Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL TUGAS AKHIR 201

PT Timah (Persero) Tbk


6

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr, Wb.


Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
proposal tugas akhir ini dibuat sebagai syarat untuk mendapatkan kesempatan
melakukan tugas akhir ini di PT Timah (Persero) Tbk.
Dalam proposal tugas akhir ini pemohon mengajukan judul “KAJIAN
PENGOLAHAN BIJIH TIMAH PRIMER TERHADAP TARGET PRODUKSI PT
TIMAH (PERSERO) TBK DI KECAMATAN PEMALI, KABUPATEN BANGKA,
PROVINSI BANGKA BELITUNG”.
Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tugas akhir di
program studi teknik pertambangan, fakultas teknik, Universitas Islam Bandung.
Saya selaku pemohon menyadari bahwa proposal ini masih sangat jauh dari kata
sempurna dikarenakan pengetahuan dan kemampuan yang masih minim.
Dengan segala kerendahan hati izinkan saya untuk menyampaikan terima kasih
kepada banyaknya pihak yang telah membantu dalam mengerjakan proposal ini
dan mempermudah segala kegiatan yang dilakukan.
Akhir kata semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-
Nya kepada semua pihak dan semoga proposal ini dapat diterima serta pemohon
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Bandung, April 2016

Nur Muhamad
NPM.100.701.11.105

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung


Jl. Taman Sari No. 1022 - 4203368 (hunting)
PROPOSAL TUGAS AKHIR 201
PT Timah (Persero) Tbk
6

PROPOSAL
TUGAS AKHIR (TTA - 400)

I. LATAR BELAKANG
Timah merupakan unsur logam dengan rumus Sn (stannum) dan mineral
utama pembawa timah adalah cassiterite (SnO2), sedangkan mineral ikutannya
adalah pirit, kuarsa, zirkon, ilmenit, galena, bismut, arsenik, stibnit, kalkopirit,
xenotim, dan monasit. Walaupun ada sebagian kecil timah yang dihasilkan dari
sulfida seperti stannite, cylindrite, frankeit, kanfieldit dan tealit.
Timah yang diambil PT Timah (Persero) Tbk berupa timah alluvial yang
merupakan hasil dari endapan mineral cassiterite (SnO2) yang pada umumnya
terbentuk dari magma granitik, yaitu magma dari larutan yang bersifat asam,
sehingga keterdapatan bijih timah berhubungan erat dengan terdapatnya batuan
granit.
Pengolahan timah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat tidak lepas dari
peran reaksi kimia fisika. Pencucian maupun pemisahan pada timah merupakan
bagian dari proses yang melibatkan reaksi-reaksi kimia fisika. Proses pengolahan
pada bijih timah mutlak harus dilakukan, karena hal ini dapat memberikan
penambahan nilai jual dan nilai tambah untuk bijih timah tersebut.
Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian khusus untuk memberikan daya
dorong agar pengolahan yang dilakukan lebih cepat dan efisien sehingga
menghasilkan tailing yang lebih sedikit.

II. TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui proses pengolahan bijih timah primer.
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses pengolahan
bijih timah primer.
3. Menentukan alat-alat yang digunakan dalam proses pengolahan bijih
timah primer.

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung


Jl. Taman Sari No. 1022 - 4203368 (hunting)
PROPOSAL TUGAS AKHIR 201
PT Timah (Persero) Tbk
6
4. Melakukan analisa pada alat yang akan digunakan dalam proses
pengolahan bijih timah primer.

III. RUANG LINGKUP MASALAH


Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini meliputi proses pencucian,
pemisahan, pengolahan bijih timah dan parameter-parameter yang behubungan
dengan proses pengolahan bijih timah primer untuk memperoleh timah yang
ekonomis serta faktor-faktor yang mempengaruhi dalam peningkatan produksi.

IV. METODELOGI PENELITIAN


Metodelogi penelitian yang akan diterapkan dalam penelitian ini,
diantaranya sebagai berikut:
1. Studi Literatur: Laporan penelitian yang sudah ada
sebelumnya dan referensi buku yang berkaitan dengan penelitian.
2. Data Sekunder: Peta daerah penelitian, peta
geologi dan data-data pada proses pengolahan bijih timah.
3. Data Primer: Analisa alat-alat yang digunakan,
kapasitas dan kebutuhan alat penunjang serta recovery dari hasil
pengolahan bijih timah primer.

V. TEORI DASAR
5.1 Timah
Timah (tin) adalah logam berwarna putih keperakan, dengan kekerasan
yang rendah, berat jenis 7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas
dan listrik yang tinggi. Logam ini bersifat mengkilap dan mudah dibentuk. Ada 2
macam timah yaitu Sn (stannum) atau timah putih dan Pb (timbal) atau timah
hitam.
Timah putih (Sn) adalah unsur kimia dengan simbol Sn (Latin: stannum)
dan nomor atom 50, adalah logam golongan utama di kelompok 14 dari tabel
periodik. Timah menunjukkan kemiripan kimia untuk kedua kelompok 14 elemen
tetangga, germanium dan memimpin dan memiliki dua kemungkinan oksidasi, +2
dan sedikit lebih stabil 4. Timah adalah unsur paling melimpah ke-49 dan
memiliki, dengan 10 isotop stabil, jumlah terbesar yang stabil isotop dalam tabel

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung


Jl. Taman Sari No. 1022 - 4203368 (hunting)
PROPOSAL TUGAS AKHIR 201
PT Timah (Persero) Tbk
6
periodik. Timah diperoleh terutama dari mineral kasiterit, dimana itu terjadi
sebagai timah dioksida.
Timah hitam (Pb) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan
atau abu-abu keperakan dengan titik leleh pada 327,5°C dan titik didih 1.740°C
pada tekanan atmosfer.

Sumber: Dok. Kerja Praktik


Foto 5.1
Bijih Pasir Timah
Sumber timah yang terbesar yaitu sebesar 80% berasal dari endapan
timah sekunder (alluvial) yang terdapat di alur-alur sungai, di darat (termasuk
pulau-pulau timah), dan di lepas pantai. Endapan timah sekunder berasal dari
endapan timah primer yang mengalami pelapukan yang kemudian terangkut oleh
aliran air, dan akhirnya terkonsentrasi secara selektif berdasarkan perbedaan
berat jenis dengan bahan lainnya. Endapan alluvial yang berasal dari batuan
granit lapuk dan terangkut oleh air pada umumnya terbentuk lapisan pasir atau
kerikil.
Mineral utama yang terkandung pada bijih timah adalah cassiterite
(SnO2). Batuan pembawa mineral ini adalah batuan granit yang berhubungan
dengan magma asam dan menembus lapisan sedimen (intrusi granit). Pada
tahap akhir kegiatan intrusi, terjadi peningkatan konsentrasi elemen di bagian
atas, baik dalam bentuk gas maupun cair, yang akan bergerak melalui pori-pori
atau retakan. Karena tekanan dan temperatur berubah, maka terjadilah proses
kristalisasi yang akan membentuk deposit dan batuan samping.
Proses pembentukan bijih timah (Sn) berasal dari magma cair yang
mengandung mineral kasiterit (SnO2). Pada saat intrusi batuan granit naik ke
permukaan bumi, maka akan terjadi fase pneumatolitik, dimana terbentuk

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung


Jl. Taman Sari No. 1022 - 4203368 (hunting)
PROPOSAL TUGAS AKHIR 201
PT Timah (Persero) Tbk
6
mineral-mineral bijih diantaranya bijih timah (Sn). Mineral ini terakumulasi dan
terasosiasi pada batuan granit maupun di dalam batuan yang diterobosnya, yang
akhirnya membentuk vein-vein (urat), yaitu: pada batuan granit dan pada batuan
samping yang diterobosnya.

5.2 Genesa Endapan Timah


5.2.1 Endapan Timah Primer
Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada
daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan
turmalin dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di
dalamnya terdiri dari endapan aluvium, eluvial, dan koluvium. Tipe kuarsa-
kasiterit dan greisen merupakan tipe mineralisasi utama yang membentuk
sumber daya timah putih pada jalur timah yang menempati Kepulauan Riau
hingga Bangka Belitung. Jalur ini dapat dikorelasikan dengan “Central Belt” di
Malaysia dan Thailand (Mitchel, 1979).
Mineral utama yang terkandung di dalam bijih timah berupa kasiterit,
sedangkan pirit, kuarsa, zirkon, ilmenit, galena, bismut, arsenik, stibnit, kalkopirit,
xenotim, dan monasit merupakan mineral ikutan (http://www.tekmira.esdm.go.id).
Timah putih dalam bentuk cebakan dijumpai dalam dua tipe, yaitu cebakan bijih
timah primer dan sekunder. Pada tubuh bijih primer, kandungan kasiterit terdapat
pada urat maupun dalam bentuk tersebar.
Proses oksidasi dan pengaruh sirkulasi air yang terjadi pada cebakan
timah primer pada atau dekat permukaan menyebabkan terurainya penyusun
bijih timah primer. Proses tersebut menyebabkan juga terlepas dan
terdispersinya timah putih, baik dalam bentuk mineral kasiterit maupun berupa
unsur Sn.
Proses pelapukan, erosi, transportasi dan sedimentasi yang terjadi
terhadap cebakan bijih timah putih primer menghasilkan cebakan timah
sekunder, yang dapat berada pada tanah residu maupun letakan sebagai
endapan koluvial, kipas aluvial, aluvial sungai maupun aluvial lepas pantai.
Tubuh bijih primer yang berpotensi menghasilkan sumber daya cebakan timah
ekonomis adalah yang mempunyai dimensi sebaran permukaan erosi luas
sebagai sumber dispersi.

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung


Jl. Taman Sari No. 1022 - 4203368 (hunting)
PROPOSAL TUGAS AKHIR 201
PT Timah (Persero) Tbk
6
Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral
utama yaitu kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismut,
arsenik, stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral
ikutan. Sumber timah Indonesia merupakan bagian jalur timah Asia Tenggara
(The South East Tin Belt), jalur timah terkaya di dunia yang membentang mulai
dari selatan China, Thailand, Birma, Malaysia sampai Indonesia.
Pembentukan mineral primer secara garis besar dapat di klasifikasikan
menjadi 5 jenis:
- Fase magmatik cair
- Fase pegmatitik
- Fase pneumatolitik
- Fase hidrothermal
- Fase vulkanik
Dari ke lima jenis fase endapan diatas akan menghasilkan sifat-sifat
endapan yang berbeda-beda, yaitu yang berhubungan dengan:
a. Kristalisasi magmanya
b. Jarak endapan mineral dengan asal magma
c. Bagaimana cara pengendapannya terjadi
 Terbentuk karena kristalisasi magma atau di dalam magma
 Terbentuk pada lubang-lubang yang telah ada
 Reaksi kimia antara batuan yang telah ada dengan larutan pembawa
bijih
d. Bentuk endapan, masif, stockwork, urat, perlapisan
e. Waktu terbentuknya endapan
5.2.2 Endapan Timah Sekunder
Endapan timah sekunder berasal dari endapan timah primer yang
mengalami pelapukan yang kemudian terangkut oleh aliran air dan akhirnya
terkonsentrasi secara selektif berdasarkan perbedaan berat jenis dengan bahan
lainnya. Berdasarkan tempat atau lokasi pengendapannya endapan bijih timah
sekunder dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
1. Endapan Elluvial
Endapan elluvial adalah endapan bijih timah yang terjadi akibat
pelapukan secara intensif. Proses ini diikuti dengan disentegrasi batuan

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung


Jl. Taman Sari No. 1022 - 4203368 (hunting)
PROPOSAL TUGAS AKHIR 201
PT Timah (Persero) Tbk
6
samping dan perpindahan mineral kasiterit (SnO₂) secara vertikal
sehingga terjadi konsentrasi residual.
Ciri-ciri endapan elluvial adalah sebagai berikut:
 Keterdapatannya dekat sekali dengan batuan sumbernya
 Tersebar pada batuan sedimen atau batuan granit yang telah lapuk
 Ukuran butir agak besar dan angular
2. Endapan Kollovial
Endapan kollovial adalah endapan bijih timah yang terjadi akibat
peluncuran hasil pelapukan endapan bijih timah primer pada suatu lereng
dan terhenti pada suatu gradien yang agak mendatar diikuti dengan
pemilahan.
Ciri-ciri endapan kollovial adalah sebagai berikut:
 Butiran agak besar dengan sudut runcing
 Biasanya terletak pada lereng suatu lembah
3. Endapan Alluvial
Endapan bijih yang terjadi akibat proses transportasi sungai, dimana
mineral berat dengan ukuran butiran yang lebih besar diendapkan dekat
dengan sumbernya, sedangkan mineral-mineral yang berukuran lebih
kecil diendapkan jauh dari sumbernya.
Ciri-ciri endapan alluvial adalah sebagai berikut:
 Terdapat di daerah lembah
 Mempunyai bentuk butiran yang membundar
4. Endapan Miencan
Endapan bijih timah yang terjadi akibat pengendapan yang selektif secara
berulang-ulang pada lapisan tertentu.
Ciri-ciri endapan miencan adalah sebagai berikut:
 Endapan terbentuk lensa-lensa
 Bentuk butiran halus dan bundar
5. Endapan Disseminated
Endapan bijih timah yang terjadi akibat transportasi oleh air hujan. Jarak
transportasi sangat jauh sehingga menyebabkan penyebaran yang luas
tetapi tidak teratur.

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung


Jl. Taman Sari No. 1022 - 4203368 (hunting)
PROPOSAL TUGAS AKHIR 201
PT Timah (Persero) Tbk
6
Ciri-ciri endapan disseminated adalah sebagai berikut:
 Tersebar luas, tetapi bentuk dan ukurannya tidak teratur
 Ukuran butir halus karena jarak transportasi jauh
 Terdapat pada lapisan pasir atau lempung

5.3 Penambangan Timah


Di dalam proses penambangan timah dikenal 2 jenis penambangan yang
dikenal di Bangka Belitung.
a. Penambangan Lepas Pantai

Sumber: Dok. Kerja Praktik


Foto 5.2
Kapal Keruk
Penambangan timah lepas pantai (laut lepas). Pada kegiatan
penambangan lepas pantai, perusahaan mengoperasikan armada kapal keruk
untuk operasi produksi di daerah lepas pantai (off shore). Armada kapal keruk
mempunyai kapasitas mangkok (bucket) mulai dari ukuran 7 cuft sampai dengan
24 cuft. Kapal keruk dapat beroperasi mulai dari kedalaman 15 meter sampai 50
meter di bawah permukaan laut dan mampu menggali lebih dari 3,5 juta m3
material setiap bulan. Setiap kapal keruk dioperasikan oleh karyawan yang
berjumlah lebih dari 100 karyawan yang waktu bekerjanya terbagi atas 3
kelompok (shift) dalam 24 jam sepanjang tahun.

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung


Jl. Taman Sari No. 1022 - 4203368 (hunting)
PROPOSAL TUGAS AKHIR 201
PT Timah (Persero) Tbk
6

Sumber: Dok. Kerja Praktik


Foto 5.3
Kapal Isap
Hasil produksi bijih timah dari kapal keruk diproses di instalasi pencucian
untuk mendapatkan kadar minimal 30% Sn dan diangkut dengan kapal tongkang
untuk dibawa ke Pusat Pengolahan Bijih Timah (PPBT) untuk dipisahkan dari
mineral ikutan lainnya selain bijih timah dan ditingkatkan kadarnya hingga
mencapai persyaratan peleburan yaitu minimal 70-72% Sn.
b. Penambangan Timah Darat-Gravel Pump
Penambangan darat dilakukan di wilayah daratan pulau Bangka Belitung,
tentunya sistem operasional yang digunakan tidaklah sama seperti pada wilayah
lepas pantai. Proses penambangan timah alluvial menggunakan pompa semprot
(gravel pump).

Sumber: Dok. Kerja Praktik


Foto 5.4
Penambangan Darat
Setiap kontraktor atau mitra usaha melakukan kegiatan penambangan
berdasarkan perencanaan yang diberikan oleh perusahaan dengan memberikan
peta cadangan yang telah dilakukan pemboran untuk mengetahui kekayaan dari

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung


Jl. Taman Sari No. 1022 - 4203368 (hunting)
PROPOSAL TUGAS AKHIR 201
PT Timah (Persero) Tbk
6
cadangan tersebut dan mengarahkan agar sesuai dengan pedoman atau
prosedur pengelolaan lingkungan hidup dan keselamatan kerja di lapangan.
Hasil produksi dari mitra usaha dibeli oleh perusahaan sesuai harga yang telah
disepakati dalam Surat Perjanjian Kerja Sama (SPKS).
Pada daerah tertentu, penambangan timah darat menghasilkan wilayah
sungai besar yang disebut dengan kolong/danau. Kolong/danau itulah
merupakan inti utama cara kerja penambangan darat, karena pola kerja
penambangan darat sangat tergantung pada pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya air dalam jumlah besar. Sehingga bila kita lihat dari udara,
penambangan timah darat selalu menimbulkan genangan air dalam jumlah besar
seperti danau dan tampak berlobang-lobang besar.
Produksi penambangan darat yang berada di wilayah Kuasa
Pertambangan (KP) perusahaan dilaksanakan oleh kontraktor swasta yang
merupakan mitra usaha di bawah kendali perusahaan. Hampir 80% dari total
produksi perusahaan berasal dari penambangan di darat mulai dari Tambang
Skala Kecil berkapasitas 20 m3/jam sampai dengan Tambang Besar berkapasitas
100 m3/jam. Produksi penambangan timah menghasilkan bijih pasir timah
dengan kadar tertentu.

5.4 Proses Pengolahan Timah


Proses pengolahan timah ini bertujuan sesuai dengan namanya yaitu
meningkatkan kadar kandungan timah dimana bijih timah diambil dari dalam laut
atau lepas pantai dengan penambangan atau pengerukan setelah itu dilakukan
pembilasan dengan air atau washing dan kemudian diisap dengan pompa. Bijih
timah hasil dari pengerukan biasanya mengandung 20-30% timah. Setelah
dilakukan proses pengolahan mineral maka kadar kandungan timah menjadi
lebih dari 70%, sedangkan bijih timah hasil penambangan darat biasanya
mengandung kadar timah yang sudah cukup tinggi >60%.
5.4.1 Washing atau Pencucian
Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam ore
bin yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan pencucian 15 ton
bijh per jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan menggunakan air tekanan
dan debit yang sesuai dengan umpan.

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung


Jl. Taman Sari No. 1022 - 4203368 (hunting)
PROPOSAL TUGAS AKHIR 201
PT Timah (Persero) Tbk
6
5.4.2 Pemisahan Berdasarkan Berat Jenis
Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut Jig Harz. Bijih
timah yang mempunyai berat jenis lebih berat akan mengalir ke bawah yang
berarti kadar timah yang diinginkan sudah tinggi sedangkan sisanya, yang
berkadar rendah yang juga berarti mengandung pengotor atau gangue lainnya
seperti kuarsa, zircon, rutile, siderit dan sebagainya akan ditampung dan
dialirkan ke dalam trapezium Jig Yuba.
5.4.3 Pengolahan Tailing
Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai yang
mungkin masih tersisa di dalam tailing atau buangan. Prosesnya adalah dengan
gaya sentrifugal. Namun saat ini proses tersebut sudah tidak lagi digunakan
karena tidak efisien karena kapasitas dari alat pengolah ini adalah 60 kg/jam.
5.4.4 Proses Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan di dalam rotary dryer. Prinsip kerjanya
adalah dengan memanaskan pipa besi yang ada di tengah-tengah rotary dryer
dengan cara mengalirkan api yang didapat dari pembakaran dengan
menggunakan solar.
5.4.5 Klasifikasi
Bijih-bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses-proses
pemisahan/klasifikasi lanjutan yakni: klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan
screening, klasifikasi berdasarkan sifat konduktivitasnya dengan high tension
separator, klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan magnetic
separator, klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti
shaking table, air table dan multi gravity separator (untuk pengolahan
terak/tailing).
5.4.6 Pemisahan Mineral Ikutan
Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value yang
terbilang tinggi seperti zircon dan thorium (unsur radioaktif) akan diambil dengan
mengolah kembali bijih timah hasil proses awal pada Amang Plant. Mula-mula
bijih diayak dengan vibrator listrik berkecepatan tinggi dan disaring/screening
sehingga akan terpisah antara mineral halus berupa cassiterite dan mineral
kasar yang merupakan ikutan. Mineral ikutan tersebut kemudian diolah pada air
table sehingga menjadi konsentrat yang selanjutnya dilakukan proses smelting,

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung


Jl. Taman Sari No. 1022 - 4203368 (hunting)
PROPOSAL TUGAS AKHIR 201
PT Timah (Persero) Tbk
6
sedangkan tailingnya dibuang ke tempat penampungan. Mineral-mineral tersebut
lalu dipisahkan dengan high tension separator, yakni:
- pemisahan berdasarkan sifat konduktor.
- nonkonduktornya atau sifat konduktivitasnya.
Mineral konduktor antara lain: cassiterite dan ilmenite. Mineral
nonkonduktor antara lain: thorium, zircon dan xenotime. Lalu masing-masing
dipisahkan kembali berdasarkan kemagnetannya dengan magnetic separation
sehingga dihasilkan secara terpisah, thorium dan zircon.

5.5 Kegunaan Timah


Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak
dipergunakan untuk solder (52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar
kimia (13%), kuningan & perunggu (5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai
macam aplikasi lain (11%).
Akibat dari petumbuhan permintaan, kegunaan baru dari timah
ditemukan. Masalah lingkungan, keselamatan dan kesehatan mempengaruhi
kegunaan timah. Hasil dari riset yang sedang dilakukan di Internatioanal Tin
Research Institude Ltd., lembaga yang dibiayai industri, banyak pasar baru untuk
timah sedang dikembangkan.
5.5.1 Timah dalam kimia
Industri kimia adalah konsumen timah yang paling cepat berkembang.
Permintaan sangat kuat untuk peralatan rumah tangga dan cat industri, pada
plastik dan lapisan tanpa belerang yang digunakan industri teknik (tembaga,
perunggu dan fosfor perunggu diantara yang lainnya). Contoh aplikasi komersil
adalah pelapisan timah pada kawat dan kabel tembaga dan pembuatan bentuk-
bentuk timah tempa.

VI. JADWAL PELAKSANAAN


Tugas Akhir ini diharapkan berlangsung mulai bulan April 2016 dengan
waktu pengerjaan disesuaikan pada kebijakan PT Timah (Persero) Tbk.
Tabel 6.1

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung


Jl. Taman Sari No. 1022 - 4203368 (hunting)
PROPOSAL TUGAS AKHIR 201
PT Timah (Persero) Tbk
6
Perincian Jadwal Rencana Tugas Akhir
April Mei
JENIS KEGIATAN Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4
Penetapan Pembimbing
Studi Pendahuluan
Studi Lapangan
Pengolahan Data
Pembuatan Laporan
Lain-lain

Ket : : Kegiatan tidak dilakukan


: Kegiatan dilakukan
VII. PESERTA TUGAS AKHIR
Adapun data peserta kegiatan Tugas Akhir di PT Timah (Persero) Tbk ini
adalah sebagai berikut:

Nama : Nur Muhamad


NPM : 100.701.11.105
Jurusan : Teknik Pertambangan
Universitas : Universitas Islam Bandung (UNISBA)

VIII. PERMOHONAN PENYEDIAAN FASILITAS


Untuk menunjang terlaksananya kegiatan tersebut di atas, saya
mengharapkan sekiranya dari pihak perusahaan dapat menyediakan fasilitas
berupa:
1. Konsumsi serta penginapan untuk 1 orang selama kegiatan berlangsung.
2. Penyediaan alat-alat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) selama
kegiatan Tugas Akhir berlangsung (bila diperlukan).
3. Penyediaan transportasi dari Bandung – Lokasi di PT Timah (Persero)
Tbk – Bandung.
4. Peralatan dan perlengkapan penunjang kegiatan.

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung


Jl. Taman Sari No. 1022 - 4203368 (hunting)
PROPOSAL TUGAS AKHIR 201
PT Timah (Persero) Tbk
6
IX. PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan Tugas
Akhir. Judul pada Tugas Akhir ini dapat berubah dan dapat disesuaikan bila telah
diterima oleh PT Timah (Persero) Tbk. Besar harapan saya akan bantuan
segenap pimpinan dan karyawan di PT Timah (Persero) Tbk, demi kelancaran
serta suksesnya pelaksanaan Tugas Akhir yang akan saya laksanakan.

X. DAFTAR PUSTAKA
Hafid, M.D. 2007, “Pedoman Teknis Penambangan Timah Alluvial Di Darat”.
PT Tambang Timah. Bangka Belitung.
Howard L. Hartman, “Intorductory Mining Engineering”, The University of
Alabama Tuscaloosa, Alabama, A. Wiley-Interscience Publications, John
Wiley Sons, 1987.
John M. Guilbert and Charles F. Park Jr.1986, “Ore Deposit”.
P. Franco. 2009, “Hydrothermal Processes and Mineral System”. Geological
Survey of Western Australia, Perth, WA, Australia.
Sutedjo Sujiyno, 1996, “Sejarah Timah Indonesia”, PT Gramedia Pustaka
Utama, Edisi Cetakan Pertama.

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung


Jl. Taman Sari No. 1022 - 4203368 (hunting)

Anda mungkin juga menyukai