Beberapa orang warga masyarakat termasuk warga ketua RT setempat, datang ke puskesmas
melaporkan bahwa salah satu anak dari warga setempat, 19 tahun, laki – laki, memiliki
keluhan sering mengamuk, marah – marah dan sering melempar bahkan mengejar orang –
orang yang lewat didepan rumah mereka dengan membawa senjata tajam. Penduduk setempat
sudah resah. Karena keresahan warga, keluarga OS ini, yang secara status ekonomi sangat
berkekurangan, akhir – akhir ini menempatkan anaknya tersebut di ruangan kecil dibelakang
rumah dengan kondisi kaki diikat dan dipasang balok diatasnya. Disatu sisi hal tersebut
membuat warga lebih lega karena terhindar dari hal – hal yang berbahaya akibat tindakan OS,
disisi lain warga kasihan melihat kondisi OS. Hal inilah yang mendorong beberapa warga
setempat datang ke Puskesmas.
Apa yang harus dilakukan terhadap OS?
I. KLARIFIKASI ISTILAH
Tidak ada
c. Di pasung
Karena membahayakan diri sendiri dan orang lain
1
Sosio ekonomi yang rendah
Tingkat pengetahuan yang rendah
Keluarga merasa malu
Lokasi RS yang jauh dari rumah
Os laki-laki, 19 tahun
Dipasung
V. LEARNING OBJECTIVE
1. Definisi dan kriteria ODMK & ODGJ
2. Diagnosa pada pemicu
3. Definisi pemasungan
4. Penyebab pemasungan
5. Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat bila menemukan kasus pemasungan
6. UU yang mengatur pemasungan
7. Langkah – langkah untuk menghilangkan pemasungan
8. Target pemerintah
2
Orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku yang bermakna,
serta dapat menimbulkan penderitaan dan hendaya dalam melaksanakan fungsi
sebagai manusia.
3. Definisi pemasungan
Pasung adalah suatu tindakan memasang sebuah balok kayu pada tangan dan
atau kaki seseorang, diikat atau dirantai, diasingkan pada suatu tempat
tersendiri di dalam rumah ataupun di hutan.
Segala tindakan yang dapat mengakibatkan kehilangan kebebasan seseorang
akibat tindakan pengikatan dan pengekangan fisik.
4. Penyebab/alasan pemasungan :
Membahayakan orang lain
Membahayakan diri sendiri
Tidak ada biaya
Jauhnya akses pelayanan kesehatan
Ketidakpahaman keluarga dan masyarakat tentang gangguan jiwa
Gangguan jiwa dianggap aib keluarga
5. Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat bila menemukan kasus pemasungan ?
Dilapor ke :
- Kader kesehatan
- Fasilitas layanan kesehatan terdekat (puskesmas, RSU/RSJ)
- Dinas kesehatan setempat
3
UU RI 1945 Pasal 28 I ayat 1 :
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dihadapan hukum dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah Hak Asasi Manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun.
UU No.39 Pasal 42 tahun 1999 (tengang HAM) :
Setiap warga negara yang berusia lanjut, cacat fisik/cacat mental berhak
memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan dan bantuan khusus atas biaya
negara untuk menjamin kehidupan yang layak sesuai dengan martabat
kemanusiaan, meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan berpartisipasi
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
UU No.36 Pasal 147 tahun 2009 (tentang kesehatan) :
1. Upaya penyembuhan penderita gangguan kesehatan jiwa merupakan
tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
2. Upaya penyembuhan sebagaimana dimaksud ayat 1 dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang berwenang dan di tempat yang tepat dengan tetap
menghormati hak asasi penderita.
3. Untuk merawat penderita gangguan jiwa, digunakan fasilitas pelayanan
kesehatan khusus yang memenuhi syarat dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
UU No.36 Pasal 148 tahun 2009 (tentang kesehatan)
Penderita gangguan jiwa mempunyai hak yang sama sebagai warga negara.
UU No.36 Pasal 149 tahun 2009 (tentang kesehatan)
Penderita gangguan jiwa yang terlantar, menggelandang mengancam
keselamatan dirinya dan atau orang lain, dan atau mengganggu ketertibanbdan
keamanan umum wajib mendapatkan pengobatam dan perawatan.
4
Memberi penyuluhan / sosialisasi kepada masyarakat tentang arti peranan RSJ
sebagai pusat pelayanan kesehatan jiwa.
Rumah sakit jiwa harus berfungsi sebagai pengganti tempat tinggal sementara
dengan memberikan kenyamanan bagi pasien dalam melakukan proses
penyembuhan.
8. Target pemerintah
Tahun 2011 Menkes RI sudah mencanangkan program Indonesia Bebas Pasung
pada tahun 2014. Namun karena belum terlihat penanganan yang signifikan dan
komprehensif dalam penangan diri penderita gangguan jiwa, maka Program
Indonesia Bebas Pasung 2014 direvisi menjadi Program Indonesia Bebas Pasung
2020.
5
VII. KESIMPULAN
6
DAFTAR PUSTAKA