Anda di halaman 1dari 3

Masing - masing tembang macapat mempunyai sebuah karakter dengan wataknya masing-

masing. Selain karakter, kesebelas tembang ini pun sebenarnya merupakan sebuah rangkaian kisah
yang apabila dibuat secara runtut, maka menjadi sebuah bentuk gambaran dari perjalanan hidup
manusia, yang dimulai dari dalam kandungan ibu, hingga manusia kembali menghadap Tuhan Yang
Maha Esa atau meninggal dunia.

Kata Kinanthi berasal dari kata ‘dikanthi-kanthi’ atau ‘kanthi’ yang berarti menggandeng,
menuntun atau mendampingi. Kinanthi merupakan sebuah kisah penggambaran mengenai
kehidupan seorang anak yang masih perlu untuk dituntun supaya dapat berjalan dengan baik di
dunia ini. Kinanthi juga memiliki makna yang sama dengan kata kanthi, gandheng, dan kanthil dalam
bahasa Jawa. Dimana dalam segi karakter atau sifat atau wataknya, Kinanthi ini cenderung untuk
mengungkapkan sebuah nuansa yang membahagiakan, kecintaan dan kasih sayang, juga
keteladanan hidup.

Tuntunan yang diperlukan seorang anak tidak hanya untuk belajar berjalan, melainkan juga
tuntunan dalam mengetahui serta memahami berbagai norma dan adat yang berlaku dalam
masyarakat. Sehingga, mereka bisa mempelajari dan sekaligus mematuhinya dalam berkehidupan.

Proses pendampingan anak sebenarnya sudah dilakukan orang tua sejak kecil, namun di usia
remaja seorang anak perlu didampingi secara ekstra karena pada usianya ia sudah banyak
berinteraksi dengan lingkungan. Masa-masa remaja menginjak usia dewasa biasanya seseorang
sedang mengalami proses pencarian identitas ataupun jati diri. Banyak referensi yang ia dapatkan
dari interaksi lingkungan dan pergaulannya. Apa yang ia lihat, dengar dan rasakan terkadang
didefinisikan seolah-olah adalah dirinya, saat itulah ia banyak meniru untuk menunjukkan ke-aku-
annya.

Diusia remaja ia sudah mengenal baik dan buruk, sudah sedikit mengenal asmara, sudah
mengenal banyak hal namun belum bisa menentukan pilihan secara bijaksana karena masih mudah
terombang-ambing dengan pilihannya.

Tembang macapat kinanthi memberi gambaran seorang remaja menuju usia dewasa, oleh
karena itu watak tembang macapat Kinanthi adalah senang, kasmaran dan asih. Tembang-tembang
Kinanthi banyak digunakan sebagai sarana memberi nasihat (mituturi), ungkapan cinta, dan berisi
ajaran (piwulang).

Berikut penjelasan mengenai aturan guru gatra, guru lagu dan guru wilangan dari tembang
Kinanthi
1. Guru gatra = 6
Tembang Kinanthi memiliki 6 larik atau baris kalimat.
2. Guru wilangan = 8, 8, 8, 8, 8, 8
Kalimat pertama berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke dua berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke
tiga berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke empat berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke lima
berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke enam 8 suku kata
3. Guru lagu = u, i, a, i, a, i
Kalimat atau baris pertama mamiliki bunyi akhir ‘u’. Kalimat kedua berbunyi akhir ‘i’, baris
ketiga ‘a’, baris keempat ‘i’, baris kelima ‘a’, dan baris terakhir ‘i’.

Contoh salah satu tembang Kinanthi serta arti dan maknanya adalah sebagai berikut

KINANTHI
Padha gulangen ing kalbu
Ing sasmitha amrih lantip
Aja pijer mangan nendra 
Kaprawiran den kaesthi 
Pesunen sariranira
Sudanen dahar lan guling

Bait tersebut memilliki terjemahan bebas sebagai berikut

Mari latih dan fahami hati


agar batin bisa lebih tajam
jangan cuma makan dan tidur
watak kesatria haruslah di pelajari
latihlah tubuh (fisik) kamu
kurangi makan dan tidur (tidak berlebihan)

Bait tersebut adalah salah satu lagu yang diajarkan oleh Almarhum Simbah, yang kurang lebih
maksudnya seperti ini :

“ Padha gulangen ing kalbu, Ing sasmita amrih lantip “

Setiap orang hendaknya selalu belajar dan melatih batin atau hati (dengan menjalankan perintah
Agamamu), agar mampu menangkap isyarat-isyarat dari Tuhan, jangan selalu makan dan tidur
berlebihan, carilah kajayaan hidup, kuatkanlah tekad dan niatmu, kurangilah makan dan tidur (yaitu
prihatin dan puasa sunnah agar kita lebih dekat dan tenang dalam menjalani kehidupan).

“ Aja pijer mangan nendra, Kaprawiran den kaesthi ”

Hendaknya kita membiiasakan hidup prihatin, dengan cara berpuasa dan sering berjaga (tidak tidur)
dan berdoa dimalam hari, dan jauhi hidup bersenang-senang, hiduplah yang wajar, orang yang hidup
suka berlebih-lebihan (mewah, megah) akan mengurangi kewaspadaan batin.

“ Pasunen sarira nira, Sudanen dhahar lawan guling”

Apabila nantinya kamu menjadi pemimpin, jangan sombong, jangan bergaul dengan orang yang jelek
akhlaknya (orang jahat), bisa menyeretmu ke perbuatan jahat, sebab sifat buruk (orang jahat) akan
menular ke pribadimu. Walaupun orang berkedudukan rendah, jika berakhlak mulia, dan kaya ilmu
luhur, ilmu yang memiliki teladan baik, itu pantas engkau dekati, agar budi pekertimu lebih kaya.
Pekerjaan baik itu, mudah jika sudah dilakukan, sulit jika belum dilaksanakan, dan malas untuk
dilaksanakan, tetapi itu kerjakanlah, demi kemanfaatan dirimu sendiri.

Selain itu berikut adalah contoh lain bait tembang Kinanthi yang disusun berdasarkan aturan guru
gatra, wilangan dan lagu dari tembang Kinanthi itu sendiri

Contoh ke-1I

Dadiya lakunireku (8u)


cegah dhahar lan guling (8i)
lawan aja sukan-sukan (8a)
anganggowa sawatawis (8i)
ala watake wong suka (8a)
anyuda prayitnaning bathin (8i)

Terjemahan bebasnya:

Jadikanlah kebiasaan(amaliyah) kamu


mencegah (tdk selalu menuruti) makan dan tidur
dan janganlah selalu bersenang-senang
lakukanlah seperlunya saja (tidak berlebihan)
jeleklah wataknya orang yg hanya bersenang-senang
sebab hal itu akan mengurangi kewaspadaan batin

Contoh ke-2

Anoman malumpat sampun (8u)


Prapteng witing nagasari (8i)
Mulat mangandhap katingal (8a)
Wanodya yu kuru aking (8i)
Gelung rusak wor lan kisma (8a)
Kang iga-iga kaeksi (8i)

Anda mungkin juga menyukai