Anda di halaman 1dari 6

6 Topeng Tradisional Indonesia Beserta Karakteristiknya

1. Topeng Panji

Topeng tradisional Indonesia – Topeng Panji. (tokopedia.com)

Topeng Panji memiliki filosofi yang tinggi, khususnya tentang ke-Tuhan-an. Dimana panji
berasal dari dua kata, yakni PAN dan JI, lengkapnya adalah maPAN marang kang siJI.
Maknanya adalah bahwa Tuhan itu Satu, ke-Tuhan-an yang Maha Esa.

Sehingga topeng panji ini memiliki karakter dan ekspresi raut muka yang tulus, welas asih
juga penyayang. Warna topengnya juga putih, bahkan seluruh kostum pemainnya juga putih.
Artinya Tuhan adalah sumber dan muara dari kesucian batin dan pikiran manusia. Ketika kita
sudah mencapai derajat kesucian tersebut, kita bisa masuk surga.
2. Topeng Kelana

Topeng tradisional Indonesia – Topeng Kelana. (tokopedia.com)

Topeng kelana juga tak kalah filosofisnya dibanding topeng panji. Topeng kelana atau biasa
juga disebut kembara berasal dari kata “mengelana atau berkelana”. Maksudnya dalam hidup,
kita senantiasa harus siap berkelana dan mengembara untuk menemukan jati diri. Mencoba
sesuatu yang baru dan berpindah dari keburukan ke arah yang lebih baik.

Selain itu mengarungi hidup juga ibarat berkelana, ada ujung dan juga pangkal, ada hidup ada
mati. Mak sebaik-baiknya pengelana adalah yang mempersiapkan bekal yang cukup saat
berkelana. Sehingga dia dapat bertahan sampai di tujuannya dengan baik. Begitu pun dengan
kita yang hanya hidup sementara di dunia, kelak kita akan mati dan menanti pintu mana yang
akan kita buka, surga atau neraka.
3. Topeng Rumyang

Topeng tradisional Indonesia – Topeng Rumyang. (tokopedia.com)

Seperti ada dua topeng di atas, topeng rumyang juga memberikan esan filosofis yang dalam.
Rumyang berasal dari kata aRUM (harum) dan hYang (Tuhan). Maksudnya adalah kita harus
senantiasa mengharumkan nama Tuhan dalam laku kehidupan kita. Mengharumkan dengan
cara apa?

Mengingat Tuhan dalam keseharian kita, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Selain itu
cara mengharumkan nama Tuhan dalam diri kita adalah dengan cara menjauhi larangan-Nya
dan melakukan apa yang diperintahkan-Nya. Dengan kata lain, kita beribadah dengan hikmat
seraya meninggikan nama Tuhan dalam diri kita.
4. Topeng Tumenggung

Topeng tradisional Indonesia – Topeng Tumenggung. (tokopedia.com)

Begitu pun dengan topeng tumenggung, yang mana topeng ini memiliki arti khusus.
Tumenggung adalah seorang pemimpin, tugasnya adalah mengayomi, membimbing dan
menaungi rakyatnya dengan penuh kasih sayang. Istilahnya adalah asah, asih dan asuh pada
yang sedang dipimpinnya. Sehingga siapa pun yang berada di bawahnya merasa sejahtera,
aman, tenteram dan bahagia.

Jika pemimpin sudah melakukan apa yang difilosofikan dalam topeng tumenggung, maka
kehidupan ini akan indah. Karena sang penguasa tahu dan sadar bahwa kekuasaan tertinggi
adalah milik Tuhan. Apabila Sang Maha Raja saja asah, asih dan asuh, maka kita sebagai
hambanya yang dititipi kekuasaan harus juga seperti itu.
5. Topeng Samba

Topeng tradisional Indonesia – Topeng Samba. (tokopedia.com)

Samba berasal dari kata “sambang atau saban”, yang artinya setiap. Makna filosofisnya
adalah sebagai manusia kita harus menjadi pribadi yang mawasdiri setiap saat. Dimana
banyak godaan dan juga bisikan ke arah keburukan yang akan selalu menjerumuskan.

Maka sebagai orang yang beriman, kita harus menjauhi dan menolak godaan tersebut. Selalu
dekatkan diri kita pada Tuhan dan perbanyak ibadah. Karena jika kita selalu dekat dengan
Tuhan, maka kita akan dilindungi dari godaan-godaan buruk. Selain itu senantiasa mawas diri
akan membuat kita selamat dari hal-hal buruk di dunia dan juga di akhirat.
6. Topeng Ruwana

Topeng tradisional Indonesia – Topeng Rawana. (tokopedia.com)

Topeng ruwana adalah topeng yang melambangkan jati diri manusia yang telah dikuasai
nafsu dan angkara murka. Karakter ini dilambangkan dengan karakter rawana atau rahwana.
Karakter yang merupakan manifestasi atau perwujudan dari topeng kelana yang salah arah
dan tersesat dalam mencapai tujuan.

Secara tidak langsung topeng ini memberikan filosofi berupa teguran. Bahwa banyak diantara
kita yang pada kehidupannya senantiasa terperosok pada jurang nafsu dan angkara murka.
Kemudian pada akhirnya kita akan meninggalkan alam ini dalam keadaan nista. Tiada tempat
yang abadi bagi kenistaan kecuali neraka yang abadi yang panasnya tiada tara.

Anda mungkin juga menyukai