Lantai Dasar Samudera PDF
Lantai Dasar Samudera PDF
Bila kita melihat potret bumi kita yang diambil dari satelit, maka planet bumi
didominasi oleh lautan. Akan tetapi jika dilihat pada permukaan bumi di bawah permukaan
air laut tersebut menunjukkan bentuk topografi yang sangat bervariasi. Permukaan bumi
tersebut akan menunjukkan rangkaian pegunungan yang tinggi, lembah yang dalam, dan juga
dataran yang rata.
Ahli oseanografi (oseanografer) yang mempelajari topografi dasar lautan
membaginya menjadi tiga bagian besar yaitu: tepi benua (continental margin), lantai dasar
samudera (ocean basin floor) dan pematang tengah samudera (mid ocean ridges).
Pembagian tersebut dapat dilihat pada gambar 1 (a) dan (b), yang menggambarkan
perbandingan dari bagian-bagian tersebut pada Samudera Atlantik.
Tepi benua dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu tepi benua yang pasif (passive
continental margin) dan tepi benua yang aktif (active continental margin). Tepi benua pasif
dicirikan oleh pertemuan kedua lempeng yang tenang dan merupakan kawasan yang relatif
stabil. Sedangkan tepi benua yang aktif dicirikan oleh adanya penunjaman kerak samudera ke
bawah kerak benua (zona subduksi).
Paparan benua merupakan paparan dengan kemiringan lereng yang landai mulai dari
garis pantai ke arah laut dalam. Paparan benua mempunyai ukuran lebar yang sangat
bervariasi tergantung dari tipe tepi benuanya. Pada tepi benua yang pasif, rata-rata paparan
benua ini mempunyai lebar sampai 80 km dengan kedalaman mencapai sekitar 130 meter
sampai 200 meter pada bagian paling tepi. Tetapi ada juga paparan benua yang lebarnya
mencapai 1500 km. Sedangkan pada tepi benua yang aktif paparan benua mempunyai lebar
yang relatif sempit. Kemiringan lereng rata-rata dari paparan benua hanya 2 meter per
kilometer. Kemiringan ini sangat landai sehingga terlihat seperti suatu permukaan yang datar.
Gambar 3. Pemekaran Lantai Dasar Samudera
Palung-Laut Dalam
Palung-laut dalam merupakan alur atau parit yang panjang dan relatif sempit yang
menggambarkan bagian terdalam dari lautan. Beberapa diantaranya di bagian barat Samudera
Pasifik, palung laut ini mempunyai kedalaman lebih dari 10.000 meter di bawah muka air
laut. Pada tempat ini terjadi penunjaman lempeng-lempeng kerak bumi ke dalam mantel
bumi sehingga terjadi penghancuran dari kerak tersebut.
Pada laut yang terbuka, palung laut membentuk alur yang sejajar dengan deretan
pulau-pulau gunung api (volcanic island arcs). Sedangkan deretan gunung api kemungkinan
dijumpai sejajar dengan palung laut yang berdekatan dengan daratan. Aktivitas gunung api
ini terjadi karena kerak bumi yang menunjam ke dalam mantel bumi mengalami
penghancuran dan mencairan yang membentuk magma kembali.
Dataran Abisal (Abyssal Plains)
Dataran abisal merupakan kenampakan topografi yang sangat datar, dan kemungkinan
kawasan ini merupakan tempat yang paling datar pada permukaan bumi. Topografi yang
datar ini kadang-kadang di selingi dengan puncak-puncak gunung bawah laut yang tertimbun.
Dataran abisal tersusun oleh akumulasi sedimen yang sangat tebal. Kenampakan sedimen
pada daerah ini menunjukkan bahwa dataran ini dibentuk oleh endapan sedimen yang telah
mengalami pengangkutan sangat jauh oleh arus turbid. Endapan turbid ini berselingan dengan
material sedimen yang berukuran lempung yang terus menerus terendapkan pada tempat ini.
Dataran abisal dijumpai sebagai bagian dari dasar samudera pada semua lautan. Dataran
ini akan lebih luas apabila tidak dijumpai palung laut yang berdekatan dengan daratan.
Samudera Atlantik memiliki dataran abisal yang lebih luas daripada samudera Pacifik karena
samudera Atlantik mempunyai palung laut jauh lebih sedikit dibandingkan yang dijumpai
pada samudera Pasifik.
Karena sedimen yang berbutir halus tersuspensi dalam air dalam waktu yang relatif
lama, maka tidak tertutup kemungkinan terjadi reaksi pada sedimen tersebut. Oleh sebab itu
endapan sedimen pada laut dalam sering atau coklat. Warna tersebut dihasilkan karena reaksi
antara unsur besi yang terdapat di dalam partikel atau di dalam air bereaksi dengan oksigen
yang terlarut dalam air dan menghasilkan oksida besi (karat).
Sedimen biogenous terdiri dari cangkang atau rangka dari organisme laut. Rombakan
ini dihasilkan dari mikro organisme yang hidup dekat atau pada permukan air. Rombakan
cangkang dan rangka organisme ini secara terus menerus akan jatuh ke dasar laut. Sedimen
biogenous yang sangat umum adalah calcareous ooze yang tersusun oleh CaCO3. Sedimen
ini dibentuk oleh organisme yang hidup permukaan air laut yang hangat. Calcareous ooze
tidak terbentuk pada lingkungan laut yang sangat dalam. Ketika cangkang dari organisme
tersebut yang disusun oleh calcareous carbonate perlahan jatuh ke dasar laut dengan air yang
dingin, material tersebut akan larut dalam air. Hal ini disebabkan karena air yang dingin
banyak mengandung karbon dioksida sehingga lebih asam daripada air hangat. Pada laut
yang dalamnya lebih dari 4500 meter, cangkang organisme yang disusun oleh kalkareous
akan larut sebelum mencapai dasar laut.
Contoh lain dari sedimen biogenous adalah sedimen siliceous ooze (SiO2) dan
sedimen yang kaya posfat. Sedimen siliceous ooze terutama disusun oleh rangka diatomea
(algae) dan radiolaria (binatang). Sedimen yang disusun oleh radiolaria disebut radiolarit.
Sedangkan sedimen yang kaya posfat dibentuk oleh rombakan tulang, gigi, dan bagian keras
lainnya dari ikan dan binatang laut lainnya.
Sedimen hidrogenous terdiri dari mineral hasil kristalisasi langsung dari air laut.
Contohnya batugamping yang dibentuk dari kristalisasi air yang banyak mengandung calcium
carbonate (CaCO3). Meskipun kebanyakan batugamping disusun oleh sedimen biogenous.
Salah satu contoh yang bagus dari sedimen hidrogenous adalah nodul mangan. Nodul
mangan merupakan sedimen dasar laut yang cukup penting dan mempunyai nilai ekonomis.
Nodul mangan merupakan material sedimen yang bentuknya membundar berwarna coklat
kehitaman dan disusun oleh campuran mineral-mineral yang terbentuk dengan sangat lambat
di dasar laut. Tingkat pembentukannya merupakan salah satu reaksi kimia yang paling
perlahan. Dengan analisa radioaktif, diketahui tingkat pertumbuhan nodul adalah 0.002
sampai 0,2 milimeter per 1000 tahun.
Meskipun nodul mangan mengandung lebih dari 20%, ketertarikan pada endapan ini
disebabkan karena banyaknya unsur logam lain yang lebih bernilai ekonomis. Selain mangan,
nodul mangan dapat juga mengandung besi, tembaga, nikel dan kobalt dalam jumlah yang
signifikan. Meskipun banyak kawasan yang mengandung nodul, tetapi tidak potensial untuk
dieksploitasi. Kemungkinan penambangan dapat dilakukan apabila suatu wilayah
mengandung deposit yang melimpah sekitar lebih dari 5 kilogram per m2, dan mengandung
kobalt, tembaga dan nikel. Selain itu karena deposit nodul berada di dasar laut dalam maka
diperlukan teknologi tinggi dan biaya yang sangat besar. Hal ini menyebabkan banyak
deposit nodul mangan yang belum diekspoitasi.
Gambar 8. Tipe-tipe sedimen dasar laut