % pada tahun 2016 dan 2017. Berikut adalah diagram
gambaran proyeksi program perencanaan sosial budaya.

Tujuan Pertama Sasaran Ketiga


Meningkatkan kualitas perencanaan Meningkatnya penyusunan dan
pembangunan daerah penetapan kebijakan berupa
peraturan daerah dan peraturan
kepala daerah berdasarkan
prinsip-prinsip tata kelola
pemerintahan yang baik dan
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(Sasaran tidak tercapai karena
tidak ada program.)

Tujuan Pertama Sasaran Keempat


Meningkatkan kualitas perencanaan Tersedianya hasil evaluasi
pembangunan daerah implementasi kebijakan daerah
untuk menilai efektivitas
pelaksanaannya.

201
1. Program: Pengembangan Data Dan Informasi Perencanaan
Pembangunan.
Program Pengembangan Data Dan Informasi Perencanaan
Pembangunan diukur dengan 2 indikator yaitu (i). Hasil evaluasi
kinerja hasil pembangunan tahunan dan (ii). Hasil Evaluasi
RPJMD. Perkembangan capaian kinerja ditunjukkan pada tabel
berikut.

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Hasil evaluasi
kinerja hasil
100% 100% 100% 100% 100% ST 5 BAPPEDA
pembangunan
tahunan
Hasil Evaluasi
100% 100% 100% 100% 100% ST 2 BAPPEDA
RPJMD
Rata-rata
Kinerja 100% 100% 100% 100%
program

Perkembangan capaian kinerja program ini terjadi secara


konsisten. Capaian kinerja program pengembangan data dan
informasi perencanaan daerah pada semua indikator di tahun
2012 sampai dnegan 2015 adalah sangat tinggi yaitu 100%. Hal
ini juga menghasilkan proyeksi capaian kinerja yang sanggat
tinggi yaitu 100 % pada tahun 2016 dan 2017. Berikut adalah
diagram gambaran proyeksi program tersebut.

202
Tujuan Pertama Sasaran Kelima
Meningkatkan kualitas perencanaan Terbangunnya komitmen seluruh
pembangunan daerah penyelenggara pemerintahan
daerah untuk melaksanakan
kebijakan daerah yang telah
ditetapkan.

1. Program: Konsultasi Publik


Program konsultasi publik diukur dengan indikator
jumlah forum konsultasi publik. Berikut data perkembanga
capaian kinerjanya.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
forum
100% 100% 100% 100% 100% ST 5 BAPEDA
konsultasi
publik

Perkembangan capaian kinerja program ini juga tercapai


secara konsisten. Capaian kinerja program konsultasi publik di
tahun 2012 sampai dnegan 2015 adalah sangat tinggi yaitu
100%. Hal ini juga menghasilkan proyeksi capaian kinerja yang
sanggat tinggi yaitu 100 % pada tahun 2016 dan 2017. Berikut
adalah diagram gambaran proyeksi program tersebut.

203
Tujuan Kedua Sasaran Pertama
Meningkatkan penyelenggaraan Meningkatnya kualitas pelayanan
pelayanan publik secara berkualitas publik kepada masyarakat

1. Program: Peningkatan Pelayanan Publik


Program Peningkatan Pelayanan Publik mempunyai 2
indikator yaitu : (i). Jumlah unit pelayanan yang telah dilakukan
survey Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat dan (ii).
Persentase SKPD memiliki dan menerapkan SOP/SPP.
Perkembangan capaian kinerja masing-maisng indikator dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
HASIL
2012 2013 2014 2015 Rerata 2017
Indikator satuan AKHIR SKPD
kinerja kinerja kinerja kinerja huruf simbol target
Unit
pelayanan
yang telah
dilakukan
BAG
survey Indeks SKPD 100% 100% 100% 1,25 106% ST 5
ORG
Kepuasan
Layanan
Masyarakat
(unit)
Persentase
SKPD
BAG
memiliki dan SKPD 100% 100% 100% 1 100% ST 90
ORG
menerapkan
SOP/SPP (%)
Rata-rata
Kinerja 100% 100% 100% 115%
Program

Dari 2 indikator yang ada, keduanya mempunyai capaian


kinerja akhir yang sangat tinggi yaitu 106% dan 100%. Dari
hasil proyeksi yang dilakukan tampak bahwa kecenderungan
capaian kinerja program peningkatan pelayanan publik juga
akan naik. Pada tahun 2016 tampak terjadi sedikit peningkatan
sekitar 113% sedangkan tahun 2017 cenderung meningkat lebih
tinggi lagyaitu 117% . Gambaran ini dapat dilihat pada
diagaram berikut ini.

204
2. Program: Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program pelayanan administrasi perkantoran mempunyai
2 indikator yaitu (i). Tingkat kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan Kantor kecamatan dan (ii). Tingkat kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan Kantor kelurahan. Berikut
adalah tabel capaian kinerja tahunan dan hasil akhir.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Tingkat
kepuasan
masyarakat
terhadap 100% 0% 100% 100% 75% T 95 KEC
pelayanan
Kantor
kecamatan
Tingkat
kepuasan
masyarakat
terhadap 100% 0% 94% 100% 74% S 95 KEL
pelayanan
Kantor
kelurahan
Rata-rata
Kinerja 100% 100% 97% 100%
Program

Perkembangan capaian kinerja pada dua indikator


kepuasan masyarakat berada pada kategori tinggi pada
kecamatan dan sedang pada kelurahan. Sedangkan proyeksi
capaian kinerjanya dapat dilihat pada diagram berikut. Pada

205
tahun 2016 mengalami sedikit penurunan dari tahun 2015 dan
kemudian di tahun 2017 mengalami peningkatan.

Tujuan Kedua Sasaran Kedua


Meningkatkan penyelenggaraan Meningkatnya kapasitas
pelayanan publik secara berkualitas kelembagaan organisasi perangkat
daerah

1. Program: -

Tujuan Kedua Sasaran Ketiga


Meningkatkan penyelenggaraan Meningkatnya kompetensi
pelayanan publik secara berkualitas aparatur pemerintah daerah'

1. Program: -

206
Tujuan Kedua Sasaran Keempat
Meningkatkan penyelenggaraan Meningkatnya jaringan
pelayanan publik secara berkualitas komunikasi dan informatika
sesuai kebutuhan

1. Program: Pengembang an Komunikasi, Informasi Dan


Media Massa
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi Dan
Media Massa mempunyai 4 indikator komunikasi dan informasi
kepada masyarakat yaitu : (i). Komunikasi dan Informasi
Masyarakat: - Website SKPD (Situs); (ii). Program Penyiaran
RSPD; (iii). Hotspot WiFi Area (lokasi) dan (iv). Penyediaan
perangkat pendukung e-Government bagi SKPD :- VoIP
communication. Berikut tabel perkembangan capaian kinerja
dari tahun ke tahun.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Komunikasi
dan Informasi
Masyarakat: 100% 14% 13% 100% 57% R 11 HUBKOMINFO
- Website SKPD
(Situs)
- Program
Penyiaran 200% 131% 145% 137% 153% ST 74 HUBKOMINFO
RSPD
- Hotspot WiFi
Area 100% 100% 100% 140% 110% ST 7 HUBKOMINFO
(lokasi)
Penyediaan
perangkat
pendukung e-
Government
100% 100% 0% 0% 50% SR 8 HUBKOMINFO
bagi SKPD:
- VoIP
communication
(unit)
Rata-rata
Kinerja 125% 86% 64% 94%
program

Perkembangan capaian kinerja program ini berada pada


kategori yang kontras. Pada 2 indikator website dan e
goverment mempunyai hasil capaian kinerja sangat rendah
sedangkan pada indikator program pnyiaran RSPD dna hot spot

207
mempunyai capaian kinerja sangat tinggi bahkan melebihi
100%. Hasil proyeksi capaian kinerja tahun 2016 dan 2017
menunjukkan kecenderungan penurunan. Untuk tahun 2016
masih berada pada angka diatas 60% namun pada tahun 2017
turun mendekati angka 50% (sangat rendah). Berikut gambaran
proyeksi yang dihasilkan

2. Program: Kerjasama Informasi Dan Media Massa


Program Kerjasama Informasi Dan Media Massa
mempunyai 10 indikator yaitu : (i). Jumlah surat kabar
nasional/lokal (media); (ii). Jumlah penyiaran radio/TV lokal
(unit); (iii). Web site milik pemerintah daerah; (iv).
Pameran/Expo; (v). Kegiatan diseminasi Informasi Nasional
melalui media massa seperti majalah, radio, dan televisi;
(pertahun); (vi). Kegiatan Diseminasi Informasi Nasional melalui
media baru seperti website (media online) (setiap hari); (vii).
Kegiatan Diseminasi Informasi Nasional melalui media
tradisional seperti pertunjukan rakyat (pertahun); (viii). Kegiatan
Diseminasi Informasi Nasional melalui media interpersonal
seperti sarasehan, ceramah/diskusi, dan lokakarya (pertahun);
(ix). Kegiatan Diseminasi Informasi Nasional melalui media luar
ruang seperti media buletin, leaflet, booklet, brosur, spanduk,

208
dan baliho (pertahun); (x). Kelompok Informasi Masyarakat di
tingkat kecamatan (kelompok). Berikut adalah perkembangan
caaian kinerja masing-masing indikator dan hasil akhirnya.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah surat
kabar
101% 101% 98% 92% 98% ST 92 HUBKOMINFO
nasional/lokal
(media)
Jumlah
penyiaran
163% 163% 163% 163% 163% ST 16 HUBKOMINFO
radio/TV lokal
(unit)
Web site milik
pemerintah 100% 100% 100% 100% 100% ST 1 HUBKOMINFO
daerah
Pameran/expo 200% 200% 200% 200% 200% ST 2 HUBKOMINFO

Kegiatan
diseminasi
Informasi
Nasional
melalui media 100% 100% 50% 25% 69% S 12 HUBKOMINFO
massa seperti
majalah, radio,
dan televisi;
(pertahun)

Kegiatan
Diseminasi
Informasi
Nasional
setiap
melalui media 100% 100% 100% 100% 100% ST HUBKOMINFO
hr
baru seperti
website (media
online) (setiap
hari)
Kegiatan
Diseminasi
Informasi
Nasional
melalui media
0% 0% 0% 0% 0% SR 12 HUBKOMINFO
tradisional
seperti
pertunjukan
rakyat
(pertahun)
Kegiatan
Diseminasi
Informasi
Nasional
melalui media
interpersonal
100% 100% 83% 67% 88% T 12 HUBKOMINFO
seperti
sarasehan,
ceramah/disk
usi, dan
lokakarya
(pertahun)

209
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Kegiatan
Diseminasi
Informasi
Nasional
melalui media
luar ruang
seperti media 600% 1667% 1033% 583% 971% ST 12 HUBKOMINFO
buletin, leaflet,
booklet,
brosur,
spanduk, dan
baliho
(pertahun)
Kelompok
Informasi
Masyarakat di
7% 200% 300% 340% 212% ST 17 HUBKOMINFO
tingkat
kecamatan
(kelompok)

Rata-Rata
Kinerja 147% 273% 213% 167%
Program

Perkembangan capaian kinerja 10 indikator pada program


ini cukup variatif, terdapat 7 indikator yang mempunyai capaian
akhir sangat tinggi (lebih dari 90% bahkan ada yang mencapai
971 % dan 1 indikator yaitu kegiatan Diseminasi Informasi
Nasional melalui media interpersonal seperti sarasehan,
ceramah/diskusi, dan lokakarya masuk kategori tinggi.
Sedangkan indikator kegiatan Diseminasi Informasi Nasional
melalui media radisional seperti pertunjukan rakyat masuk
kategori sangat rendah dan indikator Kegiatan diseminasi
Informasi Nasional melalui media massa seperti majalah, radio,
dan televisi; masuk kategori rendah. Sednagkan hasil proyeksi
capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017 masuk pada
kategori sangat tinggi yaitu 200%. Berikut gambaran
keseleuruhan capaian kinerja dan trennya.

210
Tujuan Kedua Sasaran Kelima
Meningkatkan penyelenggaraan Meningkatnya pengelolaan arsip
pelayanan publik secara berkualitas daerah secara baku

1. Program: Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan


Program Perbaikan sistem administrasi kearsipan
mempunyai 2 indikator yaitu : (i). Pengelolaan arsip secara baku
oleh SKPD dan (ii). Pengelolaan arsip secara baku oleh
desa/kelurahan. Berikut tabel perkembangan capaian kinerja
dari masing-masing indikator dan hasil akhirnya.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Pengelolaan
arsip secara
Lembaga 100% 100% 91% 138% 107% ST 17 KDKP
baku
* SKPD
* Desa/
Desa 100% 67% 100% 75% 85% T 50 KDKP
Kelurahan
Rata-rata
Kinerja 100% 83% 95% 107%
Program

Dari 2 indikator yang ada 1indikator mempunyai capaian


kinerja sangat tinggi yaitu pengelolaan arsip di SKPD dan
capaian kinerja tinggi pada indikator pengelolaan arsip dai

211
desa/kelurahan. Dari hasil proyeksi capaian kinerja tahun 2016
mengalami sedikit penurunan, meski tetap pada kategori sangat
tinggi sedangkan pada tahun 2017 mengalami peningkatan lagi.
Gambaran perkembangan capaian kinerja beserta proyeksinya
dapat dilihat pada diagram berikut.

2. Program: Penyelamatan Dan Pelestarian Dokumen/Arsip


Daerah
Program Penyelamatan Dan Pelestarian Dokumen/Ars ip
Daerah mempunyai 4 indikator yaitu : (i). Penarikan arsip dari
instansi pemerintah (SKPD);(ii). Jumlah arsip yang
tersimpan/berkas; (iii). Kartugrafi; (iv). Foto. Berikut adalah
perkembangan capaian kinerja setiap tahun dari maisng-masing
indikator dan capaian akhirnya.

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Penarikan
arsip dari
instansi 150% 167% 167% 167% 163% ST 6
pemerintah
(SKPD)
Jumlah
arsip yang
100% 0% 146% 197% 111% ST KDKP
tersimpan 15.462
* arsip

212
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
tekstual
(berkas)

* kartugrafi
100% 100% 127% 127% 114% ST 22 KDKP
(lembar)
* foto (buah) 100% 108% 114% 100% 105% ST 171 KDKP
Rata-Rata
Kinerja 112% 94% 138% 148%
Program

Perkembangan capaian kinerja masing-masing indikator


sangat tinggi, meski capaian kinerja tahun 2013 sempat
mengalami penurunan, namun kembali naik pada tahun 2014
dan 2015. Proyeksi yang diperoleh pada tahun 2016 mengalami
kenaikan demikian juga pada tahun 2017. Proyeksi Capaian
kinerja program ini masuk kategori sangat tinggi. berikut
diagram proyeksi capaian kinerja program Penyelamatan Dan
Pelestarian Dokumen/Ars ip Daerah.

3. Program: Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi


Kearsipan
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi
Kearsipan mempunyai satu indikator yaitu Peningkatan SDM

213
Pengelola Kearsipan dengan satuan orang. Perkembangan
capaian kinerja dapat dilihat pada tabel berikut ini.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Peningkatan
SDM
Pengelola 100% 125% 125% 250% 150% ST 40 KDKP
Kearsipan
(orang)

Perkembangan capaian kinerja pada tahun 2012-2015


mnunjukkan kecenderungan meningkat. Hasil akhir capaian
kinerja masuk pada kategori sangat tinggi. nilai capaian kinerja
pada hasil proyeksi yang dilakukan menunjukkan peningkatan
yang signifikan. Bahkan pada tahun 2017 capaian kinerja akan
mencapai 300%. Gambaran tentang capaian kinerja dna
proyeksnya dapat dilihat pada diagram berikut ini

Tujuan Kedua Sasaran Keenam


Meningkatkan penyelenggaraan Meningkatnya kualitas pelayanan
pelayanan publik secara berkualitas dan jumlah kunjungan ke
perpustakaan

1. Program: Pengembangan Budaya Baca


Program Pengembang an Budaya Baca mempunyai 7
indikator terukur yaitu jumlah : (i). Perpustakaan Daerah; (ii).

214
Perpustakaan kecamatan; (iii). Perpustakaan Keliling ; (iv).
Perpustakaan Sekolah; (v). Perpustakaan rumah ibadah; (vi).
taman bacaan masyarakat desa; (vii). Taman bacaan
masyarakat non pemda. Berikut perkembangan capaian kinerja
akhir dn setiap indikatornya
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
KDKP
Perpustakaan
* Perpustakaan
100% 100% 100% 100% 100% ST 1 KDKP
Daerah
* Perpustakaan
100% 100% 100% 100% 100% ST 1 KDKP
kecamatan
* Perpustakaan
100% 100% 100% 100% 100% ST 2 KDKP
Keliling
* Perpustakaan
99% 97% 96% 97% 97% ST 208 KDKP
Sekolah
* Perpustakaan
100% 133% 114% 113% 115% ST 10 KDKP
rumah ibadah
* taman bacaan
100% 102% 106% 79% 97% ST 71 KDKP
masyarakatdesa
* Taman bacaan
masyarakat non 95% 91% 87% 83% 89% T 52 KDKP
pemda

Rata-rata
99% 103% 100% 96%
Kinerja Program

Dari 7 indikator program pengembangan buadaya baca, 6


diantaranya mempunyai capaian kinerja yang sangat tinggi
yaitu diatas 97%. Meski capaian setiap tahunnya fluktuatif.
Sedangkan indikator taman bacaan non pemda, mempunyai
capaian kinerja tinggi yaitu 89% dengan capaian setiap
tahunnya yang selalu menurun. Hal ini membawa konsekuensi
pada proyeksi capaian yang cenderung menurun namun masuk
kategori sangat tinggi. berikut adalah diagram proyeksi
capaiannya

215
2. Program: Pembinaan Dan Peningkatan Kapasitas
Program Pembinaan Dan Peningkatan Kapasitas
mempunayi 4 indikator yaitu : (i). Peningkatan SDM Pengelola
Perpustakaan Desa; (ii). Peningkatan SDM Pengelola
Perpustakaan Sekolah; (iii). Jumlah anggota perpustakaan
daerah; (iv). Jumlah Pengunjung perpustakaan daerah.data
perkembangan capaian kinerja tahunan dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Peningkatan
SDM
Pengelola 100% 68% 78% 78% 81% T 40 KDKP
Perpustakaan
Desa (orang)
Peningkatan
SDM
Pengelola
100% 100% 5% 0% 51% R 40 KDKP
Perpustakaan
Sekolah
(orang)
Jumlah
anggota
100% 143% 80% 60% 96% ST KDKP
perpustakaan 1.018
daerah
Jumlah
Pengunjung
94% 118% 150% 144% 126% ST KDKP
perpustakaan 8.000
daerah

Rata-rata
kinerja 99% 107% 78% 70%
Program

216
Perkembangan capaian kinerja program Pembinaan dan
Peningkatan Kapasitas menunjukkan hasil yang sangat variatif
dari tahun ke tahun, maupun antar indikator sendiri. 2
indikator mempunyai hasil capaian kinerja yang sangat tinggi, 1
indikator terkait SDM pengelolaan perpusakaan desa masuk
kategori tinggi sedangkan indikator peningkatan SDM Pengelola
Perpustakaan Sekolah meperoleh hasil capaian yang masuk
kategori rendah.kondisi ini menentukan hasil proyeksi capaian
kinerja tahun 2016 dan 2017 yang terus menurun. Berikut
gambaran capaian kinerja dna proyeksinya.

3. Program: Penyelamatan dan Pelestarian Koleksi


Perpustakaan
Program Penyelamatan dan Pelestarian Koleksi
Perpustakaan diukur dengan indikator jumlah koleksi buku
yang tersedia di perpustakaan daerah. Perkembangan capaian
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
koleksi buku
yang tersedia
98% 101% 107% 109% 104% ST 26.227 KDKP
di
perpustakaan
daerah

217
Perkembangan capaian kinerja program sekaligus
indikatornya ini meningkat secara konsisten dari tahun 2012
menuju tahun 2015. Hasil akhir capaian kinerja menunjukkan
kategori sangat tinggi. demikin juga hasil proyeksi capaian
kinerja tahun 2016 dan 2017. Secara konsisten meningkat pada
kategori sangat tinggi. gambaran kinerja tersebut dapat dilihat
pada diagram berikut ini.

4. Program: Pengembangan Teknologi Informasi


Program Pengembangan Teknologi Informasi diukur
dengan indikator : (i). Jumlah koleksi Buku yang berbarcode
dan (ii). Jumlah Kartu Anggota yang Berbarcode. Berikut data
perkembangan capaian kinerjanya
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Jumlah
koleksi
100% 0% 25% 3% 32% SR KDKP
Buku yang 10.000
berbarcode
Jumlah
Kartu
Anggota 100% 0% 600% 100% 200% ST KDKP
800
yang
Berbarcode
Rata-rata
Kinerja 100% 0% 313% 52%
Program

218
Perkembangan capaian kinerja program sangat kontras
dari 2 indikator yamg ada. Indikator jumlah koleksi Buku yang
berbarcode mempunyai capaian kinerja sangat rendah. capaian
tahun 2013 adalah 0% sedangkan tahun 2014 dan 2015
berturut-turut hanya 25% dan 3% . Sedangkan indikator jumlah
kartu anggota yang berbarcode tercapai hasil akhir 200%,
dikarenakan pada tahun 2014 capaiannya luar biasa tinggi
yaitu 600%. Sedangkan hasil proyeksi yang dilakukan
menunjukkan trend kenaikan baik pada tahun 2016 bahkan
tahun 2017 kembali meningkat. Gambaran tersebut dapat
dilihat pada diagram berikut ini.

Tujuan Ketiga Sasaran Pertama


Meningkatkan kualitas tata kelola Meningkatnya status audit
keuangan dan penyelenggaraan keuangan daerah oleh BPK
pemerintahan

1. Program: Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Dan


Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH diukur dengan
melihat status audit keunagan BPK.

219
Berikut tabel perkembangan capaian kinerja status audit
keuangan BPK.
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Status audit
100% 100% 100% 100% ST WTP INSPEKTORAT
Keuangan BPK

Perkembangan capaian kinerja program dan sekaligus


indikator adalah sangat tinggi yaitu 100%. Capaian ini juga
tampak pada proyeksi capaian kinerja tahun 2016 dan 2017.
Gambaran tersebut dapat dilihat pada diagram berikut ini

Tujuan Ketiga Sasaran Kedua


Meningkatkan kualitas tata kelola Berkurangnya kasus
keuangan dan penyelenggaraan penyalahgunaan wewenang dan
pemerintahan penyelewengan keuangan daerah

1. Program: Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Dan


Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH diukur dengan
indikator presentase SKPD yang melakukan pengadaan
barang/jasa dengan e-procurement melalui LPSE. Berikut tabel
perkembangannya

220
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase
SKPD yang
melakukan
pengadaan
barang/jasa 100% 100% 100% 100% 100% ST 100 SETDA
dengan e-
procurement
melalui
LPSE (%)
Perkembangan capaian kinerja sangat konsisten, dengan
capaian sangat tinggi yaitu 100 %. Proyeksi yang diperolehpun,
menunjukkan angka yang sangat tinggi dan konsisten pada
tahun 2016 dan 2017 yaitu 100 %. Gambaran tersebut dapat
dilihat pada diagram di bawah ini.

Tujuan Ketiga Sasaran Ketiga


Meningkatkan kualitas tata kelola Meningkatnya kapasitas
keuangan dan penyelenggaraan anggaran untuk mendukung
pemerintahan peningkatan kualitas dan
kuantitas pembangunan dan
penyelenggaraan pemerintahan
daerah

1. Program: Peningkatan Dan Pengembang an Pengelolaan


Keuangan Daerah
Program Peningkatan dan Pengembang an Pengelolaan
Keuangan Daerah mempunyai indikator jumlah PAD dalam

221
satuan milyar rupiah. Berikut perkembangan capaian PAD dari
tahun 2012 - 2015
2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Pendapatan Asli
Daerah (PAD)
141% 125% 181% 178% 156% ST 226,355 DPPKD
(milyard
rupiah)/trilyun?

Perkembangan capaian kinerja progrm peningkatan dan


pengembangan pengelolaan keuangan daerah tampak sangat
tinggi di setiap tahunnya., meski terjadi fluktuasi. Dari hasil
proyeksi, diperoleh capaian kinerja yang terus meningkt sampai
tahun 2017, bahkan mencapai lebih dri 200%. Gambaran
tersebut tapak pada diagram berikut ini.

2. Program: Kependudukan dan Catatan Sipil


Program Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai 7
indikator yaitu : (i). Persentase kepemilikan KTP bagi wajib KTP;
(ii). Rasio Bayi berakte kelahiran (%); (iii). Ketersediaan database
kependudukan ; (iv). Penerapan KTP Nasional berbasis NIK(%)
(v). Persentase kepemilikan KK (%) ; (vi). Rasio pasangan
berakte nikah (%) (vii). Jumlah tempat perekaman data

222
kependudukan kecamatan yang terhubung dengan jaringan
SIAK (kecamatan). Berikut tabel yang menunjukkan capaian
kinerja indikator dan kinerja program tahun 2012-2015.

2012-
2012 2013 2014 2015 Simbol 2017
2015
Indikator satuan SKPD
Rerata
kinerja kinerja kinerja kinerja Huruf Warna target
Kinerja
Persentase
kepemilikan
% 125% 104% 105% 125% 114% ST 81 Dindukcapil
KTP bagi wajib
KTP (%)
Rasio Bayi
berakte % 125% 119% 100% 116% 115% ST 80 Dindukcapil
kelahiran (%)
Ketersediaan
database 100% 100% 100% 100% 100% ST ada Dindukcapil
kependudukan
Penerapan
KTP Nasional
% 100% 100% 100% 100% 100% ST 100 Dindukcapil
berbasis
NIK(%)
Persentase
kepemilikan % 428% 100% 100% 100% 182% ST 100 Dindukcapil
KK (%)
Rasio
pasangan
% 100% 100% 100% 100% 100% ST 100 Dindukcapil
berakte nikah
(%)
Jumlah
tempat
perekaman
data
kependudukan
kecamatan 100% 100% 100% 100% 100% ST 17 Dindukcapil
yang
terhubung
dengan
jaringan SIAK
(kecamatan)

Rata-rata
Kinerja 154% 103% 101% 105%
Program

Perkembangan capaian kinerja masing-masing indikator


menunjukkan capaian dengan kategori yang sangat tinggi (lebih
dari 100%). Demikian juga rata-rata hasil akhtir dari
keseluruhan indikator sekaligus sebagai capaian kinerja
program juga menunjukkan kategori sangat tinggi. Sedangkan
berdasarkan olah data untuk mengetahui proyeksi capaian
kinerja program kependudukan dan catatan sipil, diketahui

223
bahwa capaian kinerja tahun 2016 cenderung mengalami
penurunan demikian juga cdpaian kinerja tahun 2017.
Gambasebagran selengkapnya capaian kinerja dari tahun 2012-
2017 dapat dilihat pada diagram berikut ini.

224
BAB 5
HASIL EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN, PERMASALAHAN DAN
HAMBATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD TAHUN 2012-2015 DAN
PROYEKSI TAHUN 2016-2017

5.1 Hasil Evaluasi Kinerja Pembangunan

Dari hasil evaluasi kinerja pembangunan yang telah dilakukan


dapat disimpulkan beberapa hal yang terkait dengan pencapaian visi dan
misi dalam dokumen RPJMD Kabupaten Brebes Tahun 2012-2017
sebagai berikut:

1. Capaian Kinerja Misi


Untuk menilai hasil kinerja capaian berdasar misi, maka
beberapa hal yang menjadi pertimbangan adalah sebagai berikut:
a. Nilai-nilai capaian kinerja yang sangat besar (sangat ekstrim /
sangat fantantis), dihilagkan dari analisis); begitu pula terhadap
nilai capaian kinerja program yang tidak lengkap serta bernilai 0
(nol).
b. Misi ke-2 yang berupa Program Perbaikan Gizi Masyarakat
dengan sasaran Menurunnya Persentase Balita Gizi Buruk, Gizi
Kurang dan Balita Pendek (Stunting); pada tahun 2012 tertera
indikator kinerja Penurunan Prevalensi Balita Stunting sebesar
0,19 (target) dan 13,57 (realisasi), sehingga capaiannya sebesar -
6.942%. Angka ditiadakan dengan alasan agar tidak mengganggu
/ berpengaruh terhadap capian indikator kinerja pembangunan
yang lain.
c. Misi ke-3 yang berupa Program Peningkatan dan Pengembangan
Ekspor (data 2013 dan 2014); Program Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negeri (data 2014); dan juga Program
Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (data 2014); data
tersebut tidak tersedia, sehingga tidak disertakan dalam
perhitungan capaian midi ke-3 secara total; dengan alasan satu

225
data tdak terisi akan mempengarhi capian nilai proyeksi. Begitu
juga untuk Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas
Tenaga Kerja (capain kinerja sebesar 4.371%) dan Program
Peningkatan Kesempatan Kerja (capaian kinerja sebesar
15.720%). Kedua program ini, capaian nilai awal pada tahun
2012 terlalu besar, dan tahun-tahun berikutnya di bawah 100%
sehingga capian nilai proyeksi menjadi negatif.
d. Misi ke-4 pada Program Rehabilitasi rumah tidak layak huni
(target 0 (nol) dan realisasi 4.804 rumah) dan Program Penataan,
Penguasaan, Pemilikan Tanah (pada Tahun 2014, target 100
realisasi 0 (nol)) tidak dimasukkan dalam analisis secara
keseluruhan karena hasil capian proyeksi menjadi tidak ada
nilainya.
e. Misi ke-6 pada Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
(pada tahun 2013 ditetapkan target bernilai 75, tetapi realisasai
0 (nol)) dan juga Program Pengembangan Teknologi Informasi
Perpustakaan (pada tahun 2013 ditetapkan target bernilai 2000
dan 100, tetapi realisasai 0 (nol)) tidak dimasukkan dalam
ke,seluruhan analisi capian misi ke-6.

Dengan asumsi seperti di atas, maka hasil capaian kinerja


pembangunan di Kabupaten Brebes selama tahun 2012-2015
(realisasi) dan tahun 2016-2017 (prediski), dapat dilihat pada tabel
berikut.

226
Tabel 6.1 Capian Hasil Kinerja Realisasi Tahun 2012-2015 dan Kinerja Proyeksi Tahun 2016-2017 dalam Dokumen
RPJMD Kabupaten Brebes Berdasar Misi
Hasil Kinerja Realisasi Kinerja Proyeksi
No. Penjabaran Misi
2012 2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Misi ke-1 89.80 130.68 173.38 170.11 211.90 240.26
Rerata Capaian Misi 140.99 169.35
2. Misi ke-2 106.90 111.02 114.24 109.22 185.07 229.39
Rerata Capaian Misi 110.35 207.23
3. Misi ke-3 106.45 103.93 120.10 106.56 106.47 108.09
Rerata Capaian Misi 109.26 107.28
4. Misi ke-4 97.86 104.47 105.12 98.63 102.25 104.64
Rerata Capaian Misi 101.52 103.44
5. Misi ke-5 100.00 95.33 98.26 107.03 106.16 108.56
Rerata Capaian Misi 100.15 107.36
6. Misi ke-6 106.07 110.16 120.58 114.13 121.38 125.94
Rerata Capaian Misi 112.73 123.66
Rerata Capaian Misi
101.18 107.43 121.95 117.61 138.87 152.81
Secara Total
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2016

227
2. Capaian Kinerja RKPD Realisasi dan Proyeksi
Dari Tabel 6.1 di atas, dapat dilihat bahwa secara umum
dengan mendasarkan pada beberapa asumsi yang telah dipaparkan
pada bagian sebelumnya, secara rata-saat ada kenaikan capaian
kineja pembanguan di Kabupaten Brebes dari tahun 2012-2015 (data
realisasi), yaitu dari sebesar 101,18% (tahun 2012), menjasi 107,43%
(tahun 2013); sebesar 121,95% (tahun 2014) dan sebesar 117,61%
(tahun 2015). Sementara untuk nilai capaian proyeksinya, yaitu
sebesar 138,87% (tahun 2016) dan sebesar 152,81% (tahun 2017).
Secara khusus untuk masing-masing misi, dapat diberikan
beberapa simpulan sebagai berikut:

a. Misi ke-1: “Meningkatkan Pendidikan yang Terjangkau dan


Berkualitas Berbasis pada Nilai-Nilai Ketuhanan Yang Maha
Esa”; untuk kinerja berdasar data realisasi (tahun 2012-2015)
sebesar 140,99%; sedang berdasar kinerja proyeksi (tahun 2016-
2017) sebesar 169,35%.
b. Misi ke-2: “Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
Ditunjang oleh Pelayanan yang Bermutu dan Terjangkau”; untuk
kinerja berdasar data realisasi (tahun 2012-2015) sebesar
110,35%; sedang berdasar kinerja proyeksi (tahun 2016-2017)
sebesar 207,23%.
c. Misi ke-3: “Meningkatkan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan
dengan Memperkuat Inovasi Daerah Guna Mewujudkan
Kesejahteraan Masyarakat”; untuk kinerja berdasar data
realisasi (tahun 2012-2015) sebesar 109,26%; sedang berdasar
kinerja proyeksi (tahun 2016-2017) sebesar 107,28%.
d. Misi ke-4: “Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Sesuai
Rencana Tata Ruang dan Memperhatikan Kelestarian Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup”; untuk kinerja berdasar data
realisasi (tahun 2012-2015) sebesar 101,56%; sedang berdasar
kinerja proyeksi (tahun 2016-2017) sebesar 103,44%.

228
e. Misi ke-5: “Meningkatkan Kesetaraan dan Keadilan Gender,
Pemenuhan Hak Anak dalam Pembangunan dan Mewujudkan
Perlindungan Sosial”; untuk kinerja berdasar data realisasi
(tahun 2012-2015) sebesar 100,15%; sedang berdasar kinerja
proyeksi (tahun 2016-2017) sebesar 107,36%.
f. Misi ke-6: “Menciptakan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
(Good Governance) serta Memelihara Stabiitas Keamanan dan
Ketertiban Daerah”; untuk kinerja berdasar data realisasi (tahun
2012-2015) sebesar 112,73%; sedang berdasar kinerja proyeksi
(tahun 2016-2017) sebesar 123,66%.

5.2 Daftar Permasalahan Pembangunan dalam Dokumen RPJMD

Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, baik berdasar hasil data
realisasi (tahun 2012-2015) maupun kinerja hasil proyeksi (tahun 2016-
2017), dapat diindentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikt:
1. Dalam Misi ke-1: “Meningkatkan Pendidikan yang Terjangkau dan
Berkualitas Berbasis pada Nilai-Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa”
a. Ada sasaran berupa meningkatnya pemerataan sarana dan
prasarana pendidikan untuk menunjang mutu pelayanan
pendidikan pada semua jenjang pendidikan, tetapi tidak ada
programnya namun ada indikator kinerjanya yaitu: (i) Persentase
ruang kelas SD/MI Negeri kondisi baik; dan (ii) Persentase ruang
kelas SMP/MTs Negeri kondisi baik. Kodisi ini menyebabkan
tidak adanya capian kinerja pembangunan tidak ada nilanya,
karena tidak pernah memasang target, walaupun ada nilai / data
realisasinya.
b. Hal yang sama terjadi pada sasaran meningkatnya kompetensi
lulusan pendidikan formal dan non formal baik laki-laki maupun
perempuan, tidak ada programnya namun ada indikatornya,
yaitu: persentase SMK menerapkan standar kompetensi lulusan;
dan juga sasaran meningkatnya pendidikan kejuruan/vokasional
baik formal maupun non formal dengan indikator kinerja berupa

229
penambahan jumlah SMK. Karena di dokumen RPJMD tidak ada
targetnya namun ada realisasinya, maka angka capaian
kinerjanya tidak bisa dihitung.
c. Ada tujuan dan sasatan tetapi tidak ada programnya, yaitu
dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi dan peran serta
pemuda dalam pembangunan, dan sasaran beruoa meningkatnya
prestasi olahraga dan peran pemuda baik laki-laki maupun
perempuan; program tidak ada tetapi ada targetnya sehinga bisa
dihitung capian kinerjanya.
d. Ada tujuan dan sasaran tetapi tidak ada programnya, yaitu untuk
tujuan menanamkan nilai-nilai ketuhanan Yang Maha Esa
melalui pendidikan agama dan pengembangan budaya religius
di masyarakat; dengan 2 (dua) sasaran, yaitu: (i) Meningkatnya
aktivitas keagamaan di lingkungan sekolah dan budaya
religiusitas; dan (ii) Meningkatnya aktivitas keagamaan dan
kerukunan antar umat beragama di lingkungan masyarakat.
Kedau sasaran ini tidak mempunyai program dan indikator
kinerja.

5.3 Hambatan dalam Pembangunan di Kabupaten Brebes

Hambatan dalam pembangunan di Kabupaten Brebes berdasar


hasil evaluasi kinerja program dan indikator pembangunan yang telah
dilakukan selama kurun waktu 2012-2015 adalah sebagai berikut:
1. Basis Data yang Lemah di Beberapa SKPD
Beberapa contoh yang dapat diungkap di sini untuk perbaikan
pada masa mendatang, misalnya:
a. Pada penjabaran misi ke-2 yang berupa Program Perbaikan Gizi
Masyarakat dengan sasaran Menurunnya Persentase Balita Gizi
Buruk, Gizi Kurang dan Balita Pendek (Stunting); pada tahun 2012
tertera indikator kinerja Penurunan Prevalensi Balita Stunting
sebesar 0,19 (target) dan 13,57 (realisasi), sehingga capaiannya

230
sebesar -6.942%. Angka ini benar-benar terjadi atau karena
kurang akuratnya data.
b. Pada penjabaran misi ke-3 untuk Program Produktivitas Tenaga
Kerja, capain kinerjanya sebesar 4.371%; dan pada Program
Peningkatan Kesempatan Kerja, capaian kinerjanya sebesar
15.720%. Capaian nilai awal pada tahun 2012 yang terlalu besar,
sementara pada tahun-tahun berikutnya di bawah 100%; maka
capian nilai proyeksi menjadi negatif. Angka ini benar-benar
terjadi atau karena terlalu rendahnya dalam memasang angka
target.

2. Sistem Pelaporan Kinerja yang Masih Bias antar SKPD / Urusan


Beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melaporkan
kinerja yang pelaksanaan programnya ada di SKPD lain. Sebagai
contoh SKPD Urusan Perpustakaan harus melaporkan capaian
kinerja pembangunan yang programnya ada di SKPD urusan
Pendidikan. Hal ini bertentanga dengan konsep money follows
functions; yang sekarang telah diganti dengan konsep money follows
programs. Pada masa mendatang, SKPD yang tidak menjalankan
program (ketempatan dana untuk penyelenggaraan urusan
pemerintahan) sebaiknya tidak menetapkan indikator kinerja terkait
dengan program yang bersangkutan.

3. Penentuan Target Kinerja yang Belum Optiimal


Beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melaporkan
kinerja yang pelaksanaan programnya ada di SKPD lain. Sebagai
contoh SKPD Urusan Perpustakaan harus melaporkan capaian
kinerja pembangunan yang programnya ada di SKPD urusan
Pendidikan.

231
BAB 6
PERUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

Dari hasil evaluasi kinerja pembangunan yang telah dilakukan


dapat diberikan beberapa rekomendasi kebijkan sebagai berikut:

1. Umum
a. Sistem informasi data untuk setiap Satuan Kerja Perangkat Derah
(SKPD) perlu dibangun secara baik dan berkesinambungan
(konsisten dari tahun ke tahun)
b. Dengan adanya perubahan konsep money follows functions ke
konsep money follows programs, maka ke depannya SKPD yang
tidak menjalankan program (ketempatan dana untuk penyeleng-
garaan urusan pemerintahan) sebaiknya tidak menetapkan
indikator terkait program yang bersangkutan
c. Untuk indikator-indikator yang sudah relatif standar semisal APK
(Angka Partisipasi Kasar) atau APM (Angka Partisipasi Murni)
sebaiknya terus dipertahankan dan ditingkatkan ke arah yang
lebih baik dari waktu ke waktu; demikian pula indikator yang lain.
Hal ini mempunyai implikasi bahwa setiap SKPD bisa
mendapatkan indikator kinerja berasal dari: (i) Indikator Standar
Pelayanan Minimal (SPM), Indikatir Kinerja Utama / Kunci
(IKU/IKK) dan juga Indikator Unggulan SKPD

232
BAB 7
PENUTUP

Dengan telah selesainya serangkaian kegiatan evaluasi atas


pelaksanaan program yang disertai dengan indikator kinerja program
dalam dokumen RPJMD Kabupaten Brebes Tahun 2012-2017, maka
hasil kegiatan ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai berikut:
1. Dapat dijadikan basis data atas capaian kenerja pembangunan
selama tahun 2012-2015 dan juga gambaran proyeksi kinerja tahun
2016-2017; untuk kepentingan pembuatan dokumen RPJMD
Kabupaten Brebes pada tahun-tahun berikutnya.
2. Sebagai bahan evaluasi atas kinerja dari masing-masing SKPD
sehingga dapat dijadikan pijakan untuk pengambilan kebijkan pada
masa-masa mendatang.
3. Sebagai bahan sandingan dalam pembuatan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Brebes pada Akhir Masa Jabatan
(AMJ) selama kurun waktu Tahun 2012-2017.

233
234

Anda mungkin juga menyukai